Anda di halaman 1dari 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Prestasi Belajar


2.1.1 Definisi Prestasi Belajar
Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan
siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya
seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya
untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar
mengajar berlangsung.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi belajar adalah
penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh
mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau yang
diberikan oleh guru.
Winkel (1996) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan
bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka prestasi
belajar merupakan hasil belajar yang dicapai oleh seseorang setelah
melaksanakan usaha-usaha belajar.
Benyamin S. Bloom, prestasi belajar merupakan hasil perubahan
tingkah laku yang meliputi tiga ranah kognitif terdiri atas: pengetahuan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
Pengertian prestasi belajar sendiri menurut Syaiful Bahri
Djamarah adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang
mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari
aktivitas dalam belajar dan diwujudkan dalam bentuk nilai atau angka.
Menurut Muhibbin Syah, prestasi belajar adalah keberhasilan
murid dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan
dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah
materi pelajaran tertentu.

3
Berdasarkan beberapa definisi prestasi belajar yang telah
dijabarkan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi
belajar adalah hasil dari usaha belajar yang dilakukan individu
yang diwujudkan dalam bentuk nilai yang diperoleh dari hasil tes
materi pelajaran.

2.1.2 Aspek Prestasi Belajar


Menurut Nasution (1996) prestasi belajar peserta didik dikatakan
sempurna jika memenuhi tiga aspek yaitu:
a. Aspek kognitif adalah aspek yang berkaitan dengan kegiatan
berpikir. Aspek ini sangat berkaitan erat dengan tingkat intelegensi
(IQ) atau kemampuan berpikir peserta didik. Sejak dahulu aspek
kognitif selalu menjadi perhatian utama dalam sistem pendidikan
formal. Hal itu dapat dilihat dari metode penilaian pada sekolah-
sekolah di negeri kita dewasa ini sangat mengedepankan
kesempurnaan pada aspek kognitif.
b. Aspek afektif adalah aspek yang berkaitan dengan nilai dan sikap.
Penilaian pada aspek ini dapat terlihat pada kedisiplinan, sikap
hormat pada guru, kepatuhan dan lain sebagainya. Aspek afektif
berkaitan erat dengan kecerdasan emosi (IQ) peserta didik.
c. Aspek psikomotorik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
segala sesuatu yang berkaitan dengan kemampuan gerak fisik yang
mempengaruhi sikap mental. Jadi, sederhananya aspek ini
menunjukkan kemampuan atau keterampilan (skill) peserta didik
setelah menerima sebuah pengetahuan.
Berdasarkan pada pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
prestasi belajar peserta didik dikatakan sempurna jika memenuhi aspek
kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik.

4
2.1.3 Faktor Prestasi Belajar
Menurut Sudjana (1998) prestasi belajar dapat dibagi menjadi 3
tingkatan:
a. Prestasi belajar tinggi, dengan nilai atau skor diatas rata-rata yang
diperoleh dari hasil evaluasi belajar, sehingga mengetahui nilai atau
skor tersebut siswa dapat dinyatakan berhasil mencapai tujuan dari
pendidikan
b. Prestasi belajar sedang, nilai atau skor rata-rata yang dapat diperoleh
dengan evaluasi belajar atau ujian yang diperoleh siswa sehingga
dengan mengetahui skor yang didapat tersebut siswa dapat dikatakan
berhasil dan tercapai tujuan pendidikan.
c. Prestasi belajar rendah, nilai atau skor dibawah rata-rata yang
diperoleh dari hasil penelitian atau ujian, dengan hasil skor tersebut
maka dapat dikatakan bahwa siswa tersebut gagal dalam
pelajarannya dan gagal dalam tujuan pendidikannya.
Slamento (2003) mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu:
1. Faktor internal, yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang
sedang belajar, faktor internal terdiri dari: 1) Faktor jasmaniah
(kesehatan dan cacat tubuh). 2) Faktor psikologis (intelegensi,
perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan persiapan). 3) Faktor
kelelahan.
2. Faktor eksternal, yaitu faktor dari luar individu. Faktor eksternal
terdiri dari: 1) Faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi
antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,
pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan). 2) Faktor
sekolah (metode mengajar guru, kurikulum, relasi guru dengan
siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran,

5
waktu sekolah, standar belajar diatas ukuran, keadaan gedung,
metode belajar dan tugas rumah. 3) Faktor masyarakat (kegiatan
siswa dalam masyarakat, massa media, teman bergaul, dalam bentuk
kehidupan masyarakat).
Berdasarkan pemaparan beberapa ahli diatas, dapat ditarik
kesimpulan bahwasannya faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar adalah faktor internal (faktor jasmaniah, faktor
psikologis¸ faktor kelelahan), dan faktor eksternal (faktor
keluarga, faktor sekolah, faktor masyarakat).

