Anda di halaman 1dari 35

Modul 1

FARMAKOGNOSI, TAKSONOMI DAN MORFOLOGI TANAMAN OBAT

Penulis

Nutrisia Aquariushinta Sayuti., M.Sc, Apt

Suhendriyo., SKM., M.Kes

2016
Mata Kuliah : Farmakognosi

Beban Studi : 3 SKS ( 2 SKS Teori dan 1 SKS Praktek)

MODUL 1 : FARMAKOGNOSI, TAKSONOMI DAN MORFOLOGI TANAMAN


OBAT

Kegiatan belajar 1 : Pengertian Farmakognosi

Kegiatan belajar 2 : Taksonomi Tanaman Obat

Kegiatan belajar 3 : Alat-alat vegetatif dan generatif tumbuhan

Kegiatan belajar 4 : Identifikasi Tanaman Obat berdasarkan ciri morfologinya

Kegiatan belajar 5 : Metabolit skunder tanaman obat

Kegiatan belajar 6 : Prinsip dan teknik dasar budi daya tanaman obat

Kegiatan belajar 7 : Herbarium dan cara pembuatan herbarium

MODUL 2 : SIMPLISIA, ANATOMI DAN FISIOLOGI TANAMAN OBAT

Kegiatan belajar 1 : Pengertian, penamaan simplisia serta bagian tumbuhan yang


dibuat simplisia

Kegiatan belajar 2 : Identifikasi tanaman obat berdasarkan bentuk simplisia

Kegiatan belajar 3 : Anatomi Jaringan dan organ tumbuhan

Kegiatan belajar 4 : Benda-benda ergastik di dalam sel

Kegiatan belajar 5 : Identifikasi tanaman obat berdasarkan anatomi jaringan serta


benda-benda ergatik di dalam sel
Modul 1 : FARMAKOGNOSI, TAKSONOMI DAN MORFOLOGI TANAMAN
OBAT

Pendahuluan
I. Pengantar
Assalamu’alaikum Wr Wb. Selamat datang kepada mahasiswa baru DIII Jamu,
Poltekkes Kemenkes Surakarta.Semoga dapat sedikit demi sedikit menyesuaikan diri
dengan keadaan. Sesuai dengan kurikulum DIII Jamu, mata kuliah Farmakognosi
akan banyak menjabarkan mengenai tanaman yang berkhasiat sebagai obat sebagai
bekal seorang tenaga kesehatan tradisional dalam melaksanakan tugasnya.
Pengetahuan mengenai tanaman obat ini sangat penting berkaitan dengan
rekomendasi yang diberikan kepada klien oleh seorang tenaga kesehatan tradsional
agar sesuai dengan penyakit yang diderita klien.
Tanaman obat dapat dikenali dari ciri-ciri morfologinya, hal tersebut yang
nantinya akan dipelajari dalam modul ini. Akan tetapi pengertian mengenai
farmakognosi, taksonomi dan tata nama tanaman obat harus juga dimengerti oleh
mahasiswa karena semua tanaman obat dapat dikenal secara umum dengan penamaan
menggunakan bahasa latin. Semoga modul ini dapat membantu mahasiswa dalam
mengenal dan mengidentifikasikan tanaman obat.

II. Deskripsi dan cakupan materi modul


Modul 1 ini membahas tentang farmakognosi, taksonomi, tata nama tanaman
obat serta identifikasi tanaman obat berdasarkan cirri-ciri morfologinya.

III. Tujuan Pembelajaran


1. Tujuan Instruksional Umum
Mahasiswa mengetahui bagaimana mengidentifikasi tanaman obat berdasarkan
ciri-ciri farmakologinya.
2. Tujuan Instruksional Khusus
a. Mahasiswa mengetahui tujuan mempelajari mata kuliah farmakognosi
b. Mahasiswa mengetahui pengertian dan manfaat taksonomi
c. Mahasiswa mengetahui penamaan tanaman obat berdasarkan tata nama
tanaman obat
d. Mahasiswa mengetahui bagaimana mendeterminasikan tanaman obat dan
membuat rumus bunga
e. Mahasiswa mampu mengidentifikasikan tanaman obat berdasarkan cirri-ciri
morfologinya
f. Mahasiswa mamp u mengetahui bagaimana cara budi daya tanaman obat.

IV. Kegunaan Modul bagi Mahasiswa


Pemahaman mahasiswa terhadap materi modul ini akan sangat menentukan
dalam memahami, mempelajari dan mengetahui bagaimana cara mengidentifikasikan
tanaman obat berdasarkan ciri-ciri morfologinya.

V. Urutan Kegiatan Belajar


1. Kegiatan belajar 1 : Pengertian Farmakognosi
2. Kegiatan belajar 2 : Taksonomi Tanaman Obat
3. Kegiatan belajar 3 : Alat-alat vegetatif dan generatif tumbuhan
4. Kegiatan belajar 4 : Identifikasi Tanaman Obat berdasarkan ciri
morfologinya
5. Kegiatan belajar 5 : Metabolit skunder tanaman obat
6. Kegiatan belajar 6 : Prinsip dan teknik dasar budi daya tanaman obat
7. Kegiatan belajar 7 : Herbarium dan cara pembuatan herbarium

VI. Petunjuk Mempelajari Modul


Modul ini dikemas dalam 7 kegiatan belajar yang di susun disusun dengan
urutan sebagai berikut:
1. Kegiatan belajar 1 : Pengertian Farmakognosi
2. Kegiatan belajar 2 : Taksonomi Tanaman Obat
3. Kegiatan belajar 3 : Alat-alat vegetatif dan generatif tumbuhan
4. Kegiatan belajar 4 : Identifikasi Tanaman Obat berdasarkan ciri
morfologinya
5. Kegiatan belajar 5 : Metabolit skunder tanaman obat
6. Kegiatan belajar 6 : Prinsip dan teknik dasar budi daya tanaman obat
7. Kegiatan belajar 7 : Herbarium dan cara pembuatan herbarium

Selamat belajar.
VII. Petunjuk Belajar
Saudara-saudara, dalam mempelajari modul ini akan lebih baik jikaanda mengikuti
langkah-langkah belajar sebagai berikut :
1) Bacalah materi secara seksama
2) Bacalah referensi lainnya tentang fromulasi jamu yang berasal dari buku-buku
referensi maupun mengunduh dari laman-laman (situs) internet yang tersedia
3) Pelajari secara berurutan kegiatan belajar 1 sampai dengan 7.
4) Kerjakan latihan-latihan / tugas-tugas terkait dengan materi yang dibahas dan
diskusikan dengan fasilitator / tutor pada saat kegiatan tatap muka.
5) Buat ringkasan dari materi yang dibahas untuk memudahkan anda mengingat.
6) Kerjakan evaluasi proses pembelajaran untuk setiap materi yang dibahas dan
cocokkan jawaban anda dengan kunci yang disediakan pada akhir setiap unit.
7) Jika anda mengalami kesulitan diskusikan dengan teman Anda dan
konsultasikan kepada fasilitator
8) Keberhasilan proses pembelajaran Anda dalam mempelajari materi dalam
modul ini tergantung dari kesungguhan Anda dalam mengerjakan latihan. Untuk
itu belajarlah dan berlatih secara mandiri atau berkelompok dengan teman
sejawat Anda.

