Penulis
Bachtiar Yusuf Shalahudin
Cetakan Pertama :
September 2020
Diterbitkan oleh :
BBR Institute
Jl. Sukarajin 1, kel.Cikutra, kec.Cibeunying Kidul
Kota Bandung
Email : bbrinstitute@gmail.com
Nomor WhatApp : (+62) 0813-2421-7216
Youtube Chanel : BBR Institute
446 Halaman
18 x 25 cm
Tentang Penulis |i
S
ejak tahun 2015 sewaktu saya masih berkuliah di fakultas ekonomi program studi
akuntansi di salah satu kampus swasta di kota Bandung, saya sangat senang
memikirkan ide bagaimana membangun ekonomi syariah yang memungkinkan
semua para pelaku utama ekonomi seperti produsen, pedagang, pekerja, dan investor
bisa bersinergi dalam suatu wadah yang benar-benar sesuai dengan syariat Islam tanpa
riba, tanpa bank dan tanpa akad bathil, sehingga setiap harta yang diperoleh dari
aktifitas muamalah tersebut bukan hanya memberikan manfaat kebaikan di dunia saja
namun juga memberikan kebaikan hingga ke akhirat dan diharapkan bisa menjadi salah
satu jalan atau wasilah untuk menggapai ridho dan cinta Allah Subhanawataalla,
sehingga aktifitas muamalah yang kita lakukan sehari-hari bisa memberikan makna
yang jauh lebih mendalam dibandingkan hanya sekedar mengharap keuntungan
duniawi semata.
Hingga pada suatu ketika terpikirkan sebuah ide yang sebenarnya telah sejak lama
yaitu sejak zaman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam sudah banyak di praktekan
oleh para sahabat seperti Abdurahman Bin Auf, Ustman Bin Afan, Umar Bin Khatab dan
sahabat-sahabat Rasulullah lainnya dalam hal bermuammalah yang sesuai dengan
syariat Islam yaitu syirkah.
Sudah beberapa tahun belakangan ini hingga buku Understanding Syirkah ini
diterbitkan saya memiliki ketertarikan yang sangat mendalam terhadap syirkah ini,
mulai dari segi konsep hingga pada tahap pengaplikasiannya. Alasan utamanya karena
syirkah ini merupakan salah satu metode yang di siapkan oleh agama kita yang
sempurna ini yaitu agama Islam yang memungkinkan para pelaku utama ekonomi
khususnya antara orang yang memiliki kelebihan harta (shahibul maal)/ investor
dengan orang yang memiliki keahlian mengelola bidang usaha tertentu untuk bisa
bersinergi bekerja sama dengan sistem syirkah bagi hasil maupun bagi kerugian yang
dapat menghasilkan output berupa kesejahteraan ekonomi bagi para pelaku syirkahnya
khususnya dan umat Islam secara keseluruhan pada umumnya, serta yang lebih penting
lagi dengan syirkah ini akan mengurangi ketergantungan umat muslim terhadap
lembaga keuangan ribawi yang di haramkan dalam syariat Islam, yang mirisnya bagi
sebagian orang sudah dianggap menjadi hal yang biasa yang padahal dalam kacamata
syariat Islam riba merupakan salah satu dari 10 dosa besar yang hampir setara dengan
syirik, berzina, membunuh, dan dosa-dosa besar lainnya yang ancaman siksanya begitu
berat sampai-sampai terhadapat pelakunya di tantang perang oleh Allah dan Rasulnya,
T e n t a n g P e n u l i s | ii
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba
(yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak
mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya
akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu
pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.”
(QS: Al-Baqarah [2]: 278 -279)
1.Fiqh Muamalah
2.Pencatatan dan pelaporan Keuangan Syirkah
3. Pengelolaan usaha syirkah tersebut
Tiga persyaratan kemampuan tersebut merupakan hal yang wajib dikuasai bagi
siapa saja yang ingin mengaplikasikan syirkah ini kedalam aktifitas muamalahnya
sehari-hari, khususnya bagi pengelola syirkah/mudharib. Tiga kemampuan tersebut
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat di pisahkan antara satu kemampuan dengan
kemampuan lainnya ketika ingin melakukan syirkah, sehingga ketika satu kemampuan
T e n t a n g P e n u l i s | iii
tersebut tidak terkuasai dengan baik, maka kemungkinan besar usaha syirkah tersebut
tidak akan sesuai dengan yang diharapkan seperti berhenti ditengah jalan ataupun bisa
terjebak kedalam riba. Sebagaimana dahulu Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu,
terbiasa berkeliling di pasar sambil membawa tongkat, dan beliau mengusir para
pedagang dari pasar Madinah yang tidak paham fiqh jual beli, sambil
mengingatkan,“Tidak boleh jual beli di pasar ini kecuali yang paham fiqih. Jika tidak, dia
akan makan riba, sadar maupun tidak.”
Atas dasar kebutuhan tiga jenis ilmu tersebut untuk bisa memulai membangun
bisnis secara syariah melalui syirkah tanpa riba, tanpa bank dan tanpa akad bathil, saya
yang di bantu dengan tim BBR Institute telah banyak mengadakan pelatihan dan
bimbingan Fiqh Muamalah, Syirkah dan ekonomi syariah secara Online yang hingga
buku Understanding syirkah ini diterbitkan telah ada 14 batch kelas Fiqh Muamalah
Mastery, 3 Batch Kelas Understanding Syirkah dan 1 batch kelas Praktikum BBR Institute
dengan peserta lebih dari tiga ribu orang di seluruh pelosok Indonesia bahkan hingga
ke malaysia.
Dari setiap kelas pelatihan dan bimbingan yang saya adakan banyak sekali saran,
masukan, dan juga pertanyaan tentang Fiqh muamalah dan Syirkah yang menjadikan
semakin terlihat jelas antusiasme masyarakat akan pentingnya ekonomi syariah
khususnya tentang fiqh muamalah dan syirkah. Atas dasar itu untuk bisa semakin
melengkapi proses pembelajaran mengenai syirkah ini mulailah saya menulis buku
Understanding syirkah ini yang secara garis besar keseluruhan isi buku Understanding
Syirkah ini mulai dari jilid 1 dan jilid-jilid berikutnya membahas 3 kemampuan
fundamental yang dibutuhkan untuk bisa mengaplikasikan syirkah yang benar-benar
sesuai dengan syariat Islam yaitu Fiqh Muamalah termasuk konsep dari syirkahnya,
Pencatatan dan pelaporan keuangan syirkah, dan pengelolaan atau manajemen usaha
syirkah itu sendiri.
Setiap manfaat dan kebaikan yang ada di buku Understanding Syirkah dapat
dipastikan datangnya dari Allah Subhanahu wata'ala dan setiap kesalahan atapun
kekurangan yang ada dibuku ini datangnya dari saya selaku penulis buku Understanding
Syirkah ini, oleh karena itu setiap saran dan masukan dari pembaca sekalian sangat saya
harapkan agar semua ilmu yang di sampaikan di buku ini bisa terus mengalami
perbaikan yang berkesinambungan. Untuk saran dan masukan terhadap buku
Understanding Syirkah ini bisa langsung disampaikan baik melalui WhatsApp, Instagram
ataupun Fans Page Facebook BBR Institute yang ada di cover belakang buku ini.
Bachtiar Yusuf Shalahudin
September 2020
T e n t a n g P e n u l i s | iv
Tentang Penulis
Daftar isi Singkat
Daftar Isi
Kata Pengantar
Mukadimah
Qiyas ......................................................................................................... 64
Syarat agar Qiyas bisa menjadi sumber Hukum Islam .................. 65
Argumentasi (Kehujjahan Qiyas) .................................................... 66
Yusuf bin Asbath berkata, “Telah sampai pada kami bahwa do’a seorang hamba
tertahan di langit karena sebab makanan jelek (haram) yang ia konsumsi.”
(Dikutip dari Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, 1: 276)
“Tidak akan masuk surga daging yang tumbuh dari (makanan) yang haram dan
neraka lebih layak baginya”
(HR Ahmad, 3/321, Daarimi No. 2776)
Bismillahirohmannirohim,
Kebutuhan akan ilmu dan pengetahuan mengenai bagaimana cara menjemput
rezeki secara halal, berkah dan bebas riba merupakan kebutuhan yang semakin urgen
dan semakin di butuhkan di era revolusi industri 4.0 ini yang dimana perkembangan
informasi, ekonomi hingga bisnis berkembang begitu pesat. Hal ini dikarenakan kita
selaku umat muslim akan mempertanggungjawabkan semua tingkah laku kita yang
salah satunya bagaimana cara kita memperoleh harta, serta harta tersebut digunakan
untuk apa. Untuk mempermudah mempertanggung jawabkan dan menjawab
pertanyaan cara kita menjempu rezeki di yaumul hisab kelak alangkah baiknya jika kita
mulai mempersiapkan dari sekarang dengan memp elajari suatu
ilmu yang bisa membantu kita mengetahui apa saja dan bagaimana cara kita
menjemput rezeki, agar rezeki yang kita peroleh benar-benar halal,berkah dan sesuai
dengan syariat Islam; akad-akad apa saja yang diperbolehkan dan di haramkan oleh
syariat Islam dan berbagai pertanyaan-pertanyaan lain yang menyangkut cara kita
menjemput rezeki sehingga kita pun akan lebih mudah untuk
mempertanggungjawabkan kehalalal setiap harta yang kita konsumsi.
Mengapa kita harus benar-benar extra hati-hati terhadap harta yang kita
konsumsi, dikarenakan jika harta yang kita konsumsi adalah merupakan harta yang
haram baik haram karena objeknya atupun haram karena cara memperolehnya maka
bisa memberikan dampak yang luar biasa kepada seluruh aspek kehidupan kita baik di
dunia maupun di akhirat. Sangking luar biasanya dampak dari harta haram ini banyak
sekali para sahabat hingga ulama yang begitu sangat hati-hati terhadap harta haram.
S i k a p H a t i – H a t i A b u B a k a r R . A | xx
S
iapa yang tidak kenal Abu Bakar ash-Shiddiq Radliallahu ‘anhu? Sahabat Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mulia terkenal karena memiliki banyak
keutamaan dan sifat-sifat mulia dalam Islam. Sampai-sampai sahabat Umar bin al-
Khattab Radliallahu ‘anhu memujinya, dengan mengatakan,
“Seandainya keimanan Abu Bakar Radliallahu ‘anhu ditimbang dengan keimanan
penduduk bumi (selain para Nabi dan Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam), maka
sungguh keimanan beliau Radliallahu ‘anhu lebih berat dibandingkan keimanan
penduduk bumi”
(HR. Ishaq bin Rahuyah dalam Musnadnya No. 1266, dan al-Baihaqi dalam Syu’abul
iman No. 36 dengan sanad yang sahih)
“Apakah Anda mengetahui apa yang Anda makan ini?” Abu Bakar Radliallahu ‘anhu
balik bertanya, “Makanan ini (dari mana)?” Budak itu menceritakan, “Dulu di zaman
Jahiliyah, aku pernah melakukan praktek perdukunan untuk seseorang (yang datang
kepadaku), padahal aku tidak bisa melakukannya, dan sungguh aku hanya menipu
orang tersebut. Kemudian aku bertemu orang tersebut, dia memberikan (hadiah)
kepadaku makanan yang Anda makan ini.”Setelah mendengar pengakuan budaknya
itu Abu Bakar memasukkan jari tangan beliau ke dalam mulut, lalu beliau
memuntahkan semua makanan dalam perut beliau”
(HR. Bukhari No. 3629)
S i k a p H a t i – H a t i A b u B a k a r R . A | xxi
Pertama, keutamaan Abu Bakar ash-Shiddiq Radhiyallahu ‘anhu bukan hanya pada
amal perbuatan anggota badan beliau. Tapi karena sempurnanya keimanan dan
ketakwaan dalam hati beliau. Imam Abu Bakar bin ‘Ayyaasy (seorang ulama generasi
tabi’in) mengatakan,
Kedua, berhati-hati dalam masalah halal dan haram mencerminkan ketakwaan seorang
hamba. Karena dengan sifat ini, kebaikan agama seseorang akan selalu terjaga dengan
izin Allah Subhanahu wata'ala. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda,
“Barangsiapa yang menjaga diri dari hal-hal yang samar (belum jelas status halal atau
haramnya), maka sungguh dia telah menjaga kesucian agama dan kehormatannya.
Dan barangsiapa yang terjerumus ke dalam hal-hal yang samar tersebut, maka berarti
dia telah terjerumus ke dalam perkara yang haram (dilarang dalam Islam)”
(HR. Muslim, No. 1599)
Ketiga, termasuk bentuk aplikasi sifat wara’ adalah tidak memakan makanan dan
menerima pemberian dari seseorang yang diketahui dengan yakin hartanya bersumber
dari penghasilan yang haram, kecuali jika dia punya sumber penghasilan lain yang halal
(hartanya bercampur dengan barang haram) (lihat Bahjatun Nazhirin, 1/649).
S i k a p H a t i – H a t i A b u B a k a r R . A | xxii
Kelima, haramnya dan tercelanya praktek perdukunan dalam segala bentuknya. Serta
larangan mendatangi apalagi mempercayai para dukun dan tukang ramal. Karena hal
ini termasuk dosa yang sangat besar bahkan bisa membawa kepada kekafiran.
Rasululah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal (orang yang mengaku mengetahui ilmu
gaib, termasuk dukun dan tukang sihir), kemudian bertanya tentang sesuatu hal
kepadanya, maka tidak akan diterima sholat orang tersebut selama empat puluh
malam (hari)”
(HR. Muslim No. 2230)
Keenam, maksud praktek perdukunan dalam kisah ini adalah meramalkan kejadian
yang akan datang tanpa adanya bukti-bukti yang membenarkan. Ini termasuk
perbuatan yang membawa kepada kekafiran, karena perkara yang gaib tidak ada yang
mengetahuinya kecuali Allah Subhanahu wata'ala. Allah berfirman, yang artinya,
“Katakanlah: ‘Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara
yang gaib, kecuali Allah’, dan mereka tidak mengetahui bilamana mereka akan
dibangkitkan”
(QS : An-Naml [ 27 ]: 65)
Ketujuh, upah/harga dari pekerjaan yang dilarang dalam agama adalah haram dan
tidak boleh dimakan. Dari Abu Mas’ud Al-Anshari Radliallahu ‘anhu bahwa Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang hasil (penjualan) anjing, upah (dari) pelacuran
dan upah/hadiah (dari praktek) perdukunan.
(HR. Bukhari No. 2122 dan Muslim No 1567).
D a m p a k H a r t a H a r a m | xxiv
akan pergi menemui si pemilik kebun itu. Katanya kepada orang tua itu, “Tidak
mengapa. Aku akan tetap pergi menemuinya, meskipun rumahnya jauh. Aku telah
memakan apel yang tidak halal bagiku karena tanpa seijin pemiliknya. Bukankah
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallamsudah memperingatkan kita lewat sabdanya :
“Siapa yang tubuhnya tumbuh dari yang haram, maka ia lebih layak menjadi umpan api
neraka”
Tsabit pergi juga ke rumah pemilik kebun itu, dan setiba di sana dia langsung
mengetuk pintu. Setelah si pemilik rumah membukakan pintu, Tsabit langsung memberi
salam dengan sopan, seraya berkata,” Wahai tuan yang pemurah, saya sudah terlanjur
makan setengah dari buah apel tuan yang jatuh ke luar kebun tuan. Karena itu maukah
tuan menghalalkan apa yang sudah kumakan itu ?” Lelaki tua yang ada dihadapan Tsabit
mengamatinya dengan cermat. Lalu dia berkata tiba-tiba, “Tidak, aku tidak bisa
menghalalkannya kecuali dengan satu syarat.” Tsabit merasa khawatir dengan syarat
itu karena takut ia tidak bisa memenuhinya.Maka segera ia bertanya, “Apa syarat itu
tuan ?”Orang itu menjawab,“Engkau harus mengawini putriku !”
Tsabit bin Ibrahim tidak memahami apa maksud dan tujuan lelaki itu, maka dia
berkata, “Apakah karena hanya aku makan setengah buah apelmu yang keluar dari
kebunmu, aku harus mengawini putrimu ?” Tetapi pemilik kebun itu tidak menggubris
pertanyaan Tsabit. Ia malah menambahkan, katanya, “Sebelum pernikahan dimulai
engkau harus tahu dulu kekurangan-kekurangan putriku itu. Dia seorang yang buta,
bisu, dan tuli. Lebih dari itu ia juga seorang yang lumpuh!”
Tsabit amat terkejut dengan keterangan si pemilik kebun. Dia berpikir dalam
hatinya, apakah perempuan seperti itu patut dia persunting sebagai istri gara-gara
setengah buah apel yang tidak dihalalkan kepadanya? Kemudian pemilik kebun itu
menyatakan lagi, “Selain syarat itu aku tidak bisa menghalalkan apa yang telah kau
makan !”
Namun Tsabit kemudian menjawab dengan mantap, “Aku akan menerima
pinangannya dan perkawinanya. Aku telah bertekad akan mengadakan transaksi
dengan Allah Rabbul ‘alamin. Untuk itu aku akan memenuhi kewajiban-kewajiban dan
hak-hakku kepadanya karena aku amat berharap Allah selalu meridhaiku dan mudah-
mudahan aku dapat meningkatkan kebaikan-kebaikanku di sisi Allah Ta’ala“.
Maka pernikahan pun dilaksanakan. Pemilik kebun itu menghadirkan dua saksi
yang akan menyaksikan akad nikah mereka. Sesudah perkawinan usai, Tsabit
dipersilahkan masuk menemui istrinya. Sewaktu Tsabit hendak masuk kamar
pengantin, dia berpikir akan tetap mengucapkan salam walaupun istrinya tuli dan bisu,
karena bukankah malaikat Allah yang berkeliaran dalam rumahnya tentu tidak tuli dan
bisu juga. Maka iapun mengucapkan salam ,”Assalamu’alaikum” Tak dinyana sama
sekali wanita yang ada dihadapannya dan kini resmi jadi istrinya itu menjawab salamnya
D a m p a k H a r t a H a r a m | xxvi
dengan baik. Ketika Tsabit masuk hendak menghampiri wanita itu , dia mengulurkan
tangan untuk menyambut tangannya . Sekali lagi Tsabit terkejut karena wanita yang kini
menjadi istrinya itu menyambut uluran tangannya. Tsabit sempat terhentak
menyaksikan kenyataan ini.
“Kata ayahnya dia wanita tuli dan bisu tetapi ternyata dia menyambut
salamnya dengan baik. Jika demikian berarti wanita yang ada dihadapanku ini dapat
mendengar dan tidak bisu. Ayahnya juga mengatakan bahwa dia buta dan lumpuh
tetapi ternyata dia menyambut kedatanganku dengan ramah dan mengulurkan tangan
dengan mesra pula”, Kata Tsabit dalam hatinya. Tsabit berpikir, mengapa ayahnya
menyampaikan berita-berita yang bertentangan dengan yang sebenarnya ? Setelah
Tsabit duduk di samping istrinya , dia bertanya, “Ayahmu mengatakan kepadaku bahwa
engkau buta . Mengapa ?” Wanita itu kemudian berkata, “Ayahku benar, karena aku
tidak pernah melihat apa-apa yang diharamkan Allah“.
Tsabit bertanya lagi, “Ayahmu juga mengatakan bahwa engkau tuli.
Mengapa?”
Wanita itu menjawab, “Ayahku benar, karena aku tidak pernah mau
mendengar berita dan cerita orang yang tidak membuat ridha Allah. Ayahku juga
mengatakan kepadamu bahwa aku bisu dan lumpuh, bukan ?” ungkap istrinya
sebaliknya.
Tanya wanita itu kepada Tsabit yang kini sah menjadi suaminya. Tsabit
mengangguk perlahan mengiyakan pertanyaan istrinya. Selanjutnya wanita itu berkata,
“aku dikatakan bisu karena dalam banyak hal aku hanya menggunakan lidahku untuk
menyebut asma Allah Subhanahu wata'ala saja. Aku juga dikatakan lumpuh karena
kakiku tidak pernah pergi ke tempat-tempat yang bisa menimbulkan kegusaran Allah
Subhanahu wata'ala “.
Tsabit amat bahagia mendapatkan istri yang ternyata amat saleh dan wanita
yang memelihara dirinya. Dengan bangga ia berkata tentang istrinya, “Ketika kulihat
wajahnya… Subhanallah , dia bagaikan bulan purnama di malam yang gelap”. Tsabit dan
istrinya yang salihah dan cantik itu hidup rukun dan berbahagia. Tidak lama kemudian
mereka dikaruniai seorang putra yang ilmunya memancarkan hikmah ke seluruh
penjuru dunia. Maka..Dialah Al Imam Abu Hanifah An Nu’man bin Tsabit yang secara
syariatnya diawali dari berhati-hati terhadap harta haram.
D a m p a k H a r t a H a r a m | xxvii
Inilah Hadits yang sangat luar biasa tentang syirkah.., yang dimana sampai-
sampai Allah Subhanahu wata'ala menjadi pihak ke 3 bagi dua orang atau lebih
melakukan syirkah, bayangkan betapa luarbiasanya bagi usaha kita, ketika Allah yang
menjadi pihak ke tiga diantara 2 pihak yang saling bersinergi kolaboratif dengan
bersyirkah, dibandingkan dengan menjalankan sebuah usaha secara sendirian tanpa
berkolaborasi dengan syirkah..,
Sebenarnya ada banyak sekali jalan untuk menjemput rezeki dimuka bumi ini
yang secara garis besar terbagi menjadi 2, apakah jalan yang halal atau jalan yang
haram, dan kita selaku umat muslim tentunya diharuskan menjemput rezeki melalui
jalan yang halal yang sesuai dengan syariat Islam yang di ridhoi oleh Allah Subhanahu
wata'ala, namun sayangnya masih banyak orang yang belum benar-benar memahami
bagaimana menjemput rezeki secara halal, berkah dan bebas riba, serta bagaimana
memanfaatkan harta tersebut agar tidak mengendap begitu saja namun bisa terus
tumbuh, berkembang dan bisa terus memberikan manfaat bagi kesejahteraan umat
bahkan bisa menjadi amal jariyah yang bisa terus mengalir hingga yaumil akhir kelak,
yang salah satunya dengan cara bersyirkah.
Buku yang berjudul Understanding Syirkah ini membahas tentang bagimana
memulai menjemput rezeki secara halal,berkah dan bebas riba melalui syirkah yang
dibagian pertama membahas pondasi dari syirkah itu sendiri yaitu fiqh muamalah
secara lengkap dan kompherensif mulai dari sejarah fiqh muamalah,hukum Islam,
kaidah dan prinsip dalam fiqh muamalah, jenis-jenis riba, barang-barang ribawi dan
perlakuannya, perbedaan jual-beli dan riba hingga akad atau transaksi apa saja yang
dilarang dan di perbolehkan oleh syariat Islam.
D a m p a k H a r t a H a r a m | xxix
Diharapkan di bagian pertama ini bisa menjadi pondasi yang kuat untuk
mempelajari konsep hingga pengaplikasian syirkah di bagian ke dua dan tiga tentang
bagaimana memulai syirkah, mulai dari pengertian syirkah, jenis-jenis akad syirkah, cara
pembuatan akad syirkah hingga bagaimana mencatat dan melaporkan transaksi syirkah
hingga menjadi laporan keuangan syirkah yang siap di laporkan kepada para stake
holder khususnya investor.
Abu Sa’id Al-Khudri r.a Berkata Bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam
bersabda”Perbanyaklah kalimat-kalimat yang abadi dan baik.” Ada yang bertanya,
“Apa kalimat itu wahai Rasulullah?” Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,
“Takbir. tahlil, tahmid, dan tidak ada daya dan kekuatan selain dengan kekuatan dari
Allah.”
(HR. Ibnu Hiban, Ahmad, dan Al-Hakim)
B A B 1 I s l a m d a n S y a r i a t I s l a m |1
“Pada hari Ini Telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan Telah Ku-
cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan Telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama
bagimu.”
(Al-Ma’idah [ 5 ]: 3)
Makna Islam
Di antara keistimewaan agama Islam adalah namanya. Berbeda dengan agama
lain, nama agama ini bukan berasal dari nama pendirinya atau nama tempat
penyebarannya. Tapi, nama Islam menunjukkan sikap dan sifat pemeluknya terhadap
Allah.
Yang memberi nama Islam juga bukan seseorang, bukan pula suatu
masyarakat, tapi Allah Ta’ala, Pencipta alam semesta dan segala isinya. Jadi, Islam
sudah dikenal sejak sebelum kedatangan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa
Sallam. dengan nama yang diberikan Allah.
Islam berasal dari kata salima yuslimu istislaam –artinya tunduk atau patuh–
selain yaslamu salaam –yang berarti selamat, sejahtera, atau damai. Menurut bahasa
Arab, pecahan kata Islam mengandung pengertian: Islamul wajh (ikhlas menyerahkan
diri kepada Allah), istIslama (tunduk secara total kepada Allah), salaamah atau saliim
(suci dan bersih), salaam (selamat sejahtera), dan silm (tenang dan damai). Semua
pengertian itu digunakan Al-Qur’an seperti di ayat-ayat berikut ini.
“Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan
dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama
Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya.”
(QS : An-Nisa’ [ 4 ]: 125)
“Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-
Nya-lah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka
maupun terpaksa dan Hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan.”
(QS : Ali Imran [ 3 ]: 83)
“Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat kami itu datang kepadamu,
Maka Katakanlah: “Salaamun alaikum (Mudah-mudahan Allah melimpahkan
kesejahteraan atas kamu).” Tuhanmu Telah menetapkan atas Diri-Nya kasih sayang,
Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami itu datang kepadamu,
maka katakanlah: "Salaamun alaikum. Tuhanmu telah menetapkan atas diri-Nya
kasih sayang, (yaitu) bahwasanya barang siapa yang berbuat kejahatan di antara
B A B 1 I s l a m d a n S y a r i a t I s l a m |3
“Janganlah kamu lemah dan minta damai padahal kamulah yang di atas dan Allah
pun bersamamu dan dia sekali-kali tidak akan mengurangi pahala amal-amalmu.”
(QS : Muhammad [ 47 ]: 35)
Sementara sebagai istilah, Islam memiliki arti: tunduk dan menerima segala
perintah dan larangan Allah yang terdapat dalam wahyu yang diturunkan Allah kepada
para Nabi dan Rasul yang terhimpun di dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Manusia yang
menerima ajaran Islam disebut muslim. Seorang muslim mengikuti ajaran Islam secara
total dan perbuatannya membawa perdamaian dan keselamatan bagi manusia. Dia
terikat untuk mengimani, menghayati, dan mengamalkan Al-Qur’an dan Sunnah.
Kalimatul Islam (kata Al-Islam) mengandung pengertian dan prinsip-prinsip
yang dapat didefinisikan secara terpisah dan bila dipahami secara menyeluruh
merupakan pengertian yang utuh.
“Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan
dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama
Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya.”
(QS : An-Nisa’ [ 4 ]: 125)
B A B 1 I s l a m d a n S y a r i a t I s l a m |4
“Shibghah Allah”. Dan siapakah yang lebih baik shibghahnya dari pada Allah? Dan
hanya kepada-Nya-lah kami menyembah.”
(QS : Al-Baqarah [ 2 ]: 138)
Shibghah Allah pada ayat ini artinya celupan Allah maksudnya Agama Allah.
Karena kebijaksanaan-Nya, Allah Subhanahu wata'ala tidak menurunkan banyak
agama. Dia hanya menurunkan Islam. Agama selain Islam tidak diakui di sisi Allah dan
akan merugikan penganutnya di akhirat nanti.
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih
orang-orang yang telah diberi Al-Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada
mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir
terhadap ayat-ayat Allah, maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.”
(QS : Ali-Imran [ 3 ]: 19)
Dan Ibrahim Telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula
Ya’qub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah Telah memilih
agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam.”
(QS : Al-Baqarah [ 2 ]: 132)
Katakanlah: “Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada
kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya’qub, dan anak-anaknya,
dan apa yang diberikan kepada Musa, Isa dan para nabi dari Tuhan mereka. kami
tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan Hanya kepada-Nyalah
kami menyerahkan diri.”
(QS : Ali-Imran [ 3 ]: 84)
Menurut pandangan Al-Qur’an, agama Nasrani yang ada sekarang ini adalah
penyimpangan dari ajaran Islam yang dibawa Nabi Isa Alaihis Salam. Nama agama ini
sesuai nama suku yang mengembangkannya. Isinya jauh dari Kitab Injil yang diajarkan
nabi Isa Alaihis Salam. Agama Yahudi pun telah menyimpang dari ajaran Islam yang
dibawa Nabi Musa Alaihis Salam Diberi nama dengan nama salah satu Suku Bani Israil,
Yahuda. Kitab Suci Taurat mereka campur aduk dengan pemikiran para pendeta dan
ajarannya ditinggalkan.
B A B 1 I s l a m d a n S y a r i a t I s l a m |6
“Dan bahwa (yang kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, Maka ikutilah Dia,
dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), Karena jalan-jalan itu mencerai
beraikan kamu dari jalannya. yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu
bertakwa.”
(QS : Al-An’am [ 6 ]: 153)
“Kemudian kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan
(agama itu), Maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-
orang yang tidak Mengetahui.”
(QS : Al-Jaatsiyah [ 45 ]: 18)
B A B 1 I s l a m d a n S y a r i a t I s l a m |7
Dengan enam prinsip di atas, kita dapat memahami kemuliaan dan keagungan
ajaran agama Allah ini. Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. bersabda, “Islam
itu tinggi dan tidak ada kerendahan di dalamnya.” Sebagai ajaran, Islam tidak
terkalahkan oleh agama lain. Maka, setiap muslim wajib meyakini kelebihan Islam dari
agama lain atau ajaran hidup yang lain. Allah sendiri memberi jaminan.
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang
disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang
ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya,
dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga)
mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah
kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan)
agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku.
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan
kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang
siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(QS : Al-Maa-idah [ 5 ]: 3)
B A B 1 I s l a m d a n S y a r i a t I s l a m |8
. Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara
kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
(QS : Al-Hujarat [ 49 ] : 13)
B A B 1 I s l a m d a n S y a r i a t I s l a m |9
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan
kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam menjadi agama bagimu.”
(QS.Al-Maidah [ 5 ] : 3)
Salman Al-Farisi berkata,
“Telah berkata kepada kami orang-orang musyrikin, ‘Sesungguhnya Nabi kamu telah
mengajarkan kepada kamu segala sesuatu sampai buang air besar!’ Jawab Salman,
‘benar!”
(Hadits Shohih riwayat Muslim)
Semua ini menunjukkan sempurnanya agama Islam dan luasnya petunjuk yang
tercakup di dalamnya, yang tidaklah seseorang itu butuh kepada petunjuk selainnya,
baik itu teori demokrasi, filsafat ataupun ucapan Plato, Aristoteles atau siapa pun juga.
Meskipun begitu luasnya petunjuk Islam, pada dasarnya pokok ajarannya hanyalah
kembali pada tiga hal yaitu tauhid, taat dan bara’ah/berlepas diri. Inilah inti ajaran para
Nabi dan Rosul yang diutus oleh Allah kepada ummat manusia. Maka barangsiapa yang
tidak melaksanakan ketiga hal ini pada hakikatnya dia bukanlah pengikut dakwah para
Nabi.
Semua yang disembah selain Allah tidak memiliki sedikitpun kekuasaan di alam
semesta ini. Allah Subhanawataalla berfirman, “
Dia memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan
menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang
ditentukan. Yang (berbuat) demikian itulah Allah Tuhanmu, kepunyaan-Nya-lah
kerajaan. Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai
apa-apa walaupun setipis kulit ari.. Jika kamu menyeru mereka, mereka tiada
mendengar seruanmu; dan kalau mereka mendengar, mereka tidak dapat
memperkenankan permintaanmu, dan pada hari kiamat mereka akan mengingkari
kemusyrikanmu dan tidak ada yang dapat memberi keterangan kepadamu sebagai
yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui.”
(QS : Fathir [ 35 ]: 13-14)
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan mengatakan: “Kami telah
beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji
orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-
orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.”
(QS : Al-Ankabut [ 29 ]: 2-3)
Orang yang beriman tidak boleh memiliki pilihan lain apabila Allah dan Rosul-
Nya telah menetapkan keputusan. Allah Subhanawataalla berfirman,
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang beriman dan tidak pula perempuan yang
beriman, apabila Allah dan Rosul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada
bagi mereka pilihan tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan
Rosul-Nya maka sungguh dia telah sesat dengan kesesatan yang nyata.”
(QS : Al-Ahzab [ 33 ]: 36)
Orang yang beriman tidak membantah ketetapan Allah dan Rosul-Nya akan
tetapi mereka mentaatinya lahir maupun batin. Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman,
“Sesungguhnya jawaban orang-orang beriman, bila mereka diseru kepada Allah dan
Rosul-Nya agar rosul menghukum di antara mereka ialah ucapan. ‘Kami mendengar,
dan kami patuh’. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
(QS : An-Nur [ 24 ]: 51)
Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-
orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka:
"Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu
sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan
kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman
kepada Allah saja. Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya: "Sesungguhnya aku
akan memohonkan ampunan bagi kamu dan aku tiada dapat menolak sesuatupun
dari kamu (siksaan) Allah". (Ibrahim berkata): "Ya Tuhan kami hanya kepada
Engkaulah kami bertawakkal dan hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan hanya
kepada Engkaulah kami kembali".
(QS : Al-Mumtahanah [ 68 ]: 4)
Jadi ajaran Nabi Ibrahim Alaihis Salam bukan mengajak kepada persatuan
agama -agama sebagaimana yang didakwakan oleh tokoh-tokoh Islam Liberal, akan
tetapi dakwah beliau ialah memerangi syirik dan para pemujanya. Inilah millah Ibrahim
yang lurus! Demikian pula Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam senantiasa
mengobarkan peperangan terhadap segala bentuk kesyirikan dan memusuhi para
pemujanya. Inilah tiga pokok ajaran Islam yang harus kita ketahui dan pahami bersama
untuk dapat menjawab pertanyaan di atas dengan jawaban yang yakin dan pasti. Dan
di atas ketiga pokok inilah aqidah syari’ah dan ahlak ini dibangun. Maka kita mohon
kepada Allah semoga Allah memberikan taufiq kepada kita untuk dapat memahami
agama ini, serta diteguhkan di atas meniti din ini.
menghayati, meyakini, dan mengamalkan ajaran Islam sehingga menjadi insan Muslim
yang beriman, bertakwa kepada Allah Subhanahu wata'ala dan berakhlak mulia.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka kerangka dasar ajaran Islam meliputi
tiga konsep kajian pokok, yaitu aqidah, syariah, dan akhlak. Tiga kerangka dasar ajaran
Islam ini sering juga disebut dengan tiga ruang lingkup pokok ajaran Islam atau trilogi
ajaran Islam. Kalau dikembalikan pada konsep dasarnya, tiga kerangka dasar Islam di
atas berasal dari tiga konsep dasar Islam, yaitu iman, Islam, dan ihsan. Ketiga konsep
dasar Islam ini didasarkan pada Hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. yang
diriwayatkan dari Umar Bin Khaththab.
Hadits ini menceritakan tentang dialog antara Malaikat Jibril dengan Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Jibril bertanya kepada Nabi tentang ketiga konsep
tersebut, pertama-tama tentang konsep iman yang dijawab oleh Nabi dengan rukun
iman yang enam, yaitu:
1. Iman kepada Allah
2. Iman kepada Malaikat-Nya
3. Iman kepada Kitab-kitab-Nya
4. Iman kepada Rasul-rasul-Nya
5. Iman kepada Hari Akhir
6. Iman kepada Qadla dan Qadar-Nya.
7.
Allah Subhanawataalla berfirman dalam QS.An-Nisa’, ayat 136 yaitu
“Wahai orang yang beriman, tetaplah beriman kepaada Allah dan Rasul-Nya dan
kepada kitab yang diturunkan kepada rasul-Nya serta kitab yang diturunkan
sebelumnya. Barang siapa ingkar kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-Nya, Rasul-Nya,
hari Kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh- jauhnya”
(QS : An-Nisa [ 4 ] :136)
Berdasarkan fondasi dari enam rukun iman tersebut, maka keterikatan setiap
muslim kepada Islam sepatutnya adalah:
Meyakini bahwa Islam adalah agama yang terakhir, mengandung syariat yang
menyempurnakan syariat-syariat yang diturunkan Allah sebelumnya. Seperti
sebagaimana Subhanahu wata'ala berfirman:
B A B 1 I s l a m d a n S y a r i a t I s l a m | 14
“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu,
tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu.”
(QS : Al-Ahzab [ 33 ] : 40)
Meyakini bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang benar disisi Allah
Subhanawataalla, karena Islam adalah agama yang dianut oleh para Nabi sejak Nabi
Adam Alaihis Salam sampai Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Islam datang
dengan membawa kebenaran yang bersifat absolut guna menjadi pedoman hidup dan
kehidupan manusia selarasnya dengan fitrahnya. Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman
dalam surah Ali-Imran ayat 19:
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih
orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada
mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir
terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.”
(QS : Ali-Imran [ 3 ] :19)
Meyakini Islam adalah agama yang universal dan berlaku untuk semua
manusia, serta mampu menjawab segala persoalan yang muncul dalam segala lapisan
masyarakat dan sesuai dengan tuntutan budaya manusia sepanjang zaman.
Sebagaimana dalam firman Allah Subhanahu wata'ala dalam surah As-Saba, ayat 28:
“Dan tiadalah kami utus kamu (Muhammad) melainkan untuk semua manusia
sebagai berita gembira dan peringatan. Akan tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui.”
(QS : Saba [ 34 ] : 28)
Jibril lalu bertanya tentang Islam yang dijawab dengan rukun Islam yang lima
yaitu:
1. Bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah
utusan-Nya.
2. Mendirikan shalat.
3. Menunaikan zakat.
4. Melaksanakan puasa di bulan Ramadhan.
B A B 1 I s l a m d a n S y a r i a t I s l a m | 15
Aqidah
Secara etimologis, aqidah berarti ikatan, sangkutan, keyakinan. Aqidah secara
teknis juga berarti keyakinan atau iman. Dengan demikian, aqidah merupakan asas
tempat mendirikan seluruh bangunan (ajaran) Islam dan menjadi Kerangka Dasar
Ajaran Islam sangkutan semua hal dalam Islam. Aqidah juga merupakan sistem
keyakinan Islam yang mendasar seluruh aktivitas umat Islam dalam kehidupannya.
Aqidah atau sistem keyakinan Islam dibangun atas dasar enam keyakinan atau yang
biasa disebut dengan rukun iman yang enam. Adapun kata iman secara etimologis
berarti percaya atau membenarkan dengan hati. Sedang menurut istilah syara’, iman
berarti membenarkan dengan hati, mengucapkan dengan lidah, dan melakukan dengan
anggota badan. Dengan pengertian ini, berarti iman tidak hanya terkait dengan
pembenaran dengan hati atau sekedar meyakini adanya Allah saja, misalnya.
“Di antara manusia ada yang mengatakan: Kami beriman kepada Allah dan hari
kemudian, padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.
Mereka hendak menipu Allah dan orang-orangyang beriman, padahal mereka hanya
menipu dirinya sendiri, sedang mereka tidak sadar.”
(QS : Al-Baqarah [ 2 ] : 8-9)
Iman juga tidak hanya diwujudkan dengan keyakinan hati semata. Dalam hal
ini Al-Qur’an surat An-Naml (27) ayat 14 menegaskan:
Dan iman juga tidak dapat ditunjukkan dalam bentul amal (perbuatan) semata.
Kalau hal itu saja yang ditonjolkan, maka tidak ubahanya seperti perbuatan orang
munafik sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur’an surat An-Nisa’ (4) ayat 142:
Syariah
Secara etimologis, syariah berarti jalan ke sumber air atau jalan yang harus
diikuti, yakni jalan kearah sumber pokok bagi kehidupan. Orang-orang Arab
menerapkan istilah ini khususnya pada jalan setapak menuju palung air yang tetap dan
diberi tanda yang jelas terlihat mata (Ahmad Hasan, 1984: 7). Adapun secara
terminologis syariah berarti semua peraturan agama yang ditetapkan oleh Allah untuk
kaum Muslim baik yang ditetapkan dengan Al-Qur’an maupun Sunnah Rasul
(Muhammad Yusuf Musa, 1988: 131). Mahmud Syaltut mendefinisikan syariah sebagai
aturan-aturan yang disyariatkan oleh Allah Subhanahu wata'ala atau disayariatkan
pokok-pokoknya agar manusia itu sendiri menggunakannya dalam berhubungan
dengan Tuhannya, dengan saudaranya sesama Muslim, dengan saudaranya sesama
manusia, dan alam semesta, serta dengan kehidupan (Syaltut, 1966: 12). Syaltut
menambahkan bahwa syariah merupakan cabang dari aqidah yang merupakan
pokoknya. Keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat yang tidak dapat
dipisahkan. Aqidah merupakan fondasi yang dapat membentengi syariah, sementara
syariahmerupakan perwujudan dari fungsi kalbu dalam beraqidah (Syaltut, 1966: 13).
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa kajian syariah tertumpu pada
masalah aturan Allah dan Rasul-Nya atau masalah hukum. Aturan atau hukum ini
mengatur manusia dalam berhubungan dengan Tuhannya (hablun minAllah) dan dalam
berhubungan dengan sesamanya (hablun minannas). Kedua hubungan manusia inilah
yang merupakan ruang lingkup dari syariah Islam. Hubungan yang pertama itu
kemudian disebut dengan ibadah, dan hubungan yang kedua disebut muamalah.
Ibadah mengatur bagaimana manusia bisa berhubungan dengan Allah Subhanahu
wata'ala. Dalam arti yang khusus (ibadah mahdlah), ibadah terwujud dalam rukun Islam
yang lima, yaitu mengucapkan dua kalimah syahadah (persaksian), mendirikan shalat,
menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, dan pergi haji bagi yang mampu.
Sedang muamalah bisa dilakukan dalam berbagai bentuk aktivitas manusia dalam
berhubungan dengan sesamanya.
Bentuk-bentuk hubungan itu bisa berupa hubungan perkawinan(munakahat),
pembagian warisan (mawaris), ekonomi (muamalah), pidana (jinayah),politik (khilafah),
hubungan internasional (siyar), dan peradilan (murafa’at). Dengan demikian, jelaslah
bahwa kajian syariah lebih tertumpu pada pengamalan konsep dasar Islam yang
termuat dalam aqidah.
Pengamalan inilah yang dalam Al-Qur’an disebut dengan Al-a’mal Al-shalihah
(amal-amal shalih). Untuk lebih memperdalam kajian syariah ini para ulama
mengembangkan suatu ilmu yang kemudian dikenal dengan ilmu fikih atau fikih Islam.
Ilmu fikih ini mengkaji konsep-konsep syariah yang termuat dalam Al-Qur’an dan
Sunnah dengan melalui ijtihad. Dengan ijtihad inilah syariah dikembangkan lebih rinci
B A B 1 I s l a m d a n S y a r i a t I s l a m | 18
Akhlak
Secara etimologis, kata akhlak berasal dari bahasa Arab Al-akhlaq yang
merupakan bentuk jamak dari kata khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah
laku, atau tabiat (Hamzah Ya’qub, 1988: 11). Sinonim dari kata akhlak ini adalah etika,
moral, dan karakter. Sedangkan secara terminologis,
akhlak berarti keadaan gerak jiwa yang mendorong ke
arah melakukan perbuatan dengan tidak menghajatkan
pikiran. Inilah pendapat yang dikemukakan oleh Ibnu Akhlak adalah
Maskawaih. Sedang Al-Ghazali mendefinisikan akhlak
tingkah laku
sebagai suatu sifat yang tetap pada jiwa yang
daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan manusia, atau
mudah, dengan tidak membutuhkan kepada pikiran tepatnya nilai
(Rahmat Djatnika, 1996: 27). Adapun ilmu akhlak oleh
Dr. Ahmad Amin didefinisikan suatu ilmu yang
dari tingkah
menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang lakunya, yang
seharusnya dilakukan oleh sebagian manusia kepada
bisa bernilai baik
sebagian lainnya, menyatakan tujuan yang harus dituju
oleh manusia dalam perbuatan mereka dan (mulia) atau
menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus sebaliknya
diperbuat (Hamzah Ya’qub, 1988: 12). Dari pengertian
di atas jelaslah bahwa kajian akhlak adalah tingkah laku
bernilai buruk
manusia, atau tepatnya nilai dari tingkah lakunya, yang (tercela).
bisa bernilai baik (mulia) atau sebaliknya bernilai buruk
(tercela). Yang dinilai di sini adalah tingkah laku manusia
dalam berhubungan dengan Tuhan, yakni dalam
melakukan ibadah, dalam berhubungan dengan sesamanya, yakni dalam bermuamalah
atau dalam melakukan hubungan sosial antar manusia,dalam berhubungan dengan
makhluk hidup yang lain seperti binatang dan tumbuhan, serta dalam berhubungan
dengan lingkungan atau benda-benda mati yang juga merupakan makhluk Tuhan.
B A B 1 I s l a m d a n S y a r i a t I s l a m | 19
Secara singkat hubungan akhlak ini terbagi menjadi dua, yaitu akhlak kepada
Khaliq (Allah Sang Pencipta) dan akhlak kepada makhluq (ciptaan-Nya). Akhlak
merupakan konsep kajian terhadap ihsan. Ihsan merupakan ajaran tentang
penghayatan akan hadirnya Tuhan dalam hidup, melalui penghayatan diri yang sedang
menghadap dan berada di depan Tuhan ketika beribadah. Ihsan juga merupakan suatu
pendidikan atau latihan untuk mencapai kesempurnaan Islam dalam arti sepenuhnya
(kaffah), sehingga ihsan merupakan puncak tertinggi dari ke Islaman seseorang. Ihsan
ini baru tercapai kalau sudah dilalui dua tahapan sebelumnya,yaitu iman dan Islam.
Orang yang mencapai predikat ihsan ini disebut muhsin. Dalam kehidupan sehari-hari
ihsan tercermin dalam bentuk akhlak yang mulia (al-akhlak alkarimah). Inilah yang
menjadi misi utama diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam ke
dunia, seperti yang ditegaskannya dalam sebuah Haditsnya: “Sesungguhnya aku diutus
hanyalah untuk menyempurnakan akhlak mulia.”
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan
mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Diasungguh-sungguh akan menjadikan
mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang
sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama
yang telah diridoi-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan)
mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap
menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. Dan
barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang
yang fasik.”
(QS : Al-Nur [ 24 ]: 55)
B A B 1 I s l a m d a n S y a r i a t I s l a m | 21
Ketiga kerangka dasar ajaran Islam tersebut dalam Al-Qur’an disebut iman dan
amal shalih. Iman menunjukkan konsep aqidah, sedangkan amal shalih menunjukkan
adanya konsep syariah dan akhlak.
Hukum Islam
Hukum Islam secara istilah disebut hukum syara’ adalah hukum Allah yang
mengatur perbuatan manusia yang di dalamnya mengandung tuntutan untuk
dikerjakan atau ditinggalkan. Hukum syara’ hanya dapat diambil dari sumber-sumber
hukum Islam, yaitu Al-Qur’an, As-Sunah, Ijmak’, dan Qiyas. Empat Mazhab Fiqh yang
bersumber dari para Ahli fikih seperti Al-Imam Abu Hanifah, Al-Imam Malik, Al-Imam
As-Syafi’I, dan
Al-Imam Ahmad bin Hanbali, mengklasifikasikan hukum Islam menjadi 5(lima),
yaitu Wajib, Sunah, haram, makruh dan mubah.
1). Wajib
Tuntutan untuk memperbuat secara pasti dengan arti harus diperbuat
sehingga orang yang memperbuat patut mendapat ganjaran dan yang meninggalkan
mendapat ancaman/dosa.
Contoh: Allah Subhanahu wata'ala berfirman dalam surat Al-Baqoroh ayat 110:
“Dan Dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. dan kebaikan apa saja yang kamu
usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah.
Sesungguhnya Alah Maha melihat apa-apa yang kamu kerjakan.”
(QS : Al-Baqarah [ 2 ]: 110)
B A B 1 I s l a m d a n S y a r i a t I s l a m | 22
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk
waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah seorang
penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. dan janganlah penulis enggan
menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan
hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan
hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi
sedikitpun daripada hutangnya. jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya
atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, Maka
hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. dan persaksikanlah dengan dua orang
saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). jika tak ada dua oang lelaki, Maka (boleh)
seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya
jika seorang lupa Maka yang seorang mengingatkannya. janganlah saksi-saksi itu
enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu
menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. yang
demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat
kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu.
B A B 1 I s l a m d a n S y a r i a t I s l a m | 23
(Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu
jalankan di antara kamu, Maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak
menulisnya. dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan
saksi saling sulit menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), Maka
Sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. dan bertakwalah kepada
Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.“
(QS : Al-Baqarah [ 2 ] : 282)
3). Haram
Tuntutan untuk meninggalkan suatu perbuatan secara pasti dengan artian
yang dituntut harus meninggalkannya,bila seseorang meninggalkannya berarti ia telah
patuh kepada yang melarangnya. Oleh karena itu ia patut mendapat ganjaran. Orang
yang tidak meninggalkan larangan itu berarti ia menyalahi tuntutan Allah Subhanahu
wata'ala, karenanya patut mendapat ancaman dosa.
Contoh: dalam ayat 229 surah Al-Baqarah:
“Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang
ma'ruf atau menceraikan dengan cara yang baik. tidak halal bagi kamu mengambil
kembali sesuatu dari yang Telah kamu berikan kepada mereka, kecuali kalau
keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. jika kamu
khawatir bahwa keduanya (suami isteri) tidak dapat menjalankan hukum-hukum
Allah, Maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh isteri
untuk menebus dirinya. Itulah hukum-hukum Allah, Maka janganlah kamu
melanggarnya. barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka Itulah
orang-orang yang zalim.”
(QS : Al-Baqarah : 229)
4). Makruh
Tuntutan untuk meninggalkan suatu perbuatan,tetapi tuntutan itu
diungkapkan melalui redaksi yang tidak pasti. Seseorang yang mengerjakan perbuatan
yang dituntut untuk ditinggalkan,tidak dikenai hukuman.
Contoh dalam sabda Rosulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam yang artinya:
“Perbuatan halal yang paling dibenci Allah Subhanahu wata'ala adalah talak”.
(HR. Abu daud,Ibnu Majjah,al-Baihaqi dan Hakim).
B A B 1 I s l a m d a n S y a r i a t I s l a m | 25
“Sesungguhnya Allah Hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan
binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. tetapi barangsiapa
dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak
(pula) melampaui batas, Maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang”.
(QS : Al-Baqarah [ 2 ] : 173)
“Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang berasal) dari laut
sebagai makanan yang lezat bagimu, dan bagi orang-orang yang dalam perjalanan;
dan diharamkan atasmu (menangkap) binatang buruan darat, selama kamu dalam
ihram. dan bertakwalah kepada Allah yang kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.”
(QS : Al-Ma’idah [ 5 ] : 96)
B A B 1 I s l a m d a n S y a r i a t I s l a m | 26
Pengakuan Islam terhadap pluralitas masyarakat ini tidak lepas dari ajaran Islam.
Allah Subhanahu wata'ala berfirman:
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan
yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada
Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada
buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui.
(QS : Al-Baqarah [2]: 256)
“Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa
yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain,
atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah
membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan
seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia
semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan
(membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka
sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka
bumi.”
(QS : Al-Maidah [ 5 ]: 32)
Jika ada orang yang melanggar ketentuan ini, Islam akan menjatuhkan sanksi
yang keras; bisa dalam bentuk diyat [tebusan darah] atau qishâsh [dibunuh]. Ini sesuai
dengan firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
“Di dalam qishâsh itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagi kalian, hai orang-
orang yang berakal, supaya kalian bertakwa.”
(QS : Al-Baqarah [5]: 179)
Dengan begitu, darah dan jiwa manusia pun terjaga. Inilah kerahmatan Islam
dalam menjaga setiap jiwa kaum Muslim.
