Anda di halaman 1dari 18

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka
1. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:
895), adalah penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang
dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai
tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
Sutratinah Tirtonegoro (2001: 43) mendefinisikan, “Prestasi belajar
adalah penilaian usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk
simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil
yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu”.
Menurut Sumadi Suryabrata (2005: 175) prestasi belajar meliputi
perubahan psikomotorik, sehingga prestasi belajar adalah kemampuan
siswa yang berupa penguasaan pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang
dicapai dalam belajar setelah ia melakukan kegiatan belajar.
Pengertian prestasi belajar menurut S. Nasution (1996: 17), prestasi
belajar adalah: “Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir,
merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila
memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, affektif dan psikomotor, sebaliknya
dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu
memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.”
Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar seseorang
yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat serta
dicapai dalam periode tertentu. Prestasi belajar dikatakan sempurna
apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, affektif dan psikomotor,
sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum
mampu memenuhi target cdoamlammitkteotiugsaekr riteria tersebut.
Dalam penelitian

1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ini prestasi belajar mahasiswa dilihat dari nilai pada Mata Kuliah Teknik
Pondasi Semester Gasal Tahun Ajaran 2012/2013.

b. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar


Prestasi belajar mahasiswa satu dengan mahasiswa yang lain
berbeda-beda. Hal itu dikarenakan adanya faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar. Menurut Djamarah (2002: 143), faktor-
faktor yang mempengaruhi prestasi belajar digambarkan dalam diagram
berikut: Alami
Lingkungan
Sosial Budaya

Luar
Kurikulum

Program
Instrumental
Sarana &
Fasilitas

Unsur Guru

Kondisi
fisiologis
Fisiologis
Kondisi
pancaindra

Dalam Minat

Kecerdasan

Psikologis Bakat

Motivasi

Kemampuan
Konitif

Gambar 2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar


commit to user

2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Menurut Ngalim Purwanto (2003: 102), faktor-faktor yang


mempengaruhi belajar adalah:
1) Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang disebut faktor
individual, dan
2) Faktor dari luar individu yang kita sebut faktor sosial.
Yang termasuk dalam faktor individual antara lain: faktor
kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor
pribadi. Sedangkan yang dimaksud faktor sosial antara lain faktor
keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat
yang dipergunakan dalam belajar mengajar, lingkungan dan
kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Munadi
(2008: 24) antara lain meliputi faktor internal dan faktor eksternal:
1) Faktor Internal
a) Faktor Fisiologis.
Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima,
tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat
jasmani dan sebagainya. Hal tersebut dapat mempengaruhi peserta
didik dalam menerima materi pelajaran.
b) Faktor Psikologis.
Setiap indivudu dalam hal ini peserta didik pada dasarnya memiliki
kondisi psikologis yang berbeda-beda, tentunya hal ini turut
mempengaruhi hasil belajarnya. Beberapa faktor psikologis
meliputi intelegensi (IQ), perhatian, minat, bakat, motif, motivasi,
kognitif dan daya nalar peserta didik.
2) Faktor Eksternal
a) Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan dapat mempengaruhi hasil belajar. Faktor
lingkungan ini meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial.
Lingkungan alam misalnya suhu, kelembaban dan lain-lain. Belajar
pada tengah hari di ruangan yang kurang akan sirkulasi udara akan
sangat berpengaruh dan akan sangat berbeda pada pembelajaran
pada pagi hari yang kondisinya masih segar dan dengan ruangan
c o m m i t to u se r
yang cukup untuk b e r n af a s leg a .

