Anda di halaman 1dari 3

Kerusakan lingkungan yang terjadi saat ini semakin banyak.

Misalnya
saja kerusakan ekosistem yang disebabkan pencemaran air.
Penyebab pencemaran tersebut adalah aktivitas manusia yang
menggunakan plastik sekali pakai serta styrofoam.

Styrofoam sebagai salah satu bahan pembungkus makanan ternyata


tidak dapat diuraikan lingkungan. Sekalipun sudah dibuang dan
dipotong hingga berukuran kecil dan hancur menjadi partikel yang
ukurannya lebih kecil, styrofoam tetap bisa mencemari lingkungan
sekitarnya. Jika hanyut terbawa air, partikel kecil sterofoam berupa
mikroplastik dapat tertelan dan mengakibatkan gangguan kesehatan.

Kekeringan
Kekeringan merupakan fenomena hidrologi yang paling kompleks, perwujudan dan penambahan isu-isu berkaitan
dengan iklim, tata guna lahan, dan norma pemakaian air. Kompleksitas bertambah karena diketahui
kekeringan merupakan bencana dengan prosesnya berjalan lambat sehingga dikatakan sebagai bencana merangkak.
Kekeringan datang tidak tiba-tiba seperti banjir atau gempa bumi, tetapi timbul perlahan-lahan sehingga sangat
mudah diabaikan. Tidak bisa diketahui secara pasti awal dan kapan bencana ini berakhir, tetapi semua baru sadar
setelah berada di periode tengahnya.

Baca Juga

Defnisi Kekeringan
Kekeringan diklasifkasikan menjadi dua: kekeringan
alamiah dan kekeringan antropogenik. Kekeringan alamiah terjadi akibat tingkat curah hujan di bawah normal
dalam satu musim, kekurangan pasokan air permukaan dan air tanah, kekurangan kandungan air di dalam tanah
sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan tanaman tertentu pada periode waktu tertentu pada wilayah
yang luas, pasokan komoditi ekonomi kurang dari kebutuhan normal. Kekeringan antropogenik adalah kekeringan
yang disebabkan oleh ketidakpatuhan pada aturan. Kekeringan antropogenik terjadi karena kebutuhan air lebih
besar dari pasokan yang direncanakan akibat ketidak-patuhan pengguna terhadap pola tanam/pola penggunaan air
dan kerusakan kawasan tangkapan air, sumber air akibat perbuatan manusia.

Iklim
Kekeringan di Indonesia sangat berkaitan dengan fenomena ENSO (El-Nino Southern Oscilation). El-Nino adalah
kondisi abnormal iklim yang mengakibatkan kemarau panjang. Pengaruh El-Nino lebih kuat pada musim kemarau
dibandingkan pada musim hujan. Pengaruh El-Nino pada keragaman hujan memiliki beberapa pola, yakni akhir
musim kemarau mundur dari normal; awal masuk musim hujan mundur dari normal; curah hujan musim kemarau
turun tajam jika dibandingkan dengan normal; deret hari kering makin panjang, khususnya di daerah
Indonesia bagian timur.

Tata Guna Lahan


Semakin meningkatnya jumlah luas lahan pertanian yang diubah menjadi permukiman dapat mengakibatkan
semakin menurunnya jumlah air resapan. Hal ini mengakibatkan aliran permukaan meningkat. Peningkatan ini
menyebabkan air yang seharusnya tertampung di dalam tanah menjadi terbawa aliran permukaan sehingga terjadi
kekurangan pasokan air permukaan dan air tanah.

Norma Pemakaian Air


Penggunaan air yang berlebihan pada waktu musim tanam di lahan pertanian pada industri dan pada rumah tangga
menyebabkan menurunnya jumlah air pada waktu musim kemarau.
Sumber : Buku Bahasa Indonesia Kelas 11 Kurikulum 2013
Di Indonesia, hujan turun secara tidak merata meskipun pada umunya hujan terjadi di
seluruh wilayah negeri. Ada daerah yang lebih mendapatkan curah hujan dan ada pula
daerah yang kurang mendapatkan curah hujan .Selain itu, hujan tidak terjadi dalam waktu
yang bersamaan . Di wilayah barat, hujan sudah turun, tetapi di wilayah timur belum.
Kekeringan biasanya muncul bila suatu wilayah secara terus- menerus mengalami curah
hujan di bawah rata-rata. Musim kemarau yang panjang akan menjadi bencana alam
apabila menyebabkan suatu wilayah kehilangan sumber pendapatan akibat gangguan pada
pertanian dan ekosistem yang ditimbulkannya.

Kekeringan di Indonesia merupakan persoalan yang memiliki dampak yang cukup signifikan
utamanya dalam bidang pertanian, seperti turunnya produksi tanaman dan merugikan
petani. Selain itu, produksi pertanian yang rendah akan berakibat pada menurunnya kondisi
pangan nasional bangsa dan menyebabkan stabilisasi perekonomian mudah goyah. Hal
lain yang bisa terjadi adalah terganggunya sistem hidrolisis lingkungan dan manusia akan
kekurangan air untuk dikonsumsi.

Kekeringan umunya disebabkan oleh perubahan cuaca, yang terjadi pada musim kemarau.
Namun lebih diperparah oleh ulah manusia yang melakukan penebangan hutan secara liar,
penyempitan sungai akibat pembangunan liar di pinggir sungai, penutupan tanah oleh aspal
dan beton serta pengambilan air tanah yang berlebihan.

Sedangkan upaya untuk mencegah dan menanggulangi kekeringan di Indonesia, antara


lain melarang penebangan hutan secara liar, melarang pembangunan liar di pinggir sungai,
melakukan reboisasi atau penghijauan, dan membangun serta memelihara danau, waduk,
atau wilayah hutan yang dapat menjadi wilayah resapan air.

Anda mungkin juga menyukai