B A B 1 I s l a m d a n S y a r i a t I s l a m | 30
Bisa dibayangkan, apa jadinya negeri yang bersih dari orang-orang yang rusak
akalnya. Itulah Rahmatanlilallamin atau rahmat bagi seluruh alam hasil dari
implementasi syariah Islam.
“Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang
dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya
mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah,
dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh
sekumpulan orang-orang yang beriman.”
(QS : An-Nur [ 24 ] : 2)
B A B 2 S u m b e r H u k u m I s l a m | 33
P ak Salman berencana ingin membuka bisnis jual beli emas secara online, namun
beliau masih ragu dengan jual beli emas secara online karena tidak dilakukan
secara tunai, sedangkan menurut ilmu fiqh muamalah yang beliau pelajari bahwa
syarat ketika barang ribawi yaitu emas ditukar dengan barang ribawi lagi dalam hal ini
uang syaratnya boleh beda ukuran namun harus serah terima langsung ditempat akad,
tidak diperbolehkan ada penundaan, tapi ketika pak Salman menyampaikan hal ini
kepada temannya, temannya menyampaikan bahwa emas diperbolehkan ada
penundaan ataupun di cicil atas dasar fatwa dari MUI.
Setelah Pak Salman mendengar hal tersebut menjadikan dirinya kebingungan
apakah emas boleh ada penundaan atau harus tunai karena kalau ada penundaan atau
di cicil dapat menimbulkan riba fadl atau riba karena pertukaran barang ribawi. Atas
kebingungan pak Salman tersebut mana yang harus dia ambil apakah dia meneruskan
bisnis jual beli emas secara online, karena sudah ada fatwa MUI atau mengurungkan
niat bisnisnya karena ada Hadits yang melarang ada penundaan ataupun dicicil dalam
jual beli antar barang ribawi? Inysa Allah di bab 2 ini kita akan membahas hal tersebut
secara mendalam tentang skala prioritas hukum Islam, agar kita bisa mengetahui ketika
ada perbedaan atau khilaf tentang suatu hukum mana yang sebaiknya kita ambil
menjadi dasar atas setiap keputusan bisnis kita, agar bisnis kita bisa benar-benar sesuai
dengan syariat Islam tanpa riba, tanpa bank dan tanpa akad bathil.
B A B 2 S u m b e r H u k u m I s l a m | 34
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di
antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-
benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama
(bagimu) dan lebih baik akibatnya.
(QS : An-Nisa [ 4 ] : 59)
Ayat ini ditujukan kepada orang beriman untuk mentaati Allah Subhana
Wataalla, Rasul dan pemimpin dalam hal ini pemimpin(Ulil Amri) yang beriman dan
menegakan syariat Islam secara kaffah atau menyeluruh terhadap semua aspek
kehidupan. Taat kepada Allah dilakukan dengan cara mengikuti perintah Allah
Subhanahu wata'ala dan menjauhi larangan-Nya sebagaimana yang disebutkan dalam
Al-Qur’an. Taat kepada Rasul dilakukan dengan cara mengikuti apa yang telah
dicontohkan oleh Rasul sesuai As-Sunah. Taat kepada pemimpin (Ulil Amri) selama
perintah pemimpin tersebut tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan As-Sunah.
Selanjutnya apabila manusia berselisih tentang sesuatu, penetapan hukum
harus kembali kepada Al-Qur’an dan As-Sunah. Ketetapan hukum ini dapat berupa
ijmak yaitu kesepakatan ulama atau qiyas yaitu dengan menganalogikan pristiwa yang
ketetapan hukumnya sudah ada.
Urutan prioritas pengambilan sumber hukum antara Al-Qur’an, As-Sunah,
Ijmak dan Qiyas ialah apabila terdapat suatu kejadian yang memerlukan ketetapan
hukum, pertama-tama hendaklah dicari terlebih dahulu didalam Al-Qur’an. Kalau
ketetapannya sudah ada di Al-Qur’an, ditetapkanlah hukumnya sesuai dengan
ketentuan dalam Al-Qur’an tersebut. Apabila rujukan untuk ketetapan hukum itu tidak
ditemukan dalam Al-Qur’an barulah beralih meneliti As-Sunah. Bila rujukan ditemukan
dalam As-Sunah, maka hukum ditetapkan sesuai dengan ketentuan dalam As-Sunah itu.
Bila rujukan tidak ditemukan dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah, baru boleh
merujuk kepada putusan dari para mujtahid yang menjadi ijmak (kesepakatan bersama)
dari masa ke masa tentang masalah yang sedang dicari hukumnya itu. Kalau ada,
B A B 2 S u m b e r H u k u m I s l a m | 35
penetapan hukum merujuk pada ijmak tersebut. Sekiranya tidak ditemukan rujukan
ijmak dalam masalah tersebut, maka ditempuh qiyas, yaitu suatu usaha sungguh-
sungguh dengan jalan membuat analogi kepada pristiwa sejenis yang telah ada
ketentuan hukum (nash) -nya sesuai dengan Hadits Rasulullah ShallAllahu Alaihi
Wasallam berikut ini:
Al-Qur’an
Al-Qur’an sebagai mukjizat terbesar Rasulullah ShallAllahu Alaihi Wasallam
yang tetap lestari sampai akhir zaman. Setiap muslim membaca dan mempelajarinya,
bahkan non muslim pun banyak yang mempelajari sampai akhirnya mendapat hidayah
masuk Islam.
“Quran” menurut pendapat yang paling kuat seperti yang dikemukakan Dr.
Subhi Al-Salih berarti “bacaan” asal katanya adalah qara-a. Kata Al-Qur’an itu berbentuk
masdar dengan arti isim maf’ul yaitu maqru (dibaca). Di dalam Al-Qur’an sendiri ada
pemakaian kata “quran” dalam arti bacaan seperti dalam ayat 17, 18, surah Al-
Qiyamah:
Kemudian dipakai kata “Quran” itu untuk Al-Qur’an yang dikenal sekarang ini.
Adapun definisi Al-Qur’an ialah: “Kalam Allah Subhanahu wa ta'ala yang merupakan
mukjizat yang diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi
wa Sallam dan yang ditulis di mushaf dan diriwayatkan dengan mutawatir serta
membacanya adalah ibadah.”
Dengan definisi ini, kalam Allah yang diturunkan kepada nabi-nabi selain Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, tidak dinamakan Al-Qur’an seperti Taurat
yang diturunkan kepada Nabi Musa Alaihis Salam, atau Injil yang diturunkan kepada
Nabi Isa Alaihis Salam. Demikian pula kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam yang membacanya tidak dianggap sebagai
ibadah, seperti Hadits qudsi, tidak pula dinamakan Al-Qur’an.
Sedangkan ayat terakhir yang diturunkan terakhir adalah Surat Al-Maidah ayat 3 adalah
sebagai berikut::
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang
disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang
ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya,
dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga)
mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah
kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan)
agamamu, sebab itu
B A B 2 S u m b e r H u k u m I s l a m | 37
janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah
Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku,
dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena
kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang..”
(QS : Al.Maidah [ 5 ] : 3)
“Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan dia
kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir atau dengan mengutus
seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang
Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.”
(QS : Asy-Syura [ 42 ] : 51)
inilah yang amat berat dirasakan Nabi. Kadang-kadang pada keningnya berpancaran
keringat, meskipun turunnya wahyu itu di musim yang sangat dingin. Kadang-kadang
unta beliau terpaksa berhenti dan duduk karena merasa amat berat, bila wahyu itu
turun ketika beliau sedang mengendarai unta. Diriwayatkan oleh Zaid bin Tsabit: “Aku
adalah penulis yang diturunkan kepada Rasulullah. Aku melihat Rasulullah ketika
turunnya wahyu itu seakan-akan diserang oleh demam yang keras dan keringatnya
bercucuran seperti permata. Kemudian setelah selesai turunnya wahyu, barulah beliau
kembali seperti biasa.”
Ketiga malaikat menampakkan dirinya kepada Nabi, tidak berupa seorang laki-
laki seperti keadaan nomor dua, tetapi benar-benar seperti rupanya yang asli. Hal ini
tersebut dalam Al-Qur’an surat An-Najm ayat 13 dan 14.
“Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli)
pada waktu yang lain. (yaitu) di Sidratil Muntaha..”
(QS : An-Najm [ 53 ]: 13 -14)
2. Di antara ayat-ayat itu ada yang nasikh dan ada yang mansukh, sesuai dengan
kemaslahatan. Ini tidak dapat dilakukan sekiranya Al-Qur’an diturunkan
sekaligus (ini menurut pendapat yang mengatakan adanya nasikh dan
mansukh).
5. Di antara ayat-ayat itu ada yang merupakan jawaban dari pertanyaan atau
penolakan suatu pendapat atau perbuatan, sebagaimana dikatakan oleh Ibnu
Abbas r.a. Hal ini tidak dapat terlaksana kalau Al-Qur’an diturunkan sekaligus.
6.
Mukjizat Al-Qur’an
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam adalah Nabi yang mempunyai
mukjizat terbesar berupa Al-Qur’an. Imam Jalaluddin As-Suyuti berpandangan bahwa
mukjizat adalah suatu hal atau peristiwa luar biasa yang disertai tantangan dan selamat
(tidak ada yang sanggup) menjawab tantangan tersebut. Sedangkan Al-Qur’an dalam
pandangan Muhammad Subhi Shalih adalah kalam mu’jiz (dapat melemahkan) yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam ditulis dalam mushaf,
dan disampaikan secara mutawatir serta membacanya dianggap ibadah. Kemudian
muncullah pertanyaan, bagaimana aspek-aspek kemukjizatan yang terdapat dalam Al-
Qur’an? Para ulama berbeda pendapat dalam melihat aspek-aspek kemukjizatan Al-
Qur’an. Akan tetapi, secara umum setidaknya terdapat empat aspek kemukjizatan Al-
Qur’an ialah sebagai berikut:
“Alif Laam Miim. Telah dikalahkan bangsa Romawi.Di negeri yang terdekat dan
mereka sesudah dikalahkan itu akan menang. Dalam beberapa tahun lagi. Bagi Allah-
lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). Dan di hari (kemenangan bangsa
Rumawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman, Karena pertolongan Allah. Dia
menolong siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Dialah Maha Perkasa lagi Penyayang.
(Sebagai) janji yang sebenarnya dari Allah. Allah tidak akan menyalahi janji-Nya,
tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”
(QS : Ar-Rum[ 30 ] :1-6)
kemurnian Al-Qur’an yang akan tetap terpelihara dalam QS. Al-Hijr: 9 berikut ini
:
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-
benar memeliharanya.”
(QS : Al-Hijr [ 15 ] : 9)
Serta berbagai masalah ghaib lainnya yang ditunjukkan oleh Al-Qur’an, baik
secara eksplisit maupun implisit. Selain itu, berita ghaib yang sedang terjadi di tempat
lain, seperti maksud jahat orang-orang munafik dengan membangun masjid Dhirar
dalam QS. At-Taubah: 107.
B A B 2 S u m b e r H u k u m I s l a m | 41
Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang mendirikan masjid
untuk menimbulkan kemudharatan (pada orang-orang mukmin), untuk kekafiran dan
untuk memecah belah antara orang-orang mukmin serta menunggu kedatangan
orang-orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu. Mereka
Sesungguhnya bersumpah: "Kami tidak menghendaki selain kebaikan". Dan Allah
menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka itu adalah pendusta (dalam sumpahnya).
(QS : At-Taubah [ 9 ] : 107)
Adapun perihal isyarat-isyarat ilmiah, isi kandungan Al-Qur’an banyak
menginformasikan tentang permasalahan ilmiah yang mungkin hanya diketahui oleh
para ilmuwan. Ayat-ayat Al-Qur’an yang sudah dibuktikan kebenarannya melalui
penemuan di bidang ilmu pengetahuan alam. Hukum Toricelly yang ditemukan pada
abad XVII M misalnya, menyatakan bahwa semakin tinggi suatu tempat, maka semakin
rendah tekanan udara yang ada di tempat itu. Sebagaimana dalam QS. Al-An’am: 125.
Selain itu, hukum siang dan malam yang tidak selalu sama lama waktunya.
Terkadang malam lebih panjang daripada siang, dan terkadang terjadi sebaliknya.
Sebagaimana dalam QS : Yunus: 6.
“Sesungguhnya pada pertukaran malam dan siang itu dan pada apa yang diciptakan
Allah di langit dan di bumi, benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan-Nya) bagi
orang-orang yang bertakwa.”
(QS : Yunus [ 10 ] :6)
B A B 2 S u m b e r H u k u m I s l a m | 42
Fungsi Al-Qur’an
Segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah Subhanahu wata'ala pasti ada
manfaat dan gunanya, sekalipun itu berpa binatang yang sangat kecil. Apalagi ini
dengan Al-Qur’an yang merupakan firman Allah Subhanawataalla dan mengandung
banyak pokok ajaran sehingga seluruh hidup dan kehidupan ini menjadi teratur. Oleh
karena itu, dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang menjelaskan tentang fungsi Al-
Quran di antaranya sebagai berikut.
Hal ini dapat terlihat bagi siapa saja (manusia) yang mengikuti petunjuk Al-
Qur’an akan mendapatkan kemuliaan, kejayan, keselamatan, dan kebahagiaan baik di
dunia maupun di akhirat. Contoh kecil, apabila kamu bepertian ke suatu tempat untuk
suatu tujuan. Namun, kamu tidak mengetahui jalan yang akan dilalui maka saat itulah
kamu pasti memerlukan sebuah petunjuk.
Petunjuk arah yang kamu tuju, misalnya melalui bertanya , peta, atau minta
diantar oleh seseorang yang dapat mencapai tujuan sehingga kamu tidak tersesat,
Begitu pula fungsi Al-Qur’an terhadap umat manusia dapat mengantarkan ke arah
tujuan, yaitu arah kebenaran dan kebahagiaan, mempunyai keyakinan yang kuat
terhadap Allah Subhanawataalla. bahwa Allah Subhanawataalla. Maha Pemberi
Petunjuk dapat bersikap atau berakhlakul karimah, dan rasa kasih sayang atar sesama.
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan
janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang
nyata bagimu.”
(QS : Al-Baqarah [ 2 ] : 208)
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk
waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang
penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan
menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan
hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan
hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi
sedikitpun daripada hutangnya. Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya
atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka
hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua
orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tak ada dua oang lelaki, maka
(boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai,
supaya jika seorang lupa maka yang seorang mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi
itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu
jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya.
Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih
dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali
jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka
tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila
kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. Jika kamu
lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada
dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu.”
(QS : Al-Baqarah [ 2 ] : 282)
Bahkan pengaturan dalam melakukan muamalah dengan non muslim juga diatur dalam
Al-Qur’an.Al-Qur’an membagi orang kafir menjadi 3 bagian yaitu:
1. Kafir dzimmy dan mu’ahad, yaitu kafir yang telah mengikat perjanjian,
sehingga Allah Subhanawataalla memerintahkan untuk bergaul dengan
mereka seperti sesama muslim.
2. Kafir musta’man, yaitu kafir yang dianggap aman atau tidak
membahayakan, sehingga darah dan harta benda mereka haram (tidak
boleh diganggu) sepanjang mereka masih tetap memegang teguh
perjanjian.
3. Kafir harby(musuh), dimana Allah Subhanawataalla tetap memberikan
hak-hak yang harus dihormati atas harkat dan martabat kemanusiaan. Hak
persaudaraan kemanusiaan (ukuwah insaniyah), hak keadilan, hak
perlakuan sepadan dengan memperhatikan keutamaan/kemaslahatan.
Dari tuntunan terebut diketahui bahwa Islam memperlakukan non muslim
sangatlah adil. Sekaligus juga membuktikan bahwa Al-Qur’an memang suatu bentuk
pedoman yang sangat lengkap dan bersifat universal.
As-Sunah
As-Sunnah menurut istilah syari’at ialah segala sesuatu yang bersumber dari
Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dalam bentuk qaul (ucapan), fi’il (perbuatan), taqrir
(penetapan), sifat tubuh serta akhlak yang dimaksudkan dengannya sebagai tasyri’
(pensyari’atan) bagi ummat Islam. Adapun hadits menurut bahasa ialah sesuatu yang
baru. Secara istilah sama dengan As-Sunnah menurut Jumhur Ulama. Ada ulama yang
menerangkan makna asal secara bahasa bahwa: Sunnah itu untuk perbuatan dan taqrir,
adapun hadits untuk ucapan. Akan tetapi ulama sudah banyak melupakan makna asal
bahasa dan memakai istilah yang sudah lazim digunakan, yaitu bahwa As-Sunnah
muradif (sinonim) dengan hadits.
As-Sunnah menurut istilah ulama ushul fiqih ialah segala sesuatu yang
bersumber dari Nabi selain dari Al-Qur’an, baik perbuatan, perkataan, taqrir
(penetapan) yang baik untuk menjadi dalil bagi hukum syar’i. Ulama ushul fiqih
membahas dari segala yang disyari’atkan kepada manusia sebagai undang-undang
kehidupan dan meletakkan kaidah-kaidah bagi perundang-undangan tersebut. As-
Sunnah menurut istilah ahli fiqih (fuqaha’) ialah segala sesuatu yang sudah tetap dari
Nabi ShallAllahu ‘alaihi wa sallam dan hukumnya tidak fardhu dan tidak wajib, yakni
hukumnya sunnah.
B A B 2 S u m b e r H u k u m I s l a m | 48
“Di antara kebaikan Islam seseorang ialah meninggalkan apa-apa yang tidak
bermanfaat baginya.”
(HR. At-Tirmidzi)
Hadits Fi’li (Sunnah yang berupa perbuatan) ialah segala perbuatan Nabi
ShallAllahu ‘alaihi wa sallam yang diberitakan oleh para Shahabatnya tentang wudhu’,
shalat, haji, dan selainnya. Contoh:
“Dari ‘Utsman bin ‘Affan bahwasanya Nabi ShallAllahu ‘alaihi wa sallam (apabila
berwudhu’), beliau menyela-nyela jenggotnya.”
(HR. At-Tirmidzi)
Hadits Taqriri, ialah segala perbuatan Shahabat yang diketahui oleh Nabi
Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan beliau membiarkannya (sebagai tanda setuju) dan
tidak mengingkarinya. Contoh:
“Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda kepada Bilal setelah selesai shalat
Shubuh, ‘Wahai Bilal, kabarkanlah kepadaku sebaik-baik amalan yang telah engkau
kerjakan dalam Islam, karena aku telah mendengar suara terompahmu di dekatku di
Surga?’ Ia menjawab, ‘Sebaik-baik amal yang aku kerjakan ialah, bahwa setiap kali
aku berwudhu’ siang atau malam mesti dengan wudhu’ itu aku shalat (sunnah)
beberapa raka’at yang dapat aku laksanakan.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Contoh lainnya ialah kisah dua Sahabat yang melakukan safar, keduanya tidak
menemukan air (untuk wudhu’) sedangkan waktu shalat sudah tiba, lalu keduanya
bertayammum dan mengerjakan shalat, kemudian setelah selesai shalat mereka
menemukan air sedang waktu shalat masih ada, maka salah seorang dari keduanya
mengulangi wudhu’ dan shalatnya, kemudian keduanya mendatangi Shallallahu ‘alaihi
B A B 2 S u m b e r H u k u m I s l a m | 49
wa Sallam dan menceritakan kejadian itu. Lalu beliau bersabda kepada Shahabat yang
tidak mengulangi shalatnya,
“Engkau telah berbuat sesuai dengan Sunnah.” Dan kepada yang lain (Shahabat yang
mengulangi shalatnya), beliau bersabda, “Engkau mendapatkan dua ganjaran.”
(HR. Abu Dawud)
“Ya Rabb kami, utuslah kepada mereka seorang Rasul di antara mereka yang akan
membacakan ayat-ayat-Mu kepada mereka dan mengajarkan Al-Kitab dan Al-Hikmah
kepada mereka dan mensucikan mereka (dari kelakuan-kelakuan yang keji),
sesungguhnya Engkau Mahamulia lagi Mahabijaksana.”
(QS : Al-Baqarah [ 2 ]: 129)
“Sesungguhnya Allah telah memberi karunia bagi orang-orang yang beriman, ketika
Dia mengutus di antara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri, yang
membacakan ayat-ayat-Nya dan membersihkan mereka (dari sifat-sifat jahat), dan
mengajarkan Al-Kitab (Al-Qur-an) dan Al-Hikmah (As-Sunnah). Sesungguhnya mereka
sebelum itu dalam kesesatan yang nyata.”
(QS : Ali ‘Imran [ 3 ] : 164)
“Sebutlah apa-apa yang dibacakan dalam rumahmu dari ayat-ayat Allah dan hikmah,
sesungguhnya Allah Maha lembut lagi Maha Mengetahui.”
(QS : Al-Ahzaab [ 33 ]: 34)
“Dialah yang mengutus kepada ummat yang ummi seorang Rasul dari antara mereka
yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya. Yang membersihkan mereka dan
mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan Al-Hikmah. Sesungguhnya mereka sebelum
itu dalam kesesatan yang nyata.”
(QS : Al-Jumu’ah [ 62 ]: 2)
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri
di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-
benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama
(bagimu) dan lebih baik akibatnya.”
[QS : An-Nisa [4]: 59]
Para Salafush Shalih memberi makna As-Sunnah dengan agama dan syari’at
yang dibawa oleh Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam secara mutlak dalam masalah ilmu
dan amal, dan apa-apa yang diterima oleh para Shahabat, Tabi’in dan Salafush Shalih
dalam bidang ‘aqidah maupun furu’. Abu Bakar Radhiyallahu anhu berkata,
“Sunnah itu adalah tali Allah yang kuat.” ‘Abdullah bin ad-Dailamy
rahimahullah (dari pembesar Tabi’in) berkata, “Telah sampai kepadaku bahwa awal
hilangnya agama ini adalah karena manusia meninggalkan As-Sunnah.”
Imam al-Lalika-i membawakan penafsiran ayat :
“Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan
(agama itu), maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-
orang yang tidak mengetahui.
[QS : Al-Jasiyah [ 45 ]: 18]
“Yakni engkau berada di atas Sunnah.” Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata:
“Sesungguhnya As-Sunnah itu adalah syari’at, yakni apa-apa yang disyari’atkan Allah
Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dari agama (ini).” [As-
Sunnah adalah yang dimaksud dengan hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam
yang shahih.
B A B 2 S u m b e r H u k u m I s l a m | 52
Periwayatan Hadits
A. Pembagian Hadits Berdasarkan Jumlah Periwayat
Ulama Hadits berbeda pendapat tentang pembagian Hadits berdasarkan
jumlah periwayatnya. Ada yang membagi menjadi dua, yaitu Hadits Mutawatir dan
Hadits Ahad. Ada juga yang membaginya menjadi tiga dengan menambah satu jenis
yang disebut Hadits terkenal. Bagi ulama yang membagi pada dua jenis, Hadits Masyhur
dikategorikan sebagai bagian dari Hadits Ahad. Pada uraian makalah ini, Hadits terkenal
dikelompokkan pada pembahasan tentang Hadits Ahad.
Hadits Mutawatir
Menurut bahasa, kata Mutawatir, berarti mutatabi' yaitu yang (datang)
berturut-turut, dengan tidak ada jaraknya. Sedangkan Hadits mutawatir menurut istilah
ialah Hadits yang diriwayatkan oleh orang banyak dalam setiap generasinya, yang
menurut adat tidak mungkin mereka berbuat dusta, dan mereka meriwayatkannya
secara indrawi dan memberikan ilmu yakin. Selain itu, ada juga yang mendefinisikan
Hadits Mutawatir ialah Hadits yang diriwayatkan oleh banyak orang yang menurut adat
mustahil mereka bersepakat untuk berdusta (jumlah banyak itu) sejak awal sanad
sampai akhirnya. Ada lagi yang mendefenisikan Hadits Mutawatir ialah Hadits yang
diriwayatkan banyak orang, dan diterima dari banyak orang pula, yang menurut adat
mustahil mereka bersepakat untuk berdusta.
Dari definisi tersebut maka terdapat beberapa ciri atau syarat yang bisa
disematkan pada Hadits Mutawatir, yaitu: diriwayatkan banyak orang, diterima banyak
orang, tidak mungkin perawi yang banyak itu bersepakat untuk berdusta, dan Hadits itu
didapat melalui panca indra. Jika dilihat berdasarkan fungsi dari ilmu Hadits yaitu untuk
memberikan keyakinan atas berita atau Hadits yang disampaikan periwayat, maka
kedudukan Hadits mutawatir telah tercapai dengan baik bahwa yang tergandung di
dalamnya adalah benar-benar dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.
Adapun Hadits mutawatir ini umumnya dibagi kedalam dua kategori yaitu,
mutawatir lafzi dan mutawatir maknawi. Sedangkan M. Syuhudi Ismail menambahkan
satu lagi yaitu mutawatir 'amali, yaitu amalan agama yang dikerjakan Nabi Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wa Sallam lalu diikuti oleh sahabat dan seterusnya hingga sekarang,
seperti waktu shalat, jumlah rakaat shalat, adanya shalat ied, adanya shalat janazah dan
seterusnya.
Mutawatir lafzhi menurut para ulama, jumlahnya sangat sedikit, bahkan
menurut Ibn Hibban dan Al-Hazimi Hadits tidak ada. Al-Asqolani menolak pendapat Ibn
Hibban dan Al-Hazimi, menurutnya pandangan yang demikian itu terjadi karena kurang
B A B 2 S u m b e r H u k u m I s l a m | 53
Hadits Ahad
Secara sederhana, yang disebut Hadits ahad adalah Hadits yang tidak
mutawatir. Kata ahad adalah bahasa Arab yang berarti satu, maka pengertian Hadits
ahad adalah Hadits yang disampaikan oleh satu periwayat. Dalam beberapa literatur
yang didapat pengertian Hadits ahad adalah Hadits yang tidak memenuhi syarat-syarat
Hadits Mutawatir, atau yang jumlah periwayatnya terbatas dan tidak banyak
sebagaimana yang terjadi pada Hadits Mutawatir.
Hadits ahad dibagi menjadi tiga jenis yaitu, Hadits masyhur, Hadits aziz, dan
Hadits gharib. Hadits masyhur adalah Hadits yang diriwayatkan lebih dari dua orang
tetapi belum mencapai derajat mutawatir. Hadits aziz adalah Hadits yang jumlah
periwayatnya tidak kurang dari dua orang dalam seluruh tingkatannya. Sedangkan
Hadits gharib adalah Hadits yang periwayatnya diriwayatkan satu orang saja dengan
tanpa mempersoalkan dalam berbagai tingkatannya.
Terkait dengan kedudukannya ulama Hadits sependapat bahwa hadits ahad
yang maqbul (bisa diterima) dalam arti shahih, bisa digunakan sebagai dasar hukum
Islam, dan wajib diamalkan. Adapun yang berkaitan dengan akidah ada beberapa
pendapat yang netral, hadits ahad yang telah memenuhi syarat (shahih) dapat dijadikan
hujjah / dalil untuk masalah akidah asal hadits tersebut tidak bertentangan dengan Al-
Qur’an, dan hadits-hadits lain yang lebih kuat, dan tidak bertentangan dengan akal
sehat.
B A B 2 S u m b e r H u k u m I s l a m | 54
Dari ayat diatas, terdapat makna tersirat yang menunjukkan bahwa Nabi
Muhammad Subhanahu wata'ala telah diberikan tugas oleh Allah Subhanawataalla
untuk menerangkan ayat-ayat Al-Qur’an lebih terperinci kepada umat manusia.
Nah, cara rasul memberikan penjelasan-penjelasan tersebut yaitu lewat
sunnahnya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa as sunnah merupakan penjelas
dari Al-Qur’an. Lebih lengkapnya, berikut beberapa fungsi As-sunnah terhadap Al-
Qur’an:
Memperkuat hukum dalam Al-Qur’an, Segala jenis hukum, syariat, dan hal-
hal yang menyangkut muamalah kehidupan, semuanya telah ditulis dalam Al-Qur’an
secara sempurna. Seperti halnya hukum shalat, puasa, zakat, larangan melakukan riba’,
mencuri, membunuh, dan sebagainya. Nah, keberadaan As-sunnah disini memperkuat
B A B 2 S u m b e r H u k u m I s l a m | 55
”Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: tidak di terima salat seorang yang
berhadats sebelum ia berwudhu”
(HR. Bukhari )
Menetapkan hukum baru yang tidak dimuat dalam Al-Qur’an, Adakalanya As-
Sunnah menetapkan hukum baru, dimana hukum tersebut tidak terdapat dalam Al-
Qur’an. Contohnya perihal larangan mengenakan kain sutera dan cincin emas bagi laki-
laki. Penetapan hukum baru di as-Sunnah tentunya tidak boleh asal-asalan. Hukum itu
harus benar-benar berdasarkan tuntunan Nabi Muhammad Subhanahu wata'ala dan
sesuai syariat Islam. Imam asy-Syafi’i rahimahullah berkata, “Apa-apa yang telah
disunnahkan Rasulullah ShallAllahu ‘alaihi wa sallam yang tidak terdapat pada
Kitabullah, maka hal itu merupakan hukum Allah juga.
“Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya (dari harta
benda) yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk Rasul,
kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam
perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara
kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang
dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.”
(QS : Al-Hasyr [ 59 ] :7)
B A B 2 S u m b e r H u k u m I s l a m | 56
Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan
barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk
menjadi pemelihara bagi mereka.
(QS: An-Nisa [ 4 ] : 80)
Ijma’
Islam adalah agama yang terbangun di atas dasar ilmu. Ia mendidik
pemeluknya untuk tidak berkeyakinan maupun beramal dalam urusan agama,
melainkan dengan ilmu yang dapat dipertanggung jawabkan, memiliki pondasi dan
dasar yang sah, dan dapat dipastikan melalui jalur wahyu. Argumen dan alasan
beragama tersebut dikenal sebagai dalil.
Dalil dalam Islam dasarnya adalah wahyu Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah
(sabda, perbuatan, dan pengakuannya) yang telah dikukuhkan oleh Al-Qur’an sebagai
dasar agama yang sepadan dan seiring dengannya, dan sama sekali tak bertentangan.
Di bawah itu terdapat dalil-dalil lain yang diakui oleh Al-Qur’an dan Sunnah. Sebagian
besarnya diperselisihkan keabsahannya oleh para ulama, namun ada yang disepakati,
yaitu ijma’.
Bila seluruh perkara di atas terpenuhi maka ia menjadi ijma’ yang tak boleh
diselisihi setelahnya, dan menjadi landasan hukum dalam Islam. Siapa yang
menyelisihinya maka ia menyimpang, meskipun berasal dari mereka yang dulunya ikut
bersepakat di dalamnya.
Keabsahan Ijma’
Dalil Al-Qur’an
Saksi di atas bersifat umum mencakup kesaksian akan apa yang diperbuat
manusia, dan kesaksian akan hukum perbuatan mereka. Di akhirat kelak umat Islam
bersaksi bahwa manusia telah melakukan perbuatan begini dan begitu, dan juga
bersaksi bahwa perbuatan tersebut salah ataupun benar. Sedangkan saksi ucapannya
mesti diterima.
Ayat di atas menjelaskan bahwa kesesatan ada di luar ajaran Rasul dan jalan
orang-orang beriman. Maka jika ajaran Rasul (wahyu) atau kesepakatan kaum mukmin
diikuti mestilah akan terhindar dari kesesatan.
Dalil As-Sunnah
1. Sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam:
“Umatku tidak akan bersepakat di atas kesesatan.”
(HR. Tirmidzi dan Abu Dawud)
Dalil Logika
Secara logika dapatlah dikatakan bahwa ijma’ umat Islam bisa saja salah dan
bisa saja benar. Jika benar maka tak pelak ia merupakan dalil. Namun jika salah, maka
bagaimana mungkin mereka semua salah sedang mereka adalah sebaik-baik umat
manusia? Artinya jika umat Islam telah sepakat, maka kebenaran pasti terdapat
padanya.
Macam-macam Ijma’
Berdasarkan kejelasan perkara yang disepakati, ijma’ terbagi dua:
Ijma’ qath’i, yaitu yang berupa perkara maklum dan jamak diketahui oleh
seluruh kalangan dari umat Islam, tidak ada yang tak mengetahuinya dalam kondisi
wajar, dan tidak ada uzur untuk tidak mengetahuinya. Seperti ijma’ tentang wajibnya
salat lima waktu dan haramnya minuman keras.
Ijma’ dzanni, yaitu ijma’ yang tidaklah diketahui kecuali oleh para ulama.
Karena diperlukan pencarian dan pembedahan terhadap teks-teks kitab klasik dan
ucapan-ucapan ulama terdahulu.
Berdasarkan metode terjadinya, ijma’ terbagi dua:
2.Ijma’ Sukuti,
Berlawanan dengan yang pertama, bilamana terdapat perkataan ataupun
perbuatan ulama, sedang ulama lainnya diam tanpa mengomentari, maka apakah itu
ijma’? Berdasarkan cara pandang bahwa ulama lainnya tidak mengingkari, maka bisa
dikatakan ijma’. Namun, berdasarkan pandangan bahwa diam bukan berarti setuju, bisa
jadi karena faktor-faktor tertentu seperti segan atau memaklumi ijtihad orang lain
misalnya, maka tak dapat disebut ijma’.
Dalam masalah ini bisa kita golongkan sebagai ijma’, berdasarkan pendapat
yang kita pilih, dengan syarat perkara tersebut masyhur dan diketahui oleh seluruh
ulama mujtahid pada zaman itu. Namun, ijma’ ini lemah derajatnya, terlebih bilamana
terdapat indikasi yang menunjukkan sebaliknya, maka saat itu tidak dapat dianggap.
Selain itu sangatlah sulit mengklaim ijma’ macam ini karena syarat masyhur tersebut.
B A B 2 S u m b e r H u k u m I s l a m | 62
2.Ijma’ Murakkab,
Adapun jika ijma’ para ulama berselisih pendapat berlawanan dengan jenis
yang pertama, maka di sana terdapat ijma’ yang murakkab alias tersusun dari beberapa
pendapat tersebut. Sisi kesepakatannya adalah mereka telah mufakat untuk tidak
berselisih kecuali menjadi dua atau tiga pendapat tersebut, maka tidak boleh untuk
membuat pendapat berikutnya yang bertentangan atau menafikan pendapat yang
telah ada.
Sebagai contoh, para ulama berselisih mengenai niat dalam bersuci, sebagian
berpendapat harus berniat ibadah dalam setiap bersuci; wudu, tayamum, dan mandi
junub, sebagian lagi berpendapat hanya dalam tayamum saja, maka jika dikatakan tidak
harus maka inilah yang disebut membuat pendapat baru bertentangan yang sudah ada,
yaitu yang mengharuskan niat tersebut pada ketiganya sekaligus.
Adapun yang diperbolehkan seperti misalnya membuat pendapat jalan tengah
di antara pendapat-pendapat yang berselisih, atau membuat pendapat yang merinci,
bila kondisi begini maka pendapat ini berlaku, bila kondisi begitu maka pendapat itu
berlaku.
2.Ijma’ Manqul,
Yaitu ijma’ yang diketahui dengan nukilan dari ulama terdahulu yang
mengatakan bahwa dalam perkara ini terdapat ijma’. Selama dikutip itu sahih dan dapat
dipertanggung jawabkan maka ijma’ dengan cara ini pun dapat dianggap, dan tak perlu
untuk meneliti apakah banyak yang meriwayatkannya atau hanya satu orang.
Karena terdapat dalil lainnya yang cukup kuat berupa sabda-sabda Nabi yang
melegitimasi dan membenarkan berhukum dengan pendapat mereka, hanya saja ini
tidak masuk dalam bab ijma’ yang tak bisa diselisihi, namun merupakan bab
berargumen dengan pendapat sahabat, maka mereka dapat dijadikan dalil selama tak
berbenturan dengan dalil yang lebih kuat semacam Al-Qur’an ataupun Sunnah.
Qiyas
Islam memiliki beberapa sumber hukum yang dijadikan sebagai pedoman
dalam mengambil keputusan atas suatu perkara yang terjadi dalam kehidupan sehari-
hari. Mulai dari sumber hukum Islam yang tertinggi yaitu Al-Qur’an, As-Sunah atau
Hadits, ijmak dan yang terendah yaitu Qiyas.
Qiyas menurut bahasa adalah pengukuran sesuatu dengan yang lainnya atau
penyamaan sesuatu dengan sejenisnya. Sedangkan menurut terminologi, definisi qiyas
secara umum adalah suatu proses penyingkapan kesamaan hukum suatu kasus yang
tidak disebutkan dalam suatu dalil baik di Al-Qur’an maupun As-Sunah dengan suatu
hukum yang disebutkan dalam dalil tersebut karena ada alasan karena alasannya
(‘illat),(Syafi’ie, 2007) hal ini sesuai dengan firman Allah Subhanahu wata'ala berikut ini:
” Dialah yang mengeluarkan orang-orang kafir di antara ahli kitab dari kampung-
kampung mereka pada saat pengusiran yang pertama. Kamu tidak menyangka,
bahwa mereka akan keluar dan merekapun yakin, bahwa benteng-benteng mereka
dapat mempertahankan mereka dari (siksa) Allah; maka Allah mendatangkan kepada
mereka (hukuman) dari arah yang tidak mereka sangka-sangka. Dan Allah
melemparkan ketakutan dalam hati mereka; mereka memusnahkan rumah-rumah
mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang mukmin. Maka
ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai
wawasan.”
(QS : Al-Hasyr [ 59 ] : 2)
“Pelajaran” adalah qiyaslah keadaanmu dengan apa yang terjadi. Proses qiyas
untuk suatu kasus yang akan dicari hukumnya adalah dengan mencari dalil hukum yang
jelas untuk kasus tertentu, setelah itu para mujtahid akan mencari alasan yang sama
untuk kasus yang akan dicari hukumnya. Jika ditemukan adanya alasan yang sama maka
mujtahid dapat menggunakan ketentuan hukum yang sama untuk kedua kasus
tersebut, sedangkan jika tidak ditemukan alasan yang sama maka akan di cari ke hukum
pokok(ashl).
B A B 2 S u m b e r H u k u m I s l a m | 65
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di
antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-
benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama
(bagimu) dan lebih baik akibatnya.
(QS.An-Nisa [ 4 ] : 59)
Ayat diatas menjadi dasar hukum qiyas, sebab maksud dari ungkapan “Kembali
kepada Allah Subhanahu wa ta'ala dan Rasul (dalam hal khilafiyah), tiada lain adalah
perintah supaya menyelidiki tanda-tanda kecenderungan; apa sesungguhnya yang di
khendaki Allah Subhanahu wata'ala dan Rasul-Nya. Hal ini dapat diperoleh dengan
mencari alasan adanya hukum. Yang dinamakan qiyas.
Ketetapan hukum berdasarkan alasannya tersebut merupakan isyarat Al-
Qur’an tentang keharusan menggunakan qiyas dalam kasus-kasus yang tidak ada
dalilnya. Apabila tidak dipahami demikian, maka perintah-perintah Allah Subhanahu wa
ta'ala tidak menghendaki akan hal ini. Oleh karena itu, kita wajib menganalogikan
sesuatu yang tidak ada dalil hukumnya dengan sesuatu yang ada dalil hukumnya. Dalil-
dalil hukum itu sendiri mengandung isyarat tentang tujuannya yang umum dan khusus
yang menjadi dasar qiyas.
Dari keempat sumber hukum diatas, Al-Qur’an merupakan sumber hukum
tertinggi dan pasti karena tidak perlu metode khusus untuk mengatakan ia adalah
sumber hukum yang harus diikuti seorang muslim, sedangkan untuk As-Sunah,
penetapan agar ia menjadi sumber hukum Islam juga tidak diperlukan metode khusus,
kecuali penggolongan Hadits berdasarkan perawinya seperti yang telah disebutkan
diatas.
Untuk ijmak dan qiyas telah dikembangkan metode baku untuk menetapkan
suatu hukum yang disebut sebagai Ilmu fiqh. Ilmu fiqh itu sendiri di definisikan sebagai
B A B 2 S u m b e r H u k u m I s l a m | 67
Dampak lain dari rezeki yang haram ialah bisa menjadi penyebab tertahannya
doa, ibadah tidak di terima dan hal-hal lain yang bisa memberikan dampak buruk bagi
diri kita dan tentunya dengan kita mempelajari Fiqh Muamalah menjadikan kita
mengetahui mana akad atau transaksi yang di larang oleh syariat Islam dan mana yang
dihalalkan atau diperbolehkan oleh syariat Islam, sehingga karena kita telah
mengetahui ilmunya dapat dipastikan kita hanya akan memilih cara menjemput rezeki
yang halal,berkah dan bebas dari riba maupun akad-akad bathil lainnya, inilah alasan
terpenting mengapa kita harus belajar fiqh muamalah.
“Allah mengumpulkan semua manusia dari yang pertama sampai yang terakhir, pada
waktu hari tertentu dalam keadaan berdiri selama empat puluh tahun. Pandangan-
pandangan mereka menatap (ke langit), menanti pengadilan Allah.”
(Diriwayatkan oleh Ibnu Abi ad-Dunya dan ath-Thabrani)
B A B 3 S e j a r a h F i q h M u a m a l a h | 71
Setiap manusia wajib mengimani hari akhir atau hari kiamat. Bahkan hal itu
merupakan rukun iman yang kelima. Di dalam Hadits-Hadits sahih di terangkanlah
bahwa setelah dunia ini hancur, manusia yang dalam kubur di bangkitkan dan akan
menghadapi peristiwa tersebut, Apa saja yang terjadi pada saat itu?
Pada saat itu manusia akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah
subhanahuwata’ala tentang segala macam yang telah dilakukan selama hidup di dunia
ini. Pada hari itu tidak berguna harta, anak, tidak bermanfa’at apa yang dibanggakan
selama hidup di dunia ini. Pada hari itu hanya ada Penguasa tunggal yaitu Allah
subhanahuwata’ala yang telah memberikan berbagai macam kenikmatan kepada
manusia, kemudian Dia menyuruh menggunakan nikmat itu sebaik – baiknya dalam
rangka mengabdi kepada-nya. Karena Allah telah mengkaruniakan nikmat-nikmat itu
kepada manusia, maka sangat wajar apabila Ia menanyakan kepada manusia untuk apa
nikmat-nikmat itu digunakan.
3. Memudahkan kita untuk menjemput Rezeki secara Halal Berkah dan Bebas
Riba maupun Akad Bathil
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahawa dengan mempelajari fiqh
muamaah dapat memudahkan kita untuk menjemput rezeki secara halal berkah dan
bebas riba maupun akad bathil, karena kita telah mengetahui mana yang diperbolehkan
seara syariat Islam dan mana yang di haramkan serta mengetahui bagaimana caranya
bekerja/ berbisnis secara syariah tanpa riba, tanpa bank dan tanpa akad bathil karena
konsep dan caranya telah dijelaskan secara lengkap, terstruktur dan kompherensif
dalam ilmu Fiqh Muamalah yang sedang kita pelajari di buku understanding syirkah ini.
Bahkan dahulu Umar R.A menjadikan Fiqh Muamalah sebagai syarat untuk bisa
berdagang di pasar. Dimana ketika ada orang yang mau berdagang di pasar maka harus
diuji terlebih dahulu apakah orang tersebut telah menguasai ilmu fiqh muamalah
ataukah belum, jika sudah terbukti telah menguasai ilmu fiqh muamalah maka
diperbolehkan untuk berdagang dipasar, jika belum maka orang tersebut sebelum
berdagang di pasar diharuskan mengikuti pendidikan dan pelatihan tentang fiqh
muamalah terlebih dahulu.
B A B 3 S e j a r a h F i q h M u a m a l a h | 72
“Janganlah seseorang masuk berdagang dipasar kami sampai dia paham betul
mengenai seluk-beluk riba.”
(Umar Bin Khattab)
Harta pada hakikatnya adalah milik Allah. Harta adalah amanat Allah yang
dilimpahkan kepada umat manusia agar ia mencari harta itu dengan halal,
menggunakan harta itu pada tempat yang telah di tetapkan dalam syari’at Islam. Bila
kita amati keadaan umat Islam kini, banyak kita dapati diantara mereka yang tidak lagi
peduli dengan cara mengumpulkan hartanya apakah dari jalan yang dihalalkan atau
yang di haramkan dalam syari’at Islam. Rosulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam telah
meramalkan hal ini dengan sabdanya :
“Nanti akan datang suatu masa; di masa itu manusia tidak perduli dari mana harta itu
di peroleh, apakah dari yang haram atau yang halal.”
(HR. Bukhari)
Harta yang kita dapat dengan cara yang halal harus pula kita infakkan pada
jalan yang benar pula. Bila tadi di sebut harta itu milik Allah, maka wajib pula kita
gunakan harta itu dalam rangka menegakkan kalimat Allah di muka bumi ini.
Di dalam Al-Qur’an ada delapan golongan yang berhak mendapat zakat, yaitu
para fuqara (orang faqir), masakin (orang miskin), amil (pengurus zakat), mu’allaf (orang
yang baru masuk Islam), untuk membebaskan budak, orang-orang yang berhutang,
orang-orang yang sedang berjuang di jalan Allah dan orang-orang yang sedang ada
dalam perjalanan jauh (musafir). Pada masa sekarang ini ada tiga golongan yang di
prioritaskan yang berhak mendapatkan infaq dan shodaqoh, yaitu golongan fuqara,
masakin dan orang-orang yang berjuang di jalan Allah Subhanahu wata'ala.
Orang faqir adalah orang yang membutuhkan/mempunyai kebutuhan hidup
tetapi tidak mempunyai pekerjaan sedangkan hidupnya di gunakan untuk membantu
agama Islam. Jadi orang faqir ialah orang yang hidupnya untuk berjuang di jalan Allah
bukan pemalas yang tidak mau berusaha tetapi usahanya hanya bisa mencukupi
kebutuhan minimal dalam keluarganya saja (makan sehari-hari).
Al-Qur’an dan As-Sunnah. Sekiranya mereka tidak menemui sebarang ketetapan hukum
tentang sesuatu masalah, mereka akan berijtihad dengan menggunakan kaedah qias.
Inilah cara yang dilakukan oleh para mujtahid dalam kalangan para Sahabat seperti
Saidina Abu Bakar As-Siddiq, Saidina Umar bin Al-Khattab, Saidina Uthman bin Affan
dan Saidina Ali bin Abu Talib. Sekiranya mereka mencapai kata sepakat dalam sesuatu
hukum maka berlakulah ijma’.
Pada zaman ini, cara ulama’ mengambil hukum tidak jauh berbeda dengan
zaman Sahabat kerana jarak masa mereka dengan kewafatan Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa Sallam tidak terlalu jauh. Yang membedakannya ialah sekiranya sesuatu
hukum tidak terdapat dalam Al-Qur’an, As-Sunnah dan al-Ijma’, mereka akan merujuk
kepada pandangan para Sahabat sebeum berijtihad. Oleh sebab itu ide untuk
menyusun ilmu Usul al-Fiqh belum lagi muncul ketika itu. Inilah cara yang digunakan
oleh para mujtahid dalam kalangan tabi’in seperti Sa’id bin Al-Musayyib, ‘Urwah bin az-
Zubair, Al-Qadi Syarih dan Ibrahim an-Nakha’i.
Pada akhir Kurun Kedua Hijrah, keadaan umat Islam semakin berubah.
Bilangan umat Islam bertambah ramai sehingga menyebabkan berlakunya
percampuran antara orang Arab dan bukan Arab. Kesannya, penguasaan bahasa Arab
dalam kalangan orang-orang Arab sendiri menjadi lemah. Ketika itu timbul banyak
masalah baru yang tiada ketentuan hukumnya dalam Al-Qur’an dan as-Sunnah secara
jelas. Hal ini menyebabkan para ulama’ mulai menyusun kaedah-kaedah tertentu yang
dinamakan ilmu Usul al-Fiqh untuk dijadikan landasan kepada ijtihad mereka.
Ilmu Usul Al-Fiqh disusun sebagai satu ilmu yang tersendiri di dalam sebuah
kitab berjudul ar-Risalah karangan al-Imam Muhammad bin Idris as-Syafie. Kitab ini
membincangkan tentang Al-Qur’an dan as-Sunnah dari segi kehujahan serta kedudukan
kedua-duanya sebagai sumber penentuan hukum.
1. Periode Risalah
Periode ini dimulai sejak kerasulan Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam
sampai wafatnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam (11 H./632 M.). Pada periode ini
kekuasaan penentuan hukum sepenuhnya berada di tangan Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa Sallam. Sumber hukum ketika itu adalah Al-Qur’an dan sunnah Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Pengertian fiqh pada masa itu identik dengan syarat,
karena penentuan hukum terhadap suatu masalah seluruhnya terpulang kepada
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.
Periode awal ini juga dapat dibagi menjadi periode Makkah dan periode
Madinah. Pada periode Makkah, risalah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam lebih banyak
tertuju pada masalah aqidah. Ayat hukum yang turun pada periode ini tidak banyak
jumlahnya, dan itu pun masih dalam rangkaian mewujudkan revolusi aqidah untuk
mengubah sistem kepercayaan masyarakat jahiliyah menuju penghambaan kepada
Allah Subhanahu wata'ala semata. Pada periode Madinah, ayat-ayat tentang hukum
turun secara bertahap. Pada masa ini seluruh persoalan hukum diturunkan Allah
Subhanahu wata'ala, baik yang menyangkut masalah ibadah maupun muamalah. Oleh
karenanya, periode Madinah ini disebut juga oleh ulama fiqh sebagai periode revolusi
sosial dan politik.
jawabannya dalam sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Namun jika dalam sunnah
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam tidak dijumpai pula jawabannya, mereka
melakukan ijtihad.
di dua kota ini memiliki banyak hadits. Oleh karenanya, pola fuqaha Makkah dan
Madinah dalam menangani berbagai persoalan hukum jauh berbeda dengan pola yang
digunakan fuqaha di Irak. Cara-cara yang ditempuh para sahabat di Makkah dan
Madinah menjadi cikal bakal bagi munculnya alirah ahlulhadits. Ibnu Mas'ud
mempunyai murid-murid di Irak sebagai pengembang pola dan sistem penyelesaian
masalah hukum yang dihadapi di daerah itu, antara lain Ibrahim An-Nakha'i (w. 76
H.), Alqamah bin Qais an-Nakha'i (w. 62 H.), dan Syuraih bin Haris al-Kindi (w. 78 H.) di
Kufah; al-Hasan al-Basri dan Amr bin Salamah di Basra; Yazid bin Abi Habib dan Bakir
bin Abdillah di Mesir, dan Makhul di Suriah.
Murid-murid Zaid bin Tsabit dan Abdullah bin Umar bin Al-Khattab juga
bermunculan di Madinah, diantaranya Sa'id bin Musayyab (15-94 H.). Sedangkan murid-
murid Abdullah bin Abbas diantaranya Atha bin Abi Rabah (27-114 H.), Ikrimah bin Abi
Jahal, dan Amr bin Dinar (w. 126 H.) di Makkah serta Tawus, Hisyam bin Yusuf, dan
Abdul Razak bin Hammam di Yaman. Murid-murid para sahabat tersebut, yang disebut
sebagai generasi thabi'in, bertindak sebagai rujukan dalam menangani berbagai
persoalan hukum di zaman dan daerah masing-masing. Akibatnya terbentuk mazhab-
mazhab fiqh mengikuti nama para thabi'in tersebut, diantaranya fiqh Al-Auza'i, fiqh An-
Nakha'i, fiqh Alqamah bin Qais, dan fiqh Sufyan as-Sauri.
4. Periode Keemasan
Periode ini dimulai dari awal abad ke-2 sampai pada pertengahan abad ke-4 H.
Dalam periode sejarah peradaban Islam, periode ini termasuk dalam periode kemajuan
Islam Pertama (750-1000). Seperti periode sebelumnya, ciri khas yang menonjol pada
periode ini adalah semangat ijtihad yang tinggi di kalangan ulama, sehingga berbagai
pemikiran tentang ilmu pengetahuan berkembang. Perkembangan pemikiran ini tidak
saja dalam bidang ilmu agama, tetapi juga dalam bidang-bidang ilmu pengetahuan
umum lainnya.
