Anda di halaman 1dari 52

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA


JL SWK 104 (Lingkar Utara) Condongcatur 55283, Telp. (0274) 486733. Psw. 419. Fax. (0274) 486400
YOGYAKARTA

Mata Kuliah
Ilmu Lingkungan Kebumian
Perubahan Lingkungan Mempengaruhi Manusia
Angin Puting Beliung, Banjir, Angin, Kekeringan, Caca Ekstrim dsb

Tim Dosen Pengampu MKA Ilmu Lingkungan


◼ Perubahan lingkungan dapat terjadi secara
alami dan/atau aktivitas manusia. Perubahan
lingkungan dapat mengakibatkan bencana
yang merugikan harta benda hingga korban
jiwa ataupun kendala terhadap pembangunan,
disisi lain justru mendapatkan keuntungan bagi
manusia
Dampak Perubahan Iklim Terhadap
Sumberdaya air (KLH 2007)
1. Meningkatnya kejadian cuaca dan iklim ekstrim yang
berpotensi mengakibatkan bencana banjir, longsor, dan
kekeringan
2. Menurunnya kontribusi tenaga air pada penyediaan energi
secara keseluruhan
3. Bertambahnya panjang pantai yang tererosi
4. Meningkatnya ancaman intrusi air laut dapat berdampak:
5. Terganggunya transportasi air di darat karena penyusutan
debit sehingga tidak dapat dilalui kapal besar
6. Meningkatnya kebakaran gambut akibat peningkatan
temperatur dan berkurangnya curah hujan di musim
kemarau
Bencana terkait cuaca dan iklim
◼ Angin puting beliung/ topan/ badai tropis
◼ Banjir
◼ Kekeringan
◼ Kebakaran hutan dan lahan
◼ Gelombang ekstrim dan abrasi
◼ Tanah longsor

Sumber: Renas PB 2010 - 2014


ANGIN PUTING
BELIUNG
Kab. Majalengka, Jawa Barat

Kab. Ngawi, Jawa Timur

Kab. Tegal, Jawa Tengah


Kab. Purbalingga, Jawa Tengah
ANGIN PUTING BELIUNG
◼ Angin Puting Beliung adalah angin yang berputar
dengan kecepatan lebih dari 63km/jam yang bergerak
secara garis lurus dengan lama kejadian antara 5 - 10
menit.
◼ Angin ini sering terjadi pada siang hari atau sore hari
pada musim pancaroba.
◼ Di Jawa : Angin Lysus atau Angin Puyuh
◼ Sumatera : Angin Bohorok
◼ Amerika : Tornado (320 km/jam, diameter 500 m)
Gejala terjadinya angin puting beliung?
1. Udara panas dan gerah.
2. Di langit tampak ada pertumbuhan awan
kumulus (awan putih bergerombol berlapis-
lapis).
3. Awan tiba-tiba berubah dari warna putih
menjadi hitam pekat (awan Cumulonimbus).
4. Ranting pohon dan daun-daun bergoyang cepat
karena tertiup angin yang terasa sangat dingin.
5. Jika fenomena ini terjadi, kemungkinan besar
hujan diasertai angin kencang akan datang.
Proses terjadinya puting beliung

◼ Penyebab terjadinya angin puting beliung adalah udara


panas dan dingin bertemu sehingga saling bentrok dan
terbentuklah angin dengan kecepatan tinggi dan berjalan
acak.
◼ Pada siang hari, radiasi matahari menyebabkan
tumbuhnya awan secara vertikal.
◼ Selanjutnya, didalam awan tersebut terjadi pergolakan
arus udara naik dan turun dengan kecepatan yang
cukup tinggi.
◼ Arus udara yang turun dengan kecepatan tinggi
menghembus kepermukaan bumi secara tiba- tiba dan
berjalan secara acak.
Dampak yang ditimbulkan
◼ Rusaknya bangunan dan insfastruktur.
◼ Rusaknya sarana – prasarana umum akibat puing-puing
yang beterbangan.
◼ Menimbulkan korban jiwa manusia ataupun hewan .
◼ Angin berkecepatan tinggi dan hujan bisa merusak hasil
panen yang belum dipetik, perkebunan dan persediaan
makanan.
◼ Gangguan yang hebat sangat mungkin terjadi ketika
angin memutuskan saluran telepon, antena dan cakram
satelit bahkan transportasi hingga kegiatan ekonomi
bisa terhenti.
BANJIR
DKI Jakarta
DKI Jakarta