2.2 Musik
2.2.1 Pengertian Musik
Istilah musik dikenal dari bahasa Yunani yaitu Musike. Musike
berasal dari perkataan muse-muse, yaitu sembilan dewa-sewa Yunani di
bawah dewa Apollo yang melindungi seni dan ilmu pengetahuan.
Menurut Widhyatama (2012) musik adalah penghayatan isi hati manusia
yang diungkapkan dalam bentuk bunyi yang teratur dengan melodi atau
ritme serta mempunyai unsur atau keselarasan yang indah.
Menurut Nakagawa (1999) musik adalah ekspresi seni yang
berpangkal pada tubuh. Musik terdiri atas suatu peredaran atau feedback
atau arus balik dari membunyikan, mendengar dan membunyikan
kembali.
Menurut Djohan (2009) musik didefinisikan sebagai suara dan
diam yang terorganisir melalui waktu yang mengalir (dalam ruang) dan
vibrasi (energi) adalah esensi dari segala sesuatu (massa).
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa
permainan musik adalah seni yang diungkapkan dalam bentuk bunyi
dengan melodi serta mempunyai keselarasan yang indah.

6
2.2.2 Unsur-Unsur Musik
Menurut Widhyatama (2012) pada dasarnya unsur-unsur musik dapat
dikelompokkan atas:
1. Unsur pokok, yaitu harmoni, irama, melodi, atau struktur lagu.
2. Unsur ekspresi yaitu tempo, dinamik, dan warna nada.
Penjelasan unsur-unsur musik tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Harmoni adalah keselarasan bunyi yang merupakan gabungan dua
nada atau lebih yang berbeda tinggi rendahnya. Harmoni adalah
gabungan beberapa nada yang dibunyikan secara serempak atau
arpegic (berurutan) walau tinggi rendahnya nada tersebut tidak
sama, tetapi selaras kedengarannya dan mempunyai kesatuan yang
bulat.
2. Irama dapat diartikan sebagai bunyi atau sekelompok bunyi dengan
bermacam-macam panjang pendeknya not dan tekanan atau aksen
pada not
3. Melodi adalah susunan rangkaian nada (bunyi dengan getaran
teratur) yang terdengar beruntun serta bersama dengan
mengungkapkan suatu gagasan.
4. Bentuk lagu atau struktur lagu adalah susunan atau hubungan antara
unsur-unsur musik dalam suatu lagu sehingga menghasilkan
komposisi lagu yang bermakna.
5. Tanda tempo adalah kecepatan dalam memainkan lagu dan
perubahan-perubahan dalam kecepatan lagu tersebut.
6. Ekspresi adalah sutu ungkapan pikiran dan perasaan yang
mencangkup tempo, dinamik, dan warna nada dari nsur-unsur pokok
musik yang diwujudkan oleh seniman musik penyanyi yang
disampaikan pada pendengaranya.

7
2.3 Kerangka Teori
Berdasarkan pemaparan dua variabel diatas, kerangka teori
yang terbentuk adalah bahwasanya musik yang biasanya murid
dengarkan dikala waktu senggang, menurut Ahli saraf dari Harvard
University, Mark Tramo, M.D., getaran musik yang masuk melalui
telinga dapat mempengaruhi kejiwaan. Ini terjadi karena di dalam otak
manusia, terdapat jutaan neuron dari sirkuit secara unik menjadi aktif
ketika kita mendengar musik. Neuron-neuron ini menyebar ke
berbagai daerah di otak, termasuk pusat auditori di belahan kiri dan
belahan kanan. Mulai dari sinilah kaitan antara musik dan kecerdasan
terjadi.
Penelitian bagaimana pengaruh musik terhadap kecerdasan
juga dilakukan oleh psikolog Fran Rauscher dan Gordon Shawdari
University of California-Irvine, Amerika Serikat pada tahun 1994.
Hasil penelitian yang dilakukan membuktikan bahwa erat kaitan antara
kemahiran bermusik dengan penguasaan level matematika yang tinggi,
dan keterampilan-keterampilan sains.

2.4 Hipotesis
Ho : Musik tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar
murid bimbel extra.
3.
Ha : Musik berpengaruh terhadap prestasi belajar
murid bimbel extra.

Anda mungkin juga menyukai