Dinasti Abbasiyah (132 H./750 M.-656 H./1258 M.) yang naik ke panggung
pemerintahan menggantikan Dinasti Umayyah memiliki tradisi keilmuan yang kuat,
sehingga perhatian para penguasa Abbasiyah terhadap berbagai bidang ilmu sangat
besar. Para penguasa awal Dinasti Abbasiyah sangat mendorong fuqaha untuk
melakukan ijtihad dalam mencari formulasi fiqh guna menghadapi persoalan sosial yang
semakin kompleks. Perhatian para penguasa Abbasiyah terhadap fiqh misalnya dapat
dilihat ketika Khalifah Harun ar-Rasyid (memerintah 786-809) meminta Imam Malik
untuk mengajar kedua anaknya, al-Amin dan Al-Ma'mun. Disamping itu, Khalifah Harun
ar-Rasyid juga meminta kepada Imam Abu Yusuf untuk menyusun buku yang mengatur
masalah administrasi, keuangan, ketatanegaraan dan pertanahan. Imam Abu Yusuf
memenuhi permintaan khalifah ini dengan menyusun buku yang berjudul al-Kharaj.
B A B 3 S e j a r a h F i q h M u a m a l a h | 78
Ketika Abu Ja'far al-Mansur (memerintah 754-775) menjadi khalifah, ia juga meminta
Imam Malik untuk menulis sebuah kitab fiqh yang akan dijadikan pegangan resmi
pemerintah dan lembaga peradilan. Atas dasar inilah Imam Malik menyusun bukunya
yang berjudul Al-Muwaththa' (Yang disepakati).
Pada awal periode keemasan ini, pertentangan antara ahlulhadits dan ahlurra
'yi sangat tajam, sehingga menimbulkan semangat berijtihad bagi masing-masing aliran.
Semangat para fuqaha melakukan ijtihad dalam periode ini juga mengawali munculnya
mazhab-mazhab fiqh, yaitu Mazhab Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan Hambali. Upaya ijtihad
tidak hanya dilakukan untuk keperluan praktis masa itu, tetapi juga membahas
persoalan-persoalan yang mungkin akan terjadi yang dikenal dengan istilah fiqh taqdiri
(fiqh hipotetis).
Pertentangan kedua aliran ini baru mereda setelah murid-murid kelompok
ahlurra'yi berupaya membatasi, mensistematisasi, dan menyusun kaidah ra'yu yang
dapat digunakan untuk meng-istinbat-kan hukum. Atas dasar upaya ini, maka aliran
ahlulhadits dapat menerima pengertian ra'yu yang dimaksudkan ahlurra'yi, sekaligus
menerima ra'yu sebagai salah satu cara dalam meng-istinbat-kan hukum.
Upaya pendekatan lainnya untuk meredakan ketegangan tersebut juga
dilakukan oleh ulama masing-masing mazhab. Imam Muhammad bin Hasan asy-
Syaibani, murid Imam Abu Hanifah, mendatangi Imam Malik di Hedzjaz untuk
mempelajari kitab Al-Muwaththa' yang merupakan salah satu kitab ahlulhadits.
Sementara itu, Imam Asy-Syafi'i mendatangi Imam asy-Syaibani di Irak. Di samping itu,
Imam Abu Yusuf juga berupaya mencari hadits yang dapat mendukung fiqh ahlurra'yi.
Atas dasar ini, banyak ditemukan literatur fiqh kedua aliran yang didasarkan atas hadits
dan ra'yu.
Periode keemasan ini juga ditandai dengan dimulainya penyusunan kitab fiqh
dan usul fiqh. Diantara kitab fiqh yang paling awal disusun pada periode ini adalah Al-
Muwaththa' oleh Imam Malik, Al-Umm oleh Imam asy-Syafi'i, dan Zahir ar-Riwayah dan
An-Nawadir oleh Imam asy-Syaibani. Kitab usul fiqh pertama yang muncul pada periode
ini adalah Ar-Risalah oleh Imam Asy-Syafi'i. Teori usul fiqh dalam masing-masing
mazhab pun bermunculan, seperti teori kias, istihsan, dan al-maslahah Al-Mursalah.
B A B 3 S e j a r a h F i q h M u a m a l a h | 79
adalah semakin banyak buku yang bersifat sebagai komentar, penjelasan dan ulasan
terhadap buku yang ditulis sebelumnya dalam masing-masing mazhab.
kemaslahatan tertentu maka transaksi tersebut dilarang, atau paling tidak untuk
melaksanakan transaksi tersebut diperlukan pendapat dari pihak pemerintah. Misalnya,
seseorang yang berutang tidak dibolehkan mewakafkan hartanya yang berjumlah sama
dengan utangnya tersebut, karena hal itu merupakan indikator atas sikapnya yang tidak
mau melunasi utang tersebut. Fatwa ini dikemukakan oleh Maula Abi as-Su 'ud (qadi
Istanbul pada masa kepemimpinan Sultan Sulaiman Al-Qanuni [1520-1566] dan Salim
[1566-1574] dan selanjutnya menjabat mufti Kerajaan Turki Usmani).
Di akhir periode ini muncul gerakan kodifikasi hukum (fiqh) Islam sebagai
mazhab resmi pemerintah. Hal ini ditandai dengan prakarsa pihak pemerintah Turki
Usmani, seperti Majalah Al-Ahkam Al-'Adliyyah yang merupakan kodifikasi hukum
perdata yang berlaku di seluruh Kerajaan Turki Usmani berdasarkan fiqh Mazhab Hanafi
yang merupakan kodifikasi hukum perdata yang berlaku di seluruh Kerajaan
Turki Usmani berdasarkan fiqh Mazhab Hanafi.
B A B 3 S e j a r a h F i q h M u a m a l a h | 81
B A B 4 K a i d a h d a n P r i n s i p F i q h M u a m a l a h | 82
“Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan
carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.”
(QS : Al-Jumu’ah [ 62 ] : 10)
Harta yang paling baik menurut Rasulullah ShallAllahu Alaihi Wasallam, adalah
yang diperoleh dari hasil kerja atau perniagaan, sebagaimana diriwayatkan oleh Hadits-
Hadits berikut:
“Harta yang paling baik adalah harta yang diperoleh oleh tangannya sendiri.”
(HR. Bazzar At Thabrani)
“Barang siapa membuka bagi dirinya satu pintu meminta-minta (yakni membiasakan
diri meminta-minta meski belum benar-benar terpaksa) niscaya Allah akan
membukakan baginya tujuh puluh pintu kemiskinan”.
(HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)
B A B 4 K a i d a h d a n P r i n s i p F i q h M u a m a l a h | 84
Harta yang baik harus memenuhi dua kriteria, yaitu diperoleh dengan cara
yang sah dan benar (legal and fair), serta dipergunakan dengan dan untuk hal-hal yang
baik di jalan Allah Subhanawataalla.
Menurut Islam, kepemilikan harta kekayaan pada manusia terbatas pada
kepemilikan kemanfaatannya selama masih hidup di dunia, dan bukan kepemilikan
secara mutlak.
Dari ayat di atas dapat kita simpulkan, dalam pengunaan harta, manusia tidak
boleh mengabaikan kebutuhannya di dunia, namun disis lain juga harus cerdas dalam
mengunakan hartanya untuk mencari pahala akhirat.
Ketentuan syariah berkaitan dengan penggunaan harta, antara lain:
Orang yang melepaskan seorang muslim dari kesulitannya di dunia, Allah akan
melepaskan kesulitannya di hari kiamat, dan Allah senantiasa menolong hamba-Nya
selama ia(Suka) menolong saudaranya”
(HR. Muslim)
B A B 4 K a i d a h d a n P r i n s i p F i q h M u a m a l a h | 86
Rizki yang halal di dunia, Allah sediakan untuk orang yang beriman. Sehingga
ketika mereka menikmatinya, mereka tidak berdosa.
Kedua, harta berkah dalam arti yang bertambah dan berkembang, Inilah
makna berkah yang lebih sering kita pahami. Tidak sebatas halal, namun bertambah,
sehingga mencukupi kebutuhan semuanya. Allah Subhanawataalla berjanji bagi orang
yang beriman dan bertaqwa, akan dibukakan pintu keberkahan dari langit dan bumi,
B A B 4 K a i d a h d a n P r i n s i p F i q h M u a m a l a h | 87
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka
mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan
perbuatannya.”
(QS : Al-A’raf [ 7 ]: 96)
Seperti doa Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam kepada Anas bin Malik
radhiyAllahu ‘anhu,
Ya Allah, perbanyaklah harta dan keturunannya dan berkahilah semua yang Engkau
berikan kepadanya.
(HR. Bukhari 6334)
Ketika Zubair wafat, beliau meninggalkan warisan berupa tanah hutan. Ketika
dijual, harganya naik sangat tinggi. Abdullah Zubair radhiyAllahu ‘anhuma
menceritakan,
Zubair pernah membeli tanah hutan seharga 170.000, kemudian tanah itu dijual oleh
putranya, Abdullah bin Zubair seharga 1.600.000
(HR. Bukhari 3129)
Hadits ini diletakkan Al-Bukhari dalam kitab shahihnya di Bab, “keberkahan harta orang
yang berperang.”
B A B 4 K a i d a h d a n P r i n s i p F i q h M u a m a l a h | 88
“Harta halal adalah harta yang berkah, karena itu harus bertambah. Jika tidak
bertambah, itu tanda bahwa harta itu tidak berkah.”
Harta halal, memang berkah. Berkah dalam arti, bisa dimanfaatkan tanpa ada
hukuman.Tapi bukan berarti harta halal akan terus berkembang, dan menghasilkan
banyak harta. Tidak ada jaminan demikian.
Dulu ada beberapa ulama yang melakukan usaha dan mereka gagal. Bahkan
diantara mereka ada yang masuk penjara, gara-gara menanggung utang yang sangat
besar. Diantaranya Muhammad bin Sirin. Seorang ulama besar tabiin, muridnya
sahabat Anas bin Malik dan Abu Hurairah radhiyAllahu ‘anhuma. Beliau berprofesi
sebagai saudagar. Akan tetapi, pada akhir hayatnya, beliau ditimpa pailit dan terlilit
utang sebesar 30.000 dirham, sehingga beliau pun dipenjara. Beliau baru dapat
terbebas dari penjara setelah putranya, yang bernama Abdullah, melunasi utangnya.
Tentu saja bukan modal beliau yang bermasalah. Harta beliau halal, dan beliau
seorang ulama yang wara’ terhadap harta. Namun bisa jadi dikarenakan faktor lainnya
seperti kondisi pasar sedang tidak stabil ataupun kurang memiliki pegetahuan,
pengalaman, ataupun skill dalam mengelola suatu usaha/bisnis atau juga bisa karena
faktor lainnya yang tidak harus di simpulkan ketika suatu usaha gagal atau bankrut
diakrenakan modalnya bersumber dari harta yang haram, sungguh jika demikian
merupakan cara pengambilan kesimpulan yang sangat prematur, tetapi janji Allah
Subhanawataalla terhadap seorang hamba yang beriman dan berhati-hati dalam
B A B 4 K a i d a h d a n P r i n s i p F i q h M u a m a l a h | 89
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka
mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan
perbuatannya.”
(QS : Al-A’raf [ 7 ]: 96)
“Tidak boleh jual beli di pasar ini kecuali yang paham fiqih. Jika tidak, dia akan makan
riba, sadar maupun tidak.”
Inilah salah satu kunci dari keberkahan harta yaitu mengedepankan sifat hati-
hati ketika menjemput rezeki, dan mudah-mudahan kita semua di anggota kelas
praktikum ini bisa saling mengingatkan untuk tetap selalu istiqamah dalam
bermuamalah menjemput rezeki. Karena sebenarnya ketika kita bermuamlah baik
bekerja/berbisnis tidak hanya persoalan untung rugi, ada yang jauh lebih penting dari
itu yaitu tentang kehidupan kita setelah kematian, akankah dengan pekerjaan/bisnis
kita bisa mengantarkan kita kepada hakikat kebahagiaan yang sesungguhnya yaitu
masuk kedalam Surga Allah Subhanawataalla ataukan sebaliknya malah memberatkan
atau menghalangi kita dari memasuki Surga-Nya.
B A B 4 K a i d a h d a n P r i n s i p F i q h M u a m a l a h | 92
”Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi
untukmu semua (sebagai rahmat) dari-Nya. Sesungguhnya, dalam hal yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang
berfikir.”
(QS. Al-Jasiyah [45]:13)
”Yang halal ialah apa yang dihalalkan oleh Allah di dalam kitabNya, dan apa yang
haram ialah apa yang diharamkan Allah di dalam kitabNya; sedangkan apa yang
didiamkan oleh Nya berarti dimaafkan (diperkenakan) untukmu.”
(HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majab)
B A B 4 K a i d a h d a n P r i n s i p F i q h M u a m a l a h | 93
Tambahan disini tidak sebatas pada tambahan dalam hal bentuk materi saja
melainkan juga semua manfaat yang diperoleh pemberi hutang yang ada kaitannya
dengan utang piutang adalah riba, contoh manfaat yang diperoleh pemberi utang yang
bersifat non materi adalah pemberian izin atau lisensi tertentu, diberikan kemudahan
tertentu karena telah memberinya utang dan lain sebagainya.
B A B 4 K a i d a h d a n P r i n s i p F i q h M u a m a l a h | 95
Contoh yang paling baik untuk menjelaskan hal ini dan sangat dekat dengan
keseharian masyarakat modern saat ini yaitu pembayaran dengan menggunakan
dompet digital seperti ovo, gopay, dana dan yang sejenisnya, dimana secara fiqh
muamalah ketika kita men topup saldo dompet digital tersebut akadnya adalah qard
atau utang piutang, dikarenakan uang yang kita belikan untuk mengisi saldo dompet
elektronik tersebut tidak selamanya langsung kita pakai atau kita langsung gunakan
seluruhnya pada saat itu juga, pasti ada yang namanya jeda waktu antara ketika kita
men top up dan ketika kita menggunakan saldo dompet digital tersebut.
Selama jangka waktu tersebutlah uang kita yang mengendap tersebut akan
digunakan oleh platform uang digital tersebut baik untuk kepentingan dari platform
tersebut ataukah di pinjamkan lagi ke pihak lain dalam bentuk investasi pembiayaan
baik jangka pendek maupun jangka panjang, sehingga akadnya adalah qard atau utang-
piutang, kemudian ketika kita belanja menggunakan dompet digital pada saat-saat
tertentu suka ada promo diskon ataupun casback ketika kita membayar melalui dompet
digital tersebut dibandingkan jika langsung membayar secara cash.
Setiap Diskon ataupun casback yang diterimapun itu bisa disebut sebagai
manfaat yang diperoleh pemberi utang (dalam hal ini orang yang melakukan top up
saldo dompet digital tersebut) dari akad qard sehingga tambahan tersebut merupakan
riba yang diharamkan dalam syariat Islam, sehingga baiknya jika ada promo yang
menggunakan uang digital lebih murah atau ada cashback dan promo lainnya lebih baik
membayar langsung secara cash, karena hal tersebut lebih halal, berkah dan bebas riba.
haram tapi cara memperolehnya yang haram, sehingga jika oleh orang yang mendapat
penghasilan utamanya dari hasil riba, kemudian dibelanjakan secara halal ke pasar atau
supermarket, maka uang tersebut hanya haram bagi orang yang mendapat penghasilan
dari riba tersebut, namun uang tersebut berubah jadi halal bagi si penjual di pasar atau
supermarket tersebut. Jadi sesuatu yang haram karena cara memperolehnya hanya
sebatas melekat pada orang yang memperolehnya secara haram ketika cara
memperolehnya di konversi jadi halal maka sesuatu tersebut berubah hukumnya
menjadi halal.
Pada ke empat jenis gharar diatas, keadaan sama-sama rela hanya bersifat
sementara, karena ketika kondisinya telah jelas dikemudian hari, salah satu pihak akan
merasa terzalimi, walaupun pada awalnya tidak demikian.
Ketidakjelasan dalam akad terjadi juga jika suatu transaksi diwadahi oleh dua
akad atau lebih sekaligus(multi akad), sehingga terjadi ketidakjelasan(gharar) mengenai
akad mana yang harus digunakan atau diberlakukan. Hal ini terjadi bila ada dua akad
yang dapat memenuhi ketiga faktor berikut yaitu objeknya sama, pelakunya sama dan
jangka waktunya sama. Jika memenuhi 3 kriteria tersebut maka akad atau transaksi
tersebut bisa dikategorikan sebagai multi akad yang masuknya gharar sehingga
diharamkan dalam syariat Islam. Contoh hal ini banyak terjadi di leasing yang skema
penjualannya sewa beli, disana mengandung gharar karena tidak jelas apakah akad
tersebut jual beli atau sewa-menyewa.
A. Meminjamkan Uang
Meminjamkan uang termasuk akad tabarru’ karena tidak melebihkan
pembayaran atas pinjaman yang kita berikan, karena setiap kelebihan tanpa iwad atau
penyeimbang yang diperbolehkan oleh syariat Islam adalah riba. Ada 3 jenis pinjaman
yaitu sebagai berikut:
1. Qard, merupakan pinjaman yang diberikan tanpa mensyaratkan apapaun, selain
mengembalikan pinjaman tersebut setelah jangka waktu tertentu.
2. Rahn, merupakan pinjaman yang mensyaratkan suatu jaminan tertentu dalam
bentuk jumlah tertentu untuk meyakinkan pemberi utang bahwa pihak yang
berhutang dapat melunasi utangnya sesuai dengan jangka waktu yang telah
disepakati di awal akad.
3. Hiwalah, yaitu bentuk pinjaman dengan cara mengambil alih piutang dari pihak
lain.
B A B 4 K a i d a h d a n P r i n s i p F i q h M u a m a l a h | 99
B. Meminjamkan Jasa
Meminjamkan jasa berupa keahlian atau keterampilan termasuk tabarru’, ada
3 jenis pinjaman jasa, yaitu sebagai berikut :
1. Wakalah, memberikan pinjaman berupa kemampuan kita saat ini untuk
melakukan sesuatu atas nama orang lain. Pada konsep ini maka yang kita
lakukan hanya atas nama orang tersebut, namun akad wakalah juga terdapat
di akad tijarah(bisnis) ketika suatu pihak memberikan izin atas nama suatu
produsen tertentu utuk menjualkan barang/jasanya yang kemudian nanti
orang tersebut berhak mendapat komisi atas menjualkan barang/jasa
tersebut.
2. Wadiah, Merupakan bentuk turunan akad wakalah, dimana pada akad ini telah
di rinci/di detailkan tentang jenis pemeliharaan dan penitipan, sehingga
selama pemberian jasa tersebut kita juga bertindak sebagai wakil dari pemilik
barang.
3. Kafalah, juga merupakan bentuk turunan dari akad wakalah, dimana pada
akad ini terjadi atas wakalah bersyarat, bisa kafalah bil ujrah ataupun jenis
kafAllah dengan jenis syarat lainnya.
C. Memberikan Sesuatu
Dalam akad ini , pelaku memberikan sesuatu kepada orang lain. Contoh dari
jenis akad ini yaitu:
1. Wakaf, merupakan pemberian yang diperuntukan untuk kepentingan umum
dan agama serta pemberian itu tidak dapat dipindah tangankan. Contohnya
wakaf mesjid, wakaf sumber air, wakaf sekolahan/pesantren, wakaf rumah sakit
dan sebagainya.
2. Akad Tijarah, akad yang ditujukan untuk memperoleh keuntungan. Dari sisi
kepastian hasil yang diperoleh, akad ini dapat dibagi menjadi 2(dua), yaitu
sebagai berikut :
B. Akad tijarah yang keuntungannya baik secara jumlah dan waktunya dapat
ditentukan di awal akad, yang merupakan akad yang diturunkan dari teori
pertukaran(perdagangan), dimana kedua belah pihak saling
mempertukarkan aset yang dimilikinya, sehingga objek pertukarannya
baik barang maupun jasa harus ditetapkan diawal akad dengan pasti baik
tentang jumlah, kualitas, harga dan waktu penyerahannya. Dalam kondisi
ini secara tidak langsung kontrak jenis ini akan memberikan imbal hasil
yang tetap dan pasti karena sudah diketahui ketika akad. Contoh akad ini
adalah jual beli dan akad sewa.
Aturan mengenai prinsip ke 6 ini yaitu akad tabarru’ tidak bisa dirubah menjadi
akad tijarah(bisnis), namun jika akad tijarah di pertengahan akad dirubah menjadi
tabarru’ maka hal tersebut diperbolehkan.
Contoh dari peubahan akad tijarah ke tabaru ialah misalnya seseorang
bernama A menjual motor ke bapak B secara kredit namun suatu ketika si Bapa B
sedang kesulitan keuangan sehingga tidak bisa membayar sisa cicilan motornya,
kemudian melihat kondisi tersebut Bapak A mengiklaskan sisa cicilan motor bapak B
tersebut maka akadnya berubah yang tadinya jual beli(Tijarah) menjadi Tabaru(tolong
menolong) kalau perubahan akad semacam ini diperbolehkan.
Namun jika sebaliknya tabaru berubah menjadi tijarah maka hal ini haram
secara syariat Islam dan tidak diperbolehkan, misalkan seseorang mewakafkan
tanahnya untuk kepentingan umum, namun pada suatu ketika seorang tersebut
menjual tanahnya kepada orang lain dengan tujuan untuk kepentingan pribadi,
perubahan yang seperti inilah yang di haramkan oleh syariat Islam.
B A B 4 K a i d a h d a n P r i n s i p F i q h M u a m a l a h | 101
Dalam catatan yang diberikan oleh Turmudzi di bawah Hadits ini, beliau menyebutkan
keterangan Imam Ahmad,
Ishaq bin Manshur pernah bertanya kepada Imam Ahmad,
“Apa makna laragan beliau, menggabungkan utang dengan jual beli?”
Jawab Imam Ahmad,
“Bentuknya, si A memberi utang kepada si B, kemudian mereka melakukan transaksi
jual beli sebagai syarat tambahannya.”
(Sunan Turmudzi, 5/140)
Dan akad ijarah, diantaranya wakalah bil ujrah, termasuk jual beli. Karena
hakekat akad sewa adalah jual beli jasa. Dalam Ma’ayir As-Syar’iyah yang diterbitkan
oleh AAOIFI, pada pasal (19) tentang Qardh, ayat (7) dinyatakan,
“Lembaga keuangan syariah tidak dibolehkan mensyaratkan akad ba’i (jual-beli), akad
ijarah (sewa), atau akad mu’awadhah lainnya yang digabung dengan akad qardh.
Karena dalam jual/sewa, biasanya, pihak debitur sering menerima harga di atas harga
pasar dan ini merupakan sarana untuk terjadinya riba (pinjaman yang mendatangkan
keuntungan bagi kreditur)”
(Al-Ma’ayir asy-Syari’iyyah, hal 270)
“Apabila kalian telah berjual beli dengan cara Al-‘Inah dan kalian telah ridha dengan
perkebunan dan kalian telah mengambil ekor-ekor sapi dan kalian meninggalkan
jihad, maka Allah akan menimpakan kepada kalian suatu kehinaan yang (Allah) tidak
akan mencabutnya sampai kalian kembali kepada agama kalian”.
(HR. Abu Daud )
B A B 4 K a i d a h d a n P r i n s i p F i q h M u a m a l a h | 103
Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan
mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat),
sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual
beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan
dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang
telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada
Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-
penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.
(QS : Al-Baqarah [ 2 ] : 275)
Pada surat Al-Baqarah ayat 275 tersebut Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba, maka dapat diketahui bahwa ada perbedaan yang jelas antara
jual-beli dan riba. Jika ada sebagian orang yang mengatakan bahwa jual-beli dan riba
merupakan sama karena sama-sama mengambil keuntungan merupakan suatu yang
keliru, untuk lebih jelasnya untuk mengetahui perbedaan dari jual-beli dan riba bisa
dilihat di tabel berikut :
B A B 4 K a i d a h d a n P r i n s i p F i q h M u a m a l a h | 104
3. Beban yang harus ditanggung terkait dengan pengadaan barang dan jasa (Al
Dhaman) seperti pengusaha harus mengeluarkan modal untuk membeli bahan
baku, peralatan tenaga kerja untuk memproduksi suatu barang maupun jasa
tersebut atau jika di bidang retail harus mengeluarkan modal untuk menyewa
tempat, membeli stock barang dagangan dan lain sebagainya.
Jika di gambarkan akan menghasilkan sebuah keseimbangan layaknya
timbangan/neraca sebagai berikut:
nasabahnya membayar telat maka akan di kenakan denda, jika membayar tepat waktu
dikenakan bunga dan jika bayar lebih cepat dikenakan pinalty.
Dari penjelasan diatas sudah dapat dipastikan berbeda jauh sekali antara jual
beli dan riba perbedaannya bagaikan barat dan timur khususnya tidak tercipta
keseimbangan dalam riba dan jika hal ini terus dibiarkan cepat atau lambat dapat
menyebabkan kehancuran bagi kehidupan manusia khususnya dalam bidang ekonomi
dan dari ekonomi dampaknya bisa meluas ke sosial, kriminal dan lain sebagainya.
Hal inilah salah satu alasan kenapa riba dikategorikan sebagai salah satu dari
sepuluh dosa besar hampir setara dengan syirik atau menyekutukan Allah, membunuh,
zinah, durhaka kepada orang tua bahkan bunuh diri. Karena memang dampak
merusaknya pun tidak kalah besarnya dibandingkan 9 dosa besar lainnya tersebut.
Dimana yang paling utamanya di dalam praktek ribawi tidak ada keseimbangan
bahkan bisa menghancurkan keseimbangan padahal dalam surat Ar-Rahman ayat 7
sampai dengan 9 memerintahkan untuk menjaga keseimbangan.
Dan langit dinaikkan-Nya di atas bumi sebagai atap baginya dan Dia menetapkan
keadilan di bumi serta memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk adil. Supaya kamu
jangan melampaui batas tentang neraca itu. Dan tegakkanlah timbangan itu dengan
adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu
(QS : Ar-Rahman [ 55 ] 7-9)
Kata Al-Mizan pada ayat ini bermakna undang-undang atau syariat yang
menjadi acuan dalam bersikap dan bertindak secara adil untuk memelihara kehidupan
bumi agar tetap lestari dan tertata dengan baik. Oleh karena semua telah diciptakan
dengan perhitungan yang tepat dan seimbang oleh sang Maha akurat perhitungan-Nya,
maka sangat tidak layak keseimbangan alami tersebut khususnya dalam bidang
ekonomi dirusak oleh praktik ribawi tersebut, Padahal Allah Subhanahu wa ta'ala
memerintahkan agar tetap menjaga keseimbangan tersebut.
“Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah,
bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari
pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu, kamu tidak menganiaya dan tidak
(pula) dianiaya.”
(QS: Al-Baqarah [ 2 ]: 279)
Selain terancam akan diperangi, Allah juga menyatakan bahwa pelaku riba
terancam akan kekal selamanya dalam neraka serta tidak tentram jiwanya. Allah
berfirman,
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan
mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat),
sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual
B A B 4 K a i d a h d a n P r i n s i p F i q h M u a m a l a h | 108
beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan
dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang
telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada
Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-
penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.”
(QS: Al-Baqarah [ 2 ]: 275)
Hadits diatas menjelaskan bagaimana riba merupakan 1 dari 7 dosa besar. Dari
kandungan hadits diatas juga dapat diketahui bahwa dosa memakan riba berada satu
tingkatan dengan syirik, sihir, membunuh, memakan harta anak yatim, melarikan diri
dari pertempuran, dan menuduh zina wanita beriman. Dalam riwayat shahih lain juga
dijelaskan bahwa 1 dirham yang didapatkan oleh seorang laki-laki dari hasil riba lebih
besar dosanya daripada berzina sebanyak 36 kali. Bahkan terdapat pula hadits yang
menjelaskan bahwa dosa riba yang paling ringan adalah bagaikan seorang laki-laki yang
men-zinahi ibu kandungnya sendiri.
Bahaya riba yang sangat besar ternyata tidak hanya mengancam kehidupan
akhirat seorang muslim. Bahaya riba secara nyata juga dapat berdampak buruk bagi
kehidupan baik pada tingkat pribadi maupun masyarakat. Bagi seorang pribadi, riba
merupakan cerminan buruknya akhlak karena pelaku riba identik dengan sifat kikir,
dada yang sempit, berhati keras, menyembah harta, tamak akan kemewahan dunia dan
sifat-sifat hina lainnya. Selain itu riba dapat melunturkan sifat belas kasih dan rasa
simpati yang dimiliki orang seseorang. Buruknya akhlak seseorang tentu memiliki
dampak buruk terutama berkaitan dengan hubungannya dengan orang lain. Selain itu,
menurut Dr. Abdul Aziz Ismail (dosen di salah satu fakultas kedokteran di Mesir) riba
dapat berdampak buruk terhadap kesehatan seperti penyakit jantung, tekanan darah
tinggi, bahkan stroke, pendarahan di otak dan mati mendadak (Tarmizi, 2014, hal. 343).
Kondisi ini umumnya terjadi pada saat kondisi ekonomi yang sedang memburuk
sehingga membebani kesahatan pelaku riba yang umumnya bersifat kikir dan tamak
terhadap harta.
Selain memiliki bahaya terhadap pribadi atau individual, riba juga dapat
memberikan dampak bagi kehidupan dalam masyarakat.
Pertama riba dapat merusak sumber daya manusia, sebab menurut Ar Razy
(wafat 606 H) menciptakan manusia-manusia yang malas bekerja dan takut mengambil
resiko untuk mengembangkan hartanya (Tarmizi, 2014, hal. 345). Padahal sumber daya
manusia merupakan penggerak utama roda ekonomi suatu masyarakat.
Kedua riba menjadi salah satu penyebab inflasi dorongan biaya. Hal ini
disebabkan seorang produsen yang meminjam uang untuk mengembangkan usahanya
harus membayar sejumlah biaya bunga (riba), untuk menutupi biaya tersebut produsen
akan menaikkan harga sehingga dalam skala makro berkontribusi dalam meningkatkan
inflasi.
Ketiga, riba dapat menciptakan kesenjangan sosial dalam masyarakat. Hal ini
disebabkan pihak yang memiliki kelebihan dana akan meminjamkan dana yang
dimilikinya untuk memperoleh pendapatan dan sudah dipastikan akan mendapatkan
keuntungan dari dana yang dipinjamkan tersebut. Sedangkan disisi lain, pihak
peminjam akan tetap menghadapi risiko untung-rugi dari dana yang dipinjamnya untuk
B A B 4 K a i d a h d a n P r i n s i p F i q h M u a m a l a h | 110
melakukan usaha. Selain itu peminjam juga harus mengeluarkan biaya ekstra yaitu
bunga (riba) dari pinjamannya dimana hal tersebut tentu mengurangi
kesejahteraannya.
Keempat, perilaku riba dapat menciptakan beragam penindasan,
permusuhan, dan perpecahan ditengah masyarakat.
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta
dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman
dan pertoIongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itu satu sama lain lindung-
melindungi. Dan (terhadap) orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah, maka
tidak ada kewajiban sedikitpun atasmu melindungi mereka, sebelum mereka
berhijrah. (Akan tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan
pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap
kaum yang telah ada perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha
Melihat apa yang kamu kerjakan.
(QS: Al-Anfal [ 8 ] : 72)
B A B 4 K a i d a h d a n P r i n s i p F i q h M u a m a l a h | 111
Berdasarkan ayat tersebut untuk bisa hijrah bebas dan lepas dari riba ialah
harus bisa bersinergi antara sesama mukmin, dimana kalau dalam konteks ekonomi
yaitu antar para pelaku inti ekonomi; Produsen, Profesional(expert), pedagang
(Marketing/Distributor, dan Investor. Ke-4 elemen inti ekonomi tersebut harus bisa
bersinergi saling menguatkan, saling belajar, dan saling berkontribusi dalam suatu
sistem yang memungkinkan ke 4 potensi tersebut bisa tersalurkan secara maksimal,
bahkan hingga saat ini mengapa ekonomi kita masih di kuasai oleh orang kafir seperti
yahudi karena memang mereka bekerja sama dalam sebuah sistem ekonomi yang
dinamakan sistem ekonomi zionis atau kapitalis dan perihal ini juga telah di jelasakan
dalam Al-Qur’an 1400 tahun yang lalu yaitu:
Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian
yang lain. Jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah
diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan
yang besar.
(QS: Al-Anfal [ 8 ] : 73)
B A B 4 K a i d a h d a n P r i n s i p F i q h M u a m a l a h | 112
Dari ayat tersebut sudah jelas bahwa orang kafirpun saling tolong-menolong
dan saling bersinergi. Oleh sebab itu jika umat Islam ingin bangkit kembali mencapai
abad Kejayaannya maka kita pun harus bersinergi saling menguatkan saling belajar, dan
saling berkontribusi khusunya untuk bisa hijrah bebas dan lepas dari riba.
Dalam Syariat Islam sebenarnya sudah diatur mengenai kerjasama di bidang
ekonomi yang sudah di praktikan sejak zaman Rasulullah yaitu syirkah. Yang dimaksud
Syirkah dalam Islam yaitu kumpulan dari orang-orang yang saling bekerjasama untuk
suatu tujuan tertentu sedangkan syirkah konvensional atau yang banyak terjadi
sekarang yaitu bukannya kumpulan orang melainkan hanya kumpulan modal yang di
kelola oleh suatu badan/orang untuk dikelola. Termasuk juga bmt-bmt yang ada
sekarang masih menggunakan sistem bank yaitu hanya berisi kumpulan modal sehingga
hingga sekarang kalau tetap masih menggunakan sistem seperti itu akan sangat sulit
sekali untuk bersaing dengan lembaga keuangann lainnya yang lebih kapitalis, solusinya
harus mengganti sistem yang mendasarinya yaitu dari kumpulan modal ke kumpulan
orang yang secara garis besar dibagi kedalam 4 jenis yaitu produsen, pedagang,
pekerja/expert, dan Investor, ke empat jenis itu harus saling di sinergikan. Itulah tugas
kita semua.
Solusi yang lebih teknis untuk bisa hirjah bebas dan lepas dari riba ialah:
1.Menyuburkan Sedekah.
2.Memperbanyak jual-beli.
3. Syirkah.
Insya Allah khusus poin ke 3 tentang syirkah akan di bahas lebih detail dan mendalam
di bab-bab berikutnya di buku ini.
B A B 5 S y i r k a h S o l u s i P e r m o d a l a n I s l a m | 113
P ak Galih mempunyai beberapa ide bisnis yang ingin di realisasikan menjadi suatu
bisnis yang bisa membantu untuk menyelesaikan permasalahan yang di hadapi
oleh segmen pelanggannya, dan dari sisi permodalan pak galih menginginkan
mencari sumber permodalan secara syariah tanpa riba, tanpa bank dan tanpa akad
bathil, namun pak Galih masih kebingungan bagaimana caranya mendapatkan
tambahan modal yang benar-benar sesuai dengan syariat Islam. Di bab ini akan dibahas
secara mendalam solusi bagaimana mendapatkan tambahan modal usaha yang halal,
berkah, bebas riba dan sesuai dengan syariat Islam.
Fundamental Syirkah
Kata syirkah dalam bahasa Arab berasal dari kata syarika (fi’il mâdhi ), yasyraku
( fi’il mudhâri’), syarikan / syirkatan /syarikatan ( mashdar /kata dasar); artinya menjadi
sekutu atau serikat (Kamus Al-Munawwir , hlm. 765). Kata dasarnya boleh dibaca
syirkah, boleh juga dibaca syarikah. Akan tetapi, menurut Al-Jaziri dalam Al-Fiqh ‘alâ Al-
Madzâhib Al-Arba’ah , 3/58, dibacasyirkah lebih fasih ( afshah). Menurut arti asli bahasa
Arab (makna etimologis ) syirkah berarti mencampurkan dua bagian atau lebih
sedemikian rupa sehingga tidak dapat lagi dibedakan satu bagian dengan bagian lainnya
( An-Nabhani , 1990: 146).
Syirkah secara definisi sederhananya yaitu kerjasama antara 2 orang atau lebih
untuk menjalankan suatu usaha tertentu, baik antara yang mempunyai modal dengan
yang memiliki keahlian maupun antara orang yang memiliki keahlian yang berbeda yang
bekerja sama untuk menjalankan suatu usaha tertentu yang dalam menjalankannya
sesuai dengan syariat Islam tidak ada yang di dzolimi maupun mendzolimi. Dasar hukum
syirkah adalah dari Hadits berikut ini:
B A B 5 S y i r k a h S o l u s i P e r m o d a l a n I s l a m | 114
Inilah Hadits yang sangat luar biasa tentang syirkah, yang dimana sampai-
sampai Allah Subhanahu wa ta'ala menjadi pihak ke tiga bagi dua orang atau lebih
melakukan syirkah, bayangkan betapa luarbiasanya bagi usaha kita, ketika Allah yang
menjadi pihak ke tiga diantara 2 pihak yang saling bersinergi kolaboratif dengan
bersyirkah, dibandingkan dengan menjalankan sebuah usaha secara sendirian tanpa
berkolaborasi dengan syirkah.
Namun sebelum kita ingin mengaplikasikan syirkah ini kedalam aktifitas
menjemput rezeki, kita harus mengetahui terlebih dahulu bahwa kemungkinan untuk
berhasil secara bersyirkah adalah sangat kecil sekali, apalagi kalau tidak dibarengi
dengan ilmu yang mumpuni tentang syirkah maka kemungkinan untuk bisa berhasil
melalui syirkah lebih kecil lagi, sebagaimana yang Allah jelaskan dalam Al-Qur’an Surat
Shad ayat 24 berikut ini :
Daud berkata: "Sesungguhnya dia telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta
kambingmu itu untuk ditambahkan kepada kambingnya. Dan sesungguhnya
kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim
kepada sebahagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal yang saleh; dan amat sedikitlah mereka ini". Dan Daud mengetahui bahwa Kami
mengujinya; maka ia meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan
bertaubat.
(QS : Shaad [ 38 ] : 24)
B A B 5 S y i r k a h S o l u s i P e r m o d a l a n I s l a m | 115
Hadits ini tidak berarti untuk memanfaatkan potensi harta dengan seluruhnya
disedekahkan. Ini rencana pribadi Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dan bagian
dari keistimewaan Nabi, beliau tidak boleh memiliki warisan, sementara kita selaku
umat beliau di izinkan untuk memiliki warisan.
Namun kita bisa mengambil pelajaran dari Hadits ini berkaitan dengan
semangat Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam untuk tidak membiarkan harta mengendap
dan nganggur. Jika tidak disedekahkan, pilihan apa yang bisa kita lakukan, sebenarnya
banyak sekali pilihan untuk bisa memaksimalkan potensi dari harta yang kita miliki, bisa
digunakan untuk kepentingan pribadi, dipinjamkan ke saudara, teman dengan akad
qardhul hasan yang pahalanya lebih besar dari sedekah, atau di investasikan ke sesama
muslim untuk dikelola dan di kembangkan dalam bentuk usaha yang halal,berkah dan
bebas riba, salah satu caranya ialah dengan syirkah. Intinya potensi harta tersebut tidak
dibiarkan sia-sia.
Dalam Hadits dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma, Nabi Shallahualaihi
wasallam bersabda,
“Siapa yang memiliki tanah, hendaknya dia kelola(dengan ditanami). Jika dia tidak
mampu untuk mengelolanya, berikan kesempatan kepada saudaranya.”
(HR.Muslim 3998)
Ada banyak pendapat para ulama mengenai makna Hadits ini. Dan diantara
pelajaran yang bisa kita ambil, hendaknya seseorang muslim memaksimalkan potensi
yang dia miliki. Tidak hanya yang berupa tanah seperti yang disebutkan dalam Hadits
diatas, termasuk potensi yang lainnnya terutama harta, yang salah satu cara terbaik
yang bisa memaksimalkan potensi harta adalah dengan cara bersyirkah yaitu bekerja
sama atau sinergi antara yang punya keahlian dengan yang memiliki kelebihan harta
dan untuk hasil usahanya bisa dibagi sesuai dengan nisbah yang di sepakati, dan ini jika
terus dikembangkan maka akan semakin menggerakan roda perekonomian bahka
pertumbuhan ekonomi yang signifikan sebagai dampak ekonomi yang dihasilkan
melalui syirkah
B A B 5 S y i r k a h S o l u s i P e r m o d a l a n I s l a m | 119
Syirkah merupakan suatu metode yang di siapkan oleh syariat Islam dan telah
di praktekan oleh para sahabat di zaman Rasulullah yang terbukti efektif untuk
memaksimalkan potensi harta yang kita miliki, bahkan dampak makronya bisa
meningkatkan potensi ekonomi umat Islam secara keseluruhan, terbukti ketika zaman
khalifah Umar Bin Khatab ekonomi umat Islam benar-benar berada di puncak
kejayaannya, terbukti ketika ingin membagikan zakat sangat kesulitan mencari orang
miskin yang bisa di berikan zakatnya, karena pada waktu itu hampir semua penduduk
umat muslim tingkat perekonomiannya sudah berada di atas garis kemiskinan, atau
sudah lebih dari kecukupan.
Dari Ibnu Abbas, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Andai bani Adam
memiliki dua lembah penuh dengan harta, niscaya dia akan mencari lembah yang
ketiga. Dan tidak ada yang memenuhi perut bani Adam selain tanah.”
(HR. Bukhari 6436 dan Muslim 1048)
Jadi kalau standar kesuksesan kita hanya sebatas materi saja atau hal lain yang
hanya berhenti sebatas urusan dunia, merupakan suatu standar sukses yang terlalu
dangkal untuk kita raih, terlebih khususnya standar kesuksesan suatu syirkah, kalau
standar kesuksesan suatu syirkah hanya sebatas peningkatan laba dan hal-hal yang
identik dengan materi duniawi kemudian berhenti sampai disana maka ketika standar
sukses tersebut tercapai, maka akan ada suatu titik kehampaan, kelelahan atau
kebingungan harus mencapai tujuan yang mana lagi, bahkan jika ini terus dibiarkan
akan mengakibatkan dampak-dampak negatif lainnya seperti memboros-boroskan
harta, dan banyak melakukan perbuatan sia-sia atau bahkan kemaksiatan kepada Allah
Subhanahu wa ta'ala yang bisa jadi mati dalam keadaan su’ul khatimah Nauzubilah
himindzalik.
Namun hakikat kesuksesan sesungguhnya dari suatu usaha yang dibangun
melalui syirkah adalah sejauh mana usaha syirkah tersebut bisa memberikan manfaat
ke sebanyak mungkin orang yang pada akhirnya baik para pihak yang terlibat dalam
syirkah, pelanggan ataupun para stake holder bisa semakin membuat kita lebih dekat,
lebih mengenal dan lebih mencintai Rabb kita yaitu Allah Subhanahu wa ta'ala, hingga
dimana dengan kita bisa semakin memberi banyak manfaat bagi sebanyak mungkin
orang melalui syirkah bisa menjadi salah satu jalan untuk mendapat ridho dan cinta
Allah Subhanahu wa ta'ala, Amiin rabbal alamin..
“Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, “Manusia yang paling dicintai Allah, adalah orang
yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.”
(At-Thabrani dalam As-Shagir, 862- majma’ zawaid 13708)
B A B 5 S y i r k a h S o l u s i P e r m o d a l a n I s l a m | 121
membawa apa-apa selain pakaian yang dipakainya, dan begitu ia ditawarkan oleh kaum
Anshar harta dan istri namun beliau menolaknya, dan hanya minta ditunjukan dimana
letak pasar. Ini berarti modal dalam bermuamalah atau memulai usaha syirkah modal
materi bukanlah hal yang wajib ada dan bukan menjadi alasan utama kita tidak memulai
suatu usaha karena tidak ada atau belum ada modal dalam bentuk materi, terbukti dari
kisah Abdurrahman Bin Auf ini beliau bisa memulai bisnis di suatu pasar di lingkungan
yang barunya tanpa modal sepeser pun, terus bagaimana beliau bisa hingga akhirnya
beliau ketika pulang dari pasar memperoleh keuntungan yang langsung dibelikan keju
dan minyak samin?
Jawabannya ialah beliau bisa memulai berbisnis di pasar tersebut dengan
bermodalkan skill atau keterampilan dalam hal berdagang, jadi ketika beliau pertama
kali mendatangi pasar di kota madinah beliau langsung menawarkan diri ke para
pedagang di pasar tersebut untuk membantu menjualkan barang dagangannya, dan
kemudian ketika Abdurrahman bin Auf berhasil menjualkan barang dagangannya,
beliau mendapat komisi sejumlah tertentu dari setiap barang yang terjualnya.
Hikmah pertama dari kisah Abdurrahman bin Auf tersebut ialah langkah
pertama yang sangat baik untuk memulai suatu bisnis ialah dengan menjadi reseller
terlebih dahulu yang bisa dilakukan tanpa modal, dalam artian kita bisa meniru
Abdurrahman bin Auf tersebut dengan mencari saudara, teman atau siapapun yang
mempunyai produk kemudian kita menawarkan diri untuk menjadi reseller yang
membantu menjualkan produknya tersebut, dan nanti kita berhak mendapat komisi
sejumlah tertentu dari produk yang berhasil kita jual.
Kenapa jadi reseller merupakan suatu langkah yang baik untuk memulai suatu
bisnis? Karena ketika kita jadi reseller kita di tuntut untuk mencari 1001 cara bagaimana
agar produk tersebut terjual, dari usaha percobaan demi percobaan, penawaran demi
penawaran dan dari strategi demi strategi yang kita kerahkan tersebut baik kita sadari
maupun tidak sadari, kita telah belajar tentang bagaimana pasar bekerja, bagaimana
prilaku konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk, belajar bagaimana
menjual produk ke segmen pasar yang tepat atau yang memiliki kebutuhan dan
keinginan terhadap produk tersebut dan belajar banyak hal lain tentang hal-hal yang
sangat mendasar dalam suatu bisnis khusunya tentang penjualan.
Ketika kita sudah mulai terbiasa dalam hal penjualan sewaktu masih jadi
reseller tersebut, lambat-laun kita akan terus semakin belajar hal-hal mendasar tentang
bisnis, feeling kita mulai terasah bagaimana cara mengetahui apa yang dibutuhkan atau
di inginkan oleh pasar, cara penentuan harga suatu produk terhadap suatu segmen
pasar tertentu, cara menyampaikan value dari produk yang kita jual ke segmen
pelanggan yang tepat, dan jika hal ini terus semakin di asah sewaktu kita menjadi
reseller bukan tidak mungkin skill bisnis kita akan terus berkembang, yang hingga pada
B A B 5 S y i r k a h S o l u s i P e r m o d a l a n I s l a m | 123
akhirnya kita mampu untuk bagaimana menciptakan produk baik barang maupun jasa
yang memiliki kemungkinan besar untuk diterima di pasar.
Hal-hal fundamental dan mendasar tersebut sangatlah dibutuhkan ketika kita
kedepannya mulai membangun bisnis sendiri dengan produk dan modal dari sendiri
yang membutuhkan pemikiran bisnis yang lebih luas daripada hanya sebagai reseller
termasuk resiko kerugian yang lebih besar juga. Orang yang mulai berbisnis dari reseller
terlebih dahulu dibandingkan orang yang langsung berbisnis tanpa jadi reseller terlebih
dahulu kemungkinan gagal dalam bisnisnya akan sangat jauh berbeda, dimana orang
yang memulai bisnis sebagai reseller terlebih dahulu akan mempunyai kemungkinan
gagal yang lebih kecil dibandingkan orang yang langsung berbisnis dengan langsung
mengeluarkan sejumlah modal tertentu tanpa menjadi reseller terlebih dahulu.
Jadi modal materi yang biasanya dalam bentuk uang bukanlah satu-satunya
yang diperlukan dan harus ada ketika memulai suatu bisnis, modal dalam bentuk materi
hanyalah prioritas no sekian dibandingkan modal dalam bentuk lain yang jauh lebih
penting, yaitu modal keterampilan dan pengetahuan tentang bisnis itu sendiri serta
modal kepercayaan dalam artian ketika kita dipercaya oleh seseorang untuk
menjualkan produknya maka kejujuran merupakan hal yang wajib dan mutlak harus ada
dan dimiliki. Karena tanpa kejujuran sepintar apapun kita seahli apapun kita tentang
bisnis menjadi tidak ada artinya dan hanya menjadi kesia-sian belaka.
Terlepas dari kondisi itu, ada sebuah pelajaran luar biasa yang bisa diajarkan
masyarakat muhajirin kepada kita, bahwa masyarakat muhajirin, lebih memilih untuk
menjadi mukmin yang mandiri dan tidak menggantungkan diri kepada tawaran orang
lain. Semangat seperti inilah yang seharusnya dibangun oleh para pengusaha
muslim..,tidak bergantung kepada apa yang dimiliki orang lain.
Ketika seorang pemula dalam usaha selalu berfikir
dari mana saya bisa dapat modal? Siapa yang bisa memberi
Dan bukan
modal? Aset apa yang bisa digadaikan untuk mendapat
modal dari bank? Dan pertanyaan-pertanyaan lain terkait tidak mungkin
keninginannya memulai usaha yang harus ada modal dalam menjadikan
bentuk materi terlebih dahulu. Yang lebih tepat ketika anda investor yang
berpikir ingin memulai suatu usaha adalah keahlian bisnis
apa yang harus saya pelajari dan latih ? apa yang bisa saya
butuh terhadap
tawarkan? Bagaimana mencari sesseorang yang bisa saya anda bukan lagi
bantu untuk saya jualkan produknya? Ide bisnis apa yang anda yang
bisa saya buat dan tawarkan, sehingga orang lain tertarik
mencari
untuk bergabung dengan usaha saya?
investor.
B A B 5 S y i r k a h S o l u s i P e r m o d a l a n I s l a m | 124
Dengan prinsip semacam ini, anda bisa menjadi orang yang lebih mandiri. Dan
bukan tidak mungkin menjadikan investor yang butuh terhadap anda bukan lagi anda
yang mencari investor. Karean orang-orang di luar sana yang memiliki kelebihan
hartapun sebenarnya sedang kebingungan bagaimana cara menyalurkan kelebihan
hartanya, agar potensi hartanya bisa semakin berkembang dan tidak mengendap sia-
sia, namun balik lagi sering kali orang tersebut juga kesulitan untuk mencari orang yang
amanah dan profesional untuk bisa mengelola dan memaksimalkan kelebihan hartanya
dalam suatu usaha tertentu melalui syirkah, dikarenakan jumlah orang yang amanah
dalam artian dapat dipercaya dan profesional atau memiliki keahlian mengelola suatu
bidang bisnis tertentu jumlahnya sangat sedikit sekali, kebanyakan oran ada yang
Amanah tapi tidak memiliki skill dan pengetahuan tentang mengelola suatu bisnis
tertentu, dan juga kebalikannya ada orang yang pandai dalam hal mengelola suatu
bidang bisnis tertentu namun tidak amanah, yang sering kali melakukan khianat kepada
investornya bisa dengan menipu, memanipulasi laporan keuangan dan hal-hal khianat
lainnya.
Dan Secara psikologi, orang yang butuh iatulah yang dikendalikan. Jika anda
yang butuh investor, maka anda yang akan dikendalikan oleh investor tersebut, anda
akan kalah sejak awal, namun jika pemodal yang butuh anda, anda yang
mengendalikan. Anda Merdeka dari awal.
Sebenarnya inilah output yang diharapkan setelah anda membaca dan
mempelajari buku Understanting Syirkah ini atau setelah mengikuti program pelatihan
dan Bimbingan Syirkah yang diadakan oleh BBR Institute, yaitu menjadikan orang yang
amanah dapat dipercaya dan memiliki kemampuan, pengetahuan dan keterampilan
dalam mengelola suatu usaha di bidang tertentu, sehingga menjadikan Anda yang dicari
oleh Investor bukan anda yang mencari investor.
