Anda di halaman 1dari 442

Penulis

Bachtiar Yusuf Shalahudin


@Hak Cipta BBR Institute

Penulis
Bachtiar Yusuf Shalahudin

Editor : Fajar Wahyudin


Desain Sampul : Fajar Wahyudin
Tata Letak : Fajar Wahyudin

Cetakan Pertama :
September 2020

Diterbitkan oleh :
BBR Institute
Jl. Sukarajin 1, kel.Cikutra, kec.Cibeunying Kidul
Kota Bandung

Email : bbrinstitute@gmail.com
Nomor WhatApp : (+62) 0813-2421-7216
Youtube Chanel : BBR Institute

446 Halaman
18 x 25 cm
Tentang Penulis |i

S
ejak tahun 2015 sewaktu saya masih berkuliah di fakultas ekonomi program studi
akuntansi di salah satu kampus swasta di kota Bandung, saya sangat senang
memikirkan ide bagaimana membangun ekonomi syariah yang memungkinkan
semua para pelaku utama ekonomi seperti produsen, pedagang, pekerja, dan investor
bisa bersinergi dalam suatu wadah yang benar-benar sesuai dengan syariat Islam tanpa
riba, tanpa bank dan tanpa akad bathil, sehingga setiap harta yang diperoleh dari
aktifitas muamalah tersebut bukan hanya memberikan manfaat kebaikan di dunia saja
namun juga memberikan kebaikan hingga ke akhirat dan diharapkan bisa menjadi salah
satu jalan atau wasilah untuk menggapai ridho dan cinta Allah Subhanawataalla,
sehingga aktifitas muamalah yang kita lakukan sehari-hari bisa memberikan makna
yang jauh lebih mendalam dibandingkan hanya sekedar mengharap keuntungan
duniawi semata.
Hingga pada suatu ketika terpikirkan sebuah ide yang sebenarnya telah sejak lama
yaitu sejak zaman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam sudah banyak di praktekan
oleh para sahabat seperti Abdurahman Bin Auf, Ustman Bin Afan, Umar Bin Khatab dan
sahabat-sahabat Rasulullah lainnya dalam hal bermuammalah yang sesuai dengan
syariat Islam yaitu syirkah.
Sudah beberapa tahun belakangan ini hingga buku Understanding Syirkah ini
diterbitkan saya memiliki ketertarikan yang sangat mendalam terhadap syirkah ini,
mulai dari segi konsep hingga pada tahap pengaplikasiannya. Alasan utamanya karena
syirkah ini merupakan salah satu metode yang di siapkan oleh agama kita yang
sempurna ini yaitu agama Islam yang memungkinkan para pelaku utama ekonomi
khususnya antara orang yang memiliki kelebihan harta (shahibul maal)/ investor
dengan orang yang memiliki keahlian mengelola bidang usaha tertentu untuk bisa
bersinergi bekerja sama dengan sistem syirkah bagi hasil maupun bagi kerugian yang
dapat menghasilkan output berupa kesejahteraan ekonomi bagi para pelaku syirkahnya
khususnya dan umat Islam secara keseluruhan pada umumnya, serta yang lebih penting
lagi dengan syirkah ini akan mengurangi ketergantungan umat muslim terhadap
lembaga keuangan ribawi yang di haramkan dalam syariat Islam, yang mirisnya bagi
sebagian orang sudah dianggap menjadi hal yang biasa yang padahal dalam kacamata
syariat Islam riba merupakan salah satu dari 10 dosa besar yang hampir setara dengan
syirik, berzina, membunuh, dan dosa-dosa besar lainnya yang ancaman siksanya begitu
berat sampai-sampai terhadapat pelakunya di tantang perang oleh Allah dan Rasulnya,
T e n t a n g P e n u l i s | ii

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba
(yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak
mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya
akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu
pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.”
(QS: Al-Baqarah [2]: 278 -279)

Berawal dari ketertarikan terhadap ekonomi syariah khususnya syirkah, kemudian


saya dan dibantu oleh salah seorang teman saya membentuk organisasi yang berfokus
di bidang penelitian, pengembangan, dan pendidikan tentang fiqh muamlaah, syirkah
dan ekonomi syariah bernama Bersama Bebas Riba Institute atau sering di singkat
dengan BBR Institute.
Melalui BBR Institute ini mulailah kita merancang beberapa pilot project syirkah
yang Alhamdulilah masih terus berjalan hingga saat ini, diantaranya di bidang property
syariah dan di bidang pendidikan yang menjadi unit usaha yang pengelolannya di bawah
BBR Institute yang dalam aspek pengelolaan,keuangan dan permodalannya
menggunakan sistem syirkah bagi hasil tanpa ada sentuhan dari lembaga ribawi
sedikitpun, yang tentunya sangat disambut baik oleh masyarakat khususnya
masyarakat yang telah tergabung menjadi anggota kelas praktikum BBR Institute yang
dibuktikan dengan antusiasnya untuk mengambil bagian dari project-project syirkah ini
menjadi shahibul maal atau investor.
Sayapun menyadari bahwa untuk bisa mengaplikasikan syirkah ini khususnya bagi
pengelola syirkah (Mudharib) memerlukan penguasaan beberapa disiplin ilmu agar
dalam proses pengaplikasian syirkah ini bisa benar-benar sesuai dengan syariat Islam
yang secara garis besar berdasarkan pengalaman saya baik ketika mengajarkan tentang
ilmu syirkah ataupun ketika mengaplikasikan syirkah ini ada 3 kemampuan yang wajib
dikuasai oleh seorang mudharib atau pengelola syirkah untuk bisa benar-benar
mengaplikasikan syirkah yang sesuai dengan syariat Islam yaitu :

1.Fiqh Muamalah
2.Pencatatan dan pelaporan Keuangan Syirkah
3. Pengelolaan usaha syirkah tersebut
Tiga persyaratan kemampuan tersebut merupakan hal yang wajib dikuasai bagi
siapa saja yang ingin mengaplikasikan syirkah ini kedalam aktifitas muamalahnya
sehari-hari, khususnya bagi pengelola syirkah/mudharib. Tiga kemampuan tersebut
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat di pisahkan antara satu kemampuan dengan
kemampuan lainnya ketika ingin melakukan syirkah, sehingga ketika satu kemampuan
T e n t a n g P e n u l i s | iii

tersebut tidak terkuasai dengan baik, maka kemungkinan besar usaha syirkah tersebut
tidak akan sesuai dengan yang diharapkan seperti berhenti ditengah jalan ataupun bisa
terjebak kedalam riba. Sebagaimana dahulu Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu,
terbiasa berkeliling di pasar sambil membawa tongkat, dan beliau mengusir para
pedagang dari pasar Madinah yang tidak paham fiqh jual beli, sambil
mengingatkan,“Tidak boleh jual beli di pasar ini kecuali yang paham fiqih. Jika tidak, dia
akan makan riba, sadar maupun tidak.”
Atas dasar kebutuhan tiga jenis ilmu tersebut untuk bisa memulai membangun
bisnis secara syariah melalui syirkah tanpa riba, tanpa bank dan tanpa akad bathil, saya
yang di bantu dengan tim BBR Institute telah banyak mengadakan pelatihan dan
bimbingan Fiqh Muamalah, Syirkah dan ekonomi syariah secara Online yang hingga
buku Understanding syirkah ini diterbitkan telah ada 14 batch kelas Fiqh Muamalah
Mastery, 3 Batch Kelas Understanding Syirkah dan 1 batch kelas Praktikum BBR Institute
dengan peserta lebih dari tiga ribu orang di seluruh pelosok Indonesia bahkan hingga
ke malaysia.
Dari setiap kelas pelatihan dan bimbingan yang saya adakan banyak sekali saran,
masukan, dan juga pertanyaan tentang Fiqh muamalah dan Syirkah yang menjadikan
semakin terlihat jelas antusiasme masyarakat akan pentingnya ekonomi syariah
khususnya tentang fiqh muamalah dan syirkah. Atas dasar itu untuk bisa semakin
melengkapi proses pembelajaran mengenai syirkah ini mulailah saya menulis buku
Understanding syirkah ini yang secara garis besar keseluruhan isi buku Understanding
Syirkah ini mulai dari jilid 1 dan jilid-jilid berikutnya membahas 3 kemampuan
fundamental yang dibutuhkan untuk bisa mengaplikasikan syirkah yang benar-benar
sesuai dengan syariat Islam yaitu Fiqh Muamalah termasuk konsep dari syirkahnya,
Pencatatan dan pelaporan keuangan syirkah, dan pengelolaan atau manajemen usaha
syirkah itu sendiri.
Setiap manfaat dan kebaikan yang ada di buku Understanding Syirkah dapat
dipastikan datangnya dari Allah Subhanahu wata'ala dan setiap kesalahan atapun
kekurangan yang ada dibuku ini datangnya dari saya selaku penulis buku Understanding
Syirkah ini, oleh karena itu setiap saran dan masukan dari pembaca sekalian sangat saya
harapkan agar semua ilmu yang di sampaikan di buku ini bisa terus mengalami
perbaikan yang berkesinambungan. Untuk saran dan masukan terhadap buku
Understanding Syirkah ini bisa langsung disampaikan baik melalui WhatsApp, Instagram
ataupun Fans Page Facebook BBR Institute yang ada di cover belakang buku ini.
Bachtiar Yusuf Shalahudin
September 2020
T e n t a n g P e n u l i s | iv

Tentang Penulis
Daftar isi Singkat
Daftar Isi
Kata Pengantar
Mukadimah

Sikap Hati-hati Abu Bakar.ra dalam menjauhi Harta Haram


Dampak harta halal dan harta haram terhadap DNA, GEN, Hingga keturunan

Bagian 1 Fiqh Muamalah Sebagai Pondasi Syirkah


Bab 1 Islam dan Syariat Islam
Bab 2 Sumber Hukum Islam
Bab 3 Sejarah Fiqh Muamalah dan Perkembangannya
Bab 4 Kaidah dan Prinsip-Prinsip Dalam Fiqh Muamalah

Bagian 2 Konsep Dasar Syirkah


Bab 5 Syirkah Sebagai Solusi Permodalan Bisnis Dalam Islam
Bab 6 Syirkah dengan Akad Mudharabah
Bab 7 Syirkah dengan Akad Musyarakah
Bab 8 Tata Cara Pembuatan Surat Akad perjanjian Syirkah
D a f t a r i s i S i n g k a t |v

Bagian 3 Memulai Syirkah


Bab 9 Substansial Bisnis Berbasis Syirkah
Bab 10 Merancang Blueprint Bisnis Syirkah
Bab 11 Menyusun Rencana Bisnis Syirkah
Bab 12 Mempresentasikan Rencana Bisnis syirkah dan Mulai mendapatkan
investor syariah

Bagian 4 Mencatat dan Melaporkan Transaksi Syirkah


Bab 13 Mindset pentingnya pencatatan dan Pelaporan Transaksi Syirkah
Bab 14 Konsep Dasar Pencatatan dan Pelaporan Transaksi Syirkah
Bab 15 Memahami Siklus Akuntansi Sebagai Dasar Dalam Pencatatan dan
Pelaporan Transaksi Syirkah
Bab 16 Analisis Laporan Keuangan Syirkah

Lampiran 1 Contoh surat akad syirkah dengan akad Mudharabah


Lampiran 2 Contoh Proyeksi Keuangan dan Kebutuhan pendanaan
Lampiran 3 Contoh Flowchart Proses Syirkah
Lampiran 4 Contoh Business Model Canvas Syirkah
Lampiran 5 Contoh Laporan Keuangan Syirkah
Sumber Bacaan dan Referensi
D a f t a r i s i S i n g k a t | vi

Tentang Penulis .......................................................................................... i


Daftar Isi Singkat......................................................................................... v
Daftar Isi...................................................................................................... vii
Kata Pengantar ........................................................................................... xvii
Mukadimah ................................................................................................. xix

Sikap Hati-hati Abu Bakar.ra dalam menjauhi


Harta Haram ............................................................................................................ xx
Dampak harta halal dan harta
haram terhadap DNA, GEN, Hingga keturunan ....................................................... xxiv

Bagian 1 Fiqh Muamalah Sebagai Pondasi Syirkah


Bab 1 : Islam dan Syariat Islam 1
Makna Islam .............................................................................................. 2
Sejauh Mana pemahaman kita tentang agama Islam? ............................. 8
Pokok Ajaran Islam .................................................................................... 9
Berserah Diri Kepada Allah Dengan
merealisasikan Tauhid.................................................................... 9
Tunduk dan Patuh Kepada Allah Dengan Sepenuh
Ketaatan ......................................................................................... 10
Memusuhi dan membenci Syirik dan pelaku ................................. 11
Kerangka Dasar Ajaran Islam ..................................................................... 12
Aqidah ............................................................................................ 15
Syariah ............................................................................................ 17
Akhlak............................................................................................. 18
D a f t a r I s i | vii

Hubungan Antara akidah, Syariah dan Akhlak ............................... 19


Hukum Islam ............................................................................................................ 21
Sasaran hukum Islam............................................................................................... 26
Memelihara Agama ....................................................................... 26
Memelihara Jiwa (Al-Muhafazhah ‘alan Nafs) ............................... 29
Memelihara Akal (Al Muhafazhah ‘alal Aql) ................................... 30
Memelihara keturunan (Al-Muhafazhah ‘Alan nasl) ...................... 32

Bab 2 : Sumber Hukum Islam 33


Esensi Sumber Hukum Islam .................................................................... 34
Al-Qur’an .................................................................................................. 35
Cara-Cara Al-Qur’an di Wahyukan ................................................ 36
Hikmah Al-Qur’an Diturunkan Berangsur -angsur ........................ 38
Mukjizat Al-Qur’an ......................................................................... 39
Fungsi Al-Qur’an ............................................................................. 42
Al-Qur’an Sebagai sumber Hukum ................................................. 45
As-Sunah ................................................................................................... 47
Periwayatan Hadits ........................................................................ 52
Fungsi As-Sunnah dan Keterkaitannya dengan Al-Qur’an ............. 54
Kedudukan As-Sunah dalam Syariat Islam .................................... 55
As-Sunah Sebagai Sumber Hukum kedua Setelah
Al-Qur’an ........................................................................................ 56
Ijma’ .......................................................................................................... 57
Apa itu Ijmak? ............................................................................... 57
Syarat Ijmak agar bisa menjadi sumber hukum Islam ................... 57
Keabsahan Ijma’ ............................................................................ 58
Haruskah Ijma’ Beriringan dengan Dalil Lain?................................ 60
Mengapa Mesti Memakai Ijma’ ?................................................... 60
Macam – Macam Ijma’ ................................................................... 61
Bagaimana Mengetahui Ijma’ Pada Suatu Permasalahan ? .......... 63
Masalah Ijma’ Parsial .................................................................... 63
D a f t a r I s i | viii

Qiyas ......................................................................................................... 64
Syarat agar Qiyas bisa menjadi sumber Hukum Islam .................. 65
Argumentasi (Kehujjahan Qiyas) .................................................... 66

Bab3 : Sejarah Fiqh Muamalah dan Perkembangannya 67


Konsep Dasar Fiqh Muamalah .................................................................. 67
Manfaat Besar yang Akan Diperoleh dari mempelajari
Fiqh Mumalah ........................................................................................... 70
Tahap-tahap Pemgambilan dalil Hukum dalam Fiqh Muamalah .............. 73
Sejarah Perkembangan Fiqh Muamalah ................................................... 74
Periode Risalah .............................................................................. 75
Periode Al-Khulafaur Rasyidun ...................................................... 75
Periode Awal Pertumbuahan Fiqh ................................................ 76
Periode Keemasan ......................................................................... 77
Periode Tahrir, Takhrij dan Tarjih dalam Mazhab Fiqh ................. 79
Periode Kemunduran Fiqh ............................................................ 80

Bab4 : Kaidah dan prinsip-prinsip dalam Fiqh Muamalah- 82


Kaidah Fiqh Muamalah ............................................................................. 83
Konsep Memelihara Kekayaan ....................................................... 83
Penggunaan dan Pendistribusian Harta ........................................ 84
Memahami lebih Dalam tentang Keberkahan Harta .................... 86
Semua yang Halal harus Bertambah ? ........................................... 88
Dampak Rezeki yang Halal dan Berkah .......................................... 89
Prinsip Fiqh Muamalah................................................................................. 92
Prinsip 1 : Dalam Fiqh Muamalah semuanya
diperbolehkan kecuali jika ada Nash Al-Qur’an
atau Hadits yang melarangnya ...................................................... 93
Prinsip 2 : Setiap Tambahan atau Manfaat
yang diperoleh Pemberi Hutang dari akad
Hutang- piutang adalah Riba.......................................................... 94
D a f t a r I s i | ix

Prinsip 3 : Sesuatu bisa Dikatakan Haram bisa karena


Objeknya, Cara Memperolehnya atau Karena Keduanya .............. 95
Prinsip 4 : Setiap yang Memenuhi unsur Multi Akad
adalah Haram ................................................................................. 96
Prinsip 5 : Tidak Diperbolehkannya Menggabungkan
atau Merubah Akad Tabaru Menjadi Tijarah ................................. 97
Prinsip 6 : Larangan Menggabungkan Akad Utang –
piutang Dengan Jual Beli ............................................................... 101
Perbedaan Jual Beli dan Riba .................................................................................. 103
Mengenal Lebih Jelas Bahaya Riba ......................................................................... 107
Solusi Jitu Bebas Riba ............................................................................................. 110

Bagian 2 Konsep Dasar Syirkah


Bab 5 : Syirkah sebagai solusi permodalan bisnis dalam Islam 113
Fundamental Syirkah ................................................................................. 113
Kunci utama Kesuksesan Syirkah : Mencari Partner
Syirkah yang Amanah ..................................................................... 115
Memaksimalkan Potensi Harta melalui Syirkah ............................. 117
Mindset Syirkah 1: Hakikat Kesuksesan
yang Sesungguhnya ........................................................................ 119
Mindset Syirkah 2 :Tidak terlalu bergantung
pada Investor ................................................................................. 121
Mindset Syirkah 3 : Kunci keberkahan dalam Syirkah.................... 124
Mengembangkan Usaha dengan Modal dari Investor
melalui Syirkah .......................................................................................... 126
Menjual Aset .................................................................................. 128
Menyelesaikan Sengketa dalam Syirkah ........................................ 130
Prinsip dasar Syirkah agar sesuai dengan Syariat Islam ................. 133
D a f t a r I s i |x

Bab 6 : Syirkah dengan Akad Mudharabah 136


Konsep dasar Akad mudharabah ........................................................ 137
Pengertian Akad Mudharabah Dalam Syirkah ........................................... 137
Prinsip bagi Hasil dan Kerugian Dalam Akad Mudharabah ....................... 139
Hikmah Syirkah dengan akad Mudharabah .............................................. 140
Kunci Sukses Syirkah dengan akad Mudharabah ...................................... 141
Contoh praktek Mudharabah di zaman Umar r.a ..................................... 142
Entitas Syirkah ................................................................................ 146
Jenis Akad Mudharabah ............................................................................ 147
Sumber Hukum Akad Mudharabah ........................................................... 148
Rukun dan Ketentuan Syariah akad Syirkah Mudharabah ........................ 149
Berakhirnya Akad Mudharabah................................................................. 151
Transparansi dalam Pembagian Hasil ........................................................ 152
Pembebanan Biaya Operasional Mudharabah .......................................... 154
Prinsip Pembagian hasil Usaha dalam Akad Mudharabah ........................ 155
Studi Kasus Perhitungan bagi Hasil Dengan akad Syirkah
Mudharabah Mustarakah.......................................................................... 157

Bab7 : Syirkah dengan Akad Musyarakah 160


Praktik Syirkah Musyarakah di zaman Rasulullah ..................................... 160
Pengertian Akad Musyarakah ................................................................... 161
Jenis-jenis Akad Musyarakah..................................................................... 163
Berdasarkan Ulama Fiqh ................................................................ 163
Musyarakah Mufawwadhah .......................................................... 169
Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan(PSAK) ............................................................................. 169
Perbedaan Mendasar akad Syirkah Mudharabah
dan Musyarakah ........................................................................................ 171
Sumber Hukum Akad Musyarakah ............................................................ 172
Rukun dan ketentuan Syariah dalam akad musyarakah ........................... 173
D a f t a r I s i | xi

Penetapan Nisbah dalam Akad Musyarakah ............................................. 175


Berakhirnya akad Musyarakah .................................................................. 176
Prinsip Syirkah dengan akad Musyarakah ................................................. 177
Hukum Jual-Beli Saham Menurut Syariat Islam ........................................ 178

Bab 8 : Tata Cara Pembuatan Surat Akad perjanjian Syirkah 184


Akad dalam suatu transaksi Muamalah .................................................... 184
Jenis-jenis akad dalam Muamalah............................................................. 185
Akad Tabaru ................................................................................... 185
Akad Tijarah ................................................................................... 190
Rukun dan Syarat Akad.............................................................................. 191
Cara Membuat Surat Akad Perjanjian Syirkah .......................................... 192
Bagian Pembuka ............................................................................. 192
Bagian Isi atau Inti .......................................................................... 193
Pembagian hasil usaha dan kerugian ............................................. 193
Penutup .......................................................................................... 195

Bagian 3 Memulai Syirkah


Bab 9 : Substansial Bisnis Syirkah 197
Unsur-unsur inti Bisnis .............................................................................. 199
Validasi Value Produk..................................................................... 200
Value Formula ........................................................................ 204
Indikator kunci Value yang kuat ............................................ 208
Chanel atau Kanal Bisnis ................................................................ 210
Customer Yang Tertarget ............................................................... 211
Sistemasi Bisnis.......................................................................................... 214
Syirkah Preneurship Mastery .................................................................... 215
Memahami Pentahapan dalam Bisnis ....................................................... 219
Permasalahan yang sering Dihadapi terkait
Pentahapan Bisnis ..................................................................................... 223
Ilusi Kestabilan Bisnis................................................................................. 226
D a f t a r I s i | xii

Bab10: Merancang Blueprint Bisnis Syirkah 228


Manfaat Merancang Blue Print Syirkah..................................................... 228
3 Faktor teratas penyebab kegagalan syirkah ............................... 230
1.Menyediakan sesuatu yang tidak
diinginkan pasar..................................................................... 230
2. Salah Rekrut ....................................................................... 231
3. Fokus pengelola syirkah yang menyebar ........................... 232
Langkah 1 : Menemukan dan fokus pada kekuatan .................................. 233
Mengenal diri anda ........................................................................ 235
Langah 2 : Menentukan Visi dan Misi........................................................ 236
Studi Kasus Merancang Visi dan Misi Bisnis
Berbasis Syirkah ............................................................................. 237
Visi ......................................................................................... 238
Misi ........................................................................................ 239
Nilai-Nilai Dasar ..................................................................... 240
Langkah 3 : Merancang Business Model Canvas Syirkah ......................... 241
Langkah 4 : Merancang Kanvas Proposisi Nilai ......................................... 245
Studi kasus Merancang Kanvas Proposisi Nilai .............................. 248

Bab 11: Menyusun Rencana Bisnis Syirkah 253


Mengapa Perlu Menyusun Rencana Bisnis Syirkah? ................................. 254
Isi Rencana Bisnis....................................................................................... 256
Menyusun Ringkasan Eksekutif ................................................................. 259
Penyajian Ringkasan Eksekutif ....................................................... 260
Contoh Ringkasan Eksekutif ........................................................... 261
Sekilas Profil Perusahaan........................................................................... 266
Proyeksi Keuangan dan Kebutuhan Pendanaan ........................................ 268
Rancangan Proyeksi Keuangan dan Kebutuhan Pendanaan ..................... 269
Contoh Menghitung Rasio ROI .................................................................. 271
D a f t a r I s i | xiii

Bab12: Presentasikan Rencana Bisnis Syirkah dan mulai mendapatkan


Investor 272
Berawal dari Branding ............................................................................... 272
Melakukan Personal Branding ....................................................... 275
Melakukan Presentasi Rencana Bisnis Syirkah Kepada
Calon Investor............................................................................................ 277
Membangun Hubungan Emosional yang Kuat ............................... 277
Presentasi Lisan Rencana Bisnis ................................................................ 278
Menjual Ide Anda ........................................................................... 278
Contoh Suasana “ Menjual Ide Bisnis” ........................................... 278
Tiga Tahap Menyajikan Ide Bisnis .............................................................. 280
1. “Presentasi 60 Detik” ................................................................. 281
2. Memo Ringkas Rencana Bisnis ................................................... 282
3. Presentasi Standar ..................................................................... 283
Lima Hal yang Disarankan Untuk Melakukan Presentasi .......................... 284
Plus 1. Gunakan “Penjepit Buku” ................................................... 284
Plus 2. Pembanding ........................................................................ 284
Plus 3. Emosi .................................................................................. 285
Plus 4. Riset Pasar .......................................................................... 285
Plus 5. Bukti adanya permintaan ................................................... 285
Plus 6. Gunakan Desain Slides yang Sederhana tapi jelas .............. 285
Lima hal yang Sebaiknya Anda Hindari Dalam Melakukan
Presentasi .................................................................................................. 286
Minus 1. Terlalu Banyak Tulisan di Layar ....................................... 286
Minus 2. Terlalu Fokus ke Produk .................................................. 286
Minus 3. Riset Pasif ........................................................................ 287
Minus 4. Melupakan Eksekusi ........................................................ 287
Minus 5. Tidak Autentik ................................................................. 287
D a f t a r I s i | xiv

Bagian 4 Mencatatat dan Melaporkan Transaksi Syirkah


Bab 13 : Mindset Pentingnya Pencatatan dan Pelaporan
Transaksi Syirkah 288
Pentingnya Alat Ukur Dalam Menjalankan Syirkah ................................... 290
Keseimbangan Antara Perasaan dan Data ..................................... 291
Fobia Angka .................................................................................... 294
Dashboard Syirkah ......................................................................... 295
Memaknai Angka-Angka Dalam laporan Keuangan Syirkah ...................... 297
Penerapan Memaknai Angka-Angka laporan
Keuangan pada bisnis Syirkah Bengkel ...................................................... 299
Penerapan Memaknai Angka-Angka
dalam Laporan Keuangan Syirkah Tingkat lanjut ...................................... 302

Bab14 :Konsep Dasar Pencatatan dan Pelaporan


Transaksi Syirkah 316
Konsep Entitas Bisnis Syirkah .................................................................... 316
Pengertian Akuntansi Syariah.................................................................... 317
Akuntansi Syariah sebagai Bahasa Bisnis dalam Syirkah ........................... 319
Konsep Biaya dan Satuan Unit Pengukuran .............................................. 320
Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU).............................................. 322
Unsur-Unsur Laporan Keuangan Syariah................................................... 323
Persamaan Dasar Akuntansi ...................................................................... 324
Menggunakan Akun untuk Mencatat transaksi syirkah ............................ 325
Bagan Akun .................................................................................... 326
Mencatat Transaksi Syirkah dengan Sistem Ayat Jurnal
Berpasangan .............................................................................................. 328
Komputer dan Proses Pencatatan dan Pelaporan
Transaksi Syirkah ....................................................................................... 329
D a f t a r I s i | xv

Bab15 :Memahami Siklus Akuntansi Sebagai Dasar Dalam Pencatatan


Dan Pelaporan Transaksi Syirkah 332
Ilustrasi Siklus Akuntansi ........................................................................... 333
Langkah 1. Menganalisis dan Mencatat Transaksi ke Dalam Jurnal
....................................................................................................... 335
Langkah 2. Memindahkan Transaksi ke Buku Besar ...................... 338
Langkah 3. Menyiapkan Neraca Saldo yang Belum
disesuaikan ..................................................................................... 345
Langkah 4. Menyiapkan dan Menganalisis Data
Penyesuaian ................................................................................... 346
Langkah 5. Menyiapkan Kertas Kerja Akhir
Periode (Opsional) ......................................................................... 346
Langkah 6. Membuat Ayat Jurnal Penyesuaian dan Memindahkan ke
Buku Besar ..................................................................................... 348
Langkah 7. Menyiapkan Neraca Saldo yang Disesuaikan ............... 349
Langkah 8. Menyiapkan Laporan Keuangan .................................. 350
Langkah 9. Membuat Ayat Jurnal Penutup dan
Memindahkan ke Buku Besar ........................................................ 352
Langkah 10. Menyiapkan Neraca Saldo setelah
Penutupan ...................................................................................... 353
Tahun Fiskal ............................................................................................... 354

Bab16 : Analisis Laporan Keuangan Syirkah 356


Prosedur Analitis Dasar ............................................................................. 357
Analisis Horizontal ..................................................................................... 358
Analisis Vertikal ......................................................................................... 359
Analisis Solvabilitas.................................................................................... 361
Analisis modal kerja dan posisi lancar............................................ 362
Analisis perputaran piutang usaha ................................................. 363
Analisis perputaran persediaan ..................................................... 365
Rasio Aktiva Tetap terhadap Kewajiban Jangka Panjang ............... 367
D a f t a r I s i | xvi

Rasio kewajiban terhadap ekuitas/modal shahibul maal (investor)


....................................................................................................... 368
Analisis Profabilitas ................................................................................... 369
Analisis Rasio Penjualan bersih terhadap Aktiva ........................... 369
Analisis Rasio Pengembalian Aset .................................................. 371
Analisis Rasio Pengembalian Ekuitas.............................................. 371
Analisis Rasio Pengembalian Investasi Syirkah (ROI) ..................... 372

Lampiran 1 Contoh surat akad syirkah dengan akad Mudharabah


Lampiran 2 Contoh Proyeksi Keuangan dan Kebutuhan pendanaan
Lampiran 3 Contoh Flowchart Proses Syirkah
Lampiran 4 Contoh Business Model Canvas Syirkah
Lampiran 5 Contoh Laporan Keuangan Syirkah
Sumber Bacaan dan Referensi
K a t a P e n g a n t a r | xvii

Berkembang pesatnya kegiatan ekonomi dan keuangan syariah telah menarik


banyak pihak untuk mengetahui lebih dalam tentangnya. Bukan hanya kajian dari sisi
landasan konseptual dan penerapan fiqh-nya, namun juga berkaitan langsung dari sisi
manajemen operasional, salah satunya dalam hal pendokumentasian transaksi syirkah.
Buku ini hadir dalam upaya menjelaskan teori dan praktik fiqh muamalah dan syirkah
yang begitu penting dalam menjaga kesesuaian syariat Islam atas sebuah transaksi
syariah sebagai kewajiban seorang muslim yang diharuskan taat kepada syariat Islam.
Buku yang berjudul “Understanding Syirkah” ini membantu para pembaca
khususnya umat muslim untuk mencari pekerjaan yang halal, bukan pekerjaan yang
asal-asalan, bukan pekerjaan yang mudah mengalirkan uang tapi haram, namun yang
terpenting berkahnya dan kehalalannya. .
Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Wahai umat manusia, bertakwalah engkau kepada Allah, dan tempuhlah
jalan yang baik dalam mencari rezeki, karena sesungguhnya tidaklah seorang hamba
akan mati, hingga ia benar-benar telah mengenyam seluruh rezekinya, walaupun
terlambat datangnya. Maka bertakwalah kepada Allah, dan tempuhlah jalan yang baik
dalam mencari rezeki. Tempuhlah jalan-jalan mencari rezeki yang halal dan tinggalkan
yang haram.” (HR. Ibnu Majah no. 2144. Al Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa
hadits ini shahih).
Jika cara yang ditempuh adalah cara yang halal, tentu akan berpengaruh pada
semua aspek kehidupan kita khususnya ampuhnya do’a. Jika sebaliknya, yang ditempuh
adalah cara yang tidak halal, inilah pengaruhnya. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu
dalam hadist, Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda :
“Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan tentang seorang laki-laki
yang telah menempuh perjalanan jauh, sehingga rambutnya kusut, masai dan
berdebu. Orang itu mengangkat tangannya ke langit seraya berdo’a: “Wahai Rabbku,
wahai Rabbku.” Padahal, makanannya dari barang yang haram, minumannya dari
yang haram, pakaiannya dari yang haram dan diberi makan dari yang haram, maka
bagaimanakah Allah akan memperkenankan do’anya?”
(HR. Muslim no. 1015)
K a t a P e n g a n t a r | xviii

Yusuf bin Asbath berkata, “Telah sampai pada kami bahwa do’a seorang hamba
tertahan di langit karena sebab makanan jelek (haram) yang ia konsumsi.”
(Dikutip dari Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, 1: 276)

Kehadiran Buku ini diharapkan dapat mengisi kekosongan referensi buku-buku


ekonomi syariah, fiqh muamalah dan syirkah yang lebih kompherensif dan mendalam
ini, serta bisa menjadi suatu awal yang baik untuk bisa menjemput rezeki secara
halal,berkah dan bebas riba.

Bandung, 19 September 2020


Bachtiar Yusuf Shalahudin
Penulis
K a t a P e n g a n t a r | xix

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Tidak akan masuk surga daging yang tumbuh dari (makanan) yang haram dan
neraka lebih layak baginya”
(HR Ahmad, 3/321, Daarimi No. 2776)

Bismillahirohmannirohim,
Kebutuhan akan ilmu dan pengetahuan mengenai bagaimana cara menjemput
rezeki secara halal, berkah dan bebas riba merupakan kebutuhan yang semakin urgen
dan semakin di butuhkan di era revolusi industri 4.0 ini yang dimana perkembangan
informasi, ekonomi hingga bisnis berkembang begitu pesat. Hal ini dikarenakan kita
selaku umat muslim akan mempertanggungjawabkan semua tingkah laku kita yang
salah satunya bagaimana cara kita memperoleh harta, serta harta tersebut digunakan
untuk apa. Untuk mempermudah mempertanggung jawabkan dan menjawab
pertanyaan cara kita menjempu rezeki di yaumul hisab kelak alangkah baiknya jika kita
mulai mempersiapkan dari sekarang dengan memp elajari suatu
ilmu yang bisa membantu kita mengetahui apa saja dan bagaimana cara kita
menjemput rezeki, agar rezeki yang kita peroleh benar-benar halal,berkah dan sesuai
dengan syariat Islam; akad-akad apa saja yang diperbolehkan dan di haramkan oleh
syariat Islam dan berbagai pertanyaan-pertanyaan lain yang menyangkut cara kita
menjemput rezeki sehingga kita pun akan lebih mudah untuk
mempertanggungjawabkan kehalalal setiap harta yang kita konsumsi.
Mengapa kita harus benar-benar extra hati-hati terhadap harta yang kita
konsumsi, dikarenakan jika harta yang kita konsumsi adalah merupakan harta yang
haram baik haram karena objeknya atupun haram karena cara memperolehnya maka
bisa memberikan dampak yang luar biasa kepada seluruh aspek kehidupan kita baik di
dunia maupun di akhirat. Sangking luar biasanya dampak dari harta haram ini banyak
sekali para sahabat hingga ulama yang begitu sangat hati-hati terhadap harta haram.
S i k a p H a t i – H a t i A b u B a k a r R . A | xx

S
iapa yang tidak kenal Abu Bakar ash-Shiddiq Radliallahu ‘anhu? Sahabat Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mulia terkenal karena memiliki banyak
keutamaan dan sifat-sifat mulia dalam Islam. Sampai-sampai sahabat Umar bin al-
Khattab Radliallahu ‘anhu memujinya, dengan mengatakan,
“Seandainya keimanan Abu Bakar Radliallahu ‘anhu ditimbang dengan keimanan
penduduk bumi (selain para Nabi dan Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam), maka
sungguh keimanan beliau Radliallahu ‘anhu lebih berat dibandingkan keimanan
penduduk bumi”
(HR. Ishaq bin Rahuyah dalam Musnadnya No. 1266, dan al-Baihaqi dalam Syu’abul
iman No. 36 dengan sanad yang sahih)

Kisah berikut mengambarkan tingginya keutamaan Abu Bakar Radliallahu


‘anhu dan besarnya kehati-hatiannya dalam masalah halal dan haram.
Dari Aisyah Radhiyallahu anha bahwa ayahnya, Abu Bakar ash-Shiddiq
Radliallahu ‘anhu memiliki seorang budak yang setiap hari membayar setoran kepada
Abu Bakar Radliallahu ‘anhu (berupa harta atau makanan) dan beliau makan sehari-hari
dari setoran tersebut. Suatu hari, budak tersebut membawa sesuatu (makanan), dan
Abu Bakar Radliallahu ‘anhu memakannya. Budak itu berkata kepada beliau,

“Apakah Anda mengetahui apa yang Anda makan ini?” Abu Bakar Radliallahu ‘anhu
balik bertanya, “Makanan ini (dari mana)?” Budak itu menceritakan, “Dulu di zaman
Jahiliyah, aku pernah melakukan praktek perdukunan untuk seseorang (yang datang
kepadaku), padahal aku tidak bisa melakukannya, dan sungguh aku hanya menipu
orang tersebut. Kemudian aku bertemu orang tersebut, dia memberikan (hadiah)
kepadaku makanan yang Anda makan ini.”Setelah mendengar pengakuan budaknya
itu Abu Bakar memasukkan jari tangan beliau ke dalam mulut, lalu beliau
memuntahkan semua makanan dalam perut beliau”
(HR. Bukhari No. 3629)
S i k a p H a t i – H a t i A b u B a k a r R . A | xxi

Kisah tersebut menggambarkan tingginya ketakwaan dan keimanan Abu Bakar


ash-Shiddiq. Beliau sangat berhati-hati menjaga anggota badan beliau dari
mengonsumsi makanan yang tidak halal. Inilah aplikasi dari sifat wara’ yang sebenarnya
(lihat Bahjatun Nadzirin, 1/649).
Beberapa pelajaran berharga dapat kita petik dari kisah tersebut ialah:

Pertama, keutamaan Abu Bakar ash-Shiddiq Radhiyallahu ‘anhu bukan hanya pada
amal perbuatan anggota badan beliau. Tapi karena sempurnanya keimanan dan
ketakwaan dalam hati beliau. Imam Abu Bakar bin ‘Ayyaasy (seorang ulama generasi
tabi’in) mengatakan,

“Tidaklah Abu Bakar ash-Shiddiq Radhiyallahu ‘anhu mengungguli kalian dalam


kebaikan dengan semata-mata banyak berpuasa dan sholat, akan tetapi
karena sesuatu kesempurnaan iman dan takwa di dalam hati beliau”
(Miftah Daris Sa’adah, Ibnul Qoyim, 1/82)

Kedua, berhati-hati dalam masalah halal dan haram mencerminkan ketakwaan seorang
hamba. Karena dengan sifat ini, kebaikan agama seseorang akan selalu terjaga dengan
izin Allah Subhanahu wata'ala. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda,

“Barangsiapa yang menjaga diri dari hal-hal yang samar (belum jelas status halal atau
haramnya), maka sungguh dia telah menjaga kesucian agama dan kehormatannya.
Dan barangsiapa yang terjerumus ke dalam hal-hal yang samar tersebut, maka berarti
dia telah terjerumus ke dalam perkara yang haram (dilarang dalam Islam)”
(HR. Muslim, No. 1599)

Ketiga, termasuk bentuk aplikasi sifat wara’ adalah tidak memakan makanan dan
menerima pemberian dari seseorang yang diketahui dengan yakin hartanya bersumber
dari penghasilan yang haram, kecuali jika dia punya sumber penghasilan lain yang halal
(hartanya bercampur dengan barang haram) (lihat Bahjatun Nazhirin, 1/649).
S i k a p H a t i – H a t i A b u B a k a r R . A | xxii

Keempat, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda,


“Tidak akan masuk surga daging yang tumbuh dari (makanan) yang haram dan
neraka lebih layak baginya”
(HR Ahmad, 3/321, Daarimi No. 2776)

Kelima, haramnya dan tercelanya praktek perdukunan dalam segala bentuknya. Serta
larangan mendatangi apalagi mempercayai para dukun dan tukang ramal. Karena hal
ini termasuk dosa yang sangat besar bahkan bisa membawa kepada kekafiran.
Rasululah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal (orang yang mengaku mengetahui ilmu
gaib, termasuk dukun dan tukang sihir), kemudian bertanya tentang sesuatu hal
kepadanya, maka tidak akan diterima sholat orang tersebut selama empat puluh
malam (hari)”
(HR. Muslim No. 2230)

Dalam Hadits lain,Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda,


“Barangsiapa yang mendatangi dukun atau tukang ramal kemudian membenarkan
ucapannya, maka sungguh dia telah kafir terhadap agama yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam”
(HR. Ahmad, 2/429 dan Hakim, 1/49)
S i k a p H a t i – H a t i A b u B a k a r R . A | xxiii

Keenam, maksud praktek perdukunan dalam kisah ini adalah meramalkan kejadian
yang akan datang tanpa adanya bukti-bukti yang membenarkan. Ini termasuk
perbuatan yang membawa kepada kekafiran, karena perkara yang gaib tidak ada yang
mengetahuinya kecuali Allah Subhanahu wata'ala. Allah berfirman, yang artinya,

“Katakanlah: ‘Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara
yang gaib, kecuali Allah’, dan mereka tidak mengetahui bilamana mereka akan
dibangkitkan”
(QS : An-Naml [ 27 ]: 65)

Ketujuh, upah/harga dari pekerjaan yang dilarang dalam agama adalah haram dan
tidak boleh dimakan. Dari Abu Mas’ud Al-Anshari Radliallahu ‘anhu bahwa Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang hasil (penjualan) anjing, upah (dari) pelacuran
dan upah/hadiah (dari praktek) perdukunan.
(HR. Bukhari No. 2122 dan Muslim No 1567).
D a m p a k H a r t a H a r a m | xxiv

B egitu pentingnya memperhatikan kehalalan harta yang kita konsumsi salah


satunya dikarenakan bisa mempengaruhi kehidupan kita mulai dari DNA,Sel, gen
hingga ke keturunan. Jika kita menginginkan memiliki keturunan yang sholeh dan
sholehah yang doanya bisa menjadi amal zariyah bagi kita yang seandainya kita telah
meninggalkan dunia ini pun doa dari anak-anak kita, hususnya doa anak yang shaleh
dan sholehah akan terus mengalir dan bisa menjadi salah satu wasilah turunnya syafaat
dari Allah Subhanahu wata'ala, yang pertama kali harus kita perhatikan adalah cara kita
memperoleh rezeki khususya harta yang kita dan keluarga konsumsi sehari-hari apakah
dari sumber yang halal atau haram, jika kita menginginkan kehidupan kita barokah
mawadah dan sakinah serta dianugrahi anak-anak yang sholeh maka harta yang halal
yang kita konsumsi merupakan keharusan yang tidak bisa di tawar lagi
Untuk semakin meningkatkan pemahaman kita akan dampak harta halal
terhadap keturunan, silahkan bisa kita simak sama-sama tentang kisah Tsabit bin
Ibrahim yang menjadi cikal bakal lahirnya ulama besar kita Al-Imam Abu Hanifah An
Nu’man bin Tsabit
Seorang lelaki yang saleh bernama Tsabit bin Ibrahim sedang berjalan di
pinggiran kota Kufah. Tiba-tiba dia melihat Sebuah apel jatuh keluar pagar sebuah
kebun buah-buahan. Melihat apel yang merah ranum itu tergeletak di tanah membuat
air liur Tsabit terbit, apalagi di hari yang panas dan tengah kehausan. Maka tanpa
berpikir panjang dipungut dan dimakannyalah buah apel yang lezat itu. akan tetapi baru
setengahnya di makan dia teringat bahwa buah itu bukan miliknya dan dia belum
mendapat ijin pemiliknya. Maka ia segera pergi kedalam kebun buah-buahan itu hendak
menemui pemiliknya agar menghalalkan buah yang telah dimakannya.
Di kebun itu ia bertemu dengan seorang lelaki. Maka langsung saja dia berkata,
“Aku sudah makan setengah dari buah apel ini. Aku berharap Anda menghalalkannya“.
Orang itu menjawab, “Aku bukan pemilik kebun ini. Aku Khadamnya yang ditugaskan
merawat dan mengurusi kebunnya”. Dengan nada menyesal Tsabit bertanya lagi,
“Dimana rumah pemiliknya? Aku akan menemuinya dan minta agar dihalalkan apel
yang telah kumakan ini.”
Pengurus kebun itu memberitahukan, “Apabila engkau ingin pergi kesana
maka engkau harus menempuh perjalan sehari semalam”. Tsabit bin Ibrahim bertekad
D a m p a k H a r t a H a r a m | xxv

akan pergi menemui si pemilik kebun itu. Katanya kepada orang tua itu, “Tidak
mengapa. Aku akan tetap pergi menemuinya, meskipun rumahnya jauh. Aku telah
memakan apel yang tidak halal bagiku karena tanpa seijin pemiliknya. Bukankah
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallamsudah memperingatkan kita lewat sabdanya :
“Siapa yang tubuhnya tumbuh dari yang haram, maka ia lebih layak menjadi umpan api
neraka”
Tsabit pergi juga ke rumah pemilik kebun itu, dan setiba di sana dia langsung
mengetuk pintu. Setelah si pemilik rumah membukakan pintu, Tsabit langsung memberi
salam dengan sopan, seraya berkata,” Wahai tuan yang pemurah, saya sudah terlanjur
makan setengah dari buah apel tuan yang jatuh ke luar kebun tuan. Karena itu maukah
tuan menghalalkan apa yang sudah kumakan itu ?” Lelaki tua yang ada dihadapan Tsabit
mengamatinya dengan cermat. Lalu dia berkata tiba-tiba, “Tidak, aku tidak bisa
menghalalkannya kecuali dengan satu syarat.” Tsabit merasa khawatir dengan syarat
itu karena takut ia tidak bisa memenuhinya.Maka segera ia bertanya, “Apa syarat itu
tuan ?”Orang itu menjawab,“Engkau harus mengawini putriku !”
Tsabit bin Ibrahim tidak memahami apa maksud dan tujuan lelaki itu, maka dia
berkata, “Apakah karena hanya aku makan setengah buah apelmu yang keluar dari
kebunmu, aku harus mengawini putrimu ?” Tetapi pemilik kebun itu tidak menggubris
pertanyaan Tsabit. Ia malah menambahkan, katanya, “Sebelum pernikahan dimulai
engkau harus tahu dulu kekurangan-kekurangan putriku itu. Dia seorang yang buta,
bisu, dan tuli. Lebih dari itu ia juga seorang yang lumpuh!”
Tsabit amat terkejut dengan keterangan si pemilik kebun. Dia berpikir dalam
hatinya, apakah perempuan seperti itu patut dia persunting sebagai istri gara-gara
setengah buah apel yang tidak dihalalkan kepadanya? Kemudian pemilik kebun itu
menyatakan lagi, “Selain syarat itu aku tidak bisa menghalalkan apa yang telah kau
makan !”
Namun Tsabit kemudian menjawab dengan mantap, “Aku akan menerima
pinangannya dan perkawinanya. Aku telah bertekad akan mengadakan transaksi
dengan Allah Rabbul ‘alamin. Untuk itu aku akan memenuhi kewajiban-kewajiban dan
hak-hakku kepadanya karena aku amat berharap Allah selalu meridhaiku dan mudah-
mudahan aku dapat meningkatkan kebaikan-kebaikanku di sisi Allah Ta’ala“.
Maka pernikahan pun dilaksanakan. Pemilik kebun itu menghadirkan dua saksi
yang akan menyaksikan akad nikah mereka. Sesudah perkawinan usai, Tsabit
dipersilahkan masuk menemui istrinya. Sewaktu Tsabit hendak masuk kamar
pengantin, dia berpikir akan tetap mengucapkan salam walaupun istrinya tuli dan bisu,
karena bukankah malaikat Allah yang berkeliaran dalam rumahnya tentu tidak tuli dan
bisu juga. Maka iapun mengucapkan salam ,”Assalamu’alaikum” Tak dinyana sama
sekali wanita yang ada dihadapannya dan kini resmi jadi istrinya itu menjawab salamnya
D a m p a k H a r t a H a r a m | xxvi

dengan baik. Ketika Tsabit masuk hendak menghampiri wanita itu , dia mengulurkan
tangan untuk menyambut tangannya . Sekali lagi Tsabit terkejut karena wanita yang kini
menjadi istrinya itu menyambut uluran tangannya. Tsabit sempat terhentak
menyaksikan kenyataan ini.
“Kata ayahnya dia wanita tuli dan bisu tetapi ternyata dia menyambut
salamnya dengan baik. Jika demikian berarti wanita yang ada dihadapanku ini dapat
mendengar dan tidak bisu. Ayahnya juga mengatakan bahwa dia buta dan lumpuh
tetapi ternyata dia menyambut kedatanganku dengan ramah dan mengulurkan tangan
dengan mesra pula”, Kata Tsabit dalam hatinya. Tsabit berpikir, mengapa ayahnya
menyampaikan berita-berita yang bertentangan dengan yang sebenarnya ? Setelah
Tsabit duduk di samping istrinya , dia bertanya, “Ayahmu mengatakan kepadaku bahwa
engkau buta . Mengapa ?” Wanita itu kemudian berkata, “Ayahku benar, karena aku
tidak pernah melihat apa-apa yang diharamkan Allah“.
Tsabit bertanya lagi, “Ayahmu juga mengatakan bahwa engkau tuli.
Mengapa?”
Wanita itu menjawab, “Ayahku benar, karena aku tidak pernah mau
mendengar berita dan cerita orang yang tidak membuat ridha Allah. Ayahku juga
mengatakan kepadamu bahwa aku bisu dan lumpuh, bukan ?” ungkap istrinya
sebaliknya.
Tanya wanita itu kepada Tsabit yang kini sah menjadi suaminya. Tsabit
mengangguk perlahan mengiyakan pertanyaan istrinya. Selanjutnya wanita itu berkata,
“aku dikatakan bisu karena dalam banyak hal aku hanya menggunakan lidahku untuk
menyebut asma Allah Subhanahu wata'ala saja. Aku juga dikatakan lumpuh karena
kakiku tidak pernah pergi ke tempat-tempat yang bisa menimbulkan kegusaran Allah
Subhanahu wata'ala “.
Tsabit amat bahagia mendapatkan istri yang ternyata amat saleh dan wanita
yang memelihara dirinya. Dengan bangga ia berkata tentang istrinya, “Ketika kulihat
wajahnya… Subhanallah , dia bagaikan bulan purnama di malam yang gelap”. Tsabit dan
istrinya yang salihah dan cantik itu hidup rukun dan berbahagia. Tidak lama kemudian
mereka dikaruniai seorang putra yang ilmunya memancarkan hikmah ke seluruh
penjuru dunia. Maka..Dialah Al Imam Abu Hanifah An Nu’man bin Tsabit yang secara
syariatnya diawali dari berhati-hati terhadap harta haram.
D a m p a k H a r t a H a r a m | xxvii

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, mudah-mudahan dari 2 kisah tersebut


menjadikan kita bisa lebih bersemangat lagi untuk belajar suatu ilmu yang bisa menjadi
salah satu jalan untuk membimbing kita mengetahui bagaimana cara menjemput rezeki
yang halal,berkah dan bebas riba; akad-akad bisnis apa saja yang diperbolehkan dalam
syariat Islam, dan akad-akad apa yang diharamkan dalam syariat Islam serta
mengetahui mengapa suatu skema atau akad bisnis tersebut dihalalkan atau di
haramkan oleh syariat Islam.
Di buku Understanding Syirkah yang sedang anda baca ini secara garis
besarnya akan menjawab semua pertanyaan tersebut yang dibagi kedalam 4 bagian
besar yaitu dibagian permata kita akan mempelajari pondasi dari syirkah itu sendiri
yaitu fiqh muamlah yang bisa menjadi pondasi yang sangat kuat untuk memulai
membangun bisnis secara syariah melalui syirkah tanpa riba, tanpa bank dan tanpa
akad bathil. Dibagian ke dua kita akan mulai mempelajari syirkah mulai dari
mempelajari konsepnya terlebih dahulu, jenis-jenis akad syirkah, cara membuat surat
akad perjanjian syirkah, hingga pada tahap manfaat dan penerapannya dalam aktivitas
muamalah kita sehari-hari. Dibagian ketiga kita akan banyak belajar bagaimana
memulai membangun bisnis syirkah mulai dari mempelajari konsep dasar bisnis syariah,
membuat cetak biru syirkah, merancang rencana bisnis syirkah hingga bagaimana cara
mempresentasikan rencana bisnis anda kepada para calon investor potensial anda dan
pada akhirnya bisa mendapatkan investor untuk membiayai modal awal dalam
menjalankan bisnis syrirkah anda dan di bagian empat kita akan belajar tentang
bagaimana mencatat dan melaporkan transaksi syirkah mulai dari konsep dasarnya
hingga pengaplikasiannya untuk mencatat dan melaporkan transaksi syirkah, yang
konsepnya bisa diterapkan baik menggunakan sistem akuntansi manual maupun
dengan menggunakan software akuntansi dan di jilid 2 dan seterusnya aakan di
fokuskan pada pencataan dan pelaporan transaksi syirkah tingkat lanjut serta
pengelolaan suatu bisnis syirkah yang bisa menjadikan suatu bisnis syirkah bisa
bertahan dan terus berkembang hingga puluhan tahun bahkan hingga diwariskan ke
anak cucu kita kelak.
Sedangkan syirkah secara definisi syirkah adalah kerjasama antara 2 orang
atau lebih untuk menjalankan suatu usaha tertentu, baik antara yang mempunyai
modal dengan yang memiliki keahlian maupun antara orang yang memiliki keahlian
yang berbeda yang bekerja sama untuk menjalankan suatu usaha tertentu yang dalam
menjalankannya sesuai dengan syariat Islam tidak ada yang di dzolimi maupun
mendzolimi.
D a m p a k H a r t a H a r a m | xxviii

Allah Subhanahu wata'ala berfirman (dalam hadits Qudsi) :


“Aku adalah pihak ketiga (Yang Maha Melindungi) bagi dua orang yang melakukan
syirkah, selama salah seorang diantara mereka tidak berkhianat kepada lawan
syarikatnya. Apabila diantara mereka ada yang berkhianat,
maka Aku akan keluar dari mereka (tidak melindungi)”
(HR.Imam Daruquthni dari Abu Hurairah r.a.)

Inilah Hadits yang sangat luar biasa tentang syirkah.., yang dimana sampai-
sampai Allah Subhanahu wata'ala menjadi pihak ke 3 bagi dua orang atau lebih
melakukan syirkah, bayangkan betapa luarbiasanya bagi usaha kita, ketika Allah yang
menjadi pihak ke tiga diantara 2 pihak yang saling bersinergi kolaboratif dengan
bersyirkah, dibandingkan dengan menjalankan sebuah usaha secara sendirian tanpa
berkolaborasi dengan syirkah..,
Sebenarnya ada banyak sekali jalan untuk menjemput rezeki dimuka bumi ini
yang secara garis besar terbagi menjadi 2, apakah jalan yang halal atau jalan yang
haram, dan kita selaku umat muslim tentunya diharuskan menjemput rezeki melalui
jalan yang halal yang sesuai dengan syariat Islam yang di ridhoi oleh Allah Subhanahu
wata'ala, namun sayangnya masih banyak orang yang belum benar-benar memahami
bagaimana menjemput rezeki secara halal, berkah dan bebas riba, serta bagaimana
memanfaatkan harta tersebut agar tidak mengendap begitu saja namun bisa terus
tumbuh, berkembang dan bisa terus memberikan manfaat bagi kesejahteraan umat
bahkan bisa menjadi amal jariyah yang bisa terus mengalir hingga yaumil akhir kelak,
yang salah satunya dengan cara bersyirkah.
Buku yang berjudul Understanding Syirkah ini membahas tentang bagimana
memulai menjemput rezeki secara halal,berkah dan bebas riba melalui syirkah yang
dibagian pertama membahas pondasi dari syirkah itu sendiri yaitu fiqh muamalah
secara lengkap dan kompherensif mulai dari sejarah fiqh muamalah,hukum Islam,
kaidah dan prinsip dalam fiqh muamalah, jenis-jenis riba, barang-barang ribawi dan
perlakuannya, perbedaan jual-beli dan riba hingga akad atau transaksi apa saja yang
dilarang dan di perbolehkan oleh syariat Islam.
D a m p a k H a r t a H a r a m | xxix

Diharapkan di bagian pertama ini bisa menjadi pondasi yang kuat untuk
mempelajari konsep hingga pengaplikasian syirkah di bagian ke dua dan tiga tentang
bagaimana memulai syirkah, mulai dari pengertian syirkah, jenis-jenis akad syirkah, cara
pembuatan akad syirkah hingga bagaimana mencatat dan melaporkan transaksi syirkah
hingga menjadi laporan keuangan syirkah yang siap di laporkan kepada para stake
holder khususnya investor.
Abu Sa’id Al-Khudri r.a Berkata Bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam
bersabda”Perbanyaklah kalimat-kalimat yang abadi dan baik.” Ada yang bertanya,
“Apa kalimat itu wahai Rasulullah?” Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,
“Takbir. tahlil, tahmid, dan tidak ada daya dan kekuatan selain dengan kekuatan dari
Allah.”
(HR. Ibnu Hiban, Ahmad, dan Al-Hakim)
B A B 1 I s l a m d a n S y a r i a t I s l a m |1

“Pada hari Ini Telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan Telah Ku-
cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan Telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama
bagimu.”
(Al-Ma’idah [ 5 ]: 3)

P ak hadi seorang pedagang sukses telah menerima proposal pendirian


pesantren di daerah kelahirannya. Untuk membangun pesantren tersebut
dibutuhkan biaya besar dan 20% akan dibantu pemerintah setempat dan
30% akan diperoleh dari sumbangan warga sekitar dan sisanya diharapkan dari
sumbangan pak Hadi. Pak Hadi juga telah memahami akan pentingnya pendirian
pesantren tersebut terhadap pendidikan warga di daerah pak Hadi. Namun apakah
pengeluaran dalam jumlah besar tersebut perlu dilakukan oleh pak Hadi? Apabila
Pengeluaran tersebut dilakukan, apakah akan diakui sebagai zakat atau infaq atau
shodaqoh atas nama dirinya sendiri atau atas nama perusahaannya? Untuk menjawab
pertanyaan tersebut agar pengeluaran yang dilakukannya efektif maka dia harus
memahami hukum Islam dan nilai-nilai yang terkandung dalam tujuan dari syariat Islam.
B A B 1 I s l a m d a n S y a r i a t I s l a m |2

Makna Islam
Di antara keistimewaan agama Islam adalah namanya. Berbeda dengan agama
lain, nama agama ini bukan berasal dari nama pendirinya atau nama tempat
penyebarannya. Tapi, nama Islam menunjukkan sikap dan sifat pemeluknya terhadap
Allah.
Yang memberi nama Islam juga bukan seseorang, bukan pula suatu
masyarakat, tapi Allah Ta’ala, Pencipta alam semesta dan segala isinya. Jadi, Islam
sudah dikenal sejak sebelum kedatangan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa
Sallam. dengan nama yang diberikan Allah.
Islam berasal dari kata salima yuslimu istislaam –artinya tunduk atau patuh–
selain yaslamu salaam –yang berarti selamat, sejahtera, atau damai. Menurut bahasa
Arab, pecahan kata Islam mengandung pengertian: Islamul wajh (ikhlas menyerahkan
diri kepada Allah), istIslama (tunduk secara total kepada Allah), salaamah atau saliim
(suci dan bersih), salaam (selamat sejahtera), dan silm (tenang dan damai). Semua
pengertian itu digunakan Al-Qur’an seperti di ayat-ayat berikut ini.

“Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan
dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama
Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya.”
(QS : An-Nisa’ [ 4 ]: 125)

“Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-
Nya-lah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka
maupun terpaksa dan Hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan.”
(QS : Ali Imran [ 3 ]: 83)

“Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.”


(QS : Asy-Syu’araa’ [ 26 ]: 89)

“Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat kami itu datang kepadamu,
Maka Katakanlah: “Salaamun alaikum (Mudah-mudahan Allah melimpahkan
kesejahteraan atas kamu).” Tuhanmu Telah menetapkan atas Diri-Nya kasih sayang,
Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami itu datang kepadamu,
maka katakanlah: "Salaamun alaikum. Tuhanmu telah menetapkan atas diri-Nya
kasih sayang, (yaitu) bahwasanya barang siapa yang berbuat kejahatan di antara
B A B 1 I s l a m d a n S y a r i a t I s l a m |3

kamu lantaran kejahilan, kemudian ia bertaubat setelah mengerjakannya dan


mengadakan perbaikan, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
(QS : Al-An’am: 54)

“Janganlah kamu lemah dan minta damai padahal kamulah yang di atas dan Allah
pun bersamamu dan dia sekali-kali tidak akan mengurangi pahala amal-amalmu.”
(QS : Muhammad [ 47 ]: 35)

Sementara sebagai istilah, Islam memiliki arti: tunduk dan menerima segala
perintah dan larangan Allah yang terdapat dalam wahyu yang diturunkan Allah kepada
para Nabi dan Rasul yang terhimpun di dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Manusia yang
menerima ajaran Islam disebut muslim. Seorang muslim mengikuti ajaran Islam secara
total dan perbuatannya membawa perdamaian dan keselamatan bagi manusia. Dia
terikat untuk mengimani, menghayati, dan mengamalkan Al-Qur’an dan Sunnah.
Kalimatul Islam (kata Al-Islam) mengandung pengertian dan prinsip-prinsip
yang dapat didefinisikan secara terpisah dan bila dipahami secara menyeluruh
merupakan pengertian yang utuh.

1. Islam adalah Ketundukan


Allah Subhanahu wa ta'ala menciptakan alam semesta, kemudian menetapkan
manusia sebagai hamba-nya yang paling besar perannya di muka bumi. Manusia
berinteraksi dengan sesamanya, dengan alam semesta di sekitarnya, kemudian
berusaha mencari jalan untuk kembali kepada Penciptanya. Tatkala salah berinteraksi
dengan Allah, kebanyakan manusia beranggapan alam sebagai Tuhannya sehingga
mereka menyembah sesuatu dari alam. Ada yang menduga-duga sehingga banyak di
antara mereka yang tersesat. Ajaran yang benar adalah ikhlas berserah diri kepada
pencipta alam yang kepada-nya alam tunduk patuh berserah diri.

“Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan
dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama
Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya.”
(QS : An-Nisa’ [ 4 ]: 125)
B A B 1 I s l a m d a n S y a r i a t I s l a m |4

Maka, Islam identik dengan ketundukan kepada sunnatullah yang terdapat di


alam semesta (tidak tertulis) maupun Kitabullah yang tertulis (Al-Qur’an).

2. Islam adalah Wahyu Allah


Dengan kasih sayangnya, Allah menurunkan Ad-Dien (aturan hidup) kepada
manusia. Tujuannya agar manusia hidup teratur dan menemukan jalan yang benar
menuju Tuhannya. Aturan itu meliputi seluruh bidang kehidupan: politik, hukum, sosial,
budaya, dan sebagainya. Dengan demikian, manusia akan tenteram dan damai, hidup
rukun, dan bahagia dengan sesamanya dalam naungan ridha Tuhannya

“Shibghah Allah”. Dan siapakah yang lebih baik shibghahnya dari pada Allah? Dan
hanya kepada-Nya-lah kami menyembah.”
(QS : Al-Baqarah [ 2 ]: 138)

Shibghah Allah pada ayat ini artinya celupan Allah maksudnya Agama Allah.
Karena kebijaksanaan-Nya, Allah Subhanahu wata'ala tidak menurunkan banyak
agama. Dia hanya menurunkan Islam. Agama selain Islam tidak diakui di sisi Allah dan
akan merugikan penganutnya di akhirat nanti.

“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih
orang-orang yang telah diberi Al-Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada
mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir
terhadap ayat-ayat Allah, maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.”
(QS : Ali-Imran [ 3 ]: 19)

Islam merupakan satu-satunya agama yang bersandar kepada wahyu Allah


secara murni. Artinya, seluruh sumber nilai dari nilai agama ini adalah wahyu yang Allah
turunkan kepada para Rasul-Nya terdahulu. Dengan kata lain, setiap Nabi adalah
muslim dan mengajak kepada ajaran Islam. Ada pun agama-agama yang lain, seperti
Yahudi dan Nasrani, adalah penyimpangan dari ajaran wahyu yang dibawa oleh para
nabi tersebut.
B A B 1 I s l a m d a n S y a r i a t I s l a m |5

3. Islam adalah Agama Para Nabi dan Rasul


Perhatikan kesaksian Al-Qur’an berikut ini bahwa Nabi Ibrahim adalah muslim,
bukan Yahudi atau pun Nasrani.

Dan Ibrahim Telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula
Ya’qub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah Telah memilih
agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam.”
(QS : Al-Baqarah [ 2 ]: 132)

Nabi-nabi lain pun mendakwahkan ajaran Islam kepada manusia. Mereka


mengajarkan agama sebagaimana yang dibawa Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa
Sallam. Hanya saja, dari segi syariat (hukum dan aturan) belum selengkap yang
diajarkan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Tetapi, ajaran prinsip-prinsip
keimanan dan akhlaknya sama. Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam datang
menyempurnakan ajaran para Rasul, menghapus syariat yang tidak sesuai dan
menggantinya dengan syariat yang baru.

Katakanlah: “Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada
kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya’qub, dan anak-anaknya,
dan apa yang diberikan kepada Musa, Isa dan para nabi dari Tuhan mereka. kami
tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan Hanya kepada-Nyalah
kami menyerahkan diri.”
(QS : Ali-Imran [ 3 ]: 84)

Menurut pandangan Al-Qur’an, agama Nasrani yang ada sekarang ini adalah
penyimpangan dari ajaran Islam yang dibawa Nabi Isa Alaihis Salam. Nama agama ini
sesuai nama suku yang mengembangkannya. Isinya jauh dari Kitab Injil yang diajarkan
nabi Isa Alaihis Salam. Agama Yahudi pun telah menyimpang dari ajaran Islam yang
dibawa Nabi Musa Alaihis Salam Diberi nama dengan nama salah satu Suku Bani Israil,
Yahuda. Kitab Suci Taurat mereka campur aduk dengan pemikiran para pendeta dan
ajarannya ditinggalkan.
B A B 1 I s l a m d a n S y a r i a t I s l a m |6

4. Islam adalah Hukum-Hukum Allah di dalam Al-Qur’an dan Sunnah


Orang yang ingin mengetahui apa itu Islam hendaknya melihat Kitabullah Al-
Qur’an dan Sunnah Rasulullah. Keduanya, menjadi sumber nilai dan sumber hukum
ajaran Islam. Islam tidak dapat dilihat pada perilaku penganut-penganutnya, kecuali
pada pribadi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. dan para sahabat beliau. Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersifat ma’shum (terpelihara dari kesalahan)
dalam mengamalkan Islam.
Beliau membangun masyarakat Islam yang terdiri dari para sahabat yang
langsung terkontrol perilakunya oleh Allah dan Rasul-Nya. Jadi, para sahabat Nabi
tidaklah ma’shum sebagaimana Nabi, tapi mereka istimewa karena merupakan pribadi-
pribadi dididik langsung Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Islam adalah
akidah dan ibadah, tanah air dan penduduk, rohani dan amal, Al-Qur’an dan pedang.
Pemahaman yang seperti ini telah dibuktikan dalam hidup Nabi, para sahabat, dan para
pengikut mereka yang setia sepanjang zaman.

5. Islam adalah Jalan Allah yang lurus


Islam merupakan satu-satunya pedoman hidup bagi seorang muslim. Baginya,
tidak ada agama lain yang benar selain Islam. Karena ini merupakan jalan Allah yang
lurus yang diberikan kepada orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah.

“Dan bahwa (yang kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, Maka ikutilah Dia,
dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), Karena jalan-jalan itu mencerai
beraikan kamu dari jalannya. yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu
bertakwa.”
(QS : Al-An’am [ 6 ]: 153)

“Kemudian kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan
(agama itu), Maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-
orang yang tidak Mengetahui.”
(QS : Al-Jaatsiyah [ 45 ]: 18)
B A B 1 I s l a m d a n S y a r i a t I s l a m |7

6. Islam Pembawa Keselamatan Dunia dan Akhirat


Sebagaimana sifatnya yang bermakna selamat sejahtera, Islam
menyelamatkan hidup manusia di dunia dan di akhirat. Keselamatan dunia adalah
kebersihan hati dari noda syirik dan kerusakan jiwa. Sedangkan keselamatan akhirat
adalah masuk surga yang disebut Daarus Salaam.

“Allah menyeru (manusia) ke darussalam (surga), dan menunjuki orang yang


dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam).”
(QS : Yunus [ 25 ]: 25)

Dengan enam prinsip di atas, kita dapat memahami kemuliaan dan keagungan
ajaran agama Allah ini. Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. bersabda, “Islam
itu tinggi dan tidak ada kerendahan di dalamnya.” Sebagai ajaran, Islam tidak
terkalahkan oleh agama lain. Maka, setiap muslim wajib meyakini kelebihan Islam dari
agama lain atau ajaran hidup yang lain. Allah sendiri memberi jaminan.

Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang
disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang
ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya,
dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga)
mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah
kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan)
agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku.
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan
kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang
siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(QS : Al-Maa-idah [ 5 ]: 3)
B A B 1 I s l a m d a n S y a r i a t I s l a m |8

Sejauh Mana Pemahaman kita tentang Agama Islam?


Tak terasa, sudah sejak lama sekali (mungkin sudah 20-an tahun atau bahkan
lebih) kita menjadi sebagai seorang muslim. Nikmat yang besar ini patutlah kita syukuri,
karena banyak diantara manusia yang tidak memperoleh nikmat ini. Dan nikmat inilah
yang sangat menentukan bahagia atau sengsaranya kita di hari akhir nanti.
Pada bagian bab ini, tidaklah kami ingin menanyakan ‘Sejak kapan kita masuk
Islam?’ atau ‘Bagaimana ceritanya kita masuk Islam?’ karena jawaban pertanyaan ini
bukanlah suatu yang paling mendasar dan paling penting. Namun pertanyaan paling
penting yang harus kita renungkan dan kita jawab pada setiap diri kita adalah: ‘Sudah
sejauh manakah kita telah memahami dan mengamalkan ajaran kita ini?’ Pertanyaan
inilah yang paling penting yang harus direnungkan dan dijawab, karena jawaban
pertanyaan inilah yang nantinya sangat menentukan kualitas keIslaman dan ketakwaan
seseorang.

Allah Subhanahu wata'ala berfirman,


“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-
orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya
mentaati di dalam kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.”
(QS : Al-‘Ashr [ 103 ]: 1-3)

. Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara
kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
(QS : Al-Hujarat [ 49 ] : 13)
B A B 1 I s l a m d a n S y a r i a t I s l a m |9

Pokok Ajaran Islam


Sebagaimana yang telah diketahui bahwa ajaran Islam ini adalah ajaran yang
paling sempurna, karena memang semuanya ada dalam Islam, mulai dari urusan buang
air besar sampai urusan negara, Islam telah memberikan petunjuk di dalamnya. Allah
Subhanahu wata'ala berfirman,

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan
kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam menjadi agama bagimu.”
(QS.Al-Maidah [ 5 ] : 3)
Salman Al-Farisi berkata,
“Telah berkata kepada kami orang-orang musyrikin, ‘Sesungguhnya Nabi kamu telah
mengajarkan kepada kamu segala sesuatu sampai buang air besar!’ Jawab Salman,
‘benar!”
(Hadits Shohih riwayat Muslim)
Semua ini menunjukkan sempurnanya agama Islam dan luasnya petunjuk yang
tercakup di dalamnya, yang tidaklah seseorang itu butuh kepada petunjuk selainnya,
baik itu teori demokrasi, filsafat ataupun ucapan Plato, Aristoteles atau siapa pun juga.
Meskipun begitu luasnya petunjuk Islam, pada dasarnya pokok ajarannya hanyalah
kembali pada tiga hal yaitu tauhid, taat dan bara’ah/berlepas diri. Inilah inti ajaran para
Nabi dan Rosul yang diutus oleh Allah kepada ummat manusia. Maka barangsiapa yang
tidak melaksanakan ketiga hal ini pada hakikatnya dia bukanlah pengikut dakwah para
Nabi.

Berserah diri kepada Allah Dengan Merealisasikan Tauhid


Yaitu kerendahan diri dan tunduk kepada Allah dengan tauhid, yakni
mengesakan Allah dalam setiap peribadahan kita. Tidak boleh menujukan satu saja dari
jenis ibadah kita kepada selain-Nya. Karena memang hanya Dia yang berhak untuk
diibadahi. Dia lah yang telah menciptakan kita, memberi rizki kita dan mengatur alam
semesta ini, pantaskah kita tujukan ibadah kita kepada selain-Nya, yang tidak berkuasa
dan berperan sedikitpun pada diri kita.
Semua yang disembah selain Allah tidak mampu memberikan pertolongan
bahkan terhadap diri mereka sendiri sekali pun. Allah Subhanahu wata'ala berfirman,
B A B 1 I s l a m d a n S y a r i a t I s l a m | 10

“Apakah mereka mempersekutukan dengan berhala-berhala yang tak dapat


menciptakan sesuatu pun? Sedang berhala-berhala itu sendiri buatan orang. Dan
berhala-berhala itu tidak mampu memberi pertolongan kepada para penyembahnya,
bahkan kepada diri meraka sendiripun berhala-berhala itu tidak dapat memberi
pertolongan.”
(QS : Al -A’raf [ 7 ] : 191-192)

Semua yang disembah selain Allah tidak memiliki sedikitpun kekuasaan di alam
semesta ini. Allah Subhanawataalla berfirman, “

Dia memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan
menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang
ditentukan. Yang (berbuat) demikian itulah Allah Tuhanmu, kepunyaan-Nya-lah
kerajaan. Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai
apa-apa walaupun setipis kulit ari.. Jika kamu menyeru mereka, mereka tiada
mendengar seruanmu; dan kalau mereka mendengar, mereka tidak dapat
memperkenankan permintaanmu, dan pada hari kiamat mereka akan mengingkari
kemusyrikanmu dan tidak ada yang dapat memberi keterangan kepadamu sebagai
yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui.”
(QS : Fathir [ 35 ]: 13-14)

Tunduk dan patuh kepada Allah dengan Penuh ketaatan


Pokok Islam yang kedua adalah adanya ketundukan dan kepatuhan yang
mutlak kepada Allah. Dan inilah sebenarnya yang merupakan bukti kebenaran
pengakuan imannya. Penyerahan dan perendahan semata tidak cukup apabila tidak
disertai ketundukan terhadap perintah-perintah Allah dan Rosul-Nya dan menjauhi apa-
apa yang dilarang, semata-mata hanya karena taat kepada Allah dan hanya mengharap
wajah-Nya semata, berharap dengan balasan yang ada di sisi-Nya serta takut akan
adzab-Nya.
Kita tidak dibiarkan mengatakan sudah beriman lantas tidak ada ujian yang
membuktikan kebenaran pengakuan tersebut. Allah Subhanahu wata'ala berfirman,
B A B 1 I s l a m d a n S y a r i a t I s l a m | 11

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan mengatakan: “Kami telah
beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji
orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-
orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.”
(QS : Al-Ankabut [ 29 ]: 2-3)

Orang yang beriman tidak boleh memiliki pilihan lain apabila Allah dan Rosul-
Nya telah menetapkan keputusan. Allah Subhanawataalla berfirman,

“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang beriman dan tidak pula perempuan yang
beriman, apabila Allah dan Rosul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada
bagi mereka pilihan tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan
Rosul-Nya maka sungguh dia telah sesat dengan kesesatan yang nyata.”
(QS : Al-Ahzab [ 33 ]: 36)
Orang yang beriman tidak membantah ketetapan Allah dan Rosul-Nya akan
tetapi mereka mentaatinya lahir maupun batin. Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman,
“Sesungguhnya jawaban orang-orang beriman, bila mereka diseru kepada Allah dan
Rosul-Nya agar rosul menghukum di antara mereka ialah ucapan. ‘Kami mendengar,
dan kami patuh’. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
(QS : An-Nur [ 24 ]: 51)

Memusuhi dan Membenci Syirik dan Pelakunya


Seorang muslim yang tunduk dan patuh terhadap perintah dan larangan Allah
Subhanahu wata'ala, maka konsekuensi dari benarnya keimanannya maka ia juga harus
berlepas diri dan membenci perbuatan syirik dan pelakunya. Karena ia belum dikatakan
beriman dengan sebenar-benarnya sebelum ia mencintai apa yang dicintai Allah dan
membenci apa yang dibenci Allah. Padahal syirik adalah sesuatu yang paling dibenci
oleh Allah Subhanahu wata'ala. Karena syirik adalah dosa yang paling besar, kedzaliman
yang paling dzalim dan sikap kurang ajar yang paling bejat terhadap Allah Subhanahu
wata'ala, padahal Allah-lah Rabb yang telah menciptakan, memelihara dan
mencurahkan kasih sayang-Nya kepada kita semua. Allah Subhanahu wata'ala telah
memberikan teladan kepada bagi kita yakni pada diri Nabi Ibrahim Alaihis Salam agar
berlepas diri dan memusuhi para pelaku syirik dan kesyirikan.
B A B 1 I s l a m d a n S y a r i a t I s l a m | 12

Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-
orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka:
"Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu
sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan
kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman
kepada Allah saja. Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya: "Sesungguhnya aku
akan memohonkan ampunan bagi kamu dan aku tiada dapat menolak sesuatupun
dari kamu (siksaan) Allah". (Ibrahim berkata): "Ya Tuhan kami hanya kepada
Engkaulah kami bertawakkal dan hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan hanya
kepada Engkaulah kami kembali".
(QS : Al-Mumtahanah [ 68 ]: 4)

Jadi ajaran Nabi Ibrahim Alaihis Salam bukan mengajak kepada persatuan
agama -agama sebagaimana yang didakwakan oleh tokoh-tokoh Islam Liberal, akan
tetapi dakwah beliau ialah memerangi syirik dan para pemujanya. Inilah millah Ibrahim
yang lurus! Demikian pula Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam senantiasa
mengobarkan peperangan terhadap segala bentuk kesyirikan dan memusuhi para
pemujanya. Inilah tiga pokok ajaran Islam yang harus kita ketahui dan pahami bersama
untuk dapat menjawab pertanyaan di atas dengan jawaban yang yakin dan pasti. Dan
di atas ketiga pokok inilah aqidah syari’ah dan ahlak ini dibangun. Maka kita mohon
kepada Allah semoga Allah memberikan taufiq kepada kita untuk dapat memahami
agama ini, serta diteguhkan di atas meniti din ini.

Kerangka Dasar Ajaran Islam


Setelah kita mempelajari 3 pokok ajaran Islam yang menjadi landasan dasar
berdirinya bangunan diatasnya yaitu akidah, syariah dan ahlak, selanjutnya kita akan
bahas 3 pengembangan pokok ajaran Islam ini lebih dalam lagi, yang dimulai dengan
mempelajari kerangka dasar dari ajaran Islam itu sendiri yang terdiri dari iman, Islam
dan ihnsan terlebih dahulu
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kerangka memiliki beberapa arti, di
antaranya adalah garis besar dan rancangan (Tim Penyusun Kamus, 2001: 549).
Kerangka dasar berarti garis besar atau rancangan yang sifatnya mendasar. Dengan
demikian, kerangka dasar ajaran Islam maksudnya adalah garis besar atau rancangan
ajaran Islam yang sifatnya mendasar, atau yang mendasari semua nilai dan konsep yang
ada dalam ajaran Islam. Kerangka dasar ajaran Islam sangat terkait erat dengan tujuan
ajaran Islam. Secara umum tujuan pengajaran agama yaitu agar mampu memahami,
B A B 1 I s l a m d a n S y a r i a t I s l a m | 13

menghayati, meyakini, dan mengamalkan ajaran Islam sehingga menjadi insan Muslim
yang beriman, bertakwa kepada Allah Subhanahu wata'ala dan berakhlak mulia.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka kerangka dasar ajaran Islam meliputi
tiga konsep kajian pokok, yaitu aqidah, syariah, dan akhlak. Tiga kerangka dasar ajaran
Islam ini sering juga disebut dengan tiga ruang lingkup pokok ajaran Islam atau trilogi
ajaran Islam. Kalau dikembalikan pada konsep dasarnya, tiga kerangka dasar Islam di
atas berasal dari tiga konsep dasar Islam, yaitu iman, Islam, dan ihsan. Ketiga konsep
dasar Islam ini didasarkan pada Hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. yang
diriwayatkan dari Umar Bin Khaththab.

Hadits ini menceritakan tentang dialog antara Malaikat Jibril dengan Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Jibril bertanya kepada Nabi tentang ketiga konsep
tersebut, pertama-tama tentang konsep iman yang dijawab oleh Nabi dengan rukun
iman yang enam, yaitu:
1. Iman kepada Allah
2. Iman kepada Malaikat-Nya
3. Iman kepada Kitab-kitab-Nya
4. Iman kepada Rasul-rasul-Nya
5. Iman kepada Hari Akhir
6. Iman kepada Qadla dan Qadar-Nya.
7.
Allah Subhanawataalla berfirman dalam QS.An-Nisa’, ayat 136 yaitu
“Wahai orang yang beriman, tetaplah beriman kepaada Allah dan Rasul-Nya dan
kepada kitab yang diturunkan kepada rasul-Nya serta kitab yang diturunkan
sebelumnya. Barang siapa ingkar kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-Nya, Rasul-Nya,
hari Kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh- jauhnya”
(QS : An-Nisa [ 4 ] :136)

Berdasarkan fondasi dari enam rukun iman tersebut, maka keterikatan setiap
muslim kepada Islam sepatutnya adalah:
Meyakini bahwa Islam adalah agama yang terakhir, mengandung syariat yang
menyempurnakan syariat-syariat yang diturunkan Allah sebelumnya. Seperti
sebagaimana Subhanahu wata'ala berfirman:
B A B 1 I s l a m d a n S y a r i a t I s l a m | 14

“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu,
tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu.”
(QS : Al-Ahzab [ 33 ] : 40)

Meyakini bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang benar disisi Allah
Subhanawataalla, karena Islam adalah agama yang dianut oleh para Nabi sejak Nabi
Adam Alaihis Salam sampai Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Islam datang
dengan membawa kebenaran yang bersifat absolut guna menjadi pedoman hidup dan
kehidupan manusia selarasnya dengan fitrahnya. Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman
dalam surah Ali-Imran ayat 19:

“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih
orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada
mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir
terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.”
(QS : Ali-Imran [ 3 ] :19)

Meyakini Islam adalah agama yang universal dan berlaku untuk semua
manusia, serta mampu menjawab segala persoalan yang muncul dalam segala lapisan
masyarakat dan sesuai dengan tuntutan budaya manusia sepanjang zaman.
Sebagaimana dalam firman Allah Subhanahu wata'ala dalam surah As-Saba, ayat 28:

“Dan tiadalah kami utus kamu (Muhammad) melainkan untuk semua manusia
sebagai berita gembira dan peringatan. Akan tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui.”
(QS : Saba [ 34 ] : 28)

Jibril lalu bertanya tentang Islam yang dijawab dengan rukun Islam yang lima
yaitu:
1. Bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah
utusan-Nya.
2. Mendirikan shalat.
3. Menunaikan zakat.
4. Melaksanakan puasa di bulan Ramadhan.
B A B 1 I s l a m d a n S y a r i a t I s l a m | 15

5. Haji ke Baitullah bagi yang mampu.


Kemudian Jibril bertanya tentang konsep ihsan yang dijawab dengan rukun
ihsan, yaitu menyembah (beribadah) kepada Allah seolah-olah melihat-Nya, dan jika
tidak bisa melihat Allah, harus diyakini bahwa dia selalu melihatnya. Berdasarkan Hadits
di atas, dapat dipahami bahwa rukun atau kerangka dasar ajaran Islam itu ada tiga, yaitu
iman, Islam, dan ihsan.
Dari tiga konsep dasar ini para ulama mengembangkannya menjadi tiga
konsep kajian. Konsep iman melahirkan konsep kajian aqidah, konsep Islam melahirkan
konsep kajian, syariah dan konsep ihsan melahirkan konsep kajian akhlak. Lalu
mengenai penjelasan ketiga konsep kajian ini akan dijelaskan di bawah ini :

Aqidah
Secara etimologis, aqidah berarti ikatan, sangkutan, keyakinan. Aqidah secara
teknis juga berarti keyakinan atau iman. Dengan demikian, aqidah merupakan asas
tempat mendirikan seluruh bangunan (ajaran) Islam dan menjadi Kerangka Dasar
Ajaran Islam sangkutan semua hal dalam Islam. Aqidah juga merupakan sistem
keyakinan Islam yang mendasar seluruh aktivitas umat Islam dalam kehidupannya.
Aqidah atau sistem keyakinan Islam dibangun atas dasar enam keyakinan atau yang
biasa disebut dengan rukun iman yang enam. Adapun kata iman secara etimologis
berarti percaya atau membenarkan dengan hati. Sedang menurut istilah syara’, iman
berarti membenarkan dengan hati, mengucapkan dengan lidah, dan melakukan dengan
anggota badan. Dengan pengertian ini, berarti iman tidak hanya terkait dengan
pembenaran dengan hati atau sekedar meyakini adanya Allah saja, misalnya.

Iman kepada Allah Subhanahu wata'ala berarti meyakini bahwa Allah


Subhanahu wata'ala itu ada, membuktikannya dengan ikrar syahadat atau
mengucapkan kalimat-kalimat Dzikir kepada Allah, dan mengamalkan semua perintah
Allah dan menjauhi semua larangan-Nya. Inilah makna iman yang sebenarnya, sehingga
orang yang beriman berarti orang yang hatinya mengakui adanya Allah (dzikir hati),
lidahnya selalu melafalkan kalimat-kalimat Allah (dzikir lisan), dan anggota badannya
selalu melakukan perintah-perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya (dzikir
perbuatan).
Dari uraian di atas dapat juga dipahami bahwa iman tidak hanya tertumpu
pada ucapan lidah semata. Kalau iman hanya didasarkan pada ucapan lidah semata,
berarti iman yang setengah setengah atau imannya orang munafiq seperti yang
ditegaskan Al-Qur’an dalam surat Al-Baqarah (2) ayat 8-9:
B A B 1 I s l a m d a n S y a r i a t I s l a m | 16

“Di antara manusia ada yang mengatakan: Kami beriman kepada Allah dan hari
kemudian, padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.
Mereka hendak menipu Allah dan orang-orangyang beriman, padahal mereka hanya
menipu dirinya sendiri, sedang mereka tidak sadar.”
(QS : Al-Baqarah [ 2 ] : 8-9)

Iman juga tidak hanya diwujudkan dengan keyakinan hati semata. Dalam hal
ini Al-Qur’an surat An-Naml (27) ayat 14 menegaskan:

“Dan mereka mengingkarinya karena kezhaliman dan kesombongan (mereka)


padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya. Maka perhatikanlah betapa
kesudahan orang-orang yang berbuat kebinasaan.”
(QS : Al-Naml [ 27 ] : 14)

Dan iman juga tidak dapat ditunjukkan dalam bentul amal (perbuatan) semata.
Kalau hal itu saja yang ditonjolkan, maka tidak ubahanya seperti perbuatan orang
munafik sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur’an surat An-Nisa’ (4) ayat 142:

“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah,dan Allah akan membalas


tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas.
Mereka bermaksud riya’ atau pamer dengan (shalat) di hadapan manusia. Dan
tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.”
(QS : An-Nisa’ [ 4 ] : 142)

Untuk mengembangkan konsep kajian aqidah ini, para ulama dengan


ijtihadnya menyusun suatu ilmu yang kemudian disebut dengan ilmu tauhid. Mereka
juga menamainya dengan ilmu Kalam,Ushuluddin, atau teologi Islam. Ilmu-ilmu ini
membahas lebih jauh konsep-konsep aqidah yang termuat dalam Al-Qur’an dan Hadits
dengan kajian-kajian yang lebih mendalam yang diwarnai dengan perbedaan pendapat
di kalangan mereka dalam masalah-masalah tertentu.
B A B 1 I s l a m d a n S y a r i a t I s l a m | 17

Syariah
Secara etimologis, syariah berarti jalan ke sumber air atau jalan yang harus
diikuti, yakni jalan kearah sumber pokok bagi kehidupan. Orang-orang Arab
menerapkan istilah ini khususnya pada jalan setapak menuju palung air yang tetap dan
diberi tanda yang jelas terlihat mata (Ahmad Hasan, 1984: 7). Adapun secara
terminologis syariah berarti semua peraturan agama yang ditetapkan oleh Allah untuk
kaum Muslim baik yang ditetapkan dengan Al-Qur’an maupun Sunnah Rasul
(Muhammad Yusuf Musa, 1988: 131). Mahmud Syaltut mendefinisikan syariah sebagai
aturan-aturan yang disyariatkan oleh Allah Subhanahu wata'ala atau disayariatkan
pokok-pokoknya agar manusia itu sendiri menggunakannya dalam berhubungan
dengan Tuhannya, dengan saudaranya sesama Muslim, dengan saudaranya sesama
manusia, dan alam semesta, serta dengan kehidupan (Syaltut, 1966: 12). Syaltut
menambahkan bahwa syariah merupakan cabang dari aqidah yang merupakan
pokoknya. Keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat yang tidak dapat
dipisahkan. Aqidah merupakan fondasi yang dapat membentengi syariah, sementara
syariahmerupakan perwujudan dari fungsi kalbu dalam beraqidah (Syaltut, 1966: 13).
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa kajian syariah tertumpu pada
masalah aturan Allah dan Rasul-Nya atau masalah hukum. Aturan atau hukum ini
mengatur manusia dalam berhubungan dengan Tuhannya (hablun minAllah) dan dalam
berhubungan dengan sesamanya (hablun minannas). Kedua hubungan manusia inilah
yang merupakan ruang lingkup dari syariah Islam. Hubungan yang pertama itu
kemudian disebut dengan ibadah, dan hubungan yang kedua disebut muamalah.
Ibadah mengatur bagaimana manusia bisa berhubungan dengan Allah Subhanahu
wata'ala. Dalam arti yang khusus (ibadah mahdlah), ibadah terwujud dalam rukun Islam
yang lima, yaitu mengucapkan dua kalimah syahadah (persaksian), mendirikan shalat,
menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, dan pergi haji bagi yang mampu.
Sedang muamalah bisa dilakukan dalam berbagai bentuk aktivitas manusia dalam
berhubungan dengan sesamanya.
Bentuk-bentuk hubungan itu bisa berupa hubungan perkawinan(munakahat),
pembagian warisan (mawaris), ekonomi (muamalah), pidana (jinayah),politik (khilafah),
hubungan internasional (siyar), dan peradilan (murafa’at). Dengan demikian, jelaslah
bahwa kajian syariah lebih tertumpu pada pengamalan konsep dasar Islam yang
termuat dalam aqidah.
Pengamalan inilah yang dalam Al-Qur’an disebut dengan Al-a’mal Al-shalihah
(amal-amal shalih). Untuk lebih memperdalam kajian syariah ini para ulama
mengembangkan suatu ilmu yang kemudian dikenal dengan ilmu fikih atau fikih Islam.
Ilmu fikih ini mengkaji konsep-konsep syariah yang termuat dalam Al-Qur’an dan
Sunnah dengan melalui ijtihad. Dengan ijtihad inilah syariah dikembangkan lebih rinci
B A B 1 I s l a m d a n S y a r i a t I s l a m | 18

dan disesuaikan dengan perkembangan yang terjadi ditengah-tengah masyarakat


manusia. Sebagaimana dalam kajian aqidah, kajian ilmu fikih ini juga menimbulkan
berbagai perbedaan yang kemudian dikenal dengan mazhab-mazhab fikih. Jika aqidah
merupakan konsep kajian terhadap iman, maka syariah merupakan konsep kajian
terhadap Islam. Islam yang dimaksud di sini adalah Islam sebagaimana yang dijelaskan
dalam Hadits Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam yang di riwayatkan oleh Umar Bin
Khaththab sebagaimana yang diungkap di atas.

Akhlak
Secara etimologis, kata akhlak berasal dari bahasa Arab Al-akhlaq yang
merupakan bentuk jamak dari kata khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah
laku, atau tabiat (Hamzah Ya’qub, 1988: 11). Sinonim dari kata akhlak ini adalah etika,
moral, dan karakter. Sedangkan secara terminologis,
akhlak berarti keadaan gerak jiwa yang mendorong ke
arah melakukan perbuatan dengan tidak menghajatkan
pikiran. Inilah pendapat yang dikemukakan oleh Ibnu Akhlak adalah
Maskawaih. Sedang Al-Ghazali mendefinisikan akhlak
tingkah laku
sebagai suatu sifat yang tetap pada jiwa yang
daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan manusia, atau
mudah, dengan tidak membutuhkan kepada pikiran tepatnya nilai
(Rahmat Djatnika, 1996: 27). Adapun ilmu akhlak oleh
Dr. Ahmad Amin didefinisikan suatu ilmu yang
dari tingkah
menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang lakunya, yang
seharusnya dilakukan oleh sebagian manusia kepada
bisa bernilai baik
sebagian lainnya, menyatakan tujuan yang harus dituju
oleh manusia dalam perbuatan mereka dan (mulia) atau
menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus sebaliknya
diperbuat (Hamzah Ya’qub, 1988: 12). Dari pengertian
di atas jelaslah bahwa kajian akhlak adalah tingkah laku
bernilai buruk
manusia, atau tepatnya nilai dari tingkah lakunya, yang (tercela).
bisa bernilai baik (mulia) atau sebaliknya bernilai buruk
(tercela). Yang dinilai di sini adalah tingkah laku manusia
dalam berhubungan dengan Tuhan, yakni dalam
melakukan ibadah, dalam berhubungan dengan sesamanya, yakni dalam bermuamalah
atau dalam melakukan hubungan sosial antar manusia,dalam berhubungan dengan
makhluk hidup yang lain seperti binatang dan tumbuhan, serta dalam berhubungan
dengan lingkungan atau benda-benda mati yang juga merupakan makhluk Tuhan.
B A B 1 I s l a m d a n S y a r i a t I s l a m | 19

Secara singkat hubungan akhlak ini terbagi menjadi dua, yaitu akhlak kepada
Khaliq (Allah Sang Pencipta) dan akhlak kepada makhluq (ciptaan-Nya). Akhlak
merupakan konsep kajian terhadap ihsan. Ihsan merupakan ajaran tentang
penghayatan akan hadirnya Tuhan dalam hidup, melalui penghayatan diri yang sedang
menghadap dan berada di depan Tuhan ketika beribadah. Ihsan juga merupakan suatu
pendidikan atau latihan untuk mencapai kesempurnaan Islam dalam arti sepenuhnya
(kaffah), sehingga ihsan merupakan puncak tertinggi dari ke Islaman seseorang. Ihsan
ini baru tercapai kalau sudah dilalui dua tahapan sebelumnya,yaitu iman dan Islam.
Orang yang mencapai predikat ihsan ini disebut muhsin. Dalam kehidupan sehari-hari
ihsan tercermin dalam bentuk akhlak yang mulia (al-akhlak alkarimah). Inilah yang
menjadi misi utama diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam ke
dunia, seperti yang ditegaskannya dalam sebuah Haditsnya: “Sesungguhnya aku diutus
hanyalah untuk menyempurnakan akhlak mulia.”

Hubungan antara Aqidah, Syariah, dan Akhlak


Aqidah, syariah, dan akhlak mempunyai hubungan yang sangat erat, bahkan
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Meskipun demikian,
ketiganya dapat dibedakan satu sama lain. Aqidah sebagai konsep atau sistem
keyakinan yang bermuatan elemen-elemen dasar iman, menggambarkan sumber dan
hakikat keberadaan agama. Syariah sebagai konsep atau sistem hukum berisi peraturan
yang menggambarkan fungsi agama. Sedangkan akhlak sebagai sistem nilai etika
menggambarkan arah dan tujuan yang hendak dicapai oleh agama. Oleh karena itu,
ketiga kerangka dasar tersebut harus terintegrasi dalam diri seorang Muslim. Integrasi
ketiga komponen tersebut dalam ajaran Islam ibarat sebuah bangunan, pondasinya
adalah aqidah, tiangnya adalah syariah, sedangkan atapnya adalah akhlak.
Muslim yang baik adalah orang yang memiliki aqidah yang lurus dan kuat yang
mendorongnya untuk melaksanakan syariah yang hanya ditujukan kepada Allah
sehingga tergambar akhlak yang mulia dalam dirinya. Atas dasar hubungan ini pula
maka seorang yang melakukan suatu perbuatan baik, tetapi tidak dilandasi oleh aqidah
atau iman, maka ia termasuk ke dalam kategori kafir. Seorang yang mengaku beriman,
tetapi tidak mau melaksanakan syariah, maka ia disebut orang fasik.Sedangkan orang
yang mengaku beriman dan melaksanakan syariah tetapi tidak dilandasi aqidah atau
iman yang lurus disebut orang munafik. Demikianlah, ketiga konsep atau kerangka
dasar Islam ini memiliki hubungan yang begitu erat dan tidak dapat dipisahkan. Al-
Qur’an selalu menyebutkan ketiganya dalam waktu yang bersamaan. Hal ini bisa dilihat
dalam berbagai ayat, seperti surat An-Nur (24): 55:
B A B 1 I s l a m d a n S y a r i a t I s l a m | 20

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan
mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Diasungguh-sungguh akan menjadikan
mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang
sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama
yang telah diridoi-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan)
mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap
menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. Dan
barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang
yang fasik.”
(QS : Al-Nur [ 24 ]: 55)
B A B 1 I s l a m d a n S y a r i a t I s l a m | 21

Dalam QS.At-Tin (95): 6 Allah Subhanahu wata'ala berfirman:


“Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka
pahala yang tiada putus-putusnya.”
(QS : Al-Tin [ 95 ]: 6)

Dalam ayat yang lain Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:


“Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat
menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi
kesabaran.”
(QS : Al-‘Asr [103]: 3)

Ketiga kerangka dasar ajaran Islam tersebut dalam Al-Qur’an disebut iman dan
amal shalih. Iman menunjukkan konsep aqidah, sedangkan amal shalih menunjukkan
adanya konsep syariah dan akhlak.

Hukum Islam
Hukum Islam secara istilah disebut hukum syara’ adalah hukum Allah yang
mengatur perbuatan manusia yang di dalamnya mengandung tuntutan untuk
dikerjakan atau ditinggalkan. Hukum syara’ hanya dapat diambil dari sumber-sumber
hukum Islam, yaitu Al-Qur’an, As-Sunah, Ijmak’, dan Qiyas. Empat Mazhab Fiqh yang
bersumber dari para Ahli fikih seperti Al-Imam Abu Hanifah, Al-Imam Malik, Al-Imam
As-Syafi’I, dan
Al-Imam Ahmad bin Hanbali, mengklasifikasikan hukum Islam menjadi 5(lima),
yaitu Wajib, Sunah, haram, makruh dan mubah.

1). Wajib
Tuntutan untuk memperbuat secara pasti dengan arti harus diperbuat
sehingga orang yang memperbuat patut mendapat ganjaran dan yang meninggalkan
mendapat ancaman/dosa.
Contoh: Allah Subhanahu wata'ala berfirman dalam surat Al-Baqoroh ayat 110:
“Dan Dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. dan kebaikan apa saja yang kamu
usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah.
Sesungguhnya Alah Maha melihat apa-apa yang kamu kerjakan.”
(QS : Al-Baqarah [ 2 ]: 110)
B A B 1 I s l a m d a n S y a r i a t I s l a m | 22

Dalam surat An-Nisa ayat 24:


“Dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami, kecuali budak-budak
yang kamu miliki (Allah Telah menetapkan hukum itu) sebagai ketetapan-Nya atas
kamu. dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian (yaitu) mencari isteri-isteri
dengan hartamu untuk dikawini bukan untuk berzina. Maka isteri-isteri yang Telah
kamu nikmati (campuri) di antara mereka, berikanlah kepada mereka maharnya
(dengan sempurna), sebagai suatu kewajiban; dan tiadalah Mengapa bagi kamu
terhadap sesuatu yang kamu Telah saling merelakannya, sesudah menentukan mahar
itu.Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
(QS : An-Nisa [ 4 ]: 24)

2). Mandub / Sunnah


Tuntutan untuk memperbuat secara tidak pasti denagn arti perbuatan itu
untuk dilaksanakan.terhadap yang melaksanakan,berhak mendapat ganjaran atas
kepatyhannya tetapi bila tuntutan itu ditinggalkan tidak apa-apa/tidak mendapat
sanksi. Oleh karenanya yang meninggalkannya tidak patut mendapat ancaman dosa.
Contoh: Seperti ayat 282 dalam surat Al-Baqarah:

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk
waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah seorang
penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. dan janganlah penulis enggan
menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan
hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan
hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi
sedikitpun daripada hutangnya. jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya
atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, Maka
hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. dan persaksikanlah dengan dua orang
saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). jika tak ada dua oang lelaki, Maka (boleh)
seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya
jika seorang lupa Maka yang seorang mengingatkannya. janganlah saksi-saksi itu
enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu
menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. yang
demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat
kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu.
B A B 1 I s l a m d a n S y a r i a t I s l a m | 23

(Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu
jalankan di antara kamu, Maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak
menulisnya. dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan
saksi saling sulit menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), Maka
Sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. dan bertakwalah kepada
Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.“
(QS : Al-Baqarah [ 2 ] : 282)

3). Haram
Tuntutan untuk meninggalkan suatu perbuatan secara pasti dengan artian
yang dituntut harus meninggalkannya,bila seseorang meninggalkannya berarti ia telah
patuh kepada yang melarangnya. Oleh karena itu ia patut mendapat ganjaran. Orang
yang tidak meninggalkan larangan itu berarti ia menyalahi tuntutan Allah Subhanahu
wata'ala, karenanya patut mendapat ancaman dosa.
Contoh: dalam ayat 229 surah Al-Baqarah:

“Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang
ma'ruf atau menceraikan dengan cara yang baik. tidak halal bagi kamu mengambil
kembali sesuatu dari yang Telah kamu berikan kepada mereka, kecuali kalau
keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. jika kamu
khawatir bahwa keduanya (suami isteri) tidak dapat menjalankan hukum-hukum
Allah, Maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh isteri
untuk menebus dirinya. Itulah hukum-hukum Allah, Maka janganlah kamu
melanggarnya. barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka Itulah
orang-orang yang zalim.”
(QS : Al-Baqarah : 229)

Dan juga dalam ayat 32 surat Al-Isra:


“Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan
yang keji. dan suatu jalan yang buruk.”
(QS : Al-Isra 32)
B A B 1 I s l a m d a n S y a r i a t I s l a m | 24

Juga dalam ayat surat Al-Ma’idah ayat ke 3 berikut:


“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang
disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang
ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya,
dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. dan (diharamkan juga)
mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah
kefasikan. pada hari ini orang-orang kafir Telah putus asa untuk (mengalahkan)
agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku.
pada hari Ini Telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan Telah Ku-cukupkan
kepadamu nikmat-Ku, dan Telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang
siapa terpaksa Karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, Sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(QS : Al-Ma’idah [5] : 3)

Dan juga dalam surat Al-Maidah ayat 90:


“Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,
(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk
perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan.”
(QS : Al-Ma’idah [5] : 90)

4). Makruh
Tuntutan untuk meninggalkan suatu perbuatan,tetapi tuntutan itu
diungkapkan melalui redaksi yang tidak pasti. Seseorang yang mengerjakan perbuatan
yang dituntut untuk ditinggalkan,tidak dikenai hukuman.
Contoh dalam sabda Rosulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam yang artinya:

“Perbuatan halal yang paling dibenci Allah Subhanahu wata'ala adalah talak”.
(HR. Abu daud,Ibnu Majjah,al-Baihaqi dan Hakim).
B A B 1 I s l a m d a n S y a r i a t I s l a m | 25

Dan juga seperti dalam ayat 101 surat Al-Maidah:


“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu) hal-
hal yang jika diterangkan kepadamu akan menyusahkan kamu dan jika kamu
menanyakan di waktu Al-Qur’an itu diturunkan, niscaya akan diterangkan kepadamu,
Allah memaafkan (kamu) tentang hal-hal itu. Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyantun.”
(QS : Al-Ma’idah [ 5 ] : 101)
5). Mubah
Suatu perbuatan yang diberi kemungkinan kepada mukallaf antara
memperbuat dan meninggalkan.Untuk menunjukkan hukum mubah, Al-Qur’an dan
Sunnah menggunakan sejumlah redaksi,diantaranya perbuatan itu memang
dibolehkan. Mubah dapat diketahui melalui tiga cara:
1. Adanya ucapan pembuat hukum (syari’) tentang “tidak berdosa” atau
“tidak ada halangannya” atau kata lain sejenis dengan itu, Contoh dalam
ayat 173 surat Al-Baqarah:

“Sesungguhnya Allah Hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan
binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. tetapi barangsiapa
dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak
(pula) melampaui batas, Maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang”.
(QS : Al-Baqarah [ 2 ] : 173)

2. Adanya ucapan pembuat hukum yang secara jelas “menghalalkan”


perbuatan itu.Contoh dalam surat Al-Maidah ayat 96:

“Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang berasal) dari laut
sebagai makanan yang lezat bagimu, dan bagi orang-orang yang dalam perjalanan;
dan diharamkan atasmu (menangkap) binatang buruan darat, selama kamu dalam
ihram. dan bertakwalah kepada Allah yang kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.”
(QS : Al-Ma’idah [ 5 ] : 96)
B A B 1 I s l a m d a n S y a r i a t I s l a m | 26

3. Tidak ada nash syara’ yang mengharamkannya; oleh karenanya


kembali kepada hukum asal Subhanahu wa ta'ala yang mengharamkan
maka hukumnya mubah. Dengan demikian setiap sesuatu yang
ditemukan dalam bentuk makanan atau pakaian umpamanya, tetapi
tidak ada keterangan yang mengharamkannya,maka hukumnya
mubah. Seperti memakan daging kelinci,memakai pakaian yang
terbuat dari bulu kambing yang telah dibersihkan. Hal yang demikian
dibolehkan,karena tidak ada dalil yang mengharamkannya.
(Amir,hal:317-318.1997)

Sasaran Hukum Islam


Hukum Islam memiliki 3 sasaran, yaitu : Penyucian jiwa, Menegakkan keadilan
dalam masyarakat, dan Mewujudkan kemaslahatan manusia. (Zahroh, 1999).
Penyucian jiwa, agar manusia mampu berperan sebagai sumber kebaikan-bukan
sumber keburukan bagi masyarakat dan lingkungannya.
Menegakan keadilan dalam masyarakat, keadilan disini adalah meliputi segala
bidang kehidupan manusia termasuk keadilan dari sisi hukum, sisi ekonomi, dan sisi
persaksian. Keadilan adalah harapan dan fitrah semua manusia, sehingga Allah
melarang manusia berlaku tidak adil.
Mewujudkan kemaslahatan manusia, mewujudkan kemaslahatan manusia di
dalam Islam dikenal sebagai Maqashibus Syariah (Tujuan Syariah). Dari segi bahasa
maqasidsyariah berarti maksud dan tujuan adanya hukum Islam yaitu untuk kebaikan
dan kesejahteraan (maslahah) umat manusia di dunia dan di akhirat. Untuk mencpai
tujuan tersebut ada lima unsur pokok yang harus diperlihara yaitu agama, jiwa, akal,
keturunan dan harta.

Memelihara Agama (Al-Muhafazhah ‘alad Dien)


Islam adalah agama yang luar biasa dalam hal toleransinya terhadap pemeluk
agama lain. Agama lain bisa hidup tenang di bawah naungan Islam. Ini terjadi sejak masa
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam ketika saat itu Madinah hidup beberapa komunitas
berbeda yakni Islam, Yahudi, Nasrani dan orang-orang musyrik. Kondisi itu terus
berlangsung hingga masa Khilafah di sepanjang masa keberadaannya. Ketika Islam
berkuasa di Spanyol, Islam bisa mengayomi Nasrani dan Yahudi sehingga saat itu
Andalusia dikenal dengan sebutan negara dengan tiga agama.
B A B 1 I s l a m d a n S y a r i a t I s l a m | 27

Pengakuan Islam terhadap pluralitas masyarakat ini tidak lepas dari ajaran Islam.
Allah Subhanahu wata'ala berfirman:

Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan
yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada
Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada
buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui.
(QS : Al-Baqarah [2]: 256)

Selain melindungi Islam, Khilafah pun melindungi agama lainnya, dengan


syarat, pemeluknya menjadi ahli dzimmah. Khilafah membiarkan mereka dalam agama
mereka : Kristen, Yahudi, Hindu, Budha dan sebagainya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa Sallam. bersabda:

“Rasulullah ShallAllahu Alaihi Wasallampernah menulis surat kepada penduduk


Yaman, bahwa siapa saja yang tetap memeluk Yahudi atau Nasrani, dia tidak boleh
dihasut [untuk meninggalkan agamanya], dan dia wajib membayar jizyah.”
(HR. Ibn Hazm dalam kitabnya, Al-Muhalla)
B A B 1 I s l a m d a n S y a r i a t I s l a m | 28

Orang-orang non-Muslim tetap bebas untuk beribadah, menikah, bercerai,


termasuk bebas makan, minum dan berpakaian sesuai dengan agama mereka. Namun
demikian, seorang Muslim tidak boleh meninggalkan Islam alias murtad. Orang Islam
yang murtad, mengaku sebagai nabi, atau menistakan Islam dan syariahnya dan telah
diadili dan teryata memang benar maka hukumannya ialah dibunuh. Nabi Shallallahu
‘alaihi wa Sallam. bersabda:
“Siapa saja yang murtad dari agamanya, bunuhlah!”
(HR. At-Tirmidzi)
Cara Islam ini menjadi semacam imunitas bagi seluruh kaum Muslim. Dengan
cara ini pula pemurtadan akan menghadapi tembok tebal. Virus kemurtadan yang ingin
ditularkan oleh orang-orang murtad seperti saat ini tidak akan terjadi. Mengapa?
Karena tak akan ada orang murtad yang hidup dan menjadi misionaris. Bersamaan
dengan itu, Syariah Islam justru mengajarkan akidah Islam kepada seluruh warga negara
melalui jalur pendidikan dan media massa.
Penjagaan tegaknya syariah Islam yang luar biasa terhadap agama ini tidak
akan memungkinkan munculnya aliran-aliran sesat, seperti yang terjadi di negeri ini.
MUI Pusat mencatat ada lebih dari 300 aliran sesat di Indonesia. Tidak mungkin ada
Gafatar yang menipu ribuan orang dengan nabi palsunya. Ahmadiyah dan aliran sesat
lainnya juga tidak akan bisa hidup dan menyebarkan ajaran sesatnya seperti sekarang.
Syariah Islam pasti akan menghentikan dan menghabisi ajarannya sampai ke akar-
akarnya, termasuk juga keharaman di bidang ekonomi, seperti sistem ekonomi ribawi,
kapitalis atau pun komunisme.
Penjagaan Syariah Islam atas agama ini pun tidak akan memungkinkan
munculnya orang-orang liberal yang merusak Islam dari dalam. Syariah Islam akan
menghentikan mereka sebelum mereka menyebarkan pemikiran rusak dan sesat
mereka. Syariah Islam tak akan memberikan ruang sedikitpun bagi pemikiran Barat
(liberalisme, sekularisme, pluralisme dan kapitalisme) berkembang di dunia pendidikan.
Penistaan terhadap Islam, Al-Qur’an dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam juga
tidak akan muncul. Syariah Islam telah memiliki sejumlah sanksi keras atas penistaan
ini.
B A B 1 I s l a m d a n S y a r i a t I s l a m | 29

Memelihara Jiwa (Al-Muhafazhah ‘alan Nafs)


Tanpa syariah Islam, terbukti aturan manusia tak bisa mencegah dan tak bisa
menjerakan manusia untuk berbuat aniaya terhadap orang lain, apakah bentuknya
melukai, menyerang secara fisik, sampai membunuh jiwa. Setiap hari media massa
menyiarkan bagaimana dengan mudahnya seseorang menganiaya orang lain. Begitu
gampangnya pula orang membunuh orang lain hanya gara-gara hal sepele. Bahkan
kasus terbaru di Kalimantan Barat, betapa bejatnya seorang anggota kepolisian dengan
sadis membunuh dan kemudian memutilasi dua anak kandungnya sendiri yang masih
kecil.
Mengapa kejadian seperti itu terus berlangsung? Bukankah sudah banyak
orang dihukum, dimasukkan penjara? Kondisi seperti ini akan diminimalisasi oleh Islam.
Tegaknya syariah Islam akan menjaga setiap jiwa dari tindakan penganiayaan sesama
manusia. Ini adalah implementasi dari firman Allah Subhanahu wa ta'ala:

“Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa
yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain,
atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah
membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan
seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia
semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan
(membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka
sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka
bumi.”
(QS : Al-Maidah [ 5 ]: 32)

Jika ada orang yang melanggar ketentuan ini, Islam akan menjatuhkan sanksi
yang keras; bisa dalam bentuk diyat [tebusan darah] atau qishâsh [dibunuh]. Ini sesuai
dengan firman Allah Subhanahu wa ta'ala:

“Di dalam qishâsh itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagi kalian, hai orang-
orang yang berakal, supaya kalian bertakwa.”
(QS : Al-Baqarah [5]: 179)
Dengan begitu, darah dan jiwa manusia pun terjaga. Inilah kerahmatan Islam
dalam menjaga setiap jiwa kaum Muslim.
B A B 1 I s l a m d a n S y a r i a t I s l a m | 30

Memelihara Akal (Al Muhafazhah ‘alal Aql)


Syariah Islam mencegah rakyatnya dari kerusakan akal. Sebagaimana sudah
dimaklumi, akal manusia bisa rusak akibat khamer dan apa saja yang memabukkan.
Penjagaan Syariah Islam ini merupakan implementasi dari firman Allah Subhanahu
wata'ala:

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamer, berjudi, (berkorban


untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan setan.
Karena itu jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kalian mendapat keberuntungan
(QS : Al-Maidah [ 5 ]: 90)

Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga bersabda:


Khamer diharamkan karena zatnya dan yang memabukkan itu dari semua yang
diminum
(HR. Ibn Humam).