tanggul Pantai Mutiara, Penjaringan,


Jakarta Utara, DKI Jakarta
BANJIR
Banjir disebabkan oleh:
◼ curah hujan diatas normal (ekstrim) dan adanya pasang
naik air laut.
◼ Tingginya konversi penggunaan lahan dari lahan non
terbangun menjadi lahan terbangun
◼ Pembuangan sampah ke saluran drainase/ sungai
◼ Pembangunan permukiman di daerah dataran banjir
◼ Permukaan tanah lebih rendah baik secara alami
maupun akibat terjadi penurunan tanah jika
dibandingkan dengan tinggi muka air laut
Dampak terjadinya banjir
◼ Kematian karena tenggelam.
◼ Cedera ringan hingga berat.
◼ Munculnya wabah malaria, diare dan infeksi yang disebabkan
karena virus.
◼ Bangunan-bangunan yang rusak karena pengikisan, tergenangi
banjir, runtuh, dampak dari puing-puing yang mengambang.
◼ Gerakan massa tanah dan/atau batuan.
◼ Kontaminasi sumur-sumur dan air tanah.
◼ Terjadinya kelangkaan air bersih.
◼ Panen dan persediaan makanan mungkin hilang karena banjir.
◼ Hilangnya Binatang-binatang, alat-alat pertanian dan benih.
KEKERINGAN
KEKERINGAN
Letak geografis diantara dua benua, dan dua samudra serta terletak di
sekitar garis khatulistiwa merupakan faktor klimatologis penyebab banjir
dan kekeringan di Indonesia. Posisi geografis ini menyebabkan Indonesia
berada pada belahan bumi dengan iklim monsoon tropis yang sangat sensitif
terhadap anomali iklim El-Nino Southern Oscillation (ENSO). ENSO
menyebabkan terjadinya kekeringan apabila kondisi suhu permukaan laut di
Pasifik Equator bagian tengah hingga timur menghangat (El Nino).
Berdasarkan analisis iklim 30 tahun terakhir menunjukkan bahwa, ada ke
cenderungan terbentuknya pola iklim baru yang menyebabkan terjadinya
perubahan iklim. Dampak terjadinya perubahan iklim terhadap sektor per
tanian adalah bergesernya awal musim kemarau yang menyebabkan
berubahnya pola tanam karena adanya kekeringan.
◼ Kajian kekeringan tidak hanya dari segi Resources saja tetapi juga harus
dipertimbangkan, acces, capacity, use, environment
Klasifikasi kekeringan
Kekeringan alamiah:
◼ Kekeringan meteorologis: curah hujan yang
kurang
◼ Kekeringan hidrologis: kekurangan pasokan air
permukaan dan air tanah
◼ Kekeringan pertanian: kurangnya kandungan air
di dalam tanah sehingga tidak mampu
memenuhi kebutuhan tanaman pada waktu
tertentupada wilayah yang luas
Klasifikasi kekeringan

Kekeringan antropogenic
◼ Kebutuhan air lebih besar dari pada pasokan
yang direncakana
◼ Kerusakan kawasan tangkapan air, sumber air,
akibat perbuatan manusia
Gejala terjadinya kekeringan
◼ Berkurangnya curah hujan dibawah normal dalam satu
musim.
◼ Kekurangan pasokan air permukaan dan air tanah.
Kekeringan dini diukur berdasarkan elevasi muka air
sungai, waduk, danau, dan air tanah.
◼ Kekeringan lahan pertanian ditandai dengan kekurangan
lengas tanah.
Penyebab terjadinya kekeringan

◼ Kondisi ekosistem yang khas (misal: Ekosistem karst)


◼ El Nino ( serangan perairan permukaan panas ke
perairan yang secara normal lebih dingin dari Pasifik
Amerika Selatan )
◼ Perubahan-perubahan yang diakibatkan oleh manusia
pada permukaan bumi dan tanah
◼ Temperatur permukaan lautan yang lebih dingin;
◼ Meningkatnya karbon dioksida atmosferik dan gas-gas
rumah kaca yang memicu global warming
CUACA EKSTRIM
GERAKAN MASSA
TANAH & BATUAN
Penyebab gerakan

FAKTOR-FAKTOR PEMICU
PENGONTROL GERAKAN
Bentuk lahan RENTAN Infiltrasi air TERJADI
Tanah (SIAP KRITIS
STABIL Batuan
ke lereng GERAKAN
BERGERAK) Getaran TANAH
Struktur geologi Aktivitas
Hidrologi manusia
Tata guna lahan

Proses terjadinya gerakan tanah dan komponen-komponen penyebabnya


(Karnawati, 2002).