3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b) Faktor Instrumental
Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan
penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang
diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai
sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang direncanakan.
Faktor-faktor instrumental ini berupa kurikulum, sarana dan guru.
Djamarah, Ngalim Purwanto, dan Munadi menyebutkan guru
adalah faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Oemar Hamalik
(2004: 36) menegaskan, proses belajar dan hasil belajar siswa bukan saja
ditentukan oleh sekolah, pola, struktur, dan isi kurikulumnya, akan tetapi
sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan
membimbing mereka. Guru yang kompeten akan lebih mampu
menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan, dan akan
lebih mampu mengelola kelasnya, sehingga belajar para siswa berada pada
tingkat optimal.
Di perguruan tinggi, tenaga pendidik disebut sebagai dosen. Dosen
bertugas sama seperti guru, karena dosen dan guru berfungsi sebagai
tenaga pendidik/pengajar. Sehingga bisa dikatakan bahwa dosen adalah
faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa. Dosen yang
kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif,
menyenangkan, dan akan lebih mampu mengelola kelasnya, sehingga
belajar para siswa berada pada tingkat optimal.

c. Fungsi Prestasi Belajar


Menurut Zainal Arifin (2013: 12-13) prestasi belajar mempunyai
fungsi utama, antara lain:
1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan
yang telah dikuasai peserta didik.
2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Para ahli
psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai “tendensi keingintahuan
(curiocity) dan merupakan kebutuhan umum manusia”.
3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.
Asumsinya adalah bahcwoma mpirtetsotausisebrelajar dapat
dijadikan pendorong

4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

bagi peserta didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan


teknologi, dan berperan sebagai umpan balik (feadback) dalam
meningkatkan mutu pendidikan.
4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi
pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat
dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan.
Asumsinya adalah bahwa kurikulum yang digunakan relevan dengan
kebutuhan masyarakat dan anak didik. Indikator ekstern dalam arti
bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator
tingkat kesuksesan peserta didik di masyarakat. Asumsinya adalah
kurikulum yang digunakan relevan pula dengan kebutuhan masyarakat.
5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap
(kecerdasan) peserta didik. Dalam proses pembelajaran, peserta didik
menjadi fokus utama yang harus diperhatikan, karena peserta didiklah
yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran.
Jika dilihat dari beberapa fungsi prestasi belajar diatas, maka
betapa pentingnya kita mengetahui dan memahami prestasi belajar peserta
didik, baik secara perseorangan maupun secara kelompok, sebab fungsi
prestasi belajar tidak hanya sebagai indikator keberhasilan dalam bidang
studi tertentu, tetapi juga sebagai indikator kualitas intuisi pendidikan.

2. Kompetensi Dosen
a. Pengertian Kompetensi Dosen
E. Mulyasa (2006: 37), kompetensi merupakan perpaduan dari
pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam
kebiasaan berpikir dan bertindak. Menurut Agus Wibowo dan Hamrin
(2012: 105), kompetensi merupakan perpaduan dari penguasaan nilai-nilai,
dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir, berperasaan, dan
bertindak dalam suatu tugas pokok dan fungsinya. Kompetensi juga
berkenaan dengan kecakapan seseorang dalam melaksanakan tugas pokok
dan fungsinya untuk mencapai standar mutu dalam unjuk kinerja atau hasil
kerja nyata.
Pengertian lain dikemukakan oleh Sardirman dalam Janawi (2011:
30), kompetensi adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki seseorang
berkenaan dengan tugasnya. Menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 2005
Pasal 1 ayat 10, kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh
commit to user
guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.

5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan


kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, perilaku dan
kemampuan yang harus dimiliki oleh tenaga pendidik dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan.

b. Macam-Macam Kompetensi Dosen


Macam-macam kompetensi menurut Janawi (2011: 47-51) adalah
sebagai berikut:
1) Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik berkaitan langsung dengan penguasaan disiplin
ilmu pendidikan dan ilmu lain yang berkaitan dengan tugasnya sebagai
guru. Oleh karena itu seorang calon guru (pendidik) harus memiliki
latar belakang pendidikan keguruan yang relevan dengan bidang
keilmuannya.
Secara teknis kompetensi pedagogik meliputi:
a) Menguasai karakteristik peserta didik.
b) Menguasai teori dan prinsip-prinsip pembelajaran.
c) Mengembangkan kurikulum dan rancangan pembelajaran.
d) Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.
e) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk
kepentingan pembelajaran.
f) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik.
g) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta
didik.
h) Menyelenggarakan evaluasi dan penilaian proses dan hasil belajar.
i) Memanfaatkan hasil evaluasi dan penilaian untuk kepentingan
pembelajaran.
j) Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas
pembelajaran.

