Anda di halaman 1dari 10

JURNAL JALASENA Vol. 3 No.

2 Februari 2022
ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN ADMINISTRASI FISIK KAPAL
PERIKANAN OLEH POS KERJA SYAHBANDAR MERAL DALAM RANGKA
KESELAMATAN KAPAL BERLAYAR

Tri Mardalena1, Mey Krisselni Sitompul2, Rudi4


1,2
Program Studi Manajemen Kepelabuhanan dan Pelayaran, Fakultas Sains Dan Teknologi,
Universitas Karimun, Indonesia
Email: mardalena.tri@gmail.com; Meykrisselni@Universitaskarimun.ac.id; Rudi@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik penentuan informan menggunakan purposive
sampling. Informan dalam penelitian ini Kepala Posker Syahbandar Meral beserta stafnya, para nakhoda kapal perikanan
beserta agen kapal perikanan. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui observasi, wawancara, dan studi
dokumentasi dengan menggunakan pedoman wawancara. Teknik menguji keabsahan data dengan triangulasi sumber.
Sedangkan teknik analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data, dan pengambilan kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukan bahwa pelaksanaan pengeloaan administrasi fisik kapal perikanan oleh Posker
Syahbandar Meral masih terdapat kendala diantaranya kurangnya jumlah petugas lapangan dalam melakukan pengawasan
terhadap kapal-kapal yang ada di wilayah kerjanya. Hal ini menyebabkan dibeberapa kondisi tertentu seringnya para petugas
harus saling bekerjasama untuk saling mengisi disaat pelabuhan ramai kunjungan dari kapal perikanan. Lalu agen kapal
perikanan yang biasanya melakukan pengajuan dokumen penerbitan SPB di Posker Syahbandar Meral di Kecamatan Meral
diwajibkan melakukan pembayaran PNBP di KSOP Kelas I Tanjung Balai Karimun yang lokasinya berada di Kelurahan
Tanjung Balai Kota, membuat jarak antar kedua tempat pengurusan dokumen yang terpaut jauh menyebabkan lambatnya
koordinasi dan mobilitas petugas dalam melakukan pengawasan.

Kata kunci: Manajemen Pengelolaan, Administrasi Fisik Kapal Perikanan dan Keselamatan Kapal Berlayar.

Abstract
This research is a qualitative research with descriptive method. The technique of determining the informants used purposive
sampling. The informants in this study were the Head of Posker Syahbandar Meral and his staff, the captains of fishing
vessels and fishing vessel agents. Data collection in this study was carried out through observation, interviews, and
documentation studies using interview guidelines. The technique of testing the validity of the data is by triangulation of
sources. While the data analysis technique is done by reducing data, presenting data, and drawing conclusions.
Based on the results of this study, it shows that the implementation of the physical administration of fishing vessels by Posker
Syahbandar Meral still has obstacles, including the lack of field officers in supervising the ships in its working area. This
causes in certain conditions, officers often have to work together to complement each other when the port is crowded with
visits from fishing vessels. Then fishing vessel agents who usually submit SPB issuance documents at the Syahbandar Meral
Posker in Meral District are required to make PNBP payments at KSOP Class I Tanjung Balai Karimun which is located in
Tanjung Balai Kota Village, making the distance between the two document processing places which are far adrift causing
slow coordination and mobility of officers in conducting supervision.

Keywords: Management of Physical, Administration of Fishing Vessels, and Sailing Ship Safety

1. PENDAHULUAN memenuhi persyaratan keselamatan kapal,


pencegahan pencemaran perairan dari kapal,
Melakukan pengawasan terhadap kapal-kapal
pengawakan, garis muat, pemuatan, kesejahteraan
yang berlayar di wilayah perairan Indonesia
awak kapal dan kesehatan penumpang, status
merupakan upaya dalam menegakkan hokum selain
hukum kapal, manajemen keselamatan dan
menindak pelanggaran hukum di laut bagi kapal
pencegahan pencemaran dari kapal, dan
yang tidak memenuhi syarat laik dalam berlayar.
manajemen keamanan kapal untuk berlayar di
Dalam pasal 1 angka 33 Undang-undang (UU)
perairan tertentu.
Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran,
Peran pelayaran pada perairan Indonesia
Kelaiklautan kapal adalah keadaan kapal yang
tersebut sepenuhnya dikuasai oleh negara dimana