Kemaslahatan ini terwujud dan bisa dirasakan manusia ketika khamer,


narkoba dan sejenisnya diharamkan.Tontonan yang bisa merusak akal juga diharamkan,
seperti film, gambar dan aksi porno. Orang yang memproduksi, mengkonsumsi dan
mendistribusikannya pun diharamkan, dan akan dikenai sanksi. Dengan begitu, akal
manusia pun terjaga.
Ini sangat bertolak belakang dengan sistem kehidupan kita saat ini. Begitu
mudahnya orang mendapatkan minuman keras (miras) karena negara membolehkan
minuman beralkohol dengan kadar kurang dari 5 persen. Bahkan tidak ada aturan
negara yang melarang seorang Muslim menenggak khamer. Tidak ada juga larangan
memproduksi khamer. Bahkan salah satu pabrik bir besar di Jakarta, sebagian
sahamnya adalah milik Pemerintah.
B A B 1 I s l a m d a n S y a r i a t I s l a m | 31

Ironisnya, belakangan orang begitu mudahnya membuat miras sendiri.


Mereka mengoplos miras. Kasus terbaru di Sleman, Yogyakarta, 22 orang tewas karena
menenggak minuman keras oplosan dari satu produsen miras oplosan.
Menyedihkannya lagi, miras ini tidak hanya dinikmati oleh orang awam. Aparat
keamanan yang seharusnya menertibkan masyarakat
malah ikut-ikutan. Ini yang terjadi di Papua. Tiga polwan
sampai teler karena mengonsumsi miras di rumah kos
Islam sangat peduli mereka.
dengan nasib umat Kondisi ini kian diperparah dengan maraknya
ini. Pada saat yang peredaran narkoba. Negeri Muslim terbesar itu kini
sama, Islam masuk dalam kategori darurat narkoba. Mengapa?
mewajibkan kaum Pertama: Jumlah pengguna narkoba saat ini sudah
mencapai 4 juta orang lebih. Angka meninggal dunia
Muslim belajar,
akibat narkoba tercatat 30-50 orang setiap hari. Kedua :
menuntut ilmu, Banyaknya pelaku yang berhasil ditangkap menjadikan
berpikir dan penjara makin penuh. Bahkan berdasarkan data,
berijtihad. separuh dari lembaga pemasyarakatan dan rutan diisi
oleh para pelaku narkoba. Bagaimana negeri ini
penduduknya merasakan kebahagiaan hidup jika banyak
orang di sekitarnya rusak akalnya. Apalagi semua orang
sudah tahu, orang yang rusak akalnya cenderung melakukan tindak kejahatan
berikutnya.
Maka dari itu, Islam sangat peduli dengan nasib umat ini. Pada saat yang sama,
Islam mewajibkan kaum Muslim belajar, menuntut ilmu, berpikir dan berijtihad.
Semuanya ini bisa meningkatkan kemampuan intelektual manusia. Islam juga memuji
para ulama karena ilmu dan sikapnya.

“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam


majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan
apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.”
(QS : Al-Mujadalah [ 58 ]: 11)
B A B 1 I s l a m d a n S y a r i a t I s l a m | 32

Bisa dibayangkan, apa jadinya negeri yang bersih dari orang-orang yang rusak
akalnya. Itulah Rahmatanlilallamin atau rahmat bagi seluruh alam hasil dari
implementasi syariah Islam.

Memelihara Keturunan (Al-Muhafazhah ‘Alan nasl)


Memelihara keturunan adalah memelihara kelestarian manusia dan membina
sikap mental generasi penerus agar terjalin rasa persahabatan dan persatuan diantara
sesama manusia.
Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan pernikahan yang sah, sesuai
dengan ketentuan syariah, sehingga dapat terbentuk keluarga yang tentram dan saling
menyayangi. Seorang anak yang dilahirkan di luar pernikahan, akan mengalami
perkembangan mental yang kurang sehat, sehingga dirinya tidak berkembang secara
utuh.
Oleh karena itu untuk memelihara keturunan, ditetapkan sanksi hukuman
yang keras bagi orang yang melakukan perbuatan zina. Hukuman itu harus dilakukan
dibanyak orang. Sebagian orang menyatakan hukum Islam sadis, karena tidak
mengetahui kemaslahatan yang jauh lebih besar yaitu menyelamatkan generasi di masa
yang akan datang. “Dihukum dihadapan orang banyak”, adalah memalukan diri dan hal
ini memberikan efek jera sehingga membuat orang berpikir berjuta kali sebelum dia
memperkosa atau melakukan zina. Bagi yang sudah berzina dan dijatuhkan hukuman
sesuai ketentuan Allah Subhanahu wata'ala, Insya Allah diampuni dosanya.

Walaupun hukuman ata zina sedemikian keras, namun Allah Subhanahu


wata'ala memberikan solusi berupa pernikahan, dimana syarat dan rukun dalam Islam
tidak memberatkan bagi muslim yang akan melaksanakannya. Sebagaimana disebutkan
dalam Al-Qur’an Surat An-Nur ayat 2 berikut:

“Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang
dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya
mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah,
dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh
sekumpulan orang-orang yang beriman.”
(QS : An-Nur [ 24 ] : 2)
B A B 2 S u m b e r H u k u m I s l a m | 33

P ak Salman berencana ingin membuka bisnis jual beli emas secara online, namun
beliau masih ragu dengan jual beli emas secara online karena tidak dilakukan
secara tunai, sedangkan menurut ilmu fiqh muamalah yang beliau pelajari bahwa
syarat ketika barang ribawi yaitu emas ditukar dengan barang ribawi lagi dalam hal ini
uang syaratnya boleh beda ukuran namun harus serah terima langsung ditempat akad,
tidak diperbolehkan ada penundaan, tapi ketika pak Salman menyampaikan hal ini
kepada temannya, temannya menyampaikan bahwa emas diperbolehkan ada
penundaan ataupun di cicil atas dasar fatwa dari MUI.
Setelah Pak Salman mendengar hal tersebut menjadikan dirinya kebingungan
apakah emas boleh ada penundaan atau harus tunai karena kalau ada penundaan atau
di cicil dapat menimbulkan riba fadl atau riba karena pertukaran barang ribawi. Atas
kebingungan pak Salman tersebut mana yang harus dia ambil apakah dia meneruskan
bisnis jual beli emas secara online, karena sudah ada fatwa MUI atau mengurungkan
niat bisnisnya karena ada Hadits yang melarang ada penundaan ataupun dicicil dalam
jual beli antar barang ribawi? Inysa Allah di bab 2 ini kita akan membahas hal tersebut
secara mendalam tentang skala prioritas hukum Islam, agar kita bisa mengetahui ketika
ada perbedaan atau khilaf tentang suatu hukum mana yang sebaiknya kita ambil
menjadi dasar atas setiap keputusan bisnis kita, agar bisnis kita bisa benar-benar sesuai
dengan syariat Islam tanpa riba, tanpa bank dan tanpa akad bathil.
B A B 2 S u m b e r H u k u m I s l a m | 34

Esensi Sumber Hukum Islam


Sumber hukum Islam merupakan dasar atau referensi untuk menilai apakah
perbuatan manusia sesuai dengan syariah (ketentuan yang telah digariskan oleh Allah
Subhanawataalla) atau tidak. Sumber Hukum Islam yang telah disepakati jumhur
(Kebanyakan) ulama ada 4 (empat) yaitu Al-Qur’an, As-Sunah, Ijmak dan Qiyas.
Sebagaimana tertuang dalam Al-Qur’an surat An- Nisa ayat 59 berikut ini:

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di
antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-
benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama
(bagimu) dan lebih baik akibatnya.
(QS : An-Nisa [ 4 ] : 59)

Ayat ini ditujukan kepada orang beriman untuk mentaati Allah Subhana
Wataalla, Rasul dan pemimpin dalam hal ini pemimpin(Ulil Amri) yang beriman dan
menegakan syariat Islam secara kaffah atau menyeluruh terhadap semua aspek
kehidupan. Taat kepada Allah dilakukan dengan cara mengikuti perintah Allah
Subhanahu wata'ala dan menjauhi larangan-Nya sebagaimana yang disebutkan dalam
Al-Qur’an. Taat kepada Rasul dilakukan dengan cara mengikuti apa yang telah
dicontohkan oleh Rasul sesuai As-Sunah. Taat kepada pemimpin (Ulil Amri) selama
perintah pemimpin tersebut tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan As-Sunah.
Selanjutnya apabila manusia berselisih tentang sesuatu, penetapan hukum
harus kembali kepada Al-Qur’an dan As-Sunah. Ketetapan hukum ini dapat berupa
ijmak yaitu kesepakatan ulama atau qiyas yaitu dengan menganalogikan pristiwa yang
ketetapan hukumnya sudah ada.
Urutan prioritas pengambilan sumber hukum antara Al-Qur’an, As-Sunah,
Ijmak dan Qiyas ialah apabila terdapat suatu kejadian yang memerlukan ketetapan
hukum, pertama-tama hendaklah dicari terlebih dahulu didalam Al-Qur’an. Kalau
ketetapannya sudah ada di Al-Qur’an, ditetapkanlah hukumnya sesuai dengan
ketentuan dalam Al-Qur’an tersebut. Apabila rujukan untuk ketetapan hukum itu tidak
ditemukan dalam Al-Qur’an barulah beralih meneliti As-Sunah. Bila rujukan ditemukan
dalam As-Sunah, maka hukum ditetapkan sesuai dengan ketentuan dalam As-Sunah itu.
Bila rujukan tidak ditemukan dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah, baru boleh
merujuk kepada putusan dari para mujtahid yang menjadi ijmak (kesepakatan bersama)
dari masa ke masa tentang masalah yang sedang dicari hukumnya itu. Kalau ada,
B A B 2 S u m b e r H u k u m I s l a m | 35

penetapan hukum merujuk pada ijmak tersebut. Sekiranya tidak ditemukan rujukan
ijmak dalam masalah tersebut, maka ditempuh qiyas, yaitu suatu usaha sungguh-
sungguh dengan jalan membuat analogi kepada pristiwa sejenis yang telah ada
ketentuan hukum (nash) -nya sesuai dengan Hadits Rasulullah ShallAllahu Alaihi
Wasallam berikut ini:

“ Bagaimana caranya kamu memutuskan perkara yang dikemukakan kepadamu?” “Ku


Hukum dengan Kitab Allah”, jawabnya, “Jika kamu tidak mendapatkannya didalam
kitab Allah, lantas bagaimana?” sambung Rasulullah,”Dengan sunah Rasulullah”
ujarnya. “Jika tidak kamu temukan dalam sunah Rasulullah, lalu bagaimana?” Tanya
Rasul lebih lanjut. “Aku akan menggunakan ijtihad pikiranku dan aku tidak akan
meninggalkannya.” Jawabnya dengan tegas. Rasulullah Shalahualahi Wasallam lalau
menepuk dadanya seranya memuji, katanya: Alhamdulilah, Allah telah memberi taufik
kepada utusan Rasulullah sesuai dengan yang di ridhai Allah dan Rasulnya.”
(HR. Ahmad, Abu Dawud, dan At-Turmudzi)

Al-Qur’an
Al-Qur’an sebagai mukjizat terbesar Rasulullah ShallAllahu Alaihi Wasallam
yang tetap lestari sampai akhir zaman. Setiap muslim membaca dan mempelajarinya,
bahkan non muslim pun banyak yang mempelajari sampai akhirnya mendapat hidayah
masuk Islam.
“Quran” menurut pendapat yang paling kuat seperti yang dikemukakan Dr.
Subhi Al-Salih berarti “bacaan” asal katanya adalah qara-a. Kata Al-Qur’an itu berbentuk
masdar dengan arti isim maf’ul yaitu maqru (dibaca). Di dalam Al-Qur’an sendiri ada
pemakaian kata “quran” dalam arti bacaan seperti dalam ayat 17, 18, surah Al-
Qiyamah:

“Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan


(membuatmu pandai) membacanya.. (Karena itu), Apabila Kami telah selesai
membacakannya maka ikutilah bacaannya itu..”
(QS : Al-Qiyamah [ 75 ] : 17-18)
B A B 2 S u m b e r H u k u m I s l a m | 36

Kemudian dipakai kata “Quran” itu untuk Al-Qur’an yang dikenal sekarang ini.
Adapun definisi Al-Qur’an ialah: “Kalam Allah Subhanahu wa ta'ala yang merupakan
mukjizat yang diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi
wa Sallam dan yang ditulis di mushaf dan diriwayatkan dengan mutawatir serta
membacanya adalah ibadah.”
Dengan definisi ini, kalam Allah yang diturunkan kepada nabi-nabi selain Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, tidak dinamakan Al-Qur’an seperti Taurat
yang diturunkan kepada Nabi Musa Alaihis Salam, atau Injil yang diturunkan kepada
Nabi Isa Alaihis Salam. Demikian pula kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam yang membacanya tidak dianggap sebagai
ibadah, seperti Hadits qudsi, tidak pula dinamakan Al-Qur’an.

Cara-Cara Al – Qur’an diwahyukan


Sebagian ayat Al-Qur’an turun di kota mekah sebelum pristiwa hijrah, dan sebagian
lainnya turun di kota madinah setelah pristiwa hijrah. Ayat yang pertama kali
diturunkan adalah Surat Al-Ala surat ke 96 ayat 1 sd 5 :

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia telah


menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha
pemurah. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada
manusia apa yang tidak diketahuinya.”
(QS : Al-‘Alaq [ 96 ] : 1-5)

Sedangkan ayat terakhir yang diturunkan terakhir adalah Surat Al-Maidah ayat 3 adalah
sebagai berikut::

“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang
disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang
ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya,
dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga)
mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah
kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan)
agamamu, sebab itu
B A B 2 S u m b e r H u k u m I s l a m | 37

janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah
Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku,
dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena
kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang..”
(QS : Al.Maidah [ 5 ] : 3)

Ayat-ayat yang diturunkan di Mekah(ayat-ayat makiyah), sebagian besar


menerangkan tentang Akidah Islamiyah yaitu Al-Wahdaniyah (ke-Esaan Tuhan),
keimanan terhadap para malaikat, para nabi dan hari akhir. Didalam ayat-ayat makiyah
ini juga terdapat bantahan terhadap orang-orang musyrik, pemaparan ibarat
menerangkan akibat orang-orang yang berbuat syirik dan durhaka di beberapa negeri,
dan mengajak kepada kebebasan berpikir dan melepaskan dari apa yang dianut oleh
orang tua dan nenek moyang mereka. Ayat ini diturunkan sebelum pristiwa hijrah,
dimana umat Islam masih dalam keadaan lemah, sehingga belum layak dibebani
hukum-hukum Islam.
Ayat yang turun di madinah, mengandung hukum-hukum fiqih, aturan
pemerintahan, aturan keluarga, serta aturan tentang hubungan antara orang-orang
muslim dan non-muslim yang menyangkut perjanjian dan perdamaian. Saat itu, Daulah
Islamiyah telah terbentuk lengkap dengan aparat pemerintahannya, sehingga
masyarakat siap dan mampu untuk memfungsikan hukum-hukum tersebut.
Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dalam hal menerima wahyu
mengalami bermacam-macam cara dan keadaan, di antaranya:
Pertama Malaikat memasukkan wahyu itu ke dalam hatinya. Dalam hal ini Nabi
Shallallahu 'Alaihi wa Sallam tidak melihat sesuatu apa pun, hanya beliau merasa bahwa
itu sudah berada saja dalam kalbunya. Mengenai hal ini Nabi mengatakan:

“Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan dia
kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir atau dengan mengutus
seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang
Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.”
(QS : Asy-Syura [ 42 ] : 51)

Kedua Malaikat menampakkan dirinya kepada Nabi berupa seorang laki-laki


yang mengucapkan kata-kata kepadanya sehingga beliau mengetahui dan hafal benar
akan kata-kata itu. Wahyu datang kepadanya seperti gemerincingnya lonceng. Cara
B A B 2 S u m b e r H u k u m I s l a m | 38

inilah yang amat berat dirasakan Nabi. Kadang-kadang pada keningnya berpancaran
keringat, meskipun turunnya wahyu itu di musim yang sangat dingin. Kadang-kadang
unta beliau terpaksa berhenti dan duduk karena merasa amat berat, bila wahyu itu
turun ketika beliau sedang mengendarai unta. Diriwayatkan oleh Zaid bin Tsabit: “Aku
adalah penulis yang diturunkan kepada Rasulullah. Aku melihat Rasulullah ketika
turunnya wahyu itu seakan-akan diserang oleh demam yang keras dan keringatnya
bercucuran seperti permata. Kemudian setelah selesai turunnya wahyu, barulah beliau
kembali seperti biasa.”
Ketiga malaikat menampakkan dirinya kepada Nabi, tidak berupa seorang laki-
laki seperti keadaan nomor dua, tetapi benar-benar seperti rupanya yang asli. Hal ini
tersebut dalam Al-Qur’an surat An-Najm ayat 13 dan 14.

“Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli)
pada waktu yang lain. (yaitu) di Sidratil Muntaha..”
(QS : An-Najm [ 53 ]: 13 -14)

Hikmah Al-Qur’an diturunkan berangsur-angsur


Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur dalam masa 22 tahun, 2 bulan,
22 hari atau 23 tahun, 13 tahun di Makkah dan 10 di Madinah. Hikmah Al-Qur’an
diturunkan secara berangsur-angsur itu ialah:

1. Agar lebih mudah dimengerti dan dilaksanakan. Orang akan enggan


melaksanakan suruhan, dan larangan sekiranya suruhan dan larangan itu
diturunkan sekaligus banyak. Hal ini disebutkan oleh Al-Bukhari dari riwayat
Aisyah.

2. Di antara ayat-ayat itu ada yang nasikh dan ada yang mansukh, sesuai dengan
kemaslahatan. Ini tidak dapat dilakukan sekiranya Al-Qur’an diturunkan
sekaligus (ini menurut pendapat yang mengatakan adanya nasikh dan
mansukh).

3. Turunnya sesuatu ayat sesuai dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi akan


lebih mengesankan dan lebih berpengaruh di hati.

4. Memudahkan penghafalan. Orang-orang musyrik yang telah menanyakan


mengapa Al-Qur’an tidak diturunkan sekaligus, sebagaimana tersebut dalam
Al-Qur’an surat Al-Furqan ayat 32, yaitu:
B A B 2 S u m b e r H u k u m I s l a m | 39

“Berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa Al Quran itu tidak diturunkan


kepadanya sekali turun saja?"; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu
dengannya dan Kami membacanya secara tartil (teratur dan benar).”
(QS : Al-Furqan [ 25 ] : 32)

5. Di antara ayat-ayat itu ada yang merupakan jawaban dari pertanyaan atau
penolakan suatu pendapat atau perbuatan, sebagaimana dikatakan oleh Ibnu
Abbas r.a. Hal ini tidak dapat terlaksana kalau Al-Qur’an diturunkan sekaligus.
6.
Mukjizat Al-Qur’an
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam adalah Nabi yang mempunyai
mukjizat terbesar berupa Al-Qur’an. Imam Jalaluddin As-Suyuti berpandangan bahwa
mukjizat adalah suatu hal atau peristiwa luar biasa yang disertai tantangan dan selamat
(tidak ada yang sanggup) menjawab tantangan tersebut. Sedangkan Al-Qur’an dalam
pandangan Muhammad Subhi Shalih adalah kalam mu’jiz (dapat melemahkan) yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam ditulis dalam mushaf,
dan disampaikan secara mutawatir serta membacanya dianggap ibadah. Kemudian
muncullah pertanyaan, bagaimana aspek-aspek kemukjizatan yang terdapat dalam Al-
Qur’an? Para ulama berbeda pendapat dalam melihat aspek-aspek kemukjizatan Al-
Qur’an. Akan tetapi, secara umum setidaknya terdapat empat aspek kemukjizatan Al-
Qur’an ialah sebagai berikut:

Pertama, Aspek Ash-Sharfah (pemalingan)


Abu Ishak Ibrahim An-Nazzam, ulama ahli kalam berpendapat bahwa
kemukjizatan Al-Qur’an terjadi dengan cara ash-Sharfah (pemalingan). Menurut An-
Nazzam maksud dari ash-Sharfah adalah Allah memalingkan perhatian orang-orang
Arab dari menandingi Al-Qur’an. Padahal, sebenarnya mereka mampu untuk
menandinginya. Di sinilah letak kemukjizatan Al-Qur’an menurut An-Nazzam. Senada
dengan hal itu, Al-Murtadha (dari aliran Syi’ah) berpendapat bahwa Allah telah
mencabut dari mereka ilmu-ilmu yang diperlukan untuk menghadapi Al-Qur’an agar
mereka tidak mampu membuat yang seperti Al-Qur’an.
B A B 2 S u m b e r H u k u m I s l a m | 40

Kedua, Aspek Balaghah (Keindahan Bahasa)


Qadi Abu Bakar Muhammad Ibnu Tayyib Al-Baqalani, dalam kitabnya Ijazul
Quran dan At- Taqrib wal Irsyad, berpandangan bahwa bahasa Arab yang digunakan
dalam Al-Qur’an dipandang sebagai bahasa yang istimewa, baik dari segi gaya
bahasanya, susunan kata-katanya, maupun ketelitian redaksi yang digunakannya.
Keindahan bahasa Al-Qur’an jauh melebihi keindahan bahasa yang disusun oleh para
sastrawan Arab.

Ketiga, Aspek Kandungan Isinya


Perihal aspek kandungan isi Al-Qur’an secara garis besar dapat dibagi menjadi
dua bagian, yaitu berita tentang hal-hal yang ghaib dan isyarat-isyarat ilmiah. Perihal
berita ghaib, isi kandungan Al-Qur’an banyak menginformasikan tentang berita ghaib
yang terjadi sebelumnya, yaitu berita tentang orang-orang terdahulu. Juga berita ghaib
yang akan terjadi (sesudah turunnya wahyu), seperti kemenangan yang akan diperoleh
tentara Romawi dalam menghadapi bangsa Persia dalam QS. Ar-Rum : 1-6, berikut ini :

“Alif Laam Miim. Telah dikalahkan bangsa Romawi.Di negeri yang terdekat dan
mereka sesudah dikalahkan itu akan menang. Dalam beberapa tahun lagi. Bagi Allah-
lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). Dan di hari (kemenangan bangsa
Rumawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman, Karena pertolongan Allah. Dia
menolong siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Dialah Maha Perkasa lagi Penyayang.
(Sebagai) janji yang sebenarnya dari Allah. Allah tidak akan menyalahi janji-Nya,
tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”
(QS : Ar-Rum[ 30 ] :1-6)

kemurnian Al-Qur’an yang akan tetap terpelihara dalam QS. Al-Hijr: 9 berikut ini
:
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-
benar memeliharanya.”
(QS : Al-Hijr [ 15 ] : 9)

Serta berbagai masalah ghaib lainnya yang ditunjukkan oleh Al-Qur’an, baik
secara eksplisit maupun implisit. Selain itu, berita ghaib yang sedang terjadi di tempat
lain, seperti maksud jahat orang-orang munafik dengan membangun masjid Dhirar
dalam QS. At-Taubah: 107.
B A B 2 S u m b e r H u k u m I s l a m | 41

Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang mendirikan masjid
untuk menimbulkan kemudharatan (pada orang-orang mukmin), untuk kekafiran dan
untuk memecah belah antara orang-orang mukmin serta menunggu kedatangan
orang-orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu. Mereka
Sesungguhnya bersumpah: "Kami tidak menghendaki selain kebaikan". Dan Allah
menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka itu adalah pendusta (dalam sumpahnya).
(QS : At-Taubah [ 9 ] : 107)
Adapun perihal isyarat-isyarat ilmiah, isi kandungan Al-Qur’an banyak
menginformasikan tentang permasalahan ilmiah yang mungkin hanya diketahui oleh
para ilmuwan. Ayat-ayat Al-Qur’an yang sudah dibuktikan kebenarannya melalui
penemuan di bidang ilmu pengetahuan alam. Hukum Toricelly yang ditemukan pada
abad XVII M misalnya, menyatakan bahwa semakin tinggi suatu tempat, maka semakin
rendah tekanan udara yang ada di tempat itu. Sebagaimana dalam QS. Al-An’am: 125.

Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya


Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang
dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit,
seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada
orang-orang yang tidak beriman.
(QS : Al-An’am [ 6 ]: 125)

Selain itu, hukum siang dan malam yang tidak selalu sama lama waktunya.
Terkadang malam lebih panjang daripada siang, dan terkadang terjadi sebaliknya.
Sebagaimana dalam QS : Yunus: 6.

“Sesungguhnya pada pertukaran malam dan siang itu dan pada apa yang diciptakan
Allah di langit dan di bumi, benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan-Nya) bagi
orang-orang yang bertakwa.”
(QS : Yunus [ 10 ] :6)
B A B 2 S u m b e r H u k u m I s l a m | 42

Keempat, Aspek Kesempurnaan Syari’atnya


Syari’at Islam menunjukkan bentuk yang paling sempurna jika dibandingkan
dengan bentuk perundang-undangan manapun yang pernah ada di dunia ini. Selain itu,
syari’at Islam juga diakui sebagai syari’at yang sesuai dengan kebutuhan manusia,
karena berasal dari pencipta manusia itu sendiri. Sedangkan tujuan utamanya untuk
membebaskan manusia dari dunia gelap gulita menuju dunia yang terang-benderang,
sebagaimana dalam QS. Al-Baqarah: 257,

“Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari


kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-
pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada
kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di
dalamnya.”
(QS : Al-Baqarah [ 2 ] : 257)

Fungsi Al-Qur’an
Segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah Subhanahu wata'ala pasti ada
manfaat dan gunanya, sekalipun itu berpa binatang yang sangat kecil. Apalagi ini
dengan Al-Qur’an yang merupakan firman Allah Subhanawataalla dan mengandung
banyak pokok ajaran sehingga seluruh hidup dan kehidupan ini menjadi teratur. Oleh
karena itu, dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang menjelaskan tentang fungsi Al-
Quran di antaranya sebagai berikut.

a. Fungsi Al-Qur’an Sebagai Petunjuk Bagi Manusia


Al-Qur’an adalah kitab suci yang diwahyukan Allah Subhanawataalla kepada
Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam sebagai rahmat dan petunjuk bagi
manusia yang beriman dan bertakwa dalam kehidupannya. Sebagaimana firman Allah
Subhanahu wa ta'ala dalam Surah Al-Araf ayat 52 berikut.

“Sungguh,Kami telah mendatangkah sebuah kitab (Al-Qur’an) kepada mereka, yang


Kakmi jelaskan atas dasar pengetahuan, sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-
orang yang beriman”
(QS: Al ‘Araf [ 7 ]:52)
B A B 2 S u m b e r H u k u m I s l a m | 43

Hal ini dapat terlihat bagi siapa saja (manusia) yang mengikuti petunjuk Al-
Qur’an akan mendapatkan kemuliaan, kejayan, keselamatan, dan kebahagiaan baik di
dunia maupun di akhirat. Contoh kecil, apabila kamu bepertian ke suatu tempat untuk
suatu tujuan. Namun, kamu tidak mengetahui jalan yang akan dilalui maka saat itulah
kamu pasti memerlukan sebuah petunjuk.
Petunjuk arah yang kamu tuju, misalnya melalui bertanya , peta, atau minta
diantar oleh seseorang yang dapat mencapai tujuan sehingga kamu tidak tersesat,
Begitu pula fungsi Al-Qur’an terhadap umat manusia dapat mengantarkan ke arah
tujuan, yaitu arah kebenaran dan kebahagiaan, mempunyai keyakinan yang kuat
terhadap Allah Subhanawataalla. bahwa Allah Subhanawataalla. Maha Pemberi
Petunjuk dapat bersikap atau berakhlakul karimah, dan rasa kasih sayang atar sesama.

b. Fungsi Al-Qur’an Sebagai Sumber Pokok Ajaran Islam


Fungsi Al-Qur’an sebagi sumber pokok ajaran Islam adalah Al-Qur’an sebab
dari Al-Qur’an-lah diambil segala pokok syariat dan dalil-dalil syar’I yang mencakup
seluruh aspek kukum bagi manusia dalam menjalani hidup di dunia atau di akhirat.
Adapun pokok-pokok ajaran yang ada dalam Al-Qur’an yaitu Akidah
(keimanan) yaitu keyakinan bahwa Allah adalah Maha Segala-galanya, baik sifat
ataupun zatnya. Keimanan memiliki enam cakupan yaitu Iman kepada Allah, Malaikat,
Kitab, Rasul, Hari akhir, Qada dan Qadar. Ibadah yaitu sebagai penghambaan diri
terhadap Allah Subhanawataalla dengan cara melaksanakan segala yang
diperintahkannya dan menjauhi segala larangannya baik berupa perkataan, maupun
perbuatan. Akhlak yaitu udi pekerti yang baik, yang menciptakan hubungan baik antar
pribadi dengan pribadi dan antar masyarakat dengan sesamanya.
Hukum yaitu ketentuan-ketentuan yang mengatur hubungan manusia dengan
Allah Subhanawataalla. hubungan manusia dengan manusia, atau hubungan manudia
dengna alam. Adapun ayat Al-Qur’an yang berhubungan dengan sumber pokok ajaran
Islam yang tercantum dalam Surah An-Nisa ayat 105.
“Sungguh, Kami talah menurunkan kitab (Al-Qur’an) kepada (Muhammad)
membawakebenaran, agar engkau dapat mengaddili antara manusia dengan apa
yang telah diajarkan Allah kepadamu, dan janganlah engkau menjadi penentang
(orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang berkhianat.”
(QS : An-Nisa [ 4 ]:105)
B A B 2 S u m b e r H u k u m I s l a m | 44

c. Pengajaran bagi Manusia


Maksudnya menjadi pengajaran sehingga manusia mengetahui jalan yang hak
dan yang batil, antara yang benar dan yang sesat dan lain sebagainya, sebagaimana
tercantum dalam Surah Yunus ayat 57.
“Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur’an) dari
Tumahmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada, dan petunjuk serta
rahmat bagi orang yang beriman.”
(QS : Yunus [10] :57)
Ayat di atas dapat disimpulkan bahwa Al-Qur’an memiliki isi sebagai berikut:
Pengajaran dari Allah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, Al-Qur’an berisi tentang
pengajaran dari Allah Subhanawataalla yang dapat menjelaskan arah atau tujuan hidup
yang benar sehingga manusia dapat menentukan kebahagiaan, baik di dunia maupun
di akhirat.
Obat Penyakit Hati, dalam kehidupan sudah menjadi sunatullah bahwa
berbagai macam masalah hadir dalam proses hidup ini, baik itu mencakup urusan
pekerjaan, belajar, keluarga, ataupun hal lainnya yang membuat hati tidak tenteram
(gundah). Kondisi ini memerlukan penawar untuk menenangkan, menentramkan jiwa
dan mengendalikan hawa nafsu. Salah satu obat yang paling mujarab yaitu dengan
mendekatkan diri kepada Allah Subhanawataalla. Melalui ayat-ayat Al-Qur’an baik
dibaca, dipelajari atau dipahami secara mendalam sehingga hati yang gundah, jiwa yang
tidak tenteram, dan hati yang kotor dapat terobati.
Petunjuk dalam cabang ilmu pengetahuan.Dalam mencari ilmu-ilmu Allah
yang terkandung dalam Al-Qur’an sehingga kita mendapatkan pengetahuan yang luas.
Serta rahmat, sebuah kasih sayang merupakan sesuatu yang penting dalam hidup
karena manusia tidak akan dapat hidup sendiri pasti memerlukan orang lain, baik
sebagai teman bicara, meminta bantuan, dan sebagainya. Apalagi kasih sayang berupa
rahmat dari Allah Subhanawataalla dapat membuat nikmat, aman, dan terkendali
dalam hidup, baik rohani maupun jasamani. Oleh karena itu, dengan fungsi inilah Al-
Qur’an mempunyai peran yang sangat penting untuk menjalani hidup ini agar berjalan
dalam kebenaran dan keselamatan di dunia atau di akhirat.
B A B 2 S u m b e r H u k u m I s l a m | 45

Al-Qur’an Sebagai - Sumber Hukum


Al-Qur’an dijadikan sumber hukum yang utama, karena Al-Qur’an berasal dari
Allah Subhanawataalla yang mengetahui apa yang terbaik bagi manusia dalam menata
kehidupannya, sehingga selamat di dunia dan diakhirat. Al-Qur’an memuat seluruh
aspek hukum terkait dengan akidah, syariah baik mahdhah maupun muamalah, dan
ahlak serta terjaga keaslian dan keontetikannya. Oleh karena itu, wujud pengamalan
dari keimanan kepada Allah, Rasul, dan kitab-Nya dilakukan dengan menerima dan
melaksanakan ajaran yang terkandung dalam Al-Qur’an secara utuh, bukan dengan
menerima sebagian dan mengingkari sebagian sebagaimana firman Allah
Subhanawataalla berikut ini:

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan
janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang
nyata bagimu.”
(QS : Al-Baqarah [ 2 ] : 208)

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan


bermaksud memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya,
dengan mengatakan: "Kami beriman kepada yang sebahagian dan kami kafir
terhadap sebahagian (yang lain)", serta bermaksud (dengan perkataan itu)
mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir), Merekalah
orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-
orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan.”
(QS : An-Nisa [ 4 ] : 150-151)

Mencari dan mengembangkan harta benda diperbolehkan dalam syariat Islam,


sepanjang hal tersebut dilaksanakan dalam koridor yang benar dan halal yaitu melalui
pekerjaan dan/ perniagaaan yang halal saling rela dan tidak bertentangan dengan
aturan syariat Islam. Al-Qur’an menyuruh untuk menghadirkan saksi yang jujur pada
akad transaksi dan jika akad tersebut ditangguhkan pembayarannya, maka hendaklah
ditulis untuk menghindarkan perselisihan dikemudian hari, dan mengenai hal ini diatur
dalam salah satu surat yang terpanjang didalam Al-Qur’an yaitu di surat Al-Baqarah ayat
282.
B A B 2 S u m b e r H u k u m I s l a m | 46

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk
waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang
penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan
menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan
hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan
hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi
sedikitpun daripada hutangnya. Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya
atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka
hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua
orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tak ada dua oang lelaki, maka
(boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai,
supaya jika seorang lupa maka yang seorang mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi
itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu
jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya.
Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih
dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali
jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka
tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila
kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. Jika kamu
lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada
dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu.”
(QS : Al-Baqarah [ 2 ] : 282)

Al-Qur’an juga mengatur mengenai hukum keluarga, antara lain penjelasan


tentang pernikahan, mahram, perceraian(thalaq), macam-macam ‘iddah dan
tempatnya, pembagian harta waris(fara’idh), dan sebagainya.
Pengaturan mengenai hukum pidana juga diatur dalam Al-Qur’an. Hukum
pidana atas kejahatan yang menimpa seseorang adalah dalam bentuk qishash yang
didasarkan atas persamaan antara kejahatan dan hukuman. Diantara hukuman qishash
ialah qishash pembunuh, qishash anggota badan, dan qishshah dari luka. Dalam
menetapkan hukum pidana, Al-Qur’an senantiasa memperhatikan empat hal, yaitu:
1. Melindungi jiwa, akal, harta benda, dan keturunan.
2. Meredam kemarahan orang yang terluka, lantaran ia dilukai.
3. Memberikan ganti rugi kepada orang yang terluka atau keluarganya.
4. Menyesuaiakan hukuman pelaku kejahatan, yakni bila pelaku kejahatan
tersebut orang terhormat, maka hukumannya menjadi berat dan jika pelaku
kejahatannya orang rendahan, maka hukumannya menjadi ringan.
B A B 2 S u m b e r H u k u m I s l a m | 47

Bahkan pengaturan dalam melakukan muamalah dengan non muslim juga diatur dalam
Al-Qur’an.Al-Qur’an membagi orang kafir menjadi 3 bagian yaitu:
1. Kafir dzimmy dan mu’ahad, yaitu kafir yang telah mengikat perjanjian,
sehingga Allah Subhanawataalla memerintahkan untuk bergaul dengan
mereka seperti sesama muslim.
2. Kafir musta’man, yaitu kafir yang dianggap aman atau tidak
membahayakan, sehingga darah dan harta benda mereka haram (tidak
boleh diganggu) sepanjang mereka masih tetap memegang teguh
perjanjian.
3. Kafir harby(musuh), dimana Allah Subhanawataalla tetap memberikan
hak-hak yang harus dihormati atas harkat dan martabat kemanusiaan. Hak
persaudaraan kemanusiaan (ukuwah insaniyah), hak keadilan, hak
perlakuan sepadan dengan memperhatikan keutamaan/kemaslahatan.
Dari tuntunan terebut diketahui bahwa Islam memperlakukan non muslim
sangatlah adil. Sekaligus juga membuktikan bahwa Al-Qur’an memang suatu bentuk
pedoman yang sangat lengkap dan bersifat universal.

As-Sunah
As-Sunnah menurut istilah syari’at ialah segala sesuatu yang bersumber dari
Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dalam bentuk qaul (ucapan), fi’il (perbuatan), taqrir
(penetapan), sifat tubuh serta akhlak yang dimaksudkan dengannya sebagai tasyri’
(pensyari’atan) bagi ummat Islam. Adapun hadits menurut bahasa ialah sesuatu yang
baru. Secara istilah sama dengan As-Sunnah menurut Jumhur Ulama. Ada ulama yang
menerangkan makna asal secara bahasa bahwa: Sunnah itu untuk perbuatan dan taqrir,
adapun hadits untuk ucapan. Akan tetapi ulama sudah banyak melupakan makna asal
bahasa dan memakai istilah yang sudah lazim digunakan, yaitu bahwa As-Sunnah
muradif (sinonim) dengan hadits.
As-Sunnah menurut istilah ulama ushul fiqih ialah segala sesuatu yang
bersumber dari Nabi selain dari Al-Qur’an, baik perbuatan, perkataan, taqrir
(penetapan) yang baik untuk menjadi dalil bagi hukum syar’i. Ulama ushul fiqih
membahas dari segala yang disyari’atkan kepada manusia sebagai undang-undang
kehidupan dan meletakkan kaidah-kaidah bagi perundang-undangan tersebut. As-
Sunnah menurut istilah ahli fiqih (fuqaha’) ialah segala sesuatu yang sudah tetap dari
Nabi ShallAllahu ‘alaihi wa sallam dan hukumnya tidak fardhu dan tidak wajib, yakni
hukumnya sunnah.
B A B 2 S u m b e r H u k u m I s l a m | 48

As-Sunnah menurut ulama Salaf adalah petunjuk yang dilaksanakan oleh


Rasulullah ShallAllahu ‘alaihi wa sallam dan para Shahabatnya, baik tentang ilmu,
i’tiqaad (keyakinan), perkataan maupun perbuatannya. Contoh-contoh dari definisi
Sunnah yang dibawakan oleh ahli hadits antara lain:
Hadits Qauli (Sunnah dalam bentuk ucapan) ialah segala ucapan Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa Sallam yang ada hubungannya dengan tasyri’, sebagaimana sabda
Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam:

“Di antara kebaikan Islam seseorang ialah meninggalkan apa-apa yang tidak
bermanfaat baginya.”
(HR. At-Tirmidzi)
Hadits Fi’li (Sunnah yang berupa perbuatan) ialah segala perbuatan Nabi
ShallAllahu ‘alaihi wa sallam yang diberitakan oleh para Shahabatnya tentang wudhu’,
shalat, haji, dan selainnya. Contoh:

“Dari ‘Utsman bin ‘Affan bahwasanya Nabi ShallAllahu ‘alaihi wa sallam (apabila
berwudhu’), beliau menyela-nyela jenggotnya.”
(HR. At-Tirmidzi)

Hadits Taqriri, ialah segala perbuatan Shahabat yang diketahui oleh Nabi
Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan beliau membiarkannya (sebagai tanda setuju) dan
tidak mengingkarinya. Contoh:
“Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda kepada Bilal setelah selesai shalat
Shubuh, ‘Wahai Bilal, kabarkanlah kepadaku sebaik-baik amalan yang telah engkau
kerjakan dalam Islam, karena aku telah mendengar suara terompahmu di dekatku di
Surga?’ Ia menjawab, ‘Sebaik-baik amal yang aku kerjakan ialah, bahwa setiap kali
aku berwudhu’ siang atau malam mesti dengan wudhu’ itu aku shalat (sunnah)
beberapa raka’at yang dapat aku laksanakan.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Contoh lainnya ialah kisah dua Sahabat yang melakukan safar, keduanya tidak
menemukan air (untuk wudhu’) sedangkan waktu shalat sudah tiba, lalu keduanya
bertayammum dan mengerjakan shalat, kemudian setelah selesai shalat mereka
menemukan air sedang waktu shalat masih ada, maka salah seorang dari keduanya
mengulangi wudhu’ dan shalatnya, kemudian keduanya mendatangi Shallallahu ‘alaihi
B A B 2 S u m b e r H u k u m I s l a m | 49

wa Sallam dan menceritakan kejadian itu. Lalu beliau bersabda kepada Shahabat yang
tidak mengulangi shalatnya,

“Engkau telah berbuat sesuai dengan Sunnah.” Dan kepada yang lain (Shahabat yang
mengulangi shalatnya), beliau bersabda, “Engkau mendapatkan dua ganjaran.”
(HR. Abu Dawud)

Di antara makna Sunnah Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam adalah


sebagaimana yang difahami oleh para Sahabat dan Salafush Shalih Ridhwanullaah
‘alaihim ajma’iin adalah sebagai sumber kedua setelah Al-Qur-anul Karim Sering kita
menyebut Kitabullaah dan Sunnah Rasulullah ShallAllahu ‘alaihi wa sallam, maksudnya
adalah Sunnah sebagai sumber nilai tasyri’. Al-Qur’an menyifatkan As-Sunnah dengan
makna hikmah. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Ya Rabb kami, utuslah kepada mereka seorang Rasul di antara mereka yang akan
membacakan ayat-ayat-Mu kepada mereka dan mengajarkan Al-Kitab dan Al-Hikmah
kepada mereka dan mensucikan mereka (dari kelakuan-kelakuan yang keji),
sesungguhnya Engkau Mahamulia lagi Mahabijaksana.”
(QS : Al-Baqarah [ 2 ]: 129)

“Sesungguhnya Allah telah memberi karunia bagi orang-orang yang beriman, ketika
Dia mengutus di antara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri, yang
membacakan ayat-ayat-Nya dan membersihkan mereka (dari sifat-sifat jahat), dan
mengajarkan Al-Kitab (Al-Qur-an) dan Al-Hikmah (As-Sunnah). Sesungguhnya mereka
sebelum itu dalam kesesatan yang nyata.”
(QS : Ali ‘Imran [ 3 ] : 164)

“Sekiranya bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu, tentulah


segolongan dari mereka berkeinginan keras untuk menyesatkanmu. Tetapi mereka
tidak menyesatkan melainkan dirinya sendiri, dan mereka tidak dapat
membahayakanmu sedikitpun kepadamu. Dan (juga karena) Allah telah menurunkan
Kitab dan hikmah kepadamu, dan telah mengajarkan kepadamu apa yang belum
kamu ketahui. Dan adalah karunia Allah sangat besar atasmu..”
(QS : An-Nisa [ 3 ]: 113)
B A B 2 S u m b e r H u k u m I s l a m | 50

“Sebutlah apa-apa yang dibacakan dalam rumahmu dari ayat-ayat Allah dan hikmah,
sesungguhnya Allah Maha lembut lagi Maha Mengetahui.”
(QS : Al-Ahzaab [ 33 ]: 34)

“Dialah yang mengutus kepada ummat yang ummi seorang Rasul dari antara mereka
yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya. Yang membersihkan mereka dan
mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan Al-Hikmah. Sesungguhnya mereka sebelum
itu dalam kesesatan yang nyata.”
(QS : Al-Jumu’ah [ 62 ]: 2)

Maksud penyebutan Al-Kitab pada ayat-ayat di atas adalah Al-Qur’an. Dan


yang dimaksud dengan Al-Hikmah adalah As-Sunnah. Imam asy-Syafi’i rahimahullah
berkata, “Allah menyebut Al-Kitab, yang dimaksud adalah Al-Qur’an dan menyebut
Al-Hikmah. Aku mendengar di negeriku dari para ahli ilmu yang mengerti Al-Qur’an
berkata bahwa Al-Hikmah adalah As-Sunnah.”
Qatadah rahimahullah berkata, “Yang dimaksud Al-Hikmah adalah As-
Sunnah.” Begitu pula penjelasan dari al-Hasan al-Bashri. Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri
di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-
benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama
(bagimu) dan lebih baik akibatnya.”
[QS : An-Nisa [4]: 59]

Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Taat kepada Allah dengan


mengikuti Kitab-Nya dan taat kepada Rasul adalah mengikuti dan As-Sunnah.” Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata, “Banyak dari Salafush Shalih berkata bahwa
Al-Hikmah adalah As-Sunnah.” Karena sesungguhnya yang dibaca di rumah-rumah isteri
Nabi ShallAllahu Alaihi Wasallam selain Al-Qur-an adalah Sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa Sallam, beliau bersabda:
“Ketahuilah, sesungguhnya aku diberikan Al-Kitab dan yang sepertinya bersamanya.”
(HR. Abu Dawud dan Ahmad)
B A B 2 S u m b e r H u k u m I s l a m | 51

Hasan bin Athiyyah rahimahullah berkata, “Jibril turun kepada Nabi


Shallallahu ‘alaihi wa Sallam membawa As-Sunnah sebagaimana Al-Qur-an.
Mengajarkan As-Sunnah itu sebagaimana ia mengajarkan Al-Qur-an.” Dan lihat pula
kitab-kitab tafsir yang menafsirkan ayat ini :
Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumahmu dari ayat-ayat Allah dan hikmah
(sunnah nabimu). Sesungguhnya Allah adalah Maha Lembut lagi Maha Mengetahui.
(QS : Al-Ahzab [ 33 ]: 34)

Para Salafush Shalih memberi makna As-Sunnah dengan agama dan syari’at
yang dibawa oleh Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam secara mutlak dalam masalah ilmu
dan amal, dan apa-apa yang diterima oleh para Shahabat, Tabi’in dan Salafush Shalih
dalam bidang ‘aqidah maupun furu’. Abu Bakar Radhiyallahu anhu berkata,
“Sunnah itu adalah tali Allah yang kuat.” ‘Abdullah bin ad-Dailamy
rahimahullah (dari pembesar Tabi’in) berkata, “Telah sampai kepadaku bahwa awal
hilangnya agama ini adalah karena manusia meninggalkan As-Sunnah.”
Imam al-Lalika-i membawakan penafsiran ayat :
“Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan
(agama itu), maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-
orang yang tidak mengetahui.
[QS : Al-Jasiyah [ 45 ]: 18]

“Yakni engkau berada di atas Sunnah.” Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata:
“Sesungguhnya As-Sunnah itu adalah syari’at, yakni apa-apa yang disyari’atkan Allah
Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dari agama (ini).” [As-
Sunnah adalah yang dimaksud dengan hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam
yang shahih.
B A B 2 S u m b e r H u k u m I s l a m | 52

Periwayatan Hadits
A. Pembagian Hadits Berdasarkan Jumlah Periwayat
Ulama Hadits berbeda pendapat tentang pembagian Hadits berdasarkan
jumlah periwayatnya. Ada yang membagi menjadi dua, yaitu Hadits Mutawatir dan
Hadits Ahad. Ada juga yang membaginya menjadi tiga dengan menambah satu jenis
yang disebut Hadits terkenal. Bagi ulama yang membagi pada dua jenis, Hadits Masyhur
dikategorikan sebagai bagian dari Hadits Ahad. Pada uraian makalah ini, Hadits terkenal
dikelompokkan pada pembahasan tentang Hadits Ahad.

Hadits Mutawatir
Menurut bahasa, kata Mutawatir, berarti mutatabi' yaitu yang (datang)
berturut-turut, dengan tidak ada jaraknya. Sedangkan Hadits mutawatir menurut istilah
ialah Hadits yang diriwayatkan oleh orang banyak dalam setiap generasinya, yang
menurut adat tidak mungkin mereka berbuat dusta, dan mereka meriwayatkannya
secara indrawi dan memberikan ilmu yakin. Selain itu, ada juga yang mendefinisikan
Hadits Mutawatir ialah Hadits yang diriwayatkan oleh banyak orang yang menurut adat
mustahil mereka bersepakat untuk berdusta (jumlah banyak itu) sejak awal sanad
sampai akhirnya. Ada lagi yang mendefenisikan Hadits Mutawatir ialah Hadits yang
diriwayatkan banyak orang, dan diterima dari banyak orang pula, yang menurut adat
mustahil mereka bersepakat untuk berdusta.
Dari definisi tersebut maka terdapat beberapa ciri atau syarat yang bisa
disematkan pada Hadits Mutawatir, yaitu: diriwayatkan banyak orang, diterima banyak
orang, tidak mungkin perawi yang banyak itu bersepakat untuk berdusta, dan Hadits itu
didapat melalui panca indra. Jika dilihat berdasarkan fungsi dari ilmu Hadits yaitu untuk
memberikan keyakinan atas berita atau Hadits yang disampaikan periwayat, maka
kedudukan Hadits mutawatir telah tercapai dengan baik bahwa yang tergandung di
dalamnya adalah benar-benar dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.
Adapun Hadits mutawatir ini umumnya dibagi kedalam dua kategori yaitu,
mutawatir lafzi dan mutawatir maknawi. Sedangkan M. Syuhudi Ismail menambahkan
satu lagi yaitu mutawatir 'amali, yaitu amalan agama yang dikerjakan Nabi Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wa Sallam lalu diikuti oleh sahabat dan seterusnya hingga sekarang,
seperti waktu shalat, jumlah rakaat shalat, adanya shalat ied, adanya shalat janazah dan
seterusnya.
Mutawatir lafzhi menurut para ulama, jumlahnya sangat sedikit, bahkan
menurut Ibn Hibban dan Al-Hazimi Hadits tidak ada. Al-Asqolani menolak pendapat Ibn
Hibban dan Al-Hazimi, menurutnya pandangan yang demikian itu terjadi karena kurang
B A B 2 S u m b e r H u k u m I s l a m | 53

mengetahui jalan-jalan atau keadaan-keadaan para rawi serta sifat-sifatnya yang


menghendaki bahwa mereka itu tidak mufakat untuk berdusta. Salah satu contoh
Hadits mutawatir lafzhi yang sering dikutip yaitu "barang siapa yang dengan sengaja
berbuat dusta atas namaku, niscaya ia menempati tempat duduknya dari api neraka".
Berbeda dengan Mutawatir lafzhi, Mutawatir maknawi tidak banyak diperdebatkan
oleh ahli Hadits, karena Hadits ini relatif jauh lebih banyak dan lebih mudah dijumpai
karena biasanya menyangkut aktifitas ibadah ritual.
Hadits-Hadits Mutawatir ini ini dapat diperoleh pada kitab-kitab Hadits para
ulama, tetapi untuk memudahkan memperoleh dan mengetahuinya terdapat ulama
yang secara khusus menulis kitab Hadits yang berisi Hadits-Hadits mutawatir, salah satu
diantaranya ialah: Al-Azhar Al-Mutanatsirah fi Al-Akhbar Al-Mutanawatirah karya As-
Suyuti yang di dalamnya memuat 112 buah Hadits.

Hadits Ahad
Secara sederhana, yang disebut Hadits ahad adalah Hadits yang tidak
mutawatir. Kata ahad adalah bahasa Arab yang berarti satu, maka pengertian Hadits
ahad adalah Hadits yang disampaikan oleh satu periwayat. Dalam beberapa literatur
yang didapat pengertian Hadits ahad adalah Hadits yang tidak memenuhi syarat-syarat
Hadits Mutawatir, atau yang jumlah periwayatnya terbatas dan tidak banyak
sebagaimana yang terjadi pada Hadits Mutawatir.
Hadits ahad dibagi menjadi tiga jenis yaitu, Hadits masyhur, Hadits aziz, dan
Hadits gharib. Hadits masyhur adalah Hadits yang diriwayatkan lebih dari dua orang
tetapi belum mencapai derajat mutawatir. Hadits aziz adalah Hadits yang jumlah
periwayatnya tidak kurang dari dua orang dalam seluruh tingkatannya. Sedangkan
Hadits gharib adalah Hadits yang periwayatnya diriwayatkan satu orang saja dengan
tanpa mempersoalkan dalam berbagai tingkatannya.
Terkait dengan kedudukannya ulama Hadits sependapat bahwa hadits ahad
yang maqbul (bisa diterima) dalam arti shahih, bisa digunakan sebagai dasar hukum
Islam, dan wajib diamalkan. Adapun yang berkaitan dengan akidah ada beberapa
pendapat yang netral, hadits ahad yang telah memenuhi syarat (shahih) dapat dijadikan
hujjah / dalil untuk masalah akidah asal hadits tersebut tidak bertentangan dengan Al-
Qur’an, dan hadits-hadits lain yang lebih kuat, dan tidak bertentangan dengan akal
sehat.
B A B 2 S u m b e r H u k u m I s l a m | 54

B. Pembagian Hadits Berdasarkan Kualitas


Berdasarkan kualitasnya, ulama kontemporer membagi Hadits dalam tiga
kategori yaitu: Hadits shahih, Hadits hasan, dan Hadits dla'if. Hadits shahih ialah Hadits
yang bersambung sanad-nya, adil dan dhabit (kuat hafalannya )periwayatnya, tidak
syadz (ganjil, menyimpang) dan tidak cacat. Hadits hasan ialah Hadits yang bersambung
sanad-nya dengan periwayat Hadits yang 'adil, rendah tingkat ke-dlabith-annya, mulai
dari awal sanad sampai akhir tidak syadz dan tidak cacat. Sedangkan Hadits da'if ialah
Hadits yang tidak memenuhi sifat-sifat Hadits shahih dan Hadits hasan.
Baik Hadits shahih, hasan maupun dla'if juga masih dibagi kedalam beberapa
jenis. Hadits shahih dan Hadits hasan masing-masing dibagi menjadi dua, yaitu lidzatih
dan li ghayrih. Sedangkan Hadits dha'if banyak macamnya, diantaraya Hadits dla'if
mu'allaq, mu'dhal, munqathi' mursal, mudallas, maudlu' matruk, munkar, mu'alli,
mudraj, maqlub, mudltharib, mushahhaf, majhul, syadz, mukhtalith, dan lain-lain.
Banyaknya Hadits dla'if ini berkaiatan dengan tidak terpenuhinya salah satu atau lima
syarat Hadits shahih.
Pembagian hadits dari segi kuantitas ini diperlukan untuk mengetahui sedikit
atau banyaknya sanad, bukan untuk menentukan diterima atau tidaknya hadits.
Sedangkan yang menentukan diterima atau tidaknya adalah berdasarkan kualitasnya.
Sekalipun demikian keduanya tidak bisa dipisahkan.

Fungsi As-Sunnah dan Keterkaitannya Dengan Al-Qur’an


“Dan Kami turunkan kepadamu Al-Qur’an, agar kamu menerangkan pada umat
manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan.
(QS : Al-Nahl [16] : 44)

Dari ayat diatas, terdapat makna tersirat yang menunjukkan bahwa Nabi
Muhammad Subhanahu wata'ala telah diberikan tugas oleh Allah Subhanawataalla
untuk menerangkan ayat-ayat Al-Qur’an lebih terperinci kepada umat manusia.
Nah, cara rasul memberikan penjelasan-penjelasan tersebut yaitu lewat
sunnahnya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa as sunnah merupakan penjelas
dari Al-Qur’an. Lebih lengkapnya, berikut beberapa fungsi As-sunnah terhadap Al-
Qur’an:
Memperkuat hukum dalam Al-Qur’an, Segala jenis hukum, syariat, dan hal-
hal yang menyangkut muamalah kehidupan, semuanya telah ditulis dalam Al-Qur’an
secara sempurna. Seperti halnya hukum shalat, puasa, zakat, larangan melakukan riba’,
mencuri, membunuh, dan sebagainya. Nah, keberadaan As-sunnah disini memperkuat
B A B 2 S u m b e r H u k u m I s l a m | 55

hukum-hukum yang telah disebuatkan di Al-Qur’an. Misalnya saja untuk melakukan


shalat, seseorang harus berwudhu terlebih dahulu.

”Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: tidak di terima salat seorang yang
berhadats sebelum ia berwudhu”
(HR. Bukhari )

Menjelaskan atau merinci isi Al-Qur’an, As-sunnah juga berperan untuk


menjelaskan atau merinci (menspesifikan) ayat-ayat Al-Qur’an yang masih bersifat
umum. Misalnya saja, Al-Qur’an menuliskan kewajiban untuk berhaji bagi umat yang
mampu. Maka As-sunnah memperjelas tata cara manasik haji yang benar sesuai ajaran
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam

Menetapkan hukum baru yang tidak dimuat dalam Al-Qur’an, Adakalanya As-
Sunnah menetapkan hukum baru, dimana hukum tersebut tidak terdapat dalam Al-
Qur’an. Contohnya perihal larangan mengenakan kain sutera dan cincin emas bagi laki-
laki. Penetapan hukum baru di as-Sunnah tentunya tidak boleh asal-asalan. Hukum itu
harus benar-benar berdasarkan tuntunan Nabi Muhammad Subhanahu wata'ala dan
sesuai syariat Islam. Imam asy-Syafi’i rahimahullah berkata, “Apa-apa yang telah
disunnahkan Rasulullah ShallAllahu ‘alaihi wa sallam yang tidak terdapat pada
Kitabullah, maka hal itu merupakan hukum Allah juga.

Kedudukan As-Sunnah dalam Syariat Islam


Seluruh ulama dan umat muslim telah menyepakati bahwa kedudukan As-
sunnah dalam Islam adalah sebagai hukum kedua setelah Al-Qur’an. Keputusan ini juga
didasarkan atas firman Allah Subhanahu wata'ala dalam surat Al-Hasyr ayat 7:

“Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya (dari harta
benda) yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk Rasul,
kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam
perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara
kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang
dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.”
(QS : Al-Hasyr [ 59 ] :7)
B A B 2 S u m b e r H u k u m I s l a m | 56

As sunnah adalah tuntunan yang berasal dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa


Sallam Dan Allah Subhanahu wata'ala memerintahkan kita untuk menerima apa-apa
yang diberikan Rasul serta meninggalkan yang dilarangnya. Sebab Nabi sendiri adalah
utusan Allah Subhanawataalla yang memiliki kepribadian mengagumkan. Maka dari itu,
Allah menjadikan Rasulullah sebagai suri tauladan bagi seluruh umat.
“Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, itu suri
teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”
(QS : AL-Ahzab [ 33 ] : 21)

Kesimpulannya, Al-Qur’an dan As-sunnah merupakan sumber hukum Islam


yang harus diikuti oleh umat manusia agar memperoleh petunjuk di dunia dan
kebahagiaan di akhirat.

As-Sunah Sebagai Sumber Hukum Kedua Setelah Al-Qur’an


Ketaatan kepada Allah Subhanawatalla harus di ikuti ketaatan kepada
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, sebaliknya ketaatan kepada Rasul harus di ikuti
ketaatan kepada Allah Subhanawatalla, sehingga keduanya merupakan keduanya
merupakan 2 hal yang tidak bisa terpisahkan.

Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan
barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk
menjadi pemelihara bagi mereka.
(QS: An-Nisa [ 4 ] : 80)

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam telah memberikan contoh dan teladan,


bagaimana cara shalat yang benar, bagaimana masuk kamar mandi, bagaimana keluar
dari kamar mandi, bagaimana berdagang, bagaimana makan, bagaimana memimpin
perang, bagaimana menjadi kepala negara yang baik, bahkan bagaimana menjadi suami
dan kepala kerluarga yang baik.
B A B 2 S u m b e r H u k u m I s l a m | 57

Konsekuensi ketaatan kepada Rasul adalah dengan mengimani dan


membenarkan apa yang dikabarkannya, mengagungkan dan membelanya,
memperbanyak shalawat, serta menghidupkan sunahnya. Oleh karena itu seorang
muslim perlu melengkapi rujukan sumber hukum Al-Qur’an sebagai rujukan utama
dengan As-Sunah.

Ijma’
Islam adalah agama yang terbangun di atas dasar ilmu. Ia mendidik
pemeluknya untuk tidak berkeyakinan maupun beramal dalam urusan agama,
melainkan dengan ilmu yang dapat dipertanggung jawabkan, memiliki pondasi dan
dasar yang sah, dan dapat dipastikan melalui jalur wahyu. Argumen dan alasan
beragama tersebut dikenal sebagai dalil.
Dalil dalam Islam dasarnya adalah wahyu Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah
(sabda, perbuatan, dan pengakuannya) yang telah dikukuhkan oleh Al-Qur’an sebagai
dasar agama yang sepadan dan seiring dengannya, dan sama sekali tak bertentangan.
Di bawah itu terdapat dalil-dalil lain yang diakui oleh Al-Qur’an dan Sunnah. Sebagian
besarnya diperselisihkan keabsahannya oleh para ulama, namun ada yang disepakati,
yaitu ijma’.

Apa Itu Ijma’?


Ijma’ didefinisikan oleh para ulama dengan beragam ibarat. Namun, secara
ringkasnya dapatlah dikatakan sebagai berikut: ”Kesepakatan seluruh ulama mujtahid
pada satu masalah setelah zaman Rasulullah atas sebuah perkara dalam agama.” Dan
ijma’ yang dapat dipertanggung jawabkan adalah yang terjadi di zaman sahabat, tabiin
(setelah sahabat), dan tabi’ut tabiin (setelah tabiin). Karena setelah zaman mereka para
ulama telah berpencar dan jumlahnya banyak, dan perselisihan semakin banyak,
sehingga tak dapat dipastikan bahwa semua ulama telah bersepakat.

Syarat Ijma’ Agar Bisa Menjadi Sumber Hukum Islam


Berdasarkan definisi di atas dapatlah disebutkan syarat-syarat sebuah ijma’ itu
bisa disahkan dan berlaku:
1. Terjadinya kesepakatan.
2. Kesepakatan seluruh ulama Islam.
3. Waktu kesepakatan setelah zaman Rasulullah, meskipun hanya sebentar
saja kesepakatan terjadi.
4. Yang disepakati adalah perkara agama.
B A B 2 S u m b e r H u k u m I s l a m | 58

Bila seluruh perkara di atas terpenuhi maka ia menjadi ijma’ yang tak boleh
diselisihi setelahnya, dan menjadi landasan hukum dalam Islam. Siapa yang
menyelisihinya maka ia menyimpang, meskipun berasal dari mereka yang dulunya ikut
bersepakat di dalamnya.

Keabsahan Ijma’
Dalil Al-Qur’an

1.Allah Ta’ala berfirman:


“Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan
pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul
(Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menetapkan
kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya
nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh
(pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi
petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya
Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.”
(QS : Al-Baqarah [ 2 ]: 143)

Saksi di atas bersifat umum mencakup kesaksian akan apa yang diperbuat
manusia, dan kesaksian akan hukum perbuatan mereka. Di akhirat kelak umat Islam
bersaksi bahwa manusia telah melakukan perbuatan begini dan begitu, dan juga
bersaksi bahwa perbuatan tersebut salah ataupun benar. Sedangkan saksi ucapannya
mesti diterima.

2.Allah Subhanahu wa ta'ala juga berfirman:


“Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan
mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa pada
kesesatan yang telah dikuasainya itu, dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan
Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.”
(QS : An-Nisa [ 4 ] : 115)
B A B 2 S u m b e r H u k u m I s l a m | 59

Ayat di atas menjelaskan bahwa kesesatan ada di luar ajaran Rasul dan jalan
orang-orang beriman. Maka jika ajaran Rasul (wahyu) atau kesepakatan kaum mukmin
diikuti mestilah akan terhindar dari kesesatan.

3.Allah Ta’ala juga berfirman:


“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri
di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-
benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama
(bagimu) dan lebih baik akibatnya.”
(QS : An-Nisa [ 4 ] : 59)

Ayat di atas memerintahkan agar mengembalikan segala yang diperselisihkan


kepada Al-Qur’an dan As-sunnah. Jika tidak ada perselisihan maka tentu tak ada
kelaziman untuk harus mencari-cari dalil teksnya.

Dalil As-Sunnah
1. Sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam:
“Umatku tidak akan bersepakat di atas kesesatan.”
(HR. Tirmidzi dan Abu Dawud)

2. Dan juga sabdanya:


“Siapa saja yang kalian pandang meninggalkan jama’ah atau ingin memecah belah
umat Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, sedangkan dalam perkara tersebut
mereka sepakat, maka bunuhlah ia siapapun gerangannya, karena sesungguhnya
tangan Allah bersama jama’ah”
(HR. Ibnu Hibban dan lainnya)

Dalil di atas meskipun berbicara mengenai pemberontak pemerintahan yang


sah, namun ia menjadi bukti betapa kuatnya pengaruh ijma’ dalam Islam.
B A B 2 S u m b e r H u k u m I s l a m | 60

Dalil Logika
Secara logika dapatlah dikatakan bahwa ijma’ umat Islam bisa saja salah dan
bisa saja benar. Jika benar maka tak pelak ia merupakan dalil. Namun jika salah, maka
bagaimana mungkin mereka semua salah sedang mereka adalah sebaik-baik umat
manusia? Artinya jika umat Islam telah sepakat, maka kebenaran pasti terdapat
padanya.

Haruskan Ijma’ Beriringan Dengan Dalil Lain?


Tidak ada perkara yang disepakati hukumnya dalam Islam melainkan perkara
tersebut mesti terdapat dalil wahyu yang menyebutkannya secara tersirat maupun
tersurat. Ini adalah pendapat jumhur ulama dan kuat dari segi argumen. Sebab, hak
menentukan hukum adalah hak prerogatif (khusus) bagi Allah dan rasul-Nya. Hanya
saja, Allah memberi sebuah jaminan bahwa apa yang disepakati oleh umat Rasulullah
tidak akan melenceng dari jalur wahyu-Nya. Itulah mengapa terkadang ketika seorang
ulama sedang berijtihad, ia mempertanyakan keabsahan sebuah ijma’ yang dikutip
kepadanya dengan dalih bahwa ini berbenturan dengan Al-Qur’an ataupun Sunnah.
Oleh karena itu perlu untuk dimaklumi bahwa tidak ada ijma’ yang bertentangan
dengan dalil Al-Qur’an ataupun Sunnah. Jika sekiranya didapatkan, maka
kemungkinannya adalah dalil tersebut tidak sahih, atau dalil tersebut salah difahami,
atau dalil tersebut telah dihapus hukumnya, atau justru ijma’ tersebut sebenarnya cacat
karena ada perselisihan yang tak kita ketahui atau nukilannya tidak sahih.

Mengapa Mesti memakai Ijma’?


Jika ijma’ mesti berbarengan dengan dalil lantas mengapa harus ada ijma’?
Jawabannya adalah, Karena terkadang ada permasalahan yang dalilnya tersembunyi
atau tak dinukilkan kepada kita karena sebab tertentu, maka sebagai bentuk penjagaan
Allah Subhanahu wata'ala terhadap syariatnya , mencukupkan bagi hamba-Nya untuk
berbuat hanya dengan berasaskan ijma’.
Terkadang dalam sebuah permasalahan yang sudah terdapat dalil padanya
masih terdapat perselisihan, bisa karena perbedaan pemahaman terhadap dalil
tersebut atau karena faktor lainnya, maka ijma’ berfungsi untuk menutup perselisihan
tersebut dan memastikan satunya pemahaman.
B A B 2 S u m b e r H u k u m I s l a m | 61

Macam-macam Ijma’
Berdasarkan kejelasan perkara yang disepakati, ijma’ terbagi dua:
Ijma’ qath’i, yaitu yang berupa perkara maklum dan jamak diketahui oleh
seluruh kalangan dari umat Islam, tidak ada yang tak mengetahuinya dalam kondisi
wajar, dan tidak ada uzur untuk tidak mengetahuinya. Seperti ijma’ tentang wajibnya
salat lima waktu dan haramnya minuman keras.
Ijma’ dzanni, yaitu ijma’ yang tidaklah diketahui kecuali oleh para ulama.
Karena diperlukan pencarian dan pembedahan terhadap teks-teks kitab klasik dan
ucapan-ucapan ulama terdahulu.
Berdasarkan metode terjadinya, ijma’ terbagi dua:

1.Ijma’ Bayani / Sharih,


yaitu ijma’ yang terjadi baik dengan perkataan maupun perbuatan. Semisal
dengan perbuatan para salaf dalam berbisnis model mudharabah, sehingga dapatlah
dikatakan bahwa mudharabah tersebut boleh menurut ijma’, begitu juga jika ada
seorang ulama yang berbicara suatu hukum lalu para ulama lainnya berpendapat sama.
Inilah dia asalnya ijma’, dan ketika disebut kata ijma’ secara mutlak maka yang terbetik
dalam benak adalah ijma’ sharih.

2.Ijma’ Sukuti,
Berlawanan dengan yang pertama, bilamana terdapat perkataan ataupun
perbuatan ulama, sedang ulama lainnya diam tanpa mengomentari, maka apakah itu
ijma’? Berdasarkan cara pandang bahwa ulama lainnya tidak mengingkari, maka bisa
dikatakan ijma’. Namun, berdasarkan pandangan bahwa diam bukan berarti setuju, bisa
jadi karena faktor-faktor tertentu seperti segan atau memaklumi ijtihad orang lain
misalnya, maka tak dapat disebut ijma’.
Dalam masalah ini bisa kita golongkan sebagai ijma’, berdasarkan pendapat
yang kita pilih, dengan syarat perkara tersebut masyhur dan diketahui oleh seluruh
ulama mujtahid pada zaman itu. Namun, ijma’ ini lemah derajatnya, terlebih bilamana
terdapat indikasi yang menunjukkan sebaliknya, maka saat itu tidak dapat dianggap.
Selain itu sangatlah sulit mengklaim ijma’ macam ini karena syarat masyhur tersebut.
B A B 2 S u m b e r H u k u m I s l a m | 62

Berdasarkan jumlah pendapat yang ada, ijma’ terbagi dua :


1.Ijma’ Basith,
Jika ijma’ tersebut merupakan kesepakatan terhadap sebuah pendapat maka
inilah yang disebut dengan basith ataupun sederhana. Dan inilah yang dimaksud
dengan ijma’ bila disebut secara mutlak.

2.Ijma’ Murakkab,
Adapun jika ijma’ para ulama berselisih pendapat berlawanan dengan jenis
yang pertama, maka di sana terdapat ijma’ yang murakkab alias tersusun dari beberapa
pendapat tersebut. Sisi kesepakatannya adalah mereka telah mufakat untuk tidak
berselisih kecuali menjadi dua atau tiga pendapat tersebut, maka tidak boleh untuk
membuat pendapat berikutnya yang bertentangan atau menafikan pendapat yang
telah ada.
Sebagai contoh, para ulama berselisih mengenai niat dalam bersuci, sebagian
berpendapat harus berniat ibadah dalam setiap bersuci; wudu, tayamum, dan mandi
junub, sebagian lagi berpendapat hanya dalam tayamum saja, maka jika dikatakan tidak
harus maka inilah yang disebut membuat pendapat baru bertentangan yang sudah ada,
yaitu yang mengharuskan niat tersebut pada ketiganya sekaligus.
Adapun yang diperbolehkan seperti misalnya membuat pendapat jalan tengah
di antara pendapat-pendapat yang berselisih, atau membuat pendapat yang merinci,
bila kondisi begini maka pendapat ini berlaku, bila kondisi begitu maka pendapat itu
berlaku.

Berdasarkan Metode untuk Mengetahuinya, Ijma’ terbagi dua :


1.Ijma’ Mahshul,
Yaitu ijma’ yang didapat dengan usaha seorang mujtahid mengeluarkan
kesimpulan ijma’ dari kitab-kitab para ulama terdahulu, dimulai dari mendata ucapan-
ucapan mereka, pendapat-pendapat mazhab, dan seterusnya hingga sampai pada
kesimpulan bahwa dalam masalah ini tidak terdapat perselisihan.
B A B 2 S u m b e r H u k u m I s l a m | 63

2.Ijma’ Manqul,
Yaitu ijma’ yang diketahui dengan nukilan dari ulama terdahulu yang
mengatakan bahwa dalam perkara ini terdapat ijma’. Selama dikutip itu sahih dan dapat
dipertanggung jawabkan maka ijma’ dengan cara ini pun dapat dianggap, dan tak perlu
untuk meneliti apakah banyak yang meriwayatkannya atau hanya satu orang.

Bagaimana Mengetahui Ijma’ pada suatu permasalahan?


Ijma’ dapat diketahui dengan menyaksikan sendiri terjadinya ijma’ bilamana
ijma’ tersebut terjadi pada zamannya. Adapun bila ijma’ tersebut telah berlalu
masanya, maka dapat diketahui dengan dua cara:
Pertama mencari teks nukilan dari para ulama yang menyatakan bahwa ijma’
terdapat dalam masalah ini dan ini, atau yang semacam itu.Menelaah buku-buku yang
menghimpun masalah ijma’ ataupun masalah khilaf (perselisihan). Seperti Al-Ijma’
karya Imam Ibnul Mundzir, atau Marotibul Ijma’ karya Imam Ibnu Hazm,
Kedua, Menelaah buku-buku fiqh yang menghimpun pendapat-pendapat
lintas mazhab. Biasa akan disebutkan dalam permasalahan ini para ulama bersepakat
bahwa hukumnya begini, atau para ulama berselisih menjadi sekian pendapat.
Melakukan penelitian dan pencarian sendiri guna menyimpulkan bahwa suatu masalah
terdapat ijma’ ataukah perselisihan. Hal ini tentunya membutuhkan keahlian,
kelengkapan referensi, dan waktu yang tak sedikit. Dan tak bisa dilakukan segenap
orang.

Masalah Ijma’ Parsial


Yaitu ijma’ yang terjadi dalam lingkup sempit, tidak mencakup seluruh umat.
Apakah dapat disahkan dan dianggap sebagai dalil ijma’? Dalam masalah ini terdapat
empat macam:
1.Ijma’ Khulafaurrasyidin.
2.Ijma’ Abu Bakar dan Umar Bin Khattab.
3.Ijma’ Penduduk Madinah.
4.Ijma’ Ahlul Bait.
Ijma’-ijma’ di atas adalah yang kerap kali dipergunakan oleh mazhab-mazhab
tertentu dalam argumentasinya. Namun secara ringkas, kembali kepada apa yang telah
disebutkan, selama bukan merupakan kesepakatan seluruh mujtahid maka tak dapat
dianggap sebagai dalil ijma’. Kecuali Abu Bakar dan Umar, begitu juga khulafaurrasyidin.
B A B 2 S u m b e r H u k u m I s l a m | 64

Karena terdapat dalil lainnya yang cukup kuat berupa sabda-sabda Nabi yang
melegitimasi dan membenarkan berhukum dengan pendapat mereka, hanya saja ini
tidak masuk dalam bab ijma’ yang tak bisa diselisihi, namun merupakan bab
berargumen dengan pendapat sahabat, maka mereka dapat dijadikan dalil selama tak
berbenturan dengan dalil yang lebih kuat semacam Al-Qur’an ataupun Sunnah.

Qiyas
Islam memiliki beberapa sumber hukum yang dijadikan sebagai pedoman
dalam mengambil keputusan atas suatu perkara yang terjadi dalam kehidupan sehari-
hari. Mulai dari sumber hukum Islam yang tertinggi yaitu Al-Qur’an, As-Sunah atau
Hadits, ijmak dan yang terendah yaitu Qiyas.
Qiyas menurut bahasa adalah pengukuran sesuatu dengan yang lainnya atau
penyamaan sesuatu dengan sejenisnya. Sedangkan menurut terminologi, definisi qiyas
secara umum adalah suatu proses penyingkapan kesamaan hukum suatu kasus yang
tidak disebutkan dalam suatu dalil baik di Al-Qur’an maupun As-Sunah dengan suatu
hukum yang disebutkan dalam dalil tersebut karena ada alasan karena alasannya
(‘illat),(Syafi’ie, 2007) hal ini sesuai dengan firman Allah Subhanahu wata'ala berikut ini:

” Dialah yang mengeluarkan orang-orang kafir di antara ahli kitab dari kampung-
kampung mereka pada saat pengusiran yang pertama. Kamu tidak menyangka,
bahwa mereka akan keluar dan merekapun yakin, bahwa benteng-benteng mereka
dapat mempertahankan mereka dari (siksa) Allah; maka Allah mendatangkan kepada
mereka (hukuman) dari arah yang tidak mereka sangka-sangka. Dan Allah
melemparkan ketakutan dalam hati mereka; mereka memusnahkan rumah-rumah
mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang mukmin. Maka
ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai
wawasan.”
(QS : Al-Hasyr [ 59 ] : 2)

“Pelajaran” adalah qiyaslah keadaanmu dengan apa yang terjadi. Proses qiyas
untuk suatu kasus yang akan dicari hukumnya adalah dengan mencari dalil hukum yang
jelas untuk kasus tertentu, setelah itu para mujtahid akan mencari alasan yang sama
untuk kasus yang akan dicari hukumnya. Jika ditemukan adanya alasan yang sama maka
mujtahid dapat menggunakan ketentuan hukum yang sama untuk kedua kasus
tersebut, sedangkan jika tidak ditemukan alasan yang sama maka akan di cari ke hukum
pokok(ashl).
B A B 2 S u m b e r H u k u m I s l a m | 65

Mengenai qiyas ini, Imam Syafi’i (dalam Zahroh,1999) mengatakan: “Setiap


pristiwa pasti ada kepastian hukum dan umat Islam wajib melaksanakannya. Akan
tetapi, jika tidak ada ketentuan hukumnya yang pasti, maka harus dicari pendekatan
yang sah, yaitu dengan ijitihad, melalui
qiyas.”Diriwayatkan bahwa Umar Bin Khattab pernah
berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam: “Hai
Proses qiyas untuk
Rasulullah, aku melakukan sesuatu perbuatan yang
besar, mencium (istri) dan saya dalam keadaan suatu kasus yang
berpuasa.” Lantas Rasulullah berkata kepadanya: akan dicari
“Berikanlah jawaban kepadaku, bagaimana seandainya hukumnya adalah
kamu berkumur dengan air, sedang kamu dalam dengan mencari
keadaan berpuasa?” Umar menjawab “Tidak mengapa!”
dalil hukum yang
Kemudian Rasulullah Bersabda “Lanjutkan Puasamu”.
jelas untuk kasus
Dari Hadits tersebut, kita melihat bahwa
Rasulullah menggabungkan antara berkumur (dengan
tertentu,
air saat berpuasa) dengan mencium istri ketika puasa
juga dengan cara membandingkan diantara keduanya.
Dua hal tersebut mengandung dua kemungkinan; antara
membatalkan dan tidak membatalkan puasa. Memang berkumur dan mencium itu
sendiri tidaklah termasuk kategori berbuka, tetapi hal itu membatalkan puasa. Dengan
membandingkan dua hal itu tadi, akan melahirkan kesamaan hukum. Apabila berkumur
tidak membatalkan puasa (dan umar telah mengetahui hal itu), maka sama halnya
dengan mencium tidaklah membatalkan puasa.

Syarat agar Qiyas bisa menjadi Sumber Hukum Islam


Qiyas dapat dijadikan sumber hukum jika memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
1. Sepanjang mengacu dan tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan As-
Sunah, qiyas diperlukan karena dalil-dalil dalam Al-Qur’an dan As-Sunah
itu universal dan global. Sedangkan kejadian-kejadian pada manusia itu
berkembang terus. Oleh karena itu, tidak mungkin ayat Al-Qur’an yang
universal itu dijadikan sebagai satu-satunya sumber hukum terhadap
kejadian-kejadian yang berkembang mengikuti zaman.
2. Qiyas juga sesuai dengan logika yang sehat. Misalnya, orang Islam
meminum minuman yang memabukan. Sangatlah masuk akal bila setiap
minuman atau makanan yang memabukan di qiyaskan dengan minuman
tersebut, menjadi haram hukumnya.
B A B 2 S u m b e r H u k u m I s l a m | 66

Jika diharamkan menjalankan suatu transaksi harta benda disebabkan transaksi


tersebut mengandung penghianatan dan penganiayaan terhadap orang lain, maka
sangat masuk akal kalau setiap transaksi kebendaan yang mengandung unsur
penghianatan di qiyas-kan kepadanya, sehingga hukumnya adalah haram.

Argumentasi (Kehujjahan Qiyas)


Tidak perlu diragukan, bahwa argumentasi jumhur ulama didasarkan pada
prinsip berpikir logis, yaitu ayat Al-Qur’an dan As-Sunah.

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di
antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-
benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama
(bagimu) dan lebih baik akibatnya.
(QS.An-Nisa [ 4 ] : 59)

Ayat diatas menjadi dasar hukum qiyas, sebab maksud dari ungkapan “Kembali
kepada Allah Subhanahu wa ta'ala dan Rasul (dalam hal khilafiyah), tiada lain adalah
perintah supaya menyelidiki tanda-tanda kecenderungan; apa sesungguhnya yang di
khendaki Allah Subhanahu wata'ala dan Rasul-Nya. Hal ini dapat diperoleh dengan
mencari alasan adanya hukum. Yang dinamakan qiyas.
Ketetapan hukum berdasarkan alasannya tersebut merupakan isyarat Al-
Qur’an tentang keharusan menggunakan qiyas dalam kasus-kasus yang tidak ada
dalilnya. Apabila tidak dipahami demikian, maka perintah-perintah Allah Subhanahu wa
ta'ala tidak menghendaki akan hal ini. Oleh karena itu, kita wajib menganalogikan
sesuatu yang tidak ada dalil hukumnya dengan sesuatu yang ada dalil hukumnya. Dalil-
dalil hukum itu sendiri mengandung isyarat tentang tujuannya yang umum dan khusus
yang menjadi dasar qiyas.
Dari keempat sumber hukum diatas, Al-Qur’an merupakan sumber hukum
tertinggi dan pasti karena tidak perlu metode khusus untuk mengatakan ia adalah
sumber hukum yang harus diikuti seorang muslim, sedangkan untuk As-Sunah,
penetapan agar ia menjadi sumber hukum Islam juga tidak diperlukan metode khusus,
kecuali penggolongan Hadits berdasarkan perawinya seperti yang telah disebutkan
diatas.
Untuk ijmak dan qiyas telah dikembangkan metode baku untuk menetapkan
suatu hukum yang disebut sebagai Ilmu fiqh. Ilmu fiqh itu sendiri di definisikan sebagai
B A B 2 S u m b e r H u k u m I s l a m | 67

metode pengambilan/penetapan hukum tentang amal perbuatan manusia yang


dalilnya tidak ada didalam Al-Qur’an dan As-Sunah tetapi didasarkan atas kesepakatan
ulama.
Sedangkan Ushul fiqh ialah ilmu pengetahuan dari kaidah-kaidah dan
pembahasan-pembahasan yang dapat membawa kepada pengambilan hukum-hukum
tentang amal perbuatan manusia dan dalil-dalil (Al-Qur’an dan As-Sunah) untuk
menghasilkan hukum yang sesuai dengan syariat Islam, dan Insya Allah mengenai
kaidah dan prinsip-prinsip fiqh muamalah akan dibahas secara lengkap dan mendalam
di Bab berikutnya yaitu di Bab 4 tentang kaidah dan prinsip-prinsip dalam fiqh
muamalah.
B A B 3 S e j a r a h F i q h M u a m a l a h | 68

P ak Ilham sedang sangat tertarik mempelajari fiqh muamalah dikarenakan ingin


usaha menjemput rezekinya bisa benar-benar sesuai dengan syariat Islam
sehingga rezekinya yang dia konsumsinya halal,berkah dan bisa dipertanggung
jawabkan kehalallannya, namun Pak Ilham masih bingung harus mulai dari mana dalam
mempelajari fiqh muamalah, dan dalam benaknya masih penasaran juga bagaimana
fiqh muamalah berasal dan dari mana awalnya ilmu fiqh muamalah dan
perkembangannya hingga sampai di era zaman modern sekarang yang dimana jenis-
jenis transaksi bisnis tumbuh semakin beragam dan kompleks ini. Untuk Menjawab
semua pertanyaan tersebut dan agar pembelajaran fiqh muamalah semakin efektif
maka bisa kita mulai mempelajari fiqh muamalah dari sejarah dan perkembangannya
terlebebih dahulu yang akan dijelaskan secara lengkap dan kompherensif di Bab 3 ini.

Konsep Dasar Fiqh Muamalah


Fiqh Muamalah merupakan ilmu yang membahas dan mengatur tentang
hubungan antara manusia atau sering disebut dengan Habluminannas yaitu ibadah
yang melalui perantara manusia , yang sebenarnya cakupan dari ilmu fiqh muamalah
sangat luas sekali mencakup jual-beli, zakat,infaq,shodaqoh, wakaf, waris hingga
syirkah namun dibuku ini agar pembahasannya lebih fokus dan mendalam maka hanya
akan di fokuskan untuk membahas fiqh muamalah syirkah.
Secara etimologi, Fiqh Mu’amalah berasal dari bahasa Arab, yaitu Fiqh dan
Mu’amalah. Fiqh adalah sekelompok hukum tentang amal perbuatan manusia yang
diambil dari dalil-dalil yang terperinci. Sumber lain menyebutkan definisi Fiqh adalah
B A B 3 S e j a r a h F i q h M u a m a l a h | 69

pengetahuan tentang hukum-hukum syariat mengenai perilaku manusia dalam


kehidupannya yang diperoleh dari dalil-dalil Islam secara rinci.
Mu’amalah berasal dari kata ‘amala - yu’amilu - mu’amalatan, dengan wazan
fa’ala - yufa’ilu - mufa’alatan, yang artinya bermakna saling bertindak, saling berbuat,
saling mengamalkan. Secara terminologis, muamalah mempunyai dua arti, yakni arti
luas dan arti sempit. Dalam arti luas mu’amalah berarti
aturan-aturan hukum Allah untuk mengatur manusia
dalam kaitannya dengan urusan duniawi/pergaulan Dalam arti luas
sosial. Dan dalam arti sempit, mu’amalah berarti aturan mu’amalah berarti
Allah yang wajib ditaati, yang mengatur hubungan aturan-aturan
manusia dengan manusia dalam kaitannya dengan cara
hukum Allah untuk
memperoleh dan mengembangkan harta benda. Jadi
mu’amalah adalah menyangkut af’al ( perbuatan ) mengatur manusia
seorang hamba. Menurut pendapat lain, Mu’amalah dalam kaitannya
adalah hubungan kerja antar manusia yang dibina atas dengan urusan
perikatan-perikatan dan perjanjian-perjanjian yang duniawi /pergaulan
saling merelai demi mencapai kemaslahatan bersama.
sosial
Pengertian muamalah pada mulanya memiliki
cakupan yang luas, seba-gaimana dirumuskan oleh
Muhammad Yusuf Musa , yaitu Peraturan-peraturan
Allah yang harus diikuti dan dita’ati dalam hidup bermasyarakat untuk menjaga
kepentingan manusia”. Namun belakangan ini pengertian muamalah lebih banyak
dipahami sebagai aturan-aturan Allah yang mengatur hubungan manusia dengan
manusia dalam memperoleh dan mengembangkan harta benda atau lebih tepatnya
dapa dikaakan sebagai aturan Islam tentang kegiatan ekonomi yang dilakukan manusia.
Fiqih Muamalah adalah pengetahuan tentang kegiatan atau transaksi yang
berdasarkan hukum-hukum syariat, mengenai perilaku manusia dalam kehidupannya
yang diperoleh dari dalil-dalil Islam secara rinci. Ruang lingkup fiqih muamalah adalah
seluruh kegiatan muamalah manusia berdasarkan hukum-hukum Islam yang berupa
peraturan-peraturan yang berisi perintah atau larangan seperti
wajib,sunnah,haram,makruh dan mubah. Hukum-hukum fiqih terdiri dari hukum-
hukum yang menyangkut urusan ibadah dalam kaitannya dengan hubungan vertical
antara manusia dengan Allah dan hubungan manusia dengan manusia lainnya.
B A B 3 S e j a r a h F i q h M u a m a l a h | 70

Manfaat Besar yang akan Diperoleh dari Mempelajari Fiqh


Mumalah
Dengan mempelajari ilmu Fiqh Muamalah menjadikan kita saat sedang
bermuamalah(berbisnis) dapat mengetahui mana yang di bolehkan dan mana yang
dilarang oleh syariat Islam sehingga Rezeki yang kita peroleh dapat
dipertanggungjawabkan ke halallannya di sisi Allah Subhanawataalla..,Beberapa
manfaat penting mempelajari Fiqh Muamalah ialah:
1.Dapat terhindar dari rezeki yang haram,
Sudah kita ketahui semua bahwa harta haram yang bisa memberikan efek
domino ke seluruh aspek kehidupan kita, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa Sallam berikut ini:
Rasulullah ShallAllahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak akan masuk surga daging
yang tumbuh dari (makanan) yang haram dan neraka lebih layak baginya”
(HR. Ahmad, 3/321, Daarimi No. 2776)

Dampak lain dari rezeki yang haram ialah bisa menjadi penyebab tertahannya
doa, ibadah tidak di terima dan hal-hal lain yang bisa memberikan dampak buruk bagi
diri kita dan tentunya dengan kita mempelajari Fiqh Muamalah menjadikan kita
mengetahui mana akad atau transaksi yang di larang oleh syariat Islam dan mana yang
dihalalkan atau diperbolehkan oleh syariat Islam, sehingga karena kita telah
mengetahui ilmunya dapat dipastikan kita hanya akan memilih cara menjemput rezeki
yang halal,berkah dan bebas dari riba maupun akad-akad bathil lainnya, inilah alasan
terpenting mengapa kita harus belajar fiqh muamalah.

2.Mempermudah Proses Hisab Harta kita Kelak di Yaumil Hisab


Diriwayatkan dari ‘Abdullah ibnu Mas’ud radhiyAllahu ‘anhu, Nabi shallAllahu
‘alaihi wa sallam bersabda:

“Allah mengumpulkan semua manusia dari yang pertama sampai yang terakhir, pada
waktu hari tertentu dalam keadaan berdiri selama empat puluh tahun. Pandangan-
pandangan mereka menatap (ke langit), menanti pengadilan Allah.”
(Diriwayatkan oleh Ibnu Abi ad-Dunya dan ath-Thabrani)
B A B 3 S e j a r a h F i q h M u a m a l a h | 71

Setiap manusia wajib mengimani hari akhir atau hari kiamat. Bahkan hal itu
merupakan rukun iman yang kelima. Di dalam Hadits-Hadits sahih di terangkanlah
bahwa setelah dunia ini hancur, manusia yang dalam kubur di bangkitkan dan akan
menghadapi peristiwa tersebut, Apa saja yang terjadi pada saat itu?
Pada saat itu manusia akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah
subhanahuwata’ala tentang segala macam yang telah dilakukan selama hidup di dunia
ini. Pada hari itu tidak berguna harta, anak, tidak bermanfa’at apa yang dibanggakan
selama hidup di dunia ini. Pada hari itu hanya ada Penguasa tunggal yaitu Allah
subhanahuwata’ala yang telah memberikan berbagai macam kenikmatan kepada
manusia, kemudian Dia menyuruh menggunakan nikmat itu sebaik – baiknya dalam
rangka mengabdi kepada-nya. Karena Allah telah mengkaruniakan nikmat-nikmat itu
kepada manusia, maka sangat wajar apabila Ia menanyakan kepada manusia untuk apa
nikmat-nikmat itu digunakan.

“Dalam sebuah Hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam Bersabda : “Tidaklah


bergeser kedua kaki seorang hamba (menuju batas shirotholmustaqim) sehingga ia di
tanya tentang umurnya untuk apa ia habiskan, ilmunya untuk apa ia amalkan,
hartanya dari mana ia peroleh dan dikemanakan ia habiskan dan badannya untuk apa
ia gunakan.”
(HR. Sahih Turmizi dan Ad Damiri)

3. Memudahkan kita untuk menjemput Rezeki secara Halal Berkah dan Bebas
Riba maupun Akad Bathil
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahawa dengan mempelajari fiqh
muamaah dapat memudahkan kita untuk menjemput rezeki secara halal berkah dan
bebas riba maupun akad bathil, karena kita telah mengetahui mana yang diperbolehkan
seara syariat Islam dan mana yang di haramkan serta mengetahui bagaimana caranya
bekerja/ berbisnis secara syariah tanpa riba, tanpa bank dan tanpa akad bathil karena
konsep dan caranya telah dijelaskan secara lengkap, terstruktur dan kompherensif
dalam ilmu Fiqh Muamalah yang sedang kita pelajari di buku understanding syirkah ini.
Bahkan dahulu Umar R.A menjadikan Fiqh Muamalah sebagai syarat untuk bisa
berdagang di pasar. Dimana ketika ada orang yang mau berdagang di pasar maka harus
diuji terlebih dahulu apakah orang tersebut telah menguasai ilmu fiqh muamalah
ataukah belum, jika sudah terbukti telah menguasai ilmu fiqh muamalah maka
diperbolehkan untuk berdagang dipasar, jika belum maka orang tersebut sebelum
berdagang di pasar diharuskan mengikuti pendidikan dan pelatihan tentang fiqh
muamalah terlebih dahulu.
B A B 3 S e j a r a h F i q h M u a m a l a h | 72

“Janganlah seseorang masuk berdagang dipasar kami sampai dia paham betul
mengenai seluk-beluk riba.”
(Umar Bin Khattab)

Dengan kita mempelajari fiqh muamalah menjadikan kita lebih bisa


mempertanggungjawabkan kehalalan harta yang kita dapatkan dan kita konsumsi,
khususnya untuk mempertanggungjawabkan bagaimana harta kita di dapatkan, dan
untuk apa harta kita dihabiskan.
Rosulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda ” bagi tiap tiap umat itu fitnah dan
sesungguhnya fitnah umatku adalah harta “.
(HR. Turmizi dan Hakim)

Harta pada hakikatnya adalah milik Allah. Harta adalah amanat Allah yang
dilimpahkan kepada umat manusia agar ia mencari harta itu dengan halal,
menggunakan harta itu pada tempat yang telah di tetapkan dalam syari’at Islam. Bila
kita amati keadaan umat Islam kini, banyak kita dapati diantara mereka yang tidak lagi
peduli dengan cara mengumpulkan hartanya apakah dari jalan yang dihalalkan atau
yang di haramkan dalam syari’at Islam. Rosulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam telah
meramalkan hal ini dengan sabdanya :
“Nanti akan datang suatu masa; di masa itu manusia tidak perduli dari mana harta itu
di peroleh, apakah dari yang haram atau yang halal.”
(HR. Bukhari)

Setiap muslim harus hati-hati dalam mencari mata pencaharian hidupnya


karena manusia yang terdesak dalam masalah ekonomi lalu ia menjadi kalut hingga
tidak peduli lagi harta itu dari mana ia peroleh. Ada harta yang di perolehnya dari usaha-
usahanya yang batil, misal ; hutang tidak di bayar, korupsi, riba, merampok, berjudi dan
cara-cara haram lainnya. Orang mencari usaha dari yang haram akan mendapat siksa
Allah, seperti yang disabdakan Rosulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam :
“Barang siapa yang dagingnya tumbuh dari barang haram, maka neraka lebih patut
baginya (sebagai tempatnya).”
( HR. Al Hakim )
B A B 3 S e j a r a h F i q h M u a m a l a h | 73

Harta yang kita dapat dengan cara yang halal harus pula kita infakkan pada
jalan yang benar pula. Bila tadi di sebut harta itu milik Allah, maka wajib pula kita
gunakan harta itu dalam rangka menegakkan kalimat Allah di muka bumi ini.
Di dalam Al-Qur’an ada delapan golongan yang berhak mendapat zakat, yaitu
para fuqara (orang faqir), masakin (orang miskin), amil (pengurus zakat), mu’allaf (orang
yang baru masuk Islam), untuk membebaskan budak, orang-orang yang berhutang,
orang-orang yang sedang berjuang di jalan Allah dan orang-orang yang sedang ada
dalam perjalanan jauh (musafir). Pada masa sekarang ini ada tiga golongan yang di
prioritaskan yang berhak mendapatkan infaq dan shodaqoh, yaitu golongan fuqara,
masakin dan orang-orang yang berjuang di jalan Allah Subhanahu wata'ala.
Orang faqir adalah orang yang membutuhkan/mempunyai kebutuhan hidup
tetapi tidak mempunyai pekerjaan sedangkan hidupnya di gunakan untuk membantu
agama Islam. Jadi orang faqir ialah orang yang hidupnya untuk berjuang di jalan Allah
bukan pemalas yang tidak mau berusaha tetapi usahanya hanya bisa mencukupi
kebutuhan minimal dalam keluarganya saja (makan sehari-hari).

Tahap-tahap pengambilan dalil Hukum dalam Fiqh


Muamalah
Pada zaman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam hukum-hukum diambil
dari wahyu (Al-Qur’an) dan penjelasan oleh baginda (as-Sunnah). Segala masalah yang
timbul akan dirujuk kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dan baginda akan
menjawab secara terus berdasarkan ayat Al-Qur’an yang diturunkan atau penjelasan
baginda sendiri. Namun, terdapat sebagian Sahabat yang tidak dapat merujuk kepada
Nabi lantaran berada di tempat yang jauh daripada baginda, misalnya Muaz bin Jabal
yang diutuskan ke Yaman. Baginda membenarkan Muaz berijtihad dalam perkara yang
tidak ditemui ketentuan di dalam Al-Qur’an dan as-Sunnah.
Setelah kewafatan Rasulullah shallAllahu alaihi wasallam sekarang masalah
yang timbul dirujuk kepada para Sahabat. Mereka mampu mengistinbat hukum dari Al-
Qur’an dan as-Sunnah kerena:
1. Penguasaan bahasa Arab yang baik.
2. Mempunyai pengetahuan mengenai sabab an-nuzul sesuatu ayat
atau sabab wurud al-Hadits.
3. Mereka merupakan para Perawi Hadits.
Hal ini menjadikan para Sahabat mempunyai kepakaran yang cukup untuk
mengistinbatkan hukum-hukum. Mereka menetapkan hukum dengan merujuk kepada
B A B 3 S e j a r a h F i q h M u a m a l a h | 74

Al-Qur’an dan As-Sunnah. Sekiranya mereka tidak menemui sebarang ketetapan hukum
tentang sesuatu masalah, mereka akan berijtihad dengan menggunakan kaedah qias.
Inilah cara yang dilakukan oleh para mujtahid dalam kalangan para Sahabat seperti
Saidina Abu Bakar As-Siddiq, Saidina Umar bin Al-Khattab, Saidina Uthman bin Affan
dan Saidina Ali bin Abu Talib. Sekiranya mereka mencapai kata sepakat dalam sesuatu
hukum maka berlakulah ijma’.
Pada zaman ini, cara ulama’ mengambil hukum tidak jauh berbeda dengan
zaman Sahabat kerana jarak masa mereka dengan kewafatan Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa Sallam tidak terlalu jauh. Yang membedakannya ialah sekiranya sesuatu
hukum tidak terdapat dalam Al-Qur’an, As-Sunnah dan al-Ijma’, mereka akan merujuk
kepada pandangan para Sahabat sebeum berijtihad. Oleh sebab itu ide untuk
menyusun ilmu Usul al-Fiqh belum lagi muncul ketika itu. Inilah cara yang digunakan
oleh para mujtahid dalam kalangan tabi’in seperti Sa’id bin Al-Musayyib, ‘Urwah bin az-
Zubair, Al-Qadi Syarih dan Ibrahim an-Nakha’i.
Pada akhir Kurun Kedua Hijrah, keadaan umat Islam semakin berubah.
Bilangan umat Islam bertambah ramai sehingga menyebabkan berlakunya
percampuran antara orang Arab dan bukan Arab. Kesannya, penguasaan bahasa Arab
dalam kalangan orang-orang Arab sendiri menjadi lemah. Ketika itu timbul banyak
masalah baru yang tiada ketentuan hukumnya dalam Al-Qur’an dan as-Sunnah secara
jelas. Hal ini menyebabkan para ulama’ mulai menyusun kaedah-kaedah tertentu yang
dinamakan ilmu Usul al-Fiqh untuk dijadikan landasan kepada ijtihad mereka.
Ilmu Usul Al-Fiqh disusun sebagai satu ilmu yang tersendiri di dalam sebuah
kitab berjudul ar-Risalah karangan al-Imam Muhammad bin Idris as-Syafie. Kitab ini
membincangkan tentang Al-Qur’an dan as-Sunnah dari segi kehujahan serta kedudukan
kedua-duanya sebagai sumber penentuan hukum.

Sejarah Perkembangan Fiqh


Terdapat perbedaan periodisasi fiqh di kalangan ulama fiqh kontemporer.
Muhammad Khudari Bek (ahli fiqh dari Mesir) membagi periodisasi fiqh menjadi enam
periode. Menurut Mustafa Ahmad Az-Zarqa, periode keenam yang dikemukakan
Muhammad Khudari Bek tersebut sebenarya bisa dibagi dalam dua periode, karena
dalam setiap periodenya terdapat ciri tersendiri. Periodisasi menurut Az-Zarqa adalah
sebagai berikut:
B A B 3 S e j a r a h F i q h M u a m a l a h | 75

1. Periode Risalah
Periode ini dimulai sejak kerasulan Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam
sampai wafatnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam (11 H./632 M.). Pada periode ini
kekuasaan penentuan hukum sepenuhnya berada di tangan Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa Sallam. Sumber hukum ketika itu adalah Al-Qur’an dan sunnah Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Pengertian fiqh pada masa itu identik dengan syarat,
karena penentuan hukum terhadap suatu masalah seluruhnya terpulang kepada
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.
Periode awal ini juga dapat dibagi menjadi periode Makkah dan periode
Madinah. Pada periode Makkah, risalah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam lebih banyak
tertuju pada masalah aqidah. Ayat hukum yang turun pada periode ini tidak banyak
jumlahnya, dan itu pun masih dalam rangkaian mewujudkan revolusi aqidah untuk
mengubah sistem kepercayaan masyarakat jahiliyah menuju penghambaan kepada
Allah Subhanahu wata'ala semata. Pada periode Madinah, ayat-ayat tentang hukum
turun secara bertahap. Pada masa ini seluruh persoalan hukum diturunkan Allah
Subhanahu wata'ala, baik yang menyangkut masalah ibadah maupun muamalah. Oleh
karenanya, periode Madinah ini disebut juga oleh ulama fiqh sebagai periode revolusi
sosial dan politik.

2. Periode Al-Khulafaur Rasyidun


Periode ini dimulai sejak wafatnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa
Sallam sampai Mu'awiyah bin Abu Sufyan memegang tampuk pemerintahan Islam pada
tahun 41 H./661 M. Sumber fiqh pada periode ini, disamping Al-Qur’an dan sunnah
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, juga ditandai dengan munculnya berbagai ijtihad para
sahabat. Ijtihad ini dilakukan ketika persoalan yang akan ditentukan hukumnya tidak
dijumpai secara jelas dalam nash. Pada masa ini, khususnya setelah Umar bin Al-
Khattab menjadi khalifah (13 H./634 M.), ijtihad sudah merupakan upaya yang luas
dalam memecahkan berbagai persoalan hukum yang muncul di tengah masyarakat.
Persoalan hukum pada periode ini sudah semakin kompleks dengan semakin banyaknya
pemeluk Islam dari berbagai etnis dengan budaya masing-masing.
Pada periode ini, untuk pertama kali para fuqaha berbenturan dengan budaya,
moral, etika dan nilai-nilai kemanusiaan dalam suatu masyarakat majemuk. Hal ini
terjadi karena daerah-daerah yang ditaklukkan Islam sudah sangat luas dan masing-
masing memiliki budaya, tradisi, situasi dan komdisi yang menantang para fuqaha dari
kalangan sahabat untuk memberikan hukum dalam persoalan-persoalan baru tersebut.
Dalam menyelesaikan persoalan-persoalan baru itu, para sahabat pertama kali merujuk
pada Al-Qur’an. Jika hukum yang dicari tidak dijumpai dalam Al-Qur’an, mereka mencari
B A B 3 S e j a r a h F i q h M u a m a l a h | 76

jawabannya dalam sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Namun jika dalam sunnah
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam tidak dijumpai pula jawabannya, mereka
melakukan ijtihad.

3. Periode Awal Pertumbuahn Fiqh


Masa ini dimulai pada pertengahan abad ke-1 sampai awal abad ke-2 H.
Periode ketiga ini merupakan titik awal pertumbuhan fiqh sebagai salah satu disiplin
ilmu dalam Islam. Dengan bertebarannya para sahabat ke berbagai daerah semenjak
masa Al-Khulafaur Rasyidin (terutama sejak Usman bin Affan menduduki jabatan
Khalifah, 33 H./644 M.), munculnya berbagai fatwa dan ijtihad hukum yang berbeda
antara satu daerah dengan daerah lain, sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat
daerah tersebut.Di Irak, Ibnu Mas'ud muncul sebagai fuqaha yang menjawab berbagai
persoalan hukum yang dihadapinya di sana. Dalam hal ini sistem sosial masyarakat Irak
jauh berbeda dengan masyarakat Hedzjaz atau Hijaz (Makkah dan Madinah). Saat itu,
di Irak telah terjadi pembauran etnik Arab dengan
etnik Persia, sementara masyarakat di Hedzjaz lebih
bersifat homogen. Dalam menghadapi berbagai
masalah hukum, Ibnu Mas'ud mengikuti pola yang
Penggunaan nalar
telah di tempuh Umar bin al-Khattab, yaitu lebih
berorientasi pada kepentingan dan kemaslahatan (analisis) dalam
umat tanpa terlalu terikat dengan makna harfiah teks- berijtihad lebih
teks dalam Al-Qur’an. Sikap ini diambil Umar bin al- dominan. dari
Khattab dan Ibnu Mas'ud karena situasi dan kondisi perkembangan ini
masyarakat ketika itu tidak sama dengan saat Al-
muncul madrasah
Qur’an diturunkan. Atas dasar ini, penggunaan nalar
(analisis) dalam berijtihad lebih dominan. dari atau aliran ra'yu
perkembangan ini muncul madrasah atau aliran ra'yu (akal) (Ahlulhadits
(akal) (Ahlulhadits dan Ahlurra'yi). Sementara itu, di dan Ahlurra'yi).
Madinah yang masyarakatnya lebih homogen, Zaid bin
Sabit (11 SH./611 M.-45 H./ 665 M.) dan Abdullah bin
Umar bin al-Khattab (Ibnu Umar) bertindak menjawab
berbagai persoalan hukum yang muncul di daerah itu. Sedangkan di Makkah, yang
bertindak menjawab berbagai persoalan hukum adalah Abdullah bin Abbas (Ibnu
Abbas) dan sahabat lainnya.
Pola dalam menjawab persoalan hukum oleh para fuqaha Madinah dan
Makkah sama, yaitu berpegang kuat pada Al-Qur’an dan hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa Sallam. Hal ini dimungkinkan karena di kedua kota inilah wahyu dan sunnah
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam diturunkan, sehingga para sahabat yang berada
B A B 3 S e j a r a h F i q h M u a m a l a h | 77

di dua kota ini memiliki banyak hadits. Oleh karenanya, pola fuqaha Makkah dan
Madinah dalam menangani berbagai persoalan hukum jauh berbeda dengan pola yang
digunakan fuqaha di Irak. Cara-cara yang ditempuh para sahabat di Makkah dan
Madinah menjadi cikal bakal bagi munculnya alirah ahlulhadits. Ibnu Mas'ud
mempunyai murid-murid di Irak sebagai pengembang pola dan sistem penyelesaian
masalah hukum yang dihadapi di daerah itu, antara lain Ibrahim An-Nakha'i (w. 76
H.), Alqamah bin Qais an-Nakha'i (w. 62 H.), dan Syuraih bin Haris al-Kindi (w. 78 H.) di
Kufah; al-Hasan al-Basri dan Amr bin Salamah di Basra; Yazid bin Abi Habib dan Bakir
bin Abdillah di Mesir, dan Makhul di Suriah.
Murid-murid Zaid bin Tsabit dan Abdullah bin Umar bin Al-Khattab juga
bermunculan di Madinah, diantaranya Sa'id bin Musayyab (15-94 H.). Sedangkan murid-
murid Abdullah bin Abbas diantaranya Atha bin Abi Rabah (27-114 H.), Ikrimah bin Abi
Jahal, dan Amr bin Dinar (w. 126 H.) di Makkah serta Tawus, Hisyam bin Yusuf, dan
Abdul Razak bin Hammam di Yaman. Murid-murid para sahabat tersebut, yang disebut
sebagai generasi thabi'in, bertindak sebagai rujukan dalam menangani berbagai
persoalan hukum di zaman dan daerah masing-masing. Akibatnya terbentuk mazhab-
mazhab fiqh mengikuti nama para thabi'in tersebut, diantaranya fiqh Al-Auza'i, fiqh An-
Nakha'i, fiqh Alqamah bin Qais, dan fiqh Sufyan as-Sauri.

4. Periode Keemasan
Periode ini dimulai dari awal abad ke-2 sampai pada pertengahan abad ke-4 H.
Dalam periode sejarah peradaban Islam, periode ini termasuk dalam periode kemajuan
Islam Pertama (750-1000). Seperti periode sebelumnya, ciri khas yang menonjol pada
periode ini adalah semangat ijtihad yang tinggi di kalangan ulama, sehingga berbagai
pemikiran tentang ilmu pengetahuan berkembang. Perkembangan pemikiran ini tidak
saja dalam bidang ilmu agama, tetapi juga dalam bidang-bidang ilmu pengetahuan
umum lainnya.
Dinasti Abbasiyah (132 H./750 M.-656 H./1258 M.) yang naik ke panggung
pemerintahan menggantikan Dinasti Umayyah memiliki tradisi keilmuan yang kuat,
sehingga perhatian para penguasa Abbasiyah terhadap berbagai bidang ilmu sangat
besar. Para penguasa awal Dinasti Abbasiyah sangat mendorong fuqaha untuk
melakukan ijtihad dalam mencari formulasi fiqh guna menghadapi persoalan sosial yang
semakin kompleks. Perhatian para penguasa Abbasiyah terhadap fiqh misalnya dapat
dilihat ketika Khalifah Harun ar-Rasyid (memerintah 786-809) meminta Imam Malik
untuk mengajar kedua anaknya, al-Amin dan Al-Ma'mun. Disamping itu, Khalifah Harun
ar-Rasyid juga meminta kepada Imam Abu Yusuf untuk menyusun buku yang mengatur
masalah administrasi, keuangan, ketatanegaraan dan pertanahan. Imam Abu Yusuf
memenuhi permintaan khalifah ini dengan menyusun buku yang berjudul al-Kharaj.
B A B 3 S e j a r a h F i q h M u a m a l a h | 78

Ketika Abu Ja'far al-Mansur (memerintah 754-775) menjadi khalifah, ia juga meminta
Imam Malik untuk menulis sebuah kitab fiqh yang akan dijadikan pegangan resmi
pemerintah dan lembaga peradilan. Atas dasar inilah Imam Malik menyusun bukunya
yang berjudul Al-Muwaththa' (Yang disepakati).
Pada awal periode keemasan ini, pertentangan antara ahlulhadits dan ahlurra
'yi sangat tajam, sehingga menimbulkan semangat berijtihad bagi masing-masing aliran.
Semangat para fuqaha melakukan ijtihad dalam periode ini juga mengawali munculnya
mazhab-mazhab fiqh, yaitu Mazhab Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan Hambali. Upaya ijtihad
tidak hanya dilakukan untuk keperluan praktis masa itu, tetapi juga membahas
persoalan-persoalan yang mungkin akan terjadi yang dikenal dengan istilah fiqh taqdiri
(fiqh hipotetis).
Pertentangan kedua aliran ini baru mereda setelah murid-murid kelompok
ahlurra'yi berupaya membatasi, mensistematisasi, dan menyusun kaidah ra'yu yang
dapat digunakan untuk meng-istinbat-kan hukum. Atas dasar upaya ini, maka aliran
ahlulhadits dapat menerima pengertian ra'yu yang dimaksudkan ahlurra'yi, sekaligus
menerima ra'yu sebagai salah satu cara dalam meng-istinbat-kan hukum.
Upaya pendekatan lainnya untuk meredakan ketegangan tersebut juga
dilakukan oleh ulama masing-masing mazhab. Imam Muhammad bin Hasan asy-
Syaibani, murid Imam Abu Hanifah, mendatangi Imam Malik di Hedzjaz untuk
mempelajari kitab Al-Muwaththa' yang merupakan salah satu kitab ahlulhadits.
Sementara itu, Imam Asy-Syafi'i mendatangi Imam asy-Syaibani di Irak. Di samping itu,
Imam Abu Yusuf juga berupaya mencari hadits yang dapat mendukung fiqh ahlurra'yi.
Atas dasar ini, banyak ditemukan literatur fiqh kedua aliran yang didasarkan atas hadits
dan ra'yu.