commit to user

6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2) Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional merupakan kemampuan dasar tenaga
pendidik. Ia akan disebut profesional, jika ia mampu menguasai
keahlian dan keterampilan teoritik dan praktik dalam proses
pembelajaran. Kompetensi ini cenderung mengacu kepada kemampuan
teoritik dan praktik lapangan.
Secara rinci kemampuan profesional dapat dijabarkan sebagai berikut:
a) Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang
sesuai dan mendukung bidang keahlian/bidang studi yang diampu.
b) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran sesuai bidang studi yang
diampu.
c) Menguasai filosofi, metodologi, teknis dan fraksis penelitian dan
pengembangan ilmu yang sesuai dan mendukung bidang
keahliannya.
d) Mengembangakan diri dan kinerja profesionalitasnya dengan
melakukan tindakan reflektif dan penggunaan TIK.
e) Meningkatkan kinerja dan komitmen dalam pelaksanaan
pengabdian kepada masyarakat.
3) Kompetensi Kepribadian
Kompetensi ini meliputi kemampuan personalitas, jati diri sebagai
seorang tenaga pendidik yang menjadi panutan bagi peserta didik.
Secara khusus kemampuan ini dapat dijabarkan berupa:
a) Berjiwa pendidik dan bertindak sesuai dengan norma agama,
hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia.
b) Tampil sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia dan menjadi
teladan bagi peserta didik dan masyarakat.
c) Tampil sebagai pribadi yang mantap, dewasa, stabil, dan
berwibawa.
d) Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab, rasa bangga sebagai
c o m m i t to u ser
pendidik dan rasa p e r ca y a d iri .

7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4) Kompetensi Sosial
Kompetensi ini berkaitan dengan kemampuan guru berinteraksi
dengan peserta didik dan orang yang ada disekitar dirinya. Kompetensi
sosial ini dirinci sebagai berikut:
a) Bersikap inklusif dan bertindak obyektif.
b) Beradaptasi dengan lingkungan tempat bertugas dan dengan
lingkungan masyarakat.
c) Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan
komunitas profesi sendiri maupun profesi lain, secara lisan dan
tulisan atau bentuk lain.
d) Berkomunikasi secara empatik dan santun dengan masyarakat luas.

Macam-macam kompetensi menurut Agus Wibowo dan Hamrin


(2012: 110-125) adalah sebagai berikut:
1) Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik adalah pemahaman guru terhadap anak didik,
perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan anak didik untuk mengaktualisasikan sebagai potensi
yang dimilikinya. Kompetensi pedagogik ini juga sering dimaknai
sebagai kemampuan mengelola pembelajaran. Ini mencakup konsep
kesiapan mengajar, yang ditunjukkan oleh penguasaan pengetahuan
dan keterampilan mengajar.
2) Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian ini berupa kepribadian yang mantap dan
stabil, dewasa, arif, berwibawa, dan akhlak mulia, sehingga dapat
menjadi teladan.
3) Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional adalah penguasaan guru atas materi
pembelajaran secara luas dan mendalam. Menurut Wina Sanjaya
dalam Agus Wibowo dan Hamrin (2012: 118), kompetensi profesional
c om m it to us e r
merupakan kompetens i at au k em a m puan yang
berhubungan dengan

