Anda di halaman 1dari 95

SKILL LABORATORY

MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen dan Kepemimpinan dalamKeperawatan


Yang Dibina Oleh Ibu Dr. Tri Anjaswarni, S. Kp., M. Kep.

Oleh Kelompok 5:
Tantri Yuliana (P17211193064)
Aida Nuriyanti Putri (P17211193067)
Vebiolla Maya Dwi S (P17211193070)
Tomi Agustias Aryanto (P17211193084)
Aura Garini Maulani (P17211193086)
Nurul Fajriyatul U (P17211193116)
Moch Agiel Devany (P17211193117)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURISAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN MALANG
April 2021
A. PERENCANAAN
1. Visi dan Misi Ruang Alamanda
Visi
Menjadikan ruangan yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang profesional
Misi
- Menyediakan pelayanan keperawatan yang professional
- Memberikan pelayanan keperawatan secara holistic dan bermutu
- Meningkatkan pelatihan secara berkesinambungan
2. Rencana Kerja Harian dan Mingguan
 Jabatan di Ruang Rawat Alamanda
KARU :Aida Nuriyanti Putri
KATIM A : Tomi Agustias A
Perawat PP 1 : Perawat Agil Devany
Perawat PP 2 : Perawat Aura Garini
KATIM B : Nurul Fajriyatul Ummah
Perawat PP 1 : Vebiola Maya
Perawat PP 2 : Tantri Yuliana
 Tugas Ruang Rawat Alamanda
 TIM A
PP 1 : Kamar (1) Bed 1 (Tetanus)
PP 2 : Kamar (2) Bed 3 (Thypoid), Kamar (2) Bed 6 (DM)
 TIM B
PP 3 : Kamar (3) Bed 2 (Meningitis)
PP 4 : Kamar (4) Bed 4 (Post Stroke), Kamar (4) Bed 5 (Gastritis)

3. BOR Ruang Alamanda


Menghitung BOR = hunian/jumlah tempat tidur
6
BOR = = 0,75% yang terpakai
8
4. Kebutuhan tenaga keperawatan

FORMAT
PERENCANAAN KEBUTUHAN TENAGA KEPERAWATAN
(KA RUANG)
NO KMR
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
/ 1 2 3 4 5 6 7 8 9 20 JML
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
PASIEN

TIM A 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3

TIM B 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3

                                           

TOTAL
(T) 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2

PARSIA
L (P) 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2

MANDIR
I (M) 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2

PERHITUNGAN

A. Kebutuhan Jam Perawatan


1. Perhitungan Jam Perawatan Langsung
Total = 6 jam X 2 orang = 12 jam
Partial = 3 jam X 2 orang = 6 jam
Mandiri = 2 jam X 2 orang = 4 jam
JUMLAH = 22 jam (1)

2. Perhitungan Jam Perawatan Tidak Langsung


35 menit X 6 orang = 210 menit = 3,5 jam (2)

3. Jam Penyuluhan
15 menit X 6 orang = 90 menit = 1,5 jam (3)
TOTAL JUMLAH JAM PERAWATAN YANG DIBUTUHKAN = 27 jam
B. KebutuhanPerawat
1. Jumlah kebutuhan perawat 24 jam
27
Jumlah jam Perawatan= = 3,85+ 0,2 = 4,05 = 4 Perawat
7

Jam Kerja perawat/hari

2. PembagianPerawat / shift
Pagi (P) = 47 % x 4 orang perawat = 1, 88 = 2 perawat

Sore (S) = 35 % x 4 Orang perawat = 1,4 = 1 perawat

Malam (M) = 17 % x 4 Orang perawat = 0,68 = 1 perawat

PERENCANAAN KEBUTUHAN TENAGA KEPERAWATAN

(KATIM A)

NO KMR / 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 JUM
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 L
PASIEN
TIM A 1 1 1 3

TIM B

KLA TOTAL 1 1

SIFI (T)

KA PARTI 1 1
SI AL

(P)
MANDI 1 1
RI

(M)

PERHITUNGAN

A. Kebutuhan Jam Perawatan


1. Perhitungan Jam Perawatan Langsung
Total = 6 jam X 1 orang = 6 jam

Partial = 3 jam X 1 orang = 3jam

Mandiri = 2 jam X 1 orang = 2 jam

JUMLAH = 11 jam (1)

2. Perhitungan Jam Perawatan Tidak Langsung


35 menit X 3 orang = 105 menit = 2jam (2)

3. Jam Penyuluhan 15 menit X 3orang = 45 menit = 1 jam (3)

TOTAL JUMLAH JAM PERAWATAN YANG DIBUTUHKAN = 14JAM

B. Kebutuhan Perawat
1. Jumlah kebutuhan perawat 24 jam
Jumlah jam Perawatan= 14/7 = 2 orang + 20% = 2,2 orang = 2 perawat

Jam Kerja perawat/hari

2. Pembagian Perawat / shift


Pagi (P) = 47 % x ……2…….. orang perawat = ………1……

Sore (S) = 35 % x ……2……. Orang perawat = ………1……

Malam (M) = 17 % x ……2……. Orang perawat = ………0……


PERENCANAAN KEBUTUHAN TENAGA KEPERAWATAN

(KATIM B)

