SK Standar Pelayanan Lengkap Backup
SK Standar Pelayanan Lengkap Backup
TENTANG
Menimbang : a. bahwa dalam rangka untuk memberikan kepastian dan sebagai tolok ukur
penyelenggaraan pelayanan di rumah sakit sebagai penyelenggara
pelayanan publik perlu disusun Standar Pelayanan Rumah Sakit Umum
Daerah RA Kartini Kabupaten Jepara;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, perlu
ditetapkan Keputusan Direktur tentang Keputusan Direktur.
Mengingat : 1.
2. Undang – Undang 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
3. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 153);
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038)
5. Undang – Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
atas Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
6. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 15 Tahun 2014 tentang Pedoman Standar
Pelayanan;
7. Peraturan Daerah Kabupaten Jepara Nomor 14 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Jepara
(Lembaran Daerah Kabupaten Jepara Tahun 2016 Nomor 14,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Jepara Nomor 11);
8. Peraturan Bupati Jepara Nomor 58 Tahun 2010 tentang Penjabaran
Tugas dan Fungsi RSUD RA. Kartini Kabupaten Jepara (Berita
Daerah Kabupaten Jepara Tahun 2010 Nomor 360);
9. Keputusan Bupati Jepara Nomor 267 Tahun 2008 tentang Penetapan
RSU RA. Kartini sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
yang Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum Daerah (PPK-BLUD);
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
KESATU : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RA.
KARTINI KABUPATEN JEPARA TENTANG PERUBAHAN ATAS
PERATURAN DIREKTUR NOMOR 445/14.3 TENTANG
PENETAPAN STANDAR PELAYANAN RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH RA. KARTINI KABUPATEN JEPARA.
Ditetapkan di : Jepara
Pada Tanggal : 21 Januari 2019
I. GAMBARAN UMUM
Sesuai dengan UU nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit dinyatakan bahwa
Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna. Penyelenggaran pelayanan kesehatan di Rumah Sakit mempunyai karakteristik
dan organisasi yang sangat kompleks. Ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran yang
berkembang sangat pesat yang harus diikuti oleh tenaga kesehatan dalam rangka pemberian
pelayanan yang bermutu, membuat semakin kompleksnya permasalahan. Sakit. Rumah
Sakit sebagai salah satu instansi pelayan publik masih dihadapkan pada kondisi yang
belum sesuai dengan kebutuhan dan perubahan di berbagai bidang kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Hal tersebut bisa disebabkan oleh
ketidaksiapan untuk menanggapi terjadinya transformasi nilai yang berdimensi luas
serta dampak berbagai masalah pembangunan yang kompleks. Sementara itu,
tatanan baru masyarakat Indonesia dihadapkan pada harapan dan tantangan global
yang dipicu oleh kemajuan di bidang ilmu pengetahuan, informasi, komunik asi,
transportasi, investasi, dan perdagangan.
Rumah sakit sebagai institusi pelayanan publik maka sebagai jawabanya adalah untuk
dapat memberikan pelayanan kepada msyarakat dengan mutu atau kualitas yang baik,
sehinga keselamatan pasien khususnya atau masyarakat umumnya dapat terjamin. Salah
satu komponen dai mutu adalah adanya standar yang harus dilaksanakan oleh individu dan
atau bersama-sama oleh penyelenggaranya. Sesuai dengan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 15 tahun 2014 maka
standar pelayanan yang disusun dengan mengikutsertakan masyarakat dan pihak-pihak
terkait dengan tujuan untuk menyelaraskan kemampuan penyelenggara pelayanan dengan
kebutuhan dan kondisi lingkungan guna mengefektifkan penyelenggaraan pelayanan yang
berkualitas.
Rumah Sakit Umum Daerah RA. Kartini Kabupaten Jepara adalah salah satu
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Jepara
yang merupakan unsur penunjang penyelenggaraan pemerintah daerah di bidang
Pelayanan Kesehatan. Sebagai salah satu Organisasi Perangkat Daerah di
lingkungan Pemerintah Kabupaten Jepara yang menerapkan Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD). Selain itu, dibentuk untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan jasa layanan
kesehatan pada masyarakat yang tidak hanya mengutamakan keuntungan semata .
Dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.