85
JURNAL JALASENA Vol. 3 No. 2 Februari 2022
pelaksanaan pembinaan dilakukan oleh pemerintah, kegiatan pelayaran angkutan laut di perairan
yakni Kantor Kesyahbandaran Otoritas Pelabuhan Indonesia (Sonhaji, 2018).
(KSOP). Salah satunya KSOP di Karimun yang
baru saja naik kelas menjadi Kelas I sehingga 2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di Unit Pelaksana
bertanggung jawab segala hal yang terjadi
Teknis dari KSOP Kelas I Tanjung Balai Karimun,
kaitannya di bidang kepelabuhanan termasuk
yakni Pos Kerja Syahbandar Meral. Berlokasi di
aktivitas di Posker Syahbandar Meral sebagai Unit
Sungai Pasir Laut, Meral, Kabupaten Karimun.
Pelaksana Teknis (UPT) dari KSOP Kelas I
Adapun penelitian ini dilakukan dalam kurun
Tanjung Balai Karimun.
waktu 1 (satu) bulan yang dimulai dari bulan April
Bentuk dari salah satu system tata kelola
s/d Mei 2021
Syahbandar tersebut ialah diterbitkannya Surat
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif
Persetujuan Berlayar (SPB) untuk kapal perikanan.
dengan metode deskriptif. Teknik penentuan
Sebuah dokumen resmi yang diterbitkan oleh
informan menggunakan purposive sampling.
instansi bernama Syahbandar terhadap kapal
Informan dalam penelitian ini Kepala Posker
bermuatan barang berupa ikan hasil tangkapan
Syahbandar Meral beserta stafnya, para nakhoda
dilaut. SPB menjadi pegangan para nahkoda kapal
kapal perikanan beserta agen kapal perikanan.
yang ingin berlayar setelah meninggalkan
Maka ditentukanlah sampel sebanyak 8 orang,
pelabuhan.
yakni 1 orang Kepala Pos Kerja Syahbandar Meral
Pentingnya SPB yang termuat dalam UU
dengan orang Staf Pos Kerja Syahbandar Meral,
Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran,
kemudian 3 orang pengurusan dokumen dari
kemudian secara khusus diatur pelaksanaan
perwakilan agen kapal perikanan dan 3 orang
teknisnya yang tertuang di dalam Peraturan
sebagai nahkoda kapal.
Menteri (Permen) Kelautan dan Perikanan (KP)
Pengumpulan data dalam penelitian ini
Nomor 3 Tahun 2013 Tentang Kesyahbandaran di
dilakukan melalui observasi, wawancara, dan studi
Pelabuhan Perikanan. Sekalipun telah ada
dokumentasi dengan menggunakan pedoman
peraturan yang mengatur tentang SPB, tidak jarang
wawancara. Teknik menguji keabsahan data
juga dapat ditemui beberapa kecelakaan
dengan triangulasi sumber. Sedangkan teknik
transportasi laut yang disebabkan oleh lalainya
analisis data dilakukan dengan reduksi data,
pemberian ijin pelayaran. Masalah keselamatan dan
penyajian data, dan pengambilan kesimpulan.
keamanan serta keseluruhan kegiatan dalam
pelayaran merupakan tanggung jawab dalam
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
kepelabuhanan. Salah satu persoalan terbesar dalam
kecelakaan kapal dalam pelayaran adalah persoalan KSOP dalam UU Pelayaran Nomor 17 Tahun
kemampuan dan keahlian seseorang dalam 2008 diistilahkan salah satu lembaga negara yang
menjalankan tugas kesyahbandarannya dalam disebut Otoritas Pelabuhan (Port Authority), adalah
memberikan surat kelaiklautan kapal, ijin berlayar, lembaga pemerintah di pelabuhan sebagai otoritas
keselamatan dan keamanan pelayaran, serta seluruh yang melaksanakan fungsi pengaturan,
pengendalian, dan pengawasan kegiatan