NO KMR / 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 JUM
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 L
PASIEN
TIM A

TIM B    3

KL TOTAL  1
A
(T)
SIF
PARTI  1
I
AL
KA
(P)
SI
MANDI  1
RI

(M)

PERHITUNGAN

C. Kebutuhan Jam Perawatan

4. Perhitungan Jam Perawatan Langsung

Total = 6 jam X 1 orang = 6 jam

Partial = 3 jam X 1 orang = 3 jam

Mandiri = 2 jam X 1 orang = 2 jam

JUMLAH = 11 jam (1)


5. Perhitungan Jam Perawatan Tidak Langsung

35 menit X 3 orang = 105 menit = 2 jam (2)

6. Jam Penyuluhan 15 menit X 3 orang = 45 menit = 1 jam (3)

TOTAL JUMLAH JAM PERAWATAN YANG DIBUTUHKAN = 14 JAM (1) + (2) + (3)

D. Kebutuhan Perawat
3. Jumlah kebutuhan perawat 24 jam

Jumlah jam Perawatan= 14/7 = 2 orang + 20% = 2,2 orang = 2 jam

Jam Kerja perawat/hari

4. Pembagian Perawat / shift

Pagi (P) = 47 % x 2 Orang perawat = 1

Sore (S) = 35 % x 2 Orang perawat = 1

Malam (M) = 17 % x 2 Orang perawat =0


5. Rencana Asuhan Keperawatan
1.

CATATAN

ASUHANKEPERAWATANKLIEN

IDENTITASKLIEN :

Nama(Initial) :Anak Badu

Umur :12 tahun

Pendidikan :SD

Pekerjaan : pelajar

StatusPerkawinan : belum kawin

DXKEPERAWATAN :Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi penyakit

PENGKAJIANKEPERAWATAN:

KeluhanUtama :Panas dan Kejang

DataFokus :

1.GCS=10(2.4.4),suhu tubuh 39°C, keringat cukup banyak,dan terjadi kejang tonik.

Diagnosa Keperawatan Utama

-Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi penyakit

Rencana Keperawatan :

Tujuan& Rencana Intervensi Keperawatan Rasional


Kriteria-Standar
L.14134 1.15506 1. Mengetahui kondisi awal
Setelah dilakukan intervensi Observasi pasien
selama 3x24 jam, maka - Manajemen hipertermia 2. Melakukan tindakan
Hipertermia membaik. Dengan - Identifikasi factor resiko teraupetik sesuai prosedur
kriteria hasil: - Monitor suhu tubuh,monitor 3. Melakukan pemahaman atau
1. Kejang menurun dari skala kadar elektrolit, monitor
haluaranu rine, monitor edukasi kepada pasien agar
1(5 dapat menjaga dan
2. Suhu tubuh membaik dari komplikasi akibat hipertermi.
memulihkan tubuh dengan
skala 1(5 Teraupetik mandiri
- Sediakan lingkungan yang
dingin, lepaskan atau
longgarkan pakaian, basahi dan
kipasi permukaan tubuh,
berikan cairan oral, hindari
pemberian antipiretik atau
aspirin berikan oksigen bila
perlu

Edukasi
- Anjurkan tirah baring

Kolaborasi
- Pemberian cairan dan
elektrolit intravena,
jikaperlu.

Malang, 24 April 2021

Mahasiswa

Moch Agiel Devany P.M


Implementasi dan Catatan Perkembangan :

Implementasi Catatan Perkembangan TTD/

Nama Terang

24 April 2021 S: Moch Agiel


Devany P.M
1. Mengidentifikasi penyebab Anak Badu keluhan panas dan kejang disertai
hipertermia kesadaran menurun berdasarkan hasil
pengkajian
- Adanya proses inflamasi
pada meningen
O:
2. Memonitor suhu tubuh
pasien Hasil pemeriksaan didapatkan GCS=10 (2.4.4),
suhu tubuh 39 derajat C, keringat cukup banyak,
- Suhu tubuh awal 39 °C dan terjadi kejang tonik setiap ada rangsangan.
- Suhu tubuh sekarang 39°C

3. Melakukan pendinginan A:
eksternal
Hipertermi belum teratasi
- Memberikan kompres hangat
pada dahi, leher, dada,
abdomen, dan aksila pasien P:

4. Berkolaborasi pemberian Intervensi dilanjutkan


cairan dan elektrolit intravena

- Cairan elektrolit infus D5 ½


Ns, 1 kolf dengan 20
tetesan/menit

24 April 2021

1. Mengidentifikasi penyebab
hipertermia

- Adanya proses inflamasi S:


pada meningen
Anak Badu mengatakan keluhan kejang dan
2. Memonitor suhu tubuh suhu tubuh telah berkurang
pasien
- Suhu tubuh awal 39 °C

- Suhu tubuh sekarang 38°C O:

3. Melakukan pendinginan Nampak tidak pucat dan suhu tubuh berangsur


eksternal turun normal.