KEADAAN
KUALIFIKASI PENDIDIKAN
Laki-laki Perempuan
TENAGA KESEHATAN
1. TENAGA MEDIS
1.1 Dokter Umum 10 13
1.2 Dokter PPDS - -
1.3 Dokter Spesialis Bedah 2 1
1.4 Dokter Spesialis Penyakit Dalam 2 2
1.5 Dokter Spesialis Kesehatan Anak 1 2
1.6 Dokter Spesialis Obsgyn 4 -
1.7 Dokter Spesialis Radiologi 1 1
1.8 Dokter Spesialis Onkologi Radiasi - -
1.9 Dokter Spesialis Kedokteran Nuklir - -
1.10 Dokter Spesialis Anesthesi 2 1
1.11 Dokter Spesialis Patologi Klinik 1 1
1.12 Dokter Spesialis Jiwa - 2
1.13 Dokter Spesialis Mata - 2
1.14 Dokter Spesialis THT - 3
1.15 Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin - 1
1.16 Dokter Spesialis Kardiologi 1 -
1.17 Dokter Spesialis Paru 2 -
1.18 Dokter Spesialis Saraf 2 -
1.19 Dokter Spesialis Bedah Saraf - -
1.20 Dokter Spesialis Bedah Orthopedi 1 -
1.21 Dokter Spesialis Urologi - -
1.22 Dokter Spesialis Patologi Anatomi - 1
1.23 Dokter Spesialis Forensik 1 -
1.24 Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik 1 -
1.25 Dokter Spesialis Bedah Plastik - -
1.26 Dokter Spesialis Ked. Olah Raga - -
1.27 Dokter Spesialis Mikrobiologi Klinik - -
1.28 Dokter Spesialis Parasitologi Klinik - -
1.29 Dokter Spesialis Parasitologi Klinik - -
1.30 Dokter Spesialis Gizi Medik - -
1.31 Dokter Spesialis Farma Klinik - -
1.32 Dokter Subspesialis Bedah Digestif 1 -
1.33 Dokter Subspesialis Onkologi - 1
1.34 Dokter Gigi - 2
1.35 Dokter Gigi Spesialis 1 -
KEADAAN
KUALIFIKASI PENDIDIKAN
Laki-laki Perempuan
1.36 Dokter/Dokter Gigi MHA/MARS - -
1.37 Dokter/Dokter Gigi S2/S3 Kes Masy - -
2. TENAGA KEPERAWATAN
2.1 S3 Keperawatan - -
2.2 S2 Keperawatan - -
2.3 S1 Keperawatan 6 18
2.4 S1 Profesi Ners 43 68
2.5 D4 Keperawatan 3 1
2.6 Perawat Vokasional / D3 Keperawatan 74 143
2.7 Perawat Spesialis - -
2.8 Pembantu Keperawatan - -
2.9 S3 Kebidanan - -
2.10 S2 Kebidanan - -
2.11 S1 Kebidanan / D4 Kebidanan 7
2.12 D3 Kebidanan - 60
3. TENAGA KESEHATAN LAIN
3.1 S3 Farmasi / Apoteker - -
3.2 S2 Farmasi / Apoteker - 1
3.3 D3 Farmasi 2 8
3.4 S1 Farmasi 1 3
3.5 S1 Profesi Apoteker 3 8
3.7 AKAFARMA
3.8 Analisa Farmasi - -
3.9 Asisten Apoteker / SMF 1 8
3.10 ST Lab Kimia Farmasi - -
3.11 D3 - Analis Farmasi dan Makanan - 1
4. TENAGA KESEHATAN LAIN
4.1 S3 - Kesehatan Masyarakat - -
4.2 S3 – Epidemiologi - -
4.3 S3 – Psikologi - -
4.4 S2 - Kesehatan Masyarakat - -
4.5 S2 – Kesehatan Lingkungan 1 -
4.6 S2 – Epidemiologi - -
4.7 S2 - Biomedik - -
4.8 S2 – Psikologi - -
4.9 S1 - Kesehatan Masyarakat 5 11
4.10 S1 – Psikologi - -
4.11 S1 Profesi Psikologi - 3
4.12 D3 - Kesehatan Masyarakat - -
4.13 D3 – Sanitarian 2 1
5. TENAGA KESEHATAN LAIN
KEADAAN
KUALIFIKASI PENDIDIKAN
Laki-laki Perempuan
5.1 S3 - Gizi / Dietisien - -
5.2 S2 - Gizi / Dietisien - 1
5.3 S1 - Gizi / Dietisien 1 -
5.4 D4 - Gizi / Dietisien - -
5.5 Akademi / D3 - Gizi / Dietisien 2 4
5.6 D1 - Gizi / Dietisien - -
5.7 Tenaga Gizi Lainya - -
6 TENAGA KESEHATAN LAIN
6.1 S1 Fisio Terapi - -
6.2 D3 Fisio Terapi 2 3
6.3 D3 Okupasi Terapi 1 -
6.4 D3 Terapi Wicara - 1
6.5 D3 Orthopedi - -
6.6 D3 Akupuntur - -
6.7 D3 Kesehatan Gigi - 1
6.8 Tenaga Keterapian Fisik Lainnya - -
7 KETEKNISAN MEDIS
7.1 D4 Fisika Medik - -
7.2 D3 Teknik Gizi - -
7.3 D3 Teknik Radiologi & Radio Terapi 4 2
7.4 D4 Teknik Radiologi & Radio Terapi 1 -
7.5 D3 Refraksionis Optisien - 1
7.6 D3 Perekam Medis 3 6
7.7 D3 Teknik Elektromedik 3 -
7.8 D3 Analisa Kesehatan 1 16
7.9 D4 Analisa Kesehatan 1 3
7.10 D3 Informasi Kesehatan - -
7.11 D3 Kardiovaskular - -
7.12 D3 Orthotik Prostetik 1 -
7.13 D1 Teknik Bank Darah 2 -
