Anda di halaman 1dari 5

PENGAMALAN QS AL IMRAN AYAT 190-191 DAN 159 TENTANG SIKAP BERPIKIR KRITIS DAN

DEMOKRATIS

Al Imran Ayat 190-191 Manusia merupakan makhluk Allah yang diberi keistimewaan yakni berupa
akal dan perasaan. Akal yang diberikan kepada manusia ini juga merupakan hal yang membedakan

antara manusia dengan makhluk Allah yang lainnya Allah memerintahkan manusia menggunakan
akalnya untuk berpikir sebaik-baiknya. Karena dengan menggunakan akal, manusia mampu berpikir,
mampu mengamati serta menganalisis apa saja yang Allah ciptakan di bumi ini. Sehingga
kemampuan manusia untuk

berpikir inilah yang menjadikannya sebagai makhluk-Nya yang diberi amanat untuk

beribadah kepadaNya dan diberi tanggung jawab dalam segala pilihan dan keinginannya.

Orang yang berakal atau Ulul Albab, dijelaskan dalam surat Al-Imran ayat 190-191 sebagai orang
yang melakukan dua hal, yaitu tadzakkur yakni mengingat (Allah) dan tafakkur yakni memikirkan
(ciptaan Allah). Konsep Ulul Albab yang ada pada surat Ali Imran ayat 190-191 adalah orang yang
selalu mendekatkan diri kepada Allah swt dan memikirkan ciptaanNya di alam semesta ini dalam
setiap keadaan. Baik itu saat berdiri, duduk, berbaring. ataupun dalam keadaan sehat maupun sakit.

Sesungguhnya tanda-tanda kebesaran Allah tidak hanya dijumpai di dalam ayat ayatnya yang
terfirmankan dalam Al-Quran, melainkan juga pada lingkungan sekitar. Fenomena alam seperti
penciptaan langit dan bumi, peredaran bintang-bintang, dan pada peristiwa pergantian siang dan
malam adalah bukti nyata kebesaran Allah bagi mereka yang senantiasa berpikir kritis.

Dengan kegiatan berpikir kritis dan berdzikir, kita mampu mengambil manfaat dari semua
keagungan Allah swt dan dapat mengambil hikmah akal dan keutamaannya dalam segala situasi dan
kondisi.

Berpikir kritis

Bersikap kritis maksudnya dalam islam dimaknai sebagai pikiran seseorang yang bukan sekedar berisi
masa depan di dunia melainkan juga di akhirat. Mereka yang dipandang kritis dan cerdas oleh
Rasulullah adalah mereka yang pikirannya kritis dan melampaui urusan dunia menuju ke masa depan
yakni akhirat.
Adapun hadits mengenai berpikir kritis tersebut, sebagai berikut:

‫ العيش من دان نفسه وعمل لما بعد الموت والعابر من كبح‬: ‫عن أبي يعلى تعلي تدايتن تي ريلي هللا عن النبي صلى هللا عليه وسلم قال‬
‫ وقال‬، ‫ (رواء اليزيدي‬. ‫ نفسة قولها وتملي على هللا‬:

Dari Abu Ya'la yakni Syaddad Ibnu Aus, Rasulullah SAW bersabda sebagai berikut: "Orang yang
cerdas adalah orang yang mampu mengintrospeksi dirinya & suka beramal untuk kehidupannya
setelah mati. Sedangkan orang yang lemah adalah orang yang selalu mengikuti hawa nafsu &
berharap pada Allah dengan harapan yang kosong" [HR. At Tirmizi dan beliau berkata: Hadis Hasan]

Manfaat Berpikir Kritis

Adapun manfaat berpikir kritis di antaranya adalah:

1. Dapat menangkap makna dan hikmah di balik semua ciptaan Allah Swt.. 2. Dapat mengoptimalkan
pemanfaatan alam untuk kepentingan umat manusia.

3. Dapat mengambil inspirasi dari semua ciptaan Allah Swt. Dalam mengembangkan

IPTEKS;

4. Menemukan jawaban dari misteri penciptaan alam (melalui penelitian);

5. Mengantisipasi terjadinya bahaya, dengan memahami gejala dan fenomena alam:

6. Semakin bersyukur kepada Allah Swt. atas anugerah akal dan fasilitas lain, baik yang berada di
dalam tubuh kita maupun yang ada di alam semesta:

7. Semakin bertambah keyakinan tentang adanya hari pembalasan:

8. Semakin termotivasi untuk menjadi orang yang visioner.

9. Semakin bersemangat dalam mengumpulkkan bekal untuk kehidupan di akhirat, dengan


meningkatkan amal soleh dan menekan meninggalkan kemaksiatan.