VIII. Kegiatan Belajar I : Pengertian Farmakognosi


A. Bagian Inti
Farmakognosi berasal dari kata ‘Pharmacon’ yang berarti bahan obat yang
berasal dari tumbuhan, hewan dan mineral dan kata ‘Gnosis’ yang berarti ilmu jadi
farmakognosi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki bahan–bahan baik berasal
dari tumbuh-tumbuhan maupun hewan dan juga beberapa mineral yang mempunyai
khasiat sebagai obat. Sejarah farmakognosi berkembang dari peradaban kuno
dimana untuk penyembuhan digunakan bagian dari tumbuh-tumbuhan dan hewan
namun dipublikasikan bahwa penyembuhan tersebut berasal dari mantera, ilmu
sihir, dan berkembang terus sebagai resep rahasia yang tak tertulis .Hal tersebut
berkembang terus dari zaman ke zaman berdasarkan pengalaman (empiris) dan
sampai sekarang di kenal theraputik agents.Pelajaran farmakognosi sekarang tidak
berdasarkan tukang sihir/mistik melainkan suatu spesialisasi dari ilmu pendidikan
farmasi. Dalam sejarah obat-obatan terkenal nama-nama bebarapa ahli tanaman
obat.Hippocrates (460–370 SM) terkenal sebagai Bapak pengobatan dan banyak
karangannya mengenai anatomi, fisiologi manusia.Aristotle (370–322 SM) murid
Plato, berusaha memisahkan tahayul dari kenyataan dalam tulisannya mengenai
dunia hewan.Theophrastus (370–287 SM) murid Aristotle, ahli mengenai dunia
tanaman.Dioscorides seorang dokter Yunani (78 SM) menulis “De Materia Medica”.
Di dalamnya di tulis 600 tumbuh-tumbuhan yang mengandung obat. Hal ini sangat
menakjubkan dan penting bagi pengobatanmodern.Galen (131–200 M) seorang
dokter dan juga farmasis Yunani menulis tentang cara-cara penyediaan dari bahan
obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Sebagai penghormatan atas
jasa-jasanya penyelidikannya berkembanglah ilmu Galenika. Dari sini ilmu farmasi
di mulai dan di pisahkan dari tugas dokter. Dokter mendiagnosa dan menulis obat-
obat farmasis/apoteker mengkoleksi, menyediakan dan mencampur bahan-bahan
obat.C. A Seydler (1815) Pharmacognosy mulai di kembangkan oleh Seydler.
Pharmacognosi memegang peranan penting sebagai penghubung antara farmakologi,
kimia farmasi, farmasetika.
Dalam arti luas, farmakognosi meliputi:
• Sejarah Perdagangan
• Penyebaran Identifikasi
• Kultivasi Evaluasi
• Koleksi Pengawetan
• Seleksi Pemakaian
• Preparasi Isi zat berkhasiat dan khasiatnya
 Isolasi, sintesa zat yang berkhasiat yang terdapat dalam tumbuhan dan cara
isolasi berdasarkan darimana zat berkhasiat lebih mendalam di pelajari dalam
fitokimia.
Hubungan farmakognosi dengan ilmu yang lain adalah farmakognosi
merupakan metode untuk identifikasi dan evaluasi tanaman obat sedangkan
fitokimia lebih mempelajari isolasi dan sintesa metabolit skunder yang terdapat
didalamnya. Ilmu farmakognosi juga berhubungan dengan farmakologi dan kimia
farmasi jika digunakan dalam menentukan ramuan obat tradisional yang digunakan
untuk penyembuhan dan pengobatan.Farmakognosi juga berhubungan dengan
farmasetika dan farmasi klnik jika dipraktekan dalam pelayanan kefarmasian dengan
menggunakan obat tradisional.
Proses penemuan senyawa obat dari tanaman membutuhkan waktu yang
sangat panjang melalui :
1. Etnofarmakologi, (adanya informasi-informasi penggunaan suatu
tumbuhan untuk pengobatan suatu penyakit)
2. Diikuti dengan percobaan eksperimental untuk membuktikan khasiat/
aktifitas biologi
3. Isolasi dan beberapa tahap fraksinasi yang diiiringi dengan monitoring
khasiat sehingga diperoleh senyawa murni
4. Elusidasi struktur guna menentukan struktur molekul.
5. Tahap selanjutnya adalah uji khasiat hasil isolasi
6. Mencari formula :suatu bentuk sediaan farmasi yang dapat diterima oleh
konsumen. Upaya lain yaitu dengan melakukan sintesis beserta
modofikasi-modifikasi molekul untuk memperoleh senyawa obat tersebut,
ataupun senyawa lain yang serupa yang kemungkinan mempunyai khasiat
lebih potensial dan efek samping yang lebih sedikit.
Perkembangan obat modern memang tidak dapat dipisahkan dari tanaman
obat. Pada tahun 1513 ditemukanlah tanaman Cinchona, pada tahun 1638 telah
bagian kulit dari tanaman ini telah digunakan sebagai obat panas di Negara peru.
Pada tahun 1805 masuklah tanaman Cinchona ledgeriana dibawa oleh Charles
Ledger ke Indonesia. Pada perang dunia ke 2, kebutuhan dunia (90 %) dari Jawa.
Pada tahun 1834, Pelletier (Prancis)berhasil mengisolasi kuinin yang merupakan
metabolit skunder dari Chincona. Pada tahun 1930, dengan makin berkurangnya
perkebunan kina di Indonesia, diupayakan sintesis obat malaria lain yang berbasis
pada struktur dasar kinin diperoleh kloroquine, primaquine dan mefloquine (inti 8-
aminokinolin) mepakrine (quinakrine) merupakan turunan akridin yang tidak
berkhasiat terhadap malaria. Selain Kinin juga terdapat tanaman obat lain yang
merupakan sumber bahan obat modern. Morfin, Papaferin yang merupakan getah
buah Papaver somniferum, digunakan sebagai analgetik. Digoksin yang berasal dari
Digitalis purpurea sbg obat jantung. Coffein yang berasal dari Coffea arabica, Thea
sinensis sebagai stimulant. Atropin berasal dari Atropa belladonna untuk obat
mata. Efedrin yang berasal dari Ephedra sinica untuk pengobatan gangguan
pernafasan, dan Ergomentrin yang berasal dari Claviceps purpurea untuk
pengobatan pada proses melahirkan.
Penduduk Indonesia ± 200 juta jiwa, merupakan unsur yang sangat potensial
untuk obat herbal.Budaya bangsa Indonesia untuk mengkonsumsi jamu guna
pemeliharaan kesehatan merupakan salah satu penunjang perkembangan obat
herbal.Presiden RI pada tahun 2008 mencanangkan Tahun Kebangkitan
Jamu.Umumnya tujuan masyarakat menggunakan tanaman obat untuk menjaga
kondisi tubuh agar tetap sehat, mencegah maupun menyembuhkan penyakit,
memulihkan kondisi tubuh (rehabilitatif).Tidak dapat dipungkiri penggunaan obat
herbal di Indonesia merupakan bagian dari budaya Indonesia, dan makin lama makin
berkembang, ditambah pencanangan program ‘Saintifikasi Jamu’ dari pemerintah.

B. Latihan
1. Jelaskan bagan di bawah ini dengan bahasa Indonesia dengan baik dan benar

2. Apa yang dimaksud dengan imu farmakognosi dan ilmu-ilmu apa saja yang
berkaitan di dalamnya?
3. Apa perbedaan antara farmakognosi dan fitokimia?
4. Jelaskan senyawa kimia yang bukan termasuk golongan kimia tumbuhan dan
berikan contohnya !
C. Rangkuman
1. Farmakognosi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki bahan–bahan baik
berasal dari tumbuh-tumbuhan maupun hewan dan juga beberapa mineral yang
mempunyai khasiat sebagai obat.
2. Pharmacognosi memegang peranan penting sebagai penghubung antara
farmakologi, kimia farmasi, farmasetika.
3. Farmakognosi berhubungan dengan ilmu lain sesuai dengan penggunaan tanaman
obat untuk menyembuhkan.
D. Tes Formatif 1
1. Untuk mengobati penyakit malaria digunakan kulit batang dan kulit cabang dari
…..
a. Tanaman Alstonia scholaris, kelaurga Apocynaceae
b. Tanaman Chinchona succirubra, keluarag Lauraceae
c. Tanaman Alyxia stellata, keluargaApocynaceae
d. Tanaman Cinnamomum zeylanicum, keluarga Lauraceae
e. Tanaman Punica granatum, keluarga Punicaceae

2. Adalah ilmu yang mempelajari tentang pembuatan sediaan (preparat) obat dengan
cara sederhana dan dibuat dari alam (tumbuhan dan hewan). Adalah pengertian
dari…
a.       Jamu               c. Ilmu Galenika                                e. Obat Tradisional
b.      OHT                 d. Sediaan Galenika
3. Fungsi dari tahapan etnofarmakologi dalam perkembangan obat tradisional
menjadi obat modern adalah …..
a. Membuktikan khasiat/ aktifitas biologi tanaman obat
b. Memperoleh senyawa murni
c. Menentukan struktur molekul
d. Mencari formula yang diinginkan konsumen
e. Mencari informasi mengenai penggunaan suatu tumbuhan untuk pengobatan
suatu penyakit.
4. Dalam hal memperoleh senyawa baru, yang dilakukan peneliti dalam
pengembangan obat tradisional menjadi jamu adalah ….
a. Isolasi
b. Elusidasi Etruktur
c. Modifikasi molekul
d. Etnofarmakologi
e. Isolasi
5. Untuk menentukan identitas bahan berkhasiat secara seksama sampai dapat
dibuat produk jadi yang terstandardisasi adalah uji ….
a. Uji praklinik
b. Uji Khasiat
c. Uji toksisitas
d. Uji Teknologi farmasi
e. Uji Klinik
E. Tugas :
Carilah jurnal penelitian bertema etnomedicine dan reviewlah jurnal tersebut dengan
format :
1. Judul Jurnal Penelitian
2. Latar penelitian
3. Hasil dan pembahasan penelitian
4. Kesimpulan
F. Kunci Tes Formatif
Cocokan jawaban anda dengan kunci jawaban berikut! Bila ternyata jawaban anda
kurang dari 75% Anda harus membaca materi lagi sampai anda mendapatkan skor

paling tidak ≥ 75%.