8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

penyelesaian tugas-tugas keguruan. Menurut Buchari Alma dalam


Agus Wibowo dan Hamrin (2012: 118), kemampuan profesional
adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan
mendalam, serta metode dan teknik mengajar yang sesuai yang
dipahami oleh murid, mudah ditangkap, tidak menimbulkan kesulitan
dan keraguan. Kompetensi profesional guru, lanjut Buchari,
ditunjukkan pula oleh kemampuan guru dalam mengembangkan materi
studi yang diajarkan dalam bentuk penelitian, dan secara nyata
menghasilkan karya-karya produktif seperti penulisan bahan ajar,
termasuk menulis buku yang berkaitan dengan materi yang diajarkan.
4) Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi,
menjalin kerjasama dan berinteraksi secara efektif dan efisien, baik itu
dengan anak didik, sesama pendidik, orang tua/ wali, maupun dengan
masyarakat sekitar. Menurut Buchari Alma dalam Agus Wibowo dan
Hamrin (2012: 124), kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk
berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sekolah dan diluar lingkungan sekolah.
Cooper yang dikutip oleh Nana Sudjana dalam Janawi (2011: 39),
menjelaskan, komponen kompetensi diklasifikasikan kepada beberapa
kategori, yaitu: Pertama, mengetahui pengetahuan tentang belajar dan
tingkah laku manusia; Kedua, mempunyai pengetahuan dan menguasai
bidang studi yang diampunya; Ketiga, mempunyai sikap yang tepat
tentang dirinya; Keempat, mempunyai keterampilan tentang teknik
mengajar. Identik dengan Cooper, Glasser menjelaskan bahwa ada empat
hal dasar yang harus dikuasai guru, yaitu: Pertama, menguasai bahan
pelajaran; Kedua, kemampuan mendiagnosa tingkah laku siswa; Ketiga,
kemampuan melaksanakan proses pengajaran; Keempat, kemampuan
mengukur hasil belajar siswa.
Nana Sudjana dalam Janawi (2011: 41), menjelaskan bahwa
c om m i t to u se r
pembagian kompetensi yan g h ar u s di m il iki guru meliputi tiga
aspek, yaitu:

9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1) Kompetensi Bidang Kognitif


Kompetensi bidang kognitif berhubungan dengan kompetensi
intelektual seperti penguasaan materi, pengetahuan tentang cara
mengajar, pengetahuan mengenai belajar dan tingkah laku individu,
pengetahuan bimbingan dan penyuluhan, pengetahuan tentang
administrasi kelas, dan cara mengevaluasi hasil belajar anak.
2) Kompetensi Bidang Sikap
Kompetensi bidang sikap berhubungan dengan kesiapan dan kesediaan
guru terhadap berbagai hal yang berkenaan dengan tugas dan
profesinya, seperti sikap mencintai pekerjaannya dan lainnya.
3) Kompetensi Bidang Perilaku/Performance
Kompetensi ini berhubungan dengan keterampilan/perilaku guru,
seperti keterampilan mengajar, membimbing, menilai, menggunakan
alat bantu (teknologi pendidikan), dan berkomunikasi dengan anak.
Menurut Gordon dalam Mulyasa (2005: 38-39), ada enam aspek
atau ranah yang terkandung dalam konsep kompetensi, yaitu: (1)
pengetahuan (knowledge), yaitu kesadaran dalam bidang kognitif, (2)
pemahaman (under-standing), yaitu kedalaman kognitif dan afektif yang
dimiliki individu, (3) kemampuan (skill), sesuatu yang dimiliki individu
untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya, (4)
nilai (value), suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara
psikologis telah menyatu dalam diri seseorang, (5) sikap (attitude),
perasaan (senang- tidak senang, suka-tidak suka) atau reaksi terhadap
suatu rangsangan yang datang dari luar, dan (6) minat (interest), yaitu
kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan.
Menurut Slamet PH dalam Syaiful Sagala (2009: 24-27),
kompetensi dan sub-kompetensi untuk dosen dapat dikembangkan sebagai
berikut:
1) Kompetensi Bidang Studi
a) Memahami mata kuliah yang telah dipersiapkan untuk mengajar.
b) Memahami kompetensi, kurikulum, dan materi pokok yang
dikuliahkan di pergcuormuamnittitnogugsinerya.