Penerapan sikap dan perilaku berpikir kritis

1. Senantiasa bersyukur atas anugerah akal sehat;

2. Senantiasa bersyukur atas anugerah alam semesta bagi manusia, 3. Melakukan kajian-kajian
terhadap ayat-ayat al-Qur'an secara lebih mendalam bersama

para pakar di bidang masing-masing

4. Menjadikan ayat-ayat al-Qur'an sebagai inspirasi dalam melakukan penelitian-penelitian

ilmiah untuk mengungkap misteri penciptaan alam:

5. Menjadikan ayat-ayat kauniyah (alam semesta) sebagai inspirasi dalam mengembangkan

IPTEK: 6. Mengoptimalkan pemanfaatan alam dengan ramah untuk kepentingan umat manusia.

7. Membaca dan menganalisis gejala alam untuk mengantisipasi terjadinya bahaya; 8. Senantiasa
berpikir jauh ke depan dan makin termotivasi untuk menjadi orang yang

berakhlak mulia.

Demokrasi

Demokrasi diartikan sebagai bentuk sistem yang dimana kedaulatan atau kekuasaan tertinggi ada
ditangan rakyat dan dijalankan secara langsung maupun melalui perwakilan di bawah sistem
pemilihan yang bebas. Akan tetapi demokrasi tidak hanya pada wilayah politik saja melainkan juga
pada wilayah sosial, budaya, ekonomi, agama bahkan pada wilayah pendidikan.

Sejak masyarakat mu'min tidak mampu mempraktikkan kebebasan individu dalam membuat pilihan
dan tindakan, Muhammad ditunjuk sebagai pengawas untuk menyiapkan mereka tentang tanggung
jawab kebebasan individu yang dimiliki masing-masing Muhammad menyiapkan mereka untuk
menerima demokrasi, dan untuk mencapai demokrasi mereka harus menjadi benar-benar dewasa,
intelek dan pandai. Seperti pada surat Al Imran ayat 159:
‫فيما رحمة من هللا لنت لهم ولو كنت فظا غليظ القلب النفضوا من حولك فأعف عنهم واستغفر لهم وشاورهم في األتي فإذا عزمت‬
‫فتوكل على هللا إن هللا يحب المتوكلين‬

"Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya
kamu bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu
maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampun untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan
mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah
kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal" (QS. Al Imran:159)

Nilai demokrasi yang terdapat dalam surat Al Imran ayat 159, secara garis besar termanifestasi
dalam perintah untuk bermusyawarah. Selain perintah untuk bermusyawarah. nilai-nilai yang
terkandung dalam surat Al Imran ayat 159 yaitu diantaranya berperilaku lemah lembut, pemaaf, dan
bertawakal kepada Allah.

Manfaat Demokrasi

1. Melatih untuk menyuarakan pendapat (ide); 2. Masalah dapat segera terpecahkan:

3. Keputusan yang diambil memiliki nilai keadilan;

4. Hasil keputusan yang diambil dapat menguntungkan semua pihak,

5. Dapat menyatukan pendapat yang berbeda,

6. Adanya kebersamaan;

7. Dapat mengambil kesimpulan yang benar:

8. Mencari kebenaran dan menjaga diri dari kekeliruan;

9. Menghindari celaan:

10. Menciptakan stabilitas emosi.


Penerapan sikap dan perilaku demokrasi dalam kehidupan sehari

hari

1. Bersikap lemah lembut jika hendak menyampaikan pendapat (tidak berkata kasar ataupun

bersikap keras kepala).

2. Menghargai pendapat orang lain.

3. Berlapang dada untuk saling memaafkan.

4. Memohonkan ampun untuk saudara-saudara yang bersalah.

5. Menerima keputusan bersama (hasil musyawarah) dengan ikhlas.

6. Melaksanakan keputusan-keputusan musyawarah dengan tawakal

7. Senantiasa bermusyarawarah tentang hal-hal yang menyangkut kemaslahatan bersama.

8. Menolak segala bentuk diskriminasi atas nama apapun.

Dapat dikatakan terkait dengan konsep nilai-nilai demokrasi dalam Al Imran ayat 159, bahwasannya
adanya perintah bermusyawarah dalam kehidupan, khususnya dalam hal hubungan manusia.
Musyawarah merupakan cerminan demokrasi masyarakat muslim pada zaman Rasulullah masih
hidup. Konsepsi musyawarah dalam islam sejalan beriringan dengan nilai demokrasi yang
menjunjung nilai-nilai kemanusiaan, namun tidak lepas dari nilai-nilai ketuhanan. Dalam menyikapi
musyawarah harus didepankan sikap persaudaraan. Sikap persaudaraan tersebut menjalin
hubungan yang erat dengan menerapkan sifat lemah lembut, pemaaf, dan bertawakal setiap selesai
memutuskan sebuah permasalahan, sebab kuasa hanya milik Allah.

Anda mungkin juga menyukai