86
JURNAL JALASENA Vol. 3 No. 2 Februari 2022
kepelabuhanan yang diusahakan secara komersial. f) Menyampaikan laporan kunjungan kapal,
Dalam ketentuan peraturan perundang-undangan barang, hewan dan penumpang (Pelaporan
tersebut, untuk menjamin keselamatan dan Kedatangan Kapal/PKK 29, PKK 27 dan
keamanan pelayaran pelabuhan dipimpin Sistem Informasi Operasi
syahbandar atau KSOP. Pelayaran/SIMOPEL) di wilayah Posker
Dasar terbentuknya organisasi KSOP Kelas I Syahbandar Meral kepada KSOP Kelas I
Tanjung Balai Karimun adalah Permenhub Nomor Tanjung Balai Karimun
75 Tahun 2018 Tentang Kriteria Klasifikasi g) Melakukan Pemungutan dan Penerimaan
Organisasi Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Negara Bukan Pajak (PNBP) di wilayah
Pelabuhan. Wilayah Kerja KSOP Kelas I Tanjung Posker Syahbandar Meral dan melaporkan
Balai Karimun meliputi: a) Tanjung Balai serta menyetorkan kepada KSOP Kelas I
Karimun, b) Pos KPK, c) Pos Telaga Tujuh, d) Pos Tanjung Balai Karimun (bendahara penerima)
Meral, e) Pos Parik Rempak, f) Pos Labuhan Bilik, h) Melaksanakan koordinasi dengan instansi
g) Wilker Tanjung Batu Kundur, h) Wilker terkait di wilayah kerjanya
Tanjung Berlian, i) Wilker Sekumbang/Selat Belia, i) Memelihara barang-barang inventaris milik
j) Wilker Moro, k) Wilker Durai, l) Wilker negara yang dimilikinya
Penyalai, m) Wilker Pulau Sambu. j) Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang
Penelitian dilaksanakan di Pos Kerja (Posker) diberikan oleh atasan langsung
Syahbandar yang diawasi langsung oleh KSOP
Kelas I Tanjung Balai Karimun. Adapun tugas dan Kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau
tanggung jawab Posker Syahbandar Meral adalah lebih untuk mencapai suatu tujuan seringkali
sebagai berikut : berkaitan dengan pengoperasian administrasi. Salah
a) Melaksanakan penilikan dan pengawasan satu produk dari manajemen administrasi fisik
keselamatan pelayaran di wilayah Posker kapal di lingkungan kerja KSOP Kelas I Tanjung
Syahbandar Meral Balai Karimun adalah SPB. Proses yang dilakukan
b) Melakukan pemeriksaan kelengkapan oleh petugas Posker Syahbandar Meral sabagai
dokumen kapal perikanan dan kelengkapan UPT KSOP Kelas I Tanjung Balai Karimun dalam
pengawakan pada kapal yang beroperasi di menerbitkan SPB ini merupakan fenomena
wilayah Posker Syahbandar Meral masyarakat modern, dimana perubahan pada pola
c) Melakukan penilikan dan pengawasan tertib kehidupan di segala bidang berkaitan dengan cara
bersandar dan berlayar di wilayah Posker berfikir untuk bekerja secara rasional. Proses yang
Syahbandar Meral dilakukan Posker Syahbandar Meral selama ini
d) Memberikan dan menandatangani SPB pada juga bagian dari menjawab tuntutan dan kebutuhan
kapal perikanan yang beroperasi di Posker para stakeholders akan pelayanan dan
Syahbandar Meral permasalahan yang semakin kompleks. Selain itu
e) Memberikan bantuan SAR di wilayah Posker proses yang telah dilakukan dapat dievaluasi untuk
Syahbandar Meral memberikan perbaikan-perbaikan, contohnya
dalam mengoptimalkan teknis pemeriksaan kondisi