Periode keemasan ini juga ditandai dengan dimulainya penyusunan kitab fiqh
dan usul fiqh. Diantara kitab fiqh yang paling awal disusun pada periode ini adalah Al-
Muwaththa' oleh Imam Malik, Al-Umm oleh Imam asy-Syafi'i, dan Zahir ar-Riwayah dan
An-Nawadir oleh Imam asy-Syaibani. Kitab usul fiqh pertama yang muncul pada periode
ini adalah Ar-Risalah oleh Imam Asy-Syafi'i. Teori usul fiqh dalam masing-masing
mazhab pun bermunculan, seperti teori kias, istihsan, dan al-maslahah Al-Mursalah.
B A B 3 S e j a r a h F i q h M u a m a l a h | 79

5. Periode Tahrir, Takhrij dan Tarjih dalam Mazhab Fiqh


Periode ini dimulai dari pertengahan abad ke-4 sampai pertengahan abad ke-
7 H. Yang dimaksudkan dengan tahrir, takhrij, dan tarjih adalah upaya yang dilakukan
ulama masing-masing mazhab dalam mengomentari, memperjelas dan mengulas
pendapat para imam mereka. Periode ini ditandai dengan melemahnya semangat
ijtihad dikalangan ulama fiqh. Ulama fiqh lebih banyak berpegang pada hasil ijtihad yang
telah dilakukan oleh imam mazhab mereka masing-masing, sehingga mujtahid
mustaqill (mujtahid mandiri) tidak ada lagi. Sekalipun ada ulama fiqh yang berijtihad,
maka ijtihadnya tidak terlepas dari prinsip mazhab yang mereka anut. Artinya ulama
fiqh tersebut hanya berstatus sebagai mujtahid fi al-mazhab (mujtahid yang melakukan
ijtihad berdasarkan prinsip yang ada dalam mazhabnya). Akibat dari tidak adanya ulama
fiqh yang berani melakukan ijtihad secara mandiri, muncullah sikap At-ta'assub Al-
mazhabi (sikap fanatik buta terhadap satu mazhab) sehingga setiap ulama berusaha
untuk mempertahankan mazhab imamnya.
Mustafa Ahmad Az-Zarqa mengatakan bahwa dalam periode ini untuk
pertama kali muncul pernyataan bahwa pintu ijtihad telah tertutup. Menurutnya, paling
tidak ada tiga faktor yang mendorong munculnya pernyataan tersebut.
- Dorongan para penguasa kepada para hakim (qadi) untuk menyelesaikan
perkara di pengadilan dengan merujuk pada salah satu mazhab fiqh yang disetujui
khalifah saja.
- Munculnya sikap at-taassub Al-mazhabi yang berakibat pada sikap kejumudan
(kebekuan berpikir) dan taqlid (mengikuti pendapat imam tanpa analisis) di kalangan
murid imam mazhab.
- Munculnya gerakan pembukuan pendapat masing-masing mazhab yang
memudahkan orang untuk memilih pendapat mazhabnya dan menjadikan buku itu
sebagai rujukan bagi masing-masing mazhab, sehinga aktivitas ijtihad terhenti. Ulama
mazhab tidak perlu lagi melakukan ijtihad, sebagaimana yang dilakukan oleh para imam
mereka, tetapi mencukupkan diri dalam menjawab berbagai persoalan dengan merujuk
pada kitab mazhab masing-masing. Dari sini muncul sikap taqlid pada mazhab tertentu
yang diyakini sebagai yang benar, dan lebih jauh muncul pula pernyataan haram
melakukan talfiq.
Persaingan antar pengikut mazhab semakin tajam, sehingga subjektivitas
mazhab lebih menonjol dibandingkan sikap ilmiah dalam menyelesaikan suatu
persoalan. Sikap ini amat jauh berbeda dengan sikap yang ditunjukkan oleh masing-
masing imam mazhab, karena sebagaimana yang tercatat dalam sejarah para imam
mazhab tidak menginginkan seorang pun mentaqlidkan mereka. Sekalipun ada upaya
ijtihad yang dilakukan ketika itu, namun lebih banyak berbentuk tarjih (menguatkan)
pendapat yang ada dalam mazhab masing-masing. Akibat lain dari perkembangan ini
B A B 3 S e j a r a h F i q h M u a m a l a h | 80

adalah semakin banyak buku yang bersifat sebagai komentar, penjelasan dan ulasan
terhadap buku yang ditulis sebelumnya dalam masing-masing mazhab.

6. Periode Kemunduran Fiqh.


Masa ini dimulai pada pertengahan abad ke-7 H. sampai munculnya Majalah
Al-Ahkam Al-'Adliyyah (Hukum Perdata Kerajaan Turki Usmani) pada 26 Sya'ban l293.
Perkembangan fiqh pada periode ini merupakan lanjutan dari perkembangan fiqh yang
semakin menurun pada periode sebelumnya. Periode ini dalam sejarah perkembangan
fiqh dikenal juga dengan periode taqlid secara membabi buta.Pada masa ini, ulama fiqh
lebih banyak memberikan penjelasan terhadap kandungan kitab fiqh yang telah disusun
dalam mazhab masing-masing. Penjelasan yang dibuat bisa berbentuk mukhtasar
(ringkasan) dari buku-buku yang muktabar (terpandang) dalam mazhab atau hasyiah
dan takrir (memperluas dan mempertegas pengertian lafal yang di kandung buku
mazhab), tanpa menguraikan tujuan ilmiah dari kerja hasyiah dan takrir tersebut.
Setiap ulama berusaha untuk menyebarluaskan tulisan yang ada dalam
mazhab mereka. Hal ini berakibat pada semakin lemahnya kreativitas ilmiah secara
mandiri untuk mengantisipasi perkembangan dan tuntutan zaman. Tujuan satu-satunya
yang bisa ditangkap dari gerakan hasyiah dan takrir adalah untuk mempermudah
pemahaman terhadap berbagai persoalan yang dimuat kitab-kitab mazhab. Mustafa
Ahmad Az-Zarqa menyatakan bahwa ada tiga ciri perkembangan fiqh yang menonjol
pada periode ini.
Munculnya upaya pembukuan terhadap berbagai fatwa, sehingga banyak
bermunculan buku yang memuat fatwa ulama yang berstatus sebagai pemberi fatwa
resmi (mufti) dalam berbagai mazhab. Kitab-kitab fatwa yang disusun ini
disistematisasikan sesuai dengan pembagian dalam kitab-kitab fiqh. Kitab-kitab fatwa
ini mencerminkan perkembangan fiqh ketika itu, yaitu menjawab persoalan yang
diajukan kepada ulama fiqh tertentu yang sering kali merujuk pada kitab-kitab mazhab
ulama fiqh tersebut.
Muncul beberapa produk fiqh sesuai dengan keinginan penguasa Turki
Usmani, seperti diberlakukannya istilah at-Taqaddum (kedaluwarsa) di pengadilan.
Disamping itu, fungsi ulil amri (penguasa) dalam menetapkan hukum (fiqh) mulai diakui,
baik dalam menetapkan hukum Islam dan penerapannya maupun menentukan pilihan
terhadap pendapat tertentu. Sekalipun ketetapan ini lemah, namun karena sesuai
dengan tuntutan kemaslahatan zaman, muncul ketentuan dikalangan ulama fiqh bahwa
ketetapan pihak penguasa dalam masalah ijtihad wajib dihormati dan diterapkan.
Contohnya, pihak penguasa melarang berlakunya suatu bentuk transaksi. Meskipun
pada dasarnya bentuk transaksi itu dibolehkan syara', tetapi atas dasar pertimbangan
B A B 3 S e j a r a h F i q h M u a m a l a h | 81

kemaslahatan tertentu maka transaksi tersebut dilarang, atau paling tidak untuk
melaksanakan transaksi tersebut diperlukan pendapat dari pihak pemerintah. Misalnya,
seseorang yang berutang tidak dibolehkan mewakafkan hartanya yang berjumlah sama
dengan utangnya tersebut, karena hal itu merupakan indikator atas sikapnya yang tidak
mau melunasi utang tersebut. Fatwa ini dikemukakan oleh Maula Abi as-Su 'ud (qadi
Istanbul pada masa kepemimpinan Sultan Sulaiman Al-Qanuni [1520-1566] dan Salim
[1566-1574] dan selanjutnya menjabat mufti Kerajaan Turki Usmani).
Di akhir periode ini muncul gerakan kodifikasi hukum (fiqh) Islam sebagai
mazhab resmi pemerintah. Hal ini ditandai dengan prakarsa pihak pemerintah Turki
Usmani, seperti Majalah Al-Ahkam Al-'Adliyyah yang merupakan kodifikasi hukum
perdata yang berlaku di seluruh Kerajaan Turki Usmani berdasarkan fiqh Mazhab Hanafi
yang merupakan kodifikasi hukum perdata yang berlaku di seluruh Kerajaan
Turki Usmani berdasarkan fiqh Mazhab Hanafi.
B A B 3 S e j a r a h F i q h M u a m a l a h | 81
B A B 4 K a i d a h d a n P r i n s i p F i q h M u a m a l a h | 82

P ak Akmal merupakan seorang pengepul hasil pertanian yang terkenal


dikampungnya, hal tersebut dikarenakan pak akmal selau membeli ijon atau
menawar dan membayar hasil pertanian tersebut dimuka sebelum pohon tersebut
menghasilkan buah dengan harga yang tinggi sehingga sangat membantu
perkekonomian para petani di kampungnya, khususnya para petani yang sedang
mengalami kesulitan dana, namun didalam benak pak Akmal selaku pengusaha muslim
yang berkeinginan menjemput rezeki secara halal, barokah dan sesuai dengan syariat
Islam, selalu bertanya-tanya apakah membeli dengan ijon ini memang dibenarkan
dalam syariat Islam ataukah memang diharamkan karena masih terdapat ketidak
jelasan atas hasil yang dipanennya?
Untuk menjawab keraguan pak Akmal tersebut, InysaAllah akan dibahas
secara lengkap dan mendalam tentang hal tersebut di Bab Empat ini, khususnya tentang
bagimana memahami akad-akad apa saja yang diperbolehkan dan akad-akad apa dan
seperti apa yang diharamkan dalam syariat Islam melalui pemahaman akan kaidah dan
prinsip-prinsip dalam fiqh muamalah yang tentunya bisa diterapkan untuk semua jenis
transaksi muamalah, baik yang klasik yang sudah ada sejak zaman Rasulullah, maupun
yang kontemporer, yang transaksi tersebut bersifat turunan atau pengembangan dari
transaksi klasik yang belum ada pada zama Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam.
B A B 4 K a i d a h d a n P r i n s i p F i q h M u a m a l a h | 83

Kaidah Fiqh Muamalah


Secara Definisi kaidah adalah asas yang mendasari suatu hukum terntentu
yang dalam konteks ini yaitu hukum fiqh muamalah, kaidah inilah yang merupakan
dasar atau landasan dari setiap hukum dalam fiqh muamalah.

Konsep Memelihara Harta Kekayaan


Memelihara harta, bertujuan agar harta yang dimiliki oleh manusia diperoleh
dan digunakan sesuai dengan syariah sehingga harta yang dimiliki halal dan sesuai
dengan keinginan pemilik mutlak dari harta kekayaan tersebut yaitu Allah
Subhanawataalla.
Islam menganjurkan manusia untuk bekerja atau berniaga, dan menghindari
kegiatan meminta-minta dalam mencari harta kekayaan. Manusia memerlukan harta
kekayaan sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari termasuk
memenuhi sebagian perintah Allah seperti infak, zakat, pergi haji, perang (jihad), dan
sebagainya.

“Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan
carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.”
(QS : Al-Jumu’ah [ 62 ] : 10)

Harta yang paling baik menurut Rasulullah ShallAllahu Alaihi Wasallam, adalah
yang diperoleh dari hasil kerja atau perniagaan, sebagaimana diriwayatkan oleh Hadits-
Hadits berikut:
“Harta yang paling baik adalah harta yang diperoleh oleh tangannya sendiri.”
(HR. Bazzar At Thabrani)

“Barang siapa membuka bagi dirinya satu pintu meminta-minta (yakni membiasakan
diri meminta-minta meski belum benar-benar terpaksa) niscaya Allah akan
membukakan baginya tujuh puluh pintu kemiskinan”.
(HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)
B A B 4 K a i d a h d a n P r i n s i p F i q h M u a m a l a h | 84

Harta yang baik harus memenuhi dua kriteria, yaitu diperoleh dengan cara
yang sah dan benar (legal and fair), serta dipergunakan dengan dan untuk hal-hal yang
baik di jalan Allah Subhanawataalla.
Menurut Islam, kepemilikan harta kekayaan pada manusia terbatas pada
kepemilikan kemanfaatannya selama masih hidup di dunia, dan bukan kepemilikan
secara mutlak.

Penggunaan dan Perindustrian Harta


Islam mengatur setiap aspek kehidupan ekonomi penuh dengan pertimbangan
moral, sebagaimana firman Allah sebagai berikut:
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan)
duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat
baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”
(QS : Al-Qasas [ 28 ] : 77)

Dari ayat di atas dapat kita simpulkan, dalam pengunaan harta, manusia tidak
boleh mengabaikan kebutuhannya di dunia, namun disis lain juga harus cerdas dalam
mengunakan hartanya untuk mencari pahala akhirat.
Ketentuan syariah berkaitan dengan penggunaan harta, antara lain:

1. Tidak Boros dan Tidak Kikir


“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki) mesjid, Makan
dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berlebih-lebihan”
(QS : Al-A'raf [ 7 ] : 31)

2. Memberikan Infak dan Shadaqah


"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan
hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh
bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa
yang Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui.”
(QS : Al-Baqarah [ 2 ] : 261)
B A B 4 K a i d a h d a n P r i n s i p F i q h M u a m a l a h | 85

3. Membayar Zakat Sesuai Ketentuan


“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan
dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu
(menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha
mengetahui”
(QS : At-Taubah [ 9 ] : 103)
4. Memberi Pinjaman Tanpa Bunga (Qardhul Hasan)
Memberikan pinjaman tanpa bunga atau qardhul hasan sangat tinggi
pahalanya dalam Islam bahkan melebihi pahala dari sedekah sebagaimana Hadits
berikut ini:
"sedekah berpahala sepuluh kalinya, sedangkan memberi pinjaman berpahala
delapan belas kalinya.” Rasulullah bertanya kepada Jibril, “Wahai Jibril, mengapa
pinjaman lebih utama daripada sedekah?” Lalu Jibril menjawab, “Karena seorang
peminta-minta, (terkadang) ia masih memiliki (harta), sedangkan orang yang
meminta pinjaman, ia tidak akan meminta pinjaman kecuali karena kebutuhan.”
(HR. Ibnu Majah dan Baihaqi)

5. Meringankan Kesulitan Orang Berutang


“Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, Maka berilah tangguh sampai
Dia berkelapangan. dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik
bagimu, jika kamu mengetahui.”
(QS : Al-Baqarah [ 2 ] : 280)

Orang yang melepaskan seorang muslim dari kesulitannya di dunia, Allah akan
melepaskan kesulitannya di hari kiamat, dan Allah senantiasa menolong hamba-Nya
selama ia(Suka) menolong saudaranya”
(HR. Muslim)
B A B 4 K a i d a h d a n P r i n s i p F i q h M u a m a l a h | 86

Memahami lebih dalam Tentang Keberkahan Harta


Kata berkah [‫ ]البركة‬secara bahasa artinya sesuatu yang tumbuh dan
bertambah atau langgeng dan abadi. (Lisan al-Arab, 10/395).
Ketika seseorang mengucapkan,

“Ya Allah berkahilah Muhammad dan keluarga Muhammad”

Maknanya adalah Ya Allah, kokohkanlah, langgengkanlah kebaikan dan kemuliaan


untuk Muhammad shallAllahu ‘alaihi wa sallam dan keluarganya. (Ahkam at-Tabarruk,
Dr. Abdul Aziz Rais, hlm. 2)
Istilah untuk harta, bisa dipahami dua hal yaitu:

Pertama, Harta yang Boleh Dimanfaatkan


Berdasarkan pengertian ini maka semua harta yang halal bagi muslim, adalah
harta yang berkah. Meskipun harta itu habis pakai. Karena harta halal adalah
keberkahan bagi mukmin, sehingga ketika mereka menikmati harta itu, tidak menjadi
sumber masalah ketika di akhirat. Allah Subhanawataalla berfirman:

Katakanlah: “Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah


dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan)
rezeki yang baik?” Katakanlah: “Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang
beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat”.
Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui.
(QS : Al-A’raf [ 7 ]: 32)

Rizki yang halal di dunia, Allah sediakan untuk orang yang beriman. Sehingga
ketika mereka menikmatinya, mereka tidak berdosa.
Kedua, harta berkah dalam arti yang bertambah dan berkembang, Inilah
makna berkah yang lebih sering kita pahami. Tidak sebatas halal, namun bertambah,
sehingga mencukupi kebutuhan semuanya. Allah Subhanawataalla berjanji bagi orang
yang beriman dan bertaqwa, akan dibukakan pintu keberkahan dari langit dan bumi,
B A B 4 K a i d a h d a n P r i n s i p F i q h M u a m a l a h | 87

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka
mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan
perbuatannya.”
(QS : Al-A’raf [ 7 ]: 96)

Allah Subhanawataalla berikan kepada kampung yang bertaqwa jatah rizki


yang lebih. Tidak sebatas halal, tapi melimpah. Dan itulah keberkahan yang Allah
berikan kepada hamba-Nya yang bertaqwa. Dan ini bukan sebatas halal, karena semua
yang Allah turunkan di muka bumi adalah halal bagi manusia, kecuali yang dilarang.
Sementara orang bertaqwa diberi lebih, sebagai balasan baik untuk mereka.

Seperti doa Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam kepada Anas bin Malik
radhiyAllahu ‘anhu,
Ya Allah, perbanyaklah harta dan keturunannya dan berkahilah semua yang Engkau
berikan kepadanya.
(HR. Bukhari 6334)

Kata Anas bin Malik Radhiyallahu anhu,


Demi Allah, hartaku sangat banyak. Sementara anak dan cucu-cucuku, mencapai 100
orang.
(HR. Ibnu Hibban 7177)

Ketika Zubair wafat, beliau meninggalkan warisan berupa tanah hutan. Ketika
dijual, harganya naik sangat tinggi. Abdullah Zubair radhiyAllahu ‘anhuma
menceritakan,
Zubair pernah membeli tanah hutan seharga 170.000, kemudian tanah itu dijual oleh
putranya, Abdullah bin Zubair seharga 1.600.000
(HR. Bukhari 3129)

Hadits ini diletakkan Al-Bukhari dalam kitab shahihnya di Bab, “keberkahan harta orang
yang berperang.”
B A B 4 K a i d a h d a n P r i n s i p F i q h M u a m a l a h | 88

Semua yang Halal Harus Bertambah?


Berangkat dari pemahaman di atas, bahwa berkah artinya bertambah, dan
harta halal adalah harta yang berkah, sebagian orang memahami, harta halal harus
bertambah. Dan jika tidak bertambah, ini indikasi bahwa harta itu tidak halal.
Hingga ada sebagian orang yang melakukan usaha, diberi modal kawannya,
namun ternyata usahanya gagal dan bahkan mengalami kerugian. Kesimpulan yang dia
berikan, modal usahanya tidak berkah, karena berasal dari harta yang haram. Memang
dia tidak menuduh kawannya bekerja di dunia haram. Tapi setidaknya kesimpulan ini
tidak lepas dari nuansa suudzan kepada pemodal.

“Harta halal adalah harta yang berkah, karena itu harus bertambah. Jika tidak
bertambah, itu tanda bahwa harta itu tidak berkah.”

Kesimpulan ini tidaklah benar. Karena membuat konsekuensi kebalikan dari


sebuah kalimat, tidak semuanya benar.
Ada kaidah mengatakan,
“Konsekuensi dari pernyataan, tidak semuanya benar.”

Harta halal, memang berkah. Berkah dalam arti, bisa dimanfaatkan tanpa ada
hukuman.Tapi bukan berarti harta halal akan terus berkembang, dan menghasilkan
banyak harta. Tidak ada jaminan demikian.
Dulu ada beberapa ulama yang melakukan usaha dan mereka gagal. Bahkan
diantara mereka ada yang masuk penjara, gara-gara menanggung utang yang sangat
besar. Diantaranya Muhammad bin Sirin. Seorang ulama besar tabiin, muridnya
sahabat Anas bin Malik dan Abu Hurairah radhiyAllahu ‘anhuma. Beliau berprofesi
sebagai saudagar. Akan tetapi, pada akhir hayatnya, beliau ditimpa pailit dan terlilit
utang sebesar 30.000 dirham, sehingga beliau pun dipenjara. Beliau baru dapat
terbebas dari penjara setelah putranya, yang bernama Abdullah, melunasi utangnya.
Tentu saja bukan modal beliau yang bermasalah. Harta beliau halal, dan beliau
seorang ulama yang wara’ terhadap harta. Namun bisa jadi dikarenakan faktor lainnya
seperti kondisi pasar sedang tidak stabil ataupun kurang memiliki pegetahuan,
pengalaman, ataupun skill dalam mengelola suatu usaha/bisnis atau juga bisa karena
faktor lainnya yang tidak harus di simpulkan ketika suatu usaha gagal atau bankrut
diakrenakan modalnya bersumber dari harta yang haram, sungguh jika demikian
merupakan cara pengambilan kesimpulan yang sangat prematur, tetapi janji Allah
Subhanawataalla terhadap seorang hamba yang beriman dan berhati-hati dalam
B A B 4 K a i d a h d a n P r i n s i p F i q h M u a m a l a h | 89

menjemput rezeki adalah memberikan keberkahan terhadap harta dan kehidupannya


yang dampaknya tidak harus semua diberikan di dunia, namun juga bisa jadi diberikan
di akhirat kelak dengan tingkat kenikmatan yang jauh berlipat ganda dari pada yang
hanya diberikan di dunia, sebagaimana Firman Allah Subhanahu wa ta'ala berikut ini :

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka
mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan
perbuatannya.”
(QS : Al-A’raf [ 7 ]: 96)

Dampak Rezeki yang Halal dan Berkah


Untuk mengetahui dampak dari harta berkah terhadap kehidupan kita,
alangkah lebih baiknya jika kita simak kisah dari pengalaman seorang bankir yang telah
bekerja selama 14 tahun di salah satu bank swasta berikut ini:
Beliau sebelum aktif di komunitas anti riba adalah seorang bankir yang karirnya
bisa disebut cukup sukses di salah satu bank swasta lebih tepatnya bank permata
selama 14 tahun, yang secara ekonomi mungkin bisa dibilang sangat berkecukupan
bahkan beliau juga bercerita selama jadi bankir 14 tahun tersebut sering pulang pergi
ke luar negeri, namun entah kenapa terhadap anak dan istrinya waktu dia menjadi
bankir sering sakit-sakitan bahkan menurut dokter terkena suatu penyakit yang
lumayan cukup parah yang mengharuskan untuk rutin control ke rumah sakit
14 tahun berlalu qadarullah entah kenapa beliau bercerita pada waktu itu tiba-
tiba terbesit di dalam hatinya keraguan terhadap pekerjaan yang selama ini dia lakukan
apakah sudah benar-benar halal, akhirnya setelah terbesit pertanyaan tersebut beliau
banyak menghadiri kajian majelis ilmu khususnya tentang fiqih muamalah untuk bisa
menjawab keraguan tersebut dan akhirnya bisa menemukan bahwa pekerjaan tersebut
merupakan termasuk riba yang diharamkan dalam syariat Islam bahkan termasuk salah
satu dari 10 dosa besar menurut para jumhur ulama.
Setelah beliau menyadari pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan ribawi
tidak lama setelah beliau menyadari tentang pekerjaan, akhirnya beliau memberanikan
diri untuk hijrah dan resign dari pekerjaan ribawinya walaupun dia belum mengetahui
setelah keluar dari bank swasta tersebut beliau mau bekerja dimana lagi, karena beliau
bercerita juga belum punya sama sekali pengalaman untuk merintis bisnis kareana sejak
lulus kuliah beliau langsung bekerja di bank swasta tersebut.
B A B 4 K a i d a h d a n P r i n s i p F i q h M u a m a l a h | 90

Sambil beliau mencari pekerjaan pasca hijrahnya dari pekerjaan ribawi


tersebut beliau bergabung dan aktif di komunitas anti riba Bersama Bebas Riba, namun
setelah hijrahnya tersebut walaupun secara ekonomi tidak sebaik waktu bekerja
sebagai bankir di lembaga ribawi, namun pada saat itu juga beberapa pertolongan Allah
mulai terjadi yang paling tidak terduga ialah yang tadinya istrinya harus bulak balik ke
rumah sakit karena terkena suatu penyakit tertentu, tiba-tiba dinyatakan sehat oleh
dokter dan tidak diperlukan kontrol bulak-balik ke rumah sakit lagi dan Alhamdulilah
sekarang beliau mendapat pekerjaan baru yang tentunya lebih halal dan barokah dari
pekerjaan sebelumnya, yaitu sebagai staf HRD di suatu sekolahan swasta di daerah
Cimahi
Dari cerita diatas dapat diambil kesimpulan bahwa keberkahan tidak selalu
identik dengan semakin bertambahnya harta yang berwujud materi namun juga bisa
berdampak pada sesuatu yang tidak berwujud materi seperti cerita hijrahnya seorang
bankir diatas yaitu bisa dalam bentuk kesehatan, keluarga yang lebih harmonis, anak-
anak yang sholeh, ilmu bermanfaat dan yang paling tinggi yaitu semakin berimannya
atau bergantungnya hati kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.
Semakin bertambahnya harta yang dalam bentuk materi hanyalah salah satu
dan bukan satu-satunya, karena dampak dari harta yang berkah banyak sekali selain
dari bentuk materi seperti di cerita diatas
Dalam suatu Riwayat Hadits Shahih disebutkan bahwa kekayaan umar bin
khattab radiAllahu anhu mewariskan 70.000 properti (ladang Pertanian) yang totalnya
jika di nilai dengan nilai sekarang sekitar 11,2 Triliyun, dimana Cash Flow perbulan dari
properti =70.000 x 40jt = 2,8 Triliyun perthahun atau 233 Milyar perbulan, yang jadi
pertanyaan besarnya mengapa hal tersebut bisa terjadi, salah satu penyebabnya ialah
karena keberkahan dari harta yang diperoleh oleh umar bin khattab radiAllahu anhu
yaitu sifat wara’ atau kehati-hatian dalam menjemput dan memperoleh rezeki,
Dimana beliau hanya mau menjemput rezeki secara halal,berkah dan sesuai
dengan syariat Islam dalam artian beliau benar-benar menerapkan syariat Islam secara
kaffah khususnya dalam hal ekonomi,
Namun ini hanya salah satu dari dampak berkahnya sebuah harta, bahkan di
riwayatkan juga sewaktu masa pemerintahan khalifah umar, syarat utama untuk bisa
berdagang di pasar ialah memiliki pemahaman akan ilmu fiqh muamalah, dan karena
begitu pentingnya masalah ini, dahulu Umar bin Khattab Radhiyallahu anhu, terbiasa
berkeliling di pasar sambil membawa tongkat, dan beliau mengusir para pedagang dari
pasar Madinah yang tidak paham fiqh jual beli, sambil mengingatkan,
B A B 4 K a i d a h d a n P r i n s i p F i q h M u a m a l a h | 91

“Tidak boleh jual beli di pasar ini kecuali yang paham fiqih. Jika tidak, dia akan makan
riba, sadar maupun tidak.”

Inilah salah satu kunci dari keberkahan harta yaitu mengedepankan sifat hati-
hati ketika menjemput rezeki, dan mudah-mudahan kita semua di anggota kelas
praktikum ini bisa saling mengingatkan untuk tetap selalu istiqamah dalam
bermuamalah menjemput rezeki. Karena sebenarnya ketika kita bermuamlah baik
bekerja/berbisnis tidak hanya persoalan untung rugi, ada yang jauh lebih penting dari
itu yaitu tentang kehidupan kita setelah kematian, akankah dengan pekerjaan/bisnis
kita bisa mengantarkan kita kepada hakikat kebahagiaan yang sesungguhnya yaitu
masuk kedalam Surga Allah Subhanawataalla ataukan sebaliknya malah memberatkan
atau menghalangi kita dari memasuki Surga-Nya.
B A B 4 K a i d a h d a n P r i n s i p F i q h M u a m a l a h | 92

Prinsip Fiqh Muamalah


Dibagian ini kita akan belajar tentang kerangka dasar berfikir dari fiqh
muamalah yang tentunnya semua prinsip fiqh muamalah yang dipelajari akan sangat
berguna dan bisa diterapkan pada semua studi kasus fiqh muamalah baik fiqh
muamalah klasik yaitu sebuah jenis skema muamlah yang telah ada sejak zaman
Rasulullah misalnya jual beli, gadai, utang-piutang,syirkah,qard,jual-beli ijon dan skema
muamalah lainnya yang telah ada sejak zaman Rasulullah, maupun fiqh muamlah
kontemporer atau skema muamalah yang baru baik itu merupakan hasil dari
pengembangan skema muamalah ataupun yang benar-benar baru yang belum pernah
ada di zaman Rasullah seperti Asuransi, Jual beli Saham,forex, MLM, Ponzi, Jual-beli
Online, Reksadana, crowfounding, dan transaksi-transaksi lain yang belum ada di zaman
Rasulullah.
Dimana jika kita telah menguasai kaidah dan prinsip-prinsipnya untuk
menyelesaikan studi kasus dari skema muamalah baik klasik maupun kontemporer
sebenarnya hanya tinggal mnerapkan kaidah dan prinsip ini kemudian tinggal
disesuaikan dengan masalah fiqh muamalah yang ingin diselesaikan, untuk lebih
jelasnya bagaimana menggunakan kaidah dan prinsip fiqh muamalah simak penjelasan
lengkapnya dibawah ini.

”Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi
untukmu semua (sebagai rahmat) dari-Nya. Sesungguhnya, dalam hal yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang
berfikir.”
(QS. Al-Jasiyah [45]:13)

”Yang halal ialah apa yang dihalalkan oleh Allah di dalam kitabNya, dan apa yang
haram ialah apa yang diharamkan Allah di dalam kitabNya; sedangkan apa yang
didiamkan oleh Nya berarti dimaafkan (diperkenakan) untukmu.”
(HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majab)
B A B 4 K a i d a h d a n P r i n s i p F i q h M u a m a l a h | 93

Prinsip 1 : Dalam Fiqh Muamalah semuanya diperbolehkan kecuali jika ada


dalil baik di nash Al-Qur’an maupun Hadits yang melarangnya, maka hal
tersebut menjadi haram
Ini merupakan suatu prinsip yang sangat penting sehingga akan terus
digunakan di sepanjang buku ini khususnya dalam menganalis setiap transaksi
muamalah dalam syirkah, jadi bagi yang hendak ingin mengetahui apakah suatu akad
tersebut sudah sesuai dengan syariat Islam, hal paling pertama yang harus dilakukan
ialah mengetahui terlebih dahulu apakah suatu akad tersebut ada dalil baik dari nash
Al-Qur’an maupun Hadits yang melarang hal tersebut ataukah tidak, jika ada berarti hal
tersebut diharamkan dalam syariat Islam, jika tidak maka hal tersebut berarti
diperbolehkan dan biasanya hal ini.Banyak terjadi pada hal-hal yang bersifat teknis
contohnya perhitungan nisbah bagi hasil, pengakuan pendapatan ataupun beban dalam
suatu syirkah, cara pencatatan dan pelaporan syirkah, perhitungan biaya, cara
penetapan harga , dan hal-hal yang bersifat teknis lainnya.
B A B 4 K a i d a h d a n P r i n s i p F i q h M u a m a l a h | 94

Prinsip 2 : Setiap Tambahan atau manfaat yang diperoleh pemberi


utang dari akad dari utang- piutang adalah riba
para ulama menegaskan hal ini dalam sebuah kaidah yang sangat masyhur
dalam ilmu fikih, yaitu:
“Setiap piutang yang mendatangkan kemanfaatan/keuntungan, maka itu adalah riba.”
(Baca Al-Muhadzdzab oleh asy-Syairazi 1/304, Al-Mughni oleh Ibnu Qudamah 4/211
& 213, Majmu’ Fatawa Ibnu Taimiyyah 29/533, Ghamzu ‘Uyun al-Basha’ir 5/187,
asy-Syarhul Mumthi’ 9/108-109 dan lain-lain)

Tambahan disini tidak sebatas pada tambahan dalam hal bentuk materi saja
melainkan juga semua manfaat yang diperoleh pemberi hutang yang ada kaitannya
dengan utang piutang adalah riba, contoh manfaat yang diperoleh pemberi utang yang
bersifat non materi adalah pemberian izin atau lisensi tertentu, diberikan kemudahan
tertentu karena telah memberinya utang dan lain sebagainya.
B A B 4 K a i d a h d a n P r i n s i p F i q h M u a m a l a h | 95

Contoh yang paling baik untuk menjelaskan hal ini dan sangat dekat dengan
keseharian masyarakat modern saat ini yaitu pembayaran dengan menggunakan
dompet digital seperti ovo, gopay, dana dan yang sejenisnya, dimana secara fiqh
muamalah ketika kita men topup saldo dompet digital tersebut akadnya adalah qard
atau utang piutang, dikarenakan uang yang kita belikan untuk mengisi saldo dompet
elektronik tersebut tidak selamanya langsung kita pakai atau kita langsung gunakan
seluruhnya pada saat itu juga, pasti ada yang namanya jeda waktu antara ketika kita
men top up dan ketika kita menggunakan saldo dompet digital tersebut.
Selama jangka waktu tersebutlah uang kita yang mengendap tersebut akan
digunakan oleh platform uang digital tersebut baik untuk kepentingan dari platform
tersebut ataukah di pinjamkan lagi ke pihak lain dalam bentuk investasi pembiayaan
baik jangka pendek maupun jangka panjang, sehingga akadnya adalah qard atau utang-
piutang, kemudian ketika kita belanja menggunakan dompet digital pada saat-saat
tertentu suka ada promo diskon ataupun casback ketika kita membayar melalui dompet
digital tersebut dibandingkan jika langsung membayar secara cash.
Setiap Diskon ataupun casback yang diterimapun itu bisa disebut sebagai
manfaat yang diperoleh pemberi utang (dalam hal ini orang yang melakukan top up
saldo dompet digital tersebut) dari akad qard sehingga tambahan tersebut merupakan
riba yang diharamkan dalam syariat Islam, sehingga baiknya jika ada promo yang
menggunakan uang digital lebih murah atau ada cashback dan promo lainnya lebih baik
membayar langsung secara cash, karena hal tersebut lebih halal, berkah dan bebas riba.

Prinsip 3 : Sesuatu bisa dikatakan haram bisa karena objeknya, cara


memperolehnya atau karena keduanya
Menurut prinsip yang ke tiga ini bahwa dalam fiqh muamalah sesutau bisa
dikatakan haram secara syariat Islam bisa dikarenakan objeknya yang memang
diharamkan ataupun haram karena cara memperolehnya bisa salah satu ataupun
kedua-duanya.
Pertama haram karena Objeknya; contohnya kamr, darah, bangkai, babi, dan
lain sebagainya jika sesuatu tersebut haram karena dzatnya, baik cara memperolehnya
secara halal maupun haram tetap sesuatu tersebut tidak akan berubah jadi halal,
misalnya membeli daging babi secara jual beli halal, tetap daging babi tersebut tidak
berbeda halnya dengan yang haram karena cara memperolehnya yang bisa berubah jika
sesuatu tersebut diperoleh oleh pihak lain melalui cara yang halal, maka sesuatu
tersebutpun berubah menjadi halal.
Kedua haram karena cara memperolehnya; contohnya uang dari hasil riba,
merampok, atau korupsi, uang tersebut dikatakan haram bukan karena uangnya yang
B A B 4 K a i d a h d a n P r i n s i p F i q h M u a m a l a h | 96

haram tapi cara memperolehnya yang haram, sehingga jika oleh orang yang mendapat
penghasilan utamanya dari hasil riba, kemudian dibelanjakan secara halal ke pasar atau
supermarket, maka uang tersebut hanya haram bagi orang yang mendapat penghasilan
dari riba tersebut, namun uang tersebut berubah jadi halal bagi si penjual di pasar atau
supermarket tersebut. Jadi sesuatu yang haram karena cara memperolehnya hanya
sebatas melekat pada orang yang memperolehnya secara haram ketika cara
memperolehnya di konversi jadi halal maka sesuatu tersebut berubah hukumnya
menjadi halal.

Prinsip 4 : Setiap Yang Memenuhi Unsur Multi akad adalah Gharar


Syariah melarang transaksi yang mengandung ketidak pastian(Gharar). Gharar
terjadi ketika terjadi Incomplete information. Sehingga tidak ada kepastian antara
duabelah pihak yang melakukan transaksi. Ke tidak jelasan ini dapat menimbulkan
pertikaian antara para pihak dan dapat dipastikan ada salah satu atau lebih pihak yang
di rugikan karean gharar ini. Ketidak jelasan dapat terjadi dalam lima hal, yaitu dalam
hal kuantitas, kualitas, harga, waktu penyerahan dan akad.
Ketidak pastian dalam kuantitas terjadi dalam jual beli ijon, yaitu jual beli pada
sesuatu barang yang masih belum jelas baik dalam hal kuantitas maupun kualitas,
seperti misalnya tengkulak yang menawar pohon dari suatu petani yang buahnya belum
matang, namun sudah di tawar harganya oleh tengkulak tersebut dan biasanya ketika
telah disepakati dengan petaninya uangya langsung dibayarkan kepada petani pada
saat itu juga, secara sekilias jual-beli ijon ini sepertinya sangat membantu
perekonomian para petani karena para tengkulak membayar hasil panennya lebih cepat
dari waktu panen. Namun baik disadari maupun tidak jual beli ijon seperti ini masuk
kedalam gharar karena mengandung ketidak jelasan dan berpotensi merugikan salah
satu pihak bisa petani maupun tengkulaknya, misalnya bisa jadi ketika waktu panen tiba
ternyata buah dari pohon tersebut menghasilkan buah yang jauh lebih banyak dari yang
diperkirakan sebelumnya dan harganya sedang tingi-tingginya, maka ketika hal ini
terjadi maka pihak yang dirugikan adalah petani yang seharusnya mendapatkan
keuntungan yang jauh lebih besar dari pada dengan jual-beli ijon. Kondisi kedua jika
ternyata buah dari pohon petani tersebut bisa karena ada hama atau faktor lainnya
terjadilah gagal panen atau kualitas buahnya lebih buruk daripada yang diperkirakan di
awal, maka pihak yang dirugikan dari kondisi ini adalah pihak tengkulak tersebut. Inilah
salah satu hikmah dari mengapa Gharar diharamkan dalam syariat Islam, karena lebih
banyak mudharatnya daripada faedahnya.
“Bagaimana pendapatmu jika Allah mencegah biji itu untuk menjadi buah sedang salah
seorang dari kamu menghalalkan (mengambil) harta saudaranya?”
(HR.Bukhari)
B A B 4 K a i d a h d a n P r i n s i p F i q h M u a m a l a h | 97

Pada ke empat jenis gharar diatas, keadaan sama-sama rela hanya bersifat
sementara, karena ketika kondisinya telah jelas dikemudian hari, salah satu pihak akan
merasa terzalimi, walaupun pada awalnya tidak demikian.
Ketidakjelasan dalam akad terjadi juga jika suatu transaksi diwadahi oleh dua
akad atau lebih sekaligus(multi akad), sehingga terjadi ketidakjelasan(gharar) mengenai
akad mana yang harus digunakan atau diberlakukan. Hal ini terjadi bila ada dua akad
yang dapat memenuhi ketiga faktor berikut yaitu objeknya sama, pelakunya sama dan
jangka waktunya sama. Jika memenuhi 3 kriteria tersebut maka akad atau transaksi
tersebut bisa dikategorikan sebagai multi akad yang masuknya gharar sehingga
diharamkan dalam syariat Islam. Contoh hal ini banyak terjadi di leasing yang skema
penjualannya sewa beli, disana mengandung gharar karena tidak jelas apakah akad
tersebut jual beli atau sewa-menyewa.

Prinsip 5 : Tidak Diperbolehkannya Menggabungkan atau Merubah Akad


Tabaru Menjadi Tijarah
Dalam fiqh muamalah, akad atau suatu transaksi dari segi ada atau tidaknya
kompensasi dibagi kedalam 2 macam yaitu:
Akad Tabaru’ adalah perjanjian yang merupakan transaksi yang tidak ditujukan
untuk memperoleh laba (Transaksi Nir laba). Tujuan dari transaksi ini adalah tolong-
menolong dalam rangka berbuat kebaikan (tabarru’ berasal dari kata birr dalam bahasa
arab yang artinya kebaikan). Dalam akad tabarru’, pihak yang berbuat kebaikan
tersebut tidak berhak mengisyaratkan imbalan apapun kepada pihak lainnya, karena ia
hanya mengharapkan imbalan dari Allah Subhanawataalla dan bukan dari manusia.
Namun, tidak mengapa bila pihak yang berbuat kebaikan tersebut meminta sekedar
menutupi biaya yang di tanggung atau dikeluarkan untuk dapat melakukan akad tabaru’
tersebut, sepanjang tidak mengambil laba dari akad tabaru’ itu.
Ada 3 (tiga) bentuk akad tabarru’ sebagai berikut :
B A B 4 K a i d a h d a n P r i n s i p F i q h M u a m a l a h | 98

A. Meminjamkan Uang
Meminjamkan uang termasuk akad tabarru’ karena tidak melebihkan
pembayaran atas pinjaman yang kita berikan, karena setiap kelebihan tanpa iwad atau
penyeimbang yang diperbolehkan oleh syariat Islam adalah riba. Ada 3 jenis pinjaman
yaitu sebagai berikut:
1. Qard, merupakan pinjaman yang diberikan tanpa mensyaratkan apapaun, selain
mengembalikan pinjaman tersebut setelah jangka waktu tertentu.
2. Rahn, merupakan pinjaman yang mensyaratkan suatu jaminan tertentu dalam
bentuk jumlah tertentu untuk meyakinkan pemberi utang bahwa pihak yang
berhutang dapat melunasi utangnya sesuai dengan jangka waktu yang telah
disepakati di awal akad.
3. Hiwalah, yaitu bentuk pinjaman dengan cara mengambil alih piutang dari pihak
lain.
B A B 4 K a i d a h d a n P r i n s i p F i q h M u a m a l a h | 99

B. Meminjamkan Jasa
Meminjamkan jasa berupa keahlian atau keterampilan termasuk tabarru’, ada
3 jenis pinjaman jasa, yaitu sebagai berikut :
1. Wakalah, memberikan pinjaman berupa kemampuan kita saat ini untuk
melakukan sesuatu atas nama orang lain. Pada konsep ini maka yang kita
lakukan hanya atas nama orang tersebut, namun akad wakalah juga terdapat
di akad tijarah(bisnis) ketika suatu pihak memberikan izin atas nama suatu
produsen tertentu utuk menjualkan barang/jasanya yang kemudian nanti
orang tersebut berhak mendapat komisi atas menjualkan barang/jasa
tersebut.
2. Wadiah, Merupakan bentuk turunan akad wakalah, dimana pada akad ini telah
di rinci/di detailkan tentang jenis pemeliharaan dan penitipan, sehingga
selama pemberian jasa tersebut kita juga bertindak sebagai wakil dari pemilik
barang.
3. Kafalah, juga merupakan bentuk turunan dari akad wakalah, dimana pada
akad ini terjadi atas wakalah bersyarat, bisa kafalah bil ujrah ataupun jenis
kafAllah dengan jenis syarat lainnya.

C. Memberikan Sesuatu
Dalam akad ini , pelaku memberikan sesuatu kepada orang lain. Contoh dari
jenis akad ini yaitu:
1. Wakaf, merupakan pemberian yang diperuntukan untuk kepentingan umum
dan agama serta pemberian itu tidak dapat dipindah tangankan. Contohnya
wakaf mesjid, wakaf sumber air, wakaf sekolahan/pesantren, wakaf rumah sakit
dan sebagainya.
2. Akad Tijarah, akad yang ditujukan untuk memperoleh keuntungan. Dari sisi
kepastian hasil yang diperoleh, akad ini dapat dibagi menjadi 2(dua), yaitu
sebagai berikut :

A. Akad yang keuntungannya tidak dapat dipastikan diawal jumlahnya,


merupakan akad kontrak yang diturunkan dari teori percampuran,
dimana pihak yang bertransaksi saling mencampurkan aset yang mereka
miliki menjadi satu, kemudian menanggung resiko bersama-sama untuk
mendapatkan keuntungan. Oleh sebab itu, kontrak jenis ini tidak
memberikan imbal hasil yang pasti, baik imbal hasil maupun waktu.
Contoh yang termasuk kedalam akad ini adalah syirkah baik dengan
B A B 4 K a i d a h d a n P r i n s i p F i q h M u a m a l a h | 100

menggunakan akad mudharabah maupun musyarakah, yang InsyaAllah


akan dijelaskan lebih dalam lagi di bagian ke 2 tentang konsep dasar
syirkah.

B. Akad tijarah yang keuntungannya baik secara jumlah dan waktunya dapat
ditentukan di awal akad, yang merupakan akad yang diturunkan dari teori
pertukaran(perdagangan), dimana kedua belah pihak saling
mempertukarkan aset yang dimilikinya, sehingga objek pertukarannya
baik barang maupun jasa harus ditetapkan diawal akad dengan pasti baik
tentang jumlah, kualitas, harga dan waktu penyerahannya. Dalam kondisi
ini secara tidak langsung kontrak jenis ini akan memberikan imbal hasil
yang tetap dan pasti karena sudah diketahui ketika akad. Contoh akad ini
adalah jual beli dan akad sewa.

Aturan mengenai prinsip ke 6 ini yaitu akad tabarru’ tidak bisa dirubah menjadi
akad tijarah(bisnis), namun jika akad tijarah di pertengahan akad dirubah menjadi
tabarru’ maka hal tersebut diperbolehkan.
Contoh dari peubahan akad tijarah ke tabaru ialah misalnya seseorang
bernama A menjual motor ke bapak B secara kredit namun suatu ketika si Bapa B
sedang kesulitan keuangan sehingga tidak bisa membayar sisa cicilan motornya,
kemudian melihat kondisi tersebut Bapak A mengiklaskan sisa cicilan motor bapak B
tersebut maka akadnya berubah yang tadinya jual beli(Tijarah) menjadi Tabaru(tolong
menolong) kalau perubahan akad semacam ini diperbolehkan.
Namun jika sebaliknya tabaru berubah menjadi tijarah maka hal ini haram
secara syariat Islam dan tidak diperbolehkan, misalkan seseorang mewakafkan
tanahnya untuk kepentingan umum, namun pada suatu ketika seorang tersebut
menjual tanahnya kepada orang lain dengan tujuan untuk kepentingan pribadi,
perubahan yang seperti inilah yang di haramkan oleh syariat Islam.
B A B 4 K a i d a h d a n P r i n s i p F i q h M u a m a l a h | 101

Prinsip 6 larangan menggabungkan akad utang-piutang dengan jual beli


Ada sebuah Hadits dari Abdullah bin Amr bin Ash Radhiyallahu ‘anhuma, beliau
mengatakan,
“Rasulullah shallAllahu ‘alaihi wa sallam melarang menggabungkan antara akad jual-
beli dan akad utang.”
(HR. Ahmad 6918 & Tirmizi 1278.)

Dalam riwayat lain, Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda,


“Tidak halal, utang digabung dengan jual beli.”
(HR. Ahmad 6671, Abu Daud 3506 dan dihasankan Syuaib al-Arnauth)
B A B 4 K a i d a h d a n P r i n s i p F i q h M u a m a l a h | 102

Dalam catatan yang diberikan oleh Turmudzi di bawah Hadits ini, beliau menyebutkan
keterangan Imam Ahmad,
Ishaq bin Manshur pernah bertanya kepada Imam Ahmad,
“Apa makna laragan beliau, menggabungkan utang dengan jual beli?”
Jawab Imam Ahmad,
“Bentuknya, si A memberi utang kepada si B, kemudian mereka melakukan transaksi
jual beli sebagai syarat tambahannya.”
(Sunan Turmudzi, 5/140)

Dan akad ijarah, diantaranya wakalah bil ujrah, termasuk jual beli. Karena
hakekat akad sewa adalah jual beli jasa. Dalam Ma’ayir As-Syar’iyah yang diterbitkan
oleh AAOIFI, pada pasal (19) tentang Qardh, ayat (7) dinyatakan,
“Lembaga keuangan syariah tidak dibolehkan mensyaratkan akad ba’i (jual-beli), akad
ijarah (sewa), atau akad mu’awadhah lainnya yang digabung dengan akad qardh.
Karena dalam jual/sewa, biasanya, pihak debitur sering menerima harga di atas harga
pasar dan ini merupakan sarana untuk terjadinya riba (pinjaman yang mendatangkan
keuntungan bagi kreditur)”
(Al-Ma’ayir asy-Syari’iyyah, hal 270)

Yang termasuk kedalam menggabungkan akad utang-piutang dan jual beli


adalah bai al ‘inah yaitu suatu akad yang menjadikan jual beli hanya sebagai perantara
untuk memperoleh hutang, karea pada hakikatnya akad tersebut tidak ada akad jual
beli sama sekali, jual beli hanyalah sebuah rekayasa untuk mendapatkan pinjaman
berupa uang tunai dengan dalih jual-beli secara kredit atau berjangka., jadi selain masuk
ke dalam Bai Al-Inah ini juga bisa dikategorikan akad utang-piutang atau qard, dan
setiap tambahan atau manfaat yang diperoleh si pemberi hutang adalah riba ,

“Apabila kalian telah berjual beli dengan cara Al-‘Inah dan kalian telah ridha dengan
perkebunan dan kalian telah mengambil ekor-ekor sapi dan kalian meninggalkan
jihad, maka Allah akan menimpakan kepada kalian suatu kehinaan yang (Allah) tidak
akan mencabutnya sampai kalian kembali kepada agama kalian”.
(HR. Abu Daud )
B A B 4 K a i d a h d a n P r i n s i p F i q h M u a m a l a h | 103

Contoh dari Bai al ‘inah adalah sebagai berikut:


Misalnya A menjual Tunai kepada B kemudian A membeli kembali barang yang
sama dari B baik secara kredit ataupun dalam jangka waktu tertentu misalnya dalam
kasus ini setelah 5 tahun maka akan dibeli lagi. Dari contoh ini ada dua pihak yang
seolah-olah melakukan jual-beli, namun tujuannya bukan untuk mendapatkan barang
melainkan A mengharapkan untuk mendapatkan uang tunai sedangkan B
mengharapkan kelebihan pembayaran berupa hasil dari usaha kostan tersebut. Jual-
beli semacam ini sangat di larang oleh syariat Islam dan hukumnya haram sehingga
baiknya tidak melakaukan skema penjualan seperti ini,
Sesuai dengan prinsip no 5 jika ingin memberikan pinjaman harus murni
tolong-menolong tidak boleh di satukan dengan akad tijarah atau bisnis, bisa dengan
akad Qarhul Hasan maupun Rahn /gadai yang murni tidak ada kelebihan dengan nama
dan dalam bentuk apapun seperti bunga,biaya administrasi, denda, bagi hasil, biaya
titip dan sejenisnya.

Perbedaan Jual-Beli dan Riba

Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan
mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat),
sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual
beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan
dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang
telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada
Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-
penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.
(QS : Al-Baqarah [ 2 ] : 275)

Pada surat Al-Baqarah ayat 275 tersebut Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba, maka dapat diketahui bahwa ada perbedaan yang jelas antara
jual-beli dan riba. Jika ada sebagian orang yang mengatakan bahwa jual-beli dan riba
merupakan sama karena sama-sama mengambil keuntungan merupakan suatu yang
keliru, untuk lebih jelasnya untuk mengetahui perbedaan dari jual-beli dan riba bisa
dilihat di tabel berikut :
B A B 4 K a i d a h d a n P r i n s i p F i q h M u a m a l a h | 104

Dari perbedaan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa jual beli


diperbolehkan karena ada iwad (pengganti/penyeimbang yang menyebabkan penjual
boleh mengambil tambahan sebagai keuntungan.
Iwad atau penyeimbangan tersebut dapat berupa:
1. Usaha yang harus dilakukan dalam rangka menambah nilai barang dan/ jasa(Al
Kahraj/Kasb)
2. Resiko dalam menjalankan usaha ( Al Ghurm) risiko tersebut bisa berupa risiko
kerugian karena barang tidak laku, barang dagangan kadaluarsa, risiko
kecelakaan kerja, dan risiko-risiko lainnya yang bisa muncul dalam
menjalankan sebuah usaha jual-beli tersebut yang bahkan bisa menimbulkan
modal habis tanpa menghasilkan keuntungan sama-sekali.
B A B 4 K a i d a h d a n P r i n s i p F i q h M u a m a l a h | 105

3. Beban yang harus ditanggung terkait dengan pengadaan barang dan jasa (Al
Dhaman) seperti pengusaha harus mengeluarkan modal untuk membeli bahan
baku, peralatan tenaga kerja untuk memproduksi suatu barang maupun jasa
tersebut atau jika di bidang retail harus mengeluarkan modal untuk menyewa
tempat, membeli stock barang dagangan dan lain sebagainya.
Jika di gambarkan akan menghasilkan sebuah keseimbangan layaknya
timbangan/neraca sebagai berikut:

Dari ilustrasi tersebut terlihat bagaimana terciptanya keseimbangan dalam jual


beli sedangkan dalam riba tidak ada keseimbangan semacam itu karena kentungan
berupa bunga dari uang yang mereka pinjamkan tidak ada iwad atau penyeimbang yang
setara seperti yang terjadi dalam jual beli. Dalam riba keuntungan berupa bunga yang
didapatkan oleh pemberi riba tidak ada iwad atau penyeimbangnya baik berup risiko,
usaha yang dilakukan, ataupun beban yang harus ditanggung pemberi riba.
Para pelaku riba tidak mau tahu mengenai kondisi nasabahnya mau usaha
nasabah sedang untung atau mengalami kerugian,yang terpenting bagi pelaku riba
pokok pinjaman plus bunganya harus kembali bahkan tak segan-segan untuk menyita
dan melelang anggunan nasabahnya demi pokok plus bunga dan dendanya bisa
didapatkan oleh pemberi riba. Kedzaliman lainnya dari para pelaku riba ialah jika
B A B 4 K a i d a h d a n P r i n s i p F i q h M u a m a l a h | 106

nasabahnya membayar telat maka akan di kenakan denda, jika membayar tepat waktu
dikenakan bunga dan jika bayar lebih cepat dikenakan pinalty.
Dari penjelasan diatas sudah dapat dipastikan berbeda jauh sekali antara jual
beli dan riba perbedaannya bagaikan barat dan timur khususnya tidak tercipta
keseimbangan dalam riba dan jika hal ini terus dibiarkan cepat atau lambat dapat
menyebabkan kehancuran bagi kehidupan manusia khususnya dalam bidang ekonomi
dan dari ekonomi dampaknya bisa meluas ke sosial, kriminal dan lain sebagainya.
Hal inilah salah satu alasan kenapa riba dikategorikan sebagai salah satu dari
sepuluh dosa besar hampir setara dengan syirik atau menyekutukan Allah, membunuh,
zinah, durhaka kepada orang tua bahkan bunuh diri. Karena memang dampak
merusaknya pun tidak kalah besarnya dibandingkan 9 dosa besar lainnya tersebut.
Dimana yang paling utamanya di dalam praktek ribawi tidak ada keseimbangan
bahkan bisa menghancurkan keseimbangan padahal dalam surat Ar-Rahman ayat 7
sampai dengan 9 memerintahkan untuk menjaga keseimbangan.

Dan langit dinaikkan-Nya di atas bumi sebagai atap baginya dan Dia menetapkan
keadilan di bumi serta memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk adil. Supaya kamu
jangan melampaui batas tentang neraca itu. Dan tegakkanlah timbangan itu dengan
adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu
(QS : Ar-Rahman [ 55 ] 7-9)

dan pada surat Al-Hadid ayat 25 :


“Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti
yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan)
supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan besi yang padanya
terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka
mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong
(agama)Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah
Maha Kuat lagi Maha Perkasa.”
(QS : Al-Hadid [ 57 ]: 25)
B A B 4 K a i d a h d a n P r i n s i p F i q h M u a m a l a h | 107

Kata Al-Mizan pada ayat ini bermakna undang-undang atau syariat yang
menjadi acuan dalam bersikap dan bertindak secara adil untuk memelihara kehidupan
bumi agar tetap lestari dan tertata dengan baik. Oleh karena semua telah diciptakan
dengan perhitungan yang tepat dan seimbang oleh sang Maha akurat perhitungan-Nya,
maka sangat tidak layak keseimbangan alami tersebut khususnya dalam bidang
ekonomi dirusak oleh praktik ribawi tersebut, Padahal Allah Subhanahu wa ta'ala
memerintahkan agar tetap menjaga keseimbangan tersebut.

Mengenal Lebih Jelas Bahaya Riba


Riba merupakan penyakit ekonomi akut masyarakat yang telah dikenal lama
dalam sejarah perabadan manusia. Ulama menjelaskan definisi syar’i riba yaitu
menambahkan beban kepada pihak berutang (dikenal dengan riba hutang piutang atau
riba dayn) atau menambahkan takaran saat melakukan tukar menukar 6 komoditi
ribawi (emas, perak, gandum, sya’ir, kurma, dan garam) dengan jenis yang sama, atau
tukar menukar emas dengan perak atau makanan dengan makanan dengan cara tidak
tunai (dikenal dengan riba jual beli atau riba Ba’i) (Tarmizi, 2014, hal. 335).
Riba merupakan perkara yang diharamkan dalam ajaran Islam. Islam
memasukkan riba kedalam kategori dosa besar, dan para pelaku riba terancam dengan
hukuman yang sangat berat sebagai indikasi tegasnya larangan Islam terhadap riba.
Dalam surat Al-Baqarah ayat 279 ditegaskan bahwa Allah akan memerangi orang-orang
yang membangkan yang tidak mau meninggalkan riba. Allah berfirman,

“Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah,
bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari
pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu, kamu tidak menganiaya dan tidak
(pula) dianiaya.”
(QS: Al-Baqarah [ 2 ]: 279)

Selain terancam akan diperangi, Allah juga menyatakan bahwa pelaku riba
terancam akan kekal selamanya dalam neraka serta tidak tentram jiwanya. Allah
berfirman,
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan
mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat),
sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual
B A B 4 K a i d a h d a n P r i n s i p F i q h M u a m a l a h | 108

beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan
dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang
telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada
Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-
penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.”
(QS: Al-Baqarah [ 2 ]: 275)

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dalam hadits shahih menjelaskan


bahwa riba merupakan 1 dari 7 dosa besar. Nabi ‘alaihi wa sallam bersabada,
“Jauhilah oleh kalian tujuh perkara yang membinasakan!” Para sahabat bertanya,
“Wahai Rasulullah, apa sajakah tujuh perkara tersebut?” Beliau menjawab: “Syirik
kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah kecuali dengan sebab
yang dibenarkan (syariat), memakan harta riba, memakan harta anak yatim,
melarikan diri dari medan pertempuran, dan menuduh zina wanita beriman yang
menjaga kehormatannya.”
(Muttafaq ‘alaih)
B A B 4 K a i d a h d a n P r i n s i p F i q h M u a m a l a h | 109

Hadits diatas menjelaskan bagaimana riba merupakan 1 dari 7 dosa besar. Dari
kandungan hadits diatas juga dapat diketahui bahwa dosa memakan riba berada satu
tingkatan dengan syirik, sihir, membunuh, memakan harta anak yatim, melarikan diri
dari pertempuran, dan menuduh zina wanita beriman. Dalam riwayat shahih lain juga
dijelaskan bahwa 1 dirham yang didapatkan oleh seorang laki-laki dari hasil riba lebih
besar dosanya daripada berzina sebanyak 36 kali. Bahkan terdapat pula hadits yang
menjelaskan bahwa dosa riba yang paling ringan adalah bagaikan seorang laki-laki yang
men-zinahi ibu kandungnya sendiri.
Bahaya riba yang sangat besar ternyata tidak hanya mengancam kehidupan
akhirat seorang muslim. Bahaya riba secara nyata juga dapat berdampak buruk bagi
kehidupan baik pada tingkat pribadi maupun masyarakat. Bagi seorang pribadi, riba
merupakan cerminan buruknya akhlak karena pelaku riba identik dengan sifat kikir,
dada yang sempit, berhati keras, menyembah harta, tamak akan kemewahan dunia dan
sifat-sifat hina lainnya. Selain itu riba dapat melunturkan sifat belas kasih dan rasa
simpati yang dimiliki orang seseorang. Buruknya akhlak seseorang tentu memiliki
dampak buruk terutama berkaitan dengan hubungannya dengan orang lain. Selain itu,
menurut Dr. Abdul Aziz Ismail (dosen di salah satu fakultas kedokteran di Mesir) riba
dapat berdampak buruk terhadap kesehatan seperti penyakit jantung, tekanan darah
tinggi, bahkan stroke, pendarahan di otak dan mati mendadak (Tarmizi, 2014, hal. 343).
Kondisi ini umumnya terjadi pada saat kondisi ekonomi yang sedang memburuk
sehingga membebani kesahatan pelaku riba yang umumnya bersifat kikir dan tamak
terhadap harta.
Selain memiliki bahaya terhadap pribadi atau individual, riba juga dapat
memberikan dampak bagi kehidupan dalam masyarakat.
Pertama riba dapat merusak sumber daya manusia, sebab menurut Ar Razy
(wafat 606 H) menciptakan manusia-manusia yang malas bekerja dan takut mengambil
resiko untuk mengembangkan hartanya (Tarmizi, 2014, hal. 345). Padahal sumber daya
manusia merupakan penggerak utama roda ekonomi suatu masyarakat.
Kedua riba menjadi salah satu penyebab inflasi dorongan biaya. Hal ini
disebabkan seorang produsen yang meminjam uang untuk mengembangkan usahanya
harus membayar sejumlah biaya bunga (riba), untuk menutupi biaya tersebut produsen
akan menaikkan harga sehingga dalam skala makro berkontribusi dalam meningkatkan
inflasi.
Ketiga, riba dapat menciptakan kesenjangan sosial dalam masyarakat. Hal ini
disebabkan pihak yang memiliki kelebihan dana akan meminjamkan dana yang
dimilikinya untuk memperoleh pendapatan dan sudah dipastikan akan mendapatkan
keuntungan dari dana yang dipinjamkan tersebut. Sedangkan disisi lain, pihak
peminjam akan tetap menghadapi risiko untung-rugi dari dana yang dipinjamnya untuk
B A B 4 K a i d a h d a n P r i n s i p F i q h M u a m a l a h | 110

melakukan usaha. Selain itu peminjam juga harus mengeluarkan biaya ekstra yaitu
bunga (riba) dari pinjamannya dimana hal tersebut tentu mengurangi
kesejahteraannya.
Keempat, perilaku riba dapat menciptakan beragam penindasan,
permusuhan, dan perpecahan ditengah masyarakat.

Solusi Jitu Bebas Riba


Untuk Bisa Hijrah bebas dan lepas dari riba tidak ada cara lain selain kembali
kepada Al-Qur’an dan Al-Hadits, yang kebenarannya mutlak berasal dari Allah
Subhanawataalla melalui Rasululullah Subhanahu wata'ala.

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta
dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman
dan pertoIongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itu satu sama lain lindung-
melindungi. Dan (terhadap) orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah, maka
tidak ada kewajiban sedikitpun atasmu melindungi mereka, sebelum mereka
berhijrah. (Akan tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan
pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap
kaum yang telah ada perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha
Melihat apa yang kamu kerjakan.
(QS: Al-Anfal [ 8 ] : 72)
B A B 4 K a i d a h d a n P r i n s i p F i q h M u a m a l a h | 111

Berdasarkan ayat tersebut untuk bisa hijrah bebas dan lepas dari riba ialah
harus bisa bersinergi antara sesama mukmin, dimana kalau dalam konteks ekonomi
yaitu antar para pelaku inti ekonomi; Produsen, Profesional(expert), pedagang
(Marketing/Distributor, dan Investor. Ke-4 elemen inti ekonomi tersebut harus bisa
bersinergi saling menguatkan, saling belajar, dan saling berkontribusi dalam suatu
sistem yang memungkinkan ke 4 potensi tersebut bisa tersalurkan secara maksimal,
bahkan hingga saat ini mengapa ekonomi kita masih di kuasai oleh orang kafir seperti
yahudi karena memang mereka bekerja sama dalam sebuah sistem ekonomi yang
dinamakan sistem ekonomi zionis atau kapitalis dan perihal ini juga telah di jelasakan
dalam Al-Qur’an 1400 tahun yang lalu yaitu:
Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian
yang lain. Jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah
diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan
yang besar.
(QS: Al-Anfal [ 8 ] : 73)
B A B 4 K a i d a h d a n P r i n s i p F i q h M u a m a l a h | 112

Dari ayat tersebut sudah jelas bahwa orang kafirpun saling tolong-menolong
dan saling bersinergi. Oleh sebab itu jika umat Islam ingin bangkit kembali mencapai
abad Kejayaannya maka kita pun harus bersinergi saling menguatkan saling belajar, dan
saling berkontribusi khusunya untuk bisa hijrah bebas dan lepas dari riba.
Dalam Syariat Islam sebenarnya sudah diatur mengenai kerjasama di bidang
ekonomi yang sudah di praktikan sejak zaman Rasulullah yaitu syirkah. Yang dimaksud
Syirkah dalam Islam yaitu kumpulan dari orang-orang yang saling bekerjasama untuk
suatu tujuan tertentu sedangkan syirkah konvensional atau yang banyak terjadi
sekarang yaitu bukannya kumpulan orang melainkan hanya kumpulan modal yang di
kelola oleh suatu badan/orang untuk dikelola. Termasuk juga bmt-bmt yang ada
sekarang masih menggunakan sistem bank yaitu hanya berisi kumpulan modal sehingga
hingga sekarang kalau tetap masih menggunakan sistem seperti itu akan sangat sulit
sekali untuk bersaing dengan lembaga keuangann lainnya yang lebih kapitalis, solusinya
harus mengganti sistem yang mendasarinya yaitu dari kumpulan modal ke kumpulan
orang yang secara garis besar dibagi kedalam 4 jenis yaitu produsen, pedagang,
pekerja/expert, dan Investor, ke empat jenis itu harus saling di sinergikan. Itulah tugas
kita semua.
Solusi yang lebih teknis untuk bisa hirjah bebas dan lepas dari riba ialah:
1.Menyuburkan Sedekah.
2.Memperbanyak jual-beli.
3. Syirkah.

Insya Allah khusus poin ke 3 tentang syirkah akan di bahas lebih detail dan mendalam
di bab-bab berikutnya di buku ini.
B A B 5 S y i r k a h S o l u s i P e r m o d a l a n I s l a m | 113

P ak Galih mempunyai beberapa ide bisnis yang ingin di realisasikan menjadi suatu
bisnis yang bisa membantu untuk menyelesaikan permasalahan yang di hadapi
oleh segmen pelanggannya, dan dari sisi permodalan pak galih menginginkan
mencari sumber permodalan secara syariah tanpa riba, tanpa bank dan tanpa akad
bathil, namun pak Galih masih kebingungan bagaimana caranya mendapatkan
tambahan modal yang benar-benar sesuai dengan syariat Islam. Di bab ini akan dibahas
secara mendalam solusi bagaimana mendapatkan tambahan modal usaha yang halal,
berkah, bebas riba dan sesuai dengan syariat Islam.

Fundamental Syirkah
Kata syirkah dalam bahasa Arab berasal dari kata syarika (fi’il mâdhi ), yasyraku
( fi’il mudhâri’), syarikan / syirkatan /syarikatan ( mashdar /kata dasar); artinya menjadi
sekutu atau serikat (Kamus Al-Munawwir , hlm. 765). Kata dasarnya boleh dibaca
syirkah, boleh juga dibaca syarikah. Akan tetapi, menurut Al-Jaziri dalam Al-Fiqh ‘alâ Al-
Madzâhib Al-Arba’ah , 3/58, dibacasyirkah lebih fasih ( afshah). Menurut arti asli bahasa
Arab (makna etimologis ) syirkah berarti mencampurkan dua bagian atau lebih
sedemikian rupa sehingga tidak dapat lagi dibedakan satu bagian dengan bagian lainnya
( An-Nabhani , 1990: 146).

Syirkah secara definisi sederhananya yaitu kerjasama antara 2 orang atau lebih
untuk menjalankan suatu usaha tertentu, baik antara yang mempunyai modal dengan
yang memiliki keahlian maupun antara orang yang memiliki keahlian yang berbeda yang
bekerja sama untuk menjalankan suatu usaha tertentu yang dalam menjalankannya
sesuai dengan syariat Islam tidak ada yang di dzolimi maupun mendzolimi. Dasar hukum
syirkah adalah dari Hadits berikut ini:
B A B 5 S y i r k a h S o l u s i P e r m o d a l a n I s l a m | 114

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman (dalam hadits Qudsi) :


“ Aku adalah pihak ketiga (Yang Maha Melindungi) bagi dua orang yang melakukan
syirkah, selama salah seorang diantara mereka tidak berkhianat kepada lawan
syarikatnya. Apabila diantara mereka ada yang berkhianat, maka Aku akan keluar
dari mereka (tidak melindungi) ”
(HR Imam Daruquthni dari Abu Hurairah r.a.)

Inilah Hadits yang sangat luar biasa tentang syirkah, yang dimana sampai-
sampai Allah Subhanahu wa ta'ala menjadi pihak ke tiga bagi dua orang atau lebih
melakukan syirkah, bayangkan betapa luarbiasanya bagi usaha kita, ketika Allah yang
menjadi pihak ke tiga diantara 2 pihak yang saling bersinergi kolaboratif dengan
bersyirkah, dibandingkan dengan menjalankan sebuah usaha secara sendirian tanpa
berkolaborasi dengan syirkah.
Namun sebelum kita ingin mengaplikasikan syirkah ini kedalam aktifitas
menjemput rezeki, kita harus mengetahui terlebih dahulu bahwa kemungkinan untuk
berhasil secara bersyirkah adalah sangat kecil sekali, apalagi kalau tidak dibarengi
dengan ilmu yang mumpuni tentang syirkah maka kemungkinan untuk bisa berhasil
melalui syirkah lebih kecil lagi, sebagaimana yang Allah jelaskan dalam Al-Qur’an Surat
Shad ayat 24 berikut ini :
Daud berkata: "Sesungguhnya dia telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta
kambingmu itu untuk ditambahkan kepada kambingnya. Dan sesungguhnya
kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim
kepada sebahagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal yang saleh; dan amat sedikitlah mereka ini". Dan Daud mengetahui bahwa Kami
mengujinya; maka ia meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan
bertaubat.
(QS : Shaad [ 38 ] : 24)
B A B 5 S y i r k a h S o l u s i P e r m o d a l a n I s l a m | 115

Kunci Utama Kesuksesan Syirkah : Mencari Partner Syirkah


yang Amanah
Pada Ayat teresebut dijelaskan bahwa kebanyakan orang ketika berserikat
atau melakukan syirkah kebanyakan dari mereka berbuat zalim kepada sebagian yang
lain atau melakukan khianat kepada partner syirkah yang lain dan ini juga berhubungan
dengan Hadits qudsi diatas ketika ada salah satu mitra/partner syirkah yang berkhianat
maka Aku ( Aku disni Allah Subhanawataalla) akan keluar dari syirkah tersebut, artinya
tidak memberi rahmat lagi terhadap proses syrirkahnya, inilah hal fundamental
pertama dalam syirkah yang harus disadari.
Pada surat Shad ayat 24 juga Allah Subhanahu wata'ala telah memberikan
solusi bahwa untuk menghidari hal tersebut terjadi, baiknya ketika ingin memulai
syirkah untuk mencari partner syirkah yang beriman dan yang sholeh walaupun di ayat
ini dijelaskan jumlah mereka amatlah sedikit, sehingga jika anda mempunyai teman,
partner ataupun komunitas yang berisi orang-orang yang beriman dan shaleh
merupakan suatu aset yang sangat berharga.
Kunci utama kesuksesan dalam uatu syirkah ialah mendapatkan partner atau
mitra syirkah yang amanah, dimana cara untuk mendapatkan partner syirkah yang
beriman, sholeh dan amanah salah satu cara terbaiknya adalah dengan memperbanyak
berkumpul di suatu majelis ilmu ataupun komunitas-
komunitas yang kegiatannya bisa lebih membuat anggota
yang bergabung di komunitas tersebut semakin mengenal, Kunci utama
dekat dan cinta kepada Allah Subhanawataala, jika suatu kesuksesan
saat kita punya project syirkah kita bisa memprioritaskan
untuk mengajak anggota majelis ilmu atau komunitas dalam suatu
tersebut untuk bisa menjadi partner syirkah kita, dengan syirkah ialah
begitu kemungkinan syirkah kita gagal karena penyebab
intern seperti partner syirkah yang tidak amanah dan
mendapatkan
human error lainnya bisa kita tekan sekecil mungkin di partner atau
tahap pencarian partner atau mitra syirkah ini.Setelah kita mitra syirkah
memperbanyak berkumpul disuatu majelis ilmu atau
dengan komunitas yang bisa semakin mendekatkan kita yang amanah
dan seluruh anggota didalamnya untuk semakin mengenal
dekat dan cinta kepada Allah Subhanahu wa ta'ala, selanjutnya walapun tidak harus tapi
akan lebih baik lagi jika kita mencari partner syirkah khususnya jika syirkah dengan
menggunakan akad musyarakah yang mengharuskan kita bekerja sama dengan partner
syirkah kita untuk mengelola bersama suatu usaha syirkah yang bertanggungjawab
langsung kepada investor, tentunya ahlak yang baik dari partner syirkah kita sangat
dibutuhkan sekali untuk mencapat kesuksesan suatu usaha syirkah tersebut.
B A B 5 S y i r k a h S o l u s i P e r m o d a l a n I s l a m | 116

Untuk mengetahui akhlak sebenarnya dari seseorang dimana dalam konteks


ini partner yang akan diajak bekerja sama untuk menjalankan suatu usaha syirkah kita
bisa merujuk dan belajar dari kisah Umar Bin Khatab.ra berikut ini :
Diceritakan pada masa Khalifah Umar bin Khattab, ada seorang laki-laki
berkata kepada Umar, “Sesungguhnya si Fulan itu orangnya baik.” Umar bertanya,
“Apakah engkau pernah bersafar bersamanya?” Lelaki itu menjawab, “Belum pernah.”
Umar bertanya, “Apakah engkau pernah bermuamalah (berbisnis) dengannya?” Lelaki
itu menjawab, “Belum pernah.” Umar bertanya, “Apakah engkau pernah memberinya
amanah?” Lelaki itu menjawab, “Belum pernah.” Umar berkata, “Kalau begitu engkau
tidak memiliki ilmu tentangnya. Barangkali engkau hanya melihat dia salat di masjid.”
(Mawa’idz shohabah).
Jadi, kalau kita misalnya hendak merekomendasikan seseorang, ingatlah
perkataan Umar tersebut. Sebab ketika kita sudah dekat dengan seseorang, Allah suka
membuka sedikit atau mengizinkan terbukanya siapa seseorang itu, dalam tiga tempat
seperti yang dikatakan Umar. Satu, saat sedang dalam perjalanan. Misalkan bagi yang
pelit bisa kelihatan. Seperti bekal kue yang dia bawa disimpan terus. Tetapi giliran
temannya yang membuka bekal, dia ikut mengambil, dan bekalnya sendiri dibawa
pulang kembali. Lalu, saat membayar ongkos atau jajan, tangannya seolah tersangkut
di dalam sakunya sehingga lama mengeluarkan uang, supaya dibayari temannya. Belum
lagi keluh-kesahnya. Misalnya, “Jalan-jalan bikin capek.” Padahal dia sendiri yang ingin
jalan-jalan. Hingga kalau sudah capek emosinya akan tampak, begitu juga keegoisan,
keserakahan, dan lain-lainnya. Karena dalam safar itulah, misalnya, orang yang tidak
sabar akan terbuka ketidaksabarannya.
Sebetulnya bukan Allah yang membukanya, tapi dia yang membuka sendiri
sehingga Allah mengizinkannya terbuka. Dua, dalam muamalah (bisnis). Biasanya di sini
tersingkap juga kelakuan asli seseorang. Seperti omongan palsu, keserakahan, kelicikan,
ingin untung sendiri, dan banyak hal lain. Bagi yang sudah tahu bisnis lebih hafal
perinciannya.
Yang ketiga, ketika diberi amanah. Banyak contohnya yang telah sering
dijelaskan. Seperti disuruh mengajar pukul delapan, tapi datangnya pukul sembilan
kurang seperempat. Padahal lonceng akhir pelajarannya pukul sembilan, sehingga dia
mengajar cuma seperempat jam. Atau, saat dititipi sesuatu, dipakai saja olehnya, dan
ketika meminjam barang tidak dikembalikan.
B A B 5 S y i r k a h S o l u s i P e r m o d a l a n I s l a m | 117

Seseorang ketahuan aslinya dalam perjalanan, muamalah, dan saat diberi


amanah, karena dia membuka dirinya sendiri. Oleh sebab itu, kita harus benar-benar
menjaga diri dalam tiga tempat itu. Tempat yang mudah bagi kita membuka apa saja
yang telah ditutupi oleh Allah Subhanahu wata'ala. Kita pun perlu berhati-hati dalam
merekomendasikan seseorang khususnya dalam mencari partner syirkah, yang pada
tahap ini sangat fundamental dan menentukan kesusksesan suatu syirkah di tahap-
tahap berikutnya.

Memaksimalkan Potensi Harta melalui Syirkah


Ada banyak sekali potensi yang ada di dalam diri kita, bisa itu berupa potensi
yang tidak berwujud seperti bakat di bidang profesi tertentu, di dunia olahraga ataupun
potensi di dunia bisnis(muamalah) yang sifatnya lebih ke arah keterampilan atau skill,
namun ada juga potensi yang berwujud salah satunya potensi harta yang kita miliki.
Karena semua harta yang kita miliki dapat dipastikan tidak dapat digunakan atau di
kelola sekaligus dalam waktu yang bersamaan karena kita selaku manusia memiliki
keterbatasan, baik keterbatasan waktu, tenaga, pikiran dan keterbatasan-keterbatasan
lainnya, sehingga dapat dipastikan ada harta yang menganggur atau tidak terkelola
secara maxsimal. Contohnya seperti tanah yang dibiarkan begitu saja, bangunan
terbengkalai dikontrakan tidak di tempati juga tidak, uang yang mengendap di
tabungan dalam jumlah besar, emas yang hanya di simpan dalam jumlah yang banyak
dan berbagai potensi harta menganggur lainnya.
Walaupun dalam syariat Islam tidak harus semua harta langsung di habiskan
atau semua di jadikan modal usaha, tapi diperbolehkan juga untuk di simpan dengan
tujuan untuk jaga-jaga apabila ada keperluan yang sifatnya darurat, namun baiknya
jumlahnya tetap harus proporsional, tidak berlebihan, karena jika berlebihan maka
harta tersebut akan mubazir atau sia-sia, dan bisa memperberat proses hisab kita di
yaumil hisab, pada saat kita harus mempertanggungjawabkan harta yang kita miliki
tersebut dari mana sumbernya dan digunakan untuk apa saja. Bahkan pada zaman
khalifah Umar Bin Khatab r.a setiap ada tanah yang tidak dikelola pemiliknya dalam
suatu jangka waktu tertentu maka tanah tersebut otomatis menjadi tanah milik negara,
dan akan di serahkan kepada orang yang sanggup mengelola tanah tersebut agar lebih
produktif lagi.
“Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallahualahi wasallam bersabda, Andai
saya memiliki emas sebesar Gunung Uhud, saya tidak ingin emas itu berada di
tempatku selama 3 hari sementara masih ada yang tersisa, selain sebagian yang
kusiapkan untuk melunasi utang.”
(HR. Bukhari 6445 dan Muslim 2349)
B A B 5 S y i r k a h S o l u s i P e r m o d a l a n I s l a m | 118

Hadits ini tidak berarti untuk memanfaatkan potensi harta dengan seluruhnya
disedekahkan. Ini rencana pribadi Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dan bagian
dari keistimewaan Nabi, beliau tidak boleh memiliki warisan, sementara kita selaku
umat beliau di izinkan untuk memiliki warisan.

Namun kita bisa mengambil pelajaran dari Hadits ini berkaitan dengan
semangat Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam untuk tidak membiarkan harta mengendap
dan nganggur. Jika tidak disedekahkan, pilihan apa yang bisa kita lakukan, sebenarnya
banyak sekali pilihan untuk bisa memaksimalkan potensi dari harta yang kita miliki, bisa
digunakan untuk kepentingan pribadi, dipinjamkan ke saudara, teman dengan akad
qardhul hasan yang pahalanya lebih besar dari sedekah, atau di investasikan ke sesama
muslim untuk dikelola dan di kembangkan dalam bentuk usaha yang halal,berkah dan
bebas riba, salah satu caranya ialah dengan syirkah. Intinya potensi harta tersebut tidak
dibiarkan sia-sia.
Dalam Hadits dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma, Nabi Shallahualaihi
wasallam bersabda,

“Siapa yang memiliki tanah, hendaknya dia kelola(dengan ditanami). Jika dia tidak
mampu untuk mengelolanya, berikan kesempatan kepada saudaranya.”
(HR.Muslim 3998)

Ada banyak pendapat para ulama mengenai makna Hadits ini. Dan diantara
pelajaran yang bisa kita ambil, hendaknya seseorang muslim memaksimalkan potensi
yang dia miliki. Tidak hanya yang berupa tanah seperti yang disebutkan dalam Hadits
diatas, termasuk potensi yang lainnnya terutama harta, yang salah satu cara terbaik
yang bisa memaksimalkan potensi harta adalah dengan cara bersyirkah yaitu bekerja
sama atau sinergi antara yang punya keahlian dengan yang memiliki kelebihan harta
dan untuk hasil usahanya bisa dibagi sesuai dengan nisbah yang di sepakati, dan ini jika
terus dikembangkan maka akan semakin menggerakan roda perekonomian bahka
pertumbuhan ekonomi yang signifikan sebagai dampak ekonomi yang dihasilkan
melalui syirkah
B A B 5 S y i r k a h S o l u s i P e r m o d a l a n I s l a m | 119

Syirkah merupakan suatu metode yang di siapkan oleh syariat Islam dan telah
di praktekan oleh para sahabat di zaman Rasulullah yang terbukti efektif untuk
memaksimalkan potensi harta yang kita miliki, bahkan dampak makronya bisa
meningkatkan potensi ekonomi umat Islam secara keseluruhan, terbukti ketika zaman
khalifah Umar Bin Khatab ekonomi umat Islam benar-benar berada di puncak
kejayaannya, terbukti ketika ingin membagikan zakat sangat kesulitan mencari orang
miskin yang bisa di berikan zakatnya, karena pada waktu itu hampir semua penduduk
umat muslim tingkat perekonomiannya sudah berada di atas garis kemiskinan, atau
sudah lebih dari kecukupan.

Mindset Syirkah 1. Hakikat Kesuksesan yang Sesungguhnya


Setiap manusia normal yang hidup dimuka bumi ini dapat dipastikan memiliki
cita-cita atau impian yang ingin diraihnya namun kebanyakan orang cita-cita atau
mimpinya tersebut hanya sebatas atau identik dengan materi.
Hanya saja, apa yang bisa anda bayangkan ketika cita-cita dan mimpi anda
tersebut akan terus berkembang sering perkembangan zaman ataupun teknologi yang
tidak akan pernah berhentinya, sementara bagian dari tabiat nafsu dia selalu
mengharap lebih banyak dari apa yang telah ia dapatkan, kecuali nafsu yang di rahmati
Allah Subhanahu wa ta'ala.
Dengan kenyataan ini, manusia tidak akan pernah berhenti megejar cita-cita
dan harapannya. Dia akan terus mengejar tambahan dan tambahan, hingga mulutnya
disumpal dengan tanah.

Dari Ibnu Abbas, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Andai bani Adam
memiliki dua lembah penuh dengan harta, niscaya dia akan mencari lembah yang
ketiga. Dan tidak ada yang memenuhi perut bani Adam selain tanah.”
(HR. Bukhari 6436 dan Muslim 1048)

Mobil mengkilat, rumah bertingkat, pasangan memikat, anda tidak akan


meyangka itu cukup untuk mengcover semua keinginan anda. Nafsu akan terus
mendorong untuk mendapatkan lebih dan lebih. Jika ini yang menjadi standar sukses
anda, berarti anda terjebak dalam kesuksesan ala hawa nafsu. Sukses yang menjadi
standar umum penduduk bumi, termasuk orang kafir. Karena gemerlap dunia ini, Allah
berikan kepada siapa saja, termasuk orang kafir sekalipun.
B A B 5 S y i r k a h S o l u s i P e r m o d a l a n I s l a m | 120

Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ;alaihi wa sallam


bersabda,
“Sesungguhnya Allah memberikan dunia kepada orang yang dia cintai dan orang yang
dia tidak Dia cintai. Dan Allah tidak akan memberikan pemahaman agama kecuali
kepada orang yang Dia cintai.”
(HR. Ahmad 3672)

Jadi kalau standar kesuksesan kita hanya sebatas materi saja atau hal lain yang
hanya berhenti sebatas urusan dunia, merupakan suatu standar sukses yang terlalu
dangkal untuk kita raih, terlebih khususnya standar kesuksesan suatu syirkah, kalau
standar kesuksesan suatu syirkah hanya sebatas peningkatan laba dan hal-hal yang
identik dengan materi duniawi kemudian berhenti sampai disana maka ketika standar
sukses tersebut tercapai, maka akan ada suatu titik kehampaan, kelelahan atau
kebingungan harus mencapai tujuan yang mana lagi, bahkan jika ini terus dibiarkan
akan mengakibatkan dampak-dampak negatif lainnya seperti memboros-boroskan
harta, dan banyak melakukan perbuatan sia-sia atau bahkan kemaksiatan kepada Allah
Subhanahu wa ta'ala yang bisa jadi mati dalam keadaan su’ul khatimah Nauzubilah
himindzalik.
Namun hakikat kesuksesan sesungguhnya dari suatu usaha yang dibangun
melalui syirkah adalah sejauh mana usaha syirkah tersebut bisa memberikan manfaat
ke sebanyak mungkin orang yang pada akhirnya baik para pihak yang terlibat dalam
syirkah, pelanggan ataupun para stake holder bisa semakin membuat kita lebih dekat,
lebih mengenal dan lebih mencintai Rabb kita yaitu Allah Subhanahu wa ta'ala, hingga
dimana dengan kita bisa semakin memberi banyak manfaat bagi sebanyak mungkin
orang melalui syirkah bisa menjadi salah satu jalan untuk mendapat ridho dan cinta
Allah Subhanahu wa ta'ala, Amiin rabbal alamin..

“Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, “Manusia yang paling dicintai Allah, adalah orang
yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.”
(At-Thabrani dalam As-Shagir, 862- majma’ zawaid 13708)
B A B 5 S y i r k a h S o l u s i P e r m o d a l a n I s l a m | 121

Mindset Syirkah 2. Tidak terlalu bergantung kepada Investor


Tatkala Abdurrahman bin Auf dengan Sa’ad bin Rabi’ radhiyanllahu an’huma
hijrah ke Madinah, beliau dipersatukan dengan Sa’ad bin Rabi’. Semangat
Persaudaraan Sa’ad bin ar-Rabi’ dengan abdurahman membuat beliau menawarkan
separuh harta dan istrinya kepada Abdurrahman. Akan tetapi Abdurahman menolak
berkata , “Semoga Allah memberkahi keluarga dan harta kekayaanmu. Tunjukan saja
letak pasar kepadaku.”
Ketika Abdurrahman pulang kerumah, dia telah berhasil membawa pulang
keuntungan berupa keju dan minyak samin. Tidak selang beberapa lama, Abdurrahman
menikahi wanita Anshar dengan mas kawin berupa emas sebesar biji kurma ( HR.
Bukhari 3937).
Baik sahabat-sahabatku semua dari kisah Abdurrahman bin Auf tersebut
banyak sekali hikmah yang dapat kita pelajari khususnya dalam hal bermuamalah,
dimana begitu Abdurrahman Bin auf hijrah dari mekah ke madinah beliau tidak
B A B 5 S y i r k a h S o l u s i P e r m o d a l a n I s l a m | 122

membawa apa-apa selain pakaian yang dipakainya, dan begitu ia ditawarkan oleh kaum
Anshar harta dan istri namun beliau menolaknya, dan hanya minta ditunjukan dimana
letak pasar. Ini berarti modal dalam bermuamalah atau memulai usaha syirkah modal
materi bukanlah hal yang wajib ada dan bukan menjadi alasan utama kita tidak memulai
suatu usaha karena tidak ada atau belum ada modal dalam bentuk materi, terbukti dari
kisah Abdurrahman Bin Auf ini beliau bisa memulai bisnis di suatu pasar di lingkungan
yang barunya tanpa modal sepeser pun, terus bagaimana beliau bisa hingga akhirnya
beliau ketika pulang dari pasar memperoleh keuntungan yang langsung dibelikan keju
dan minyak samin?
Jawabannya ialah beliau bisa memulai berbisnis di pasar tersebut dengan
bermodalkan skill atau keterampilan dalam hal berdagang, jadi ketika beliau pertama
kali mendatangi pasar di kota madinah beliau langsung menawarkan diri ke para
pedagang di pasar tersebut untuk membantu menjualkan barang dagangannya, dan
kemudian ketika Abdurrahman bin Auf berhasil menjualkan barang dagangannya,
beliau mendapat komisi sejumlah tertentu dari setiap barang yang terjualnya.
Hikmah pertama dari kisah Abdurrahman bin Auf tersebut ialah langkah
pertama yang sangat baik untuk memulai suatu bisnis ialah dengan menjadi reseller
terlebih dahulu yang bisa dilakukan tanpa modal, dalam artian kita bisa meniru
Abdurrahman bin Auf tersebut dengan mencari saudara, teman atau siapapun yang
mempunyai produk kemudian kita menawarkan diri untuk menjadi reseller yang
membantu menjualkan produknya tersebut, dan nanti kita berhak mendapat komisi
sejumlah tertentu dari produk yang berhasil kita jual.
Kenapa jadi reseller merupakan suatu langkah yang baik untuk memulai suatu
bisnis? Karena ketika kita jadi reseller kita di tuntut untuk mencari 1001 cara bagaimana
agar produk tersebut terjual, dari usaha percobaan demi percobaan, penawaran demi
penawaran dan dari strategi demi strategi yang kita kerahkan tersebut baik kita sadari
maupun tidak sadari, kita telah belajar tentang bagaimana pasar bekerja, bagaimana
prilaku konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk, belajar bagaimana
menjual produk ke segmen pasar yang tepat atau yang memiliki kebutuhan dan
keinginan terhadap produk tersebut dan belajar banyak hal lain tentang hal-hal yang
sangat mendasar dalam suatu bisnis khusunya tentang penjualan.
Ketika kita sudah mulai terbiasa dalam hal penjualan sewaktu masih jadi
reseller tersebut, lambat-laun kita akan terus semakin belajar hal-hal mendasar tentang
bisnis, feeling kita mulai terasah bagaimana cara mengetahui apa yang dibutuhkan atau
di inginkan oleh pasar, cara penentuan harga suatu produk terhadap suatu segmen
pasar tertentu, cara menyampaikan value dari produk yang kita jual ke segmen
pelanggan yang tepat, dan jika hal ini terus semakin di asah sewaktu kita menjadi
reseller bukan tidak mungkin skill bisnis kita akan terus berkembang, yang hingga pada
B A B 5 S y i r k a h S o l u s i P e r m o d a l a n I s l a m | 123

akhirnya kita mampu untuk bagaimana menciptakan produk baik barang maupun jasa
yang memiliki kemungkinan besar untuk diterima di pasar.
Hal-hal fundamental dan mendasar tersebut sangatlah dibutuhkan ketika kita
kedepannya mulai membangun bisnis sendiri dengan produk dan modal dari sendiri
yang membutuhkan pemikiran bisnis yang lebih luas daripada hanya sebagai reseller
termasuk resiko kerugian yang lebih besar juga. Orang yang mulai berbisnis dari reseller
terlebih dahulu dibandingkan orang yang langsung berbisnis tanpa jadi reseller terlebih
dahulu kemungkinan gagal dalam bisnisnya akan sangat jauh berbeda, dimana orang
yang memulai bisnis sebagai reseller terlebih dahulu akan mempunyai kemungkinan
gagal yang lebih kecil dibandingkan orang yang langsung berbisnis dengan langsung
mengeluarkan sejumlah modal tertentu tanpa menjadi reseller terlebih dahulu.
Jadi modal materi yang biasanya dalam bentuk uang bukanlah satu-satunya
yang diperlukan dan harus ada ketika memulai suatu bisnis, modal dalam bentuk materi
hanyalah prioritas no sekian dibandingkan modal dalam bentuk lain yang jauh lebih
penting, yaitu modal keterampilan dan pengetahuan tentang bisnis itu sendiri serta
modal kepercayaan dalam artian ketika kita dipercaya oleh seseorang untuk
menjualkan produknya maka kejujuran merupakan hal yang wajib dan mutlak harus ada
dan dimiliki. Karena tanpa kejujuran sepintar apapun kita seahli apapun kita tentang
bisnis menjadi tidak ada artinya dan hanya menjadi kesia-sian belaka.
Terlepas dari kondisi itu, ada sebuah pelajaran luar biasa yang bisa diajarkan
masyarakat muhajirin kepada kita, bahwa masyarakat muhajirin, lebih memilih untuk
menjadi mukmin yang mandiri dan tidak menggantungkan diri kepada tawaran orang
lain. Semangat seperti inilah yang seharusnya dibangun oleh para pengusaha
muslim..,tidak bergantung kepada apa yang dimiliki orang lain.
Ketika seorang pemula dalam usaha selalu berfikir
dari mana saya bisa dapat modal? Siapa yang bisa memberi
Dan bukan
modal? Aset apa yang bisa digadaikan untuk mendapat
modal dari bank? Dan pertanyaan-pertanyaan lain terkait tidak mungkin
keninginannya memulai usaha yang harus ada modal dalam menjadikan
bentuk materi terlebih dahulu. Yang lebih tepat ketika anda investor yang
berpikir ingin memulai suatu usaha adalah keahlian bisnis
apa yang harus saya pelajari dan latih ? apa yang bisa saya
butuh terhadap
tawarkan? Bagaimana mencari sesseorang yang bisa saya anda bukan lagi
bantu untuk saya jualkan produknya? Ide bisnis apa yang anda yang
bisa saya buat dan tawarkan, sehingga orang lain tertarik
mencari
untuk bergabung dengan usaha saya?
investor.
B A B 5 S y i r k a h S o l u s i P e r m o d a l a n I s l a m | 124

Dengan prinsip semacam ini, anda bisa menjadi orang yang lebih mandiri. Dan
bukan tidak mungkin menjadikan investor yang butuh terhadap anda bukan lagi anda
yang mencari investor. Karean orang-orang di luar sana yang memiliki kelebihan
hartapun sebenarnya sedang kebingungan bagaimana cara menyalurkan kelebihan
hartanya, agar potensi hartanya bisa semakin berkembang dan tidak mengendap sia-
sia, namun balik lagi sering kali orang tersebut juga kesulitan untuk mencari orang yang
amanah dan profesional untuk bisa mengelola dan memaksimalkan kelebihan hartanya
dalam suatu usaha tertentu melalui syirkah, dikarenakan jumlah orang yang amanah
dalam artian dapat dipercaya dan profesional atau memiliki keahlian mengelola suatu
bidang bisnis tertentu jumlahnya sangat sedikit sekali, kebanyakan oran ada yang
Amanah tapi tidak memiliki skill dan pengetahuan tentang mengelola suatu bisnis
tertentu, dan juga kebalikannya ada orang yang pandai dalam hal mengelola suatu
bidang bisnis tertentu namun tidak amanah, yang sering kali melakukan khianat kepada
investornya bisa dengan menipu, memanipulasi laporan keuangan dan hal-hal khianat
lainnya.
Dan Secara psikologi, orang yang butuh iatulah yang dikendalikan. Jika anda
yang butuh investor, maka anda yang akan dikendalikan oleh investor tersebut, anda
akan kalah sejak awal, namun jika pemodal yang butuh anda, anda yang
mengendalikan. Anda Merdeka dari awal.
Sebenarnya inilah output yang diharapkan setelah anda membaca dan
mempelajari buku Understanting Syirkah ini atau setelah mengikuti program pelatihan
dan Bimbingan Syirkah yang diadakan oleh BBR Institute, yaitu menjadikan orang yang
amanah dapat dipercaya dan memiliki kemampuan, pengetahuan dan keterampilan
dalam mengelola suatu usaha di bidang tertentu, sehingga menjadikan Anda yang dicari
oleh Investor bukan anda yang mencari investor.

Mindset Syirkah 3. Kunci Keberkahan dalam Syirkah


Untuk membahas tentang mindset ke 3 yaitu kunci keberkahan dalam syirkah
baiknya menyimak terlebih dahulu sebuah pelajaran yang bisa diambil dari cerita dari
Syaikh Al-Wadid Saifun Nashr hafidzahullah berikut ini:
Ada seorang ulama yang menawarkan suatu perlombaan kepada anak-anak dari
salah satu suku badui Afrika. Ia meletakan sekeranjang buah-buahan lezat dibawah
pohon, lalu berkata kepada anak-anak tersebut: “Siapa yang pertama kali mencapai
pohon ini akan mendapatkan keranjang yang penuh dengan buah ini.”Lalu begitu ia
memberi isyarat dimulainya lomba, ia kaget bukan kepalang, ternyata semua anak-anak
bergandengan tangan dan berjalan bersama- sama hingga mencapai ke pohon, lalu
mereka berbagi buah-buahan yang lezat tadi..! Saat ditanya mengapa mereka berbuat
B A B 5 S y i r k a h S o l u s i P e r m o d a l a n I s l a m | 125

demikian, padahal masing-masing mempunyai kesempatan untuk menguasai


sekeranjang buah tadi sendirian? Mereka menjawab dengan keheranan: Ubuntu !
Mana mungkin salah seorang kami bahagia sedangkan yang lain menderita? Ubuntu
menurut tradisi suku Xhosa artinya, “Aku jadi karena kami jadi”
Inilah suku Badui yang paham betul rahasia kebahagiaan, yang lebih tersingkir
lagi dari orang-orang yang menganggap diri mereka diatas yang lain, inilah rahasia yang
tak dijumpai dalam hampir seluruh bangsa sombong yang menganggap dirinya
“berperadaban maju!”
Kebahagian adalah rahasia yang hanya dikenal oleh orang-orang yang berjiwa
ta’wadu dan toleran yang selalu mengatakan “kami” bukan “saya”. Karena dalam dunia
kuantumpun karena kita semua umat manusia di muka bumi ini berasal dari Nabi Adam
dan Hawa yang asal muasal penciptaannya juga sama dari tanah liat kering seperti
tembikar, maka menurut teori dunia kuantum jika sesuatu materi berasal dari materi
yang sama maka jika satu materi diberi suatu perlakuan maka sedikit banyaknya semua
materi yang berasal dari sumber bahan yang sama akan ikut terdampak pula. Ini berarti
semua umat manusia dimuka bumi ini karena berasal dari sumber yang sama maka kita
semua satu, sama dan terhubung.
Jadi ketika kita berbuat baik kepada sesama manusia, maka hakikatnya kita
telah berbuat baik kepada diri kita sendiri, begitu pula sebaliknya, dan konsep ini bisa
diterapkan dalam syirkah jika kita bertekad kuat memberikan kemampuan terbaik kita
dalam suatu usaha syirkah maka pada hakikatnya secara teori kuantum hasil dari usaha
terbaik kitapun akan kembali kepada diri kita sendiri, begitu pula jika kita melakukan
khianat dalam sebuah usaha syirkah berarti pada hakikatnya kita telah berbuat khianat
kepada diri kita sendiri dan akibat dari perbuatan kita pun cepat atau lambat akan
berbalik kepada kita baik di dunia mapun di akhirat kelak
Inilah mindset atau pola pikir penting yang harus ada ketika kita melakukan
syirkah, jika mindset ini sudah ada di pikiran kita maka kesuksesan sebuah usaha
syirkahpun akan semakin mungkin tercapai, karena semua para pihak yang bersyirkah
baik pengelola maupun investor pola pikirnya sama yaitu memberikan kemampuan
terbaiknya untuk kesuksesan usaha syirkah tersebut, karena apapun yang kita lakukan
terhadap orang lain khususnya partner syirkah kita cepat atau lambat akan kembali ke
diri kita sendiri,

“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan


melihat (balasan)nya, Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar
dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.”
(QS : Az-Zalzalah [ 99 ] : 7-8)
B A B 5 S y i r k a h S o l u s i P e r m o d a l a n I s l a m | 126

Mengembangkan Usaha dengan Modal dari Investor Melalui


Syirkah
Melanjutkan kisah dari Abdurahman bin Auf, bahwa untuk memulai suatu
usaha syirkah ada baiknya jika dimulai dari sebagai reseller atau menjualkan produk
orang lain terlebih dahulu, karena dari sebagai reseller tersebut kita akan banyak
belajar hal-hal mendasar tentang bisnis itu sendiri, kita mempelajari pasar, prilaku
konsumen, cara menawarkan ke konsumen yang tepat dan hal-hal dasar fundamental
lainnya tentang bisnis bisa kita pelajari dari sewaktu kita menjadi reseller dengan
menjualkan produk orang lain tersebut.
Seiring berjalannya waktu dengan terus semakin terbiasa dengan menjualkan
produk orang lain tersebut, pengalaman dan keterampilan bisnispun akan semakin
terasah dan ketika kita naik level kemudian mempunyai produk sendiri atau dalam
artian kita telah menjadi entrepreneur sepenuhnya, dapat dipastikan kita
membutuhkan modal usaha dalam bentuk materi dalam jumlah yang biasanya cukup
besar untuk merealisasikan ide-ide bisnis kita.
Pada saat itulah kita mulai memikirkan hal yang lebih kompleks dibandingkan
dengan ketika kita masih sebagai reseller yang mungkin tidak pernah terpikirkan akan
kebutuhan modal usaha ini, yang pada waktu itu pikiran kita hanya fokus ke bagaimana
agar produk ini bisa terjual, dan penjualannya bisa terus meningkat atau paling tidak
stabil dari hari ke harinya, mencari pangsa pasar baru yang memiliki kemungkinan yang
tinggi untuk bisa mengkonversi penawaran menjadi penjualan, bagaimana strategi
menawarkan produk ke pelanggan , dan hal-hal teknis lainnya yang hampir 90%
berhubungan dengan penjualan.
Namun ketika kita telah naik level dari reseller yang hanya menjualkan produk
orang lain menjadi Entrepreneur yang telah atau akan memiliki produk sendiri sehingga
spektrum yang harus dikendalikannya juga semakin luas tidak hanya sebatas
penjualannya saja, mulai dari marketing,keuangan, operasional hingga ke sumber daya
manusia. Pemikirannya harus bisa lebih berkembang dan lebih bisa berpikir konseptual
dan stategis.
Dimana hal yang biasanya banyak menjadi hal yang membingungkan bagi yang
baru naik level dari reseller ke Entrepreneur ialah dalam hal permodalan yang
dibutuhkan untuk merealisasikan ide-ide bisnisnya khususnya sumber permodalan
yang halal berkah dan bebas riba yang bisa memberikan kebaikan bukan hanya sebatas
di dunia saja melainkan hingga ke akhirat kelak. Untuk mengatasi permodalan ini
sebenernya secara garis besar ada 3 opsi pilihan untuk bisa mendapatkan modal usaha
tersebut diantaranya, mencari angel investor atau investor malaikat, menjual aset yang
dimiliki, dan / syirkah.
B A B 5 S y i r k a h S o l u s i P e r m o d a l a n I s l a m | 127

Kelebihan mendapatkan modal usaha melalui angel investor adalah bebas riba
karena dengan menggunakan akad qard yang syarat dan rukunnya terpenuhi, namun
kekurangannya cukup sulit untuk mencari orang yang mau memberikan pinjaman uang
yang tidak menghasilkan keuntungan duniawi bagi orang yang meminjamkan tersebut,
yang hanya mendapat pahala dari Allah Subhanahu wa ta'ala yang sebenarnya
pahalanya lebih besar dari pada bersedekah begitu saja sebagaimana Hadits dari
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam berikut ini :

"sedekah berpahala sepuluh kalinya, sedangkan memberi pinjaman berpahala


delapan belas kalinya.” Rasulullah bertanya kepada Jibril, “Wahai Jibril, mengapa
pinjaman lebih utama daripada sedekah?” Lalu Jibril menjawab, “Karena seorang
peminta-minta, (terkadang) ia masih memiliki (harta), sedangkan orang yang meminta
pinjaman, ia tidak akan meminta pinjaman kecuali karena kebutuhan.”
(HR. Ibnu Majah dan Baihaqi)
B A B 5 S y i r k a h S o l u s i P e r m o d a l a n I s l a m | 128

Menjual Aset
Cara kedua untuk bisa mendapatkan tambahan modal usaha adalah dengan
menjual sebagian aset yang dimiliki, yang menurut mas saptuari di istilahkan dengan
“amputasi”. Hal ini hanya bisa dilakukan oleh orang yang memiliki simpanan aset yang
lumayan cukup banyak dan mudah untuk dijual, dikarenakan jika punya banyak aset
namun aset tersebut tidak liquid atau susah untuk dijual , misalnya punya tanah 5
hektar namun lokasi tanahnya di pedalaman jauh ke kota bahkan akses jalan menuju
lokasi tanah tersebutpun sulit, maka akan kesulitan juga untuk mendapatkan modal
usaha dari menjual aset seperti ini.
Kelebihan cara seperti ini di bandingkan cara sebelumnya adalah relatif lebih
aman, dalam artian ketika usaha yang kita rintis ternyata gagal atau mengalami
kerugian maka kita tidak harus dibebankan oleh utang seperti cara pertama. Namun
kekurangannya cara ke dua tidak bisa dilakukan oleh semua orang, hanya bisa dilakukan
oleh orang-orang yang mempunyai banyak aset liquid saja, sehingga solusi yang paling
memungkinkan untuk bisa mendaptakan tambahan modal usaha ialah melalui syirkah.

Syirkah
Syirkah merupakan cara yang sangat efektik dibandingkan 2 cara sebelumnya
dikarenakan dengan syirkah kita memungkinkan mendapatkan tambahan modal usaha
dengan cara bekerja sama dengan investor dengan sistem bagi hasil, jadi tidak seperti
akad qard pada cara pertama. Cara Syirkah ini sangat memungkinkan memberikan
keuntungan yang adil kepada semua pihak yang melakukan syirkah baii investor
maupun pengelola syirkahnya serta ada pembagian resiko kerugian bersama juga, jika
ternyata usaha syirkah tersebut mengalami kerugian yang kerugiannya bukan
disebabkan oleh kelalaian pengelola, yang menanggung kerugian, khususnya kerugian
materi bukan hanya pihak pengelola saja seperti di sistem konvensional ribawi yang
ketika nasabah untung atau rugi pihak investor yang biasanya bank tidak mau tahu
menahu yang terpenting pokok plus bunganya plus dendanya jika ada keterlambatan
bayar harus dipenuhi, namun dengan syirkah kerugian materi tersebut ditanggung
bersama antara pengelola dan investor.
Syirkah adalah cara yang efektif untuk bisa mendapatkan tambahan modal
usaha, tapi pada kenyataanya mengapa sedikit sekali masyarakat yang mau
menerapkan syirkah ini dalam kehidupan muamalahnya sehari-hari? Dimana
masyarakat ketika membutuhkan modal usaha jauh lebih suka untuk mengajukan
pinjaman ke bank ribawi yang dimana sudah sangat jelas sekali baik di Al-Qur’an
maupun Hadits termasuk dosa besar yang azabnya akan di lipat gandakan di akhirat
kelak?
B A B 5 S y i r k a h S o l u s i P e r m o d a l a n I s l a m | 129

Jawaban sederhanyanya karena mengajukan pinjaman untuk modal usaha ke


bank jauh lebih mudah dan lebih instan ketimbang melalui cara syirkah. Lebih mudah
dan instan karena ketika ingin mengajukan pinjaman ke bank yang diperlukan selain
persyaratan administrasi ialah anggunan atau jaminan saja, yang ketika pinjaman cair
nasabah tersebut hanya tinggal menyicil pokok plus bunganya setiap bulan hingga
lunas. Memang cukup mudah dan instan bagi masyarakat yang awam terhadap
ekonomi khususnya ekonomi syariah, padahal kalau sudah mengetahui ilmunya
khususnya tentang keharaman riba dari pinjaman ke bank ribawi, dapat dipastikan akan
berpikir ribuan kali untuk mengajukan pinjaman ribawi untuk tambahan modal usaha
tersebut.
Dihukum di dunia bisa dengan kebangkrutan usaha yang modalnya dari modal
ribawi, sehingga dikejar-kejar debt kolektor, disita aset-asetnya, bahkan mirisnya lagi
ada yang sampai terkena penyakit jiwa lantaran stres dikejar-kejar debt kolektor dan
yang lebih parahnya lagi tak jarang ada yang sampai bunuh diri juga karena di awali oleh
pinjaman ribawi ke bank ini, sehingga baiknya kita semua karena telah mengetahui
ilmunya baiknya tidak lagi ber urusan dengan pinjaman ribawi tersebut yang
memberikan kesengsaraan baik didunia maupun diakhirat.
B A B 5 S y i r k a h S o l u s i P e r m o d a l a n I s l a m | 130

Inilah salah satu penyebab utama mengapa syirkah ini jarang di aplikasikan
oleh masyarakat, yaitu kekurang tahuan akan bagaimana penerapan syirkah yang
benar-benar sesuai dengan syairat Islam ini, karena kalau sudah mengetahui tentang
konsep dan penerapan syirkah ini, dapat dipastikan masyarakat muslim akan hijrah
berbondong-bondong untuk menerapkan syirkah ini kedalam aktivitas muamalahnya
sehari-hari.
Walaupun memang untuk bisa bersyirkah ini memerlukan sedikit usaha extra
dibandingkan dengan mengajukan pinjaman ke bank ribawi, namun kalau kita mau
sedikit saja mempelajari tentang syirkah ini, dapat dipastikan kitapun bisa menerapkan
syirkah ini kedalam aktivitas muamalah kita, yang kita perlukan untuk bisa memulai
syirkah yaitu pertama, fiqh muamah untuk bisa mengetahui mana akad yang
diperbolehkan dan mana akad yang dilarang dalam syariat Islam, kedua, kemampuan
mengelola bidang usaha syirkah tersebut, yang sangat diperlukan untuk menekan
kemungkinan usaha syirkah tersebut mengalami kerugian atau bahkan kegagalan, dan
yang ketiga ialah kemampuan pencatatan dan pelaporan keuangan, ini sangat
diperlukan karena akan di jadikan dasar untuk menghitung bagi hasil maupun kerugian
dalam syirkah tersebut. Ketika 3 hal tersebut telah dikuasai maka syirkah yang benar-
benar sesuai dengan syariat Islam pun akan benar-benar bisa diaplikasikan dalam
aktifitas muamalah kita sehari-hari.

