DJAJA SUPARMAN
ZUL FAHMI BAHARUDDIN
HERAWATI
NUR FITRIATI.K
WILDANUNG SAHIB
RINA AMELIA
AGUSTINA MARIANTI
Teknologi merupakan hasil olah pikir manusia untuk mengembangkan tata cara atau
sistem tertentu dan menggunakannya untuk menyelesaikan persoalan dalam hidupnya.
Sebagai contoh, seorang anak yang berada jauh dari orang tuanya dapat menyampaikan pesan
rindunya dengan cara mengirimkan pesan lewat surat, SMS, telegram, telepon, atau mengirim
email lewat internet. Jadi, anak tadi sebenarnya sudah menggunakan teknologi dalam
informasi dan komunikasi.
Adanya pembelajaran jarak jauh memaksa peserta didik, guru, dan orang tua harus
memanfaatkan internet secara maksimal. Hal yang menyebabkan munculnya tren teknologi
digital seperti learning manajemen system (LMS) Seperti google classroom, platfrom
pertemuan online zoom dan google meet, platfrom pembuatan desaingrafis seperti canva,dan
juga aplikasi media sosisal seperti whattsaap,telegram, dan lainnya.
Generation post Z atau lebih dikenal dengan generasi alpha adalah generasi paling
mudayang hidup saat ini. Nama generasi ini di berikan pada anak-anak yang lahir pada tahun
2010 hingga 2025 mendatang. Biasanya generation Alpha adalah anak-anak dari para
millenials.Karakteristik peserta didik generasi post gen Z ialah paham teknologi dari dini,
mudah belajar dan mengakses informasi yang ada di seluruh dunia, belajar dengan era
mereka sendiri,interaksi sosial lebih banyak di medsos, lebih egois,tata krama kurang,
berjiwa bebas,mental yangfluktuatif, individualistik,aktif. Jenis media yang cocok untuk post
gen Z ialah media pembelajaran yang di manfaatkan teknologi didalamnya. Media yang di
gunakan harus menarik secara visual dan dapat menjadi sumber belajar menyenangkan dan
menarik bagi mereka. Media tersebut tidak boleh kalah saingdengan konten yang biasa
mereka tonton. Media yang di gunakan harus terpersonalisasi, hal inidisadarkan pada
personality mereka yang individualistis dan suka belajar sendiri.Metode pembelajaran yang
di gunakan yang paling cocok ialah metode pengajaran yang mengandalkan visual, karena
setiap harinya mereka terbiasa menatap gadget dengan waktu yang cukup lama.
a. Crititical Thinking
Critical thinking adalah salah satu kecakapan yang diharapkan terbentuk pada diri
peserta didik. Pada tingkat Sekolah Menengah Atas, peserta didik diharapkan
memiliki kecakapan critical thinking melalui pendekatan ilmiah sebagai
pengembangan diri yang dipelajari di satuan pendidikan. Critical thinking menurut
Beyer (Kemendikbud, 2017: 6) adalah: (1) mengukur kualitas dari suatu sumber, (2)
mampu menentukan antara yang relevan dan yang tidak relevan, (3) membedakan
fakta dari penilaian, (4) mengidentifikasi dan mengevaluasi pendapat yang tidak
terucapkan, (5) mengidentifikasi kesalahan atau bias yang ada, (6) mengidentifikasi
sudut pandang, dan (7) mengevaluasi bukti yang didapatkan untuk mendukung
pendapat.
b. Communication
Keterampilan komunikasi sangat diperlukan untuk mencapai keberhasilan dalam
belajar. Dengan keterampilan komunikasi, peserta didik akan mudah
mengkomunikasikan berbagai hal yang menyangkut materi pembelajaran, baik secara
lisan maupun tulisan. Selama proses pembelajaran berlangsung, peserta didik dilatih
dan diberdayakan keterampilan komunikasinya agar membentuk luaran dengan
kompetensi yang baik.
c. Collaboration
Keterampilan kolaborasi adalah kecakapan yang harus dimiliki oleh pesertadidik
untuk dapat bekerja sama dan bertoleransi secara efektif dengan anggota tim, serta
melatih kecakapan dalam pengambilan keputusan untuk mencapai kesepakatan
bersama. Keterampilan kolaborasi bagi peserta didik merupakan suatu rancangan
untuk mengembangkan kerjasama kelompok dalam proses pembelajaran yang
nantinya akan dijadikan sebagai acuan dalam berkompetisi (Firman, dkk, 2023).
d. Creativity
kreativitas belajar adalah kemampuan untuk menemukan cara-cara baru bagi
pemecahan problema-problema dengan mengolaborasikan gagasan-gagasan dengan
mempergunakan daya khayal, fantasi tau imajinasi serta mampu menguji kebenaran
akan gagasan tersebut.
2. Teknologi, media dan metode pembelajaran yang tepat untuk diterapkan pada
karakteristik peserta didik post gen z?
"Post-Gen Z" mengacu pada generasi yang lahir setelah Generasi Z, yang juga dikenal
sebagai "Gen Z" atau "iGen". Generasi Z umumnya mencakup individu yang lahir antara
pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, tetapi tidak ada konsensus pasti tentang tanggal
akhirnya. Jadi, "post-Gen Z" akan merujuk pada generasi yang lahir setelah periode tersebut.
Karakteristik dan pengalaman hidup generasi "post-Gen Z" dapat dipengaruhi oleh
perkembangan teknologi yang lebih lanjut, perubahan sosial, politik, dan budaya yang terjadi
setelah Generasi Z. Namun, karena belum ada kesepakatan tentang terminologi resminya,
istilah ini dapat bervariasi dalam penggunaannya tergantung pada konteksnya. Beberapa
teknologi, media, dan metode pembelajaran yang tepat untuk diterapkan pada karakteristik
mereka termasuk:
Adapun karakteristik yang harus di miliki siswa abad 21 adalah Berpikir kritis, memiliki
kemauan dan kemampuan pemecahan masalah dankomunikasi,kreatif,kolaboratif dan
inovatif, Memilki kemauan dan kemampuan literasi digital , media baru dan ICT, Berinisiatif
yang fleksibel dan adaptif