1. B
2. C
3. E
4. C
5. D

IX. Kegiatan Belajar 2: Taksonomi Tanaman Obat


A. Bagian Inti
Taxonomi atau sistematika tumbuhan adalah Ilmu yang mempelajari
klasifikasi dan sistem penamaan tumbuhan. Untuk mengelompokkan tumbuhan
berdasarkan taksonomi melalui identifikasi (pengenalan), pemberian nama dan
penggolongan (klasifikasi), deskripsi dan nomenklatur.Nama adalah suatu yang
sangat penting dan diperlukan oleh semua benda yang ada dimuka bumi ini, termasuk
tumbuhan. Dalam Mengenal tumbuhan terlebih dahulu perlu mengetahui namanya,
mengenal kelompok dan mengenal sifat serta karakternya.
Konsep dasar taksonomi diantaranya adalah :
a. Identifikasi : usaha/cara mendapatkan/ member nama kepada kelompok
tumbuhan (takson) tertentu, sesuai tatacara yang ditetapkan dalam
nomenklatur
b. Klasifikasi : Dalam Mengenal tumbuhan terlebih dahulu perlu mengetahui
namanya, mengenal kelompok dan mengenal sifat serta karakternya.
c. Deskripsi : uraian lengkap tentang sifat dan karakter morfologi suatu
takson yang dapat menentukan, karakter, karakter-state dan karakteristik.
d. Nomenklatur :peraturan/pedoman tata cara pemberian nama serta
pengelompokan/klassifikasi tumbuhan berjudul International Codes of
Botanical Nomenklature atau (KITT=Kode Internasional Tatanama
Tumbuhan).

Identifikasi :
Proses pemberian nama ilmiah terhadap suatu takson tumbuhan dapat
dilakukan dengan cara:
1. Menggunakan gambar deskriptif/ foto yang terdapat dalam buku, jurnal/publikasi
resmi Botani dengan menyamakan objek yang akan diberi nama dengan cirri khas
yang ada pada gambar tersebut.
2. Menggunakan specimen herbarium yang telah teridentifikasi dengan
menyamakan karakter yang dimiliki oleh objek dengan specimen tersebut.
3. Menggunakan kunci determinasi, dengan mencocokan karakter dari objek yang
akan dicarikan namanya dengan urutan pernyataan yang terdapat dalam urutan
kunci determinasi
4. Menanyakan langsung kepada pakar/ lembaga resmi (Herbarium) dengan
menyerahkan koleksi tumbuhan yang akan diketahui namanya.

Klasifikasi :
Untuk mempermudah cara pengenalan tumbuhan. Sampai saat ini tumbuhan
angiospermae secara ilmiah sudah diketahui sebanyak 300 ribu jenis, untuk
mengenalnya secara langsung sangat susah. Dengan mengelompokkan berdasarkan
kategori tertentu akan mudah mengingatnya.
Tumbuhan dikelompokkan berdasrkan sifat dan karakter morfologi yang sama
ke dalam tingkat klasifikasi sesuai dengan yang ditetapkan nomenklatur. Tingkat
klasifikasi ini disebut taxon, meliputi taxon utama dan taxon tambahan, mulai dari
yang paling besar/ tinggi sampai yang paling rendah.

Gambar 1. Klasifikasi tumbuhan berdasrkan ada/tidaknya alat angkut


(
Urutan taxon utama dan taxon tambahan adalah sebagai berikut :
- DIVISIO
- Sub divisio
- KELAS
- Sub Kelas
- ORDO, Sub ordo
- FAMILI, Sub Famili
- Genus, Sub Genus
- SPESIES, Sub Spesies
- GENUS, Sub genus
- Varietas, Sub varietas
- Forma, Sub Forma (huruf capital adalah taxon utama dan huruf
kecil merupakan taxon tambahan)

Sistem Klasifikasi :
1. Praktical System (Sistim praktis) : berdasarkan kepada fungsi
tumbuhan dalam berbagai kebutuhan hidup manusia terdiri dari:
a. tanaman pangan/ holtikultura,
b. tanaman obat
c. tanaman hias/ pekarangan/ taman
d. tanaman peneduh (jalan dan taman)
e. tanaman gulma
f. tanaman parasit
g. tanaman epifit
h. tanaman pionir
2. Artificial system (Sistim buatan) yaitu pengelompokan tumbuhan
berdasarkan karakter terpilih
3. Natural system (system alami) : berdasarkan kesergaman karakter
diantara keanekaragaman yang terdapat secara alami, selanjutnya
dikenal dengan polythetic set.

Periode Klasifikasi
1. Periode paling tua : dilakukan oleh kelompok masyarakat etnis
tertentu berdasarkan practical system, terutama bdasarkan fungsi
dan kegunaan ttan itu utk kepentingan hidup manusia dan tidak
tercatat dalam sejarah kegiatan Botani tp diyakini telah
berlangsung seumur kebudayaan manusia.
2. Periode I : sistim artifisial : dimulai semenjak 3 abad SM oleh
Theophrastus, dg habitus sbg karakter pembeda, dilanjutkan dg
karakter umur (annual, biennial dan perennial). Sistim ini
dilanjutkan oleh Carolus LINNAEUS dg menggunkan seksual
sistim utk membedakan antar takson dr tumbuhan.
3. Periode II :Mengunakan natural system  mengelompokan
tumbuhan berdasarkan keragaman karakter, diantara
keanekaragaman yg terdapat secara alami.
4. Periode III : menggunakan phyllogenetic system, berdasrkan
hubungan kekerabatan, terus berlanjut dalam studi Biosistematik
dengan berbagai karakter seperti kromosom, chemotaksonomi
dan lain-lain.

Deskripsi
Untuk mengenal dan mengetahui karakter morfologi tumbuhan harus
dilakukan pertelaan/ diskripsi lengkap yaitu dengan mengamati secara rinci bentuk,
susunan dan struktur organnya.
Nomenklatur
Sampai saat ini telah ada tiga periode dan sistim pemberian nama tumbuhan
yaitu :
1. Periode polynomial system (sampai tahun 1753), pemberian nama
tumbuhan dengan banyak suku kata, contoh :Ranunculus folius ovatus
serratis scapo nudo uniflora. Pada system ini dijelaskan/ dituliskan semua
karakter yang ada pada tumbuhan itu.
2. Periode Binomial System (1753 – 1930) : pemberian nama spesies
tumbuhan menggunakan dua kata, sesuai dengan konsep Carolus
LINNAEUS. Contoh Zea mays L. Kata pertama (Zea) menunjukkan genus
dan kata ke dua (mays)menunjukkan spesies. Huruf (L.) adalah
kependekan nama author atau nama orang yang memberikan nama
tumbuhan ini yaitu Carolus LINNEAUS. Sistim pemberian nama ini
dicetuskan oleh Carolus LINNEAUS dalam publikasinya yang berjudul
SPECIES PLANTARUM pada tahun 1753
3. Periode Nomenkaltur Botani Kode Internasional Tata Nama Tumbuhan
(KITT) : Nomenklatur botani dihasilkan pada kongres Botani Internasional
kelima di Cambridge Inggris Tahun 1930. Berasal dari Konsep Linnaeus
yaotu Binomial system yang tercantum dalam bukunya :SPESIES
PLANTARUM. Namun telah dilengkapi dengan berbagai aturan dan tata
cara dan disusun lebih lengkap.