1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

c) Memahami struktur, konsep, dan metode keilmuan yang menaungi


mata kuliah.
d) Memahami hubungan konsep antar mata kuliah terkait.
e) Menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-
hari.
f) Mengembangkan bidang studi yang ditekuni.
2) Kompetensi Pedagogik
a) Berkontribusi dalam pengembangan kurikulum yang terkait dengan
mata kuliah yang diajarkan.
b) Mengembangkan silabus mata kuliah berdasarkan kompetensi yang
telah dikembangkan.
c) Merencanakan rencana pelaksanaan kuliah berdasarkan silabus
yang telah dikembangkan.
d) Merancang manajemen perkuliahan, manajemen kelas dan
laboraturium.
e) Melaksanakan perkuliahan yang pro-perubahan (aktif, kreatif,
inovatif, eksperimentatif, efektif, menyenangkan, dan yang
mendorong keingintahuan.
f) Menilai hasil belajar mahapeserta didik secara otentik.
g) Membimbing mahapeserta didik dalam berbagai aspek, misalnya:
pendidikan, kepribadian, bakat, minat, dan karir.
h) Menulis buku teks yang sinergir secara tekstual, aktual, dan
faktual.
i) Mengembangkan profesionalisme diri sebagai dosen.
j) Mengembangkan e-learning sebagai salah satu metode
pembelajaran.
3) Kompetensi Etika Profesi
a) Memahami, menghayati, dan melaksanakan kode etik dosen
Indonesia (belum dibuat).
b) Memberikan layanan pendidikan dengan sepenuh hati, profesional,
dan ekspektasi yang tinggi terhadap mahapeserta didik.
c) Menghargai perbedaan latar belakang mahapeserta didik dan
berkomitmen tinggi untuk meningkatkan prestasi belajarnya.
d) Menunjukkan dan mempromosikan nilai-nilai, norma-norma,
sikap, dan perilaku positif yang mereka harapkan dari mahapeserta
didiknya.
e) Memberikan kontribusi terhadap pengembangan jurusan/program
studi umumnya dan perkuliahan khususnya.
f) Menjadikan dirinya sebagai bagian integral dari perguruan
tingginya.
g) Bertanggung jawab terhadap prestasinya.
h) Melaksanakan tugasnya dalam koridor peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan dalam koridor tata pemerintahan yang
baik (good governance).
commit to user

1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

i) Mengembangkan profesionalisme diri melalui evaluasi diri,


refleksi, dan pemutakhiran berbagai hal yang terkait dengan
tugasnya.
j) Memahami, menghayati, dan melaksanakan landasan-landasan
pendidikan: yuridis, filosofis, dan ilmiah.
4) Kompetensi Sosial
a) Memahami dan menghargai perbedaan (respek) serta memiliki
kemampuan mengelola konflik dan benturan.
b) Melaksanakan kerjasama secara harmonis dengan sesama dosen,
ketua jurusan, dekan, rektor/ketua, dan pihak-pihak terkait lainya.
c) Membangun kerja tim (teamwork) yang kompak, cerdas, dinamis,
dan lincah.
d) Melaksanakan komunikasi (oral, tertulis, tergambar) secara efektif
dan menyenangkan dengan: warga jurusan, fakultas, dan
universitas, mahapeserta didik, orangtua mahapeserta didik, dan
dengan kesadaran sepenuhnya bahwa masing-masing peran dan
tanggung jawab terhadap kemajuan perkuliahan.
e) Memiliki kemampuan memahami dan mengintenalisasikan
perubahan lingkungan yang berpengaruh terhadap tugasnya
(ipteks, legislasi dan regulasi, globalisasi, dan sebagainya).
f) Memiliki kemampuan menundukkan dirinya dalam sistem niai
yang berlaku di masyarakat sekitarnya.
g) Melaksanakan prinsip-prinsip tata kelola yang baik (misalnya:
partisipasi, transparansi, akuntabilitas, penegakkan hukum dan
profesionalisme).
5) Kompetensi Penelitian
a) Memahami filsafat ilmu bidang studinya.
b) Menguasai teori-teori (klasik dan mutakhir) bidang ilmu yang
ditekuni.
c) Memahami pendekatan pengembangan ilmu yang ditekuni.
d) Memahami paradigma-paradigma dan pendekatan peelitian di
bidang ilmunya.
e) Memahami metodologi penelitian di bidang ilmunya.
f) Memahami metode penelitian di bidang ilmu yang ditekuni.
g) Memahami alat analisis data, baik secara kuantitatif (statika)
maupun kualitatif.
h) Memahami hal-hal aktual dan faktual dibidang ilmu yang ditekuni.
i) Mempublikasikan temuan-temuan penelitian ilmiah/artikel ilmiah
pada jurnal-jurnal tingkat lokal, nasional, dan internasional.
j) Menghadiri seminar-seminar atau pertemuan-pertemuan ilmiah
lainnya dalam rangka memutakhirkan bidang ilmu yang ditekuni.
k) Selalu mengembangkan dirinya dalam filsafat ilmu, teori-teori,
paradigma penelitian, pendekatan penelitian, metodologi
penelitian, dan teknik-teknik analisis data secara kuantitatif
(statika) dan kualitatif.
commit to user

