Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL PENELITIAN

(PENGARUH PENGGUNAAN
APLIKASI WHATSAPP TERHADAP
ETIKA KOMUNIKASI ANTAR
MAHASISWA DENGAN DOSEN DI
FAKULTAS DAKWAH DAN
KOMUNIKASI UNISNU JEPARA)
29 Desember 2017firdajeka

PENGARUH PENGGUNAAN APLIKASI WHATSAPP TERHADAP


ETIKA KOMUNIKASI ANTAR MAHASISWA DENGAN DOSEN
DI FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNISNU JEPARA
1. Latar Belakang Masalah
Kemajuan teknologi komunikasi dari waktu ke waktu terus mengalami
kemajuan yang signifikan. Hal ini terjadi karena perkembangan
teknologi yang begitu pesat ini dapat memudahkan manusia dalam
berkomunikasi sesuai dengan kebutuhannya. Pesan yang ingin
disampaikan oleh komunikator kepada komunikan pun dapat segera
disampaikan melalui teknologi. Salah satu teknologi yang saat ini
digemari adalah smartphone.
Smartphone merupakan telepon genggam yang didalamnya terdapat
aplikasi-aplikasi yang dapat digunakan untuk komunikasi. Beragam
aplikasi yang ada sangat memudahkan dan dapat bekerja dengan cepat.
Beberapa aplikasi yang dapat digunakan untuk berkomunikasi
adalah Whatsapp, BBM, Kakao Talk Meessenger, WeChat, Line
Messenger, Skype, dan masih banyak aplikasi yang lainnya.
Dengan demikian pengguna smartphone kian waktu menunjukkan
angka yang sangat tinggi.  Lembaga riset digital marketing Emarketer
memperkirakan pada 2018 jumlah pengguna aktif smartphone di
Indonesia lebih dari 100 juta orang.[1]Penggunanya pun beragam, mulai
dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga separuh baya. Mereka sangat
dimanjakan dengan aplikasi-aplikasi yang terdapat di
dalam smartphone. Salah satu aplikasi untuk komunikasi yang banyak
digemari adalah apalikasi whatsapp.
Aplikasi whatsapp saat ini banyak digemari oleh pengguna smartphone.
Pengguna WA di seluruh dunia bahkan sudah tercatat sekitar 1 miliar
pengguna setiap harinya dan tercatat pula sekitar 1,3 miliar yang
menggunakan aplikasi ini dalam setiap bulan.[2] Mudahnya
berkomunikasi melalui aplikasi tersebut membuat pengguna menjadi
lebih mudah untuk bertukar pesan, mengirim gambar, mengirim suara,
mengirim dokumen, hingga mengirim lokasi dimana kita berada.
Mengingat apalikasi ini termasuk salah satu aplikasi yang sangat mudah
digunakan seperti fungsi dari telepon genggam pada umumnya. Namun
pada aplikasi whatsapp terdapat beberapa kelebihan.
Di dalam dunia pendidikan maupun dunia kerja, aplikasi whatsapp ini
sering digunakan untuk komunikasi. Baik itu digunakan untuk suatu
kepentingan ataupun digunakan untuk sekedar hiburan atau komunikasi
biasa. Selain itu masih banyak lagi kelebihan-kelebihan yang dapat
dimanfaatkan melalui aplikasi ini. Karena kemudahannya tersebut,
aplikasi ini banyak digemari, khususnya dalam dunia pendidikan.
Bahkan masing-masing dari orang dalam dunia pendidikan,
menjadikan smartphone sebagai suatu sarana yang harus dimiliki
sebagai alat komunikasi, terlebih komunikasi melalui whatsapp.
Komunikasi terbagi menjadi dua bagian yaitu, komunikasi langsung dan
komunikasi tak langsung. Komunikasi langsung adalah suatu
komunikasi yang dilakukan secara langsung (face to face), sedangkan
komunikasi tak langsung adalah suatu komunikasi yang dilakukan
melalui perantara. Kegiatan komunikasi yang dilakukan melalui bantuan
suatu alat seperti aplikasi whatsapp dalam smartphonemerupakan jenis
komunikasi tak langsung.
Dalam setiap kegiatan komunikasi, tentu ada etika yang harus
diperhatikan. Pentingnya komunikasi yang dibutuhkan dalam berbagai
hal membuat komunikator maupun komunikan melupakan etika yang
ada. Padahal etika sangat diperlukan dalam setiap sudut kehidupan,
terlebih dalam hal komunikasi.

