Anda di halaman 1dari 7

1

Pemanfaatan Fungsi TIK


Pembelajaran oleh Guru

SUMBER BELAJAR DIGITAL

Smber belajar dan Media pembelajaran merupakan salah satu komponen yang
perlu ada di dalam rencana pembelajaran, Pertimbangan apa saja yang Sahabat
gunakan sebagai konsep untuk memilih media pembelajaran? Berikut sejumlah
pertimbangan dalam memilih media pembelajaran yang tepat dengan
menggunakan akronim kata ACTION, yaitu: Access, Cost, Technology, Interactivity,
Organization, dan Novelty.

Access Apakah media yang kita perlukan itu tersedia, mudah, dan dapat dimanfaatkan
oleh peserta didik? Akses juga menyangkut aspek kebijakan misalnya apakah
peserta didik diizinkan untuk menggunakannya?

Cost Mahalnya media pembelajaran misalnya multimedia harus kita hitung dengan
aspek manfaatnya. Semakin banyak yang menggunakan, maka unit cost dari
sebuah media akan semakin menurun.

Technology Perlu kita perhatikan apakah teknologi dari suatu media tersedia dan mudah
mengoperasikannya.

Interactivity Media yang baik adalah yang dapat memunculkan komunikasi dua arah
(interaktivitas).

Organization Misalnya, apakah pimpinan sekolah atau lembaganya mendukung? Bagaimana


pengorganisasiannya? Apakah di sekolah tersedia pusat sumber belajar?

Novelty
Media yang lebih terkini biasanya lebih baik dan lebih menarik bagi siswa.

Sumber belajar dan media pembelajaran memiliki berbagai macam keragaman,


sehingga guru perlu mengidentifikasi dan memanfaatkan sumber belajar yang ada
baik yang telah dirancang (by design) maupun yang tinggal memanfaatkan saja (by
utilization). Klasifikasi sumber belajar terdiri dari: Pesan, Alat/Teknologi, Orang, Bahan,
Teknik/Metode, Lingkungan/Latar.

Sumber belajar tidak hanya terbatas berbentuk alat dan media pembelajaran saja.
Lingkungan fisik dan lingkungan sosial pun dapat dimanfaatkan menjadi sumber
belajar selama dikondisikan dengan baik oleh guru untuk keperluan pembelajaran.
Potensi-potensi yang tersebar di sekolah dan masyarakat harus menjadi perhatian
guru untuk diorganisasi dengan baik sehingga memberi dampak optimal pada
keberhasilan belajar peserta didik. Pemanfaatan beragam sumber belajar

PUSDATIN KEMENDIKBUD
2

merupakan upaya kreatif guru menghadapi perkembangan teknologi dan


perubahan kurikulum dalam proses pendidikan.

Selain memperhatikan karakteristik peserta didik, guru juga harus mengetahui


karakteristik sumber belajar itu sendiri, sehingga sumber belajar yang dimanfaatkan
memang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan belajar. Sumber belajar yang
dikembangkan harus memiliki fungsi sebagai berikut: 1) total teaching, 2) major
resources, dan 3) suplemen view. Dan pemanfaatan sumber belajar dalam proses
belajar perlu diatur dengan baik mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan,
hingga evaluasi keberhasilannya.

Dari sisi pemanfaatannya di dalam pembelajaran, sumber belajar dibagi ke dalam


dua jenis yaitu sumber belajar yang dirancang (by design) dan sumber belajar yang
dimanfaatkan (by utilization). Perbedaannya adalah sumber belajar by design
merupakan sumber belajar yang sengaja dirancang dan dibuat untuk kepeluan
pembelajaran, misalnya buku pelajaran atau cd multimedia interaktif. Sedangkan
sumber belajar by utilization adalah sumber belajar yang ada dan dapat diatur
sedemikian rupa sehingga menjadi sumber untuk belajar, contohnya narasumber
atau pasar yang menjadi tempat mencari informasi pembelajaran tertentu. Teknik
pemanfaatan ini berlaku juga untuk media pembelajaran digital.