87
JURNAL JALASENA Vol. 3 No. 2 Februari 2022
fisik kapal diwilayah kerja KSOP Kelas I Tanjung persyaratan yang dipermohonkan, konfirmasi ini
Balai Karimun, dengan menerapkan prosedur dan dilakukan melalui surat resmi yakni surah
ketentuan yang berlaku tentu menghasilkan Pemberitahuan Kekurangan Administratif. Lebih
dampak yang baik, terlebih hal ini didukung jelasnya dapat dilihat bentuk surat Pemberitahuan
dengan upaya yang mengdepankan efisiensi dan Kekurangan Persyaratan Administratif.
efektifitas suatu pekerjaan demi tercapainya Kemudian fungsi perencanaan ini dapat diikuti
pelayanan yang berkualitas. dengan penentuan strategi pencapaian tujuan guna
Manajemen administrasi Fisik Kapal oleh melaksanakan strategi pencapaian tujuan tersebut.
lingkungan kerja KSOP Kelas I Tanjung Balai Biasanya ini berkaitan dengan pola tangkap ikan
Karimun khususnya di Posker Syahbandar Meral yang selalu digunakan oleh para nelayan di wilayah
pada dasarnya memiliki perencanaan yang telah kecamatan Meral. Pola tangkap beserta alat
disusun secara rapi, tersistem, berkelanjutan tangkap ikan kemudian dilaporkan kepada
dengan ketentuan yang baku. Pengorganisasiannya Pengawas Pelabuhan Perikanan ke dalam Loog
juga tidak luput dari pantaun para pembuat Book dan menjadi acuan Kepala Posker
kebijakan agar koordinasi yang baik antar divisi Syahbandar Meral sebagai bahan pertimbangan
dapat terjalin dan tujuan dapat tercapai. Kemudian dalam proses pemeriksaan administrasi fisik kapal.
pelaksanaan yang tidak mengikuti petunjuk yang b. Pengorganisasian (Organization)
telah ditetapkan akan mengakibatkan larinya tugas Pembagian pekerjaan tentu dapat diliat dari
pokok lembaga ini, seperti pengawasan, administrasi yang dikerjakan mulai dari
pengendalian dan tentu akan menjadi catatan buruk penyusunan, jobdesk hingga capaian masing-
bilamana secara kelembagaan tidak dapat masing divisi yang terlihat jelas berjalannya suatu
melakukan tugas dan fungsinya dengan maksimal. organisasi atau instansi. Seperi menurut, Asnawir
Untuk memahaminya dapat dijelaskan dibawah ini (2005) pengorganisasian adalah aktivitas
a. Perencanaan (Planning) penyusunan, pembentukan hubungan kerja antara
Perencanaan merupakan kegiatan awal yang orang-orang/organ-organ sehingga terwujud suatu
harus dilakukan dan juga merupakan persiapan kesatuan usaha dalam mencapai tujuan yang telah
dalam kegiatan administrasi, dan dianggap syarat ditetapkan atau penyusunan bagian-bagian yang
mutlak bagi setiap organisasi atau lembaga baik terpisah sehingga terjadi suatu kesatuan dan
perorangan maupun kelompok (Asnawir, 2005). tindakan untuk mencapai tujuan tersebut.
Fungsi perencanaan yang mencakup berbagai Dalam hal ini koordinasi yang dilakukan
kegiatan seperti menentukan kebutuhan, misalkan antara petugas Posker Syahbandar Meral terhadap
kebutuhan administrasi yang harus dipenuhi oleh agen kapal dan nahkoda harus cepat namun sesuai
setiap kapal perikanan yang akan berangkat kurang dengan prosedur yang berlaku. Wawancara yang
kelengkapannya. Bila kondisi ini berlaku maka dilakukan pada hari Kamis tanggal 22 April 2021
sesuai Permen KP Nomor 3 Tahun 2013 Tentang di kantor Posker Syahbandar Meral bersama Bapak
Kesyahbandaran di Pelabuhan Perikanan pada Capt. Hariadi Utama, S.Pel selaku Kepala Posker
Lampiran VIII, akan dilakukan konfirmasi kepada Syahbandar Meral. Saat ditanya bagaimana
agen kapal untuk melengkapi kekurangan pengorganisasian, yang beliau lakukan terhadap

88
JURNAL JALASENA Vol. 3 No. 2 Februari 2022
agen kapal ikan dan nahkoda kapal bila tidak d. Pengawasan (Controlling)
lengkap dokumen yang dimiliki oleh awak kapal Pengawasan merupakan kegiatan-kegiatan dan
dan nahkoda pada saat ingin berlayar. Berdasarkan tindakan-tindakan untuk mengamankan rencana
hasil wawancara Bapak Capt. Hariadi Utama, S.Pel dan keputusan yang telah dibuat atau yang sedang
mengungkapkan bahwa: dilaksanakan (Asnawir, 2005). Sudah pasti
“Kami menyampaikannya secara lisan ke pengawasan adalah tugas pokok dari kehadiran
nahkoda atau awak kapal, sementara untuk agennya Posker Syahbnadar Meral terhadap kapal-kapal
menggunakan formulir khusus dari kantor, paling ikan yang ingin melaksanakan pekerjaan
penting soal muatan hasil tangkapan. Karena itu penangkapan dan pengangkutan ikan.
sesuai dengan kondisi (GT) kapal yang dibawa oleh Meski jumlah petugas Posker Syahbandar
nahkoda kapal.” Meral hanya terdapat 2 orang, kendala yang
Dapat dipahami bahwa ketika terdapat dihadapi masih bisa diatasi sejauh ini selama hal
ketidaksesuaian persyaratan yang diajukan dengan tersebut masih berkutat dalam administrasi. Hanya
yang dibutuhkan, maka petugas akan mengirimkan saja saat terjadinya banyaknya kapal ikan yang
surat pemberitahuan kekurangan persyaratan melakukan kunjungan serta saat itu juga kapal ikan
sebagaimana diamanat dalam Lampiran VIII pada lainnya akan melakukan keberangkatan ke perairan
Permen KP Nomor 3 Tahun 2013 Tentang untuk melakukan proses penangkapan ikan.
Kesyahbandaran di Pelabuhan Perikanan. Petugas mengaku cukup mengkhawatirkan bila
c. Pelaksanaan (Actuation) tidak dapat melakukan pemeriksaan fisik kapal,
Fungsi Penggerakan atau Actuation. Aktuasi terlebih situasi yang tidak memungkinkan seperti
artinya menggerakkan orang-orang dalam cuaca hujan ekstrim, ada panggilan mendadak dari
organisasi agar mau bekerja dengan penuh kantor KSOP Kelas I Tanjung Balai Karimun,
kesadaran secara bersama-sama mencapai tujuan rapat-rapat terbatas, video teleconference dan
yang diharapkan (Asnawir, 2005). sejenisnya.
Dalam pelaksaan pemeriksaan administratif Hampir seluruh aspek pelayanan masuk dalam
kapal perikanan, kepala Posker Syahbandar Meral cakupan administrasi sebuah lembaga, artinya
Bapak Capt. Hariadi Utama, S.Pel wajib administrasi dapat menjadi sebuah tradisi yang
menandatangai SPB kapal ketika ingin berangkat, selalu menjadi icon sebuah lembaga mulai dari
namun pada saat hari-hari tertentu. Misalnya beliau bentuk hingga prosesnya itu sendiri. Sejauh ini
sedang rapat di kantor KSOP Kelas I Tanjung Balai menurut pandangan beberapa agen kapal perikanan
Karimun, maka yang melakukan pemeriksaan yang penulis data, pelayanan yang diberikan
tersebut dapat diserahkan kepada petugas yang lembaga KSOP Kelas I Tanjung Balai Karimun
berada satu tingkat dibawahnya, yakni Bapak beserta Posker Syahbandar Meral sudah baik dari
Achmad Zaliansyah yang juga merupakan sisi kualitas pelayanan administrasi pemeriksaan
karyawan honorer KSOP Kelas I Tanjung Balai fisik kapal akan tetapi tidak untuk hal yang diluar
Karimun yang sedang bertugas di Posker tersebut. Tidak terdapatnya beberapa loket
Syahbandar Meral. pembayaran PNBP menjadi hambatan para agen
kapal perikanan untuk membayar PNBP, ketika