Di Fakultas Dakwah dan Komunikasi Unisnu Jepara, tentu terdapat


mahasiswa dan juga dosen. Dimana keduanya saling membutuhkan satu
sama lain dan memerlukan suatu alat yang akan digunakan untuk
komunikasi, mengingat kesibukan masing-masing mahasiswa dan dosen
yang berbeda-beda. Seperti halnya ketika seorang mahasiswa ingin
melakukan bimbingan skripsi kepada dosen, dan dosen pembimbing
sulit untuk ditemui karena kesibukannya, maka komunikasi tak
langsung melalui telepon akan dilakukan, seperti SMS, telepon,
ataupun chatting melalui aplikasi whatsapp. Demi kepentingan seorang
mahasiswa tersebut, terkadang komunikasi yang dilakukan pun tidak
memperhatikan etika komunikasi sebagaimana mestinya.
Di Fakultas Dakwah dan Unisnu Jepara, sebagian besar dari mahasiswa
dan dosen telah menggunakan aplikasi whatsapp sebagai salah satu
sarana komunikasi yang mudah digunakan. Terbukti pada grup di dalam
aplikasi whatsapp yang dibuat pada tanggal 3 Maret 2016 dengan nama
Prodi KPI (program studi di Fakultas Dakwah dan Komunikasi Unisnu
Jepara), sebanyak 79% dari mahasiswa dan dosen Fakultas Dakwah dan
Komunikasi sudah tergabung, belum termasuk mahasiswa dan dosen
Fakultas Dakwah dan Komunikasi lainnya yang telah
menggunakan whatsappnamun belung tergabung di dalam
grup whatsapp.
Oleh karena itu mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi sering
melakukan komunikasi dengan Dosen melalui whatsapp, dan dari
sinilah masalah sering kali muncul. Demi kepentingan pribadinya,
mahasiswa terkadang tidak memperhatikan waktu yang tepat dan
kalimat yang baik dalam berkomunikasi.
Dalam sistem akademik mahasiswa Unisnu telah dicantumkan beberapa
etika berkomunikasi, seperti kapan waktu yang tepat untuk
berkomunikasi dan kalimat yang baik dalam melakukan komunikasi.
Namun mahasiswa Unisnu tidak mempedulikannnya. Bahkan dari
mahasiswa sendiri jarang yang mau membaca etika tersebut. Dengan
demikian etika yang digunakan dalam berkomunikasi yang dilakukan
oleh mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi Unisnu Jepara
terkadang tidak sesuai dengan etika berkomunikasi yang baik dan benar
seperti yang dicantumkan dalam sistem akademik.

Berkaitan dengan masalah diatas, peniliti ingin melakukan penelitian


pada Penggunaan Aplikasi Whatsapp terhadap Etika Komunikasi antar
Mahasiswa dengan Dosen Di Fakultas Dakwah dan Komunikasi Unisnu
Jepara.
2. Rumusan Masalah
Dari permasalahan yang telah diungkapkan pada latar belakang
masalah, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Seberapa
besar pengaruh penggunaan aplikasi whatsapp terhadap etika
komunikasi antar mahasiswa dengan dosen di Fakultas Dakwah dan
Komunikasi Unisnu Jepara?”
3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari dan menemukan
pengaruh penggunaan aplikasi whatsapp terhadap etika komunikasi
antar mahasiswa dengan dosen di Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Unisnu Jepara.
4. Manfaat Penelitian
5. Manfaat Teoritis
Peneliti berharap bahwa penilitian ini dapat bermanfaat dan dapat
dijadikan sebagai referensi untuk penelitian yang akan datang. Selain itu
diharapkan dapat memberikan ilmu tambahan dalam bidang ilmu
komunikasi, terutama pada bidang etika komunikasi.