Azas nomenklatur :
a. Tata nama tumbuhan berdiri sendiri, tidak ada hubungan dengan tata
nama hewan
b. Penerapan nama kesatuan taksonomi ditentukan atas dasar tipe tata
nama
c. Tata nama suatu kesatuan taksonomi didasrkan kepada perioritas
tanggal penerbitan.
d. Setiap kesatuan taksonomi dg batasan, kedudukan dan tingkat tertentu
hanya mempunyai satu nama ilmiah yg tepat, yaitu nama tertua yg
sesuai dg peraturan, kecuali yg dinyatakan khusus.
e. •Nama ilmiah kesatuan taksonomi diperlakukan sebagai bahasa latin
tanpa memperhatikan asalnya.
f. •Peraturan tata nama berlaku surut, kecuali kalau dibatasi dengan
sengaja.

B. Latihan
1. Jelaskan apa yang anda ketahui tentang identifikasi, tatanama dan klasifikasi!
2. Tuliskan perbedaan antara nama local dan nama ilmiah
3. Jelaskan system klasifikasi dalam taksonomi tumbuhan!
C. Rangkuman.
1. Taxonomi atau sistematika tumbuhan adalah Ilmu yang mempelajari klasifikasi
dan sistem penamaan tumbuhan
2. Konsep dasar taksonomi diantaranya adalah :
a. Identifikasi : usaha/cara mendapatkan/ member nama kepada kelompok
tumbuhan (takson) tertentu, sesuai tatacara yang ditetapkan dalam
nomenklatur
b. Klasifikasi : Dalam Mengenal tumbuhan terlebih dahulu perlu mengetahui
namanya, mengenal kelompok dan mengenal sifat serta karakternya.
c. Deskripsi : uraian lengkap tentang sifat dan karakter morfologi suatu takson
yang dapat menentukan, karakter, karakter-state dan karakteristik.
d. Nomenklatur : peraturan/pedoman tata cara pemberian nama serta
pengelompokan/klassifikasi tumbuhan berjudul International Codes of
Botanical Nomenklature atau (KITT=Kode Internasional Tatanama Tumbuhan

D. Tes Formatif 2
1. Ilmu
taksonomidansistematikamelibatkanmengelompokkanorganismemenuruthubunga
nalam danevolusi, sistem tersebut ditemukan oleh......
a. CarolusLinnaeus
b.Darwin
c. Einstein
d. Lamark
e. Aristoteles
2. Pemberian tata nama ganda diatur dalam Kode Internasional yang disebut dengan
….
a. binomial nomenklatur
b. kunci determinasi
c. klasifikasi
d. pengelompokan
e. Identifikasi
3.   Urutan takson tumbuhan dari kelompok terbesar ke kelompok terkecil adalah ….
a. kingdom-filum-bangsa-kelas-suku-marga-jenis
b. kingdom-filum-kelas-bangsa-suku-marga-jenis
c. kingdom-divisio-kelas-bangsa-suku-marga-jenis
d. kingdom-divisio-bangsa-kelas-suku-marga-jenis
e. kingdom-kelas-divisio-bangsa-suku-marga-jenis
4. Suku kata pertama pada tata cara pemberian nama ganda menunjukkan ….
a. kelas
b. ordo
c. genus
d. spesies
e. Bangsa
5. Pisang, mangga, kelengkeng, dan durian dikelompokkan dalam tumbuhan buah-
buahan. Pengklasifikasian ini tergolong dalam klasifikasi sistem ….
a. natural
b. artifisial
c. praktis
d. manfaat
e. Buatan
6. Pada taksonomi dari kingdom ke spesies, kondisi jumlah makhluk hidup yang
berbeda dalam setiap takson akan ….
a. semakin sedikit
b. berubah-ubah
c. konstan
d. semakin banyak
e. mengikuti posisi taksonnya
7. Yang merupakan tujuan klasifikasi dari berbagai pernyataan berikut adalah…..
a. mencari persamaan dan perbedaan makhluk hidup
b. menentukan persamaan ciri-ciri makhluk hidup
c. memberi nama ilmiah setiap makhluk hidup
d. menyederhanakan objek studi tentang makhluk hidup
e. menentukan perbedaan ciri-ciri makhluk hidup
8. Pernyataan yang paling benar tentang klasifikasi, semakin rendah tingkat takson
maka….
a.Anggota semakin sedikit dan persamaan ciri semakin sedikit
b.Anggota semakin sedikit dan persamaan ciri semakin banyak
c. Anggota semakin banyak dan persamaan ciri semakin banyak
d. Anggota semakin banyak dan persamaan ciri semakin sedikit
e. nggota semakin sedikit tetapi perbedaan semakin banyak
9. Filum dalam klasifikasi tumbuhan yang disebut juga ….
a. divisio
b. genus
c. marga
d. ordo
e. spesies
10. Daftar yang memuat sejumlah keterangan suatu makhluk hidup yang dapat
digunakan untuk mengidentifikasi dan menentukan kelompok makhluk hidup
berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya disebut ….
a. kunci dikotomi
b. kunci determinasi
c. klasifikasi
d. pengelompokan
e. Animalia

E. Tugas
Carilah klasifikasi tanaman obat berikut ini:
1. Adas 5. Daun Duduk 9. Jati Belanda
2. Alang-alang 6. Daun Jambu biji 10. Jati Cina
3. Brotowali 7. Daun Ungu 11. Jinten Hitam
4. Chamomile 8. Iler 12. Kelembak
13. Kapulaga 14. Kayu Manis 15. Kemukus

F. Kunci Tes Formatif


Cocokan jawaban anda dengan kunci jawaban berikut! Bila ternyata jawaban anda
kurang dari 75% Anda harus membaca materi lagi sampai anda mendapatkan skor

paling tidak ≥ 75%.