- Memberikan kompres hangat


pada dahi, leher, dada, A:
abdomen, dan aksila pasien
Kejang dan hipertermi teratasi sebagian.
4. Berkolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit intravena
P:
- Cairan elektrolit infus D5 ½
Ns, 1 kolf dengan 20 Intervensi dilanjutkan
tetesan/menit

25 April 2021

1. Mengidentifikasi penyebab
hipertermia
S:
- Adanya proses inflamasi
pada meningen Anak Badu merasa lebih segar dan suhu tubuh
normal
2. Memonitor suhu tubuh
pasien

- Suhu tubuh awal 39°C O:

- Suhu tubuh sekarang 36,7°C Terlihat lebih bertenaga

3. Melakukan pendinginan Tidak mengalami kejang


eksternal Suhu tubuh normal 37°c
- Memberikan kompres hangat
pada dahi, leher, dada,
abdomen, dan aksila pasien A:

Kejang dan hipertermi teratasi


4. Berkolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit intravena

- Cairan elektrolit infus D5 ½ P:


Ns, 1 kolf dengan 20 Intervensi dihentikan
tetesan/menit

D5 % : NS = 1:1, 20 tts/mnt

Pantau turgor kulit.

Dibuat setiap hari. Untuk tindakan kritis evaluasi dilakukan langsung setelah tindakan

Mengetahui :

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

(…………………….) (……………………)

CATATAN
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN

IDENTITAS KLIEN : Ny sutyem


Nama (Initial) :Ny.S
Umur : 55 Tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status Perkawinan : kawin
DIAGNOSA MEDIS : DIABETES MELLITUS
PENGKAJIAN KEPERAWATAN :
Keluhan Utama : Sering Pusing
Data Fokus :
- Pemeriksaaan fisik dan tanda tanda vital
Perfusi perifer tidak efektif

Diagnosa Keperawatan Utama (sesuai data fokus)

- Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan peningkatan tekanan darah dibuktikan
dengan pengisian kapiler >3 detik dan penyembuhan luka lambat .

Rencana Keperawatan :

Tujuan& RencanaIntervensiKeperawatan Rasional

Kriteria - Standar
L.02011 1.02079 - Mengetahui
kondisi awal
Setelah dilakukan  Observasi pasien
intervensi selama 3x 1. Periksa sirkulasi - Melakukan
24jam maka perifer tindakan
2. Identifikasi faktor teraupetik sesuai
 Denyut nadi resiko prosedur
perifer meningkat 3. Monitor - Melakukan
dengan kriteri 1-5 panas ,kemerahan ,n pemahaman atau
 Tekanan darah yeri atau bengkak edukasi kepada
sistolik cukup pada ekstermitas pasien agar dapat
membaik dengan  Teraupetik menjaga dan
kriteria 1-5 1. Hindari pemasangan memulihkan tubuh
 Tekanan darah infus atau dengan mandiri
diastolik cukup pengambilan darah di
membaik dengan area keterbatasan
kriteria 1-5 perfusi
2. Lakukan pengukuran
tekanan darah pada
ekstermitas dengan
keterbatasan perfusi
3. Hindari pemasangan
dan penekanan
torniquet pada area
yang cedera
4. Lakukan pencegahan
infeksi
5. Lakukan perawatan
kaki dan kuku
6. Lakukan hidrasi

 Edukasi
1. Anjurkan berhenti
merokok
2. Anjurkan berolahraga
rutin
3. Anjurkan mengecek
air mandi untuk
menghindari kulit
terbakar
4. Anjurkan berhenti
merokok
5. Anjurkan meminum
obat pengontrol
tekanan secara
teratur
6. Anjurkan menghindari
obat penyekat beta
7. Anjurkan melakukan
perawatan kulit yang
tepat
8. Anjurkan program

Malang, 23 April 2021


Mahasiswa

Vebiolla Maya Dwi Saputri

Implementasi dan Catatan Perkembangan :

Implementasi CatatanPerkembangan TTD/


Nama Terang
23-April 2021 S: VEBIOLLA

1. Periksa sirkulasi perifer Ny.S keluhan sering pusing, badan


2. Identifikasi faktor resiko mudah lelah walaupun makan dan
3. Monitor minum cukup banyak. Klien juga
panas ,kemerahan ,nye mengeluh sering buang air kecil.
ri atau bengkak pada
ekstermitas O:
4. Lakukan pengukuran
tekanan darah pada Hasil pemeriksaan : Kesadaran
ekstermitas dengan Composmentis, GCS = 15 (4.5.6),
keterbatasan perfusi Tekanan darah 170/100 mmHg.
Makan-minum dan ADL lain mandiri

A : Perfusi perifer tidak efektif belum


teratasi

P : interverensi dilanjutkan

24-April 2021
S:
1. Hindari
pemasangan dan Ny.S mengatakan keluhan
penekanan pusing ,lemah dan sering kencing
torniquet pada area berkurang
yang cedera
O:
2. Lakukan
pencegahan infeksi Nampak tidak pucat dan tekanan
3. Lakukan perawatan darah berangsur turun normal
kaki dan kuku