1. Manfaat Praktis
 Peniliti berharap bahwa dengan adanya penelitian ini, mahasiswa
Fakultas Dakwah Unisnu Jepara dapat menumbuhkan etika
komunikasi yang lebih baik, supaya komunikasi antar mahasiswa
dengan dosen tetap terjaga.
 Penelitian ini dapat dijadikan sebagai tolak ukur atau acuan pada
penelitian yang selanjutnya agar mendapatkan hasil yang lebih baik
dari penelitian yang sudah ada.
 

5. Kajian Pustaka
6. Landasan Teori
 Aplikasi Whatsapp
Whatsapp merupakan aplikasi pesan instan yang terhubung pada
jaringan internet yang dapat dioperasikan pada smartphone
android, iphone, dan juga pada komputer. Whatsapp memiliki fungsi
yang hampir sama dengan aplikasi perpesanan pada ponsel terdahulu.
Pada awal tahun 2009, aplikasi whatsapp diciptakan oleh Ian
Koum seorang imigran Ukraina yang tinggal di Mountain View,
California.
WhatsApp menjadi aplikasi yang paling fenomenal dengan memiliki
pengguna yang paling banyak di dunia, aplikasi WhatsApp mengalahkan
aplikasi pesan Blackberry Messengger dan juga aplikasi pesan lainnya
dalam hal jumlah pengguna terbanyak di dunia.
Fitur-fitur Unggulan WhatsApp[3] :
 Mengirim pesan teks
 Mengirim foto dari galeri ataupun dari kamera
 Mengirim video
 Mengirimkan berkas-berkas kantor atau yang lainnya
 Menelpon melalui suara, termasuk mengirim pesan suara yang dapat
didengarkan oleh penerima setiap saat.
 Berbagi lokasi memanfaatkan GPS
 Mengirimkan kartu kontak
 WhatsApp juga mendukung beberapa emoticon, namun untuk
stiker, WhatsApp tergolong minimalis. Berbeda dengan LINE yang
lebih getol mengembangkannnya.
 Di WhatsApp, pengguna juga dapat mengatur panel profilnya sendiri,
terdiri dari nama, foto, status serta beberapa alat pengaturan privasi
untuk melindungi profil dan juga alat bantuan untuk membackup
pesan, mengubah nomor akun dan melakukan
pembayaran. WhatsApp ini akan menjadi aplikasi berbayar setelah
setahun digunakan, biayanya hanya Rp 12.000 per tahunnya.
Pengguna juga dapat membantu teman dengan cara membayarkan
biaya berlangganan tersebut atas namanya.
 

 Etika Komunikasi
Etika berasal dari kata latin Ethic, sedangkan dalam bahasa Gerik
Ethikos (a body of moral principle of value). Dengan
demikian ethic berarti kebiasaan, habit, custom.[4]Beberapa ahli juga
mengemukakan terkait definisi tentang etika antara lain:
1. Menurut William Benton, dalam Encyclopedia Britannica yang terbit
pada tahun 1972, bahwa etika merupakan studi yang sistematis dari
konsep-konsep nilai baik, buruk, harus, benar, salah, dan sebagainya
atau tentang prinsip-prinsip umum yang membenarkan kita dalam
penerapannya di dalam segala hal.
2. Menurut Louis O. Kattsoff, etika adalah cabang aksiologi yang pada
intinya membahas tentang perdikat baik dan buruk.
3. Menurut K. Bertens (1994), etika adalah ilmu yang membahas
tentang moralitas atau tentang manusia sejauh yang berkaitan dengan
moralitas.
Sebagai manusia yang diciptakan tuhan secara istimewa, maka etika
diperlukan dalam setiap kehidupan, khususnya dalam komunikasi.
Pertanyaan yang pasti muncul adalah mengapa kita perlu mempelajari
etika? Dalam menjawab pertanyaan yang demikian dibutuhkan kriteria
dan tafsiran yang bisa diajukan. Terlebih masalah pada etika ini
berkaitan erat dengan kehidupan masyarakat yang beraneka ragam dan
tentunya akan berubah sesuai rentang dan waktunya.