Kelebihan mendapatkan modal usaha melalui angel investor adalah bebas riba
karena dengan menggunakan akad qard yang syarat dan rukunnya terpenuhi, namun
kekurangannya cukup sulit untuk mencari orang yang mau memberikan pinjaman uang
yang tidak menghasilkan keuntungan duniawi bagi orang yang meminjamkan tersebut,
yang hanya mendapat pahala dari Allah Subhanahu wa ta'ala yang sebenarnya
pahalanya lebih besar dari pada bersedekah begitu saja sebagaimana Hadits dari
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam berikut ini :
Menjual Aset
Cara kedua untuk bisa mendapatkan tambahan modal usaha adalah dengan
menjual sebagian aset yang dimiliki, yang menurut mas saptuari di istilahkan dengan
“amputasi”. Hal ini hanya bisa dilakukan oleh orang yang memiliki simpanan aset yang
lumayan cukup banyak dan mudah untuk dijual, dikarenakan jika punya banyak aset
namun aset tersebut tidak liquid atau susah untuk dijual , misalnya punya tanah 5
hektar namun lokasi tanahnya di pedalaman jauh ke kota bahkan akses jalan menuju
lokasi tanah tersebutpun sulit, maka akan kesulitan juga untuk mendapatkan modal
usaha dari menjual aset seperti ini.
Kelebihan cara seperti ini di bandingkan cara sebelumnya adalah relatif lebih
aman, dalam artian ketika usaha yang kita rintis ternyata gagal atau mengalami
kerugian maka kita tidak harus dibebankan oleh utang seperti cara pertama. Namun
kekurangannya cara ke dua tidak bisa dilakukan oleh semua orang, hanya bisa dilakukan
oleh orang-orang yang mempunyai banyak aset liquid saja, sehingga solusi yang paling
memungkinkan untuk bisa mendaptakan tambahan modal usaha ialah melalui syirkah.
Syirkah
Syirkah merupakan cara yang sangat efektik dibandingkan 2 cara sebelumnya
dikarenakan dengan syirkah kita memungkinkan mendapatkan tambahan modal usaha
dengan cara bekerja sama dengan investor dengan sistem bagi hasil, jadi tidak seperti
akad qard pada cara pertama. Cara Syirkah ini sangat memungkinkan memberikan
keuntungan yang adil kepada semua pihak yang melakukan syirkah baii investor
maupun pengelola syirkahnya serta ada pembagian resiko kerugian bersama juga, jika
ternyata usaha syirkah tersebut mengalami kerugian yang kerugiannya bukan
disebabkan oleh kelalaian pengelola, yang menanggung kerugian, khususnya kerugian
materi bukan hanya pihak pengelola saja seperti di sistem konvensional ribawi yang
ketika nasabah untung atau rugi pihak investor yang biasanya bank tidak mau tahu
menahu yang terpenting pokok plus bunganya plus dendanya jika ada keterlambatan
bayar harus dipenuhi, namun dengan syirkah kerugian materi tersebut ditanggung
bersama antara pengelola dan investor.
Syirkah adalah cara yang efektif untuk bisa mendapatkan tambahan modal
usaha, tapi pada kenyataanya mengapa sedikit sekali masyarakat yang mau
menerapkan syirkah ini dalam kehidupan muamalahnya sehari-hari? Dimana
masyarakat ketika membutuhkan modal usaha jauh lebih suka untuk mengajukan
pinjaman ke bank ribawi yang dimana sudah sangat jelas sekali baik di Al-Qur’an
maupun Hadits termasuk dosa besar yang azabnya akan di lipat gandakan di akhirat
kelak?
B A B 5 S y i r k a h S o l u s i P e r m o d a l a n I s l a m | 129
Inilah salah satu penyebab utama mengapa syirkah ini jarang di aplikasikan
oleh masyarakat, yaitu kekurang tahuan akan bagaimana penerapan syirkah yang
benar-benar sesuai dengan syairat Islam ini, karena kalau sudah mengetahui tentang
konsep dan penerapan syirkah ini, dapat dipastikan masyarakat muslim akan hijrah
berbondong-bondong untuk menerapkan syirkah ini kedalam aktivitas muamalahnya
sehari-hari.
Walaupun memang untuk bisa bersyirkah ini memerlukan sedikit usaha extra
dibandingkan dengan mengajukan pinjaman ke bank ribawi, namun kalau kita mau
sedikit saja mempelajari tentang syirkah ini, dapat dipastikan kitapun bisa menerapkan
syirkah ini kedalam aktivitas muamalah kita, yang kita perlukan untuk bisa memulai
syirkah yaitu pertama, fiqh muamah untuk bisa mengetahui mana akad yang
diperbolehkan dan mana akad yang dilarang dalam syariat Islam, kedua, kemampuan
mengelola bidang usaha syirkah tersebut, yang sangat diperlukan untuk menekan
kemungkinan usaha syirkah tersebut mengalami kerugian atau bahkan kegagalan, dan
yang ketiga ialah kemampuan pencatatan dan pelaporan keuangan, ini sangat
diperlukan karena akan di jadikan dasar untuk menghitung bagi hasil maupun kerugian
dalam syirkah tersebut. Ketika 3 hal tersebut telah dikuasai maka syirkah yang benar-
benar sesuai dengan syariat Islam pun akan benar-benar bisa diaplikasikan dalam
aktifitas muamalah kita sehari-hari.
Bahkan beliau memberikan janji bagi mereka yang mengalah ketika sengketa,
padahal dia berada di posisi yang benar. Dalam Hadits dari sahabat Abu Umamah
radhiyallahu “anhu Nabi shallallahu “alaihi wa sallam bersabda:
“Saya memberi jaminan agar mendapatkan rumah disekitar surga bagi setiap orang
yang meninggalkan perdebatan, meskipun dia berada di pihak yang benar.”
(HR Abu Daud dan Baihaqi)
Semoga kita bisa lebih dewasa ketika menghadap sengketa syirkah seperti ini,
dikarenakan disadari ataupun tidak setiap sengketa yang pernah kita lakukan, jika
belum selesai di dunia akan ber ulang dikahirat. Inilah bagian yang paling berat. Tekanan
batin akibat sengketa akan kembali dimunculkan ketika hisab. Terkadang, kita
berkeiginan agar sengketa yang kita lakukan tidak diketahui orang lain, namun bisa jadi,
ini akan ditampakan dihadapan seluruh mahluk. Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:
“Kamu akan mati dan mereka akan mati. Kemudian, kalian akan berdebat disisi Rabb
kalian pada hari kiamat”
(QS : Az-Zumar [ 39 ] : 30-31)
Kemudian beliau membawakan sebuah riwayat, yang disebutkan oleh Ibnu Abi
Hatim, bahwa ketika ayat ini turun, sahabat Az-Zubair bin Awam bertanya:
“Wahai Rasulullah, apakah sengketa yang terjadi diantara kita akan di ulangi lagi di
akhirat setelah terjadi di dunia ini, selain beban dosa yang kita tanggung?” Rasulullah
Shalahualaihi wasallam menjawab “Betul! Sungguh perselisihan kalian akan diulangi,
sampai semua hak dikembalikan kepada pemiliknya.” Setelah itu, Zubair berkomentar
“Jika demikian berarti pristiwanya sangat mengerikan...”
(HR.Ahmad dan Turmudzi)
B A B 5 S y i r k a h S o l u s i P e r m o d a l a n I s l a m | 133
Karena itu, wajar jika Nabi Shalahuallaihi Wasallam menyebut salah satu orang
yang jelek di sisi Allah Subhanawataalla adalah orang yang hobi ber konflik dan paling
alot ketika bersengketa. Rasulullah Shalahualaihi wasallam bersabda:
“Orang yang paling Alaah benci adalah orang yang sulit ketika bersengketa.”
(HR.Muslim 6951)
Bisa kita bayangkan, betapa lelah dan letihnya perasaan orang yang sering
bersengketa. Setumpuk dosa dan kesalahan dibebankan di pundaknya. Itupun masih
ditambah dengan semua tekanan batin dari setiap sengketa yang pernah dia lakukan di
dunia. Subhanallah, bagaimana mungkin orang semacam ini bisa merasakan
ketenangan? Semoga Allah melindungi kita dari potensi sengketa.
syariat Islam tidak bisa hanya di lihat dari namanya saja namun harus di lihat dari
hakikat dan konsekuensi yang ditimbulkan dari suatu akad tersebut. Misalnya yang
sering terjadi ketika membuka tabungan dengan akad wadiah di suatu bank syariah,
walapun jika dilihat dari namanya akadnya merupakan akad wadiah, akan tetapi jika di
lihat dari sudut pandang hakikat dan konsekuensi yang ditimbulkan dari akad tersebut
bukanlah mencerminkan akad wadiah akan tetapi qard, dikarenakan akad wadiah
adalah titipan yang dimana secara hakikat dan konsekuensi akad mengharuskan barang
titipan tersebut hanya disimpan saja tidak boleh digunakan oleh pihak yang menerima
barang titipan tersebut dimana dalam konteks ini yaitu Bank Syariah.
Namun pada kenyataannya uang yang kita tabungkan dengan menggunakan
tabungan jenis akad wadiah tersebut dapat dipastikan tidak akan mungkin di simpan
begitu saja oleh pihak bank syariah tersebut, melainkan akan di satukan dengan jenis
tabungan lainya kemudian akumulasi saldo nasabah yang mengendap tersebut akan di
manfaatkan oleh pihak bank syariah, sehingga secara hakikat dan konsekuensi yang
ditimbulkan oleh akad tersebut, lebih tepat disebut akad qard dari pada wadiah.
Walaupun demikian karena jenis tabungan
Secara hakikat dan tersebut pihak penabung yang merupakan berperan
konsekuensi akad sebagai pihak yang memberi utang qard kepada bank
mengharuskan syariah tidak mendapat manfaat atau keuntungan
barang titipan apapun, dikarenakan dijenis tabungan ini nasabah tidak
akan mendapatkan bunga maupun bagi hasil, jadi
tersebut hanya
walaupun secara nama dan hakikat konsekuensi akad
disimpan saja tidak tersebut berbeda, dimana namanya wadiah tapi secara
boleh digunakan hakikat dan konsekuensi akad adalah qard, namun akad
oleh pihak yang qard tersebut secara syarat dan rukunnya masih sesuai
menerima barang dengan syariat Islam sehingga hukumnya halal dan
boleh.
titipan tersebut.
Hal ini berlaku juga dalam akad syirkah, dimana
untuk mengetahui apakah suatu akad syirkah sudah
sesuai dengan syariat Islam atau belum tidak bisa hanya dilihat dari namanya saja,
melainkan harus dilihat dari skema, hakikat dan konsekuensi yang ditimbulkan dari
akad syirkah tersebut. Agar suatu usaha syirkah benar-benar sesuai dengan syariat
Islam maka baiknya harus memenuhi beberapa persyaratan berikut ini:
1. Ada pembagian keuntungan maupun kerugian diantara pihak yang
bersyirkah dimana untuk pembagian keuntungannya di dasarkan pada
nisbah yang ditentukan di awal dan berdasakan hasil rill usaha syirkah
tersebut yang di cerminkan dari laporan keuangan yang di terbitkan oleh
pengelola syirkah tersebut
B A B 5 S y i r k a h S o l u s i P e r m o d a l a n I s l a m | 135
D ikarenakan ada global pandemi yang sedang melanda, tempat bekerja pak Hanan
selama inipun terkena dampak dari pandemi tersebut, sehingga dengan sangat
terpaksa perusahaan tempat pak Hanan bekerjapun harus melakukan PHK
terhadap sebagian karyawannya dengan tujuan efisiensi. Pak Hanan termasuk kedalam
karyawan yang terkena PHK tersebut. Akhirnya Pak Hanan memiliki inisiatif untuk
membuka suatu usaha baru peternakan sapi yang sesuai dengan keahlian yang
dimilikinya yaitu berternak sapi.
Berhubung Pak Hanan hanya mempunyai keahlian dalam hal mengelola
peternakan sapi, dan tidak mempunyai modal dalam jumlah besar untuk memulai
usaha peternakan sapinya tersebut, sehingga dalam hal permodalannya Pak Hanan
berencana ingin melakukan syirkah dengan cara bekerja sama dengan investor, yang
secara gambaran besarnya seluruh modalnya dari investor dan Pak Hanan hanya
bertindaak sebagai pengelola dalam suatu usaha syirkah peternakan sapi tersebut.
Namun Pak Hanan masih bingung akad apa yang sebaiknya digunakan dengan
skema syirkah tersebut? Bagaimana menentukan nisbah bagi hasil serta cara
menghitung bagi hasil ataupun pembagian kerugian dari usaha syirkah tersebut?
Kemudian apakah harus ada jangka waktunya ataupun tidak? InsyaAllah semua
pertanyaan tersebut dan pertanyaan-pertanyaan lainnya terkait syirkah dengan akad
mudharabah akan dibahas secara lengkap dan mendalam di Bab ini.
B A B 6 S y i r k a h D e n g a n A k a d M u d h a r a b a h | 137
Ket:
1.Pemilik Dana dan pengelola menyepakati akad mudharabah.
2.Proyek usaha sesuai akad mudharabah dikelola oleh pengelola (mudharib).
3.Proyek usaha menghasilkan laba atau rugi.
4.Jika untung dibagi sesuai dengan nisbah.
5.Jika rugi bukan karena kelalaian pengelola, ditanggung oleh pemilik dana.
Dalam surat akad perjanjian syirkah harus mencakup berbagai aspek antara
lain tujuan syirkah mudharabah, nisbah pembagian keuntungan, priode pembagian
keuntungan, biaya-biaya yang boleh dikurangkan dari pendapatan, ketentuan
pengembalian modal, hal-hal yang dianggap sebagai kelalaian pengelola dan
sebagaiannya, sehingga apabila terjadi hal-hal yang tidak di inginkan atau terjadi
persengketaan, kedua belah pihak merujuk pada kontrak yang telah disepakati
bersama.
Dalam pembuatan isi pasal-pasal pada surat akad perjanjian syirkah tersebut
diusahakan menghindari kata-kata yang memiliki kemungkinan besar untuk ditafsirkan
secara berbeda, jika ada kata-kata yang sekiranya multi tafsir tersebut baiknya diberi
pasal penjelasan di lampiran yang menjelaskan lebih detail lagi arti definisi atau tafsiran
dari isi pasal syirkah tersebut, misalnya di pasal tersebut berisi sebuah kalusal “bahwa
jika kerugian bukan diakibatkan oleh kelalaian pengelola maka kerugian materi
sepenuhnya ditanggung oleh pemilik dana”. Baiknya untuk tujuan menghindari
perselisihan atau sengketa yang mungkin timbul karena mis komunikasi atau karena
perbedaan penafsiran isi pasal dalam surat akad syirkah, pasal tersebut baiknya
dijelaskan lebih detai lagi di lampiran penjelasan, misalnya kerugian apa saja yang bisa
dikategorikan kelalaian pengelola dan kategori seperti apa juga yang merupakan
kerugian yang bukan disebabkan oleh kelalaian pengelola. Degnan adanya penjelasan
yang lebih detail tersebut diharapkan sengketa dan perselisihan dalam syirkahpun bisa
dihindari.
Akhirnya mereka melaksanakan apa yang disarankan oleh Abu Musa. Abu
Musa juga berkirim surat kepada Umar agar beliau mengambil sejumlah uang dari
kedua anaknya. Setelah tiba di Madinah, kedua putra Umar bin Al -Khattab menjual
barang dagangan yang mereka bawa dari Bashrah dan keduanya pun mendapat
keuntungan. Setelah keduanya melaporkan apa yang mereka lakukan kepada Umar,
beliau bertanya, “ Apakah semua anggota pasukan mendapatkan pinjaman modal dari
Abu Musa sebagaimana kalian berdua?” “Tidak” jawab keduanya
Umarpun berkata lagi kepada mereka berdua “ Apakah karena kalian berdua
adalah putra amirul mukminin, lalu Abu Musa memberi pinjaman modal? Serahkan
modal dan keuntungannya kepada kas negara!”
Abdullah bin Umar pasrah dengan putusan ayahnya. Sedangkan Ubaidillah
Menyanggah dengan mengatakan, “Hal itu tidak sepatutnya kau putuskan, wahai
amirul mukminin. Karena jika modalnya habis atau berkurang kamilah yang
menanggungnya.”
“Serahkanlah modal dan untungnya”, Umar bersikukuh dengan pendiriannya.
Kembali Abdullah bin Umar hanya terdiam. Sedangkan Ubaidillah berkomentar
menolak. Hingga salah satu orang yang hadir ketika itu menyampaikan usulan, “Wahai
Amirul Mukminin, Bagaimana jika anda jadikan transaksi yang telah terjadi sebagai akad
qiradh?”
Umar pun setuju dan mengatakan,
“Telah kujadikan sebagai Mudharabah”. Umar lantas mengambil pokok modal dan
setengah keuntungannya. Sedangkan Abdullah dan Ubaidillah mendapatkan setengah
keuntungan.
(HR. Muwatha’ Malik 1389)
Dari kisah Umar dan kedua anaknya diatas kita bisa banyak belajar baik itu
tentang kehati-hatian dalam hal sumber dan cara memperoleh harta maupun tentang
muamalah syirkah dengan menggunakan akad mudharabah.
Prinsip kehati-hatian umar terlihat dalam dialog diskusi antara Umar bin
Khatab.ra dengan kedua anaknya ketika anaknya tiba di kota madinah dan melaporkan
kepada Umar.ra bahwa uang negara yang dititipkan kepadanya dari gubernur bashrah
di Iraq atas persetujuan gubernur tersebut mereka gunakan untuk membeli barang
dagangan dalam jumlah besar atau kulakan di salah satu kota di Iraq. Dimana barang
dagangan yang sudah mereka beli dari Iraq mereka jual kembali di kota madinah dan
mereka berdua mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan tersebut.
B A B 6 S y i r k a h D e n g a n A k a d M u d h a r a b a h | 144
Inilah faktor penentu utama dalam hal mengambil keuntungan dalam hal
bermuamalah baik itu melalui syirkah maupun jual-beli dimana haru ada iwad atau
penyeimbang dari keuntungan yang ia peroleh yaitu bisa berupa penanggungan resiko
atas kegiatan muamalah tersebut, maupun usaha atau kerja yang ia lakukan untuk
memperoleh keuntungan tersebut, sesuai dengan prinsip perbedaan jual-beli dengan
riba yang telah dijelaskan dibagian pertama.
Hal ini juga berarti dalam syirkah dengan akad mudharabah tidak
diperbolehkan ada satu pihak atau lebih yang memperoleh keuntungan secara pasti
tanpa menanggung resiko kemungkinan kerugian yang timbul dari usaha syirkah
tersebut, setiap bagi hasil ataupun kerugian yang diperoleh para pihak yang bersyirkah
baik itu pengelola maupun pemilik modal harus di dasarkan pada nisbah bagi hasil yang
ditetapkan diawal dan berdasarkan keuntungan atau kerugian sesungguhnya dihasilkan
dari usaha syirkah tersebut yang dicerminkan dari laporan keuangan yang diterbitkan
oleh pengelola syirkah.
Walaupun ketika salah seorang anak umar tersebut mengatakan hal demikian,
namun Umar masih tetap dengan pendiriannya walaupun sudah agak sedikit
menyadarinya bahwa hal tersebut murni hasil dari kegiatan perdagangan yang
dilakukan oleh kedua anaknya tersebut dan tidak ada hubungannya karena mereka
berdua merupakan anak Amirul Mukminin. Terbukti setelah ada salah seorang yang
berada dilokasi tersebut ikut memberikan pendapat atas kejadian tersebut dengan
mengatakan:
“Serahkanlah modal dan untungnya”, Umar bersikukuh dengan pendiriannya. Kembali
Abdullah bin Umar hanya terdiam. Sedangkan Ubaidillah berkomentar menolak.
Hingga salah satu orang yang hadir ketika itu menyampaikan usulan, “Wahai Amirul
Mukminin, Bagaimana jika anda jadikan transaksi yang telah terjadi sebagai akad
qiradh?”
Entitas Syirkah
Lebih dalam lagi dari kisah syirkah di zaman Umar.ra ini kita bisa belajar
tentang konsep entitas usaha syrikah, yaitu sebuah asumsi dasar dalam akuntansi
keuangan syirkah yang mengharuskan adanya batasan dan pemisah yang jelas antara
harta pribadi dengan harta usaha entitas syirkah, dengan kata lain suatu entitas usaha
syirkah dipandang sebagai entitas yang terpisah dari pemilik, kreditur, atau pihak
pemangku kepentingan lainnya.
Sebagai contoh seorang akuntan atau bagian admisinstrasi keuangan syirkah
hanya akan mencatat aktivitas-aktivitas yang terkait dengan usaha syirkah saja bukan
aktivitas aset atau utang pribadi dari pengelola syirkah, contohnya jika ada biaya untuk
perjalanan menghadiri undangan pribadi pengelola syirkah, maka biaya perjalanan
tersebut tidak bisa diakui dan dicatat sebagai biaya dari usaha syirkah yang bisa jadi
pengurang pendapatan di laporan laba rugi, dikarenakan biaya tersebut keluar tidak
ada kaitannya sama sekali dengan operasional usaha syirkah tersebut. Dengan
demikian dengan konsep ini memungkinkan seluruh aktivitas bisnisnya termasuk aset-
asetnya terpisah dari harta pribadi pengelola syirkah.
Maka Dengan menerapkan konsep entitas usaha syrirkah ini sangat berguna
sekali menghindari harta pribadi pemilik dan harta usaha syirkah tercampur, karena jika
sudah tercampur maka akan menimbulkan harta yang seharusnya menjadi hak dari
entitas usaha syirkah tersebut menjadi masuk ke harta pribadi yang bukan haknya, yang
jika ini terjadi maka harta yang dinikmati oleh pengeola syirkah dari yang bukan haknya
tersebut menjadi harta haram bagi si pengelola syirkah. Inilah pentingnya menerapkan
konsep entitas usaha syirkah pada usaha syirkah yang dijalankan intinya harus ada
pemisah yang benar-benar jelas mana harta pribadi dan mana harta entitas usaha
syirkah.
Ketika sudah ada kejelasan, maka untuk mengakui dan mengukur sebuah biaya
ataupun pendapatan-pun apakah biaya atau pendapatan tersebut harus diakui sebagai
biaya atau pendapatan suatu entitas usaha syirkah atau bukan, namun jika konsep
entitas usaha syirkah ini belum benar-benar diterapkan maka kemungkinan kesalahan
pengakuan dan pengukuran sebuah biaya atau pendapatan syirkahpun akan sangat
mungkin terjadi.
B A B 6 S y i r k a h D e n g a n A k a d M u d h a r a b a h | 147
2. Mudharabah Muqayyadah
Adalah mudharabah yang dimana pemilik modal memberikan batasan
terhadap pengelola modal dalam hal modal, cara, dan/atau objek investasi atau sektor
bisnis.
Misalnya seperti, tidak boleh mencampurkan modal yang dimiliki oleh pemilik
modal dengan modal lainnya, tidak menginvestasikan modalnya di transaksi penjualan
cicilan tanpa penjamin dan lain sebagainya. Mudharabah jenis ini disebut juga dengan
mudharabah terikat. Jika pengelola modal bertindak yang tidak sesuai dengan syarat-
syarat yang diberikan oleh pemilik modal. Maka pengelola dana harus
bertanggungjawab terhadap akibat yang terjadi, termasuk juga konsekuensi keuangan.
B A B 6 S y i r k a h D e n g a n A k a d M u d h a r a b a h | 148
3. Mudharabah Musytarakah
Adalah mudharabah dimana pengelola modal menyertakan modal dalam
bentuk kerja sama investasi. Di awal kerjasama, akad yang disepakati merupakan akad
mudharabah dengan modal 100% dari pemilik modal. Namun setelah berjalannya
usaha dengan pertimbangan tertentu dan juga kesepakatan dengan pemilik modal,
pengelola dana ikut menanamkan modalnya dalam usaha tersebut. Jenis mudharabah
ini adalah perpaduan antara akad mudharabah dengan akad musyarakah.
Al-Qur’an
“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi, dan carilah
karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.”
(QS : Al-Jumu’ah [ 62 ] : 10)
“Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu’amalah tidak secara tunai) sedang kamu
tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang
dipegang (oleh yang berpiutang) Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai
sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya
(hutang-nya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah
kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian.Dan barangsiapa yang
menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
(QS : Al-Baqarah [2] : 283)
B A B 6 S y i r k a h D e n g a n A k a d M u d h a r a b a h | 149
As-Sunah
Dari Shalih bin Suaib bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“3 hal yang didalamnya terdapat keberkatan: jual beli secara tangguh, muqaradhah
(mudharabah), dan mencampuradukan gandum dengan jewawut untuk keperluan
rumah tangga bukan untuk dijual”.
(HR. Ibnu Majah)
2. Objek Mudharabah
Modal
Modal yang diserahkan bisa berbentuk uang atau asset/harta lainnya
yang dinilai sebesar nilai wajar. Dalam hal tersebut modal harus jelas jumlah
dan juga jenisnya. Modal harus tunai dan tidak boleh hutang. Tanpa adanya
setoran dana/modal, berarti pemilik modal tidak memberikan kontribusi
apapun. Modal harus diketahui dengan jelas jumlahnya, sehingga bisa
dibedakan dari keuntungannya.
Pengelola modal tidak diperbolahkan untuk memudharabahkan
kembali modal yang sudah dimudharabah. Dan jika hal tersebut terjadi maka
bisa dianggap sebagai suatu pelanggaran, kecuali atas izin dari pemilik modal.
Pengelola modal tidak diperkenankan untuk meminjamkan modal kepada
orang lain. Dan jika hal tersebut terjadi maka bisa dianggap sebagai
pelanggaran, kecuali jika diizinkan oleh pemilik modal. Pengelola modal
mempunyai kebebasan untuk mengatur modal menurut pemikirannya sendiri
dan kebijaksanaannya, selama hal tersebut tidak dilarang secara agama atau
syariah.
Kerja
Kontribusi dari pengelola modal bisa berbentuk keahlian,
ketrampilan, selling skill, dan lain sebagainya. Kerja adalah hak dari pengelola
modal dan tidak boleh diintervensi atau diikut campur tangani oleh pemilik
modal. Pengelola modal harus menjalankan usahanya sesuai dengan
ketentuan syariah. Pengelola modal harus mematuhi semua ketetapan yang
terdapat dalam kontrak.
Dalam hal pemilik modal tidak melakukan kewajiban atau melakukan
pelanggaran terhadap kesepakatan, padahal pengelola modal sudah
menerima dan bekerja. Maka pengelola modal berhak untuk memperoleh
imbalan, ganti rugi, atau upah.
4. Nisbah Keuntungan
Nisbah adalah besaran yang dipakai untuk pembagian keuntungan,
yang menggambarkan imbalan yang berhak untuk diterima oleh ke-2 pihak
yang bermudharabah atas keuntungan yang didapatkan.
Pengelola modal memperoleh imbalan atas kinerja-nya, sedangkan
pemilik modal memperoleh imbalan atas penyertaan modalnya. Nisbah
keuntungan ini harus diketahui dengan jelas oleh kedua belah pihak. Hal
tersebut dengan tujuan untuk mencegah terjadinya perselisihan antara para
pihak yang bersyirkah tentang cara pembagian keuntungan. Perubahan nisbah
keuntungan ini harus disepakati oleh kedua belah pihak. Pemilik modal tidak
boleh meminta pembagian keuntungan dari kegiatan usaha dengan
menyatakan jumlah nominal-nya, karena dapat menimbulkan riba.
syirkah tersebut, kemudian hasil penjualannya dibagikan kepada para pemodal sesuai
dengan proporsi penyertaan modalnya dalam usaha syirkah tersebut.
Misalnya suatu usaha syirkah dengan akad mudharabah yang telah berakhir
jangka waktu syirkahnya dan para pihak yang bersyirkah sepakat untuk tidak
meneruskan akad syirkah tersebut, dan telah disepakati juga bahwa proses likuidasi
usaha syirkah tersebut dengan cara menjual seluruh aset usaha syirkah yang ada
kemudian hasil penjualannya dibagikan kepada para investor yang berjumlah 3 orang
dimana pada saat usaha tersebut dinyatakan dibubarkan modal yang tertera di neraca
adalah 800jt dimana investor A memiliki penyertaan modal 400 jt, investor B memiliki
penyertaan modal 300jt, dan pihak C memiliki penyertaan modal 100jt.
Setetlah melalui proses penjualan aset, ternyata hasil dari penjualan aset
tersebut menghasilkan hasil penjualan sejumlah 600jt, maka 400jt tersebut dibagikan
kepada tiga investor tersebut berdasarkan proporsi penyertaan modalnya, yaitu
sebagai berikut:
terjadi pada suatu usaha syirkah tersebut tanpa harus hadir secara fisik, dimana ketika
laporan sudah di terbitkan maka barulah pengelola bisa mengambil hak keuntungannya
sesuai dengan laporan yang telah dibuat dan diterbitkan kepada pemodal tersebut.
Kemudian jika terjadi perbedaan antara laporan yang dibuat mudharib dan
permintaan shahibul maal atau pemodal, maka yang menjadi acuan adalah laporan
yang dibuat dan diterbitkan oleh mudharib, kecuali jika ada bukti bahwa mudharib
adalah amin(orang yang mendapatkan amanah). Dia dipercaya untuk mengelola modal
milik sohibul mal. Sehingga status mudharib adalah yad al-amanah.
Jika mudharib melaporkan bahwa usahanya tidak ada untung, sementara
pemodal meng klaim ada untung dan meminta bagi hasil, maka diposisi ini, klaim
pemodal harus diiringi dengan bukti-bukti yang otentik. Sementara jika pemodal tidak
bisa menunjukan bukti-bukti bahwa usaha syirkahnya mengalami keuntungan maka
pihak yang menang adalah mudharib atau pengelola syirkah tersebut.
Bagi hasil dilakukan pada saat usaha syirkah tersebut mengalami keuntungan,
tidak perlu menunggu balik modal terlebih dahulu, karena jika ini dilakukan maka
syirkah ini telah melanggar prinsip keadilan dalam syirkah, dikarenakan jika menunggu
balik modal dulu berarti pemodal lebih memiliki kepastian mendapatkan keuntungan
daripada pengelola.
Dalam hal pembagian keuntungan atau kerugian dalam bentuk materi dalam
syirkah dengan menggunakan akad muhdarabah sebenarnya tidak ada isltilah profit
and loss sharing karena jika syirkah mengalami kerugian yang bukan disebabkan oleh
kelalaian pengelola maka kerugian materi sepenuhnya ditanggung oleh pemodal,
pengelola hanya menanggung kerugian berupa waktu, pikiran dan tenaga selama
mengelola usaha syirkah tersebut yang tidak mendapatkan apa-apa.
Pembagian hasil usaha dalam syirkah dengan menggunakan akad mudharabah
dapat dilakukan berdasarkan pengakuan penghasilan usaha mudharabah, dalam
praktiknya dapat diketahui dari laporan laba rugi yang diterbitkan oleh pengelola.
Untuk menghindari perselisihan dalam hal biaya yang dikeluarkan oleh pengelola dana,
dalam surat akad perjanjian syirkah harus disepakati biaya-biaya apa yang dapat
dikurangkan dari pendapatan.
Secara Garis besar Agar suatu usaha syirkah benar-benar sesuai dengan syariat
Islam maka baiknya harus memenuhi beberapa persyaratan berikut ini :
1. Ada pembagian keuntungan maupun kerugian diantara pihak yang bersyirkah
dimana untuk pembagian keuntungannya di dasarkan pada nisbah yang
ditentukan di awal dan berdasakan hasil rill usaha syirkah tersebut yang di
cerminkan dari laporan keuangan yang di terbitkan oleh pengelola syirkah
tersebut.
2. Sedangkan untuk pembagian kerugian yang bukan di sebabkan kelalaian
pengelola maka kerugian materi tersebut harus ditanggung sepenuhnya oleh
pemilik modal, dan jika pemilik modalnya lebih dari 1 maka kerugian tersebut
harus di bagi diantara investor sesuai dengan proporsi peyertaan modal dalam
usaha syirkah tersebut, dan pengelola hanya menganggung kerugian berupa
waktu, pikiran, skill dan tenaga selama mengelola usaha syirkah tersebut yang
tidak mendapat apa-apa kareana usaha syirkahnya mengalami kerugian.
Sekarang untuk melihat apakah suatu usaha syirkah tersebut syirkahnya sudah
benar-benar sesuai dengan syariat Islam atau hanya namanya saja tinggal dibandingkan
dengan prinsip syirkah tersebut diatas.
Pertama, apakah pembagian keuntungannya didasarkan pada nisbah yang di
tetapkan diawal dan berdasarkan hasil riil usaha syirkah tersebut atau berdasarkan
B A B 6 S y i r k a h D e n g a n A k a d M u d h a r a b a h | 157
jumlah yang ditetapkan diawal atau berdasarkan presentase jumlah modal yang
diberikan investor ?
Jika pembagian keuntungannya berdasarkan jumlah yang tetap dan
ditentukan diawal atau berdasarkan presentase dari modal yang di berikan misalnya
mau usaha syirkahnya untung atau rugi investor minta bagi hasilnya ditetapkan diawal
10 jt perbulan atau 5% per bulan dari dana yang ia sertakan pada usaha syirkah
tersebut, jika hal ini terjadi, maka sudah dapat dipastikan usaha syirkah tersebut
mungkin hanya namanya saja yang syariah, praktik syirkahnya masih mengandung riba
yang di haramkan dalam syariat Islam
Kemudian pertanyaan kedua, jika usaha tersebut mengalami kerugian yang
bukan disebabkan oleh kelalaian pengelola, apakah investor mau mennanggung
kerugian materi dari kerugian usaha syirkah tersebut? Jika investornya mau
menanggung kerugian materi atas kerugian syirkah tersebut maka syirkahnya sudah
sesuai dengan syariat Islam, namun jika investor tetap ingin balik modal dulu dan tidak
ingin menanggung kerugian materi atas kerugian usaha syirkah tersebut maka
syirkahnya masih mengandung riba.
Mudah-mudahan dengan dua pertanyaan tersebut bisa meembantu kita
mempermudah untuk melakukan analisis terhadap suatu syirkah apakah syirkahnya
sudah benar-benar sesuai dengan syariah.
Pembahasan
Pertama cari dulu berapa jumlah keseluruhan modal yang ada di usaha siomay
tersebut pada tahun yang bersangkutan:
Karena pada tahun tersebut tidak ada informasi terkait penambahan maupun
pengurangan modal sehingga jumlah modal yang tercantum pada neraca tetap yaitu
Rp2.500.000 dengan rician 2 jt modal milik bapak hasan dan 500rb milik bapak Yusuf.
Di laba rugi tahun 2018 mencatat bahwa kerugian usaha siomay yang bukan
diakibatkan oleh kelalaian pengelola adalah 400rb. cara menghitung pembagian ruginya
ialah kita bisa menggunakan konsep yang telah kita pelajari tentang pembagian
kerugian dalam syirkah mudharabah yaitu kerugian di bagi berdasarkan porsi
kepemilikan modal yaitu sebagai berikut:
mitra lainnya, inilah salah satu yang membedakan antara syirkah mudharabah yang
pengelola memiliki hak penuh terhadap modal yang diamanatkan kepadanya
sedangkan dalam musyarakah yang merupakan kemitraan sesungguhnya setiap
kebijakan atau keputusan yang diambil harus mendapat persetujuan dari semua pihak
yang bersyirkah atau juga boleh menunjuk salah seorang yang dijadikan pengambil
keputusan utama.
Setiap mitra harus memberi kontribusi dalam pekerjaan dan ataupun modal
dan ia menjadi wakil mitra lain juga sebagai agen bagi usaha syirkah musyarakahnya.
Sehingga seorang mitra tidak bisa lepas tangan dari aktivitas yang dilakukan mitra
lainnya dlam menjalankan aktivitas bisnis yang normal.
Dengan bergabungnya dua orang atau lebih diharapkan hasil yang diperoleh
dari usaha syirkah dengan akad musyarakah ini lebih besar dibandingkan degan
menjalankan usaha sendiri-sendiri tanpa bekerjasama, karena didukung oleh akumulasi
modal yang lebih besar baik modal dalam bentuk materi ataupun modal dalam bentuk
pengetahuan dan keterampilan, relasi bisnis yang lebih luas, pengendalian yang lebih
tinggi dan lain sebagainya.
Apabila usaha syirkah dengan akad musyarakah tersebut mengalami
keuntungan maka keuntungan tersebut dibagi berdasarkan nisbah atau presentase
yang ditetapkan dan disepakati oleh semua pihak yang terlibat dalam syirkah diawal
akad, dan jika usaha syirkah mengalami kerugian maka kerugian dibagi berdasarkan
presentase modal dari masing-masing pihak yang bersyirkah, mengenai prinsip bagi
hasil dan kerugian di akad musyarakah ini hampir sama dengan syirkah dengan akad
mudharabah. Dimana hal tersebut sesuai dengan prinsip sistem keuangan syariah yaitu
bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam suatu transaksi harus bersama-sama
menanggung (berbagi resiko).
Pada dasarnya, atas modal yang ditanamkan tidak boleh ada jaminan dari
mitra lainnya, karena bertentangan dengan prinsip untung muncul bersama risiko (Al-
ghunmu bi Al-ghurni). Namun demikian untuk mencegah mitra melakukan kelalaian,
melakukan kesalahan yang disengaja atau melanggar perjanjian yang sudah disepakati,
diperbolehkan meminta jaminan dari mitra lain atau pihak ketiga. Tentu saja jaminan
tersebut baru bisa dicairkan apabila ia terbukti melakukan penyimpangan. Dalam PSAK
No.106 ini dijelaskan beberapa contoh kesalahan yang disengaja seperti:
Pelanggaran terhadap akad, seperti (1)penyalahgunaan dana investasi,
manipulasi biaya dan juga pendapatan dari operasional. (2)Pelaksanaan usaha yang
tidak sesuai dengan prinsip syariah.
Dalam Musyarakah dapat ditemukan aplikasi ajaran Islam tentang ta’awun
(gotong-royong), ukhuwah (persaudaraan) dan keadilan. Keadilan sangat terasa ketika
penentuan nisbah untuk pembagian keuntungan yang bisa saja berbeda dari porsi
B A B 7 S y i r k a h D e n g a n A k a d M u s y a r a k a h | 163
modal karena disesuaikan oleh faktor lain selain modal misalkan keahlian,pengalaman,
ketersedian waktu dan sebagainya. Selain itu keuntungan yang dibagikan kepada
pemilik modal merupakan keuntungan rill. Bukan merupakan nilai nominal yang telah
ditetapkan sebelumnya seperti yang terjadi di bank konvensional ribawi yang jika ini
dilakukan maka syirkah dengan akad musyarakahnya menjadi bathil karena
mengandung riba yang diharamkan dalam syariat Islam. Prinsip keadilan juga terasa
ketika orang yang punya modal lebih besar akan menanggung risiko kerugian finansial
yang juga lebih besar.
Selain musyarakah, terdapat juga kontrak investasi untuk bidang pertanian
yang pada prinsipnya sama dengan prinsip syirkah. Bentuk kontrak bagi hasil yang
diterapkan pada tanaman pertanian setahun dinamakan muzaraah. Bila bibitnya
berasal dari pemilik tanah, maka disebut mukhabarah. Sedangkan bentuk kontrak bagi
hasil yang diterapkan pada tanaman pertanian tahunan disebut musaqat(karim, 2003).
Untuk menghindari persengketaan dikemudian hari, sebaiknya akad kerja
sama dibuat secara tertulis dan dihadiri para saksi, yang walaupun saksi dalam syariat
Islam hukumnya tidak sampai pada wajib namun sunah, tetapi alahkah baiknya jika
surat akad perjanjian syirkah itupun dihadiri para saksi. Akad perjanjian syirkah tersebut
harus mencakup berbagai macam aspek antara lain terkait besaran modal dan
penggunaanya (Tujuan usaha musyarakah), pembagian kerja diantara para mitra,
nisbah yang digunakan sebagai dasar pembagian hasil usaha, priode pembagiannya dan
lain sebagainya. Apabila terjadi hal yang tidak di inginkan, atau terjadi persengketaan
para pihak dapat merujuk kepada kontrak yang telah disepakati bersama. Apabila
terjadi sengketa dan tidak terdapat kesepakatan diantara para pihak yang bersengketa
maka penyelesaiannya dilakukan berdasarkan putusan intitusi yang berwenang,
misalnya badan arbitrase syariah.
2. Musyarakah Al’uqud,
Musyarakah al’uqud adalah kemitraan yang tercipta dengan melalui
kesepakatan antara dua orang atau lebih untuk melakukan kerjasama dalam pencapai
tujuan tertentu. Setiap mitra bisa berkontribusi dengan menggunakan modal atau
dengan bekerja serta berbagi keuntungan dan juga kerugian.
Musyarakah jenis ini bisa dikatakan sebagai kemitraan yang sesungguhnya,
karena para mitra yang terlibat secara sukarela berkeinginan untuk melakukan
kerjasama investasi dengan berbagi keuntungan atau pun resiko. Berbeda dengan
syirkah Al-Milk, dalam kerjasama jenis ini setiap mitra dapat bertindak sebagai wakil
dari pihak lainnya. Musyarakah Al’Uqud ini dibagi menjadi 4 jenis yaitu sebagai berikut
:
B A B 7 S y i r k a h D e n g a n A k a d M u s y a r a k a h | 165
C. Musyarakah ‘Inan
Musyarakah ‘Inan atau negosiasi adalah bentuk kerja sama dimana komposisi
dan kedudukan para pihak yang terlibat adalah tidak sama, baik dalam hal modal atau
pekerjaan. Tanggung jawab dari para mitra ini berbeda satu dengan yang lainnya dalam
mengelola usaha. Setiap mitra bertindak sebagai agen atau kuasa dari kemitraan yang
dibentuk, namun bukan sebagai penjamin untuk mitra yang lainnya.
Namun demikian kewajiban terhadap pihak ke-3 ini bersifat masing-masing,
artinya tidak ditanggung secara bersama-sama. Seorang mitra tidak mempunyai
tanggungjawab terhadap kewajiban yang dibuat oleh mitra lainnya.
Setiap mitra bertindak sebagai agen untuk kepentingan pihak lain dan terbatas
hanya pada hubungan diantara para mitra. Dalam artian hanya mitra yang melakukan
B A B 7 S y i r k a h D e n g a n A k a d M u s y a r a k a h | 168
transaksi yang bersangkutan saja yang dapat mengajukan gugatan kepada pihak lain
yang telah melakukan hubungan perjanjian dengannya dan pihak ketika tersebut hanya
dapat melakukan tindakan hukum terhadap mitra yang melakukan perjanjian
dengannya saja. Hal ini disebabkan karena dalam kemitraan inan, diantara para mitra
hanya saling memberikan kuasa, tetapi tidak saling memberikan penjaminan. Sebagai
konsekuensinya, seorang mitra tidak bertanggung jawab terhadap kewajiban yang
dibuat oleh mitra lainnya.
Utang yang didapatkan oleh seorang mitra tidak bisa ditagih atau dituntut
kepada mitra yang lainnya. Keuntungan yang didapatkan akan dibagi sesuai dengan
kesepakatan, sedangkan kerugian akan dibagi secara proporsional sesuai dengan
kontribusi dana atau modal.
B A B 7 S y i r k a h D e n g a n A k a d M u s y a r a k a h | 169
Musyarakah Mufawwadhah
Musyarakah mufawwadhah adalah kerjasama dimana kedudukan dan juga
komposisi para pihak yang terlibat harus sama, baik dalam hal pekerjaan, modal,
keuntungan, agama, atau resiko kerugian. Setiap mitra mempunyai kewenangan penuh
untuk bertindak atas dan bagi nama pihak lain. Konsekunsi-nya, setiap mitra
sepenuhnya bertanggungjawab terhadap tindakan hukum dan berbagai komitmen dari
para mitra lainnya yang berhubungan dengan kemitraan tersebut.
Dengan begitu, tuntutan dari pihak ke-3 bisa diajukan kepada setiap mitra, dan
secara bersama mempunyai tanggungjawab atas kewajiban kemitraan tersebut.
Sepanjang kewajiban yang ada memang muncul dari operasional bisnis syirkah
tersebut. Sebaliknya, setiap mitra bisa mengajukan tuntutan atas pihak ke-3 tanpa
harus memperhatikan apakah mitra yang bersangkutan terlibat langsung dengan
transaksi yang menimbulkan tuntutan tersebut. Bentuk musyarakah ini mirip dengan
firma. Namun dalam firma jumlah modal yang disetor tidak harus sama.
Terlepas dari jenisnya, akad kerjasama diperbolehkan secara syariat Islam
asalkan memenuhi rukun dan ketentuan syariahnya, dimana hal ini sesuai dengan
prinsip dalam fiqh muamalah yang telah kita pelajari bersama di bagian 1 tentang fiqh
muamalah sebagai pondasi syirkah bahwa dalam fiqh muamalah semuanya
diperbolehkan kecuali jika ada nash Al-Qur’an atau Hadits yang melarangnya maka hal
tersebut menjadi terlarang atau haram secara hukum syariat Islam, namun jika tidak
ada yang melarangnya baik di Al-Qur’an maupun Hadits maka hukumnya adalah mubah
atau boleh.
1. Musyarakah Permanen
2. Musyarakah Menurun
Nisbah 50 50
Hak sebagai pengelola =50 jt /2
Mitra A = 25jt
Mitra B = 25 jt
Hak sebagai investor
Mitra A = 50jt x 26,7 % =Rp13.350.000
Mitra B = 50jt x 73,3% =RP36.650.000
Total bagi hasil yang di peroleh para mitra
Mitra A = 25 jt + Rp13.350.000=Rp38.350.000
Mitra B = 25jt + Rp 36.650.000 = Rp61.650.000
Artinya: Daud berkata “sesungguhnya dia telah berbuat zalim kepadamu dengan
meminta kambing-mu itu untuk ditambahkan kepada kambing-nya. Dan
sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian mereka
berbuat zalim kepada sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh; dan amat sedikit-lah mereka ini”. Dan Daud mengetahui
bahwa Kami mengujinya; maka ia meminta ampun kepada Tuhannya lalu
menyungkur sujud dan bertaubat.
(QS. Shad [38]:24)
As-Sunah
Hadits Qudsi:
“Aku (Allah) adalah pihak ke-3 dari 2 orang yang berserikat, sepanjang salah seorang
dari keduanya tidak berkhianat terhadap yang lainnya. Jika seorang berkhianat
terhadap yang lainnya maka Aku keluar dari keduanya”.
(HR Abu Dawud dan Al Hakim dari Abu Hurairah).
B A B 7 S y i r k a h D e n g a n A k a d M u s y a r a k a h | 173
“Pertolongan Allah tercurah atas 2 pihak yang berserikat, sepanjang keduanya tidak
saling berhianat”.
(HR Muslim)
2.Objek Musyarakah
Modal
a. Modal yang disertakan harus secara tunai.Modal yang disertakan bisa berbentuk
uang, emas, asset dagang, perak, lisensi, hak paten, dan lain sebagainya. Jika
modal yang disertakan dalam bentuk non kas, maka harus ditentukan nilainya
terlebih dahulu dan harus disepakati bersama.
b. Modal yang disertakan oleh setiap mitra harus digabungkan. Tidak diperbolehkan
untuk memisah modal dari setiap mitra untuk kepentingan khusus. Misalnya
seperti, modal yang satu khusus untuk mendanai pembelian bangunan, sedangkan
modal yang lainnya digunakan untuk mendanai pembelian peralatan kantor.
B A B 7 S y i r k a h D e n g a n A k a d M u s y a r a k a h | 174
c. Dalam kondisi yang normal, setiap mitra mempunyai hak yang sama yaitu
mengelola asset kemitraan. Mitra tidak diperbolehkan meminjam uang dengan
mengatasnamakan usaha musyarakah. Mitra juga tidak boleh meminjamkan uang
kepada pihak ke-3 yang berasal dari modal yang ada, menyumbang atau
menghibahkan uang tersebut, kecuali jika disepakati bersama.
d. Seorang mitra tidak diperkenankan untuk mencairkan atau menginvestasikan
modal kemitraan untuk kepentingan dirisendiri, serta tidak boleh terdapat
peminjaman modal, dimana seorang mitra tidak dapat menjamin modal dari mitra
yang lainnya. Karena musyarakah ini berdasarkan pada prinsip Al-Ghunmu bi Al-
Ghurni. Namun, seorang mitra bisa meminta mitra yang lain untuk menyediakan
jaminan. Dimana jaminan-nya ini baru bisa dicairkan jika mitra tersebut
melakukan kesalahan atau kelalaian yang dilakukan secara sengaja.
e. Modal yang ditanamkan tidak boleh dipakai untuk mendanai investasi atau proyek
yang dilarang oleh Islam.
Kerja
a. Partisipasi dari para mitra dalam pekerjaan adalah dasar dari pelaksanaan
musyarakah. Tidak dibenarkan jika salah seorang diantara mitra tersebut
menyatakan tidak ikut serta untuk menangani pekerjaan dalam kemitraan.
b. Mitra yang mempunyai porsi kerja lebih banyak boleh meminta bagian dari
keuntungan yang diperoleh lebih besar.
c. Setiap mitra bisa bekerja atas nama pribadi atau pun mewakili mitra lainnya.
d. Para mitra harus melaksanakan usaha sesuai dengan syariah Islam.
e. Seorang mitra yang menjalankan pekerjaan di luar wilayah tugas yang sudah
disepakati, berhak untuk mempekerjakan orang lain untuk menjalankan
perkerjaan-nya tersebut. Dia mempunyai hak untuk menerima upah yang sama
dengan yang dibayar untuk pekerjaan tersebut di tempat lainnya. Karena biaya
pekerjaan tersebut menjadi tanggungan dari usaha musyarakah.
f. Apabila seorang mitra mempekerjakan pekerja lain untuk menjalankan tugas yang
menjadi bagiannya, maka biaya yang muncul harus ditanggung sendiri oleh mitra
yang bersangkutan.
g.
3. Ijab Kabul
Adalah pernyataan dan ekspresi saling ikhlas atau rela diantara para pihak
pelaku akad yang dilakukan secara tertulis, verbal dengan melalui korespondensi atau
berbagai cara komunikasi modern.
B A B 7 S y i r k a h D e n g a n A k a d M u s y a r a k a h | 175
4. Nisbah Keuntungan
a. Nisbah dibutuhkan untuk pembagian keuntungan dan juga harus disepakati oleh
para mitra di awal akad. Sehingga resiko perselisihan yang terjadi diantara mitra
bisa diminimalisir atau dihilangkan.
b. Perubahan nisbah harus didasarkan pada kesepakatan pihak yang terlibat
didalamnya.
c. Keuntungan harus bisa dikuantifikasi dan juga ditentukan apa yang menjadi
dasar perhitungan keuntungan tersebut.
d. Keuntungan yang dibagikan harus menggunakan nilai realisasi.
e. Mitra tidak boleh menentukan bagian dari keuntungan dengan menyatakan nilai
nominal tertentu, karena hal tersebut sama dengan riba dan melanggar prinsip
keadilan.
f. Diperbolehkan untuk mengalokasikan keuntungan bagi pihak ke-3, misalnya
disumbangkan untuk organisasi kemanusiaan atau untuk cadangan.
g. Jika terjadi suatu kerugian akan dibagi secara proporsional sesuai dengan modal
yang disetorkan. Untuk musyarakah yang sifatnya berkelanjutan dibolehkan
untuk menunda alokasi kerugian dan dikompensasikan dengan keuntungan
pada periode selanjutnya.
dari yang lain dan ia mungkin lebih kuat ketimbang yang lainnya dalam
melaksanakan pekerjaan. Karenanya ia diizinkan untuk menuntut lebih dari
bagian keuntungannya.”
Imam Hanafi dan Hambali juga berargumentasi bahwa keuntungan adalah
bukan hanya hasil dari modal, melainkan hasil interaksi antara modal dan kerja. Bila
salah satu mitra lebih berpengalaman,ahli, dan teliti dari yang lainnya, dibolehkan
baginya untuk mensyaratkan bagi dirinya sendiri suatu bagian tambahan dari
keuntungan sebagi ganti dari sumbangan kerja yang lebih banyak. Mereka merujuk
pada perkataan Ali bin Abi Thalib r.a: “Keuntungan harus sesuai dengan yang mereka
tentukan, sedangkan kerugian harus proporsional dengan modal mereka.”