89
JURNAL JALASENA Vol. 3 No. 2 Februari 2022
ingin melakukan transaksi pembayaran PNBP Maka dasar hukum penerbitan SPB kapal
maka harus melakukan proses pembayaran tersebut penangkap ikan berlandaskan pada dua
melalui loket secara manual yang berada tepat di kementerian yaitu Kementerian Kelautan dan
sebelah kantor KSOP Kelas I Tanjung Balai Perikanan serta Kementerian Perhubungan. Hal
Karimun. tersebut dikarenakan ada dua syahbandar yang
Maka untuk menjawab permasalahan ini perlu berhak menerbitkan SPB untuk kapal penangkap
ditambahnya beberapa personel untuk mengurusi ikan, yaitu syahbandar di pelabuhan umum yang
pembayaran PNBP agar memudahkan para agen merupakan petugas dari Direktorat Jenderal
kapal perikanan dalam melakukan proses (Dirjen) Perhubungan Laut. Kemudian syahbandar
pembayaran, bahkan dengan mendapatkan di pelabuhan perikanan yang merupakan petugas
tambahan petugas tentu akan membantu dari Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT)
pengurusan dokumen dalam rangka pemeriksaan Kementerian Kelautan Perikanan.
administrasi fisik kapal perikanan sehingga Oleh karena itu, dalam menjalankan tugas dan
penerbitan SPB dapat berjalan dengan memakan kewenangan untuk menerbitkan SPB, syahbandar
waktu yang efisien. Penambahan petugas yang mengacu pada kedua landasan hukum tersebut: UU
dimaksud sejauh ini tidak dapat melakukan Nomor 17 Tahun 2008 dan UU Nomor 45 Tahun
pemeriksaan fisik kapal perikanan, karena harus 2009 hanya menjelaskan mengenai kewajiban
mememuhi kualifikasi Marine Inspector. Menurut kapal yang berlayar untuk memiliki SPB, belum
Bapak Capt. Hariadi Utama, S.Pel saat wawancara menjelaskan mengenai prosedur dan ketentuan
pada hari Kamis tanggal 22 April 2021 mengatakan Penerbitan SPB. Ketentuan mengenai Tata Cara
bahwa. Penerbitan SPB (Port Clearance) ditetapkan dalam
“Sejauh ini belum dibutuhkan, semua yang dua Peraturan Menteri yaitu Permen KP Nomor 3
berurusan dengan pemeriksaan fisik kapal di Tahun 2013 Tentang Kesyahbandaran dan
lapangan masih dalam kendali dan tanggung jawab Permenhub Nomor 82 Tahun 2014 Tentang Tata
setiap Kepala Pos dan Satker.” Cara Penerbitan Surat Persetujuan Berlayar.
Inti dari isi kedua Permen di atas adalah tidak
Penerbitan SPB pada kapal perikanan diatur berbeda nyata, dan saling melengkapi. Kedua
dalam beberapa ketentuan perundang-undangan, Permen tersebut mewajibkan setiap kapal yang
terdapat lebih dari 2 undang-undang lengkap akan berlayar memiliki dokumen perizinan SPB
dengan petunjuk teknisnya mengatur hal ini semua. yang dikeluarkan oleh syahbandar di pelabuhan
Kapal Perikanan yang ingin berlayar ditekankan perikanan setelah kapal memenuhi persyaratan
harus memiliki SPB sebagaimana atur pada UU kelaiklautan kapal, laik tangkap dan laik simpan.
Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran dan UU Dari ringkasan tabel tersebut ada beberapa
Nomor 45 Tahun 2009 Tentang Perikanan dan UU persyaratan yang harus dilakukan agar SPB dapat
Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Perlindungan dan diterbitkan yaitu nahkoda atau pemilik/penanggung
Pemberdayaan Nelayan, Pembudi Daya Ikan, dan jawab perusahaan harus melakukan permohonan
Petambak Garam. disertai dengan surat pernyataan nahkoda (Master

