Anda di halaman 1dari 2

H.

 Ganjar Pranowo, S.H., M.I.P. (lahir 28 Oktober 1968) adalah Gubernur Jawa


Tengah dua periode yang menjabat sejak 23 Agustus 2013. Sebelumnya, ia
merupakan anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi PDI Perjuangan periode
2004–2009 dan 2009–2013. Selain itu, Ganjar juga menjabat sebagai Ketua Umum
Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) dua periode, yaitu 2014–2019
dan 2019-2024

Kasus aliran dana BI (Akuntabel)


Pada periode pertamanya di DPR, Ganjar menarik pemberitaan media karena
namanya tercantum dalam salinan dokumen yang mengungkap aliran dana Bank
Indonesia kepada para legislator Senayan pada April 2008. Dokumen tersebut
dianggap mengungkap modus bagaimana bank sentral bermain-main anggaran
menyervis anggota dewan. Imbasnya, lima lembaga non-pemerintah melaporkannya
ke KPK. Ganjar (saat itu sebagai anggota DPR) disebut dalam dokumen tersebut
dengan tulisan Ganjar Prastowo. Ganjar membenarkan yang dimaksud Ganjar
Prastowo dalam dokumen tersebut adalah dirinya dan mengatakan saat itu ia
diundang ke luar negeri oleh BI. Jika kunjungan itu dinilai haram, Ganjar siap
mengembalikan uang yang diterimanya. BI pun mengakui otentisitas dokumen
tersebut.[25]

Kasus korupsi E-KTP (Akuntabel)


Muhammad Nazaruddin selaku mantan Bendahara Umum Partai Demokrat menjadi
saksi di sidang lanjutan perkara korupsi e-KTP. Dalam kesaksiannya dia dicecar
soal kucuran dana ke Ganjar Pranowo. Kepada hakim, Nazar berkeyakinan bahwa
Ganjar yang kini menjabat Gubernur Jawa Tengah, menerima uang dalam proyek
pengadaan Kartu Tanda Penduduk berbasis elektronik (e-KTP). Bahkan dia
mengaku melihat sendiri penyerahan uang kepada Ganjar yang saat itu menjabat
Wakil Ketua Komisi II DPR. "Semua yang saya sampaikan itu benar, Yang Mulia,"
ucap Nazar kepada majelis hakim yang dipimpin Jhon Halasan Butar Butar, Senin
(20/11).[26] Ganjar mengakui bahwa dia pernah ditawarkan uang, tetapi dia menolak.
[27]
 Dalam berita acara polisi yang bocor dari Miryam, Ganjar dua kali menolak
penawaran uang dan mengembalikan uang tersebut.[28] Hingga 2018, KPK
menyatakan bahwa mereka belum mempunyai bukti bahwa Ganjar menerima uang
dalam kasus korupsi e-KTP.[29]

Twitter (Kompeten & Adaptif)


Sebelum dan saat menjadi gubernur, Ganjar dikenal memanfaatkan media
sosial Twitter untuk berkomunikasi dengan publik. Dalam suatu pelantikan
penjabat sementara kepala daerah, ia meminta para penjabat untuk aktif di
media sosial agar bisa cepat menerima komplain dari warga serta menanggapi
dan mengetahui informasi terbaru dari daerah masing-masing. Menurut
Ganjar, melalui media sosial, dirinya bisa mendengarkan masukan, kritik,
bahkan mendengarkan protes dari masyarakat yang tidak suka dengan
kebijakannya dalam memimpin Jawa Tengah.
Ganjar Ajak Kepala Daerah “Arisan” Bantu Korban Bencana Palu (Berorientasi
pelayanan, Kolaboratif)
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyampaikan Pemprov Jateng juga telah
mengirim bantuan lebih dari Rp2 miliar. Selain itu, juga telah mengirimkan 160
relawan yang telah bertahan di sana selama 10 hari. Sementara kerugian ekonomi
bencana tersebut lebih dari Rp10 triliun.
“Ini temen-temen dari Jawa Tengah membuat kampung Jateng, membuat huntara
(hunian sementara). Saya lihat tadi dari ada anak-anak dari UGM Kagama Undip
PMI, banyak dari masyarakat Jawa Tengah di sini. Saya lihat sendiri mereka
bekerja, dan hari ini kita lihat kondisi seperti ini tidak bisa berkata-kata. Hanya satu
saja, mari kita bersatu kita bantu,” kata Ganjar.
Karena parahnya kondisi daerah terdampak  gempa dan tsunami saat ini, menurut
Ganjar, untuk memulihkan keadaan tidak mungkin hanya dilakukan pemerintah
daerah setempat atau pemerintah pusat. Harus ada skema baru dalam penanganan
kebencanaan yang skalanya besar, seperti di Sulteng.
“Ada baik juga pada pak Presiden atau Pak Mendagri, agar setiap kabupaten bisa
membantu setiap provinsi bisa membantu berapapun apapun. Syukur-syukur jika
problemnya adalah perumahan maka relokasi tetapkan berapa rumah akan
dibangun, jadi kita arisan. Jadi ada anggaran negara yang kita pakai untuk gotong
royong,” kata mantan anggota DPR RI ini.

Konser Kemerdekaan Indonesia-Korsel, Ganjar: Spirit Mempererat


Hubungan Antarnegara (Harmonis)
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan konser kemerdekaan yang
diselenggarakan oleh Asosiasi Korea di Jawa Tengah, merupakan spirit untuk mempererat
hubungan, antara Indonesia-Korea Selatan yang sudah berlangsung lama. Terlebih, tanggal
kemerdekaan kedua negara yang hanya terpaut dua hari.
“Kami senang karena Korea Selatan dan Indonesia punya hari kemerdekaan yang hampir
bersamaan. Korsel tanggal 15 Agustus 1945, kita tanggal 17 Agustus 1945. Hari ini
masyarakat Korsel yang ada di Jawa Tengah merayakan konser kemerdekaan bersama.
Indah sekali,” kata Ganjar, seusai menghadiri konser kemerdekaan Indonesia dan Korea
Selatan, di Rajawali Semarang Cultural Center, Jumat (19/8/2022).
Ganjar menuturkan, baik Indonesia maupun Korea Selatan memiliki kemiripan dalam
sejarah masa lalu. Kesamaan itu juga diperlihatkan dalam video singkat mengenai masa-
masa menuju kemerdekaan kedua negara.
“Korea Selatan dan Indonesia hampir mirip, punya sejarah masa lalu yang tidak sama-sama
baik, dan tadi sepintas diceritakan bagaimana kondisi Korea Selatan menjelang
kemerdekaan dan Indonesia menjelang kemerdekaan, ya hampir-hampir sama. Inilah yang
membikin semangat kita untuk makin menjadi bangsa yang merdeka dan mandiri,”
ungkapnya.

Anda mungkin juga menyukai