Anda di halaman 1dari 3

HUBUNGAN ANTARA SOURCE (SUMBER) DAN SINK (PENYIMPANAN)

a. Pengertian Source dan Sink


Source (sumber) adalah jaringan yang mensuplai asimilat, organ tanaman yang aktif
berfotosintesis itu adalah daun dan bagian tanaman yang berwarna hijau (yang mengandung
klorofil). Sedangkan Sink adalah jaringan yang menampung atau menerima asimilat, tetapi tidak
aktif berfotosintesis misalnya buah, biji dan umbi.
Kemungkinan ada 3 faktor yang membatasi hasil pada tanaman. Pertama adalah
kemampuan tanaman melakukan fotosintesis sesudah pembungaan. Faktor ini dipengaruhi oleh
ukuran yang dinyatakan dengan indek luas daun, ketahanan daun agar tetap hijau dan efisiensi
dari sistem fotosintesis. Faktor ini merupakan kemampuan dari penghasil (source). Kedua adalah
kemampuan biji dan juga kemampuan bersaing dengan pemakai (sink) yang lain. Ketiga adalah
kemampuan dari jaringan pengangkut untuk mengalirkan hasil fotosintesis. Faktor ini mungkin
terdapat diantara penghasil yang berupa daun tanaman dan pemakai yang berupa biji.
Sistem transportasi mencakup seluruh sistem pengangkutan pada tanaman, yang
diantaranya adalah xylem, floem, sel-sel penjaga serta konsentrasi ion K dan Na dalam jaringan.
Kapasitas xylem dalam mengangkut hara dan air dari dalam tanah kelokasi source dapat
mempengaruhi produksi asimilat oleh source tersebut, demikian halnya dengan floem dapat
mempengaruhi besar-kecilnya penimbunan asimilat di lokasi sink.

Hubungan Source dan Sink


Menurut definisi Snyder dan Carlson (1983), daun dan semua jaringan tanaman yang
berfotosintesis adalah source. Organ atau jaringan tanaman yang menjadi tempat akumulasi
sementara bahan kering untuk kemudian melepaskannya kebagian yang memanfaatkan bahan
kering juga termasuk source. Bahan kering hasil fotosintesis kemudian ditranslokasikan melalui
floem ke bagian tanaman yang membutuhkannya (sink). Sink menggunakan asimilat untuk
pertumbuhannya dan sebagian lagi untuk disimpan.

Sink merupakan semua bagian tanaman yang tidak berfotosintesis atau ber fotosintesis
tetapi tidak maksimum sehingga sebagian kebutuhan karbohidratnya disediakan oleh source
(Taiz dan Zeiger 2003). Sink dapat berupa jaringan meristematik, jaringan yang sedang
mengalami pemanjangan, “respiratory sink” dan jaringan penyimpanan (storage sink) (Gifford
dan Evans 1981). Antara sink-sink yang ada akan saling berkompetisi dalam mendapatkan
asimilat yang dihasilkan source.

Sink dapat dibagi menjadi sink vegetatif dan sink reproduktif. Sink vegetatif ada yang
bersifat temporer dan ada yang bersifat terminal, sedangkan sink reproduktif adalah sink
terminal. Sink temporer artinya asimilat yang disimpan dapat dialihkan ke bagian sink lain
apabila dibutuhkan, sedangkan sink terminal berarti asimilat tidak dapat diremobilisasi dari
bagian ini karena menjadi bagian struktural.

Hubungan antara kapasitas source dari bagian atas daun aktif dan kapasitas sink
mempengaruhi produksi bahan kering dan menentukan produksi padi (Kato et al. 2003). Adanya
kebutuhan sink akan asimilat merupakan faktor yang menentukan laju fotosintesis, disamping
faktor lingkungan (Gifford dan Evans 1981). Setelah tajuk berkembang penuh, CER masih dapat
meningkat atau menurun sejalan dengan perubahan kebutuhan sink. Apabila sink kuat menyerap
asimilat mengakibatkan gradien karbohidrat antara source dan sink makin tinggi, hal ini
merangsang source untuk lebih produktif. Akan tetapi apabila biji/buah yang ada tidak terlalu
kuat, asimilat akan lebih banyak dialokasikan kebagian lain yang akhirnya dapat mengakibatkan
aborsi (bunga, buah/polong).

Apabila sink berkompetisi dengan daun/source untuk nitrogen maka hal ini akan
mendorong penurunan CER dan senesens daun. Umumnya sink dikategorikan ke dalam dua tipe
yaitu pemanfaatan (utilization) dan penyimpanan (storage). Biji dan ubi akar merupakan sink
(limbung) reproduktif dan sink storage. Namun, selain itu sink juga dapat diklasifikasikan
menjadi sink permanen dan temporer (Zamski, 1996).

Buah dan biji-biji yang sedang berkembang adalah sink permanen yang sifatnya
irreversibel karena buah atau biji pada akhirnya terabsisi daritanaman induknya. Buah dan biji
biasanya adalah sink yang sangat kuat.

Kemampuan sink untuk menarik asimilat disebut dengan sink strength. Sink strength
tiap-tiap organ sink akan berbeda berdasarkan fase pertumbuhan tanaman. Sink reproduktif
merupakan sink yang memiliki sink strength yang paling kuat dibandingkan sink lainnya
(Nusifera, 2011). Pada prinsipnya asimilat yang ditranslokasikan dari source ke sink adalah
karbon dan nitrogen (Atkins dan Smith 2007). Hara K memang bukan pembentuk senyawa
organik dalam tanaman tetapi unsur K sangat penting dalam proses pembentukan biji kacang
tanah bersama hara P disamping juga penting sebagai pengatur berbagai mekanisme dalam
proses metabolik seperti fotosintesis, transportasi hara dari akar ke daun, translokasi asimlat dari
daun ke seluruh jaringan tanaman (Sumarno 1986). Kalium berperan penting dalam translokasi
asimilat baik dalam phloem loading maupun dalam aliran asimilat dari source ke sink
(Marschner 1995). Penelitian yang telah dilakukan pada castorbean menunjukkan bahwa
banyaknya fotosintat yang ditranslokasikan dipengaruhi oleh suplay K+ yaitu, kandungan K+
yang lebih tinggi memberikan hasil fotosintesis yang lebih banyak tersalurkan dari source ke
sink. Hal ini menunjukkan bahwa K+ mempengaruhi kapasitas source sink dengan
mempengaruhi transpor floem (Mengel 1996).

Anda mungkin juga menyukai