A : Perfusi perifer tidak efektif belum


teratasi

P : interverensi dilanjutkan

25-April 2021 S:

1. Anjurkan berolahraga rutin Ny.S sudah tidak merasa


2. Anjurkan mengecek air pusing ,lemah dan tekanan darah
mandi untuk menghindari kembali normal
kulit terbakar
3. Anjurkan meminum obat O:
pengontrol tekanan secara
teratur - Terlihat kembali
4. Anjurkan menghindari obat pertenaga
penyekat beta - Tidak pucat
5. Anjurkan melakukan - Tekanan darah normal
perawatan kulit yang tepat 130/80 mmHg
A : Perfusi perifer tidak efektif teratasi

P : interverensi di hentikan

Dibuat setiap hari. Untuk tindakan kritis evaluasi dilakukan langsung setelah tindakan

Mengetahui :

PembimbingInstitusi PembimbingLahan

(…………………….) (……………………)

CATATAN

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN


IDENTITAS KLIEN :Sdri. Tina marcellia
Nama (Initial) :Nn.T
Umur : 17 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Siswa
Status Perkawinan : Belum Kawin
DIAGNOSA MEDIS : GASTRITIS
PENGKAJIAN KEPERAWATAN :
Keluhan Utama : Mual – muntah
Data Fokus :
- Pola nutrisi dan metabolik
Nausea

Diagnosa Keperawatan Utama (sesuai data fokus)

- Nausea berhubungan dengan distensi lambung/iritasi lambung dibuktikan dengan mengeluh


mual,merasa ingin muntah,

Rencana Keperawatan :

Tujuan& Rencana Intervensi Keperawatan Rasional


Kriteria - Standar
L.08065 1.03117 - Mengetahui kondisi awal
pasien
Setelah di lakukan  Observasi - Melakukan tindakan
intervensi 3x24 jam 1. Identifikasi pengalaman mual
maka teraupetik sesuai
2. Identifikasi dampak mual prosedur
- Nafsu makan terhadap kualitas hidup (nafsu - Melakukan pemahaman
meningkat makan,aktivitas,kinerja,tanggu atau edukasi kepada
- Keluhan makan ng jawab peran,dan tidur) pasien agar dapat
menuru 3. Identifikasi faktor penyebab
menjaga dan
mual
- Frekuensi menelan memulihkan tubuh
4. Monitor mual
- Pucat membaik 5. Monitor asupan nutrisi dan dengan mandiri
kalori - Melakukan tidakan
- Takikardia membaik
dengan sesuai anjuran
- Dilatasi pupil membaik dari profesi lain untuk
 Teraupetik
penanganan lebih lanjut
1. Kendalikan faktor lingkungan
penyebab mual jika diperlukan
2. Kurangi atau hilangkan
keadaan penyebab mual
3. Berikan makanan dalam
jumlah kecil dan menarik
4. Berikan makanan dingin,cairan
bening ,tidak berbau, dan tidak
berwarna

 Edukasi
1. Anjurkan istirahat dan tidur
yang cukup
2. Anjurkan sering membersihkan
mulut ,kecuali jika merangsang
mual
3. Anjurkan makanan tinggi
karbohidrat dan rendah lemak
4. Anjurkan penggunaan teknik
nonfarmakologi untuk
mengatasi mual
 Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
antlemetik jika perl
Malang, 23 April 2021

Vebiolla Maya Dwi Saputri

Implementasi dan Catatan Perkembangan :


Implementasi Catatan Perkembangan TTD/
Nama Terang
23-April 2021 S: VEBIOLLA

- Identifikasi pengalaman mual Nn.T mengeluhkan mual dan


- Identifikasi dampak mual muntah muntah
terhadap kualitas hidup (nafsu
makan,aktivitas,kinerja,tanggun O:
g jawab peran,dan tidur)
- Identifikasi faktor penyebab Terlihat lemas dan pucat serta
mual beberapa kali mual
- Monitor mual
- Monitor asupan nutrisi dan kalori A : nausea belum teratasi

P : interverensi dilanjutkan
24-April 2021

- Monitor mual
- Monitor asupan nutrisi dan kalori S:
- Kendalikan faktor lingkungan
penyebab mual Nn.T Saat ini kondisi pasien sudah
- Kurangi atau hilangkan keadaan mulai membaik,
penyebab mual
- Berikan makanan dalam jumlah O:
kecil dan menarik
- Berikan makanan dingin ,cairan Nampak Mual dan muntah
bening ,tidak berbau ,dan tidak berkurang
berwarna
A : Nausea teratasi sebagian

P : interverensi dilanjutka

25-April 2021

- Monitor mual
- Monitor asupan nutrisi dan kalori
- Anjurkan istirahat dan tidur yang
cukup S:
- Anjurkan sering membersihkan
mulut ,kecuali jika merangsang Nn T Merasa sudah mulai
mual membaik, mual & muntah (-),
- Anjurkan makanan tinggi
makan-minum secara peroral, ADL
karbohidrat dan rendah lemak
- Anjurkan penggunaan teknik mandiri, infus sudah di lepas
nonfarmakologi untuk mengatasi
O:
mual
mual & muntah (-), makan-minum
secara peroral, ADL mandiri, infus
sudah di lepas

A : Nausea teratasi

P : interverensi di hentikan

Dibuat setiap hari. Untuk tindakan kritis evaluasi dilakukan langsung setelah tindakan

Mengetahui :

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

(…………………….) (……………….....)