Menyelesaikan Sengketa dalam Syirkah


Ketika kita mulai melakukan syirkah dengan bekerjasama baik dengan orang
yang mempunyai keahlian berbeda ataupun dengan beberapa orang investor yang
menginvestasikan uangnya untuk modal usaha anda, dapat dipastikan karena yang
namanya usaha apalagi usaha yang berbasis syirkah apapun produk dan bidang
usahanya tdak ada usaha syirkah yang memiliki kemungkinan 100% untuk berhasil.
Adakalanya usaha kita mengalami kegagalan baik disebabkan salah pemilihan produk
atau bidang usaha baik dikarenakan kurangnya penguasaan terhadap produk tersebut
atau membuat/menjual produk yang tidak di inginkan pasar, kesalahan merekrut
karyawan, fokus pengelola yang terlalu menyebar dan kemungkinan kesalahan-
kesalahan lainnya yang mungkin terjadi dalam syirkah.
Selain kesalahan-kesalahan tersebut yang mungkin terjadi dalam syirkah yang
erat hubungannya dengan kesalahan strategi maupun teknis bisnis, yang tak kalah
sering terjadi dalam syirkah ialah kesalahpahaman atau sengketa yang terjadi di intern
pihak yang bersyirkah, bisa karena mis komunikasi, mis pengertian ataupun perbedaan
B A B 5 S y i r k a h S o l u s i P e r m o d a l a n I s l a m | 131

penafsiran terhadap isi dari akad perjanjian syirkah yang


Membuat surat telah disepakati diawal. Banyak usaha syirkah yang
akad perjanjian gagal atau bubar ditengah jalan karena faktor konflik
intern seperti ini, sehingga baiknya untuk menghindari
syirkah yang isi
hal ini terjadi baiknya untuk bisa diantisipasi sejak awal
pasal-pasalnya syirkah, salah satu caranya dengan membuat surat akad
diusahakan perjanjian syirkah yang isi pasal-pasalnya diusahakan
menggunakan menggunakan bahasa yang tidak ambigu atau memiliki
bahasa yang tidak kemungkinan kecil untuk di definisikan atau ditafsirkan
secara berbeda, ataupun jika ada isi pasal-pasal yang
ambigu atau
memiliki kemungkinan besar di tafsirkan berbeda dari
memiliki apa yang seharusnya disepakati oleh semua pihak bisa
kemungkinan kecil ditambahkan dibagian lampiran surat akadnya
untuk di definisikan penjelasan yang lebih lengkap tentang isi pasal yang
atau ditafsirkan memiliki kemungkinan besar ditafsirkan berbeda
tersebut, sehingga ketika ada satu pihak atau lebih
secara berbeda
dikemudian hari mempermasalahkan salah satu atau
lebih pasal bisa merujuk ke penjelasan definisi pasal
tersebut yang telah ada di lampiran surat akad.
Namun adakalanya walaupun kita telah memngantisipasi kemungkinan konflik
dan sengketa diantara para pihak yang bersyirkah dengan cara dan strategi sedemikian
rupa, bisa saja masih tetap ada salah satu atau lebih pihak yang terlibat dalam syirkah
tersebut menggugat hak yang sebenarnya secara perjanjian syirkah bukan merupakan
haknya bila terjadi hal yang demikian apa sebaiknya yang kita lakukan?
Ketika konflik atau sengketa mulai muncul di intern pengelola syirkah baiknya
sikap kita dalam menghadapi sengketa tersebut ialah menjadi orang uang mengalah,
karena hal tersebut bisa memperingan beban kita ketika di dunia maupun diakhirat
kelak. Berusahalah untuk menyelesaikan sengketa di dunia ini secara tuntas. Jangan ada
lagi perasaan yang masih mengganjal dan jangan sampai hal tersebut dibiarkan.
Meskipun bisa jadi kita harus di posisi mengalah walaupun mungkin kita juga berada di
posisi yang benar dalam sengketa tersebut, ini mungkin cukup berat, namun terkadang
kita juga butuh latihan.
Nabi Shalahualaihi wasallam memberikan banyak janji keutamaan bagi orang
yang memiliki sikap mengalah. Dalam sebuah Haditsnya, dari sahabat Jabir bin Abfillah
radhiyallahu ‘anhuma, Nabi Shallallahu a’laihi wa sallam bersabda:
“Semoga Allah merahmati orang yang “lugu” ketika menjual, ketika mereka membeli
dan ketika menuntut hak.”
(HR. Bukhari 2076 dan Ahmad 14659)
B A B 5 S y i r k a h S o l u s i P e r m o d a l a n I s l a m | 132

Bahkan beliau memberikan janji bagi mereka yang mengalah ketika sengketa,
padahal dia berada di posisi yang benar. Dalam Hadits dari sahabat Abu Umamah
radhiyallahu “anhu Nabi shallallahu “alaihi wa sallam bersabda:
“Saya memberi jaminan agar mendapatkan rumah disekitar surga bagi setiap orang
yang meninggalkan perdebatan, meskipun dia berada di pihak yang benar.”
(HR Abu Daud dan Baihaqi)

Semoga kita bisa lebih dewasa ketika menghadap sengketa syirkah seperti ini,
dikarenakan disadari ataupun tidak setiap sengketa yang pernah kita lakukan, jika
belum selesai di dunia akan ber ulang dikahirat. Inilah bagian yang paling berat. Tekanan
batin akibat sengketa akan kembali dimunculkan ketika hisab. Terkadang, kita
berkeiginan agar sengketa yang kita lakukan tidak diketahui orang lain, namun bisa jadi,
ini akan ditampakan dihadapan seluruh mahluk. Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:
“Kamu akan mati dan mereka akan mati. Kemudian, kalian akan berdebat disisi Rabb
kalian pada hari kiamat”
(QS : Az-Zumar [ 39 ] : 30-31)

Ketika menafsirkan ayat ini ibnu katsir mengatakan:


“Ayat ini, meskipun konteksnya tentang orang mukmin dan orang kafir serta
mengigatkan tentang perdebatan diantara mereka di hari kiamat, namun juga
mencakup semua pelaku sengketa ketika di dunia. Perdebatan diantara mereka ini
akan diulangi lagi di akhirat.”
(Tafsir Ibnu Katsir, 7:96)

Kemudian beliau membawakan sebuah riwayat, yang disebutkan oleh Ibnu Abi
Hatim, bahwa ketika ayat ini turun, sahabat Az-Zubair bin Awam bertanya:
“Wahai Rasulullah, apakah sengketa yang terjadi diantara kita akan di ulangi lagi di
akhirat setelah terjadi di dunia ini, selain beban dosa yang kita tanggung?” Rasulullah
Shalahualaihi wasallam menjawab “Betul! Sungguh perselisihan kalian akan diulangi,
sampai semua hak dikembalikan kepada pemiliknya.” Setelah itu, Zubair berkomentar
“Jika demikian berarti pristiwanya sangat mengerikan...”
(HR.Ahmad dan Turmudzi)
B A B 5 S y i r k a h S o l u s i P e r m o d a l a n I s l a m | 133

Karena itu, wajar jika Nabi Shalahuallaihi Wasallam menyebut salah satu orang
yang jelek di sisi Allah Subhanawataalla adalah orang yang hobi ber konflik dan paling
alot ketika bersengketa. Rasulullah Shalahualaihi wasallam bersabda:
“Orang yang paling Alaah benci adalah orang yang sulit ketika bersengketa.”
(HR.Muslim 6951)

Dalam riwayat Hadits lain, kita di ingatkan,


“Cukuplah kamu dianggap melakukan dosa ketika kamu selalu melakukan sengketa.”
(HR.Turmudzi 1994 dan ad-Darimi 299)

Bisa kita bayangkan, betapa lelah dan letihnya perasaan orang yang sering
bersengketa. Setumpuk dosa dan kesalahan dibebankan di pundaknya. Itupun masih
ditambah dengan semua tekanan batin dari setiap sengketa yang pernah dia lakukan di
dunia. Subhanallah, bagaimana mungkin orang semacam ini bisa merasakan
ketenangan? Semoga Allah melindungi kita dari potensi sengketa.

Prinsip Dasar Syirkah agar Sesuai Dengan Syariat Islam


Syirkah atau kerjasama usaha sebenarnya baik disadari maupun tidak sudah
banyak di praktekan ditengah-tengah masyarakat yang kebanyakan terjadi di kalangan
petani maupun peternak. Syirkah yang merka lakukan biasanya antara pemilik sawah
dengan petani yang menggarap sawah tersebut, atau binatang ternak seperti sapi,
domba, kambing atau binatang ternak lainnya di kalangan petrnak yang biasanya bagi
hasilnya jika binatang tersebut melahirkan maka anak dari binatang tersebut di bagi
antara yang punya kambing degan yang mengurus kambing tersebut, namun yang jadi
pertanyaan besarnya apakah syirkah tersebut sudah benar-benar sesuai dengan syariat
Islam ataukah masih terdapat akad-akad bathil atau akad-akad yang dilarang dalam
syariat Islam lainnya seperti gharar,riba, ghisy(penipuan) atau bahkan dzolim?
Untuk menghindari akad-akad bathil dan akad-akad terlarang lainnya timbul
dalam suatu usaha syirkah, kita perlu mengetahui bagaimana agar usaha syirkah
tersebut bisa benar-benar sesuai dengan syariat Islam salah satunya dan yang paling
penting adalah mengerti tentang prinsip-prinsip dari syirkah itu sendiri, karena dengan
mempelajari prinsip-prinsip syirkah tersebut bisa dijadikan dasar yang kuat untuk
mempelajari hal-hal laiinya hingga ke teknis syirkahnya.
Berdasarkan Prinsip dan kaidah fiqh muamalah yang dipelajari di bagian
pertama tentang fiqh muamalah sebagai pondasi syirkah bahwa suatu akad atau
transaksi muamalah baik jual beli ataupun syirkah yang benar-benar sesuai dengan
B A B 5 S y i r k a h S o l u s i P e r m o d a l a n I s l a m | 134

syariat Islam tidak bisa hanya di lihat dari namanya saja namun harus di lihat dari
hakikat dan konsekuensi yang ditimbulkan dari suatu akad tersebut. Misalnya yang
sering terjadi ketika membuka tabungan dengan akad wadiah di suatu bank syariah,
walapun jika dilihat dari namanya akadnya merupakan akad wadiah, akan tetapi jika di
lihat dari sudut pandang hakikat dan konsekuensi yang ditimbulkan dari akad tersebut
bukanlah mencerminkan akad wadiah akan tetapi qard, dikarenakan akad wadiah
adalah titipan yang dimana secara hakikat dan konsekuensi akad mengharuskan barang
titipan tersebut hanya disimpan saja tidak boleh digunakan oleh pihak yang menerima
barang titipan tersebut dimana dalam konteks ini yaitu Bank Syariah.
Namun pada kenyataannya uang yang kita tabungkan dengan menggunakan
tabungan jenis akad wadiah tersebut dapat dipastikan tidak akan mungkin di simpan
begitu saja oleh pihak bank syariah tersebut, melainkan akan di satukan dengan jenis
tabungan lainya kemudian akumulasi saldo nasabah yang mengendap tersebut akan di
manfaatkan oleh pihak bank syariah, sehingga secara hakikat dan konsekuensi yang
ditimbulkan oleh akad tersebut, lebih tepat disebut akad qard dari pada wadiah.
Walaupun demikian karena jenis tabungan
Secara hakikat dan tersebut pihak penabung yang merupakan berperan
konsekuensi akad sebagai pihak yang memberi utang qard kepada bank
mengharuskan syariah tidak mendapat manfaat atau keuntungan
barang titipan apapun, dikarenakan dijenis tabungan ini nasabah tidak
akan mendapatkan bunga maupun bagi hasil, jadi
tersebut hanya
walaupun secara nama dan hakikat konsekuensi akad
disimpan saja tidak tersebut berbeda, dimana namanya wadiah tapi secara
boleh digunakan hakikat dan konsekuensi akad adalah qard, namun akad
oleh pihak yang qard tersebut secara syarat dan rukunnya masih sesuai
menerima barang dengan syariat Islam sehingga hukumnya halal dan
boleh.
titipan tersebut.
Hal ini berlaku juga dalam akad syirkah, dimana
untuk mengetahui apakah suatu akad syirkah sudah
sesuai dengan syariat Islam atau belum tidak bisa hanya dilihat dari namanya saja,
melainkan harus dilihat dari skema, hakikat dan konsekuensi yang ditimbulkan dari
akad syirkah tersebut. Agar suatu usaha syirkah benar-benar sesuai dengan syariat
Islam maka baiknya harus memenuhi beberapa persyaratan berikut ini:
1. Ada pembagian keuntungan maupun kerugian diantara pihak yang
bersyirkah dimana untuk pembagian keuntungannya di dasarkan pada
nisbah yang ditentukan di awal dan berdasakan hasil rill usaha syirkah
tersebut yang di cerminkan dari laporan keuangan yang di terbitkan oleh
pengelola syirkah tersebut
B A B 5 S y i r k a h S o l u s i P e r m o d a l a n I s l a m | 135

2. Sedangkan untuk pembagian kerugian yang bukan di sebabkan kelalaian


pengelola maka kerugian materi tersebut harus ditanggung sepenuhnya
oleh pemilik modal, dan jika pemilik modalnya lebih dari 1 maka kerugian
tersebut harus di bagi diantara investor sesuai dengan proporsi peyertaan
modal dalam usaha syirkah tersebut, dan pengelola hanya menganggung
kerugian berupa waktu, pikiran, skill dan tenaga selama mengelola usaha
syirkah tersebut yang tidak mendapat apa-apa kareana usaha syirkahnya
mengalami kerugian.
Sekarang untuk melihat apakah suatu akad syirkah tersebut syirkahnya sudah
benar-benar sesuai dengan syariat Islam atau hanya namanya saja tinggal dibandingkan
dengan prinsip syirkah tersebut diatas.
Pertama, apakah pembagian keuntungannya didasarkan pada nisbah yang di
tetapkan diawal dan berdasarkan hasil riil usaha syirkah tersebut atau berdasarkan
jumlah yang ditetapkan diawal atau berdasarkan presentase jumlah modal yang
diberikan investor? Jika pembagian keuntungannya berdasarkan jumlah yang tetap dan
ditentukan diawal atau berdasarkan presentase dari modal yang di berikan misalnya
mau usaha syirkahnya untung atau rugi investor minta bagi hasilnya ditetapkan diawal
10 jt perbulan atau 5% per bulan dari dana yang ia sertakan pada usaha syirkah
tersebut. Jika hal ini terjadi, maka sudah dapat dipastikan usaha syirkah tersebut hanya
namanya saja, praktik syirkahnya masih mengandung riba yang di haramkan dalam
syariat Islam.
Kemudian pertanyaan kedua, jika usaha tersebut mengalami kerugian yang
bukan disebabkan oleh kelalaian pengelola, apakah investor mau mennanggung
kerugian materi dari kerugian usaha syirkah tersebut? Jika investornya mau
menanggung kerugian materi atas kerugian syirkah tersebut maka syirkahnya sudah
sesuai dengan syariat Islam, namun jika investor tetap ingin balik modal dulu dan tidak
ingin menanggung kerugian materi atas kerugian usaha syirkah tersebut maka
syirkahnya masih mengandung riba
Mudah-mudahan dengan dua pertanyaan tersebut bisa membantu kita ketika
melakukan analisis terhadap suatu syirkah, apakah syirkahnya sudah benar-benar
sesuai dengan syariah ataukah hanya namanya saja yang syariah, namun praktek di
dalamnya masih belum sesuai dengan syariah, dalam artian masih mengandung riba,
gharar dan akad-akad bathil lainnya yang dilarang oleh syariat Islam. Dengan menguasai
prinsip-prinsip syirkah ini, diharapkan kita tidak akan terjebak lagi oleh kata atau istilah
syariah yang di zaman sekarang sudah mulai menjamur lembaga atau organisasi yang
dibelakangnya menggunakan kata syariah. Karena kita sudah tahu bahwa suatu akad
dikatakan sesuai syariah apabila secara hakikat dan konsekuensinya akad tersebut
memang sudah benar-benar sesuai dengan syariat Islam bukan hanya sekedar dari namanya saja.
B A B 6 S y i r k a h D e n g a n A k a d M u d h a r a b a h | 136

D ikarenakan ada global pandemi yang sedang melanda, tempat bekerja pak Hanan
selama inipun terkena dampak dari pandemi tersebut, sehingga dengan sangat
terpaksa perusahaan tempat pak Hanan bekerjapun harus melakukan PHK
terhadap sebagian karyawannya dengan tujuan efisiensi. Pak Hanan termasuk kedalam
karyawan yang terkena PHK tersebut. Akhirnya Pak Hanan memiliki inisiatif untuk
membuka suatu usaha baru peternakan sapi yang sesuai dengan keahlian yang
dimilikinya yaitu berternak sapi.
Berhubung Pak Hanan hanya mempunyai keahlian dalam hal mengelola
peternakan sapi, dan tidak mempunyai modal dalam jumlah besar untuk memulai
usaha peternakan sapinya tersebut, sehingga dalam hal permodalannya Pak Hanan
berencana ingin melakukan syirkah dengan cara bekerja sama dengan investor, yang
secara gambaran besarnya seluruh modalnya dari investor dan Pak Hanan hanya
bertindaak sebagai pengelola dalam suatu usaha syirkah peternakan sapi tersebut.
Namun Pak Hanan masih bingung akad apa yang sebaiknya digunakan dengan
skema syirkah tersebut? Bagaimana menentukan nisbah bagi hasil serta cara
menghitung bagi hasil ataupun pembagian kerugian dari usaha syirkah tersebut?
Kemudian apakah harus ada jangka waktunya ataupun tidak? InsyaAllah semua
pertanyaan tersebut dan pertanyaan-pertanyaan lainnya terkait syirkah dengan akad
mudharabah akan dibahas secara lengkap dan mendalam di Bab ini.
B A B 6 S y i r k a h D e n g a n A k a d M u d h a r a b a h | 137

Konsep dasar Akad Mudharabah


Pengertian Akad Mudharabah dalam Syirkah
Secara Bahasa mudharabah berasal dari kata adhdharby fil ardhi yaitu
berpergian untuk urusan dagang, yang berasal dari kata al - qardhy yang berarti
potongan, karena pemilik memotong sebagian hartanya untuk diperdagangkan dan
memperoleh sebagian keuntungan, sedangkan Secara Definisi akad mudharabah
adalah salah satu jenis akad dalam syirkah yaitu kerja sama usaha antara dua
pihak(dimana salah satu pihaknya bisa terdiri dari satu orang atau lebih), dimana pihak
pertama sebagai pemilik dana/Shahibul maal yang menyediakan dana untuk
keberlangsungan usaha sedangkan pihak kedua bertindak sebagai pengelola dana
tersebut atau biasa disebut mudharib,
Dalam syirkah dengan akad mudharabah keuntungan dibagi diantara mereka
berdasarkan kesepakatan dalam bentuk presentase/ nisbah misalnya 60:40 60% untuk
pengelola 40% untuk investor. Sedangkan kerugian finansial atau yang bersifat materi
ditanggung sepenuhnya oleh pemilik dana, sepanjang kerugian tersebut tidak di
akibatkan oleh kelalaian pihak ke 2 selaku pengelola, namun apabila kerugian dalam
syirkah tersebut telah terbukti disebabkan kelalaian dan kesengajaan pihak pengelola
maka seluruh kerugian materi yang ditimbulkan sepenuhnya ditanggung oleh
pengelola. Pihak kedua selaku pengelola/mudharib menanggung kerugian dalam
bentuk kehilangan atau resiko berupa waktu, pikiran, dan jerih payah yang telah
dicurahkannya selama mengelola usaha atau proyek atas usaha tersebut, serta
kehilangan sebagian dari pembagian keuntungan sesuai dengan yang di tetapkan dalam
akad perjanjian mudharabah.
Berdasarkan Prinsip Standar Akuntansi Keuangan(PSAK) 105 par 18
memberikan beberapa contoh bentuk kelalaian pengelola dana, yaitu: Persyaratan
yang ditentukan dalam akad tidak terpenuhi, tidak terdapat kondisi diluar kemampuan
(force majeur) yang lazim dan/atau yang telah ditentukan dalam akad, atau merupakan
hasil keputusan dari instuisi yang berwenang.
Syirkah dengan akad mudharabah merupakan suatu transaksi investasi yang
berdasarkan kepercayaan. Kepercayaan merupakan unsur terpenting dalam akad
syirkah mudharabah khususnya kepercayaan dari pemilik dana kepada pengelola atau
B A B 6 S y i r k a h D e n g a n A k a d M u d h a r a b a h | 138

mudharib. Oleh karena kepercayaan ini sangat penting


dan fundamental ketika melakukan syirkah dengan
akad mudharabah, maka mudharabah dalam istilah
bahasa Inggris disebut dengan trust financing. Pemilik Maka tanpa adanya
dana yang merupakan investor disebut dengan kepercayaan dari
beneficial ownership atau sleeping partner, dan
pemilik dana
pengelola dana disebut managing trusted atau labour
partner (Syah deini, 1999).
kepada pengelola
tentunya akan
Kepercayaan ini penting dalam melakukan
syirkah dengan akad mudharabah karena dalam syirkah sangat
dengan menggunakan akad mudharabah pemilik dana menghambat
tidak diperbolehkan ikut campur dalam hal pengelolaan jalannya proses
suatu usaha syirkah yang menggunakan akad syirkah
mudharabah ini, shahibul maal atau investor hanya
mempunyai wewenang sebatas memberi masukan atau
saran, tidak diperbolehkan mengintervensi keputusan
yang di buat oleh pengelola atau juga memaksakan
kehendak untuk mengambil keputusan tertentu kepada pengelola.
Maka tanpa adanya kepercayaan dari pemilik dana kepada pengelola tentunya
akan sangat menghambat jalannya proses syirkah ini karena mudharib ketika
melakukan proses pengelolaan usaha termasuk pengambilan-pengambilan keputusan
bisnis terkait usaha syirkah ini menjadi kurang leluasa dan tidak independen yang salah
satu faktor utamanya bisa dikarenakan pengelola atau mudharib kurang mendapatkan
kepercayaan dari pemilik dana untuk mengelola usaha syirkah tersebut.
Dari penjelasan diatas sebenarnya terdapat pembagian resiko yang adil antara
pemilik dana dengan pengelola, dimana pembagian resiko merupakan salah satu
prinsip keuangan syariah. Berbagi resiko dalam hal terjadi kerugian, dimana pemilik
dana akan menanggung resiko finansial sedangkan pengelola dana memiliki resiko non
finansial. Hal ini selaras dengan Hadits nabi salahlohali wasallam di riwayatkan oleh Ali
r.a :
“Pungutan itu tergantung kekayaan. Sedangkan laba/keuntungan tergantung
pada apa yang mereka sepakati bersama.”
Untuk lebih jelasnya bisa dipelajari skema lengkap tentang syirkah dengan akad
mudharabah berikut ini :
B A B 6 S y i r k a h D e n g a n A k a d M u d h a r a b a h | 139

Ket:
1.Pemilik Dana dan pengelola menyepakati akad mudharabah.
2.Proyek usaha sesuai akad mudharabah dikelola oleh pengelola (mudharib).
3.Proyek usaha menghasilkan laba atau rugi.
4.Jika untung dibagi sesuai dengan nisbah.
5.Jika rugi bukan karena kelalaian pengelola, ditanggung oleh pemilik dana.

Prinsip bagi hasil dan kerugian dalam Akad Mudharabah


Prinsip lain yang di perlukan dalam melakukan syirkah dengan akad
mudharabah adalah pembagian hasil usaha maupun kerugian harus di dasarkan fakta
keadaan di lapangan yang sesungguhnya yang tercermin dari laporan keuangan yang di
terbitkan oleh pengelola dana kepada pemilik dana, tidak boleh berdasarkan
B A B 6 S y i r k a h D e n g a n A k a d M u d h a r a b a h | 140

presentase tertentu yang ditetapkan di awal, misalkan saya harus mendapakan 2%


perbulan dari nilai yang saya investasikan, atau berdasarkan proyeksi/perkiraan hasil
usaha (ini yang banyak dilakukan oleh bank syariah).
jika hal ini dilakukan maka akad syirkahnya berubah menjadi akad bathil, maka
akad syirkahnya diangap tidak ada secara syariat Islam, yang ada adalah akad qard atau
utang-piutang dimana uang yang di investasikan investor kepada pengelola dianggap
sebagai utang dengan akad qard, maka konsekuensinya setiap keuntungan yang
diperoleh investor dari syirkah dengan akad bathil ini adalah riba , dikarenakan
keuntungan tersebut merupakan keuntungan dari akad qard atau utang-piutang,
dimana berdasarkan pendapat jumhur ulama bahwa setiap keuntungan dari akad qard
adalah riba. Hal tersebut juga tidak sah secara syariat Islam karena keuntungan yang
diperoleh pemilik dana dalam hal ini sama dengan riba yaitu meminta kelebihan atau
imbalan tanpa ada faktor penyeimbang (iwad) yang di perbolehkan seperti yang sudah
dijelaskan di bab 4 tentang perbedaan jual-beli dan riba.

Hikmah Syirkah dengan Akad Mudharabah


Hikmah dari sistem syirkah dengan akad mudharabah adalah dapat memberi
keringanan kepada manusia. Terkadang ada sebagian orang yang memiliki harta, tetapi
tidak mampu untuk membuatnya menjadi produktif. Terkadang ada pula, orang yang
tidak memiliki harta tetapi ia mempunyai kemampuan untuk mengelola suatu usaha
tertentu yang bisa menjadikan harta tersebut lebih produktif dan memberikan banyak
kebermanfaatan bagi pertumbuhan ekonomi umat Islam umumnya dan khususnya bagi
pemilik dana,pengelola dan pihak-pihak lainnya yang ikut terlibat dalam syirkah ini bisa
pemasok atau produsen, karyawan , ataupun konsumen yang merupakan pengguna
akhir dari produk yang dihasilkan dari usaha syirkah ini.
Syirkah juga merupakan suatu sistem yang memungkinkan terciptanya sinergi
bagi empat pelaku utama ekonomi meliputi produsen,pedagang,pekerja dan
konsumen, terlebih lagi sinergi dan kerjasama dari pemilik dana dan pengelola usaha
syirkah tersebut yang sama-sama mendapatkan dan merasakan manfaatnya dari sistem
syirkah ini. Pemilik dana mendapatkan manfaat berupa bagi hasil dari setiap
keuntungan atau hasil usaha yang dihasilkan dari usaha syirkah ini, sedangkan
pengelola dana mendapatkan manfaat berupa modal usaha yang tentunya bisa menjadi
alat pendukung utama untuk bisa mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan
yang dimiliki pengelola tersebut selain mendapat bagi hasil juga dari setiap keuntungan
usaha syirkah ini. Dengan demikian, dapat tercipta kerja sama antara modal dan kerja,
sehingga dapat tercipta kemaslahatan dan kesejahteraan umat.
B A B 6 S y i r k a h D e n g a n A k a d M u d h a r a b a h | 141

Dimana secara garis besar Hikmah syirkah dengan menggunakan akad


mudharabah dapat disimpulkan sebagai berikut(Buku pengantar permodalan dalam
Islam halaman 33) :
1. Bahwa harta yang ada ditengah kaum muslimin dianjurkan untuk
dikembangkan bersama dan tidak dibiarkan menganggur.
2. Bahwa uang tidak akan berkembang kecuali dikelola menjadi unit
pekerjaan yang rill, baik dalam bentuk barang maupun jasa.
3. Membantah prinsip di dunia perbankan ribawi bahwa uang itu bekerja
dan bisa menghasilkan, dengan cara disewakan. Sementara ini tidak diakui
syariat dan termasuk kedalam riba dain(riba utang piutang).
4. Agar memudahkan orang tolong-menolong dalam mengembangkan harta
antara pemilik modal dengan orang yang berpengalaman dalam
mengembangkan harta namun tidak memiliki modal yang cukup.

Kunci Sukses Syirkah dengan Akad Mudharabah


Ketika syirkah dengan menggunakan akad
mudharabah, agar bisa berjalan sesuai dengan harapan
Pengelolaan dana dan terhindar dari hal-hal yang tidak di inginkan
syirkah sepenuhnya dikemudian hari salah satunya adalah dengan mencari
menjadi wewenang partner pengelola/ mudharib yang berahlak mulia,
dapat dipercaya, jujur, kompeten, dan benar seperti
pengelola syirkah,
yang sudah dijelaskan di bagian 1 tentang pondasi
dengan kata lain syirkah. Dikarenakan seperti yang sudah dijelaskan
pengelola syirkah diatas bahwa syirkah dengan akad mudharabah memilki
ini merupakan resiko yang cukup tinggi karena pengelolaan dana
ujung tombak dari syirkah sepenuhnya menjadi wewenang pengelola
syirkah, dengan kata lain pengelola syirkah ini
keberhasilan
merupakan ujung tombak dari keberhasilan sebuah
usaha syirkah dengan akad mudharabah, maka
pencarian dan pemilihan pengelola syirkahpun
merupakan suatu hal yang harus mendapatkan perhatian lebih sebelum melangkah ke
langkah selanjutnya dalam syirkah. Setelah mendapatkan mitra pengelola syirkah yang
amanah dan profesional, Langkah selanjutnya untuk melakukan syirkah dengan akad
mudharabah ialah membuat akad perjanjian tertulis hitam diatas putih antara pihak
pemodal dan pengelola, baiknya disertai oleh saksi pula, baik dari saksi pegelola
maupun saksi dari pihak pemilik dana.
B A B 6 S y i r k a h D e n g a n A k a d M u d h a r a b a h | 142

Dalam surat akad perjanjian syirkah harus mencakup berbagai aspek antara
lain tujuan syirkah mudharabah, nisbah pembagian keuntungan, priode pembagian
keuntungan, biaya-biaya yang boleh dikurangkan dari pendapatan, ketentuan
pengembalian modal, hal-hal yang dianggap sebagai kelalaian pengelola dan
sebagaiannya, sehingga apabila terjadi hal-hal yang tidak di inginkan atau terjadi
persengketaan, kedua belah pihak merujuk pada kontrak yang telah disepakati
bersama.
Dalam pembuatan isi pasal-pasal pada surat akad perjanjian syirkah tersebut
diusahakan menghindari kata-kata yang memiliki kemungkinan besar untuk ditafsirkan
secara berbeda, jika ada kata-kata yang sekiranya multi tafsir tersebut baiknya diberi
pasal penjelasan di lampiran yang menjelaskan lebih detail lagi arti definisi atau tafsiran
dari isi pasal syirkah tersebut, misalnya di pasal tersebut berisi sebuah kalusal “bahwa
jika kerugian bukan diakibatkan oleh kelalaian pengelola maka kerugian materi
sepenuhnya ditanggung oleh pemilik dana”. Baiknya untuk tujuan menghindari
perselisihan atau sengketa yang mungkin timbul karena mis komunikasi atau karena
perbedaan penafsiran isi pasal dalam surat akad syirkah, pasal tersebut baiknya
dijelaskan lebih detai lagi di lampiran penjelasan, misalnya kerugian apa saja yang bisa
dikategorikan kelalaian pengelola dan kategori seperti apa juga yang merupakan
kerugian yang bukan disebabkan oleh kelalaian pengelola. Degnan adanya penjelasan
yang lebih detail tersebut diharapkan sengketa dan perselisihan dalam syirkahpun bisa
dihindari.

Contoh Praktek Syirkah Mudharabah di Zaman Umar.ra


Dari Zaid bin Aslam dari ayahnya, beliau bercerita, ada dua Putra Khalifah
Umar bin Al-Khatab yaitu Abdullah dan Ubaidillah, yang mereka berangkat bersama
suatu rombongan pasukan ke Iraq. Tatkala keduanya hendak kembali ke Madinah,
keduanya mampir di rumah Abu Musa al Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, yang kala itu
menjadi gubernur di kota Bashrah.
Abu Musa pun menyambut dengan hangat. Dalam pertemuan tersebut, Abu
Musa mengatakan, “Andai ada yang bisa kulakukan dan itu bermanfaat bagimu berdua
tentu akan kulakukan”. Sesaat kemudian Abu Musa berkata, “Oh ya, ada harta milik
Negara yang ingin ku kirimkan kepada Amirul Mukminin Umar. Uang tersebut
kuserahkan kepada kalian berdua. Dengan uang tersebut kalian bisa kulak barang
dagangan yang ada di iraq, lalu sesampainya di Madinah barang dagangan tersebut bisa
kalian jual. Modalnya kalian serahkan kepada Amirul Mukminin Umar bin Al-Khattab
sedangkan keuntungannya menjadi milikmu berdua.” Respon keduanya “Kami setuju”.
B A B 6 S y i r k a h D e n g a n A k a d M u d h a r a b a h | 143

Akhirnya mereka melaksanakan apa yang disarankan oleh Abu Musa. Abu
Musa juga berkirim surat kepada Umar agar beliau mengambil sejumlah uang dari
kedua anaknya. Setelah tiba di Madinah, kedua putra Umar bin Al -Khattab menjual
barang dagangan yang mereka bawa dari Bashrah dan keduanya pun mendapat
keuntungan. Setelah keduanya melaporkan apa yang mereka lakukan kepada Umar,
beliau bertanya, “ Apakah semua anggota pasukan mendapatkan pinjaman modal dari
Abu Musa sebagaimana kalian berdua?” “Tidak” jawab keduanya
Umarpun berkata lagi kepada mereka berdua “ Apakah karena kalian berdua
adalah putra amirul mukminin, lalu Abu Musa memberi pinjaman modal? Serahkan
modal dan keuntungannya kepada kas negara!”
Abdullah bin Umar pasrah dengan putusan ayahnya. Sedangkan Ubaidillah
Menyanggah dengan mengatakan, “Hal itu tidak sepatutnya kau putuskan, wahai
amirul mukminin. Karena jika modalnya habis atau berkurang kamilah yang
menanggungnya.”
“Serahkanlah modal dan untungnya”, Umar bersikukuh dengan pendiriannya.
Kembali Abdullah bin Umar hanya terdiam. Sedangkan Ubaidillah berkomentar
menolak. Hingga salah satu orang yang hadir ketika itu menyampaikan usulan, “Wahai
Amirul Mukminin, Bagaimana jika anda jadikan transaksi yang telah terjadi sebagai akad
qiradh?”
Umar pun setuju dan mengatakan,
“Telah kujadikan sebagai Mudharabah”. Umar lantas mengambil pokok modal dan
setengah keuntungannya. Sedangkan Abdullah dan Ubaidillah mendapatkan setengah
keuntungan.
(HR. Muwatha’ Malik 1389)

Dari kisah Umar dan kedua anaknya diatas kita bisa banyak belajar baik itu
tentang kehati-hatian dalam hal sumber dan cara memperoleh harta maupun tentang
muamalah syirkah dengan menggunakan akad mudharabah.
Prinsip kehati-hatian umar terlihat dalam dialog diskusi antara Umar bin
Khatab.ra dengan kedua anaknya ketika anaknya tiba di kota madinah dan melaporkan
kepada Umar.ra bahwa uang negara yang dititipkan kepadanya dari gubernur bashrah
di Iraq atas persetujuan gubernur tersebut mereka gunakan untuk membeli barang
dagangan dalam jumlah besar atau kulakan di salah satu kota di Iraq. Dimana barang
dagangan yang sudah mereka beli dari Iraq mereka jual kembali di kota madinah dan
mereka berdua mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan tersebut.
B A B 6 S y i r k a h D e n g a n A k a d M u d h a r a b a h | 144

Ketika umar mendengar laporan dari kedua anaknya tersebut terlihat ke


khawatiran umar bahwa mereka berdua diberi pinjaman modal karena berkaitan
dengan posisinya sebagai anak dari seorang khilafah Amirul Mukminin sehingga
mendapatkan hak istimewa dibandingkan anggota pasukan lainnya yang sama-sama di
tugaskan ke kota Bashrah di Iraq tersebut, yang dimana jika pinjaman yang diperoleh
dair gubernur Bashrah di Iraq tersebut ada kaitannya dengan jabatan Amirul Mukminin
maka keuntungan tersebut untuk mengedepankan prinsip kehati-hatian harus
sepenuhnya di setorkan ke kas negara.
Inilah sikap kehati-hatian Umar terhadap sumber dan cara memperoleh harta
dengan sangat hati-hati Umar berusaha semaksimal mungkin untuk memisahkan harta
pribadi dengan harta negara, karena jika seharusnya harta tersebut menjadi hak negara
tapi masuk dan diakui sebagai harta pribadi maka harta tersebut bisa menjadi haram
karena cara memperolehnya, yaitu mendapatkan harta yang bukan menjadi haknya
karena hak tersebut merupakan hak negara yang seharusnya digunakan untuk
kepentingan dan kesejahteraan umat Islam. Hal ini sangat berbeda jauh dengan
pemimpin yang ada di zaman sekarang, jikalau para pemimpin khususnya pemimpin
negara mengedepankan prinsip kehati-hatian seperti yang dilakukan oleh Umar ini,
dapat dipastikan umat Islam akan jauh lebih sejahtera khususnya sejahtera dalam hal
ekonomi.
Melanjutkan kisah Umar.ra tersebut setelah berdiskusi cukup panjang antara
Umar.ra dan kedua putranya berkaitan dengan kejadian yang dilaporkan oleh kedua
anaknya terkait menggunakan modal dari kas negara yang dititipkan dan dipinjamkan
oleh gubernur Bashrah untuk membeli barang dagangan secara kulakan di Iraq untuk di
jual kembali di kota madinah ada satu perkataan yang menarik dari salah satu anaknya
untuk lebih meyakinkan Umar bahwa apa yang dilakukannya sepenuhnya tidak
berkaitan dengan karena keduanya merupakan anak Amirul Mukminin, namun
keuntungan yang mereka peroleh adalah dari perdagangan yang mereka berdua
lakukan, perkataan mereka untuk menyakinkan Umar.ra adalah sebagai berikut:

Abdullah bin Umar pasrah dengan putusan ayahnya. Sedangkan Ubaidillah


Menyanggah dengan mengatakan, “Hal itu tidak sepatutnya kau putuskan, wahai
amirul mukminin. Karena jika modalnya habis atau berkurang kamilah yang
menanggungnya.”
B A B 6 S y i r k a h D e n g a n A k a d M u d h a r a b a h | 145

Inilah faktor penentu utama dalam hal mengambil keuntungan dalam hal
bermuamalah baik itu melalui syirkah maupun jual-beli dimana haru ada iwad atau
penyeimbang dari keuntungan yang ia peroleh yaitu bisa berupa penanggungan resiko
atas kegiatan muamalah tersebut, maupun usaha atau kerja yang ia lakukan untuk
memperoleh keuntungan tersebut, sesuai dengan prinsip perbedaan jual-beli dengan
riba yang telah dijelaskan dibagian pertama.
Hal ini juga berarti dalam syirkah dengan akad mudharabah tidak
diperbolehkan ada satu pihak atau lebih yang memperoleh keuntungan secara pasti
tanpa menanggung resiko kemungkinan kerugian yang timbul dari usaha syirkah
tersebut, setiap bagi hasil ataupun kerugian yang diperoleh para pihak yang bersyirkah
baik itu pengelola maupun pemilik modal harus di dasarkan pada nisbah bagi hasil yang
ditetapkan diawal dan berdasarkan keuntungan atau kerugian sesungguhnya dihasilkan
dari usaha syirkah tersebut yang dicerminkan dari laporan keuangan yang diterbitkan
oleh pengelola syirkah.
Walaupun ketika salah seorang anak umar tersebut mengatakan hal demikian,
namun Umar masih tetap dengan pendiriannya walaupun sudah agak sedikit
menyadarinya bahwa hal tersebut murni hasil dari kegiatan perdagangan yang
dilakukan oleh kedua anaknya tersebut dan tidak ada hubungannya karena mereka
berdua merupakan anak Amirul Mukminin. Terbukti setelah ada salah seorang yang
berada dilokasi tersebut ikut memberikan pendapat atas kejadian tersebut dengan
mengatakan:
“Serahkanlah modal dan untungnya”, Umar bersikukuh dengan pendiriannya. Kembali
Abdullah bin Umar hanya terdiam. Sedangkan Ubaidillah berkomentar menolak.
Hingga salah satu orang yang hadir ketika itu menyampaikan usulan, “Wahai Amirul
Mukminin, Bagaimana jika anda jadikan transaksi yang telah terjadi sebagai akad
qiradh?”

Setelah ada orang yang memberikan pendapatnya tersebut, maka pada


akhirnya Umar.ra pun menyadarinya dan mengakui aktivitas muamalah kedua anaknya
tersebut sebagai transaksi dengan akad Mudharabah, dimana negara atau pemerintah
sebagai pemilik modal atau shahibul maal dan kedua anak Umar sebagai pengelola
dalam akad syirkah mudharabah tersebut, dengan nisbah bagi hasil 50:50 dalam artian
50% untuk pemilik dana yang dalam hal ini pemerintah dan masuk kedalam kas negara
dan 50% lagi untuk pengelola syirkah yaitu dua orang anak Umar tersebut. Inilah
gambaran bagaimana praktek syirkah yang dilakukan di zaman Umar.ra
B A B 6 S y i r k a h D e n g a n A k a d M u d h a r a b a h | 146

....,Umarpun setuju dan mengatakan “Telah kujadikan sebagai Mudharabah”. Umar


lantas mengambil pokok modal dan setengah keuntungannya. Sedangkan Abdullah
dan Ubaidillah mendapatkan setengah keuntungan.
(HR. Muwatha’ Malik 1389)

Entitas Syirkah
Lebih dalam lagi dari kisah syirkah di zaman Umar.ra ini kita bisa belajar
tentang konsep entitas usaha syrikah, yaitu sebuah asumsi dasar dalam akuntansi
keuangan syirkah yang mengharuskan adanya batasan dan pemisah yang jelas antara
harta pribadi dengan harta usaha entitas syirkah, dengan kata lain suatu entitas usaha
syirkah dipandang sebagai entitas yang terpisah dari pemilik, kreditur, atau pihak
pemangku kepentingan lainnya.
Sebagai contoh seorang akuntan atau bagian admisinstrasi keuangan syirkah
hanya akan mencatat aktivitas-aktivitas yang terkait dengan usaha syirkah saja bukan
aktivitas aset atau utang pribadi dari pengelola syirkah, contohnya jika ada biaya untuk
perjalanan menghadiri undangan pribadi pengelola syirkah, maka biaya perjalanan
tersebut tidak bisa diakui dan dicatat sebagai biaya dari usaha syirkah yang bisa jadi
pengurang pendapatan di laporan laba rugi, dikarenakan biaya tersebut keluar tidak
ada kaitannya sama sekali dengan operasional usaha syirkah tersebut. Dengan
demikian dengan konsep ini memungkinkan seluruh aktivitas bisnisnya termasuk aset-
asetnya terpisah dari harta pribadi pengelola syirkah.
Maka Dengan menerapkan konsep entitas usaha syrirkah ini sangat berguna
sekali menghindari harta pribadi pemilik dan harta usaha syirkah tercampur, karena jika
sudah tercampur maka akan menimbulkan harta yang seharusnya menjadi hak dari
entitas usaha syirkah tersebut menjadi masuk ke harta pribadi yang bukan haknya, yang
jika ini terjadi maka harta yang dinikmati oleh pengeola syirkah dari yang bukan haknya
tersebut menjadi harta haram bagi si pengelola syirkah. Inilah pentingnya menerapkan
konsep entitas usaha syirkah pada usaha syirkah yang dijalankan intinya harus ada
pemisah yang benar-benar jelas mana harta pribadi dan mana harta entitas usaha
syirkah.
Ketika sudah ada kejelasan, maka untuk mengakui dan mengukur sebuah biaya
ataupun pendapatan-pun apakah biaya atau pendapatan tersebut harus diakui sebagai
biaya atau pendapatan suatu entitas usaha syirkah atau bukan, namun jika konsep
entitas usaha syirkah ini belum benar-benar diterapkan maka kemungkinan kesalahan
pengakuan dan pengukuran sebuah biaya atau pendapatan syirkahpun akan sangat
mungkin terjadi.
B A B 6 S y i r k a h D e n g a n A k a d M u d h a r a b a h | 147

Jenis Akad Mudharabah


Dalam PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan), akad mudharabah
diklasifikasikan dalam 3 jenis, yaitu sebagai berikut.
1. Mudharabah Muthlaqah
Adalah mudharabah yang dimana pemilik modal memberikan kebebasan
terhadap pengelola modal dalam pengelolaan investasi-nya. Mudharabah jenis ini
disebut juga dengan investasi tidak terikat.
Pada jenis mudharabah ini tidak ditetapkan masa berlakunya, di daerah mana
usaha tersebut akan dilakukan, dan juga tidak ditentukan line of trade, line of
service dan juga line of industry yang akan dijalankan. Namun kebebasan tersebut
bukanlah menjadi kebebasan yang tidak terbatas.
Modal yang ditanamkan tetap tidak boleh dipakai untuk mendanai investasi
yang dilarang oleh Islam. Seperti spekulasi, perdagangan minuman keras, yang
berkaitan dengan riba, ternak babi, dan lain sebagainya.
Dalam mudharabah jenis ini, pengelola dana mempunyai kewenangan untuk
melaksanakan apa pun dalam bisnis guna berhasilnya tujuan dari mudharabah itu
sendiri.Tapi, jika pengelola dana terbukti melakukan kelalaian atau pun kecurangan,
maka pengelola dana harus bertanggungjawab terhadap semua akibat yang terjadi.
Sedangkan untuk kerugian yang bukan disebabkan karena kecurangan atau kelalaian
dari pengelola dana maka kerugian akan ditanggung oleh pemilik dana.

2. Mudharabah Muqayyadah
Adalah mudharabah yang dimana pemilik modal memberikan batasan
terhadap pengelola modal dalam hal modal, cara, dan/atau objek investasi atau sektor
bisnis.
Misalnya seperti, tidak boleh mencampurkan modal yang dimiliki oleh pemilik
modal dengan modal lainnya, tidak menginvestasikan modalnya di transaksi penjualan
cicilan tanpa penjamin dan lain sebagainya. Mudharabah jenis ini disebut juga dengan
mudharabah terikat. Jika pengelola modal bertindak yang tidak sesuai dengan syarat-
syarat yang diberikan oleh pemilik modal. Maka pengelola dana harus
bertanggungjawab terhadap akibat yang terjadi, termasuk juga konsekuensi keuangan.
B A B 6 S y i r k a h D e n g a n A k a d M u d h a r a b a h | 148

3. Mudharabah Musytarakah
Adalah mudharabah dimana pengelola modal menyertakan modal dalam
bentuk kerja sama investasi. Di awal kerjasama, akad yang disepakati merupakan akad
mudharabah dengan modal 100% dari pemilik modal. Namun setelah berjalannya
usaha dengan pertimbangan tertentu dan juga kesepakatan dengan pemilik modal,
pengelola dana ikut menanamkan modalnya dalam usaha tersebut. Jenis mudharabah
ini adalah perpaduan antara akad mudharabah dengan akad musyarakah.

Sumber Hukum Akad mudharabah


Berdasarkan ijmak dari para ulama, mudharabah ini hukumnya adalah boleh
(jaiz). Hal tersebut bisa diambil dari kisah Rasulullah yang pernah melaksanakan
mudharabah dengan Siti Khadijah. Siti Khadijah ini sebagai pemilik modal dan Rasulullah
sebagai pengelola modal.
Kemudian Rasulullah membawa barang dagangan ke negeri Syam. Dari kisah
tersebut menggambarkan bahwa akad mudharabah sudah terjadi sejak zaman
Rasulullah sebelum diangkat menjadi Rasul. Muqaradhah sudah diaplikasikan secara
meluas oleh orang-orang sebelum masa Islam dan beberapa sahabat Nabi Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wasallam.

Al-Qur’an
“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi, dan carilah
karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.”
(QS : Al-Jumu’ah [ 62 ] : 10)

“Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu’amalah tidak secara tunai) sedang kamu
tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang
dipegang (oleh yang berpiutang) Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai
sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya
(hutang-nya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah
kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian.Dan barangsiapa yang
menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
(QS : Al-Baqarah [2] : 283)
B A B 6 S y i r k a h D e n g a n A k a d M u d h a r a b a h | 149

As-Sunah
Dari Shalih bin Suaib bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“3 hal yang didalamnya terdapat keberkatan: jual beli secara tangguh, muqaradhah
(mudharabah), dan mencampuradukan gandum dengan jewawut untuk keperluan
rumah tangga bukan untuk dijual”.
(HR. Ibnu Majah)

“Abbas bin Abdul Muthalib jika menyertakan harta sebagai mudharabah, ia


mensyaratkan kepada pengelola dananya agar tidak mengarungi lautan dan tidak
menuruni lembah, serta tidak membeli hewan ternak. Jika persyaratan itu dilanggar,
ia (pengelola modal) harus menanggung resiko-nya. Ketika persyaratan yang
ditetapkan Abbas didengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau
membenarkannya”.
(HR. Thabrani dari Ibnu Abbas)

Rukun dan Ketentuan Syariah akad Syirkah Mudharabah


Rukun mudharabah ini ada 4, yaitu sebagai berikut:
1. Pelaku, yang terdiri dari pemilik modal atau dana dan pengelola modal.
2. Objek mudharabah, yaitu modal dan kerja.
3. Ijab Kabul atau serah terima.
4. Nisbah keuntungan.

Ketentuan Syirkah dengan Akad Mudharabah


Sedangkan untuk ketentuan muqaradhah adalah sebagai berikut ini.
1. Pelaku
A. Pelaku harus baligh dan cakap hukum.
B. Pelaku bisa dilakukan sesama muslim atau dengan non-muslim.
C. Pemilik dana tidak boleh mencampuri dalam pengelolaan usaha, namun
boleh mengawasi.
B A B 6 S y i r k a h D e n g a n A k a d M u d h a r a b a h | 150

2. Objek Mudharabah
Modal
Modal yang diserahkan bisa berbentuk uang atau asset/harta lainnya
yang dinilai sebesar nilai wajar. Dalam hal tersebut modal harus jelas jumlah
dan juga jenisnya. Modal harus tunai dan tidak boleh hutang. Tanpa adanya
setoran dana/modal, berarti pemilik modal tidak memberikan kontribusi
apapun. Modal harus diketahui dengan jelas jumlahnya, sehingga bisa
dibedakan dari keuntungannya.
Pengelola modal tidak diperbolahkan untuk memudharabahkan
kembali modal yang sudah dimudharabah. Dan jika hal tersebut terjadi maka
bisa dianggap sebagai suatu pelanggaran, kecuali atas izin dari pemilik modal.
Pengelola modal tidak diperkenankan untuk meminjamkan modal kepada
orang lain. Dan jika hal tersebut terjadi maka bisa dianggap sebagai
pelanggaran, kecuali jika diizinkan oleh pemilik modal. Pengelola modal
mempunyai kebebasan untuk mengatur modal menurut pemikirannya sendiri
dan kebijaksanaannya, selama hal tersebut tidak dilarang secara agama atau
syariah.

Kerja
Kontribusi dari pengelola modal bisa berbentuk keahlian,
ketrampilan, selling skill, dan lain sebagainya. Kerja adalah hak dari pengelola
modal dan tidak boleh diintervensi atau diikut campur tangani oleh pemilik
modal. Pengelola modal harus menjalankan usahanya sesuai dengan
ketentuan syariah. Pengelola modal harus mematuhi semua ketetapan yang
terdapat dalam kontrak.
Dalam hal pemilik modal tidak melakukan kewajiban atau melakukan
pelanggaran terhadap kesepakatan, padahal pengelola modal sudah
menerima dan bekerja. Maka pengelola modal berhak untuk memperoleh
imbalan, ganti rugi, atau upah.

3. Ijab Kabul (Serah Terima)


Adalah pernyataan dan juga ekspresi saling rela atau ikhlas diantara
para pihak yang terlibat akad yang dilaksanakan secara tertulis dan/atau
verbal, dengan melalui korespondensi atau menggunakan berbagai cara
komunikasi modern.
B A B 6 S y i r k a h D e n g a n A k a d M u d h a r a b a h | 151

4. Nisbah Keuntungan
Nisbah adalah besaran yang dipakai untuk pembagian keuntungan,
yang menggambarkan imbalan yang berhak untuk diterima oleh ke-2 pihak
yang bermudharabah atas keuntungan yang didapatkan.
Pengelola modal memperoleh imbalan atas kinerja-nya, sedangkan
pemilik modal memperoleh imbalan atas penyertaan modalnya. Nisbah
keuntungan ini harus diketahui dengan jelas oleh kedua belah pihak. Hal
tersebut dengan tujuan untuk mencegah terjadinya perselisihan antara para
pihak yang bersyirkah tentang cara pembagian keuntungan. Perubahan nisbah
keuntungan ini harus disepakati oleh kedua belah pihak. Pemilik modal tidak
boleh meminta pembagian keuntungan dari kegiatan usaha dengan
menyatakan jumlah nominal-nya, karena dapat menimbulkan riba.

Berakhirnya Akad Mudharabah


Durasi akad mudharabah adalah tidak tentu dan tidak terbatas, namun setiap
pihak yang terlibat di dalamnya berhak untuk menentukan jangka waktu kontrak kerja
sama. Tapi, akad mudharabah bisa berakhir karena beberapa hal berikut ini:
1. Akad mudharabah akan berakhir pada waktu yang sudah ditetapkan di awal.
2. Salah satu pihak yang terlibat memutuskan untuk mengundurkan diri.
3. Salah satu dari pihak yang terlibat meninggal dunia atau hilang akal.
4. Pengelola modal tidak melaksanakan amanahnya sebagai pengelola usaha
untuk mencapai tujuan sebagaimana yang sudah ditetapkan dalam akad.
5. Sudah tidak terdapat modal.

Ketika akad mudhrabah menggunakan jangka waktu akad, kemudian jangka


waktu akad tersebut berakhir dan para pihak sepakat untuk tidak meneruskan
syirkahnya kembali maka seluruh aset usaha syirkah tersebut sesuai dengan nilai buku
di neraca dikembalikan kepada pemilik modal, karena pada hakikatnya semua harta
usaha syirkah masih dimiliki oleh pemilik modal pengelola hanya mempunyai hak
mengelola aset syirkah milik pemodal tersebut.
Jika investornya lebih dari satu orang, maka aset syirkah tersebut dibagikan
kepada para pemilik modal berdasarkan proporsinya penyertaan modalnya dalam
usaha syirkah tersebut. Teknis pembagiannya bisa langsung dibagikan sesuai wujud aset
tersebut seperti tanah,bangunan, peralatan, mesin dan aset-aset syirkah lainnya,
namun biasanya pembagian aset seperti ini sangat sulit dilakukan, yang jauh lebih
mudahnya adalah dengan cara menjual terlebih dahulu seluruh aset yang ada di usaha
B A B 6 S y i r k a h D e n g a n A k a d M u d h a r a b a h | 152

syirkah tersebut, kemudian hasil penjualannya dibagikan kepada para pemodal sesuai
dengan proporsi penyertaan modalnya dalam usaha syirkah tersebut.
Misalnya suatu usaha syirkah dengan akad mudharabah yang telah berakhir
jangka waktu syirkahnya dan para pihak yang bersyirkah sepakat untuk tidak
meneruskan akad syirkah tersebut, dan telah disepakati juga bahwa proses likuidasi
usaha syirkah tersebut dengan cara menjual seluruh aset usaha syirkah yang ada
kemudian hasil penjualannya dibagikan kepada para investor yang berjumlah 3 orang
dimana pada saat usaha tersebut dinyatakan dibubarkan modal yang tertera di neraca
adalah 800jt dimana investor A memiliki penyertaan modal 400 jt, investor B memiliki
penyertaan modal 300jt, dan pihak C memiliki penyertaan modal 100jt.
Setetlah melalui proses penjualan aset, ternyata hasil dari penjualan aset
tersebut menghasilkan hasil penjualan sejumlah 600jt, maka 400jt tersebut dibagikan
kepada tiga investor tersebut berdasarkan proporsi penyertaan modalnya, yaitu
sebagai berikut:

Investor A = 400jt/800jt x 600jt = 300jt


Investor B = 300jt/800jt x 600jt = 225jt
Investor C = 100jt/800jt x 600jt = 75jt

Transparansi dalam Pembagian Hasil


Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa syirkah dengan akad
mudharabah merupakan sebuah kerjasama yang mengedepankan yang namanya
kepercayaan diantara semua pihak yang bersyrirkah khususnya kepercayaan antara
pemilik modal kepada pengelola, hal ini dikarenakan karakteristik yang ada di jenis akad
mudharabah itu sendiri yang dimana mudharib atau pengelola syirkah memiliki
wewenang penuh untuk mengelola modal yang dipercayakan kepada dirinya dari
pemodal. Dimana pemodal tidak diperkenankan melakukan intervensi terhadap
keputusan yang diambil oleh mudharib terkait pengelolaan usaha syirkah ini. Pemodal
hanya diperbolehkan sebatas memberikan saran ataupun masukan dan pengawasan.
Untuk mengimbangi dari wewenang penuh yang dimiliki mudharib di syirkah
dengan menggunakan akad mudharabah ini, maka tranparansi dan akuntabilitas mutlak
sangat diperlukan ketika memutuskan untuk bersyirkah dengan menggunakan akad
mudharabah ini, dimana transparansi dan akuntabilitas sangat erat kaitannya dengan
pencatatan dan pelaporan transaksi syirkah.
B A B 6 S y i r k a h D e n g a n A k a d M u d h a r a b a h | 153

Sehingga untuk bisa menerapkan prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam


syirkah khususnya syirkah dengan menggunakan akad mudharabah, pihak pengelola
wajib memiliki kemampuan pencatatan dan pelaporan untuk setiap transaksi atau
kejadian yang terjadi dalam suatu usaha syirkah, yang kedua hal tersebut terdapat
dalam suatu disiplin ilmu yang dinamakan ilmu akuntansi.
Dimana dalam praktik syirkah sesungguhnya akuntansi merupakan satu
kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dengan syirkah, karena ketika ada syirkah maka di
dalamnya wajib ada pencatatan dan pelaporan syirkah yang fungsinya bukan saja untuk
kepentingan transparansi dan akuntabilitas saja, melainkan digunakan sebagai dasar
seluruh perhitungan dan keputusan yang diambil dalam syirkah seperti perhitungan
bagi hasil, pengakuan pendapatan dan beban yang bisa jadi pengurang pendapatan
serta mempengaruhi jumlah bagi hasil kepada para pihak yang bersyirkah dan
keputusan-keputusan lainnya yang berkaitan dengan pengeloaan syirkah seperti
penentuan harga pokok penjualan, penentuan harga jual suatu produk, manajemen
persedian dan hal-hal lainnya terkait pengambilan keputusan operasional syirkah.
Kemampuan akuntansi yang dimiliki mudharib tersebut diharapkan bisa
menunjang prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam syirkah yang bisa menjadi
penyeimbang dari wewenang penuh yang dimilikinya, karena dengan pemahaman
akuntansi yang baik seorang mudharib dipastikan dapat mencatat dan melaporkan
setiap transaksi maupun kejadian yang terjadi yang berkaitan dengan usaha syirkah
tersebut sesuai dengan standar akuntansi syariah yang berlaku umum.
Maka laporan yang diterbitkan oleh pengelola kepada investorpun khususnya
laporan keuangan bisa benar-benar mencerminkan keadaan sesungguhnya dari usaha
syirkah tersebut, yang pada akhirnya usaha syirkah dengan akad mudharabah yang
dijalankanpun bisa benar-benar sesuai dengan syariat Islam dan memberikan
keberkahan bagi para pihak yang bersyirkah khususnya dan seluruh umat muslim pada
umumnya.

Ibnu Rusyd mengatakan,


Ulama dari berbagai negara sepakat bahwa amil tidak boleh mengambil keuntungan
bagiannya, kecuali dengan melibatkan Rabbul Mal.Kehadiran Rabbul Mal adalah
syarat dalam pembagian harta dan amil berhak mengambil jatahnya.
(Bidayatul Mujtahid, 2/241)
Maksud kehadiran disini tidak berarti harus hadir secara fisik, namun
kehadiran rabbul mal atau pemodal bisa diwakilkan dengan laporan yang dibuat dan
diterbitkan oleh pengelola kepada pemilik modal, karena dengan membaca dan
mempelajari laporan tersebut pemilik modal sudah bisa melihat apa yang sedang
B A B 6 S y i r k a h D e n g a n A k a d M u d h a r a b a h | 154

terjadi pada suatu usaha syirkah tersebut tanpa harus hadir secara fisik, dimana ketika
laporan sudah di terbitkan maka barulah pengelola bisa mengambil hak keuntungannya
sesuai dengan laporan yang telah dibuat dan diterbitkan kepada pemodal tersebut.
Kemudian jika terjadi perbedaan antara laporan yang dibuat mudharib dan
permintaan shahibul maal atau pemodal, maka yang menjadi acuan adalah laporan
yang dibuat dan diterbitkan oleh mudharib, kecuali jika ada bukti bahwa mudharib
adalah amin(orang yang mendapatkan amanah). Dia dipercaya untuk mengelola modal
milik sohibul mal. Sehingga status mudharib adalah yad al-amanah.
Jika mudharib melaporkan bahwa usahanya tidak ada untung, sementara
pemodal meng klaim ada untung dan meminta bagi hasil, maka diposisi ini, klaim
pemodal harus diiringi dengan bukti-bukti yang otentik. Sementara jika pemodal tidak
bisa menunjukan bukti-bukti bahwa usaha syirkahnya mengalami keuntungan maka
pihak yang menang adalah mudharib atau pengelola syirkah tersebut.

Pembebanan biaya Operasional Mudharabah


Dalam Syirkah baik dengan menggunakan akad mudharabah maupun
musyarakah perhitungan bagi hasil maupun rugi didasarkan pada laba bersih yaitu
pendapatan dikurangi biaya-biaya yang terkait dengan operasional usaha syirkah
tersebut, yang dimana jika pendapatan lebih besar dari biaya maka usaha syirkah
tersebut menghasilkan keuntungan, begitu juga sebaliknya jika pendapatan lebih kecil
maka usaha syirkah tersebut mengalami kerugian.
Menurut konsep biaya, biaya yang terkait degnan operasional syirkah diakui
dan dicatat sebesar biaya perolehan yang meliputi harga beli dan semua biaya sampai
pos tersebut siap digunakan dalam artian nilai biaya yang diakuinya ialah harga terakhir
yang disepakati bukan harga saat proses tawar-menawar atau harga penawaran.
B A B 6 S y i r k a h D e n g a n A k a d M u d h a r a b a h | 155

Hampir semua biaya sama-sama


menyebabkan keluarnya kas atau bertambahnya utang
Biaya-biaya yang jadi
usaha jika pembelian atau pembayarannya secara
pengurang
kredit, namun berdasarkan Prinsip Standar Akuntansi
keuangan (PSAK) suatu biaya hanya diakui sebagai biaya
pendapatan haruslah
pengurang pendapatan yang dilaporkan di laporan benar-benar biaya
labar rugi jika biaya tersebut memiliki nilai manfaat yang berkaitan
kurang dari satu tahun misalnya biaya listrik, biaya dengan usaha syirkah,
perlengkapan, biaya gaji dan biaya-biaya operasional tidak boleh
rutin lainnya yang memiliki masa manfaat ekonomis dicampurkan antara
kurang dari satu tahun. Jika biaya tersebut dikeluarkan pengeluaran untuk
untuk membayar atau membeli sesuatu baik barang pribadi dan
maupun jasa yang memiliki masa manfaat ekonomis
pengeluaran untuk
lebih dari 1 tahun maka biaya tersebut harus
usaha syirkah
dikapitalisasi atau diakui sebagai aset atau investasi dan
akan tampil di neraca, tidak boleh dianggap sebagai
tersebut
beban yang bisa mengurangi pendapatan di laporan
laba rugi yang bisa mempengaruhi jumlah bagi hasil
para pihak yang bersyirkah di laporan bagi hasil.
Selanjutnya semua biaya-biaya yang jadi pengurang pendapatan haruslah
benar-benar biaya yang berkaitan dengan usaha syirkah, tidak boleh dicampurkan
antara pengeluaran untuk pribadi dan pengeluaran untuk usaha syirkah tersebut. Untuk
bisa menerapkan hal ini di dalam syirkah maka harus ada pemisahan antara harta usaha
syirkah dengan harta pribadi, karena kalau masih dicampur atau pemisahannya belum
benar-benar jelas dikhawatirkan biaya yang material atau jumlanya signifikan yang
sebenarnya digunakan untuk kepentingan pribadi atau diluar usaha syirkah namun
menjadi dibebankan kepada usaha syrirkah tersebut, di sinilah prinsip kehati-hatian
sagat diperlukan.

Prinsip pembagian hasil usaha dalam akad Mudharabah


Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa bagi hasil dalam syirkah
dengan akad mudharabah di dasarkan pada nisbah yang telah ditetapkan dan
disepakati di awal syirkah dan berdasarkan hasil sesungguhnya dari usaha syirkah
tersebut, tidak diperbolehkan berdasarkan proyeksi atau perkiraan ataupun
berdasarkan presentase tetap dari modal.
B A B 6 S y i r k a h D e n g a n A k a d M u d h a r a b a h | 156

Bagi hasil dilakukan pada saat usaha syirkah tersebut mengalami keuntungan,
tidak perlu menunggu balik modal terlebih dahulu, karena jika ini dilakukan maka
syirkah ini telah melanggar prinsip keadilan dalam syirkah, dikarenakan jika menunggu
balik modal dulu berarti pemodal lebih memiliki kepastian mendapatkan keuntungan
daripada pengelola.
Dalam hal pembagian keuntungan atau kerugian dalam bentuk materi dalam
syirkah dengan menggunakan akad muhdarabah sebenarnya tidak ada isltilah profit
and loss sharing karena jika syirkah mengalami kerugian yang bukan disebabkan oleh
kelalaian pengelola maka kerugian materi sepenuhnya ditanggung oleh pemodal,
pengelola hanya menanggung kerugian berupa waktu, pikiran dan tenaga selama
mengelola usaha syirkah tersebut yang tidak mendapatkan apa-apa.
Pembagian hasil usaha dalam syirkah dengan menggunakan akad mudharabah
dapat dilakukan berdasarkan pengakuan penghasilan usaha mudharabah, dalam
praktiknya dapat diketahui dari laporan laba rugi yang diterbitkan oleh pengelola.
Untuk menghindari perselisihan dalam hal biaya yang dikeluarkan oleh pengelola dana,
dalam surat akad perjanjian syirkah harus disepakati biaya-biaya apa yang dapat
dikurangkan dari pendapatan.
Secara Garis besar Agar suatu usaha syirkah benar-benar sesuai dengan syariat
Islam maka baiknya harus memenuhi beberapa persyaratan berikut ini :
1. Ada pembagian keuntungan maupun kerugian diantara pihak yang bersyirkah
dimana untuk pembagian keuntungannya di dasarkan pada nisbah yang
ditentukan di awal dan berdasakan hasil rill usaha syirkah tersebut yang di
cerminkan dari laporan keuangan yang di terbitkan oleh pengelola syirkah
tersebut.
2. Sedangkan untuk pembagian kerugian yang bukan di sebabkan kelalaian
pengelola maka kerugian materi tersebut harus ditanggung sepenuhnya oleh
pemilik modal, dan jika pemilik modalnya lebih dari 1 maka kerugian tersebut
harus di bagi diantara investor sesuai dengan proporsi peyertaan modal dalam
usaha syirkah tersebut, dan pengelola hanya menganggung kerugian berupa
waktu, pikiran, skill dan tenaga selama mengelola usaha syirkah tersebut yang
tidak mendapat apa-apa kareana usaha syirkahnya mengalami kerugian.
Sekarang untuk melihat apakah suatu usaha syirkah tersebut syirkahnya sudah
benar-benar sesuai dengan syariat Islam atau hanya namanya saja tinggal dibandingkan
dengan prinsip syirkah tersebut diatas.
Pertama, apakah pembagian keuntungannya didasarkan pada nisbah yang di
tetapkan diawal dan berdasarkan hasil riil usaha syirkah tersebut atau berdasarkan
B A B 6 S y i r k a h D e n g a n A k a d M u d h a r a b a h | 157

jumlah yang ditetapkan diawal atau berdasarkan presentase jumlah modal yang
diberikan investor ?
Jika pembagian keuntungannya berdasarkan jumlah yang tetap dan
ditentukan diawal atau berdasarkan presentase dari modal yang di berikan misalnya
mau usaha syirkahnya untung atau rugi investor minta bagi hasilnya ditetapkan diawal
10 jt perbulan atau 5% per bulan dari dana yang ia sertakan pada usaha syirkah
tersebut, jika hal ini terjadi, maka sudah dapat dipastikan usaha syirkah tersebut
mungkin hanya namanya saja yang syariah, praktik syirkahnya masih mengandung riba
yang di haramkan dalam syariat Islam
Kemudian pertanyaan kedua, jika usaha tersebut mengalami kerugian yang
bukan disebabkan oleh kelalaian pengelola, apakah investor mau mennanggung
kerugian materi dari kerugian usaha syirkah tersebut? Jika investornya mau
menanggung kerugian materi atas kerugian syirkah tersebut maka syirkahnya sudah
sesuai dengan syariat Islam, namun jika investor tetap ingin balik modal dulu dan tidak
ingin menanggung kerugian materi atas kerugian usaha syirkah tersebut maka
syirkahnya masih mengandung riba.
Mudah-mudahan dengan dua pertanyaan tersebut bisa meembantu kita
mempermudah untuk melakukan analisis terhadap suatu syirkah apakah syirkahnya
sudah benar-benar sesuai dengan syariah.

Studi kasus perhitungan bagi hasil dengan Akad Syirkah


Mudharabah Mustarakah
Untuk lebih bisa memahami bagaimana prinsip bagi hasil dalam syirkah
dengan akad mudharabah ini di aplikasikan baiknya kita masuk pada studi kasus
bagaimana menerapkan konsep syirkah akad mudharabah mustarakah ke
pengapliaksian sesungguhnya berikut ini :
Bapak Hasan menginvestasikan uangnya sebesar 2 jt untuk usaha siomay yang
dimiliki oleh bapak Yusuf dengan akad mudharabah bagi laba(profit sharing). Nisbah
yang disepakati oleh bapak Hasan dan Bapak Yusuf adalah 25 : 75 setelah usaha
berjalan, ternyata di butuhkan tambahan dana , maka atas persetujuan bapak Hasan,
bapak Yusuf ikut menginvestasikan uangnya sebesar Rp500.000. dengan Demikian
bentuk akadnya adalah mudharabah mustarakah. Di dalam laporan keuangan
tahunannya terdapat laba bersih untuk bulan januari 2017 adalah sebesar Rp1.000.000.
B A B 6 S y i r k a h D e n g a n A k a d M u d h a r a b a h | 158

Untuk menghitung bagi hasil dalam studi kasus tersebut ialah:


Pertama bagi hasil dibagi antara pengelola dana dan pemilik
dana sesuai dengan nisbah yang disepakati:
Bagian Pak Hasan 25% x Rp1.000.000 = Rp250.000
Bagian Pak Yusuf 75% x Rp1.000.000 = Rp750.000

Kemudian dikarenakan pak Yusuf menambah modal juga sebesar Rp500.000


sehingga bagian pak yusuf harus di bagi lagi dengan pak hasan karena di dalam bagian
modal itu terdapat dua unsur kepemilikan yaitu pak hasaan 2 jt dan pak yusuf 500.000
bagian hasil investasi setelah dikurangi untuk pengelola dana tersebut(Rp1.000.000 –
Rp 750.000) di bagi antara pemilik dana sesuai dengan porsi modal masing-masing.
Bagian bapak Hasan Rp2.000.000/jumlah modal keseluruhan yaitu
Rp2.500.000 kemudian dikalikan bagi hasil yang diperoleh pak hasan Rp250.000 =
Rp200.000 Bagian Bapak Yusuf Rp 500.000 / Rp2.500.000 x Rp250.000 =Rp50.000
Sehingga bapak Yusuf yang berperan sebagai pengelola maupun pemilik modal
memperoleh Rp750.000 + Rp50.000 = Rp800.000 sedangkan pak hasan yang hanya
sebagai pemilik dana saja memperoleh Rp200.000.
Untuk semakin mengasah skill syirkah dengan akad mudharabah silahkan bisa
mencoba menyelesaikan studi kasus yang kedua berikut ini, melanjutkan studi kasus
yang pertama yaitu pada tahun berikutnya tahun 2018 ternyata usaha siomay yang di
syirkahkan di laporan keuangannya terdapat kerugian sebesar Rp400.000 yang
diakibatkan karena permintaan siomay sedang melemah dan daya beli masyarakat
terhadap siomay sedang menurun. Pak hasan dan pak yusuf sepakat ingin membagi
kerugian tersebut berdasarkan syariat Islam, dan kesepakatan awal yaitu menggunakan
akad mudharabah, sahabat-sahabat kelas praktikum semua yang telah mempelajari
fiqh muamalah khususnya tentang syirkah dengan menggunakan akad mudharabah
diminta untuk menghitung berapa kerugian yang harus di tangung. baik oleh pak hasan
maupun pak yusuf dengan menggunakan jumlah porsi modal dan presentase
keuntungan masih sama dengan studi kasus pertama.
B A B 6 S y i r k a h D e n g a n A k a d M u d h a r a b a h | 159

Pembahasan
Pertama cari dulu berapa jumlah keseluruhan modal yang ada di usaha siomay
tersebut pada tahun yang bersangkutan:
Karena pada tahun tersebut tidak ada informasi terkait penambahan maupun
pengurangan modal sehingga jumlah modal yang tercantum pada neraca tetap yaitu
Rp2.500.000 dengan rician 2 jt modal milik bapak hasan dan 500rb milik bapak Yusuf.
Di laba rugi tahun 2018 mencatat bahwa kerugian usaha siomay yang bukan
diakibatkan oleh kelalaian pengelola adalah 400rb. cara menghitung pembagian ruginya
ialah kita bisa menggunakan konsep yang telah kita pelajari tentang pembagian
kerugian dalam syirkah mudharabah yaitu kerugian di bagi berdasarkan porsi
kepemilikan modal yaitu sebagai berikut:

kerugian yang ditanggung pak Hasan = Rp2.000.000/Rp2.500.000 x Rp 400.000 = Rp


320.000
Kerugian yang ditanggung Pak Yusuf = Rp500.000/Rp2.500.000 x Rp400.000 =
Rp80.000
cara memeriksanya tinggal tambahkan saja jumlah kerugian yang di tanggung
harus sama dengan total kerugian
Dalam akad mudharabah jika ada kerugian bisa dengan cara para pemodal
harus menambah lagi untuk mengganti kerugian sebesar kerugian yang di tanggung ke
usaha siomay tersebut, sehingga jumlah modal di neraca tetap, atau langsung dengan
mengurangi jumlah modal di neraca sesuai jumlah kerugian yang ditanggungnya.
B A B 7 S y i r k a h D e n g a n A k a d M u s y a r a k a h | 160

P ak Syamil seorang yang ahli dibidang pengelolaan peternakan sapi, namun


sekarang-sekarang ini beliau sedang mengalami kesulitan dalam hal pengelolaan
keuangan peternakan =-sapinya, dan akhirnya pak Syamil pun memutuskan untuk
bekerjasama dengan Pak Devi yang mempunyai keahlian dalam hal keuangan dan
manajemen. Baik pak Syamil maupun Pak Devi ingin bekerjasama dengan akad kerjama
syirkah yang sesuai dengan syariat Islam, namun masih mengalami kebingungan dalam
menentukan akad syirkah apa yang sebaiknya pak Syamil dan Pak Devi lakukan?
InsyaAllah di bab 7 ini kita bahas bagaimana akad syirkah yang paling cocok digunakan
untuk kasus seperti pak Syamil dan pak Devi tersebut yang masing-masing pihak
memiliki keahlian yang berbeda dan bekerja sama mengelola suatu usaha syirkah.

Praktik Syirkah Musyarakah di Zaman Rasulullah


Seperti yang sudah dibahas dibagian pertama, bahwa praktik syirkah ini telah
banyak dilakukan di kalangan para sahabat Rasulullah bahkan syirkah sudah menjadi
kelaziman atau sudah menjadi kebiasaan masyarakah pada zaman itu dikarenakan ke
populerannya akan praktek syirkah ini dalam hal bermuamalah menjemput rezeki yang
halal,berkah dan bebas riba.
Salah satu contoh prakti syirkah musyarakah yang dilakukan oleh para sahabat
di zaman Rasulullah shalahualaihiwasallam ialah: Abdul Minhal menceritakan,
Sahabat al- Barra’ bin Azib dan Zaid bin Arqam radhiyallahu’anhuma pernah
melakukan musyarakah, mereka membeli beberapa gram perak, ada yang tunai dan
ada yang terutang. Ketika kasus ini sampai kepada Nabi Shalahualaihi wasallam,
beliau memerintahkan mereka, untuk perak yang dibeli secara terutang agar
dikembalikan.
(HR. Ahmad 19828)
B A B 7 S y i r k a h D e n g a n A k a d M u s y a r a k a h | 161

Nabi Shallahu alaihi wasallam memerintahkan agar mengembalikan perak


yang dibeli tidak tunai, karena akad yang terjadi adalah tukar-menukar antara perak
dengan emas namun tidak tunai maka bisa masuk ke riba fadl, yaitu riba yang timbul
akibat pertukaran barang ribawi yang masih satu kelompok alat tukar, karena syaratnya
agar tidak terkena riba fadl boleh beda tapi harus tunai.

Pengertian Syirkah dengan Akad Musyarakah


Istilah lain dari akad musyarakah adalah sharikah atau syirkah atau kemitraan.
Adalah suatu persekutuan diantara 2 orang atau lebih. Dimana menurut Afzalur
Rahman. Seorang Deputy Secretary General in The Muslim School Trust, secara bahasa
Al-Syirkah berarti al-ikhtilath (pencampuran) atau persekutuan dua orang atau lebih,
sehingga diantara masing-masing pihak sulit dibedakan dan tidak dapat dipisahkan
antara satu mitra dengan mitra lainnya, kalau dianalogikan seperti segelas kopi yang
didalamnya ada air,gula dan kopi namun ketika dicampurkan(syirkah) secara merata
maka masing-masing unsur sudah tidak terlihat lagi yang terlihat hanyalah segelas
minuman kopi, jadi seperti itulah syirkah yang ketika para pihak sudah sepakat untuk
bersyirkah maka setiap pihak bekerja ataupun bertanggung jawab atas nama entitas
usaha syirkahnya.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 106 menjelaskan bahwa:
“Akad musyarakah adalah akad kerjasama antara 2 pihak atau lebih untuk
suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak akan memberikan suatu kontribusi
modal atau dana dengan ketentuan bahwa keuntungan yang diperoleh akan dibagikan
berdasarkan nisbah yang sudah disepakati, sedangkan untuk kerugian berdasarkan
kontribusi modal.”
Para mitra yang terlibat secara bersama-sama menyediakan modal untuk
mendanai sebuah usaha tertentu dalam masyarakat, baik usaha yang sudah dijalankan
atau yang baru. Investasi modal dalam syirkah degan akad musyarakah bisa dalam
bentuk kas, setara kas, atau aset non kas, yang semuanya harus dinilai dengan satuan
mata uang, yang penilaiannya bisa menggunakan nilai pasar, yaitu harga pasar aset
tersebut jika dijual pada saat akad syirkah dimulai atau pada saat aset tersebut dinilai
dengan satuan mata uang.
Musyarakah merupakan akad kerja sama diantara para pemilik modal yang
mencampurkan modal mereka dengan tujuan mencari keuntungan. Dalam musyarakah
para mitra sama-sama menyediakan modal untuk membiayai suatu usaha tertentu dan
bekerja sama mengelola usaha tersebut. Modal yang ada harus digunakan dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama, sehingga tidak boleh
digunakan untuk kepentingan pribadi atau dipinjamkan pada pihak lain tanpa seizin
B A B 7 S y i r k a h D e n g a n A k a d M u s y a r a k a h | 162

mitra lainnya, inilah salah satu yang membedakan antara syirkah mudharabah yang
pengelola memiliki hak penuh terhadap modal yang diamanatkan kepadanya
sedangkan dalam musyarakah yang merupakan kemitraan sesungguhnya setiap
kebijakan atau keputusan yang diambil harus mendapat persetujuan dari semua pihak
yang bersyirkah atau juga boleh menunjuk salah seorang yang dijadikan pengambil
keputusan utama.
Setiap mitra harus memberi kontribusi dalam pekerjaan dan ataupun modal
dan ia menjadi wakil mitra lain juga sebagai agen bagi usaha syirkah musyarakahnya.
Sehingga seorang mitra tidak bisa lepas tangan dari aktivitas yang dilakukan mitra
lainnya dlam menjalankan aktivitas bisnis yang normal.
Dengan bergabungnya dua orang atau lebih diharapkan hasil yang diperoleh
dari usaha syirkah dengan akad musyarakah ini lebih besar dibandingkan degan
menjalankan usaha sendiri-sendiri tanpa bekerjasama, karena didukung oleh akumulasi
modal yang lebih besar baik modal dalam bentuk materi ataupun modal dalam bentuk
pengetahuan dan keterampilan, relasi bisnis yang lebih luas, pengendalian yang lebih
tinggi dan lain sebagainya.
Apabila usaha syirkah dengan akad musyarakah tersebut mengalami
keuntungan maka keuntungan tersebut dibagi berdasarkan nisbah atau presentase
yang ditetapkan dan disepakati oleh semua pihak yang terlibat dalam syirkah diawal
akad, dan jika usaha syirkah mengalami kerugian maka kerugian dibagi berdasarkan
presentase modal dari masing-masing pihak yang bersyirkah, mengenai prinsip bagi
hasil dan kerugian di akad musyarakah ini hampir sama dengan syirkah dengan akad
mudharabah. Dimana hal tersebut sesuai dengan prinsip sistem keuangan syariah yaitu
bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam suatu transaksi harus bersama-sama
menanggung (berbagi resiko).
Pada dasarnya, atas modal yang ditanamkan tidak boleh ada jaminan dari
mitra lainnya, karena bertentangan dengan prinsip untung muncul bersama risiko (Al-
ghunmu bi Al-ghurni). Namun demikian untuk mencegah mitra melakukan kelalaian,
melakukan kesalahan yang disengaja atau melanggar perjanjian yang sudah disepakati,
diperbolehkan meminta jaminan dari mitra lain atau pihak ketiga. Tentu saja jaminan
tersebut baru bisa dicairkan apabila ia terbukti melakukan penyimpangan. Dalam PSAK
No.106 ini dijelaskan beberapa contoh kesalahan yang disengaja seperti:
Pelanggaran terhadap akad, seperti (1)penyalahgunaan dana investasi,
manipulasi biaya dan juga pendapatan dari operasional. (2)Pelaksanaan usaha yang
tidak sesuai dengan prinsip syariah.
Dalam Musyarakah dapat ditemukan aplikasi ajaran Islam tentang ta’awun
(gotong-royong), ukhuwah (persaudaraan) dan keadilan. Keadilan sangat terasa ketika
penentuan nisbah untuk pembagian keuntungan yang bisa saja berbeda dari porsi
B A B 7 S y i r k a h D e n g a n A k a d M u s y a r a k a h | 163

modal karena disesuaikan oleh faktor lain selain modal misalkan keahlian,pengalaman,
ketersedian waktu dan sebagainya. Selain itu keuntungan yang dibagikan kepada
pemilik modal merupakan keuntungan rill. Bukan merupakan nilai nominal yang telah
ditetapkan sebelumnya seperti yang terjadi di bank konvensional ribawi yang jika ini
dilakukan maka syirkah dengan akad musyarakahnya menjadi bathil karena
mengandung riba yang diharamkan dalam syariat Islam. Prinsip keadilan juga terasa
ketika orang yang punya modal lebih besar akan menanggung risiko kerugian finansial
yang juga lebih besar.
Selain musyarakah, terdapat juga kontrak investasi untuk bidang pertanian
yang pada prinsipnya sama dengan prinsip syirkah. Bentuk kontrak bagi hasil yang
diterapkan pada tanaman pertanian setahun dinamakan muzaraah. Bila bibitnya
berasal dari pemilik tanah, maka disebut mukhabarah. Sedangkan bentuk kontrak bagi
hasil yang diterapkan pada tanaman pertanian tahunan disebut musaqat(karim, 2003).
Untuk menghindari persengketaan dikemudian hari, sebaiknya akad kerja
sama dibuat secara tertulis dan dihadiri para saksi, yang walaupun saksi dalam syariat
Islam hukumnya tidak sampai pada wajib namun sunah, tetapi alahkah baiknya jika
surat akad perjanjian syirkah itupun dihadiri para saksi. Akad perjanjian syirkah tersebut
harus mencakup berbagai macam aspek antara lain terkait besaran modal dan
penggunaanya (Tujuan usaha musyarakah), pembagian kerja diantara para mitra,
nisbah yang digunakan sebagai dasar pembagian hasil usaha, priode pembagiannya dan
lain sebagainya. Apabila terjadi hal yang tidak di inginkan, atau terjadi persengketaan
para pihak dapat merujuk kepada kontrak yang telah disepakati bersama. Apabila
terjadi sengketa dan tidak terdapat kesepakatan diantara para pihak yang bersengketa
maka penyelesaiannya dilakukan berdasarkan putusan intitusi yang berwenang,
misalnya badan arbitrase syariah.

Jenis-jenis Akad Musyarakah


Secara garis besar syirkah dengan akad musyarakah dibagi menjadi dua bagian
besar yaitu pembagian akad musyarakah berdasarkan ulama fiqh dan pembagian akad
musyarakah berdasarkan pernyataan standar akuntansi keuangan atau lebih dikenal
dengan PSAK.

Berdasarkan Ulama Fiqh


Berdasarkan ulama fikih, akad musyarakah ini bisa dikategorikan menjadi beberapa
jenis, yaitu sebagai berikut.
B A B 7 S y i r k a h D e n g a n A k a d M u s y a r a k a h | 164

1. Akad Musyarakah Al Milk


,Akad musyarakah al milk ini mengandung arti kepemilikan bersama. Dimana
keberadaannya akan muncul jika 2 orang atau lebih mendapatkan kepemilikan
bersama terhadap suatu asset atau kekayaan sering disebut juga dengan co-
ownership atau joint ownership.
Misalnya, terdapat 2 orang atau lebih yang menerima warisan sebidang tanah,
baik yang bisa dibagi atau tidak bisa dibagi. Contoh lainnya adalah berupa kepemilikan
suatu benda secara bersama-sama. Dalam hal tersebut para mitra harus berbagi atas
kekayaan tersebut, termasuk pendapatan yang diperoleh sebelum para mitra
memutuskan untuk membagi atau menjualnya.
Untuk tetap menjaga kelangsungan kerjasama, pengambilan keputusan yang
menyangkut harta bersama harus mendapat persetujuan semua mitra, dengan kata
lain, seorang mitra tidak dapat bertindak dalam penggunaan harta bersama kecuali atas
izin mitra yang bersangkutan.
Musyarakah al milk ini bisa bersifat sukarela atau tidak sukarela. Misalnya
seperti kekayaan bersama dapat dibagi, tapi para mitra memutuskan untuk tetap
memilikinya secara bersama-sama, maka syirkah al milk tersebut bersifat sukarela atau
ikhtiari. Contoh lain dari musyarakah al milk adalah kepemilikan suatu benda yang dibeli
secara bersama-sama. Namun jika benda tersebut tidak bisa dibagi dan mereka
terpaksa harus memilikinya secara bersama, maka musyarakah al milk tersebut bersifat
tidak sukarela atau Jabari.

2. Musyarakah Al’uqud,
Musyarakah al’uqud adalah kemitraan yang tercipta dengan melalui
kesepakatan antara dua orang atau lebih untuk melakukan kerjasama dalam pencapai
tujuan tertentu. Setiap mitra bisa berkontribusi dengan menggunakan modal atau
dengan bekerja serta berbagi keuntungan dan juga kerugian.
Musyarakah jenis ini bisa dikatakan sebagai kemitraan yang sesungguhnya,
karena para mitra yang terlibat secara sukarela berkeinginan untuk melakukan
kerjasama investasi dengan berbagi keuntungan atau pun resiko. Berbeda dengan
syirkah Al-Milk, dalam kerjasama jenis ini setiap mitra dapat bertindak sebagai wakil
dari pihak lainnya. Musyarakah Al’Uqud ini dibagi menjadi 4 jenis yaitu sebagai berikut
:
B A B 7 S y i r k a h D e n g a n A k a d M u s y a r a k a h | 165

A. Akad Musyarakah Abdan


Disebut juga dengan syirkah a’mal (kemitraan kerja) atau syirkah shanaa’I
(kemitraan para tukang) atau syirkah taqabbul (kemitraan penerimaan). Musyarakah
abdan adalah bentuk kerjasama antara 2 orang atau lebih yang berasal dari kalangan
pekerja atau professional, dimana mereka sepakat untuk melakukan kerjasama
mengerjakan suatu pekerjaan dan berbagi pendapatan yang diterima.
Para mitra berkontribusi dalam keahlian dan juga tenaga untuk menjalankan
bisnis tanpa menyetor sejumlah modal. Hasil yang berasal dari pekerjaan tersebut akan
dibagikan sesuai dengan kesepakatan. Jenis keahlian yang dimiliki oleh para mitra bisa
sama atau berbeda. Para mitra bebas untuk memilih siapa yang menjadi pemimpin dan
menjadi pelaksana. Dalam setiap pekerjaan yang sudah disepakati oleh salah satu mitra
mengikat mitra lainnya. Contohnya kerja sama antara para akuntan, dokter, ahli hukum,
tukang jahit, tukang bangunan, dan lain sebagainya.
B A B 7 S y i r k a h D e n g a n A k a d M u s y a r a k a h | 166

B. Akad Musyarakah Wujuh


Musyarakah wujuh adalah kerjasama antara dua pihak, dimana masing-masing
pihak sama sekali tidak menyetorkan modal atau dana. Mereka dalam menjalankan
bisnis berdasarkan pada kepercayaan yang diberikan oleh pihak ke-3. Setiap mitra
menjadi penanggung dan juga agen untuk mitra lainnya. Keuntungan akan dibagi
diantara para mitra sesuai dengan kesepakatan bersama. Setiap mitra menyumbangkan
reputasi dan nama baik, tanpa menyetorkan modal. Mereka menjalankan usahanya
benar-benar berdasarkan kepercayaan dari pihak ke tiga.
Contohnya ialah dua orang atau lebih membeli sesuatu barang tanpa modal
atau dengan kredit, yang ada hanyalah nama baik mereka dan kepercayaan para
pedagang terhadap mereka, keuntungan yang diperoleh adalah untuk mereka. Setiap
mitra menjadi penanggung dan agen bagi mitra lainnya, dengan kata lain pembelian
barang tersebut ditanggung bersama. Keuntungan dibagi kepada para mitra
berdasarkan kesepakatan bersama.
B A B 7 S y i r k a h D e n g a n A k a d M u s y a r a k a h | 167

C. Musyarakah ‘Inan
Musyarakah ‘Inan atau negosiasi adalah bentuk kerja sama dimana komposisi
dan kedudukan para pihak yang terlibat adalah tidak sama, baik dalam hal modal atau
pekerjaan. Tanggung jawab dari para mitra ini berbeda satu dengan yang lainnya dalam
mengelola usaha. Setiap mitra bertindak sebagai agen atau kuasa dari kemitraan yang
dibentuk, namun bukan sebagai penjamin untuk mitra yang lainnya.
Namun demikian kewajiban terhadap pihak ke-3 ini bersifat masing-masing,
artinya tidak ditanggung secara bersama-sama. Seorang mitra tidak mempunyai
tanggungjawab terhadap kewajiban yang dibuat oleh mitra lainnya.
Setiap mitra bertindak sebagai agen untuk kepentingan pihak lain dan terbatas
hanya pada hubungan diantara para mitra. Dalam artian hanya mitra yang melakukan
B A B 7 S y i r k a h D e n g a n A k a d M u s y a r a k a h | 168

transaksi yang bersangkutan saja yang dapat mengajukan gugatan kepada pihak lain
yang telah melakukan hubungan perjanjian dengannya dan pihak ketika tersebut hanya
dapat melakukan tindakan hukum terhadap mitra yang melakukan perjanjian
dengannya saja. Hal ini disebabkan karena dalam kemitraan inan, diantara para mitra
hanya saling memberikan kuasa, tetapi tidak saling memberikan penjaminan. Sebagai
konsekuensinya, seorang mitra tidak bertanggung jawab terhadap kewajiban yang
dibuat oleh mitra lainnya.
Utang yang didapatkan oleh seorang mitra tidak bisa ditagih atau dituntut
kepada mitra yang lainnya. Keuntungan yang didapatkan akan dibagi sesuai dengan
kesepakatan, sedangkan kerugian akan dibagi secara proporsional sesuai dengan
kontribusi dana atau modal.
B A B 7 S y i r k a h D e n g a n A k a d M u s y a r a k a h | 169

Musyarakah Mufawwadhah
Musyarakah mufawwadhah adalah kerjasama dimana kedudukan dan juga
komposisi para pihak yang terlibat harus sama, baik dalam hal pekerjaan, modal,
keuntungan, agama, atau resiko kerugian. Setiap mitra mempunyai kewenangan penuh
untuk bertindak atas dan bagi nama pihak lain. Konsekunsi-nya, setiap mitra
sepenuhnya bertanggungjawab terhadap tindakan hukum dan berbagai komitmen dari
para mitra lainnya yang berhubungan dengan kemitraan tersebut.
Dengan begitu, tuntutan dari pihak ke-3 bisa diajukan kepada setiap mitra, dan
secara bersama mempunyai tanggungjawab atas kewajiban kemitraan tersebut.
Sepanjang kewajiban yang ada memang muncul dari operasional bisnis syirkah
tersebut. Sebaliknya, setiap mitra bisa mengajukan tuntutan atas pihak ke-3 tanpa
harus memperhatikan apakah mitra yang bersangkutan terlibat langsung dengan
transaksi yang menimbulkan tuntutan tersebut. Bentuk musyarakah ini mirip dengan
firma. Namun dalam firma jumlah modal yang disetor tidak harus sama.
Terlepas dari jenisnya, akad kerjasama diperbolehkan secara syariat Islam
asalkan memenuhi rukun dan ketentuan syariahnya, dimana hal ini sesuai dengan
prinsip dalam fiqh muamalah yang telah kita pelajari bersama di bagian 1 tentang fiqh
muamalah sebagai pondasi syirkah bahwa dalam fiqh muamalah semuanya
diperbolehkan kecuali jika ada nash Al-Qur’an atau Hadits yang melarangnya maka hal
tersebut menjadi terlarang atau haram secara hukum syariat Islam, namun jika tidak
ada yang melarangnya baik di Al-Qur’an maupun Hadits maka hukumnya adalah mubah
atau boleh.

Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan(PSAK)


Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), akad musyarakah ini bisa
dikategorikan menjadi 2 jenis yaitu sebagai berikut:

1. Musyarakah Permanen

Adalah musyarakah yang mempunyai ketentuan bagian modal dari setiap


mitra jumlahnya tetap sampai akhir masa akad (PSAK No.106 par 04). Misalnya seperti,
mitra A dan mitra B menanamkan modal dengan jumlah awal masing-masing Rp.50 juta,
maka sampai akhir akad musyarakah modal mereka masing-masing harus tetap sama
sebesar Rp.50 juta.
B A B 7 S y i r k a h D e n g a n A k a d M u s y a r a k a h | 170

2. Musyarakah Menurun

Atau disebut juga sebagai musyarakah mutanaqisah, adalah musyarakah yang


mempunyai ketentuan bagian modal salah satu mitra akan dialihkan secara bertahap
kepada mitra yang lainnya. Sehingga bagian modalnya akan mengalami penurunan, dan
pada akhir akad mitra lainnya akan menjadi pemilik penuh atas usaha musyarakah
tersebut.
Misalnya, mitra A menanamkan Rp.50 juta dan mitra B Rp.20 juta. Seiring
dengan berjalannya kerjasama akad musyarakah tersebut, modal dari mitra B sebesar
Rp.20 juta akan beralih kepada mitra A dengan melalui pengalihan secara bertahap.
Contoh lain lagi dalam pengaplikasian syirkah musyarakah menurun ialah
Mitra A dan Mitra B sepakat melakukan syirkah dengan akad Musyarakah
mutanaqishah. Mitra A misalkan menanamkan modal 100jt kemudian mitra B
menanamkan modal 200jt nisbah bagi hasil metode proporsional berdasarkan modal
nisbah bagi hasilnya 50 :50 50% untuk pengelola 50% untuk investor.
Yang 50% untuk investor dibagi berdasarkan proporsional kepemilikan modal
yaitu Mitra a 100jt/300 jt atau 1/3 (kurang lebih 33,3%)bagian sedangkan Mitra B 2/3
bagian(66,6%).
Kemudian karena jenis akad nya musyarakah mutanaqishah,para mitra
sepakat bahwa modal Mitra A secara bertahap 1 tahun sekali selama 5 tahun
kepemilikan modalnya akan di alihkan kepada mitra B jadi modal
mitra A tiap 1 tahun berkurang 20jt dan mitra B setiap tahun harus memberikan uang
cash kepada mitra A 20jt untuk pembelian kepemilikan sahamnya.
Maka setiap tahun bagi hasil mitra A pun akan dikoreksi karena modalnya telah
berkurang 20 jt
Hak mitra A sebagai investor pada tahun ke 2 80jt/300jt atau 26,7% dan mitra B
220jt/30 jt atau 73,3%
Sehingga kalau pada tahun ke 2 usaha yang di syirkahkan tersebut
menghasilkan keuntungan bersih sebesar 100jt bagi hasil yang di peroleh masing-
masing pihak ialah,
B A B 7 S y i r k a h D e n g a n A k a d M u s y a r a k a h | 171

Nisbah 50 50
Hak sebagai pengelola =50 jt /2
Mitra A = 25jt
Mitra B = 25 jt
Hak sebagai investor
Mitra A = 50jt x 26,7 % =Rp13.350.000
Mitra B = 50jt x 73,3% =RP36.650.000
Total bagi hasil yang di peroleh para mitra
Mitra A = 25 jt + Rp13.350.000=Rp38.350.000
Mitra B = 25jt + Rp 36.650.000 = Rp61.650.000

Perbedaan mendasar Akad Syirkah Mudharabah dan


Musyarakah
Walapun secara sekilias melakukan kerjasama atau syirkah baik dengan
menggunakan akad mudharabah ataupun musyarakah hampir sama, namun perbedaan
yang sangat mendasar dari kedua akad syirkah ini adalah dalam hal kepemilikan modal
dan kerja yang dilakukan para pihak yang bersyirkah.
Dalam akad mudharabah ada satu atau beberapa pihak yang hanya
berkontribusi sebagai pengelola saja, yaitu hanya berkontribusi dalam waktu, skill
,pengalaman dan pengetahuan untuk mengelola suatu usaha syirkah tersebut, sama
sekali tidak berkontribusi dalam modal atau dalam hal materi, sedangkan dalam syirkah
dengan akad musyarakah semua pihak yang bersyirkah diwajibkan berkontribusi dalam
hal modal tidak boleh hanya modal tenaga ataupun keahlian untuk mengelola usaha
syirkah tersebut, kecuali jika usaha syirkah musyarakah tersebut memang tidak
memerlukan modal sama sekali seperti di syirkah musyarakah jenis syirkah abdan, yang
dimana memang karakteristik usahanya benar-benar tidak membutuhkan modal, yang
dibutuhkan hanya keahlian saja, namun jika usaha syirkah dengan akad musyarakah
dan karakteristiknnya tidak bisa hanya modal keahlian saja, namun juga memerlukan
modal dalam bentuk materi, maka semua pihak yang bersyirkah di usaha syirkah
musyarakah ini diharuskan memiliki kontribusi modal.
B A B 7 S y i r k a h D e n g a n A k a d M u s y a r a k a h | 172

Sumber Hukum Akad Musyarakah


Al-Qur’an
“Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh isteri-
isterimu, jika mereka tidak mempunyai anak. Jika isteri-isterimu itu mempunyai anak,
maka kamu mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya sesudah dipenuhi
wasiat yang mereka buat atau (dan) seduah dibayar hutangnya. Para isteri
memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai
anak. Jika kamu mempunyai anak, maka para isteri memperoleh seperdelapan dari
harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat yang kamu buat atau (dan)
sesudah dibayar hutang-hutangmu. Jika seseorang mati, baik laki-laki maupun
perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi
mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu saja) atau seorang saudara perempuan
(seibu saja), maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam harta.
Tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, maka mereka bersekutu
dalam yang sepertiga itu, sesudah dipenuhi wasiat yang dibuat olehnya atau sesudah
dibayar hutangnya dengan tidak memberi mudharat (kepada ahli waris). (Allah
menetapkan yang demikian itu sebagai) syari'at yang benar-benar dari Allah, dan
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun.”
(QS : An-Nisa [ 4 ] :12)

Artinya: Daud berkata “sesungguhnya dia telah berbuat zalim kepadamu dengan
meminta kambing-mu itu untuk ditambahkan kepada kambing-nya. Dan
sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian mereka
berbuat zalim kepada sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh; dan amat sedikit-lah mereka ini”. Dan Daud mengetahui
bahwa Kami mengujinya; maka ia meminta ampun kepada Tuhannya lalu
menyungkur sujud dan bertaubat.
(QS. Shad [38]:24)
As-Sunah
Hadits Qudsi:
“Aku (Allah) adalah pihak ke-3 dari 2 orang yang berserikat, sepanjang salah seorang
dari keduanya tidak berkhianat terhadap yang lainnya. Jika seorang berkhianat
terhadap yang lainnya maka Aku keluar dari keduanya”.
(HR Abu Dawud dan Al Hakim dari Abu Hurairah).
B A B 7 S y i r k a h D e n g a n A k a d M u s y a r a k a h | 173

“Pertolongan Allah tercurah atas 2 pihak yang berserikat, sepanjang keduanya tidak
saling berhianat”.
(HR Muslim)

Diriwayatkan Al-Hakim bahwa Nabi Shalahualaihi wasallam pernah bersekutu


dagang dengan Sa’ib bin Abi Saib al-Makhzumi di awal Islam. Ketika penaklukan kota
Mekah, beliau bersabda kepada Sai’ib
“Selamat datang wahai saudaraku, rekan syirkahku, yang tidak pernah
melakukan mudarah(basa-basi) dan tidak sengketa denganku.”(HR Ahmad 15505 dan
an-Nasai dalam Sunan Al-Kubro 10144)

Rukun dan ketentuan Syariah dalam Akad Musyarakah


Prinsip dasar yang dikembangkan dalam akad musyarakah ini adalah prinsip
kemitraan dan juga kerjasama antara para pihak yang terlibat didalamnya dalam rangka
mencapai keuntungan bersama. Beberapa unsur atau rukun yang harus terdapat dalam
akad musyarakah adalah sebagai berikut:
1. Pelaku
2. Objek musyarakah
3. Ijab Kabul atau serah terima
4. Nisbah keuntungan

Sedangkan Ketentuan Akad Musyarakah adalah:


1.Pelaku
Terdiri dari para mitra yang harus memahami atau cakap hukum dan baligh.

2.Objek Musyarakah
Modal
a. Modal yang disertakan harus secara tunai.Modal yang disertakan bisa berbentuk
uang, emas, asset dagang, perak, lisensi, hak paten, dan lain sebagainya. Jika
modal yang disertakan dalam bentuk non kas, maka harus ditentukan nilainya
terlebih dahulu dan harus disepakati bersama.
b. Modal yang disertakan oleh setiap mitra harus digabungkan. Tidak diperbolehkan
untuk memisah modal dari setiap mitra untuk kepentingan khusus. Misalnya
seperti, modal yang satu khusus untuk mendanai pembelian bangunan, sedangkan
modal yang lainnya digunakan untuk mendanai pembelian peralatan kantor.
B A B 7 S y i r k a h D e n g a n A k a d M u s y a r a k a h | 174

c. Dalam kondisi yang normal, setiap mitra mempunyai hak yang sama yaitu
mengelola asset kemitraan. Mitra tidak diperbolehkan meminjam uang dengan
mengatasnamakan usaha musyarakah. Mitra juga tidak boleh meminjamkan uang
kepada pihak ke-3 yang berasal dari modal yang ada, menyumbang atau
menghibahkan uang tersebut, kecuali jika disepakati bersama.
d. Seorang mitra tidak diperkenankan untuk mencairkan atau menginvestasikan
modal kemitraan untuk kepentingan dirisendiri, serta tidak boleh terdapat
peminjaman modal, dimana seorang mitra tidak dapat menjamin modal dari mitra
yang lainnya. Karena musyarakah ini berdasarkan pada prinsip Al-Ghunmu bi Al-
Ghurni. Namun, seorang mitra bisa meminta mitra yang lain untuk menyediakan
jaminan. Dimana jaminan-nya ini baru bisa dicairkan jika mitra tersebut
melakukan kesalahan atau kelalaian yang dilakukan secara sengaja.
e. Modal yang ditanamkan tidak boleh dipakai untuk mendanai investasi atau proyek
yang dilarang oleh Islam.

Kerja
a. Partisipasi dari para mitra dalam pekerjaan adalah dasar dari pelaksanaan
musyarakah. Tidak dibenarkan jika salah seorang diantara mitra tersebut
menyatakan tidak ikut serta untuk menangani pekerjaan dalam kemitraan.
b. Mitra yang mempunyai porsi kerja lebih banyak boleh meminta bagian dari
keuntungan yang diperoleh lebih besar.
c. Setiap mitra bisa bekerja atas nama pribadi atau pun mewakili mitra lainnya.
d. Para mitra harus melaksanakan usaha sesuai dengan syariah Islam.
e. Seorang mitra yang menjalankan pekerjaan di luar wilayah tugas yang sudah
disepakati, berhak untuk mempekerjakan orang lain untuk menjalankan
perkerjaan-nya tersebut. Dia mempunyai hak untuk menerima upah yang sama
dengan yang dibayar untuk pekerjaan tersebut di tempat lainnya. Karena biaya
pekerjaan tersebut menjadi tanggungan dari usaha musyarakah.
f. Apabila seorang mitra mempekerjakan pekerja lain untuk menjalankan tugas yang
menjadi bagiannya, maka biaya yang muncul harus ditanggung sendiri oleh mitra
yang bersangkutan.
g.

3. Ijab Kabul
Adalah pernyataan dan ekspresi saling ikhlas atau rela diantara para pihak
pelaku akad yang dilakukan secara tertulis, verbal dengan melalui korespondensi atau
berbagai cara komunikasi modern.
B A B 7 S y i r k a h D e n g a n A k a d M u s y a r a k a h | 175

4. Nisbah Keuntungan
a. Nisbah dibutuhkan untuk pembagian keuntungan dan juga harus disepakati oleh
para mitra di awal akad. Sehingga resiko perselisihan yang terjadi diantara mitra
bisa diminimalisir atau dihilangkan.
b. Perubahan nisbah harus didasarkan pada kesepakatan pihak yang terlibat
didalamnya.
c. Keuntungan harus bisa dikuantifikasi dan juga ditentukan apa yang menjadi
dasar perhitungan keuntungan tersebut.
d. Keuntungan yang dibagikan harus menggunakan nilai realisasi.
e. Mitra tidak boleh menentukan bagian dari keuntungan dengan menyatakan nilai
nominal tertentu, karena hal tersebut sama dengan riba dan melanggar prinsip
keadilan.
f. Diperbolehkan untuk mengalokasikan keuntungan bagi pihak ke-3, misalnya
disumbangkan untuk organisasi kemanusiaan atau untuk cadangan.
g. Jika terjadi suatu kerugian akan dibagi secara proporsional sesuai dengan modal
yang disetorkan. Untuk musyarakah yang sifatnya berkelanjutan dibolehkan
untuk menunda alokasi kerugian dan dikompensasikan dengan keuntungan
pada periode selanjutnya.

Penetapan Nisbah dalam Akad Musyarakah


Nisbah dapat ditentukan melalui dua cara, yaitu sebagai berikut :
1. Pembagian keuntungan proporsional sesuai modal
Dengan cara ini, keuntungan harus dibagi diantara para mitra secara
proporsional sesuai modal yang disetorkan, tanpa memandang apakah jumlah
pekerjaan yang dilaksanakan oleh para mitra sama ataupun tidak sama.
Apabila salah satu pihak menyetorkan modal lebih besar, maka pihak tersebut
akan mendapatkan proporsi laba yang lebih besar. Jika para mitra mengatakan
“keuntungan akan dibagi diantara kita”, berarti keuntungan akan dialokasikan
menurut proporsi modal masing-masing mitra.

2. Pembagian keuntungan tidak proporsional dengan modal


Dengan cara ini, dalam penentuan nisbah yang dipertimbangkan bukan
hanya modal yang disetorkan, tetapi juga tanggung jawab,pengalaman,
kompetensi atau waktu kerja yang lebih panjang.
Ibnu Qodamah mengatakan “Pilihan dalam keuntungan diperbolehkan dengan
adanya kerja, karena seseorang dari mereka mungkin lebih ahli dalam bisnis
B A B 7 S y i r k a h D e n g a n A k a d M u s y a r a k a h | 176

dari yang lain dan ia mungkin lebih kuat ketimbang yang lainnya dalam
melaksanakan pekerjaan. Karenanya ia diizinkan untuk menuntut lebih dari
bagian keuntungannya.”
Imam Hanafi dan Hambali juga berargumentasi bahwa keuntungan adalah
bukan hanya hasil dari modal, melainkan hasil interaksi antara modal dan kerja. Bila
salah satu mitra lebih berpengalaman,ahli, dan teliti dari yang lainnya, dibolehkan
baginya untuk mensyaratkan bagi dirinya sendiri suatu bagian tambahan dari
keuntungan sebagi ganti dari sumbangan kerja yang lebih banyak. Mereka merujuk
pada perkataan Ali bin Abi Thalib r.a: “Keuntungan harus sesuai dengan yang mereka
tentukan, sedangkan kerugian harus proporsional dengan modal mereka.”
Nisbah bisa ditentukan sama untuk setiap mitra 50;50 atau 70:30 (misalnya)
atau proporsional dengan modal masing-masing mitra. Begitu para mitra sepakat atas
nisbah tertentu berarti dasar inilah yang digunakan untuk pembagian keuntungan.

Berakhirnya Akad Musyarakah


Akad musyarakah ini dinyatakan akan berakhir, apabila:
1. Salah seorang dari mitra menghentikan akad.
2. Salah seorang dari mitra hilang akal atau meninggal dunia.
3. Modal dari musyarakah habis atau pun hilang.

Jika salah seorang mitra keluar dari kemitraan baik dengan cara mengundurkan
diri, meninggal dunia, atau pun hilang akal, maka kemitraan tersebut dikatakan bubar.
Karena musyarakah ini berawal dari kesepakatan dengan tujuan untuk bekerjasama dan
setiap mitra mewakili mitra yang lainnya dalam kegiatan operasional usaha.Dengan
tidak ada lagi salah seorang mitra, hal ini berarti hubungan perwakilan juga dianggap
sudah tidak ada lagi.
Walaupun ada salah seorang mitra yang keluar atau mengundurkan diri dari
kemitraan, namun syirkah musyarakah ini masih ingin dilanjutkan maka bisa dengan
membuat akad baru lagi dengan sejumlah mitra yang masih ingin melanjutkan syirkah
dengan akad musyarakah ini.
Pembagian Laba rugi dalam pembubaran syirkah Musyarkah
Ketika syirkah dengan akad musyarakah dikatakan berakhir dikarenakan
memenuhi salah satu atau lebih tiga kriteria yang telah disebutkan diatas, maka harus
dilakukan proses at- tandhidh (pencairan aset) atau dikenal juga istilah liquidasi untuk
seluruh aset-aset dari syirkah musyarakah tersebut, prosesnya bisa dilakukan dengan
dua cara yaitu:
B A B 7 S y i r k a h D e n g a n A k a d M u s y a r a k a h | 177

1. Langsung dilakukan pembagian aset kepada para mitra yang masing-


masing nilainya tergantung nilai buku aset tersebut di neraca dan
berdasarkan proporsi modal dari masing-masing mitra tersebut tanpa
menjual aset tersebut, jadi dibagikan sesuai wujud fisiknya dari aset
tersebut, cara seperti ini memang agak sulit apalagi jika jumlah mitranya
banyak, namun jika cara ini dinilai terlalu sulit bisa menggunakan cara ke
2.

2. Yaitu dengan menjual terlebih dahulu semua aset-aset usaha syirkah


tersebut, kemudian dari hasil penjualan tersebut baru dibagikan kepada
para mitra berdasarkan proporsi penyertaan mitra dari usaha syirkah
musyarakah tersebut.

Prinsip Syirkah dengan akad Musyarakah


Agar kerjasama usaha syirkah dengan akad musyarakah bisa benar-benar
sesuai dengan syariat Islam baiknya syirkah tersebut dilaksanakan diatas prinsip-prinsip
syirkah musyarakah berikut ini (Pengantar permodalan dalam Islam: 98):

1. Setiap Anggota Syirkah berhak mengelola syirkah dan melakukan transaksi


apapun terhadap objek syirkah, baik dalam bentuk menjual, membeli,
membayar dengan kontan atau tempo, menerima barang, menyerahkan
barang, dan seterusnya, karena setiap anggota syirkah adalah wakil bagi yang
lain

2. Setiap Anggota Syirkah yang turut terlibat dalam pengelolaan syirkah, wajib
mengedepankan asas maslahat bagi usaha syirkah. Anggota tidak berhak
untuk mengelola usaha syirkah yang tidak menguntungkan bagi syirkah
apalagi membahayakan, seperti hibah atau memberikan piutang kepada
pihak atau orang yang tidak tepat. Kecuali jika ada izin dari anggota syirkah
yang lain, sehingga semua anggota syirkah harus benar-benar menjaga
amanah yang diberikannya dari syirkah dengan akad musyarakah ini.

3. Boleh menyerahkan pengeloaan usaha syirkah kepada sebagian anggota,


menurut kesepakatan para anggota, dan selanjutnya anggota yang lain harus
mengikuti apa yang telah mereka sepakati yaitu tidak boleh ada yang ikut
mengelola kecuali anggota yang telah ditunjuk.
B A B 7 S y i r k a h D e n g a n A k a d M u s y a r a k a h | 178

4. Boleh mengangkat CEO atau direktur dan juga karyawan selain dari anggota
syirkah dengan ujrah atau gaji yang telah ditentukan diawal bukan
mendapakan bagi hasil, dikarenakan bagi hasil hanya diperuntukan bagi
anggota dari syikrah ini serta biaya gaji untuk karyawan atau CEO tersebut
harus dimasukan kedalam komponen biaya pengurang pendapatan atau
penjualan di laporan laba rugi.

5. Boleh juga memberi bonus dalam bentuk presentase keuntungan syirkah


yang didapat sebagai hadiah bagi karyawan luar anggota, untuk memotivasi
kinerja. Bonus diberikan tanpa memotong gaji pokok.

6. Anggota syirkah yang ikut bekerja, tidak boleh diberikan gaji atau upah atas
kinerjanya. Akan tetapi bisa dilakukan dengan cara meningkatkan prensetase
yang lebih besar bagi yang ikut mengelola usaha syirkah musyarakah
tersebut.