Untuk lebih memahami makna teknologi digital, silakan pelajari sebuah modul daring
dari salah satu fitur di Rumah Belajar. Modul daring ini dapat Sahabat unduh apabila
diperlukan versi luringnya (offline). Tautannya dapat Sahabat sebagai berikut:

https://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id/sumber
belajar/tampil/TEKNOLOGI-DIGITAL-2016/menu3.html

Media pembelajaran dengan teknologi digital tidak dapat dipungkiri sebagai media
yang canggih atau memenuhi kebaruan (novelty) yang biasanya akrab dengan
peserta didik. Anak-anak yang menjadi peserta didik kita merupakan generasi yang
terbiasa dengan dengan teknologi digital (digital native). Hal ini merupakan sesuatu
yang wajar karena setiap generasi memiliki karakteristik tersendiri sesuai zamannya.
Dengan memperhatikan gambar berikut, Sahabat dan peserta didik berada di
generasi yang mana?

Perbedaan antar generasi sebagai suatu hal yang wajar, dan tidak untuk
dipermasalahkan. Hadirnya teknologi dapat dimanfaatkan untuk meminimalisir
kesenjangan antar generasi. Sekarang ini, computer dan teknologi digital sudah
PUSDATIN KEMENDIKBUD
3

bukan lagi barang asing yang dianggap rumit dan sangat canggih. Komputer
menjadi bagian keseharian warga abad 21. Terutama apabila kita mencermati
perilaku generasi millennial atau generasi Y yakni mereka yang lahir antara tahun
1980-1994 dan generasi Z yang lahir antara tahun 1995-2010 (sumber: kompas.com).
Dua generasi tersebut menjadi pengguna mayoritas komputer (dan internet) saat ini.
Selain terampil menggunakan komputer dan gawai mereka pun piawai dalam
mengembangkan beragam sistem informasi sesuai dengan kebutuhan zaman.

Ada banyak manfaat yang diberikan media digital


dalam konteks pendidikan. Pertama, Ini dapat
meningkatkan keterlibatan siswa. Tidak seperti
media lainnya, ketika seseorang mengerjakan
tugas digital, siswa dapat bertindak sebagai
produser. Selain itu, ini membantu siswa bekerja
melalui konsep yang sulit. Instruksi digital membantu
menunjukkan topik-topik sulit yang seringkali sulit dipahami. Selain itu, penggunaan
media digital dalam pendidikan membantu mempromosikan kesadaran kritis.
Terakhir, media digital juga membantu mendorong kesetaraan. Ketika siswa
menggunakan teknologi digital dalam suatu kursus, semua siswa di kelas memiliki
kesempatan untuk mengasah keterampilan digital tersebut.

Tren teknologi digital dalam pendidikan yang kini mempengaruhi pembelajaran


siswa menurut Forbes adalah:

• Augmented Reality / Virtual Reality / Mixed Reality

• Redesigned Learning Spaces (Smartboards)

• Kecerdasan Buatan

• Personalisasi Belajar

• Gamifikasi

Apakah kelima hal di atas terdengar asing bagi Sahabat Rumah Belajar?
Jawabannya mungkin beragam. Tidak perlu khawatir dan merasa bahwa Sahabat
merasa ketinggalan zaman. Apabila kita tidak berprofesi di bidang teknologi maka
suatu hal wajar kalau tidak ahli dalam perkembangan teknologi. Namun dengan
profesi sebagai pendidik, memiliki keterampilan memanfaatkan teknologi untuk
meningkatkan proses dan hasil belajar adalah suatu keharusan.