1. A 6. A
2. A 7. C
3. C 8. B
4. C 9. A
5. C 10. B
X. Kegiatan Belajar 3 :Alat-alat vegetatif dan generatif tumbuhan
A. Bagian Inti
Ketika kita membicarakan tentang alat vegetatif dan generatif tumbuhan, kita
tidak bisa lepas dari ilmunya. Ilmu yang menguraikan bentuk dan susunan tumbuhan
dan fungsinya dalam kehidupan tumbuhan serta mengetahui dari mana asal dan
bentuk susunan tersebut dinamakan morfologi tumbuhan. Morfologi tumbuhan dibagi
menjadi 2 yaitu :a) morfologi luar (morfologi) atau dinamakan morphology in sensu
stricto (dalam arti sempit), dalam ilmu ini biasanya diuraikan bentuk dan susunan
tumbuhan yang berupa kormus sehingga tumbuhan yang paling banyak dipelajari oleh
ilmu ini disebut Cormophyta yang terdiri dari Pteridophyta dan Spermatophyta, b)
morfologi dalam atau anatomi tumbuhan. Dalam mempelajari morfologi tumbuhan
anda tidak bisa lepas dari buku Morfologi Tumbuhan karena di buku tersebut terdapat
gambar-gambar visualisasi bentuk kormus yang tidak dapat digambarkan seluruhnya
pada modul ini.
Teori-teori yang berlaku dalam ilmu hayat antara lain :
1. Berdasarkan teori evolusi tubuh tumbuhan akan mengalami perubahan bentuk
dan susunannya, hingga suatu alat atau bagian tubuh dapat dicari asal
filogenetiknya.
2. Diterimanya anggapan bahwa bentuk dan susunan tubuh tumbuhan selalu
disesuaikan dengan fungsinya serta alam sekitarnya.
Di atas telah disebutkan menganai tumbuhan kormus. Kormus adalah tubuh
tumbuh-tumbuhan yang dengan nyata memperliahtkan differnesiasi dalam 3 bagian
pokok yaitu akar (radix), batang (caulis) dan daun (folium). Lalu bagaimana dengan
baian tubuh tumbuhan yang lain? Dalam ilmu morfologi, bagian lain tersebut
dianggap merupakan jelmaan atau metamorphosis dari ketiga akar, batang dan daun.
Misalnya : Metamorfosis perpaduan dari batang dan daun dapat menjadi kuncup
(gemma), bunga (flos), rimpang (rhizoma) dan umbi lapis (bulbus), metamorfosis dari
dahan dan daun dapat berubah menjadi duri (spina) dan alat-alat pembelit (cirrhus),
sedangkan metamorfosis dari batang atau akar dapat menjadi umbi (tuber).
Bagian tumbuhan dan fungsi dari bagian tersebut dapat dibedakan menjadi 3
yaitu : a) Alat hara (organum nutritivum) atau alat pertumbuhan atau alat vegetatif,
alat ini bertalian dengan pertumbuhan dan makanan tumbuhan misalnya daun,akar,
umbi, piala/ gelembung. b) alat perkembangbiakan (organumreproductivum) yang
mempunyai tugas menghasilkan alat perkembangbiakan misalnya bunga, buah dan
lain-lain. c) alat-alat tambahan atau alat pelengkap (organaaccesoria). Misalnya :
rambut/ bulu (pilus), sisik (lepis), lentisel (lenticulus)
Alat Hara:
1. Daun :
Daun hanya terdapat pada batang. Bagian batang tempat duduk atau
melekatnya daun :buku-buku (nodus) batang.Bagian batang yang berada di
atas daun yang merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak
daun (axilla).Kaya akan klorofil (berwarna hijau), duduk pada batang,
menghadap ke atas.
Fungsi daun :
a. Alat pengambilan zat-zat makanan (resorbsi), terutama yang berupa zat
gas (CO2)
b. Alat pengolahan zat-zat makanan (asimilasi)
c. Alat penguapan air (transpirasi)
d. Alat pernafasan (respirasi)
Daun lengkap terdiri dari upih/ pelepah daun (vagina), tangkai daun
(petiolus) dan helaian daun (lamina). Contoh dari daun yang tidak lengkap
adalah daun Pisang (Musa paradisiaca), daun pinang ( Areca catechu L) serta
daun bambu (Bambusa sp). Adakah daun yang tidak lengkap? Daun tidak
lengkap dapat digolongkan menjadi 4 yaitu :
a. Daun bertangkai
Terdiri tangkai dan helaian saja. Contohnya daun Nangka (Artocarpus
integra)dan Mangga (Mangifera indica L)
b. Daun berupih/ berpelepah
Terdiri upih & helaian. Biasanya Pada suku rumput conohnya pada
Oryza sativa L dan Zea mays L
c. Daun duduk (sessilis)
Terdiri atas helaian saja.Pangkal daun seakan melingkari/memeluk
batang disebut daun memeluk batang(amplexicaulis). Bagian samping
pangkal daun disebut telinga daun, contohnya : tempuyung
d. Helaian daun semu/ palsu (filodia)
Tangkai saja yg memipih & menyerupai daun. Contohnya Acacia
auriculiformis A. Cunn.
a. Alat tambahan pada daun :
Daun penumpu (stipula)
- daun penumpu bebas (stipula liberae)
- daun penumpu pangkal tangkai(stipula adnatae)
- daun penumpu diketiak (stipula axillaris)
- daun penumpu yg berlekatan (stipula antidroma)
- daun penumpu diantara tangkai (stipulainterpetiolaris)
b. Selaput bumbung (ocrea / ochrea)
c. Lidah-lidah (ligula)
Upih daun berfungsi sebagai pelundung kuncup bunga dan memberi
kekuatan pada batang tanaman. Tangkai daun jika dipotong melintang
bentuknya bisa terlihat bermacam-macam ada yang bulat dan berongga, pipih
dan teinya melebar, bersegi, setangah lingkaran dan atasnya bundar.
Jika kita amati helaian daun, bentuknya dapat kita lihat dari bangun
daunnya (Circumskriptio), Bentuk ujung daunnya (Apex Folli), bentuk
pangkal daunnya, bentuk tepi daunnya, susunan tulang daunnya, daging
daunnya, permukaan daunnya, lalu tentukan apakah daun tersebut merupakan
daun tunggal atau daun majemuk dengan pencarian bermacam-macam daun
majemuk serta tata letak daun pada batang.
Dan, seperti yang telah disebutkan di atas, pelajarilah bentuk-
bentuk daun berdasarkan visualisasi yang dicantumkan pada buku
Morfologi tumbuhan.
Tata letak daun pada batang juga bermcam-macam. Di sini saya akan
menerangkan keistimewaan dari daun yang memiliki tata letak daun pada
batang tersebar/ folia sparsa dimana pada tiap buku-buku batang hanya
terdapat satu daun. Dalam daun tersebar berlaku rumus daun atau devergensi
dengan rumus :
Rumus daun = a/b
Di mana,
A= banyaknya mengelilingi batang
B= jumlah daun yang dilewati oleh spiral
Untuk menentukan rumus devergensi, kita harus menentukan haris
ortostik terlebih dahulu dari tanman. Ortostik adalah garis vertikal antara daun
awal dan daun yang tegak lurus berikutnya pada batang. Kemudian kita
tentukan spiral genetiknya yaitu garis spiral yang kita ikuti melingkari batang
yang menghubungkan daun dari yang tua ke yang muda. Bagaimana kita
membuat spiral genetik tadi? Ya dari daun awal ke daun yang tegak lurus
berikutnya dengan batang tadi atau sepanjang ortostik sambil kita hitung
berapa kali kita mengelilingi batang dan berapa jumlah daun yang dilewati
oleh sporal genetik. Dari sini kita akan meperoleh sudut khayalan yang
disebut sudut divergensi yaitu jarak sudt antar daun berturt-turut jika pada
bidang datar. Sudut divergensi bisa kita hitung dari rumus divergensi yaitu:
Sudut divergensi = a/b x lingkaran atau a/b x 3600.
Dalam satu batang terkadang bisa ditemukan rumus daun yang
berbeda misalnya ½, 1/3, 2/5, 3/8, 5/13 dst. Perhatikan angka 2/5 ternyat
merupakan hasil perhitungan dari ½ +1/3 begitu juga angka 3/8 yang
merupakan hasil perhitungan dari angka 1/3 + 2/5, deret yang berurutan ini
dinamakan deret fibonacci.
Bahasan yang perlu dilakukan di kelas adalah mengenai bagan
(skema) dan diagram tate letak daun. Pastikan anda mendapat
penjelasan mengenai hal ini dari fasilitator, dan pastikan anda
memahami penjelasan tersebut.
2. Batang :
Sifat batang antara lain bentuknya bulat panjang, terdiri ata ruas-ruas,
tumbuhnya ke atas, bertambah panjang pada ujungnya, mengadakan
percabangan dan umumnya tidak hijau. Tugas batang adalah mendukung
daun, bunga dan buah, cabangany memperluas penyerapam, mengangkut air
dan zat-zat makanan serta tempat menimbun zat makanan cadangan.
Pengamatan bentuk batang dilihat dari jelas atau tidaknya batang terlebih
dahulu, kemudian bentuk batang, arah tumbuh batang, percabangan dan sifat-
sfat cabang pada batang, dan arah tumbuh batang. Panjang pendeknya umur
tanaman dapat dilihat dari penampakan batangnya bisa dibedakan menjadi
tumbuhan annual/ annus jika hanya berumur kurang dari 1 tahun contohnya
palawija, dapat dilihat dari lingkaran batangnya yang Cuma satu tanpa lapis,
ditandai dengan O, tumbuhan bienial atau biennis jika tanaman hanya bisa
berumur 2 tahun atau baru berumur 2 tahu, dapat kita lihat dari lingkar
batangnya ada 2 lapis, ditandai dengan O/OO lalu tumbuhan menahun
contohnya semak, ditandai dengan herba X.
3. Akar :
Sifat sifat akar antara lain berada di dalam tanah, tumbuh ke pusat
bumi, meninggalkan cahaya dan udar, tidak berbuku-buku, tanpa ruas, da
tidak mendukung daun. Warna tidak hijau biasanya putih ata kekuningan dan
bentuknya sering kali meruncing.
Tugas akar adalah memperkuat berdirinya tumbuhan, menyerap air
dan zat terlarut, mengangkut air dan zat-zat makanan tadi serta menimbun
makanan. Bagian-bagian akar terdiri dari
- Leher akar/pangkal akar (collum)
- Ujung akar (apex radicis)
- Batang akar (corpus radicis)
- Cabang-cabang akar (radix lateralis)
- Serabut akar (fibrilla radicalis
- Rambut akar/bulu akar (pilus radicalis)
- Tudung akar (calyptra)
Dalam pengamatan bentuk akar, kita lihat berdarkan perkembangan
lembaga akar dibedakan dalam sistem akar tunggang dan sistem akar
serabut, akar tunggang masih dibedakan lagi berdasarkan percabangan
dan bentuknya akar tunggang. Akar serabut memiliki 3 jenis yaitu
akar serabut kecil-kecil, akar kaku keras dan akar besar-besar. Salain
itu juga kita bisa melihat apakah akar tersebut memiliki sifat dan tugas
khusus atau tidak.
4. Metamorfosis akar, batang dan daun:
a. Kuncup
b. Rimpang, Umbi Lapis dan umbi
c. Alat pembelit
d. Piala
e. Gelebung
f. Duri