RENTAN : berpotensi (berbakat) atau berkecenderungan untuk bergerak,


namun belum mengalami gerakan = Siap untuk bergerak.
PEMICU GERAKAN : proses-proses alamiah ataupun non alamiah yang
dapat merubah kondisi lereng dari rentan (siap bergerak) menjadi
mulai bergerak.
(Lanjutan ….) Perubahan lingkungan yang mempengaruhi manusia lainnya

Fenomena
No. Fenomena Sebab Dampak
Akibat
1. • Campuran panas dan Angin puyuh - Bangunan-bangunan rusak dan hilang
kelembaban - Korban dan kesehatan umum, virus penyakit
• Putaran Arus angin - Rusaknya hasil panen
• Angin puyuh tropis - Gangguan jaringan komunikasi dan listrik.

2. • Curah hujan yang tinggi Banjir - Kematian karena tenggelam,


• Rusaknya bendung air - wabah penyakit
• Jebolnya endapan longsor di - Rusaknya Bangunan
bagian hulu sungai - Longsor.
- Kontaminasi sumur-sumur dan tidak tersedia air
bersih.
- Gagal Panen dan terhambat persediaan
makanan
3. ▪ Kurangnya curah hujan Kekeringan - Turunnya pendapatan para petani;
▪ Ekosistem karst - Naiknya harga makanan pokok, tingkat inflasi
▪ El Nino yang tinggi, memburuknya tingkat nutrisi,
▪ Aktivitas manusia kelaparan, penyakit, kematian, pengurangan
▪ Meningkatnya karbon dioksida sumber-sumber air minum, migrasi, meledaknya
atmosforik dan gas-gas rumah komunitas, hilangnya ternak.
kaca.
Fenomena
No. Fenomena Sebab Dampak
Akibat
4. • Polusi udara. Polusi - Terganggunya bidang pertanian
• Polusi laut. lingkungan - kesehatan manusia dan kehidupan lainnya.
• Polusi air segar. - Naiknya pemukaan laut, perubahan iklim,
• Kemungkinan pemanasan naiknya temperatur.
global dan Penipisan ozon.
5. ▪ Menyebarnya pertanian Penebangan - Hilang/punahnya, seperti buah-buahan dan
dan tempat hutan obat-obatan, serta menurunnya kultur-kultur
penggembalaan tradisional.
▪ Pengumpulan kayu bakar - Terganggunya perekonomian
▪ Pemanenan kayu - Bahaya-bahaya: Banjir, kekeringan,
Kelaparan, Desertifikasi, Polusi lingkungan.
6. ▪ Kondisi-kondisi iklim dasar Desertifikasi - Kekeringan dan kelaparan.
▪ Manajemen penggunaan - Produktivitas pertanian yang menurun
tanah mempunyai dampak sosioekonomi dan dapat
▪ praktek irigasi yang kurang menurunkan standar hidup
baik.
7. ▪ Faktor-faktor ekologi Wabah Hama Kerugian panen dapat menyebabkan
▪ Pola-pola cuaca kekurangan pangan, kelaparan yang merata,
dan tekanan terhadap sistim-sistim ekonomi.
Fenomena
No. Fenomena Sebab Dampak
Akibat
8 ▪ Permukiman padat - kotor, Epidemi - Penyakit dan kernatian.
kemiskinan - Gangguan sosial dan politik, kerugian
▪ Perubahan ekologi ekonomi.
▪ Orang yang tidak kebal - Trauma yang meningkat di pemukiman
bermigrasi ke daerah endemis darurat.
penyakit
▪ Menurunnya status nutrisi
▪ Kontaminasi air atau cadangan
makanan
9 ▪ Kecelakaan-ledakan pada Kecelakaan - Kerusakan fisik. pada bangunan atau
industri-kimia. industri dan infrastruktur. Kecelakaan transportasi,
▪ Pengelolaan industri-limbah kimia Kebakaran industri.
kimia beracun yang tidak tepat. - Korban manusia
▪ Bahaya-bahaya alam yang - Lingkungan. Kontaminasi pada udara,
menyebabkan kebakaran, cadangan air, daratan, dan kehidupan
gempabumi, atau tanah longsor binatang mungkin saja terjadi.
▪ Pembakaran yang disengaja - Sistim-sistim ekologi menjadi rusak
atau sabotase bahkan dalam skala global.
Sumber:
◼ Sungkowo, A., dan Rr. Dina Asrifah. 2017. Bahan Ajar Ilmu
Lingkungan Kebumian. Prodi Teknik Lingkungan UPN Veteran
Yogyakarta
◼ Penanggulangan Bencana Cuaca dan Iklim di Indonesia,
Kedeputian Pencegahan dan Kesiapsiagaan, BNPB
◼ Buku Saku Tanggap Tangkas Tangguh menghadapi Bencana,
BNPB, 2012
◼ Info Bencana, BNPB, Maret 2013
◼ Apa itu Angin Puting Beliung, BPBD Kota Denpasar, 2014

Anda mungkin juga menyukai