Anda di halaman 1dari 3

1.

Ceritrakanlah
secara singkat sejarah munculnya Ilmu Farmakognosi

2.
Ruang lingkup
tentang Ilmu Farmakognosi

3.
Jelaskanlah metode
klasifikasi obat dan bahan obat secara Farmakognosi

4.
Sebutkanlah
parameter-parameter pemeriksaan yang dilakukan sebagai standar mutu tanaman
obat.

5.
Persiapan dan cara
yang dilakukan pada saat pengambilan sampel di lapangan

6.
Buatlah daftar
dalam bentuk tabel, catatan dan informasi pada saat koleksi sampel dilapangan

7.
Pengertian
SIMPLISIA menurut Farmakope Indonesia dan sebutkanlah macam2 simplisia lengkap
dengan penjelasannya

8.
Langkah-langkah
proses pembuatan simplisia serja penjelasannya setiap langkah.

9.
Faktor apa sajakah
yang mempengaruhi mutu simplisia ??

10. Bedakanlah antara


senyawa metabolit primer, polimer, sekunder pada tanaman

11.
Bedakanlah senyawa
metabolit sekunder berdasarkan sifat strukturnya, berdasarkan biosintesisnya
dan berdasarkan kandungan Nitrogen.
12. Bedakanlah antara
senyawa metabolit primer dan metabolit sekunder berdasarkan distribusi, fungsi,
struktur kimia, dan fisiologinya

13. Jelaskanlah
hubungan senyawa metabolit primer dengan metabolit sekunder

14. Sebutkanlah
masing-masing 5 contoh simplisia :

Rimpang (Rhizoma), Daun (Folium), Akar (Radix),


Batang (Caulis), Buah (fructus), Biji (Semen), Bunga (Flos), Seluruh bagian tanaman
(Herba)

Jawab
1. Sejarah awal mulanya ilmu Farmakognosi dilaporkan pertama kali di Assiria pada
2500 sebelum masehi. Penggunaan tanaman obat sudah dikembangkan hal itu
dibuktikan dari lempeng tanah liat yang memuat bahan kulit delima, opium, madu,
minyak-minyak yang tersimpan baik di Perpustakaan Ashurbanipal di Assiria. Di
jaman Yunani kuno, Hippocrates taun 1446 sebelum masehi telah dikenal kayu manis,
gentiana, gom arab dan lain-lain.
Seorang ahli botani terkenal dari Swedia, Linnaeus di tahun 1737 menulis buku paling
bermanfaat sejagad didunia tumbuhan “Genera Plantarum” yang pada akhirnya
digunakan sebagai buku pedoman utama dari sistematika botani dan dirasakan
manfaat ilmunya sampai sekarang terutama oleh mahasiswa Biologi dan Ilmu
Pertanian. Farmakognosi modern mulai dirintis oleh Martiuss. Seorang apoteker dari
Jerman dalam buku “Grundriss Der Pharmakognosie Des Planzenreisches” telah
menggolongkan bahan obat dan simplisia secara morfologi. Sejak itu maka
farmakognosi berkembang pesat setelah pertengahan abad ke-19 dari segi
makroskopis-mikroskopis sampai teknik-teknik isolasi, identifikasi dan kromatografi
untuk analisa kualitatif dan kuantitatif.

2. farmakognosi berarti pengetahuan tentang obat. Definisi yang mencakup seluruh ruang
lingkup farmakognosi diberikan oleh Fluckiger, yaitu pengetahuan secara serentak
berbagai macam cabang ilmu pengetahuan untuk memperoleh segala segi yang perlu
diketahui tentang obat. Sedangkan di Indonesia saat ini untuk praktikum Farmakognosi
hanya meliputi segi pengamatan makroskopis, mikroskopis dan organoleptis yang
seharusnya juga mencakup identifikasi, isolasi dan pemurnian setiap zat yang
terkandung dalam simplisia dan bila perlu penyelidikan dilanjutkan ke arah sintesa.
Sebagai contoh : Chloramphenicol dapat dibuat secara sintesa total, yang sebelumnya
hanya dapat diperoleh dari biakkan cendawan Streptomyces venezuela.
3.
4. PARAMETER MUTU DAN METODE UJI SIMPLISIAEKSTRAK
A. Parameter mutu umum : Kebenaran jenis ; Kemurnian; Aturan penstabilan (wadah,
penyimpanan, dan transportasi)
B. Memenuhi 3 paradigma (Quality-Safety-Efficacy)
C. Mempunyai spesifikasi kimia (informasi jenis dan kadar) senyawa kandungan

PARAMETER SPESIFIK
A. IDENTITAS
B. ORGANOLAPTIS
C. SENYAWA TERLARUT DALAM PELARUT
D. UJI KANDUNGAN KIMIA

5.

Anda mungkin juga menyukai