Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH

Babirousa celebensis

Kemal Muhsandi
E3501221001

PROGRAM STUDI KONSERVASI BIODIVERSITAS TROPIKA


SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2022
EVOLUSI, PALAEOECOLOGY DAN SPESIASI BABI RUSA
(Babirousa celebensis)

Babirusa berpisah dari nenek moyang suid diperkirakan memiliki cabang di awal
evolusi suidae, kemungkinan antara 33,7 dan 23,8 juta tahun yang lalu (Thenius 1970),
dan memiliki serangkaian karakteristik yang unik. Dua karakteristik morfologis
membedakannya dari suid lain perbedaan-perbedaan ini terdapat pada gading dan area
kelenjar jantung lambung yang membesar, dapat dikaitkan juga dengan karakteristik
ekologis hutan hujan tropis sangat sesuai dengan perilaku sosial Babirusa. Babirusa
termasuk dalam famili Suidae dan merupakan salah satu anggota famili yang tertua
diwakili oleh subfamily Babyrousinae yang dipisahkan dari warthog cabang dari famili
Suidae (Subfamili Phacochoerini) selama zaman Oligocene atau awal Miocene (Mustari,
et al 2013). Babirusa yang dapat dibedakan berdasarkan geografi, ukuran tubuh, jumlah
rambut pada tubuh dan bentuk dari gigi taring pada jantan. Karena pemisahan filogenetik
awal dan isolasi geografis, babirusa memiliki sejumlah ciri yang tidak terlihat pada Suidae
lainnya.
Sulawesi memiliki tiga subspesies atau spesies babirusa yang masih ada sampai
saat ini. Satu subspesies terdapat di Pulau Buru, di sebelah timur Sulawesi, yaitu
Babyrousa babyrussa, di Kepulauan Togian sulawesi tengah terdapat babirusa togian
(Babyrousa togeanensis) endemik pada empat pulau yaitu Malenge, Talatakoh, Togean
dan Batudaka. Selanjutnya babirusa Sulawesi (Babyrousa celebensis) yang terdapat di
Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan bagian utara, dan Sulawesi Tenggara.
Namun ada satu spesies babirusa yaitu Babyrousa bolabatuensis, subspesies babirusa
yang terdapat di bagian selatan Provinsi Sulawesi Selatan dinyatakan telah punah (Groves
dan Meijaard, 2002). Masing-masing dengan morfologi mereka sendiri yang berbeda dan
secara geografis juga berbeda.
Babyrousa celebensis sendiri merupakan subspesies dari Babyrousinae yang telah
mengalami isolasi geografi yang cukup lama. Dalam hal ini endemisme berada pada
tingkat spesies dan terbukti bahwa isloasi memainkan peran penting dalam evolusi
tersebut (Sondaar, 1977). Babyrousa celebensis berada pada pulau utama Sulawesi,
berbeda dengan spesies babirusa lainnya Babyrousa celebensis memiliki ukuran tubuh
yang kecil dari Babyrousa togeanensis tetapi tidak lebih kecil dari Babyrousa
bolabatuensis. Terjadi sepeiasi allopatric pada spesies babirusa hal ini dapat dilihat pada
morfologi tiap spesies babirusa termasuk Babyrousa celebensis.
DAFTAR PUSTAKA

Groves and Meijaard. 2002. Upgrading Three Subspesies of Babyrousa (Babyrousa sp.)
To Full Species Level. Australian National University. 2 (2).
Mustari, A.H., J, Burton., M, Basri, Tony., Soehartono, S.C, Kaniawati, I.S,Rejeki, P,
Wheeler., G, Semiadi. 2013. Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Babirusa
(Babyrousa babyrussa) 2013 – 2022. DIREKTORAT KSDAE. Jakarta.
Sondaar, P.Y., 1977. Insularity And Its Effect On Mammals Evolution In: M.K. Hecht,
P.O. Goody & B.M. Hecht (eds) Major pattern in vertebrate evolution.
Plenum Press. New York. 671-707.
Thexius, V.E. 1970. Zur Evolution und Verbreitungsgeschichte der Suidae (Artiodactyla,
Mammalia). Biodiversity Heritage Library.

Anda mungkin juga menyukai