Nurudin mengungkapakan beberapa alasan yang mengharuskan kita


untuk mempelajari etika, yaitu:

1. Hidup di tengah masyarakat yang sedemikian plural, maka etika


sangat diperlukan untuk dijadikan sebagai pegangan hidup
bermasyarakat. Dengan mempelajari etika, manusia menjadi tahu
aturan atau norma yang berlaku dalam etika masyarakat umum.
Sehingga tahu mana yang harus dilakukan atau tidak dilakukan.
2. Sebagaimana yang dikatakan oleh Romo Magnis-Suseno bahwa etika
sangat diperlukan dan penting, karena digunakan sebagai
pengukuhan terhadap keyakinan iman seseorang.
3. Etika berperan untuk membimbing dan mengarahkan di tengah
kehidupan masyarakat modern yang cenderung individualisme. Oleh
karena itu, etika akan menjadi barometer tingkah laku individual
dalam masyarakat.
Komunikasi merupakan masalah yang serius didalam kehidupan.
Komunikasi adalah penyampaian pesan atau pengertian dari seseorang
kepada orang lain, baik secara langsung ataupun melalui media yang
bertujuan untuk mendapatkan kesamaan pengertian antara si pemberi
(komunikator) dengan si penerima (komunikan).

Kehidupan terasa sunyi tanpa adanya suatu komunikasi. Semua


membutuhkan komunikasi, keluarga tidak akan harmonis tanpa adanya
komunikasi, masalah tidak akan selesai tanpa adanya komunikasi yang
baik.
Jadi, etika komunikasi merupakan aturan atau nirma yang berlaku yang
telah ditetapkan dalam penyampaian pesan oleh komunikator kepada
komunikan, baik secara langung ataupun melalui media.

Standar etika yang digunakan dalam penilitian meliputi teknik, isi, dan
tujuan komunikasi. Dalam membuat penilaian etika komunikasi
sebenarnya dapat dibuat berdasarkan pada pelaku komunikasi itu
sendiri, baik komunikator ataupun komunikannya. Kesadaran dalam
membuat penilaian secara etis berdasarkan pada suara hati atau
hati nuraninya.Suara hati adalah kesadaran akan kewajiban dan
tanggung jawab manusia sebagai manusia dalam situasi konkrit.[5]
 Etika Komunikasi Massa
Etika komunikasi massa begitu penting untuk diperhatikan. Mengapa
demikian? Karena komunikasi massa itu berkaitan erat dengan banyak
pihak sehingga tidak terlepas dari etika.[6] Beberapa hal penting yang
berkaitan dengan etika seperti yang pernah dikemukakan oleh
Shoemaker dan Reese (1991), yakni :
1. Tanggung Jawab
2. Kebebasan Pers
3. Masalah Etis
4. Ketepatan dan Objektivitas
5. Tindakan Adil untuk Semua Orang
Berdasarkan penelusuran pustaka yang telah dilakukan, peneliti
menemukan beberapa penelitian yang membahas tentang etika
komunikasi melalui media massa :