7.14 Teknisi Gigi - -
7.15 Tenaga IT dengan teknologi Nano - -
7.16 Teknisi Patologi Anatomi - -
7.17 Teknisi Kardiovaskuler - -
7.18 Teknisi Elektromedis - -
7.19 Akupuntur Terapi - -
7.20 Tenaga Keterapian Fisik Lainnya - -
7.1 D4 Fisika Medik - -
7.2 D3 Teknik Gizi - -
7.3 D3 Teknik Radiologi & Radio Terapi 4 2
II TENAGA NON KESEHATAN
KEADAAN
KUALIFIKASI PENDIDIKAN
Laki-laki Perempuan
8. DOKTORAL
8.1 S3 Biologi - -
8.2 S3 Kimia - -
8.3 S3 Ekonomi / Akuntansi - -
8.1 S3 Biologi - -
8.2 S3 Kimia - -
8.3 S3 Ekonomi / Akuntansi - -
8.1 S3 Biologi - -
8.2 S3 Kimia - -
8.3 S3 Ekonomi / Akuntansi - -
8.1 S3 Biologi - -
9. PASCA SARJANA
9.1 S2 Biologi - -
9.2 S2 Kimia - -
9.3 S2 Ekonomi/Akuntansi/Management 2 6
9.4 S2 Management Kesehatan 3 1
9.5 S2 Hukum 2 1
9.6 S2 Teknik - -
9.7 Pasca Sarjana Lainnya (S2) 1 -
9.1 S2 Biologi - -
9.2 S2 Kimia - -
9.3 S2 Ekonomi/Akuntansi/Management 2 6
9.4 S2 Management Kesehatan 3 1
9.5 S2 Hukum 2 1
10 SARJANA
10.1 Sarjana Biologi 1 -
10.2 Sarjana Kimia - -
10.3 Sarjana Ekonomi 1 8
10.4 Sarjana Manajemen 3 9
10.5 Sarjana Akuntansi - 2
10.6 Sarjana Administrasi - -
10.7 Sarjanan Hukum 6 2
10.8 Sarjana Teknik 2 2
10.9 Sarjana Kes. Sosial - -
10.11 Sarjana Fisika - -
10.12 Sarjana Teknik Informatika 2 -
11 D4 - -
11.1 D4 Akuntansi - -
11.2 D4 Teknik Nuklir 1 -
12 D3 - -
12.1 D3 Teknik Informatika - 1
KEADAAN
KUALIFIKASI PENDIDIKAN
Laki-laki Perempuan
12.2 D3 Perpajakan - 1
12.3 D3 Perikanan 1 -
12.4 D3 Komputer Manajemen Informatika 1 -
12.5 D3 Manajemen - 1
12.6 Manajemen Informatika 1 2
12.7 D3 Manajemen Perkantoran - 1
12.8 D3 Kearsipan - 1
12.9 D3 Lainnya 1 -
12 SMU SEDERAJAT DAN
DIBAWAHNYA
13.1 SMA/SMU 101 58
13.2 SMK 5 5
13.3 SLTA Keperawatan Gigi - 2
13.4 SMP 13 4
13.5 SPK - 1
13.6 SD 3 1
13.1 SMA/SMU 101 58
13.2 SMK 5 5
Total 354 529
Total Laki-laki + Perempuan 883
Sumber data: Bagian Umum 2018
IV. FASILITAS
A. Peralatan Kesehatan
Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, saat ini di RSUD
RA. Kartini Kabupaten Jepara telah dilengkapi dengan beberapa alat-alat
kesehatan medis yang berada di Instalasi Bedah Sentral, IGD, IRJA, IRNA
seperti Alat bedah Orthopedi, USG Musculoskeletal, Phacoemulsification,
Bed Pasien Monitor, Bed Pasien Elektrik, Ventilisator transport,
Defibrilator, USG Mata, Mikroskop Mata, Infant Warmer, Incubator,
Ventilator, Defibrilator, dsb. Alat-alat kesehatan penunjang yang berada di
Instalasi Radiologi, Laboratorium, CSSD seperti CT-Scan, DR X-Ray Unit,
CR Sistem, X-Ray Mobile Unit, Mammografi, alat Laser Theraphy, Kimia
Analiser, BD Bactex FX 40 SET, Incubator Memmert, Mesin Washer
Desinfector, Sterilisator, dsb.
Ditetapkan di : Jepara
Pada Tanggal : 9 September 2019
NO KOMPONEN URAIAN
1 Dasar Hukum : 1. Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 29
tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.
2. Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 36
tahun 2000 tentang Kesehatan.
3. Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 44
tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
4. Undang–Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan.
5. Undang–Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang
Keperawatan.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
290/Menkes/Per/III/2008 tentang Persetujuan
Tindakan Kedokteran.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 169 Tahun
2010 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1438 tahun
2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran.