90
JURNAL JALASENA Vol. 3 No. 2 Februari 2022
Sailing Declaration), bukti pemenuhan kewajiban 6. Mempersiapkan laporan bulanan operasional
perikanan SLO dari Pengawas Perikanan. (PKK dan SIMOPEL) setiap bulannya
Kemudian syahbandar di pelabuhan perikanan 7. Membantu pungutan PNBP
memeriksa kelengkapan, lalu validasi kapal 8. Mempersiapkan laporan PNBP setiap bulannya
perikanan meliputi pemeriksaan administratif 9. Mengawasi serta mengamankan turun/naik
kelengkapan dan keabsahan dokumen, pemeriksaan penumpang dan barang di kapal
teknis dan nautis kapal perikanan, alat 10. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang
penangkapan ikan, dan alat bantu penangkapan diberikan atasan langsung baik lisan maupun
ikan untuk memeriksa kesesuaian fisik kapal tulisan
perikanan dengan dokumen. Setelah persyaratan Adapun proses penerbitan Surat
dan hasil pemeriksaan tersebut terpenuhi maka Persetujuan Berlayar (SPB) di Posker Syahbandar
syahbandar pelabuhan perikanan akan menerbitkan Meral yang tercantum dalam Permenhub Nomor 82
SPB, apabila persyaratan tersebut tidak terpenuhi Tahun 2014 Tentang Tata Cara Penerbitan Surat
maka syahbandar di pelabuhan perikanan Persetujuan Berlayar, seperti yang tertera pada
menyampaikan penundaan keberangkatan kapal gambar diatas. Harus melampirkan beberapa
dengan surat pemberitahuan kekurangan dokumen oleh agen kapal dalam surat permohonan
persyaratan kepada nakhoda atau pemilik penerbitan SPB, yakni :
kapal/penanggung jawab perusahaan untuk a) Surat pernyataan nahkoda
dilengkapi dan SPB tidak bisa diterbitkan. SPB b) Dokumen muatan
berlaku 24 jam setelah diterbitkan dan digunakan c) Daftar awak kapal
hanya untuk satu kali pelayaran. d) Clearance dari instansi terkait, dan
e) Bukti-bukti pelunasan kewajiban kapal di
Mekanisme proses penerbitan SPB oleh Posker pelabuhan perikanan
Syahbandar Meral, khususnya kepada agen kapal Surat permohonan yang dimaksud pada
pelaku perusahaan yang bergerak dalam gambar diatas dapat dilihat pada lampiran IV
penangkapan dan pengangkutan kapal perikanan Permenhub Nomor 3 Tahun 2013 Tentang
dibawah 30 GT. Berikut proses yang dilakukan Kesyahbandaran di Pelabuhan Perikanan.
petugas Posker Syahbandar Meral dalam
menerbitkan SPB: Pada tahapan ini pejabat yang memeriksa
1. Menyiapkan data / bahan dibidang kelaiklautan kapal adalah Kepala Posker
kesyahbandaran Syahbandar Meral dibantu dengan satu orang
2. Mengagendakan/mencatat permohonan SPB stafnya. Pemeriksaan dilakukan diantaranya
3. Mempersiapkan/mengetik SPB administratif dan fisik di atas kapal.
4. Mempersiapkan laporan pengeluaran SPB Pada saat kapal tiba di pelabuhan, agen
setiap bulannya kapal akan segera menyerahkan surat-surat,
5. Mengarsip dan menyimpan berkas sertifikat dan dokumen yang diajukan untuk
kelengkapan SPB permohonan penerbitan Surat Persetujuan Berlayar.
Pejabat pemeriksa kelaiklautan kapal dibantu staf