Pertama, Yuyun Linda Wahyuni, Mahasiswa Fakultas Dakwah dan


komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
angakatan 2012 dengan judul “Efektifitas Komunikasi melalui
Aplikasi Whatsapp (Studi terhadap Grup KPI 2012 di Whatsapp pada
Mahasiswa KPI angkatan 2012)”. Penelitian tersebut menggunakan
pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode penyebaran
angket. Hasil dari penelitian tersebut yaitu, efektifitas komunikasi yang
dilakukan melalui aplikasi whatsapp di Grup KPI 2012 dari sisi
kepuasan dinyatakan tidak efektif, namun dari sisi yang lain Grup KPI
2012 dalam membantu bersosialisasi antar anggota lainnya dinyatakan
cukup efektif.
Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan peneliti teliti
adalah sama sama meneliti komunikasi pada
aplikasi whatsapp. Sedangkan perbedaannya adalah penelitian tersebut
menitiberatkan etika komunikasi yang dilakukan melalui
aplikasi whatsapp, sedangkan penelitian ini bertumpu pada kefektifan
berkomunikasi melalui aplikasi whatsapp.
Kedua, Marzuki Pilliang, Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi
Universitas Terbuka Indonesia dengan judul “Efektifitas
Pemanfaatan Whatsapp Chat Grup sebagai Media Cross-Channel
Communication terhadap Kebutuhan Pertukaran Informasi para Pekerja
PT. Cipta Usaha Wira”. Penelitian tersebut menggunakan penelitian
kualitatif, berbeda dengan penelitian ini yang menggunakan penelitian
kuantitatif. Hasil dari penelitian tersebut menyebutkan bahwa kepala
bagian paling aktif dalam memanfaatkan media sosial Whatsapp Chat
Grup sebagai media komunikasi diagonal, para pekerja setingkat staf
kurang memanfaatkan media cross-channel communicatin yang telah
disediakan oleh manajemen, CEO terlalu mendominasi saluran
komunikasi Whatsapp Chat Grup, sehingga dapat menyebaban
pertukarab informasi secara diagonal menjadi kecil, jenis komunikasi
informal tidak dapat dihindarkan, meskipun pada saluran komunikasi
resmi.
Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah sama-sama
meneliti penggunaan apliakasi media sosial, yaitu
aplikasi whatsapp. Perbedaannya adalah terletak pada variabel Y.
Ketiga, Rahmadaniah, penelitian dengan judul “Etika Komunikasi
Karyawan dalam Memberikan Pelayanan Kepada Pelanggan di PT.
GlobalIndo 21 Express Cabang Samarinda”. Penelitian tersebut
menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, berbeda dengan
penelitian ini yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
penyebaran kuesioner (angket) pada responsden.
Persamaannya adalah sama-sama meneliti tentang etika komunikasi.
Perbedaannya adalah terletak pada jenis penelitian yang dilakukan. Jika
penelitian tersebut lebih tertuju pada etika komunikasi terhadap
pemberian pelayanan, sedangkan penelitian ini tertuju pada penggunaan
aplikasi whatsapp terhadap etika komunikasi.
1. Kerangka Berfikir

Etika Komunikasi

Penggunaan aplikasi whatsapp
X
 
Kerangka berfikir merupakan bentuk paradigma yang dapat
memberikan arah sehingga dapat dijadikan pedoman oleh peneliti.
Kerangka berfikir yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk
paradigma sederhana, yaitu menghubungkan variabel X ke variabel Y.

Dari kerangka berfikir yang digunakan oleh peneliti diawali dari


masalah yang muncul, yaitu penggunaan aplikasi whatsapp oleh
mahasiswa dan dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi Unisnu Jepara
yang setiap harinya melakukan komunikasi
via chatting di whatsapp. Hal ini akan berpengaruh pada etika
komunikasi mahasiswa terhadap dosen.
Pada variabel X dalam paradigma diatas yaitu diduduki oleh
pengguna whatsapp oleh mahasiswa dan dosen Fakultas Dakwah dan
Komunikasi Unisnu Jepara. Kemudian pada variabel Y terdapat etika
komunikasi yang terjadi.
1. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah suatu kesimpulan yang masih kurang atau kesimpulan
yang belum sempurna, kemudian pengertian tersebut diperluas lagi.
Hipotesis merupakan kesimpulan penelitian yang belum sempurna,
sehingga perlu disempurnakan dengan membuktikan kebenaran
hipotesis itu melalui penelitian.[7]
Sebagaimana bentuk paradigma yang digunakan, maka hipotesis dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :

 Ha : Terdapat besaran pengaruh penggunaan


aplikasi whatsapp terhadap etika komunikasi antar mahasiswa
dengan dosen di Fakultas Dakwah Unisnu Jepara.
 Ho : Tidak terdapat besaran pengaruh penggunaan
aplikasi whatsapp terhadap etika komunikasi antar mahasiswa
dengan dosen di Fakultas Dakwah Unisnu Jepara.
6. Metode Penelitian
7. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
metode survey. Pendekatan kuantitatif merupakan data yang dapat
dijelaskan dengan angka-angka. Data kuantitatif dapat dianalisis dengan
menggunakan analisis statistik, baik inferensial maupun noninferensial.
[8] Hal tersebut yang paling menonjol dan melekat pada sifat data
kuantitatif, yaitu dapat dihitung secara kuantitatif.
Metode survey merupakan suatu teknik pengumpulan data yang
dilakukan melalui wawancara atau penyebaran kuesioner (angket).
Metode survey merupakan metode pengumpulan data primer dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden individu. Jadi
bisa disimpulkan survei adalah metode untuk mengumpulkan informasi
dari kelompok yang mewakili sebuah populasi:
1. Sumber Data
 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.[9]
Karena penelitian ini berkaitan dengan pengguna
aplikasi whatsapp pada smartphone, maka populasi dalam penelitian ini
adalah keseluruhan mahasiswa dan dosen di Fakultas Dakwah dan
Komunikasi Unisnu Jepara dengan jumlah 124 mahasiswa baik
mahasiwa aktif ataupun mahasiwa nonaktif dan 17 dosen baik dosen
tetap maupun dosen tidak tetap.
 Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.[10] Pada umumnya populasi jumlahnya besar, dan
seorang peniliti tidak memungkinkan untuk meneliti dan mempelajari
semua yang ada pada populasi karena keterbatasan tenaga, waktu, dan
dana. Dengan demikian diambil beberapa responden yang dijadikan
sebagai sampel yang diambil dari populasi yang ada, dengan catatan
bahwa sampel yang diambil harus representatif (mewakili).
Penelitian ini mengambil beberapa responden yang akan dijadikan
sebagai sampel. Dimana sampel ini diambil dari teknik sampling pada
populasi yang ada.

Teknik sampling adalah pembicaraan bagaimana menata berbagai


teknik dalam penarikan atau pengambilan sampel penelitian, bagaimana
kita merancang tata cara pengambilan sampel agar menjadi sampel
representatif. [11] Peneliti berfikir bahwa pengambilan sampel dengan
cara teknik sampling akan lebih mudah dalam hal tenaga, waktu, dan
juga dana.
Untuk lebih mempermudah pengambilan sampel, peneliti menggunakan
tabel dari Isaac dan Michael dengan penentuan jumlah sampel
berdasarkan tingkat kesalahan 1%, 5%, dan 10%. Jika melihat dari
populasi dengan jumlah mahasiswa dan dosen Fakultas Dakwah dan
Komunikasi adalah sejumlah 141. Maka sesuai dengan tabel Isaac dan
Michael dengan taraf kesalahan 5%, sampel dari populasinya adalah
sejumlah 89.

1. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan oleh peneliti
dalam pengumpulan data. Teknik pengumpulan data dapat dilakukan
dengan berbagai cara, yaitu dengan wawancara, observasi, kuesioner
(angket), dan studi dokument. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan
penyebaran kuesioner kepada responden dalam rangka pengumpulan
data.

 Kuesioner (Angket)
Kuesioner atau juga disebut angket menurut Dictionary of Psychology
(Chaplin, 1981) yang dikutip Kartono (1990:217) adalah satu set
pertanyaan yang berurusan dengan satu topik tunggal atau satu set topik
yang saling berkaitan dengan harus dijawab oleh subjek.[12] Responden
akan diberikan kuesioner (angket pertanyaan), dan akan diminta
kembali untuk menjawab pertanyaan yang ada. Kuesioner berisi data
diri responden secara lengkap meliputi, nama, alamat, semester, tahun
angkatan, dan isi dari kuesioner.
1. Metode Analisis Data
Analisis data merupakan penggalian data yang dilakukan oleh peneliti
dalam melakukan penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dan akan menggunakan
metode statistik deskriptif dengan tabel frekuensi.

Statistik deskreptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis


data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul. Yang termasuk dalam statistik deskriptif antara lain
distribusi frekuensi, distribusi persen dan pengukuran tendensi sentral.