NO KOMPONEN URAIAN
1 Dasar Hukum : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29
Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 512/Menkes/Per/IV/2007
tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik
Kedokteran.
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 369/Menkes/SK/III/2007
tentang Standar Profesi Bidan.
2 Persyaratan : 1. Pasien umum
a. Identitas diri (KTP/KK/SIM/Paspor)
b. Kartu Identitas Berobat (KIB) untuk pasien
lama
2. Pasien JKN-KIS
a. Kartu BPJS/KIS
b. KTP
c. KK
d. SEP / KSP
e. KIB untuk pasien lama
f. Akta / Surat Keterangan kelahiran untuk bayi /
anak yang belum punya KTP
3. Pasien asuransi lain
a. KTP
b. KIB ( untuk pasien lama )
c. KK ( untuk pasien anak-anak )
d. Kartu anggota Asuransi
e. Surat rujukan/ surat control
f. Akta / Surat Keterangan kelahiran untuk bayi /
anak yang belum punya KTP
4. Pasien rawat inap / pindahan PICU NICU, Unit
Stroke, IBS & ICU
a. Foto Copy Surat Perintah Rawat Inap
b. Mengecek Ulang Adminstrasi
c. Mengecek Kelengkapan RM
3 Prosedur 1. Pasien Gawat Darurat masuk melalui IGD / rawat
Jalan / HD
2. Petugas mengantar pasien ke ruangan yang dituju
3. Petugas pengantar dan petugas ruangan
melakukan serah terima pasien dengan mengisi
lembar checklist yang sudah diisi dan
ditandatangani.
4. Petugas ruangan melakukan orientasi ruangan
dan edukasi prosedur rawat inap kepada
pasien/keluarga pasien
5. Pasien di berikan layanan asuhan medis dan
keperawatan selama di rawat
Pasien keluar dari ruang rawat inap:
a. Pasien pulang / APS
- Melengkapi administrasi dan obat pulang
- Edukasi prosedur pulang, perawatan dirumah,
prosedur kontrol
b. Pasien Rujuk
- Melalui IGD
Melengkapi admininistrasi rujukan dan
transportasi,
- Petugas yang merujuk melalui Sisrute dan
memastikan pasien diterima di rumah sakit
tujuan
c. Pasien Meninggal
- Melengkapi adminstrasi
- Petugas ruangan menghubungi petugas
jenazah dan mobil jenazah.
NO KOMPONEN URAIAN
1 Dasar Hukum : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
tahun 2000 tentang Kesehatan.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29
tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44
tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan.
5. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang
Keperawatan.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
290/Menkes/Per/III/2008 tentang Persetujuan
Tindakan Kedokteran.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 169 Tahun
2010 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1438 tahun
2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran.
10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
856/Menkes/SK/IX/2009 tentang Standar Instalasi
Gawat Darurat Rumah Sakit.
2 Persyaratan : Rawat Jalan
1. Pasien umum
a. KIB (Pasien lama)
b. KTP/KK
c. Surat Rujukan
2. Pasien JKN-KIS/Asuransi lain
a. Kartu BPJS/KIS/Asuransi lain
b. Foto copy KTP
c. Foto copy KK
d. E-Rujukan/Emergency
Rawat Inap
1. Pasien Umum
a. KIB (Pasien lama)
b. KTP/KK
c. Surat Rujukan
2. Pasien JKN-KIS/Asuransi lain
a. Kartu BPJSKIS/Asuransi lain
b. Foto copy KTP
c. Foto copy KK
d. E-Rujukan
e. Surat Perintah Rawat Inap
NO KOMPONEN URAIAN
1 Dasar Hukum : 1. Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran
2. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan
3. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit
4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996
tentang Tenaga Kesehatan
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar
Pelayanan Rumah Sakit
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit
2 Persyaratan : 1. Pasien umum
a. Identitas diri (KTP/KK/SIM/Paspor)
b. Kartu Identitas Berobat (KIB) untuk pasien
lama
2. Pasien JKN-KIS
a. Kartu BPJS/KIS
b. KTP
c. KK
d. SEP / KSP
e. KIB untuk pasien lama
3. Pasien asuransi lain
a. KTP
b. KIB ( untuk pasien lama )
c. KK ( untuk pasien anak-anak )
d. Kartu anggota Asuransi
e. Surat rujukan/ surat kontrol
4. Pasien rawat inap / pindahan PICU NICU, Unit
Stroke, IBS & ICU
a. Foto Copy Surat Perintah Rawat Inap
b. Mengecek Ulang Adminstrasi
c. Mengecek Kelengkapan RM
NO KOMPONEN URAIAN
1 Dasar Hukum : 1. Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 29
Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
2. Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Intensif
Care Unit.
NO KOMPONEN URAIAN
1 Dasar Hukum : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
tentangKesehatan.
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009
tentangRumah Sakit.
3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009
tentangPraktek Kedokteran.