Nisbah bisa ditentukan sama untuk setiap mitra 50;50 atau 70:30 (misalnya)
atau proporsional dengan modal masing-masing mitra. Begitu para mitra sepakat atas
nisbah tertentu berarti dasar inilah yang digunakan untuk pembagian keuntungan.
Jika salah seorang mitra keluar dari kemitraan baik dengan cara mengundurkan
diri, meninggal dunia, atau pun hilang akal, maka kemitraan tersebut dikatakan bubar.
Karena musyarakah ini berawal dari kesepakatan dengan tujuan untuk bekerjasama dan
setiap mitra mewakili mitra yang lainnya dalam kegiatan operasional usaha.Dengan
tidak ada lagi salah seorang mitra, hal ini berarti hubungan perwakilan juga dianggap
sudah tidak ada lagi.
Walaupun ada salah seorang mitra yang keluar atau mengundurkan diri dari
kemitraan, namun syirkah musyarakah ini masih ingin dilanjutkan maka bisa dengan
membuat akad baru lagi dengan sejumlah mitra yang masih ingin melanjutkan syirkah
dengan akad musyarakah ini.
Pembagian Laba rugi dalam pembubaran syirkah Musyarkah
Ketika syirkah dengan akad musyarakah dikatakan berakhir dikarenakan
memenuhi salah satu atau lebih tiga kriteria yang telah disebutkan diatas, maka harus
dilakukan proses at- tandhidh (pencairan aset) atau dikenal juga istilah liquidasi untuk
seluruh aset-aset dari syirkah musyarakah tersebut, prosesnya bisa dilakukan dengan
dua cara yaitu:
B A B 7 S y i r k a h D e n g a n A k a d M u s y a r a k a h | 177
2. Setiap Anggota Syirkah yang turut terlibat dalam pengelolaan syirkah, wajib
mengedepankan asas maslahat bagi usaha syirkah. Anggota tidak berhak
untuk mengelola usaha syirkah yang tidak menguntungkan bagi syirkah
apalagi membahayakan, seperti hibah atau memberikan piutang kepada
pihak atau orang yang tidak tepat. Kecuali jika ada izin dari anggota syirkah
yang lain, sehingga semua anggota syirkah harus benar-benar menjaga
amanah yang diberikannya dari syirkah dengan akad musyarakah ini.
4. Boleh mengangkat CEO atau direktur dan juga karyawan selain dari anggota
syirkah dengan ujrah atau gaji yang telah ditentukan diawal bukan
mendapakan bagi hasil, dikarenakan bagi hasil hanya diperuntukan bagi
anggota dari syikrah ini serta biaya gaji untuk karyawan atau CEO tersebut
harus dimasukan kedalam komponen biaya pengurang pendapatan atau
penjualan di laporan laba rugi.
6. Anggota syirkah yang ikut bekerja, tidak boleh diberikan gaji atau upah atas
kinerjanya. Akan tetapi bisa dilakukan dengan cara meningkatkan prensetase
yang lebih besar bagi yang ikut mengelola usaha syirkah musyarakah
tersebut.
Anak panah dalam undian tersebut disebut dengan saham, karena dia
mewakili bagian keikut sertaan dalam kegiatan itu. Secara Istilah saham berarti surat
bukti kepemilikan atau bagian modal suatu perseroan atau suatu usaha syirkah, yang
dapat diperjualbelikan yang sekaligus menjadi klaim atas penghasilan dan aktiva
perusahaan.
B A B 7 S y i r k a h D e n g a n A k a d M u s y a r a k a h | 179
Fiqh Saham
Mengenai hal ini ada beberapa ulama yang memiliki beberapa perbedaan
pendapat diantaranya:
Pertama, Saham seperti barang dagangan , sehingga tanpa memandang
berapa nilai aset perusahaan yang diwakili oleh saham itu. Ini adalah pendapat Syaikh
Jadul Haq- mantat yaikul azhar dan beberapa ulama kontemporer lainnya. (Fatwa
Islamiyah fi Al-Qadhaya Al-Iqtishadiyah, jadul Haq halaman 318).
Alasan pendapat beliau adalah sebagai berikut:
1. Menurut undang-undang, saham tidak memiliki hak terhadap aset
perusahaan. Semua aset perusahaan merupakan milik perusahaan itu sendiri,
sehingga syirkah di ibaratkan seperti satu orang yang memiliki perusahaan.
Hanya saja aturan ini sifatnya terbatas, tidak mengikat semua saham di dunia. Sehingga
yang benar, tidak bisa dijadikan batasan untuk semua saham
2. Bahwa saham di masyarakat itu seperti harta yang bisa diperdagangkan,
bahkan disana ada pasarnya. Dalam pedagangan saham, bisa untung dan bisa
juga rugi, saham mengikuti indek harga pasar saham tersebut.
Meskipun alasan ini tidak mempengaruhi status saham sebagai surat bukti yang
mewakili kepemilikan aset, sebagaimana yang diutarakan pada poin pertama.
Kedua, saham adalah bukti yang mewakili kepemilikaan terhadap aset
perusahaann, dan ini pendapat mayoritas ulama kontemporer, mereka beralasan
syirkah menurut fiqh dibangun diatas 2 prinsip yaitu :
1. Pengelola mengatur hartanya sendiri yang menjadi sahamnya dalam syirkah.
2. Prinsip wakalah, dimana pengelola menjadi wakil atas harta orang lain yang
memiliki saham dalam syirkah, konsekuensi dari gabungan ini ialah :
a. Pengelola syirkah tidak harus selalu meminta izin kepada rekan-
rekan lainnya yang memiliki saham dalam usaha syirkah tersebut(
khusus untuk syirkah dengan akad mudharabah).
b. Pemilik saham dalam syirkah adalah pemilik aset yang ada dalam
syirkah.
Dan dikenal dalam fiqh, bahwa syirkah diibaratkan satu orang yang memiliki
semua aset syirkah, sebagaimana pendapat yang diutarakan pada pendapat pertama.
(Al- Muamalah Al-Maliyah Al-Muashirah, Dr. Sa’ad Al-Khatslan, hlm 46)
Takyif fiqh saham syirkah menurut jumhur ulama yang lebih kuat dan sesuai
dengan keterangan para ulama fiqh, adalah sebagai berikut sebagaimana Kita lihat
beberapa keterangan mereka.
B A B 7 S y i r k a h D e n g a n A k a d M u s y a r a k a h | 180
Keterangan Al-Mawardi
Akad syirkah berliku aturan dalam pengelolaan yang dilakukan pihak pengelola
terhadap hak rekannya, mengikuti asas wakalah (Al-Hawi Al-Kabir, 6/1071).
Keterangan An-Nawawi
Pengelolaan yang dilakukan pihak pengelola syirkah itu seperti menjadi wakil
bagi pihak lain, pemilik saham syirkah.(Raudhah at-Thalibin, 3/283).
Zakat Saham
Zakat saham telah dibahas di pertemuan Majma’ Fiqh Islami di daurah ke-4
menghasilkan keputusan no 28 yang menegaskan beberapa hal sebagai berikut:
Pertama, wajibnya zakat saham bagi pemiliknya. Dan Pengelola syirkah bisa
mengeluarkan zakatnya mewakili pemilik saham, jika itu menjadi aturan perusahaan
atau ada aturan dari pemerintah yang mewajibkan perusahaan mengeluarkan zakatnya
kepada perusahaan.
Kedua, Manjemen perusahaan yang mengeluarkan zakat saham, diibaratkan
seperti seseorang yang mengeluarkan zakat harta pribadinya. Artinya, aset yang dimiliki
para pemilik saham di ibaratkan seperti harta satu orang.
harga yang sama dengan nilai saham yang tertera pada surat saham atau lebih sedikit
atau lebih banyak.
Namun Jika perusahaan tersebut baru dirintis, sehingga perusahaan tersebut
belum beroprasi dan kekayaannya masih dalam bentuk dana(uang) yang tersimpan,
maka sahamnya tidak boleh diperjualbelikan, kecuali dengan nilai yang sama yang
tertera surat saham tersebut dan pembayaran dilakukan secara kontan, sebagaimana
ketentuan dalam sharf (tukar-menukar uang). Karena setiap surat berharga atau saham
suatu perusahaan ini mewakili sejumlah modal yang masih tersimpan dan bukan aset.
Sehingga apabila diperjual-belikan lebih mahal dari nilai yang tertera pada surat saham,
berarti telah terjadi praktek riba.
B A B 8 C a r a m e m b u a t a k a d s y i r k a h | 184
S
ekarang pak Syamil dan pak Devi sudah memutuskan mengenai syirkah usaha
peternakan sapinya menggunakan akad musyarakah dimana Pak Devi dan Pak
Syamil sama-sama berkontribusi modal dan juga keahlian untuk bersama-sama
mengelola usaha syirkah peternakan sapi ini, namun yang jadi permasalahan sekarang
bagaimana mencamtumkan ketentuan-ketentuan seperti besarnya nisbah bagi hasil,
jangka waktu syirkah, pengakuan pendapatan dan beban, biaya-biaya apa saja yang
boleh dikurangkan di laporan laba rugi usaha syirkah ini dan ketentuan-ketentuan
lainnya kedalam suatu surat akad pernjanjian syirkah yang bisa mengikat keduabelah
pihak. Di bab ini kita akan membahas secara lengkap bagaimana cara membuat suatu
surat akad perjanjian syirkah yang bisa menjadi pengikat syirkah yang kuat antara para
mitra yang bersyirkah, serta sangat berguna untuk meminimalisir kemungkinan adanya
sengketa dalam syirkah.
menimbulkan konsekuensi berupa hak dan kewajiban para pihak sesuai dengan isi dari
klausal atau pasal-pasal yang tertulis dalam surat akad perjanjian syirkah tersebut. Yang
jika salah satu atau lebih mitra yang bersyirkah itu melakukan tindakan yang tidak
sesuai dengan isi akad perjanjian syirkah tersebut maka bisa disebut mitra syirkah
tersebut telah ber khianat terhadap mitra syirkah yang lainnya, dan jika ini terjadi maka
Allah Subhanahu wata'ala akan keluar dari syirkah tersebut, keluar dalam artian tidak
akan memberi keberkahan dan rahmat lagi dalam usaha syirkah tersebut sebagaimana
Hadits qudsi berikut ini:
Allah Subhanahu wata'ala berfirman (dalam hadits Qudsi) :
“Aku adalah pihak ketiga (Yang Maha Melindungi) bagi dua orang yang melakukan
syirkah, selama salah seorang diantara mereka tidak berkhianat kepada lawan
syarikatnya. Apabila diantara mereka ada yang berkhianat, maka Aku akan keluar
dari mereka (tidak melindungi) ”
(HR.Imam Daruquthni dari Abu Hurairah r.a.)
Perintah sekaligus larangan untuk tidak melanggar apa yang telah di sepakati dalam
suatu akad mumalah baik itu syirkah ataupun jual-beli ada di Firman Allah berikut ini:
Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu.
(QS : Alma’idah [ 5 ] : 1)
dihasilkan dari akad tabarru ini adalah harta haram karena termasuk riba, sebagai mana
pengertian riba menurut jumhur Ulama yaitu “Setiap manfaat atau keuntungan yang
diperoleh pemberi hutang dari akad qard atau utang-piutang adalah riba.”
Padahal kalau kita mengadakan akad tabarru meminjamkan uang seperti akad
qard ini, dan niatnya full karena Allah serta sama sekali tidak mengambil keuntungan
dari akad qard ini semata-mata hanya mengarapkan pahala dan ridha Allah Subhanahu
wata'ala, misalnya memberi pinjaman 10jt dalam jangka waktu 1 tahun, nanti setelah 1
tahun pinjaman tersebut dikembalikan dengan jumlah yang sama yaitu 10 juta juga,
maka akad qard ini bisa menjadi akad qardhul hasan atau pinjaman yang baik yang
pahalanya bisa melebihi sedekah atau hanya membantu orang dengan memberi begitu
saja. Ini karena dengan memberikan pinjaman bukan sedekah akan lebih menjaga Izah
atau kemuliaan orang yang dibantu tersebut sehingga pahala orang yang memberi
pinjaman lebih besar dari pada orang yang bersedekah sebagaimana Hadits berikut ini:
Secara garis besar ada 3 jenis akad tabaru yaitu meminjamkan uang,
meminjamkan jasa dan memberikan sesuatu baik uang maupun bukan uang, kita bahas
satu persatu berikut ini :
A. Meminjamkan uang
Meminjamkan uang dalam syariat Islam bisa dengan menggunakan salah satu
dari 3 jenis akad ini
pertama qard, yaitu pinjaman tanpa ada tambahan atau manfaat bagi pemberi
hutang seperti yang telah dijelaskan sebelumnya orang memberi pijaman sebesar 10 jt
selama 1 tahun maka ketika setelah 1 tahun uang tersebut dikembalikan lagi dalam
jumlah yang sama yaitu 10jt.
Kedua adalah rahn atau gadai hampir mirip dengan akad qard atau qardhul
hassan pinjaman yang baik, hanya saja dalam akad rahn atau gadai mengharuskan
orang yang berhutang menyimpan barang jaminan tertentu kepada pemberi hutang
dengan tujuan untuk memastikan pemberi utang bahwa orang yang berhutang akan
memenuhi kewajibannya yang dalam hal ini yaitu melunasi utangnya.
Ketiga adalah Hiwalah yaitu bentuk pinjaman dengan cara mengambil alih
piutang dari pihak lain, atau mentalangi utang seseorang yang telah jatuh tempo, yang
menjadikan yang tadinya seseorang berhutang kepada pihak A menjadi kepada orang
yang memberikan pinjaman Hiwalah ini.
B A B 8 C a r a m e m b u a t a k a d s y i r k a h | 189
B. Meminjamkan Jasa
Jenis akad tabaru ke dua adalah dengan meminjamkan jasa atau sesuatu yang
tidak ada wujud fisiknya namun bisa dirasakan manfaatnya, dalam akad tabarru
meminjamkan jasa minimal ada 3 yaitu:
Pertama wakalah, yaitu suatu jenis akad tabarru yang diterapkan dengan
memberikan pinjaman kemampuan atau keahlian yang kita miliki untuk mengerjakan
sesuatu atas nama orang lain yang ingin kita bantu tersebut, jadi setiap pekerjaan yang
kita lakukan atas nama orang tersebut, berikut ujroh atau imbalan atas pekerjaan yang
kita lakukanpun sepenuhnya untuk orang yang kita bantu tersebut, misalnya kita
seorang ahli komputer ingin membantu seseorang yang keahliannya sama dengan kita
namun misalnya orang tersebut sedang sakit sehingga tidak bisa melakukan pekerjaan
tersebut, namun sangat membutuhkan uang dari hasil pekerjaan yang tidak bisa ia
lakukan karena sedang sakit tersebut, kita berinisiatif ingin menolongnya dengan
bekerja di project pekerjaan tersebut atas nama orang yang kita tolong tersebut, dan
ketika pekerjaannya telah selesai maka ujroh atau imbalnnyapun sepenuhnya diberikan
kepada orang yang kita tolong tersebut, sekilas akad ini sama dengan qard namun yang
membedakan adalah jenis bantuannya yang diberikannya, jika di akad qard uang
sedangkan di akad wakalah ini adalah jasa.
Kedua, adalah Wadiah atau titipan, adalah bentuk turunan dari akad wakalah
yang pertama, dimana akad ini diperlukan jika dalam hal peminjaman jasanya
memerlukan barang atau peralatan yang dititipkan dan menjadi tanggung jawab dari
orang yang kita bantu tersebut, maka jika ini ada kita juga bertindak sebagai wakil dari
pemilik barang tersebut, dan bertanggung jawab terhadap kerusakan yang mungkin
terjadi dari barang tersebut, selama proses pemberian jasa.
Ketiga, adalah Kafalah atau penjaminan, akad ini juga sama seperti wadiah
bentuk turunan dari akad wakalah, dimana akad ini diperlukan jika dalam proses
pemberian jasanya ada ketentuan-ketenjuan jaminan atau garansi maka bisa
menggunakan akad kafalah ini.
C. Memberikan Sesuatu
Jenis akad tabarru yang ketiga ialah memberikan sesuatu bisa dalam bentuk
uang, barang,jasa atau apappun bentuknya yang sifatnya diberikan, yang menimbulkan
konsekuensi akad yang berbeda dengan akad tabarru meminjamkan uang, dimana di
akad memberikan sesuatu ini orang yang dibantu tidak ada kewajiban sama sekali untuk
mengembalikan bantuan yang telah ia terima tersebut, bentuk dari memberikan
sesuatu ini secara garis besar ada dua, yaitu wakaf dan Hibah/shadaqoh
B A B 8 C a r a m e m b u a t a k a d s y i r k a h | 190
Akad Tijarah
Akad tijarah atau akad bisnis ialah suatu jenis akad dalam bermuamalah yang
memperbolehkan mengambil keuntungan yang dibenarkan dalam syariat Islam, bisa
dalam bentuk margin,laba, fee, uang jasa dan lain sebagainya. Dimana secara garis
besar berdasarkan dari sisi kepastian hasil yang diperoleh dibagi kedalam 2 bagian besar
yaitu:
Pertama, akad tijarah tidak pasti atau dikenal dengan istilah natural
uncertainly contract , ialah suatu jenis dari akad tijarah yang diturunkan dari teori
percampuran,yang kemungkinan keuntungan yang diperolehnya tidak pasti atau dalam
arti lain jika kita bermuamalah dengan akad ini tidak ada jaminan apapun bahwa 100%
akan menghasilkan keuntungan, jadi bisa ada kemungkinan untung dan ada
kemungkinan rugi juga. Jenis akad tijarah semacam ini banyak dijumpai dalam akad-
akad syirkah yang dimana dua pihak atau lebih mencampurkan harta dan keahliannya
untuk mengelola suatu usaha syirkah, yang semua pihak dalam syirkah tersebut bisa
memiliki kemungkinan yang sama apakah mengalami keuntungan atau kerugian. Inilah
yang dimaksud akad tijarah pasti ini merupakan produk akad turunan dari teori
pencampuran. Contoh yang masuk kedalam jenis akad ini yaitu akad syirkah
mudharabah,musyarakah dan akad-akad syirkah lainnya.
Kedua yaitu akad tijarah pasti atau dikenal dengan istilah Certainly Contract,
ialah suatu akad tijarah yang memiliki kepastian akan memperoleh hasil atau
keuntungan dari akad jenis ini, yang akad jenis ini juga merupakan turunan dari teori
pertukaran, dimana kedua belah pihak atau lebih saling mempertukarkan aset yang
dimilikinya baik barang maupun jasa untuk sama-sama memperoleh keuntungan,
sehingga objek akad pertukarannya baik barang maupun jasa harus ditetapkan diawal
akad dengan pasti juga baik tentang jumlah(quantity), mutu(quality), harga(price), dan
waktu penyerahanny(time delivery). Dalam kondisi ini secara tidak langsung akad jenis
ini akan memberikan hasil yang tetap dan pasti karena sudah diketahui ketika akad.
Contoh penerapan dari akad jenis ini adalah akad murabahah atau jual beli, akad salam
atau jual beli secara pesanan, Istihna jual beli pesanan secara dicicil maupun akad sewa
atau ijarah.
B A B 8 C a r a m e m b u a t a k a d s y i r k a h | 191
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka
sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya
Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.
(QS: An-Nisa[4] : 29)
Ijab kabul ini tidak harus diekpresikan secara verbal saja melainkan secara non
verbal juga tidak mengapa, yang terpenting menandakan bahwa masing-masing pihak
setuju dengan akad tersebut.
hariannya dan tidak ada tambahan suntikan modal lagi maka usaha syirkah tersebut di
pailitkan semua asetnya dijual ataupun di lelang dan dibagikan ke semua pihak yang
terkait dengan usaha syirkah tersebut. Jika usaha syirkah tersebut punya hutang maka
sebelum dibagikan ke para investor hasil penjualan aset syirkah tersebut harus
digunakan untuk membayar hutang dari usaha syirkah tersebut, baru kemudian sisanya
dibagikan ke para pemodal berdasarkan presentase modal yang ada di usaha syirkah
tersebut.
Poin lain yang tidak kalah pentingnya dalam membuat surat akad perjanjian
syirkah yaitu nominal jumlah uang investor yang di masukan ke dalam usaha yang di
syirkahkan tersebut. Pasal yang perlu dimasukan lagi yaitu mengenai hak dan kewajiban
para pihak, kewajiban dan hak pengelola apa dan kewajiban serta hak investor apa
silahkan di jelaskan di pasal hak dan kewajiban ini di sesuaikan dengan jenis usaha yang
di syirkahkan tersebut
Penutup
Pasal penutup bisa di isi dengan pasal jika ada tambahan atau pengurangan
modal bagaimana prosedurnya apakah langsung atau dibuat pasal baru dalam bentuk
adendum dan dijelaskan jika ada perselisihan bagaimana cara menyelesaikannya
apakah secara kekeluargaan atau melalui pengadilan
Diakhiri dengan tandatangan para pihak diatas materai 6000, kemudian dibuat
rangkap sebanyak pihak yang bersyirkah tersebut, jadi semua pihak yang bersyirkah
memegang surat perjanjian syirkah tersebut, dan di setiap halamannya juga kalau bisa
di tandatangani oleh semua pihak yang bersyirkah. Diakhir pasal juga bisa ditambahkan
dengan Firman Allah surat Al-baqarah ayat 188 sebagai penutup atau khatimah.
“Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain diantara kamu
dengan cara yang bathil dan janganlah kamu membawa urusan itu kepada hakim
supaya dapat memakan sebagian harta benda orang lain, dengan jalan berbuat dosa,
padahal kamu mengetahui .”
(QS : Al-Baqarah [2] : 188)
B A B 9 S u b s t a n s i a l b i s n i s b e r b a s i s s y a r i a h | 197
S
ampai disini kita telah banyak belajar hal baru tentang syirkah, mulai dari pondasi
dari syirkah itu sendiri yaitu fiqh muamalah, yang dengan memahami konsep ini
menjadikan usaha syirkah yang kita rintis memiliki pondasi yang kuat untuk bisa
benar-benar sesuai dengan syariat Islam, tanpa riba, tanpa bank dan tanpa akad bathil.
Selain telah mempelajari pondasi syirkah kita juga telah banyak belajar hal baru tentang
bagaimana suatu usaha bisnis berbasis syirkah dijalankan baik dengan akad
mudharabah maupun akad musyarakah, mulai dari prinsip pembagian keuntungan
maupun kerugian, penetapan nisbah, penetapan jangka waktu akad syirkah, cara
pembubaran syirkah hingga bagaimana menuangkan semua ketentuan-ketentuan
syirkah kedalam sebuah surat akad perjanjian syirkah yang bisa mengikat para pihak
yang bersyirkah, serta sangat dibutuhkan untuk menyelesaikan kemungkinan sengketa
yang akan terjadi dalam suatu syirkah.
Namun jika kita berhenti sampai disini, kemungkinan besar konsep syirkah
yang kita pelajari benar-benar hanya menjadi konsep dan teori semata tanpa bisa
diaplikasikan dalam kegiatatan mumalah kita sehari-hari, karena kita masih
memerlukan ilmu lanjutan lainnya dalam syirkah untuk bisa benar-benar
mengaplikasikan konsep syirkah yang telah kita pelajari sama-sama dibagaian 1 dan 2
di buku ini kedalam aktifitas menjemput rezeki kita.
Seperti yang telah saya jelaskan diawal buku ini bahwa untuk bisa
mengaplikasikan syirkah kedalam aktivitas mumalah kita sehari-hari, kita
membutuhkan penguasaan akan 3 hal ini yaitu fiqh muamalah, pengeloaan usaha
syirkah dan juga pencatatan dan pelaporan setiap transaksi syirkah yang terjadi.
B A B 9 S u b s t a n s i a l b i s n i s b e r b a s i s s y a r i a h | 198
InsyaAllah dibagian tiga ini akan difokuskan pada poin no dua yaitu dalam hal
pengelolaan usaha syirkah khususnya bagaimana memulai suatu usaha syirkah dengan
cara membuat perencanaan bisnis berbasis syirkah se detail dan sematang mungkin.
Karena ketika kita telah berhasil di tahap perencanaan maka 50% dari keberhasilan
syirkah telah diraih tinggal berusaha mencapai 50% nya lagi yang berada pada tahap
eksekusi atau pelaksanaan perencanaan syirkah yang telah dibuat tersebut.
Semua yang disampaikan di bagian tiga ini, dapat digunakan untuk berbagai
macam bidang bisnis berbasis syirkah tidak tergantung
pada jenis bisnis, ukuran usaha, cakupan geografis,
Pada dasarnya tingkat kerumitan atau tingkat teknologi yang
untuk memulai digunakan. Dua bisnis berbasis syirkah bisa saja berbeda
bisnis berbasis tetapi konsep dan pola pikir dibelakangnya sama, serta
syirkah anda bisa dipelajari dan di aplikasikan oleh siapapun dan latar
belakang pendidikan atau keahlian apapun. Tujuan
mempunyai dua
utama dari bagian tiga ini adalah menyerap konsep-
pilihan besar, konsep dari usaha atau bisnis berbasis syirkah sebagai
pertama belajar dasar belajar lebih lanjut sebanyak mungkin tentang
melalui coba-coba pengelolaan suatu bisnis berbasis syirkah yang kuat,
atau yang kedua kokok dan tentunnya memberikan kebermanfaatan
bagi sebanyak mungkin orang hingga bisa di wariskan
belajar sambil
kepada anak cucu kita kelak.
praktik dibarengi
Pada dasarnya untuk memulai bisnis berbasis
belajar konsep syirkah anda mempunyai dua pilihan besar, pertama
belajar melalui coba-coba atau yang kedua belajar
sambil praktik dibarengi belajar konsep. Di keseluruhan
buku ini saya mengajak anda memilih pilihan yang kedua yaitu mempelajari
kaidah,prinsip dan konsepnya sambil belajar menerapkan konsep yang telah dipelajari
tersebut kedalam praktik syirkah sesungguhnya. Jika hal ini benar-benar dilakukan
maka proses anda mempelajari syirkah melalui buku ini akan jauh lebih cepat daripada
sekedar mempelajari konsepnya tanpa berusaha melatih konsep yang telah dipelajari
tersebut kedalam praktik syirkah yang sesungguhnya.
B A B 9 S u b s t a n s i a l b i s n i s b e r b a s i s s y a r i a h | 199
Ketiga unsur inti bisnis tersebut bekerja seperti sebuah sistem yang
mengharuskan ke tiga unsur inti tersebut ada dan berjalan dengan optimal, selain ketiga
unsur ini bersifat esensial juga karena satu unsur inti dengan unsur inti lainnya saling
terkait dan saling mempengaruhi. Misalnya jika suatu bisnis sudah memiliki value yang
bagus, kuat dan kokoh, serta memiliki chanel atau saluran distribusi yang bagus pula,
tapi tidak ada atau sedikit sekali costumer yang membutuhkan dan menginginkan value
yang ada dalam produk yang ditawarkan tersebut maka besar kemungkinan bisnis
tersebut bisa menghasilkan keuntungan seperti yang diharapkan sebelumnya memiliki
kemungkinan yang sangat kecil sekali untuk bisa terwujud.
merapihkannya, namun jika letak masalahnya ada di kesalahan pemilihan value atu nilai
dari suatu produk maka langkah perbaikan yang bisa dilakukan untuk mengatasi
masalah akan hal ini adalah melakukan penyesuaian atau bahkan mengganti produk
dari bisnis tersebut ke produk yang lebih memiliki value yang tepat dalam artian value
yang lebih dibutuhkan dan atau di inginkan oleh pasar atau target costumer bidikannya,
namun tidak semua pelaku bisnis mau untuk merubah produk yang dijualnya karena
memang ini merupakan perubahan yang sangat mendasar dan jika ini di rubah maka
hampir harus merubah semua unsur yang ada di bisnisnya tersebut.
Jadi langkah pertama untuk mulai membangun bisnis secara syariah tanpa
riba, tanpa bank dan tanpa akad bathil berbasis syirkah ialah dengan menentukan dan
memilih produk yang mengandung value yang kuat dan tepat, yaitu value yang
dibutuhkan dan di inginkan oleh pasar yang telah anda bidik dan ditargetkan
sebelumnya. Produk yang memiliki value yang kuat setidaknya harus memenuhi tiga
kriteria berikut ini:
Pertama Manfaat nyata, yaitu produk yang anda produksi, tawarkan dan anda
jual harus benar-benar bisa memberikan manfaat yang nyata bagi konsumen atau
pelanggan yang membeli produk anda tersebut. Manfaat nyata dari produk ini bisa
beragam bentuknya bisa dalam bentuk pemenuhan kebutuhan seperti produk
makanan dan minuman. Manfaat nyata yang harus ada jika produknya makanan atau
minuman, ialah harus sesuai dengan selera konsumen, bergizi, dan sehat serta harga
jual yang sesuai dengan kemampuan target pasar anda. Jika produk makanan dan
minuman tersebut termasuk ke kebutuhan pokok biasanya yang jadi penentu value
utamanya ialah terletak dari harga jual dan suplai yang continue atau stabil, tidak
sekarang tersedia, begitu konsumen ingin membeli lagi munggu depan stok sudah
kosong atau habis.
B A B 9 S u b s t a n s i a l b i s n i s b e r b a s i s s y a r i a h | 202
Bentuk Manfaat nyata lainnya bisa berupa solusi atas permasalahan yang ada
atau sedang dihadapi oleh target pasar yang telah kita bidik tersebut, misalnya ketika
gojek dan layanan sejenisnya ada, banyak orang yang membutuhkan mode transportasi
cepat dan praktis seperti ojek, masih secara manual melalui tukang ojek pangkalan,
yang jadi masalah bagi kebanyakan penggunanya yaitu tarif ojeknya yang tidak stabil
atau tidak relistis misalkan untuk jarak hanya 3km tarifnya 100rb, standar keselamatan
yang masih dibawah standar , hingga kesulitan dalam hal memesan jasa ojek tersebut
yang harus berjalan kaki terlebih dahulu ke pangkalan ojeknya.
Kemudian dengan adanya ojek berbasis aplikasi semua “luka” atau masalah
yang dihadapi pengguna ojek sedikit demi sedikit bisa teratasi, yang ini berarti produk
bisnis dari developer aplikasi gojek tersebut telah benar-benar memenuhi unsur
pertama suatu value bisnsi yang kuat,kokoh dan menguntungkan, yaitu memiliki
manfaat nyata yang secara langsung manfaat dari produk aplikasi gojek tersebut bisa
dirasakan oleh para pengguna ojek khususnya para pengguna ojek yang dulunya
terbiasa naik ojek konvensional atau ojek pangkalan dengan beragam masalah dan
hambatan didalamnya.
Selain manfaat nyata tersebut berbentuk pemenuhan kebutuhan, solusi atas
permasalahan tertentu, bisa juga berwujud better atau lebih baik dalam artian lebih
baik dari produk sebelumnya, atau lebih baik dari produk kompetitor. Lebih baik di sini
bisa berarti lebih baik dalam hal kualitas, harga maupun pelayanannya. Sebagai contoh
pengusaha air galon isi ulang, yang biasanya dalam satu komplek terdapat lebih dari 3
depot isi ulang air galon yang memang produk air minum ini hampir dibutuhkan oleh
semua kalangan masyarakat, namun jika ada 3 depot isi ulang galon maka yang bisa kita
lakukan untuk bisa memberi value atau nilai lebih dari produk air isi ulang galon
tersebut bisa dalam hal better atau lebih baik.
Lebih baiknya bisa dalam hal kualitas air isi ulang galonnya, misalnya progses
filterisasinya yang lebih higenis dan sehat menggunakan filterisasi ganda yang disertai
sinar ultra violet untuk membunuh bakteri yang mungkin timbul dari air isi ulang galon
tersebut, atau bisa juga lebih baik dalam hal pelanyanannya, misalkan ada pelayanan
antar galon yang lebih cepat daripada pelayanan antar galon kompetitor.
Kedua adalah perbedaan yang mencolok, Jika semua pengusaha depot air isi
ulang hampir sama baik dalam hal kualitas,harga serta pelayanannnya mak hal yang
bisa kita tingkatkan dalam hal memberikan value berupa manfaat nyata dalam produk
bisnis kita ialah dalam hal keunikan atau faktor yang bisa membedakan atau
peerbedaan mencolok dari value yang ditimbulkan dari produk kita yang bisa menjadi
pembeda utama antara produk kita dengan produk sejenis yang dijual juga oleh
kompetitor, misalnya masih dalam contoh usaha depot air isi ulang kita bisa
memberikan perbedaan mencolok dengan mengadakan kupon yang dimana jika kupon
B A B 9 S u b s t a n s i a l b i s n i s b e r b a s i s s y a r i a h | 203
tersebut sudah terkumpul sepuluh kupon maka bisa ditukar dengan satu galon gratis,
dan keunikan-kunikan lainnya yang bisa anda ciptakan dari value produk baik barang
maupun jasa yang anda produksi, tawarkan dan anda jual, disesuaikan dengan jenis dan
karakteristik dari produk anda yang bisa menjadi pembeda dari produk sejenis yang
dijual di pasaran.
Ketiga ialah alasan kuat untuk percaya, untuk membangun value yang kuat,
kokoh dan menguntungkan setelah value tersebut memberikan manfaat yang nyata,
perbedaan yang mencolok yang ketiga ialah alasan kuat untuk percaya, yaitu hal-hal
yang bisa membuat konsumen lebih yakin terhadap produk yang anda jual, atau dalam
arti lain bisa mengatasi,mengurangi atau bahkan menghilangkan ke khawatiran
konsumen terhadap produk yang kita jual. Ke khawatiran yang biasanya timbul biasanya
ialah keraguan atas daya tahan dari produk yang kita jual misalkan jika produknya
elektronik takut jikalau produk yang dibeli oleh konsumen tersebut hanya bisa bertahan
1 atau 3 bulan saja sebelum produk tersebut mengalami kerusakan, maka agar value
kita memiliki alasa kuat untuk percaya bisa dengan memberikan jaminan garansi 1
tahun atau lebih, sehingga jika produk tersebut mengalami kerusakan di bawah jangka
waktu 1 tahun akan diganti dengan produk yang baru atau gratis biaya perbaikan.
Alasan kuat untuk percaya lainnya yang bisa
kita tambahan kepada value dari produk yang kita jual
Membangun value
ialah dengan adanya no BPOM jika produknya makanan
atau minuman, yang bisa memberikan keyakinan yang kuat, kokoh
kepada konsumen bahwa produk yang kita jual benar- dan
benar produk yang sehat karena telah diuji dan menguntungkan
terdaftar di BPOM atau no sertifikat halal dari MUI setelah value
untuk lebih meningkatkan kepercayaan dari konsumen
tersebut
bahwa produk kita benar-benar produk yang halal mulai
dari bahan baku hingga proses produksi semuanya memberikan
menggunakan bahan dan alat dan cara yang halal. Hal manfaat yang nyata
ini bisa mengatasi keraguan konsumen akan ke halalal
dari dan dampak kesehatan yang tidak di inginkan dari
produk makanan yang kita jual tersebut.
Itulah ketiga unsur penting untuk membangun value yang kuat, kokoh dan
menguntungkan sebagai dasar untuk memulai suatu bisnis berbasis syirkah tanpa riba,
tanpa bank dan tanpa akad bathil, jika ketiga value ini sudah ada dalam usaha syirkah
yang kita bangun kemudian disertai dengan chanel atau kanal dan segemntasi costumer
yang tepat, maka besar harapan usaha syirkah itupun bisa berhasil mencapai tujuan
dari semua pihak yang bersyirkah khususnya penguatan ekonomi baik untuk pelaku
syirkah tersebut ataupun penguatan umat Islam secara keseluruhan.
B A B 9 S u b s t a n s i a l b i s n i s b e r b a s i s s y a r i a h | 204
Value Formula
Seperti yang telah dijelaskan di awal bab ini bahwa bisnis berbasis syirkah
adalah suatu aktivitas yang bisa menghasilkan keuntungan bagi para pihak yang
melakukan aktivitas bisnis tersebut, maka aktivitas menghasilkan keuntungan tersebut
berarti salah satunya aktifitasnya ialah mencetak profit dan pada akhirnya
menghasilkan cash.
Namun profit tidak akan hadir tanpa adanya penjualan, dan jika kita ingin
memaknai apa itu penjualan, bahwa penjualan terjadi karena adanya transaksi, ada
pembeli yang membeli produk yang kita jual. Maka baiknya kita harus bepikir lebih
dalam lagi mengapa ada orang yang mau membayar untuk sesuatu yang kita tawarkan?
Mengapa mereka mau membayar? Apa yang membuat mereka mau membeli produk
kita secara terus menerus.
Uang adalah alat tukar nilai. Uang adalah sesuatu yang digunakan oleh
manusia untuk mendapatkan nilai yang dia inginkan. Maka, ketika orang mau
membayar atau membelanjakan uangnya kepada kita, maka kita sedang berharap
sebuah nilai yang di sebut dengan value, kita tidak sedang menjual produk, namun kita
sedang menawarkan sebuah nilai, sebuah manfaat, sebuah pemenuhan kebutuhan dari
apa yang pasar inginkan.
B A B 9 S u b s t a n s i a l b i s n i s b e r b a s i s s y a r i a h | 205
Kemudian karena valuenya kurang kuat, orang yang membeli produk kitapun akan
kecewa, sumpah serapah dan tidak akan kembali membeli produk kita kembali (Repeat
Order). Dan Itu akan semakin memperburuk situasi, dan jika di biarkan maka akan
menjadi awal kebangkrutan bagi suatu usaha berbasis syirkah tersebut.
Padahal menurut banyak penelitian bahwa orang lebih tertarik untuk
mengambil keputusan membeli dari referensi teman atau dari review pelanggan yang
sudah pernah membeli produk tersebut daripada kata-kata yang disampaikan dalam
iklan. Sekali lagi betapa pentingnya value sebuah produk dalam usaha berbasis syiekah
ini
Inilah salah satu substansi bisnis berbasis syirkah yang sebenarnya, bahwa
bisnis adalah sebuah kegiatan untuk mentransaksikan nilai kepada pasar. Bisnis
merupakan proses menghadirkan manfaat melalui produk yang kita tawarkan. Sehingga
saya berharap anda tidak hanya larut dalam perhitungan omset semata, namun anda
juga harus larut dalam pertanyaan-pertanyaan dibawah ini:
✓ Sudahkah produk saya memberikan manfaat bagi pembeli?
✓ Apakah produk kita pantas dibeli terus menerus?
✓ Jika hari ini saya berhasil menjual produk saya, apakah pembeli saya
akan puas atau malah akan kecewa?
✓ Apakah jasa yang saya tawarkan memiliki nilai lebih dibandingkan
yang lain?
✓ Jika saya bisa menyediakan produk ini, apakah orang lain mampu
menyajikan dengan yang lebih baik dan dengan harga yang lebih
murah ?
“Pasar selalu memilih produk yang valuenya tertinggi, jika daya beli pasar tidak
sanggup, maka dia akan memilih harga yang paling rendah untuk value yang di
inginkan”
Untuk lebih jelasnya tentang value atau nilai suatu produk dari bisnis berbasis syirkah
bisa digambarkan sebagai berikut :
B A B 9 S u b s t a n s i a l b i s n i s b e r b a s i s s y a r i a h | 207
Sehingga jika produk A memiliki benefit bernilai 10 dan harganya 5, maka value
produk tersebut adalah 2, begitu pula jika valuenya 15 harganya 5 maka value produk
tersebut adalah 3. Benefit di sini bisa diartikan banyak hal seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya tentang manfaat nyata bisa berupa pemenuhan kebutuhan, solusi atas
sebuah permasalahan, atau produk yang sudah ada namun ditambahan beberapa
inovasi baik dari segi produk maupun layanan sehingga memiliki nilai tambah dari
produk sejenis dan bisa juga mempunyai keunikan tersendiri yang bisa menimbulkan
perbedaan yang mencolok. Intinya value tidak terbatas dari sisi fisik produknya bisa juga
dan biasanya ini yang menjadi dominan dalam mempengaruhi kualitas benefit suatu
produk yaitu nilai emosional yang bisa ditimbulkan dari produk tersebut dan bisa
dirasakan oleh konsumen.
Contoh dari nilai emosi ini adalah pada mini market modern Indomart dan
Alfamart, selain mereka memberikan benefit dari segi fisik produknya, yaitu harga yang
jelas dan kompetitif serta layanan yang cepat dan praktis serta banyak varian
produknya dan stabil stocknya. Kemudian benefit dari segi emosionalnya ialah toko
fisiknya yang berdesain cenderung modern dan elegan, ditambah dari segi kantong
belanjanya juga di mini market modern yang jauh lebih terkesan menarik dan
profesional dibandingkan di warung tradisional, yang biasanya tempatnya di halaman
rumah dengan desain tempat dan bangunan yang seadanya, kantong kreseknya keresek
hitam atau putih biasa, sehingga benefit emosional konsumen yang berbelanja di
B A B 9 S u b s t a n s i a l b i s n i s b e r b a s i s s y a r i a h | 208
warung tradisonal akan jauh berbeda jika konsumen berbelanja di mini market modern
tersebut ada kesan kebanggaan tersendiri , inilah contoh dari benefit emosional yang
bisa timbul dari value suatu produk.
Transaksi terjadi, dalam artian pembeli atau target pasar anda mau melakukan
pembelian terhadap produk yang anda jual, karena telah ada kecocokan antara value
yang diperoleh oleh pembeli dengan harga yang harus dibayar oleh pembeli. Kemudian
terus menerus jika konsumen yang telah membeli produk anda misalkan 1 porsi mie
tektek anda jual 50rb satu porsi, jika ada pembeli yang membeli mie tektek yang anda
jual seharga 50 rb tersebut berarti transaksi terjadi, kemudian dalam beberapa hari
kedepan pembeli tersebut kembali lagi membeli produk mie tektek tersebut seharga
50rb maka value tersebut telah memenuhi indikator value yang kedua yaitu
menghasilkan transaksi yang terus-menerus atau repeat order, tapi jika sebaliknya
pembeli tersebut tidak kembali lagi membeli produk anda berarti tidak ada kesesuain
antara value yang diperoleh oleh pembeli dengan harga yang dibayarkan oleh pembeli
sebesar 50rb. Maka jika ini terjadi maka indikator kunci dari value yang kedua yaitu
menghasilkan transaksi secara terus-menerus belum tercapai, sehingga value dari
produk usaha berbasis syirkah ini belum memilik value yang kuat dan harus dilakukakan
beberpa langkah perbaikan terhadap value tersebut.
Beberapa kemungkinan yang bisa ditimbulkan karena value tersebut tidak bisa
menghasilkan repeat order ialah kemungkinan pertama karena value yang anda berikan
masih terlalu kecil dibandingkan dengan harganya, bisa kemungkinan mie tektek
tersebut dari segi rasa masih kurang enak,bahan bakunya masih kurang berkualitas,
cara memasaknya masih kurang tepat, porsinya masih kurang pas dan beberapa
kemungkinan lain yang berkaitan dengan value produk yang anda jual tersebut.
Kemungkinan kedua yaitu valuenya sudah tepat namun harganya terlalu mahal, untuk
mengatasi hal ini bisa di coba dengan menurunkan harga jual.
Jika telah lolos memenuhi 2 indikator kunci value yang kuat seperti
menghasilkan terjadinya transaksi, transaksi berjalan terus-menerus, maka jika hal ini
bisa terus dipertahankan dalam kurun waktu tertentu, maka kemungkinan untuk
mencapai indikator value yang kuat yang ketiga yaitu menghasilkan transaksi yang terus
membesar akan sangat mungkin tercapai.
Menghasilkan transaksi yang terus membesar artinya nilai dari setiap transaksi
yang terjadi baik dari segi kuantias maupun kualitas terus tumbuh semakin besar,
contohnya dari yang tadinya hanya memiliki 1 gerai mie tektek, bisa membuka cabang
lagi menjadi 5 gerai, 10 gerai atau bahkan 100 gerai, inilah yang dimaksud dengan
indikator value yang kuat ke tiga yaitu menghasilkan transaksi yang terus membesar.
B A B 9 S u b s t a n s i a l b i s n i s b e r b a s i s s y a r i a h | 210
Transaksi adalah V (fi), C (si),W (dabel yu)., value, chanel, dan who, dimana
who di sini yaitu segmentasi target pasar anda, ketika anda ingin menghadirkan
transaksi maka anda harus kuat dalam ketiga unsur inti tersebut plus unsur tambahan
yang tak kalah esensial juga namun tidak dimasukan kedalam persamaan tersebut
adalah interaksi.
B A B 9 S u b s t a n s i a l b i s n i s b e r b a s i s s y a r i a h | 213
Sistemasi Bisnis
Yang tak kalah pentingnya dalam membangun bisnis secara syariah tanpa riba,
tanpa bank dan tanpa akad bathil ialah suatu bisnis berbasis syirkah tersebut harus
memiliki suatu sistem yang memungkinkan bisnis tersebut bisa terus berjalan walaupun
pengelola syirkah tersebut tidak selalu standby dikantor ataupun di tempat usaha
syirkah tersebut dijalankan.
Sistem secara definisi ialah dua komponen atau lebih yang berjalan bersamaan
dan saling ketergantungan, membutuhkan atau saling membantu antara satu
komponen dengan komponen lainnya, yang jika salah satu atau leibh komponen
berjalan tidak optimal maka akan mempengaruhi kinerja komponen lainnya atau
bahkan menyebabkan sistem tersebut tidak bisa berfungsi sebagaimana seharusnya,
sehingga antara satu komponen dengan komponen merupakan satu kesatuan yang
tidak bisa terpisahkan.
Begitu pula jika dikaitkan dengan sistematisasi bisnis, ialah komponen atau
aktivitas inti yang ada dalam suatu sistem bisnis yang saling berkaitan, saling
membantu dan saling ketergantungan antara satu aktivitas inti dengan aktivitas inti
lainnya. Aktivitas inti dalam sistematisasi bisnis secara umum ialah aktivitas inti
marketing, keuangan,operasional, dan Sumberdaya manusia atau SDM, yang dimana
kesemua aktivitas inti tersebut agar bisa tersistemasi haruslah benar-benar berjalan
optimal, agar lebih mudah memahaminya bisa perhatikan ilustrasi berikut ini :
B A B 9 S u b s t a n s i a l b i s n i s b e r b a s i s s y a r i a h | 215
Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang bersalah ketakutan
terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: "Aduhai celaka kami,
kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar,
melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka
kerjakan ada (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang juapun"
(QS : Al-Kahfi [18] : 49)
Para syirkahpreneur selalu menyadari bahwa sejak nabi adam hingga manusia
sekarang tidak ada seorangpun yang hidup abadi atau hidup selama-lamanya didunia
ini, dimana semua yang bernyawa pasti akan merasakan kematian sebagaimana firman
Allah Subhanahu wa ta'ala berikut ini:
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat
sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan
dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu
tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.
(QS: Ali-Imran [3] : 185)
Inilah alasan yang kuat mengapa para syirkahpreneur sangat berhati-hati ketika
menjalankan usaha syirkahnya, karena didalam mindsetnya telah tertanamkan bahwa
dalam mengelola usaha syirkahnya full diniatkan untuk ibadah kepada Allah Subhanahu
wa ta'ala, dan memperbanyak bekal ketika menghadapi kehidupan setelah kematian
yang sangat panjang sekali dimana 1 hari diakhirat setara dengan 1000 tahun didunia,
tentunya untuk mengarungi perjalanan yang begitu jauh dan lama tersebut diperlukan
bekal yang banyak juga, dimana sebaik-baik bekal adalah takwa.
Sehingga akan berdampak pada pengelolaan usaha syirkahnya akan benar-
benar menjaga amanah yang diberikan oleh investor kepadanya dengan seoptimal
mungkin, keputusan yang diambilnya benar-benar keputusan yang terbaik bagi semua
pihak dalam usaha syirkah tersebut, bukan yang terbaik untuk kepentingan pribadinya
ataupun untuk kepentingan-kepentingan tertentu yang mengakibatkan satu pihak atau
lebih dalam syirkah tersebut ada yang dirugikan karena keputusannya tersebut. Jika ini
benar-benar tertanamkan dalam mindset pengelola maupun investor dalam syirkah
maka akan menjadi bahan bakar utama untuk meraih kesuskesan sejati dalam
menjalankan suatu usaha syirkah. Untuk bisa menumbuhkan jiwa entrepreneurship
pada seseorang yang menjalankan usaha syirkah setidaknya seseorang tersebut harus
memiliki keterampilan dan pengetahuan dalam hal pengelolaan suatu bidang usaha
tertentu yang terdiri dari 4 aktivitas inti tersebut, mulai dari marketing, operasional,
keuangan hingga SDM. Dimana yang lebih di khususkan adalah pengeloaan operasional
dari bidang usaha syirkah tersebut, apakah di bidang pertanian,peternakan,
kontrusksi,pendidikan dan sebagainya, agar usaha syirkah bisa berjalan secara optimal
maka pengelola syirkah diharuskan paham betul tentang seluk beluk operasional yang
jadi bidang usahanya, karena jika hal ini tidak ada maka kemungkinan syirkah gagal
berjalan, atau berhenti/dibubarkan ditengah jalan sangat tinggi.
B A B 9 S u b s t a n s i a l b i s n i s b e r b a s i s s y a r i a h | 218
harus mulai berpikir bagaimana agar proses bisnis dapat berjalan diatas sistem yang
telah mapan, ada sistem, ada manusia, dan ada budaya organisasi.
Ada sistem yang bisa menggerakan empat aktivitas bisnis inti sebagaimana
yang telah dijelaskan sebelumnya yang terdiri dari marketing, operasional, keuangan,
dan SDM atau sumber daya manusia yang menggerakan seluruh sumber daya yang ada
di organisasi bisnis berbasis syirkah tersebut dari A s/d Z.
Salah satu caranya bisa dengan mulai merancang sebuah standar operasional
prosedur atau yang lebih dikenal dengan SOP bagi semua karyawan yang bekerja di
organisasi bisnis berbasis syirkah tersebut. Baiknya SOP tersebut dibuat walaupun
dengan tujuan untuk sistematisasi tapi jangan terlalu kaku juga, tetap harus
mengedepankan flexibilitas, hal ini diperlukan agar semua karyawan tidak bekerja
seperti robot tapi walaupun ada SOP karyawan tersebut tetap masih diberi ruang untuk
melakukan penyesuaian dan improvisasi sesuai dengan keadaan di lapangan. Inilah
beberapa kunci dari sistematisasi bisnis yaitu adanya SOP, termasuk prosedur
pencatatan untuk setiap transaksi bisnis yang terjadi, adanya struktur organisasi yang
memisahkan wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing divisi hingga masing-
masing karyawan serta adanya SDM yang terampil atau cakap sesuai dengan bidang
perkerjaanya masing-masing.
Selanjutnya ada budaya yang mengikat manusia dengan sistem tersebut. Ada
kesepahaman atas nilai-nilai yang dianut, Apakah ini pastas dilakukan atau tidak,
apakah hal tersebut melanggar etika atau tidak. Organisasi bisnis yang benar harus
membangun sense of belong bersama atau rasa memiliki terhadap organisasi, hal ini
selain berguna untuk sistematisasi bisnis, juga sangat berguna untuk meningkatkan
loyalitas karyawan terhadap organisasi.
Salah satu caranya untuk menghadirkan sense of belong di dalam organisasi
ialah sebisa mungkin untuk melibatkan karyawan dalam setiap pembuatan kebijaakan
ataupun aturan termasuk perancangan target dan strategi bisnis, serta sebisa mungkin
berikan ruang kepada karyawan untuk mengekplorasi kemampuan bakatnya melalui
pekerjaan yang dia kerjakan dalam artian tidak terlalu membuat aturan atau batasan-
batasan yang kaku yang bisa menghalangi gerak setiap karyawan untuk bisa
mengekpresikan bakat dan kemampuan yang dimilikinya yang pada akhirnya dengan
sendirinya karyawan tersebut akan memberikan kemampuan terbaiknya untuk
organisasi bisnis berbasis syirkah tersebut.