1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

l) Memahami permasalahan yang dihadapi oleh ilmu, negara, dan


masyarakat dalam lingkup bidang ilmu yang ditekuni.
m) Menggunakan ICT mutakhir dan canggih untuk mendukung
pengembangan ilmunya.
n) Selalu bergesekan dengan nilai-nilai progresif dibidang ilmunya
melalui berbagai cara (membaca, mengakses internet, sesrawung
dengan para ilmuwan (scientists & scholars), cendekiawan, dan
teknokrat).
o) Rajin melakukan penelitian untuk memecahkan permasalahan yang
dihadapi oleh: ilmu pengetahuan yang ditekuni, negara, dan
masyarakat.
p) Terbuka terhadap kritik, masukan, dan saran perbaikan terhadap
hasil-hasil karyanya.
q) Membudayakan penelitian di kampusnya.
6) Kompetensi Pengabdian pada Masyarakat
a) Memahami permasalahan yang sebenarnya dan menawarkan solusi
yang tepat untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh
masyarakat.
b) Menjalin kemitraan secara sinergis dengan masyarakat dalam
rangka saling memajukan dan mengembangkan.
c) Menjalin kerjasama dengan pemerintah daerah dalam rangka untuk
memajukan daerahnya.
d) Menyebarluaskan ilmunya kepada masyarakat dalam rangka ikut
mencerdaskan bangsa.
e) Memfasilitasi pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah dalam
rangka menggulirkan desentralisasi dan otonomi daerah dibidang
keahliannya.
f) Melakukan advokasi terhadap masyarakat tentang pentingnya
perbaikan kehidupan dan upaya-upaya yang perlu ditempuh, sesuai
dengan bidang keahlian yang ditekuni.
g) Melakukan survai masyarakat yang hasilnya dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun program pengabdian
pada masyarakat.
h) Kerjasama dengan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi
dalam rangka untuk mengurangi pengangguran.
i) Melaksanakan berbagai promosi perguruan tingginya melalui
pameran, brosur, siaran televisi, siaran radio, open house,
presentasi, news releases, seminar, dan cara-cara lain yang efektif
daam rangka mengenalkan program-program yang ditawarkan oleh
perguruan tingginya.
j) Kerjasama dengan pemerintah daerah dalam rangka untuk
memajukan daerahnya.
k) Menyelenggarakan praktek pengalaman lapangan yang mampu
memperbaiki kondisi/ situasi dan praktek-praktek yang telah
berlangsung selama ini.
commit to user

1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

l) Memberikan pelayanan terbuka kepada masyarakat melalui


konsultasi kepada dosen-dosen terkait dengan permasalahan yang
dihadapi.