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
81/MENKES/SK/I/2004 tentang Pedoman
Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan di Tingkat Propinsi , Kabupaten/Kota
serta Rumah Sakit.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan
Pasien.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 519/Menkes/PER/III/2011 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelayanan Anestesiologi dan
Terapi Intensif di Rumah Sakit.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 18/Menkes/PER/IV/2016 tentang
Penyelenggaraan Izin Praktik Penata Anestesi
2 Persyaratan : 1. Pasien Umum
a. KIB(Pasien Lama)
b. KTP/KK
2. Pasien JKN-KIS /Asuransi Lain
a. Kartu BPJ/SKIS/Kartu Asuransi Lain
b. Foto Copy KK
c. Foto Copy KTP
d. E-Rujukan
e. Foto Copy Perintah Rawat Inap/Rawat Jalan
NO KOMPONEN URAIAN
1 Dasar Hukum : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29
Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009
Tentang Pekerjaan Kefarmasian.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun
2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di
Rumah Sakit pengganti Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 58 Tahun 2014 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar
Pelayanan Rumah Sakit.
NO KOMPONEN URAIAN
1 Dasar Hukum : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29
Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009
Tentang Pekerjaan Kefarmasian.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun
2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di
Rumah Sakit pengganti Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 58 Tahun 2014 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar
Pelayanan Rumah Sakit.
Rawat Inap
1. Pasien di bangsal/rawat inap, atas perintah
dokter yang memeriksa untuk memperoleh
diet sesuai dengan penyakitnya dan ditulis di
CPPT.
2. Pasien mendapatkan diet sesuai dengan
penyakitnya dari instalasi gizi
3. Ahli gizi melakukan pengkajian gizi pasien
4. Ahli gizi menetapkan diagnosis gizi sesuai
dengan pedoman PES (Problem – Etiologi –
Symptom)
5. Ahli gizi memberikan konsultasi gizi kepada
pasien sesuai diagnosis gizi
6. Ahli gizi melakukan monitoring dan evaluasi
7. Ahli gizi melakukan penyesuaian diet
b. Rawat Inap
Jasa Pelayanan
Kelas Komplikasi Non Komplikasi
VVIP 15.000 12.500
VIP 15.000 12.500
VIP 15.000 12.500
VIP 15.000 12.500
I 10.000 7.500
II 7.500 5.000
III 5.000 2.500
NO KOMPONEN URAIAN
1 Dasar Hukum : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29
tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.
2. Undang–undang Republik Indonesia Nomor 36
tahun 2000 tentang Kesehatan.
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44
tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam
Medis.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
290/Menkes/Per/III/2008 tentang Persetujuan
Tindakan Kedokteran.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 411/ Menkes/PER/III/2010
tentang Laboratorium Klinik.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 56 Tahun 2014 tentang
Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit.
9. Pedoman Praktek Laboratorium yang Benar,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia
tahun 2004.
10. Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Rumah
Sakit Direktorat Jenderal Bina Pelayanan
Medik Departemen Kesehatan Republik
Indonesia Tahun 2007.
11. Pedoman Penanganan Bahan Pemeriksaan
Untuk Histopatologi, Perhimpunan Dokter
Spesialis Patologi Indonesia (IAPI) tahun
2008.
12. Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah
Sakit (Patient Safety) Depkes RI tahun 2008
edisi 2.
13. Standar Penyelenggaraan Rumah Sakit kelas
B, C dan D Direktorat Bina Pelayanan Medik
Spesialistik Direktorat Jenderal Bina
Pelayanan Medik Departemen Kesehatan
Republik Indonesia Tahun 2008.
NO KOMPONEN URAIAN
1 Dasar Hukum : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29
Tahun 2004 tentang Praktek Dokter;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan;
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 411/MENKES/PER/III/2010
tentang Laboratorium Klinik;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1691 /MENKES/PER/ VIII/
2011 tentang Keselamatan Pasien;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 370/Menkes/SK/III/2007
tentang Standar Profesi Ahli Teknologi
Laboratorium Kesehatan;
NO KOMPONEN URAIAN
1 Dasar Hukum : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10
Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29
Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
tahun 2009 tentang Kesehatan.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
5. Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia
Nomor 33 Tahun 2007 tentang Keselamatan
Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber
Radioaktif.
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 29 Tahun 2008 tentang Perizinan
Sumber Radiasi Pengion dan Bahan Nuklir;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 357/ MENKES/ PER/
V/ 2006 tentang Registrasi dan Izin kerja
Radiografer.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 780/ MENKES/ PER/
VIII/2008 tentang Penyelenggaraan Pelayanan
Instalasi Radiologi.
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1691/MENKES/PER/VII/
2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 2052/MENKES/PER/X/2011
tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik
Kedokteran.
11. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 375/ MENKES/ SK/ III/ 2007
tentang Standar Profesi Radiografer.
12. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia 410/MENKES/SK/III/2010 tentang
Perubahan Atas Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 1041/ MENKES/
XII/2008 tentang Standar Pelayanan Instalasi
Radiologi Diagnostik Di Sarana Pelayanan
Kesehatan.
13. Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga
Nuklir Nomor 8 Tahun 2011 tentang
Keselamatan Radiasi dalam Penggunaan Sinar-
X Instalasi Radiologi Diagnostik dan
Intervensional.
2 Persyaratan : 1. Pasien Rawat Jalan ;
a. KIB (Kartu Identitas Berobat)
b. KTP
c. Surat Pengantar permintaan Radiologi
dari dokter
d. Pendaftaran pada loket TPP rawat jalan ,
sedangkan pasien dari luar RS pada TPP
24 jam
2. Pasien Rawat Inap / IGD
a. KIB (Kartu Identitas Berobat)
b. KTP
c. Surat Pengantar permintaan Radiologi
dari dokter
3 Prosedur : 1. PASIEN RAWAT INAP :
a. Pasien dikirim ke instalasi radiologi
dengan membawa blangko permintaan
pemeriksaan radiologi lengkap dengan
identitas pasien
b. Data pasien dimasukkan pada register
radiologi.
c. Dilakukan pemotretan/pemeriksaan dan
diproses.
d. Formulir pembayaran dilampirkan pada
data pasien.
e. Hasil rontgen diambil oleh petugas
paramedis ruangan.
2. PASIEN RAWAT JALAN :
a. Pasien membawa blangko/surat
permintaan Rontgen ke loket pendaftaran
rumah sakit.
b. Permintaan rontgen diserahkan ke bagian
loket radiologi.
c. Data pasien dimasukkan dalam register
radiologi.
d. Pasien dilakukan pemeriksaan sesuai
permintaan dokter.
e. Petugas memberitahukan kapan hasil
pemeriksaan dapat diambil
f. Pasien umum langsung membayar di
kasir pembayaran rumah sakit
g. Kemudian mengambil hasil pemeriksaan,
sedangkan, Pasien BPJS langsung
mengambil hasil foto.
3. INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) :
a. Pasien dikirim ke instalasi radiologi
dengan membawa blangko permintaan
pemeriksaan radiologi lengkap dengan
identitas pasien
b. Data pasien dimasukkan pada register
radiologi.
c. Dilakukan pemotretan/pemeriksaan dan
diproses.
d. Formulir pembayaran dilampirkan pada
data pasien.
e. Hasil rontgen diambil oleh petugas
paramedis IGD.
4 Waktu Pelayanan : Pelayanan radiologi dilaksanakan 24 jam,
yang meliputi :
1. Pelayanan radiologi rutin dari Senin – Sabtu
mulai Jam 07.00 – 14.00 WIB.
2. Pelayanan radiologi cito 24 jam untuk pasien
gawat darurat.
NO KOMPONEN URAIAN
1 Dasar Hukum : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29
Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Undang–Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit.
4. Undang–Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996
tentang Tenaga Kesehatan.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
269/MENKES/PER/III/2008 Tentang Rekam
Medis.
2 Persyaratan : 1. KIB (Kartu Identitas Berobat) khusus pasien lama
2. Identitas diri (KTP/ SIM/ KK/ Paspor)
3. Kartu BPJS/KIS (khusus peserta JKN-KIS)
4. Rujukan Online dari Faskes luar RS : Puskesmas,
Klinik Pratama, Dokter Keluarga, RS lainnya.
(khusus peserta BPJS/KIS/PEMKAB).
5. Surat Rekomendasi dari Dinas Sosial (khusus pasien
miskin Biaya PEMKAB Non BDT).
6. Surat Keterangan Masih Dalam Perawatan
(SKMDP)/ Surat Perintah Kontrol (SPK)/ Surat
Kontrol Terapi (SKT) Jika ada.
4 Waktu Pelayanan : Pasien baru < 5 menit, pasien lama < 2 menit.
NO KOMPONEN URAIAN
1 Dasar Hukum : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan.
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18
Tahun 1980 Tentang Tranfusi Darah.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7
Tahun 2011 Tentang Pelayanan Darah.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 83 Tahun 2014 tentang Unit Tranfusi Darah,
Bank Darah Rumah Sakit, Dan Jejaring Pelayanan
Tranfusi Daerah.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 91 Tahun 2015 Tentang Standar Pelayanan
Transfusi Darah.
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 423/Menkes/SK/IV/2007 Tentang Kebijakan
Peningkatan Kualitas dan Akses Pelayanan Darah.
NO KOMPONEN URAIAN
1 Dasar Hukum : 1. UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran.
2. UU No. 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
3. PeraturanMenkes RI No. 867 Tahun 2004 tentang
Registrasi dan Praktik Terapi Wicara.
4. Peraturan Menkes RI No. 290 tahun 2008 tentang
Persetujuan Tindakan Medis Kedokteran.
5. UU No 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
6. Peraturan Menkes RI No. 269 tahun 2008 tentang
Rekam Medis.
7. KMK No 517tahun 2008 ttg pedoman pelayanan
fisioterapi.
8. Peraturan Menkes RI No. 36 Tahun 2014 tentang
Standar Pelayanan Okupasi Terapi.