Alat Perkembangbiakan
Alat perkembangbiakan pada tumbuhan terdiri dari bunga (flos), buah (fructus)
dan biji (semen). Bunga merupakan modifikasi dari batang dan daun shg
berubah bentuk dan fungsinya. Nodus dan internodusnya sangat
pendek shg tidak dapat dilihat. Organ pokok bunga tdd: Perianthium (perhiasan
bunga), Stamen (bunga jantan) dan Pistillum (bunga betina).
Perianthium (perhiasan bunga) terdiri dari Calyx (kelopak bunga)lembaran
calyx =sepal, Corolla (mahkota bunga)lembaran corolla = petal.
Stamen terdiri dari Anthera (kotak sari) berisi pollen (serbuk
sari) dan Fillamen (tangkai sari) sedangkan Pistillum terdiri dari Stigma =kepala
putik, stylus =tangkai putik, ovary = bakal buah dan Ovule = bakal biji.
Namun terdapat juga bunga yang tidak lengkap yaitu : Flos nudus tidak punya
corolla, Flos feminus tidak punya stamen, Flos masculus  tidak punya pistillum,
Bunga steril  tidak punya stamen dan pistillum, Bunga dengan satu alat kelamin =
unisexual dan Bunga yang punya kedua alat kelamin = biseksual.
Bunga berdarkan kelamin ada Monoceus bunga jantan dan bunga betina
terdapat pada satu individu walaupun tempatnya berbeda. Cth bunga zea mays.
Dioceus bunga jantan dimiliki oleh satu batag, bunga betina pada batang lain. Cth
salak (zalacca edulis), myristica faragrans (pala) dan Polygamus.
Bentuk dan susunan mahkota bunga (corolla) dibedakan menjadi bentuk dan
susunan lembaran mahkota dan posisi corolla dan posisi ovary. Pelajari juga organ
kelamin jantan dan organ kelamin betina bunga, dan jenis bunga.
Rumus bunga.
Bagian tumbuhan yang sering dideskripsikan adalah bunganya. Dalam
mendeskripsikan bunga, selain dengan kata-kata, dapat pula ditambahkan dengan
gambar yang melukiskan bagian-bagian bunga atau berupa diagram bunga. Kecuali
dengan diagram, susunan bunga dapat dinyatakan dengan sebuah rumus yang terdiri
atas lambang-lambang, huruf-huruf, dan angka-angka yang semua itu dapat
memberikan gambaran mengenai berbagai sifat bunga berserta bagian-bagiannya.
Diagram bunga
            Diagram bunga merupakan gambaran proyeksi pada bidang datar dari semua
bagian yang dipotong melintang, jadi pada diagram itu digambarkan penampang-
penampang melintang daun-daun kelopak, tajuk bunga, benang sari, dan putik, juga
bagian-bagian lain yang masih ada selain keempat bagian utama tersebut.
            Dalam membuat diagram bunga perlu diperhatikan letak bunga pada
tumbuhan (axillaries atau terminalis) dan bagian-bagian bunga (jumlah, bentuk,
kedudukan) itu sendiri. Pembuatannya sendiri dapat secara empirik (keadaan
sesungguhnya ) atau teoritik keadaan seharusnya.
Rumus bunga
            Lambang-lambang yang dipakai dalam rumus bunga memberitahukan sifat-
sifat bunga bertalian dengan simetri dan jenis kelaminnya, huruf-huruf merupakan
singkatan dari bagian-bagiannya, sedangkan angka menyatakan jumlah masing-
masing bagian bunga. Oleh suatu rumus bunga dapat ditunjukkan hal-hal sebagai
berikut.
a.       Kelopak (calyx) dinyatakan dengan huruf K
b.      Mahkota atau tajuk (corolla) dinyatakan dengan huruf C
c.       Benang sari (androecium) dinyatakan dengan huruf A, dan
d.      Putik (gynaecium) dinyatakan dengan huruf G.
            Jika antara kelopak bunga dan mahkota bunga tidak dapat dibedakan, untuk
menyatakan bagian tersebut digunakan huruf P untuk tenda bunga (perigonium).
Penulisan rumus bunga, dibelakang huruf-huruf tersebut ditaruhkan angka-angka yang
dapat menyatakan jumlah bagian-bagian bunga tersebut. Antara huruf dan angka
diberikan tanda koma (,).
            Di depan rumus bagian bunga, hendaknya di tambahkan simetri yaitu (*)
untuk untuk bunga bersimetri banyak, dan tanda (↑) untuk bunga bersimetri satu.
Selain lambang yang menunjukkan jenis kelamin bunga. Untuk bunga banci dipakai
lambang (♀), untuk bunga jantan dipakai lambang (♂), dan bunga betina dipakai
lambang (♀). Untuk menyatakan keadaan antara daun-daun kelopak, tajuk, dan
benang sari (berlekatan atau terpisah), digunakan tanda kurung untuk mengapit angka.
Sedangkan bakal buah, dinyatakan adanya garis (diatas atau di bawah) angka yang
menunjukkan jumlah putik sesuai kedudukannya.
Kunci determinasi

Kunci determinasi merupakan urutan pernyataan, dmana semua karakter yang


dimiliki tumbuhan disusun dalam kalimat/pernyataan yang satu dengan lainnya saling
berlawanan, dengan sejelas mungkin. Berdasarkan cara menyusun setiap
kalimat/pernyataan karakter state tersebut, kunci determinasi dibedakan atas dua
macam yaitu: Kunci cekung (indented keys) dan Kunci kurung(bracket keys). Kunci
determinasi adalah suatu alat/cara untuk memudahkan mencari serta menentukan
nama ilmiah suatu taksonatau sekelompok tumbuhan. Kunci determinasi adalah suatu
alat/cara untuk memudahkan mencari serta menentukan nama ilmiah suatu taksonatau
sekelompok tumbuhan. Kunci determinasi disusun berdasarkan beberapa karakte yang
menonjol dari sekelompok tumbuhan

B. Latihan
1. Dalam modul belum diperjelas visualisasi bentuk daun, jenis daun dan
sebagainya, visualisasikan dengan melihat buku morfolgi tumbuhan.
2. Jelaskan definisi dari macam-macam bagian tumbuhan yang merupakan
metamorfosa akar, batang dan daun yang telah diebautkan di atas.
3. Bentuk dan susunan mahkota bunga (corolla) dibedakan menjadi bentuk dan
susunan lembaran mahkota dan posisi corolla dan posisi ovary. Pelajari juga organ
kelamin jantan dan organ kelamin betina bunga, dan jenis bunga. Buat rangkuman
mengenai materi tersebut.
4. Gambarkan diagram bunga soka
5. Uraikan morfologi mengenai biji tumbuhan.

C. Rangkuman
1. Dalam mempelajari alat generatif dan vegetatif tidak dapat dipisah dari ilmu
morfologi tumbuhan.
2. Bagian tumbuhan utama dalam cormophyta adalah akar, batang dan daun
sedangkan bagian yang lain dianggap metamorfosi dari ketiga bagian tumbuhan
tersebut
3. Bagian tumbuhan mempunyai sifat dan keistimewaan sendiri-sendiri
D. Tes Formatif 3
1. Definisikan istilah dari Folium Compositum
2. Definisikan deret fibonaci.
3. Suatu daun dengan duduk daun di batang tersebar dan membentuk rumus daun
4/5. Berapa sudut divergensinya? Gambarkan diagram daunnya
E. Tugas
Buat rangkuman mengenai identifikasi bentuk daun, batang, akar, umbi dan bunga
yang nantinya akan digunakan pada saat identifikasi tumbuhan.
F. Kunci Jawaban Tes Formatif
Cocokan jawaban anda dengan kunci jawaban berikut! Bila ternyata jawaban anda
kurang dari 75% Anda harus membaca materi lagi sampai anda mendapatkan skor

paling tidak ≥ 75%.