91
JURNAL JALASENA Vol. 3 No. 2 Februari 2022
melakukan pengecekan dan penelitian terhadap 2. Stabilitas dan garis muat kapal
kelengkapan berkas serta masa berlaku dari surat- 3. Perlengkapan kapal termasuk peralatan
surat, sertifikat dan dokumen tersebut. keselamatan
Sesuai dengan Keputusan Menteri 4. Permesinan dan listrik kapal
Perhubungan Nomor 46 Tahun 1996 Tentang 5. Sistem dan perlengkapan pencegahan dan
Sertifikasi Kelaiklautan Kapal Penangkap Ikan pemadam kebakaran
yang masih dijadikan dasar hukum untuk 6. Sistem dan perlengkapan pencegahan
penerbitan Sertifikat Kelaiklautan dan Pengawakan pencemaran dari kapal
Kapal Penangkap Ikan, maka perlengkapan 7. Alat tangkap, cara menangkap, penanganan
keselamatan yang harus tersedia di kapal hasil tangkap sesuai peraturan yang berlaku
penangkap ikan menyangkut jumlah, kapasitas, 8. Jumlah dan susunan awak kapal
atau penempatan pada lambung kiri atau lambung
kanan kapal, adalah: skoci penolong (life boat), Sejauh ini, atas pengamatan penulis
skoci kerja (work boat), rakit penolong kembung melihat ketersediaan dan kesiapan alat keselamatan
(inflatable liferaft), rakit penolong tegar (rigid kapal pada kapal-kapal yang menjadi objek
liferaft), baju/jaket penolong (life jacket), baju penelitian ini sudah tersedia, namun keberadaannya
cebur (immersion suits), sarana pelindung panas hanya sebagai pemenuhan persyaratan laik laut.
(thermal protective aids), pelampung penolong para nelayan tidak. Pada dasarnya nelayan
dengan lampu dan asap (life buoy with light and diwilayah kerja Posker Syahbandar Meral sudah
smoke), pelampung penolong dengan lampu dan memahami arti penting peralatan keselamatan kerja
tali (life buoy with light and line), pelampung namun dari kesiapan alat keselamatan kerja belum
penolong biasa (ordinary life buoy), perangkat memenuhi persyaratan pelayaran kapal, contohnya
telekomunikasi radio teleponi (Radio telephone pada nomor 6. Dimana kapal-kapal yang memiliki
apparatus), perangkat telekomunikasi radio VHF kapasitas 30 GT tidak terdapat sebuah sistem
(VHF radio telephone apparatus), perangkat EPIRB beserta perlengkapan pencegahan pencemaran dari
(EPIRB apparatus), perangkat komunikasi VHF kapal yang cukup memadai.
radio telephone dua arah (two way VHF radio Jika memenuhi persyaratan dari hasil
telephone apparatus), transfonder radar 9 GHz, kesimpulan atau resume tingkat pemenuhan
pesawat penerima NAVTEX (NAVTEX receiver), persyaratan administratif dengan menggunakan
peralatan pencegahan minyak (oil pollution formulir daftar pemeriksaan kelaiklautan kapal,
prevention equipment). maka dilakukan pemeriksaan fisik kapal
Pada daftar perlengkapan tersebut tidak menggunakan formulir Daftar Pemeriksaan Fisik
tercantum perlengkapan kesehatan dan obat-obatan, Kapal Dalam Rangka Penerbitan Surat Persetujuan
helem kerja, baju kerja, sarung tangan, dan sepatu Berlayar (Port Clearance). Sebuah proses yang
kerja. Kapal dikategorikan laiklaut kapal memeriksa kondisi nautis-teknis dan radio kapal
penangkap ikan apabila kapal penangkap ikan telah serta pemuatan dan stabilitas kapal, namun jika
memenuhi persyaratan kapal yang meliputi: kesimpulan atau resume tingkat pemenuhan
1. Konstruksi dan tata susunan kapal persyaratan administratif dan pemeriksaan fisik

92
JURNAL JALASENA Vol. 3 No. 2 Februari 2022
kapal tidak terpenuhi, pejabat pemeriksa Posker Syahbandar Meral dilaksanakan melalui
kelaiklautan kapal menyampaikan secara tertulis tahap pemeriksaan administratif dan fisik kapal.
kepada pemilik atau operator kapal agar segera Dari hasil analisis menunjukkan bahwa
melengkapinya. pengeloaan administrasi fisik kapal perikanan oleh
Adapun beberapa faktor penghambat Posker Syahbandar Meral telah dilaksanakan
dalam pengawasan Kelayakan Kapal Ikan adalah dengan cukup baik. Namun, dalam proses
kurangnya petugas lapangan merupakan salah satu pelaksanaannya masih terdapat kendala diantaranya
kendala dalam melakukan pengawasan terhadap kurangnya jumlah petugas lapangan merupakan
kapal-kapal yang ada di wilayah kerja Posker salah satu kendala dalam melakukan pengawasan
Syahbandar Meral. Hal ini menyebabkan terhadap kapal-kapal yang ada di wilayah kerja
dibeberapa kondisi tertentu seringnya para petugas Posker Syahbandar Meral. Hal ini menyebabkan
harus saling bekerjasama untuk saling mengisi dibeberapa kondisi tertentu seringnya para petugas
disaat pelabuhan ramai kunjungan. harus saling bekerjasama untuk saling mengisi
Faktor lainnya adalah jangkauan wilayah kerja disaat pelabuhan ramai kunjungan dari kapal
Posker Syahbandar Meral yang begitu luas perikanan.
sementara lokasi kantor Posker Syahbandar Meral Selain itu, jangkauan wilayah kerja Posker
sendiri berada dekat dengan wilayah Kota yang Syahbandar Meral yang luas mengingat Posker
padat penduduk dan sering kali terjadi macet, Syahbandar Meral sendiri dekat dengan wilayah
kemudian jarak antar wilayah kerja yang terpatut Kota di Kecamatan Meral yang padat penduduk
jauh menyebabkan lambatnya koordinasi dan dan juga sering terjadinya macet jalan saat ingin
mobilitas petugas dalam melakukan pengawasan. melakukan kewajiban pembayaran PNBP di KSOP
Selain dari pada masalah diatas, rendahnya Kelas I Tanjung Balai Karimun di Kelurahan
kesadaran masyarakat akan pentingnya Tanjung Balai Kota, serta jarak antar kedua tempat
pengetahuan mengenai keselamatan, keamanan pengurusan dokumen yang terpaut jauh
pelayaran dan kecelakaan kapal mengingat menyebabkan lambatnya koordinasi dan mobilitas
mayoritas kapal ikan terbuat dari kayu. Pemenuhan petugas dalam melakukan pengawasan.
dan perpanjangan dokumen–dokumen pemenuhan
kelaiklautan sebelum habis masa tenggat.
4. KESIMPULAN 6. DAFTAR PUSTAKA

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Asnawir. 2005. Administrasi Pendidikan. Padang:
oleh penulis serta teori yang digunakan untuk IAIN IB Press. Gunawan.
menganalisis manajemen pengelolaan administrasi Peter Salim dan Yenni Salim. 2002. Kamus Bahasa
fisik kapal perikanan Pos Kerja Syahbandar Meral Indonesia Kontemporer. Jakarta: Modern
sebagai Unit Pelaksana Teknis Kantor English Press.
Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan kelas I Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
Tanjung Balai Karimun dapat disimpulkan bahwa 30 Tahun 2012 Tentang Usaha Perikanan
pengeloaan administrasi fisik kapal perikanan oleh Tangkap di Wilayah Pengelolaan

93
JURNAL JALASENA Vol. 3 No. 2 Februari 2022
Perikanan Negara Republik Indonesia
(WPPNRI).
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
3 Tahun 2013 Tentang Kesyahbandaran di
Pelabuhan Perikanan.
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
11 Tahun 2013 Tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan
Nomor 38 Tahun 2011 Tentang Organisasi
Dan Tata Kerja Loka Penelitian dan
Pengembangan Mekanisasi Pengolahan
Hasil Perikanan.
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 82 Tahun
2014 Tentang Tata Cara Penerbitan Surat
Persetujuan Berlayar.
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 11 Tahun
2016 Tentang Penyelenggaraan dan
Pengusahaan Keagenanan Kapal.
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 75 Tahun
2018 Tentang Kriteria Klasifikasi
Organisasi Kantor Kesyahbandaran dan
Otoritas Pelabuhan.
Sonhaji, 2018, Pemberian Surat Persetujuan
Berlayar (SPB) dalam Upaya Pemenuhan
Keselamatan Berlayar. Adminitrative Law
& Governance Journal, ISSN 2621-2781
Online , Volume 1 Edisi 3 Agustus 2018.
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2008 Tentang
Pelayaran.
Undang-undang Nomor 45 Tahun 2009 Tentang
Perikanan.

94

Anda mungkin juga menyukai