Hukum Jual-beli Saham menurut Syariat Islam


Saham secara bahasa berasal dari kata sahmu yang artinya jatah atau bagian.
Melemparkan sebatang kayu untuk undian bahasa arabnya: saahama yusaahimu.
Ketika Nabi Yunus Alaihis Salam naik perahu, ternyata kelebihan beban. Mereka
memutuskan, agar salah satu penumpang diturunkan. Kemudian mereka melakukan
undian, untuk menentukan siapa yang harus diturunkan. Allah Subhanawataalla
menceritakan dalam Firmannya,

Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang Rasul. (ingatlah) ketika ia lari, ke


kapal yang penuh muatan, kemudian ia ikut berundi lalu dia termasuk orang-orang
yang kalah dalam undian.
(QS : As-Shaffat [ 37 ]: 139 – 141)

Anak panah dalam undian tersebut disebut dengan saham, karena dia
mewakili bagian keikut sertaan dalam kegiatan itu. Secara Istilah saham berarti surat
bukti kepemilikan atau bagian modal suatu perseroan atau suatu usaha syirkah, yang
dapat diperjualbelikan yang sekaligus menjadi klaim atas penghasilan dan aktiva
perusahaan.
B A B 7 S y i r k a h D e n g a n A k a d M u s y a r a k a h | 179

Fiqh Saham
Mengenai hal ini ada beberapa ulama yang memiliki beberapa perbedaan
pendapat diantaranya:
Pertama, Saham seperti barang dagangan , sehingga tanpa memandang
berapa nilai aset perusahaan yang diwakili oleh saham itu. Ini adalah pendapat Syaikh
Jadul Haq- mantat yaikul azhar dan beberapa ulama kontemporer lainnya. (Fatwa
Islamiyah fi Al-Qadhaya Al-Iqtishadiyah, jadul Haq halaman 318).
Alasan pendapat beliau adalah sebagai berikut:
1. Menurut undang-undang, saham tidak memiliki hak terhadap aset
perusahaan. Semua aset perusahaan merupakan milik perusahaan itu sendiri,
sehingga syirkah di ibaratkan seperti satu orang yang memiliki perusahaan.

Hanya saja aturan ini sifatnya terbatas, tidak mengikat semua saham di dunia. Sehingga
yang benar, tidak bisa dijadikan batasan untuk semua saham
2. Bahwa saham di masyarakat itu seperti harta yang bisa diperdagangkan,
bahkan disana ada pasarnya. Dalam pedagangan saham, bisa untung dan bisa
juga rugi, saham mengikuti indek harga pasar saham tersebut.

Meskipun alasan ini tidak mempengaruhi status saham sebagai surat bukti yang
mewakili kepemilikan aset, sebagaimana yang diutarakan pada poin pertama.
Kedua, saham adalah bukti yang mewakili kepemilikaan terhadap aset
perusahaann, dan ini pendapat mayoritas ulama kontemporer, mereka beralasan
syirkah menurut fiqh dibangun diatas 2 prinsip yaitu :
1. Pengelola mengatur hartanya sendiri yang menjadi sahamnya dalam syirkah.
2. Prinsip wakalah, dimana pengelola menjadi wakil atas harta orang lain yang
memiliki saham dalam syirkah, konsekuensi dari gabungan ini ialah :
a. Pengelola syirkah tidak harus selalu meminta izin kepada rekan-
rekan lainnya yang memiliki saham dalam usaha syirkah tersebut(
khusus untuk syirkah dengan akad mudharabah).
b. Pemilik saham dalam syirkah adalah pemilik aset yang ada dalam
syirkah.

Dan dikenal dalam fiqh, bahwa syirkah diibaratkan satu orang yang memiliki
semua aset syirkah, sebagaimana pendapat yang diutarakan pada pendapat pertama.
(Al- Muamalah Al-Maliyah Al-Muashirah, Dr. Sa’ad Al-Khatslan, hlm 46)
Takyif fiqh saham syirkah menurut jumhur ulama yang lebih kuat dan sesuai
dengan keterangan para ulama fiqh, adalah sebagai berikut sebagaimana Kita lihat
beberapa keterangan mereka.
B A B 7 S y i r k a h D e n g a n A k a d M u s y a r a k a h | 180

Keterangan Al-Mawardi
Akad syirkah berliku aturan dalam pengelolaan yang dilakukan pihak pengelola
terhadap hak rekannya, mengikuti asas wakalah (Al-Hawi Al-Kabir, 6/1071).
Keterangan An-Nawawi
Pengelolaan yang dilakukan pihak pengelola syirkah itu seperti menjadi wakil
bagi pihak lain, pemilik saham syirkah.(Raudhah at-Thalibin, 3/283).

Keterangan Ibnu Qudamah


Pengelolaan terhadap harta syirkah yang dilakukan oleh masing-masing,
statusnya seperti pemilik untuk saham pribadinya dan seperti wakil untuk saham
rekannya.(As-Syahrul Kabir, 5/111).
Dengan pertimbangan ini, pendapat yang lebih kuat adalah pendapat kedua,
Konsekuensi dari pendapat ini, bahwa saham hanya boleh diperjual-belikan dengan
harga yang berbeda dengan nilai yang tertera, jika dia sudah diwujudkan menjadi aset
perusahaan.

Zakat Saham
Zakat saham telah dibahas di pertemuan Majma’ Fiqh Islami di daurah ke-4
menghasilkan keputusan no 28 yang menegaskan beberapa hal sebagai berikut:
Pertama, wajibnya zakat saham bagi pemiliknya. Dan Pengelola syirkah bisa
mengeluarkan zakatnya mewakili pemilik saham, jika itu menjadi aturan perusahaan
atau ada aturan dari pemerintah yang mewajibkan perusahaan mengeluarkan zakatnya
kepada perusahaan.
Kedua, Manjemen perusahaan yang mengeluarkan zakat saham, diibaratkan
seperti seseorang yang mengeluarkan zakat harta pribadinya. Artinya, aset yang dimiliki
para pemilik saham di ibaratkan seperti harta satu orang.

Ketiga, jika peerusahaan tidak megeluarkan zakat sahamnya dengan sebab


apapun, maka wajib bagi pemegang saham untuk mengeluarkan zakat sahamnya
dengan rincian sebagai berikut:
1. Jika pemegang saham ketika mengambil saham ada niat untuk memperjual-
belikan sahamnya, maka dia wajib menzakati modal berikut keuntungannya.
B A B 7 S y i r k a h D e n g a n A k a d M u s y a r a k a h | 181

Statusnya sebagaimana barang dagangan dengan mengikuti standar harga


pasar di pasar saham.
2. Jika pemegang saham ketika mengambil saham tidak diniatkan untuk
diperjual-belikan, tapi untuk diambil dividenya setiap tahun maka aturan
zakatnya ialah: “Modal tidak wajib dizakati, yang wajib di zakati hanya
keuntungannya saja setelah haul.

Fatwa-Fatwa Seputar Saham


Berikutnya, kita akan simak beberapa fatwa dan keterangan terkait jual-beli
saham,
Pertama, keikutsertaan saham
Fatwa Al-Majma Al-Fiqhy al-Islamy (Badan Fiqh Islam) di bawah organisasi Rabithah
Alam Islami
Segala puji hanya milik Allah, shalawat dan salam semoga terlimpahkan
kepada nabi yang tiada nabi setelahnya, yaitu pemimpin kita sekaligus nabi kita
Muhammad, dan kepada keluarga dan sahabatnya.
Amma Ba’du
Anggota rapat Al-Majma al-Fiqhy di bawah Rabithah Alam Islami pada
rapatnya ke-14 yang diadakan di kota makah Al-mukaramah, dimulai dari hari sabtu
tanggal 20 Sya’ban 1415 H yang bertepatan dengan tanggal 21 Januari 1995 M, telah
membahas permasalahan ini (jual-beli saham perusahaan) dan kemudian menghasilkan
keputusan sebagai berikut:
1. Karena hukum dasar dalam perniagaan adalah halal dan mubah, maka
mendirikan suatu perusahaan publik untuk bertujuan dan bergerak dalam
bidang yang halal yang mubah adalah diperbolehkan menurut syariat Islam.
2. Tidak diperselisihkan akan keharaman yang ikut menanam saham pada
perusahaan-perusahaan yang tujuan utamanya atau bergrak di bidang yang
diharamkan oleh syariat Islam, misalnya bergerak dalam transaksi riba, atau
memproduksi barang-barang yang haram, atau memperdagangkannnya.
3. Tidak diperbolehkan bagi seorang muslim untuk membeli saham perusahaan
atau badan usaha yang pada sebagian atau keseluruhannya menjalankan
praktik riba, sedangkan ia(pembeli) mengetahui akan hal itu.
4. Bila ada seseorang yang terlanjur membeli saham suatu perusahaan,
sedangkan ia tidak mengetahui bahwa perusahaan tersebut menjalankan
praktik riba, lalu dikemudian hari ia mengetahui keharaman hal tersebut,
maka ia wajib untuk keluar dari perusahaan tersebut.
B A B 7 S y i r k a h D e n g a n A k a d M u s y a r a k a h | 182

Keharaman membeli saham perusahaan tersebut sudah jelas, berdasarkan


keumuman dalil-dalil Al-Qur’an dan As-Sunnah yang mengharamkan riba. Hal ini
dikarenakan, membeli saham perusahaan yang menjalankan transaksi riba sedangkan
pembelinya sudah mengetahui akan hal itu, berarti pembeli tersebut telah ikut andil
dalam transaksi riba. Karena saham merupakan bagian dari modal perusahaan.
Sehingga seluruh harta yang di piutangkan oleh perusahaan dengan mewajibkan bunga
atau yang harta yang dihutangkan oleh perusahaan dengan ketentuan membayar
bunga, maka pemilik saham telah memiliki bagian dan andil darinya.
Hal ini disebabkan orang-orang(pelaksana perusahaan) yang menghutangkan
atau menerima piutang dengan ketentuan membayar bunga, sebenarnya adalah
perwakilan dari pemilik saham dan mewakilkan seseorang untuk melakukan pekerjaan
yang diharamkan hukumnya tidak boleh.
Semoga shalawat dan salam yang berlimpah senantiasa dikaruniakan kepada
Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya. Dan segala puji hanya milik Allah, Tuhan
semesta alam (Kumpulan keputusan-keputusan Al-Majma al-fiqhy al-Islamy, yang
bermarkaskan di kota mekkah Al-Mukarramah, hal 297, rapat ke 14, keputusan No 4).

Kedua, Perusahaan Menginvestasikan Uangnya di Bank


Fatwa Lajnah Daimah
Perusahaan-perusahaan yang menggabungkan uangnya di bank dengan
bunga, hukumnya haram. Dan menanamkan saham di perusahaan ini juga haram.
Meskipun ketika perusahaan dibentuk, bukan untuk menjalankan transaksi riba. Karena
yang menjadi acuan adalah realita di lapangan dan bukan latar belakang pendirian.
(Majmu’ Fatawa Al-Lajnah Ad-Da’imah, 13/409, fatwa no 715).
Ketiga, Jual Beli Saham
Bila saham-saham tersebut tidak mewakili uang tunai, baik secara keseluruhan
atau kebanyakannya, akan tetapi mewakili aset berupa tanah, atau kendaraan atau
properti dan yang serupa, dan aset tersebut telah diketahui oleh masing-masing penjual
dan pembeli, maka boleh untuk memperjual-belikannya, baik dengan pembayaran
kontan atau hutang dengan sekali pembayaran atau dicicil dalam beberapa
pembayaran, hal ini didasarkan keumuman dalil-dalil yang memperbolehkan jual beli
(Majmu’ Fatawa al-Lajnah ad-Da’imah 13/321, Fatwa no 5149).
Saham bisa mewakili aset, jika perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut
adalah peerusahaan yang telah beroprasi, baik diperusahaan yang bergerak dibidang
produksi, jasa, tambang, bisnis ritel atau lainnya. Saham perusahaan semacam ini boleh
diperjualbelikan dengan harga yang disepakati antara kedua-belah pihak, baik dengan
B A B 7 S y i r k a h D e n g a n A k a d M u s y a r a k a h | 183

harga yang sama dengan nilai saham yang tertera pada surat saham atau lebih sedikit
atau lebih banyak.
Namun Jika perusahaan tersebut baru dirintis, sehingga perusahaan tersebut
belum beroprasi dan kekayaannya masih dalam bentuk dana(uang) yang tersimpan,
maka sahamnya tidak boleh diperjualbelikan, kecuali dengan nilai yang sama yang
tertera surat saham tersebut dan pembayaran dilakukan secara kontan, sebagaimana
ketentuan dalam sharf (tukar-menukar uang). Karena setiap surat berharga atau saham
suatu perusahaan ini mewakili sejumlah modal yang masih tersimpan dan bukan aset.
Sehingga apabila diperjual-belikan lebih mahal dari nilai yang tertera pada surat saham,
berarti telah terjadi praktek riba.
B A B 8 C a r a m e m b u a t a k a d s y i r k a h | 184

S
ekarang pak Syamil dan pak Devi sudah memutuskan mengenai syirkah usaha
peternakan sapinya menggunakan akad musyarakah dimana Pak Devi dan Pak
Syamil sama-sama berkontribusi modal dan juga keahlian untuk bersama-sama
mengelola usaha syirkah peternakan sapi ini, namun yang jadi permasalahan sekarang
bagaimana mencamtumkan ketentuan-ketentuan seperti besarnya nisbah bagi hasil,
jangka waktu syirkah, pengakuan pendapatan dan beban, biaya-biaya apa saja yang
boleh dikurangkan di laporan laba rugi usaha syirkah ini dan ketentuan-ketentuan
lainnya kedalam suatu surat akad pernjanjian syirkah yang bisa mengikat keduabelah
pihak. Di bab ini kita akan membahas secara lengkap bagaimana cara membuat suatu
surat akad perjanjian syirkah yang bisa menjadi pengikat syirkah yang kuat antara para
mitra yang bersyirkah, serta sangat berguna untuk meminimalisir kemungkinan adanya
sengketa dalam syirkah.

Akad dalam suatu transaksi muamalah


Akad dalam bahasa arab adalah al-aqad, jamaknya al-uqud, berarti ikatan atau
mengikat (al-rabth). Menurut terminologi hukum Islam akad adalah pertalian antara
penyerahan(ijab) dan penerimaan (qabul) yang dibenarkan oleh syariah, yang
menimbulkan akibat hukum terhadap objeknya. (Ghufron Mas’adi, 2002). Menurut
Abdul Razak Al-Sanhuri dalam Nadhariyatul ‘aqdi, akad adalah kesepakatan dua belah
pihak atau lebih yang menimbulkan kewajiban hukum yaitu konsekuensi hak dan
kewajiban yang mengikat pihak-pihak terkait langsung maupun tidak langsung dalam
kesepakatan tersebut (Ghufron Mas’adi, 2002)
Jadi dengan adanya akad dalam suatu syirkah baik akad mudharabah maupun
akad musyarakah menjadikan para pihak yang terlibat langsung dalam syirkah ini yang
awalnya ketika sebelum bersyirkah tidak ada ikatan hak maupun kewajiban tapi setelah
akad syirkah ini disepakati dan ditandatangani hitam diatas putih atau secara tertulis
B A B 8 C a r a m e m b u a t a k a d s y i r k a h | 185

menimbulkan konsekuensi berupa hak dan kewajiban para pihak sesuai dengan isi dari
klausal atau pasal-pasal yang tertulis dalam surat akad perjanjian syirkah tersebut. Yang
jika salah satu atau lebih mitra yang bersyirkah itu melakukan tindakan yang tidak
sesuai dengan isi akad perjanjian syirkah tersebut maka bisa disebut mitra syirkah
tersebut telah ber khianat terhadap mitra syirkah yang lainnya, dan jika ini terjadi maka
Allah Subhanahu wata'ala akan keluar dari syirkah tersebut, keluar dalam artian tidak
akan memberi keberkahan dan rahmat lagi dalam usaha syirkah tersebut sebagaimana
Hadits qudsi berikut ini:
Allah Subhanahu wata'ala berfirman (dalam hadits Qudsi) :

“Aku adalah pihak ketiga (Yang Maha Melindungi) bagi dua orang yang melakukan
syirkah, selama salah seorang diantara mereka tidak berkhianat kepada lawan
syarikatnya. Apabila diantara mereka ada yang berkhianat, maka Aku akan keluar
dari mereka (tidak melindungi) ”
(HR.Imam Daruquthni dari Abu Hurairah r.a.)

Perintah sekaligus larangan untuk tidak melanggar apa yang telah di sepakati dalam
suatu akad mumalah baik itu syirkah ataupun jual-beli ada di Firman Allah berikut ini:
Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu.
(QS : Alma’idah [ 5 ] : 1)

Jenis-Jenis Akad Muamalah


Akad dari segi ada tidaknya kompensasi, ulama fiqh membagi lagi menjadi dua
bagian besar yaitu akad tabaru akad yang tujuan utamanya tolong-menolong dan akad
tijarah atau akad bisnis, yaitu suatu akad yang bertujuan mengambil keuntungan yang
diperbolehkan dalam syariat Islam, untuk lebih jelasnya bisa dilihat bagan berikut ini
yang menjelaskan tentang jenis-jenis akad muamlah dalam hukum syariat Islam.
Akad Tabarru
Akad Tabaru adalah salah satu jenis akad dalam bermuamalah sesuai dengan
syariat Islam yang ditujukan agar umat muslim bisa saling tolong-menolong dengan
akad-akad yang ada di akad tabaru ini. Karena tujuan utama dari akad jenis ini adalah
untuk tolong-menolong maka konsekuensi yang dihasilkan dari akad-akad berjenis
tabarru ini adalah tidak diperbolehkan mengambil keuntungan dari akad jenis ini
dengan nama dan dalam bentuk apapun, hanya mengharap pahala dan Ridha Allah
Subhanahu wata'ala.
B A B 8 C a r a m e m b u a t a k a d s y i r k a h | 186

Dalam pelaksanaan akad tabarru ini jika memang membutuhkan sejumlah


biaya yang sekedar untuk menutupi biaya operasional seperti dalam yayasan
pendidikan, panti asuhan, atau rumah sakit yang tujuannya sosial diperbolehkan
menerapkan sejumlah tarif tertentu kepada penggunanya, namun tetap hanya untuk
sebatas menutup biaya operasional agar praktik akad tabaru ini bisa terus berjalan dan
berkelanjutan (Going Concern) tidak diperbolehkan untuk mengambil laba atau
keuntungan dari aktivitas akad tabarru ini. Jika mengambil keuntungan dari akad
tabarru ini maka harta yang diambil atau di konsumsi dari mengambil keuntungan akad
tabarru ini adalah termasuk harta haram yang bisa berdampak sistemik terhadap semua
aspek kehidupan orang yang memakan harta haram tersebut seperti yang telah
dijelaskan di bagian pertama di buku ini.
Contoh yang sering terjadi di kebanyakan masyarakat mengambil keuntungan
dari akad tabarru ini adalah mengambil keuntungan dari akad qard atau hutang-piutang
bisa dengan istilah bunga, bagi hasil(yang sebenarnya riba), biaya administrasi atau
biaya titip pada akad qard dengan jaminan atau Rahn. Maka setiap keuntungan yang
B A B 8 C a r a m e m b u a t a k a d s y i r k a h | 187

dihasilkan dari akad tabarru ini adalah harta haram karena termasuk riba, sebagai mana
pengertian riba menurut jumhur Ulama yaitu “Setiap manfaat atau keuntungan yang
diperoleh pemberi hutang dari akad qard atau utang-piutang adalah riba.”
Padahal kalau kita mengadakan akad tabarru meminjamkan uang seperti akad
qard ini, dan niatnya full karena Allah serta sama sekali tidak mengambil keuntungan
dari akad qard ini semata-mata hanya mengarapkan pahala dan ridha Allah Subhanahu
wata'ala, misalnya memberi pinjaman 10jt dalam jangka waktu 1 tahun, nanti setelah 1
tahun pinjaman tersebut dikembalikan dengan jumlah yang sama yaitu 10 juta juga,
maka akad qard ini bisa menjadi akad qardhul hasan atau pinjaman yang baik yang
pahalanya bisa melebihi sedekah atau hanya membantu orang dengan memberi begitu
saja. Ini karena dengan memberikan pinjaman bukan sedekah akan lebih menjaga Izah
atau kemuliaan orang yang dibantu tersebut sehingga pahala orang yang memberi
pinjaman lebih besar dari pada orang yang bersedekah sebagaimana Hadits berikut ini:

"sedekah berpahala sepuluh kalinya, sedangkan memberi pinjaman berpahala


delapan belas kalinya.” Rasulullah bertanya kepada Jibril, “Wahai Jibril, mengapa
pinjaman lebih utama daripada sedekah?” Lalu Jibril menjawab, “Karena seorang
peminta-minta, (terkadang) ia masih memiliki (harta), sedangkan orang yang
meminta pinjaman, ia tidak akan meminta pinjaman kecuali karena kebutuhan.”
(HR. Ibnu Majah dan Baihaqi)
B A B 8 C a r a m e m b u a t a k a d s y i r k a h | 188

Secara garis besar ada 3 jenis akad tabaru yaitu meminjamkan uang,
meminjamkan jasa dan memberikan sesuatu baik uang maupun bukan uang, kita bahas
satu persatu berikut ini :
A. Meminjamkan uang
Meminjamkan uang dalam syariat Islam bisa dengan menggunakan salah satu
dari 3 jenis akad ini

pertama qard, yaitu pinjaman tanpa ada tambahan atau manfaat bagi pemberi
hutang seperti yang telah dijelaskan sebelumnya orang memberi pijaman sebesar 10 jt
selama 1 tahun maka ketika setelah 1 tahun uang tersebut dikembalikan lagi dalam
jumlah yang sama yaitu 10jt.

Kedua adalah rahn atau gadai hampir mirip dengan akad qard atau qardhul
hassan pinjaman yang baik, hanya saja dalam akad rahn atau gadai mengharuskan
orang yang berhutang menyimpan barang jaminan tertentu kepada pemberi hutang
dengan tujuan untuk memastikan pemberi utang bahwa orang yang berhutang akan
memenuhi kewajibannya yang dalam hal ini yaitu melunasi utangnya.

Ketiga adalah Hiwalah yaitu bentuk pinjaman dengan cara mengambil alih
piutang dari pihak lain, atau mentalangi utang seseorang yang telah jatuh tempo, yang
menjadikan yang tadinya seseorang berhutang kepada pihak A menjadi kepada orang
yang memberikan pinjaman Hiwalah ini.
B A B 8 C a r a m e m b u a t a k a d s y i r k a h | 189

B. Meminjamkan Jasa
Jenis akad tabaru ke dua adalah dengan meminjamkan jasa atau sesuatu yang
tidak ada wujud fisiknya namun bisa dirasakan manfaatnya, dalam akad tabarru
meminjamkan jasa minimal ada 3 yaitu:
Pertama wakalah, yaitu suatu jenis akad tabarru yang diterapkan dengan
memberikan pinjaman kemampuan atau keahlian yang kita miliki untuk mengerjakan
sesuatu atas nama orang lain yang ingin kita bantu tersebut, jadi setiap pekerjaan yang
kita lakukan atas nama orang tersebut, berikut ujroh atau imbalan atas pekerjaan yang
kita lakukanpun sepenuhnya untuk orang yang kita bantu tersebut, misalnya kita
seorang ahli komputer ingin membantu seseorang yang keahliannya sama dengan kita
namun misalnya orang tersebut sedang sakit sehingga tidak bisa melakukan pekerjaan
tersebut, namun sangat membutuhkan uang dari hasil pekerjaan yang tidak bisa ia
lakukan karena sedang sakit tersebut, kita berinisiatif ingin menolongnya dengan
bekerja di project pekerjaan tersebut atas nama orang yang kita tolong tersebut, dan
ketika pekerjaannya telah selesai maka ujroh atau imbalnnyapun sepenuhnya diberikan
kepada orang yang kita tolong tersebut, sekilas akad ini sama dengan qard namun yang
membedakan adalah jenis bantuannya yang diberikannya, jika di akad qard uang
sedangkan di akad wakalah ini adalah jasa.
Kedua, adalah Wadiah atau titipan, adalah bentuk turunan dari akad wakalah
yang pertama, dimana akad ini diperlukan jika dalam hal peminjaman jasanya
memerlukan barang atau peralatan yang dititipkan dan menjadi tanggung jawab dari
orang yang kita bantu tersebut, maka jika ini ada kita juga bertindak sebagai wakil dari
pemilik barang tersebut, dan bertanggung jawab terhadap kerusakan yang mungkin
terjadi dari barang tersebut, selama proses pemberian jasa.
Ketiga, adalah Kafalah atau penjaminan, akad ini juga sama seperti wadiah
bentuk turunan dari akad wakalah, dimana akad ini diperlukan jika dalam proses
pemberian jasanya ada ketentuan-ketenjuan jaminan atau garansi maka bisa
menggunakan akad kafalah ini.

C. Memberikan Sesuatu
Jenis akad tabarru yang ketiga ialah memberikan sesuatu bisa dalam bentuk
uang, barang,jasa atau apappun bentuknya yang sifatnya diberikan, yang menimbulkan
konsekuensi akad yang berbeda dengan akad tabarru meminjamkan uang, dimana di
akad memberikan sesuatu ini orang yang dibantu tidak ada kewajiban sama sekali untuk
mengembalikan bantuan yang telah ia terima tersebut, bentuk dari memberikan
sesuatu ini secara garis besar ada dua, yaitu wakaf dan Hibah/shadaqoh
B A B 8 C a r a m e m b u a t a k a d s y i r k a h | 190

Wakaf merupakan pemberian dan penggunaan pemberian(hak guna pakai)


yang dilakukan untuk kepentingan umum dan agama serta tidak dapat dipindah
tangankan, wakaf ini biasanya dalam bentuk aset tetap bisa aset tetap bergerak seperti
kendaraan atau aset tetap tidak bergerak seperti bangunan dan tanah. Kemudian hibah
atau shadaqoh ialah pemberian secara sukarela kepada orang lain yang murni
tujuannya untuk menolong orang lain dan murni di niatkan hanya untuk mengharap
ridho Allah Subhanahu wata'ala.

Akad Tijarah
Akad tijarah atau akad bisnis ialah suatu jenis akad dalam bermuamalah yang
memperbolehkan mengambil keuntungan yang dibenarkan dalam syariat Islam, bisa
dalam bentuk margin,laba, fee, uang jasa dan lain sebagainya. Dimana secara garis
besar berdasarkan dari sisi kepastian hasil yang diperoleh dibagi kedalam 2 bagian besar
yaitu:
Pertama, akad tijarah tidak pasti atau dikenal dengan istilah natural
uncertainly contract , ialah suatu jenis dari akad tijarah yang diturunkan dari teori
percampuran,yang kemungkinan keuntungan yang diperolehnya tidak pasti atau dalam
arti lain jika kita bermuamalah dengan akad ini tidak ada jaminan apapun bahwa 100%
akan menghasilkan keuntungan, jadi bisa ada kemungkinan untung dan ada
kemungkinan rugi juga. Jenis akad tijarah semacam ini banyak dijumpai dalam akad-
akad syirkah yang dimana dua pihak atau lebih mencampurkan harta dan keahliannya
untuk mengelola suatu usaha syirkah, yang semua pihak dalam syirkah tersebut bisa
memiliki kemungkinan yang sama apakah mengalami keuntungan atau kerugian. Inilah
yang dimaksud akad tijarah pasti ini merupakan produk akad turunan dari teori
pencampuran. Contoh yang masuk kedalam jenis akad ini yaitu akad syirkah
mudharabah,musyarakah dan akad-akad syirkah lainnya.
Kedua yaitu akad tijarah pasti atau dikenal dengan istilah Certainly Contract,
ialah suatu akad tijarah yang memiliki kepastian akan memperoleh hasil atau
keuntungan dari akad jenis ini, yang akad jenis ini juga merupakan turunan dari teori
pertukaran, dimana kedua belah pihak atau lebih saling mempertukarkan aset yang
dimilikinya baik barang maupun jasa untuk sama-sama memperoleh keuntungan,
sehingga objek akad pertukarannya baik barang maupun jasa harus ditetapkan diawal
akad dengan pasti juga baik tentang jumlah(quantity), mutu(quality), harga(price), dan
waktu penyerahanny(time delivery). Dalam kondisi ini secara tidak langsung akad jenis
ini akan memberikan hasil yang tetap dan pasti karena sudah diketahui ketika akad.
Contoh penerapan dari akad jenis ini adalah akad murabahah atau jual beli, akad salam
atau jual beli secara pesanan, Istihna jual beli pesanan secara dicicil maupun akad sewa
atau ijarah.
B A B 8 C a r a m e m b u a t a k a d s y i r k a h | 191

Seperti yang sudah dijelaskan di bagian pertama bahwa mengenai perubahan


akad dari akad tabaru ke tijarah ataupun sebaliknya agar perubahan tersebut sesuai
dengan syariat Islam maka harus memenuhi beberapa persyaratannya yaitu, untuk
perubahan dari tijararah ke tabaru hal tersebut diperbolehkan, namun jika sebaliknya
dari yang asalnya tabarru namun mau di rubah ke tijarah yang termasuk akad bisnis
maka hal tersbut tidak diperbolehkan atau di haramkan dalam syariat Islam.
Contoh dari perubahan akad tijarah ke tabarru ialah misalnya seseorang
bernama A menjual motor ke bapak B secara kredit namun suatu ketika si Bapa B
sedang kesulitan keuangan sehingga tidak bisa membayar sisa cicilan motornya,
kemudian melihat kondisi tersebut Bapak A mengiklaskan sisa cicilan motor bapak B
tersebut maka akadnya berubah yang tadinya jual beli(Tijarah) menjadi Tabaru(tolong
menolong) kalau perubahan akad semacam ini diperbolehkan
Namun jika sebaliknya tabarru berubah menjadi tijarah maka hal ini haram
secara syariat Islam dan tidak diperbolehkan, misalkan seseorang mewakafkan
tanahnya untuk kepentingan umum, namun pada suatu ketika seorang tersebut
menjual tanahnya kepada orang lain dengan tujuan untuk kepentingan pribadi,
perubahan yang seperti inilah yang di haramkan oleh syariat Islam

Rukun dan Syarat Akad


Rukun dan syarat sahnya sebuah akad atau sesuatu yang harus ada dalam akad
agar akad tersebut sah secara hukum syariat Islam ada 3 hal yaitu:
1. Pelaku, yaitu para pihak yang melakukan akad (Penjual dan pembeli, penyewa,
dan yang menyewakan, karyawan dan majikan, shahibul maal dan mudharib,
mitra dalam musyarakah dan lain sebagainya). Untuk pihak yang melakukan
akad harus memenuhi syarat yaitu orang yang merdeka atau mukhalaf, baligh
dan sehat akalnya.
2. Objek akad, Merupakan suatu konsekuensi yang harus ada dengan
dilakukannya suatu transaksi tertentu. Objek jual-beli adalah barang
dagangan, objek musyarakah dan mudharabah adalah modal dan kerja, objek
sewa-menyewa adalah manfaat atas barang yang disewakan dan seterusnya.
3. Ijab kabul, merupakan kesepakatan dari para pelaku yang menunjukan
mereka saling ridha. Tidak sah suatu transaksi apabila salah satu pihak melakukannya
secara terpaksa dan oleh karenanya akad menjadi batal, dengan demikian jika terjadi
penipuan(tadlis), paksaan(ikhrah) atau terjadi ketidak sesuaian objek akad karena
kesemuanya ini dapat menimbulkan ketidak relaan salah satu pihak atau lebih maka
akad tersebut menjadi batal walaupun ijab kabul telah dilaksanakan
B A B 8 C a r a m e m b u a t a k a d s y i r k a h | 192

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka
sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya
Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.
(QS: An-Nisa[4] : 29)
Ijab kabul ini tidak harus diekpresikan secara verbal saja melainkan secara non
verbal juga tidak mengapa, yang terpenting menandakan bahwa masing-masing pihak
setuju dengan akad tersebut.

Cara Membuat Surat Akad Perjanjian Syirkah


Semua ketentuan-ketentuan yang telah disepakati dalam suatu akad syirkah
baik mudharabah ataupun musyarakah, baiknya dibuat dalam bentuk tertulis kemudian
ditanda tangani oleh para pihak yang bersyirkah dan lebih baik lagi disertai oleh para
saksi dari masing-masing pihak, kemudian dibuat rangkap sejumlah mitra yang terlibat
dalam syirkah tersebut sehingga masing-masing mitra yang bersyirkah memegang
surat akad perjanjian syirkah tersebut.
Mengenai saksi dalam suatu akad syirkah para jumhur ulama telah sepakat
bahwa hukumnya tidak sampai wajib namun sunnah, sehingga kalaupun tidak ada saksi
maka akad syirkah itupun tetap sah, tapi alangkah lebih baik lagi jika di barengi dengan
saksi, agar ketika ada sesuatu hal yang tidak dinginkan terjadi, misalnya terjadi sengketa
akan jauh lebih mudah menyelesaikannya jika disertai dengan saksi. Secara garis besar
bagian-bagian dari surat akad perjanjian syirkah terbagi menjadi 3 bagian besar yaitu
pembuka atau mukadimah, isi atau bagian inti dari akad perjanjian syirkah dan penutup
atau khatimah. Untuk memulai pembahasan tentang bagaimana membuat surat akad
perjanjian syirkah ini baiknya melihat terlebih dahulu contoh surat akad suatu usaha
syirkah dengan akad mudharabah, dari contoh tersebut nanti anda bisa gunakan untuk
melakukan syirkah, hanya tinggal disesuaikan saja dengan karakteristik dan ketentuan-
ketentuan dari usaha syirkah yang akan anda jalankan.
Bagian Pembuka
Di bagian pembuka bisa kita mulai dengan Bismillahirohmannirohim kemudian
diteruskan dengan Hadits tentang syirkah Allah Subhanahu wata'ala berfirman (dalam
hadits Qudsi) :
“ Aku adalah pihak ketiga (Yang Maha Melindungi) bagi dua orang yang melakukan
syirkah, selama salah seorang diantara mereka tidak berkhianat kepada lawan
syarikatnya. Apabila diantara mereka ada yang berkhianat, maka aku akan keluar dari
mereka (tidak melindungi) ”
(HR.Imam Daruquthni dari Abu Hurairah r.a.)
B A B 8 C a r a m e m b u a t a k a d s y i r k a h | 193

Syirkah juga harus Kemudian setelah Hadits tersebut dibawahnya


lagi kita bisa isi dengan nama para pihak yang bersyirkah
dijelaskan apa dan
termasuk peran dalam syirkah tersebut misalnya bapak
bagaimana termasuk
A sebagai pengelola, kemudian bapak b sebagai investor
batasan-batasan
termasuk dilengkapi juga identitasnya sesuai dengan
kerugian yang di ktp, nanti di bagian surat akad juga baiknya foto ktp para
sebabkan kelalaian pihak di lampirkan dibelakang surat akad perjanjian
pengelola ataukah syirkah ini. Dan jangan lupa sertakan juga tanggal
bukan dikarenakan penandatanganan syirkahnya yang akan berguna dalam
kelalaian pengelola penentuan jangka waktu syirkah, jika syirkah tersebut
tapi juga disebabkan ada jangka waktunya.
faktor eksternal
Bagian Isi atau Inti
Kemudian kita lanjutkan ke bagian isi dari surat akad perjanjian syirkah ini, di
bagian isi berisi pasal-pasal perjanjian syirkah tersebut, mengenai pasal-pasalnya
sebenarnya tidak ada aturan bakunya silahkan isi sesuai dengan kebutuhan dari jenis
usaha yang di syirkahkan tersebut, yang terpenting isi pasal-pasal perjanjian syirkah
tersebut sesuai dengan prinsip dan kaidah dari jenis akad syirkah tersebut seperti:

Pembagian hasil usaha dan kerugian


Mengenai pembagian hasil usaha juga sebenarnya tidak ada aturan bakunya,
karena seperti yang sudah di jelaskan di bagian pertama tentang fiqh muamalah sebagai
pondasi syirkah, bahwa dalam fiqh muamalah semuanya diperbolehkan kecuali jika ada
Hadits maupun nash Al-Qur’an yang melarangnya.
Metode bagi hasil sebenarnya beragam dan para pelaku syirkah diperbolehkan
untuk memilih sesuai dengan kebiasaan dan jenis usaha syirkah tersebut yang
terpenting prinsip yang ga boleh dilanggar dalam bagi hasil yaitu harus di dasarkan
keuntungan real usaha yang sesungguhnya terjadi di lapangan, tidak boleh
berdasarkan perkiraan proyeksi, forcasting dan sejenisnya juga tidak diperbolehkan
ada pasal atau klausal bahwa kerugian 100% ditanggung baik oleh pemodal saja atau
investor saja, karena jika ada syarat demikian, maka melanggar prinsip keseimbangan
dalam bermuamalah baik jual-beli maupun dalam syirkah yang telah dijelaskan secara
lengkap dibagian pertama.
B A B 8 C a r a m e m b u a t a k a d s y i r k a h | 194

Dikarenakan hal tersebut khususnya pengelola syirkah diwajibkan memiliki


pengetahuan dan keterampilan dalam mencatat dan melaporkan transaksi syirkah
karena hal ini sangat berhubungan dengan rukun dan syarat sahnya syirkah, dan
sangking pentingnya akan hal ini, mengenai pencatatan dan pelaporan transaksi Syirkah
InsyaAllah akan dibahas secara mendalam di bagian empat di buku Understanding
Syirkah ini.
Poin lain yang tidak
Selanjutnya untuk bagi kerugian ini udah ada
kalah pentingnya
aturan bakunya bahwa harus di dasarkan pada
dalam membuat presentase jumlah modal dalam usaha yang di
surat akad syirkahkan tersebut, jadi yang menanggung kerugian
perjanjian syirkah materi dalam syirkah hanya pihak pemodal, pihak
yaitu nominal pengelola hanya menanggung kerugian berupa
tenaga,pikiran,pengetahuan, dan skill untuk mengelola
jumlah uang
usaha tersebut selama kerugian tersebut bukan di
investor yang di akibatkan kelalaian pengelola.
masukan ke dalam Dalam isi perjanjian syirkah juga harus
usaha yang di dijelaskan apa dan bagaimana termasuk batasan-
syirkahkan batasan kerugian yang di sebabkan kelalaian pengelola
ataukah bukan dikarenakan kelalaian pengelola tapi
juga disebabkan faktor eksternal, keadaan permintaan pasar untuk produk yang di
syirkahkan sedang turun, pesaing produk serupa udah lebih banyak dan lebih berinovasi
dan lain sebagainya.
Untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang apakah kerugian tersebut
disebabkan oleh kelalain pengelola atau bukan perlu diadakan audit investigasi atau
audit forensik oleh tim auditor independen.
Sekarang hal prinsip lain yang harus dijelaskan di surat akad perjanjian syirkah
adalah mengenai biaya-biaya yang berhubungan dengan usaha yang bisa jadi
pengurang penjualan, baiknya untuk menghindari kesalah pahaman di kemudian hari,
hal ini harus dijelaskan dan disepakati bersama.
Selanjutnya mengenai jangka waktu syirkah, ini juga sebenarnya opsional,
usaha syirkah tersebut apakah mau pakai jangka waktunya berapa tahun ataupun tidak,
sebenarnya fungsi jangka waktu ini untuk mengevaluasi kinerja pengelola, apakah
berkompeten dan amanah ataukah tidak,.dan jika setelah jangka waktu selesai,
kemudian investor tidak terlalu puas dengan kinerja pengelola, maka investor bisa
mengambil modalnya kembali sesuai dengan nilai di neraca. Jika tidak ada jangka
waktunya berarti usaha syirkah itu dijalankan terus-menerus selama semua biaya
operasional usaha syirkah masih bisa tertutupi dan usaha syirkah bisa berjalan normal
seperti biasa, jika usaha syirkah tersebut sudah tidak bisa menutupi biaya operasional
B A B 8 C a r a m e m b u a t a k a d s y i r k a h | 195

hariannya dan tidak ada tambahan suntikan modal lagi maka usaha syirkah tersebut di
pailitkan semua asetnya dijual ataupun di lelang dan dibagikan ke semua pihak yang
terkait dengan usaha syirkah tersebut. Jika usaha syirkah tersebut punya hutang maka
sebelum dibagikan ke para investor hasil penjualan aset syirkah tersebut harus
digunakan untuk membayar hutang dari usaha syirkah tersebut, baru kemudian sisanya
dibagikan ke para pemodal berdasarkan presentase modal yang ada di usaha syirkah
tersebut.
Poin lain yang tidak kalah pentingnya dalam membuat surat akad perjanjian
syirkah yaitu nominal jumlah uang investor yang di masukan ke dalam usaha yang di
syirkahkan tersebut. Pasal yang perlu dimasukan lagi yaitu mengenai hak dan kewajiban
para pihak, kewajiban dan hak pengelola apa dan kewajiban serta hak investor apa
silahkan di jelaskan di pasal hak dan kewajiban ini di sesuaikan dengan jenis usaha yang
di syirkahkan tersebut

Penutup
Pasal penutup bisa di isi dengan pasal jika ada tambahan atau pengurangan
modal bagaimana prosedurnya apakah langsung atau dibuat pasal baru dalam bentuk
adendum dan dijelaskan jika ada perselisihan bagaimana cara menyelesaikannya
apakah secara kekeluargaan atau melalui pengadilan
Diakhiri dengan tandatangan para pihak diatas materai 6000, kemudian dibuat
rangkap sebanyak pihak yang bersyirkah tersebut, jadi semua pihak yang bersyirkah
memegang surat perjanjian syirkah tersebut, dan di setiap halamannya juga kalau bisa
di tandatangani oleh semua pihak yang bersyirkah. Diakhir pasal juga bisa ditambahkan
dengan Firman Allah surat Al-baqarah ayat 188 sebagai penutup atau khatimah.

“Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain diantara kamu
dengan cara yang bathil dan janganlah kamu membawa urusan itu kepada hakim
supaya dapat memakan sebagian harta benda orang lain, dengan jalan berbuat dosa,
padahal kamu mengetahui .”
(QS : Al-Baqarah [2] : 188)
B A B 9 S u b s t a n s i a l b i s n i s b e r b a s i s s y a r i a h | 197

S
ampai disini kita telah banyak belajar hal baru tentang syirkah, mulai dari pondasi
dari syirkah itu sendiri yaitu fiqh muamalah, yang dengan memahami konsep ini
menjadikan usaha syirkah yang kita rintis memiliki pondasi yang kuat untuk bisa
benar-benar sesuai dengan syariat Islam, tanpa riba, tanpa bank dan tanpa akad bathil.
Selain telah mempelajari pondasi syirkah kita juga telah banyak belajar hal baru tentang
bagaimana suatu usaha bisnis berbasis syirkah dijalankan baik dengan akad
mudharabah maupun akad musyarakah, mulai dari prinsip pembagian keuntungan
maupun kerugian, penetapan nisbah, penetapan jangka waktu akad syirkah, cara
pembubaran syirkah hingga bagaimana menuangkan semua ketentuan-ketentuan
syirkah kedalam sebuah surat akad perjanjian syirkah yang bisa mengikat para pihak
yang bersyirkah, serta sangat dibutuhkan untuk menyelesaikan kemungkinan sengketa
yang akan terjadi dalam suatu syirkah.
Namun jika kita berhenti sampai disini, kemungkinan besar konsep syirkah
yang kita pelajari benar-benar hanya menjadi konsep dan teori semata tanpa bisa
diaplikasikan dalam kegiatatan mumalah kita sehari-hari, karena kita masih
memerlukan ilmu lanjutan lainnya dalam syirkah untuk bisa benar-benar
mengaplikasikan konsep syirkah yang telah kita pelajari sama-sama dibagaian 1 dan 2
di buku ini kedalam aktifitas menjemput rezeki kita.
Seperti yang telah saya jelaskan diawal buku ini bahwa untuk bisa
mengaplikasikan syirkah kedalam aktivitas mumalah kita sehari-hari, kita
membutuhkan penguasaan akan 3 hal ini yaitu fiqh muamalah, pengeloaan usaha
syirkah dan juga pencatatan dan pelaporan setiap transaksi syirkah yang terjadi.
B A B 9 S u b s t a n s i a l b i s n i s b e r b a s i s s y a r i a h | 198

InsyaAllah dibagian tiga ini akan difokuskan pada poin no dua yaitu dalam hal
pengelolaan usaha syirkah khususnya bagaimana memulai suatu usaha syirkah dengan
cara membuat perencanaan bisnis berbasis syirkah se detail dan sematang mungkin.
Karena ketika kita telah berhasil di tahap perencanaan maka 50% dari keberhasilan
syirkah telah diraih tinggal berusaha mencapai 50% nya lagi yang berada pada tahap
eksekusi atau pelaksanaan perencanaan syirkah yang telah dibuat tersebut.
Semua yang disampaikan di bagian tiga ini, dapat digunakan untuk berbagai
macam bidang bisnis berbasis syirkah tidak tergantung
pada jenis bisnis, ukuran usaha, cakupan geografis,
Pada dasarnya tingkat kerumitan atau tingkat teknologi yang
untuk memulai digunakan. Dua bisnis berbasis syirkah bisa saja berbeda
bisnis berbasis tetapi konsep dan pola pikir dibelakangnya sama, serta
syirkah anda bisa dipelajari dan di aplikasikan oleh siapapun dan latar
belakang pendidikan atau keahlian apapun. Tujuan
mempunyai dua
utama dari bagian tiga ini adalah menyerap konsep-
pilihan besar, konsep dari usaha atau bisnis berbasis syirkah sebagai
pertama belajar dasar belajar lebih lanjut sebanyak mungkin tentang
melalui coba-coba pengelolaan suatu bisnis berbasis syirkah yang kuat,
atau yang kedua kokok dan tentunnya memberikan kebermanfaatan
bagi sebanyak mungkin orang hingga bisa di wariskan
belajar sambil
kepada anak cucu kita kelak.
praktik dibarengi
Pada dasarnya untuk memulai bisnis berbasis
belajar konsep syirkah anda mempunyai dua pilihan besar, pertama
belajar melalui coba-coba atau yang kedua belajar
sambil praktik dibarengi belajar konsep. Di keseluruhan
buku ini saya mengajak anda memilih pilihan yang kedua yaitu mempelajari
kaidah,prinsip dan konsepnya sambil belajar menerapkan konsep yang telah dipelajari
tersebut kedalam praktik syirkah sesungguhnya. Jika hal ini benar-benar dilakukan
maka proses anda mempelajari syirkah melalui buku ini akan jauh lebih cepat daripada
sekedar mempelajari konsepnya tanpa berusaha melatih konsep yang telah dipelajari
tersebut kedalam praktik syirkah yang sesungguhnya.
B A B 9 S u b s t a n s i a l b i s n i s b e r b a s i s s y a r i a h | 199

Namun dapat dipastikan ketika awal-awal belajar dan mempraktikan sebuah


hal baru akan terasa kesulitan, namun semakin terus dilatih dan diulangi lama-
kelamaan akan jauh lebih ringan dan terbiasa, karena itulah proses belajar yang normal
dan alami yang tidak hanya berlaku dalam mempelajari tentang syirkah ini, namun
berlaku untuk mempelajari semua bidang disiplin ilmu. Maka agar pembelajaran di
bagian ke-tiga ini lebih efektif baiknya sebelum membaca lebih lanjut tentang isi dari
bagian tiga ini anda sudah mempunyai ide tentang membangun bisnis berbasis syirkah,
tidak harus rill juga walapun masih setengah hanyalan pun tidak mengapa yang
terpenting sudah ada ide dan siap untuk memulai membangun bisnis secara syariah
tanpa riba,tanpa bank dan tanpa akad bathil melalui syirkah.

Unsur-Unsur Inti Bisnis


Secara definisi bisnis adalah salah satu dari kegiatan muamalah atau tolong-
menolong diantara manusia yang didalamnya terjadi suatu aktifitas atau pertukaran
antara produk baik barang dan atau jasa yang menghasilkan keuntungan bagi semua
pihak yang melakukan bisnis atau muamalah tersebut, jika dikaitkan dengan bisnis
berbasis syirkah, yaitu suatu aktifitas yang menghasilkan keuntungan bagi semua pihak
yang melakukan aktifitas bisnis ini yang semua proses dan mekanismenya dari awal
hingga akhir sesuai dengan aturan-aturan syariat hukum Islam, khususnya hukum Islam
yang mengatur tentang bermuamalah yaitu fiqh muamalah, yang telah kita bahas sama-
sama di bagian pertama di buku ini.
Agar suatu bisnis bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan yaitu
menghasilkan keuntungan bagi semua pihak yang berperan melakukan kegiatan bisnis
ini, semua unsur-unsur inti dalam kegiatan bisnis harus ada dan berjalan secara optimal.
Unsur inti dalam suatu bisnis secara garis besar terbagi menjadi 3 bagian besar yaitu (1)
Value atau nilai yang dihasilkan dari suatu bisnis tersebut, (2) Chanel atau kanal yang
menghubungkan antara value suatu bisnis tersebut kepada (3) Customer yang tepat,
dalam artian customer yang membutuhkan atau menginginkan value yang ada dari
produk barang maupun jasa yang di roduksi dan ditawarkan.
B A B 9 S u b s t a n s i a l b i s n i s b e r b a s i s s y a r i a h | 200

Ketiga unsur inti bisnis tersebut bekerja seperti sebuah sistem yang
mengharuskan ke tiga unsur inti tersebut ada dan berjalan dengan optimal, selain ketiga
unsur ini bersifat esensial juga karena satu unsur inti dengan unsur inti lainnya saling
terkait dan saling mempengaruhi. Misalnya jika suatu bisnis sudah memiliki value yang
bagus, kuat dan kokoh, serta memiliki chanel atau saluran distribusi yang bagus pula,
tapi tidak ada atau sedikit sekali costumer yang membutuhkan dan menginginkan value
yang ada dalam produk yang ditawarkan tersebut maka besar kemungkinan bisnis
tersebut bisa menghasilkan keuntungan seperti yang diharapkan sebelumnya memiliki
kemungkinan yang sangat kecil sekali untuk bisa terwujud.

Validasi Value Produk


Value atau nilai adalah penyebab utama mengapa costumer atau pelanggan
ingin membeli produk yang anda jual, value ini merupakan unsur inti bisnis yang sangat
fundamental dan substansial terhadap kesuksesan suatu bisnis berbasis syirkah, karena
jika masalah dari suatu bisnis berbasis syirkah terletak pada masalah value produknya
atau dalam artian dia memproduksi atau menjual produk yang tidak atau kurang
dibutuhkan dan di inginkan oleh customer.
Berbeda jika letak masalahnya bukan dari sisi kesalahan value, misalnya dari
segi SDM maka bisa diperbaiki dengan melakukan pelatihan yang berkesinambungan,
bila letak masalahnya ada di keuangan, kita sedikit-demi sedikit bisa membantu
B A B 9 S u b s t a n s i a l b i s n i s b e r b a s i s s y a r i a h | 201

merapihkannya, namun jika letak masalahnya ada di kesalahan pemilihan value atu nilai
dari suatu produk maka langkah perbaikan yang bisa dilakukan untuk mengatasi
masalah akan hal ini adalah melakukan penyesuaian atau bahkan mengganti produk
dari bisnis tersebut ke produk yang lebih memiliki value yang tepat dalam artian value
yang lebih dibutuhkan dan atau di inginkan oleh pasar atau target costumer bidikannya,
namun tidak semua pelaku bisnis mau untuk merubah produk yang dijualnya karena
memang ini merupakan perubahan yang sangat mendasar dan jika ini di rubah maka
hampir harus merubah semua unsur yang ada di bisnisnya tersebut.
Jadi langkah pertama untuk mulai membangun bisnis secara syariah tanpa
riba, tanpa bank dan tanpa akad bathil berbasis syirkah ialah dengan menentukan dan
memilih produk yang mengandung value yang kuat dan tepat, yaitu value yang
dibutuhkan dan di inginkan oleh pasar yang telah anda bidik dan ditargetkan
sebelumnya. Produk yang memiliki value yang kuat setidaknya harus memenuhi tiga
kriteria berikut ini:
Pertama Manfaat nyata, yaitu produk yang anda produksi, tawarkan dan anda
jual harus benar-benar bisa memberikan manfaat yang nyata bagi konsumen atau
pelanggan yang membeli produk anda tersebut. Manfaat nyata dari produk ini bisa
beragam bentuknya bisa dalam bentuk pemenuhan kebutuhan seperti produk
makanan dan minuman. Manfaat nyata yang harus ada jika produknya makanan atau
minuman, ialah harus sesuai dengan selera konsumen, bergizi, dan sehat serta harga
jual yang sesuai dengan kemampuan target pasar anda. Jika produk makanan dan
minuman tersebut termasuk ke kebutuhan pokok biasanya yang jadi penentu value
utamanya ialah terletak dari harga jual dan suplai yang continue atau stabil, tidak
sekarang tersedia, begitu konsumen ingin membeli lagi munggu depan stok sudah
kosong atau habis.
B A B 9 S u b s t a n s i a l b i s n i s b e r b a s i s s y a r i a h | 202

Bentuk Manfaat nyata lainnya bisa berupa solusi atas permasalahan yang ada
atau sedang dihadapi oleh target pasar yang telah kita bidik tersebut, misalnya ketika
gojek dan layanan sejenisnya ada, banyak orang yang membutuhkan mode transportasi
cepat dan praktis seperti ojek, masih secara manual melalui tukang ojek pangkalan,
yang jadi masalah bagi kebanyakan penggunanya yaitu tarif ojeknya yang tidak stabil
atau tidak relistis misalkan untuk jarak hanya 3km tarifnya 100rb, standar keselamatan
yang masih dibawah standar , hingga kesulitan dalam hal memesan jasa ojek tersebut
yang harus berjalan kaki terlebih dahulu ke pangkalan ojeknya.
Kemudian dengan adanya ojek berbasis aplikasi semua “luka” atau masalah
yang dihadapi pengguna ojek sedikit demi sedikit bisa teratasi, yang ini berarti produk
bisnis dari developer aplikasi gojek tersebut telah benar-benar memenuhi unsur
pertama suatu value bisnsi yang kuat,kokoh dan menguntungkan, yaitu memiliki
manfaat nyata yang secara langsung manfaat dari produk aplikasi gojek tersebut bisa
dirasakan oleh para pengguna ojek khususnya para pengguna ojek yang dulunya
terbiasa naik ojek konvensional atau ojek pangkalan dengan beragam masalah dan
hambatan didalamnya.
Selain manfaat nyata tersebut berbentuk pemenuhan kebutuhan, solusi atas
permasalahan tertentu, bisa juga berwujud better atau lebih baik dalam artian lebih
baik dari produk sebelumnya, atau lebih baik dari produk kompetitor. Lebih baik di sini
bisa berarti lebih baik dalam hal kualitas, harga maupun pelayanannya. Sebagai contoh
pengusaha air galon isi ulang, yang biasanya dalam satu komplek terdapat lebih dari 3
depot isi ulang air galon yang memang produk air minum ini hampir dibutuhkan oleh
semua kalangan masyarakat, namun jika ada 3 depot isi ulang galon maka yang bisa kita
lakukan untuk bisa memberi value atau nilai lebih dari produk air isi ulang galon
tersebut bisa dalam hal better atau lebih baik.
Lebih baiknya bisa dalam hal kualitas air isi ulang galonnya, misalnya progses
filterisasinya yang lebih higenis dan sehat menggunakan filterisasi ganda yang disertai
sinar ultra violet untuk membunuh bakteri yang mungkin timbul dari air isi ulang galon
tersebut, atau bisa juga lebih baik dalam hal pelanyanannya, misalkan ada pelayanan
antar galon yang lebih cepat daripada pelayanan antar galon kompetitor.
Kedua adalah perbedaan yang mencolok, Jika semua pengusaha depot air isi
ulang hampir sama baik dalam hal kualitas,harga serta pelayanannnya mak hal yang
bisa kita tingkatkan dalam hal memberikan value berupa manfaat nyata dalam produk
bisnis kita ialah dalam hal keunikan atau faktor yang bisa membedakan atau
peerbedaan mencolok dari value yang ditimbulkan dari produk kita yang bisa menjadi
pembeda utama antara produk kita dengan produk sejenis yang dijual juga oleh
kompetitor, misalnya masih dalam contoh usaha depot air isi ulang kita bisa
memberikan perbedaan mencolok dengan mengadakan kupon yang dimana jika kupon
B A B 9 S u b s t a n s i a l b i s n i s b e r b a s i s s y a r i a h | 203

tersebut sudah terkumpul sepuluh kupon maka bisa ditukar dengan satu galon gratis,
dan keunikan-kunikan lainnya yang bisa anda ciptakan dari value produk baik barang
maupun jasa yang anda produksi, tawarkan dan anda jual, disesuaikan dengan jenis dan
karakteristik dari produk anda yang bisa menjadi pembeda dari produk sejenis yang
dijual di pasaran.
Ketiga ialah alasan kuat untuk percaya, untuk membangun value yang kuat,
kokoh dan menguntungkan setelah value tersebut memberikan manfaat yang nyata,
perbedaan yang mencolok yang ketiga ialah alasan kuat untuk percaya, yaitu hal-hal
yang bisa membuat konsumen lebih yakin terhadap produk yang anda jual, atau dalam
arti lain bisa mengatasi,mengurangi atau bahkan menghilangkan ke khawatiran
konsumen terhadap produk yang kita jual. Ke khawatiran yang biasanya timbul biasanya
ialah keraguan atas daya tahan dari produk yang kita jual misalkan jika produknya
elektronik takut jikalau produk yang dibeli oleh konsumen tersebut hanya bisa bertahan
1 atau 3 bulan saja sebelum produk tersebut mengalami kerusakan, maka agar value
kita memiliki alasa kuat untuk percaya bisa dengan memberikan jaminan garansi 1
tahun atau lebih, sehingga jika produk tersebut mengalami kerusakan di bawah jangka
waktu 1 tahun akan diganti dengan produk yang baru atau gratis biaya perbaikan.
Alasan kuat untuk percaya lainnya yang bisa
kita tambahan kepada value dari produk yang kita jual
Membangun value
ialah dengan adanya no BPOM jika produknya makanan
atau minuman, yang bisa memberikan keyakinan yang kuat, kokoh
kepada konsumen bahwa produk yang kita jual benar- dan
benar produk yang sehat karena telah diuji dan menguntungkan
terdaftar di BPOM atau no sertifikat halal dari MUI setelah value
untuk lebih meningkatkan kepercayaan dari konsumen
tersebut
bahwa produk kita benar-benar produk yang halal mulai
dari bahan baku hingga proses produksi semuanya memberikan
menggunakan bahan dan alat dan cara yang halal. Hal manfaat yang nyata
ini bisa mengatasi keraguan konsumen akan ke halalal
dari dan dampak kesehatan yang tidak di inginkan dari
produk makanan yang kita jual tersebut.
Itulah ketiga unsur penting untuk membangun value yang kuat, kokoh dan
menguntungkan sebagai dasar untuk memulai suatu bisnis berbasis syirkah tanpa riba,
tanpa bank dan tanpa akad bathil, jika ketiga value ini sudah ada dalam usaha syirkah
yang kita bangun kemudian disertai dengan chanel atau kanal dan segemntasi costumer
yang tepat, maka besar harapan usaha syirkah itupun bisa berhasil mencapai tujuan
dari semua pihak yang bersyirkah khususnya penguatan ekonomi baik untuk pelaku
syirkah tersebut ataupun penguatan umat Islam secara keseluruhan.
B A B 9 S u b s t a n s i a l b i s n i s b e r b a s i s s y a r i a h | 204

Value Formula
Seperti yang telah dijelaskan di awal bab ini bahwa bisnis berbasis syirkah
adalah suatu aktivitas yang bisa menghasilkan keuntungan bagi para pihak yang
melakukan aktivitas bisnis tersebut, maka aktivitas menghasilkan keuntungan tersebut
berarti salah satunya aktifitasnya ialah mencetak profit dan pada akhirnya
menghasilkan cash.
Namun profit tidak akan hadir tanpa adanya penjualan, dan jika kita ingin
memaknai apa itu penjualan, bahwa penjualan terjadi karena adanya transaksi, ada
pembeli yang membeli produk yang kita jual. Maka baiknya kita harus bepikir lebih
dalam lagi mengapa ada orang yang mau membayar untuk sesuatu yang kita tawarkan?
Mengapa mereka mau membayar? Apa yang membuat mereka mau membeli produk
kita secara terus menerus.
Uang adalah alat tukar nilai. Uang adalah sesuatu yang digunakan oleh
manusia untuk mendapatkan nilai yang dia inginkan. Maka, ketika orang mau
membayar atau membelanjakan uangnya kepada kita, maka kita sedang berharap
sebuah nilai yang di sebut dengan value, kita tidak sedang menjual produk, namun kita
sedang menawarkan sebuah nilai, sebuah manfaat, sebuah pemenuhan kebutuhan dari
apa yang pasar inginkan.
B A B 9 S u b s t a n s i a l b i s n i s b e r b a s i s s y a r i a h | 205

Contoh nyatanya ialah dengan semakin bermunculannya mini market modern


seperti Indomart dan Alfa mart yang tentunnya mau tidak mau menjadi saingan berat
bagi para pelaku usaha warung tradisional, dan mengapa ini terjadi karena baik
Indomart maupun Alfamart memahami betul akan kebutuhan masyarakat modern
untuk berbelanja secara nyaman dan praktis dengan harga yang kompetitif.
Warung tradisional dari waktu ke waktu hampir tidak melakukan inovasi yang
berarti sama sekali dan cenderung stagnan dengan ciri khasnya yang sistem kasirnya
manual, penetapan harga sesuai yang di hapal oleh penjaga warungnya karena
kebanyakan produk yang di jual di warung tradisional tidak diberi label harga,
pencahayaannya seadanya, stok barang kadang ada dan kadang kosong atau bahkan
tidak jarang juga ada produk yang sudah kadaluarsa yang tentunya membuat pembeli
merasa kecewa termasuk variasi dari produk dagangannya juga cenderung stagnan,
yang kesemuanya itu tidak bisa memenuhi kebutuhan yang tinggi akan tempat belanja
yang lebih baik, lebih praktis dan lebih nyaman,
Contohnya saja di Indomart sistem kasirnya sudah terkomputerisasi sehingga
harganya juga pasti, pencahayaannya nyaman plus pendingin udara yang membuat
orang yang belanja merasa lebih sejuk, suplai produk yang stabil dan banyak nilai plus
lainnya dari minimarket modern ini dan hingga kini produknya terus dikembangkan
mulai dari loket pembayaran, pulsa, hingga tiket kereta api. Kemajuan ini adalah sebuah
kemajuan yang berasal dari semangat substansi bisnis yang benar, khususnya value dari
produk yang ditawarkan benar-benar menghadirkan solusi bagi banyak orang, yang
sebelum hadirnya Indomart dan Alfamart ini, warung-warung tradisional masih belum
bisa hadir memenuhi kebutuhan pasar akan berbelanja yang nyaman dengan harga
kompetititf, mereka masih asyik dengan zona nyamannya tanpa menyadari akan
kebutuhan pasar ini, yang sebenarnya berawal dari pemahaman substansi bisnis yang
benar.
Hal ini juga bisa menjadi pembelajaran bagi kita yang ingin membangun bisnis
berbasis syirkah, bahwa semuanya harus diawali akan pemahaman substansi bisnis
yang benar khussusnya tentang value yang di hasilkan dari produk usaha berbasis
syirkah, harus benar-benar kuat, kokoh dan bisa memenuhi kebutuhan dan keinginan
pasar dan atau menjadi solusi bagi banyak orang.

Karena jika valuenya masih belum kuat, kemudian kita mengeluarkan


anggaran yang besar untuk promosi maka anggaran besar tersebut hanya akan menjadi
“bumerang” bagi usaha syirkah tersebut, bumerang dalam artian uang yang telah kita
keluarkan untuk promosi akan berakhir sia-sia dikarenakan value produknya yang
belum kuat yang jika dipaksakan untuk di makeup sedemikian rupa dengan
menggunakan strategi marketing sebagus apapaun lalu kemudian orang akan beli?
B A B 9 S u b s t a n s i a l b i s n i s b e r b a s i s s y a r i a h | 206

Kemudian karena valuenya kurang kuat, orang yang membeli produk kitapun akan
kecewa, sumpah serapah dan tidak akan kembali membeli produk kita kembali (Repeat
Order). Dan Itu akan semakin memperburuk situasi, dan jika di biarkan maka akan
menjadi awal kebangkrutan bagi suatu usaha berbasis syirkah tersebut.
Padahal menurut banyak penelitian bahwa orang lebih tertarik untuk
mengambil keputusan membeli dari referensi teman atau dari review pelanggan yang
sudah pernah membeli produk tersebut daripada kata-kata yang disampaikan dalam
iklan. Sekali lagi betapa pentingnya value sebuah produk dalam usaha berbasis syiekah
ini
Inilah salah satu substansi bisnis berbasis syirkah yang sebenarnya, bahwa
bisnis adalah sebuah kegiatan untuk mentransaksikan nilai kepada pasar. Bisnis
merupakan proses menghadirkan manfaat melalui produk yang kita tawarkan. Sehingga
saya berharap anda tidak hanya larut dalam perhitungan omset semata, namun anda
juga harus larut dalam pertanyaan-pertanyaan dibawah ini:
✓ Sudahkah produk saya memberikan manfaat bagi pembeli?
✓ Apakah produk kita pantas dibeli terus menerus?
✓ Jika hari ini saya berhasil menjual produk saya, apakah pembeli saya
akan puas atau malah akan kecewa?
✓ Apakah jasa yang saya tawarkan memiliki nilai lebih dibandingkan
yang lain?
✓ Jika saya bisa menyediakan produk ini, apakah orang lain mampu
menyajikan dengan yang lebih baik dan dengan harga yang lebih
murah ?

Dari beberapa pertanyaan tersebut kita dapat mengambil sebuah kesimpulan


tentang formula dari sebuah nilai produk dari bisnis berbasis syirkah yaitu sebagai
berikut:

“Pasar selalu memilih produk yang valuenya tertinggi, jika daya beli pasar tidak
sanggup, maka dia akan memilih harga yang paling rendah untuk value yang di
inginkan”

Untuk lebih jelasnya tentang value atau nilai suatu produk dari bisnis berbasis syirkah
bisa digambarkan sebagai berikut :
B A B 9 S u b s t a n s i a l b i s n i s b e r b a s i s s y a r i a h | 207

Sehingga jika produk A memiliki benefit bernilai 10 dan harganya 5, maka value
produk tersebut adalah 2, begitu pula jika valuenya 15 harganya 5 maka value produk
tersebut adalah 3. Benefit di sini bisa diartikan banyak hal seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya tentang manfaat nyata bisa berupa pemenuhan kebutuhan, solusi atas
sebuah permasalahan, atau produk yang sudah ada namun ditambahan beberapa
inovasi baik dari segi produk maupun layanan sehingga memiliki nilai tambah dari
produk sejenis dan bisa juga mempunyai keunikan tersendiri yang bisa menimbulkan
perbedaan yang mencolok. Intinya value tidak terbatas dari sisi fisik produknya bisa juga
dan biasanya ini yang menjadi dominan dalam mempengaruhi kualitas benefit suatu
produk yaitu nilai emosional yang bisa ditimbulkan dari produk tersebut dan bisa
dirasakan oleh konsumen.
Contoh dari nilai emosi ini adalah pada mini market modern Indomart dan
Alfamart, selain mereka memberikan benefit dari segi fisik produknya, yaitu harga yang
jelas dan kompetitif serta layanan yang cepat dan praktis serta banyak varian
produknya dan stabil stocknya. Kemudian benefit dari segi emosionalnya ialah toko
fisiknya yang berdesain cenderung modern dan elegan, ditambah dari segi kantong
belanjanya juga di mini market modern yang jauh lebih terkesan menarik dan
profesional dibandingkan di warung tradisional, yang biasanya tempatnya di halaman
rumah dengan desain tempat dan bangunan yang seadanya, kantong kreseknya keresek
hitam atau putih biasa, sehingga benefit emosional konsumen yang berbelanja di
B A B 9 S u b s t a n s i a l b i s n i s b e r b a s i s s y a r i a h | 208

warung tradisonal akan jauh berbeda jika konsumen berbelanja di mini market modern
tersebut ada kesan kebanggaan tersendiri , inilah contoh dari benefit emosional yang
bisa timbul dari value suatu produk.

Indikator Kunci Value yang Kuat


Penjualan dalam bisnis bisa di ibaratkan jantungnya sedangkan keuangan
adalah darahnya, maka agar bisnis bisa terus berjalan “jantung”nya atau penjualannya
harus terus berdetak dan “darah” atau keuangan yang di pompa oleh jantung harus
dipastikan mengalir melalui pembuluh darah dan tujuan yang tepat pula, tidak ada
kebocoran atau kesalahan saluran dan tujuan.
Penjualan bisa berdetak bila produk memiliki value yang kuat sebagai dasar
terjadinya suatu transaksi penjualan. Maka untuk mengetahui apakah value dari produk
suatu bisnis berbasis syirkah tersebut sudah benar-benar kuat dan kokoh ataukah masih
rapuh bisa dilihat dari 3 indikator kunci berikut ini:
B A B 9 S u b s t a n s i a l b i s n i s b e r b a s i s s y a r i a h | 209

Transaksi terjadi, dalam artian pembeli atau target pasar anda mau melakukan
pembelian terhadap produk yang anda jual, karena telah ada kecocokan antara value
yang diperoleh oleh pembeli dengan harga yang harus dibayar oleh pembeli. Kemudian
terus menerus jika konsumen yang telah membeli produk anda misalkan 1 porsi mie
tektek anda jual 50rb satu porsi, jika ada pembeli yang membeli mie tektek yang anda
jual seharga 50 rb tersebut berarti transaksi terjadi, kemudian dalam beberapa hari
kedepan pembeli tersebut kembali lagi membeli produk mie tektek tersebut seharga
50rb maka value tersebut telah memenuhi indikator value yang kedua yaitu
menghasilkan transaksi yang terus-menerus atau repeat order, tapi jika sebaliknya
pembeli tersebut tidak kembali lagi membeli produk anda berarti tidak ada kesesuain
antara value yang diperoleh oleh pembeli dengan harga yang dibayarkan oleh pembeli
sebesar 50rb. Maka jika ini terjadi maka indikator kunci dari value yang kedua yaitu
menghasilkan transaksi secara terus-menerus belum tercapai, sehingga value dari
produk usaha berbasis syirkah ini belum memilik value yang kuat dan harus dilakukakan
beberpa langkah perbaikan terhadap value tersebut.
Beberapa kemungkinan yang bisa ditimbulkan karena value tersebut tidak bisa
menghasilkan repeat order ialah kemungkinan pertama karena value yang anda berikan
masih terlalu kecil dibandingkan dengan harganya, bisa kemungkinan mie tektek
tersebut dari segi rasa masih kurang enak,bahan bakunya masih kurang berkualitas,
cara memasaknya masih kurang tepat, porsinya masih kurang pas dan beberapa
kemungkinan lain yang berkaitan dengan value produk yang anda jual tersebut.
Kemungkinan kedua yaitu valuenya sudah tepat namun harganya terlalu mahal, untuk
mengatasi hal ini bisa di coba dengan menurunkan harga jual.
Jika telah lolos memenuhi 2 indikator kunci value yang kuat seperti
menghasilkan terjadinya transaksi, transaksi berjalan terus-menerus, maka jika hal ini
bisa terus dipertahankan dalam kurun waktu tertentu, maka kemungkinan untuk
mencapai indikator value yang kuat yang ketiga yaitu menghasilkan transaksi yang terus
membesar akan sangat mungkin tercapai.
Menghasilkan transaksi yang terus membesar artinya nilai dari setiap transaksi
yang terjadi baik dari segi kuantias maupun kualitas terus tumbuh semakin besar,
contohnya dari yang tadinya hanya memiliki 1 gerai mie tektek, bisa membuka cabang
lagi menjadi 5 gerai, 10 gerai atau bahkan 100 gerai, inilah yang dimaksud dengan
indikator value yang kuat ke tiga yaitu menghasilkan transaksi yang terus membesar.
B A B 9 S u b s t a n s i a l b i s n i s b e r b a s i s s y a r i a h | 210

Chanel atau Kanal Bisnis


Chanel atau kanal dalam suatu bisnis berbasis syirkah bisa di ibaratkan seperti
pipa, kabel atau jaringan wireless untuk menyampaikan value yang telah anda buat dan
telah anda formulasikan kepada target konsumen anda. Dimana kabel atau pipa bisa
mewakili chanel dari bisnis anda secara offline, seperti toko, gerai, galery dan jenis-jenis
chanel offline lainnya sedangkan jaringan wireless bisa mewakili chanel online anda
seperti market place Tokopedia,Bukalapak,Shopee,Lazada dan lain sebagainnya, media
social seperti Facebook,Instagram,Youtube,WhatsApp dan sebagainya ataupun apapun
yang bisa mengantarkan value produk anda kepada target konsumen anda.
Selain harus memiliki value yang kuat agar bisnis berbasis syirkah bisa benar-
benar berjalan secara otimal dan menghasilkan benefit bagi semua pihak yang
bersyirkah atau umat Islam secara keseluruhan pada umumnya ialah memiliki chanel
atau kanal bisnis yang tepat, karena percuma saja jika kita sudah bersusah payah
merancang value bisnis yang kuat,kokoh dan menguntungkan namun karena kurang
tepat dalam memilih dan menentukan chanel yang tepa untuk menyalurkan value yang
telah anda rancang tersebut, besar kemungkinan value tersebut tidak bisa
tersampaikan secara efektif kepada target konsumen anda.
Contoh memilih chanel yang tepat dalam bisnis berbasis syirkah anda ialah jika
anda menjual produk komoditi seperti sembako misalnya, jika anda ingin memasarkan
di area perumahan biasa maka baiknya memilih chanel berupa toko di tempat yang
strategis yang mudah dan banyak di lalui orang-orang, bisa di persimpangan jalan atau
di jalan utama dan dalam jarak radius beberapa kilometer dari lokasi toko anda banyak
ditemui ibu rumah tangga yang menjadi target pasar utama anda, atau jika ternyata
banyak ibu rumah tangga yang sudah menggunakan smart phone anda bisa memilih
chanel secara online misalkan menerima pesanan melalui whatsApp dan pesanan nanti
akan diantar langsung ke rumah pemesan sembako tersebut ataupun jika
memungkinkan anda bisa memilih chanel secara dor to dor atau berdagang sayuran
maupun sembako secara keliling perumahan selama itu efektif kenapa tidak dicoba.
Namun sangat tidak efektif jika produk anda sayuran ataupun sembako
menjual menggunakan chanel FB dan IG ads, yang biaya iklannya sangat mahal dan
tidak akan sebanding dengan hasil yang diperoleh dari keuntungan penjualan sembako
atau sayuran tersebut. Lain halnya jika produk anda berbentuk software, buku ataupun
sejenisnya yang target pasarnya masyarkat high education dan kelas ekonomi
menengah keatas atau bahkan corporate. Tidak mungkin chanel yang anda pilih sama
dengan chanel yang digunakan untuk menjual produk sayuran,sembako atau produk
komoditi lainnya, misalkan menjual software atau buku secara berkeliling perumahan.
Tentu ada strategi pemilihan chanel tersendiri untuk produk berjenis seperti software
ataupun buku, misalnya efektif bila menggunakan FB dan IG ads, Google Ads atau dor
B A B 9 S u b s t a n s i a l b i s n i s b e r b a s i s s y a r i a h | 211

to dor dengan mendatangi langsung perusahaan yang memiliki kemungkinan besar


untuk menggunakan software tersebut, dan anda bisa langsung presentasi di
perusahaan calon konsumen anda tentang value dari software tersebut. Intinya dalam
memilih chanel atau kanal yang tepat harus di sesuaikan dengan jenis dan value dari
produk anda serta target konsumen anda.
Chanel atau kanal juga bisa di definisikan saluran distribusi dari produk anda
apakah langsung dari anda sebagai produsen ke end user atau pengguna akhir dari
produk anda, ataukah melalui rantai distribusi baik yang pendek seperti Produsen-
Distributor-End user atau rantai distribusi yang panjang misalnya Produsen-Distributor-
Agen-pengecer-End User. Sekali lagi silahkan di sesuaikan dengan jenis dan value dari
produk anda, karena untuk memilih chanel atau kanal yang tepat untuk bisa
mengantarkan value produk anda ke konsumen target anda pastinya kecil kemungkinan
tidak bisa sekali coba langsung bisa menemukan chanel yang tepat, melainkan harus
terus ber eksperimen untuk menemukan komposisi yang sesuai antara value yang kuat,
chanel yang tepat dengan konsumen yang benar-benar tertarget

Customer yang Tertarget


Setelah kita merancang value yang kuat, chanel yang tepat, ada satu unsur inti
lagi yang harus terpenuhi untuk bisa membangun bisnis berbasis syirkah yang kuat,
kokoh dan memberikan kebermanfaatan bagi sebanyak mungkin orang adalah
customer atau pelanggan yang tertarget.
Hal ini sangat berkaitan dengan pemilihan segmen pasar yang benar-benar
tertarget, yang menjadi bidikan akhir dari value yang telah anda rancang melaju melalui
chanel yang tepat dan agar bisa mencapai garis finish yang sesuai dengan harapan maka
pelanggan yang kita bidik harus benar-benar tertarget, dalam artian pelanggan tersebut
membutuhkan atau menginginkan value dari produk anda serta melalui chanel yang
sudah anda pilih dan sediakan dan tentunya memiliki kemampuan atau kesanggupan
untuk membayar dari harga produk yang anda jual tersebut. Dititik ini anda harus
menentukan secara spesifik siapa target pasar anda sebagai berikut:
✓ Range usia pengguna anda
✓ Laki-laki atau perempuan
✓ Perkotaan atau pedesaan
✓ Jenjang pendidikan
✓ Kelas sosial ekonomi
✓ Interest
B A B 9 S u b s t a n s i a l b i s n i s b e r b a s i s s y a r i a h | 212

Mengapa target segemented Customer ini sangat penting, karena akan


menjadi dasar untuk melakukan tindakan eksekusi bisnis lainnya, seperti merancang
value yang kuat, menentukan chanel yang tepat, menyusun script bahasa marketing,
agar bahasa marketing dalam setiap anda dapat diterima dengan baik oleh target
konsumen anda, sehingga anggaran iklan yang anda keluarkanpun benar-benar efektif
dan efisien karena telah disesuaikan dengan target segmented konsumen anda,
termasuk menentukan harga jual yang benar-benar harus disesuaikan dengan segmen
pelanggan yang anda targetkan.
Untuk lebih mudah memahami hubungan dari ketiga unsur inti bisnis tersebut
bisa dilakukan dengan memasukan kedalam persamaan berikut ini:

Transaksi adalah V (fi), C (si),W (dabel yu)., value, chanel, dan who, dimana
who di sini yaitu segmentasi target pasar anda, ketika anda ingin menghadirkan
transaksi maka anda harus kuat dalam ketiga unsur inti tersebut plus unsur tambahan
yang tak kalah esensial juga namun tidak dimasukan kedalam persamaan tersebut
adalah interaksi.
B A B 9 S u b s t a n s i a l b i s n i s b e r b a s i s s y a r i a h | 213

Walaupun interaksi termasuk unsur tambahan atau pendukung bukan


termasuk unsur inti, interaksi juga bisa ikut memperkuat 3 unsur inti bisnis tersebut
dalam menghasilkan suatu transaksi yang berlanjut ke penjualan yang pada akhirnya
akan meningkatkan omset dan kas masuk dari bisnis berbasis syirkah yang anda
bangun. Interaksi di sini ialah interaksi hubungan yang dijalin antara anda atau
perusahaan/lembaga selaku pihak penjual dan customer atau calon customer anda.
Interaksi ini sangat berkaitan dengan proses branding, suatu investasi masa
depan yang jika diusahakan dengan sangat terencana dan sungguh-sungguh akan
menghasilkan kembalian investasi yang menakjubkan bagi bisnis berbasis syirkah yang
anda rintis. Ketika branding atau nama baik dari merk anda sudah terbangun, anda bisa
menaikan harga jual dari produk anda tanpa takut akan kehilangan atau berkurangnya
customer anda. Contoh yang paling baik untuk menjelaskan hal ini adalah brand Apple
sebuah perusahaan teknologi yang brandingnya sudah sangat kuat, karena memang
kualitas serta inovasi dari produknya sangat jauh melampaui produk kompetitornya.
Yang bisa memberikan benefit emosional sebagai penguat value bagi customer yang
menggunakan produknya, biasanya orang yang telah membeli produk brand Apple ini
mempunyai perasaan kebanggaan tersendiri, yang berapapun harganya orang yang
sangat mengedepankan brand dapat dipastikan akan membeli produk dari brand Apple
ini mulai dari smart phone hingga laptop. Inilah dampak positif dari berinvestasi di
branding.
Yang sebenarnya faktor utama dari branding ialah kembali lagi kepada value
yang kuat dari produk tersebut, namun tetap saja jika value dari produknya sudah kuat,
tapi interaksi dengan konsumennya masih lemah atau bahkan tidak ada, maka proses
brandingnya pun tidak akan berjalan terlalu efektif.
Interaksi dapat dibangun bisa melalui iklan, survei kuesioner, education
terhadap produk yang di jual atau di pasarkan, customer service yang ramah, klaim
garansi yang mudah, mengadakan pameran, grand louncing setiap ada produk baru dan
hal-hal lainnya yang bisa meningkatkan interaksi anda dengan segemen customer anda.
Ada suatu quote dari buku dale carnagie seorang yang ahli dalam hubungan antar
manusia bahwa bisnis sebenarnya ialah tentang interaksi, tidak ada penjualan dalam
bisnis tanpa adanya interaksi. Jadi teruslah berpikir untuk bagaimana bisa menjalin
interaksi yang efektif yang bisa menimbulkan hubungan emosional antara anda
termasuk produk atau perusahaan anda terhadap customer atau calon customer anda.
B A B 9 S u b s t a n s i a l b i s n i s b e r b a s i s s y a r i a h | 214

Sistemasi Bisnis
Yang tak kalah pentingnya dalam membangun bisnis secara syariah tanpa riba,
tanpa bank dan tanpa akad bathil ialah suatu bisnis berbasis syirkah tersebut harus
memiliki suatu sistem yang memungkinkan bisnis tersebut bisa terus berjalan walaupun
pengelola syirkah tersebut tidak selalu standby dikantor ataupun di tempat usaha
syirkah tersebut dijalankan.
Sistem secara definisi ialah dua komponen atau lebih yang berjalan bersamaan
dan saling ketergantungan, membutuhkan atau saling membantu antara satu
komponen dengan komponen lainnya, yang jika salah satu atau leibh komponen
berjalan tidak optimal maka akan mempengaruhi kinerja komponen lainnya atau
bahkan menyebabkan sistem tersebut tidak bisa berfungsi sebagaimana seharusnya,
sehingga antara satu komponen dengan komponen merupakan satu kesatuan yang
tidak bisa terpisahkan.
Begitu pula jika dikaitkan dengan sistematisasi bisnis, ialah komponen atau
aktivitas inti yang ada dalam suatu sistem bisnis yang saling berkaitan, saling
membantu dan saling ketergantungan antara satu aktivitas inti dengan aktivitas inti
lainnya. Aktivitas inti dalam sistematisasi bisnis secara umum ialah aktivitas inti
marketing, keuangan,operasional, dan Sumberdaya manusia atau SDM, yang dimana
kesemua aktivitas inti tersebut agar bisa tersistemasi haruslah benar-benar berjalan
optimal, agar lebih mudah memahaminya bisa perhatikan ilustrasi berikut ini :
B A B 9 S u b s t a n s i a l b i s n i s b e r b a s i s s y a r i a h | 215

Syirkah preneurship Mastery


Syirkahpreneurship merupakan bentuk kata turunan dari kata Syirkah dan
Entrepreneurship atau dengan kata lain syirkah preneurship ialah jiwa atau karakter
yang harus dimiliki seorang entrepreneur yang merintis, atau menjalankan suatu usaha
dengan berbasis syirkah yang sesuai dengan syariat Islam.
Syirkah preneur itu sendiri atau pengusaha adalah orang yang melakukan
kegiatan wirausaha dimana biasanya orang tersebut memiliki bakat dalam mengenali
produk baru, menentukan cara produksi baru, membuat standar operasional,
memasarkan produk, dan bisa mengatur modal untuk operasional.
Untuk bisa menjadi seorang syirkahpreneur, seseorang harus punya
kemampuan berfikir yang kreatif dan imajinatif saat melihat sebuah peluang usaha.
Selain itu, Seorang entrepreneur biasanya memberikan manfaat kepada orang lain di
sekitarnya melalui usaha yang dibangunnya. Dengan kata lain syirkahpreneur adalah
seorang yang memiliki keahlian dalam hal menyusun rencana dan sekaligus
mengeksekusi rencana bisnis tersebut yang awalnya konsep diatas kertas menjadi
sebuah bisnis yang benar-benar ada dan berwujud, bisa berjalan terus-menerus(Going
Concern) serta memberikan kebermanfaatan bagi sebanyak mungkin orang serta dalam
hal menjalankannya khususnya dalam hal operasional, keuangan dan permodalannya
dilakukan melalui syirkah atau kerja sama antara pengelola dengan investor yang sesuai
dengan syariat Islam.
Dalam masyarakat seorang syirkah preneur sering disamakan dengan seorang
pedagang, padahal jika kita cermati lebih dalam lagi syirkah preneur itu berbeda sekali
dengan berdagang atau pedagang. Dalam entrepreneur pasti ada aktifitas jual beli
(berdagang), sedangkan berdagang ya cuma ada barang, diberi margin lalu dijual. Tanpa
konsep, tanpa target dan tanpa perencanaan yang lainnya. Fokus pedagang lebih ke
omset dan laba jangka pendek, sedangkan syirkah preneur lebih berfokus kejangka
panjang, lebih peduli pada perubahan di sekitar dan mengejar passion untuk mencapai
tujuan akhir yang memberikan kesenangan dan kepuasan. Syirkah preneur kurang
tertarik pada keuntungan secara finansial, tapi mereka fokus dalam mengembangkan
produk/jasa yang akan mereka tawarkan.
Seorang syirkah preneur akan mengubah barang biasa menjadi barang yang luar
biasa. Produknya selalu diingat oleh customer dan ia memiliki menejemen bisnis yang
sangat rapi. Tentunya dengan melalui berbagai proses yang berdarah-darah yang jelas
jarang diikuti pedagang biasa. Orang-orang seperti ini juga selalu update dengan
perkembangan jaman dan selalu belajar tanpa mengkambing hitamkan keadaan,
karyawan, pasar, apa lagi pemerintah.
B A B 9 S u b s t a n s i a l b i s n i s b e r b a s i s s y a r i a h | 216

Seorang Syirkah preneur atau entrepreneur berbasis syirkah berfikir dan


berfokus jauh kedepan hingga ke akhirat kelak, mindset seorang syirkah preneur
mengharuskan bisnis yang ia jalankan bukan hanya berhasil dalam hal segi duniawi saja
seperti omset dan laba yang terus meningkat, cabang dan unit usaha terus bertambah
dan indikator-indikator kesuksesan duniawi lainnya namun juga berfokus pada akhirat
dimana semua yang sudah ia lakukan dapat dipastikan akan dimintai
pertanggungjawabannya kelak di yaumil hisab termasuk bagaimana cara memperoleh
rezeki dari sumber yang halal atau yang haram termasuk digunakan untuk apa tidak
yang kecil maupun yang besar semuanya tercatat dalam kitab amal :

Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang bersalah ketakutan
terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: "Aduhai celaka kami,
kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar,
melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka
kerjakan ada (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang juapun"
(QS : Al-Kahfi [18] : 49)

Inilah yang menjadi pembeda utama antara entrepreneur biasa dengan


seorang syirka preneur, mereka benar-benar sangat berhati-hati dalam menjalankan
usahanya agar usahanya tidak bercampur dengan harta haram yang memiliki dampak
merusak terhadap semua aspek kehidupanya, seperti yang sudah dijelaskan dibagian
pertama.
Berhati-hati disini maksudnya mereka selalu memastikan semua operasional
bisnisnya dari hulu sampai ke hilir benar-benar sesuai dengan syariat Islam, baik dari
segi cara memperolehnya misalnya dalam aspek permodalannya mereka sangat
menghindari sumber yang haram seperti meminjam dari bank konvensional ribawi,
menjauhi asuransi yang didalamnya ada riba, gharar dan judi, walaupun ikut asuransi
namun hanya sebatas formalitas mengikuti aturan pemerintah saja, namun semua
aspeknya tidak mereka manfaatkan sama sekali karena khawatir dampak haram dari
asuransi tersebut masuk ke aspek bisnisnya. Kemudian juga dari segi zatnya, bidang
usaha yang mereka jalankan harus selalu bergerak dibidang yang di halalkan oleh
syariat Islam.
B A B 9 S u b s t a n s i a l b i s n i s b e r b a s i s s y a r i a h | 217

Para syirkahpreneur selalu menyadari bahwa sejak nabi adam hingga manusia
sekarang tidak ada seorangpun yang hidup abadi atau hidup selama-lamanya didunia
ini, dimana semua yang bernyawa pasti akan merasakan kematian sebagaimana firman
Allah Subhanahu wa ta'ala berikut ini:

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat
sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan
dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu
tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.
(QS: Ali-Imran [3] : 185)

Inilah alasan yang kuat mengapa para syirkahpreneur sangat berhati-hati ketika
menjalankan usaha syirkahnya, karena didalam mindsetnya telah tertanamkan bahwa
dalam mengelola usaha syirkahnya full diniatkan untuk ibadah kepada Allah Subhanahu
wa ta'ala, dan memperbanyak bekal ketika menghadapi kehidupan setelah kematian
yang sangat panjang sekali dimana 1 hari diakhirat setara dengan 1000 tahun didunia,
tentunya untuk mengarungi perjalanan yang begitu jauh dan lama tersebut diperlukan
bekal yang banyak juga, dimana sebaik-baik bekal adalah takwa.
Sehingga akan berdampak pada pengelolaan usaha syirkahnya akan benar-
benar menjaga amanah yang diberikan oleh investor kepadanya dengan seoptimal
mungkin, keputusan yang diambilnya benar-benar keputusan yang terbaik bagi semua
pihak dalam usaha syirkah tersebut, bukan yang terbaik untuk kepentingan pribadinya
ataupun untuk kepentingan-kepentingan tertentu yang mengakibatkan satu pihak atau
lebih dalam syirkah tersebut ada yang dirugikan karena keputusannya tersebut. Jika ini
benar-benar tertanamkan dalam mindset pengelola maupun investor dalam syirkah
maka akan menjadi bahan bakar utama untuk meraih kesuskesan sejati dalam
menjalankan suatu usaha syirkah. Untuk bisa menumbuhkan jiwa entrepreneurship
pada seseorang yang menjalankan usaha syirkah setidaknya seseorang tersebut harus
memiliki keterampilan dan pengetahuan dalam hal pengelolaan suatu bidang usaha
tertentu yang terdiri dari 4 aktivitas inti tersebut, mulai dari marketing, operasional,
keuangan hingga SDM. Dimana yang lebih di khususkan adalah pengeloaan operasional
dari bidang usaha syirkah tersebut, apakah di bidang pertanian,peternakan,
kontrusksi,pendidikan dan sebagainya, agar usaha syirkah bisa berjalan secara optimal
maka pengelola syirkah diharuskan paham betul tentang seluk beluk operasional yang
jadi bidang usahanya, karena jika hal ini tidak ada maka kemungkinan syirkah gagal
berjalan, atau berhenti/dibubarkan ditengah jalan sangat tinggi.
B A B 9 S u b s t a n s i a l b i s n i s b e r b a s i s s y a r i a h | 218

Selain kemampuan dan pengetahuan yang jadi bidang usaha syirkahnya


tersebut, seorang pengelola syirkah juga agar jiwa entrepreneurshipnya bisa benar-
benar hadir dan terinternalisasi dalam mindsetnya, diperlukan kemampuan lainnya
yang disebut meta kognitif, atau kemampuan berpikir yang tidak terlihat namun dapat
dirasakan wujudnya yaitu keberanian (Caurage), Kepercayaan (Credibility), kreatif
(Creativity), Jaringan (Conectivity), dan ketekunan (Consistency).
Kelima hal ini akan menjadi faktor pengali dari kemampuan dan pengetahuan
akan bidang usaha syirkah yang dijalankannya yang dimiliki oleh seorang pengelola
syirkah, karena jika seseorang hanya sebatas ahli dalam hal teknis pengelolaan syirkah
saja, besar kemungkinan jiwa entrepreneur pada seseorang tersebut tidak akan benar-
benar muncul, dan tidak jarang juga orang yang hanya sebatas memiliki skill dan
pengetahuan teknis saja tanpa dibarengi dengan 5 hal tadi hanya akan menempati
quadran kiri saja, yaitu sebagai karyawan atau seorang profesional, untuk bisa
melangkan ke quadran kanan dalam cash flow quadran yang di buat oleh Robert T
Kiyosaki, skill dan pengetahuan teknis tersebut baiknya harus di ikuti oleh 5 hal yang
telah disebutkan sebelumnya karena bisa menjadi faktor kali yang luar biasa terhadap
skill dan pengetahuan teknis yang telah dimiliki. Untuk lebih mudahnya jiwa atau
karakter entreprenership tersebut akan benar-benar hadir dalam mindset seorang
syirkah preneurship melalui persamaan berikut ini:
B A B 9 S u b s t a n s i a l b i s n i s b e r b a s i s s y a r i a h | 219

Memahami Pentahapan dalam Bisnis


Penting bagi syirkahpreneurship untuk memahami tahapan-tahapan
pembangunan bisnis berbasis syirkah, apalagi bagi seseorang yang menjalankan bisnis
baru, pengetahuan akan pentahapan bisnis akan membantu kita memahami apa yang
harus kita lakukan. Ada fenomena berulang yang kerap terjadi pada organisasi bisnis
berbasis syirkah yaitu setelah berhasil mendevelop sebuah produk dan berkembang
pesat, tak sedikit dari mereka yang gulung tikar dalam waktu yang cepat pula, atau
setidanya jalan ditempat mundur tidak majupun tidak. Salah satu penyebabnya ialah
ketidakbertahapan proses pembangunan bisnis yang dilakukan. Secara sederhana
tahapan proses pembangunan bisnis dilakukan secara 3 tahap meliputi:
B A B 9 S u b s t a n s i a l b i s n i s b e r b a s i s s y a r i a h | 220

Starting The Business


Pada tahap ini suatu usaha berbasis syirkah berada pada fase yang rawan
karena, difase memulai ini banyak sekali kemungkinan-kemungkinan kegagalan yang
bisa tercipta tanpa diketahui terlebih dahulu sebelumnya. Agar bisa melalui fase ini
dengan lancar tanpa kendala berarti, pertama-tama kita harus berusaha memvalidasi
value dari produk bisnis berbasis syirkah kita, apakah produk tersebut sudah benar-
benar memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar atau belum, serta harga dari produk
kita apakah sudah sebanding dengan value yang kita berikan, yang di indikasikan
dengan terjadinya transaksi, kemudian pembeli tersebut kembali lagi membeli produk
kita atau dengan kata lain telah terjadi repeat order. Ketika kedua hal tersebut terjadi
di fase-fase awal memulai bisnis ini, maka value dari produk yang kita jual telah
tervalidasi oleh pasar, atau sudah ada titik temu antara value dari produk yang kita jual
dengan kebutuhan dan keinginan konsumen.
Misalkan anda ingin memulai bisnis menjual martabak, maka tugas pertama
anda adalah menghadirkan martabak yang layak dibeli oleh masyarakat baik dari segi
rasa,kualitas bahan maupun harga jualnya, kemudian setelah mereka beli, kita harus
memastikan agar mereka kembali membeli, ketika mereka membeli lagi maka value
dari martabak tersebut tervalidasi dan bisa naik ke tahap berikutnya. Pada tahap ini
anda telah berhasil value yang kuat pada produk martabak anda.
Setelah validasi value terlewati, di fase awal membangun bisnis secara syariah
tanpa riba, tanpa bank dan tanpa akad bathil melalui syirkah berikutnya ialah fokus
terlebih dahulu untuk menghasilkan transaksi sebanyak mungkin, dengan kata lain
arahkan fokus terlebih dahulu terhadap transaksi sehingga ada cash flow atau aliran
uang masuk terhadap bisnis anda di fase-fase awal ini. Seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya dalam fase awal ini fase yang sangat rawan yang bisa menentukan apakah
sebuah bisnis berbasis syirkah bisa terus berlanjut atau malah berhenti ditengah jalan,
maka dalam menjalani fase yang rawan ini tentunya aliran “darah segar” atau cashflow
dari penjualan sangat dibutuhkan sekali agar bisa berlanjut ke fase kedua dalam
tahapan pembangunan bisnis berbasis syirkah ini.

Running The Business


Pada tahapan kedua ini fokus pengelola syirkah harus lebih maju kedepan lagi
dari yang asalnya fokus ke transaksi menjadi fokus ke bagaimana agar bisnis bisa
tersistematisasi sehingga bisa berjalan auto pilot, dalam artian ketika suatu waktu
pengelola syirkah tidak bisa menjalankan pengelolaan syirkah seperti biasanya, usaha
syirkah tersebut tetap bisa berjalan karena sudah tersistem, sehingga sangat
mengurangi ketergantungan terhadap pengelola syirkah. Singkatnya pengelola syirkah
B A B 9 S u b s t a n s i a l b i s n i s b e r b a s i s s y a r i a h | 221

harus mulai berpikir bagaimana agar proses bisnis dapat berjalan diatas sistem yang
telah mapan, ada sistem, ada manusia, dan ada budaya organisasi.
Ada sistem yang bisa menggerakan empat aktivitas bisnis inti sebagaimana
yang telah dijelaskan sebelumnya yang terdiri dari marketing, operasional, keuangan,
dan SDM atau sumber daya manusia yang menggerakan seluruh sumber daya yang ada
di organisasi bisnis berbasis syirkah tersebut dari A s/d Z.
Salah satu caranya bisa dengan mulai merancang sebuah standar operasional
prosedur atau yang lebih dikenal dengan SOP bagi semua karyawan yang bekerja di
organisasi bisnis berbasis syirkah tersebut. Baiknya SOP tersebut dibuat walaupun
dengan tujuan untuk sistematisasi tapi jangan terlalu kaku juga, tetap harus
mengedepankan flexibilitas, hal ini diperlukan agar semua karyawan tidak bekerja
seperti robot tapi walaupun ada SOP karyawan tersebut tetap masih diberi ruang untuk
melakukan penyesuaian dan improvisasi sesuai dengan keadaan di lapangan. Inilah
beberapa kunci dari sistematisasi bisnis yaitu adanya SOP, termasuk prosedur
pencatatan untuk setiap transaksi bisnis yang terjadi, adanya struktur organisasi yang
memisahkan wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing divisi hingga masing-
masing karyawan serta adanya SDM yang terampil atau cakap sesuai dengan bidang
perkerjaanya masing-masing.
Selanjutnya ada budaya yang mengikat manusia dengan sistem tersebut. Ada
kesepahaman atas nilai-nilai yang dianut, Apakah ini pastas dilakukan atau tidak,
apakah hal tersebut melanggar etika atau tidak. Organisasi bisnis yang benar harus
membangun sense of belong bersama atau rasa memiliki terhadap organisasi, hal ini
selain berguna untuk sistematisasi bisnis, juga sangat berguna untuk meningkatkan
loyalitas karyawan terhadap organisasi.
Salah satu caranya untuk menghadirkan sense of belong di dalam organisasi
ialah sebisa mungkin untuk melibatkan karyawan dalam setiap pembuatan kebijaakan
ataupun aturan termasuk perancangan target dan strategi bisnis, serta sebisa mungkin
berikan ruang kepada karyawan untuk mengekplorasi kemampuan bakatnya melalui
pekerjaan yang dia kerjakan dalam artian tidak terlalu membuat aturan atau batasan-
batasan yang kaku yang bisa menghalangi gerak setiap karyawan untuk bisa
mengekpresikan bakat dan kemampuan yang dimilikinya yang pada akhirnya dengan
sendirinya karyawan tersebut akan memberikan kemampuan terbaiknya untuk
organisasi bisnis berbasis syirkah tersebut.
Ukuran dari terlewatinya fase kedua dalam pentahapan pembangunan bisnis
secara syariah, tanpa riba, tanpa bank dan tanpa akad bathil berbasis syirkah ialah
berhasilnya seorang pengelola syirkah menjalankan bisnisnya secara otomasi atau auto
pilot tanpa memerlukan 100% kehadirannya.
B A B 9 S u b s t a n s i a l b i s n i s b e r b a s i s s y a r i a h | 222

Growing The Business


Setelah di tahap pertama fokus pada memvalidasi value dari produk yang anda
jual dan fokus pada terjadinya transaksi sebanyak mungkin, kemudian masuk ke fase
kedua dimana fokus pengelola syirkah sedikit maju kedepan yaitu fokus pada
otomatisasi bisnis sehingga memungkinkan bisnis berbasis syirkan tersebut bisa
berjalan secara auto pilot. Dan di fase yang ketiga ini yaitu growing business atau fase
membesarkan bisnis.
Pada fase ketiga ini fokus pengelola harus sudah berada pada bagaimana agar
bisnis bisa terus tumbuh membesar, bisa dengan exspansi bisnis, membuka cabang
baru, merncang varian produk baru, dan hal-hal sejenisnya yang bisa membuat bisnis
berbasis syirkah tersebut terus tumbuh semakin membesar. Agar fase ke tiga ini
berjalan sesuai dengan yang diharapkan maka salah satu kunci keberhasilannya adalah
ada di fase yang kedua, karena difase ke tiga ini aktivitas yang lebih ditekankannya ialah
menduplikasi bisnis yang sudah tersisistem, sudah bisa auto pilot sudah bisa berjalan
sendirinya tanpa 100% kehadiran pengeloa syirkah.
Duplikasi berarti melakukan penggandaan, sehingga jika ditahap dua
sistematisasinya masing banyak bolong-bolongnya atau belum begitu kuat, namun
buru-buru berlanjut ke fase tiga, maka yang terjadi adalah menduplikasi sistem yang
rapuh yang memiliki kemungkinan besar menimbulkan penyakit-penyakit baru yang jika
tidak segera teratasi maka bisa menyebabkan akibat yang fatal bahkan bisa
menyebabkan usaha berbasis syirkah anda bisa berhenti ditengah jalan. Dan ini sudah
banyak kejadian di beberapa praktisi syirkah dimana ketika usahanya baru ada satu
usahanya stabil bahkan omsetnya terus tumbuh, namun ketika membuka cabang ke
dua, ketiga dan keempat malah yang terjadi sebaliknya menjadikan peforma bisnis
tersebut menurun drastis. Salah satu penyebab utamanya ialah terlalu terburu-buru
Dengan dilakukan memasuki fase ke tiga namun di fase ke duanya sebenarnya
masih belum terlalu matang atau siap untuk dilakukan
syirkah pada fase ke
duplikasi sistem bisnis yang dilakukan di fase tiga growing
tiga ini akan sangat business ini.
membantu dalam Memang idealnya suatu usaha berbasis syirkah
hal percepatan dimana sudah mulai mencari investor, sudah banyak dana
pertumbuhan bisnis yang masuk dari investor ialah pada tahap ini yaitu tahap
menjadi lebih besar expansi karena usaha berbasis syirkah pada tahap ini sudah
sampai atau dikatakan sudah matang sudah melewati fase
dan lebih kuat.
kritis di fase pertama dan kedua, yang tentunya dengan
dilakukan syirkah pada fase ke tiga ini akan sangat
membantu dalam hal percepatan pertumbuhan bisnis
menjadi lebih besar dan lebih kuat.
B A B 9 S u b s t a n s i a l b i s n i s b e r b a s i s s y a r i a h | 223

Permasalahan yang sering dihadapi terkait Pentahapan


Bisnis
Dalam praktik membangun bisnis secara syariah, tanpa riba, tanpa bank dan
tanpa akad bathil berbasis syirkah, apalagi yang benar-benar baru terjun ke dunia
syirkah ini kemungkinan besar dalam proses perjalanannya mengalami berbagai
hambatan dan rintangan terlebih lagi terkait permasalahan-permasalahan terkait
pentahapan bisnis seperti yang sudah dijelaskan, permasalahan -permasalahan
tersebut diantaranya ialah:

1. Value Produk belum tuntas


Banyak yang masih bingung mengapa saat perusahaan sudah di sistematisasi
dengan benar, penjualan dan profit tidak juga menunjukan angka yang
membahagiakan, padahal berbagai cara telah ditempuh mungkin termasuk telah
mendatangkan konsumen bisnis yang ahli merancang sistempun, ternyata hasilnya
masih tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Pertanyaannya produknya layak jual atau tidak? Dan lagi-lagi hal ini sangat
berkaitan erat dengan validasi value produk yang belum benar-benar dituntaskan,
karena jika hal ini terjadi biaya-biaya yang telah dikeluarkan untuk mensistematisasi
bisnispun akan sia-sia belaka jika validasi value produknya belum begitu tepat dengan
kebutuhan, ataupun keinginan pasar, atau juga bisa jadi kurangnya edukasi dari value
produk anda terhadap pasar.
Mungkin sebenarnya value produk anda bisa menjadi solusi atas
permasalahan yang sedang dihadapi target pasar yang telah dibidik sebelumnya,
namun pasar masih belum menyadari terhadap solusi yang bisa menyelesaiakan
permasalah-permasalahan mereka dengan value dari produk yang anda tawarkan.
Jika ini terjadi maka solusi yang bisa diberikannya ialah melakukan edukasi
besar-besaran terhadap pasar tentang spesifikasi,kegunaan termasuk manfaat nyata
dari produk anda ke pasar, bisa dengan membuat video tutorial iklan yang menjelaskan
cara pakai dan keguanaan produk anda, yang bisa anda share di media sosial ataupun
bisa menggunakan iklan berbayar. Bisa juga dengan mengadakan traning-traning online
gratis, mengadakan workshop,pameran ataupun seminar yang didalamnya
menjelaskan tentang value dari produk anda ke target pasar anda selengkap-
lengkapnya. Cara lainnya bisa dengan meng hire influencer-influencer tertentu yang
berhubungan dengan produk anda yang membantu memberikan edukasi terhadap
value produk anda.
B A B 9 S u b s t a n s i a l b i s n i s b e r b a s i s s y a r i a h | 224

Jika semua telah dilkakukan namun tetap tidak memberikan dampak yang
signifikan terhadap angka penjualan anda berarti permasalahannya bukan dari segi
kurangnya edukasi melainkan memang ada masalah dari value produknya, maka cara
efektif mengatasi permasalahan ini bisa dengan terus-menerus melakukan perbaikan
terhadap value atau langkah ekstrimya bisa mengganti produk anda dengan produk
yang memiliki value yang bisa diterima atau diminati oleh pasar.
Terus tanyakan kepada diri anda sendiri atau kepada tim anda apa alasan
sekiranya membuat orang mau membeli produk kita? Mengapa orang lain harus
membeli kepada saya tidak kepada orang lain? Jika yang lain bisa menghadirkan produk
yang sama seperti ini, apa sekiranya nilai unik yang bisa saya tambahkan? Masalah
seperti ini kerap terjadi pada pembisnis berbasis syirkah pemula yang memang dari
awal sudah memiliki modal yang besar baik dari pribadinya, dari investor atau dari
sumber lainnya seperti jual warisan, ataupun menabung dari gaji saat memulai bisnis
berbasis syirkah, kelompok ini terjebak dalam pernak-pernik membangun sistem, tanpa
pernah menguji potensi pasar.

2. Langsung Growing
Kasus berikut biasa terjadi dikarenakan melompatnya seorang syirkahpreneur
ke tahapan growing tanpa didahului membangun sistem. Misalnya jika anda membuat
outlet baso, ketika outlet baso belum memiliki sistem kasir yang benar, lalu kemudian
anda duplikasi hingga 30 cabang, maka anda sedang menduplikasi 30 penyakit.
Anda harus pastikan kasir bekerja dalam kontrol sistem, bukan lagi pada
landasan kejujuran. Anda harus pastikan transaksi harus tercatat dalam digital. Sistem
struk, sistem kasir yang terkoneksi dengan inventory dapur atupun gudang, itulah yang
dimaksud dengan tersistem. Banyak syirkahpreneur yang senang akan gegap gempitnya
perluasan dan pembesaran bisnis, tanpa memahami resiko atas “meluas” dan
“membanyak”.

3.Melakukan Financing di fase Penuh Resiko


Seperti yang pernah dijelaskan sebelumnya bahwa fase syirkah atau fase
masuknya modal dari investor syariah ialah pada fase ke tiga dimana usaha telah
mengalami kesetabilan. Ditahap-tahap awal merintis, seperti yang telah dijelaskan
dibagian satu tentang belajar bagaimana memulai syirkah dari sahabat Rasulullah, yaitu
Abdurahman bin Auf bahwa diawal-awal merintis bisnis baiknya bisa dilakukan dengan
memilih bidang bisnis yang modal awalnya kecil atau kalau bisa mencari yang tanpa
modal sama sekali seperti diawali dengan menjadi seorang reseller terlebih dahulu,
B A B 9 S u b s t a n s i a l b i s n i s b e r b a s i s s y a r i a h | 225

sambil kita melakukan riset kecil-kecilan terhadap kecocokan value sebuah produk
dengan kebutuhan atau keinginan pasar.
Jikapun ingin memaksakan memulai bisnis dengan modal besar baik dari kas
pribadi ataupun dari investor syariah, baiknya benar-benar direncanakan sematang
mungkin yang mengenai cara merancang rencana bisnis secara matang akan dijelaskan
lebih lanjut di bab setelah bab ini tentang merancang blue print syirkah dan merancang
business plan syirkah yang ada di bab 10 dan bab 11.

4.Kesulitan Membangun Manusia


Ketika bisnis hanya melayani sedikit manusia, tentu kita masih sanggup
mengerjakannya sendiri. Namun bagaimana jika market membesar? Tentu kita butuh
tim dalam menjalankan bisnis kita. Mari kita resapi bersama : Anda pemilik bisnis, tentu
memiliki semangat yang keras untuk membangun bisnis anda, lalu bagaimana dengan
mereka yang anda gaji dengan angka fix setiap bulannya? Disinilah tantangan seorang
syirkahpreneur. Bagaimana membangun sistem yang fair dan fit untuk anggota tim.
Bagaimana menghadirkan tim yang memiliki spesifikasi yang kita butuhkan.Bagaimana
membangun budaya kerja yang positif di organisasi.

5.Ekpansi Tanpa Riset


Growing adalah tentang perluasan dan memperbanyak cabang. Mengapa
meluas dan semakin banyak ? Karena ada keinginan dari suatu bisnis berbasis syirkah
untuk melayani market dalam jumlah yang lebih banyak. Pertanyaanaya adalah:
✓ Sudahkan organisasi bisnis melakukan riset atas pasar?
✓ Apakah titik tempat cabang yang baru tersebut memiliki potensi pasar?
✓ Apakah posisi calon toko yang baru memiliki traffic yang menjanjikan?
✓ Berapa potensi pasar di area baru tersebut?

Intinya ketika ingin memutuskan untuk melakukan expansi bisnis baiknya atau
mungkin wajib di dasarkan pada data hasil observasi ataupun riset terlebih dahulu,
diakrenakan resiko ketika melakukan expansi berbanding lurus dengan hasil yang akan
di capai yaitu lumayan besar juga, sehingga jika kurang hati-hati besar kemungkinan
omset anda bisa turun drastis dan kemungkinan-kemungkinan yang tidak di inginkan
lainnya yang mungkin hadir karena melakukan expansi tanpa data dan tanpa riset ini.
B A B 9 S u b s t a n s i a l b i s n i s b e r b a s i s s y a r i a h | 226

Ilusi kestabilan Bisnis


Dalam kamus besar bahasa Indonesia(KBBI), stabil diartikan dengan kondisi
yang tetap, tidak goyah,tidak naik turun, tenang, mantap dan kukuh. Maka definisi
bisnis yang stabil adalah bisnis yang tetap,konstan tidak goyah, mantap dan kukuh. Dari
definisi tersebut marilah kita lihat dunia bisnis berbasis syirkah secara jujur dan objektif.
Begitu pula dalam membangun bisnis secara syariah melalui syirkah mayoritas
pembisnis ketika telah mencapai fase ketiga yaitu growing business, sudah merasa
bisnisnya stabil dan terlalu asik dengan kestabilan bisnisnya hingga terjebak dalam yang
namanya zona nyaman. Padahal kestabilan dalam bisnis nyaris tidak ada atau hanya
ilusi atau juga seperti fatamorgana ditengan gurun pasir karena di dunia ini hampir
semuanya selalu berubah, yang tidak pernah berubah hanya satu yaitu perubahan itu
sendiri ia akan selalu ada, dalam artian hampir semua bidang bisnis, mulai dari
teknologi, tren pasar, hingga permintaan pasar semuanya selau berubah dan terus
menguapdate melakukan perbaikan-perbaikan secara terus menerus.
Contohnya Microsoft, salah satu software komputer yang paling populer dan
digunakan hingga sekarang, mulai dari peluncurannya yang pertama kali hingga
sekarang, hampir selalu terus berubah melakukan perbaikan yang terus menerus, mulai
dari windows 9, windows xp hingga sekarang yang terbarunya yaitu windows 10 yang
juga hampir setiap bulannya selalu ada pembaharuan-pembaharuan, begitu pula
dengan microsoft word,excel, power point, dan produk-produk microsoft sejenisnya
hampir selalu di update melakukan pembaharuan.
Ini merupakan contoh yang baik untuk menjelaskan ilusi dari kestabilan bisnis,
bahwa ketika seorang syirkahpreneur menganggap bisnisnya sudah stabil dan terjebak
dalam zona nyaman biasanya sudah merasa nyaman hingga tidak mau lagi berinovasi
menyesuaikan dengan perkembangan zaman, yang jika ini dibiarkan terus-menerus,
maka yang akan terjadi ialah bisnis yang dianggap stabil tersebut akan tersalip oleh
kompetitior yang selalu konsisten melakukan inovasi dan pembaharuan baik terhadap
value produknya, layanan, hingga manajemen bisnisnya.
B A B 9 S u b s t a n s i a l b i s n i s b e r b a s i s s y a r i a h | 227

Contoh lain lagi yang bisa menjelaskan akan hal ini ialah perusahaan raksasa telepon
seluler yaitu Nokia, yang menjadi market leader yang puncaknya di sekitar tahun 2006
an. Brand Nokia sudah menggangap bisnisnya stabil dan merasa nyaman dengan
Operating Syistemnya symbyan, ketika ada developer software baru yang menawarkan
OS smartphone yang lebih maju dan inovatif, nokia menolaknya karena sudah merasa
nyaman dengan kestabilan bisnis dengan OS miliknya. Dan dalam kurun waktu
beberapa tahun kedepan brand Nokia dengan kstabilan bisnisnya akhirnya tersalip
dengan sistem operasi Android yang jauh lebih inovatif, kemudahan penggunaan dan
lebih bisa memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar.
Pelajaran yang bisa diambil yaitu ketika kita merintis usaha berbasis syirkah,
baiknya tidak terjebak dengan ilusi kestabilan bisnis ini, teruslah mengupdate value
produk, layanan ataupun manajemen pengelolaan bisnis berbasis syirkahnya hingga
bisa terus beradaptasi dengan perkembangan zaman khususnya perkembangan
teknologi yang pertumbuhannya begitu sangat cepat di beberapa tahun terakkhir ini.
BAB 10 Merancang blueprint Bisnis Syariah | 228

S
etelah mempelajari substansial bisnis berbasis syirkah di bab sebelumnya, yang
membahas secara garis besarnya bagaimana suatu bisnis berbasis syrikah bekerja.
Dimana pemahaman tersebut sangat dibutuhkan sebagai dasar pijakan yang sangat
kuat untuk melangkah ke bab-bab selanjutnya di buku Understanding Syirkah ini,
khususnya di bab 10 ini tentang bagaimana merancang sebuah blueprint atau cetak biru
yang bisa mempermudah dalam merancang rencana bisnis berbasis syirkah, atau yang
lebih dikenal dengan Business plan Syirkah yang nanti akan dibahas secara detail di bab
11 tentang bagaimana merancang dan membuat suatu perencanaan bisnis berbasis
syirkah.