Ukuran dari terlewatinya fase kedua dalam pentahapan pembangunan bisnis
secara syariah, tanpa riba, tanpa bank dan tanpa akad bathil berbasis syirkah ialah
berhasilnya seorang pengelola syirkah menjalankan bisnisnya secara otomasi atau auto
pilot tanpa memerlukan 100% kehadirannya.
B A B 9 S u b s t a n s i a l b i s n i s b e r b a s i s s y a r i a h | 222
Jika semua telah dilkakukan namun tetap tidak memberikan dampak yang
signifikan terhadap angka penjualan anda berarti permasalahannya bukan dari segi
kurangnya edukasi melainkan memang ada masalah dari value produknya, maka cara
efektif mengatasi permasalahan ini bisa dengan terus-menerus melakukan perbaikan
terhadap value atau langkah ekstrimya bisa mengganti produk anda dengan produk
yang memiliki value yang bisa diterima atau diminati oleh pasar.
Terus tanyakan kepada diri anda sendiri atau kepada tim anda apa alasan
sekiranya membuat orang mau membeli produk kita? Mengapa orang lain harus
membeli kepada saya tidak kepada orang lain? Jika yang lain bisa menghadirkan produk
yang sama seperti ini, apa sekiranya nilai unik yang bisa saya tambahkan? Masalah
seperti ini kerap terjadi pada pembisnis berbasis syirkah pemula yang memang dari
awal sudah memiliki modal yang besar baik dari pribadinya, dari investor atau dari
sumber lainnya seperti jual warisan, ataupun menabung dari gaji saat memulai bisnis
berbasis syirkah, kelompok ini terjebak dalam pernak-pernik membangun sistem, tanpa
pernah menguji potensi pasar.
2. Langsung Growing
Kasus berikut biasa terjadi dikarenakan melompatnya seorang syirkahpreneur
ke tahapan growing tanpa didahului membangun sistem. Misalnya jika anda membuat
outlet baso, ketika outlet baso belum memiliki sistem kasir yang benar, lalu kemudian
anda duplikasi hingga 30 cabang, maka anda sedang menduplikasi 30 penyakit.
Anda harus pastikan kasir bekerja dalam kontrol sistem, bukan lagi pada
landasan kejujuran. Anda harus pastikan transaksi harus tercatat dalam digital. Sistem
struk, sistem kasir yang terkoneksi dengan inventory dapur atupun gudang, itulah yang
dimaksud dengan tersistem. Banyak syirkahpreneur yang senang akan gegap gempitnya
perluasan dan pembesaran bisnis, tanpa memahami resiko atas “meluas” dan
“membanyak”.
sambil kita melakukan riset kecil-kecilan terhadap kecocokan value sebuah produk
dengan kebutuhan atau keinginan pasar.
Jikapun ingin memaksakan memulai bisnis dengan modal besar baik dari kas
pribadi ataupun dari investor syariah, baiknya benar-benar direncanakan sematang
mungkin yang mengenai cara merancang rencana bisnis secara matang akan dijelaskan
lebih lanjut di bab setelah bab ini tentang merancang blue print syirkah dan merancang
business plan syirkah yang ada di bab 10 dan bab 11.
Intinya ketika ingin memutuskan untuk melakukan expansi bisnis baiknya atau
mungkin wajib di dasarkan pada data hasil observasi ataupun riset terlebih dahulu,
diakrenakan resiko ketika melakukan expansi berbanding lurus dengan hasil yang akan
di capai yaitu lumayan besar juga, sehingga jika kurang hati-hati besar kemungkinan
omset anda bisa turun drastis dan kemungkinan-kemungkinan yang tidak di inginkan
lainnya yang mungkin hadir karena melakukan expansi tanpa data dan tanpa riset ini.
B A B 9 S u b s t a n s i a l b i s n i s b e r b a s i s s y a r i a h | 226
Contoh lain lagi yang bisa menjelaskan akan hal ini ialah perusahaan raksasa telepon
seluler yaitu Nokia, yang menjadi market leader yang puncaknya di sekitar tahun 2006
an. Brand Nokia sudah menggangap bisnisnya stabil dan merasa nyaman dengan
Operating Syistemnya symbyan, ketika ada developer software baru yang menawarkan
OS smartphone yang lebih maju dan inovatif, nokia menolaknya karena sudah merasa
nyaman dengan kestabilan bisnis dengan OS miliknya. Dan dalam kurun waktu
beberapa tahun kedepan brand Nokia dengan kstabilan bisnisnya akhirnya tersalip
dengan sistem operasi Android yang jauh lebih inovatif, kemudahan penggunaan dan
lebih bisa memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar.
Pelajaran yang bisa diambil yaitu ketika kita merintis usaha berbasis syirkah,
baiknya tidak terjebak dengan ilusi kestabilan bisnis ini, teruslah mengupdate value
produk, layanan ataupun manajemen pengelolaan bisnis berbasis syirkahnya hingga
bisa terus beradaptasi dengan perkembangan zaman khususnya perkembangan
teknologi yang pertumbuhannya begitu sangat cepat di beberapa tahun terakkhir ini.
BAB 10 Merancang blueprint Bisnis Syariah | 228
S
etelah mempelajari substansial bisnis berbasis syirkah di bab sebelumnya, yang
membahas secara garis besarnya bagaimana suatu bisnis berbasis syrikah bekerja.
Dimana pemahaman tersebut sangat dibutuhkan sebagai dasar pijakan yang sangat
kuat untuk melangkah ke bab-bab selanjutnya di buku Understanding Syirkah ini,
khususnya di bab 10 ini tentang bagaimana merancang sebuah blueprint atau cetak biru
yang bisa mempermudah dalam merancang rencana bisnis berbasis syirkah, atau yang
lebih dikenal dengan Business plan Syirkah yang nanti akan dibahas secara detail di bab
11 tentang bagaimana merancang dan membuat suatu perencanaan bisnis berbasis
syirkah.
telah direncanakan di dalam business plan tersebut, hingga menjadi project syirkah
yang benar-benar berjalan sesuai dengan rencana yang telah dibuat serta sesuai
dengan harapan semua pihak yang melakukan kerjasama bisnis melalui syirkah.
Dengan adanya blueprint syirkah ini menjadikan seorang syirkahpreneur
dalam mengelola usaha syirkahnya menjadi mempunyai suatu acuan atau haluan yang
bisa membimbingnya ketika mengelola suatu bisnis berbasis syirkah dan bisa
memperkecil kemungkinan gagalnya suatu usaha syirkah, gagal disini bisa dalam artian
usaha syirkah tersebut berjalan tidak sesuai dengan harapan sebelumnya, target
penjualan yang di capai sangat berbeda dengan target penjualan yang direncanakan
ataupun usaha syirkah tersebut dibubarkan di tengah jalan sebelum mencapai tujuan
yang diinginkan.
BAB 10 Merancang blueprint Bisnis Syariah | 230
Jika pada tahap riset pasar tersebut bisa dengan wawancara dengan beberapa
koresponden atau juga dengan kuisoner, menghasilkan suatu informasi bahwa ternyata
rancangan produk usaha syirkah tersebut memang sedang benar-benar dibutuhkan dan
di inginkan oleh, maka berarti value dari produk kita telah tervalidasi, dan bisa
melangkah ke tahap selanjutnya, namun jika hasilnya sebaliknya baiknya dipikirkan
ulang mengenai rancangan produknya apakah ada yang masih perlu diperbaiki,
ditambahkan atau dikurangi atau mungkin di ganti dengan produk lain yang lebih bisa
diterima oleh pasar. Dalam proses ini biasanya terjadi dalam kurun waktu yang panjang
dan jarang yang sekali coba merancang produk langsung bomming di pasar, melainkan
hasil dari percobaan demi percobaan hingga menemukan komposisi yang tepat antara
value produk dengan permintaan dan kebutuhan pasar.
2. Salah Rekrut
Faktor penyebab gagalnya suatu bisnis pada tahap awal-awal membangun
bisnis ialah hiring poorly atau kesalahan dalam merekrut tim ataupun karyawan,, dan
ini sangat berkaitan erat dengan manajemen sumberdaya manusia ata SDM yang
merupakan aktivitas inti ke 4 dalam sistematisasi bisnis yang sudah di bahas di bab 9.
Dalam menjalankan suatu usaha syirkah hampir tidak mungkin bisa dilakukan
oleh 1 atau dua orang pengelola syirkah saja, dapat dipastikan semakin usaha
syirkahnya semakin besar, maka jumlah orang atau karyawan yang dibutuhkanpun
semakin banyak. Dan banyak sekali para pelaku bisnis tidak terlalu memerhatikan akan
hal ini padahal manajemen SDM khussunya tentang prekrutan karyawan sanga vital dan
fundamental sekali terhadap kesuksesan suatu usaha syirkah yang dibangun.
“Manusia dulu, baru kita bicara tentang apa dan bagaimana” begitulah kalimat
tajam dari Jims Collins dalam buku “good to great”. Merekrut karyawan dalam usaha
berbasis syirkah bisa diibaratkan dengan gerakan revolusi bawah tanah, harus
memastikan bahwa setiap anggotanya siap dan mampu mengemban tugas yang
dikerjakan. Tak jarang, seleksi demi seleksi yang dilakukan sebuah gerakan untuk
mendapatkan anggota terbaiknya.
Begitu pula dengan bisnis berbasis syirkah, bisnis berbasis syirkah ialah sebuah
gerakan untuk meningkatkan per ekonomian umat Islam, yang di dalamnya ada gerakan
pelayanan market melalui produk baik barang maupun jasa yang anda tawarkan. Dan
untuk menggerakan itu semua termasuk sumber-sumber daya lain seperti
tanah,bangunan,peralatan,teknologi dan yang sejenisnya yang ada di organisasi bisnis
berbasis syirkah ialah semuanya digerakan oleh sumber daya manusia, jadi betapa
pentingnya tentang SDM ini.
BAB 10 Merancang blueprint Bisnis Syariah | 232
Maka untuk bisa merekrut SDM yang unggul maka perlu ada perencanaan yang
baik seperti job desk yang akan dikerjakan, kriteria-kriteria tetentu, pemberian gaji dan
bonus yang bisa membuat karyawan semakin produktif, serta penyusunan jenjang karir.
Semua itu bisa dicapai dengan baik jika ada perencanaan yang baik pula, oleh karena
itu salah satu manfaat lain dalam merancang blueprint syirkah ialah untuk
memudahkan dalam merekrut dan memperkerjakan karyawan yang sesuai dengan job
desk nya baik dari segi pengetahuan,keterampilan maupun attitute atau sikap. Karena
blueprint syirkah yang berisi kerangka dan haluan besar organisasi bisnis berbasis
syirkah bisa dijadikan acuan yang sangat baik dalam membuat perencanaan SDM ini
khususnya dalam perekrutan karyawan. Maka faktor kegagalan salah merekrut
karyawan bisa dihindari dengan membuat blueprint syirkah ini.
Secara garis besar langkah-langkah untuk menyusun blueptint atau cetak biru
syirkah ada 3 langkah besar, diantaranya (1) Fokus pada kekuatan, (2) Merancang
Business Model Canvas (3) Merancang Value Proposition Desain atau kanvas proposisi
nilai.
banyak dilakukan oleh pedagang dari pada pengusaha yang berfokus hanya pada
keuntungan jangka pendek.
Seperti yang dijelaskan di bab sebelumnya, bahwa
Bahwa pedagang pedagang dan pengusaha sangat berbeda sekali,
dan pengusaha pengusaha atau seorang pengusaha berbasis syirkah
yaitu syirkahpreneur lebih mempunyai visi jauh kedepan
sangat berbeda
dan selain mempunyai visi dan misi seorang
sekali, pengusaha syirkapreneur juga mempunyai idelisme tertentu,
atau seorang misalkan idealisme pencinta lingkungan, tipe
pengusaha berbasis syirkahpreneur dengan idealisme seperti ini dapat
syirkah yaitu dipastikan memilih bidang bisnis yang ada kaitannya
dengan pelestarian lingkungan, seperti membuka toko
syirkahpreneur
yang khusus menjual produk-produk organik tanpa
lebih mempunyai pupuk kimia, membuka bisnis pelatihan berkebun dan
visi jauh kedepan yang sejenisnya. Contoh lain lagi seorang
syirkahpreneur yang mempunyai idealisme anti riba
atau ekonomi syariah, dia akan memilih bidang bisnis yang ada hubungannya dengan
idealisme dari seorang syirkahpreneur tersebut. Hal semacam ini biasanya tidak dimiliki
oleh pedagang, pedagang fokus utamanya hanya kepada omset, penjualan dan hal-hal
lain yang bersifat keuntungan jangka pendek, oleh karena itu hal ini bisa menjadi faktor
pembeda utama antara seorang syirkahpreneur dan seorang pedagang.
Maka dari itu mengenal kekuatan yang ada dalam diri syirkahpreneur sangat
penting sekali untuk bisa mencapai tujuan syirkah yang di inginkan, bahkan jika seorang
syirkahpreneur telah benar-benar menyadari kekuatan yang ada pada dirinya, termasuk
passion dibidang apa, idelismenya seperti apa, visi dan misi hidupnya seperti apa akan
menjadikan bisnis syirkah yang dikelolanya bisa menjadi yang terbaik di bidangnya
tersebut sehingga bisa memancarkan sinar(menginspirasi) seperti bintang dimalam hari
kepada masyarakat luas. Hal ini bisa dicapai karena seorang syirkah preneur tersebut
telah menyadari keuatan yang ada dalam dirinya, kemudian fokus mengembangakan
kekuatan tersebut, dengan banyak belajar, berlatih dengan tekun dan sungguh-
sungguh.
Jika seorang syirkahpreneur telah mencapai titik ini yang akan terjadi ialah
bukan dia yang mencari permintaan pasar, melainkan dia sudah bisa membuat
permintaan pasar baru yang sebelumnya tidak terlihat atau tidak dimasuki oleh
syirkahpreneur-syirkahpreneur lain, sehingga akan sampai pada tahap dimana pasar
yang akan mencari-cari produk dari seorang syirkahpreneur tersebut, bukan lagi
syirkahpreneur yang sibuk mencari pasar atau mencari pelanggan yang akan membeli
produknya. Inilah pentingnya mengenal potensi kekuatan diri, dan berfokus
BAB 10 Merancang blueprint Bisnis Syariah | 235
mengembangkan kekuatan tersebut hingga pada titik sangat ahli bahkan bisa menjadi
yang terbaik di bidangnya dan menjadi bintang yang bisa memberikan cahaya inspirasi
kepada orang-orang disekitarnya, yang semuanya berawal dari mengenal diri anda
sendiri.
ditentukan sejak awal pada tahap merancang cetak biru syirkah yaitu Visi dan Misi dan
satu lagi tambahan yaitu nilai-nilai dasar.
Mengapa harus menetapkan tiga hal tersebut sejak awal pada tahap
perancangan blueprint syirkah padahal bisnis berbasis syirkahnya belum berjalan?
Justru karena belum dimulai, Anda akan lebih mudah menanamkan dasar-dasar ini.
Sekali muncul dan berhasil ditanamkan, watak dan kepribadian dasar ini susah diubah.
Jangan menulis visi,misi dan nilai-nilai dasar yang muluk-muluk tanpa
penjiwaan. Banyak visi,misi dan nilai-nilai dasar yang ditulis untuk membuat orang yang
membacanya kagum, tapi hahkan penulis sendirinyapun tidak mempercayainya.
Kadang-kadang mirip seorang yang pendiam bercita-cita jadi penyiar radio.
Visi dan misi muncul dari pemikiran yang mendalam akan sangat membantu
organisasi bisnis berbasis syirkah anda menembus masa depan. Sedapat mungkin
bersikaplah jujur terhadap diri sendiri dalam merumuskan keduanya. Sangat banyak
organisasi bisnis yang menulis visi dan misinya dalam bentuk artifisial atau dibuat-buat
dan tidak benar-benar mereka hayati. Diusahakan visi, misi dan nilai-nilai dasar harus di
buat sesederhana mungkin, singkat, jujur dan didukung oleh komitmen yang maksimal.
Visi, misi dan nilai-nilai dasar bisa menjadi obor penerang dan penunjuk jalan baik bagi
syirkahpreneur tersebut maupun bagi seluruh tim termasuk staf dan karyawan yang
ada di organisasi bisnis berbasis syirkah tersebut.
Visi
Visi menunjukan kemana anda dan organisasi syirkah anda bergerak dimasa
depan. Visi adalah mimpi anda. Pada dasarnya, visi menjawab pertanyaan “organisasi
syirkah ini mau menjadi apa dan mau dibawa kemana?”
Visi harus memudah disampaikan dan bisa menimbulkan minat dan daya tarik
bagi semua pihak yang berhubungan dengan organisasi syirkah tersebut meliputi para
pemangku kepentingan, terutama karyawan,pelanggan, dan shahibul maal atau
investor. Namun pihak yang paling utama dan fundamental untuk bisa mengetahui dan
memahami secara mendalam dari visi organisasi syirkah anda yaitu orang-orang
didalam organisasi syirkah anda, termasuk anda sendiri selaku CEO, staf, karyawan level
tertinggi hingga level terbawwah yang tujuan utamanya agar bisa menyamakan
frekuensi arah dan tujuan dari organisasi syirkah anda, karena jika frekuensi sudah sama
maka tercapainya tujuan dari organisasi syirkah itupun akan jauh lebih mudah dicapai
dari pada bekejasama dalam tim di suatu organisasi namun belum semua sama visinya,
bisa jadi akan menghalangi tercapainya tujuan tersebut karena yang satu ke barat dan
anggota tim yang lainnya ke timur. Jadi intinya satukanlah frekuensi seluruh tim
organisasi syirkah anda dengan menyamakan visi terlebih dahulu.
BAB 10 Merancang blueprint Bisnis Syariah | 239
Mungkin kata yang agak mewakili “Visi” dalam bahasa Indonesia adalah “cita-
cita” atau “mimpi”, yaitu sesuatu yang ingin kita raih di masa mendatang, satu tujuan
jangka panjang. Cita-cita adalah penunjuk arah sehingga kita bisa bergerak tanpa
kebingungan mau kemana melangkah.
Visi yang baik harus bisa disampaikan dengan jelas dalam kurun waktu kurang
dari lima menit kepada seseorang dan yang bersangkutan haru sudah bisa memahami
visi anda, menunjukan minatnya, dan memberikan tanggapan yang tepat, jika tidak
berarti anda perlu merumuskan ulang visi anda dengan lebih jelas lagi.
Visi adalah mimpi. Visi adalah pernyataan singkat organisasi syirkah anda
“organisasi bisnis berbasis syirkah akan menjadi apa” dimasa mendatang misalnya
dalam waktu 5 atau 10 tahun mendatang. Untuk mempermudah anda menerapkan
konsep tentang menentukan visi ini kedalam organisasi syirkah anda baiknya bisa
memperhatikan contoh visi perusahaan-perusaan besar yang mungkin bisa untuk
menambah referensi ketika anda merancang visi dari organisasi syirkah anda berikut
ini:
Garuda Food:
“Perusahaan makanan dan minuman terbaik di Indonesia pada tahun 2030”
Garuda Indonesia:
“Menjadi Perusahaan penerbangan yang kuat dan terkemuka yang menyediakan
layanan yang berkualitas untuk melayani orang dan barang di seluruh dunia dengan
keramahtamahan Indonesia”
Misi
Misi adalah tugas, menyatakan apa yang anda lakukan dan mengapa
melakukan hal itu, atau secara sederhanaya misi adalah bentuk penjabaran dari visi
yang lebih rinci mengenai langkah-langkah untuk bisa menggapai visi, seperti yang
sudah dijelaskan sebelumnya yang kalau di ibaratkan permainan sepak bola misi adalah
suatu langkah relistis untuk bisa meraih kemenangan yaitu meraih skor sebanyak-
banyaknya (visi), yaitu degan cara memasukan bola ke gawang lawan inilah misi yang
merupakan langkah untuk bisa mencapai visi. Misi terdiri dari jawaban atas tiga
pertanyaan berikut ini:
BAB 10 Merancang blueprint Bisnis Syariah | 240
Ada juga yang mengatakan bahwa misi adalah jawaban dari mengapa organisasi bisnis
berbasis syirkah ini ada?
Contoh misi adalah sebagai berikut :
Nutrifood:
“Secara inovatif mengispirasi dan membantu setiap individu untuk mencapai
keseimbangan hidup dengan menjalankan pola hidup sehat yang menyenangkan dan
memberikan asupan nutrisi seingga dapat menikmati hidup sehat lebih lama.”
Unilever:
“Menambahkan vitalitas kedalam kehidupan”
Nilai-Nilai Dasar
Nilai adalah apa yang dianggap baik dan tidak baik atau bahkan yang benar dan
tidak benar. Anda tidak bisa memilih suatu nilai untuk mendasari semua hal yang terjadi
di organisasi bisnis berbasis syirkah anda jika anda sendiri tidak memiliki nilai tersebut.
Jika nilai tidak ditentukan, perusahaan akan membentuknya sendiri. Karena itu alasan
yang sama seperti visi dan misi, nilai sebaiknya anda tentukan sebelum bisnis syirkah
anda berporasi lebih tepatnya saat anda merancan blueprint atau cetak biru syirkah.
Unilever Indonesia
1. Fokus pada pelanggan, konsumen dan komunitas (konsumen,consumers, and
comunity focus)
2. Kerja sama (Team Work)
3. Integritas (Intergrity)
4. Membuat sesuatu terjadi (make things happen)
5. Berbagi kegembiraan (Sharing of Joy)
6. Unggul (Exellence)
BAB 10 Merancang blueprint Bisnis Syariah | 241
Mengenai visi, misi dan nilai-nilai dasar ini tidak ada kewajiban untuk
mencantumkan ketiganya ketika merancang blueprint syirkah bisa hanya visi saja,
ataupun hanya visi dan misi tanpa mencantumkan nilai-nilai dasar, silahkan disesuaikan
dengan organisasi bisnis berbasis syirkah anda.
Alat bantu untuk meracang bisnis model bisnis berbasis syirkah yang
merupakan bagian dari cetak biru syirkah mirip dengan kanvas pelukis yang terdiri dari
sembilan blok elemen yang saling berhubungan antara satu blok elemen dengan blok
elemen lainnya yang bisa menggambarkan pemikiran tentang bagaimana suatu
organisasi bisnis bekerja mulai dari menciptakan nilai, mengirimkan nilai tersebut ke
segmentasi pelanggan tertentu serta bagaimana biaya bisa muncul serta keuntungan
bisa diperoleh. Secara garis besar sembilan blok elemen syirkah tersebut adalah sebagai
berikut:
Customer Segments
Elemen pertama yang harus Anda miliki dalam memulai bisnis model kanvas
ini adalah menentukan segmen pelanggan mana yang akan menjadi target bisnis.
Misalnya, suatu maskapai penerbangan mengeluarkan 2 produk untuk memenuhi
kebutuhan 2 segmen pelanggan yang berbeda, atau ada 2 stasiun televisi yang
menyajikan 2 acara berbeda untuk memenuhi segmen pelanggan yang berbeda.
Value Propositions
Ini adalah sekat yang merupakan keunggulan produk, apa saja sesungguhnya
poin-poin yang dapat mendatangkan manfaat yang ditawarkan perusahaan bagi
customer segment-nya. Hal ini menjadi kesempatan bagi Anda untuk menjabarkan
kekuatan dan keunggulan yang membedakan bisnis Anda dengan bisnis yang lain.
Channels
Melalui penggunaan channels yang tepat, Anda baru bisa menyampaikan
value propositions kepada customer segments. Jadi, cobalah pikirkan channels yang
ingin Anda gunakan dengan baik, karena penentuan channels adalah salah satu elemen
penting bagi keberhasilan sebuah bisnis.
Revenue Streams
Revenue stream merupakan bagian yang paling vital, di mana organisasi
memperoleh pendapatan dari pelanggan. Elemen ini harus dikelola semaksimal
mungkin untuk meningkatkan pendapatan bisnis. Jangan sampai ada bahan baku,
produk, atau kinerja yang tidak dimanfaatkan secara maksimal.
BAB 10 Merancang blueprint Bisnis Syariah | 244
Key Resources
Key resource adalah sekat dalam bisnis model kanvas yang berisikan daftar
sumber daya yang sebaiknya direncanakan dan dimiliki perusahaan untuk mewujudkan
value proposition mereka. Semua jenis sumber daya, mulai dari pengelolaan bahan
baku, penataan sumber daya manusia, dan penataan proses operasional menjadi
perhatian dalam membuat model bisnis.
Customer Relationships
Ini merupakan elemen di mana perusahaan menjalin ikatan dengan
pelanggannya. Perlu pengawasan yang ketat dan intensif agar pelanggan tidak mudah
berpaling ke bisnis yang lain hanya karena jalinan hubungan yang kurang baik.
Key Activities
Key activities adalah semua aktivitas yang berhubungan dengan produktivitas
bisnis yang berkaitan dengan sebuah produk, di mana kegiatan utamanya adalah
menghasilkan proposisi nilai.
Key Partners
Elemen ini berfungsi untuk pengorganisasian aliran suatu barang atau layanan
lainnya. Posisi-posisi partner kunci tersebut bermanfaat untuk efisiensi dan efektivitas
dari key activites yang telah dibuat. Tak ada salahnya menjalin hubungan baik untuk
menciptakan siklus bisnis sesuai dengan ekspektasi.
Cost Strucure
Elemen terakhir yang tak kalah pentingnya dengan kedelapan elemen lainnya
adalah struktur pembiayaan bisnis. Mengelola biaya secara efisien akan membuat bisnis
yang dijalani menjadi lebih hemat dan bisa meminimalkan risiko kerugian. Hal ini juga
dapat menentukan proposisi nilai yang tepat untuk pelanggan.
Untuk bisa lebih mudah dalam mempelajari bagaimana dan meerapkan cara
merancang Business Model Canvas ini kedalam bisnis berbasis syirkah anda ada baiknya
lihat contoh kanvas bisnis model yang telah di buat untuk project syirkah penerbitan
buku Understanding syirkah di Lampiran 4 di akhir buku ini.
BAB 10 Merancang blueprint Bisnis Syariah | 245
Di kanvas preposisi nilai tersebut terdapat dua gambar, di sebelah kiri gambar
persegi dan di sebelah kanan berbentuk lingkaran. Dimana yang berbentuk persegi
merupakan peta nilai dari produk usaha syirkah yang akan anda jalankan dan yang
sebelah kanannya yang berbentuk lingkaran merupakan profil pelanggan yang
merupakan target pelanggan yang akan menggunakan produk baik barang maupun jasa
dari bisnis berbasis syirkah tersebut.
Di gambar persegi sebelah kiri terdapat tiga bagian lagi dimana dibagian atas
merupakan pencipta keuntungan atau manfaat nyata dari produk yang kita rancang.
Dibagian bawahnya merupakan pereda kesulitan atau permasalahan pelanggan apa
yang ingin kita selesaikan melalui produk yang kita rancang yang ada di bagian tengah
sebelah kirinya.
kemudian dibagian sebelah kiri yang berbentuk lingkaran merupakan profil
pelanggan yang terdiri dari tiga bagian juga di sebelah kiri atas yang berlambang
seyuman merupakan keuntungan yang menggambarkan hasil yang ingin dicapai oleh
pelanggan atau keuntungan nyata yang mereka cari.
BAB 10 Merancang blueprint Bisnis Syariah | 247
Agar anda bisa lebih dalam lagi mempelajari kanvas proposisi nilai ini, serta
bisa diterapkan dalam bisnis syirkah yang akan atau sedang anda jalankan agar benar-
benar bisa menawarkan produk yang memiliki keseusaian antara nilai dari produk anda
dengan kebutuhan,keinginan dan permasalahan yang ingin diselesaikan oleh
segmentasi pelanggan anda, kita perlu belajar hal ini yang tentunya disertai dengan
contoh pengaplikasiannya bagaimana.
Dimana produk atau jasa yang ditawarkan yang dimasukan di kotak kuning tersebut
adalah sebagai berikut
a. Buku understanding syirkah.
b. Update materi buku melalui WA dan telegram(up selling).
c. Bimbingan dan pelatihan ekslusif sebagai pendukung untuk mempraktekan
konsep dari buku Understanding syirkah, melalui group kelas praktikum BBR
Insitiute(up selling).
d. Studi kasus dan pemecahannya yang membuat materi dan konsep di buku
understanding syirkah ini jauh lebih mudah dipelajari dan dipahami.
Ini adalah contoh dari peta nilai di bagian produk dan jasa lebih tepatnya di
kotak sebelah kiri berwarna kuning untuk contoh produk dari buku understanding
syirkah, karena selain kita menawarkan buku, kita juga memberikan bonus tambahan
atau suplemen yang bisa memudahkan para pelanggan dan pembaca buku
understanding syirkah ini untuk belajar, memahami dan mempraktekan konsep dan
materi yang dijelaskan di buku understanding syirkah ini.
Kemudian untuk kotak berwarna hijau di bagian kiri atas yang berupa manfaat
atau keuntungan yang dihasilkan dari produk dan jasa kita dimana dalam contoh produk
buku understanding syirkah ini.
BAB 10 Merancang blueprint Bisnis Syariah | 250
Manfaat dan keuntungan yang akan kita berikan bagi pelanggan yang membeli dan
memperlajari buku ini yaitu :
a. Membantu untuk bisa mejemput rezeki secara halal,berkah dan bebas dari
riba.
b. Membantu untuk memulai dan membangun usaha melalui syirkah yang sesuai
dengan syariat Islam.
c. Memudahkan para pembaca untuk mempelajari dan memahami fiqh
muamlaah serta bagaimana menerapkannya di aktifitas muamalah kita sehari-
hari.
d. Mengurangi ketergantungan para pelaku usaha terhadap lembaga keuangan
ribawi.
e. Membantu untuk bisa mengelola usaha syirkah secara amanah dan profesional
serta berkelanjutan.
f. Membantu pelanggan potensial untuk bisa mencatat, dan melaporkan
keuangan syirkah kepada para stake holder syirkah khususnya investor.
Dibagian ketiga yaitu pereda kesulitan yang menjelaskan cara produk dan jasa
anda meredakan kesulitan yang dihadapi oleh pelanggan potensial kita. Pereda
kesulitan menguraikan bagaimana anda menghilangkan atau mengurangi beberapa hal
yang membuat pelanggan anda jengkel pada saat sebelum, selama, atau setelah
mereka berusaha menyelesaikan suatu tugas, atau hal yang mencegah mereka
melakukannya.
Proposisi nilai yang baik akan berfokus pada kesulitan yang berarti bagi
pelanggan. Anda tidak perlu memiliki pereda untuk setiap kesulitan yang anda temukan
dalam profil pelanggan, tidak ada satupun proposisi nilai syirkah yang dapat melakukan
hal ini. Proposisi nilai yang baik seringnya berfokus untuk meredakan beberapa
BAB 10 Merancang blueprint Bisnis Syariah | 251
kesulitan saja namun dengan sangat baik dan fokus. Sekarang kita terapkan pada
contoh produk buku understanding syirkah ini kesulitan pelanggan apa yang bisa diatasi
dengan nilai atau value yang ditawarkan dari buku ini adalah sebagai berikut:
Semuanya bisa di tulis dengan menggunakan alat bantu yang telah kita pelajari
di bagian ini, khususnya di bagian peta nilai sebelah kiri, sehingga diharapkan dengan
alat bantu proposisi nilai, menjadikan kita jauh lebih mudah melakukan evaluasi
terhadap apa yang harus di perbaiki, ditambahkan atau di hilangkan, sehingga besar
harapan bisa mengurangi kemungkinan kegagalan ketika usaha syirkah tersebut masuk
pada tahap eksekusi.
BAB 11 Menyusun Rencana bisnis Syirkah | 253
C
etak biru bisnis berbasis syirkah yang telah anda buat rancangannya , yang
langkah-langkahnya telah dijelaskan secara lengkap di bab sebelumnya yaitu di
bab 10, dimana di bab ini rancangan cetak biru tersebut akan lebih di breakdown
atau dijabarkan secara lebih rinci lagi. Dimana dalam cetak biru syirkah hanya berisi
gambaran besar rencana membangun bisnis berbasis syirkah berupa kerangka kerja
dan haluan-haluan untuk menghindari bisnis berbasis syirkah anda kehilangan arah dan
berjalan melenceng dari yang di perkirakan sebelumnya yang akan menghambat
tercapainya tujuan dari syirkah itu sendiri yaitu mencapai penguatan ekonomi umat
sesuai dengan syariat Islam, tanpa riba, tanpa bank dan tanpa akad bathil.
Di dalam rencana bisnis syirkah berisi hal-hal yang sangat detail tentang
perencanaan membangun bisnis berbasis syirkah, mulai dari menentukan ide produk
bisnis syirkah tersebut, analisis pasar yang akan menjadi target untuk menjual produk
anda, termasuk strategi pemasaran yang akan dijalankan, rincian seluruh tim yang akan
megeksekusi rencana bisnis syirkah ini, rencana operasional, hal-hal yang berkaitan
dengan keuangan meliputi kebutuhan dana, benefit keuangan untuk investor dan lain
sebagainya yang berisi detail-detai rencana untuk membangun bisnis berbasis syirkah
yang tujuan utamanya memungkinkan anda mencari solusi terbaik atau mengantisipasi
beberapa permasalahan dan resiko yang mungkin timbul dari membangun bisnis
berbasis syirkah diatas kertas sebelum anda benar-benar mulai melaksanakan atau
mengeksekusi suatu ide bisnis syirkah dilapangan, sehingga bisa mengurangi
kemungkinan kegagalan mencapai tujuan yang diharapkan dan meningkatkan
kemungkinan berhasil.
BAB 11 Menyusun Rencana bisnis Syirkah | 254
kemungkinan usaha syirkah anda gagal atau dibubarkan ditengah jalan yang
menghasilkan kerugian bagi semua pihak yang bersyirkah akan tinggi sekali. Disinilah
fungsi utama kenapa anda harus menyusun rencana bisnis sedetail dan selengkap
mungkin disesuaikan dengan komplekstisitas bidang bisnis anda, semakin besar ide
bisnis syirkah bisnis yang akan anda bangun, maka semakin rumit dan detail juga
perencanaan syirkah yang harus dibuat.
Bagian ini adalah bagian yang dianggap audience sebagai bagian yang paling penting
dari Rencana Bisnis anda dan memerlukan upaya keras anda untuk menyusunya.
Pastikan bahwa informasi keuangan ini sudah ditelaah oleh ahli keuangan yang
professional, misalnya akuntan anda.
A. Untuk mencari pendanaan, sertakan data keuangan anda dan pendiri lainya, yang
dibubuhi materai dan ditandatangani (1-5 halaman).
B. Jika bisnis anda sudah berjalan, sertakan data keuangan historis : laporan laba-
rugi, neraca, aliran kas, sumber dan penggunaan dana (6 halaman).
C. Daftar utang yang sudah diambil dengan semua detailnya (1 halaman).
D. Proyeksi laba-rugi selama 5 tahun kedepan. Sebaiknya dalam bentuk bulan-per-
bulan atau kuartal-per-kuartal untuk tahun pertama dan kedua,kemudian untuk
tahun ketiga hingga kelima dalam bentuk tahunan (1 halaman).
BAB 11 Menyusun Rencana bisnis Syirkah | 259
E. Anggaran kas 24 bulan dengan saldo awal dan saldo akhir (1-2 halaman).
F. Asumsi-asumsi yang anda gunakan adalam meyusun proyeksi keuangan (1-4
halaman).
G. Grafik yang meringkas perhitungan-perhitungan dan proyeksi-proyeksi ( 1-3
halaman).
Hanya dalam beberapa lembar, anda harus bisa menceritakan seluruh mimpi
anda mengenai bisnis berbasis syirkah anda dengan jelas, menyajikan argumentasi
meyakinkan bahwa bisnis syirkah yang anda rencanakan tersebut memang bisa dan
layak untuk dijalankan, bagaimana anda melakannya, dan potensi dari segi finansial.
Tentukan apa saja yang anda rasa harus masuk dalam ringkasan eksekutif. Beri
peringkat mulai dari poin yang paling penting hingga yang kurang atau tidak penting.
Mainkan peran seolah-olah anda pembaca yang sibuk, tapi dengan insting berbisnis
yang kuat. Apa yang ingin anda ketahui? Apa yang tidak terlalu penting dan kiranya tidak
perlu dimasukan kedalam ringkasan eksekutif tapi cukup dicantumkan di penjelasan
detailnya saja menurut anda? Gunakan tiga atau empat kalimat untuk menjelaskan tiap
bagian terpenting dalam rencana bisnis syirkah anda. Untuk setiap bagian yang dirasa
kurang penting cukup anda gunakan kalimat penjelas satu atau dua kalimat saja.
Seperti biasa untuk memudahkan dalam mempelajari suatu konsep baiknya
anda mempelajari dua contoh ringkasan eksekutif berikut ini yang pertama adalah
contoh ringkasan eksekutif dari project syirkah penerbitan buku Understanding Syirkah
BBR Instiute dan contoh ringkasan eksekutif yang kedua adalah ringkasan eksekutif
yang telah mengalami proses penjurian yang ketat dalam suatu kompetisi kelas
internasional. Namun, baiknya anda tetap membaca dan mempelajari kedua-duanya
dengan sangat cermat dan kritis hingga bisa diaplikasikan kepada bidang bisnis syirkah
yang sedang atau ingin anda jalankan. Manfaatkanlah sebaik mungkin kedua contoh ini
yang disumbangkan para penulisnya untuk anda sebagai pembaca buku ini, sebagai alat
pembelajaran yang sangat penting bagi anda.
BAB 11 Menyusun Rencana bisnis Syirkah | 261
syariah. oleh karena itu BBR Institute mengundang para Investor syariah
potensial untuk turut berpartisipasi dalam bisnis ini.
Illustrasi 2 :
Batu bata dari kotoran sapi
EcoFaeBrick
Ringkasan Eksekutif
- Tahap Bisnis
bisnis berbasis syirkah merupakan suatu entitas yang terpisah antara pribadi pengelola
syirkah dengan entitas bisnis syirkah yang dijalankannya, intinya prinsip entitas bisnis
syirkah ini mengharuskan adanya pemisahan harta pribadi dengan harta entitas syirkah.
Ditahap pembuatan proyeksi inilah kesempatan yang baik bagi anda untuk memulai
memisahkan mana harta pribadi pengelola dan mana harta milik entitas syirkah yang
hakikatnya milik investor, karena pengelola syirkah hanya mempunyai hak pakai tanpa
ada hak memiliki terhadap seluruh aset-aset yang menjadi milik entitas syirkah
tersebut, kecuali jika pengelola tersebut mempunyai saham juga di bisnis syirkah yang
dikelolanya tersebut.
Mulailah dengan memisahkan mana harta pribadi dan mana harta atau aset
milik bisnis berbasis syirkah tersebut, setelah benar-benar dipisahkan di rinci juga
kebutuhan aset untuk menjalankan bisnis berbasis syirkah ini apa saja dan perkiraan
harganya berapa. Sebagai pengetahuan bahwa yang namanya aset tetap atau fix aset
jika suatu benda atau jasa tersebut memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun maka
hal tersebut bisa diakui sebagai aset, namun jika memilki masa manfaat kurang dari
satu tahun misalnya maka harus diakui sebagai biaya pengurang pendapatan di laporan
laba-rugi atau dalam hal ini masuk ke proyeksi laporan laba rugi, misalnya biaya
perlengkapan habis pakai, biaya listrik dan air dan biaya-biaya sejenisnya.
Langkah terakhir dalam menyusun proyeksi keuangan dan kebutuhan dana
ialah merangkum semua langkah sebelumnya menjadi tiga macam dokumen proyeksi
atau perkiraan keuangan sebagai berikut : (untuk contohnya bisa dilihat di lampiran 2
tentang contoh proyeksi keuangan dan kebutuhan pendanaan).
A. Dokumen Proyeksi Laba-rugi, Memuat perkiraan mengenai jumlah hasil
penjualan dan jumlah semua biaya-biaya baik yang tunai maupun yang bukan
tunai tiap tahun
B. Dokumen Proyeksi Neraca, Memuat perkiraan mengenai jumlah aktiva lancar,
aktiva tidak lancar, kewajiban baik jangka pendek maupun jangka panjang dan
ekuitas atau modal yang di butuhkan dari investor dimulai dari tanggal rencana
bisnis syirkah ini dimulai
C. Dokumen Proyeksi aliran Kas atau biasa disebut dengan proyeksi laporan arus
kas yang berisi perkiraan mengenai banyaknya uang tunai yang masuk dan uang
tunai yang keluar yang erat sekali hubungannya dengan tingkat liquiditas dari
bisnis syirkah ini.
Jika anda melaporkan kejadian-kejadian keuangan yang telah terjadi maka laporan
tersebut disebut dengan laporan keuangan, namun jika anda melaporkan hal-hal yag
berkaitan dengan keuangan namun belum terjadi hanya sebatas perkiraan atau
BAB 11 Menyusun Rencana bisnis Syirkah | 271
Retun On Investment(ROI)
S
etelah rencana bisnis syirkah telah dibuat maka tahap selanjutnya ialah bagaimana
“menjual” ide bisnis syirkah yang sudah anda buatkan perencanaanya dengan
sangat matang kepada para investor potensial syariah. karena salah satu manfaat
utama dari membuat rencana bisnis syirkah ialah untuk mendapatkan investor syariah
yang mau menanamkan sejumlah modalnya pada bisnis syirkah anda, sehingga
memungkinkan anda bisa menjalankan bisnis dengan hanya modal keahlian untuk
mengelola bisnis tanpa harus punya modal terlebih dahulu, dan yang paling penting
membuka peluang yang besar untuk bisa bersinergi baik dengan investor syariah
mapun dengan orang-orang yang mempunyai keahlian berbeda dengan diri kita dan
bisa saling melengkapi satu sama lain ketika mengelola suatu bisnis berbasis syirkah,
sehingga kekuatan dai bisnis syirkahpun akan meningkat berkali-kali lipat dibandingkan
hanya dengan mengelola bisnis sendirian tanpa bersinergi melalui syirkah.
Brand sendiri saat ini diartikan sebagai identitas diri yang membedakan antar
sesama baik manusia, produk, maupun tempat. Sedangkan branding adalah sebuah
kegiatan komunikasi, mempekuat, mempertahankan sebuah brand dalam rangka
memberikan perspektif kepada orang lain yang melihatnya.
Kemudian sekarang yang menjadi pertanyaan besarnya adalah apa
hubungannya antara branding dengan peningkatan kemungkinan yang signifikan untuk
bisa mendapatkan investor dari ide rencana bisnis yang telah anda buat dan
presentasikan kepada investor?
Setelah anda membuat rencana bisnis syirkah dalam bentuk dokumen
Business Plan sematang mungkin, langkah selanjutnya ialah bagaimana “menjual” ide
bisnis ini kepada orang yang mau menginvestasikan sejumlah uangnya kepada bisnis
syirkah anda, dan tidak mungkin langsung menawarkan kepada sembarang orang
begitu saja, pastinya orang tersebut harus mempunyai kedekatan secara emosional
terlebih dahulu kepada anda atau minimal kenal dan tau siapa dan apa latarbelakan
atau rekam jejak yang pernah anda lakukan. Karena jika tanpa itu semua, misalkan anda
langsung menawarkan kepada orang yang benar-benar baru, dalam artian orang
tersebut sama sekali tidak tahu dan tidak mengenal anda siapa, tiba-tiba saja anda
melakukan penawaran atau presentasi tentang rencana bisnis syirkah anda dan
menawarkan kepada orang tersebut untuk ikut terlibat sebagai investor dari bisnis
berbasis syirkah ini, maka kemungkinan orang tersebut untuk mau menginvestasikan
sejumlah uangnya kepada bisnis syirkah anda sangat kecil sekali.
Oleh karena itu langkah pertama sebelum anda menawarkan dan
mempresentasikan rencana bisnis syirkah anda ialah kuatkan dulu brandingnya, baik
personal branding yaitu branding anda sendiri selaku CEO yang akan menjadi pemimpin
untuk menjalankan rencana bisnis syirkah maupun branding dari produk yang akan
anda jual ke konsumen serta branding corporate atau branding perusahaan/ organisasi
syirkah yang akan menjadi wadah untuk menjalankan bisnis syirkah ini. Dengan adanya
branding yang kuat bisa menjadi pondasi yang kokoh ketika anda mulai “menjual” dan
mempresentasikan rencana bisnis yang telah anda siapkan sebelumnya kepada calon
investor syariah potensial. Bukan tidak mungkin jika branding anda sudah benar-benar
kuat bukan lagi anda yang mencari investor, namun investor yang akan mengejar-ngejar
mencari anda untuk bisa mengelola uang yang mereka miliki agar semakin produktif,
terus berkembang dan menghasilkan keberkahan semaksimal mungkin untuk
penguatan ekonomi umat Islam.
BAB 12 Presentasi dan Dapatkan Investor | 274
sifatnya pemahaman dasar hingga ke pemahaman tingkat lanjut, kata kuncinya tekun
dan terkonsep.
Selain dengan rutin membuat postingan yang edukatif dan inspiratif, cara lain
yang bisa anda lakukan untuk melakukan personal branding ialah dengan cara
membuka kelas pelatihan baik offline maupun online secara gratis, namun yang lebih
realistis dilakukan karena tidak memerlukan biaya besar ialah dengan mengadakan
kelas pelatihan online baik bisa melalui group WA, Telegram ataupun dalam bentuk
webinar melalui zoom atau google meet. Tentu tema kelas pelatihan onlinenya harus
sesuai dengan bidang bisnis syirkah anda.
Melanjutkan contoh sebelumnya di bidang bisnis syirkah pertanian, ketika
anda ingin membuka kela pelatihan online bisa mengambil tema yang sesau dengan
bidang bisnis syirkah tersebut yaitu dibidang pertanian, misalnya kelas pelatihan online
bagaimana bertani dengan menggunakan teknik hidroponik.
Lambat laun, cepat atau lambat investasi yang telah anda berikan untuk
personal branding tersebut pada suatu saat akan sampai pada orang-orang mulai
mengenal siapa anda apa keahlian anda termasuk profil dan rekam jejak anda, yang bisa
menjadi modal pertama yang kuat untuk bisa melangkah ke langkah selanjutnya yaitu
mulai menjual keahlian anda dan yang paling utama bisa menawarkan saham dari
rencana bisnis anda kepada investor.
Ketika personal branding anda sudah kuat, apapun produk yang anda jual
termasuk saham syirkah, amatlah jauh lebih mudah daripada langsung menjual produk
atau menawarkan rencana bisnis anda tanpa melakukan personal branding terlebih
dahulu, disinilah letak pentingnya personal branding dalam melakukan presentasi
rencana bisnis syirkah anda dan mulai mendapatkan investor syariah.
Setelah personal branding kuat, maka anda bisa melangkah ke langkah
berikutnya yaitu bagaimana melakukan presentasi rencana bisnis anda kepada investor
syariah, karena personal branding hanya sebagai pondasi dan selanjutnya anda juga
perlu memiliki keahlian bagaimana menyampaikan rencana bisnis yang telah anda buat,
karena tidak semua apa yang anda tulis dalam rencana bisnis syirkah perlu anda
sampaikan semua. Anda perlu menyeleksi lagi mana yang perlu disampaikan dan apa
yang tidak perlu disampaikan cukup dibuat secara tertulis saja, serta bgaimana cara
presentasinya agar pesan yang anda sampaikan benar-benar bisa sampai ke benak
audien atau dalam hal ini yaitu calon investor syariahnya.
BAB 12 Presentasi dan Dapatkan Investor | 277
hubungan emosional yang kuat anda selaku pemimpin yang mempunyai ide rencana
bisnis syirkah dan audiens yang juga merupakan calon investor syariah yang akan
menanamkan sejumlah uangnya pada project syirkah anda. Sebagus dan sehebat
apapun ide rencana bisnis syirkah anda tanpa adanya ikatan dan hubungan emosional
yang kuat dengan calon investor, kemungkinan mereka untuk bergabung menjadi
investor syariah tetap sangat kecil sekali.
Cara yang kedua ialah secara offline, yaitu dengan menyampaikan rencana
bisnis syirkah anda secara offline baik anda yang mendatangi investor ataupun
sebaliknya investor yang datang ke tempat anda untuk mendengarkan presentasi
rencana ide bisnis syirkah anda.
kisah nyata yang terjadi di Amerika Serikat berikut ini. Cerita ini ditulis oleh Scott
Gerber, seorang entrepreneur di New York dan penulis buku – buku laris tentang bisnis.
Saya sadurkan untuk anda :
“Segera setelah lulus S1, saya dan beberapa teman membuat rencana untuk
memulai bisnis baru di bidang media. Selama beberapa minggu kami mengolah konsep
bisnis, menulis Rencana Bisnis, dan mulai mencari pendanaan. Dengan sedikit usaha,
saya berhasil membuat janji temu dengan sebuah perusahaan investasi terkenal untuk
membahas peluang tersebut.
Walaupun bisnis kami belum menghasilkan uang sepeserpun, dan tidak
satupun dari kami pernah menjadi CEO perusahaan berjuta dollar, kami semua yakin
bahwa kami pasti berhasil mendapat pendanaan dari perusahaan tersebut.
Bayangkan, proyeksi keuangan yang kami buat menunjukan bahwa bisnis ini
akan segera mencapai penjualan kotor hingga $200 juta. Mana ada investor yang
menjawab “tidak” jika ditawari peluang sehebat itu ?
Kamu yakin kami pasti akan menjadi kaya. Yang kami butuhkan hanya mencari
dana dalam jumlah kecil saja - $15 juta sudah cukup. Saya ingat saya berpikir,”Apa
susahnya?” Kami benar-benar naif, dan delusive. Hanya ada satu masalah kecil dalam
rencana kami. Tak seorangpun dari kami mempunyai ide mengenai bagaimana
mempresentasikan Rencana Bisnis dihadapan Investor. Lalu, saya melakukan apa yang
pasti akan dilakukan oleh semua (calon) pebisnis kalau bingung berburu di Google
dengan kata kunci “Bagaiamana menyajikan rencana bisnis pada investor”.
Takada satu hal pun yang saya baca dari Google menyiapkan saya menghadapi
apa yang terjadi. Dengan segera kami dapati bahwa presentasi kami sudah gagal,
bahkan sebelum kami memulainya. Dan parahnya, ternyata sudah gagal sebelum kami
memulai menulis rencana Bisnis.
Pada awal pertemuan, salahsatu dari Investor meminta ringkasan eksekutif
dalam selembar kertas. Saya tidak menyiapkan ringkasan semacam itu, jadi saya
berikan 11 halaman pertama dari berkas setebal 95 halaman yang membuat Rencana
Bisnis Saya. Itu adalah pukulan pertama.
Saat saya masih ditngah presentasi – menerangkan slide ke- 4 dari total 32 slide yang
saya siapkan – Investor kedua sudah menginterupsi dan berkata,”Oke, behenti dulu.
Kalian pasti tidak memerlukan 15 juta dollar.”
Untuk membela rencana bisnis kami, dengan terlalu yakin saya menjawab,”Tidak bisa
kurang dari jumlah itu.”
“Oh, begitu? Tidak bisa ya, huh?” Ia menjawab dengan sedikit nyengir dan
menyembunyikan tawa. Itu adalah pukukan kedua.
BAB 12 Presentasi dan Dapatkan Investor | 280
2. Membuat ringakasan pendek, satu hingga lima halaman untuk mereka baca dengan
cepat dan mengambil kesimpulan untuk tindakan mereka berikutnya (secara
tertulis).
1. “Presentasi 60 Detik”
Tahap ini sangat penting karenan umumnya pihak investor adalah orang-
orang yang sangat sibuk. Bayangkan saja bahwa anda hanya punya kesempatan 60
detik untuk menceritakan bisnis yang anda rencanakan, dan mampu membuat pihak
tersebut mengatakan :
“hmm.. Oke, saya ingin tahu lebih lanjut tentang ide bisnis anda. Kapan bisa
bertemu untuk presentasi sekitar 10 – 20 menit ?”