CATATAN
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN

IDENTITAS KLIEN : Sdr. Sukir


Nama (Initial) : Sdr. S
Umur : 15 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pelajar
Status Perkawinan : Belum Kawin
DIAGNOSA MEDIS : Meningitis
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Keluhan Utama : Panas terus menerus dan kejang disertai kesadaran menurun.

Data Fokus : GCS = 9 (2.3.4), suhu tubuh 40 derajat C, keringat cukup banyak, dan
terjadi kejang tonik – klonik.

Diagnosa Keperawatan Utama (sesuai data fokus)

- Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi penyakit

Rencana Keperawatan :

Tujuan & Rencana Intervensi Keperawatan Rasional


Kriteria - Standar
L.14134 I. 15506 1. Untuk mengetahui penyebab

Setelah dilakukan Observasi hipertermi

intervensi selama 3x24 2. Untuk memantau suhu


1. Identifikasi penyebab tubuh pasien
jam, maka Hipertermia
hipertermia 3. Untuk memberikan
membaik. Dengan kriteria
2. Monitor suhu tubuh pendinginan eksternal kepada
hasil:
Terapeutik pasien
1. Kejang menurun dari
3. Lakukan pendinginan eksternal
skala 15 4. Untuk memberikan
(mis.kompres dingin pada dahi,
2. Suhu tubuh membaik kolaborasi pemberian cairan
dan elektrolit intravena
dari skala 15 leher, dada, abdomen, aksila)
Kolaborasi
4. Kolaborasi pemberian cairan
dan elektrolit intravena

Malang, 23 April 2021

Mahasiswa

Tantri Yuliana

Implementasi dan Catatan Perkembangan :

Implementasi Catatan Perkembangan TTD/


Nama Terang
23 April 2021 S :Orang tua mengatakan anak Tantri Yuliana
demam, kejang, penurunan kesadaran
1. Mengidentifikasi penyebab setelah kejang, batuk berdahak.
hipertermia
- Adanya proses inflamasi pada
meningen O:

2. Memonitor suhu tubuh pasien Suhu: 40°C,


- Suhu tubuh awal 40 °C
- Suhu tubuh sekarang 40°C - Badan pasien teraba panas

3. Melakukan pendinginan eksternal


- Memberikan kompres hangat - Kesadaran menurun
pada dahi, leher, dada, abdomen,
- GCS 9 (E2V3M4)
dan aksila pasien
4. Berkolaborasi pemberian cairan A :Hipertermia belum teratasi
dan elektrolit intravena
- Cairan elektrolit infus D5 ½ Ns, 1
P :Lanjutkan intervensi 1,2
kolf dengan 20 tetesan/menit

24 April 2021
S :Pasien mengatakan masih, batuk
1. Mengidentifikasi penyebab Tantri Yuliana
masih berdahak.
hipertermia
- Adanya proses inflamasi pada O:
meningen
Suhu: 38°C
2. Memonitor suhu tubuh pasien
- Suhu tubuh awal 40 °C - Badan pasien teraba tidak terlalu
- Suhu tubuh sekarang 40°C panas
3. Melakukan pendinginan eksternal
- Kesadaran meningkat
- Memberikan kompres hangat
pada dahi, leher, dada, abdomen, - GCS 13 (E4V4M5)
dan aksila pasien
A : Hipertermia teratasi sebagian
4. Berkolaborasi pemberian cairan
dan elektrolit intravena P : Intervensi 3,4
- Cairan elektrolit infus D5 ½ Ns, 1
kolf dengan 20 tetesan/menit

25 April 2021 S :Pasien mengatakan demam Tantri Yuliana


menurun, batuk masih berdahak,
1. Mengidentifikasi penyebab
dan tidak kejang.
hipertermia
- Adanya proses inflamasi pada O:
meningen
2. Memonitor suhu tubuh pasien Suhu: 36,7°C
- Suhu tubuh awal 40 °C
- Badan pasien teraba normal
- Suhu tubuh sekarang 36,7°C
3. Melakukan pendinginan eksternal - Kesadaran meningkat
- Memberikan kompres hangat
- GCS 15 (E4V5M6)
pada dahi, leher, dada, abdomen,
dan aksila pasien A : Hipertermia teratasi
4. Berkolaborasi pemberian cairan
P : Intervensi dihentikan
dan elektrolit intravena
- Cairan elektrolit infus D5 ½ Ns, 1
kolf dengan 20 tetesan/menit

Dibuat setiap hari. Untuk tindakan kritis evaluasi dilakukan langsung setelah tindakan

Mengetahui :

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

(…………………….) (……………………)

CATATAN
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
IDENTITAS KLIEN :Tn. Saderun
Nama (Initial) : Tn.S
Umur : 65 tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Status Perkawinan : Kawin
DIAGNOSA MEDIS : Hemiparese dextra
PENGKAJIAN KEPERAWATAN :
Keluhan Utama : Tidak bisa melakukan aktivitas secara normal
Data Fokus : Tn.S tidak bisa melakukan aktivitas perawatan diri sehari hari
dengan baik dan normal karena mengalami hemiparese dextra

Diagnosa Keperawatan Utama (sesuai data fokus)

1. Defisit perawatan diri b.d gangguan muskuloskeletal d.d tidak mampu untuk mandi,
menggunakan pakaian, makan, dan toleting.