Manfaat Merancang Blueprint Syirkah


Blueprint atau cetak biru didefinisikan sebagai kerangka kerja terperinci yang
bisa dijadikan dasar dalam perancangan kebijakan atau keputusan untuk mencapai
tujuan atau sasaran tertentu, penyusunan strategi, pelaksanaan program dan fokus
kegiatan serta langkah-langkah atau implementasi yang harus dilakukan oleh seseorang
atau divisi tertentu.
Jika dihubungkan dengan merancang blueprint syirkah maka bisa di artikan
dengan usaha untuk merancang suatu kerangka kerja yang bisa digunakan untuk
mempermudah penyususunan dan pelaksanaan strategi untuk mencapai suatu tujuan
tertentu, yang dalam hal ini yaitu membangun bisnis secara syariah tanpa riba,tanpa
bank dan tanpa akad bathil melalui syirkah.
Jadi blueprint ini sangat membantu para syirkahpreneur ketika ingin membuka
project syirkah baru, dan biasanya blueprint adalah sesuatu yang dibuat sangat awal
sekali sebelum melangkah ke langkah-langkah strategic lainnya lagi seperti tahap
perncanaan yaitu membuat business plan syirkah, mempresentasikan business plan
tersebut kepada investor , hingga tahap eksekusi atau tahap melaksanakan apa yang
BAB 10 Merancang blueprint Bisnis Syariah | 229

telah direncanakan di dalam business plan tersebut, hingga menjadi project syirkah
yang benar-benar berjalan sesuai dengan rencana yang telah dibuat serta sesuai
dengan harapan semua pihak yang melakukan kerjasama bisnis melalui syirkah.
Dengan adanya blueprint syirkah ini menjadikan seorang syirkahpreneur
dalam mengelola usaha syirkahnya menjadi mempunyai suatu acuan atau haluan yang
bisa membimbingnya ketika mengelola suatu bisnis berbasis syirkah dan bisa
memperkecil kemungkinan gagalnya suatu usaha syirkah, gagal disini bisa dalam artian
usaha syirkah tersebut berjalan tidak sesuai dengan harapan sebelumnya, target
penjualan yang di capai sangat berbeda dengan target penjualan yang direncanakan
ataupun usaha syirkah tersebut dibubarkan di tengah jalan sebelum mencapai tujuan
yang diinginkan.
BAB 10 Merancang blueprint Bisnis Syariah | 230

3 Faktor teratas penyebab Kegagalan Syirkah


Menurut 100firsthit.com kesalahan terbesar para pembisnis termasuk
pembisnis berbasis syirkah atau syirkahpreneur menyampaikan 10 kesalahan terbesar
banyak pengusaha pemula dalam membangun dan mengembangkan bisnisnya. Bahkan
mungkin bisa jadi hal tersebut merupakan kesalahan para syrikahpreneur kelas
menengah keatas, yang di sini saya tidak akan menjelaskan semuanya, saya hanya akan
menjelaskan 3 faktor teratas penyebab gagalnya para syirkahpreneur pemula dalam
membangun bisnis berbasis syirkahnya.
1. Menyediakan sesuatu yang tidak diinginkan Pasar
Building something nobody wants atau merancang suatu produk yang sama
sekali tidak dibutuhkan atau di inginkan oleh pasar dengan kata lain perancangan
produk bisnis tersebut terlalu didasarkan pada hasrat atau pashion seorang pengelola
syirkah tanpa mempertimbangkan permintaan pasar. Hal ini menurut survei yang di
lakukan oleh 100hits.com memiliki score 300 atau 36% dari keseluruhan secore yang
nilai dalam survei ini dan menempati posisi pertama dari 9 peyebab lainnya yang bisa
meninmbulkan kegagalan pada fase merintis suatu bisnis tertentu.
Pelajaran yang bisa diambil dari hasil survei ini ialah pentingnya merancang blueprint
suatu usaha syirkah khususnya tentang rancangan produk yang akan dibuat dan
nantinya akan ditawarkan kepada pasar. Dengan adanya blueprint usaha syirkah kita
dapat mengantisipasi dari menerancang atau menyediakan produk yang tidak atau
kurang diminati pasar sejak awal, karena ketika kita merancang blueprint syirkah
tentang rancangan produk syirkah pastinya akan didasarkan pada riset pasar terlebih
dahulu, untuk melihat secara gambaran besar tentang produk yang akan kita tawarkan
apakah pasar memang benar-benar membutuhkan atau menginginkan produk ini
ataukah sebaliknya.
BAB 10 Merancang blueprint Bisnis Syariah | 231

Jika pada tahap riset pasar tersebut bisa dengan wawancara dengan beberapa
koresponden atau juga dengan kuisoner, menghasilkan suatu informasi bahwa ternyata
rancangan produk usaha syirkah tersebut memang sedang benar-benar dibutuhkan dan
di inginkan oleh, maka berarti value dari produk kita telah tervalidasi, dan bisa
melangkah ke tahap selanjutnya, namun jika hasilnya sebaliknya baiknya dipikirkan
ulang mengenai rancangan produknya apakah ada yang masih perlu diperbaiki,
ditambahkan atau dikurangi atau mungkin di ganti dengan produk lain yang lebih bisa
diterima oleh pasar. Dalam proses ini biasanya terjadi dalam kurun waktu yang panjang
dan jarang yang sekali coba merancang produk langsung bomming di pasar, melainkan
hasil dari percobaan demi percobaan hingga menemukan komposisi yang tepat antara
value produk dengan permintaan dan kebutuhan pasar.

2. Salah Rekrut
Faktor penyebab gagalnya suatu bisnis pada tahap awal-awal membangun
bisnis ialah hiring poorly atau kesalahan dalam merekrut tim ataupun karyawan,, dan
ini sangat berkaitan erat dengan manajemen sumberdaya manusia ata SDM yang
merupakan aktivitas inti ke 4 dalam sistematisasi bisnis yang sudah di bahas di bab 9.
Dalam menjalankan suatu usaha syirkah hampir tidak mungkin bisa dilakukan
oleh 1 atau dua orang pengelola syirkah saja, dapat dipastikan semakin usaha
syirkahnya semakin besar, maka jumlah orang atau karyawan yang dibutuhkanpun
semakin banyak. Dan banyak sekali para pelaku bisnis tidak terlalu memerhatikan akan
hal ini padahal manajemen SDM khussunya tentang prekrutan karyawan sanga vital dan
fundamental sekali terhadap kesuksesan suatu usaha syirkah yang dibangun.
“Manusia dulu, baru kita bicara tentang apa dan bagaimana” begitulah kalimat
tajam dari Jims Collins dalam buku “good to great”. Merekrut karyawan dalam usaha
berbasis syirkah bisa diibaratkan dengan gerakan revolusi bawah tanah, harus
memastikan bahwa setiap anggotanya siap dan mampu mengemban tugas yang
dikerjakan. Tak jarang, seleksi demi seleksi yang dilakukan sebuah gerakan untuk
mendapatkan anggota terbaiknya.
Begitu pula dengan bisnis berbasis syirkah, bisnis berbasis syirkah ialah sebuah
gerakan untuk meningkatkan per ekonomian umat Islam, yang di dalamnya ada gerakan
pelayanan market melalui produk baik barang maupun jasa yang anda tawarkan. Dan
untuk menggerakan itu semua termasuk sumber-sumber daya lain seperti
tanah,bangunan,peralatan,teknologi dan yang sejenisnya yang ada di organisasi bisnis
berbasis syirkah ialah semuanya digerakan oleh sumber daya manusia, jadi betapa
pentingnya tentang SDM ini.
BAB 10 Merancang blueprint Bisnis Syariah | 232

Maka untuk bisa merekrut SDM yang unggul maka perlu ada perencanaan yang
baik seperti job desk yang akan dikerjakan, kriteria-kriteria tetentu, pemberian gaji dan
bonus yang bisa membuat karyawan semakin produktif, serta penyusunan jenjang karir.
Semua itu bisa dicapai dengan baik jika ada perencanaan yang baik pula, oleh karena
itu salah satu manfaat lain dalam merancang blueprint syirkah ialah untuk
memudahkan dalam merekrut dan memperkerjakan karyawan yang sesuai dengan job
desk nya baik dari segi pengetahuan,keterampilan maupun attitute atau sikap. Karena
blueprint syirkah yang berisi kerangka dan haluan besar organisasi bisnis berbasis
syirkah bisa dijadikan acuan yang sangat baik dalam membuat perencanaan SDM ini
khususnya dalam perekrutan karyawan. Maka faktor kegagalan salah merekrut
karyawan bisa dihindari dengan membuat blueprint syirkah ini.

3. Fokus pengelola Syirkah yang menyebar


Inilah yang akan terjadi jika seorang syirkahpreneur menjalankan bisnis
berbasis syirkahnya tanpa membuat blueprint terlebih dahulu, langsung merancang
business plan atau yang paling extrem langsung melakukan eksekusi tanpa ada
blueprint ataupun business plan yang jelas, yaitu pengelola syirkah tersebut akan
menjadi kehilangan arah yang menyebabkan gagal fokus atau fokusnya terlalu
menyebar ke segala arah tanpa ada acuan atau haluan yang jelas.
Satu bidang bisnis belum stabil sudah membukan project syirkah baru di
bidang bisnis yang baru juga, sehingga tidak jarang ketika project syirkah sebelumnya
mulai terjadi permasalahan-permasalahan begitu juga di project baru di bidang bisnis
baru yag masih perlu pendampingan intensif, seorang pengelola syirkah atau
syirkahpreneur tersebut akan kewalahan dan jika terus berlanjut bukan tidak mungkin
salah satu atau kedua-duanya bisnis syirkah tersebut akan mengalami kemandegan
atau bahkan berhenti ditengah jalan, ini disebabkan fokus pengelola syirkah yang
terlalu menyebar yang diawali dari tidak membuat atau memiliki blueprint atau cetak
biru syirkah yang berisi kerangka kerja, acuan dan haluan yang jelas tentang arah bisnis
syirkah yang akan di bangun.
Maka dengan adanya blueprint atau cetak biru syirkah memungkinkan fokus
pengelola syirkah akan terjaga sehingga ketika pengelola bekerja, menyusun kebijakan
ataupun mengambil keputusan yang berkaitan dengan organisasi syirkah tersebut akan
mengacu pada blueprint yang telah disiapkan dan dirancang sebelumnya sejak awal
sekali sebelum melangkah ke pembuatan business plan syirkah, fokus pengelola akan
semakin terarah dan fokus pada tujuan utama dari membanguns bisnis berbasis syirkah
tersebut, yaitu untuk mencapai penguatan ekonomi umat Islam yang pada akhirnya
bisa menjadi salah satu wasilah atau jalan untuk meraih ridho dan cinta Allah
Subhanahu wa ta'ala.
BAB 10 Merancang blueprint Bisnis Syariah | 233

Secara garis besar langkah-langkah untuk menyusun blueptint atau cetak biru
syirkah ada 3 langkah besar, diantaranya (1) Fokus pada kekuatan, (2) Merancang
Business Model Canvas (3) Merancang Value Proposition Desain atau kanvas proposisi
nilai.

Langkah 1 : Menemukan dan Fokus Pada Kekuatan


Langkah paling pertama untuk bisa merancang blueprint syirkah ialah berfokus
pada kekuatan atau kelebihan yang kita miliki, namun agar kita bisa fokus terhadap
kekuatan yang ada pada diri kita selaku syirkahpreneur tentunya kita harus mengetahui
terlebih dahulu kekuatan kita ada di mana atau dibidang apa.
Allah Subhanahu wa ta'ala menciptakan manusia tidaklah sama persis atau
identik melainkan dengan keberagaman termasuk keberagaman dalam hal kelebihan
dan kekurangan yang ada pada diri seseorang, yang tujuan utamanya tidak lain agar kita
sesama manusia bisa bermuamalah atau saling tolong-menolong serta saling
melengkapi antara kekurangan dan kelebihan yang di miliki oleh masing-masing
individu.
Ada orang yang lebih ahli dan terampil ketika berhubungan dengan bidang
interpersonal atau berhubungan dengan orang lain, mudah bergaul, jago negosiasi dan
diplomasi, mempunyai empati yang tinggi dan kemampuan-kemampuan sosial lainnya
namun lemah di bidang yang mengharuskan memiliki daya kreativitas dan logika yang
tinggi seperti matematika,kimia ,fisika, akuntansi dan bidang-bidang lain yang
membutuhkan komplestifitas berpikir yang tinggi. Begitu pula sebaliknya ada orang
yang kuat di bidang yang membutuhkan kompleksitas berpikir yang kuat, namun lemah
ketika dihadapkan pada situasi yang mengharuskan berhubungan dengan orang lain.
Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya bahwa bisnis berbasis syirkah
akan tumbuh secara kuat, kokoh dan menguntungkan jika value dari produk yang
dihasilkan diterima oleh pasar dalam artian ada permintaan pasar terhadap value dari
produk yang kita tawarkan. Namun jika kita terus dan hanya berfokus pada permintaan
pasar saja maka suatu saat kita akan kewalahan karena keterbatasan sumber daya baik
itu kemampuan, pengetahuan maupun waktu yang dimiliki seorang syirkahpreneur
tersebut, dan besar kemungkinan bisnis berbasis syirkah tersebut akan dikendalikan
oleh pasar atau dikenal dengan istilah bisnis berdasarkan tren, misalnya sedang ramai
batu akik, ikutan dia membuka bisnis batu akik padahal dia sama sekali tidak ada
pashion ataupun mungkin pengetahuan dan keahlian di bidang tersebut, motivasi
utama beliau hanya ingin ikut tren pasar saja, dan mencoba meraup keuntungan dari
pergerakan tren pasar ini. Dan mode bisnis semacam ini mempunyai kecenderungan
BAB 10 Merancang blueprint Bisnis Syariah | 234

banyak dilakukan oleh pedagang dari pada pengusaha yang berfokus hanya pada
keuntungan jangka pendek.
Seperti yang dijelaskan di bab sebelumnya, bahwa
Bahwa pedagang pedagang dan pengusaha sangat berbeda sekali,
dan pengusaha pengusaha atau seorang pengusaha berbasis syirkah
yaitu syirkahpreneur lebih mempunyai visi jauh kedepan
sangat berbeda
dan selain mempunyai visi dan misi seorang
sekali, pengusaha syirkapreneur juga mempunyai idelisme tertentu,
atau seorang misalkan idealisme pencinta lingkungan, tipe
pengusaha berbasis syirkahpreneur dengan idealisme seperti ini dapat
syirkah yaitu dipastikan memilih bidang bisnis yang ada kaitannya
dengan pelestarian lingkungan, seperti membuka toko
syirkahpreneur
yang khusus menjual produk-produk organik tanpa
lebih mempunyai pupuk kimia, membuka bisnis pelatihan berkebun dan
visi jauh kedepan yang sejenisnya. Contoh lain lagi seorang
syirkahpreneur yang mempunyai idealisme anti riba
atau ekonomi syariah, dia akan memilih bidang bisnis yang ada hubungannya dengan
idealisme dari seorang syirkahpreneur tersebut. Hal semacam ini biasanya tidak dimiliki
oleh pedagang, pedagang fokus utamanya hanya kepada omset, penjualan dan hal-hal
lain yang bersifat keuntungan jangka pendek, oleh karena itu hal ini bisa menjadi faktor
pembeda utama antara seorang syirkahpreneur dan seorang pedagang.
Maka dari itu mengenal kekuatan yang ada dalam diri syirkahpreneur sangat
penting sekali untuk bisa mencapai tujuan syirkah yang di inginkan, bahkan jika seorang
syirkahpreneur telah benar-benar menyadari kekuatan yang ada pada dirinya, termasuk
passion dibidang apa, idelismenya seperti apa, visi dan misi hidupnya seperti apa akan
menjadikan bisnis syirkah yang dikelolanya bisa menjadi yang terbaik di bidangnya
tersebut sehingga bisa memancarkan sinar(menginspirasi) seperti bintang dimalam hari
kepada masyarakat luas. Hal ini bisa dicapai karena seorang syirkah preneur tersebut
telah menyadari keuatan yang ada dalam dirinya, kemudian fokus mengembangakan
kekuatan tersebut, dengan banyak belajar, berlatih dengan tekun dan sungguh-
sungguh.
Jika seorang syirkahpreneur telah mencapai titik ini yang akan terjadi ialah
bukan dia yang mencari permintaan pasar, melainkan dia sudah bisa membuat
permintaan pasar baru yang sebelumnya tidak terlihat atau tidak dimasuki oleh
syirkahpreneur-syirkahpreneur lain, sehingga akan sampai pada tahap dimana pasar
yang akan mencari-cari produk dari seorang syirkahpreneur tersebut, bukan lagi
syirkahpreneur yang sibuk mencari pasar atau mencari pelanggan yang akan membeli
produknya. Inilah pentingnya mengenal potensi kekuatan diri, dan berfokus
BAB 10 Merancang blueprint Bisnis Syariah | 235

mengembangkan kekuatan tersebut hingga pada titik sangat ahli bahkan bisa menjadi
yang terbaik di bidangnya dan menjadi bintang yang bisa memberikan cahaya inspirasi
kepada orang-orang disekitarnya, yang semuanya berawal dari mengenal diri anda
sendiri.

Mengenal diri Anda


“Bidang bisnis syirkah idaman lebih sering diciptakan ketimbang ditemukan, sehingga
bidang bisnis syirkah tersebut jarang bisa diperoleh melalui pencarian secara
konvensional. Untuk bisa menemukan atau menciptakan bidang bisnis syirkah idaman
dibutuhkan pengetahuan diri yang kuat..”

Ketika kita pernah mengalami kegagalan di bidang bisnis tertentu yang


membuat kita memikirkan masak-masak mengenai karier kita dan diri kita sendiri yang
mungkin tanpa ada kejadian kegagalan tersebut melakukan perenungan diri secara
ekstensif bisa menjadikan kita egois. Tetapi memikirkan diri sendiri tidak selalu
termasuk egois, karena keterkaitan dengan apa yang paling dibutuhkan dunia ini dari
anda. Terlebih lagi dengan merenung dalam-dalam mengenai siapa anda sebelum
kegagalan bisnis anda terjadi. Hal tersebut akan memberikan banyak manfaat bagi anda
maupun pelanggan anda, karena hal itu membantu mencegah padamnya semangat dan
kekecewaan. Ketika anda secara pribadi puas maka anda bisa lebih mampu lagi untuk
membantu memberikan solusi-solusi baru bagi orang lain, yang mungkin tidak akan bisa
anda dapatkan tanpa terlebih dahulu mengalami kegagalan-kegagalan dalam bisnis
tersebut.
Jadi langkah awal untuk bisa mengenal diri anda lebih baik khususnya
bakat,minat dan kecenderungan kekuatan anda ada di bidang apa ialah dengan
melakukan perenungan yang mendalam terhadap kejadian-kejadian atau pristiwa
dimasa lalu sebelum anda berusia 20 tahun yaitu apa yang senang anda lakukan?
Aktivitas-aktivitas apa saja seperti permainan, hobi, olahraga, kegiatan extrakurikuler,
atau mungkin mata pelajaran atau mata kuliah yang anda sukai, yang membuat anda
antusias dan bisa berada pada kondisi flow atau terhanyut dengan apa yang anda
kerjakan? Kenanglah kembali kecenderungna alami anda yang tidak dipaksakan.
Pikirkanlah apa yang membuat anda tetap asyik selama berja-jam membuat anda lupa
daratan. Tugas apa saja yang membuat anda merasakan waktu berjalan begitu cepat?
silahkan bisa anda tulis jawaban-jawaban tersebut di sebuah buku atau catatan di
handphone anda, sebagai langkah awal untuk bisa menemukan minat,bakat dan pada
akhirnya akan membantu anda dalam menemukan kekuatan serta bisa memfokuskan
pada kekutan anda.
BAB 10 Merancang blueprint Bisnis Syariah | 236

Langkah 2 : Menentukan Visi dan Misi


Setelah kita paham dimana letak fokus kekuatan diri kita, maka di langkah ke
dua ini yaitu menjabarkan fokus kekuatan kita kedalam visi dan misi yang menjadi salah
satu elemen dari blueprint bisnis berbasis syirkah yang dijalankan, dengan adanya visi
dan misi ini menjadikan seorang syirkahpreneur mempunyai tujuan yang jelas mau di
bawa kemana bisnis berbasis syirkah ini, apa yang sebenarnya diperjuangkan serta
sangat berguna untuk melakukan evaluasi antara hasil sesungguhnya dengan tingkat
presentase tercapainya bisnis berbasis syirkah tersebut.
Visi misi dalam bisnis berbasis syirkah bisa di ibaratkan dengan mencetak skor
sebanyak-banyaknya untuk meraih kemenangan dengan cara memasukan bola
kedalam gawang lawan dengan menggunakan taktik, strategi dan kekompakan tim yang
sudah di latih jauh-jauh hari sebelum pertandingan dimulai. Dari analogi ini sebenarnya
terdapat 3 unsur pembentuk blueprint syirkah yaitu :
pertama meraih kemenangan dengan mencetak skor sebanyak-banyaknya, ini
bisa di ibaratkan visi suatu organisasi bisnis berbasis syirkah yang merupakan tujuan
akhir yang ingin di capai dan dijadikan indikator kunci keberhasilan suatu organisasi
bisnis berbasis syirkah, karena dalam permainan sepak bola pun, tujuan akhir yang ingin
dicapai seluruh tim baik pemain maupun manajemen yang mensuport dibelakang
lapangan adalah meraih kemenangan dengan cara mencetak skor yang sebanyak-
banyaknya atau minimal lebih tinggi dari skor yang dicapai lawan atau kompetitor.
kedua ialah dengan cara memasukan bola kedalam gawang, yang dalam bisnis
berbasis syirkah bisa di artikan sebagai misi yaitu suatu cara-cara tertentu untuk bisa
mencapai visi yang dalam analogi ini agar tercapai “visi” yaitu meraih kemenangan
dengan mencetak goal sebanyak-banyaknya, dimana dalam hal ini satu-satunya cara
untuk mencetak skor ialah dengan memasukan bola ke gawang lawan. Begitu pula misi
dalam organisasi bisnis berbasis syirkah ialah suatu kumpulan cara untuk bisa mencapai
visi yang telah ditetapkan bersama.
ketiga ialah gawang itu sendiri yang merupakan sebagai goal atau tujuan dari
memasukan bola(Misi) untuk bisa meraih kemenangan dengan mencetak skor
sebanyak-banyaknya(Visi). Begitu pula dalam syirkah setelah kita menentukan visi dan
misi kita juga harus tahu goal atau tujuan yang bisa membuat visi dan misi kita bisa dan
lebih mudah dicapai.
Salah satu pakar penjualan Dewa Eka Prayoga juga mati-matian untuk
mengarahkan timnya agar memiliki goal yang ingin dan harus dicapai, sebuah goal harus
jelas, bisa diukur dan memiliki jadwal tertentu. Goal harus kaku, cara meraihnya
silahkan flexibel. Itu berkali-kali dia tekankan. itulah alasan Mengapa membangun goal
dalam menjalankan organisasi bisnis berbasis syirkah itu sangat penting.
BAB 10 Merancang blueprint Bisnis Syariah | 237

Studi Kasus Merancang Visi dan Misi Bisnis Berbasis Syirkah


Tiap bisnis berbasis syirkah ialah unik. Berbeda dengan pendekatan yang
menekankan pada “kesamaan”, pendekatan yang realistis adalah yang menekankan
“perbedaan”. Dua perusahaan dalam satu bisnis yang sama tidak pernah sama, mereka
pasti berbeda. Tanpa menilai “mana yang lebih baik”, coba bandingkan contoh-contoh
berikut ini:

Penerbangan Garuda Lion Air


Rumah sakit RS Al-Islam RS Sentosa
Air Mineral Aqua Ron 88

Apa yang membuat meraka berbeda? silahkan renungkan dan jawab


pertanyaan tersebut, yang jika benar-benar dicermati dapat dipastikan perbedaan
tersebut mucul dari perbedaan visi dan misi yang sangat berpengaruh terhadap
Branding dari merk bisnis tersebut, contohnya saja Garuda dengan visi misinya yang
mempengaruhi brandingnya mengutamakan kualitas pelayanan, namun Lion Air sama
berawal dari visi misinya membentuk branding perusahaan maskapai penerbangan
dengan mengutamakan harga yang terjangkau dan ekonomis dengan pelayanan
standar. Intinya vis dan misi bisa mempengaruhi branding dari merk organisasi bisnis
tersebut.
Anda akan membangun bisnis berbasis syirkah tanpa riba, tanpa bank dan
tanpa akad bathil sesuai dengan syariat Islam sehingga bisa memberikan manfaat dan
keberkahan baik didunia maupun diakhirat kelak yang tentunya hampir tidak mungkin
untuk hanya melibatkan satu orang saja, melainkan merupakan kumpulan berbagai
orang dengan beragam latar belakang dan kemampuan. Organisasi bisnis berbasis
syirkah anda akan bertemu dengan pembeli, pemasok maupun investor yang
menanamkan uangnya di organisasi bisnis berbasis syirkah anda.
Mereka semua perlu tahu apa yang ingin organisasi bisnis berbasis syirkah
anda capai, bagi karyawan mereka perlu tahu agar bisa bekerja menuju arah yang sama.
Apa yang anda nyatakan dengan eksplisit belum tentu akan terwujud. Tetapi setidaknya
semua stake holder atau pihak yang berkepentingan terhadap organisasi bisnis berbasis
syirkah anda akan bisa memperkirakan kemana arah dan tujuan dari bisnis syirkah anda,
maka untuk bisa menjadi demikian setidaknya diperlukan tiga hal yang harus
BAB 10 Merancang blueprint Bisnis Syariah | 238

ditentukan sejak awal pada tahap merancang cetak biru syirkah yaitu Visi dan Misi dan
satu lagi tambahan yaitu nilai-nilai dasar.
Mengapa harus menetapkan tiga hal tersebut sejak awal pada tahap
perancangan blueprint syirkah padahal bisnis berbasis syirkahnya belum berjalan?
Justru karena belum dimulai, Anda akan lebih mudah menanamkan dasar-dasar ini.
Sekali muncul dan berhasil ditanamkan, watak dan kepribadian dasar ini susah diubah.
Jangan menulis visi,misi dan nilai-nilai dasar yang muluk-muluk tanpa
penjiwaan. Banyak visi,misi dan nilai-nilai dasar yang ditulis untuk membuat orang yang
membacanya kagum, tapi hahkan penulis sendirinyapun tidak mempercayainya.
Kadang-kadang mirip seorang yang pendiam bercita-cita jadi penyiar radio.
Visi dan misi muncul dari pemikiran yang mendalam akan sangat membantu
organisasi bisnis berbasis syirkah anda menembus masa depan. Sedapat mungkin
bersikaplah jujur terhadap diri sendiri dalam merumuskan keduanya. Sangat banyak
organisasi bisnis yang menulis visi dan misinya dalam bentuk artifisial atau dibuat-buat
dan tidak benar-benar mereka hayati. Diusahakan visi, misi dan nilai-nilai dasar harus di
buat sesederhana mungkin, singkat, jujur dan didukung oleh komitmen yang maksimal.
Visi, misi dan nilai-nilai dasar bisa menjadi obor penerang dan penunjuk jalan baik bagi
syirkahpreneur tersebut maupun bagi seluruh tim termasuk staf dan karyawan yang
ada di organisasi bisnis berbasis syirkah tersebut.

Visi
Visi menunjukan kemana anda dan organisasi syirkah anda bergerak dimasa
depan. Visi adalah mimpi anda. Pada dasarnya, visi menjawab pertanyaan “organisasi
syirkah ini mau menjadi apa dan mau dibawa kemana?”
Visi harus memudah disampaikan dan bisa menimbulkan minat dan daya tarik
bagi semua pihak yang berhubungan dengan organisasi syirkah tersebut meliputi para
pemangku kepentingan, terutama karyawan,pelanggan, dan shahibul maal atau
investor. Namun pihak yang paling utama dan fundamental untuk bisa mengetahui dan
memahami secara mendalam dari visi organisasi syirkah anda yaitu orang-orang
didalam organisasi syirkah anda, termasuk anda sendiri selaku CEO, staf, karyawan level
tertinggi hingga level terbawwah yang tujuan utamanya agar bisa menyamakan
frekuensi arah dan tujuan dari organisasi syirkah anda, karena jika frekuensi sudah sama
maka tercapainya tujuan dari organisasi syirkah itupun akan jauh lebih mudah dicapai
dari pada bekejasama dalam tim di suatu organisasi namun belum semua sama visinya,
bisa jadi akan menghalangi tercapainya tujuan tersebut karena yang satu ke barat dan
anggota tim yang lainnya ke timur. Jadi intinya satukanlah frekuensi seluruh tim
organisasi syirkah anda dengan menyamakan visi terlebih dahulu.
BAB 10 Merancang blueprint Bisnis Syariah | 239

Mungkin kata yang agak mewakili “Visi” dalam bahasa Indonesia adalah “cita-
cita” atau “mimpi”, yaitu sesuatu yang ingin kita raih di masa mendatang, satu tujuan
jangka panjang. Cita-cita adalah penunjuk arah sehingga kita bisa bergerak tanpa
kebingungan mau kemana melangkah.
Visi yang baik harus bisa disampaikan dengan jelas dalam kurun waktu kurang
dari lima menit kepada seseorang dan yang bersangkutan haru sudah bisa memahami
visi anda, menunjukan minatnya, dan memberikan tanggapan yang tepat, jika tidak
berarti anda perlu merumuskan ulang visi anda dengan lebih jelas lagi.
Visi adalah mimpi. Visi adalah pernyataan singkat organisasi syirkah anda
“organisasi bisnis berbasis syirkah akan menjadi apa” dimasa mendatang misalnya
dalam waktu 5 atau 10 tahun mendatang. Untuk mempermudah anda menerapkan
konsep tentang menentukan visi ini kedalam organisasi syirkah anda baiknya bisa
memperhatikan contoh visi perusahaan-perusaan besar yang mungkin bisa untuk
menambah referensi ketika anda merancang visi dari organisasi syirkah anda berikut
ini:

Garuda Food:
“Perusahaan makanan dan minuman terbaik di Indonesia pada tahun 2030”

Garuda Indonesia:
“Menjadi Perusahaan penerbangan yang kuat dan terkemuka yang menyediakan
layanan yang berkualitas untuk melayani orang dan barang di seluruh dunia dengan
keramahtamahan Indonesia”

Misi
Misi adalah tugas, menyatakan apa yang anda lakukan dan mengapa
melakukan hal itu, atau secara sederhanaya misi adalah bentuk penjabaran dari visi
yang lebih rinci mengenai langkah-langkah untuk bisa menggapai visi, seperti yang
sudah dijelaskan sebelumnya yang kalau di ibaratkan permainan sepak bola misi adalah
suatu langkah relistis untuk bisa meraih kemenangan yaitu meraih skor sebanyak-
banyaknya (visi), yaitu degan cara memasukan bola ke gawang lawan inilah misi yang
merupakan langkah untuk bisa mencapai visi. Misi terdiri dari jawaban atas tiga
pertanyaan berikut ini:
BAB 10 Merancang blueprint Bisnis Syariah | 240

A. Apa yang akan kita lakukan?


B. Untuk siapa kita melakukan hal tersebut?
C. Apa manfaat yang kita ciptakan bagi mereka?

Ada juga yang mengatakan bahwa misi adalah jawaban dari mengapa organisasi bisnis
berbasis syirkah ini ada?
Contoh misi adalah sebagai berikut :

Nutrifood:
“Secara inovatif mengispirasi dan membantu setiap individu untuk mencapai
keseimbangan hidup dengan menjalankan pola hidup sehat yang menyenangkan dan
memberikan asupan nutrisi seingga dapat menikmati hidup sehat lebih lama.”

Unilever:
“Menambahkan vitalitas kedalam kehidupan”

Nilai-Nilai Dasar
Nilai adalah apa yang dianggap baik dan tidak baik atau bahkan yang benar dan
tidak benar. Anda tidak bisa memilih suatu nilai untuk mendasari semua hal yang terjadi
di organisasi bisnis berbasis syirkah anda jika anda sendiri tidak memiliki nilai tersebut.
Jika nilai tidak ditentukan, perusahaan akan membentuknya sendiri. Karena itu alasan
yang sama seperti visi dan misi, nilai sebaiknya anda tentukan sebelum bisnis syirkah
anda berporasi lebih tepatnya saat anda merancan blueprint atau cetak biru syirkah.

Contoh nilai-nilai dasar :

Unilever Indonesia
1. Fokus pada pelanggan, konsumen dan komunitas (konsumen,consumers, and
comunity focus)
2. Kerja sama (Team Work)
3. Integritas (Intergrity)
4. Membuat sesuatu terjadi (make things happen)
5. Berbagi kegembiraan (Sharing of Joy)
6. Unggul (Exellence)
BAB 10 Merancang blueprint Bisnis Syariah | 241

Mengenai visi, misi dan nilai-nilai dasar ini tidak ada kewajiban untuk
mencantumkan ketiganya ketika merancang blueprint syirkah bisa hanya visi saja,
ataupun hanya visi dan misi tanpa mencantumkan nilai-nilai dasar, silahkan disesuaikan
dengan organisasi bisnis berbasis syirkah anda.

Langkah 3 : Merancang Business Model Canvas Syirkah


Setelah kita mengetahui apa dan dimana potensi kekuatan yang ada dalam diri
yang telah Allah Subhanawataalla titipkan dalam diri kita, kemudian dari kekuatan
tersebut di breakdown atau dirinci lagi menjadi visi dan misi dari bisnis berbasis syirkah
yang akan kita bangun, selanjutnya kita bisa melangkah lagi ke langkah selanjutnya dari
membangun sebuah cetak biru atau blueprint bisnis berbasis syirkah yaitu
menggunakan 2 langkah sebelumnya yang telah kita pelajari bersama untuk kita
gunakan dan aplikasikan kedalam merancang Business Model Canvas(BMC).
Kanvas model bisnis syirkah ialah sebuah model bisnis yang menggambarkan
dasar pemikiran tentang bagaimana suatu organisasi bisnis berbasis syirkah dalam hal
menciptakakan, memberikan dan menangkap nilai yang bisa dijadikan titik awal yang
baik untuk setiap diskusi, rapat atau workshop tentang bagaimana memulai serta
berinovasi membangun model bisnis syirkah tanapa riba, tanpa bank dan tanpa akad
bathil.
Di bagian ini akan dijelaskan tentang sebuah konsep yang memungkinkan anda
mendeskripsikan dan memikirkan organisasi bisnis syirkah anda, pesaing anda, dan
perusahaan lain melalui model bisnis. Konsep ini telah diterapkan dan diuji di seluruh
dunia dan sudah digunakan dalam organisasi seperti IMB, Ericsson, dan banyak
perusahan-perusahaan besar lain di dunia. Konsep ini dapat menjadi bahasa bersama
yang memungkinkan anda mendeskripsikan dan memanipulasi model bisnis dengan
mudah kemudian menciptakan alternatif strategi baru.
Tanpa ada kesamaan bahasa, tentu akan sulit bagi kita untuk secara sistematis
membuat asumsi-asumsi tentang suatu model bisnis dan melakukan inovasi dengan
sukses. Model bisnis dapat dijelaskan dengan sangat baik melalui sembilan blok
bangunan dasar yang memperlihatkan cara berpikir tentang bagaimana sebuah bisnis
berbasis syirkah menghasilkan keuntungan. Kesembilan blok tersebut mencakup empat
bidang utama dalam suatu bisnis berbasis syirkah, yaitu pelanggan, penawaran,
infrastruktur, dan kelangsungan finansial yang tentunya sangat berhubungan erat
dengan keuangan. Model bisnis ini juga merupakan cetak biru utama yang bisa menjadi
kerangka dan acuan kerja ketika mulai membangun bisnis berbasis syirkah yang
diterapkan melalui struktur organisasi, proses, dan sistem.
BAB 10 Merancang blueprint Bisnis Syariah | 242
BAB 10 Merancang blueprint Bisnis Syariah | 243

Alat bantu untuk meracang bisnis model bisnis berbasis syirkah yang
merupakan bagian dari cetak biru syirkah mirip dengan kanvas pelukis yang terdiri dari
sembilan blok elemen yang saling berhubungan antara satu blok elemen dengan blok
elemen lainnya yang bisa menggambarkan pemikiran tentang bagaimana suatu
organisasi bisnis bekerja mulai dari menciptakan nilai, mengirimkan nilai tersebut ke
segmentasi pelanggan tertentu serta bagaimana biaya bisa muncul serta keuntungan
bisa diperoleh. Secara garis besar sembilan blok elemen syirkah tersebut adalah sebagai
berikut:

Customer Segments
Elemen pertama yang harus Anda miliki dalam memulai bisnis model kanvas
ini adalah menentukan segmen pelanggan mana yang akan menjadi target bisnis.
Misalnya, suatu maskapai penerbangan mengeluarkan 2 produk untuk memenuhi
kebutuhan 2 segmen pelanggan yang berbeda, atau ada 2 stasiun televisi yang
menyajikan 2 acara berbeda untuk memenuhi segmen pelanggan yang berbeda.

Value Propositions
Ini adalah sekat yang merupakan keunggulan produk, apa saja sesungguhnya
poin-poin yang dapat mendatangkan manfaat yang ditawarkan perusahaan bagi
customer segment-nya. Hal ini menjadi kesempatan bagi Anda untuk menjabarkan
kekuatan dan keunggulan yang membedakan bisnis Anda dengan bisnis yang lain.

Channels
Melalui penggunaan channels yang tepat, Anda baru bisa menyampaikan
value propositions kepada customer segments. Jadi, cobalah pikirkan channels yang
ingin Anda gunakan dengan baik, karena penentuan channels adalah salah satu elemen
penting bagi keberhasilan sebuah bisnis.

Revenue Streams
Revenue stream merupakan bagian yang paling vital, di mana organisasi
memperoleh pendapatan dari pelanggan. Elemen ini harus dikelola semaksimal
mungkin untuk meningkatkan pendapatan bisnis. Jangan sampai ada bahan baku,
produk, atau kinerja yang tidak dimanfaatkan secara maksimal.
BAB 10 Merancang blueprint Bisnis Syariah | 244

Key Resources
Key resource adalah sekat dalam bisnis model kanvas yang berisikan daftar
sumber daya yang sebaiknya direncanakan dan dimiliki perusahaan untuk mewujudkan
value proposition mereka. Semua jenis sumber daya, mulai dari pengelolaan bahan
baku, penataan sumber daya manusia, dan penataan proses operasional menjadi
perhatian dalam membuat model bisnis.

Customer Relationships
Ini merupakan elemen di mana perusahaan menjalin ikatan dengan
pelanggannya. Perlu pengawasan yang ketat dan intensif agar pelanggan tidak mudah
berpaling ke bisnis yang lain hanya karena jalinan hubungan yang kurang baik.

Key Activities
Key activities adalah semua aktivitas yang berhubungan dengan produktivitas
bisnis yang berkaitan dengan sebuah produk, di mana kegiatan utamanya adalah
menghasilkan proposisi nilai.

Key Partners
Elemen ini berfungsi untuk pengorganisasian aliran suatu barang atau layanan
lainnya. Posisi-posisi partner kunci tersebut bermanfaat untuk efisiensi dan efektivitas
dari key activites yang telah dibuat. Tak ada salahnya menjalin hubungan baik untuk
menciptakan siklus bisnis sesuai dengan ekspektasi.

Cost Strucure
Elemen terakhir yang tak kalah pentingnya dengan kedelapan elemen lainnya
adalah struktur pembiayaan bisnis. Mengelola biaya secara efisien akan membuat bisnis
yang dijalani menjadi lebih hemat dan bisa meminimalkan risiko kerugian. Hal ini juga
dapat menentukan proposisi nilai yang tepat untuk pelanggan.
Untuk bisa lebih mudah dalam mempelajari bagaimana dan meerapkan cara
merancang Business Model Canvas ini kedalam bisnis berbasis syirkah anda ada baiknya
lihat contoh kanvas bisnis model yang telah di buat untuk project syirkah penerbitan
buku Understanding syirkah di Lampiran 4 di akhir buku ini.
BAB 10 Merancang blueprint Bisnis Syariah | 245

Langkah 4 : Merancang Kanvas Proposisi Nilai


Langkah terakhir dalam merancang cetak biru atau blueprint syirkah ialah
membuat Value Proposition Design atau biasa disebut juga dengan kanvas proposisi
nilai yang sebenarnya merupakan pembahasan lebih detail dari dua blok inti dari
kanvas bisnis model yang telah di jelaskan di langkah ke tiga, dua blok inti tersebut ialah
value proposisition atau keunggulan nilai dari produk bisnis berbasis syirkah dan blok
customer Segmented atau segmentasi pasar yang menjadi target utama yang akan
menerima nilai dari produk yang telah kita rancang.
Secara definisi kanvas proposisi nilai syirkah ialah sebuah alat bantu yang bisa
membantu para syirkahpreneur untuk menciptakan nilai bagi pelanggan potensial dan
tersegmentasi dalam memulai suatu bisnis berbasis syirkah. Perbedaan mendasar
dengan business model canvas syirkah yang di bahas di langkah ke tiga, ialah di kanvas
proposisi nilai ini pembahasannya lebih detail dan fokus membahas 2 blok inti yang
utama dan paling penting dari 7 blok lainnya yaitu blok value preposisiton dan blok
customer segmented. sedangkan di kanvas bisnis model pembahasannya lebih global
dan menyeluruh membahas dan memperhatikan 9 blok bangunan dari sebuah bisnis
model.
Dengan melakukan perencanaan membuat blueprint bisnis berbais syirkah
dengan menggunakan alat bantu kanvas proposisi nilai mengenai nilai apa yang anda
ingin berikan kepada para pelanggan dari usaha syirkah yang akan anda jalankan,
memungkinkan anda untuk meminimalkan kegagalan usaha syirkah yang lebih besar
lagi, mengurangi biaya, waktu, pikiran yang diperlukan untuk trial and eror atau proses
coba-coba dalam bisnis yang biasanya mengeluarkan biaya yang cukup besar. Dengan
alat bantu ini memungkinkan kita menjalankan uji coba diatas kertas terlebih dahulu
sebelum dilakukan uji coba di medan bisnis syirkah yang sesungguhnya.
Melalui perencanaan yang matang tentunya akan sangat meminimalkan
kemungkinan-kemungkinan kegagalan dalam melakukan usaha berbasis syirkah
tersebut,baik untuk lebih jelasnya bisa dilihat bentuk dari kanvas proposisi nilai berikut
ini :
BAB 10 Merancang blueprint Bisnis Syariah | 246

Di kanvas preposisi nilai tersebut terdapat dua gambar, di sebelah kiri gambar
persegi dan di sebelah kanan berbentuk lingkaran. Dimana yang berbentuk persegi
merupakan peta nilai dari produk usaha syirkah yang akan anda jalankan dan yang
sebelah kanannya yang berbentuk lingkaran merupakan profil pelanggan yang
merupakan target pelanggan yang akan menggunakan produk baik barang maupun jasa
dari bisnis berbasis syirkah tersebut.
Di gambar persegi sebelah kiri terdapat tiga bagian lagi dimana dibagian atas
merupakan pencipta keuntungan atau manfaat nyata dari produk yang kita rancang.
Dibagian bawahnya merupakan pereda kesulitan atau permasalahan pelanggan apa
yang ingin kita selesaikan melalui produk yang kita rancang yang ada di bagian tengah
sebelah kirinya.
kemudian dibagian sebelah kiri yang berbentuk lingkaran merupakan profil
pelanggan yang terdiri dari tiga bagian juga di sebelah kiri atas yang berlambang
seyuman merupakan keuntungan yang menggambarkan hasil yang ingin dicapai oleh
pelanggan atau keuntungan nyata yang mereka cari.
BAB 10 Merancang blueprint Bisnis Syariah | 247

Dibagian bawahnya berupa kesulitan yang menggambarkan hasil yang buruk,


risiko, dan halangan yang berhubungan dengan tugas pelanggan, di sebelah kananya
merupakan tugas pelanggan menggambarkan apa yang berusaha diselesaikan
pelanggan dalam pekerjaan dan hidup mereka, seperti yang di ekspresikan dengan
kata-kata mereka sendiri.
Tujuan yang ingin di capai dalam membuat perencanaan cetak biru nilai bagi
bisnis berbasis syirkah adalah menemukan kecocokan antara nilai dari produk baik
barang maupun jasa dari bisnis berbasis syirkah yang akan dijalankan dan telah
dirancang sebelumnya dengan target pelanggan yang akan menggunakan produk yang
anda rancang tersebut. Karena jika nilai dari produk kita sudah kuat namun tidak ada
kesesuaian dengan kebutuhan,keinginan atau permasalahan yang pelanggan ingin
selesaikan maka nilai yang kuat dari produk bisnis berbasis syirkah kita tidak akan
memberikan hasil yang optimal. Maka merupakan tugas utama seorang syirkahpreneur
untuk menemukan komposisi dan formula yang tepat antara nilai atau value dari
produk yang kita tawarkan dengan kebutuhan,keinginan atau permasalahan yang ingin
di selesaikan oleh segmentasi pelanggan yang telah kita tentukan sebelumnya.
Proses menemukan komposisi dan formula yang tepat ini hampir tidak
mungkin ditemukan dalam satu kali percobaan atau bisa ditemukan dalam waktu satu
malam, melainkan suatu proses yang akan terjadi terus-menerus seiring perubahan
yang terus terjadi. Ketika ada satu variabel yang berubah misalkan variabel
perkembangan teknologi maka bisa merubah variabel-variabel lainnya misalnya gaya
hidup pelanggan yang mungkin saja pada akhirnya akan merubah kebutuhan,keinginan
atau permasalahan yang ingin diselesaikan oleh pelanggan, artinya proses menemukan
komposisi dan formulasi yang tepat antara nilai dari produk bisnis berbasis syirkah
dengan segmentasi pelanggan kita terjadi secara terus-menerus dan pastinya akan
menuntut para pelaku syirkah untuk selalu terus ber-inovasi baik dalam hal peningkatan
nilai dari produk yang ditawarkan, dalah hal chanel yang merupakan kanal yang
menyampaikan value produk dari bisnis berbasis syirkah tersebut kepada pelanggan
yang telah tersegmentasi, dan ini sesuai dengan konsep ilusi kestabilan bisnis, hampir
tidak ada bisnis syirkah yang benar-benar stabil, karena biasanya kestabilan tersebut
hanya ilusi semata yang jika kita terhanyut lebih dalam terhadap ilusi kestabilan bisnis
berbasis syirkah tersebut bukan tidak mungkin bisnis berbasis syirkah akan berjalan
jauh dari apa yang diharapkan sebelumnya.
BAB 10 Merancang blueprint Bisnis Syariah | 248

Agar anda bisa lebih dalam lagi mempelajari kanvas proposisi nilai ini, serta
bisa diterapkan dalam bisnis syirkah yang akan atau sedang anda jalankan agar benar-
benar bisa menawarkan produk yang memiliki keseusaian antara nilai dari produk anda
dengan kebutuhan,keinginan dan permasalahan yang ingin diselesaikan oleh
segmentasi pelanggan anda, kita perlu belajar hal ini yang tentunya disertai dengan
contoh pengaplikasiannya bagaimana.

Studi kasus Merancang Kanvas Proposisi Nilai


Kita akan mulai dari gambar sebelah kiri gambar yang berbentuk persegi yang
dinamakan dengan peta nilai. Gambar sebelah kiri ini sangat berguna untuk merancang
nilai dari sebuah produk kita dimana di bagian tengah merupakan produk baik barang
maupun jasa yang ingin kita jual atau tawarkan kepada pelanggan potensial kita.
Suatu usaha syirkah yang kokoh kuat dan memberikan dampak kesejahteraan
terhadap ekonomi umat dimulai dari value atau nilai produk yang kuat pula, kuat disini
artinya nilai dari produk yang kita tawarkan memiliki kecocokan dengan profil
pelanggan potensial kita atau dengan kata lain memiliki kecocokan dengan kebutuhan
dan keinginan dari pelanggan potensial kita.
Value atau nilai produk, merupakan sesuatu yang menyebabkan orang mau
membeli produk anda. value dari sebuah produk bisnis berbasis syirkah adalah akar dari
penyebab mengapa pelanggan potensial anda mau membayar harga dari produk yang
anda tawarkan.
Secara garis besar nilai dari produk baik barang maupun jasa anda bisa
dikelompokan menjadi dua bagian besar yaitu pertama produk tersebut memberikan
keuntungan atau manfaat nyata bagi pelanggan yang membeli produk anda yang bisa
di tuliskan di kotak sebelah kiri atas yang berwarna hijau, yang kedua value dari produk
anda tersebut bisa menjadi pereda kesulitan-kesulitan yang dihadapi pelanggan anda.
Karena inti dari suatu usaha syirkah yang dibangun adalah untuk membuat
sebanyak mungkin orang lebih mulia dan bahagia melalui produk yang kita tawarkan
atau yang kita jual. Kedua hal tersebut harus menjadi tujuan utama dari membangun
sebuah usaha syirkah.
Contoh nyata bagaimana mengaplikasikan peta nilai ini, kita aplikasikan pada
contoh produk project BBR Institute ini yaitu buku Understanding syirkah yang kita isi
di sebelah kiri yang warna kuning berikut ini:
BAB 10 Merancang blueprint Bisnis Syariah | 249

Dimana produk atau jasa yang ditawarkan yang dimasukan di kotak kuning tersebut
adalah sebagai berikut
a. Buku understanding syirkah.
b. Update materi buku melalui WA dan telegram(up selling).
c. Bimbingan dan pelatihan ekslusif sebagai pendukung untuk mempraktekan
konsep dari buku Understanding syirkah, melalui group kelas praktikum BBR
Insitiute(up selling).
d. Studi kasus dan pemecahannya yang membuat materi dan konsep di buku
understanding syirkah ini jauh lebih mudah dipelajari dan dipahami.

Ini adalah contoh dari peta nilai di bagian produk dan jasa lebih tepatnya di
kotak sebelah kiri berwarna kuning untuk contoh produk dari buku understanding
syirkah, karena selain kita menawarkan buku, kita juga memberikan bonus tambahan
atau suplemen yang bisa memudahkan para pelanggan dan pembaca buku
understanding syirkah ini untuk belajar, memahami dan mempraktekan konsep dan
materi yang dijelaskan di buku understanding syirkah ini.
Kemudian untuk kotak berwarna hijau di bagian kiri atas yang berupa manfaat
atau keuntungan yang dihasilkan dari produk dan jasa kita dimana dalam contoh produk
buku understanding syirkah ini.
BAB 10 Merancang blueprint Bisnis Syariah | 250

Manfaat dan keuntungan yang akan kita berikan bagi pelanggan yang membeli dan
memperlajari buku ini yaitu :
a. Membantu untuk bisa mejemput rezeki secara halal,berkah dan bebas dari
riba.
b. Membantu untuk memulai dan membangun usaha melalui syirkah yang sesuai
dengan syariat Islam.
c. Memudahkan para pembaca untuk mempelajari dan memahami fiqh
muamlaah serta bagaimana menerapkannya di aktifitas muamalah kita sehari-
hari.
d. Mengurangi ketergantungan para pelaku usaha terhadap lembaga keuangan
ribawi.
e. Membantu untuk bisa mengelola usaha syirkah secara amanah dan profesional
serta berkelanjutan.
f. Membantu pelanggan potensial untuk bisa mencatat, dan melaporkan
keuangan syirkah kepada para stake holder syirkah khususnya investor.

Dibagian ketiga yaitu pereda kesulitan yang menjelaskan cara produk dan jasa
anda meredakan kesulitan yang dihadapi oleh pelanggan potensial kita. Pereda
kesulitan menguraikan bagaimana anda menghilangkan atau mengurangi beberapa hal
yang membuat pelanggan anda jengkel pada saat sebelum, selama, atau setelah
mereka berusaha menyelesaikan suatu tugas, atau hal yang mencegah mereka
melakukannya.
Proposisi nilai yang baik akan berfokus pada kesulitan yang berarti bagi
pelanggan. Anda tidak perlu memiliki pereda untuk setiap kesulitan yang anda temukan
dalam profil pelanggan, tidak ada satupun proposisi nilai syirkah yang dapat melakukan
hal ini. Proposisi nilai yang baik seringnya berfokus untuk meredakan beberapa
BAB 10 Merancang blueprint Bisnis Syariah | 251

kesulitan saja namun dengan sangat baik dan fokus. Sekarang kita terapkan pada
contoh produk buku understanding syirkah ini kesulitan pelanggan apa yang bisa diatasi
dengan nilai atau value yang ditawarkan dari buku ini adalah sebagai berikut:

A. Mengaatasi kesulitan pelanggan untuk bisa membedakan mana akad yang


diperbolehkan dan mana yang dilarang dalam syariat Islam.
B. Materi isi buku jelas dan dapat diaplikasikan dengan komposisi yang seimbang
antara konsep dan teknis.
C. Mengatasi kesulitan pelanggan yang sedang memerlukan modal usaha yang
bersumber dari yang halal bebas riba.
D. Mengatasi kesulitan pelanggan dalam membuat laporan keuangan syirkah
yang sesuai dengan standar.
E. Mengatasi kesulitan pelanggan yang merasa sendirian ketika hijrah bebas riba,
karena dengan membeli buku ini otomatis akan tergabung dengan komunitas
anti riba group kelas praktikum BBR Instittue yang bisa saling belajar dan saling
menguatkan.

Materi dibagian ini lebih kearah teknis penerapan syirkahnya, sehingga


tentunya bisa langsung diterapkan terhadap produk dan jasa sahabat-sahabat semua,
silahkan bisa langsung memulai membuat peta nilai dari produk dan jasa syirkah anda
baik yang sudah berjalan ataupun baru sebatas ide.
Khususnya bagi yang sekarang sedang merintis atau menjalankan usaha,
kemudian penjualannya segitu-gitu aja atau mungkin semakin menurun, bisa jadi salah
satu penyebabnya nilai yang kita berikan melalui produk yang kita tawarkan ke
pelanggan potensial kita sudah tidak sesuai dengan perubahan yang terjadi sekarang,
sehingga diperlukan re-modeling bisnis lagi, atau memperbaiki, menambah atau
mungkin menghilangkan bagian-bagian dari value produk yang kita tawarkan sehingga
bisa mencapai kecocokan kembali dengan kebutuhan atau keinginan pelanggan
potensial kita.
BAB 10 Merancang blueprint Bisnis Syariah | 252

langkah-langkah yang bisa kita lakukan untuk merancang kembali atau


memperbaiki nilai dari produk yang kita tawarkan adalah sebagai berikut:

✓ Pertama tentukan prodouk atau jasanya apa.


✓ Kedua jabarkan manfaat apa yang dihasilkan dari produk dan jasa yang anda
pilih tersebut.
✓ Ketiga, jabarkan kesulitan apa yang bisa diatasi dari produk yang anda pilih
tersebut.

Semuanya bisa di tulis dengan menggunakan alat bantu yang telah kita pelajari
di bagian ini, khususnya di bagian peta nilai sebelah kiri, sehingga diharapkan dengan
alat bantu proposisi nilai, menjadikan kita jauh lebih mudah melakukan evaluasi
terhadap apa yang harus di perbaiki, ditambahkan atau di hilangkan, sehingga besar
harapan bisa mengurangi kemungkinan kegagalan ketika usaha syirkah tersebut masuk
pada tahap eksekusi.
BAB 11 Menyusun Rencana bisnis Syirkah | 253

C
etak biru bisnis berbasis syirkah yang telah anda buat rancangannya , yang
langkah-langkahnya telah dijelaskan secara lengkap di bab sebelumnya yaitu di
bab 10, dimana di bab ini rancangan cetak biru tersebut akan lebih di breakdown
atau dijabarkan secara lebih rinci lagi. Dimana dalam cetak biru syirkah hanya berisi
gambaran besar rencana membangun bisnis berbasis syirkah berupa kerangka kerja
dan haluan-haluan untuk menghindari bisnis berbasis syirkah anda kehilangan arah dan
berjalan melenceng dari yang di perkirakan sebelumnya yang akan menghambat
tercapainya tujuan dari syirkah itu sendiri yaitu mencapai penguatan ekonomi umat
sesuai dengan syariat Islam, tanpa riba, tanpa bank dan tanpa akad bathil.
Di dalam rencana bisnis syirkah berisi hal-hal yang sangat detail tentang
perencanaan membangun bisnis berbasis syirkah, mulai dari menentukan ide produk
bisnis syirkah tersebut, analisis pasar yang akan menjadi target untuk menjual produk
anda, termasuk strategi pemasaran yang akan dijalankan, rincian seluruh tim yang akan
megeksekusi rencana bisnis syirkah ini, rencana operasional, hal-hal yang berkaitan
dengan keuangan meliputi kebutuhan dana, benefit keuangan untuk investor dan lain
sebagainya yang berisi detail-detai rencana untuk membangun bisnis berbasis syirkah
yang tujuan utamanya memungkinkan anda mencari solusi terbaik atau mengantisipasi
beberapa permasalahan dan resiko yang mungkin timbul dari membangun bisnis
berbasis syirkah diatas kertas sebelum anda benar-benar mulai melaksanakan atau
mengeksekusi suatu ide bisnis syirkah dilapangan, sehingga bisa mengurangi
kemungkinan kegagalan mencapai tujuan yang diharapkan dan meningkatkan
kemungkinan berhasil.
BAB 11 Menyusun Rencana bisnis Syirkah | 254

Mengapa Perlu Menyusun Rencana Bisnis Syirkah?


“Saya ingin membangun bisnis secara syariah melalui syirkah tanpa riba, tanpa
bank dan tanpa akad bathil sesuai dengan syariat Islam” ketika peryataan tersebut
terlintas dalam pikiran atau benak anda yang mungkin secara sekilas terlihat sederhana,
namun pada kenyataannya dari pernyataan tersebut bisa menimbulkan banyak sekali
pertanyaan agar keinginan atau mimpi anda tersebut bisa benar-benar terwujud
menjadi kenyataan.
Dimana pertanyaan-pertanyaan yang timbul dari pernyataan tersebut harus
anda jawab dengan keputusan-keputusan yang anda pilih, dan setiap keputusan-
keputusan yang anda pilih dari setiap pertanyaan-pertanyaan tersebut memunculkan
banyak pilihan dan kemungkinan-kemungkinan jawaban yang banyak juga. Maka agar
keputusan yang kita ambil benar-benar tepat dan presisi harus ditunjang oleh data dan
informasi yang memadai, yang dimana salah satu sumber data dan informasi yang bisa
menunjang proses pengambilan keputusan anda terkait membangun bisnis berbasis
syirkah ialah ada di Business Plan atau rencana bisnis syirkah. Jadi dapat disimpulkan
bahwa rencana bisnis ini bukan saja berguna bagi pengelola syirkah atau seorang
syirkahpreneur saja melainkan juga akan berguna bagi banyak pihak yang
berkepentingan terhadap bisnis berbasis syirkah ini khususnya untuk calon investor
atau shahibul maal yang akan menanamkan uangnya di bisnis berbasis syirkah ini.
Sebelum investor mengambil keputusan untuk menanamkan sejumlah
uanganya pada bisnis berbasis syirkah anda, investor tersebut memerlukan data dan
informasi agar keputusan yang diambil memang benar-benar keputusan yang terbaik
yaitu menginvestasikan uangnya di bisnis syirkah yang benar-benar terkonsep dan
memiliki peluang besar memberikan kebermanfaatan ekonomi baik bagi para pelaku
syirkahnya maupun terhadap penguatan ekonomi umat Islam secara keseluruhan.
Untuk lebih menyederhanakan konsep ini dan agar lebih mudah dimengerti
bisa di analogikan dengan seseorang yang berkata “Aku ingin membangun rumah”
sebuah kalimat atau premis tersebut hampir sama dengan kalimat sebelumnya yang
juga akan menimbulkan banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang harus jawab atau di
putuskan.
Seperti pertanyaan untuk keperluan apa aku membangun rumah? Siapa yang
akan menghuni? Dimana lokasinya? Berapa luas tanahnya? Berapa luas bangunannya?
berapa banyak kamarnya? Berpa tingkat? Seperti apa gaya arsitekturnya? Siapa
Arsiteknya? berapa biayanya? berapa lama waktu pengerjaannya?

Katakanlah anda sudah menjawab dan mengambil keputusan terkait


pertanyaan-pertanyaan tersebut misalkan rumahnya untu tujuan disewakan untuk
BAB 11 Menyusun Rencana bisnis Syirkah | 255

tambahan pendapatan. Rumah mewah duatingkat dengan gaya minimalis di


perumahan alam sutera. Tanahnya 4000 m2. Kamarnya lima dengan 6 kamar mandi.
Arsiteknya Ir.Irvan.
Dari Jawaban-jawaban tersebut dapat dipastikan akan menimbulkan
pertanyaan-pertanyaan lain seperti jadi berapa total biayanya? Berapa
keuntungannya? Dari mana sumber keuangannya? Kapan uang tersebut kembali? tentu
saja disamping pertanyaan-pertanyaan tersebut ada pertanyaan lain yang tak kalah
pentingnya yaitu siapa yang akan melakukan pekerjaan pembangunan rumah itu?
Proyek bisnis berbasis syirkah yang akan kita
bangun hampir mirip dengan proyek membangun
Semua keputusan
rumah untuk disewakan tersebut, kadang sederhana
yang telah anda pilih
dan tak jarang kadang rumit, tergantung dari spesifikasi
dan ambil harus anda
rumah tersebut. kalau anda ingin membangunrumah
catat. Semua gubuk ditengah sawah yang fungsinya hanya untuk
konsekuensi melepas lelah dan mengusir burung, perencanaan
keuanganya harus membangun gubuk tersebut pastilah sangat simpel dan
anda ukur. Dan sederhana, namun jika anda berencana membangun
tentunya, karena hotel bintang 5 ditengah kota jakarta dengan 70 lantai
proyek bisnis, untung dengan ratusan atau bahkan ribuan kamar pastinya
ruginya harus anda perencanaan yang harus dibuat sangat rumit dan
membutuhkan tingkat detail yang sangat tinggi.
hitung.
Semua keputusan yang telah anda pilih dan ambil
harus anda catat. Semua konsekuensi keuangannya harus anda ukur. Dan tentunya,
karena proyek bisnis, untungruginya harus anda hitung. “Wah, tidak mungkin untung
nih” atau “Wah hebat sekali keuntungannya!” Dokumen yang memuat ringkasan
keputusan-keputusan anda, konsekuensi-konsekuensi keuangannya, serta rencana
eksekusinya disebut dengan Dokumen Rencana Bisnis.
Kembali ke contoh membangun hotel bintang lima 70 tingkat dengan ratusan
bahkan ribuan kamar di tengah pusat kota Jakarta tanpa perencanaan dan langsung
membangun resiko kegagalannya sangat besar sekali. Siapa tamu yang akan disasar?
Desain arsitektur macam apa yang bisa menarik segmen pasar yang dituju? Desain
arsitektur macam apa yang bisa menarik segmen pasar yang dituju? bagaimana mencari
orang yang tepat untuk mengelola pengoprasian hoteli ini? Bagaimana jika uangnya
tidak cukup? Bagaimana jika keuntungannya kecil? Bagaimana menyakinkan pihak lain
yaitu investor untuk bisa ikut mendanai project pembangunan hotel ini?
Contoh kasus pembagunan hotel bintang lima juga berlaku untuk membangun
bisnis berbasis syirkah tanpa riba,tanpa bank dan tanpa akad batil jika anda kurang atau
bahkan tidak membuat perencanaan sama sekali langsung melakukan eksekusi maka
BAB 11 Menyusun Rencana bisnis Syirkah | 256

kemungkinan usaha syirkah anda gagal atau dibubarkan ditengah jalan yang
menghasilkan kerugian bagi semua pihak yang bersyirkah akan tinggi sekali. Disinilah
fungsi utama kenapa anda harus menyusun rencana bisnis sedetail dan selengkap
mungkin disesuaikan dengan komplekstisitas bidang bisnis anda, semakin besar ide
bisnis syirkah bisnis yang akan anda bangun, maka semakin rumit dan detail juga
perencanaan syirkah yang harus dibuat.

Isi Rencana Bisnis


Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa tingat kompleksitas isi dokumen
rencana bisnis anda disesuaikan dengan tingkat besar kecilnya atau rumit tidaknya ide
bisnis syirkah yang akan anda bangun. Jika masih skala UMKM rencana bisnis yang
dibuatpun tidak perlu terlalu detail dan lengkap cukup secara garis besar atau hal-hal
yang inti dan substansial saja. Namun jika usaha bisnis berbasis syirkah anda skalanya
besar jumlah modal yang dibutuhkan diatas 500jt atau bahkan puluhan milyar,
melibatkan banyak tim inti dan puluhan atau bahkan ratusan karyawan maka rencana
bisnis yang dibuat pun harus benar-benar lengkap dan detail.
Berikut contoh isi rencana bisnis yang lengkap dan detail, namun sekali lagi ini
bukan isi rencana bisnis yang baku atau ketika anda menyusun renca bisnis poin-poin
ini harus ada semua namun disesuaikan dengan bidang bisnis dan tingkat kerumitan
bisnis berbasis syirkah yang akan anda bangun, sehingga dibuku ini pun tidak akan
dijelaskan secara rinci semua poin-poinnya hanya poin-poin inti saja yang akan
dijelaskan secara detail dan sebagia poin-poinnya juga sudah pernah di bahas di bab-
bab sebelumnya, sehingga anda tinggal menerapkan konsep yang telah anda pelajari di
bab-bab sebelumnya mulai dari bab tentang substansial syirkah hingga merancang
blueprint syirkah ke dalam isi dokumen rencana bisnis berikut ini:

Analisis Pasar ( 9 – 22 Halaman)


A. Deskripsi dan arah Perkembangan Industri/Persaingan (1-2 halaman).
B. Ciri-ciri pasar dan persaingan yang menonjol.
C. Ukuran besarnya pasar primer.
D. Hasil-hasil riset pasar.
E. Penentuan harga dan target margin kotor.
F. Media yang akan digunakan untuk mencapai pasar sasaran.
G. Siklus pembelian para pembeli potensial.
H. Perkembangan dan potensi perubahan yang memengaruhi pasar sasaran.
I. Risiko dalam insdustri/persaingan (1-2 halaman).
J. Analisis persaingan (1-3 Halaman).
BAB 11 Menyusun Rencana bisnis Syirkah | 257

K. Estimasi kekuatan, termasuk (misalnya) :


1. Kemampuan memuaskan pembeli.
2. Tim inti.
3. Rekam jejak dan reputasi (jika ada).
4. Kekuatan keuangan.
L Estimasi kelemahan, termasuk (misalnya) :
1. Tingginya kebutuhan modal.
2. Perubahan teknologi.
3. Waktu yang diperlukan hingga bisnis beroperasi.
4. Tidak danya karyawan-karyawan inti.
5. Paten dan perlindungan hukum yang tidak bisa ditembus.
M. Tim inti, karyawan0karyawan kunci, persiapan melalui pelatihan, dan sebagainya
(1-4 halaman).
N. Hambatan perizinan. Perllunya lisensi atau izin khusus (1 halaman).
O. Proyeksi penjualan 5 tahun beserta data pasar dan asumsi-asumsi yang digunakan
(1-2 halaman).

Organisasi dan Manajemen (3-5 halaman)


A. Struktur organisasi.
B. Informasi tentang pemilik (1 halaman), termasuk :
1. Nama-nama pemiliki.
2. Persentasi kepemilikan.
3. Tingkat keterlibatan tiap pemilik.
4. Bentuk hukum kepemilikan.
5. Curriculum Vidat sangat singkat (½ - 1 halaman).
6. Dewan komisaris (jika ada).

Strategi/Taktik Pemasaran dan Penjualan (4-6 halaman)


A. Strategi/taktik memasuki pasar ( ½ - 1 halaman).
B. Strategi/taktik jejaring distribusi ( ½ - 1 halaman).
C. Strategi/taktik komunikasi (½ - 1 halaman).
D. Strategi/taktik penjualan ( 1 halman).
E. Strategi/taktik mengelola armada tenaga penjual (½ halaman).
F. Rencana aktivasi penjual (1-2 halaman).
BAB 11 Menyusun Rencana bisnis Syirkah | 258

Produk/Layanan (4-10 halaman)


A. Deskripsi detail mengenai produk/layanan (1-3 halaman).
B. Manfaat bagi pembeli produk / layanan (½-1 halaman).
C. Daur hidup produk/layanan saat ini ) ½-1 halaman).
D. Masalah legal : hak cipta, paten, informasi tentang rahasia usaha
(½-2 halaman).
E. Masalah perjanjian legal (jika ada), seperti perjanjian tidak bersaing,perjanjian
kerahasiaan (½-1halaman).
F. Aktivitas riset dan pengembangan : bisnis anda dan industry/persaingan (1-2
halaman).

Investasi Keuangan dan Kebutuhan Pendanaan (2-4 halaman)


Jelaskan berapa dana yang sudah anda (dan rekan-rekan pendiri/ pemagang
saham) masukkan ke dalam bisnsis anda. Sajikan scenario pertumbuhan bisnisdan
jelaskan besarnya dana tambahan yang diperlukan dan kapan dibutuhkanya. Berikan
estimasi yang deskriptif mengenai bentuk pengembalian dana tambahan tersebut
(kalua ekuitas : deviden atau rencana go public., kalau utang, skedul pengembalian dan
bunganya).

Infomasi Keuangan (12-25 Halaman)


Sumber yang disadur ini (SBA Arizona) mengingatkan sebagai berikut (huruf tebal
dari naskah aslinya) :

Bagian ini adalah bagian yang dianggap audience sebagai bagian yang paling penting
dari Rencana Bisnis anda dan memerlukan upaya keras anda untuk menyusunya.
Pastikan bahwa informasi keuangan ini sudah ditelaah oleh ahli keuangan yang
professional, misalnya akuntan anda.

A. Untuk mencari pendanaan, sertakan data keuangan anda dan pendiri lainya, yang
dibubuhi materai dan ditandatangani (1-5 halaman).
B. Jika bisnis anda sudah berjalan, sertakan data keuangan historis : laporan laba-
rugi, neraca, aliran kas, sumber dan penggunaan dana (6 halaman).
C. Daftar utang yang sudah diambil dengan semua detailnya (1 halaman).
D. Proyeksi laba-rugi selama 5 tahun kedepan. Sebaiknya dalam bentuk bulan-per-
bulan atau kuartal-per-kuartal untuk tahun pertama dan kedua,kemudian untuk
tahun ketiga hingga kelima dalam bentuk tahunan (1 halaman).
BAB 11 Menyusun Rencana bisnis Syirkah | 259

E. Anggaran kas 24 bulan dengan saldo awal dan saldo akhir (1-2 halaman).
F. Asumsi-asumsi yang anda gunakan adalam meyusun proyeksi keuangan (1-4
halaman).
G. Grafik yang meringkas perhitungan-perhitungan dan proyeksi-proyeksi ( 1-3
halaman).

Menyusun Ringkasan Eksekutif


Ringkasan eksekutif merupakan salah satu bagian dari isi rencana bisnis yang
sangat penting, karena didalamnya berisi rangkuman atau gagasan inti dari seluruh isi
dokumen rencana bisnis. Jadi ketika para stake holder atau pihak yang berkepentingan
terhadap dokumen rencana bisnis syirkah khususnya calon investor membaca
ringkasan eksekutif tersebut, yang biasanya di simpan di lembar paling depan setelah
cover, sudah bisa mendapatkan gambaran besar dari ide rencana bisnis syirkah
tersebut, sehingga jika investor ingin melihat penjelasan detail dari bagian-bagian
penting yang dibutuhkan investor setelah membaca ringkasa eksekutif, tinggal mencari
detail penjelasannya di rencana bisnis.
Karena pada dasarnya kebanyakan calon investor adalah orang yang tidak
mempunyai waktu banyak untuk mempelajari keseluruhan dari rencana bisnis syirkah
yang telah anda buat, maka baiknya mengedepankan mindset atau pola pikir bahwa
calon investor sebagai pihak yang sebenarnya enggan membaca isi rencana bisnis
syirkah anda kecuali jika memang bisnis berbasis syirkah yang anda rencanakan
tersebut dinilai menarik untuk dipelajari dan dikaji lebih lanjut. Disitulah peran penting
dari ringkasan eksekutif dalam dokumen rencana bisnis syirkah.
Dengan mengedepankan pola pikir seperti ini, diharapkan anda menjadi lebih
serius dan hati-hati ketika membuat ringkasan eksekutif, isi dari ringkasan eksekutif
harus benar-benar bisa mencerminkan keseluruhan dari isi rencana bisnis syirkah yang
akan anda jalankan, jangan sampai isi dari ringkasan eksektutif tersebut setengah-
setengah dalam menjelaskan keseluruhan isi dari dokumen rencana bisnis yang telah
anda susun ataupun sebaliknya terlalu bertele-tele sehingga ringkasan eksekutif isinya
jadi terlalu banyak hingga mengahabiskan berlembar-lembar kertas, yang efektifnya
ringkasan eksekutif dibuat tidak lebih dari 2 lembar atau efektifnya 2 sampai dengan 3
halaman. Secara lebih spesifik, ringkasan eksekutif meringkaskan secara singkat dan
jelas mengenai:
BAB 11 Menyusun Rencana bisnis Syirkah | 260

✓ Prdoduk dan layanan yang anda rencanakan.


✓ Keunggulan produk atau layanan tersebut di mata
konsumen/pembeli.
✓ Kondisi bidang industri yang akan anda masuki, baik saat ini maupun
di masa depan.
✓ Kondisi pasar yang akan jadi target memasarkan produk anda.
✓ Strategi yang anda pilih.
✓ Tim Manajemen inti.
✓ Potensi bisnis dari sisi keuangan.
✓ Besarnya dana yang diperlukan.

Penyajian Ringkasan Eksekutif

Hanya dalam beberapa lembar, anda harus bisa menceritakan seluruh mimpi
anda mengenai bisnis berbasis syirkah anda dengan jelas, menyajikan argumentasi
meyakinkan bahwa bisnis syirkah yang anda rencanakan tersebut memang bisa dan
layak untuk dijalankan, bagaimana anda melakannya, dan potensi dari segi finansial.
Tentukan apa saja yang anda rasa harus masuk dalam ringkasan eksekutif. Beri
peringkat mulai dari poin yang paling penting hingga yang kurang atau tidak penting.
Mainkan peran seolah-olah anda pembaca yang sibuk, tapi dengan insting berbisnis
yang kuat. Apa yang ingin anda ketahui? Apa yang tidak terlalu penting dan kiranya tidak
perlu dimasukan kedalam ringkasan eksekutif tapi cukup dicantumkan di penjelasan
detailnya saja menurut anda? Gunakan tiga atau empat kalimat untuk menjelaskan tiap
bagian terpenting dalam rencana bisnis syirkah anda. Untuk setiap bagian yang dirasa
kurang penting cukup anda gunakan kalimat penjelas satu atau dua kalimat saja.
Seperti biasa untuk memudahkan dalam mempelajari suatu konsep baiknya
anda mempelajari dua contoh ringkasan eksekutif berikut ini yang pertama adalah
contoh ringkasan eksekutif dari project syirkah penerbitan buku Understanding Syirkah
BBR Instiute dan contoh ringkasan eksekutif yang kedua adalah ringkasan eksekutif
yang telah mengalami proses penjurian yang ketat dalam suatu kompetisi kelas
internasional. Namun, baiknya anda tetap membaca dan mempelajari kedua-duanya
dengan sangat cermat dan kritis hingga bisa diaplikasikan kepada bidang bisnis syirkah
yang sedang atau ingin anda jalankan. Manfaatkanlah sebaik mungkin kedua contoh ini
yang disumbangkan para penulisnya untuk anda sebagai pembaca buku ini, sebagai alat
pembelajaran yang sangat penting bagi anda.
BAB 11 Menyusun Rencana bisnis Syirkah | 261

Contoh Ringkasan Eksekutif


Illustrasi 1 :
Penerbitan Buku Understanding Syirkah BBR Institute
Bersama Bebas Riba Institute
Ringkasan Eksekutif

Bersama Bebas Riba Institute adalah suatu usaha yang fokus


bergerak di bidang pendidikan, penelitian dan penerbitan buku-buku
ekonomi syariah khususnya tentang Fiqh Muamalah dan Syirkah yang
didirikan selain untuk tujuan dakwah dan syi’ar tentang ekonomi syariah
juga untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan pendidikan dan buku-
buku tentang fiqh muamalah, syirkah dan ekonomi syariah yang
berkualitas dan mudah diterima dan di pahami oleh semua kalangan
masyarakat, khususnya yang sudah paham akan bahaya riba serta
memiliki ketertarikan terhadap syirkah dan ekonomi syariah.
Buku Understanding Syirkah yang diterbitkan oleh BBR Institue
merupakan buku series ekonomi syariah tentang bagaimana memulai
membangun bisnis secara syariah, tanpa riba, tanpa bank dan tanpa
akad bathil secara lengkap, kompherensif dan mendalam yang ditulis
kedalam 14 BAB dan kurang lebih berisi 400 halaman dan ditulis
langsung oleh founder BBR Institute Bachtiar Yusuf Shalahudin yang
telah memiliki banyak pengalaman tentang bagaimana membangun
suatu bisnis secara syariah melalui syirkah dan telah mengajarkan
tentang fiqh muamalah dan syirkah ke lebih dari 3000 orang di seluruh
pelosok Indonesia bahkan malaysia secara online melalui 14 bath kelas
fiqh muamalah Mastery dan 4 batch kelas Understanding syirkah.
Dalam Buku Understanding Syirkah ini berisi 16 bab dan dibagi
kedalam 4 bagian besar, dimana di bagian pertama menjelaskan pondasi
dari syirkah itu sendiri yaitu pemahaman tentang ilmu fiqh muamalah
sebagai ilmu dasar dari syirkah agar para pembaca buku understanding
syirkah ini mempunyai dasar dan pondasi pemikiran yang kuat untuk bisa
BAB 11 Menyusun Rencana bisnis Syirkah | 262

bersyirkah khususnya untuk bisa membedakan mana akad atau transaksi


yang diperbolehkan oleh syariat Islam dan mana yang di larang atu
diharamkan oleh syariat Islam, dibagian ke-2 buku Understanding
Syirkah ini sudah mulai mempelajari dari konsep syirkah itu seperti apa
mulai dari jenis-jenis akad syirkah, cara menentukan dan menghitung
bagi hasil dalam syirkah, tata cara membuat surat akad perjanjian dalam
syirkah, hingga cara mencari investor syariah untuk bisa memulai
syirkah. Di bagian ke-3 dijelaskan bagaimna melakukan pencatatan dan
pelaporan transaksi syirkah untuk diterbitkan ke investor mulai
menganalisis bukti transaksi hingga menjadi laporan keuangan syirkah
yang utuh dan informatif yang siap diterbitkan kepada para investor dan
dibagian ke-4 akan berisi pembahasan studi kasus terhadap penerapan
fiqh muamalah dan syirkah yang sering ditanyakan oleh para peserta
pelatihan baik di kelas fiqh muamalah mastery ataupun di kelas
understanding syirkah BBR Institute
Semua isi materinya ditulis di buku understanding syirkah yang
dilengkapi dengan contoh dan studi kasus penerapannya yang
menjadikan buku ini sangat mudah dipahami sehingga akan sangat di
minati oleh banyak orang, dan hampir semua kalangan masyarakat yang
ingin mempelajari tentang syirkah secara mendalam dari mulai konsep
dasarnya dan bagaimana penerapannya.
BBR Institute juga telah memiliki jaringan yang luas sebagai
chanel untuk bisa memasarkan produk buku Understanding syirkah
terutamanya terlihat dari fans page FB BBR Institute yang telah memiliki
pengikut hampir 18 rb orang, group facebook syirkah bersama bebas riba
institute yang beranggotakan 6 rb lebih dan Alumni pelatihan fiqh
muamalah dan understanding syirkah yang berjumlah lebih dari 3000
orang yang tersebar di seluruh pelosok indonesia hingga malaysia serta
group -group anti riba lainnya yang telah bermitra dengan BBR Institute
diantaranya ada Komunitas anti riba Indonesia yang beranggotakan 69
rb, pasar halal Indonesia yang beranggotakan hampir 25 rb orang,
komunitas dinar dirham indonesia yang beranggotakan lebih dari 100 rb
BAB 11 Menyusun Rencana bisnis Syirkah | 263

orang dan komunitas-komunitas anti riba lainnya, serta orang-orang


yang memiliki minat dan ketertarikan terhadap fiqh muamalah,syirkah
dan ekonomi syairah yang semuanya akan menjadi target pasar dari
produk buku Understanding syirkah terbitan BBR Institute ini.
Strategi memasarkan produk buku understanding syirkah ini akan
di pasarkan melalui toko official BBR Institue baik itu di market place,
seperti tokopedia,shopee,buka lapak, market place FB, google play book
store dan melalui jaringan agency dan reseller yang akan di rekrut oleh
tim BBR Insititute serta melalui media sosial seperti whatapp, Facebook,
youtube dan Instagram baik secara organik maupun melalui iklan ads
berbayar.
Untuk Tahap pertama InsyaAllah akan di cetak sebanyak 1.000
eksemplar dan ditargetkan terbit di bulan juli tahun 2020, kebutuhan
modal awal untuk mencetak buku understanding syirkah tahap awal ini
berjumlah Rp.60.000.000 yang dipecah kedalam 10 lembar saham
termasuk untuk biaya operasional dan biaya iklan.Berdasarkan
kebutuhan modal tersebut kami ingin mengajak para investor potensial
khususnya yang telah tergabung di kelas praktikum BBR Institute untuk
ikut bergabung di project syirkah ini dengan nisbah bagi hasil dan Return
On Investmen(ROI) yang sangat kompetitif dibandingkan project syirkah
BBR Institute sebelumnya yaitu 70:30 , 70% untuk pengelola dalm hal ini
tim BBR Institute dan 30% untuk investor, dikarenakan jenis project
syirkah ini yaitu high skiled sehingga kemungkinan manfaat ekonomi
yang di dapat investor juga semakin besar.
Dengan menawarkan nilai yang menarik untuk perngembalian
keuangan, spiritual (karena syirkah ini didasarkan syariat Islam) serta
sosial karena di project ini kita juga akan mengadakan kelas pelatihan
agency dan reseller yang melatih sebanyak orang untuk bisa berjualan
sehingga akan menciptakan kemandirian secara ekonomi.
Kesimpulannya kami yakin bahwa Project Buku Understanding syirkah
BBR Instittue ini adalah project syirkah yang memiliki prospek cerah
kedepannya baik dalam hal ekonomi maupun dakwah dan syi’ar ekonomi
BAB 11 Menyusun Rencana bisnis Syirkah | 264

syariah. oleh karena itu BBR Institute mengundang para Investor syariah
potensial untuk turut berpartisipasi dalam bisnis ini.

Illustrasi 2 :
Batu bata dari kotoran sapi
EcoFaeBrick
Ringkasan Eksekutif

EcoFaeBrick (EFB) adalah perusahaan yang akan didirikan untuk


memproduksi dan memasarkan batu bata dari kotoran sapi sebagai
bahan baku. FEB menawarkan batu bata berkualitas tinggi dengan harga
rendah yang diproduksi dari bahan baku dan proses yang ramah
lingkungan.
Teknology yang digunakan menggunakan kotoran sapi yang sudah
diproses untuk mengganti tanah liat sebagai bahan baku batu bata.
Disamping itu, juga memanfaatkan gas metana hasil sampingan
pemrosesan kotoran sapi sebagai penggati kayu bakar dan solar dalam
pembakaran batu bata.
Kotoran sapi yang berlimpah menimbulkan masalah bagi
kesehatan sapi dan masalah higiene bagi masyarakat di sekitar
peternakan sapi. Karena itu, EFB juga memiliki misi social untuk
memberikan solusi dengan nilai ekonomis tinggi bagi pemasalahan
limbah kotoran sapi tersebut, terutama di daerah pedesaan. Terlebih
lagi, sapi menghasilkan gas metana yang menyumbang ke peningkatan
pemanasan bumi. Di sisi lain, eksploitasi tenah liat yang tak terbarukan
berakibat pada kerusakan tanah dan dengan demikian sangat
mengurangi luas tanah yang diperlukan untuk ekspansi peternakan. EFB
memberikan solusi dengan memanfaatkan kelimpahan pasokan bahan
baku ini dan kapabilitas yang ada pada masyarakat pedesaan dalam
membuat produk-produk berbahan tanah liat.
BAB 11 Menyusun Rencana bisnis Syirkah | 265

Melalui proses tertentu, kotoran sapi dapat dimanfaatkan untuk


menggantikan 75% tanah liat yang dipaai untuk membuat batu bata.
EFB menawarkan keunngulan ganda yang berasal dari kualitas
produk maupun harga. Dibandingkan degan batu bata tanah liat, batu
bata EcoFaeBrick 20% lebih ringan dan 20% lebih kuat.
Dari segi harga, EFB menawarkan harga yang lebih bersaing
karena biaya produksinya lebih rendah. Pada proses pembuatan batu
bata konvensional, komponen terbesar dari harga pokok penjualan
adalah kayu bakar yang bisa mencapai 60% biaya. Pemanfaatan biogas
dari kotoran sapi sangat mengurangi biaya bahan bakar. Sebgai hasilnya
biaya total EFB adalah 48% lebih rendah daripada batu bata biasa.
Pada 2009 berdasarkan perkiraan suplai rumah baru, kebutuhan
batu bata di ogyakarta diperkirakan sbesar 91,8 Milyar rupiah. EFB
mencoba memenuhi kebutuhan tersebut dengan berfokus pada pasar
bisnis seperti pengembang perumahan, Lembaga swadaya masyarakat
di bidang perumahan, dan komunitas local melalui koperasi sebagai
saluran distribusi.
Untuk menciptakan halangan masuk EFB mengembangkan
Model Bisnis tertutup, teknologi baru yang dilindungi paten, dan proses
produksi yang inovatif. Bisnis model EFB meliputi bukan saja
pengembang perumahan sebagai pelanggan, tetapi juga para investor,
dan koperasi – koperasi setempat yang bukan hanya menjadi pemasok
bahan baku, tetapi juga sebagai distributor.
Investasi awal proyek ini adalah 606 juta rupiah dengan waktu
pengambilan (payback periode) tiga tahun. Nilai sekarang bersih (NPV)
proyek ini adalah 2,7 miliar rupiah dan tingkat pengembalian internal
dimodifikasi (MIRR) sebesar 44,5%.
Dengan memanfaatkan teknologi dan menerapkan model bisnis
yang unik, EFB dapat menciptakan dampak social yang sangat berarti
disamping juga kuntungan keuangan yang menarik.
BAB 11 Menyusun Rencana bisnis Syirkah | 266

Ada tiga output social yang terbentuk, yaitu peningkatan


pendapatan para peternak sapi, dan angka kredit karbon karena
mengganti kayu bakar dengan biogas, dan nilai uang dari penghematan
tanah liat yang muncul karena menggantinya dengan kotoran sapi.
Tingkat pengambilan social (Social return on investment, SROI) bisnis ini
adalah 26:1, yang berarti bahwa untuk setiap dolar yang diinvestasikan
kedalam bisnis ini akan menghasilkan benefit bagi masyarakat dan
lingkungan sebesar 26 dola. Nilai manfaat social bisnis ini mencapai 8
milyar rupiah.
Dengan menawarkan nilai yang menarik untuk pengembalian
keuangan maupun social, kami yakin bahwa EcoFaeBrick adalah rencana
Bisnis yang layak direalisasikan. EcoFaeBrick mengundang para investor
potensial untuk berpartisipasi dalam bisnis ini.
EcoFaeBrick (EFB) (Indri Handayani, dkk. 2010) meraih posisi pertama dalam
kompetisi “Usaha Sosial Ramah Lingkungan” (Global Social Venture Competition,
GSVC) di tingkat Asia dan di tingkat dunia pada 2010.

Sekilas Profil Perusahaan


Setelah bagian ringkasan eksekutif, hal-hal yang substansial lainnya dalam isi
dokumen rencana bisnis syirkah ialah tentang profil dari perusahaan atau organisasi
yang mempunyai ide, sekaligus yang akan menjalankan rencana bisnis berbasis syirkah
ini, yang biasanya disimpan setelah di halaman setelah lembar atau bagian yang
menjelaskan tentang ringkasan eksekutif. Sehingga ketika calon investor sudah mulai
ada ketertaikan terhadap ringkasan eksekutif yang anda buat, dan menjadi titik awal
untuk membangkitkan rasa penasaran dan rasa ingin tahu calon investor terhadap
profil yang mempunyai ide dan sekaligus akan menjalankan rencana bisnis syirkah ini,
dapat dipastikan mereka akan mulai membaca dan mempelajari tentang bagian sekilas
profil perusahaan.
Oleh sebab itu di bagian sekilas profil perusahaan anda harus bisa menjelaskan
tentang profil dari lembaga atau perusahaan yang akan menjadi wadah untuk
menjalankan rencana bisnis syirkah ini, mulai dari tahap-tahap eksekusi dari rencana
bisnis ini, apakah dimulai pada tahap riset atau sudah ada rancangan produknya
sehingga anda tinggal mendesain dan membuat produk tersebut, untuk kemudian bisa
dipasarkan? Apakah sebelumnya sudah pernah berjalan, sehingga rencana bisnis ini
BAB 11 Menyusun Rencana bisnis Syirkah | 267

diperuntukan untuk expansi atau perluasan bisnis? anda harus menjelaskan


pentahapan bisnis syirkah anda di bagian sekilas profil perusahaan ini.
Setelah pentahapan bisnis, hal lain yang bisa dijelaskan dibagian sekilas profil
perusahan ini ialah, tujuannya rencana bisnis ini dijalankan, apa manfaatnya baik bagi
investor, pengelola, masyarakat atau bagi umat Islam secara umum. Kemudian jenis
operasi bisnisnya apakah anda di rencana bisnis ini berperan sebagai produsen, agen,
pengecer ataupun sebagai apa, termasuk jika sebagai produsen baiknya anda sekilas
menjelaskan tentang tahapan produksinya mulai dari bahan mentah dirubah menjadi
produk setengah jadi hingga menjadi produk jadi yang siap di pasarkan.
Dibagian ini juga anda bisa menjelaskan sekilas tentang produk yang akan anda
tawarkan kepada konsumen baik barang maupun jasa, seperti apa barangnya apa
keunggulan produknya dibandingkan produk sejenis, jika produk tersebut sudah ada
dipasaran. Hal lain lagi yang tak kalah pentingnya ialah badan hukum yang anda
gunakan untuk menjalankan usaha berbasis syirkah ini, termasuk tim-tim inti yang
menjadi dewan eksekutif yang akan mengeksekusi rencana bisnis syirkah ini,
background pendidikannya apa, pengalamannya apa saja, anda bisa jelaskan sedetail
mungkin tentang profil anda dan keseluruhan tim anda di bagian sekilas tentang profil
perusahaan ini, seccara garis besar poin-poin yang bisa di cantumkan dan jelaskan
dibagian sekilas profil perusahaan ini bisa rangkum kedalam bagan berikut ini:

- Tahap Bisnis

- Tujuan yang ingin anda capai dengan membuka bisnis tersebut

- Pasar yang akan dilayani

- Produk atau layanan yang disediakan

- Mengapa (calon) pelanggan memilih menggunakan produk/layanan tersebut

- Bentuk badan hukum


- Lokasi dan lingkup geografis

- Siapa saja yang akan mengelola

Sumber : Cyr, 2007.


BAB 11 Menyusun Rencana bisnis Syirkah | 268

Proyeksi Keuangan dan Kebutuhan Pendanaan


Bagian ini adalah bagian yang tak kalah pentingnya dengan ringkasan eksekutif
ataupun profil perusahaan dalam isi dari sebuah dokumen rencana bisnis. Sering kali
proyeksi keuangan dan kebutuhan dana hal yang menjadi daya tarik utama para
pembaca dokumen rencana bisnis khususnya calon investor yang akan menanamkan
sejumlah dananya dalam project syirkah yang direncanakan. Dikarenakan bagian ini
menyangkut keberlangsungan usaha(Going Concern) dari bisnis berbasis syirkah,
apakah usaha syirkah ini bisa bertahan lebih dari 2 atau 5 tahun atakah tidak bisa dilihat
dari proyesi keuangan. Kemudian dibagian proyeksi keuangan dan pendanaan juga
menyangkut kembalian investasi dan keuntungan yang akan diperoleh investor selaku
pemegang saham syirkah dan biasanya ini menjadi salah satu hal yang sensitif dan
fundamental bagi keputusan investor apakah akan menanamkannya dalam bisnis
berbasis syirkah ini atau sebaliknya akan mengurungkan niatnya.
Berdasarkan namanya saja proyeksi keuangan, yang berarti proyeksi artinya
perkiraan, maka yang namanya perkiraan kemungkinan untuk bisa tepat 100% sangat
jarang terjadi, paling tidak proyeksi keuangan yang terbaik pun akan mendekati hasil
sesungguhnya. Walaupun bersifat perkiraan tetap saja dalam proses pembuatannya
harus di dasarkan pada data. Bisa berdasarkan historis atau data-data keuangan di
priode sebelumnya jika bisnis syirkah tersebut sudah berjalan atau berdasarkan riset
dari bidang industri sejenis jika bisnis syirkah ini benar-benar baru merintis. Jangan
sampai perkiraan di buat benar-benar pure 100% berdasarkan perkiraan sama sekali
tidak didukung oleh data.
ketepatan perkiraan proyeksi keuangan dengan hasil sesungguhnya ketika
bisnis syirkah tersebut dijalankan sangat dipengaruhi oleh kualitas data yang di jadikan
dasar pembuatan proyeksi keuangan dan kebutuhan dana untuk mendanai bisnis
syirkah ini. Semakin kuat dan lengkap data yang digunakan maka proyeksi keuangan
syirkahpun akan semakin tepat, namun sebaliknya jika data yang diambil asal ambil, ala
kadarnya atau mungkin tanpa data sama sekali, maka besar kemungkinan tingkat
keakuratan antara proyeksi atau perkiraan dengan hasil sesungguhnya akan sangat jauh
sekali perbedaannya atau tingkat margin errornya tinggi.
BAB 11 Menyusun Rencana bisnis Syirkah | 269

Jika ini terjadi maka bisa merembet kemana-mana, dimana dampak


terburuknya ialah mengecewakan pihak investor, yang mungkin sejak awal ketika
mempelajari proyeksi keuangan bisnis syirkah tersebut mempunyai expetasi yang tinggi
terhadap bisnis syirkah ini, namun ketika mengetahui hasil sesungguhnya berbeda
dengan apa yang di proyeksikan maka expetasi yang tinggi dari investor ini akan
berubah menjadi kekecewaan yang dampak buruk terparahnya ialah merusak branding
baik branding pengelola syirkah maupun branding dari produk bisnis syirkah tersebut,
namun hal ini bisa diantisipasi sejak awal dengan mempersiapkan data-data yang kuat
sebelum membuat proyeksi keuangan dan kebutuhan dana syirkah ini.

Rancangan Proyeksi Keuangan dan Kebutuhan Pendanaan


Perusahaan atau organisasi bisnis berbasis syirkah tanpa riba, tanpa bank dan
tanpa akad bathil bisa di ibaratkan dengan seperti sebuah rumah tangga. Ada pihak
yang bertugas mencari uang biasanya kepala keluarga atau seorang ayah yang dalam
bisnis syirkah biasa dinamakan departemen pendapatan yang indikator kunci
keberhasilannya diukur dari seberapa besar pemasukan yang bisa dihasilkan dari bisnis
syirkah ini dan ada yang mengeluarkan uang seperti seorang ibu dan anak-anaknya yang
dalam bisnis syirkah biasa dinamakan dengan departemen biaya yang fungsi utamanya
mengeluarkan biaya-biaya seoptimal mungkin agar rumah tangga tersebut bisa berjalan
harmonis tanpa ada kendala keuangan yang berarti.
Seperti halnya ketika anda ingin membangun rumah tangga, hal pertama kali
yang harus dilakukan dari segi keuangan ialah melakukan proyeksi atau perkiraan
tentang kemungkinan sumber-sumber penghasilan yang bisa menjadi pemasukan bagi
rumah tangga tersebut termasuk jumlah nominalnya dalam satu tahun diperkirakan
akan menghasilkan pendapatan berapa termasuk perkiraan biaya-biaya yang mungkin
timbul dari rumah tangga tersebut seperti untuk kebutuhan pokok, biaya pendidikan,
biaya listrik dan air, biaya untuk enternainer dan wisata dan biaya-biaya lain yang
mungkin timbul di tahun tersebut.
Begitu pula ketika anda sedang membuat perencanaan untuk membangun
bisnis berbasis syirkah, anda juga harus membuat proyeksi atau perkiraan-perkiraan
tersebut, mulai dari perkiraan pendapatan yang akan diperoleh dan biaya-biaya yang
mungkin timbul dalam kurun jangka waktu tertentu. Setelah perkiraan pendapatan dan
biaya dibuat hal yang harus di poyeksikan ialah kebutuhan aset tetap yang diperlukan
agar bisnis syirkah ini terus berjalan. Misalkan kalau butuh tempat, maka diputuskan
apakah mau menyewa atau membeli, jika mau membeli atau menyewa dicantumkan
perkiraan nominalnya berapa di bagian proyeksi keuangan dan kebutuhan dana ini.
Ini sebenarnya momentum terbaik untuk menerapkan prinsip entitas dalam
bisnis berbasis syirkah anda, dimana dalam prinsip ini dijelaskan bahwa suatu entitas
BAB 11 Menyusun Rencana bisnis Syirkah | 270

bisnis berbasis syirkah merupakan suatu entitas yang terpisah antara pribadi pengelola
syirkah dengan entitas bisnis syirkah yang dijalankannya, intinya prinsip entitas bisnis
syirkah ini mengharuskan adanya pemisahan harta pribadi dengan harta entitas syirkah.
Ditahap pembuatan proyeksi inilah kesempatan yang baik bagi anda untuk memulai
memisahkan mana harta pribadi pengelola dan mana harta milik entitas syirkah yang
hakikatnya milik investor, karena pengelola syirkah hanya mempunyai hak pakai tanpa
ada hak memiliki terhadap seluruh aset-aset yang menjadi milik entitas syirkah
tersebut, kecuali jika pengelola tersebut mempunyai saham juga di bisnis syirkah yang
dikelolanya tersebut.

Mulailah dengan memisahkan mana harta pribadi dan mana harta atau aset
milik bisnis berbasis syirkah tersebut, setelah benar-benar dipisahkan di rinci juga
kebutuhan aset untuk menjalankan bisnis berbasis syirkah ini apa saja dan perkiraan
harganya berapa. Sebagai pengetahuan bahwa yang namanya aset tetap atau fix aset
jika suatu benda atau jasa tersebut memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun maka
hal tersebut bisa diakui sebagai aset, namun jika memilki masa manfaat kurang dari
satu tahun misalnya maka harus diakui sebagai biaya pengurang pendapatan di laporan
laba-rugi atau dalam hal ini masuk ke proyeksi laporan laba rugi, misalnya biaya
perlengkapan habis pakai, biaya listrik dan air dan biaya-biaya sejenisnya.
Langkah terakhir dalam menyusun proyeksi keuangan dan kebutuhan dana
ialah merangkum semua langkah sebelumnya menjadi tiga macam dokumen proyeksi
atau perkiraan keuangan sebagai berikut : (untuk contohnya bisa dilihat di lampiran 2
tentang contoh proyeksi keuangan dan kebutuhan pendanaan).
A. Dokumen Proyeksi Laba-rugi, Memuat perkiraan mengenai jumlah hasil
penjualan dan jumlah semua biaya-biaya baik yang tunai maupun yang bukan
tunai tiap tahun
B. Dokumen Proyeksi Neraca, Memuat perkiraan mengenai jumlah aktiva lancar,
aktiva tidak lancar, kewajiban baik jangka pendek maupun jangka panjang dan
ekuitas atau modal yang di butuhkan dari investor dimulai dari tanggal rencana
bisnis syirkah ini dimulai
C. Dokumen Proyeksi aliran Kas atau biasa disebut dengan proyeksi laporan arus
kas yang berisi perkiraan mengenai banyaknya uang tunai yang masuk dan uang
tunai yang keluar yang erat sekali hubungannya dengan tingkat liquiditas dari
bisnis syirkah ini.
Jika anda melaporkan kejadian-kejadian keuangan yang telah terjadi maka laporan
tersebut disebut dengan laporan keuangan, namun jika anda melaporkan hal-hal yag
berkaitan dengan keuangan namun belum terjadi hanya sebatas perkiraan atau
BAB 11 Menyusun Rencana bisnis Syirkah | 271

kemungkinan-kemungkinan untuk benar-benar terjadi dinamakan Proyeksi keuagan


yang sifatnya tidak mengikat seperti anggaran. Sedangkan jika sudah diputuskan untuk
menjadi pedoman dalam setahun atau kurang disebut dengan anggaran yang bersifat
mengikat.
Contoh Menghitung Rasio Return On Investment (ROI)
Hal lain lagi yang perlu ada di bagian proyeksi keuangan dan kebutuhan
pendanaan adalah Rasio Retun On Investment atau sering dikenal dengan rasio ROI
adalah sebuah rasio utuk mengukur tingkat kembalian investasi dari suatu bisnis
berbasis syirkah yang akan jadi pertimbangan utama seorang investor ketika
memutuskan apakah ingin menanamkan sejumlah uangnya pada bisnis berbasis syirkah
ini ataukah mengurungkan niatnya. Karena rasio keuangan ROI ini mengukur berapa
perkiraan presentase hasil yang akan diperoleh investor dari kegiatan bisnis syirkah ini
yang di dasarkan pada jumlah hasil yang akan diperoleh investor dalam jangka waktu
tertentu dengan jumlah modal yang di investasikan kedalam bisnis syirkah ini sehingga
untuk lebih mudah memahami bagaimana cara menghitung rasio keuangan ROI adalah
dengan menggunakan persamaan berikut ini:

Retun On Investment(ROI)

Jumlah investasi yang ditanamkan


100%
Jumlah hasil yang diperoleh investor

Contoh Perhitungan Rasio ROI


Untuk melihat contoh perhitungan ROI silakan bisa di lihat pada lampiran 2
dibelakang buku ini tentang analisis keuangan.
BAB 12 Presentasi dan Dapatkan Investor | 272

S
etelah rencana bisnis syirkah telah dibuat maka tahap selanjutnya ialah bagaimana
“menjual” ide bisnis syirkah yang sudah anda buatkan perencanaanya dengan
sangat matang kepada para investor potensial syariah. karena salah satu manfaat
utama dari membuat rencana bisnis syirkah ialah untuk mendapatkan investor syariah
yang mau menanamkan sejumlah modalnya pada bisnis syirkah anda, sehingga
memungkinkan anda bisa menjalankan bisnis dengan hanya modal keahlian untuk
mengelola bisnis tanpa harus punya modal terlebih dahulu, dan yang paling penting
membuka peluang yang besar untuk bisa bersinergi baik dengan investor syariah
mapun dengan orang-orang yang mempunyai keahlian berbeda dengan diri kita dan
bisa saling melengkapi satu sama lain ketika mengelola suatu bisnis berbasis syirkah,
sehingga kekuatan dai bisnis syirkahpun akan meningkat berkali-kali lipat dibandingkan
hanya dengan mengelola bisnis sendirian tanpa bersinergi melalui syirkah.

Berawal dari Branding


Seringkali anda mendengar kata branding dan juga brand atau nama baik. kata
brand sering berkaitan dengan suatu produk ataupun orang seccara personal yang lebih
dikenal dengan personal branding. Jika anda mencari-cari makna brand pada literatur
tertentu banyak ambiguitas terlebih jika diartikan dengan kondisi saat ini. Lantas apa
itu brand dan branding?
Sebelum mengetahui apa itu branding, anda perlu memahami dasar katanya,
brand. Istilah brand sendiri pertama kali digunakan oleh orang-orang Inggris pada abad
ke-19 sebagai bentuk memberi tanda kepada hewan-hewan ternak dan juga budak
dengan memberi cap besi panas pada tubuh mereka. Saat itu mereka menyebut dengan
kata burn. Kemudian kata brand mulai populer digunakan oleh orang-orang jerman
dengan makna yang sama yaitu menandai sesuatu menggunakan cap besi panas,
brennen.
BAB 12 Presentasi dan Dapatkan Investor | 273

Brand sendiri saat ini diartikan sebagai identitas diri yang membedakan antar
sesama baik manusia, produk, maupun tempat. Sedangkan branding adalah sebuah
kegiatan komunikasi, mempekuat, mempertahankan sebuah brand dalam rangka
memberikan perspektif kepada orang lain yang melihatnya.
Kemudian sekarang yang menjadi pertanyaan besarnya adalah apa
hubungannya antara branding dengan peningkatan kemungkinan yang signifikan untuk
bisa mendapatkan investor dari ide rencana bisnis yang telah anda buat dan
presentasikan kepada investor?
Setelah anda membuat rencana bisnis syirkah dalam bentuk dokumen
Business Plan sematang mungkin, langkah selanjutnya ialah bagaimana “menjual” ide
bisnis ini kepada orang yang mau menginvestasikan sejumlah uangnya kepada bisnis
syirkah anda, dan tidak mungkin langsung menawarkan kepada sembarang orang
begitu saja, pastinya orang tersebut harus mempunyai kedekatan secara emosional
terlebih dahulu kepada anda atau minimal kenal dan tau siapa dan apa latarbelakan
atau rekam jejak yang pernah anda lakukan. Karena jika tanpa itu semua, misalkan anda
langsung menawarkan kepada orang yang benar-benar baru, dalam artian orang
tersebut sama sekali tidak tahu dan tidak mengenal anda siapa, tiba-tiba saja anda
melakukan penawaran atau presentasi tentang rencana bisnis syirkah anda dan
menawarkan kepada orang tersebut untuk ikut terlibat sebagai investor dari bisnis
berbasis syirkah ini, maka kemungkinan orang tersebut untuk mau menginvestasikan
sejumlah uangnya kepada bisnis syirkah anda sangat kecil sekali.
Oleh karena itu langkah pertama sebelum anda menawarkan dan
mempresentasikan rencana bisnis syirkah anda ialah kuatkan dulu brandingnya, baik
personal branding yaitu branding anda sendiri selaku CEO yang akan menjadi pemimpin
untuk menjalankan rencana bisnis syirkah maupun branding dari produk yang akan
anda jual ke konsumen serta branding corporate atau branding perusahaan/ organisasi
syirkah yang akan menjadi wadah untuk menjalankan bisnis syirkah ini. Dengan adanya
branding yang kuat bisa menjadi pondasi yang kokoh ketika anda mulai “menjual” dan
mempresentasikan rencana bisnis yang telah anda siapkan sebelumnya kepada calon
investor syariah potensial. Bukan tidak mungkin jika branding anda sudah benar-benar
kuat bukan lagi anda yang mencari investor, namun investor yang akan mengejar-ngejar
mencari anda untuk bisa mengelola uang yang mereka miliki agar semakin produktif,
terus berkembang dan menghasilkan keberkahan semaksimal mungkin untuk
penguatan ekonomi umat Islam.
BAB 12 Presentasi dan Dapatkan Investor | 274

Sebenarnya orang-orang diluar sana yang


Bukan tidak mempunyai uang yang mengendap dalam artian belum
mungkin jika tahu mau digunakan untuk apa, karena kalau disimpan
di bank akan kena dosa riba, jika disimpan dalam bentuk
branding anda
emas, sama-sama mengendap hanya bisa aman dari
sudah benar-benar inflasi saja, jika dipake buat modal bisnis, belum ada
kuat bukan lagi pengalaman atau keahlian mengelola bisnis yang jika
anda yang mencari dipaksakan besar kemungkinan bukannya menghasilkan
investor, namun keuntungan yang ada malah kerugian sehingga aset
berupa uang tunai tersebut akan hilang sia-sia, jika ingin
investor yang akan
dibelikan tanah, aset tanah terebut walaupun harganya
mengejar-ngejar hampir selalu mengalami kenaikan juga termasuk aset
mencari anda yang kurang liquid dalam artian jika kita butuh
mendadak sangat sulit untuk menjualnya dan pilihan
yang terakhir jika ingin di investasikan untuk syirkah, orang-orang yang mempunyai
uang mengendap tersebut atau calon investor untuk sekarang-sekarang ini masih
kesulitan untuk menemukan pengelola bisnis berbasis syirkah yang benar-benar
amanah untuk mengelola dana investornya. Amanah disini dalam artian orang tersebut
telah menguasai fiqh muamlah agar syirkahnya benar-benar sesuai dengan syariat
Islam, menguasai pengelolaan bisnisnya termasuk pencatatan dan pelaporan transaksi
syirkahnya, agar syirkahnya bukan sekedar sesuai dengan syariat Islam tapi juga
menimbulkan kebermanfaatan ekonomi baik bagi para pihak yang bersyirkah maupun
bagi ekonomi umat secara umum.
Kesulitan-kesulitan yang dihadapkan calon investor dalam mencari pengelola
syirkah yang amanah tersebut, kalau dipandang dari sudut pandang lain maka
sebenarnya merupakan peluang bagi seorang syirkahpreneur untuk bisa memberikan
solusi atas permasalahan tersebut sengan serius terus belajar dan meungupgrade diri
agar bisa menjadi pengelola syirkah yang amanah dan dicari oleh investor.
Dimana agar anda bisa dikenal oleh investor, atau agar investor tahu bahwa
anda memang benar-benar amanah untuk mengelola bisnis syirkah diperlukan yang
namanya branding, dengan melakukan branding memungkinkan anda bisa jauh lebih
dikenal oleh calon investor syariah potensial.
BAB 12 Presentasi dan Dapatkan Investor | 275

Melakukan Personal Branding


Untuk bisa melakukan personal branding bisa dilakukan dengan banyak cara,
namun yang paling mudahnya ialah dengan memanfaatkan sosial media yang anda
miliki dan bisa anda gunakan secara gratis hanya bermodalkan kuota/wifi dan
smartphone/ laptop anda sudah bisa melakukan personal branding.
Menurut pengalaman penulis dalam melakukan personal branding setelah
melakukan percobaan berbagai macam cara, yang paling efektif melakukan personal
branding adalah lewat pintu pendidikan, yaitu anda sebisa dan sebanyak mungkin anda
membuat postingan-postingan yang edukatif dan inspiratif yang menjadi
kekuatan,minat dan passion anda dan diusahakan berhubungan dengan bidang usaha
syirkah yang sudah anda buat perencanaan rincinya dalam bentuk business plan dan
sudah siap anda presentasikan kepada calon investor di media sosial anda seperti
Facebook yang cocok jika anda lebih suka sharing dalam bentuk teks, Instagram jika
anda lebih senang sharing atau mengajarkan orang dalam bentuk gambar, youtube jika
anda lebih senang sharing dan mengajarkan orang dalam bentuk video serta yang paling
penting dan jangan anda lupakan adalah WhatsApp, usahakan anda menggunakan
WhatsAap Business yang memiliki fitur yang sangat menunjang dalam melakukan
personal branding anda.
Personal branding termasuk kedalam investasi jangka panjang, karena anda
tidak bisa merasakan dampak dari personal branding secara instan, sehari,seminggu
ataupun sebulan. Dalam kebanyakan kasus dampak dari personal branding belum
begitu terlihat dan bisa dirasakan dalam jangka pendek, biasanya akan mulai terlihat
dan dapat dirasakan dampaknya dalam jangka waktu enam bulan keatas. Walaupun
personal branding masuk kedalam investasi jangka panjang tapi personal branding
inilah yang bisa menjadi pembeda paling jelas dengan orang-orang lain yang bergerak
di bidang bisnis yang sama namun tanpa melakukan personal branding.
Mulaialah melakukan personal branding dari sekarang, yaitu dengan cara
menginvestasikan waktu antara 1 sd 2 jam setiap harinya atau beberapa hari dalam
seminggu untuk fokus serius melakukan personal branding, salah satu yang bisa
dilakukan ialah bisa dimulai dari Facebook anda, yaitu mulai membuat postingan yang
edukatif dan inspiratif yang terkonsep yang berhubungan dengan bidang bisnis syirkah
anda.
Misalkan bisnis syirkah anda di bidang pertanian, maka personal branding yang
bisa anda lakukan adalah merencanakan konsep postingan untuk di sharing di facebook
yang berkaitan dengan cara-cara bertani yang baik, misalkan 3 tips memilih benih yang
unggul, cara melakukan stek, cara memilih pupuk agar tanaman bisa menghasilkan
buah yang maksimal dan hal-hal sejenisnya secara rutin dan terkonsep, mulai dari yang
BAB 12 Presentasi dan Dapatkan Investor | 276

sifatnya pemahaman dasar hingga ke pemahaman tingkat lanjut, kata kuncinya tekun
dan terkonsep.
Selain dengan rutin membuat postingan yang edukatif dan inspiratif, cara lain
yang bisa anda lakukan untuk melakukan personal branding ialah dengan cara
membuka kelas pelatihan baik offline maupun online secara gratis, namun yang lebih
realistis dilakukan karena tidak memerlukan biaya besar ialah dengan mengadakan
kelas pelatihan online baik bisa melalui group WA, Telegram ataupun dalam bentuk
webinar melalui zoom atau google meet. Tentu tema kelas pelatihan onlinenya harus
sesuai dengan bidang bisnis syirkah anda.
Melanjutkan contoh sebelumnya di bidang bisnis syirkah pertanian, ketika
anda ingin membuka kela pelatihan online bisa mengambil tema yang sesau dengan
bidang bisnis syirkah tersebut yaitu dibidang pertanian, misalnya kelas pelatihan online
bagaimana bertani dengan menggunakan teknik hidroponik.
Lambat laun, cepat atau lambat investasi yang telah anda berikan untuk
personal branding tersebut pada suatu saat akan sampai pada orang-orang mulai
mengenal siapa anda apa keahlian anda termasuk profil dan rekam jejak anda, yang bisa
menjadi modal pertama yang kuat untuk bisa melangkah ke langkah selanjutnya yaitu
mulai menjual keahlian anda dan yang paling utama bisa menawarkan saham dari
rencana bisnis anda kepada investor.
Ketika personal branding anda sudah kuat, apapun produk yang anda jual
termasuk saham syirkah, amatlah jauh lebih mudah daripada langsung menjual produk
atau menawarkan rencana bisnis anda tanpa melakukan personal branding terlebih
dahulu, disinilah letak pentingnya personal branding dalam melakukan presentasi
rencana bisnis syirkah anda dan mulai mendapatkan investor syariah.
Setelah personal branding kuat, maka anda bisa melangkah ke langkah
berikutnya yaitu bagaimana melakukan presentasi rencana bisnis anda kepada investor
syariah, karena personal branding hanya sebagai pondasi dan selanjutnya anda juga
perlu memiliki keahlian bagaimana menyampaikan rencana bisnis yang telah anda buat,
karena tidak semua apa yang anda tulis dalam rencana bisnis syirkah perlu anda
sampaikan semua. Anda perlu menyeleksi lagi mana yang perlu disampaikan dan apa
yang tidak perlu disampaikan cukup dibuat secara tertulis saja, serta bgaimana cara
presentasinya agar pesan yang anda sampaikan benar-benar bisa sampai ke benak
audien atau dalam hal ini yaitu calon investor syariahnya.
BAB 12 Presentasi dan Dapatkan Investor | 277

Melakukan Presentasi Rencana Bisnis Syirkah Kepada Calon


Investor
Secara garis besar cara menyampaikan ide rencana bisnis syirkah anda bisa
dengan dua cara, pertama secara online, dimana berdasarkan pengalaman penulis cara
menyampaikan ide rencana bisnis secara online yang efektif adalah melalui group
media sosial yang telah anda jadikan tempat untuk melakukan personal branding, baik
itu melaui postingan-postingan yang bermanfaat ataupun melalui pelatihan gratis yang
sering anda adakan di group media sosial tersebut, yang berhubungan dengan bidang
ide rencana syirkah anda tersebut. Group media sosial tersebut, bisa berupa fans page
Facebook, group Facebook, Group Telegram, ataupun group WhatsApp. Namun yang
paling efektif dan paling menimbulkan hubungan emosional dengan audiens diantara
semua media sosial tersebut adalah group WhatsApp, mungkin dikarenakan WhatsApp
sangat mudah digunakan oleh semua kalangan masyarakat dibandingkan jenis media
sosial lainnya, jadi baiknya usahakan atau prioritaskan terlebih dahulu untuk
menyampaikan presentasi rencana bisnis syirkah anda secara online melalui group
WhatsApp terlebih dahulu sebelum group-group media sosial lainnya.
Perlu diingatkan lagi bahwa kesuksesan untuk menyampaikan presentasi
rencana bisnis syirkah anda, yang indikator kesuksesannya ialah banyak orang yang mau
bergabung menjadi investor syariah di rencana project syirkah anda selain ide rencana
bisnis syirkah anda harus benar-benar realistis untuk di realisasikan, kemungkinan
menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi daripada kemungkinan mengalami
kegagalan, value produknya telah tervalidasi dan juga telah memiliki sistem pencatatan
dan pelaporan yang stabil dan konsisten ialah tahapan personal branding benar-benar
telah anda lakukan dengan sebaik mungkin, pelatihan yang anda adakan benar-benar
telah memberikan manfaat bagi peserta pelatihannya atau memberikan solusi atas
permasalahan yang sedang dihadapi para peserta pelatihan yang anda adakan di goup
media sosial tersebut, khususnya group WhatsApp.