3. Mata Kuliah Teknik Pondasi


a. Deskripsi Singkat Mata Kuliah
Mata kuliah ini merupakan mata kuliah keahlian berkarya wajib
dan merupakan kelanjutan dari mata kuliah mekanika tanah. Mata kuliah
ini mempelajari seluk beluk tentang fondasi dangkal, mulai dari site
investigation sampai dengan aplikasi geoteknik.
b. Kegunaan Mata Kuliah
Kegunaan mata kuliah ini adalah membekali keilmuan mahasiswa
apabila mereka sudah bekerja baik sebagai guru SMK Bangunan maupun
Teknisi dibidang struktur dan gambar bangunan. Mahasiswa tidak hanya
dapat menggambar suatu bentuk pondasi, tetapi juga harus bisa
menggambarkan sesuai dengan rancangan yang telah dianalisis secara
cermat dan tepat.
c. Standar Kompetensi Mata Kuliah
Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu
untuk mendesain fondasi dangkal suatu bangunan sesuai dengan
peruntukkannya.
d. Susunan Urutan Bahan Ajar
Bahan ajar terdiri dari 5 bab meliputi:
1) Penyelidikan Lokasi (Site Investigation)
Bab ini mencakup materi tentang tahapan penyelidikan lokasi, macam
penyelidikan tanah, fungsi penyelidikan tanah, alat, prosedur pengujian
dan macam serta data yang akan didapatkan dari berbagai pengujian.
Bab ini merupakan dasar dari penentuan jenis fondasi yang digunakan,
berdasarkan data hasil site investigation.
2) Kapasitas Dukung
Bab ini mencakup materi tentang pola keruntuhan tanah dan tanda-
co m m i t t o us e r
tandanya, menghitung k ap a s it a s d a ya dukung, pengaruh
kedalaman

1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

muka air tanah terhadap kapasitas dukung, menghitung kapasitas


dukung dengan beban eksentrik.
3) Perancangan Pondasi Dangkal
Bab ini mencakup materi tentang langkah-langkah perancangan
pondasi dangkal, menghitung dimensi pondasi, menggambarkan hasil
perhitungan.
4) Tekanan Tanah Lateral
Bab ini mencakup materi tentang membedakan tekanan saat diam,
aktif, dan pasif, menganalisis teori tekanan tanah pada tanah tak
kohesif dan kohesif, menjelaskan pengaruh beban diatas tanah urug,
menghitung tekanan tanah pada dinding penahan secara grafis dan
analitis.
5) Aplikasi Geoteknik
Bab ini mencakup materi tentang semua permasalahan yang
berhubungan dengan aplikasi geoteknik. Geoteknik adalah suatu
bagian dari cabang ilmu Teknik Sipil. Didalamnya diperdalam
pembahasan mengenai permasalahan kekuatan tanah dan hubungannya
dengan kemampuan menahan beban bangunan yang berdiri diatasnya.

B. Penelitian yang Relevan


Terdapat beberapa penelitian mengenai kompetensi dosen antara lain:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Ika Mustika (2012) dalam tesis dengan judul
“Hubungan Antara Persepsi Tentang Kompetensi Dosen dan Fasilitas Belajar
dengan Prestasi Belajar Keterampilan Dasar Praktik Klinik pada Mahasiswa
Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo”. Berdasar hasil penelitian
menyatakan: Terdapat hubungan positif dan secara statistik signifikan antara
persepsi kompetensi dosen (b = 0.15, CI= 95% dari 0.09 hingga 0.22), dan
persepsi fasilitas belajar (b = 0.07, CI= 95% dari 0.02 hingga 0.13) dengan
prestasi belajar. Variabel persepsi kompetensi dosen dan fasilitas belajar
mampu menjelaskan 47.8% dari variabel prestasi belajar mahasiswa (R2 =
c om m i t to u s er
47.8%, p < 0.001). Sehingg a da p a t di s im pulkan terdapat
hubungan antara