2. Gangguan mobilitas fisik b.d ganguan muskuloskeletal d.d sulit untuk menggerakan ekstermitas,
kekuatan otot menurun, rentang gerak (ROM) menurun.

Rencana Keperawatan :

Tujuan & Rencana Intervensi Keperawatan Rasional

Kriteria - Standar
Setelah dilakukan asuhan Dukungan Perawatan Diri
keperawatan 1 x 24 jam, (1.11348) 1. melihat seberapa tingkat
maka diharapkan kemandirian pasien
perawatan diri meningkat Observasi :
( L.11103 ) 2. mengidentifikasi kebutuhan
1. monitor tingkat kemandirian yang diperlukan oleh pasien
Dengan kriteria hasil : 2. identifikasi kebutuhan alat 3. membuat pasien menjadi
1. kemampuan mandi bantu kebersihan diri, berpakaian, nyaman dan rileks
meningkat berhias, dan makan
4. menyiapkan keperluan
2. kemampuan Terapeutik : pasien agar efektif
mengenakan pakaian
meningkat 3. sediakan lingkungan yang 5. mendapingi pasien agar
terapeutik (mis. Suasana hangat, pasien tidak merasa sendiri
3. kemampuan ke toilet rileks,privasi) dalam melakukan latihan
(BAB/BAK) meningkat
4. siapkan keperluan pribadi (mis. 6. menjadwalkan agar pasien
4. minat melakukan Parfum,sikat gigi, dan sabun rutin melakukan latihan
perawatan diri meningkat mandi)
7. menganurkan agar pasien
5. dampingi dalam melakukan melakuan latihan secara
perawatan diri sampai mandiri konsisten

6. jadwalkan rutinitas perawatan


diri

Edukasi :

7. anjurkan melakukan perawatan


diri secara konsisiten sesuai
kemampuan
Setelah dilakukan asuhan Dukungan mobilisasi ( 1.05173)
keperawatan 1 x 24 jam
diharapkan mobilitas fisik Observasi :
meningkat (L.05042) . 1. identifikasi toleransi fisik 1. mengdientifikasi pergerakan
Dengan kriteria hasil : melakukan pergerakan yang dapat dilakukana oleh
pasien
1. pergerakan ekstermitas 2. monitor kondisi umum selama
meningkat melakukan mobilisasi 2. memantau kondisi pasien

2. kekuatan otot Terapeutik :


meningkat 3. fasilitasi aktivitas mobilisasi 3. membantu pasien dalam
3. rentang gerak ROM dengan alat bantu latihan mobilisasi dengan alat
meningkat bantu
4. libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam 4. melibatkan keluarga agar
meningkatkan pergerakan dapat meningkatkan latihan
mobilisasi pasien
Edukasi :
5. menjelaskan agar pasien
5.Jelaskan tujuan dan prosedur mengetahui tujuan dan
mobilisasi prosedur latihan mobilisasi
6. ajarkan mobilisasi sederhana 6. mengajarkan pasien latihan
yang harus dilakukan mobilisasi sederhana agar
mengertahui hal yang dpat
dilakukan
Malang, 23 April 2021

Mahasiswa

Aura Garini Maulani

Implementasi dan Catatan Perkembangan :

Implementasi Catatan Perkembangan TTD/

Nama Terang
1. memonitor tingkat kemandirian S: Aura Garini

- pasien dapat menggerakan - Pasien mengatakan setelah


ekstermitas kiri melakukan merasa lebih
segar dan produktif
2. mengidentifikasi kebutuhan alat
bantu kebersihan diri, berpakaian, O:
berhias, dan makan - Pasien terlihat lebih rapi dan
segar
- pasien membutuhan alat
keberisihan diri,pakaian dan alat A:
makan
- Masalah defisit perawatan diri
Terapeutik : sudah teratasi

3. menyediakan lingkungan yang P:


terapeutik (mis. Suasana hangat, - Mempertahankan intervensi
rileks,privasi) no 3, 4,
- pasien merasa rileks dan privasi I:
terjaga
- menyediakan lingkungan yang
4. menyiapkan keperluan pribadi terapeutik (mis. Suasana
(mis. Parfum,sikat gigi, dan sabun hangat, rileks,privasi)
mandi) - menyiapkan keperluan pribadi
(mis. Parfum,sikat gigi, dan
- pasien memerlukan sikat gigi, sabun mandi)
sabun mandi, parfum
5. mendampingi dalam melakukan E:
perawatan diri sampai mandiri
- pasien dapatmelakukan
- pasien merasa tidak sendiri perawatan diri secara mandiri