Membangun Hubungan Emosional yang Kuat


ketika tahapan personal branding sudah anda lakukan dengan sangat baik
menjadikan para audiens yang dalam hal ini para peserta pelatihan online yang anda
adakan menjadi lebih mengenal anda, termasuk kemampuan, pengetahuan, dan skill
anda terhadap bidang rencana bisnis syirkah yang anda ingin bangun dan jalankan, yang
pada akhirnya akan menimbulkan keyakinan dan hubungan emosional yang kuat yang
bisa menjadi pondasi yang kokoh dalam keberhasilan anda menyampaikan dan
menawarkan kepada para audien untuk bergabung menjadi investor syariah di rencana
project syirkah anda, kata kuncinya selain kualitas rencana bisnis syirkah anda ialah
BAB 12 Presentasi dan Dapatkan Investor | 278

hubungan emosional yang kuat anda selaku pemimpin yang mempunyai ide rencana
bisnis syirkah dan audiens yang juga merupakan calon investor syariah yang akan
menanamkan sejumlah uangnya pada project syirkah anda. Sebagus dan sehebat
apapun ide rencana bisnis syirkah anda tanpa adanya ikatan dan hubungan emosional
yang kuat dengan calon investor, kemungkinan mereka untuk bergabung menjadi
investor syariah tetap sangat kecil sekali.
Cara yang kedua ialah secara offline, yaitu dengan menyampaikan rencana
bisnis syirkah anda secara offline baik anda yang mendatangi investor ataupun
sebaliknya investor yang datang ke tempat anda untuk mendengarkan presentasi
rencana ide bisnis syirkah anda.

Presentasi Lisan Rencana Bisnis


Menjual Ide Anda
Seperti telah dibahas di awal bab ini, salah satu manfaat utama Rencana bisnis
adalah untuk mencari investor yang bersedia (ikut) mendanai bisnis yang anda
rencanakan. Namun, Hanya menyipakan dokumen rencana bisnis tidaklah cukup. Anda
perlu mencari pihak yang berminat untuk mendengarkan presentasi anda tentang
rencana bisnis anda tersebut.
Anda telah melakukan banyak sekali persiapan hingga dokumen formal
rencana Bisnis anda selesai dicetak. Sayang sekali, itu tidak cukup. Bab ini cukup panjang
karena dari pengamatan penulis, terlalu banyak presentasi Rencana Bisnis, yang
walaupun disipakan dengan baik, justru tidak efektif. Walaupun tidak ada cara terbaik
untuk melakukan presentasi, sebaiknya Anda mencermati diskusi berikut ini. Kemudian,
anda bisa memilih cara mempresentasikan Rencana Bisnis Anda.
Intinya : Tidak semua tertulis dalam dokumen formal Rencana Bisnis perlu
anda presentasikan semua.

Contoh Suasana “ Menjual Ide Bisnis”


Apa yang bisa disiapkan oleh (calon) pebisnis dalam mempresentasikan
Rencana Bisnis mereka untuk mencari pendanaan? Sulit untuk membuat generelasi
karena tiap kasus pasti berbeda. Sangat tergantung pada berbagai faktor, misalnya
sejauh mana anda atau “Dunia” anda sudah terbiasa dengan “jual-beli” ide bisnis dan
rencana” ini. Juga tergantung pada budaya tempat anda berada. Budaya Amerika
Serikat tentu berbeda dengan di Makassar atau Solo.
Tapi, ada baiknya kalau anda membayangkan susasana salah satu presentasi
semacam itu (dan permasalahan yang muncul jika anda tidak siap) dengan mempelajari
BAB 12 Presentasi dan Dapatkan Investor | 279

kisah nyata yang terjadi di Amerika Serikat berikut ini. Cerita ini ditulis oleh Scott
Gerber, seorang entrepreneur di New York dan penulis buku – buku laris tentang bisnis.
Saya sadurkan untuk anda :
“Segera setelah lulus S1, saya dan beberapa teman membuat rencana untuk
memulai bisnis baru di bidang media. Selama beberapa minggu kami mengolah konsep
bisnis, menulis Rencana Bisnis, dan mulai mencari pendanaan. Dengan sedikit usaha,
saya berhasil membuat janji temu dengan sebuah perusahaan investasi terkenal untuk
membahas peluang tersebut.
Walaupun bisnis kami belum menghasilkan uang sepeserpun, dan tidak
satupun dari kami pernah menjadi CEO perusahaan berjuta dollar, kami semua yakin
bahwa kami pasti berhasil mendapat pendanaan dari perusahaan tersebut.
Bayangkan, proyeksi keuangan yang kami buat menunjukan bahwa bisnis ini
akan segera mencapai penjualan kotor hingga $200 juta. Mana ada investor yang
menjawab “tidak” jika ditawari peluang sehebat itu ?
Kamu yakin kami pasti akan menjadi kaya. Yang kami butuhkan hanya mencari
dana dalam jumlah kecil saja - $15 juta sudah cukup. Saya ingat saya berpikir,”Apa
susahnya?” Kami benar-benar naif, dan delusive. Hanya ada satu masalah kecil dalam
rencana kami. Tak seorangpun dari kami mempunyai ide mengenai bagaimana
mempresentasikan Rencana Bisnis dihadapan Investor. Lalu, saya melakukan apa yang
pasti akan dilakukan oleh semua (calon) pebisnis kalau bingung berburu di Google
dengan kata kunci “Bagaiamana menyajikan rencana bisnis pada investor”.
Takada satu hal pun yang saya baca dari Google menyiapkan saya menghadapi
apa yang terjadi. Dengan segera kami dapati bahwa presentasi kami sudah gagal,
bahkan sebelum kami memulainya. Dan parahnya, ternyata sudah gagal sebelum kami
memulai menulis rencana Bisnis.
Pada awal pertemuan, salahsatu dari Investor meminta ringkasan eksekutif
dalam selembar kertas. Saya tidak menyiapkan ringkasan semacam itu, jadi saya
berikan 11 halaman pertama dari berkas setebal 95 halaman yang membuat Rencana
Bisnis Saya. Itu adalah pukulan pertama.
Saat saya masih ditngah presentasi – menerangkan slide ke- 4 dari total 32 slide yang
saya siapkan – Investor kedua sudah menginterupsi dan berkata,”Oke, behenti dulu.
Kalian pasti tidak memerlukan 15 juta dollar.”
Untuk membela rencana bisnis kami, dengan terlalu yakin saya menjawab,”Tidak bisa
kurang dari jumlah itu.”
“Oh, begitu? Tidak bisa ya, huh?” Ia menjawab dengan sedikit nyengir dan
menyembunyikan tawa. Itu adalah pukukan kedua.
BAB 12 Presentasi dan Dapatkan Investor | 280

Kedua investor itu kemudian melanjutkan hantaman-hantaman mereka dengan


pertanyaan bertubi-tubi :
“Berapa banyak uang yang secara pribadi kalian tanamkan dalam bisnis ini ? Apakah
mendekati 15 Juta dollar?”
“Mengapa kami harus menggaji sekelompok pemuda umur duapuluh tahun yang tidak
mempunyai jejak prestasi nyata sebesar $100.000 ?”
“Berapa banyak hasil penjualan yang telah kalian capai dari bisnis ini sampai hari ini?”
“Mengapa kami harus memberi kalian $15 juta padahal bisnis ini bahkan belum menjual
sebanyak 15 dollar?”
“Bagaimana kalian akan membuktikan akan mencapai penjualan kotor sebesar 200 juta
dollar pada tahun ketiga?”
“Apa yang kalian rencanakan untuk memproduksi, memasarkan, dan mendistribusikan
10 produk secara bersama-sama bahkan sebelum kalian melihat apakah satu produk
bisa terjual?”
Pertanyaan-pertanyaan terus mengalir bertubi-tubi. Tak satupun jawaban kami
memuaskan mereka. Itu adalah pukulan ketiga.
“Seperti anda duga saya tidak membawa pulang cek sebesar 15 juta dollar setelah
pertemuan itu berakhir. Beberapa waktu kemudian saya menyadari bahwa presentasi
itu merupakan suatu dari pengalaman-pengalaman edukatif terpenting dalam karir
saya saat masih muda. Saya belajar lebih banyak mengenai upaya mencari pendanaan
di dunia nyata dalam 30 menit dibandingkan dengan apa yang dipelajari banyak
entrepreneur dari buku di sepanjang kehidupan mereka.”
Apa kesimpulan anda setelah membaca kisah di atas? Silakan menyimpulkan sendiri.

Tiga Tahap Menyajikan Ide Bisnis


Dalam upaya anda untuk menarik perhatian dan mendapatkan komitmen
pendanaan dari para (calon) investor, ada empat cara yang sering sekali dilakukan
secara berurutan :
1. Menarik perhatian calon investor dengan waktu sangat singkat agar mereka tertarik
utuk mengetahui lebih lanjut: ”Pitch satu menit”, “Presentasi 60 detik”, atau
“Presentasi di Elevator” (secara lisan, melalui e-mail, atau melalui unggahan video
di Youtube). (Catatan : “Pitch” adalah presentasi untuk menjual sesuatu, termasuk
menual ide bisnis. Anda akan sering menemui istilah tersebut dalam bab ini).
BAB 12 Presentasi dan Dapatkan Investor | 281

2. Membuat ringakasan pendek, satu hingga lima halaman untuk mereka baca dengan
cepat dan mengambil kesimpulan untuk tindakan mereka berikutnya (secara
tertulis).

3. Melakukan presentasi penuh dalam waktu singkat (secara lisan).

4. Membuat pihak yang bersangkutan mau membaca Dokumen lengkap Rencana


Bisnis anda (secara tertulis). Hal itu sudah dibahas di bab sebelum ini.

1. “Presentasi 60 Detik”
Tahap ini sangat penting karenan umumnya pihak investor adalah orang-
orang yang sangat sibuk. Bayangkan saja bahwa anda hanya punya kesempatan 60
detik untuk menceritakan bisnis yang anda rencanakan, dan mampu membuat pihak
tersebut mengatakan :
“hmm.. Oke, saya ingin tahu lebih lanjut tentang ide bisnis anda. Kapan bisa
bertemu untuk presentasi sekitar 10 – 20 menit ?”
Enampuluh detik itu bisa anda manfaatkan dengan bebagai cara. Misalnya
berbicara lewat telepon, sambil berjalan disamping orang tersebut atau bahkan sambil
naik elevator. Karena itu presentasi 60 detik umumnya disebut “Presentasi di elevator”
(Elevator pitch), “Presentasi 60 detik” (60 Seconds pitch), atau “Presentasi satu menit”
Apa yang akan anda lakukan ? apa yang akan anda bicarakan ? Enam puluh
detik sangatlah singkat. Itupun sebaliknya anda berbicara cukup lambat supaya
pendengar dapat menangkap inti presentasi satu menit anda itu. Kunci untuk presentasi
satu menit yang efektif adalah : “Cepat, kuat, dan padat.”
Sebagai ilustrasi untuk “Presentasi satu menit”. Contoh berikut dipilih oleh
wartawati majalah Fortune, Anne Vandermey, saat ia menghadiri kompetisi rencana
Bisnis di salah satu universitas di Amerika Serikat pada April 2012.
Peserta diminta membayangkan melakukan presentasi satu menit di depan
Warren Buffet, Investor tersohor di Amerika Serikat. Tentu saja pak Buffet tidak benar-
benar datang, dia diwakili sekelompok juri. Tujuan presentasi adalah membuat “Pak
Buffet” tertarik mendengarkan presentasi lebih lanjut. Berikut dua “60 second pitch”
pilihan Anne Vendermey.
BAB 12 Presentasi dan Dapatkan Investor | 282

Contoh : House Inc.


Bisnis mereka : Kelompok ini menawarkan sistem analisis data ramah
pengguna bagi pemilik rumah yang ingin membuat rumah mereka “hijau” (ramah
lingkungan). Mislanya, aplikasi tersebut dapat menyediakan data secepat apa uang
anda Kembali kalau anda memasang panel surya di atas atap rumah.
Pitch 60 detik : “(Kami adalah) perusahaan yang menguntungkan, perusahaan
berteknologi hijau, dan perusahaan dengan tanggung jawab sosial. Nah, pak Buffet,
saya tahu anda sudah mempunyai banyak sekali uang lebih banyak dari yang biasa
anda bayangkan pemakaiannya, tetapi kami (menghasilkan) 22 kali pengembalian
tunai – ke-tunai dalam empat tahun, jadi pertimbangkan bisnis ini.”

Contoh : Solanux inc


Bisnis mereka : Memproses produk makanan menjadi rendah – glikemik
(makanan yang masuk ke darah dengan lambat).
Pitch 60 detik : Di Idaho, kami mencintai kentang yang kami hasilkan. Tetapi
masalah terbesar dalam industri kentang adalah bahwa jika anda makan produk dari
kentang, kadar gula dalam darah anda akan melonjak tinggi. Kami telah memecahkan
masalah itu . Jika anda tertarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang kentang goreng
yang lebih sehat, temuilah salah satu anggota Solanux mala mini.” (Idaho adalah
negara bagian penghasil utama varietas kentang di Amerika serikat).

2. Memo Singkat Rencana Bisnis


Informasi padat singkat, satu sampai lima halaman.
Presentasi dalam bentuk memo tertulis ini adalah bentuk yang lebih panjang
daripada “Presentasi di Elevator”. Memo ini dapat menjelaskan hal-hal penting dalam
Rencana Bisnis syirkah anda dan kebutuhan pendanaanya, dalam bentuk yang mudah
dibaca (Calon) Investor dengan cepat.
Presentasi ringkas tertulis ini bisa berbentuk memo satu hingga lima halaman.
Anda bisa Menyusun berdasarkan sebagian dari isi “Ringkasan Eksekutif” dalam
dokumen rencana Bisnis anda.
BAB 12 Presentasi dan Dapatkan Investor | 283

Memo ringkasan rencana bisnis sebaiknya memuat hal-hal berikut :


➢ “Kebutuhan” di pasar yang akan anda isi.
➢ Ringkasan deskripsi pasar / segmen yang anda pilih.
➢ Produk / layanan apa yang anda tawarkan.
➢ Strategi pembeda.
➢ Prospek pertumbuhan.
➢ Tim inti manajemen.
➢ Rencana pendanaan.
➢ Besarnya dana yang dibutuhkan dari investor.
➢ Besarnya persentase kepemilikan yang anda tawarkan untuk
pendanaan tersebut.
➢ Rencana anda untuk memanfaatkan dana tersebut menjadi uang bagi
mereka.
➢ Kapan dan berapa besar pengembalian yang akan mereka peroleh.

3. Presentasi Standar
Dalam praktik, Pitch (presentasi menjual ide) Rencana Bisnis syirkah anda
mungkin jauh lebih penting daripada dokumen formal Rencana bisnis syirkah yang anda
siapkan. Pihak investor sering tidak menyukai waktu ataupun minat untuk meneliti
dokumen formal Rencana Bisnis anda secara mendalam. Mereka ingin mendengar
secara langsung dari anda mengenai hal-hal penting dalam Rencana Bisnis anda.
Walaupun demikian, bukan berarti dokumen formal rencana bisnis anda sia-
sia. Syarat utama dalam melakukan pitch Rencana Bisnis adalah benar-benar
memahami luar dalam isi dan detail Rencana Bisnis formal anda. Penguasaan tersebut
wajib sifatnya. Presentasi pitch lebih formal daripada “Presentasi 60 Detik” dan “Memo
Ringkasan Rencana Bisnis”. Isinya tidak banyak berbeda, namun lebih mendetail.

a. Maksimum 10 Slide.
b. Waktu presentasi maksimum 20 menit.
c. Hindari desain Slide yang terlalu rumit, desain sederhana justru lebih
menarik.
d. Hindari presentasi dengan bullet points.
e. Gunakan diagram dan gambar

Berikut ini adalah refleksi seorang juri yang secara rutin bertugas di Kontes
Rencana Bisnis tahunan yang diadakan oleh Harvard Business School, David Ronick
(seorang entrepreneur serial, berulang-ulang mendirikan bisnis). Berdasarkan
pengamatan pada kompetisi tahun 2011, ia menyimpulkan dan menyarankan lima hal
yang efektif (+) dan lima hal yang merugikan (-) dalam presentasi rencana bisnis.
BAB 12 Presentasi dan Dapatkan Investor | 284

Memang konteks tulisanya adalah konteks Rencana Bisnis tulisan mahasiswa,


tetapi para mahasiswa tersebut tidak diragukan lagi kualitasnya dan para jurinya pelaku
lapangan yang berkualitas pula. Kesimpulan kompetisi sejenis dapat dengan layak
ditransfer ke konteks presentasi Rencana Bisnis syirkah di dunia nyata.

Lima Hal yang Disarankan Untuk Melakukan Presentasi

Plus 1. Gunakan “Penjepit Buku”


Jika ingin menegakan beberapa buku secara vertical, anda akan ,menggunakan
“Penjepit Buku” dibagian kiri dan kanan buku-buku tersebut. Beberapa pitch terbaik
dimulai dan diakhiri dengan penjelasan 30 detik yang jernih yang menyajikan apa yang
akan (atau sudah) dipresentasikan : Siapa customernya, apa kebutuhan mereka, apa
solusi anda untuk kebutuhan itu, dan berapa dana yang anda butuhkan. Penjelasan
singkat semacam itu akan membantu hadirin memproses dan mengingat-ingat
presentasi seseorang antara kedua “penjepit buku” tersebut.

Plus 2. Pembanding
Selama presentasi, pada titik tertentu para hadirin akan ragu-ragu, “Apa bisa
dijalankan, ya?” kalau perusahaan anda sudah berjalan, tentu anda bisa
membuktikanya. Tapi kalau masih di tahap ide? Cara terbaik adalah mencari
“Pembanding”. Carilah contoh-contoh di dunia bisnis yang membuktikan bahwa hal-hal
yang anda ceritakan bisa (bisa dan sudah terbukti) berjalan dengan baik.
BAB 12 Presentasi dan Dapatkan Investor | 285

Plus 3. Emosi
Para pemenang dalam kontes ini adalah mereka yang tidak semata-mata
mengendalikan logika, tetapi menambahkan daya Tarik emosional melebihi sekedar
logika belaka. Mereka meracik argumentasi mereka sehingga”hidup.” Memakai contoh,
cerita-cerita, bahkan memanfaatkan peraga. Para hadirin dapat merasakan gairah
mereka dan bisa membayangkan apa yang akan dirasakan para (calon) pelanggan bisnis
yang dipresentasikan tersebut.

Plus 4. Riset Pasar


Dengan menguasai keadaan pasar dan persaingan maka anda dapat
menjelaskan bagian mana dari persaingan yang bertumbuh dan mengapa hal tersebut
bisa bertumbuh serta bagaimana potensi dari value produk anda dapat diterima dan
bisa memenuhi kebutuhan atau keinginan pasar tersebut semuanya harus di dasarkan
data hasil dari riset pasar yang telah anda lakukan sebelumnya, cara melakukan risetnya
bisa dengan data sekunder yaitu mengambil data dari internet ataupun survei langung
untuk mengambil data primer dengan membuat kuisoner terhadap sejumlah sampling
komunitas atau masyarakat tertentu yang bisa merepresentasikan dari keadaan pasar
dari produk syirkah anda tersebut.

Plus 5. Bukti adanya Permintaan


Para kelompok pemenang jelas sudah pergi ke lapangan, mengamati dan
berbicara langsung dengan (calon) pelanggan. Selama presentasi mereka dapat
bercerita mengenai komentar (calon pelanggan, hasil suervei, dan uji pasar sehingga
dapat meyakinkan para penilai bahwa produk/layanan yang mereka tawarkan benar-
benar “ada pasarnya”.

Plus 6. Gunakan Desain Slides yang Sederhana tapi Jelas


Kelahiran aplikasi Microsoft Office Power Point jelas merupakan “berkah” bagi
dunia bisnis (pada mulanya). Tetapi kini aplikasi itu sudah terlalu “menjajah” dunia
presentasi. Apalagi jika anda menggunakan templates presentasi yang terlihat makin
ciamik. Namun, kondisi itu justru bisa kontraproduktif.
Gunakan bentuk desain Slide yang sederhana, jelas, dan tidak membuat mata
(data pikiran) hadirin menjadi kabur dan berkunang-kunang. Sebagai contoh :
bandingkan Illustrasi berikut :
BAB 12 Presentasi dan Dapatkan Investor | 286

Lima Hal yang Sebaiknya Anda Hindari Dalam Melakukan


Presentasi

Minus 1. Terlalu Banyak Tulisan di Layar


Slides memang bisa membantu, tapi jangan sampai menggantikan peran anda.
Gambar, diagram, angka dapat membaut hal abstrak menjadi nyata. Seperti saran
banyak pemerhati presentasi Rencana Bisnis, kata-kata dalam pitch akan lebih efektif
jika disampaikan secara lisan, bukan secara tertulis. Dalam slides yang akan anda
gunakan, tuliskan isu isu utama saja dengan singkat, kemudian jelas-kan secara lisan.

Minus 2. Terlalu Fokus ke Produk


Anda menyajikan Rencana Bisnis secara utuh, bukan hanya produk. Jika
presentasi anda 15 menit, gunakan maksimum dua menit untuk membahas produk
atau layanan yang akan anda tawarkan.
BAB 12 Presentasi dan Dapatkan Investor | 287

Minus 3. Riset Pasif


Menggunakan angka bisa membantu, tapi Sebagian besar angka sebaiknya
anda simpan sebagai pendukung “kalau ada yang menanyakan”. Tunjukan bahwa anda
tidak hanya tergantung pada perpustakaan dan “internet”. Tunjukan bahwa anda sudah
kelapangan, bertemu (calon) pelanggan dan mendapat umpan balik langsung. “Kami
mewawancarai 50 pelanggan, dan mereka berpendapat…” Bagi penilaian, kalimat
semacam itu jauh lebih berbobot daripada “Ada sebuah studi di jurnal xxx yang
menemukan bahwa…”

Minus 4. Melupakan Eksekusi


Ide, sehebat apapun, tidak ada gunanya kalau hanya ide. Yang penting adalah
Eksekusi-nya. Dalam kompetisi tahun 2011, David mengamati bahwa kelompok-
kelompok yang palling lemah terlalu menaggap enteng tentang besarnya usaha dan
dana yang dibutuhkan untuk mengutak-atik produk atau untuk secara efektif menarik
pembeli dan menciptakan pembelian berulang.

Minus 5. Tidak Autentik


Kelompok – kelompok yang lemah tidak melakukan pitch dengan efektif.
Mereka kurang menekankan gairah mereka terhadap upaya memenuhi kebutuhan
pasar yang mereka arah. Dalam kontes tersebut, David menemukan bahwa (Ironis
sekali) banyak ide bisnis terbaik justru mendapat nilai jelek dari para penilai karena
mereka tidak menyiapkan pitch yang kuat.
BAB 13 Pencatatan dan Laporan Transaksi | 288

K
etika anda telah menyusun dan menyiapkan ide rencana bisnis syirkah sematang
mungkin, dan berhasil “menjual” ide rencana bisnis syirkah tersebut dengan cara
menawarkan dan mempresentasikannya kepada calon investor syariah potensial
yang cara dan strateginya telah dijelaskan secara lengkap di empat bab sebelumnya di
bagian tiga, sehingga sudah mulai banyak investor yang bergabung menjadi investor
syariah kedalam project syirkah anda.
Permasalahan yang mungkin akan timbul selanjutnya ialah bagaimana agar
bisa mengemban amanah dari investor syariah yang telah mempercayakan sejumlah
uangnya pada bisnis berbasis syirkah anda sebaik mungkin, salah satu caranya dengan
benar-benar memaksimalkan segala daya dan upaya untuk mengeksekusi ide rencana
bisnis dan menjalankan bisnis syirkah tersebut seamanah dan seprofesional mungkin,
agar harapan-harapan investor dengan bergabung menjadi bagian dari tim syirkah anda
bisa benar-benar terwujud sesuai dengan apa yang anda jelaskan dan mungkin anda
janjikan saat menawarkan dan mempresentasikan ide rencana bisnis syirkah anda
kepada investor syariah yang sekarang telah menjadi bagian dari tim syirkah anda.
Di bab ini dijelaskan kosep serta mindset atau pola pikir mengapa melakukan
aktivitas pencatatan dan pelaporan keuangan dalam syirkah begitu penting dan sangat
fundamental sekali dalam menjalankan suatu bisnis berbasis syirkah, tanpa riba, tanpa
bank dan tanpa akad bathil. Sehingga diharapkan bisa menjadi ruh ketika seorang
syirkahpreneur melakukan aktivitas pencatatan dan pelaporan dalam bisnis syirkahnya,
karena telah mengetahui makna terdalamnya dari melakukan aktivitas pencatatan dan
pelaporan keuangan syirkah tersebut, maka ketika mengerjakannya tidak seperti robot
yang melakukan pekerjaan hanya berdasarkan intruksi tanpa bisa memaknai apa yang
sedang dikerjakannya. Sangking pentingnya pencatatan dan pelaporan transaksi
keuangan dalam setiap aktivitas muamlaah baik syirkah, jual beli,utang-piutang dan
aktivitas-aktivitas muamalah lainnya yang perintahnya Allah Subhanahu wa ta'ala
abadikan dalam ayat terpanjang dalam Al-Qur’an dan secara jelas berisi perintah
BAB 13 Pencatatan dan Laporan Transaksi | 289

praktek pencatatan dalam transaksi ekonomi atau bermuamalah. Ayat ini merupakan
ayat yang paling terang-terangan membahas praktek pencatatan setiap transaksi
muamlaha yang sekaligus pelaporannya juga, terdapat 8 kata yang berakar dari kata
mencatat ( ‫ ) كتب‬dalam ayat tersebut, sedang mencatat merupakan bagian dari fungsi
utama akuntansi, yang akan di bahas secara rinci di bab setelah ini tentang mencatat
dan melaporkan transaksi syirkah dengan akad mudharabah dan musyarakah.

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak secara tunai
untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah
seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. dan janganlah penulis
enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia
menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan
ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia
mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. jika yang berhutang itu orang yang
lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau Dia sendiri tidak mampu
mengimlakkan, Maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. dan
persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). jika tak
ada dua oang lelaki, Maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-
saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa Maka yang seorang
mengingatkannya. janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila
mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun
besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan
lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan)
keraguanmu. (Tulislah mu’amalahmu itu), kecuali jika mu’amalah itu perdagangan
tunai yang kamu jalankan di antara kamu, Maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika)
kamu tidak menulisnya. dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah
penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. jika kamu lakukan (yang demikian), Maka
Sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. dan bertakwalah kepada
Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.”
(QS : Al-Baqarah[2] : 282)
BAB 13 Pencatatan dan Laporan Transaksi | 290

Pentingnya Alat Ukur Dalam Menjalankan Syirkah


Hal pertama untuk bisa menjalankan pengelolaan syirkah yang amanah dan
profesional ialah diperlukannya sebuah alat ukur yang bisa memberikan informasi
keadaan bisnis syirkah anda secara keseluruhan seakurat dan selengkap mungkin.
Tentang keadaan bisnis syirkah anda sudah sampai mana dan dalam keadaan seperti
apa, apakah dalam sedang sehat yang di indikasikan dengan cash flow yang lancar dan
profit yang terus meningkat atau sebaliknya sedang dalam kondisi sakit yang bisa di
indikasikan dari cashflow tersendat karena banyak piutang yang tidak tertagih, biaya
operasional terus membengkak, keuntungan kadang tidak jelas, penjualan terlihat
banyak pas di hitung kasnya selalu nombok dan indikasi-indikasi lain yang bisa
menggambarkan bahwa bisnis syirkah tersebut dalam keadaan sedang sakit.
Jika hal ini tidak teratasi dengan segera, cepat atau lambat dapat berakibat
fatal terhadap bisnis syirkah yang anda kelola dan jalankan. Kemungkinan besar bisnis
syirkah akan mengalami kebangkrutan dalam artian sudah tidak mempunyai kas segar
lagi untuk menjalankan operasional bisnis harian anda, dengan kata lain sudah tidak
bisa menutup biaya operasional rutin bulanan karena sudah tidak ada kas yang di pakai
untuk membayar itu semua. Yang bisa menjadi penyebab utama bisnis syirkah seperti
ini mengalami kegagalan seperti dibubarkan ditengah jalan, yang tentunya bisa
memberikan kerugian kepada semua pihak yang bersyirkah baik investor yang
kehilangan uangnya karena bisnis syirkahnya mengalami kerugian dan pengelola
mengalami kerugian hilangnya kepercayaan dari investor yang sudah memberikan
amanah kepadanya, disamping waktu pikiran dan tenaganya yang telah ia dedikasikan
dan curahkan untuk mengelola bisnis syirkah tersebut.
Tidak jarang juga ketika hal ini terjadi dan para pihak yang bersyirkah tidak
memepersiapkan kejadian ini dari awal akad dengan menjelaskan secara rinci dalam
akad perjanjian syirkah yang dibuat secara tertulis tentang definisi seperti apa yang
dimaksud dengan kerugian yang diakibatkan oleh pengelola dan mana yang merupakan
kerugian akibat resiko alami bisnis yang disebabkan oleh faktor external yang tidak bisa
dikendalikan oleh pengelola syirkah, bisa menjadi percikan awal terjadinya sengekta
dalam syirkah. Satu pihak mengklaim kerugian diakibatkan kelalaian pengelola sehingga
kerugian yang di derita investor harus diakui sebagai utang qard dari pengelola syirkah,
di satu sisi lainnya menganggap bahwa kerugian tersebut diakibatkan oleh resiko alami
bisnis sehingga kerugian tersebut tidak bisa diakui sebagai utang qard pengelola kepada
investor.
BAB 13 Pencatatan dan Laporan Transaksi | 291

Semua hal tersebut terjadi salah satu faktor utamanya disebabkan tidak
adanya tolak ukur atau alat ukur yang jelas mengenai kondisi sesungguhnya dari bisnis
syirkah yang sedang di jalankan oleh pengelola syirkah. Hal ini menyebabkan pengelola
syirkah mengambil keputusan terkait bisnis syirkah yang dijalankan, baik keputusan
yang sifatnya strategis ataupun keputusan bisnis syirkah harian full hanya berdasarkan
feeling atau perasaan tanpa didukung oleh data sama sekali.

Keseimbangan Antara Perasaan dan Data


Padahal agar pengelola syirkah bisa mengambil keputusan terbaik terkait
pengelolaan bisnis syirkah haruslah di dasarkan pada feeling/perasaan dan data secara
berimbang dan proporsional, karena dua-duanya merupakan satu kesatuan yang saling
mendukung untuk bisa menghasilkan keputusan terbaik terkait pengelolaan syirkah.
Dengan adanya perasaan yang sangat erat kaitannya dengan emosi yang
merupakan salah satu karunia dan nikmat Allah Subhanahu wa ta'ala yang diberikan
kepada manusia yang jika digunakan secara berbarengan dengan akal sehat di bagian
otak neokorteks yang hanya ada pada manusia secara seimbang dan proporsional akan
menimbulkan daya pikir dan daya cipta yang tidak bisa mengalahkan teknologi ciptaan
manusia secanggih apapaun. Walaupun teknologi bisa menciptakan prosesor yang
hampir mirip dengan otak neokorteks manusia bahkan secara teknis jika dibandingkan
antara prosesor komputer tercanggih yang pernah dibuat manusia sekarang dengan
hanya otak neokorteks maka prosesor memiliki kecepatan mengolah informasi yang
jauh lebih cepat dari pada otak neokorteks manusia.
Yang menyebabkan otak manusia jauh lebih hebat dan tidak bisa mengalahkan
teknologi secanggih apapun yang pernah dibuat oleh manusia baik teknologi artifisial
inteligent yang terdapat pada komputer, smartphone atau bahkan robot sekalipun yang
digadang-gadang bisa belajar lebih cepat daripada manusia yang pernah di uji coba
dengan memenangkan permainan catur melawan grand master catur dunia, adalah
kecerdasan emosi, yaitu karunia emosi/feeling yang diberikan Allah Subhanahu wa
ta'ala kepada manusia, yang tidak dimiliki oleh robot yang mempunyai teknologi
artifisial inteligent secanggih apapun.
Dengan rasa/feeling ini manusia bisa mempunyai mimpi, visi, misi, ideologi,
harapan, kemampuan empati yang bisa merasakan apa yang dirasa oleh orang lain,
semangat, rasa antusias, rasa ingin tahu, dan yang paling penting ialah rasa untuk ingin
selalu dekat dengan yang menciptakan seluruh alam semesta ini yaitu Allah
Subhanawataalla atau yang lebih dikenal dengan iman yaitu rasa yakin dengan sepenuh
hati tanpa ada keraguan sedikitpun.
BAB 13 Pencatatan dan Laporan Transaksi | 292

Menyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah Subhanahu wa ta'ala adalah satu-
satunya tuhan yang berhak disembah dengan benar yang menciptakan seluruh alam
semesta ini yang menggenggam segala sesuatu yang maha memutuskan segala sesuatu,
yang tidak mengambil seorang pun untuk menjadi sekutunya dalam memutuskan
segala sesuatu, yang menyebabkan semua tindakan dan aktivitas yang dilakukan dalam
keseharian kita khususnya dalam hal bermuamlah tidak sebatas hanya bertujuan untuk
menggapai keuntungan duniawi semata, melainkan jauh lebih dari itu yaitu ingin
menjadi wasilah untuk bisa memasuki surga firdaus serta ingin menggapai ridho dan
cinta Allah Subhanahu wata'ala.

Katakanlah: "Allah lebih mengetahui berapa lamanya mereka tinggal (di gua);
kepunyaan-Nya-lah semua yang tersembunyi di langit dan di bumi. Alangkah terang
penglihatan-Nya dan alangkah tajam pendengaran-Nya; tak ada seorang
pelindungpun bagi mereka selain dari pada-Nya; dan Dia tidak mengambil seorangpun
menjadi sekutu-Nya dalam menetapkan keputusan".

(QS : Al-Kahfi [18] : 26)

Spirit inilah yang bisa menjadi pembeda utama dan menjadi alasan yang kuat
mengapa teknologi secanggih apapun yang bisa diciptakan manusia, tidak akan pernah
bisa mengalahkan daya pikir dan daya cipta manusia dalam berkarnya, karena teknologi
kecerdasan buatan yang ada pada alat seperti komputer, smartphone, robot, dan
peralatan-peralatan teknologi tingkat tinggi lainnya secanggih apapun tetaplah alat
yang tidak mempunyai emosi seperti iman yang dimiliki oleh manusia, tidak bisa
mempunyai mimpi, visi atau bahkan empati.
Selain hal tersebut spirit iman juga bisa menjadi pembeda utama yang
mencolok antara bisnis konvesional yang didalamnya hanya tujuan keuntungan
duniawi, sehingga tidak memperhatikan halal dan haram, selama menurut merka
menguntungkan maka akan mereka lakukan seperti bisnis dari modal ribawi,
menggunakan asuransi yang di haramkan dalam syariat Islam, menipu, mengurangi
timbangan, berdusta dan hal-hal haram lainnya yang sering kali terjadi dalam bisnis
konvensional. Sedangkan bisnis yang benar-benar dibangun berdasarkan spirit syariah
yang tujuan utamanya ingin aktivitas muamamlahnya benar-benar sesuai dengan
syariat Islam tanpa riba, tanpa bank dan tanpa akad bathil dengan harapan bisa menjadi
jalan atau wasilah untuk menggapai ridho dan cinta Allah Subhanahu wa ta'ala.
BAB 13 Pencatatan dan Laporan Transaksi | 293

Hingga bisa tercermin dalam aktivitas muamalahnya, mulai dari tahap


perencanaan hingga tahap eksekusi atau menjalankan rencana bisnis syariah tersebut,
benar-benar mengedepankan prinsip kehati-hatian agar semua transaksi atau akad-
akad yang terjadinya tidak menyalahi syariat Islam.
Walaupun antara bisnis konvensional dan bisnis syairah sama-sama
mengambil keuntungan, tapi dalam perpektif bisnis syairah jikapun aktivitas
muamlahanya menghasilkan keuntungan yang diperbolehkan dalam syariat Islam,
misalkan laba dari aktivitas jual-beli, bagi hasil dari syirkah dan keuntungan-keuntungan
lainnya yang halal dan diperbolehkan dalam syariat Islam hanya dianggap sebagai
bonus dan sarana untuk bisa menggembangkan bisnis syariahnya agar bisa memberikan
kebermanfaatan kepada lebih banyak orang sehingga bisa mengantarkan lebih dekat
kepada tujuan akhirnya yaitu menggapai ridho dan cinta Allah Subhanahu wata'ala.

“Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah


keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia
Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu
bahagia pun di akhirat.”
(QS : Asy-Syura [42] : 20)

Firman Allah Subhanahu wa ta'ala tersebut menegaskan bahwa kehidupan


akhirat lebih penting dan lebih banyak manfaatnya bagi seorang Muslim khususnya
seorang syirkahpreneur jika ingin mengejarnya. Semua orang sudah mengetahui bahwa
hidup di dunia hanya sebentar dan hidup yang abadi itu di akhirat kelak. Rasulullah saw
pernah bersabda, “Umur umatku hanya sekitar 60 sampai 70 tahun”.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pernah menerangkan bahwa akhirat jauh lebih
penting daripada dunia. Beliau pernah bersabda, “Perbandingan dunia dengan
akhirat, seperti seseorang yang mencelupkan jari tangannya ke dalam laut, lalu
diangkatnya dan dilihatnya apa yang diperolehnya.”
(HR. Muslim)

Di sini Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam ingin menegaskan betapa luar


biasanya perbandingan akhirat dengan dunia. Dunia hanya sekedar sisa air yang
tertinggal di jari sewaktu dicelupkan dan diangkat darinya, sedangkan laut yang luas itu
ibarat akhirat yang kekal dan abadi.
BAB 13 Pencatatan dan Laporan Transaksi | 294

“Barangsiapa yang kehidupan akhirat menjadi tujuan utamanya, niscaya Allah akan
meletakkan rasa cukup di dalam hatinya dan menghimpun semua urusan untuknya
serta datanglah dunia kepadanya dengan hina. Tapi barangsiapa yang kehidupan
dunia menjadi tujuan utamanya, niscaya Allah meletakkan kefakiran di hadapan
kedua matanya dan mencerai-beraikan urusannya dan dunia tidak bakal datang
kepadanya, kecuali sekedar yang telah ditetapkan untuknya.”
(HR. Tirmidzi)

Jadi intinya ketika seorang syirkahpreneur mengambil keputusan terkait bisnis


syirkahnya jangan hanya menggunakan perasaan atau emosi saja tanpa data atau juga
sebaliknya hanya berbasis data tanpa menggunakan rasa sama sekali, namun
baiknyamenggunakan kedua potensi tersebut secara seimbang, harmonis, dan
proprsional, agar keputusan syirkahnya benar-benar keputusan yang terbaik bagi
semua pihak dalam syirkah tersebut.

Fobia Angka
Namun penyakit yang paling sering menjangkiti seorang pengelola syirkah
khususnya skala UMKM adalah ketakutannya untuk menghdapi angka, khususnya
angka-angka yang ada di laporan keuangan syirkah, inilah yang menjadi penyebab
utama mengapa pengelola syirkah sering mengambil keputusan full menggunakan
perasaan/emosi tanpa didukung oleh data sama sekali, yap hal itu dikarenakan
kebanyakan pengelola syirkah fobia atau takut menghadapi angka, seringkali perkataan
atau celetukannya sangat khas sekali seperti “Gak usah dihitung-hitung yang penting
terus berdagang, bisa bayar ini dan itu, bisnis bisa jalan, ndak usah ngejelimet, nanti
stress”. Padahal ketika anda berbisnis terlebih lagi sudah melibatkan investor syariah
melalui syirkah anda harus sudah mulai akrab dengan angka, mau tidak mau harus dan
pasti akan melibatkan dan berhubungan dengan angka, khususnya angka-angka
keuangan yang ada di laporan keuangan.
Dari fobia angka ini menjadikan pengelola syirkah memilih untuk tidak melihat
laporan keuangan secara utuh. Hal paling jauh dilihatnya hanya dua hal: berapa saldo
kas dan berapa rupiah penjualan yang dihasilkan, selebihnya mereka tidak mau tahu,
acuh tidak acuh tentang angka-angka yang ada di laporan keuangan. Lebih buruk dari
itu, bisa saja laporan keuangannya tidak ada, sehingga pembagian hasil atau rugi dan
keputusan-keputusan syirkah lainnya full berdasarkan perasaan pengelola syirkah
tanpa data sama sekali, dan inilah sumber kegagalan utama dalam suatu bisnis syirkah
atau paling minimal menyebabkan usaha syirkah tersebut jalan ditempat, misalnya saja
sejak awal syirkah dan sekarang sudah hampir lima tahun usaha syirkahnya tidak ada
BAB 13 Pencatatan dan Laporan Transaksi | 295

perubahan dan kemajuan yang berarti hampir sama keadaannya dengan di awal
syirkah.
Saya memahami mengapa hal tersebut terjadi. Angka-angka diatas laporan
keuangan terkadang membuat jantung berdebar. Laporan keuangan dapat
menunjukan dengan jujur biaya operasional tidak setara dengan angka penjualan yang
dihasilkan. Hal tersebut terkadang membuat seorang pengelola syirkah merasa frustasi.
Mereka sudah keluar banyak uang tapi tetap saja tidak menghasilkan.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa laporan keuangan bisa menjadi alat
ukur atau tolak ukur yang baik untuk menunjukan tentang kesehatan sebuah bisnis.
Berapa besar komposisi hutang pada neraca, apakah bisnis tergerakan dari modal
investor atau dari utang ke pihak ke tiga. Wajar, jika laporan keuangan menjadi hal yang
menyeramkan bagi sebagian pengelola syirkah dan merasa lebih baik tidak perlu dilihat.

Dashboard Syirkah
Laporan keuangan syirkah bisa diibaratkan sebagai dasboard pada motor atau
mobil yang berisi informasi baik tentang kecepatan motor atau mobil tersebut,
sekarang sedang melaju dikecepatan berapa, sehingga memudahkan pengemudi untuk
mengambil keputusan ketika berkendara misalnya ketika berkendara dijalan tol apakah
perlu menambah kecepatan atau menurunkan kecepatan, serta memberikan informasi
dari sisa jumlah bahan bakar yang masih tersedia, tinggal berapa persen lagi, sehingga
bisa membantu pengemudi mengambil keputusan apakah perlu mengisi bahan bakar
dulu di SPBU terdekat atau karena masih banyak bisa terus meneruskan perjalanan
hingga sampai ketujuan, karena dirasa masih banyak dan cukup hingga sampai ditujuan
tanpa harus mengisi bahan bakar dulu di SPBU.
Kemudian informasi-informasi pendukung lainnya yang tidak kalah pentingnya
yang ada pada dashboar kendaraan seperti suhu panas mesin, indikator oli, indikator
baterai atau accu dan lain sebagainya. yang intinnya semua informasi yang ada pada
dasboard tersebut bertujuan untuk memudahkan pengemudi yang dalam hal ini bisa di
ibaratkan pengelola syirkah untuk mengambil keputusan terkait laju dari kendaraan
tersebut, yang dalam syirkah kendaraan yang sedang melaju bisa di ibaratkan organisasi
atau perusahaan bisnis syirkah yang sedang dikelola oleh pengelola syrikah tersebut
agar lebih mudah, aman dan selamat sampai tujuan dari pengemudi kendaraan
tersebut mengemudikan mobilnya, pasti ada tujuan ingin mengarah atau menuju
kemana, yang di dalam syirkah bisa diibaratkan dengan visi dan misi dan tujuan dari
bisnis syirkah tersebut.
BAB 13 Pencatatan dan Laporan Transaksi | 296

Saat anda berjalan kaki mungkin anda tidak terlalu memerlukan speedometer,
begitu pula ketika anda naik sepeda, tetapi ketika anda mulai mengendarai motor anda
sudah memerlukan sebuah alat ukur yang bisa memberikan anda informasi yang
mendukung aktivitas berkendara dengan motor tersebut agar lebih mudah dan aman
untuk mencapai tujuan yang anda ingin tuju, seperti speedometer suatu alat ukur yang
bisa memberikan informasi kepada penggunanya tentang motor tersebut sedang
melaju dikecepatan berapa.
Serta anda juga perlu alat ukur lainnya seperti indikator bensin yang tersisa di
tanki bahan bakar motor anda, agar anda tidak keblablasan kehabisan bensi ditengah
jalan yang mungkin jauh dari SPBU jika tidak ada informasi yang cukup mengenai jumlah
sisa bensi yang ada di motor anda.
Ketika anda meningkat lagi misalnya anda sekarang mulai mengendarai mobil, maka
alat ukur serta informasi yang dibutuhkan akan semakin banyak dan semakin rumit lagi,
begitu pula ketika anda mengendarai pesawat terbang boing 737 dengan seribu
penumpang alat ukur, indikator dan informasi yang dibutuhkan anda selaku pilot yang
mengendarai pesawat ini akan jauh semakin banyak dan rumit dibandingkan dengan
mobil atau motor.
Dimana alat ukur dan informasi yang banyak, lengkap dan mungkin rumit atau
kompleks tersebut bertujuan agar si pengendara ataupun pilot bisa mengambil
keputusan terbaik ketika menjalankan kendaraanya baik motor,mobil atau pesawat
agar tidak mengambil keputusan yang salah ataupun fatal yang bisa menyebabkan hal-
hal yang tidak diinginkan oleh semua pihak seperti keterlambatan atau delay,
ketidaknyamanan penumpang, ataupun yang paling parah menyebabkan terjadinya
kecelakaan yang bisa menyebabkan hilangnya nyawa baik seluruh penumpangnya atau
mungkin termasuk pengendara dan pilot tersebut juga.
Begitu pula dalam syirkah kumpulan alat ukur, indikator yang terkumpul dalam
suatu wadah yang disebut dasboard yang dapat menyampaikan informasi-informasi
penting kepada pengemudi atau dalam hal ini pengelola syirkah untuk mengambil
keputusan terbaiknya terkait pengelolaan bisnis berbasis syirkah tersebut.
Salah satu alat ukur, indikator yang bisa memberikan informasi berharga pada
pengelola syirkah tersebut ialah laporan keuangan yang berisi Neraca, Laporan laba
rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas, serta catatan atas laporan keuangan
yang semua unsur-unsur laporan keuangan tersebut jika anda menguasainya akan bisa
memberikan informasi berharga layaknya informasi yang ditampilkan pada dasboard
kendaraan anda untuk pengambilan keputusan terkait bisnis syirkah yang sedang anda
kelola atau jalankan.
Karena mau bagaimanapun juga ketika bisnis syirkah anda terus berkembang
semakin membesar, anda tidak bisa menghindari laporan keuangan. Ketika Supplier
BAB 13 Pencatatan dan Laporan Transaksi | 297

mulai percaya untuk menitipkan barangnya, maka anda harus benar-benar mencatat
barang suplier yang ada pada bisnis anda, termasuk dalam hal pembagian hasil atau
kerugian usaha kepada mitra investor semuanya di dasarkan pada angka-angka yang
ada di laporan keuangan, jadi mulai dari sekarang daripada anda mengalami kesulitan
atau bahkan mual-mual ketika membahas materi-materi di bab-bab berikutnya setelah
bab ini termasuk nanti di buku Understanding Syirkah jilid 2 yang hampir semuanya
akan berhadapan dengan angka-angka yang ada di laporan keuangan, sembuhkan
terlebih dahulu phobia angka anda.

“Jika Anda Memang ingin menjalani bisnis syirkah anda, hadapilah angka,
khususnya angka-angka yang ada di laporan keuangan syirkah”

Ilustrasi pentingnya pembacaan dan pemaknaan terhadap angka-angka dalam laporan


keuangan syirkah.

Memaknai Angka-Angka Dalam laporan Keuangan Syirkah


Di satu sisi berbisnis atau bermuamalah adalah menghadirkan angka-angka
papan skor. Walaupun secara maknawi, bisnis adalah proses mentransfer nilai melalui
produk, namun tetap saja nilai tersebut harus ditukar dengan uang, dan uang akan
berbentuk angka-angka dalam laporan keuangan. Selain tentang papan skor, ada
sebuah kredo utama di dalam bisnis berbasis syirkah yaitu :

“Anda Tidak bisa mengatur apa yang tidak bisa anda ukur, dan apapun itu selama
bisa dan ada ukurannya pasti dapat anda tingkatkan”

Ketika ingin mengatur penjualan agar terus bertumbuh, kita harus mengukur
jumlah kunjungan pembeli ke toko kita, kita harus mengukur ketersediaan supply
barang, kita harus mengukur ketepatan kehadiran kerja karyawan yang terlibat di
banyak ukuran-ukuran lainnya, kita harus mengukur harga pokok penjualan untuk
menentukan harga jual dan ukuran-ukuran bisnis lainnya yang jumlahnya sangat banyak
dan beragam. Maka angka-angka adalah hal yang dekat dengan pebisnis.
BAB 13 Pencatatan dan Laporan Transaksi | 298

Yang sering terjadi masalah adalah terkadang kita terjebak kedalam angka-
angka tanpa bisa memaknai hal-hal dibalik itu. Kegagalan dalam memaknai angka ini,
terkadang membuat seorang pembisnis melemah, lalu kemudian berhenti berjuang.
Contoh sederhananya saja ialah misalnya ketika anda membuka salon spa
khusus muslimah dan satu pelanggan bisa menghabiskan Rp250.000 di salon anda,
maka ketika laporan keuangan anda menorehkan angka Rp.4.000.000, hal tersebut
tidak sekedar empat juta rupiah, tetapi ada 16 muslimah yang sudah terlayani di salon
anda tersebut. Mungkin terkadang anda sedih, mengapa hanya 4 juta, biasanya 1 hari
menghasilkan pendapatan hingga 10 juta, anda lalu kehilangan rasa syurkur, kehilangan
semangat untuk berbuat lebih baik, atau yang lebih parahnya anda ngedumel sendiri
mengapa Cuma 4 juta.
4 juta itu bukan “hanya”. 4 juta, itu berarti sudah ada 16 muslimah yang telah
mendapatkan pelayanan, atau dengan kata lain pada hari itu anda telah membantu 16
orang muslimah untuk bisa merasa lebih baik karena telah mendapatkan pelayanan jasa
salon dari anda, bisa jadi setelah datang ke salon anda muslimah tersebut menjadi lebih
baik mood nya dalam menjalani kehidupannya karena kesegaran yang diberikan oleh
salon anda. Bisa jadi juga ada 16 muslimah yang kemudian akan lebih prima melayani
suaminya, mungkin juga mereka akan lebih bahagia ketika mereka mengurus anak-
anaknya. 4 juta di laporan kuangan anda berarti kebaikan yang luar biasa, mari kita
mulai belajar memaknai setiap angka-angka yang ada pada laporan keuangan syirkah
anda tersebut.
Dalam contoh ini saya mengajak anda untuk memaknai angka-angka pada
laporan keuangan syirkah anda dengan bijak dan penuh syukur. Angka-angka tersebut
bukan sekedar bilangan, tetapi angka-angka itu mewakili jumlah manusia yang ada, dan
di contoh-contoh lain setelah ini anda juga akan belajar memaknai ankga-angka dalam
laporan keuangan syirkah yang bisa membantu anda untuk bisa menyerap dan
mengolah informasi-informasi berharga yang ada pada laporan keuangan syirkah untuk
membantu anda mengambil keputusan terbaik terkait bisnis syirkah yang sedang anda
kelola atau jalankan.
BAB 13 Pencatatan dan Laporan Transaksi | 299

Penerapan Memaknai Angka-Angka laporan Keuangan pada


bisnis Syirkah Bengkel

Rendy Saputra salah satu pakar bisnis skala UMKM pernah bercerita dalam
buku yang ditulisnya dibuku Understanding Bisnis sebagai berikut:
Salahsatu member MelekFinansial.co menegur saya lewat platform grup FB
khusus member. Dia menanyakan,mengapa emailnya tidak dibalas. Saya pun akhirnya
mencari email yang bersangkutan di inbox.
Luar biasa. Sebuah deretan curhat yang sangat Panjang terpampang di badan
email. Meihat kompleksitas permasalahanya, saya akhirnya memberikan nomor
WhatsApp saya. Maka berlanjutlah konseling online bisnis via WA.
Kondisinya kronis. Dengan sales sekitar 70 – 80 juta perbulan, beliau harus menanggung
cicilan KPR senilai 25 juta perbulan. Hasil penjualan tergerus bahkan nilai CoGS yang
harusnya kemodal kerjapun terpakai.
Sayapun memberi kesempatan kepada beliau untuk menemui saya. Hati saya
tergerak untuk memberikan sisi konseling khusus untuknya. Kamipun bertemu. Seorang
anak muda 26 tahun yang pebnuh semangat dan ‘sedikit kebingungan” itu duduk di
depan saya. Saya memulai sesi ini mendengarkan paparanya terlebih dahulu.
Beliau memiliki bengkel yang sudah memiliki pelanggan tetap sejak 2010.
Salesnya konstan di angka 70 – 80 juta. Berjalanya bisnis bengkel ini dalam kurun waktu
lebih dari 3 tahun menunjukan performa value yang baik. Saya langsung bisa menebak
bahwa saat ini sudah terjadi antrian pelanggan. Dan dibenarkan olehnya. Sosok muda
ini memang mencintai dunia otomotif, beliau tak segan turun langsung membantu para
mekanik. Sayapun penasaran, cicilan KPR 25 juta yang ia ceritakan sebenarnya mencicil
ke property yang mana ? Diapun lalu bercerita.
“Jadi gini kang, bengkel yang sekarang ada sih itu milik sendiri. Sertifikatnya juga gak
saya agunkan kemana-mana. Masih sama saya. Nah, di tahun 2013, ada yang nawarin
tempat di Karawaci, 143 Meter persegi. Saya beli tanahnya dan property diatasnya pake
KPR. 25 jtua perbulan cicilanya. Karena memang bisa terbayar dengan bengkel pertama.
Dan rencananya yang di Karawaci ini mau dijadikan bengkel kedua. Jadi cashflow bisa
tumbuh. Ternyata pas saya renovasi tempat, dananya sendat, cashflow dari bengkel
pertama sibuk nyicil KPR, sementara untuk bangun bengkel butuh pendanaan besar
juga. Akhirnya asset di Karawachi jadi kios. Saya tawarin 20 juta pertahun. Gak jadi bikin
bengkel. Tapi 25 juta perbulanya jalan terus. Gimana solusinya ya?”
BAB 13 Pencatatan dan Laporan Transaksi | 300

Sya tidak butuh waktu yang lama untuk dapat jawabanya. Jawabanya jelas :
Jual asset Karawachi, tutup semua hutang KPR, dan fokus besarkan bengkel pertama
yang ada di Tangsel. Sontak wajah beliau berubah, dan sanggahan mulai keluar.
“Aku pernah nyoba jual kang, tapi gak laku”
Saya langsung tembak ‘Ente jualnya kemahalan bro, kalo dijual dengan harga liquidasi
insyaAllah terjual.”
Beliaupun mengakuinya,”iya kang, aku kasih penawaran 1,6 kemarin. Kalo Bank
appraise sih Cuma 1,4 M. KPR ku sisa 750 juta.”
Kamipun akhirnya bersepakat dalam beberapa hal :

1. Keputusan membeli bengkel kedua adalah keputusan yang tidak


diukur.
Niat hati ingin mendapatkan cashflow tambahan, nyatanya, lokasi
Karawachi hanya disewakan dengan nilai 20 juta pertahun. Sudah keliatan
belum Errornya ?
Dari rencana net profit sekitar 24 juta sebulan (30% dari 80 juta),
penghasilan asset di Karawachi terjun paying hingga sekitar 1,7 juta perbulan.
Apakah ini waras ?
Dan untuk membela keberadaan asset Karawaci, bengkel pertama harus
berkorban 25 juta perbulan. Hampir seluruh net profit bengkel pertama,
tergerus untuk mencicil lokasi Karawachi.

2. Beban cicilan KPR 25 jtua sama sekali tidak memperkuat asset bisnis.
Hanya membebani. Dan terjebak harapan Capital gain.
Saat saya meminta dia untuk menjual asset Karawachi, wajah beliau
sedikit datar. Saya langsung nembak. Bro, ngerasa kalah ya? Kalo Karawachi
terjual? Atau ngarep harga naik suatu saat nanti?”
Diapun mengangguk perlahan. Tapi sejurus kemudian, kami akhirnya
menemukan titik kewarasan, bahwa harga naik property itu adalah di masa
depan. Dan dia sedang berbisnis bengkel dengan harapan profit dari operating-
cashflow, bukan berharap investing-cashflow. Kami sama-sama menemukan
titik pemahaman bahwa keputusan mencicil lokasi Karawachi ini adalah
keputusan emosional. Dia pun akhirnya mengakui dan mantap akan menjual
lokasi Karawaci.
BAB 13 Pencatatan dan Laporan Transaksi | 301

3. Beban cicilan 25 juta membuat beliau tidak bisa konsen pada Bengkel
pertama.
“Bro, nyicil 25 juta ini, bikin dikau gak bisa fokus ke bisnis utama kan?”
Tanya saya tajam. “Iya kang, tiap malam gak bisa tidur, saya akhirnya cari-cari
kesempatan jualan tanah teman, jualin barang orang, malah sudah ga sempat
mikirin bengkel pertama.” Akunya.
Kami kemudian membayangkan jika cicilan ini tidak ada lagi. Beliau bisa
fokus ke bisnis pertamanya. Tidak ada lagi beban jiwa yang menghantui.

4. Menjual asset Karawachi akan berdampak baik pada Neraca Finansial.


Yang mengejutkan adalah selisih dari nilai appraisal dan sisa KPR. Nilai
sisa KPR nya adlaah 750 juta, dan lokasi Karawachi pernah ditawar dengan nilai
1,4 M. Berarti beliau akan mendapatkan cashback senilai 600 juta setelah
dipotong pajak dan biaya legal lainya.
Sebagian dari cashback tersebut bahkan cukup untuk menambah
inventory bengkel yang kemarin sempat tergerus akibat membayar cicilan KPR.
Sebagian dana yang lain dapat digunakan untuk perluasan bengkel agar dapat
melayani customer lebih baik.

5. Cash-Cow yang utama dan terbukti menghasilkan adalah Bengkel


pertama.
Kesadaran yang paling utama adalah tentang peran dari bengkel
pertama. Bengkel di Tangsel ini sudah terbukti memiliki konsumen tetap dan
telah bertahan hampir 6 tahun lamanya. Fokus kami haruslah pada bengkel
yang memang produktif.
Sementara calon bengkel kedua yang berada di Karawachi, masih misteri.
Apakah bengkel tersebut mendapatkan perhatian pasar atau tidak, masih
dipertanyakan. Walau secara perhitugan terdapat perumahan disekitar lokasi,
namun apakah pasar akan bergerak untuk melakukan service motor, kami
berduapun masih bertanya.

Kembali ke bengkel pertama, Jika sang pebisnis berfokus pada bengkel


pertama, maka performa sales bengkel bisa digenjot hingga 150 juta perbulan. Dengan
150 juta per bulan, bengkel ini bisa menambah cabang baru dengan uang sendiri.
Sangat efektif dan kokoh, tanpa harus melalui kpr ribawi yang cepat atau lambat bisa
menghancurkan suatu bisnis.
BAB 13 Pencatatan dan Laporan Transaksi | 302

Segaja saya menghadirkan tulisan ini, karena saya sedang bergerak melakukan
penyadaran. Bahwa sangat banyak pebisnis yang terjebak perasaanya, banyak pebisnis
yang terjebak emosinya. Sehingga langkahnya menjadi irasional dan mempersulit diri
sendiri.
Kasus diatas sebenarnya sederhana. Jual asetnya, toh juga disewakan hanya
20 juta pertahun. Berharap capital gain pun bukanlah cara main substantive.
Namun langkah menjual asset Karawachi tidak pernah diseriusi. Karena banyak
yang terjebak dalam perasaan atau emosi. Emosi yang sebenarnya tidak beralasan.
Gengsi, Merasa kalah, saing, atau tidak ingin melepaskan apa yang dimiliki. Padahal
jelas-jelas sifat kepemilikanya juga ilusi, sertifikatnya toh masih di Bank. Dan jika tidak
bisa bayar, bisa saja disita.
Semoga menyadarkan. Semoga menjadi pembisnis syirkah yang rasional dan
tidak terjebak perasaan atau emosi semata, kuncinya hadirkan selalu keseimbangan
antara emosi dan data.

Penerapan Memaknai angka-angka dalam laporan keuangan


syirkah tingkat lanjut

Uji Aksara Finansial


Mari kita ujim pemahaman kita tentang aksara finansial.
a. Seorang pebisnis mengalokasikan modal sebesar 30 juta rupiah untuk modal
berbisnis.
b. Lalu beliau berbelanja 100 potong baju KeKe senilai Rp. 200.000,00 per potongnya,
karena beliau jadi agen, beliau mendapatkan diskon sebesar 40%.
c. Kemudian beliau menjual 80 potong baju yang ada. Dengan harga normal pasar
senilai Rp.200.000,00 per potongnya.
Dari alur transaksi tersebut, biasanya seorang pebisnis hanya mencatat uang masuk dan
uang keluar. Dalam laporan keuangan, ini dinamakan arus kas.
a. Uang masuk injeksi modal = +3 0 juta.
b. Uang keluar = (100 pcs x 200 ribu x 60%) = -12 juta.
c. Uang masuk = (80 pcs x 200) = +16 juta.
Maka saldo Cash sang pebisnis adalah 34 Juta. Begitulah arus kas berbunyi.
Pebisnis yang hanya memiliki pencatatan arus kas saja, hanya mampu melihat saldo dari
kas nya. Angka 34 juta bisa menipunya. Awalnya uang 30 juta dan akhirnya jadi 34 juta.
BAB 13 Pencatatan dan Laporan Transaksi | 303

Banyak pebisnis yang serta merta menuliskan 4 juta sebagai profit. Padahal laporan laba
rugi terjadi seperti berikut ini :
1. Sales Revenue
80 pcs x Rp.200 ribu = +16 juta
2. Cost of Good Sold
80 pcs x Rp.120.000,00 = - 9,6 juta
Profit = + 6,4 juta
Begitulah laporan laba Rugi yang tertulis. Pebisnis pun bingung, mengapa selisih kas dan
profit berbeda. Kan harusnya profit 4 juta? Kalo profit 6,4 juta ditarik, kan modal cash
jadi sisa (34 jt – 6,4jt) = 27,6 jt.
Modal kok jadi berkurang dari yang awal? Maka pebisnis bingung.
Pebisnis tidak akan bingung jika ia juga memiliki neraca bisnis,
1. Injeksi 30 juta
AKTIVA
- Cash : 30 juta
PASIVA
- Liability : 0
- Origin : 30 juta
Balance 30 juta
AKTIVA PASIVA
ASSET : LIABILITY : 0
EQUITY :
- Cash : 39 jt - Origin Investment :30 jt

30 juta 30 juta

2. Beli 200 pcs @Rp. 120.00,00


AKTIVA
- Cash : 18 juta
- Inventory = 12 juta
PASIVA
- Liability : 0
- Origin : 30 juta
Balance 30 juta
BAB 13 Pencatatan dan Laporan Transaksi | 304

AKTIVA PASIVA
ASSET : LIABILITY : 0
EQUITY :
- Cash : 18 jt - Origin Investment : 30 jt
- Inventory : 12 jt

30 juta 31 juta

3. Jual 80 pcs @Rp.200.000,00


AKTIVA
- Cash = 34 juta (bertambah 16 juta, omset jualan)
- Inventory = 2,4 juta (berkurang 80 pcs, jadi nilai barang digudang jadi 2,4 jt)
PASIVA
- Liability = 0
- Origin invest = 30 juta
- Earning = 6,4 jt
Balance 30 juta

AKTIVA PASIVA
ASSET : LIABILITY : 0
EQUITY :
- Cash : 34 jt - Origin Investment : 30 jt
- Inventory : 2,4 jt - Earning : 6,4 jt

36,4 juta 36,4 juta

Inilah kondisi akahir neraca. Tidak ada yang aneh, total aktivasi dan pasiva seimbang
dengan nilai 36,4 jt. Apa makna yang bisa kita ambil dalam uji pemahaman diatas.

1. Laporan arus Kas tidak dapat menjadi acuan Perhitungan Profit


Saldo kas sama sekali bukan profit. Dengan angka saldo 34 juta, seorang
awam bisa meyakini bahwa bisnisnya lagi profit 4 juta. Masukin 30 juta, jadi 34
juta. Dan ini jelas – jelas sesat. Arus kas hanya menunjukan uang yang masuk dan
keluar dari kas bisnis.
“Loh, kan dia memamng belanja baju KeKe senilai Rp.12 juta”
BAB 13 Pencatatan dan Laporan Transaksi | 305

Ia betul, anda juga harus ingat bahwa tidak semua barang digudang habis terjual,
yang terjual hanya 80 pcs atau senilai 9,6 juta. Baju di gudang senilai 2,4 juta, tidak
boleh dimasukan kedalam biaya, karena dia masih merupakan asset anda. Sisa 2,4
jt baju KeKe belum keluar dari gudang.
Bayangkan jika anda menjanjikan bagi hasil ke mitra syirkah anda, namun
anda tidak memahami bagaimana profit terbentuk? Berantakan jadinya. inilah
awal kegagalan dalam setiap bisnis syirkah yang dijalankan tanpa ada pemahaman
akan laporan keuangan dengan baik.

2. Laporan Laba Rugi adalah Teori


Teori menunjukan profit senilai 6,4 juta. Jika pebisnis kemudian menarik
semua modalnya yang berjumlah 30 juta. Maka hanya tersisa 4 juta di kas bisnis.
Lalu dimanakah profit anda berada ?
Profit anda tersimpan di inventory. Di gudang, ada baju yang anda beli
dengan nilai Rp.2,4 juta. Maka tidak ada yang hilang. Laba anda tersimpan di
barang. Hal in isering terjadi di kalangan pebisnis pemula :
“Rasanya penjualan banyak, kok uangnya gak ada ya?”
Padahal beliau selalu membelanjakan profit pada stock, profitnya ada di stock.

3. Pembacaan Seksama haruslah dari Neraca


Disinilah pentingnya pembacaan holistic bisnis melalui neraca atau
timbangan bisnis. Dengan memiliki neraca, anda akan melihat bahwa bisnis anda
sudah bertumbuh besar +6,4 juta. Karena total asset yang ada sudah mencapai
36,4 juta.
Anda akan menilai bisnis anda dengan sekali aspuan mata.
a. Uangku 34 juta
b. Barang 2,4 juta
c. Modal awalku 30 juta
d. Earningku 6,4 juta
(Balance)

Coba berikan sebuah soal, Silakan anda tebak apakah dia untung atau rugi
?Kalo untung berapa… kalo rugi berapa… ? Saya pernah uji pertanyaan ini di depan 60
pengusaha dan yang benar hanya 3 orang. Perhatikan transaksi berikut :
a. Injeksi modal Rp.5.000.000,00
b. Beli baju keke kode A 30 pcs masing – masing harganya Rp. 100.00,00
c. Jual baju KeKe koda A 20 pcs dengan harga Rp.200.000,00
d. Bayar gaji karyawan 500 ribu
BAB 13 Pencatatan dan Laporan Transaksi | 306

e. Beli lemari untuk stock baju 1.000.000,00


Silakan anda hitung sekarang !
Apakah anda menghitung dengan cara seperti ini?
a. Masuk 5 juta
b. Keluar 30 pcs x 100 ribu = 3 jt
c. Sisa 2 juta
d. Jual baju 20 pcs x 200 ribu = 4 juta
e. Sisa 6 juta
f. Bayar gaji 500 ribu
g. Sisa 5,5 juta
h. Beli lemari 4,5 juta
Orang awam pertama langsung nyebut semangat.. “Untungnya 1,5 jt.”
Top deh, saldo kas langsung disebut untung.
Orang awam kedua yang luamayan mikir nyebut lantang.
“Modal awal 5 mas Rendy, Sisa 4,5 juta. Berarti dia rugi 500 ribu. Jelas itu.”
Top banget.
Keduanya bertengkar di ruangan. Dan keduanya salah besar. Keduanya sama-sama
ngawur. Gak kebayang saya, kalao keduanya kerjasama bisnis syirkah dalam kondisi
seperti ini semua mitra baik pengelola maupun pemilik modal sama-sama tidak paham
akan laporan keuangan syirkah. Runyam.
Mari ikuti tulisan saya dengan seksama. Saya bener-bener ingin mendidik
dalam waktu yang sangat singkat. InsyaAllah langsung ngerti. Kalo kita bicara bisnis
syirkah, berarti kita bicara tentang semesta sebuah entitas kekayaan. Si bisnis syirkah
adalah entitas tersendiri, terpisah dari kehidupan anda.
Maka dalam akuntansi ada neraca, ada timbangan, kan neraca artinya
timbangan.Lalu apa yang ditimbang? Yang ditimbang adalah berat bisnisnya atau kotak
bisnisnya.
BAB 13 Pencatatan dan Laporan Transaksi | 307

1. Injeksi Modal 5 juta


Berarti ada cash masuk ke kontak bisnis senilai 5 juta, maka berat bisnisnya
adalah 5 juta. Bentuknya bertupa cash sebesar 5 juta. Karena uang sendiri, di
equity tertulis 5 juta di modal awal. Atau origin investment.
AKTIVA
Asset :
- 5 jt
PASIVA
Liability : 0
Equity :
- Origin Invesment + 5jt
Balance 5 juta
AKTIVA PASIVA
ASSET : LIABILITY : 0
EQUITY :
- Cash : 5 jt - Origin Investment : 5 jt

5 juta 5 juta

2. Bali baju Keke kode A, 30 pcs, masing – masing 100 ribu


Cash berkurang 3 juta, sisa 2 juta, tapi stock baju anda nambah 3 juta.
- Cash – 3 jt
- Inventory + 3 jt
Jadi, beli baju bukanlah biaya operasi, beli baju adalah mengubah cash jadi
barang dagangan. Membeli baju untuk diperdagangkan kembali adalah mengubah
cash jadi bentuk yang lain. Nilainya ya sama. Kotak bisnis tidak kehilangan nilai.
tetap 5 juta.

Kondisi neraca sekarang


AKTIVA
Asset :
- Cash 2 jt
- Inventory 3 jt
BAB 13 Pencatatan dan Laporan Transaksi | 308

PASIVA
Liability : 0
Equity :
- Equity 5 juta
Balance 5 juta

3. Jual baju 20 pcs, masing – masing 200 ribu


Cash bertambah 4 juta. Tapi inventory anda / gudang anda, stock baju anda.
Keluar 20 pcs. Gudang anda kehilangan nilai sebesar 20 pcs x 100 ribu = 2 juta.
Paham yah ?
Jual baju 4 juta
Belinya 2 juta
Maka keadanya berbunyi.
- Cash + 4 jt
- Inventory -2 jt
- Earning di Equity + 2 jt
Di titik ini, si bisnis mengalami untung 2 juta. Begitu. Mari kita rekap semua harta
di asset.

AKTIVA
Asset :
- Cash + 6 jt (4 jt + 2 jt)
- Inventory +1 jt (3jt – 1jt)
PASIVA
Liability : 0
Equity :
- Origin + 5 jt
- Earning + 2 jt
Balance 7 juta
BAB 13 Pencatatan dan Laporan Transaksi | 309

AKTIVA PASIVA
ASSET : LIABILITY : 0
EQUITY :
- Cash : 6 jt - Origin Investment : 5 jt
- Inventory : 1 jt - Earning : 2 jt

7 juta 7 juta

Kolom aktiva dan pasiva sama-sama 7 juta


Waras kalau saya bilang untungnya 2 juta, karena modal awal 5 juta, dan keadaan
sekarang, asset beratnya 7 juta. Kotak bisnis sedang kesisipan nilai Rp. 2 juta.

4. Bayar gaji karyawan 500 ribu


Cash berkurang 500 ribu. Karena ini operasional berarti menghantam equity di
kolom earning. Maka earning berkurang 500 ribu.
- Cash -500 ribu
- Earning -500 ribu
Di titik ini, yang semula bisnis untung 2 juta, jadi Cuma kepotong operasional 500
ribu. Jadi untungnya 1,5 juta.
Neracanya

AKTIVA
Asset :
- Cash 5,5 jt (6 jt – 500 ribu)
- Inventory +1 jt
PASIVA
Liability : 0
Equity :
- Origin 5 juta
- Earning 1,5 jt (2 jt – 500 ribu)
Balance 6,5 juta
BAB 13 Pencatatan dan Laporan Transaksi | 310

AKTIVA PASIVA
ASSET : LIABILITY : 0
EQUITY :
- Cash : 5,5 jt - Origin Investment : 5 jt
- Inventory : 1 jt - Earning : 1,5 jt

6,5 juta 6,5 juta

5. Beli lemari 1 juta


Cash berkurang 1 juta.
Tapi peralatan bisnis nambah 1 juta
- Cash -1 juta
- Equipment +1 juta
Di kolom asset, hanya terjadi perubahan nilai, dari cash jadi lemari. Tidak ada nilai
yang hilang dari kotak bisnis.
Neraca akhirnya

AKTIVA
Asset :
- Cash : 4,5 jt
- Inventory :1 jt
- Equioment : jt
PASIVA
Liability : 0
Equity :
- Origin 5 juta
- Earning 1,5 jt
Balance 6,5 juta

AKTIVA PASIVA
ASSET : LIABILITY : 0
EQUITY :
- Cash : 4,5 jt - Origin Investment : 5 jt
- Inventory : 1 jt - Earning : 1,5 jt
- Equipment :1 jt

6,5 juta 6,5 juta


BAB 13 Pencatatan dan Laporan Transaksi | 311

Ini belum bicara depresiasi.. Pahami dulu yang ini.


Sehingga …
Maka dari itu …
Kesimpulanya …
Bisnisnya Profit dan untungya Rp. 1.500.000,00 (Earning)
Bagi yang ngotot untungnya 4,5 juta dan yang ngotot ruginya 500 ribu. Keduanya sesat
dan menyesatkan.
Inilah yang membuat saya suka emosi kalo ngajar tentang keuangan syirkah,
karena kebodohan itu merusak banyak sendi-sendi kehidupan.
Coba dibayangkan. Kalo keduanya bermitra dalam suatu bisnis syirkah apa jadinya ?
Coba bayangkan. Kalau ada seorang sahabat yang mempercayakan dananya kepada
orang bodoh. Pasti musibah bagi keduanya.
Saya jujur hari ini bingung.

Mau bisnis. Mau jalanin bisnis. Mau berlimpah.


Tapi nggak mau belajar akuntansi syariah syirkah.
Anda bisnis memangnya nggak ngurusin angka ?

Anda akan lebih mudah menjadi Rasional jika anda mampu membaca Finansial
Scoreboard bisnis anda. Semua berawal dari Data, bukan Rasa.

Pertumbuhan Bisnis, Penjualanya atau Beratnya


Ketika beberapa pengusaha bertemu, terkadang masing-masing pengusaha
ingin tahu besaran bisnis temanya. Maka sering terlontar pertanyaan, berapa penjualan
per tahun? Sebagian ada yang sopan, lalu memilih bertanya besaran produksi pertahun.
Keduanya pertanyaan itu pada dasarnya ingin mengukur sebesar apa pasar yang
dikuasai oleh bisnis tersebut.
Lebih jauh dari bertanya tentang penjualan, tak sedikit pula yang bertanya
tantang presentase pertumbuhan penjualan dari sebuah bisnis.”Gimana tahun ini,
penjualan naik gak dari tahun kemarin?” Isunya masih sama, yaitu tentang penjualan.
Apakah mengukur pertumbuhan dari penjualan itu salah? Tidak sama sekali,
namun menurut saya kurang tepat. Kita tidak dapat mengukur pertumbuhan bisnis
hanya dari penjualanya saja.
BAB 13 Pencatatan dan Laporan Transaksi | 312

Mengukur pertumbuhan dari penjualan memang menunjukan bagaimana


sebuah bisnis mampu memperluas pasar. Atau bagaimana sebuah bisnis mampu
mendatangkan rupiah. Namun hal ini bisa saja menjebak Ketika kita hanya berpatokan
dari penjualan saja.
Penjualan itu adalah hasil dari kerja asset. Setelah penjualan, kita harus benar
– benar jeli melihat, apakah penjualan tersebut dapat mencetak gross profit atau tidak.
Jika ternyata penjualan tersebut mampu mencetak gross profit, kita juga harus melihat
apakah beban operasional bisnis yang ada tertutupi oleh gross profit tersebut atau
tidak?
Saya pernah menemukan sebuah bisnis yang mengalami pertumbuhan
penjualan. Modal bisnis mereka adalah perdagangan barang. Pada periode tersebut,
mereka memutuskan untuk meyediakan barang sesuai dengan kebutuhan pasar,
bahkan lebih. Penjualan memang melesat, tetapi mereka terjebak dalam sisa stock
barang yang cukup besar. Untungnya mereka memproduksi alat mandi, jadi tentu tidak
basi. Namun cash yang terjebak di dalam stock ini benar-benar jadi sumber masalah.
Ada lagi bisnis yang membakar anggaran promosi guna meraih demand pasar.
Sales memang tinggi, namun di periode itu, mereka banyak membakar equity mereka.
Mereka menyengaja merugi dengan harapan tahun berikutnya mereka dapat
mendulang sales tanpa harus bakar uang promosi. Nyatanya tahun inipun berat bagi
mereka. Asumsi itu tidak berjalan.
Lalu ada juga yang menambah “Asset” agar sales naik. Toko diperbanyak
dengan dana pinjaman. Sales memang naik, tapi gross profit penjualan kembali habis
membayar cicilan toko. Sebagian meyakini bahwa ini hanyalah merubah bentuk profit
menjadi property, namun sebagian juga melihat hal ini berbahaya, karena cicilan
property bersifat terus dan pasti, sementara sales per toko di tahun berikutnyapun tak
menentu.
Sahabat, akhirnya kita menyadari bahwa pertumbuhan bukan hanya terletak
pada seberapa besar sales, atau bahkan seberapa naik penjualan dari tahun kemarin.
Sebuah bisnis bisa saja menghasilkan sales yang continue sebesar 10M
pertahun, pertumbuhan pun lamban hanya sekitar 3% per tahun. Namun 10M tersebut,
bisnis tersebut berhasil mencetak profit yang konstan sebesar 2M per tahun. Dari tahun
ke tahun, asset bisnis mereka bertambah berat, dan bisnis tersebut bergerak perlahan
namun pasti.
Kita harus berhati-hati dalam melihat bisnis yang menuntut kita biasa-bisa
saja.Sebuah warung makan yang outletnya hanya 1, yang dari tahun ke tahun hanya
meluaskan tempat makanya. Kita tidak sadar bahwa pemiliknya sudah memiliki sawah
BAB 13 Pencatatan dan Laporan Transaksi | 313

berhektar-hektar di kampungnya. Senyap, tapi secara konsisten, sang pemilik warung


membangun kekayaan.
Lain hal dengan sang pemilik warung, kita terkadang terbuai dengan
pertumbuhan manupulatif. Bertumbuh, namun ditopang dengan biaya promo yang
tidak wajar. Bertumbuh, namun dengan pinjaman yang tidak terukur. Bertumbuh
dengan menyisakan deadstock yang tidak terjual.
Semoga Allah menghadirkan kita dari pertumbuhan yang menjebak. Semoga
kita dituntun untuk bertumbuh kokoh dalam berat bisnis. Mari cek berat bisnis kita,
makin berat dengan harta sendiri, atau makin berat dengan pinjaman pihak lain.

Belajar dari Keke Group Dalam Pengelolaan Bisnis


Keke Group merupakan sebuah bisnis yang dikelola oleh Rendy Saputra,
dikarenakan pengelolaan bisnis oleh Rendy Saputra ini sangat inspiratif dan bisa
dijadikan referensi ketika kita mengelola suatu bisnis syirkah maka saya kutip cerita dari
Rendy Saputra ketika mengelola bisnis di bidang Fashion dengan brand Keke Group
yang ditulus di bukunya berjudul Understanding Bisnis sebagai beriktut:
Sebuah model bisnis di bangun dari tiga pondasi utama, yaitu produk, kanal
distribusi, market. Di titik kanal distribusi, beberapa entitas bisnis berbeda cara, ada
yang memilih menggunakan kanal yang sudah exist dengan konsinyasi, ada yang
memilih membangun outlet di setiap wilayah, ada yang memilih untuk melakukan
penjualan direct to customer (D to C).
Tidak ada yang paling benar dan tidak ada yang paling salah yang penting profit.
Brand Keke dimulai sejak tahun 2006. Selama 10 tahun ini, Keke busana
memilih jalur kemitraan sebagai kanal distribusi produk Keke Grup. Kami memilih untuk
membangun jaringan distribusi melalui toko-toko busana muslim yang tersebar di
daerah. Kamipun tidak menutup diri dari para pebisnis yang memilih untuk berjualan
secara personal.
Ditengah pilihan kami ini, tidak sedikit sahabat yang mencoba menguji
kekokohan pilihan kami.”Mengapa tidak membangun jalur distribusi sendiri, mengapa
tidak membangun toko sendiri, lebih bisa diatur, profit juga besar, bisa dikendalikan,
brand juga tertata, gak semaunya.”
Kalimat itulah yang mendorong saya menulis tulisan ini. Menurut saya, kalimat
diatas perlu kita uji secara mendalam. Ide membangun toko sendiri memang indah.
Sebuah brand bisa mengontrol gerakan pasarnya sendiri. Layananpun dapat
distandarisasi, karena toko-toko tersebut adalah own-outlet dari sebuah brand. Angka
BAB 13 Pencatatan dan Laporan Transaksi | 314

penjualanpun dapat dikuasai sepenuhnya oleh principal. Tidak perlu potong diskon
karena memang toko sendiri.
Bisnis adalah aktivitas mencetak profit, bukan sekedar mencetak sales. Ini yang
terkadang dilupakan oleh sebagian orang. Artinya, sales yang tinggi, tidak serta merta
menghasilkan profit yang tinggi. Membangun sendiri artinya melakukan akuisisi pada
property : entah sewa atau membeli. Di titik sewa, akpital akan terus menjadi cost. Dan
di titik membeli, cash akan terkunci di asset fisik. Dan jikapun memilih kredit
kepemilikan tempat usaha, cicilan pun akan menjadi beban. Initinya, membangun toko
sendiri berarti harus siap dengan besarnya ongkos operasi !
Memang benar, memiliki toko sendiri akan memberikan penguasaan pada
gross profit produk. Tapi apakah gross profit tersebut mampu membayar biaya operasi
yang terjadi ? Bagaimana dengan biaya karyawan, biaya tempat, biaya listrik dan
berbagai biaya yang terlibat di Toko. Jangan sampai kita memiliki toko sendiri akibat
emosi jiwa (“gengsi”).
Berbeda dengan konsep kemitraan yang kami pilih. Menurut kami hal ini lebih
mendukung pada semangat sharing economy. Kekayaan lebih terdistribusi secara
merata, karena pihak agen yang menjualkan Keke akan mendapatkan gross profit dari
penjualan. Makin banyak berjualan, makin besar gross nya.
Inilah semangat gojek, semangat Uber, semangat startup hari ini. Mereka hadir
dengan semangat kolaboratif, synergy, dan low cost. Dan itulah yang kami pilih.
Bebarapa mitra kami bahkan cukup memakai ruang tamu untuk berjualan, bahkan
sebagian yang lain memilih untuk tidak memakai area display sama sekali. Mereka
hanya berbekal android, lakban, sampul kemasan, dan kertas tempat menulis alamat
pengiriman. Sahabat agen yang lainpun melayani pesanan tetangga via bertemu di
pekarangan sekolah atau di wahana arisan RT. Sangat-sangat efisien sekali. Dan dengan
cara ini pun sales terjadi dan profit terjadi.
Keke grup memelih slim operation method. Kami bekerja dengan SDM internal
yang tidak labih dari 20 kurang untuk kemudian “membayang-bayangi nusantara”. Bagi
kami, punya toko sendiri memang “gaya dan bergengsi”,namun punya “profit” yang
dapat ditarik dalam bentuk cash lebih dari segalanya. Bagi kami, tidak mengapa kami
harus menganggarkan diskon yan gsangat besar ke jaringan penjualan kami, toh
merekalah ujung tombak perdagangan kami, dan keyakinan ini telah teruji selama 10
tahun terakhir.
BAB 13 Pencatatan dan Laporan Transaksi | 315

Kami menghindari jebakan perasaan. Langkah bisnis adalah langkah akal sehat.
Berbisnis adalah langkah rasional. Mana langkah yang dapat mendesak profit lebih
banyak, maka langkah itulah yang ditempuh. Walaupun langkah tersebut tidak
“bergengsi” tidak”gaya”, tidak”wah”. Langkah bisnis yang tidak berdampak bagi profit,
lebih baik dilupakan atau di peti es kan.
Hari ini Keke busana memiliki jaringan sebanyak 500 an agen di seluruh
Indonesia. Kami cukup berfokus pada bebrapa hal yang fundamental.
a. Bagaimana agen yang ada dapat tersuply dengan baik ?
b. Bagaimana agar agen -agen existing kami terus diupgrade baik dari segi fisik outlet
maupun kemampuan bisnis.
c. Bagaimana agen kami hadir merata di seluruh Indonesia sehingga akses produk ke
kanal outlet mudah terjadi.
Jadilah Rasional, bukan emosional – Rendy Saput
Bab 15 Memahami Siklus Akuntansi | 316

S
etelah anda mengetahui pentingnya melakukan pencatatan dan pelaporan
transaksi syirkah yang merupakan awal dari terbentuknya “speedometer” dan
“Dasboard” yang bisa memberikan informasi yang sangat berharga bagi pengelola
syirkah sebagai dasar dan penunjang dalam mengambil keputusan terbaik terkait bisnis
berbasis syirkah yang sedang dikelolanya.
Di bab ini akan dibahas secara lebih detail lagi bagaimana konsep dari melakukan
pencatatan dan pelaporan transaksi syirkah sebagai langkah awal dalam membuat dan
merancang “Speedometer” dan “Dasboard” bagi bisnis syirkah yang sedang anda
jalankan, mulai dari menyiapkan akun, menganalisis transaksi syirkah, mencatat setiap
transaksi syirkah yang terjadi kedalam jurnal dan buku besar hingga bagaimana bisa
menjadi laporan keuangan syirkah yang utuh lengkap dan bisa mencerminkan keadaan
dari bisnis syirkah yang sesungguhnya serta bisa menghasilkan informasi bagi pengelola
syirkah yang bisa digunakan untuk menunjang pengambilan keputusan syirkah terbaik
oleh pengelola syirkah.

Konsep Entitas Bisnis Syirkah


Menurut konsep entitas bisnis syirkah, bahwa bisnis berbasis syirkah dianggap
sebagai suatu entitas yang berdiri sendiri dan terpisah dari semua pemangku
kepentingan baik itu shahibul maal atau investor ataupun mudharib yaitu pengelola
syirkah itu sendiri. Sehingga proses pencatatan dan pelaporan transaksi syirkah dibatasi
dan difokuskan hanya pada transaksi-transaksi bisnis yang hanya berkaitan dengan
entitas bisnis syirkah tersebut.
Entitas bisnis adalah organisasi/perusahaan syirkah, bisa berupa toko, pabrik,
peternakan, perkebunan dan bentuk-bentuk bisnis syirkah lainnya. Menggunakan
konsep entitas bisnis dalam syirkah merupakan langkah yang sangat awal sekali
sebelum masuk ke langkah-langkah berikutnya dalam proses mencatat dan melaporkan
Bab 15 Memahami Siklus Akuntansi | 317

transaksi syirkah yaitu harus di indentifikasi dan dipisahkan secara jelas, mana yang
merupakan harta pribadi pengelola syirkah, dan mana yang merupakan harta/aset milik
entitas syirkah tersebut yang secara hakikat kepemilikannya adalah milik investor
dimana pengelola hanya mempunyai hak pakai saja.
Konsep ini sangat substansial dan penting karena tanpa melakukan pemisahan
mana yang merupakan aset milik pribadi dan mana yang merupakan aset milik,
pencatatan dan pelaporan keuangan yang benar, rapi dan bisa menghasilkan informasi
yang berkualitas sangat tidak mungkin bisa terjadi.
Maka mau tidak mau langkah menerapkan konsep entitas bisnis syirkah ini,
yaitu memisahkan antara harta pribadi pengelola syirkah dan harta milik entitas syirkah
harus dilakukan sejak awal setelah akad syirkah disepakati oleh semua pihak yang
terlibat dalam syirkah ini. Dikarenakan penerapan konsep entitas bisnis syirkah ini akan
menjadi dasar dalam proses pencatatan dan pelaporan pada langkah-langkah
selanjutnya untuk bisa menghasilkan tata kelola keuangan syirkah yang benar, rapi dan
menghasilkan informasi yang berkualitas baik bagi investor maupun bagi pengelola
syirkah.

Pengertian Akuntansi Syariah


Untuk bisa mencatat dan melaporkan setiap transaksi syirkah yang terjadi
kepada seluruh pemangku kepentingan dalam syirkah khususnya investor atau shahibul
maal dan pengelola syirkah selaku kepala eksekutif pusat kendali dan pengambil
keputusan yang berkaitan dengan jalannya organisasi/perusahaan bisnis berbasis
syirkah tersebut memerlukan suatu disiplin ilmu khusus yang mempelajari bagaimana
suatu transaksi syirkah di catat, diukur dan diakui, salah satu disiplin ilmu tersebut
adalah ilmu akuntansi syariah.
Secara sederhana pengertian akuntansi syariah dapat dijelaskan melalui akar
kata yang dimilikinya yaitu akuntansi dan syariah. Definisi Bebas dari akuntansi ialah
identifikasi transaksi yang kemudian diikuti dengan kegiatan pencatatan,
penggolongan, serta peng ikhtisaran transaksi tersebut, sehingga bisa menghasilkan
laporan keuangan yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. Seperti
menentukan nisbah bagi hasil, menentukan besar modal yang dibutuhkan dalam
syirkah, perhitungan keuntungan maupun kerugian dalam syirkah, menghitung harga
pokok suatu produk, penentuan harga jual, pembuatan anggaran, penentuan besarnya
gaji karyawan dan banyak hal lainnya terkait pengoprasian bisnis berbaasis syirkah.
Kemudian definisi bebas dari syariah adalah aturan yang telah ditetapkan oleh
Allah Subhanahu wa ta'ala untuk dipatuhi oleh seluruh manusia khususnya manusia
Bab 15 Memahami Siklus Akuntansi | 318

yang beragama Islam atau seorang muslim dan muslimah dalam menjalani seluruh
aktivitas hidupnya mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi termasuk dalam hal
bermuamalah atau saling tolong-menolong diantara manusia, seorang muslim
diwajibkan menjalankan muamalah tersebut sesuai dengan syariat Islam. Jadi
Akuntansi syariah dapat diartikan sebagai proses akuntansi terhadap transaksi-
transaksi yang sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh Allah Subhanahu wa ta'ala.
Menurut Napier Akuntansi syariah didefinikan dengan bidang akuntansi yang
menekankan pada dua hal, yaitu akuntabilitas dan pelaporan. Akuntabilitas tercermin
dari tauhid yaitu dengan menjalankan segala aktivitas ekonomi sesuai dengan
ketentuan syariat Islam. Sedang pelaporan ialah bentuk tanggung jawab kepada Allah
dan manusia.
Informasi yang disajikan oleh akuntansi syariah untuk pengguna yang lebih luas, tidak
hanya sebatas data finansial juga mencakup aktivitas perusahaan/organisasi entitas
syirkah yang berjalan sesuai dengan syariah serta memiliki tujuan sosial yang tidak bisa
terhindarkan dalam Islam, misalnya dengan adanya kewajiban zakat.
Akuntansi syariah juga dibutuhkan dan berbeda dengan akuntansi
konvensional mengingat dilahirkan dari sistem dan aturan yang berbeda, sebagaimana
dijelaskan oleh harahap(2004) dalam Internasional Scientific Conference: View of
Islamic Culture Approach for Accounting Research di Osaka, Pada seminar tersebut
beliau menjelaskan bahwa terdapat beberapa perbedaan antara akuntansi syariah dan
akuntasni konvensional yang dapat disimpulkan sebagai berikut:

Kriteria Akuntansi Syariah Akuntansi Konvensional


Hukum Etika yang
bersumber dari
Dasar Hukum Hukum Bisnis Modern
Al-Qur’an dan
As-Sunnah(Hadits)
Keberadaan hukum Allah
Rasionalisme Ekonomis-
Dasar Tindakan Subhanahu wata'ala .
Sekuler
Keagamaan
Keuntungan yang wajar Maksimalisasi
Tujuan
dan meraih Surga Firdaus Keuntungan
Individu dan
Ridha dan cinta Allah
Orientasi kesejahteraan pemegang
Subhanawataalla
saham-Kapitalis
Tidak ada batasan
Dibatasi dan tunduk pada apapun kecuali
Tahapan Operasional
Ketentuan Syariah pertimbangan Ekonomis-
Sekuler
Bab 15 Memahami Siklus Akuntansi | 319

Oleh sebab itu, akuntansi syariah diperlukan untuk mendukung kegiatan yang harus
dilakukan sesuai dengan syariat Islam, lebih khusus lagi dalam kegiatan aktivitas
muamalah dimana membangun bisnis secara syariah tanpa riba, tanpa bank, dan tanpa
akad bathil merupakan salah satu didalamnya yang sangat membutuhkan dan tidak bisa
terlepas dari yang namanya akuntansi syariah dalam proses menjalankan muamalah
syirkahnya, hampir keseluruhan proses operasional syirkahnya selalu berhubungan
dengan akuntansi syariah.

Akuntansi Syariah sebagai bahasa bisnis dalam Syirkah


Ketika manusia berkomunikasi saling bertukar informasi dengan manusia
lainnya, agar proses komunikasi tersebut bisa berjalan lancar dan mencapai tujuan dari
pihak yang berkomunikasi maka diperlukan suatu sarana yang bisa dipahami dan
dimaknai sama oleh semua pihak yang terlibat dalam proses komunikasi tersebut.
Sarana tersebut dinamkan dengan bahasa, melalui bahasa yang sama-sama dimengerti
oleh semua pihak yang bersyirkah komunikasi tersebut bisa berjalan lancar dan
mencapai tujuan yang di inginkan oleh para pihak yang berkomunikasi.
Begitu pula dalam pengelolaan bisnis berbasis syirkah, agar bisnis syirkah ini
bisa berjalan lancar dan sesuai dengan harapan para pihak yang terlibat dalam bisnis
berbasis syirkah ini maka haruslah ada komunikasi yang efektif antara pengelola syirkah
yang merupakan pihak yang bertanggung jawab menjalankan bisnis berbasis syirkah ini
dan entitas syirkah tersebut.
Seperti halnya komunikasi agar bisa mencapai komunikasi yang efektif
haruslah ada sarana yaitu bahasa yang sama-sama dimaknai dan diartikan sama oleh
para pihak yang berkomunikasi. Dan dalam syirkah ketika pengelola syirkah dan entitas
syirkah tersebut melakukan komunikasi untuk saling menukar informasi dibutuhkan
bahasa yang harus sama-sama dimengerti dan di pahami bersama baik oleh pengelola
syirkah maupun oleh entitas bisnis syirkah tersebut.
Sayangnya entitas bisnis dalam berkomunikasi tidak mengerti bahasa manusia
pada umumnya, seperti bahasa Indonesia, bahasa sunda, ataupun bahasa Inggris,
entitas syirkah hanya mengerti satu bahasa yaitu bahasa akuntansi, lebih tepatnya
akuntansi syariah. Sehingga mau tidak mau agar pengelola syirkah bisa berkomunikasi
dengan entitas syirkah yang sedang dikelolanya, seorang pengelola syirkah harus
menguasai bahasa bisnis yaitu akuntansi syariah yang bisa menjadi sarana yang baik
untuk bisa berkomunikasi dan saling bertukar informasi. Dengan alasan inilah kenapa
akuntansi syariah sering di sebut juga sebagai bahasa bisnis dalam suatu syirkah,
dikaarenakan melalui akuntansi syariah-lah informasi bisnis syirkah di informasikan
Bab 15 Memahami Siklus Akuntansi | 320

kepada para pemangku kepentingan dalam syirkah tersebut, khususnya investor dan
pengelola syirkah itu sendiri.
Misalnya saja ketika bisnis syirkah anda mengalami penurunan penjualan
selama tiga bulan berturut-turut, seringkali karena pengelola syirkah tidak menguasai
bahasa bisnis tersebut mengalami kesulitan untuk menentukan penyebab utamanya
dikarenakan apa. Padahal kalau saja pengelola syirkah menguasai bahasa bisnis yaitu
akuntansi syariah, dapat dengan mudah mengetahui penyebabnya dengan melihat dari
laporan keuangan syariah dari bisnis syirkah tersebut.
Entitas bisnis syirkah tidak bisa mengatakan secara langsung kepada pengelola
syirkah bahwa penjualan yang menurun selama tiga bulan berturut-turut ialah karena
anggaran marketing untuk iklannya masih kurang, sehingga value produk dari bisnis
syirkah ini masih kurang dikenal oleh masyarakat, tapi entitas bisnis menyampaikan hal
ini dengan menggunakan bahasa bisnis yaitu akuntansi syariah dengan cara
menampilkan di laporan keuangan tersebut rasio antara biaya marketing yang telah di
keluarkan dalam tiga bulan terakhir masih kecil dibandingkan dengan seluruh biaya
yang dikeluarkan oleh entitas bisnis syirkah tersebut, misalnya rasio biaya marketing
terhadap keseluruhan biaya yang dikeluarkan hanya 5% sehingga agar penjualan bisa
kembali normal dan meningkat baiknya pengelola syirkah mengambil keputusan untuk
meningkatkan anggaran untuk biaya marketing, dan melakukan kontroling yang serius
terhadap penggunaan anggaran marketing tersebut, agar penggunaan anggaran
marketing yang sudah ditambah tersebut bisa benar-benar efektif untuk menormalkan
kembali tingkat penjualan produk dari entitas bisnis syirkah tersebut. Inilah pentingnya
pengelola syirkah menguasai bahasa bisnis dalam hal pengelolaan bisnis berbasis
syirkah tanpa riba, tanpa bank dan tanpa akad bathil.

Konsep Biaya dan Satuan Unit Pengukuran


Jika sebuah peralatan misalnya mesin produksi dibeli dengan harga
Rp120.000.000, maka jumlah tersebut harus dicatat di pembukuan sebagai pembelian
perataltan berupa mesin produksi seharga Rp.120.000.000. Pihak penjual mungkin
menawarkan harga dengan Rp.150.000.000, kemudian pembeli mungkin menawar
harga mesin produksi tersebut Rp 100.000.000 atau mungkin saja setelah dibeli mesin
produksi tersebut ada yang menawar lagi Rp170.000.000. Jumlah-jumlah yang disebut
terakhir ini tidak memiliki efek terhadap pembukuan karena bukan merupakan nilai
pertukaran gedung dari penjual ke pembeli. Konsep Biaya adalah dasar untuk
menentukan nilai tukar atau biaya sebesar Rp.120.000.000 yang dicatat atas pembelian
mesin produksi tersebut.
Bab 15 Memahami Siklus Akuntansi | 321

Meneruskan contoh diatas, tawaran dari pihak lain sebesar Rp.170.000.000


atas mesin produksi yang telah dibeli menunjukan bahwa pembeli berhasil
mendapatkan mesin produksi dengan harga murah, yaitu Rp.120.000.000. Akan tetapi,
pencatatan Rp.170.000.000 dalam pembukuan akan menyebabkan kesalahan
pencatatan atas keuntungan yang belum terjadi.jika setelah membeli mesin produksi
tersebut seharga Rp.120.000.000 kemudian setelah dibeli mesin produksi tersebut
dijual lagi kepada pihak yang mau membeli mesin produksi seharga Rp.170.000.000,
keuntungan sebesar Rp.50.000.000 dapat diakui selanjutnya dan dicatat atas
keuntungan dari penjualan aset tetap berupa mesin produksi. Pemilik baru mesin
produksi tersebut akan mencatat Rp.170.000.000 sebagai biaya pemerolehan mesin
produksi di catatan pembukuannya.
Menggunakan konsep biaya melibatkan dua konsep penting akuntansi syariah
lainnya yaitu objektivitas dan unit ukuran. Konsep Objektivitas mengharuskan
pencatatan dan pelapran akuntansi didasarkan pada bukti yang objektif. Dalam
pertukaran antara pembeli dan penjual, kedua pihak ingin mendapatkan harga terbaik.
Namun hanya nilai akhir yang disepakati yang dikatakan objektif untuk keperluan
akuntansi. Jika jumlah yang dicatat secara terus-menerus direvisi naik dan turun
berdasarkan tawaran, penilaian dan opini, maka laporan akuntansi dapat menjadi tidak
stabil dan tidak dapat diandalkan.
Konsep satuan unit pengukuran mengharuskan data ekonomi yang berkaitan
dengan transaksi syirkah tersebut harus di catat dan diukur oleh satuan mata uang,
seperti rupiah di Indonesia, ringgit di Malaysia ataupun dolar di Amerika. Tidak boleh
diukur dengan satuan selain mata uang. Uang adalah unit pengukuran yang umum
digunakan untuk keseragaman pelaporan data keuangan. Sehingga ketika ada investor
dalam syirkah memberikan modal usahanya dalam bentuk selain uang misalnya tanah,
bangunan, mesin dan lain sebagainya semua itu harus diukur dan dikonversi kedalam
satuan uang, salah satu caranya bisa menggunanakan harga perolehan, yaitu harga
pada saat investor tersebut membeli aset selain uang atau bedasarkan harga pasar,
yaitu jika aset tersebut dijual sekarang dapat deperkirakan akan laku dengan harga
berapa, harga tersebutlah yang diakui, diukur dan dicatat sebagai modal di
pembukuaan syirkah.
Bab 15 Memahami Siklus Akuntansi | 322

Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU)


Jika semua pengelola syirkah mengukur, mengakui, mencatat, dan melaporkan
semua transaksi yang terjadi dalam bisnis syirkah tersebut sesuai kemauan sendiri dari
pengelola syirkah tersebut, maka laporan keuangan antar bisnis syirkah akan beda-
beda dan sulit dibandingkan. Oleh karena itu untuk menghindari hal demikian
diperlukannya satu standar dan prinsip dalam hal mengukur, mengakui, mencatat, dan
melaporkan setiap transaksi syirkah yang terjadi. Di Indonesia, prinsip ini dikenal
dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum(PABU) yang dalam bahasa inggrisnya
disebut dengan Generally Accepted Acounting Principles (GAAP). Dengan adanya PABU
ini memungkinkan investor dan para pemangku kepentingan untuk membandingkan
laporan keuangan antar entitas bisnis syirkah.
Untuk memberikan gambaran pentingnya PABU, kita asumsikan dalam
pertandingan sepak bola, dua asosiasi sepak bola memiliki dua peraturan berbeda
untuk menghitung gol. Misalnya dalam liga Indonesia, Persatuan Sepak Bola Seluruh
Indonesia (PSSI) menentukan bahwa setiap gol mendapat satu angka, sementara
peraturan Asian Football Confederation(AFC) untuk kompetesi Piala Asia adalah satu
gol dihitung mendapat dua angka. Jika menggunakan dua sistem penilaian, akan sulit
mengevaluasi tim-tim pemain. Adanya peraturan dan juga sistem penilaian standar
akan membantu para penggemar dalam membandingkan tim-tim yang bermain dalam
pertandingan. Begitu pula halnya, Prinsip Akuntansi yang berterima umum yang bersisi
standar didalamnya yang memungkinkan dilakukannya perbandingan kinerja dan
kondisi keuangan antara bisnis syirkah yang satu dengan binis syirkah yang lain.
Contoh lainnya dalam syirkah ialah jika ada pembeli yang membeli produk
secara kresit misalnya sebesar Rp.30.000.000, jika tidak menggunakan standar
akuntansi, perbedaan pengakuan dan pencatata serta pelaporan terhadap transaksi ini
sangat mugkin terjadi misalnya oleh entitas bisnis Syirkah ini 30 jt sudah diakui sebagai
pendapatan walaupun kasnya belum diterima, karena penujualan dilakukn secara
kredit, namun oleh entitas syirkah B karena uangnya belum diterima sehingga tidak
dicatat dan diakui sebagai pendapatan melainkan hanya dicatat dan diakui sebagai
piutang usaha saja. Maka hal ini dapat dipastikan akan mempengaruhi terhadap
laporan laba rugi yang walapun jenis dan jumlah nominalnya sama, namun karena
proses mencatat dan melaporkan transaksi syirkahnya tidak menggunakan standar
hanya berdasarkan kemauan pengelola syirkah itu sendiri sangat memungkinkan
laporan laba rugi yang diterbitkan dari kedua entitas bisnis syirkah itu akan berbeda dan
menyebabkan sangat sulit dibandingkan ketika ingin mengukur kinerja keuangan dua
entitas syirkah tersebut. Disinilah pentingnya ada standar akuntansi dalam hal
pencatatan dan pelaporan transaksi syirkah.
Bab 15 Memahami Siklus Akuntansi | 323

Saat ini Dewan Standar Akuntansi(DSAK) adalah badan otorasi yang memiliki
tanggung jawab utama dalam mengembangkan standar akuntansi. DSAK menerbitkan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan juga interprestasi Standar
Akuntansi Keuangan(ISAK). Mulai dari tahun 2007 hingga sekarang DSAK sudah
mengeluarkan PSAK Syariah yang merupakan perubahan dari PSAK 59. KDPPLKS
(Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah) dan PSAK
Syariah telah digunakan baik untuk entitas syariah maupun entitas konvensional yang
melakukan transaksi-transaksi syariah khususnya transaksi-transaksi yang terjadi dalam
syirkah baik sektor publik yang bertujuan tolong-menolong seperti yayasan, amil zakat
dan sebaainya maupun sektor bisnis seperti entitas bisnis syirkah ini. Dengan demikian,
saat ini di Indonesia selain memiliki PSAK Syariah juga ada pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) konvergensi IFRS, SAK ETAP (Standar Akuntansi Keuangan-
Entitas tanpa Akuntabilitas Publik) yang diluncurkan secara resmi pada tanggal 17 Juli
tahun 2009 dan Standar Akuntansi Pemerintahan.
Sebagai tambahan informasi mengenai standar akuntansi keuangan simana
standar SAK ETAP ditujukan untuk usaha skala UMKM yang tidak memerlukan
pelaporan kepada pihak external seperti dewan pemegang saham, sedangkan standar
PSAK ditujukan untuk perusahaan skala menegah keatas yang sahamnya telah
diperjual-belikan di bursa efek, kemudian standar akuntansi keuangan International
Financial Report Standar (IFRS) adalah suatu standar akuntansi keuangan yang
ditujukan untuk perusahaan multi nasional yang telah beroprasi di banyak negara,
karena standar ini berlaku sama diseluruh dunia, dan tingkat kerumitannya juga paling
tinggi dibandingkan dua standar sebelumnya, yaitu SAK ETAP dan PSAK.