MEDIA SOSIAL UNTUK PEMBELAJARAN

Sahabat tentu sudah tidak asing dengan penggunaan media sosial yang ada
banyak jenisnya sekarang ini. Sudahkah Sahabat mengoptimalkan pemanfaatan
media sosial untuk pembelajaran dan peserta didik? Berikut contoh pemanfaatan
media sosial yang disarikan dari modul yang ditulis oleh Atiko dan Yane Hendarrita
(2020).

Sebelum lebih jauh, kenali dulu karakteristik media sosial yang dapat kita akses.
Secara umum karakteristik dari sosial media sebagai berikut:

PUSDATIN KEMENDIKBUD
4

Kualitas:
Distribusi pesan melalui media sosial memiliki berbagai variasi yang tinggi, mulai dari
kualitas yang sangat rendah hingga kualitas yang sangat tinggi tergantung pada
konten.

Jangkauan
teknologi media sosial bersifat desentralisasi, tidak berifat hierarki

Frekuensi
jumlah waktu yang digunakan oleh pengguna untuk mengakses media sosial tiap
harinya

Aksesibilitas
kemudahan media sosial untuk diakses oleh pengguna

Interaktifitas
kemampuan individu untuk mengontrol informasi dan berpartisipasi secara aktif
dalam komunikasi bermedia komputer.

Segera
waktu yang dibutuhkan pengguna media sosial untuk berkomunikasi dengan orang
lain secara instan

Tidak permanen
pesan dalam media sosial dapat disunting sesuai dengan kebutuhan.

Identity
pengaturan identitas para pengguna dalam sebuah media sosial menyangkut
nama, usia, jenis kelamin, profesi, lokasi serta foto.

Conversation
pengaturan identitas para pengguna dalam sebuah media sosial menyangkut
nama, usia, jenis kelamin, profesi, lokasi serta foto

Relationship
para pengguna terhubung atau terkait dengan pengguna lainnya.

Sharing
pertukaran, pembagian, serta penerimaan konten berupa teks, gambar, atau video
yang dilakukan oleh para pengguna.

Presence
menggambarkan apakah para pengguna dapat mengakses pengguna lainnya.

Reputation
pengguna dapat mengidentifikasi orang lain serta dirinya sendiri.

Group
pengguna dapat membentuk komunitas dan sub-komunitas yang memiliki latar
belakang, minat, atau demografi.

- Kietzmann, Hermkens, McCarthy & Silvestre (2011) -

PUSDATIN KEMENDIKBUD
5

Seperti kita tahu, sosial media telah memengaruhi cara hidup, bekerja, dan sekarang
cara kita belajar. Saat ini telah banyak guru menggunakan media sosial ke dalam
ruang kelas mereka untuk melibatkan siswa dan mendukung perkembangan
pendidikan mereka, baik secara online maupun secara langsung.

Lingkungan kolaboratif dan forum terbuka yang didorong oleh sosial media, dapat
mempercepat pengembangan proses kreatif, berpikir kritis, dan komunikasi siswa.
Sosial media mendorong pembelajaran mandiri, yang mempersiapkan siswa untuk
mencari jawaban dan membuat keputusan secara mandiri. Ketika diperkuat di ruang
kelas, keterampilan dalam bersosial media ini dapat dipandu dan disempurnakan
untuk menghasilkan hasil pembelajaran dan kesadaran kritis yang lebih baik. Sosial
Media juga memungkinkan siswa memiliki kebebasan untuk terhubung dan
berkolaborasi di luar kelas fisik, artinya siswa di mana saja dapat mulai merasakan
dunia yang terhubung secara global sejak lama.