Tabel frekuensi adalah menggambarkan pengaturan data secara teratur


di dalam suatu tabel. Data diatur secara berurutan sesuai besar kecilnya
angka atau digolongkan didalam kelas-kelas yang sesuai dengan
tingkatan dan jumlah yang sesuai didalam kelas.[13]
7. Daftar Pustaka
Ardial. 2014. Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi. Jakarta:
Bumi Aksara.
Bungin, Burhan. 2005.  Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT.
Kencana.
Karimah, Kismayati El dan Uud Wahyudin. 2010. Filsafat dan Etika
Komunikasi. Bandung: Widya Padjadjaran.
Nurudin. 2009. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajawali Pers.
https://www.kominfo.go.id/content/detail/6095/indonesia-raksasa-
teknologi-digital-asia/0/sorotan_media, Indah Rahmayani, diakses pada
hari Selasa  7 november 2017, pukul 13.37 WIB.
http://beritaaplikasi.com/index.php/2017/08/01/jumlah-pengguna-
whatsapp-dan-instagram-capai-250-juta-setiap-hari/ diakses pada hari
Selasa, 7 November 2017, pukul 13.42 WIB.
https://www.google.co.id/amp/s/sahrulparawie.wordpress.com/
2016/08/14/makalah-tentang-whatsapp/amp/ diakses pada hari Selasa, 7
November 2017 pukul 23.18 WIB
https://metlitblog.wordpress.com/2016/11/25/pengertian-analisis-data-
menurut-ahli/, diakses pada hari Rabu 8 November 2017, pukul 01.15.
WIB.
 

[1] Indah
Rahmayani, https://www.kominfo.go.id/content/detail/6095/indonesia-
raksasa-teknologi-digital-asia/0/sorotan_media, diakses pada hari
Selasa  7 november 2017, pukul 13.37 WIB.
[2] http://beritaaplikasi.com/index.php/2017/08/01/jumlah-pengguna-
whatsapp-dan-instagram-capai-250-juta-setiap-hari/ diakses pada hari
Selasa, 7 November 2017, pukul 13.42 WIB.
[3]https://www.google.co.id/amp/s/sahrulparawie.wordpress.com/
2016/08/14/makalah-tentang-whatsapp/amp/ diakses pada hari Selasa, 7
November 2017 pukul 23.18 WIB
[4] Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa (Jakarta: Rajawali Pers,
2009). Hal. 242.
[5] Kismayati El Karimah dan Uud Wahyudin, Filsafat dan Etika
Komunikasi (Bandung: Widya Padjadjaran, 2010). Hal. 75
[6] Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa (Jakarta: Rajawali Pers,
2009). Hal. 252.
[7] Burhan Bungin, metode penelitian kuantitatif, (jakarta:PT. Kencana,
2005). Hal. 85.
[8] Ardial, Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2014). Hal. 357
[9] Ardial, Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2014). Hal. 336.
[10] Ardial, Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2014). Hal. 336.
[11] Burhan Bungin, metode penelitian kuantitatif, (jakarta:PT.
Kencana, 2005). Hal 115
[12] Ardial, Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2014). Hal. 379.
[13] https://metlitblog.wordpress.com/2016/11/25/pengertian-analisis-
data-menurut-ahli/, diakses pada hari Rabu 8 November 2017, pukul
01.15. WIB.
Iklan
Report this ad

Report this ad

Bagikan ini:

 Twitter
 Facebook
 Google

Terkait
KOMUNIKASI VERTIKAL DALAM ORGANISASI BEM (BADAN EKSEKUTIF
MAHASISWA) FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI DAN UNIT KEGIATAN
KEMAHASISWAAN LPM (LEMBAGA PERS MAHASISWA) FOKUS DI UNISNU
JEPARAdalam "Artikel"
Pengertian, Konsep, dan Dasar-Dasar Jurnalistik Dakwahdalam "MAKALAH"
Makalah Ilmu Muhkam Mutasyabihdalam "MAKALAH"

Dengan kaitkata Pengetahuan

Diterbitkan oleh firdajeka
IG @firdajeka FB Firda Jeka Twitter @FJalkamaliyah Lihat semua pos milik firdajeka

Anda mungkin juga menyukai