1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

persepsi kompetensi dosen dan fasilitas belajar dengan prestasi belajar


mahasiswa. Persepsi kompetensi dosen dan fasilitas belajar mampu
meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Yuli Yantina (2011) dalam tesis dengan judul
“Hubungan Antara Motivasi, Persepsi Tentang Kompetensi Dosen dan
Pemanfaatan Sumber Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa D III
Kebidanan Stikes Nurul Jadid Paiton Probolinggo”. Berdasar hasil penelitian
menyatakan: ada hubungan yang signifikan antara motivasi dengan prestasi
belajar (r = 0,551 dan p = 0,000). Ada hubungan yang signifikan antara
persepsi tentang kompetensi dosen dengan prestasi belajar (r = 0,561 dan p =
0,000). Ada hubungan yang signifikan antara pemanfaatan sumber belajar
dengan prestasi belajar (r = 0,563 dan p = 0,000). Ada hubungan yang
signifikan antara motivasi, persepsi tentang kompetensi dosen, dan
pemanfaatan sumber belajar dengan prestasi belajar (r = 0,745 p = 0,000 dan
R2 = 0,556). Sehingga dapat disimpulkan motivasi yang tinggi disertai
dengan persepsi tentang kompetensi dosen dan pemanfaatan sumber belajar
yang baik secara bersamaan akan meningkatkan prestasi. Disarankan dalam
penyelenggaraan proses pembelajaran perlu didukung sarana prasarana serta
Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai sehingga dapat meningkatkan
motivasi belajar mahasiswa dengan begitu diharapkan prestasi mahasiswa
akan meningkat.

C. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan arahan alur pikir peneliti dalam menjawab
masalah yang dirumuskan. Berdasarkan teori yang telah dikemukakan
sebelumnya maka dibuat suatu kerangka berpikir sebagai berikut:
Mata Kuliah Teknik Pondasi merupakan mata kuliah keahlian berkarya
wajib dan merupakan kelanjutan dari mata kuliah mekanika tanah. Mata kuliah ini
mempelajari seluk beluk tentang fondasi dangkal, mulai dari site investigation
sampai dengan aplikasi geoteknik. Prestasi belajar mahasiswa PTB FKIP UNS
c o m m it
pada Mata Kuliah Teknik Po n d a si Ajaran 2012/2013 mengalami
to u se r
T ah u n

1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

penurunan dibanding dengan mahasiswa angkatan sebelumnya. Sehingga perlu


diteliti apakah kompetensi dosen berhubungan dengan prestasi belajar.
Kompetensi dosen merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan
prestasi belajar mahasiswa. Kompetensi dosen terdiri dari 4 kompetensi yaitu
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan
kompetensi sosial. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan mengelola
pembelajaran, kompetensi kepribadian adalah kepribadian yang mantap dan stabil,
dewasa, arif, berwibawa, dan akhlak mulia, kompetensi profesional adalah
kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam, serta metode
dan teknik mengajar yang sesuai yang dipahami oleh peserta didik, kompetensi
sosial adalah kemampuan dosen untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan kampus dan diluar lingkungan kampus.
Secara teoritis dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara
kompetensi dosen dengan prestasi belajar mahasiswa. Untuk memudahkan atau
memberikan gambaran pada pemikiran dalam penelitian ini, maka dikemukakan
kerangka pemikiran yang digambarkan dalam bagan sebagai berikut:

Gambar(X)
Kompetensi Dosen 2.2. Kerangka Berpikir
commit to user

1. Kompetensi
Pedagogik

2. Kompetensi
Kepribadian
Prestasi
Belajar
3. Kompetensi
Profesional

4. Kompetensi
Sosial

1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

D. Hipotesis
Menurut Sugiyono (2011: 96) “Hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian”. Berdasarkan pada perumusan masalah,
maka hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara kompetensi
dosen dengan prestasi belajar Mahasiswa PTB FKIP UNS pada Mata Kuliah
Teknik Pondasi.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai