Anda di halaman 1dari 5

1.

Hal-hal yang merusak AQIDAH


Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara mudah oleh manusia
berdasarkanakal, wahyu (yang didengar) dan fitrah.
Hal-hal yang merusak AQIDAH
1) Syirik adalah menyekutukan Allah dengan yang lain.
Syirik dibagi 2:
a. Syirik akbar/ syirik jalyy: menyekutukan Allah. Seperti menyembah berhala.
b. Syirik asghar/ syirik khafiyy: perbuatan-perbuatan yang berkaitan dengan amalan
keagamaan bukan atas dasar keikhlasan untuk mencari ridha Allah, melainkan untuk
tujuan lain.
2) nifaq berasal dari kata yang berarti lobang bawah tanah tempat bersembunyi.. Adapun
nifaq menurut syara’ artinya : menampakkan Islam dan kebaikan, tetapi menyembunyikan
kekufuran dan kejahatan.
3) kufur dari segi istilah kufur sering diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang menolak,
menentang, mendstkan dan mengingkari kebenaran dari allah yang disampaikan oleh
rasul-Nya. Dalam al-Qur’an kata kufur mengacu kepada perbuatan yang ada hubungan
dengan Tuhan
4) Murtad. Secara istilah murtad didefinisikan sebagai seseorang yang secara sadar (tanpa
paksaan) keluar dari agama Islam dalam bentuk niat, perkataan, atau perbuatan yang
menyebabkanya menjadi kafir, pindah kepada agama lain atau tidak beragama sama
sekali.
5) Khurâfat secara bahasa berarti takhayul, dongeng atau legenda. Khurâfat ialah semua
cerita sama ada rekaan atau khayalan, ajaran-ajaran, pantang-larang, adat istiadat, ramalan-
ramalan, pemujaan atau kepercayaan yang menyimpang dari ajaran Islam .
6) tahayul adalah kepercayaan terhadap perkara ghaib, yang kepercayaan itu hanya
didasarkan pada kecerdikan akal, bukan didasarkan pada sumber Islam, baik al-Qur’an
maupun al-hadis.
7) Munafiq merupakan apabila berjanji mengingkari, apabila berkasta dusta, dan apabila
dipercaya mengkhianati.
8) bid’ah secara istilah adalah mengada-adakan sesuatu dalam agama islam yang tidak
dijumpai keteranganya dalam al-Qur’an dan al-Sunnah
2. Khittah perjuangan muhammadiyah dari masa kemasa
1) Periode K.H. Mas Mansur (1936 – 1942)
Pengukuhan kembali hidup beragama dan penegasan paham agama dalam
Muhammadiyah. Wujudnya pengaktifan Majelis Tarjih yang mampu merumuskan
“Masalah Lima” mengenai dunia, agama, qiyas, sabilillah dan ibadah. Dan disusun pula
“Langkah Dua Belas”:
a.  Memperdalam masuknya Iman. b. Memperbuahkan paham agama.
c.  Memperbuahkan budi pekerti. d, Menuntun amal intiqad.
e. Menguatkan persatuan. f,  Menegakkan keadilan.
g, Melakukan kebijaksanaan. h.  Menguatkan Majelis Tanwir.
i.    Mengadakan konferensi bagian. J. Mempermusyawaratkan putusan
k. Mengawasi gerakan jalan l. Mempersambungkan gerakan luar.
b. Khittah Palembang 1956-1959 (periode A.R sutan mansyur)
Menjiwai pribadi anggota dan pimpinan Muhammadiyah dengan memperdalam dan
mempertebal tauhid, menyempurnakan ibadah dengan khusyu’ dan tawadlu’,
mempertinggi akhlak, memperluas ilmu pengetahuan, dan menggerakkan Muham-
madiyah dengan penuh keyakinan dan rasa tanggung jawab.
c. Khittah Ponorogo 1968-1971 (periode K.H AR fakhruddin ) 
Dalam rumusan Khittah tahun 1969 ini disebutkan bahwa dakwah Islam amar ma'ruf
nahi munkar dilakukan melalui dua saluran: politik kenegaraan dan kemasyarakatan.
Muhammadiyah sendiri memposisikan diri sebagai gerakan Islam amar ma'ruf nahi
munkar dalam bidang kemasyarakatan.
d. Khittah Ujung Pandang 1971-1990 (KH adur razak fakhruddin)
a.    Muhammadiyah adalah Gerakan Da’wah Islam yang beramal dalam segala bidang
kehidupan manusia dan masyarakat.
b. sesuai dengan hak asasinya dapat tidak memasuki atau memasuki organisasi lain,
sepanjang tidak menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam Persyarikatan
Muhammadiyah.
c.  Untuk lebih memantapkan muhammadiyah sebagai gerakan da’wah islam setelah pemilu
tahun 1971, muhammadiyah melakukan amar ma’ruf nahi munkar secara konstruktif dan
positif terhadap partai muslimin Indonesia.
d.  Untuk lebih meningkatkan partisipasi muhammadiyah dalam pelaksanaan pembangunan
nasional.
d. Khittah Surabaya 1978 (penyempurnaan dari khittah ponorogo 1969)
a.    Muhammadiyah adalah Gerakan Da’wah Islam yang beramal dalam segala bidang
kehidupan manusia dan masyarakat, tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan dan
tidak merupakan afiliasi dari sesuatu partai politik atau organisasi apapun.
b. sesuai dengan hak asasinya dapat tidak memasuki atau memasuki organisasi lain,
sepanjang tidak menyimpang dari Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan
ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam Persyarikatan Muhammadiyah.
e. Khittah Denpasar 2002
tetap berada dalam kerangka gerakan dakwah dan tajdid yang menjadi fokus dan
orientasi utama gerakannya dapat mengembangkan fungsi kelompok kepentingan atau
sebagai gerakan social civil-society dalam memainkan peran berbangsa dan bernegara.
3. Mukaddimah anggaran dasar muhammadiyah
Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah dibuat oleh almarhum Ki Bagus H.
Hadikusumo (Ketua Pengurus Besar Muhammadiyah tahun 1942-1953), dengan bantuan
beberapa orang sahabatnya. Dimulai menyusunnya pada tahun 1945 dan disahkan pada
sidang tanwir tahun 1951.
Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah mengandung 7 (tujuh) pokok pikiran-
pokok pikiran/prinsip/pendirian, ialah:
1) "Hidup manusia harus berdasar Tauhid (meng-esakan) Allah: ber-Tuhan, ber-ibadah serta
tunduk dan ta'at hanya kepada Allah".
2) “Hidup manusia itu bermasyarakat”
3) “Hanya hukum Allah yang sebenar-benarnyalah satu-satunya yang dapat dijadikan sendi
untuk membentuk pribadi yang utama dan mengatur ketertiban hidup bersama
(masyarakat) dalam menuju hidup bahagia dan sejahtera yang haqiqi, di dunia dan
akhirat”.
4) “Berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk mewujudkan
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, adalah wajib, sebagai ibadah kepada Allah
berbuat ihsan dan islah kepada manusia/ masyarakat”.
5) “Perjuangan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, hanyalah akan dapat berhasil bila kita mengikuti
jejak (ittiba') perjuangan para Nabi terutama perjuangan Nabi Muhammad saw”.
6) “Perjuangan mewujudkan pokok pikiran-pokok pikiran tersebut hanyalah dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan berhasil, bila dengan cara berorganisasi.
Organisasi adalah satu-satunya cara atau perjuangan yang sebaik-baiknya”.
7) terwujudnya masyarakat adil dan makmur lahir bathin yang diridlai Allah, ialah
MASYARAKAT ISLAM YANG SEBENAR-BENARNYA”.

4. Matan dan cita-cita hidup muhammadiyah


Isi matan keyakinan cita-cita hidup muhammadiyah
1) Muhammadiyah adalah Gerakan Islam dan Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar,
beraqidah Islam dan bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah, bercita-cita dan bekerja
untuk terwujudnya masyarakat utama, adil, makmur yang diridhoi Allah SWT, untuk
melaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi.
2) Muhammdiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah Agama Allah yang diwahyukan kepada
Rasul-Nya, sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan seterusnya sampai kepada
Nabi penutup Muhammad SAW
3) Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan: Al-Qur’an: Kitab Allah yang
diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW; Sunnah Rasul: Penjelasan dan palaksanaan
ajaran-ajaran Al-Qur’an yang diberikan oleh Nabi Muhammad SAW dengan
menggunakan akal fikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam.
4) Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliputi bidang-
bidang: aqidah, akhlak, ibadah, muamalah duniawiyah
5) Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia untuk bersama-sama
menjadikan suatu negara yang adil, makmur dan diridhoi Alloh SWT, baldatun
thayyibatun wa rabbun ghofur.
5. Akhlak
Akhlak adalah suatu tingkah laku yang harus dilakukan secara berulang, tidak hanya
sekali atau hanya sewaktu-waktu saja melakukan kebaikan.
1) Akhlak Terpuji
Akhlak terpuji adalah sifat dan perilaku seseorang kepada orang lain yang dilakukan
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat.
1) Sikap jujur; yaitu perilaku di dalam diri seseorang yang mau mengungkapkan
sesuatu yang sebenarnya dengan tujuan tidak mendatangkan kerugian bagi dirinya
dan orang lain.
2) Perilaku baik; yaitu reaksi psikis seseorang dalam merespon hal-hal yang berada
di sekitarnya dengan cara yang terpuji.

3) Rasa malu; yaitu bentuk emosi negatif di dalam diri seseorang sehingga membuat
orang tersebut meninggalkan perbuatan-perbuatan tercela yang dapat membuatnya
malu.
4) Rendah hati; yaitu sifat pribadi seseorang yang selalu memposisikan dirinya
sederajat dengan orang lain dan tidak merasa lebih tinggi dari orang lain.
5) Murah hati; yaitu sifat seseorang yang mudah memberi kepada orang lain tanpa
ada keinginan untuk pamer atau pamrih.
6) Sabar; yaitu sifat di dalam diri seseorang yang dapat bersikap bijak atau menahan
diri dalam menyikapi segala sesuatu yang terjadi pada dirinya

2) Akhlak Tercela
1) Akhlak tercela adalah sifat dan perilaku seseorang kepada orang lain yang cenderung
melanggar norma-norma yang berlaku di masyarakat
2) Suka mencuri; yaitu sifat dan perbuatan seseorang yang mengambil hak milik orang
lain tanpa seijin dari pemiliknya.
3) Pemarah; sifat seseorang yang mudah marah ketika sesuatu tidak sesuai dengan
keinginannya.
4) Pembohong; sifat seseorang yang suka berbohong kepada orang lain dengan tujuan
tertentu.
5) Fitnah; komunikasi kepada satu orang atau lebih yang bertujuan untuk memberikan
stigma negatif terhadap pihak lain berdasarkan atas fakta palsu yang dapat
memengaruhi penghormatan, wibawa, atau reputasi seseorang.
3) Ruang Lingkup Akhlak
ada lima hal yang termasuk di dalam ruang lingkup akhlak seseorang di masyarakat.

a. Akhlak Pribadi; yaitu perilaku pribadi seseorang dalam menyikapi segala hal


yang menyangkut dengan dirinya sendiri. Misalnya motivasi, etika, kreativitas, emosi, dan
lain sebagainya.
b. Akhlak Berkeluarga; yaitu perilaku seseorang dalam menyikapi hubungan dengan
keluarganya, meliputi kewajiban orang tua, anak, dan kerabat. Misalnya etika kepada
orang tua, tanggungjawab orang tua terhadap anak-anaknya, dan lain-lain.
c. Akhlak Bermasyarakat; yaitu perilaku seseorang dalam menyikapi hubungannya
dengan anggota masyarakat yang ada di sekitarnya. Misalnya kehidupan masyarakat yang
saling membantu, saling menghargai antar tetangga di sekitarnya, dan lain sebagainya.
d. Akhlak Bernegara; yaitu tingkah laku dan tindakan seseorang dalam menyikapi
hubungannya dengan negara dan bangsanya. Misalnya membayar pajak demi
pembangunan, menjaga kerukunan dan keutuhan bangsa, dan lain sebagainya.
e. Akhlak Beragama; yaitu tingkah laku dan tindakan seseorang dalam
melaksakanan kewajibannya terhadap kepercayaannya, baik itu kepada Tuhan maupun
kepada sesama manusia.

Anda mungkin juga menyukai