Enampuluh detik itu bisa anda manfaatkan dengan bebagai cara. Misalnya
berbicara lewat telepon, sambil berjalan disamping orang tersebut atau bahkan sambil
naik elevator. Karena itu presentasi 60 detik umumnya disebut “Presentasi di elevator”
(Elevator pitch), “Presentasi 60 detik” (60 Seconds pitch), atau “Presentasi satu menit”
Apa yang akan anda lakukan ? apa yang akan anda bicarakan ? Enam puluh
detik sangatlah singkat. Itupun sebaliknya anda berbicara cukup lambat supaya
pendengar dapat menangkap inti presentasi satu menit anda itu. Kunci untuk presentasi
satu menit yang efektif adalah : “Cepat, kuat, dan padat.”
Sebagai ilustrasi untuk “Presentasi satu menit”. Contoh berikut dipilih oleh
wartawati majalah Fortune, Anne Vandermey, saat ia menghadiri kompetisi rencana
Bisnis di salah satu universitas di Amerika Serikat pada April 2012.
Peserta diminta membayangkan melakukan presentasi satu menit di depan
Warren Buffet, Investor tersohor di Amerika Serikat. Tentu saja pak Buffet tidak benar-
benar datang, dia diwakili sekelompok juri. Tujuan presentasi adalah membuat “Pak
Buffet” tertarik mendengarkan presentasi lebih lanjut. Berikut dua “60 second pitch”
pilihan Anne Vendermey.
BAB 12 Presentasi dan Dapatkan Investor | 282
3. Presentasi Standar
Dalam praktik, Pitch (presentasi menjual ide) Rencana Bisnis syirkah anda
mungkin jauh lebih penting daripada dokumen formal Rencana bisnis syirkah yang anda
siapkan. Pihak investor sering tidak menyukai waktu ataupun minat untuk meneliti
dokumen formal Rencana Bisnis anda secara mendalam. Mereka ingin mendengar
secara langsung dari anda mengenai hal-hal penting dalam Rencana Bisnis anda.
Walaupun demikian, bukan berarti dokumen formal rencana bisnis anda sia-
sia. Syarat utama dalam melakukan pitch Rencana Bisnis adalah benar-benar
memahami luar dalam isi dan detail Rencana Bisnis formal anda. Penguasaan tersebut
wajib sifatnya. Presentasi pitch lebih formal daripada “Presentasi 60 Detik” dan “Memo
Ringkasan Rencana Bisnis”. Isinya tidak banyak berbeda, namun lebih mendetail.
a. Maksimum 10 Slide.
b. Waktu presentasi maksimum 20 menit.
c. Hindari desain Slide yang terlalu rumit, desain sederhana justru lebih
menarik.
d. Hindari presentasi dengan bullet points.
e. Gunakan diagram dan gambar
Berikut ini adalah refleksi seorang juri yang secara rutin bertugas di Kontes
Rencana Bisnis tahunan yang diadakan oleh Harvard Business School, David Ronick
(seorang entrepreneur serial, berulang-ulang mendirikan bisnis). Berdasarkan
pengamatan pada kompetisi tahun 2011, ia menyimpulkan dan menyarankan lima hal
yang efektif (+) dan lima hal yang merugikan (-) dalam presentasi rencana bisnis.
BAB 12 Presentasi dan Dapatkan Investor | 284
Plus 2. Pembanding
Selama presentasi, pada titik tertentu para hadirin akan ragu-ragu, “Apa bisa
dijalankan, ya?” kalau perusahaan anda sudah berjalan, tentu anda bisa
membuktikanya. Tapi kalau masih di tahap ide? Cara terbaik adalah mencari
“Pembanding”. Carilah contoh-contoh di dunia bisnis yang membuktikan bahwa hal-hal
yang anda ceritakan bisa (bisa dan sudah terbukti) berjalan dengan baik.
BAB 12 Presentasi dan Dapatkan Investor | 285
Plus 3. Emosi
Para pemenang dalam kontes ini adalah mereka yang tidak semata-mata
mengendalikan logika, tetapi menambahkan daya Tarik emosional melebihi sekedar
logika belaka. Mereka meracik argumentasi mereka sehingga”hidup.” Memakai contoh,
cerita-cerita, bahkan memanfaatkan peraga. Para hadirin dapat merasakan gairah
mereka dan bisa membayangkan apa yang akan dirasakan para (calon) pelanggan bisnis
yang dipresentasikan tersebut.
K
etika anda telah menyusun dan menyiapkan ide rencana bisnis syirkah sematang
mungkin, dan berhasil “menjual” ide rencana bisnis syirkah tersebut dengan cara
menawarkan dan mempresentasikannya kepada calon investor syariah potensial
yang cara dan strateginya telah dijelaskan secara lengkap di empat bab sebelumnya di
bagian tiga, sehingga sudah mulai banyak investor yang bergabung menjadi investor
syariah kedalam project syirkah anda.
Permasalahan yang mungkin akan timbul selanjutnya ialah bagaimana agar
bisa mengemban amanah dari investor syariah yang telah mempercayakan sejumlah
uangnya pada bisnis berbasis syirkah anda sebaik mungkin, salah satu caranya dengan
benar-benar memaksimalkan segala daya dan upaya untuk mengeksekusi ide rencana
bisnis dan menjalankan bisnis syirkah tersebut seamanah dan seprofesional mungkin,
agar harapan-harapan investor dengan bergabung menjadi bagian dari tim syirkah anda
bisa benar-benar terwujud sesuai dengan apa yang anda jelaskan dan mungkin anda
janjikan saat menawarkan dan mempresentasikan ide rencana bisnis syirkah anda
kepada investor syariah yang sekarang telah menjadi bagian dari tim syirkah anda.
Di bab ini dijelaskan kosep serta mindset atau pola pikir mengapa melakukan
aktivitas pencatatan dan pelaporan keuangan dalam syirkah begitu penting dan sangat
fundamental sekali dalam menjalankan suatu bisnis berbasis syirkah, tanpa riba, tanpa
bank dan tanpa akad bathil. Sehingga diharapkan bisa menjadi ruh ketika seorang
syirkahpreneur melakukan aktivitas pencatatan dan pelaporan dalam bisnis syirkahnya,
karena telah mengetahui makna terdalamnya dari melakukan aktivitas pencatatan dan
pelaporan keuangan syirkah tersebut, maka ketika mengerjakannya tidak seperti robot
yang melakukan pekerjaan hanya berdasarkan intruksi tanpa bisa memaknai apa yang
sedang dikerjakannya. Sangking pentingnya pencatatan dan pelaporan transaksi
keuangan dalam setiap aktivitas muamlaah baik syirkah, jual beli,utang-piutang dan
aktivitas-aktivitas muamalah lainnya yang perintahnya Allah Subhanahu wa ta'ala
abadikan dalam ayat terpanjang dalam Al-Qur’an dan secara jelas berisi perintah
BAB 13 Pencatatan dan Laporan Transaksi | 289
praktek pencatatan dalam transaksi ekonomi atau bermuamalah. Ayat ini merupakan
ayat yang paling terang-terangan membahas praktek pencatatan setiap transaksi
muamlaha yang sekaligus pelaporannya juga, terdapat 8 kata yang berakar dari kata
mencatat ( ) كتبdalam ayat tersebut, sedang mencatat merupakan bagian dari fungsi
utama akuntansi, yang akan di bahas secara rinci di bab setelah ini tentang mencatat
dan melaporkan transaksi syirkah dengan akad mudharabah dan musyarakah.
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak secara tunai
untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah
seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. dan janganlah penulis
enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia
menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan
ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia
mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. jika yang berhutang itu orang yang
lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau Dia sendiri tidak mampu
mengimlakkan, Maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. dan
persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). jika tak
ada dua oang lelaki, Maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-
saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa Maka yang seorang
mengingatkannya. janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila
mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun
besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan
lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan)
keraguanmu. (Tulislah mu’amalahmu itu), kecuali jika mu’amalah itu perdagangan
tunai yang kamu jalankan di antara kamu, Maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika)
kamu tidak menulisnya. dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah
penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. jika kamu lakukan (yang demikian), Maka
Sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. dan bertakwalah kepada
Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.”
(QS : Al-Baqarah[2] : 282)
BAB 13 Pencatatan dan Laporan Transaksi | 290
Semua hal tersebut terjadi salah satu faktor utamanya disebabkan tidak
adanya tolak ukur atau alat ukur yang jelas mengenai kondisi sesungguhnya dari bisnis
syirkah yang sedang di jalankan oleh pengelola syirkah. Hal ini menyebabkan pengelola
syirkah mengambil keputusan terkait bisnis syirkah yang dijalankan, baik keputusan
yang sifatnya strategis ataupun keputusan bisnis syirkah harian full hanya berdasarkan
feeling atau perasaan tanpa didukung oleh data sama sekali.
Menyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah Subhanahu wa ta'ala adalah satu-
satunya tuhan yang berhak disembah dengan benar yang menciptakan seluruh alam
semesta ini yang menggenggam segala sesuatu yang maha memutuskan segala sesuatu,
yang tidak mengambil seorang pun untuk menjadi sekutunya dalam memutuskan
segala sesuatu, yang menyebabkan semua tindakan dan aktivitas yang dilakukan dalam
keseharian kita khususnya dalam hal bermuamlah tidak sebatas hanya bertujuan untuk
menggapai keuntungan duniawi semata, melainkan jauh lebih dari itu yaitu ingin
menjadi wasilah untuk bisa memasuki surga firdaus serta ingin menggapai ridho dan
cinta Allah Subhanahu wata'ala.
Katakanlah: "Allah lebih mengetahui berapa lamanya mereka tinggal (di gua);
kepunyaan-Nya-lah semua yang tersembunyi di langit dan di bumi. Alangkah terang
penglihatan-Nya dan alangkah tajam pendengaran-Nya; tak ada seorang
pelindungpun bagi mereka selain dari pada-Nya; dan Dia tidak mengambil seorangpun
menjadi sekutu-Nya dalam menetapkan keputusan".
Spirit inilah yang bisa menjadi pembeda utama dan menjadi alasan yang kuat
mengapa teknologi secanggih apapun yang bisa diciptakan manusia, tidak akan pernah
bisa mengalahkan daya pikir dan daya cipta manusia dalam berkarnya, karena teknologi
kecerdasan buatan yang ada pada alat seperti komputer, smartphone, robot, dan
peralatan-peralatan teknologi tingkat tinggi lainnya secanggih apapun tetaplah alat
yang tidak mempunyai emosi seperti iman yang dimiliki oleh manusia, tidak bisa
mempunyai mimpi, visi atau bahkan empati.
Selain hal tersebut spirit iman juga bisa menjadi pembeda utama yang
mencolok antara bisnis konvesional yang didalamnya hanya tujuan keuntungan
duniawi, sehingga tidak memperhatikan halal dan haram, selama menurut merka
menguntungkan maka akan mereka lakukan seperti bisnis dari modal ribawi,
menggunakan asuransi yang di haramkan dalam syariat Islam, menipu, mengurangi
timbangan, berdusta dan hal-hal haram lainnya yang sering kali terjadi dalam bisnis
konvensional. Sedangkan bisnis yang benar-benar dibangun berdasarkan spirit syariah
yang tujuan utamanya ingin aktivitas muamamlahnya benar-benar sesuai dengan
syariat Islam tanpa riba, tanpa bank dan tanpa akad bathil dengan harapan bisa menjadi
jalan atau wasilah untuk menggapai ridho dan cinta Allah Subhanahu wa ta'ala.
BAB 13 Pencatatan dan Laporan Transaksi | 293
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pernah menerangkan bahwa akhirat jauh lebih
penting daripada dunia. Beliau pernah bersabda, “Perbandingan dunia dengan
akhirat, seperti seseorang yang mencelupkan jari tangannya ke dalam laut, lalu
diangkatnya dan dilihatnya apa yang diperolehnya.”
(HR. Muslim)
“Barangsiapa yang kehidupan akhirat menjadi tujuan utamanya, niscaya Allah akan
meletakkan rasa cukup di dalam hatinya dan menghimpun semua urusan untuknya
serta datanglah dunia kepadanya dengan hina. Tapi barangsiapa yang kehidupan
dunia menjadi tujuan utamanya, niscaya Allah meletakkan kefakiran di hadapan
kedua matanya dan mencerai-beraikan urusannya dan dunia tidak bakal datang
kepadanya, kecuali sekedar yang telah ditetapkan untuknya.”
(HR. Tirmidzi)
Fobia Angka
Namun penyakit yang paling sering menjangkiti seorang pengelola syirkah
khususnya skala UMKM adalah ketakutannya untuk menghdapi angka, khususnya
angka-angka yang ada di laporan keuangan syirkah, inilah yang menjadi penyebab
utama mengapa pengelola syirkah sering mengambil keputusan full menggunakan
perasaan/emosi tanpa didukung oleh data sama sekali, yap hal itu dikarenakan
kebanyakan pengelola syirkah fobia atau takut menghadapi angka, seringkali perkataan
atau celetukannya sangat khas sekali seperti “Gak usah dihitung-hitung yang penting
terus berdagang, bisa bayar ini dan itu, bisnis bisa jalan, ndak usah ngejelimet, nanti
stress”. Padahal ketika anda berbisnis terlebih lagi sudah melibatkan investor syariah
melalui syirkah anda harus sudah mulai akrab dengan angka, mau tidak mau harus dan
pasti akan melibatkan dan berhubungan dengan angka, khususnya angka-angka
keuangan yang ada di laporan keuangan.
Dari fobia angka ini menjadikan pengelola syirkah memilih untuk tidak melihat
laporan keuangan secara utuh. Hal paling jauh dilihatnya hanya dua hal: berapa saldo
kas dan berapa rupiah penjualan yang dihasilkan, selebihnya mereka tidak mau tahu,
acuh tidak acuh tentang angka-angka yang ada di laporan keuangan. Lebih buruk dari
itu, bisa saja laporan keuangannya tidak ada, sehingga pembagian hasil atau rugi dan
keputusan-keputusan syirkah lainnya full berdasarkan perasaan pengelola syirkah
tanpa data sama sekali, dan inilah sumber kegagalan utama dalam suatu bisnis syirkah
atau paling minimal menyebabkan usaha syirkah tersebut jalan ditempat, misalnya saja
sejak awal syirkah dan sekarang sudah hampir lima tahun usaha syirkahnya tidak ada
BAB 13 Pencatatan dan Laporan Transaksi | 295
perubahan dan kemajuan yang berarti hampir sama keadaannya dengan di awal
syirkah.
Saya memahami mengapa hal tersebut terjadi. Angka-angka diatas laporan
keuangan terkadang membuat jantung berdebar. Laporan keuangan dapat
menunjukan dengan jujur biaya operasional tidak setara dengan angka penjualan yang
dihasilkan. Hal tersebut terkadang membuat seorang pengelola syirkah merasa frustasi.
Mereka sudah keluar banyak uang tapi tetap saja tidak menghasilkan.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa laporan keuangan bisa menjadi alat
ukur atau tolak ukur yang baik untuk menunjukan tentang kesehatan sebuah bisnis.
Berapa besar komposisi hutang pada neraca, apakah bisnis tergerakan dari modal
investor atau dari utang ke pihak ke tiga. Wajar, jika laporan keuangan menjadi hal yang
menyeramkan bagi sebagian pengelola syirkah dan merasa lebih baik tidak perlu dilihat.
Dashboard Syirkah
Laporan keuangan syirkah bisa diibaratkan sebagai dasboard pada motor atau
mobil yang berisi informasi baik tentang kecepatan motor atau mobil tersebut,
sekarang sedang melaju dikecepatan berapa, sehingga memudahkan pengemudi untuk
mengambil keputusan ketika berkendara misalnya ketika berkendara dijalan tol apakah
perlu menambah kecepatan atau menurunkan kecepatan, serta memberikan informasi
dari sisa jumlah bahan bakar yang masih tersedia, tinggal berapa persen lagi, sehingga
bisa membantu pengemudi mengambil keputusan apakah perlu mengisi bahan bakar
dulu di SPBU terdekat atau karena masih banyak bisa terus meneruskan perjalanan
hingga sampai ketujuan, karena dirasa masih banyak dan cukup hingga sampai ditujuan
tanpa harus mengisi bahan bakar dulu di SPBU.
Kemudian informasi-informasi pendukung lainnya yang tidak kalah pentingnya
yang ada pada dashboar kendaraan seperti suhu panas mesin, indikator oli, indikator
baterai atau accu dan lain sebagainya. yang intinnya semua informasi yang ada pada
dasboard tersebut bertujuan untuk memudahkan pengemudi yang dalam hal ini bisa di
ibaratkan pengelola syirkah untuk mengambil keputusan terkait laju dari kendaraan
tersebut, yang dalam syirkah kendaraan yang sedang melaju bisa di ibaratkan organisasi
atau perusahaan bisnis syirkah yang sedang dikelola oleh pengelola syrikah tersebut
agar lebih mudah, aman dan selamat sampai tujuan dari pengemudi kendaraan
tersebut mengemudikan mobilnya, pasti ada tujuan ingin mengarah atau menuju
kemana, yang di dalam syirkah bisa diibaratkan dengan visi dan misi dan tujuan dari
bisnis syirkah tersebut.
BAB 13 Pencatatan dan Laporan Transaksi | 296
Saat anda berjalan kaki mungkin anda tidak terlalu memerlukan speedometer,
begitu pula ketika anda naik sepeda, tetapi ketika anda mulai mengendarai motor anda
sudah memerlukan sebuah alat ukur yang bisa memberikan anda informasi yang
mendukung aktivitas berkendara dengan motor tersebut agar lebih mudah dan aman
untuk mencapai tujuan yang anda ingin tuju, seperti speedometer suatu alat ukur yang
bisa memberikan informasi kepada penggunanya tentang motor tersebut sedang
melaju dikecepatan berapa.
Serta anda juga perlu alat ukur lainnya seperti indikator bensin yang tersisa di
tanki bahan bakar motor anda, agar anda tidak keblablasan kehabisan bensi ditengah
jalan yang mungkin jauh dari SPBU jika tidak ada informasi yang cukup mengenai jumlah
sisa bensi yang ada di motor anda.
Ketika anda meningkat lagi misalnya anda sekarang mulai mengendarai mobil, maka
alat ukur serta informasi yang dibutuhkan akan semakin banyak dan semakin rumit lagi,
begitu pula ketika anda mengendarai pesawat terbang boing 737 dengan seribu
penumpang alat ukur, indikator dan informasi yang dibutuhkan anda selaku pilot yang
mengendarai pesawat ini akan jauh semakin banyak dan rumit dibandingkan dengan
mobil atau motor.
Dimana alat ukur dan informasi yang banyak, lengkap dan mungkin rumit atau
kompleks tersebut bertujuan agar si pengendara ataupun pilot bisa mengambil
keputusan terbaik ketika menjalankan kendaraanya baik motor,mobil atau pesawat
agar tidak mengambil keputusan yang salah ataupun fatal yang bisa menyebabkan hal-
hal yang tidak diinginkan oleh semua pihak seperti keterlambatan atau delay,
ketidaknyamanan penumpang, ataupun yang paling parah menyebabkan terjadinya
kecelakaan yang bisa menyebabkan hilangnya nyawa baik seluruh penumpangnya atau
mungkin termasuk pengendara dan pilot tersebut juga.
Begitu pula dalam syirkah kumpulan alat ukur, indikator yang terkumpul dalam
suatu wadah yang disebut dasboard yang dapat menyampaikan informasi-informasi
penting kepada pengemudi atau dalam hal ini pengelola syirkah untuk mengambil
keputusan terbaiknya terkait pengelolaan bisnis berbasis syirkah tersebut.
Salah satu alat ukur, indikator yang bisa memberikan informasi berharga pada
pengelola syirkah tersebut ialah laporan keuangan yang berisi Neraca, Laporan laba
rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas, serta catatan atas laporan keuangan
yang semua unsur-unsur laporan keuangan tersebut jika anda menguasainya akan bisa
memberikan informasi berharga layaknya informasi yang ditampilkan pada dasboard
kendaraan anda untuk pengambilan keputusan terkait bisnis syirkah yang sedang anda
kelola atau jalankan.
Karena mau bagaimanapun juga ketika bisnis syirkah anda terus berkembang
semakin membesar, anda tidak bisa menghindari laporan keuangan. Ketika Supplier
BAB 13 Pencatatan dan Laporan Transaksi | 297
mulai percaya untuk menitipkan barangnya, maka anda harus benar-benar mencatat
barang suplier yang ada pada bisnis anda, termasuk dalam hal pembagian hasil atau
kerugian usaha kepada mitra investor semuanya di dasarkan pada angka-angka yang
ada di laporan keuangan, jadi mulai dari sekarang daripada anda mengalami kesulitan
atau bahkan mual-mual ketika membahas materi-materi di bab-bab berikutnya setelah
bab ini termasuk nanti di buku Understanding Syirkah jilid 2 yang hampir semuanya
akan berhadapan dengan angka-angka yang ada di laporan keuangan, sembuhkan
terlebih dahulu phobia angka anda.
“Jika Anda Memang ingin menjalani bisnis syirkah anda, hadapilah angka,
khususnya angka-angka yang ada di laporan keuangan syirkah”
“Anda Tidak bisa mengatur apa yang tidak bisa anda ukur, dan apapun itu selama
bisa dan ada ukurannya pasti dapat anda tingkatkan”
Ketika ingin mengatur penjualan agar terus bertumbuh, kita harus mengukur
jumlah kunjungan pembeli ke toko kita, kita harus mengukur ketersediaan supply
barang, kita harus mengukur ketepatan kehadiran kerja karyawan yang terlibat di
banyak ukuran-ukuran lainnya, kita harus mengukur harga pokok penjualan untuk
menentukan harga jual dan ukuran-ukuran bisnis lainnya yang jumlahnya sangat banyak
dan beragam. Maka angka-angka adalah hal yang dekat dengan pebisnis.
BAB 13 Pencatatan dan Laporan Transaksi | 298
Yang sering terjadi masalah adalah terkadang kita terjebak kedalam angka-
angka tanpa bisa memaknai hal-hal dibalik itu. Kegagalan dalam memaknai angka ini,
terkadang membuat seorang pembisnis melemah, lalu kemudian berhenti berjuang.
Contoh sederhananya saja ialah misalnya ketika anda membuka salon spa
khusus muslimah dan satu pelanggan bisa menghabiskan Rp250.000 di salon anda,
maka ketika laporan keuangan anda menorehkan angka Rp.4.000.000, hal tersebut
tidak sekedar empat juta rupiah, tetapi ada 16 muslimah yang sudah terlayani di salon
anda tersebut. Mungkin terkadang anda sedih, mengapa hanya 4 juta, biasanya 1 hari
menghasilkan pendapatan hingga 10 juta, anda lalu kehilangan rasa syurkur, kehilangan
semangat untuk berbuat lebih baik, atau yang lebih parahnya anda ngedumel sendiri
mengapa Cuma 4 juta.
4 juta itu bukan “hanya”. 4 juta, itu berarti sudah ada 16 muslimah yang telah
mendapatkan pelayanan, atau dengan kata lain pada hari itu anda telah membantu 16
orang muslimah untuk bisa merasa lebih baik karena telah mendapatkan pelayanan jasa
salon dari anda, bisa jadi setelah datang ke salon anda muslimah tersebut menjadi lebih
baik mood nya dalam menjalani kehidupannya karena kesegaran yang diberikan oleh
salon anda. Bisa jadi juga ada 16 muslimah yang kemudian akan lebih prima melayani
suaminya, mungkin juga mereka akan lebih bahagia ketika mereka mengurus anak-
anaknya. 4 juta di laporan kuangan anda berarti kebaikan yang luar biasa, mari kita
mulai belajar memaknai setiap angka-angka yang ada pada laporan keuangan syirkah
anda tersebut.
Dalam contoh ini saya mengajak anda untuk memaknai angka-angka pada
laporan keuangan syirkah anda dengan bijak dan penuh syukur. Angka-angka tersebut
bukan sekedar bilangan, tetapi angka-angka itu mewakili jumlah manusia yang ada, dan
di contoh-contoh lain setelah ini anda juga akan belajar memaknai ankga-angka dalam
laporan keuangan syirkah yang bisa membantu anda untuk bisa menyerap dan
mengolah informasi-informasi berharga yang ada pada laporan keuangan syirkah untuk
membantu anda mengambil keputusan terbaik terkait bisnis syirkah yang sedang anda
kelola atau jalankan.
BAB 13 Pencatatan dan Laporan Transaksi | 299
Rendy Saputra salah satu pakar bisnis skala UMKM pernah bercerita dalam
buku yang ditulisnya dibuku Understanding Bisnis sebagai berikut:
Salahsatu member MelekFinansial.co menegur saya lewat platform grup FB
khusus member. Dia menanyakan,mengapa emailnya tidak dibalas. Saya pun akhirnya
mencari email yang bersangkutan di inbox.
Luar biasa. Sebuah deretan curhat yang sangat Panjang terpampang di badan
email. Meihat kompleksitas permasalahanya, saya akhirnya memberikan nomor
WhatsApp saya. Maka berlanjutlah konseling online bisnis via WA.
Kondisinya kronis. Dengan sales sekitar 70 – 80 juta perbulan, beliau harus menanggung
cicilan KPR senilai 25 juta perbulan. Hasil penjualan tergerus bahkan nilai CoGS yang
harusnya kemodal kerjapun terpakai.
Sayapun memberi kesempatan kepada beliau untuk menemui saya. Hati saya
tergerak untuk memberikan sisi konseling khusus untuknya. Kamipun bertemu. Seorang
anak muda 26 tahun yang pebnuh semangat dan ‘sedikit kebingungan” itu duduk di
depan saya. Saya memulai sesi ini mendengarkan paparanya terlebih dahulu.
Beliau memiliki bengkel yang sudah memiliki pelanggan tetap sejak 2010.
Salesnya konstan di angka 70 – 80 juta. Berjalanya bisnis bengkel ini dalam kurun waktu
lebih dari 3 tahun menunjukan performa value yang baik. Saya langsung bisa menebak
bahwa saat ini sudah terjadi antrian pelanggan. Dan dibenarkan olehnya. Sosok muda
ini memang mencintai dunia otomotif, beliau tak segan turun langsung membantu para
mekanik. Sayapun penasaran, cicilan KPR 25 juta yang ia ceritakan sebenarnya mencicil
ke property yang mana ? Diapun lalu bercerita.
“Jadi gini kang, bengkel yang sekarang ada sih itu milik sendiri. Sertifikatnya juga gak
saya agunkan kemana-mana. Masih sama saya. Nah, di tahun 2013, ada yang nawarin
tempat di Karawaci, 143 Meter persegi. Saya beli tanahnya dan property diatasnya pake
KPR. 25 jtua perbulan cicilanya. Karena memang bisa terbayar dengan bengkel pertama.
Dan rencananya yang di Karawaci ini mau dijadikan bengkel kedua. Jadi cashflow bisa
tumbuh. Ternyata pas saya renovasi tempat, dananya sendat, cashflow dari bengkel
pertama sibuk nyicil KPR, sementara untuk bangun bengkel butuh pendanaan besar
juga. Akhirnya asset di Karawachi jadi kios. Saya tawarin 20 juta pertahun. Gak jadi bikin
bengkel. Tapi 25 juta perbulanya jalan terus. Gimana solusinya ya?”
BAB 13 Pencatatan dan Laporan Transaksi | 300
Sya tidak butuh waktu yang lama untuk dapat jawabanya. Jawabanya jelas :
Jual asset Karawachi, tutup semua hutang KPR, dan fokus besarkan bengkel pertama
yang ada di Tangsel. Sontak wajah beliau berubah, dan sanggahan mulai keluar.
“Aku pernah nyoba jual kang, tapi gak laku”
Saya langsung tembak ‘Ente jualnya kemahalan bro, kalo dijual dengan harga liquidasi
insyaAllah terjual.”
Beliaupun mengakuinya,”iya kang, aku kasih penawaran 1,6 kemarin. Kalo Bank
appraise sih Cuma 1,4 M. KPR ku sisa 750 juta.”
Kamipun akhirnya bersepakat dalam beberapa hal :
2. Beban cicilan KPR 25 jtua sama sekali tidak memperkuat asset bisnis.
Hanya membebani. Dan terjebak harapan Capital gain.
Saat saya meminta dia untuk menjual asset Karawachi, wajah beliau
sedikit datar. Saya langsung nembak. Bro, ngerasa kalah ya? Kalo Karawachi
terjual? Atau ngarep harga naik suatu saat nanti?”
Diapun mengangguk perlahan. Tapi sejurus kemudian, kami akhirnya
menemukan titik kewarasan, bahwa harga naik property itu adalah di masa
depan. Dan dia sedang berbisnis bengkel dengan harapan profit dari operating-
cashflow, bukan berharap investing-cashflow. Kami sama-sama menemukan
titik pemahaman bahwa keputusan mencicil lokasi Karawachi ini adalah
keputusan emosional. Dia pun akhirnya mengakui dan mantap akan menjual
lokasi Karawaci.
BAB 13 Pencatatan dan Laporan Transaksi | 301
3. Beban cicilan 25 juta membuat beliau tidak bisa konsen pada Bengkel
pertama.
“Bro, nyicil 25 juta ini, bikin dikau gak bisa fokus ke bisnis utama kan?”
Tanya saya tajam. “Iya kang, tiap malam gak bisa tidur, saya akhirnya cari-cari
kesempatan jualan tanah teman, jualin barang orang, malah sudah ga sempat
mikirin bengkel pertama.” Akunya.
Kami kemudian membayangkan jika cicilan ini tidak ada lagi. Beliau bisa
fokus ke bisnis pertamanya. Tidak ada lagi beban jiwa yang menghantui.
Segaja saya menghadirkan tulisan ini, karena saya sedang bergerak melakukan
penyadaran. Bahwa sangat banyak pebisnis yang terjebak perasaanya, banyak pebisnis
yang terjebak emosinya. Sehingga langkahnya menjadi irasional dan mempersulit diri
sendiri.
Kasus diatas sebenarnya sederhana. Jual asetnya, toh juga disewakan hanya
20 juta pertahun. Berharap capital gain pun bukanlah cara main substantive.
Namun langkah menjual asset Karawachi tidak pernah diseriusi. Karena banyak
yang terjebak dalam perasaan atau emosi. Emosi yang sebenarnya tidak beralasan.
Gengsi, Merasa kalah, saing, atau tidak ingin melepaskan apa yang dimiliki. Padahal
jelas-jelas sifat kepemilikanya juga ilusi, sertifikatnya toh masih di Bank. Dan jika tidak
bisa bayar, bisa saja disita.
Semoga menyadarkan. Semoga menjadi pembisnis syirkah yang rasional dan
tidak terjebak perasaan atau emosi semata, kuncinya hadirkan selalu keseimbangan
antara emosi dan data.
Banyak pebisnis yang serta merta menuliskan 4 juta sebagai profit. Padahal laporan laba
rugi terjadi seperti berikut ini :
1. Sales Revenue
80 pcs x Rp.200 ribu = +16 juta
2. Cost of Good Sold
80 pcs x Rp.120.000,00 = - 9,6 juta
Profit = + 6,4 juta
Begitulah laporan laba Rugi yang tertulis. Pebisnis pun bingung, mengapa selisih kas dan
profit berbeda. Kan harusnya profit 4 juta? Kalo profit 6,4 juta ditarik, kan modal cash
jadi sisa (34 jt – 6,4jt) = 27,6 jt.
Modal kok jadi berkurang dari yang awal? Maka pebisnis bingung.
Pebisnis tidak akan bingung jika ia juga memiliki neraca bisnis,
1. Injeksi 30 juta
AKTIVA
- Cash : 30 juta
PASIVA
- Liability : 0
- Origin : 30 juta
Balance 30 juta
AKTIVA PASIVA
ASSET : LIABILITY : 0
EQUITY :
- Cash : 39 jt - Origin Investment :30 jt
30 juta 30 juta
AKTIVA PASIVA
ASSET : LIABILITY : 0
EQUITY :
- Cash : 18 jt - Origin Investment : 30 jt
- Inventory : 12 jt
30 juta 31 juta
AKTIVA PASIVA
ASSET : LIABILITY : 0
EQUITY :
- Cash : 34 jt - Origin Investment : 30 jt
- Inventory : 2,4 jt - Earning : 6,4 jt
Inilah kondisi akahir neraca. Tidak ada yang aneh, total aktivasi dan pasiva seimbang
dengan nilai 36,4 jt. Apa makna yang bisa kita ambil dalam uji pemahaman diatas.
Ia betul, anda juga harus ingat bahwa tidak semua barang digudang habis terjual,
yang terjual hanya 80 pcs atau senilai 9,6 juta. Baju di gudang senilai 2,4 juta, tidak
boleh dimasukan kedalam biaya, karena dia masih merupakan asset anda. Sisa 2,4
jt baju KeKe belum keluar dari gudang.
Bayangkan jika anda menjanjikan bagi hasil ke mitra syirkah anda, namun
anda tidak memahami bagaimana profit terbentuk? Berantakan jadinya. inilah
awal kegagalan dalam setiap bisnis syirkah yang dijalankan tanpa ada pemahaman
akan laporan keuangan dengan baik.
Coba berikan sebuah soal, Silakan anda tebak apakah dia untung atau rugi
?Kalo untung berapa… kalo rugi berapa… ? Saya pernah uji pertanyaan ini di depan 60
pengusaha dan yang benar hanya 3 orang. Perhatikan transaksi berikut :
a. Injeksi modal Rp.5.000.000,00
b. Beli baju keke kode A 30 pcs masing – masing harganya Rp. 100.00,00
c. Jual baju KeKe koda A 20 pcs dengan harga Rp.200.000,00
d. Bayar gaji karyawan 500 ribu
BAB 13 Pencatatan dan Laporan Transaksi | 306
5 juta 5 juta
PASIVA
Liability : 0
Equity :
- Equity 5 juta
Balance 5 juta
AKTIVA
Asset :
- Cash + 6 jt (4 jt + 2 jt)
- Inventory +1 jt (3jt – 1jt)
PASIVA
Liability : 0
Equity :
- Origin + 5 jt
- Earning + 2 jt
Balance 7 juta
BAB 13 Pencatatan dan Laporan Transaksi | 309
AKTIVA PASIVA
ASSET : LIABILITY : 0
EQUITY :
- Cash : 6 jt - Origin Investment : 5 jt
- Inventory : 1 jt - Earning : 2 jt
7 juta 7 juta
AKTIVA
Asset :
- Cash 5,5 jt (6 jt – 500 ribu)
- Inventory +1 jt
PASIVA
Liability : 0
Equity :
- Origin 5 juta
- Earning 1,5 jt (2 jt – 500 ribu)
Balance 6,5 juta
BAB 13 Pencatatan dan Laporan Transaksi | 310
AKTIVA PASIVA
ASSET : LIABILITY : 0
EQUITY :
- Cash : 5,5 jt - Origin Investment : 5 jt
- Inventory : 1 jt - Earning : 1,5 jt
AKTIVA
Asset :
- Cash : 4,5 jt
- Inventory :1 jt
- Equioment : jt
PASIVA
Liability : 0
Equity :
- Origin 5 juta
- Earning 1,5 jt
Balance 6,5 juta
AKTIVA PASIVA
ASSET : LIABILITY : 0
EQUITY :
- Cash : 4,5 jt - Origin Investment : 5 jt
- Inventory : 1 jt - Earning : 1,5 jt
- Equipment :1 jt
Anda akan lebih mudah menjadi Rasional jika anda mampu membaca Finansial
Scoreboard bisnis anda. Semua berawal dari Data, bukan Rasa.
penjualanpun dapat dikuasai sepenuhnya oleh principal. Tidak perlu potong diskon
karena memang toko sendiri.
Bisnis adalah aktivitas mencetak profit, bukan sekedar mencetak sales. Ini yang
terkadang dilupakan oleh sebagian orang. Artinya, sales yang tinggi, tidak serta merta
menghasilkan profit yang tinggi. Membangun sendiri artinya melakukan akuisisi pada
property : entah sewa atau membeli. Di titik sewa, akpital akan terus menjadi cost. Dan
di titik membeli, cash akan terkunci di asset fisik. Dan jikapun memilih kredit
kepemilikan tempat usaha, cicilan pun akan menjadi beban. Initinya, membangun toko
sendiri berarti harus siap dengan besarnya ongkos operasi !
Memang benar, memiliki toko sendiri akan memberikan penguasaan pada
gross profit produk. Tapi apakah gross profit tersebut mampu membayar biaya operasi
yang terjadi ? Bagaimana dengan biaya karyawan, biaya tempat, biaya listrik dan
berbagai biaya yang terlibat di Toko. Jangan sampai kita memiliki toko sendiri akibat
emosi jiwa (“gengsi”).
Berbeda dengan konsep kemitraan yang kami pilih. Menurut kami hal ini lebih
mendukung pada semangat sharing economy. Kekayaan lebih terdistribusi secara
merata, karena pihak agen yang menjualkan Keke akan mendapatkan gross profit dari
penjualan. Makin banyak berjualan, makin besar gross nya.
Inilah semangat gojek, semangat Uber, semangat startup hari ini. Mereka hadir
dengan semangat kolaboratif, synergy, dan low cost. Dan itulah yang kami pilih.
Bebarapa mitra kami bahkan cukup memakai ruang tamu untuk berjualan, bahkan
sebagian yang lain memilih untuk tidak memakai area display sama sekali. Mereka
hanya berbekal android, lakban, sampul kemasan, dan kertas tempat menulis alamat
pengiriman. Sahabat agen yang lainpun melayani pesanan tetangga via bertemu di
pekarangan sekolah atau di wahana arisan RT. Sangat-sangat efisien sekali. Dan dengan
cara ini pun sales terjadi dan profit terjadi.
Keke grup memelih slim operation method. Kami bekerja dengan SDM internal
yang tidak labih dari 20 kurang untuk kemudian “membayang-bayangi nusantara”. Bagi
kami, punya toko sendiri memang “gaya dan bergengsi”,namun punya “profit” yang
dapat ditarik dalam bentuk cash lebih dari segalanya. Bagi kami, tidak mengapa kami
harus menganggarkan diskon yan gsangat besar ke jaringan penjualan kami, toh
merekalah ujung tombak perdagangan kami, dan keyakinan ini telah teruji selama 10
tahun terakhir.
BAB 13 Pencatatan dan Laporan Transaksi | 315
Kami menghindari jebakan perasaan. Langkah bisnis adalah langkah akal sehat.
Berbisnis adalah langkah rasional. Mana langkah yang dapat mendesak profit lebih
banyak, maka langkah itulah yang ditempuh. Walaupun langkah tersebut tidak
“bergengsi” tidak”gaya”, tidak”wah”. Langkah bisnis yang tidak berdampak bagi profit,
lebih baik dilupakan atau di peti es kan.
Hari ini Keke busana memiliki jaringan sebanyak 500 an agen di seluruh
Indonesia. Kami cukup berfokus pada bebrapa hal yang fundamental.
a. Bagaimana agen yang ada dapat tersuply dengan baik ?
b. Bagaimana agar agen -agen existing kami terus diupgrade baik dari segi fisik outlet
maupun kemampuan bisnis.
c. Bagaimana agen kami hadir merata di seluruh Indonesia sehingga akses produk ke
kanal outlet mudah terjadi.
Jadilah Rasional, bukan emosional – Rendy Saput
Bab 15 Memahami Siklus Akuntansi | 316
S
etelah anda mengetahui pentingnya melakukan pencatatan dan pelaporan
transaksi syirkah yang merupakan awal dari terbentuknya “speedometer” dan
“Dasboard” yang bisa memberikan informasi yang sangat berharga bagi pengelola
syirkah sebagai dasar dan penunjang dalam mengambil keputusan terbaik terkait bisnis
berbasis syirkah yang sedang dikelolanya.
Di bab ini akan dibahas secara lebih detail lagi bagaimana konsep dari melakukan
pencatatan dan pelaporan transaksi syirkah sebagai langkah awal dalam membuat dan
merancang “Speedometer” dan “Dasboard” bagi bisnis syirkah yang sedang anda
jalankan, mulai dari menyiapkan akun, menganalisis transaksi syirkah, mencatat setiap
transaksi syirkah yang terjadi kedalam jurnal dan buku besar hingga bagaimana bisa
menjadi laporan keuangan syirkah yang utuh lengkap dan bisa mencerminkan keadaan
dari bisnis syirkah yang sesungguhnya serta bisa menghasilkan informasi bagi pengelola
syirkah yang bisa digunakan untuk menunjang pengambilan keputusan syirkah terbaik
oleh pengelola syirkah.
transaksi syirkah yaitu harus di indentifikasi dan dipisahkan secara jelas, mana yang
merupakan harta pribadi pengelola syirkah, dan mana yang merupakan harta/aset milik
entitas syirkah tersebut yang secara hakikat kepemilikannya adalah milik investor
dimana pengelola hanya mempunyai hak pakai saja.
Konsep ini sangat substansial dan penting karena tanpa melakukan pemisahan
mana yang merupakan aset milik pribadi dan mana yang merupakan aset milik,
pencatatan dan pelaporan keuangan yang benar, rapi dan bisa menghasilkan informasi
yang berkualitas sangat tidak mungkin bisa terjadi.
Maka mau tidak mau langkah menerapkan konsep entitas bisnis syirkah ini,
yaitu memisahkan antara harta pribadi pengelola syirkah dan harta milik entitas syirkah
harus dilakukan sejak awal setelah akad syirkah disepakati oleh semua pihak yang
terlibat dalam syirkah ini. Dikarenakan penerapan konsep entitas bisnis syirkah ini akan
menjadi dasar dalam proses pencatatan dan pelaporan pada langkah-langkah
selanjutnya untuk bisa menghasilkan tata kelola keuangan syirkah yang benar, rapi dan
menghasilkan informasi yang berkualitas baik bagi investor maupun bagi pengelola
syirkah.
yang beragama Islam atau seorang muslim dan muslimah dalam menjalani seluruh
aktivitas hidupnya mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi termasuk dalam hal
bermuamalah atau saling tolong-menolong diantara manusia, seorang muslim
diwajibkan menjalankan muamalah tersebut sesuai dengan syariat Islam. Jadi
Akuntansi syariah dapat diartikan sebagai proses akuntansi terhadap transaksi-
transaksi yang sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh Allah Subhanahu wa ta'ala.
Menurut Napier Akuntansi syariah didefinikan dengan bidang akuntansi yang
menekankan pada dua hal, yaitu akuntabilitas dan pelaporan. Akuntabilitas tercermin
dari tauhid yaitu dengan menjalankan segala aktivitas ekonomi sesuai dengan
ketentuan syariat Islam. Sedang pelaporan ialah bentuk tanggung jawab kepada Allah
dan manusia.
Informasi yang disajikan oleh akuntansi syariah untuk pengguna yang lebih luas, tidak
hanya sebatas data finansial juga mencakup aktivitas perusahaan/organisasi entitas
syirkah yang berjalan sesuai dengan syariah serta memiliki tujuan sosial yang tidak bisa
terhindarkan dalam Islam, misalnya dengan adanya kewajiban zakat.
Akuntansi syariah juga dibutuhkan dan berbeda dengan akuntansi
konvensional mengingat dilahirkan dari sistem dan aturan yang berbeda, sebagaimana
dijelaskan oleh harahap(2004) dalam Internasional Scientific Conference: View of
Islamic Culture Approach for Accounting Research di Osaka, Pada seminar tersebut
beliau menjelaskan bahwa terdapat beberapa perbedaan antara akuntansi syariah dan
akuntasni konvensional yang dapat disimpulkan sebagai berikut:
Oleh sebab itu, akuntansi syariah diperlukan untuk mendukung kegiatan yang harus
dilakukan sesuai dengan syariat Islam, lebih khusus lagi dalam kegiatan aktivitas
muamalah dimana membangun bisnis secara syariah tanpa riba, tanpa bank, dan tanpa
akad bathil merupakan salah satu didalamnya yang sangat membutuhkan dan tidak bisa
terlepas dari yang namanya akuntansi syariah dalam proses menjalankan muamalah
syirkahnya, hampir keseluruhan proses operasional syirkahnya selalu berhubungan
dengan akuntansi syariah.
kepada para pemangku kepentingan dalam syirkah tersebut, khususnya investor dan
pengelola syirkah itu sendiri.
Misalnya saja ketika bisnis syirkah anda mengalami penurunan penjualan
selama tiga bulan berturut-turut, seringkali karena pengelola syirkah tidak menguasai
bahasa bisnis tersebut mengalami kesulitan untuk menentukan penyebab utamanya
dikarenakan apa. Padahal kalau saja pengelola syirkah menguasai bahasa bisnis yaitu
akuntansi syariah, dapat dengan mudah mengetahui penyebabnya dengan melihat dari
laporan keuangan syariah dari bisnis syirkah tersebut.
Entitas bisnis syirkah tidak bisa mengatakan secara langsung kepada pengelola
syirkah bahwa penjualan yang menurun selama tiga bulan berturut-turut ialah karena
anggaran marketing untuk iklannya masih kurang, sehingga value produk dari bisnis
syirkah ini masih kurang dikenal oleh masyarakat, tapi entitas bisnis menyampaikan hal
ini dengan menggunakan bahasa bisnis yaitu akuntansi syariah dengan cara
menampilkan di laporan keuangan tersebut rasio antara biaya marketing yang telah di
keluarkan dalam tiga bulan terakhir masih kecil dibandingkan dengan seluruh biaya
yang dikeluarkan oleh entitas bisnis syirkah tersebut, misalnya rasio biaya marketing
terhadap keseluruhan biaya yang dikeluarkan hanya 5% sehingga agar penjualan bisa
kembali normal dan meningkat baiknya pengelola syirkah mengambil keputusan untuk
meningkatkan anggaran untuk biaya marketing, dan melakukan kontroling yang serius
terhadap penggunaan anggaran marketing tersebut, agar penggunaan anggaran
marketing yang sudah ditambah tersebut bisa benar-benar efektif untuk menormalkan
kembali tingkat penjualan produk dari entitas bisnis syirkah tersebut. Inilah pentingnya
pengelola syirkah menguasai bahasa bisnis dalam hal pengelolaan bisnis berbasis
syirkah tanpa riba, tanpa bank dan tanpa akad bathil.
Saat ini Dewan Standar Akuntansi(DSAK) adalah badan otorasi yang memiliki
tanggung jawab utama dalam mengembangkan standar akuntansi. DSAK menerbitkan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan juga interprestasi Standar
Akuntansi Keuangan(ISAK). Mulai dari tahun 2007 hingga sekarang DSAK sudah
mengeluarkan PSAK Syariah yang merupakan perubahan dari PSAK 59. KDPPLKS
(Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah) dan PSAK
Syariah telah digunakan baik untuk entitas syariah maupun entitas konvensional yang
melakukan transaksi-transaksi syariah khususnya transaksi-transaksi yang terjadi dalam
syirkah baik sektor publik yang bertujuan tolong-menolong seperti yayasan, amil zakat
dan sebaainya maupun sektor bisnis seperti entitas bisnis syirkah ini. Dengan demikian,
saat ini di Indonesia selain memiliki PSAK Syariah juga ada pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) konvergensi IFRS, SAK ETAP (Standar Akuntansi Keuangan-
Entitas tanpa Akuntabilitas Publik) yang diluncurkan secara resmi pada tanggal 17 Juli
tahun 2009 dan Standar Akuntansi Pemerintahan.
Sebagai tambahan informasi mengenai standar akuntansi keuangan simana
standar SAK ETAP ditujukan untuk usaha skala UMKM yang tidak memerlukan
pelaporan kepada pihak external seperti dewan pemegang saham, sedangkan standar
PSAK ditujukan untuk perusahaan skala menegah keatas yang sahamnya telah
diperjual-belikan di bursa efek, kemudian standar akuntansi keuangan International
Financial Report Standar (IFRS) adalah suatu standar akuntansi keuangan yang
ditujukan untuk perusahaan multi nasional yang telah beroprasi di banyak negara,
karena standar ini berlaku sama diseluruh dunia, dan tingkat kerumitannya juga paling
tinggi dibandingkan dua standar sebelumnya, yaitu SAK ETAP dan PSAK.
b. Laporan bagi hasil, yaitu laporan yang berisi rincian perhitungan bagi hasil/rugi
dari bisnis syrirkah tersebut, di laporan ini tertulis berapa keuntungan atau
kerugian yang didapatkan dari masing-masing pihak yang bersyirkah sesuai
dengan peran dan porsi modal dari entitas bisnis syirkah ini.
Suatu akun dalam bentuk yang paling sederhana, memiliki 3 bagian. Pertama,
setiap akun memiliki judul, yaitu nama pos yang dicatat dalam akun. Kedua, setiap akun
memiliki tempat untuk mencatat jumlah penurunan pos. Bentuk akun seperti disajikan
ini disebut dengan akun T karena bentuknya mirip dengan huruf T. Sisi kiri akun disebut
sisi debit, dan sisi kanan akun disebut sisi kredit.
Bab 15 Memahami Siklus Akuntansi | 326
Nama Akun
Jumlah yang dimasukan ke sisi kiri, tanpa melihat judul akunnya disebut
dengan debit. Ketika debit dimasukan kedalam suatu akun, akun tersebut dikatakan
telah didebit. Jumlah yang dimasukan ke sisi kanan dari suatu akun disebut kredit, dan
akun dikatakan telah dikredit. Debit dan kredit sering di singkat menjadi Dr dan Cr.
Bagan Akun
Suatu kelompok akun untuk sebuah entitas bisnis disebut dengan buku
besar(ledger). Daftar akun yang terdapat dalam buku besar disebut dengan bagan akun
atau daftar akun. Akun biasanya disebutkan berurutan sesuai dengan yang ditampilkan
dalam laporan keuangan. Akun neraca biasanya disebutkan terlebih dahulu, dengan
urutan aset, kewajiban, lalu ekuitas pemilik. Akun laporan laba rugi disebutkan
kemudian, dengan urutan pendapatan dan beban. Masing-masing klasifikasi akun
tersebut dijelaskan secara singkat berikut ini.
Asset, kadang disebut juga sebagai aktiva atau harta, adalah sumber daya yang
dimiliki oleh entitas bisnis syirkah. Sumber daya tersebut dapat berupa benda yang
mempunyai wujud fisik, seperti kas, persediaan peralatan, gedung dan lain sebagainya
ataupun yang tidak berwujud tapi memiliki nilai seperti hak paten dan good will atau
nama baik. Beberapa contoh aset meliputi piutang, kas, persediaan, gedung, tanah dan
lain sebagainya.
Kewajiban, adalah utang usaha baik utang usaha dagang seperti membeli
bahan baku ke suplier secara kredit, membeli peralatan produksi secara kredit ataupun
utang yang termasuk tabarru seperti utang qard ataupun utang rahn atau gadai kepada
pihak ke tiga.
Ekuitas pemilik atau modal pemilik adalah klaim hak pemilik terhadap aset
perusahaan yang dalam syirkah biasanya akun ini di isi dengan jumlah proporsi modal
para pemegang saham atau shahibul maal seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Bab 15 Memahami Siklus Akuntansi | 327
3. Ekuitas Pemilik
3.1 Modal, Hasan
3.2 Modal, Akmal
3.3 Modal, Dika
Bab 15 Memahami Siklus Akuntansi | 328
Untuk lebih bisa memahami konsep debit kredit ini kita langsung praktekan
dalam contoh studi kasus syirkah ini yang contoh studi kasus lengkapnya akan di bahas
di bab 15 dengan menggunakan langkah-langkah berikut ini:
Yang perlu kita pahami lebih dalam adalah langkah 1 dan langkah 2, karena
untuk langkah 3 , 4 dan 5 pada praktek syirkahnya akan dilakukan otomatis oleh
software akuntansi di komputer. Baik langsung saja kita praktekan konsep ini ke dalam
contoh transaksi syirkah. Misalnya pada tanggal 15 september 2020 telah disepakati
akad syirkah dengan akad mudharabah untuk bidang usaha pertanian hidroponik
sejumlah 20jt dengan nama investor bapak Hasan maka cara mencatat transaksi ini
dengan menggunakan ayat jurnal berpasangan yaitu kas bertambah 20 jt di debit
(sesuai aturan debit kredit karena kas termasuk aset sehingga ketika bertambah maka
bertambah di sisi kiri yaitu debit) karena kas masuk ini peruntukannnya untuk modal
maka pasangan untuk kas 20 jt ini yaitu modal, Hasan bertambah di kredit Rp 20Jt (
Sesuai aturan debit kredit jika modal usaha bertambah maka bertambah di sisi kanan
yaitu kredit) maka ketika kita mencatat menggunakan ayat jurnal berpasangan seperti
ini sisi debit dan sisi kredit akan selalu seimbang bagaikan sebuah neraca yang dalam
contoh kasus ini yaitu 20 jt.