9. Peraturan Menkes RI No. 76 Tahun 2014 tentang
Standar Pelayanan Terapi Wicara.
10. Kepmenkes RI No. 378 Tahun 2008 tentang
Pedoman Pelayanan Rehabilitasi Medik di Rumah
Sakit.
2 Persyaratan : 1. Pasien Umum
a. Kartu Identitas diri ( KTP, SIM, Paspor )
b. Kartu Identitas Berobat RSUD RA Kartini Jepara
( untuk pasien lama )
2. Pasien JKN-KIS
a. Kartu BPJS/ KIS
b. KTP
c. KK
d. KIB ( untuk pasien lama )
e. Surat Konsul dari DPJP Pengirim ( Anak,
Dalam, Syaraf, Orthopaedi, Paru dll )asli untuk
kunjungan pertama, dan fotokopi untuk
kunjungan kedua dst sampai satu bulan.
f. Protokol Terapi Rehabilitasi Medik ( untuk
kunjungan pasien kedua dst )
g. Formulir Klaim Rawat Jalan ( untuk
kunjungan pasien kedua dst )
h. Surat Konsul DPJP hanya berlaku satu
bulan, jika masih diperlukan harus
diperbaharui.
3. Pasien Asuransi Lain
a. KTP
b. KIB ( untuk pasien lama )
c. KK ( untuk pasien anak-anak )
d. Kartu Anggota Asuransi lain
e. Surat Rujukan/surat konsul
3 Prosedur : 1. Pasien Umum
a. Pasien baru : Pasien bisa langsung mendaftar ke
Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan ( TPPRJ )
dengan menyebutkan Klinik Rehabilitasi Medik
b. Pasien lama, dapat mendaftar lewat pendaftaran :
On line ( dapat di install melalui google play
store >> PENDAFTARAN RSUD RA
KARTINI JEPARA )
On site melalui Anjungan
Pendaftaran Mandiri ( APM )
c. Pasien mendapatkan nomor antrian klinik
d. rehab spesialis untuk kunjungan pertama kali atau
kunjungan pertama setelah 4 kali sesi terapi, dan
nomor antrian rehab medik untuk kunjungan
kedua dst sampai satu sesi terapi selesai.
e. Untuk Pasien rujukan dari klinik lain di RSUD
RA Kartini Jepara, pasien bisa langsung menuju
ke Rehabilitasi Medik.
f. Pasien membayar biaya pendaftaran/ konsul rehab
spesialis/rehab medik di kasir rawat jalan atau
melalui Bank Jateng RSUD RA Kartini.
g. Pasien menunggu pemeriksaan di Ruang tunggu
Instalasi Rehabilitasi Medik atau di ruang tunggu
Unit Instalasi Rehabilitasi Medik yang dituju.
h. Pasien mendapatkan layanan di Unit-unit yang
ada di Instalasi Rehabilitasi Medik setelah
dilakukan pemeriksaan oleh dokter.
i. Pasien membayar biaya tindakan terapi yang
diberikan di Instalasi Rehabilitasi Medik sebelum
diberikan tindakan lebih lanjut di kasir rawat
jalan dan atau melalui Bank Jateng RSUD RA
Kartini Jepara.
j. Jika pasien mendapatkan resep, Pasien
menyerahkan resep ke Instalasi Farmasi
Rawat Jalan ( Lantai I atau II )
k. Pasien membayar ke kasir rawat jalan dan atau
melalui Bank Jateng RSUD RA Kartini Jepara
kuitansi resep dari Instalasi Farmasi Rawat
Jalan.
l. Setelah mendapatkan tindakan terapi seseuai advis
dokter, pasien diperbolehkan pulang.
m. Jika pasien dirujuk, maka pasien akan
mendapatkan surat rujukan dari Dokter
2. Pasien BPJS dan Asuransi Lain
a. Pasien baru : Pasien bisa langsung mendaftar
ke Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan
( TPPRJ ) dengan menyebutkan Klinik Rehab
Spesialis
b. Pasien lama, dapat mendaftar lewat pendaftaran :
On line ( dapat di install melalui google
play store >> PENDAFTARAN RSUD RA
KARTINI JEPARA )
On site melalui Anjungan
Pendaftaran Mandiri ( APM )
c. Pasien mendapatkan antrian klinik Rehab
Spesialis
d. Pasien menunggu pemeriksaan dokter di
e. Instalasi Rehabilitasi Medik
f. Setelah diperiksa dokter, pasien menuju ke unit
pelayanan di Instalasi Rehabilitasi Medik yang di
adviskan oleh dokter.
g. Pasien mendapatkan layanan terapi di Unit
Rehabilitasi Medik sesuai dengan yang di
adviskan oleh dokter.
h. Setelah mendapatkan terapi, Pasien
diperbolehkan pulang.
i. Setiap bulan sekali Pasien harus memperbaharui
surat kontrol dari DPJP.
A. Fisioterapi;
1. Untuk pasien dengan keluhan nyeri,
kekakuan sendi akan diberikan layanan terapi
selama 30 menit.
