Anda di halaman 1dari 2

A.

Kebijakan Pelayanan Kesehatan Pada ODGJ Skizofrenia


Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) adalah orang yang mengalami gangguan dalam
pikiran, perilaku, dan perasaan yang termanifestasi dalam bentuk sekumpulan gejala
dan/atau perubahan perilaku yang bermakna, serta dapat menimbulkan penderitaan dan
hambatan dalam menjalankan fungsi orang sebagai manusia. Untuk wilayah D.I Yogyakarta,
salah satu penyakit tidak menular yang mengalami kenaikan cukup tinggi yaitu gangguan
jiwa berat. Hasil Riskesdas tahun 2013 menunjukkan angka gangguan jiwa berat di DIY masih
2,3 per mil, namun pada kurun waktu 5 tahun ini mengalami kenaikan tajam menjadi 10 per
mil, artinya setiap 1000 penduduk terdapat satu penderita gangguan jiwa berat/psikosis di
masyarakat.

Tabel 1. Prevalensi (per mil) Rumah Tangga dengan ART Gangguan Jiwa Skizofrenia/Psikosis
menurut Kabupaten/Kota Provinsi DIY, Riskesdas 2018

Di Kota Yogyakarta, distribusi kasus kesehatan jiwa menurut golongan umur dan jenis kelamin untuk
periode tahun 2015-2017 baik pada golongan jenis kelamin laki-laki maupun perempuan, usia 20-44
tahun tercatat mempunyai jumlah kumulatif kasus kesehatan jiwa yang relatif lebih tinggi di antara
golongan umur lainnya. Di mana rentang umur ini masuk dalam kategori usia produktif.

Gambar 1. Permasalahan Kesehatan Jiwa di Kota Yogyakarta Tahun 2015-2017

Upaya penanganan kesehatan jiwa secara lebih serius perlu dilakukan karena masalah kesehatan
jiwa membuat warga menjadi tidak produktif dan tidak mampu mendukung pembangunan sehingga
akan membawa dampak luas terhadap seluruh aspek pembangunan di DIY. Dibutuhkan dana yang
cukup besar untuk pengobatannya.
Pemerintah Kota Yogyakarta telah ditetapkan Peraturan Walikota No. 68 tentang Rencana Aksi
Daerah Upaya Kesehatan Jiwa dan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Tahun 2018 - 2022. Tujuan
penyusunan RAD untuk mewujudkan komitmen Pemerintah Daerah untuk mengurangi beban
penyakit yang diakibatkan oleh masalah dan gangguan jiwa melalui upaya yang lebih sistematis dan
terkoordinasi dalam penyelenggaraan pelayanan Kesehatan Jiwa, mengintegrasikan dan
menyelaraskan upaya pelayanan Kesehatan Jiwa yang dilaksanakan oleh lintas sektor atau
pemangku kepentingan baik pemerintah, masyarakat maupun swasta melalui pembagian peran dan
tanggung jawab yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing serta menyediakan
acuan bagi para pemangku kepentingan dalam merencanakan, menganggarkan, melaksanakan,
memantau, dan mengevaluasi penyelenggaraan pelayanan kesehatan di daerah.

Anda mungkin juga menyukai