Untuk lebih memahami konsep ayat jurnal berpasangan khususnya aturan debit kredit
bisa dengan mempelajari bagan aturan debit kredit normal akun. Konsep penggunaan
akun dan konsep ayat jurnal berpasangan termasuk aturan debit dan kredit sebagai alat
bantu untuk mencatat dan melaporkan transaksi syirkah dan konsep-konsep
pencatatan dan pelaporan transaksi syirkah lainnya yang dibahas dibab ini sangat
berguna baik ketika mencatat dan melaporkan transaksi syirkah secara manual dengan
menggunakan aplikasi Microsoft Excel, maupun menggunakan software akuntansi,
tanpa menguasai konsep ini dapat dipastikan anda akan mengalami kesulitan dalam
melakukan pencatatan dan pelaporan transaksi syirkah bahkan dengan menggunakan
software akuntansi secanggih apapun, jadi mau tidak mau agar bisa melakukan
mencatatan dan pelaporan transaksi syirkah anda harus mempunyai pemahaman akan
konsep ini secara benar dan menyeluruh.
S
ebenarnya ketika anda telah memahami konsep pencatatan dan pelaporan
transaski syirkah di dua bab sebelumnya khususnya tentang konsep aturan debit
dan kredit, anda sudah bisa melakukan proses pencatatan dan pelaporan transaksi
syirkah, yang dimulai dari menganalisis transaksi hingga menerbitkan laporan keuangan
secara utuh dan kompherensif. Karena konsep aturan debit dan kredit meruupakan hal
yang sangat mendasar dan anda bisa digunakan ketika anda mencatat dan melaporkan
transaksi syirkah melalui komputer, lebih tepat lagi dengan menggunakan software
akuntansi, seperti yang paling banyak digunakan yaitu Myob, Zahir, Accurate, junal.id
dan banyak lagi.
Namun ada baiknya juga anda menambah pemahaman akan konsep tentang
pencatatan dan pelaporan bisnis yagn juga bisa digunakan sebagai bahasa bisnis yaitu
akuntansi yang bisa menjadi sarana yang baik untuk bisa menjalin komunikasi antara
pengelola syirkah dengan entitas bisnis syirkah yang sedang dikelolanya, layaknya
seorang pengemudi mobil dengan dasboard di depannya beserta kumpulan alat ukur
dan indikator-indikator penting didalamnya, untuk memudahkan pengemudi mobil
dalam mengendalikan laju mobilnya dan mencapai tujuan, yaitu tentang siklus
akuntansi.
Dengan memahami konsep tentang siklus akuntansi yang benar diharapkan
anda tidak hanya bisa melakukan pencatatan dan pelaporan untuk setiap transaksi
syirkah yang terjadi, namun juga bisa menemukan dan mengindentifikasi setiap
kesalahan yang mungkin terjadi selama proses pencatatan dan pelaporan transaksi
syirkah, serta bisa melakukan perbaikan-perbaikan dan yang paling penting anda akan
lebih bisa memanfaatkan setiap informasi yang ada di laporan keuangan lebih maksimal
dan optimal lagi dalam menunjang pengambilan keputusan terkait bisnis syirkah yang
anda jalankan.
Bab 15 Memahami Siklus Akuntansi | 333
Bukan tidak mungkin jika anda terus mengembangkan pemahaman akan akuntansi
syirkah lebih mendalam lagi, andapun akan bisa merancang dan mengembangkan
sistem akuntansi syirkah, yang semuanya diawali dari pemahaman yang benar akan
konsep siklus akuntansi dasar syirkah, yang menggambarkan langkah-demi langkah
bagaimana setiap transaksi syirkah dicatat, di diklasifikasikan, dan di dokumentasikan
hingga menjadi laporan keuangan yang lengkap, utuh dan bisa menghasilkan informasi
yang berguna bagi para pemangku kepentingan khususnya investor dan pengelola
syirkah itu sendiri.
Dibagian ini, kita akan mempelajari contoh siklus akuntansi yang lengkap untuk
suatu periode. Kita asumikan bahwa PT Understanding Syirkah telah menjalankan
usaha konsultasi paruh waktu di rumahnya selama beberapa tahun. Pada tanggal 1 April
2016, PT Understanding Syirkah memutuskan untuk pindah ke kantor sewaan dan
menjalankan usahanya secara purna waktu yang selanjutnya akan dikenal sebagai PT
Understanding Syirkah Selama bulan April, PT Understanding Syirkah melakukan
transaksi-transaksi berikut ini :
30. Mencatat pendapatan honor yang masih terutang untuk sisa bulan April
Rp.1.500.000.
30. PT Understanding Syirkah melakukan penarikan tunai sebesar Rp.6.000.000
untuk keperluan pribadi.
Kode akun perusahaan berguna dalam menentukan akun mana yang dipengaruhi
oleh transaksi. Kode akun untuk PT Understanding Syirkah ditunjukan dalam tampilan
9 sebagai berikut.
Jurnal Halaman 1
Ref.
Tanggal Jurnal Debit Kredit
Post
2016 1 Kas 11 13.100.000
Apr. Piutang Usaha 12 3.000.000
Perlengkapan 14 1.400.000
Peralatan Kantor 18 12.500.000
Modal, PT Understanding 31 30.000.000
Syirkah
1 15
Sewa dibayar dimuka 11
Kas 4.800.000
2 16 4.800.000
Asuransi dibayar di Muka 11
Kas 1.800.000
4 Kas 11 1.800.000
Pendapatan diterima di 23
Muka 5.000.000
Jurnal Halaman 2
Ref.
Tanggal Jurnal Debit Kredit
Post
2016 17 Kas 11 6.250.000
Apr. Pendapatan Jasa 41 6.250.000
18 Perlengkapan 14 800.000
Kas 11 800.000
24 Kas 11 3.850.000
Pendapatan Jasa 41 3.850.000
26 Kas 11 5.600.000
Piutang Usaha 12 5.600.000
30 Kas 11 3.050.000
Pendapatan Jasa 41 3.050.000
30 Private PT Understanding 32
Syirkah, 11 6.000.000
Kas 6.000.000
Bab 15 Memahami Siklus Akuntansi | 338
Buku Besar
Akun Kas No.Akun 11
Saldo
Ref.
Tanggal Ket. Debit Kredit
Post Debit Kredit
2016
Apr.
1 1 13.100 4.800 13.100
1 1 1.800 8.300
2 1 6.500
4 1 11.500
6 1 5.000 13.300
10 1 1.800 120 13.180
12 1 1.200 11.980
14 1 750 11.230
17 2 17.480
18 2 6.250 800 16.680
24 2 20.530
26 2 3.850 26.130
27 2 5.600 750 25.380
29 2 130 25.250
30 2 200 25.050
30 2 28.100
30 2 3.050 6.000 22.100
Bab 15 Memahami Siklus Akuntansi | 339
2016
Apr.
1 1 3.000 3.000
6 1 1.800 1.200
12 1 4.200 5.400
20 2 2.100 7.500
26 2 5.600 1.900
30 2 1.500 3.400
Akun Perlengkapan
No.Akun 14
Saldo
Ref.
Tanggal Ket. Debit Kredit
Post Debit Kredit
2016
Apr.
1 1 1.400 1.400
18 2 800 2.200
30 Penyesuaian 3 850 1.350
2016
Apr.
1 1 4.800 4.800
30 Penyesuaian 3 1.600 3.200
Bab 15 Memahami Siklus Akuntansi | 340
2016
Apr.
2 1 1.800 1.800
30 Penyesuaian 3 300 1.500
2016
Apr.
1 1 12.500 12.500
5 1 2.000 14,500
2016
Apr.
30 3 12.500 330 12.500 330
Bab 15 Memahami Siklus Akuntansi | 341
2016
Apr.
5 1 2.000 2.000
12 1 1.200 800
2016
Apr.
30 Penyesuaian 3 120 120
2016
Apr.
4 1 5.000 12.500 5.000
30 Penyesuaian 3 2.500 2.500
2016
Apr.
1 1 30.000 30.000
30 Penutupan 1 18.300 48.300
Bab 15 Memahami Siklus Akuntansi | 342
2016
Apr.
30 2 6.000 6.000
30 Penutupan 4 6.000
2016
Apr.
30 Penutupan 4 23.450 23.450
30 Penutupan 4 5.150 18.300
30 Penutupan 4 18.300
2016
Apr.
12 1 4.200 4.200
17 2 6.250 10.450
20 2 2.100 12.550
24 2 3.850 16.400
30 2 3.050 19.450
30 2 1.500 20.950
30 Penyesuaian 3 2.500 23.450
30 Penutupan 4 23.450
Bab 15 Memahami Siklus Akuntansi | 343
2016
Apr.
14 1 750 750
27 2 750 1.500
30 Penyesuaian 3 120 1.620
30 Penutupan 4 1.620
2016
Apr.
30 Penyesuaian 3 1.600 1.600
30 Penutupan 4 1.600
2016
Apr.
30 Penyesuaian 3 850 850
30 Penutupan 4 850
Bab 15 Memahami Siklus Akuntansi | 344
2016
Apr.
30 Penyesuaian 3 850 330
30 Penutupan 4 330
2016
Apr.
30 Penyesuaian 3 300 300
30 Penutupan 4 300
2016
Apr.
10 1 120 120
29 2 130 250
30 2 200 450
30 Penutupan 4 450
Bab 15 Memahami Siklus Akuntansi | 345
PT Understanding Syirkah
Neraca Saldo yang Belum Disesuaikan
30 April 2016
Kas……………………………………………………………… 22.100.000
Piutang usaha ………………………………………….......... 3.400.000
Perlengkapan .………………………………………………... 2.200.000
Sewa Dibayar di Muka ……………………………………… 4.800.000
Asuransi dibayar di Muka ………………………………….. 1.800.000
Peralatan Kantor……………………………………………… 14.500.000
Akumulasi Penyusutan ……………………………………… 0
Utang Usaha ... ..……………………………………………… 800.000
Utang Gaji .…….……………………………………………… 0
Pendapatan diterima di Muka .…..………………………… 5.000.000
Modal PT Understanding Syirkah..………………………… 30.000.000
Prive PT Understanding Syirkah..…………………..……… 6.000.000
Pendapatan Honor .…………………………………….…… 20.950.000
Beban Gaji. .………………………………………………….. 1.500.000
Beban Sewa. ....……………………………………………….. 0
Beban Perlengkapan..……………………………………….. 0
Beban Penyusutan...…………………………………………. 0
Beban perawatan gedung...………………………………… 0
Beban Lain – lain...…………………………………………… 450.000 __________
56.750.000 56.750.000
Bab 15 Memahami Siklus Akuntansi | 346
PT.Understanding Syirkah
Kertas Kerja Akhir Periode
untuk Tahun yang Berakhir 31 Mei 2015
Nama Akun
Neraca Saldo yang Belum Neraca Saldo yang di
Penyesuaian
Disesuaikan Sesuaikan
Db. Kr. Db. Kr. Db. Kr.
22.100.000 22.100.000
Kas 3.400.000 3.400.000
(b)
Pitang Usaha 2.200.000 1.350.000
850.00
(e)
Perlengkapan 4.800.000 1.600.00 3.200.000
0
Sewa Dibayar di (a)
1.800.000 1.500.000
Muka 300.000
Asuransi Dibayar
14.500.000 14.500.000
di Muka
(c)
Peralatan Kantor (c) 330.000
330.000
Akum,
800.000 800.000
Penyusutan
(d)
Utang Usaha 120.000
120.000
Pendapatan (f)
5.000.000 2.500.000
Dibayar di Muka 2.500.000
Sewa Diterima di
30.000.000 30.000.000
Muka
Modal, PT
Understanding 6.000.000 6.000.000
Syirkah
Prive, PT
Understanding 20.950.000 23.450.000
Syirkah
Pendapatan
1.500.000 (d) 120.000 1.620.000
Honor
(e)
Beban Gaji 1.600.000
1.600.000
Beban Sewa (b) 850.000 850.000
Beban
(c) 330.000 330.000
Perlengkapan
Beban
(a) 300.000 300.000
Penyusutan
Beban Asuransi 450.000 450.000
5.700.00
Beban Lain – lain 56.750.000 56.750.000 5.700.000 57.200.000 57.200.000
0
Bab 15 Memahami Siklus Akuntansi | 348
Jurnal Halaman 3
PT.Understanding Syirkah
Neraca Saldo yang Belum Disesuaikan
30 April 2016
PT.Understanding Syirkah
Laporan Laba Rugi
Untuk Bulan yang Berakhir pada 30 April 2016
PT.Understanding Syirkah
Laporan Ekuitas Pemilik
Untuk Bulan yang Berakhir pada 30 April 2016
PT.Understanding Syirkah
Laporan Posisi keuangan
30 April 2016
Aset Liabilitas
Aset Tetap :
Peralatan Kantor
Dikurangi Rp.14.500.000 Modal, PT
akumulasi Understanding
Penyusutan … Syirkah…
Jumlah aset tetap 330.000 14.170.000 Jumlah liabilitas 42.300.000
Jumlah aset … Rp.45.720.000 dan…
Ekuitas pemilik Rp.45.720.000
Jurnal Halaman 3
Ref.
Tanggal Jurnal Debit Kredit
Post
2016 Ayat Jurnal Penutup
Apr.
30 Pendapatan Jasa 41 23.450.000
Ikhtisar Laba Rugi 33 23.450.000
PT.Understanding Syirkah
Neraca Saldo yang Belum Disesuaikan
30 April 2016
Saldo
Saldo Debit
Kredit
Kas………………………………………………… 22.100.000
Piutang usaha ………………………………….. 3.400.000
Perlengkapan ..…………………………………. 1.350.000
Sewa Dibayar di Muka ………………………… 3.200.000
Asuransi dibayar di Muka …………………...... 1.500.000
Peralatan Kantor………………………………… 14.500.000
Akumulasi Penyusutan…………………………. 330.000
Utang Usaha ..…………………………………… 800.000
Utang Gaji…….………………………………….. 120.000
Pendapatan diterima di Muka …..……………. 2.500.000
Modal PT Understanding Syirkah …………….. 42.300.000
46.050.000 46.050.000
Tahun Fiskal
Periode akuntansi tahunan yang dipilih oleh suatu entitas perusahaan syirkah
disebut tahun fiscal (fiscal year). Tahun fiskal dimulai dari hari pertama bulan yang
dipilih sampai dengan hari terakhir pada 12 bulan berikutnya. Periode yang umum
digunakan adalah tahun kalender (1 Januari sampai dengan 31 Desember). Namun,
perusahaan juga dapat menggunakan periode selain tahun kalender. Contohnya, suatu
perusahaan bisa saja menerapkan tahun fiskal yang berakhir saat aktivitas usahanya
mencapai titik terendah dalam siklus operasi tahunanya. Tahun fiskal semacam itu
disebut tahun usaha alami (natural business year). Pada titik rendah siklus operasinya,
suatu usaha memiliki waktu lebih banyak untuk menganalisis hasil operasinya dan
menyiapkan laporan keuangan.
Bab 15 Memahami Siklus Akuntansi | 355
Oleh karena perusahaan – perusahaan dengan tahun fiskal sering kali memiliki
aktivitas operasi yang sifatnya sangat musiman, para investor dan pengguna laporan
keuangan setengah tahunana untuk perusahaan tersebut. Artinya,anda harus
menyadarinya bahwa perusahaan tersebut akan memiliki hasil operasional yang sangat
fluktuatif sepanjang tahun fiskal.
S
eperti yang sudah dijelaskan di awal bab di bagian ini bahwa dalam menjalankan
bisnis berbasis syirkah, seorang pengelola syirkah agar bisa benar-benar maksimal
dalam mengelola bisnis berbasis syirkahnya diperlukan sebuah alat ukur seperti
“speedometer”, “dasboard” dan indikator-indikator lainnya yang bisa mememberikan
informasi yang sangat berguna, yang bisa menunjang dan memandu pengelola syirkah
dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan bisnis syirkah yang sedang
dijalankannya, serta mampu berkomunikasi dengan bisnis syirkah yang dijalankannya
dengan menggunakan bahasa bisnis yaitu bahasa akuntansi.
Di bab-bab sebelumnya anda sudah banyak belajar tentang bagaimana
memulai melakukan pencatatan dan pelaporan untuk setiap transaksi syirkah yang
terjadi, mulai dari konsep dasarnya hinga ke langkah demi langkahnya mulai dari
menganalisis transaksi, menjurnal, memposting ke buku besar, hingga menjadi laporan
keuangan syariah yang utuh dan bisa memberikan informasi yang sangat berguna bagi
para pemangku kepentingan dalam suatu bisnis syirkah tersebut, lebih khususnya
investor dan pengelola syirkah itu sendiri. Yang pastinya bisa menjadi “dasboard” dan
“speedometer” bagi pengelola syirkah itu sendiri.
Setelah anda bisa membuat alat ukur “speedometer” dan “dashboard”, dibab
ini anda akan belajar bagaimana membaca dan menginterprestasikan alat ukur yaitu
laporan keuangan yang sudah berhasil anda buat atau dengan kata lain bagaimana
pengelola syirkah bisa menjalin komunikasi yang baik dengan entitas bisnis yang sedang
dikelolanya dengan menggunakan bahasa akuntansi, sehingga benar-benar bisa
memberikan informasi yang sangat berguna serta petunjuk arah bagi pengelola syirkah
selama menjalankan bisnis berbasis syirkah ini.
BAB 16 Analisis Laporan Keuangan Syirkah | 357
Karena percuma saja ketika semua alat ukur sudah siap seperti halnya alat ukur
dan indikator-indikator yang ada di dashboard mobil, namun anda selaku pengendara
mobil tidak mengerti bagaimana cara membaca alat ukur dan indikator-indikator yang
ada pada dashboard kendaraan anda tersebut, maka semua yang ada di dashboard
mobil tersebut hanya pajangan saja tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya yaitu
memberikan informasi dan membantu pengendara mobil tersebut agar lebih mudah
untuk mencapai tujuannya.
Analisis Horizontal
Satu pos item dari laporan keuangan seringkali bermanfaat dalam
menginterpretasikan hasil operasi bisnis syirkah. Namun, dengan melakukan
perbandingan dengan pos yang sama dari periode sebelumnya, kita dapat memperoleh
manfaat yang lebih besar lagi. Perbandingan ini sering disebut sebagai analisis
horizontal atau horizontal analysis.
Dalam melakukan analisis horizontal, sutau akun laporan keuangan tahun
berjalan dibandingkan dengan akun yang sama pada periode sebelumnya. Kenaikan
atau penurunan jumlah pos tersebut dihitung sebagai persentase kenaikan atau
penurunan. Dalam membandingkan laporan keuangan syariah dari dua periode yang
berbeda, laporan keuangan syairah yang lebih awal selalu dijadikan dasar perhitungan
untuk analisis horizontal.
Sebagai contoh analisis horisontal, berikut ini ditunjukkan analisis horisontal
atas laporan keuangan PT. Understanding Syirkah yang memperlihatkan trend yang baik
maupun yang buruk yang mempengaruhi laporan laba rugi suatu bisnis syirkah.
Analisis Vertikal
Membandingkan masing-masing pos dalam periode berjalan dengan jumlah
total pada laporan yang sama dapat bermanfaat untuk menyoroti hubungan yang
signifikan dalam laporan keuangan. Analisis vertikal (vertical analisys) adalah istilah
yang digunakan untuk menjelaskan perbandingan semacam itu.
Dalam analisis vertikal terhadap neraca, masing-masing pos aktiva dinyatakan
sebagai persen dari total aktiva. Masing-masing pos kewajiban dan ekuitas pemilik
dinyatakan sebagai persen dari total kewajiban dan ekuitas pemilik. Dalam analisis
vertikal terhadap laporan laba-rugi, masing-masing pos dinyatakan sebagai persen dari
total pendapatan atau penghasilan.
Analisis vertikal juga bisa diterapkan untuk beberapa periode guna menyoroti
perubahan hubungan sepanjang waktu. Berikut adalah contoh analisis vertikal untuk
dua tahun periode pada PT. Understanding Syirkah.
BAB 16 Analisis Laporan Keuangan Syirkah | 360
2011 2010
Jumlah Persen Jumlah Persen
Pendapatan Honor 187.500 100,0% 150.000 100,0%
Beban Operasi:
Beban Upah 60.000 32,0% 45.000 30,0%
Beban Sewa 15.000 8,0% 12.000 8,0%
Beban Utilitas 12.500 6,7% 9.000 6,0%
Beban Perlengkapan 2.700 1,4% 3.000 2,0%
Beban Rupa-rupa 2.300 1,2% 1.800 1,2%
Total Beban Operasi 92.500 49,3% 70.800 47,2%
Laba Bersih 95.000 50,7% 79.200 52,8%
Laporan Laba rugi syirkah di atas menunjukkan tren yang baik maupun tren
yang kurang baik yang mempengaruhi laporan laba-rugi PT. Understanding Syirkah.
Peningkatan beban upah sebesar 2% (32% – 30%) adalah tren yang kurang baik, seperti
halnya kenaikan beban utilitas sebesar 0,7% (6,7% – 6,0%). Tren yang baik adalah
menurunnya beban perlengkapan sebesar 0,6% (2,0% – 1,4%. Beban sewa dan beban
rupa-rupa sebagai persen dari pendapatan jasa akuntansi adalah konstan. Hasil bersih
dari tren ini adalah bahwa laba bersih sebagai persen dari pendapatan jasa akuntansi
turun dari 52,8% menjadi 50,7%.
Analisis terhadap berbagai persentase yang diperlihatkan untuk PT.
Understanding Syirkah, dapat diperkuat dengan membandingkannya terhadap rata-
rata industri yang diterbitkan oleh asosiasi dagang dan jasa informasi keuangan. Setiap
perbedaan besar dengan rata-rata industri harus ditelusuri untuk kemajuan perusahaan
kedepan.
BAB 16 Analisis Laporan Keuangan Syirkah | 361
Analisis Solvabilitas
Solvabilitas berasal dari akar kata bahasa inggris yaitu solvent artinya cairan
pelarut atau bahan pelarut atau juga sesuatu yang berbentuk cair (liquid), maka analisis
solvabilitas sangat berkaitan erat dengan kemampuan suatu entitas bisnis syirkah
dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya kepada pihak ke tiga baik itu dalam bentuk
utang dagang, utang qard ataupun utang rahn atau gadai.
Analisis solvabilitas sangat penting untuk mengukur sejauh mana entitas bisnis
syirkah bisa memenuhi kewajibannya yang didasarkan pada jumlah aset lancar di
neraca, aset lancar disini yaitu aset yang mudah untuk diuangkan(dicairkan) dengan
cara dijual. Dimana aset yang paling liquid secara akuntansi yaitu kas, karena kas benar-
benar bentuk aset yang sangat cair, dalam artian dengan mudah dirubah kedalam
bentuk aset lainnya dengan cara di gunakan sebagai alat pembayaran untuk membeli
aset dalam bentuk lain. Seperti kas bisa digunakan untuk membeli persediaan, membeli
peralatan, membayar biaya-biaya operasional, dimana karakteristik seperti ini hanya
terdapat di dalam kas. Inilah mengapa kas disebut sebagai aset yang paling liquid
diantara jenis aset lainnya.
Misalnya piutang usaha, untuk bisa dijadikan alat membayar kewajiban kepada
pihak ke tiga maka harus dilakukan proses penagihan dulu ke konsumen, baru uang
hasil penagihannya bisa dibayarkan untuk memenuhi kewajiban kepada pihak ke tiga,
sehingga tingkat liquidnya di bawah kas, begitu pula aset jenis persediaan untuk bisa
digunakan untuk membayar kewajiban maka harus dijadikan dulu kas, salah satu
caranya harus dijual dulu jika persediaan tersebut persediaan barang jadi atau
persediaan yang siap untuk dijual, jika persediaan tersebut termasuk barang mentah
atau barang setengah jadi, maka untuk bisa jadi kas harus diolah terlebih dahulu,
kemudian harus melewati proses penjualan, yang semua proses itu sering kali
membutuhkan waktu, tidak secepat kas yang termasuk jenis aset yang paling liquid.
Analisis solvabilitas yang sering digunakan ada 5 macam jenis analisis yaitu:
1. Analisis modal kerja dan posisi lancar.
2. Analisis perputaran piutang usaha.
3. Analisis perputaran persediaan.
4. Rasio Aktiva Tetap terhadap Kewajiban Jangka Panjang.
5. Rasio kewajiban terhadap ekuitas/modal shahibul maal (investor).
BAB 16 Analisis Laporan Keuangan Syirkah | 362
Rasio Keuangan : Modal Kerja dan Rasio LancarRasio lancar (current ratio)
adalah cara lain untuk melihat hubungan diantara aktiva lancar dan kewajiban lancar.
Rasio lancar dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar seperti
berikut ini.
Sebagai contoh, rasio lancar untuk PT. Zamroni Kasep pada akhir tahun 2011 adalah 5,6
yang dihitung sebagai berikut :
Rasio lancar = Aktiva lancar / Kewajiban lancar
Rasio lancar = Rp.7.845.000.000 / Rp.1.390.000.000
Rasio lancar = 5,6
Rasio lancar bermanfaat dalam membuat perbandingan antara perusahaan dan dengan
rata-rata industri. Sebagai gambaran, anggaplah pada tanggal 31 Desember 2011 modal
BAB 16 Analisis Laporan Keuangan Syirkah | 363
kerja suatu perusahaan merupakan pesaing PT. Understanding Syirkah jauh lebih besar
dari Rp.6.455.000.000,- tetapi rasio lancarnya hanya 1,3.
Jika hanya berdasarkan data ini saja, PT. Understanding Syirkah berada dalam posisi
yang lebih menguntungkan untuk memperoleh pinjaman jangka pendek ataupun utang
dagang meskipun pesaing tersebut mempunyai modal kerja yang lebih besar.
Jumlah hari penjualan dalam piutang = Piutang usaha, akhir tahun / Penjualan kredit
rata- rata harian
Penjualan kredit rata-rata harian ditentukan dengan membagi penjualan kredit bersih
dengan 365 hari. Sebagai contoh, dengan menggunakan data-data sebelumnya milik
PT. Understanding Syirkah, jumlah hari penjualan dalam piutang adalah 12,4 seperti
diperlihatkan berikut ini :
Jumlah hari penjualan dalam piutang = Piutang usaha, akhir tahun / Penjualan kredit
rata-rata harian
Perputaran persediaan bagi PT. Understanding Syirkah adalah 13,5 dan untuk
PT. Garuda Teknologi adalah 8,8. Secara umum, semakin besar perputaran persediaan,
semakin efisien dan efektif perusahaan mengelola persediaannya.
Jumlah hari penjualan dalam persediaan (number of day’s sales in inventory)
adalah ukuran kasar mengenai lamanya waktu yang dibutuhkan untuk membeli,
menjual, dan mengganti persediaan. Hal ini dihitung sebagai berikut:
PT. Understanding
PT. Garuda Teknologi
Syirkah
Harga pokok penjualan
Rata-rata harian
15.040.177.000,00/365 41.205.800,00
705.379.000,00/365 1.932.545,00
Persediaan akhir 79.192.000,00
Jumlah hari penjualan 1.109.791.000,00
dalam persediaan 26,9 hari 41 hari
Sebagai ilustrasi, data-data berikut diambil dari laporan keuangan PT. Part Elektro
Indonesia tahun 2012 dan 2011:
2012 2011
Properti, pabrik, dan
Rp.11.118.000.000,- Rp.11.026.000.000,-
peralatan (bersih)
Rasio aktiva tetap terhadap kewajiban jangka panjang (utang) untuk tahun
2012 adalah 2,4 (11.118.000.000/4.670.000.000) dan 2,1
(11.026.000.000/5.161.000.000) untuk tahun 2011. Peningkatan rasio ini dari 2,1 pada
tahun 2011 menjadi 2,4 pada tahun 2012 mengindikasikan lebih banyak marjin
pengaman bagi para kreditor.
Sama seperti ukuran-ukuran keuangan lainnya, interpretasi dan analisis akan
lebih berarti jika dibandingkan dengan rasio yang sama pada periode lainnya dan
dengan rata-rata industry. Lihat artikel lainnya, Rasio kiamat – doomsday ratio dan
Pengertian marginal cost dan biaya rata-rata.
BAB 16 Analisis Laporan Keuangan Syirkah | 368
Rasio Kewajiban Terhadap Ekuitas Pemilik = Total Kewajiban / Total Ekuitas Pemilik
modal/ shahibul maal
Sebagai contoh, rasio kewajiban terhadap ekuitas pemilik PT. Understanding Syirkah
pada akhir tahun 2011 adalah sebesar 0,025 dengan perhitungan sebagai berikut :
Untuk bisnis syirkah yang sudah mengguankan metode lembar saham untuk
sistem permodalan syirkahnya, biasanya istilah total ekuitas pemilik diganti dengan
total ekuitas pemegang saham. Oleh karena itu, pada saat menghitung rasio ini untuk
bisnis syirkah yang menggunakan metode lembar saham, istilah ekuitas pemilik harus
diganti dengan ekuitas pemegang saham.
Dalam hal prioritas, hak kreditor terhadap aktiva perusahaan lebih tinggi
daripada hak pemilik modal atau pemegang saham. Dengan demikian, semakin kecil
rasio kewajiban terhadap ekuitas pemilik, semakin baik kemampuan perusahaan untuk
bertahan dalam kondisi yang buruk (misalnya seperti sedang di landa pandemi) dan
tetap dapat memenuhi kewajibannya terhadap kreditor.
Sebagai islustrasi, rasio 1 (satu) menyatakan bahwa kewajiban dan ekuitas
pemilik mempunyai nilai yang sama. Dengan kata lain, jika perusahaan mengalami
kerugian sebesar jumlah kewajibannya, maka total aktiva perusahaan yang masih
BAB 16 Analisis Laporan Keuangan Syirkah | 369
tersisa untuk kreditor akan persis sama dengan jumlah klaim mereka atas aktiva
tersebut.
Apabila hal ini terjadi, kreditor masih dapat menerima pembayaran atas
pinjaman yang mereka berikan kepada perusahaan sedangkan pemilik modal tidak akan
mendapatkan apapun dari perusahaan. Sebaliknya, apabila rasio tersebut adalah 3
(tiga), maka kerugian yang jumlahnya lebih besar dari sepertiga kewajiban akan
menyebabkan total aktiva perusahaan yang tersisa tidak mencukupi untuk menutup
klaim kreditor.
Analisis Profabilitas
Kemampuan suatu entitas bisnis berbasis syirkah untuk menghasilkan
keuntungan tergantung pada efektivitas dan efisiensi dari kegiatan operasinya dan
sumber daya yang tersedia. Dengan demikian analisis profabilitas menitikberatkan pada
hubungan terutama pada hubungan antara hasil kegiatan operasi seperti di laporan
laba rugi dan sumber daya yang tersedia bagi perusahaan seperti yang dilaporkan dalam
neraca. Analisis utama yang digunakan dalam menilai profitabilitas suatu entitas bisnis
syirkah ialah:
1. Analisis Rasio Penjualan bersih terhadap aktiva.
2. Analisis Rasio Pengembalian Aset.
3. Analisis Rasio Pengembalian Ekuitas.
4. Analisis Rasio Pengembalian Investasi Syirkah (ROI).
Rumus rasio penjualan bersih terhadap aktiva = Penjualan bersih / Total aktiva rata-
rata
BAB 16 Analisis Laporan Keuangan Syirkah | 370
PT. PT.
Zamroni Understanding
Syirkah
Penjualan bersih 38.236.000,- 23.649.000,-
Total aktiva
– Awal tahun 33.130.000,- 17.102.000,-
– Akhir tahun 36.137.000,- 22.088.000,-
PT.
PT.
Understanding
Zamroni
Syirkah
Rasio penjualan bersih
1,10 1,21
terhadap aktiva:
* 38.236.000 / [(33.130.000+36.137.000) / 2]
** 23.649.000 / [(17.102.000+22.088.000) / 2]
Berdasarkan rasio ini, PT. Understanding Syirkah terlihat lebih baik daripada
PT. Zamroni dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan penjualan.
Pembandingan rasio ini dari waktu ke waktu untuk PT. Zamroni dan PT. Understanding
Syirkah dan dengan rata-rata industri akan memberikan dasar yang baik untuk
interpretasi kinerja keuangan masing-masing entitas bisnis syirkah.
BAB 16 Analisis Laporan Keuangan Syirkah | 371
Contoh:
Berdasarkan laporan keuangan yang diterbitkan per tanggal 31 Desember 2017,
Understanding Syirkah yang bergerak di sektor konstruksi memiliki laba bersih setelah
pajak sebesar Rp500 juta, total ekuitas para pemegang saham/ shahibul maal adalah
sebanyak Rp.800 juta. Berapakah rasio pengembalian ekuitas atau Return of Equity
(ROE) PT Understanding Syirkah
ROE = Laba bersih setelah Pajak : Ekuitas Pemegang Saham
BAB 16 Analisis Laporan Keuangan Syirkah | 372
http://rumahbuku.weebly.com/bangku-ii/fiqh-muamalah-dalam-Islam
https://pengusahamuslim.com/5260-sikap-hati-hati-dan-menjauhi-
harta-haram.html
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2007/03/20/127/arti-nama-Islam
https://tafsirweb.com/586-quran-surat-al-baqarah-ayat-138.html
https://tafsirweb.com/1657-quran-surat-an-nisa-ayat-125.html
https://muslim.or.id/415-3-pokok-ajaran-Islam.html
https://asepprasetio.wordpress.com/2015/09/29/kerangka-dasar-
Islam/
https://pkebs.feb.ugm.ac.id/2018/07/02/prinsip-prinsip-ekonomi-
Islam/
https://mumaseo.wordpress.com/2016/04/10/syariah-Islam-
memelihara-agama-akal-jiwa-dan-harta/
https://suaramuslim.net/sejarah-Al-Qur’an-cara-diturunkan-dan-
pembagiannya/
https://Islami.co/ini-empat-aspek-kemukjizatan-Al-Qur’an/
https://tafsirweb.com/7652-quran-surat-al-ahzab-ayat-40.html
Sumber Bacaan dan Referensi
https://almanhaj.or.id/2263-pengertian-as-sunnah-menurut-
syariat.html
https://www.kompasiana.com/roesdy/54f379e3745513a02b6c776c/pe
mbagian-Hadits-berdasarkan-jumlah-periwayat-dan-kualitas?page=all
https://dalamIslam.com/landasan-agama/fungsi-as-sunnah-terhadap-
Al-Qur’an
https://muslim.or.id/19712-mengenal-ijma-sebagai-dasar-hukum-
agama.html
https://konsultasisyariah.com/28865-hukum-go-food-dan-riba.html
https://dtpeduli.org/content/tiga-tempat-tersingkapnya-kepribadian-
seseorang
https://mastahbisnis.com/akad-mudharabah/
https://akuntansikeuangan.com/apa-tujuan-laporan-keuangan-syariah/
http://www.biblibio.xyz/analisisis-keuangan-analisis-horisontal/
https://www.jurnal.id/id/blog/rasio-profitabilitas-pengertian-fungsi-
jenis-dan-contoh-terlengkap/
Lampiran 1 Contoh Surat Akad Perjanjian Syirkah
Mudharabah Mustarakah
MUKADIMAH
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, pada hari ini, hari
Sabtu tanggal 29 Agustus 2020, di Bandung, yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Septa,ST MM
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jalan Tampomas Utara No 67 kel.makmur kec.sejahtera , Surabaya
Yang selanjutnya disebut pihak pertama (Shahibulmaal), merupakan seorang investor syariah yang
menginvestasikan uangnya pada usaha ini.
Nama : Yusuf
Pekerjaan : Wraswasta
Alamat : Jl.Indah Raya No 29 Perum Griya pangalengan Kab.Bandung
Yang selanjutnya disebut pihak Kedua (pengelola), merupakan seorang pengelola usaha yang
sekaligus memiliki saham pada usaha ini
Secara bersama-sama kedua pihak bersepakat untuk mengadakan perjanjian bersyarikat (akad
syarikat) dimana pihak pertama membeli saham Mudharabah pihak ke dua sejumlah
Rp20.000.000 (Duapuluh juta Rupiah) atau setara dengan kepemilikan 1 lembar
sertifikat saham mudharabah dengan kesepakatan harga per lembar sahamnya
Rp20.000.000 (Dua puluh Juta Rupiah) dengan ketentuan-ketentuan perjanjian syirkah yang
diatur dalam pasal-pasal berikut:
1
Pasal 1
Ketentuan Umum
1. Pihak pertama, selaku pemilik modal (shahibul maal) menyerahkan sejumlah uang tertentu
ke dalam rekening milik Syariah Indo Property a.n Yusuf Pembelian Kepemilikan saham pihak
ke dua.
2. Pihak kedua, selaku pengelola modal (mudharib) dari pihak pertama, mengelola usaha ini
sebagaimana tercantum dalam pasal 1 ayat 1 oleh karena itu tidak memperoleh gaji,
melainkan memperoleh bagi hasil usaha sebagaimana diatur dalam pasal 4.
3. Pihak kedua menerima otoritas untuk mengelola, mengeluarkan dana dan menggunakan
dana dari rekening bank yang sudah disepakati untuk modal kerja yaitu pada saat akad ini
disepakati dan ditandatangani.
4. Pihak kedua bertanggungjawab untuk membuat laporan penggunaan dana dan mengawasi
penggunaan dana tersebut.
5. Pihak pertama & pihak kedua sepakat menyediakan saran / prasarana untuk berlangsungnya
kegiatan usaha ini.
6. Kedua pihak akan mendapatkan keuntungan hasil usaha menurut persentase keuntungan
yang disepakati bersama dan menanggung kerugian sebagaimana diatur dalam pasal 4 dan
pasal 5.
7. Masing-masing pihak memiliki andil dalam usaha ini, baik modal atau tenaga (skill), besar
maupun pembagiannya sebagaimana tercantum pada pasal 2 dan 3.
8. KEDUA PIHAK adalah pemilik sah usaha sebagaimana tercantum pada ayat a pasal 1 ,
Sehingga KEDUA PIHAK memiliki hak dan wewenang yang diatur dalam pasal-pasal yang ada
dalam naskah kerjasama ini. Dengan demikian, KEDUA BELAH PIHAK adalah satu kesatuan
yang tidak terpisahkan.
9. Jangka waktu kerjasama berlangsung selama 5 (Lima Tahun).
Pasal 2
Modal Usaha
1. Besar modal dalam bentuk uang atau yang diuangkan, sebagaimana disebut dalam pasal 1
ayat 1 adalah sebesar Rp20.000.000(Dua Puluh Juta Rupiah) atau setara dengan
kepemilikan 1 lembar sertifikat saham mudharabah
2. Modal pihak pertama tersebut diserahkan pada saat akad ini disetujui.
Pasal 3
Pengelola Usaha
Nama : Yusuf
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl.Indah Raya No 29 Perum Griya pangalengan Kab.Bandung
2. Dalam mengelola usahanya, pengelola dapat dibantu oleh beberapa orang staf yang
semuanya berstatus sebagai karyawan (ajir).
Pasal 4
Keuntungan
1. Keuntungan hasil usaha berupa keuntungan yang diperoleh dari kegiatan usaha dikurangi
biaya operasional bulanan(Biaya Perawatan Kostan, Biaya Listrik, perawatan air,dan biaya lain
yang berhubungan dengan operasional usaha).
2
2. Impas adalah kegiatan usaha yang tidak memperoleh keuntungan usaha dan tidak menderita
kerugian usaha.
3. Keuntungan hasil usaha dibagi menurut hasil kesepakatan kedua pihak berdasarkan besar
kecilnya hak dan kewajiban masing-masing pihak. Pembagian menurut kesepakatan kedua
pihak adalah : Pihak pertama mendapat 70 % dari seluruh hasil usaha berdasarkan besar
modal dalam bentuk/satuan per lembar sertifikat mudharabah dengan harga yang telah
disepakati pada saat awal akad, sedangkan pihak kedua memperoleh 30 % dari seluruh hasil
usaha yang dibagikan.
Pasal 5
Kerugian
1. Kerugian usaha adalah hasil usaha dikurangi pengeluaran usaha rutin bulanan bernilai negatif
atau besar modal usaha menjadi berkurang atau musnah dalam suatu kegiatan usaha.
2. Apabila terjadi impas pada akhir kegiatan usaha, kedua pihak tidak mendapatkan apa-apa
dari kegiatan usaha.
3. Kerugian usaha pada hakikatnya ditanggung kedua pihak. Sesuai dengan hukum Islam
tentang syirkah mudharabah, yaitu seperti berikut.
a. Kerugian usaha akibat layaknya suatu kegiatan usaha mengandung resiko untung-
rugi, maka kerugian modal usaha ditanggung seluruhnya oleh pemilik modal sesuai
dengan persentase modal yang diinvestasikan, sedangkan pihak pengelola
menanggung kerugian tenaga, pikiran dan waktu pengelolaan usaha (skill
manajemen) selama usaha berlangsung.
b. Apabila kerugian usaha disebabkan oleh kesengajaan pihak kedua (pengelola)
melakukan penyimpangan, seluruh kerugian usaha ditanggung oleh pihak kedua.
Pasal 6
Penghitungan Untung-Rugi
1. Penghitungan untung rugi dilakukan 7 hari setelah laporan terinci diserahkan oleh pihak
kedua kepada pihak pertama. Perhitungan dan pelaporan dilakukan setiap bulan.
2. Laporan terinci dibuat selambat-lambatnya satu bulan setelah tutup buku akhir usaha.
3. Tutup buku usaha dilakukan setiap bulan sampai akhir masa usaha.
4. Pada saat penghitungan untung-rugi, kedua pihak harus hadir di tempat penghitungan.
5. Penyerahan hasil keuntungan sebagaimana pasal 4 ayat 3 (bila memperoleh keuntungan)
akan diserahkan setiap 1 Bulan Sekali dan dilaksanakan selambat-lambatnya tanggal 15
setiap bulannya.
Pasal 7
Jangka Waktu Usaha/Syarikat
1. Jangka waktu usaha/syarikat yang tersebut pada pasal 1 adalah 5 (Lima) tahun, kecuali
ada pembubaran kerja sama yang disepakati kedua pihak.
2. Setelah jangka waktu perjanjian ini jatuh tempo, maka pihak pertama dan pihak kedua
dapat membuat kesepakatan baru, untuk meneruskan perjanjian ini maupun tidak
meneruskan
3. Jika kedua belah pihak sepakat untuk tidak meneruskan perjanjian ini maka pihak kedua
wajib menyerahkan kembali seluruh modal (milik pihak pertama) sesuai nilai buku modal
yang disetorkan pada saat perjanjian ini di buat serta dilakukan pada saat berakhirnya
usaha/syarikat dan/atau setelah disetujui oleh pihak kedua.
3
Pasal 8
Hak dan Kewajiban
1. Selama jangka waktu bersyarikat, pihak pertama :
a. Berkewajiban untuk tidak mencampuri kebijakan usaha yang sedang dijalankan oleh
pihak kedua.
b. Berkewajiban untuk tidak melakukan pemaksaan kepada pihak kedua menjalankan
usul, saran, ataupun keinginannya dalam menjalankan usaha ini.
c. Berkewajiban untuk tidak mengambil atau menambah sejumlah modal usaha, kecuali
dalam kedaan istimewa/keadaan tertentu (menyelamatkan usaha dan atau
memanfaatkan situasi) dan merupakan kesepakatan kedua pihak.
d. Berkewajiban membayar kerugian pengelolaan usaha kepada pihak kedua
sehubungan dengan pembatalan akad syarikat yang disebabkan oleh pelanggaran
pihak pertama terhadap isi akad syarikat.
e. Berkewajiban membayar kerugian pengelolaan usaha (tercantum dalam pasal 8 ayat
1 (e) selambat-lambatnya 1 bulan setelah penghitungan untung-rugi.
f. Berhak melakukan kontrol atau meninjau tempat kegiatan usaha dengan disertai
pihak kedua.
g. Berhak mengajukan usul dan saran kepada pihak kedua untuk memperbaiki dan/atau
menyempurnakan kegiatan usaha yang sedang berjalan.
h. Berhak membatalkan perjanjian dan/atau mengambil kembali sebagian atau seluruh
modal usaha dari pihak kedua setelah terbukti pihak kedua melakukan
penyelewengan dan atau mengkhianati isi akad syarikat.
Pasal 9
Penambahan sejumlah modal usaha
1. Besar modal usaha dalam syarikat ini sebagaimana tersebut dalam pasal 1 dapat diperbesar
atas kesepakatan kedua pihak.
2. Segala sesuatu yang menyangkut penambahan sejumlah modal usaha dalam syarikat akan
diatur lebih lanjut dalam perjanjian tersendiri.
4
Pasal 10
Pengurangan sejumlah modal usaha
1. Pihak pertama tidak berhak mengambil atau mengurangi sejumlah modal usaha pada saat
kegiatan usaha sedang berlangsung.
2. Kedua pihak dapat bersepakat mengurangi sejumlah modal usaha pada saat kegiatan usaha
sedang berjalan, apabila hal ini diperlukan.
3. Segala sesuatu yang menyangkut pengurangan sejumlah modal usaha dalam syarikat ini
akan diatur lebih lanjut dalam perjajnjian tersendiri
Pasal 11
Perselisihan
1. Apabila terjadi perselisihan antara kedua pihak sehubungan dengan akad syarikat ini, kedua
pihak bersepakat menyelesaikannya secara musyawarah dan kekeluargaan secara hukum
Islam.
2. Segala sesuatu yang merupakan hasil penyelesaian perselisihan akan dituangkan dalam
berita acara.
Pasal 12
Pengalihan Hak dan Kewajiban
1. Jika pihak pertama meninggal dunia maka kepemilikan modal beralih kepada ahli waris,
sehingga hak dan kewajiban pihak pertama secara langsung beralih kepada ahli waris.
2. Jika pihak kedua meninggal dunia maka hak dan kewajiban pihak kedua menjadi tanggung
jawab ahli waris pihak ke dua.
Pasal 13
Lain-lain
1. Surat akad ini mengikat secara hukum kepada kedua pihak.
2. Hal-hal lain yang mungkin kelak akan muncul di kemudian hari dan belum diatur dalam surat
akad ini akan dimusyawaratkan kedua pihak yang akan ditaungkan dalam bentuk addendum.
3. Surat akad ini dibuat rangkap 2 (Rangkap 1 pemodal, rangkap ke 2 pengelola) dan
seluruhnya ditandatangani oleh kedua pihak pada hari ini dan tanggal di muka setelah
dibubuhi materai secukupnya.
5
Pasal 14
Khatimah
“Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain diantara kamu dengan cara yang
bathil dan janganlah kamu membawa urusan itu kepada hakim supaya dapat memakan sebagian
harta benda orang lain, dengan jalan berbuat dosa, padahal kamu mengetahui .”
(QS. Al-Baqarah : 188)
Septa,ST MM Yusuf
6
Lampiran II
Analisis Keuangan
Syariah Indo Property
Laba Rugi Proyeksian Perbulan(pada tahun ke 1)
Nisbah bagi Hasil 70 :30
Pendapatan sewa Rp 2,900,000
Estimasi Biaya listrik Rp 300,000
Estimasi Biaya perawatan Rp 100,000
Estimasi Pajak bumi dan bangunan(PBB), iuran Rp 30,000
wajib sampah dan keamanan
Jumlah biaya Rp 430,000
Tabel Perhitungan Return On Investment(ROI) per kamar atau perlembar sertifikat mudharabah
Tahun 1 2 3 4 5
penghasilan bersih perkamar/tahun dengan estimasi kenaikan
Rp 2,964,000 Rp 3,400,000 Rp 3,910,000 Rp 4,500,000 Rp 5,175,000
harga sewa 13%-15% pertahun
Menandatangani Perjanjian
Ya Tidak
Mudharabah antara investor
Diteruskan
dan manajemen
Managemen
Investor mendapat bagi hasil perbulan dari mengembalikan
manajemen sesuai nisbah yang disepakati yang uang investor
disertai: sejumlah nilai
nominal di awal
a.Laporan Keuangan(Neraca, Laba Rugi, laporan
perjanjian
perubahan modal , dan laporan arus kas
1.Investor 1.Mengelola website 1.Kemudahan dalam 1. Komunikasi jarak jauh via 1.Orang-orang yang
2.Orang/perusaha 2.Mencari patner yang mencari tempat email, sms, telepon,whatsap, membutuhkan rumah,
an yang mau mempunyai property tinggal, bisnis, dan dll kost-kostan, gedung,
menyewakan 3.Mencari Investor acara-acara tertentu 2.Tatap muka langsung kantor, toko, dll
property 4.Merawat sistem 2.Memberikan 3. komunikasi tertulis via 2.Mahasiswa
3.Kontraktor perairan keamanan, surat 3.New Familiy(orang
4.Arsitek 5.Riset lokasi-lokasi keyamanan, dan yang baru
5.Teknisi Pompa strategis ketenangan untuk berkeluarga)
air 6.Menagani kopmlain- tinggal, istirahat, 4.Businessman
6.Ahli Filterisasi kompkain dari bisnis, maupun dalam 5.Komunitas-
air pelanggan menyelenggarakan komunitas
berbagai event 6.lembaga pelatihan
Key Resources 3.Menyediakan air
Chanels
yang jernih dan
1.Rumah dan tanah menyehatkan 1.Website
2. Domain web 4.Menyediakan listrik 2.Spanduk
3.Alat-alat pengolah yang selalu on time 3.Koran
air 4.Iklan baris di internet
4. Genset/UPS 5.Google adsense
Cost Revenue
1.Uang 2. Tenaga 3.Pikiran 4. Waktu Fee berupa uang sewa
Syariah Indo Property
Neraca
Priode 1 Januari 2019 - 31 Desember 2019
Assets
Kas Rp 4,674,122
Piutang Usaha Rp -
Biaya Iuran Wajib dan sampah dibayar dimuka Rp 75,000
Furniture Rp 5,024,000
pompa Air Shimitzu 500W Rp 1,000,000
Bangunan Kostan Rp 144,424,500
Tanah Rp 154,344,000
Akumulasi Penyusutan-Pompa air Rp (600,000)
Total Assets Rp 308,941,622
Liabilities
Utang Usaha Rp -
Pendapatan kost dibayar dimuka Rp -
Total Liabilities Rp -
Equity
Modal, Yusuf (2,84 lembar Sertifikat Mudharabah) Rp 232,033,748
Modal, Dion(1 lembar Sertifikat Mudharabah) Rp 15,000,000
Modal, Irfan(1 lembar Sertifikat Mudharabah) Rp 14,000,000
Modal, Iwan(1 lembar Sertifikat Mudharabah) Rp 14,000,000
Modal, Rianti(0,07 lembar sertifikat Mudharabah) Rp 1,000,000
Modal, Puspita (0,24 lembar sertifikat Mudharabah) Rp 4,000,000
Modal, Annisa (0,35 lembar sertifikat Mudharabah) Rp 7,000,000
Modal, Hasan(0,5 lembar sertifikat Mudharabah) Rp 10,000,000
Bagi hasil yg dibagikan Rp (58,409,267)
Biaya Operasional
Biaya Renovasi Kostan Rp -
Biaya promosi(Discount Potongan Harga) Rp -
denda Pembayaran Listrik Rp -
jumlah Biaya Operasional Rp -
2
Syariah Indo Property
Laporan Bagi Hasil dengan akad Mudharabah Mustarakah
Per 31 Desember 2019
Hasil yang di peroleh selama bulan berjalan