1. Daun majemuk : posisi daun yang lebih dari 2 daun dalam 1 tangkai daun
2. Deret fibonaci : deret urutan rumus divergensi pada suatu batang tanaman yang
menunjukkan tata letak daun pada batang merupakan penjumlahan dari dua deret
sebalumnya.
3. 4/5 x 3600 =2880
Gambar :
XI. Kegiatan Belajar 4 :Identifikasi Tanaman Obat berdasarkan ciri morfologinya
A. Bagian Inti
Dalam kegiatan belajar 1 sampai dengan 3, mahasiswa telah mempelajarai
taksonomi mau pun bentuk dan keistimewaan alat hara dan alat reproduksi tumbuhan.
Mahasiswa juga sudah mengerjakan tugas yaitu rangkuman bentuk daun, batang,
akar, umbi dan bunga yang natinya bisa digunakan dalam mengidentifikasikan
tanaman obat berdasarkan bentuk dan cirri-ciri morfologinya.
Tanaman berkhasiat ialah tanaman yang dimanfaatkan karena kandungan bahan
yang ada di dalamnya memiliki khasiat tertentu. Pencandraan tanaman ialah suatu
upaya untuk mengenal dan mengetahui deskripsi morfologi dan sifat suatu tanaman.
Pengenalan yang utama ialah pada nama ilmiah tanaman daripada nama lokalnya,
karena nama ilmiah sering digunakan sebagai pedoman ketika terjadi perselisihan
untuk menentukan suatu jenis tanaman.
Pencandraan tanaman berkhasiat terbagi dalam tiga pendekatan, yaitu secara
botani, khasiat, dan kandungan kimia (fitokimia).Pendekatan botani menguraikan
tentang klasifikasi dan deskripsi morfologi tanaman.Bagian morfologi tanaman yang
penting untuk dikenali ialah daun, karena bnyak sekali tanaman obat yang mempunyai
kemiripan tampilan daun.Contoh daun tempuyung sepintas mirip dengan daun tapak
liman dan kitolod.Apabila daun tempuyung tertukar dengan daun tapak liman
mungkin tidak menjadi masalah karena keduanya memiliki kegunaan untuk mengatasi
gangguan fungsi ginjal. Namun akan menjadi masalah besar bila tertukar dengan daun
kitolod yang agak beracun jika dikonsumsi dalam jumlah banyak.
Bagian khasiat ialah uraian khasiat tanaman secara empiris untuk mengobati
penyakit tertentu.Mengetahui khasiat beserta kontraindikasi ialah hal yang terpenting
sebelum memanfaatkan tanaman untuk obat.Satu jenis tanaman obat umumnya
memiliki beragam khasiat.Sedangkan bagian fitokimia berisi skrining kandungan
golongan kimia biologis aktif tanaman atau bagian tanaman disamping kandungan
minyak atsiri seperti alkaloids, saponin, flavonoida, tannin dan polifenol.
Dalam hal pencandraan tanaman, akan sangat diperlukan suatu lembar hasil
pengamatan yang memuat nama tanaman baik nama latin mau pun nama local,
klasifikasi tanaman, deskripsi tanaman yang terdiri dari habitus, batang, daun bunga,
buah dan akar, bagian yang dimanfaatkan untuk obat, kandungan fitokimianya, serta
khasiatnya.

B. Latihan
Buatlah pencandraan tanaman dengan lembar kerja di bawah ini untuk tanaman obat
daun ungu, iler, pecut kuda, kumis kucing, daun sendok.
C. Rangkuman
1. Pencandraan tanaman ialah suatu upaya untuk mengenal dan mengetahui deskripsi
morfologi dan sifat suatu tanaman.
2. Pencandraan tanaman berkhasiat terbagi dalam tiga pendekatan, yaitu secara
botani, khasiat, dan kandungan kimia (fitokimia).
3. Dalam hal pencandraan tanaman, akan sangat diperlukan suatu lembar hasil
pengamatan
D. Tes Formatif 3
1. Dibawah ini merupakan macam-macam dari ujung daun, kecuali..
a.       Tumpul                                              d. Terbelah
b.      Runcing                                             e. Berlekuk
c.       Meruncing
2. Yang mana yang merupakan bentuk tepi daun dari daun cocor bebek?
a.       Berombak                                            d. Bergerigi ganda
b.      Beringgit                                              e. Bergigi
c.       Bergerigi
3. Tumbuhan krokot,merupakan tumbuhan yang memiliki batang yang lunak dan
berair, hal ini menunjukkan bahwa batang krokot memiliki sifat…
a.       Batang basah                                      d. Batang mendong
b.      Batang berkayu                                   e. Batang pipih
c.       Batang rumput
4. Metamorfosis yang terjadi pada Allium cepa adalah…
a.       Rimpang                                             d. Umbi akar
b.      Umbi batang                                       e. Roset akat
c.       Umbi lapis
5. Daun yang memiliki duduk daun yang memiliki garis ortostik 2, dan dalam setiap
putaran terdapat 5 helaian daun, berarti memiiki rumus…..
a. 2/3                                                        d.  2/1
b. b.  2/5                                                        e.  2/2
c. c.  5/2
6.   Bunga yang memiliki rumus ♀* K7+(5), [{C5, A(3)}] G5 memiliki pengertian
dibawah ini, kecuali…
a. Memilik kelopak tambahan 7
b. Memiliki mahkota dan benang sari saling berlekatan
c. Memiliki mahkota yang berlekatan, dan saling berlekatan dengan benang sari
d. Bersimetri banyak
e. Merupakan bunga betina
7. Pada daging daun yang memiliki sifat seperti kertas adalah tumbuhan…
a.  Cocos nucifera                                      d. Musa pradisaca
b.  Aloevera                                                e. Mangifra caessia
c.  Zea mays
8. Bagian dibawah ibu tangkai yang lebar dan biasanya memeluk batang, disebut
dengan….
a.  Upih daun                                              d. Ibu tangkai
b.  Tangkai dan                                           e. Anak daun
c. Cabang tangkai 
9. Daun yang duduk pada cabang tingkat dua dari ibu tangkai dengan helaian daun
duduk langsung pada tangkai daun disebut…
a. Daun majemuk menyirip ganda 2 tidak sempurna
b. Daun majemuk menyirip ganda 2 sempurna
c.  Daun majemuk menyirip ganda 3 tidak sempurna
d. Daun majemuk menyirip ganda 3 sempurna
e.  Daun majemuk campuran
10. Tumbuhan dibawah ni yang termasuk kedalam daun majemuk campuran adalah…
a.  Caesalpinia plucherrima
b.  Ixora palludosa 
c.  Pandanus conoideus
d. Beugenvillia spectabillis
e. Arachis hypogaea
E. Tugas
Lanjutkan yang anda kerjakan pada latihan untuk tanaman obat :
1. Pegagan 11. Meniran
2. Sambang Colok 12. Pukul empat
3. Jarak tentir 13. Rumput belang
4. Jarak pohon 14. Kitolot
5. Rosella 15. Kenanga
6. Som Jawa 16. Tempuyung
7. Jinten 17. Melati
8. Andong 18. Markisa
9. Daruju 19. Jali
10. Ketepeng Cina 20. Cincau rambat
21. Cincau pohon 36. Sereh wangi
22. Ciplukan 37. Lidah mertua
23. Katuk 38. Boroco
24. Patikan kebo 39. Tapak dara
25. Krokot 40. Nanas kerang
26. Jeruk 41. Jombang
27. Bangun-bangun 42. Kemuning
28. Adas 43. Kantil
29. Ekor kucing 44. Anting-anting
30. Bayam merah 45. Rumput mutiara
31. Paku bumi 46. Mindi
32. Bamboo air/ rumput bolong 47. Kepel
33. Kembang kenop 48. Gendola
34. Pegagan 49. Binahong
35. Patah tulang 50. Cocor bebek
F. Kunci Jawaban Tes Formatif
Cocokan jawaban anda dengan kunci jawaban berikut! Bila ternyata jawaban anda
kurang dari 75% Anda harus membaca materi lagi sampai anda mendapatkan skor

paling tidak ≥ 75%.