Unsur-Unsur Laporan Keuangan Syariah


Output atau keluaran akhir dari proses pencatatan transaksi syirkah ialah
laporan keuangan yang akan di berikan kepada para pemangku kepentingan dalam
syirkah tersebut baik kepada pengelola syirkah itu sendiri untuk membantu pengelola
syikrah dalam mengambil keputusan syirkah ataupun bai investor sebagai bentuk
pertanggungjawaban pengelola syirkah terhadap investor.
Laporan keuangan utama bagi entitas bisnis syirkah ialah laporan laba rugi,
laporan bagi hasil, laporan ekuitas pemilik, Neraca, laporan arus kas, dan catatan atas
laporan keuangan. Urutan laporan yang disiapkan dan karakteristik data yang disajikan
dalam setiap laporan keuangan adalah sebagai berikut:
a. Laporan laba-rugi, Ringkasan dari pendapatan dan beban untuk priode waktu
tertentu, seperti bulanan atau tahunan.
Bab 15 Memahami Siklus Akuntansi | 324

b. Laporan bagi hasil, yaitu laporan yang berisi rincian perhitungan bagi hasil/rugi
dari bisnis syrirkah tersebut, di laporan ini tertulis berapa keuntungan atau
kerugian yang didapatkan dari masing-masing pihak yang bersyirkah sesuai
dengan peran dan porsi modal dari entitas bisnis syirkah ini.

c. Laporan Ekuitas Pemilik, Ringkasan perubahan dalam porsi kepemilikan modal


dalam entitas bisnis syirkah ini.
d. Neraca, Daftar aset, kewajiban, dan ekuitas pemilik paa waktu tertentu,
biasanya pada tanggal terakhir dari bulan atau tahun tertentu.
e. Laporan Arus kas, yaitu laporan keuangan yang berisi ringkasan dari
penerimaan kas untuk priode waktu tertentu, misal satu bulan, tiga bulan, atau
satu tahunan. khusus untuk cara penyususunan laporan arus kas karena
membutuhkan penjelasan yang sangat detail, sehingga akan dibahas di bab
khusus di jilid 2 buku Understanding Syirkah.
f. Catatan atas laporan keuangan, berisi penjelasan-penjelasan tentang ke lima
laporan keuangan tersebut seperti kebijakan pengakuan dan pengukuran,
metode perhitungan akuntansi yang digunakan, rincian setiap akun, bukti-
bukti transaksi pendukung dan lain sebagainya.
Semua Laporan keuangan perlu di identifikasi dengan nama perusahaan, judul laporan
keuagnan, tanggal dan priode waktu. Data yang disajikan di laporan laba rugi, laporan
ekuitas pemilik dan laporan arus kas adalah untuk priode waktu tertentu. Sementara
data yang disajikan di neraca adalah untuk tanggal tertentu, untuk lebih jelasnya bisa di
lihat contoh laporan keuangan syirkah di lampiran lima di buku ini.

Persamaan Dasar Akuntansi


Sumber daya yang dimiliki perusahaan disebut dengan aset atau aktiva.
Contoh aset meliputi kas, tanah, gedung dan peralatan. Hak atau klaim atas aset
biasanya dibagi berdasarkan dua jenis pemilik : (1) Hak Kreditor dan (2) hak pemilik atau
hak shahibul maal selakuk pemilik modal. Hak kreditor mencerminkan utang
perusahaan dan disebut dengan kewajiban atau Liabiitas. Hak pemilik disebut dengan
ekuitas pemilik. Hubungan antara keduanya dapat membentuk persamaan sebagai
berikut:

Aset = Kewajiban + Ekuitas Pemilik/Shahibul Maal


Bab 15 Memahami Siklus Akuntansi | 325

Persamaan ini dikenal dengan persamaan dasar akuntansi. Kewajiban biasanya


disebutkan sebelum ekuitas pemilik dalam persamaan akuntansi dikarenakan kreditor
mempunyai hak pertama atas aset ketika bisnis syirkah ini suatu saat di likuidasi atau
dibubarkan. Hak pemilik atau shahibul maal terkadang diberikan penekanan lebih
dengan memindahkan kewajiban di sisi lain persamaan tersebut.

Aset- Kewajiban = Ekuitas Pemilik/Shahibul Maal

Sebagai contoh, Jika Aset yang dimiliki perusahaan sejumlah Rp100.000.000


dan kewajiban kepada kreditor sebesar RP30.000.000, maka ekuitas pemilik sama
dengan Rp 70.000.000 seperti di tunjukan dalam ilustrasi berikut ini:
Aset- Kewajiban = Ekuitas Pemilik/Shabibul Maal
Rp 100.000.000 -Rp 30.000.000 = Rp 70.000.000

Menggunakan Akun untuk Mencatat Transaksi Syirkah


Dengan pemahaman akan konsep dari persamaan dasar akuntansi tersebut,
kita bisa gunakan konsep tersebut untuk mulai melakukan pencatatan transaksi syirkah
dengan menggunakan akun sebagi alat bantu, dimana semua unsur-unsur inti dalam
persamaan akuntansi dasar tersebut di breakdown atau dipecah kedalam banyak akun-
akun.
Misalnya di dalam akun aset ada akun-akun detail dari aset tersebut, misalnya
akun kas, piutang, tanah, gedung, peralatan dan akun-akun aset lainnya, kemudian di
akun kewajiban didalamnya terdiri detail akun-akun kewajiban tersebut, misalnya akun
utang usaha qard kepada A, utang usaha Rahn/gadai kepada B dan akun-akun yang
berhubungan dengan utang atau kewajiban lainnya. Kemudian di bagian akun ekuitas
didalamnya terdapat akun-akun detail lagi yang bisa menjelaskan ekuitas sebuah
entitas bisnis syirkah secara lebih rinci lagi seperti modal pak Hasan, modal Pak Ridwan
dan lain sebagainya.

Suatu akun dalam bentuk yang paling sederhana, memiliki 3 bagian. Pertama,
setiap akun memiliki judul, yaitu nama pos yang dicatat dalam akun. Kedua, setiap akun
memiliki tempat untuk mencatat jumlah penurunan pos. Bentuk akun seperti disajikan
ini disebut dengan akun T karena bentuknya mirip dengan huruf T. Sisi kiri akun disebut
sisi debit, dan sisi kanan akun disebut sisi kredit.
Bab 15 Memahami Siklus Akuntansi | 326

Nama Akun

Sisi Kiri Sisi Kanan


Debit Kredit

Jumlah yang dimasukan ke sisi kiri, tanpa melihat judul akunnya disebut
dengan debit. Ketika debit dimasukan kedalam suatu akun, akun tersebut dikatakan
telah didebit. Jumlah yang dimasukan ke sisi kanan dari suatu akun disebut kredit, dan
akun dikatakan telah dikredit. Debit dan kredit sering di singkat menjadi Dr dan Cr.
Bagan Akun
Suatu kelompok akun untuk sebuah entitas bisnis disebut dengan buku
besar(ledger). Daftar akun yang terdapat dalam buku besar disebut dengan bagan akun
atau daftar akun. Akun biasanya disebutkan berurutan sesuai dengan yang ditampilkan
dalam laporan keuangan. Akun neraca biasanya disebutkan terlebih dahulu, dengan
urutan aset, kewajiban, lalu ekuitas pemilik. Akun laporan laba rugi disebutkan
kemudian, dengan urutan pendapatan dan beban. Masing-masing klasifikasi akun
tersebut dijelaskan secara singkat berikut ini.
Asset, kadang disebut juga sebagai aktiva atau harta, adalah sumber daya yang
dimiliki oleh entitas bisnis syirkah. Sumber daya tersebut dapat berupa benda yang
mempunyai wujud fisik, seperti kas, persediaan peralatan, gedung dan lain sebagainya
ataupun yang tidak berwujud tapi memiliki nilai seperti hak paten dan good will atau
nama baik. Beberapa contoh aset meliputi piutang, kas, persediaan, gedung, tanah dan
lain sebagainya.
Kewajiban, adalah utang usaha baik utang usaha dagang seperti membeli
bahan baku ke suplier secara kredit, membeli peralatan produksi secara kredit ataupun
utang yang termasuk tabarru seperti utang qard ataupun utang rahn atau gadai kepada
pihak ke tiga.
Ekuitas pemilik atau modal pemilik adalah klaim hak pemilik terhadap aset
perusahaan yang dalam syirkah biasanya akun ini di isi dengan jumlah proporsi modal
para pemegang saham atau shahibul maal seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Bab 15 Memahami Siklus Akuntansi | 327

Pendapatan, adalah kenaikan dalam ekuitas pemilik sebagai hasil menjual


barang atau jasa ke pelanggan. Contohnya adalah pendapatan honor, pendapatan jasa,
penjualan dan lain sebagainya.
Beban, merupakan hasil penggunaan aset atau jasa dalam proses
menghasilkan pendapatan. Contohnya meliputi biaya gaji karyawan, biaya listrik dan
air, biaya pemeliharaan gedung, dan lain sebagainya.
Contoh Akun-akun Neraca dan Laporan Laba Rugi :

Akun Neraca Akun Laba-Rugi


1. Aset 4. Pendapatan
1.1 Kas 4.1 Pendapatan Jasa
1.2 Piutang Usaha 4.2 Penjualan
1.3 Persediaan
1.4 Tanah 5. Beban
1.5 Peralatan Kantor 5.1 Beban Gaji
5.2 Beban Sewa
2. Kewajiban 5.3 Beban listrik dan air
2.1 Utang Usaha 5.4 Beban ATK
2.2 Utang Qard 5.5 Beban lain-lain
2.3 Utang Rahn

3. Ekuitas Pemilik
3.1 Modal, Hasan
3.2 Modal, Akmal
3.3 Modal, Dika
Bab 15 Memahami Siklus Akuntansi | 328

Mencatat Transaksi Syirkah dengan Sistem Ayat Jurnal


Berpasangan
Di bagian Sebelumnya kita telah belajar aturan debit kredit untuk mencatata
setiap transaksi syirkah dalam akun menggunakan jurnal dan T akun. Yang perlu di ingat
bahwa sisi debit selalu sama dengan jumlah sisi kredit di setiap ayar jurnal apapun jenis
akunya baik berupa aset, utang, modal, pendapatan maupun beban. Persamaan debit
dan kredit untuk setiap transaksi dikembangkan dalam persamaan akuntansi Aset=
kewajiban + Ekuitas/modal, karena dua persamaan ini, sistem pencatatan transaksi
dikenal dengan sistem akuntansi ayat jurnal berpasangan.
Secara mudahnya mencatat transaksi syirkah dengan sistem ayat jurnal
berpasangan yaitu setiap transaksi terjadi selalu di catat dua kali dengan menggunakan
aturan debit kredit sebagai berikut:

Akun Bertambah Berkurang


Aset Debit Kredit
Kewajiban/utang Kredit Debit
Modal Kredit Debit
Pendapatan Kredit Debit
Beban Debit Kredit

Untuk lebih bisa memahami konsep debit kredit ini kita langsung praktekan
dalam contoh studi kasus syirkah ini yang contoh studi kasus lengkapnya akan di bahas
di bab 15 dengan menggunakan langkah-langkah berikut ini:

Langkah 1 Tentukan akun yang terpengaruh oleh transaksi: aset, kewajiban,


ekuitas pemilik, pendapatan, atau beban.
Langkah 2 Tentukan Apakah saldo akun yang terpengaruh mengalami kenaikan
atau penurunan.
langkah 3 Tentukan apakah kenaikan atau penurunan dalam akun harus dicatat
sebagai debit atau kredit.
Langkah 4 Catat dalam jurnal.
Langkah 5 Pindahkan atau posting ke buku besar.
Bab 15 Memahami Siklus Akuntansi | 329

Yang perlu kita pahami lebih dalam adalah langkah 1 dan langkah 2, karena
untuk langkah 3 , 4 dan 5 pada praktek syirkahnya akan dilakukan otomatis oleh
software akuntansi di komputer. Baik langsung saja kita praktekan konsep ini ke dalam
contoh transaksi syirkah. Misalnya pada tanggal 15 september 2020 telah disepakati
akad syirkah dengan akad mudharabah untuk bidang usaha pertanian hidroponik
sejumlah 20jt dengan nama investor bapak Hasan maka cara mencatat transaksi ini
dengan menggunakan ayat jurnal berpasangan yaitu kas bertambah 20 jt di debit
(sesuai aturan debit kredit karena kas termasuk aset sehingga ketika bertambah maka
bertambah di sisi kiri yaitu debit) karena kas masuk ini peruntukannnya untuk modal
maka pasangan untuk kas 20 jt ini yaitu modal, Hasan bertambah di kredit Rp 20Jt (
Sesuai aturan debit kredit jika modal usaha bertambah maka bertambah di sisi kanan
yaitu kredit) maka ketika kita mencatat menggunakan ayat jurnal berpasangan seperti
ini sisi debit dan sisi kredit akan selalu seimbang bagaikan sebuah neraca yang dalam
contoh kasus ini yaitu 20 jt.
Untuk lebih memahami konsep ayat jurnal berpasangan khususnya aturan debit kredit
bisa dengan mempelajari bagan aturan debit kredit normal akun. Konsep penggunaan
akun dan konsep ayat jurnal berpasangan termasuk aturan debit dan kredit sebagai alat
bantu untuk mencatat dan melaporkan transaksi syirkah dan konsep-konsep
pencatatan dan pelaporan transaksi syirkah lainnya yang dibahas dibab ini sangat
berguna baik ketika mencatat dan melaporkan transaksi syirkah secara manual dengan
menggunakan aplikasi Microsoft Excel, maupun menggunakan software akuntansi,
tanpa menguasai konsep ini dapat dipastikan anda akan mengalami kesulitan dalam
melakukan pencatatan dan pelaporan transaksi syirkah bahkan dengan menggunakan
software akuntansi secanggih apapun, jadi mau tidak mau agar bisa melakukan
mencatatan dan pelaporan transaksi syirkah anda harus mempunyai pemahaman akan
konsep ini secara benar dan menyeluruh.

Komputer dan proses pencatatan dan pelaporan transaksi syirkah


Ketika anda mempelajari konsep yang di bahas di bab ini mungkin anda
bertanya- tanya kenapa harus mempelajari konsep pencatatan dan pelaporan transaksi
syirkah mulai dari debit kredit jurnal, pemindah bukuan, akun bentuk T kalau memang
pada prakteknya menggunakan software komputer akuntansi yang semuanya bisa
dilakukan secara Otomatis?
Pertanyaan yang bagus. Pertama, walaupun komputer melakukan sebagian
besar pekerjaan rutin khususnya melakukan pencatatan dan pelaporan transaksi
syirkah, esensi akuntansi berpasangan tidak berubah sejak dari zaman buku besar
ditulis secara manual. Oleh karena itu pemahaman proses yang dijelaskan dibuku ini
masih sangat relevan untuk sistem pencatatan dan pelaporan syirkah berbasis
Bab 15 Memahami Siklus Akuntansi | 330

komputer. Kedua, dengan atau tanpa menggunakan komputer, penggunaan


debit,kredit dan akun bentuk T masih memberikan metode yang efisien dan mudaj
dalam menganalisis transaksi. Paling tidak, semua pelaku syirkah harus cukup terbiasa
dengan bahasa akuntansi untuk bisa memahami, misalnya mengapa saldo kredit pada
akun kas yang normalnya ialah debit atau mengapa saldo modal di debit yang
seharusnya dikredit sehingga sesuatu yang tidak biasa ini perlu di selidiki lebih lanjut
oleh seorang pengelola syirkah. Ketiga, Pemahaman mengenai siklus akuntansi-
analisis, pencatatan, pengikhtisaran, dan penyusunan- memberikan pengertian yang
mendalam tentang arus informasi dalam suatu organisasi bisnis syirkah. Manfaat yang
besar akan dinikmati oleh mereka yang memahami bahasa dan konsep akuntansi
sebagai bahasa bisnis syirkah dan arus informasi akuntansi syirkah ini.
Bab 15 Memahami Siklus Akuntansi | 331
Bab 15 Memahami Siklus Akuntansi | 332

S
ebenarnya ketika anda telah memahami konsep pencatatan dan pelaporan
transaski syirkah di dua bab sebelumnya khususnya tentang konsep aturan debit
dan kredit, anda sudah bisa melakukan proses pencatatan dan pelaporan transaksi
syirkah, yang dimulai dari menganalisis transaksi hingga menerbitkan laporan keuangan
secara utuh dan kompherensif. Karena konsep aturan debit dan kredit meruupakan hal
yang sangat mendasar dan anda bisa digunakan ketika anda mencatat dan melaporkan
transaksi syirkah melalui komputer, lebih tepat lagi dengan menggunakan software
akuntansi, seperti yang paling banyak digunakan yaitu Myob, Zahir, Accurate, junal.id
dan banyak lagi.
Namun ada baiknya juga anda menambah pemahaman akan konsep tentang
pencatatan dan pelaporan bisnis yagn juga bisa digunakan sebagai bahasa bisnis yaitu
akuntansi yang bisa menjadi sarana yang baik untuk bisa menjalin komunikasi antara
pengelola syirkah dengan entitas bisnis syirkah yang sedang dikelolanya, layaknya
seorang pengemudi mobil dengan dasboard di depannya beserta kumpulan alat ukur
dan indikator-indikator penting didalamnya, untuk memudahkan pengemudi mobil
dalam mengendalikan laju mobilnya dan mencapai tujuan, yaitu tentang siklus
akuntansi.
Dengan memahami konsep tentang siklus akuntansi yang benar diharapkan
anda tidak hanya bisa melakukan pencatatan dan pelaporan untuk setiap transaksi
syirkah yang terjadi, namun juga bisa menemukan dan mengindentifikasi setiap
kesalahan yang mungkin terjadi selama proses pencatatan dan pelaporan transaksi
syirkah, serta bisa melakukan perbaikan-perbaikan dan yang paling penting anda akan
lebih bisa memanfaatkan setiap informasi yang ada di laporan keuangan lebih maksimal
dan optimal lagi dalam menunjang pengambilan keputusan terkait bisnis syirkah yang
anda jalankan.
Bab 15 Memahami Siklus Akuntansi | 333

Bukan tidak mungkin jika anda terus mengembangkan pemahaman akan akuntansi
syirkah lebih mendalam lagi, andapun akan bisa merancang dan mengembangkan
sistem akuntansi syirkah, yang semuanya diawali dari pemahaman yang benar akan
konsep siklus akuntansi dasar syirkah, yang menggambarkan langkah-demi langkah
bagaimana setiap transaksi syirkah dicatat, di diklasifikasikan, dan di dokumentasikan
hingga menjadi laporan keuangan yang lengkap, utuh dan bisa menghasilkan informasi
yang berguna bagi para pemangku kepentingan khususnya investor dan pengelola
syirkah itu sendiri.

Ilustrasi Siklus Akuntansi


Secara lengkapnya siklus akuntansi pencatatan dan pelaporan transaksi syirkah
ada 10 langkah yaitu:
1. Menganalisis dan mencatat transaksi- transaksi ke dalam jurnal.
2. Memindahkan transaksi tersebut ke buku besar.
3. Menyiapkan neraca saldo yang belum disesuaikan.
4. Menyiapkan dan menganalisis data penyesuaian.
5. Menyiapkan kertas kerja akhir periode (opsional).
6. Membuat ayat jurnal penyesuaian dan memindahkanya ke buku besar.
7. Menyiapkan neraca saldo yang disesuaikan.
8. Menyiapkan laporan keuangan.
9. Membuat ayat jurnal penutup dan memindahkanya ke buku besar.
10. Menyiapkan neraca saldo setelah penutup.
Bab 15 Memahami Siklus Akuntansi | 334

Dibagian ini, kita akan mempelajari contoh siklus akuntansi yang lengkap untuk
suatu periode. Kita asumikan bahwa PT Understanding Syirkah telah menjalankan
usaha konsultasi paruh waktu di rumahnya selama beberapa tahun. Pada tanggal 1 April
2016, PT Understanding Syirkah memutuskan untuk pindah ke kantor sewaan dan
menjalankan usahanya secara purna waktu yang selanjutnya akan dikenal sebagai PT
Understanding Syirkah Selama bulan April, PT Understanding Syirkah melakukan
transaksi-transaksi berikut ini :

Apr. 1. Aset-aset berikut ini diterima dari PT Understanding Syirkah : kas


Rp.13.100.000, piutang usaha Rp.3.000.000, perlengkapan Rp.1.400.000;
dan peralatan kantor Rp.12.500.000. Tidak ada liabilitas yang diterima.
2. Membayar sewa tiga bulan sesuai kontrak sewa Rp.4.800.000.
3. Membayar biaya perawatan gedung Rp.1.800.000.
4. Menerima kas dari klien sebagai pembayaran di muka untuk jasa yang akan
diberikan dan dicatat sebagai pendapatan diterima di muka Rp.5.000.000.
5. Membeli tambahan peralatan kantor secara kredit dari data media
Rp.2.000.000.
6. Menerima kas dari klien atas pelunasan piutang usaha Rp.1.800.000.
10. Membayar tunai untuk iklan koran Rp.120.000.
12. Membayar Data Media sebagian dari utang pembelian tanggal 5 April
Rp.1.200.000.
12. Mencatat jasa yang disediakan secara kredit untuk periode 1-12 April
Rp.4.200.000.
14. Membayar gaji dua minggu resepsionis paruh waktu Rp.750.000.
17. Menerima Kas dari klien atas honor periode 1-16 April Rp.6.250.000.
18. Membayar tunai atas pembelian perlengkapan Rp.800.000.
20. Mencatat pendapatan honor yang masih terutang untuk periode 13-20 April
Rp.2.100.000.
24 Menerima kas dari klien atas honor periode 17-24 April Rp.3.850.000
26. Menerima kas dari klien atas pelunasan piutang usaha Rp.5.600.000.
27. Membayar gaji dua mingguan resepsionis paruh waktu Rp.750.000.
29. membayar tagihan telepon bulan April Rp.130.000.
30. Membayar tagihan listrik bulan April Rp.200.000.
30. Menerima kas dari klien atas honor periode 25-30 April Rp.3.050.000.
Bab 15 Memahami Siklus Akuntansi | 335

30. Mencatat pendapatan honor yang masih terutang untuk sisa bulan April
Rp.1.500.000.
30. PT Understanding Syirkah melakukan penarikan tunai sebesar Rp.6.000.000
untuk keperluan pribadi.

Langkah 1. Menganalisis dan Mencatat Transaksi ke Dalam Jurnal


Langkah pertama dalam siklus akuntansi adalah menganalisis dan mencatat
transaksi-transaksi ke dalam jurnal dengan menggunakan sistem akuntansi jurnal
berpasangan. Seperti yang dibahas di bab 14, transaksi dianalisis dan dijurnal dengan
menggunakan langkah langkah berikut.
1. Baca dengan hati-hati penjelasan transaksi untuk menentukan apakah
transaksi tersebut memengaruhi akun Aset, Liabilitas, Ekuitasi Pemilik,
Pendapatan, beban atau Prive.
2. Untuk setiap akun yang dipengaruhi oleh transaksi, tentukan apakah saldo
akun tersebut naik atau turun.
3. Tentukan apakah setiap kenaikan atau penurunan tersebut harus dicatat
sebagai debit atau kredit dengan mengikuti aturan debit dan kredit di
Tampilan 3 pada Bab 2.
4. Catat transaksi tersebut dengan menggunakan ayat jurnal.

Kode akun perusahaan berguna dalam menentukan akun mana yang dipengaruhi
oleh transaksi. Kode akun untuk PT Understanding Syirkah ditunjukan dalam tampilan
9 sebagai berikut.

1. Kas 31. Modal, PT Understanding


2. Piutang usaha Syirkah
14. Perlengkapan 32. Prive, PT Understanding Syirkah
15. Sewa dibayar di muka 33. Iktisar Laba Rugi
16. Perawatan gedung dibayar di 41. Pendapatan Jasa
muka 51. Beban Gaji
17. Peralatan Kantor 52. Beban Sewa
18. Akumulasi Penyusutan 53. Beban Perlengkapan
21. Utang Usaha 54. Beban Penyusutan
22. Utang Gaji 55. Beban Asuransi
23. Pendapatan Dirima di Muka 59. Beban Lain-lain
Bab 15 Memahami Siklus Akuntansi | 336

Setelah menganalisis setiap transaksi PT Understanding Syirkah untuk bulan


April, ayat jurnal dicatat seperti ditunjukan di tampilan berikut ini :

Jurnal Halaman 1

Ref.
Tanggal Jurnal Debit Kredit
Post
2016 1 Kas 11 13.100.000
Apr. Piutang Usaha 12 3.000.000
Perlengkapan 14 1.400.000
Peralatan Kantor 18 12.500.000
Modal, PT Understanding 31 30.000.000
Syirkah
1 15
Sewa dibayar dimuka 11
Kas 4.800.000
2 16 4.800.000
Asuransi dibayar di Muka 11
Kas 1.800.000

4 Kas 11 1.800.000
Pendapatan diterima di 23
Muka 5.000.000

5 Peralatan Kantor 18 5.000.000


Utang Usaha 21
2.000.000
6 Kas 11 2.000.000
Piutang Usaha 12
1.800.000
10 Beban lain-lain 59 1.800.000
Kas 11
120.000
12 Utang Usaha 21 120.000
Kas 11
1.200.000
12 Piutang Usaha 12 1.200.000
Pendapatan Jasa 41
4.200.000
14 Beban Gaji 51 4.200.000
Kas 11
750.000
750.000
Bab 15 Memahami Siklus Akuntansi | 337

Jurnal Halaman 2

Ref.
Tanggal Jurnal Debit Kredit
Post
2016 17 Kas 11 6.250.000
Apr. Pendapatan Jasa 41 6.250.000

18 Perlengkapan 14 800.000
Kas 11 800.000

20 Piutang Usaha 12 2.100.000


Pendapatan Jasa 41 2.100.000

24 Kas 11 3.850.000
Pendapatan Jasa 41 3.850.000

26 Kas 11 5.600.000
Piutang Usaha 12 5.600.000

27 Beban Gaji 51 750.000


Kas 11 750.000

29 Beban Lain-lain 59 130.000


Kas 11 130.000

30 Beban Lain-lain 59 200.000


Kas 11 200.000

30 Kas 11 3.050.000
Pendapatan Jasa 41 3.050.000

30 Piutang Usaha 12 1.500.000


Pendapatan Jasa 41 1.500.000

30 Private PT Understanding 32
Syirkah, 11 6.000.000
Kas 6.000.000
Bab 15 Memahami Siklus Akuntansi | 338

Langkah 2. Memindahkan Transaksi ke Buku Besar


Secara periodik, transaksi-transaksi yang dicatat ke dalam jurnal dipindahkan
ke akun-akun dalam buku besar. Debit dan Kredit untuk setiap jurnal dipindahkan (di-
posting) ke dalam akun sesuai dengan urutan tanggal terjadinya di dalam jurnal. Seperti
yang telah di ilustrasikan di bab 14, ayat jurnal dipindahkan kedalam akun dalam buku
besar dengan menggunakan empat langkah berikut :
1. Tanggal dicatat di kolom tanggal.
2. Jumlah dicatat di kolom Debit atau Kredit.
3. Halaman jurnal dicatat di kolom Referensi posting.
4. Nomor akun dicatat di kolom Referensi Posting di dalam jurnal.
Ayat jurnal untuk PT. Understanding Syirkah telah dipindahkan ke dalam buku besar
yang ditunjukan di tampilan berikut ini :

Buku Besar untuk PT.Understanding Syirkah

Buku Besar
Akun Kas No.Akun 11
Saldo
Ref.
Tanggal Ket. Debit Kredit
Post Debit Kredit

2016
Apr.
1 1 13.100 4.800 13.100
1 1 1.800 8.300
2 1 6.500
4 1 11.500
6 1 5.000 13.300
10 1 1.800 120 13.180
12 1 1.200 11.980
14 1 750 11.230
17 2 17.480
18 2 6.250 800 16.680
24 2 20.530
26 2 3.850 26.130
27 2 5.600 750 25.380
29 2 130 25.250
30 2 200 25.050
30 2 28.100
30 2 3.050 6.000 22.100
Bab 15 Memahami Siklus Akuntansi | 339

Akun Piutang usaha


No.Akun 12
Saldo
Ref.
Tanggal Ket. Debit Kredit
Post Debit Kredit

2016
Apr.
1 1 3.000 3.000
6 1 1.800 1.200
12 1 4.200 5.400
20 2 2.100 7.500
26 2 5.600 1.900
30 2 1.500 3.400

Akun Perlengkapan
No.Akun 14
Saldo
Ref.
Tanggal Ket. Debit Kredit
Post Debit Kredit

2016
Apr.
1 1 1.400 1.400
18 2 800 2.200
30 Penyesuaian 3 850 1.350

Akun Sewa Dibayar di Muka


No.Akun 15
Saldo
Ref
Tanggal Ket. Debit Kredit
Post Debit Kredit

2016
Apr.
1 1 4.800 4.800
30 Penyesuaian 3 1.600 3.200
Bab 15 Memahami Siklus Akuntansi | 340

Akun Asuransi Dibayar di muka


No.Akun 16
Saldo
Ref.
Tanggal Ket. Debit Kredit
Post Debit Kredit

2016
Apr.
2 1 1.800 1.800
30 Penyesuaian 3 300 1.500

Akun Peralatan Kantor


No.Akun 18
Saldo
Ref.
Tanggal Ket. Debit Kredit
Post Debit Kredit

2016
Apr.
1 1 12.500 12.500
5 1 2.000 14,500

Akun Akumulasi Penyusutan


No.Akun 19
Saldo
Ref.
Tanggal Ket. Debit Kredit
Post Debit Kredit

2016
Apr.
30 3 12.500 330 12.500 330
Bab 15 Memahami Siklus Akuntansi | 341

Akun Utang Usaha


No.Akun 21
Saldo
Ref.
Tanggal Ket. Debit Kredit
Post Debit Kredit

2016
Apr.
5 1 2.000 2.000
12 1 1.200 800

Akun Utang Gaji


No.Akun 22
Saldo
Ref.
Tanggal Ket. Debit Kredit
Post Debit Kredit

2016
Apr.
30 Penyesuaian 3 120 120

Akun Pendapatan Diterima di Muka


No.Akun 23
Saldo
Ref.
Tanggal Ket. Debit Kredit
Post Debit Kredit

2016
Apr.
4 1 5.000 12.500 5.000
30 Penyesuaian 3 2.500 2.500

Akun Modal PT Understanding Syirkah


No.Akun 31
Balance
Ref.
Tanggal Ket. Debit Kredit
Post Debit Kredit

2016
Apr.
1 1 30.000 30.000
30 Penutupan 1 18.300 48.300
Bab 15 Memahami Siklus Akuntansi | 342

30 Penutupan 4 6.000 42.300

Akun Prive, PT Understanding Syirkah


No.Akun 32
Saldo
Ref.
Tanggal Ket. Debit Kredit
Post Debit Kredit

2016
Apr.
30 2 6.000 6.000
30 Penutupan 4 6.000

Akun Ikhtisar Laba Rugi


No.Akun 33
Saldo
Ref.
Tanggal Ket. Debit Kredit
Post Debit Kredit

2016
Apr.
30 Penutupan 4 23.450 23.450
30 Penutupan 4 5.150 18.300
30 Penutupan 4 18.300

Akun Ikhtisar Laba Rugi


No.Akun 41
Saldo
Ref.
Tanggal Ket. Debit Kredit
Post Debit Kredit

2016
Apr.
12 1 4.200 4.200
17 2 6.250 10.450
20 2 2.100 12.550
24 2 3.850 16.400
30 2 3.050 19.450
30 2 1.500 20.950
30 Penyesuaian 3 2.500 23.450
30 Penutupan 4 23.450
Bab 15 Memahami Siklus Akuntansi | 343

Akun Beban Gaji


No.Akun 51
Saldo
Ref.
Tanggal Ket. Debit Kredit
Post Debit Kredit

2016
Apr.
14 1 750 750
27 2 750 1.500
30 Penyesuaian 3 120 1.620
30 Penutupan 4 1.620

Akun Beban Sewa


No.Akun 52
Saldo
Ref.
Tanggal Ket. Debit Kredit
Post Debit Kredit

2016
Apr.
30 Penyesuaian 3 1.600 1.600
30 Penutupan 4 1.600

Akun Beban Perlengkapan


No.Akun 53
Saldo
Ref.
Tanggal Ket. Debit Kredit
Post Debit Kredit

2016
Apr.
30 Penyesuaian 3 850 850
30 Penutupan 4 850
Bab 15 Memahami Siklus Akuntansi | 344

Akun Beban Penyusuan


No.Akun 54
Saldo
Ref.
Tanggal Ket. Debit Kredit
Post Debit Kredit

2016
Apr.
30 Penyesuaian 3 850 330
30 Penutupan 4 330

Akun Beban Asuransi


No.Akun 55
Saldo
Ref.
Tanggal Ket. Debit Kredit
Post Debit Kredit

2016
Apr.
30 Penyesuaian 3 300 300
30 Penutupan 4 300

Akun Beban Lain - lain


No.Akun 59
Saldo
Ref.
Tanggal Ket. Debit Kredit
Post Debit Kredit

2016
Apr.
10 1 120 120
29 2 130 250
30 2 200 450
30 Penutupan 4 450
Bab 15 Memahami Siklus Akuntansi | 345

Langkah 3. Menyiapkan Neraca Saldo yang belum di sesuaikan


Neraca saldo yang belum di sesuaikan disiapkan untuk menemukan apakah
terdapat kesalahan dalam posting debit dan kredit ke buku besar. Neraca saldo yang
belum disesuaikan ditunjukan di tampilan 1 bukankah bukti keakuratan yang lengkap
mengenai buku besar. Neraca saldo ini hanya menunjukan bahwa jumlah debit sama
dengan jumlah kredit. Namun manfaatnya tetap ada karena kesalahan sering kali
memengaruhi kesamaan jumlah debit dan kredit. Jika jumlah kedua saldo dalam neraca
saldo ini tidak sama, maka telah terjadi kesalahan yang harus ditemukan dan dikoreksi.
Neraca Saldo yang belum disesuaikan untuk PT.Understanding Syirkah
ditunjukan di “tampilan Neraca Saldo yang Belum Disesuaikan untuk
PT.Understanding Syirkah”, yang mana diambil dari buku besar PT Understanding
Syirkah yang ditunjukan sebelum ayat jurnal penyesuaian dicatat.

Tampilan Neraca Saldo yang Belum Disesuaikan untuk PT Understanding Syirkah

PT Understanding Syirkah
Neraca Saldo yang Belum Disesuaikan
30 April 2016

Saldo Debit Saldo Kredit

Kas……………………………………………………………… 22.100.000
Piutang usaha ………………………………………….......... 3.400.000
Perlengkapan .………………………………………………... 2.200.000
Sewa Dibayar di Muka ……………………………………… 4.800.000
Asuransi dibayar di Muka ………………………………….. 1.800.000
Peralatan Kantor……………………………………………… 14.500.000
Akumulasi Penyusutan ……………………………………… 0
Utang Usaha ... ..……………………………………………… 800.000
Utang Gaji .…….……………………………………………… 0
Pendapatan diterima di Muka .…..………………………… 5.000.000
Modal PT Understanding Syirkah..………………………… 30.000.000
Prive PT Understanding Syirkah..…………………..……… 6.000.000
Pendapatan Honor .…………………………………….…… 20.950.000
Beban Gaji. .………………………………………………….. 1.500.000
Beban Sewa. ....……………………………………………….. 0
Beban Perlengkapan..……………………………………….. 0
Beban Penyusutan...…………………………………………. 0
Beban perawatan gedung...………………………………… 0
Beban Lain – lain...…………………………………………… 450.000 __________
56.750.000 56.750.000
Bab 15 Memahami Siklus Akuntansi | 346

Langkah 4. Menyiapkan dan Menganalisis Data penyesuaian.


Sebelum laporan keuangan dapat disiapkan, akun-akun harus dimuthakhirkan.
Empat jenis akun yang biasanya memerlukan penyesuaian termasuk beban dibayar di
muka.
Pendapatan diterima di muka, pendapatan yang masih akan diterima (piutang
usaha), dan akrual beban (beban yang masih terutang). Selain itu, beban penyusutan
harus dicatat untuk semua asset tetap selain tanah. Data berikut ini telah disiapkan
pada tanggal 30 April 2016, untuk analisis kemungkinan penyesuaian bagi PT
Understanding Syirkah.
1. Biaya perawatan gedung yang terpakai selama bulan April adalah Rp.300.000.
2. Sisa perlengkapan pada tanggal 30 April adalah Rp.1.350.000.
3. Penyusutan peralatan kantor untuk bulan April adalah Rp.330.000.
4. Gaji resepsionis yang terutang pada tanggal 30 April adalah Rp.120.000.
5. Sewa yang terpakai selama bulan Aprul adalah Rp.1.600.000.
6. Pendapatan diterima di muka pada tanggal 30 April adalah Rp.2.500.000.

Langkah 5. Menyiapkan Kertas Kerja Akhir Periode (Opsional)


Walaupun kertas kerja akhir periode tidak diperlukan, kertas kerja ini sangat
berguna dalam menunjukan alur informasi akuntansi dari neraca saldoyang belum
disesuaikan ke neraca saldo yang disesuaikan dan laporan keuangan. Selain itu. Kertas
kerja akhir periode berguna dalam menganalisis pengaruh dari penyesuaian yang
diajukan terhadap laporan keuangan. Kertas kerja akhir periode untuk PT
Understanding Syirkah ditunjukan dalam tampilan “Kertas Kerja Akhir Periode untuk
PT.Understanding Syirkah”.
Bab 15 Memahami Siklus Akuntansi | 347

Kertas Kerja Akhir Periode untuk PT.Understanding Syirkah

PT.Understanding Syirkah
Kertas Kerja Akhir Periode
untuk Tahun yang Berakhir 31 Mei 2015
Nama Akun
Neraca Saldo yang Belum Neraca Saldo yang di
Penyesuaian
Disesuaikan Sesuaikan
Db. Kr. Db. Kr. Db. Kr.

22.100.000 22.100.000
Kas 3.400.000 3.400.000
(b)
Pitang Usaha 2.200.000 1.350.000
850.00
(e)
Perlengkapan 4.800.000 1.600.00 3.200.000
0
Sewa Dibayar di (a)
1.800.000 1.500.000
Muka 300.000
Asuransi Dibayar
14.500.000 14.500.000
di Muka
(c)
Peralatan Kantor (c) 330.000
330.000
Akum,
800.000 800.000
Penyusutan
(d)
Utang Usaha 120.000
120.000
Pendapatan (f)
5.000.000 2.500.000
Dibayar di Muka 2.500.000
Sewa Diterima di
30.000.000 30.000.000
Muka
Modal, PT
Understanding 6.000.000 6.000.000
Syirkah
Prive, PT
Understanding 20.950.000 23.450.000
Syirkah
Pendapatan
1.500.000 (d) 120.000 1.620.000
Honor
(e)
Beban Gaji 1.600.000
1.600.000
Beban Sewa (b) 850.000 850.000
Beban
(c) 330.000 330.000
Perlengkapan
Beban
(a) 300.000 300.000
Penyusutan
Beban Asuransi 450.000 450.000
5.700.00
Beban Lain – lain 56.750.000 56.750.000 5.700.000 57.200.000 57.200.000
0
Bab 15 Memahami Siklus Akuntansi | 348

Langkah 6. Membuat Ayat Jurnal Penyesuaian dan Memindahkan ke Buku


Besar
Ayat jurnal penyesuaian untuk PT.Understanding Syirkah disiapkan berdasarkan
data penyesuaian di langkah 4 dan ditunjukan di tampilan 13. Setiap ayat jurnal
penyesuaian memengaruhi paling tidak satu akun laporan laba rugi dan satu akun
laporan posisi keuangan. Penjelasan untuk setiap penyesuaian yang ditunjukan di
tampilan “Ayat Jurnal penyesuaian” di-posting ke buku besar PT.Understanding
Syirkah Di buku besar, ayat jurnal penyesuaian ini ditulis sebagai “Ayat Jurnal
Penyesuaian”
Bab 15 Memahami Siklus Akuntansi | 349

Tampilan Ayat Jurnal Penyesuaian untuk PT.Understanding Syirkah

Jurnal Halaman 3

Tanggal Jurnal Ref. Post Debit Kredit

2016 Ayat Jurnal Penyesuaian


Apr.
30 Beban Asuransi 55 300.000
Asuransi Dibayar di Muka 16 300.000
Asuransi yang terpakai

30 Beban Perlengkapan 53 850.000


Perlengkapan Perlengkapan 14 850.000
yang digunakan
(Rp.2.200.000 – Rp.1.350.000)

30 Beban Penyusutan 54 330.000


Akumulasi Penyussutan 19 330.000
Penyusutan peralatan kantor

30 Beban Gaji 51 120.000


Utang Gaji 22 120.000
Beban gaji yang terutang

30 Beban Sewa 52 1.600.000


Sewa Dibayar di Muka 15 1.600.000
Sewa habis terpakai selama
bulan April

30 Pendapatan Diterima di Muka 23 2.500.000


Pendapatan Honor
Pendapatan honor yang telah 41 2.500.000
dihasilkan
( Rp.5.000.000 - Rp.2.500.000)

Langkah 7. Menyiapkan Neraca Saldo yang Disesuaikan


Setelah semua ayat jurnal penyesuaian telah dibuat dan dipindahkan, neraca
saldo yang disesuaikan disiapkan untuk memeriksa kesamaan jumlah saldo debit dan
kredit. Hal ini adalah langkah terakhir sebelum menyiapkan laporan keuangan, dan
semua kesalahan yang muncul dari proses pemindahan ayat jurnal penyesuaian harus
ditemukan dan diperbaiki. Necara saldo yang disesuaikan untuk PT.Understanding
Syirkah per 30 April 2016, ditunjukan di tampilan berikut ini :
Bab 15 Memahami Siklus Akuntansi | 350

Neraca Saldo yang Disesuaikan untuk PT.Understanding Syirkah

PT.Understanding Syirkah
Neraca Saldo yang Belum Disesuaikan
30 April 2016

Saldo Debit Saldo Kredit


Kas……………………………………………………………………… 22.100.000
Piutang usaha …………………………………………………........... 3.400.000
Perlengkapan ..……………………………………………………….. 1.350.000
Sewa Dibayar di Muka ……………………………………………… 3.200.000
Asuransi dibayar di Muka ………………………………………….. 1.500.000
Peralatan Kantor……………………………………………………… 14.500.000
Akumulasi Penyusutan ………………………………………………
Utang Usaha ..………………………………………………………... 330.000
Utang Gaji …….………………………………………………………. 800.000
Pendapatan diterima di Muka …..…………………………………. 120.000
Modal PT Understanding Syirkah …………...…………………….. 2.500.000
PT Understanding Syirkah …………………………..……………… 6.000.000 30.000.000
Pendapatan Honor …..………………………………………………
Beban Gaji……………. ……………………………………………… 1.620.000
Beban Sewa. ………………………………………………………… 1.600.000 23.450.000
Beban Perlengkapan .……………………………………………… 850.000
Beban Penyusutan ………….……………………………………… 330.000
Beban Asuransi …….………………………………………………… 300.000
Beban Lain – lain…...………………………………………………… 450.000
57.200.000
__________
57.200.000

Langkah 8. Menyiapkan Laporan Keuangan


Hasil terpenting dari siklus akuntansi adalah laporan keuangan. Laporan laba
rugi disiapkan terlebih dahulu, diikuti oleh laporan ekuitas pemilik, kemudian laporan
Posisi Keuangan. Laporan keuangan dapat disiapkan langsung dari neraca saldo yang
disesuaikan, kertas kerja akhir periode, atau buku besar. Laba neto atau rugi neto yang
ditunjukan dalam laporan laba rugi disajikan dalam laporan ekuitas pemilik bersama
dengan penambangan investasi dan juga penarikan oleh pemilik. Saldo akhir modal
pemilik dilaporkan di laporan posisi keuangan dan ditambahkan dengan jumlah liabilitas
untuk menyelamatkan jumlah asset.
Laporan keuangan untuk PT.Understanding Syirkah Consulting ditunjukan di
tampilan 2. PT.Understanding Syirkah memperoleh laba neto Rp.18.300.000 untuk
bulan April. Per 30 April 2016, PT.Understanding Syirkah memiliki jumlah asset
Rp.45.720.000, jumlah liabilitas Rp.3.420.000,dan jumlah ekuitas pemilik
Rp.42.300.000.
Bab 15 Memahami Siklus Akuntansi | 351

Tampilan Laporan Keuangan untuk PT Understanding Syirkah Consulting

PT.Understanding Syirkah
Laporan Laba Rugi
Untuk Bulan yang Berakhir pada 30 April 2016

Pendapatan Jasa ……………………………………………………………… Rp.23.450.000


Beban :
Beban gaji …………………………………………………………………. Rp.1.620.000
Beban sewa ………………………………………………………………... 1.600.000
Beban perlengkapan ……………………………………………............... 850.000
Beban penyusutan ……………………………………………….............. 330.000
Beban asuransi ……………………………………………………………. 300.000
Beban lain-lain …………………………………………………………….. 450.000
Jumlah beban …………………………………………………............... 5.150.000
Laba neto Rp.18.300.000

PT.Understanding Syirkah
Laporan Ekuitas Pemilik
Untuk Bulan yang Berakhir pada 30 April 2016

Modal, PT Understanding Syirkah, 1 April………………………………………Rp. 0


Investasi selama bulan berjalan …………………………………... Rp.30.000.000
Laba neto bulan berjalan…………………………………………… 18.600.000
Rp. 48.300.000
Dikurangi penarikan ……………………………………………….. 6.000.000
Kenaikan pada ekuitas pemilik……………………………………. 42.300.000
Modal, PT Understanding Syirkah, 30 April 2016 …………………… Rp.42.300.000
Bab 15 Memahami Siklus Akuntansi | 352

PT.Understanding Syirkah
Laporan Posisi keuangan
30 April 2016

Aset Liabilitas

Aset Lancar : Liabilitas Jangka


Pendek :

Kas … Rp.22.100.000 Utang usaha… Rp.800.000


Piutang Usaha… 3.400.000 Utang gaji… 120.000
Perlengkapan… 1.350.000 Pendapatan
diterima di muka…
Sewa dibayar Total liabilitas... 2.500.000
dimuka… 3.200.000 R Rp.3.420.000
Asuransi dibayar di
Muka … 1.500.000 p.31.550.000 Ekuitas Pemilik
Jumlah aset lancar

Aset Tetap :
Peralatan Kantor
Dikurangi Rp.14.500.000 Modal, PT
akumulasi Understanding
Penyusutan … Syirkah…
Jumlah aset tetap 330.000 14.170.000 Jumlah liabilitas 42.300.000
Jumlah aset … Rp.45.720.000 dan…
Ekuitas pemilik Rp.45.720.000

Langkah 9. Membuat Ayat Jurnal Penutup dan Memindahkan ke Buku Besar


Seperti dijelaskan di awal bab ini, empat ayat jurnal penutup dibuat pada akhir
periode akuntansi agar akun-akun siap digunakan kembali pada periode berikutnya.
Empat ayat jurnal penutup tersebut adalah sebagai berikut.
1. Semua pendapat didebit sebesar saldonya dan mengkredit ikhtisar laba rugi.
2. Semua beban dikredit sebesar saldonya dan mendebit ikhtisar laba rugi.
3. Ikhstisar laba rugi didebit sebesar saldonya dan mengkredit modal pemilik.
4. Priive pemilik dikredit dan mendebit modal pemilik.
Ke-empat ayat jurnal penutup untuk PT.Understanding Syirkah ditunjukan di tampilan
3. Ayat jurnal penutup dipindahkan ke buku besar PT.Understanding Syirkah seperti
yang ditunjukan dalam tampilan 18. Setelah ayat jurnal penutup dipisahkan ke buku
besar, buku besar PT.Understanding Syirkah memiliki karakteristik sebagai berikut :
Bab 15 Memahami Siklus Akuntansi | 353

1. Saldo dalam akun Modal, PT.Understanding Syirkah sebesar Rp.42.300.000


akan sesuai dengan jumlah yang disajikan di laporan ekuitas pemilik dan
laporan posisi keuangan.
2. Semua saldo akun pendapatan, beban, dan prive menhjadi nol.
Ayat jurnal penutup di buku besar ditulis secara singkat sebagai “Penutup.”
Selain itu, biasanya satu baris akan ditambahkan di kolom debit dan kredit
setelah ayat jurnal penutup di-posting. Baris ini akan memisahkan transaksi
pendapatan, beban, dan prive periode selanjutnya dengan periode sekarang.

Tampilan Ayat Jurnal Penutup untuk PT.Understanding Syirkah

Jurnal Halaman 3

Ref.
Tanggal Jurnal Debit Kredit
Post
2016 Ayat Jurnal Penutup
Apr.
30 Pendapatan Jasa 41 23.450.000
Ikhtisar Laba Rugi 33 23.450.000

30 Ikhtisar Laba Rugi 33 5.150.000


Beban Gaji 51 1.620.000
Beban Sewa 52 1.600.000
Beban Perlengkapan 53 850.000
Beban Penyusutan 54 330.000
Beban Asuransi 55 300.000
Beban Lain-lain 59 450.000

30 Ikhtisar Laba Rugi 33 18.300.000


Modal, PT Understanding Syirkah 31
18.300.000
30 Modal PT Understanding Syirkah 31
Prive, PT Understanding Syirkah 32 6.000.000
6.000.000

Langkah 10. Menyiapkan Neraca Saldo setelah Penutupan


Langkah terakhir dalam siklus akuntansi adalah menyiapkan neraca saldo
setelah penutupan. Tujuan dari neraca saldo setalah penutupan ini adlaah untuk
memastikan bahwa buku besar telah sesuai pada awal periode berikutnya. Semua akun
besarta saldo dalam neraca saldo setalah penutupan harus sama dengan akun dan saldo
di laporan posisi keuangan pada akhir periode.
Bab 15 Memahami Siklus Akuntansi | 354

Neraca saldo setelah penutupan untuk PT.Understanding Syirkah ditunjukan di


tampilan 17. Saldo yang ditunjukan dalam neraca saldo setalah penutupan diambil dari
saldo akhir dalam buku besar di tampilan 18. Saldo – saldo ini sesuai dengan jumlah
yang ditunjukan di laporan posisi Keuangan PT.Understanding Syirkah di tampilan 15.

Neraca Saldo setelah Penutupan untuk PT.Understanding Syirkah

PT.Understanding Syirkah
Neraca Saldo yang Belum Disesuaikan
30 April 2016

Saldo
Saldo Debit
Kredit
Kas………………………………………………… 22.100.000
Piutang usaha ………………………………….. 3.400.000
Perlengkapan ..…………………………………. 1.350.000
Sewa Dibayar di Muka ………………………… 3.200.000
Asuransi dibayar di Muka …………………...... 1.500.000
Peralatan Kantor………………………………… 14.500.000
Akumulasi Penyusutan…………………………. 330.000
Utang Usaha ..…………………………………… 800.000
Utang Gaji…….………………………………….. 120.000
Pendapatan diterima di Muka …..……………. 2.500.000
Modal PT Understanding Syirkah …………….. 42.300.000
46.050.000 46.050.000

Tahun Fiskal
Periode akuntansi tahunan yang dipilih oleh suatu entitas perusahaan syirkah
disebut tahun fiscal (fiscal year). Tahun fiskal dimulai dari hari pertama bulan yang
dipilih sampai dengan hari terakhir pada 12 bulan berikutnya. Periode yang umum
digunakan adalah tahun kalender (1 Januari sampai dengan 31 Desember). Namun,
perusahaan juga dapat menggunakan periode selain tahun kalender. Contohnya, suatu
perusahaan bisa saja menerapkan tahun fiskal yang berakhir saat aktivitas usahanya
mencapai titik terendah dalam siklus operasi tahunanya. Tahun fiskal semacam itu
disebut tahun usaha alami (natural business year). Pada titik rendah siklus operasinya,
suatu usaha memiliki waktu lebih banyak untuk menganalisis hasil operasinya dan
menyiapkan laporan keuangan.
Bab 15 Memahami Siklus Akuntansi | 355

Oleh karena perusahaan – perusahaan dengan tahun fiskal sering kali memiliki
aktivitas operasi yang sifatnya sangat musiman, para investor dan pengguna laporan
keuangan setengah tahunana untuk perusahaan tersebut. Artinya,anda harus
menyadarinya bahwa perusahaan tersebut akan memiliki hasil operasional yang sangat
fluktuatif sepanjang tahun fiskal.

Sejarah keuangan suatu perusahaan bisa ditunjukan dengan serangkaian


laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi untuk beberapa tahun fiskal. Jika
kelangsungan suatu perusahaan ditunjuk dengan sebuah garis yang bergerak dari kiri
ke kanan, serangkaian laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi dapat
digambarkan seperti pada tampilan 19.
BAB 16 Analisis Laporan Keuangan Syirkah | 356

S
eperti yang sudah dijelaskan di awal bab di bagian ini bahwa dalam menjalankan
bisnis berbasis syirkah, seorang pengelola syirkah agar bisa benar-benar maksimal
dalam mengelola bisnis berbasis syirkahnya diperlukan sebuah alat ukur seperti
“speedometer”, “dasboard” dan indikator-indikator lainnya yang bisa mememberikan
informasi yang sangat berguna, yang bisa menunjang dan memandu pengelola syirkah
dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan bisnis syirkah yang sedang
dijalankannya, serta mampu berkomunikasi dengan bisnis syirkah yang dijalankannya
dengan menggunakan bahasa bisnis yaitu bahasa akuntansi.
Di bab-bab sebelumnya anda sudah banyak belajar tentang bagaimana
memulai melakukan pencatatan dan pelaporan untuk setiap transaksi syirkah yang
terjadi, mulai dari konsep dasarnya hinga ke langkah demi langkahnya mulai dari
menganalisis transaksi, menjurnal, memposting ke buku besar, hingga menjadi laporan
keuangan syariah yang utuh dan bisa memberikan informasi yang sangat berguna bagi
para pemangku kepentingan dalam suatu bisnis syirkah tersebut, lebih khususnya
investor dan pengelola syirkah itu sendiri. Yang pastinya bisa menjadi “dasboard” dan
“speedometer” bagi pengelola syirkah itu sendiri.
Setelah anda bisa membuat alat ukur “speedometer” dan “dashboard”, dibab
ini anda akan belajar bagaimana membaca dan menginterprestasikan alat ukur yaitu
laporan keuangan yang sudah berhasil anda buat atau dengan kata lain bagaimana
pengelola syirkah bisa menjalin komunikasi yang baik dengan entitas bisnis yang sedang
dikelolanya dengan menggunakan bahasa akuntansi, sehingga benar-benar bisa
memberikan informasi yang sangat berguna serta petunjuk arah bagi pengelola syirkah
selama menjalankan bisnis berbasis syirkah ini.
BAB 16 Analisis Laporan Keuangan Syirkah | 357

Karena percuma saja ketika semua alat ukur sudah siap seperti halnya alat ukur
dan indikator-indikator yang ada di dashboard mobil, namun anda selaku pengendara
mobil tidak mengerti bagaimana cara membaca alat ukur dan indikator-indikator yang
ada pada dashboard kendaraan anda tersebut, maka semua yang ada di dashboard
mobil tersebut hanya pajangan saja tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya yaitu
memberikan informasi dan membantu pengendara mobil tersebut agar lebih mudah
untuk mencapai tujuannya.

Prosedur Analitis Dasar


Laporan keuangan syariah dasar memberikan banyak informasi yang dapat
dipakai oleh para pengguna khususnya investor dan pengelola syirkah dalam membuat
keputusan ekonomis mengenai perusahaan. Di bab ini, akan di ilustrasikan mengenai
bagaimana cara untuk melakukan analisis lengkap atas laporan keuangan tersebut
dengan menggunakan ukuran analitis individual.
Prosedur Analitis dapat digunakan untuk membandingkan pos-pos di laporan
keuangan syariah periode berjalan dengan pos-pos di priode sebelumnya. Sebagai
contoh kas sebesar Rp.150.000.000 dalam neraca tahun berjalan dapat dibandingkan
dengan kas Rp.100.000.000 di tahun sebelumnya. Kas priode tahun ini dapat dinyatakan
sebagai 1,5 atau 150% dari jumlah tahun sebelumnya, atau dengan kenaikan 50% atau
Rp.50.000.000.
Prosedur analitis juga digunakan secara luas untuk memeriksa hubungan di
laporan keuangan. Sebagai contoh, asumsikan bahwa kas sebesar RP.50.000.000 dan
persediaan sebesar Rp.250.000.000 dimasukan kedalam total aset senilai
Rp.1.000.000.000 dalam neraca. Dalam bentuk relatif, jumlah saldo kas adalah 5% dari
total aset dan jumlah persediaan adalah 25% dari total aset.
Di bab ini akan di ilustrasikan mengenai beberapa ukuran analitis yang umum
digunakan. Ukuran-ukuran tersebut bukanlah tujuan akhir, melainkan hanya
memberikan arah dalam mengevaluasi data keuangan dan operasi syirkah. Banyak
faktor lain, seperti tren dalam industri dan kondisi ekonomi secara umum juga harus
dipertimbangkan.
BAB 16 Analisis Laporan Keuangan Syirkah | 358

Analisis Horizontal
Satu pos item dari laporan keuangan seringkali bermanfaat dalam
menginterpretasikan hasil operasi bisnis syirkah. Namun, dengan melakukan
perbandingan dengan pos yang sama dari periode sebelumnya, kita dapat memperoleh
manfaat yang lebih besar lagi. Perbandingan ini sering disebut sebagai analisis
horizontal atau horizontal analysis.
Dalam melakukan analisis horizontal, sutau akun laporan keuangan tahun
berjalan dibandingkan dengan akun yang sama pada periode sebelumnya. Kenaikan
atau penurunan jumlah pos tersebut dihitung sebagai persentase kenaikan atau
penurunan. Dalam membandingkan laporan keuangan syariah dari dua periode yang
berbeda, laporan keuangan syairah yang lebih awal selalu dijadikan dasar perhitungan
untuk analisis horizontal.
Sebagai contoh analisis horisontal, berikut ini ditunjukkan analisis horisontal
atas laporan keuangan PT. Understanding Syirkah yang memperlihatkan trend yang baik
maupun yang buruk yang mempengaruhi laporan laba rugi suatu bisnis syirkah.

PT. Understanding Syirkah


Laporan Laba Rugi
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011 (dalam ribuan 000)
Kenaikan (Penurunan)
2011 2010 Jumlah Persen

Pendapatan Penjualan 187.500 150.000 37.500 25,0%


Beban Opersi :
Beban Upah 60.000 45.000 15.000 33,3%
Beban Sewa 15.000 12.000 3.000 25,0%
Beban Utilitas 12.500 9.000 3.500 38,9%
Beban Perlengkapan 2.700 3.000 (300) (10,0)%
Beban Lain-lain 2.300 1.800 500 27,8%
Total Beban Operasi 92.500 70.800 21.700 30,6%

Laba Bersih 95.000 79.200 15.800 19,9%


BAB 16 Analisis Laporan Keuangan Syirkah | 359

Pada analisis horizontal di atas, kenaikan pendapatan penjualan adalah trend


yang baik, demikian pula penurunan beban perlengkapan. Trend yang buruk adalah
peningkatan beban upah, beban utilitas, dan beban rupa-rupa. Beban ini meningkat
lebih cepat dibanding pendapatan penjualan, dengan total beban operasi yang
meningkat sebesar 30,6%.
Secara keseluruhan, laba bersih meningkat sebesar Rp 15.800.000,- atau
19,9%, yaitu kecenderungan atau trend yang menunujukkan peningkatan adari trend
sebelumnya. Besarnya peningkatan (penurunan) dari berbagai akun laporan keuangan
dan penyebabnya harus ditelusuri (tracking) lebih jauh untuk mengetahui apakah
operasi perusahaan masih dapat ditingkatkan efisiensinya.
Kita ambil contoh, salah satunya pada peningkatan beban utilitas adalah akibat
dari penambahan kapasitas produksi dari sebelumnya sehingga membutuhkan beban
listrik yang lebih besar. Hal ini menjelaskan peningkatan beban utilitas sebesar 38,9%
dan peningkatan beban upah sebesar 33,3% akibat adanya penambahan karyawan.
Demikian pula dengan meningkatnya pendapatan, peningkatan pendapatan
ini berasal dari hasil penambahan penjualan yang terjadi pada periode berjalan. Jadi,
keputusan yang diambil oleh pengelola syirkah untuk menambah karyawan merupakan
keputusan yang sangat tepat.
Contoh di atas memberikan gambaran mengenai kegunaan analisis horizontal
(horizontal analysis) dalam menginterpretasikan dan menganalisis laporan keuangan.
Analisis horizontal yang diperlihatkan di atas juga dapat digunakan untuk analisis pada
laporan neraca, laporan ekuitas pemilik, dan laporan arus kas.

Analisis Vertikal
Membandingkan masing-masing pos dalam periode berjalan dengan jumlah
total pada laporan yang sama dapat bermanfaat untuk menyoroti hubungan yang
signifikan dalam laporan keuangan. Analisis vertikal (vertical analisys) adalah istilah
yang digunakan untuk menjelaskan perbandingan semacam itu.
Dalam analisis vertikal terhadap neraca, masing-masing pos aktiva dinyatakan
sebagai persen dari total aktiva. Masing-masing pos kewajiban dan ekuitas pemilik
dinyatakan sebagai persen dari total kewajiban dan ekuitas pemilik. Dalam analisis
vertikal terhadap laporan laba-rugi, masing-masing pos dinyatakan sebagai persen dari
total pendapatan atau penghasilan.
Analisis vertikal juga bisa diterapkan untuk beberapa periode guna menyoroti
perubahan hubungan sepanjang waktu. Berikut adalah contoh analisis vertikal untuk
dua tahun periode pada PT. Understanding Syirkah.
BAB 16 Analisis Laporan Keuangan Syirkah | 360

PT. Understanding Syirkah


Laporan Laba – Rugi
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2011 (dalam
000)

2011 2010
Jumlah Persen Jumlah Persen
Pendapatan Honor 187.500 100,0% 150.000 100,0%
Beban Operasi:
Beban Upah 60.000 32,0% 45.000 30,0%
Beban Sewa 15.000 8,0% 12.000 8,0%
Beban Utilitas 12.500 6,7% 9.000 6,0%
Beban Perlengkapan 2.700 1,4% 3.000 2,0%
Beban Rupa-rupa 2.300 1,2% 1.800 1,2%
Total Beban Operasi 92.500 49,3% 70.800 47,2%
Laba Bersih 95.000 50,7% 79.200 52,8%

Laporan Laba rugi syirkah di atas menunjukkan tren yang baik maupun tren
yang kurang baik yang mempengaruhi laporan laba-rugi PT. Understanding Syirkah.
Peningkatan beban upah sebesar 2% (32% – 30%) adalah tren yang kurang baik, seperti
halnya kenaikan beban utilitas sebesar 0,7% (6,7% – 6,0%). Tren yang baik adalah
menurunnya beban perlengkapan sebesar 0,6% (2,0% – 1,4%. Beban sewa dan beban
rupa-rupa sebagai persen dari pendapatan jasa akuntansi adalah konstan. Hasil bersih
dari tren ini adalah bahwa laba bersih sebagai persen dari pendapatan jasa akuntansi
turun dari 52,8% menjadi 50,7%.
Analisis terhadap berbagai persentase yang diperlihatkan untuk PT.
Understanding Syirkah, dapat diperkuat dengan membandingkannya terhadap rata-
rata industri yang diterbitkan oleh asosiasi dagang dan jasa informasi keuangan. Setiap
perbedaan besar dengan rata-rata industri harus ditelusuri untuk kemajuan perusahaan
kedepan.
BAB 16 Analisis Laporan Keuangan Syirkah | 361

Analisis Solvabilitas
Solvabilitas berasal dari akar kata bahasa inggris yaitu solvent artinya cairan
pelarut atau bahan pelarut atau juga sesuatu yang berbentuk cair (liquid), maka analisis
solvabilitas sangat berkaitan erat dengan kemampuan suatu entitas bisnis syirkah
dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya kepada pihak ke tiga baik itu dalam bentuk
utang dagang, utang qard ataupun utang rahn atau gadai.
Analisis solvabilitas sangat penting untuk mengukur sejauh mana entitas bisnis
syirkah bisa memenuhi kewajibannya yang didasarkan pada jumlah aset lancar di
neraca, aset lancar disini yaitu aset yang mudah untuk diuangkan(dicairkan) dengan
cara dijual. Dimana aset yang paling liquid secara akuntansi yaitu kas, karena kas benar-
benar bentuk aset yang sangat cair, dalam artian dengan mudah dirubah kedalam
bentuk aset lainnya dengan cara di gunakan sebagai alat pembayaran untuk membeli
aset dalam bentuk lain. Seperti kas bisa digunakan untuk membeli persediaan, membeli
peralatan, membayar biaya-biaya operasional, dimana karakteristik seperti ini hanya
terdapat di dalam kas. Inilah mengapa kas disebut sebagai aset yang paling liquid
diantara jenis aset lainnya.
Misalnya piutang usaha, untuk bisa dijadikan alat membayar kewajiban kepada
pihak ke tiga maka harus dilakukan proses penagihan dulu ke konsumen, baru uang
hasil penagihannya bisa dibayarkan untuk memenuhi kewajiban kepada pihak ke tiga,
sehingga tingkat liquidnya di bawah kas, begitu pula aset jenis persediaan untuk bisa
digunakan untuk membayar kewajiban maka harus dijadikan dulu kas, salah satu
caranya harus dijual dulu jika persediaan tersebut persediaan barang jadi atau
persediaan yang siap untuk dijual, jika persediaan tersebut termasuk barang mentah
atau barang setengah jadi, maka untuk bisa jadi kas harus diolah terlebih dahulu,
kemudian harus melewati proses penjualan, yang semua proses itu sering kali
membutuhkan waktu, tidak secepat kas yang termasuk jenis aset yang paling liquid.
Analisis solvabilitas yang sering digunakan ada 5 macam jenis analisis yaitu:
1. Analisis modal kerja dan posisi lancar.
2. Analisis perputaran piutang usaha.
3. Analisis perputaran persediaan.
4. Rasio Aktiva Tetap terhadap Kewajiban Jangka Panjang.
5. Rasio kewajiban terhadap ekuitas/modal shahibul maal (investor).
BAB 16 Analisis Laporan Keuangan Syirkah | 362

Analisis Modal Kerja dan Posisi Lancar


Modal kerja (working capital) adalah kelebihan aktiva lancar terhadap
kewajiban lancar suatu perusahaan seperti diperlihatkan di bawah ini:

Modal kerja = Aktiva lancar – Kewajiban lancar

Adanya kelebihan aktiva lancar terhadap kewajiban lancar mengisyaratkan


bahwa entitas bisnis syirkah tersebut mampu membayar kewajiban lancarnya. Jika
kewajiban lancar lebih besar dari aktiva lancar, entitas bisnis syirkah tersebut mungkin
tidak mampu membayar utang-utangnya dan harus menghentikan usahanya atau
berhenti ditengah jalan.
Sebagai contoh, modal kerja PT. Understanding Syirkah pada akhir tahun 2011
adalah Rp.6.455.000.000,- sebagaimana dihitung berikut ini. Jumlah modal kerja ini
mengisyaratkan bahwa PT. Zamroni Kasep mampu membayar kewajiban lancarnya.

Modal kerja = Aktiva lancar – Kewajiban lancar


Modal kerja = Rp.7.845.000.000 – Rp.1.390.000.000
Modal kerja = Rp.6.455. 000.000,-

Rasio Keuangan : Modal Kerja dan Rasio LancarRasio lancar (current ratio)
adalah cara lain untuk melihat hubungan diantara aktiva lancar dan kewajiban lancar.
Rasio lancar dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar seperti
berikut ini.

Rasio lancar = Aktiva lancar / Kewajiban lancar

Sebagai contoh, rasio lancar untuk PT. Zamroni Kasep pada akhir tahun 2011 adalah 5,6
yang dihitung sebagai berikut :
Rasio lancar = Aktiva lancar / Kewajiban lancar
Rasio lancar = Rp.7.845.000.000 / Rp.1.390.000.000
Rasio lancar = 5,6
Rasio lancar bermanfaat dalam membuat perbandingan antara perusahaan dan dengan
rata-rata industri. Sebagai gambaran, anggaplah pada tanggal 31 Desember 2011 modal
BAB 16 Analisis Laporan Keuangan Syirkah | 363

kerja suatu perusahaan merupakan pesaing PT. Understanding Syirkah jauh lebih besar
dari Rp.6.455.000.000,- tetapi rasio lancarnya hanya 1,3.
Jika hanya berdasarkan data ini saja, PT. Understanding Syirkah berada dalam posisi
yang lebih menguntungkan untuk memperoleh pinjaman jangka pendek ataupun utang
dagang meskipun pesaing tersebut mempunyai modal kerja yang lebih besar.

Analisis Perputaran Piutang Usaha


Entitas bisnis syirkah yang memberikan jangka waktu kredit yang panjang
cenderung memiliki jumlah piutang usaha yang relatif tinggi dibandingkan dengan
bisnis syirkah yang memberikan jangka waktu kredit yang pendek. Namun, dalam kedua
situasi di atas, adalah penting untuk menagih piutang secepat mungkin.
Kas yang diperoleh dari penagihan piutang akan meningkatkan solvensi dan
mengurangi risiko kerugian dari piutang tak tertagih. Dua ukuran yang sangat berguna
untuk mengevaluasi efisiensi penagihan piutang adalah (1) perputaran piutang usaha,
dan (2) jumlah hari penjualan dalam piutang.
Perputaran piutang usaha (accounts receivable turnover) mengukur seberapa sering
piutang usaha berubah menjadi kas dalam setahun. Sebagai contoh, dengan ketentuan
kredit 2/10, n/30, piutang usaha harus berputar sedikit di atas 12 kali dalam setahun.
Perputaran piutang usaha dihitung sebagai berikut:

Perputaran piutang usaha =Penjualan kredit bersih / Piutang usaha


rata-rata

Perputaran piutang usaha rata-rata dapat ditentukan dengan menggunakan


data-data bulanan atau dengan menambahkan saldo piutang usaha awal tahun dan
akhir tahun serta kemudian dibagi dengan dua.
Sebagai contoh, asumsikan bahwa PT. Understanding Syirkah memiliki
penjualan kredit bersih sebesar Rp.360.000.000,- dan saldo piutang usaha awal tahun
dan akhir tahun masing-masing adalah Rp.10.800.000,- dan Rp.12.200.000,-.
Perputaran piutang usaha untuk PT. Understanding Syirkah adalah sebagai berikut :

Perputaran piutang usaha =Penjualan kredit bersih / Piutang


usaha rata-rata
BAB 16 Analisis Laporan Keuangan Syirkah | 364

Perputaran piutang usaha =


Rp.360.000.000 / (Rp.10.800.000 + Rp.12.200.000) = 31,3

Jumlah hari penjualan dalam piutang (number of days receivables) merupakan


estimasi lamanya piutang usaha beredar. Dengan ketentuan kredit 2/10, n/30, jumlah
hari penjualan dalam piutang harus lebih rendah dari 30 hari. Hal ini dihitung sebagai
berikut :

Jumlah hari penjualan dalam piutang = Piutang usaha, akhir tahun / Penjualan kredit
rata- rata harian

Penjualan kredit rata-rata harian ditentukan dengan membagi penjualan kredit bersih
dengan 365 hari. Sebagai contoh, dengan menggunakan data-data sebelumnya milik
PT. Understanding Syirkah, jumlah hari penjualan dalam piutang adalah 12,4 seperti
diperlihatkan berikut ini :

Jumlah hari penjualan dalam piutang = Piutang usaha, akhir tahun / Penjualan kredit
rata-rata harian

Jumlah hari penjualan dalam piutang = Rp.12.200.000 /


(Rp.360.000.000 / 365 hari) = 12,4

Agar ukuran-ukuran di atas memiliki arti, ukuran-ukuran tersebut harus


dibandingkan dengan ukuran dari periode sebelumnya dan dengan industri secara
umum. Peningkatan efisiensi penagihan piutang usaha terjadi jika perputaran piutang
usaha meningkat dan jumlah hari penjualan dalam piutang menurun.
BAB 16 Analisis Laporan Keuangan Syirkah | 365

Analisis Perputaran Persediaan


Sebuah perusahaan dagang harus menyimpan persediaan yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan pelanggannya. Kegagalan untuk melakukan hal itu bisa
mengakibatkan hilangnya penjualan. Di sisi lain, terlalu banyak menyimpan persediaan
akan mengurangi solvensi karena tertimbunnya sejumlah dana yang semestinya dapat
digunakan untuk melakukan ekspansi dan memperbaiki operasi.
Selain itu, kelebihan persediaan juga dapat menambah beban seperti
menyimpan, asuransi, dan pajak properti. Terakhir, persediaan yang berlebihan akan
meningkatkan resiko kerugian akibat penurunan harga, kerusakan, atau perubahan
pola belanja pelanggan.
Sama seperti banyak jenis analisis keuangan yang lain, adalah mungkin untuk
menggunakan lebih dari satu ukuran dalam menganalisis efisiensi dan efektivitas
pengelolaan persediaan perusahaan. Dua ukuran yang dimaksud adalah perputaran
persediaan dan jumlah hari penjualan dalam persediaan.
Perputaran persediaan (inventory turnover) mengukur hubungan antara volume
barang dagang yang dijual dengan jumlah persediaan yang dimiliki selama periode
berjalan. Rasio ini dihitung sebagai berikut:

Perputaran Persediaan = Harga Pokok Penjualan /


Persediaan Rata-rata

Persediaan rata-rata dapat dihitung dengan menggunakan angka-angka


mingguan, bulanan, atau tahunan. Untuk menyederhanakan, kita menentukan
persediaan rata-rata dengan membagi jumlah persediaan pada akhir dan awal tahun
dengan 2. Sepanjang jumlah persediaan yang dimiliki sepanjang tahun stabil, rata-rata
ini akan akurat bagi analisis kita.
Sebagai ilustrasi, data-data berikut diambil dari laporan tahunan PT. Farah
Elektro dan PT. Garuda Teknologi:

PT. Farah Elektro PT. Garuda Teknologi


`Harga pokok penjualan 15.040.177.000,00 705.379.000,00
Persediaan:
Awal tahun 1.113.937.000,00 81.091.000,00
Akhir tahun 1.109.791.000,00 79.192.000,00
BAB 16 Analisis Laporan Keuangan Syirkah | 366

Rata-rata 1.111.864.000,00 80.141.500,00


Perputaran persediaan 13,5 8,8

Perputaran persediaan bagi PT. Understanding Syirkah adalah 13,5 dan untuk
PT. Garuda Teknologi adalah 8,8. Secara umum, semakin besar perputaran persediaan,
semakin efisien dan efektif perusahaan mengelola persediaannya.
Jumlah hari penjualan dalam persediaan (number of day’s sales in inventory)
adalah ukuran kasar mengenai lamanya waktu yang dibutuhkan untuk membeli,
menjual, dan mengganti persediaan. Hal ini dihitung sebagai berikut:

Jumlah Hari Penjualan dalam Persediaan = Persediaan Akhir Tahun /


Harga Pokok Penjualan rata-rata harian

Harga pokok penjualan rata-rata harian ditentukan dengan membagi harga


pokok penjualan dengan 356 (jumlah hari dalam 1 tahun). Jumlah ini dalam persediaan
PT. Understanding Syirkah dan PT. Garuda Teknologi adalah:

PT. Understanding
PT. Garuda Teknologi
Syirkah
Harga pokok penjualan
Rata-rata harian
15.040.177.000,00/365 41.205.800,00
705.379.000,00/365 1.932.545,00
Persediaan akhir 79.192.000,00
Jumlah hari penjualan 1.109.791.000,00
dalam persediaan 26,9 hari 41 hari

Secara umum, semakin rendah jumlah hari penjualan dalam persediaan,


semakin baik. Seperti halnya dengan perputaran persediaan, setiap industri
mempunyai karakteristik yang berbeda antara satu dengan lainnya, sehingga tidak ada
rasio yang tepat yang berlaku bagi seluruh industri.
BAB 16 Analisis Laporan Keuangan Syirkah | 367

Rasio Aktiva Tetap terhadap Kewajiban Jangka Panjang


Kewajiban jangka panjang khususnya rahn atau gadai seringkali dijamin oleh
aktiva tetap. Rasio total aktiva tetap terhadap kewajiban jangka panjang menyediakan
ukuran solvensi yang mengindikasikan marjin pengaman kepada kreditor. Rasio
tersebut juga memberikan indikasi mengenai kemampuan potensial bisnis syirkah
tersebut untuk mendapat utang usaha atau utang rahn jangka panjang.
Rasio aktiva tetap terhadap kewajiban jangka panjang (ratio of fixed assets to
long-term liabilities) dihitung sebagai berikut:
Rasio aktiva tetap terhadap kewajiban jangka panjang = Aktiva tetap (bersih)/
Kewajiban jangka panjang

Sebagai ilustrasi, data-data berikut diambil dari laporan keuangan PT. Part Elektro
Indonesia tahun 2012 dan 2011:

2012 2011
Properti, pabrik, dan
Rp.11.118.000.000,- Rp.11.026.000.000,-
peralatan (bersih)

Utang jangka panjang Rp.4.670.000.000,- Rp.5.161.000.000,-

Rasio aktiva tetap terhadap kewajiban jangka panjang (utang) untuk tahun
2012 adalah 2,4 (11.118.000.000/4.670.000.000) dan 2,1
(11.026.000.000/5.161.000.000) untuk tahun 2011. Peningkatan rasio ini dari 2,1 pada
tahun 2011 menjadi 2,4 pada tahun 2012 mengindikasikan lebih banyak marjin
pengaman bagi para kreditor.
Sama seperti ukuran-ukuran keuangan lainnya, interpretasi dan analisis akan
lebih berarti jika dibandingkan dengan rasio yang sama pada periode lainnya dan
dengan rata-rata industry. Lihat artikel lainnya, Rasio kiamat – doomsday ratio dan
Pengertian marginal cost dan biaya rata-rata.
BAB 16 Analisis Laporan Keuangan Syirkah | 368

Rasio Kewajiban terhadap Ekuitas/Modal Shahibul Maal


(Investor)
Pada dasarnya laporan akuntansi keuangan syirkah adalah sebuah alat bagi
manajemen untuk melaporkan aktivitas operasi bisnis syirkah kepada pemilik dana atau
shahibul maal. Selain itu, laporan keuangan juga berguna bagi partner bisnis, kreditor,
dan pihak-pihak berkepentingan lainnya dalam menganalisis serta menginterpretasikan
kinerja keuangan dan konsisi bisnis syirkah yang sedang dijalankan oleh pengelola.
Pada kali ini kita akan membahas mengenai alat yang biasa digunakan untuk
menganalisis serta menginterpretasikan kinerja keuangan dan kondisi perusahaan.
Salah satunya terutama berguna dalam menganalisis kemampuan perusahaan untuk
membayar kewajiban atau utang perusahaan.
Hubungan antara kewajiban dengan ekuitas pemilik dapat dinyatakan dalam rasio
sebagai berikut :

Rasio Kewajiban Terhadap Ekuitas Pemilik = Total Kewajiban / Total Ekuitas Pemilik
modal/ shahibul maal

Sebagai contoh, rasio kewajiban terhadap ekuitas pemilik PT. Understanding Syirkah
pada akhir tahun 2011 adalah sebesar 0,025 dengan perhitungan sebagai berikut :

Rasio Kewajiban Terhadap Ekuitas Pemilik = 62.500.000 / 2.500.000.000 = 0,025

Untuk bisnis syirkah yang sudah mengguankan metode lembar saham untuk
sistem permodalan syirkahnya, biasanya istilah total ekuitas pemilik diganti dengan
total ekuitas pemegang saham. Oleh karena itu, pada saat menghitung rasio ini untuk
bisnis syirkah yang menggunakan metode lembar saham, istilah ekuitas pemilik harus
diganti dengan ekuitas pemegang saham.
Dalam hal prioritas, hak kreditor terhadap aktiva perusahaan lebih tinggi
daripada hak pemilik modal atau pemegang saham. Dengan demikian, semakin kecil
rasio kewajiban terhadap ekuitas pemilik, semakin baik kemampuan perusahaan untuk
bertahan dalam kondisi yang buruk (misalnya seperti sedang di landa pandemi) dan
tetap dapat memenuhi kewajibannya terhadap kreditor.
Sebagai islustrasi, rasio 1 (satu) menyatakan bahwa kewajiban dan ekuitas
pemilik mempunyai nilai yang sama. Dengan kata lain, jika perusahaan mengalami
kerugian sebesar jumlah kewajibannya, maka total aktiva perusahaan yang masih
BAB 16 Analisis Laporan Keuangan Syirkah | 369

tersisa untuk kreditor akan persis sama dengan jumlah klaim mereka atas aktiva
tersebut.
Apabila hal ini terjadi, kreditor masih dapat menerima pembayaran atas
pinjaman yang mereka berikan kepada perusahaan sedangkan pemilik modal tidak akan
mendapatkan apapun dari perusahaan. Sebaliknya, apabila rasio tersebut adalah 3
(tiga), maka kerugian yang jumlahnya lebih besar dari sepertiga kewajiban akan
menyebabkan total aktiva perusahaan yang tersisa tidak mencukupi untuk menutup
klaim kreditor.

Analisis Profabilitas
Kemampuan suatu entitas bisnis berbasis syirkah untuk menghasilkan
keuntungan tergantung pada efektivitas dan efisiensi dari kegiatan operasinya dan
sumber daya yang tersedia. Dengan demikian analisis profabilitas menitikberatkan pada
hubungan terutama pada hubungan antara hasil kegiatan operasi seperti di laporan
laba rugi dan sumber daya yang tersedia bagi perusahaan seperti yang dilaporkan dalam
neraca. Analisis utama yang digunakan dalam menilai profitabilitas suatu entitas bisnis
syirkah ialah:
1. Analisis Rasio Penjualan bersih terhadap aktiva.
2. Analisis Rasio Pengembalian Aset.
3. Analisis Rasio Pengembalian Ekuitas.
4. Analisis Rasio Pengembalian Investasi Syirkah (ROI).

Analisis Rasio Penjualan Bersih Terhadap Aktiva


Rasio ini mengukur seberapa efektif perusahaan dalam menggunakan
aktivanya untuk menghasilkan penjualan. Rasio yang tinggi menunjukkan penggunaan
aktiva yang efektif.
Aktiva yang digunakan dalam menghitung rasio bisa berupa total aktiva pada akhir
tahun, total aktiva rata-rata pada awal dan akhir tahun, atau aktiva rata-rata bulanan.
Untuk ilustrasi kali ini, kita akan menggunakan total aktiva rata-rata pada awal dan akhir
tahun. Adapun rumus rasio penjualan bersih terhadap aktiva sebagai berikut:

Rumus rasio penjualan bersih terhadap aktiva = Penjualan bersih / Total aktiva rata-
rata
BAB 16 Analisis Laporan Keuangan Syirkah | 370

Rasio Penjualan Bersih Terhadap AktivaUntuk mengilustrasikan penggunaan


rasio ini, kita ambil contoh laporan keuangan tahun 2011 pada PT. Zamroni dan PT.
Understanding Syirkah:

PT. PT.
Zamroni Understanding
Syirkah
Penjualan bersih 38.236.000,- 23.649.000,-
Total aktiva
– Awal tahun 33.130.000,- 17.102.000,-
– Akhir tahun 36.137.000,- 22.088.000,-

Rasio penjualan bersih terhadap aktiva untuk masing-masing perusahaan


adalah sebagai berikut:

PT.
PT.
Understanding
Zamroni
Syirkah
Rasio penjualan bersih
1,10 1,21
terhadap aktiva:

* 38.236.000 / [(33.130.000+36.137.000) / 2]
** 23.649.000 / [(17.102.000+22.088.000) / 2]

Berdasarkan rasio ini, PT. Understanding Syirkah terlihat lebih baik daripada
PT. Zamroni dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan penjualan.
Pembandingan rasio ini dari waktu ke waktu untuk PT. Zamroni dan PT. Understanding
Syirkah dan dengan rata-rata industri akan memberikan dasar yang baik untuk
interpretasi kinerja keuangan masing-masing entitas bisnis syirkah.
BAB 16 Analisis Laporan Keuangan Syirkah | 371

Rasio Pengembalian Aset


Tingkat pengembalian aset merupakan rasio profitabilitas untuk menilai
persentase keuntungan (laba) yang diperoleh entitas bisnis syirkah terkait sumber daya
atau total aset sehingga efisiensi suatu entitas syirkah dalam mengelola asetnya bisa
terlihat dari persentase rasio ini. Rumus Rasio Pengembalian Aset sebagai berikut.

ROA = Laba Bersih : Total Aset

Contoh perhitungan ROA dengan memakai data laporan keuangan sebuah


entitas syirkah. Diketahui: laba bersih perusahaan sebesar Rp180.000.000 dan total
aset Rp20.000.000, maka hitunglah ROA entitas syirkah tersebut.
ROA = Laba Bersih : Total Aset
ROA = 180.000.000 : 20.0000.000 = 9%

Rasio Pengembalian Ekuitas


Return on Equity Ratio (ROE) merupakan rasio profitabilitas untuk menilai
kemampuan entitas syirkah dalam menghasilkan laba dari investasi pemegang saham
atau shahibul maal tersebut yang dinyatakan dalam persentase. ROE dihitung dari
penghasilan (income) entitas syirkah terhadap modal yang diinvestasikan oleh para
Shahibul maal. Return on equity menunjukkan seberapa berhasil pengelola syirkah
dalam mengelola modalnya (net worth), sehingga tingkat keuntungan diukur dari
investasi pemilik modal atau shahibul maal. ROE yaitu rentabilitas modal sendiri atau
yang disebut rentabilitas usaha. Rumus Return On Equity sebagai berikut.

ROE = Laba Bersih Setelah Pajak : Ekuitas Pemegang saham

Contoh:
Berdasarkan laporan keuangan yang diterbitkan per tanggal 31 Desember 2017,
Understanding Syirkah yang bergerak di sektor konstruksi memiliki laba bersih setelah
pajak sebesar Rp500 juta, total ekuitas para pemegang saham/ shahibul maal adalah
sebanyak Rp.800 juta. Berapakah rasio pengembalian ekuitas atau Return of Equity
(ROE) PT Understanding Syirkah
ROE = Laba bersih setelah Pajak : Ekuitas Pemegang Saham
BAB 16 Analisis Laporan Keuangan Syirkah | 372

ROE = Rp.500.000.000 : Rp.800.000.000


ROE = 62,5%

Rasio Pengembalian Investasi Syirkah (ROI)


Return on investment merupakan rasio profitabilitas yang dihitung dari laba
bersih setelah dikurangi pajak terhadap total aktiva. Return on investment berguna
untuk mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan
keuntungan terhadap jumlah aktiva secara keseluruhan yang tersedia pada entitas
syirkah. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin baik kondisi suatu entitas syirkah.
Rumus Return on Investment berikut ini.

ROI= ( (Laba Atas Investasi – Investasi Awal) / Investasi ) x 100 %


Contoh :
PT.Understanding Syirkah melakukan investasi sebesar Rp500.000.000 kepada
sebuah usaha penjualan produk kendaraan. Perusahaan Maju Bersama ternyata
mendapatkan penjualan sebesar 1.000 unit kendaraan. Dan dari penjualan tersebut
perusahaan mendapat keuntungan sebesar Rp600.000.000.
Diketahui : keuntungan (laba) investasi sebesar Rp100.000.000.
Dan modal (investasi) awal sebesar Rp500.000.000.
Jadi diperoleh perhitungannya sebagai berikut.
ROI = (Rp.600 juta – Rp.500 juta) : Rp.500 juta) x 100 = 20%.
Jadi diperoleh ROI nya adalah sebesar 20%.
Sumber Bacaan dan Referensi

Nurhayati, Sri (2015). Akuntansi Syariah di Indonesia edisi 4; Salemba


empat ;Jakarta

Tarmizi, E. (2014). Harta Haram Muamalat Kontemporer. : BMI


Publishing. ; Bogor

Sidik Ignas G. (2013) Bisnis Sukses- Menyusun Rencana Bisnis Lengkap-


Terpadu; Gramedia Pustaka ; Jakarta

Warren. Carl S/ Wahyuni Ersa Tri; Pengantar Akuntansi 1 edisi 4; Salemba


empat; Jakarta selatan

Warren. Carl S/ Wahyuni Ersa Tri; Pengantar Akuntansi 1 edisi 1; Salemba


empat; Jakarta selatan

Warren. Carl S/ Wahyuni Ersa Tri; Pengantar Akuntansi 2 edisi 1; Salemba


empat; Jakarta selatan

bait, Ami Nur ; pengantar permodalan dalam Islam


Sumber Bacaan dan Referensi

Saputra Rendy; Understanding Bisnis ;Bilionaire Sinergi Korpora;


Bandung

http://rumahbuku.weebly.com/bangku-ii/fiqh-muamalah-dalam-Islam

https://pengusahamuslim.com/5260-sikap-hati-hati-dan-menjauhi-
harta-haram.html

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2007/03/20/127/arti-nama-Islam

https://tafsirweb.com/586-quran-surat-al-baqarah-ayat-138.html

https://tafsirweb.com/1657-quran-surat-an-nisa-ayat-125.html

https://muslim.or.id/415-3-pokok-ajaran-Islam.html

https://asepprasetio.wordpress.com/2015/09/29/kerangka-dasar-
Islam/

https://pkebs.feb.ugm.ac.id/2018/07/02/prinsip-prinsip-ekonomi-
Islam/

https://mumaseo.wordpress.com/2016/04/10/syariah-Islam-
memelihara-agama-akal-jiwa-dan-harta/

https://suaramuslim.net/sejarah-Al-Qur’an-cara-diturunkan-dan-
pembagiannya/

https://Islami.co/ini-empat-aspek-kemukjizatan-Al-Qur’an/

https://tafsirweb.com/7652-quran-surat-al-ahzab-ayat-40.html
Sumber Bacaan dan Referensi

https://almanhaj.or.id/2263-pengertian-as-sunnah-menurut-
syariat.html

https://www.kompasiana.com/roesdy/54f379e3745513a02b6c776c/pe
mbagian-Hadits-berdasarkan-jumlah-periwayat-dan-kualitas?page=all

https://dalamIslam.com/landasan-agama/fungsi-as-sunnah-terhadap-
Al-Qur’an

https://muslim.or.id/19712-mengenal-ijma-sebagai-dasar-hukum-
agama.html

Read more https://pengusahamuslim.com/5724-harta-halal-belum-


tentu-berkah.html

https://konsultasisyariah.com/28865-hukum-go-food-dan-riba.html

https://dtpeduli.org/content/tiga-tempat-tersingkapnya-kepribadian-
seseorang

https://mastahbisnis.com/akad-mudharabah/

https://akuntansikeuangan.com/apa-tujuan-laporan-keuangan-syariah/

http://www.biblibio.xyz/analisisis-keuangan-analisis-horisontal/

https://www.jurnal.id/id/blog/rasio-profitabilitas-pengertian-fungsi-
jenis-dan-contoh-terlengkap/
Lampiran 1 Contoh Surat Akad Perjanjian Syirkah
Mudharabah Mustarakah

SURAT AKAD PERJANJIAN PENGALIHAN KEPEMILIKAN


SAHAM SYIRKAH MUDHARABAH MUSYARAKAH

Project Property Syariah

MUKADIMAH

Allah SWT berfirman (dalam hadits Qudsi) :


“ Aku adalah pihak ketiga (Yang Maha Melindungi) bagi dua orang yang melakukan syirkah, selama
salah seorang diantara mereka tidak berkhianat kepada lawan syarikatnya. Apabila diantara mereka
ada yang berkhianat, maka Aku akan keluar dari mereka (tidak melindungi) ”
(HR Imam Daruquthni dari Abu Hurairah r.a.)

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, pada hari ini, hari
Sabtu tanggal 29 Agustus 2020, di Bandung, yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Septa,ST MM
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jalan Tampomas Utara No 67 kel.makmur kec.sejahtera , Surabaya

Yang selanjutnya disebut pihak pertama (Shahibulmaal), merupakan seorang investor syariah yang
menginvestasikan uangnya pada usaha ini.

Nama : Yusuf
Pekerjaan : Wraswasta
Alamat : Jl.Indah Raya No 29 Perum Griya pangalengan Kab.Bandung

Yang selanjutnya disebut pihak Kedua (pengelola), merupakan seorang pengelola usaha yang
sekaligus memiliki saham pada usaha ini

Secara bersama-sama kedua pihak bersepakat untuk mengadakan perjanjian bersyarikat (akad
syarikat) dimana pihak pertama membeli saham Mudharabah pihak ke dua sejumlah
Rp20.000.000 (Duapuluh juta Rupiah) atau setara dengan kepemilikan 1 lembar
sertifikat saham mudharabah dengan kesepakatan harga per lembar sahamnya
Rp20.000.000 (Dua puluh Juta Rupiah) dengan ketentuan-ketentuan perjanjian syirkah yang
diatur dalam pasal-pasal berikut:

1
Pasal 1
Ketentuan Umum
1. Pihak pertama, selaku pemilik modal (shahibul maal) menyerahkan sejumlah uang tertentu
ke dalam rekening milik Syariah Indo Property a.n Yusuf Pembelian Kepemilikan saham pihak
ke dua.
2. Pihak kedua, selaku pengelola modal (mudharib) dari pihak pertama, mengelola usaha ini
sebagaimana tercantum dalam pasal 1 ayat 1 oleh karena itu tidak memperoleh gaji,
melainkan memperoleh bagi hasil usaha sebagaimana diatur dalam pasal 4.
3. Pihak kedua menerima otoritas untuk mengelola, mengeluarkan dana dan menggunakan
dana dari rekening bank yang sudah disepakati untuk modal kerja yaitu pada saat akad ini
disepakati dan ditandatangani.
4. Pihak kedua bertanggungjawab untuk membuat laporan penggunaan dana dan mengawasi
penggunaan dana tersebut.
5. Pihak pertama & pihak kedua sepakat menyediakan saran / prasarana untuk berlangsungnya
kegiatan usaha ini.
6. Kedua pihak akan mendapatkan keuntungan hasil usaha menurut persentase keuntungan
yang disepakati bersama dan menanggung kerugian sebagaimana diatur dalam pasal 4 dan
pasal 5.
7. Masing-masing pihak memiliki andil dalam usaha ini, baik modal atau tenaga (skill), besar
maupun pembagiannya sebagaimana tercantum pada pasal 2 dan 3.
8. KEDUA PIHAK adalah pemilik sah usaha sebagaimana tercantum pada ayat a pasal 1 ,
Sehingga KEDUA PIHAK memiliki hak dan wewenang yang diatur dalam pasal-pasal yang ada
dalam naskah kerjasama ini. Dengan demikian, KEDUA BELAH PIHAK adalah satu kesatuan
yang tidak terpisahkan.
9. Jangka waktu kerjasama berlangsung selama 5 (Lima Tahun).

Pasal 2
Modal Usaha

1. Besar modal dalam bentuk uang atau yang diuangkan, sebagaimana disebut dalam pasal 1
ayat 1 adalah sebesar Rp20.000.000(Dua Puluh Juta Rupiah) atau setara dengan
kepemilikan 1 lembar sertifikat saham mudharabah
2. Modal pihak pertama tersebut diserahkan pada saat akad ini disetujui.

Pasal 3
Pengelola Usaha

1. Pihak kedua yang akan mengelola usaha ini yaitu :

Nama : Yusuf
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl.Indah Raya No 29 Perum Griya pangalengan Kab.Bandung

2. Dalam mengelola usahanya, pengelola dapat dibantu oleh beberapa orang staf yang
semuanya berstatus sebagai karyawan (ajir).

Pasal 4
Keuntungan
1. Keuntungan hasil usaha berupa keuntungan yang diperoleh dari kegiatan usaha dikurangi
biaya operasional bulanan(Biaya Perawatan Kostan, Biaya Listrik, perawatan air,dan biaya lain
yang berhubungan dengan operasional usaha).

2
2. Impas adalah kegiatan usaha yang tidak memperoleh keuntungan usaha dan tidak menderita
kerugian usaha.
3. Keuntungan hasil usaha dibagi menurut hasil kesepakatan kedua pihak berdasarkan besar
kecilnya hak dan kewajiban masing-masing pihak. Pembagian menurut kesepakatan kedua
pihak adalah : Pihak pertama mendapat 70 % dari seluruh hasil usaha berdasarkan besar
modal dalam bentuk/satuan per lembar sertifikat mudharabah dengan harga yang telah
disepakati pada saat awal akad, sedangkan pihak kedua memperoleh 30 % dari seluruh hasil
usaha yang dibagikan.
Pasal 5
Kerugian
1. Kerugian usaha adalah hasil usaha dikurangi pengeluaran usaha rutin bulanan bernilai negatif
atau besar modal usaha menjadi berkurang atau musnah dalam suatu kegiatan usaha.
2. Apabila terjadi impas pada akhir kegiatan usaha, kedua pihak tidak mendapatkan apa-apa
dari kegiatan usaha.
3. Kerugian usaha pada hakikatnya ditanggung kedua pihak. Sesuai dengan hukum Islam
tentang syirkah mudharabah, yaitu seperti berikut.
a. Kerugian usaha akibat layaknya suatu kegiatan usaha mengandung resiko untung-
rugi, maka kerugian modal usaha ditanggung seluruhnya oleh pemilik modal sesuai
dengan persentase modal yang diinvestasikan, sedangkan pihak pengelola
menanggung kerugian tenaga, pikiran dan waktu pengelolaan usaha (skill
manajemen) selama usaha berlangsung.
b. Apabila kerugian usaha disebabkan oleh kesengajaan pihak kedua (pengelola)
melakukan penyimpangan, seluruh kerugian usaha ditanggung oleh pihak kedua.

Pasal 6
Penghitungan Untung-Rugi
1. Penghitungan untung rugi dilakukan 7 hari setelah laporan terinci diserahkan oleh pihak
kedua kepada pihak pertama. Perhitungan dan pelaporan dilakukan setiap bulan.
2. Laporan terinci dibuat selambat-lambatnya satu bulan setelah tutup buku akhir usaha.
3. Tutup buku usaha dilakukan setiap bulan sampai akhir masa usaha.
4. Pada saat penghitungan untung-rugi, kedua pihak harus hadir di tempat penghitungan.
5. Penyerahan hasil keuntungan sebagaimana pasal 4 ayat 3 (bila memperoleh keuntungan)
akan diserahkan setiap 1 Bulan Sekali dan dilaksanakan selambat-lambatnya tanggal 15
setiap bulannya.

Pasal 7
Jangka Waktu Usaha/Syarikat
1. Jangka waktu usaha/syarikat yang tersebut pada pasal 1 adalah 5 (Lima) tahun, kecuali
ada pembubaran kerja sama yang disepakati kedua pihak.
2. Setelah jangka waktu perjanjian ini jatuh tempo, maka pihak pertama dan pihak kedua
dapat membuat kesepakatan baru, untuk meneruskan perjanjian ini maupun tidak
meneruskan
3. Jika kedua belah pihak sepakat untuk tidak meneruskan perjanjian ini maka pihak kedua
wajib menyerahkan kembali seluruh modal (milik pihak pertama) sesuai nilai buku modal
yang disetorkan pada saat perjanjian ini di buat serta dilakukan pada saat berakhirnya
usaha/syarikat dan/atau setelah disetujui oleh pihak kedua.

3
Pasal 8
Hak dan Kewajiban
1. Selama jangka waktu bersyarikat, pihak pertama :
a. Berkewajiban untuk tidak mencampuri kebijakan usaha yang sedang dijalankan oleh
pihak kedua.
b. Berkewajiban untuk tidak melakukan pemaksaan kepada pihak kedua menjalankan
usul, saran, ataupun keinginannya dalam menjalankan usaha ini.
c. Berkewajiban untuk tidak mengambil atau menambah sejumlah modal usaha, kecuali
dalam kedaan istimewa/keadaan tertentu (menyelamatkan usaha dan atau
memanfaatkan situasi) dan merupakan kesepakatan kedua pihak.
d. Berkewajiban membayar kerugian pengelolaan usaha kepada pihak kedua
sehubungan dengan pembatalan akad syarikat yang disebabkan oleh pelanggaran
pihak pertama terhadap isi akad syarikat.
e. Berkewajiban membayar kerugian pengelolaan usaha (tercantum dalam pasal 8 ayat
1 (e) selambat-lambatnya 1 bulan setelah penghitungan untung-rugi.
f. Berhak melakukan kontrol atau meninjau tempat kegiatan usaha dengan disertai
pihak kedua.
g. Berhak mengajukan usul dan saran kepada pihak kedua untuk memperbaiki dan/atau
menyempurnakan kegiatan usaha yang sedang berjalan.
h. Berhak membatalkan perjanjian dan/atau mengambil kembali sebagian atau seluruh
modal usaha dari pihak kedua setelah terbukti pihak kedua melakukan
penyelewengan dan atau mengkhianati isi akad syarikat.

2. Selama jangka waktu bersyarikat, pihak kedua :


a. Berkewajiban mengelola modal usaha yang telah diterima dari pihak pertama untuk
suatu kegiatan usaha yang telah ditetapkan.
b. Melaporkan kejadian-kejadian istimewa (musibah/force majure) yang terjadi di
tengah-tengah kegiatan usaha berlangsung kepada pihak pertama selambat-
lambatnya 7 hari setelah kejadian.
c. Berkewajiban membayar tanggungan kerugian usaha (tercantum pada pasal 5 ayat 3
(b) selambat-lambatnya 1 bulan setelah penghitungan untung-rugi.
d. Berkewajiban melaksanakan usul, saran, atau keinginan pihak pertama jika terbukti
menguntungkan
e. Berhak menggunakan modal usaha dalam kegiatan usaha yang telah disepakati
kedua pihak.
f. Berhak mengelola dan menentukan kebijakan-kebijakan dalam kegiatan usaha.
g. Berhak membatalkan perjanjian dan atau mengembalikan modal usaha kepada pihak
pertama setelah terbukti bahwa pihak pertama melakukan penyelewengan dan atau
mengkhianati isi akad ini.
h. Berhak menerima ganti rugi (upah) yang layak atas tenaga dan pikiran selama waktu
kegiatan usaha yang telah dilakukan (kerugian pengelolaan usaha) sehubungan
dengan pembatalan akad syarikat sebagaimana tercantum dalam pasal 8 ayat 1 (e).

Pasal 9
Penambahan sejumlah modal usaha

1. Besar modal usaha dalam syarikat ini sebagaimana tersebut dalam pasal 1 dapat diperbesar
atas kesepakatan kedua pihak.
2. Segala sesuatu yang menyangkut penambahan sejumlah modal usaha dalam syarikat akan
diatur lebih lanjut dalam perjanjian tersendiri.

4
Pasal 10
Pengurangan sejumlah modal usaha
1. Pihak pertama tidak berhak mengambil atau mengurangi sejumlah modal usaha pada saat
kegiatan usaha sedang berlangsung.
2. Kedua pihak dapat bersepakat mengurangi sejumlah modal usaha pada saat kegiatan usaha
sedang berjalan, apabila hal ini diperlukan.
3. Segala sesuatu yang menyangkut pengurangan sejumlah modal usaha dalam syarikat ini
akan diatur lebih lanjut dalam perjajnjian tersendiri

Pasal 11
Perselisihan
1. Apabila terjadi perselisihan antara kedua pihak sehubungan dengan akad syarikat ini, kedua
pihak bersepakat menyelesaikannya secara musyawarah dan kekeluargaan secara hukum
Islam.
2. Segala sesuatu yang merupakan hasil penyelesaian perselisihan akan dituangkan dalam
berita acara.

Pasal 12
Pengalihan Hak dan Kewajiban
1. Jika pihak pertama meninggal dunia maka kepemilikan modal beralih kepada ahli waris,
sehingga hak dan kewajiban pihak pertama secara langsung beralih kepada ahli waris.
2. Jika pihak kedua meninggal dunia maka hak dan kewajiban pihak kedua menjadi tanggung
jawab ahli waris pihak ke dua.

Pasal 13
Lain-lain
1. Surat akad ini mengikat secara hukum kepada kedua pihak.
2. Hal-hal lain yang mungkin kelak akan muncul di kemudian hari dan belum diatur dalam surat
akad ini akan dimusyawaratkan kedua pihak yang akan ditaungkan dalam bentuk addendum.
3. Surat akad ini dibuat rangkap 2 (Rangkap 1 pemodal, rangkap ke 2 pengelola) dan
seluruhnya ditandatangani oleh kedua pihak pada hari ini dan tanggal di muka setelah
dibubuhi materai secukupnya.

5
Pasal 14
Khatimah
“Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain diantara kamu dengan cara yang
bathil dan janganlah kamu membawa urusan itu kepada hakim supaya dapat memakan sebagian
harta benda orang lain, dengan jalan berbuat dosa, padahal kamu mengetahui .”
(QS. Al-Baqarah : 188)

Pihak Pertama, Pihak Kedua,

Septa,ST MM Yusuf

6
Lampiran II
Analisis Keuangan
Syariah Indo Property
Laba Rugi Proyeksian Perbulan(pada tahun ke 1)
Nisbah bagi Hasil 70 :30
Pendapatan sewa Rp 2,900,000
Estimasi Biaya listrik Rp 300,000
Estimasi Biaya perawatan Rp 100,000
Estimasi Pajak bumi dan bangunan(PBB), iuran Rp 30,000
wajib sampah dan keamanan
Jumlah biaya Rp 430,000

Laba Bersih Rp 2,470,000

investor (70%) Rp 1,729,000


Manajemen (30%) Rp 741,000

Laba bersih perbulan Per kamar yang diterima investor perbulan


Rp 247,000

Tabel Perhitungan Return On Investment(ROI) per kamar atau perlembar sertifikat mudharabah
Tahun 1 2 3 4 5
penghasilan bersih perkamar/tahun dengan estimasi kenaikan
Rp 2,964,000 Rp 3,400,000 Rp 3,910,000 Rp 4,500,000 Rp 5,175,000
harga sewa 13%-15% pertahun

Penghasilan bersih rata-rata per tahun selama lima tahun


Rp 4,000,000
dengan estimasi kenaikan harga sewa 13%-15% pertahun
Return On Investment(ROI) dengan estimasi rata-rata kenaikan
27% atau dalam waktu 3 tahun 8 bulan
harga sewa 13%-15% pertahun*

* perhitungan ROI = Rp4.000.000/Rp15.000.000 =0.26,7~0.27 atau 27%


Lampiran 3
Flowchart Syirkah Akad Mudharabah Syariah Indo Property
Start

Investor membayar booking fee


dan mengisi formulir biodata
investor

Survei ko lokasi Kost-kostan


Syariah SIP (Opsional)

Investor Melakukan Pelunasan

Menandatangani Perjanjian
Ya Tidak
Mudharabah antara investor
Diteruskan
dan manajemen

Investor Menerima Jangka waktu kontrak


Sertifikat Mudharabah habis dalam jangka 5
tahun

Managemen
Investor mendapat bagi hasil perbulan dari mengembalikan
manajemen sesuai nisbah yang disepakati yang uang investor
disertai: sejumlah nilai
nominal di awal
a.Laporan Keuangan(Neraca, Laba Rugi, laporan
perjanjian
perubahan modal , dan laporan arus kas

b.Catatan atas laporan keuangan yang berisi


penjelasan-penjelasan atas kebijakan yang diambil
oleh manajemen dalam priode tersebut.
End
c. Bukti-bukti transaksi , dan lampiran-lampiran
pendukung lainnya.
Lampiran 4 Business Model “Syariah Indo Property”

Key Patner Key Activities Value Provided Costumer Relationship Costumers

1.Investor 1.Mengelola website 1.Kemudahan dalam 1. Komunikasi jarak jauh via 1.Orang-orang yang
2.Orang/perusaha 2.Mencari patner yang mencari tempat email, sms, telepon,whatsap, membutuhkan rumah,
an yang mau mempunyai property tinggal, bisnis, dan dll kost-kostan, gedung,
menyewakan 3.Mencari Investor acara-acara tertentu 2.Tatap muka langsung kantor, toko, dll
property 4.Merawat sistem 2.Memberikan 3. komunikasi tertulis via 2.Mahasiswa
3.Kontraktor perairan keamanan, surat 3.New Familiy(orang
4.Arsitek 5.Riset lokasi-lokasi keyamanan, dan yang baru
5.Teknisi Pompa strategis ketenangan untuk berkeluarga)
air 6.Menagani kopmlain- tinggal, istirahat, 4.Businessman
6.Ahli Filterisasi kompkain dari bisnis, maupun dalam 5.Komunitas-
air pelanggan menyelenggarakan komunitas
berbagai event 6.lembaga pelatihan
Key Resources 3.Menyediakan air
Chanels
yang jernih dan
1.Rumah dan tanah menyehatkan 1.Website
2. Domain web 4.Menyediakan listrik 2.Spanduk
3.Alat-alat pengolah yang selalu on time 3.Koran
air 4.Iklan baris di internet
4. Genset/UPS 5.Google adsense

Cost Revenue
1.Uang 2. Tenaga 3.Pikiran 4. Waktu Fee berupa uang sewa
Syariah Indo Property
Neraca
Priode 1 Januari 2019 - 31 Desember 2019
Assets
Kas Rp 4,674,122
Piutang Usaha Rp -
Biaya Iuran Wajib dan sampah dibayar dimuka Rp 75,000
Furniture Rp 5,024,000
pompa Air Shimitzu 500W Rp 1,000,000
Bangunan Kostan Rp 144,424,500
Tanah Rp 154,344,000
Akumulasi Penyusutan-Pompa air Rp (600,000)
Total Assets Rp 308,941,622
Liabilities
Utang Usaha Rp -
Pendapatan kost dibayar dimuka Rp -
Total Liabilities Rp -
Equity
Modal, Yusuf (2,84 lembar Sertifikat Mudharabah) Rp 232,033,748
Modal, Dion(1 lembar Sertifikat Mudharabah) Rp 15,000,000
Modal, Irfan(1 lembar Sertifikat Mudharabah) Rp 14,000,000
Modal, Iwan(1 lembar Sertifikat Mudharabah) Rp 14,000,000
Modal, Rianti(0,07 lembar sertifikat Mudharabah) Rp 1,000,000
Modal, Puspita (0,24 lembar sertifikat Mudharabah) Rp 4,000,000
Modal, Annisa (0,35 lembar sertifikat Mudharabah) Rp 7,000,000
Modal, Hasan(0,5 lembar sertifikat Mudharabah) Rp 10,000,000
Bagi hasil yg dibagikan Rp (58,409,267)

Laba bersih sd tahun 2017 sd 2018 Rp 53,696,362


laba bersih sampai dengan bulan Desember 2019 Rp 16,620,779

Total Equity Rp 308,941,622


Total Liability & Equity 1 Rp 308,941,622
Syariah Indo Property
Laporan Laba Rugi
Per 31 Desember 2019
Income
Pendapatan Sewa Kost Rp 2,750,000
Total Pendapatan Rp 2,750,000

Harga Pokok Sewa Kost


Biaya Listrik Rp 136,868
Iuran Wajib dan biaya sampah Rp 15,000
Biaya Perawatan air(service pompa air) Rp -
Biaya Transfer Bagi hasil Rp 19,500
Biaya Iklan Kostan Rp 200,000
Biaya internet Indihome Rp 249,750
Biaya Perawatan Kostan Rp 130,000
Biaya Depresiasi Pompa Air Kostan Rp 100,000
Total Harga Pokok Sewa Kost Rp 851,118

Hasil Usaha Rp 1,898,882

Biaya Operasional
Biaya Renovasi Kostan Rp -
Biaya promosi(Discount Potongan Harga) Rp -
denda Pembayaran Listrik Rp -
jumlah Biaya Operasional Rp -

Laba Bersih Rp 1,898,882

2
Syariah Indo Property
Laporan Bagi Hasil dengan akad Mudharabah Mustarakah
Per 31 Desember 2019
Hasil yang di peroleh selama bulan berjalan

Hasil Usaha Rp 1,898,882

Total Hasil Usaha selama bulan berjalan


Rp 1,898,882

Perhitungan Bagi Hasil (Nisbah 70:30)


Shabibul Maal/Investor (70% X Rp2.158.892) Rp 1,329,217
Mudharib/pengelola (30% X Rp2.158.892) Rp 569,665
Total Hasil Usaha yang dibagikan Rp 1,898,882

Hasil yang di peroleh investor per lembar sertifikat


mudharabah/per kamar Rp 1.329.217 / 7 lembar
Rp 189,888
sertifikat mudharabah

Yusuf. S ( 2,84 lbr sertifikat Mudharabah) Rp 189.888 X 2,84 Rp 539,282


Dion ( 1 lbr Sertifikat Mudharabah) Rp 189.888 X1 Rp 189,888
Irfan( 1 lbr Sertifikat mudharabah ) Rp 189.888 X1 Rp 189,888
Iwan(1 lbr Sertifikat mudharabah ) Rp 189.888 X1 Rp 189,888
Rianti(0,07 lbr sertifikat Mudharabah) Rp 189.888 X 0,07 Rp 13,292
Puspita(0,24 lbr sertifikat Mudharabah) Rp 189.888 X 0,24 Rp 45,573
Annisa (0,35 lbr sertifikat Mudharabah) Rp 189.888 X 0,35 Rp 66,461
Hasan(0,5 lbr sertifikat mudharabah) Rp 189.888 X 0,5 Rp 94,944.10
Total Rp 1,329,217
3

Anda mungkin juga menyukai