2. Untuk pasien dengan keluhan post stroke dan
gangguan kelemahan otot akan diberikan
layanan terapi selama 40 menit
3. Untuk pasien dengan gangguan tumbuh
kembang akan diberikan layanan selama 50 –
60 menit
4. Pasien yang memerlukan latihan di
gymnasium, akan memerlukan waktu 120 –
150 menit
5. Untuk waktu penggunaan alat Infra merah
memerlukan waktu 10 – 30 menit sesuai luas
lokasi yang diberikan terapi
6. Untuk waktu penggunaan alat Tens dan ES
memerlukan waktu 10 – 30 menit
7. Untuk waktu penggunaan alat US Terapi dan
Laser memerlukan waktu 5 – 15 menit
8. Untuk waktu penggunaan alat Traksi dan
SWD/MWD memerlukan waktu 10 – 30
menit
B. Psikologi ;
1. Psiko tes akan membutuhkan waktu layanan
selama 120 menit.
2. Psiko terapi membutuhkan waktu 60 menit
3. Hipnoterapi membutuhkan waktu 60 menit.
4. Tes IQ membutuhkan waktu 120 menit.
5. Konseling membutuhkan waktu 90 menit
C. Okupasi terapi ;
1. Untuk pasien dewasa membutuhkan waktu
terapi 45 menit.
2. Untuk pasien anak-anak membutuhkan waktu 60
menit
D. Terapi wicara;
1. Untuk pasien dewasa membutuhkan waktu terapi
15 – 30 menit.
2. Untuk pasien anak-anak membutuhkan waktu
20 - 60 menit
NO KOMPONEN URAIAN
1 Dasar Hukum : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29
Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
2 Persyaratan : 1. Jenazah dari Dalam RS :
a. Jenazah yang dikirim dengan identitas jelas
1) Permintaan Pemulasaraan dari Ruangan
2) Identitas Pasien
3) Diagnosa Pasien
b. Jenazah dengan identitas tak jelas
1) Permintaan Pemulasaraan dari Ruangan
2) Surat Penitipan dari Pengirim
3) Surat Permintaan Pemakaman
2. Jenazah Dari Luar :
a. Jenazah yang dikirim dengan identitas jelas
1) Permintaan Pemulasaraan jenazah
2) Permintaan Visum Et Repartum
3) Identitas
b. Jenazah dengan identitas tak jelas (Mr.X)
1) Surat Penitipan dari pengirim (masyarakat
ditemukan jenazah, pamong praja, polisi).
2) Surat permintaan dari polisi (bila
membutuhkan Hasil Visum Et Repertum)
3. Jenazah dari IGD
a. Permintaan dari petugas IGD
b. Identitas Pasien
c. Diagnosa Pasien
NO KOMPONEN URAIAN
1 Dasar Hukum : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 1992 tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 1999 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pendidikan dan Pelatihan;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13
Tahun 2002 tentang Ketenagakerjaan;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan
5. Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 153);
6. Permendagri Nomor 31 Tahun 2009 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan
Pelatihan.
7. Standar Penyelenggaraan Rumah Sakit kelas B, C
dan D Direktorat Bina Pelayanan Medik
Spesialistik Direktorat Jenderal Bina Pelayanan
Medik Departemen Kesehatan Republik
Indonesia Tahun 2008
NO KOMPONEN URAIAN
1 Dasar Hukum 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 1992 tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 1999 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pendidikan dan Pelatihan;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13
Tahun 2002 tentang Ketenagakerjaan;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan
5. Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 153);
6. Permendagri Nomor 31 Tahun 2009 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan
Pelatihan.
7. Standar Penyelenggaraan Rumah Sakit kelas B, C
dan D Direktorat Bina Pelayanan Medik
Spesialistik Direktorat Jenderal Bina Pelayanan
Medik Departemen Kesehatan Republik
Indonesia Tahun 2008
NO KOMPONEN URAIAN
: 1. Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 1
Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja;
2. Undang–Undang Repubilik Indonesia Nomor
13 Tahun 2003 Tentang Ketenagaan
Kerja;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
1 Dasar Hukum Tahun 2009 tentang Kesehatan;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 63 Tahun 2000 Tentang Keselamatan
dan Kesehatan Terhadap Pemanfaatan Radiasi
Pegion;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691
Tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien
Rumah Sakit;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1335/Menkes/SK/X/2002 Tentang Standar
Operasional Pengambilan dan Pengukuran
Kulitas Udara Ruangan Rumah Sakit;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
351/Menkes/SK/III/2003 Tentang Komite
Kesehatan dan Keselamatan Kerja Sektor
Kesehatan;
9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1204/Menkes/SK/X/2004
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit;
10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 270/Menkes/SK/III/2007
tentang Pedoman Manajerial Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya Untuk
Mendukung Pelaksanaan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi;
5 Biaya/Tarif : -
6 Produk : Tehnik Evakuasi Kerusakan Lift
Ditetapkan di : Jepara
Pada Tanggal : 21 Januari 2019