1. E 6. C

2. B 7. D
3. A 8. A

4. C 9. C
5. B 10. B

XII. Kegiatan Belajar 5: Metabolit skunder tanaman obat


A. Bagian Inti
Senyawa kimia yang dihasilkan oleh tumbuhan terdiri dari senyawa metabolit
primer, senyawa metabolit skunder, fitoaleksin, vitamian, dan fitohormon/ zat pengatur
tumbuh tanaman untuk kulutr jaringan tanaman dan peranan zat pengatur tubuh. Dalam
hal khasiatnya sebagai obat atau agen penyembuh, zat berkhasiat yang lebih berperan
dalah metabolit skunder. Senyawa metabolit sekunder adalah senyawa-senyawa organik
yang berasal dari tanaman dan secara umum memiliki kemampuan bioaktif. Metabolit
sekunder bertugas untuk melindungi tanaman dari gangguan hama dan penyakit, baik
dari tanaman itu sendiri atau lingkungan disekitarnya. Senyawa ini hanya diproduksi
dalam jumlah sedikit, tidak terus-menerus, dan tidak terlalu penting seperti metabolit
primer dalam kelangsungan hidup tanaman . Akan tetapi, senyawa metabolit sekunder
sangat penting dalam mempertahankan kehidupan tanaman. Metabolit sekunder sering
dijumpai dalam bentuk yang bermacam-macam dan berbeda antara satu dengan lainnya,
sesuai dengan jenis tanaman tersebut. Karena fungsi dasarnya yang berhubungan dan
interaksi dengan alam, sehingga tugas utama metabolit sekunder sama seperti seperti
pasukan keamanan pada setiap Negara.
Selain berfungsi sebagai pelindung tanaman dari hama dan penyakit, metabolit
sekunder juga berperan sebagai zat pengatur tumbuh tanaman serta menarik serangga
penyerbuk (atraktan).
Ciri-ciri  Metabolik sekunder pada tanaman.

 Fungsi ekologis, penarik serangga, pelindung diri, alat bersaing, hormone.


 Tersebar tidak merata dalam tiap organism.
 Kaktifan fisiologi berkaitan dengan struktur kimia dan hubungan antara struktur.
 Perbedaan penyusun kimia tergantung pada pengembangan kimia organik dan
hubungan antara struktur dan keaktivan.
 Sebagian besar dari metabolik sekunder adalah turunan dari lemak.
Struktur Penghasil Metabolit Sekunder pada tanaman

Struktur penghasil metabolit sekunder terdiri dari beberapa jenis, antara lain :
1). Jaringan Rekresi
Jaringan ini merupakan jaringan yang menghasilkan senyawa dan belum melalui proses
metabolisme.
Jaringan rekresi tersusun atas kelenjar garam dan hidatoda. Kelenjar garam merupakan
struktur yang mengeluarkan garam yang terserap, sedangkan Hidatoda berfungsi untuk
mengeluarkan air dari mesofil ke permukaan daun.
2). Jaringan Ekskresi
Jaringan ekskresi adalah jaringan yang terletak di permukaan tanaman.
 rambut kelenjar dan kelenjar : Terdapat di bagian trikoma, fungsi utamanya untuk
menyaring zat-zat ekskresi dan mengatur pengeluaran ekskresi. Sedangkan
kelenjar bertugas untuk penghasil lendir.
 Kelenjar madu : Pada umumnya, terletak di bagian bunga dan memiliki bentuk
mirip tonjolan yang tersusun dari banyak sel diatasnya.
 Osmofora : Osmofora ialah kelenjar yang memproduksi minyak menguap pada
bagian bunga.
3). Jaringan Sekresi
Pada tanaman, terdapat struktur khusus berupa sel tunggal atau sekelompok sel dan
mensekresikan senyawa yang tidak dikeluarkan dari tubuh tanaman.
Macam-macam Metabolit Sekunder
Metabolit Sekunder dibedakan menjadi 3 kelompok utama antara lain fenolik,
terpenoid, dan yang mengandung nitrogen.
 Fenolik : Senyawa ini tersusun dari gula sederhana dan memiliki hidrogen, cincin
benzene, dan oksigen dalam bentuk kimianya.
 Terpenoid : Senyawa mengandung karbon, hidrogen, dan disintesis melewati
jalur metabolisme asam mevalonat.
 Kelompok metabolit sekunder yang lain yaitu senyawa yang memiliki kandungan
nitrogen.
B. Latihan
Buat 10 kelompok. Lakukan review materi terhadap metabolit skunder :
1. Alkaloid
2. Flavonoid
3. Saponin
4. Tanin
5. Glikosida
6. Steroid
7. Antrakinon
8. Polifenol
9. Minyak atsiri
10. Minyak lemak
Kemudian presentasikan di depan kelas.

C. Rangkuman
1. Senyawa kimia yang dihasilkan oleh tumbuhan terdiri dari senyawa metabolit
primer, senyawa metabolit skunder, fitoaleksin, vitamian, dan fitohormon.
2. Zat yang berkhasiat dalam tanaman obat yaitu senyawa metabolit skunder

3. Metabolit Sekunder dibedakan menjadi 3 kelompok utama antara lain fenolik,


terpenoid, dan yang mengandung nitrogen.
D. Tes Formatif 3
1. Senyawa yang tersusun dari gula sederhana dan memiliki hidrogen, cincin
benzene, dan oksigen dalam bentuk kimianya. Disebut :
a. Fenolik
b. Terpenoid
c. Minyak atsiri
d. Vitamin
e. Glikosida
2. kelenjar yang memproduksi minyak menguap pada bagian bunga.
a. Trikoma
b. Osmofora
c. Stomata
d. Parenkim
e. Rambut penutup
3. zat pengatur tumbuh tanaman untuk kulutr jaringan tanaman dan peranan zat
pengatur tubuh, dinamakan ….
a. Fenolik
b. Terpenoid
c. Enzim
d. Fitoharmon
e. Vitamin
4. Senyawa mengandung karbon, hidrogen, dan disintesis melewati jalur
metabolisme asam mevalonat, dinamakan …..
a. Fenolik
b.Terpenoid
c.Minyak atsiri
d.Vitamin
e.Glikosida
5. Senyawa fitokimia yang merupakan hasil esterifikasi dari glukosa dan aglukon
dinamakan ….
a. Fenolik
b. Terpenoid
c. Minyak atsiri
d. Vitamin
e. Glikosida
E. Tugas
Buat 10 kelompok. Lakukan review mengenai tanaman penghasil metabolit skunder :
1. Alkaloid
2. Flavonoid
3. Saponin
4. Tanin
5. Glikosida
6. Steroid
7. Antrakinon
8. Polifenol
9. Minyak atsiri
10. Minyak lemak
Lengkap dengan cara isolasi dan cara identifikasinya.
F. Kunci Jawaban Tes Formatif
Cocokan jawaban anda dengan kunci jawaban berikut! Bila ternyata jawaban anda
kurang dari 75% Anda harus membaca materi lagi sampai anda mendapatkan skor

paling tidak ≥ 75%.


1. A
2. B
3. D
4. B
5. E

XIII. Kegiatan Belajar 6: Prinsip dan teknik dasar budi daya tanaman obat
A. Bagian Inti
B. Latihan
C. Rangkuman
D. Tes Formatif 3
E. Tugas
F. Kunci Jawaban Tes Formatif

XIV. Kegiatan Belajar 7: Herbarium dan cara pembuatan herbarium


A. Bagian Inti
B. Latihan
C. Rangkuman
D. Tes Formatif 3
E. Tugas
F. Kunci Jawaban Tes Formatif

DAFTAR PUSTAKA

Alam, Gemini dan Abdul Rahim. 2007. Penuntun Praktikum Fitokimia. UIN
Anief, M. 2006. Ilmu Meracik Obat, UGM Press. Jogjakarta
Anonim. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia

Anonim. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia

Anonim. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI

Anonim. 2010. Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima Edisi Pertama. Jakarta: Badan
Pengawasan Obat dan Makanan RI

Ansel, Howard C. 2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta: Universitas Indonesia

Ditjen POM, 1986, Sediaan Galenik, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Kar A, 2007. Pharmacognosy and Pharmacobiotechnology. Revised-Expanded Second
Edition. New Age International Publisher.
Tjitrosoepomo G, 2011, Morfologi tumbuhan, Gadjah mada University Press. Jogjakarta
Wijaya H. M. Hembing 1992, ”Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia”, Cet 1 , Jakarta .
Sudjadi, 1986, "Metode Pemisahan", UGM Press, Yogyakarta
Stahl, Egon. 1985. Analisis Obat Secara Kromatografi dan Mikroskopi. ITB: Bandung. 3-5.

Anda mungkin juga menyukai