Pembelajaran melalui social media merupakan pembelajaran aktif, siswa dapat


berpartisipasi secara langsung dalam pembelajaran mereka sendiri dan secara aktif
menyerap informasi yang tersedia. Sosial media menyajikan informasi yang lebih
menyenangkan melalui berbagi postingan, komentar dan informasi dengan siswa
lain. Beberapa aktifitas pembelajaran yang dapat didukung melalui sosial media
antara lain:

• peer based learning


• pembelajaran secara kolaborasi (facebook, blog, fanpage)
• pengembangan kreativitas (Instagram, pinterest, blog)
• pembelajaran berdasarkan minat (interest based network : goodread,
pinterest)
• pembelajaran melalui komunitas (melalui berbagai macam komunitas yang
ada di jejaring sosial)

sumber: https://youtu.be/QkO-rKVjt3I

PUSDATIN KEMENDIKBUD
6

Nah, Sahabat dari tayangan video diatas kita jadi tahu banyak hal yang dapat
dimanfaatkan dari social media untuk kegiatan pembelajaran tidak hanya sekedar
like dan share atau komen ya.

Untuk mempelajari lebih lanjut, silakan pelajari modul ini:

https://drive.google.com/file/d/1v4zsP0rhr4_CbNmn1ZrNchKFhzNrHS2N/view?usp=sh
aring

PENINGKATAN KEPROFESIAN DAN KOMPET ENSI GURU

Meningkatkan kemampuan atau kompetensi merupakan suatu keharusan dan


bahkan hak guru. Peran guru sangat krusial dalam upaya peningkatan kualitas
pendidikan. Kesepakatan dunia dalam Incheon Declaration on Education 2030
(UNESCO, 2015) menyebutkan bahwa guru yang kompeten akan mendukung
pembangunan berkelanjutan tahun 2030. Peningkatan kualitas pendidikan tidak
hanya dengan meningkatkan sarana prasarananya, melainkan juga dengan
menetapkan kualifikasi guru sebagai tenaga pengajar. Pasal 8 Undang Undang No.
14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyatakan guru wajib memiliki kualifikasi
akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

“ensure that teachers and educators are empowered,


adequately recruited, well-trained, professionally qualified,
motivated and supported within well-resourced, efficient
and effectively governed systems” (Incheon Declaration
on Education 2030 (UNESCO, 2015))

Tondeur dkk (2007) menjelaskan bahwa TIK untuk pendidikan memerlukan kebijakan
yang sesuai dengan rasional ekonomi, sosial, edukasi, dan katalitik. Kompetensi TIK
yang terintegrasi kurikulum untuk mewujudkan masyarakat berbasis pengetahuan
harus mengacu pada empat rasional tersebut. Berikut ini kerangka kompetensi TIK
yang harus dikuasai semua SDM pendidikan dengan mengacu pada empat rasional:

PUSDATIN KEMENDIKBUD
7

Kerangka Kompetensi TIK yang Terintegrasi dengan Kurikulum

Kompetensi erat kaitannya dengan standar dan kinerja. Kompetensi TIK yang harus
dimiliki guru pun memiliki standar dan kerangka acuan, serta berjenjang (Wang,
2013). Kompetensi TIK guru dalam konteks reformasi pendidikan akan mempengaruhi
keyakinan, mode pembelajaran, serta meningkatkan efektivitas belajar mengajar
(Olsson, 2006; Shaffer and Thomas-Brown, 2015; Gonda, 2016). Kompetensi TIK pada
guru tidak berdiri sebagai kompetensi terpisah, melainkan integratif dengan
kompetensi lainnya.

Dengan perkembangan teknologi, TIK kini tidak hanya menjadi substansi materi yang
harus dipelajari. Fungsinya menjadi lebih luas termasuk sebagai sarana dalam
meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru. Dengan menggunakan TIK,
proses komunikasi serta peluang membuka jaringan komunitas pendidik dan
lingkungan akan lebih mudah dan efektif.

Ayo pelajari lebih lanjut mengapa TIK diperlukan dalam upaya peningkatan
kompetensi dan keprofesian guru abad 21? Silakan cari sumber-sumber informasi
yang relevan dengan kebutuhan Sahabat ya.

Selamat belajar!

PUSDATIN KEMENDIKBUD

Anda mungkin juga menyukai