6. menjadwalkan rutinitas perawatan


diri

- pasien menyetujui jadwal latihan


perawatan diri

Edukasi :

7. menganjurkan melakukan
perawatan diri secara konsisiten
sesuai kemampuan

- pasien memahami anjuran dari


perawat

Observasi S: Aura Garini

1. mengidentifikasi toleransi fisik - Pasien mengatakan sudah


melakukan pergerakan lebih bisa mandiri, melakukan
hal hal yang bisa pasien
- pasien dapat menggerakan otot lakukan
kanan tetapi tidak dapat menahan
O:
2. memonitor kondisi umum selama
- Pasien terlihat lebih semangat
melakukan mobilisasi
dalam melakukan aktivitas
- pasien tampak antusias dan tanda A:
tanda vital stabil
- Gangguan mobilitas fisik
Terapeutik : terasai sebagian
3. memfasilitasi aktivitas mobilisasi P:
dengan alat bantu
- Mempertahankan intervensi
- pasien melakukan aktivitas no 3 dan 4
mobilisasi dengan gerakan2 I:
sederhana
- memfasilitasi aktivitas
4. melibatkan keluarga untuk mobilisasi dengan alat bantu
membantu pasien dalam - melibatkan keluarga untuk
meningkatkan pergerakan membantu pasien dalam
- keluarga pasien ikut dalam latihan meningkatkan pergerakan
mobilisasi
E:
Edukasi :
- pasien dapat dapat
5.menjelaskan tujuan dan prosedur melakukan gerakan
mobilisasi sederhana

- pasien dan keluarga mengetahui


tujuan dan prosedur latihan
mobilisasi

6. mengajarkan mobilisasi
sederhana yang harus dilakukan

- pasien memahami apa yang


diajarkan oleh perawat

Dibuat setiap hari. Untuk tindakan kritis evaluasi dilakukan langsung setelah tindakan

Mengetahui :

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

(…………………….) (……………………)

CATATAN

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN


IDENTITAS KLIEN
Nama (Initial) : Sdr. C
Umur : 20 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Mahasiswa:
Status Perkawinan : belum kawin
DIAGNOSA MEDIS : Thypoid

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Keluhan Utama : Pasien mengeluh panas

Data Fokus

D.S : Pasien mengatakan panas.

D.O : Kesadaran Composmentis, GCS = 15 (4.5.6)

Suhu tubuh 38,5 derajat C

Keringat cukup banyak.

Keadaan umum masih lemah

Hasil pemeriksaan Lab : Widal (+)

Pasien terpasang infus D5 % : NS = 1:2, 20 tts/mnt, terpasang kateter.

Makan-minum sendiri dengan duduk di atas tempat tidur, ADL masih dibantu dengan perawat atau
keluarga

Diagnosa Keperawatan Utama (sesuai data fokus)

Hipertermia b.d proses infeksi penyakit

Rencana Keperawatan : Hipertermia b.d proses infeksi penyakit

Tujuan& Rencana Intervensi Keperawatan Rasional


Kriteria - Standar

Setelah dilakukan Manajemen Hipertermia(1.15506) 1. Untuk mengetahui suhu


intervensi keperawatan tubuh pasien
selama 3x24 jam. Observasi 2. Untuk membantu
MakaTermoregulasi menurunkan suhu tubuh
1. Monitor suhutubuh
membaik. Dengan criteria pasien
hasil: Terapeutik 3. Untuk meningkatkan
kemandirian pasien dalam
- Suhu tubuh membaik 2. Lakukanpendinginaneksternal tirah baring
(kompresdingin pada dahi, leher, dada, 4. Untuk memenuhi pemberian
- Suhu kulit membaik abdomen, aksila) cairan dan elektrolit intravena
(L.14134) pasien
Edukasi

3. Ajarkantirah baring

Kolaborasi

4. Kolaborasipemberiancairan dan
elektrolitintravena, jikaperlu

Malang, 23 April 2020


Mahasiswa

Aura GariniMaulani

Implementasi dan Catatan Perkembangan :

Implementasi CatatanPerkembangan TTD/


Nama Terang

1. Memonitorsuhutubuhpasien S :Pasienmengatakanpanas

Respon: 38,5 derajat C Aura


GariniMaulani
2. Melakukanpendinginaneksternal O :Kesadaran pasien Composmentis,
dengan GCS = 15 (4.5.6)
Respon: Kompresdingin pada dahi,
leher, dada, abdomen, aksila Suhu tubuh 38,5 derajat C

3. Mengajarkantirah baring Keringat cukup banyak.

Respon: Keadaan umum masih lemah


Pasienmauterlibatdalampengajarantirah
baring Hasil pemeriksaan Lab : Widal (+)

4. Mengkolaborasikanpemberiancairan Pasien terpasang infus D5 % : NS = 1:2,


dan elektrolitintravena 20 tts/mnt, terpasang kateter.

Respon: Infus D5 % : NS = 1:2, 20 Makan-minum sendiri dengan duduk di


tts/mnt atas tempat tidur, ADL masih dibantu
dengan perawat atau keluarga

A :Hipertermiabelumteratasi

P :Melanjutkanintervensi no 1, 2, 3, 4

Dibuatsetiaphari. Untuktindakankritisevaluasidilakukanlangsungsetelahtindakan
Mengetahui :
Pembimbing Institusi PembimbingLahan

(…………………….) (……………………)

B. PENGORGANISASIAN

Karu

Aida Nuriyanti Putri


Dinas Siang Dinas Siang

1. Denta 1. Mely

Pasien Pasien

1. An. Badu 1. Sdr. Sukir


2. Ny sutyem 2. Tn. Saderun
3. Sdri. Candraloka 3. Sdri. Tina M

PEMBAGIAN KERJA
TIM PELAYANAN KEPERAWATANRUANG ALAMANDA RS PELITA BANGSA

Waktu Dinas&Perawat Ket


No. Nama Pasien Nama Perawat Penanggungjawab pasien
Pagi Siang Malam
1 1. An. Badu 1. Agil Devany  Anggota tim A
2. Ny. Sutyem 2. Aura Garini  yang bertugas
3. Denta
3. Sdri.  di Kamar
4. Dika
Candraloka  Alamanda bed
1, bed 3, dan
bed 6.
2 1. Sdr. Sukir 1. Tantri Yuliana  Anggota tim B
2. Tn. Saderun 2. Vebiola Maya  yang bertugas
3. Sdri. Tina M 3. Mely
 di kamar
4. Della
 Alamanda bed
2, bed 4, dan
bed 5
Tanggal, …………………….
Mahasiswa

( ………………………..……)
Mengetahui :
Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

(…………………….) (………………………)

C. RENCANA KERJA HARIAN KEPERAWATAN


RENCANA KERJA HARIAN PELAYANAN KEPERAWATAN

(SESUAI PERAN : KARU / KATIM / PP) *

Hari I / Tanggal : Senin/ 26 April 2021

No Waktu Kegiatan
1 06.00 Menyusun rencana harian sesuai peran
2 06.15 Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien
3 06.30 Menghitung kebutuhan tenaga keperawatan
4 07.00 Menunjuk atau menetapkan ketuan tim
5 07.05 Menentukan metode penugasan yang digunakan
6 07.15 Menyusun struktur organisasi ruangan
7 07.20 Melakukan pembagian tugas kepada ketua tim
8 07.30 Memimpin serah terima/operan keperawatan (Pre Conference)
9 11.15 Memimpin conference perawatan
10 11.40 Memberikan pengarahan ketua tim
11 12.45 Melakukan motivasi dan supervisi kegiatan pelayanan
12 13.00 Melakukan evaluasi pelayanan keperawatan
13 13.30 Melakukan audit dokumentasi
14 14.00 Memimpin post conference
15 14.30 Membuat laporan harian karu
Catatan : Dibuat SEBELUM praktek
*) Coret yang tidakperlu Tanggal, 27 April 2021
Mahasiswa

( Aida Nuriyanti Putri)

Mengetahui :

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

(…………………….) (……………………)

RENCANA KERJA HARIAN PELAYANAN KEPERAWATAN


(KATIM A) *

Hari I / Tanggal : Senin/26 April 2021

No. Waktu Kegiatan

Mengikuti operan dari perawat dinas malam kepada perawat dinas pagi
1. 07.00 WIB
dan Pre Conference

2. 08.00 WIB Tindakan keperawatan

3. 10.30 WIB Supervisi ( Memberikanpengarahandanmotivasi )

4. 11.00 WIB Tindakan keperawatan

5. 11.30 WIB Mengikuti middle conference

6. 11.45 WIB ISHOMA

7. 12.15 WIB Mengawasi proses pemberianasuhankeperawatan

Melakukan evaluasi dan dokumentasi asuhan keperawatan ( Post


8. 13.15 WIB
Conference )

9. 14.00 WIB Mengikuti operan dari perawat dinas pagi kepada perawat dinas sore

Catatan :Dibuat SEBELUM praktek


*) Coret yang tidak perlu Tanggal, …......
Mahasiswa

(Tomi Agustias Aryanto)

Mengetahui :

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

(…………………….) (……………………)
RENCANA KERJA HARIAN PELAYANAN KEPERAWATAN

(KATIM B) *

Hari I / Tanggal : Senin/26 April 2021

No. Waktu Kegiatan

Mengikuti operan dari perawat dinas malam kepada perawat dinas pagi
1. 07.00 WIB
dan Pre Conference

2. 08.00 WIB Tindakan keperawatan

3. 10.30 WIB Supervisi ( Memberikanpengarahandanmotivasi )

4. 11.00 WIB Tindakan keperawatan

5. 11.30 WIB Mengikuti middle conference

6. 11.45 WIB ISHOMA

7. 12.15 WIB Mengawasi proses pemberianasuhankeperawatan

Melakukan evaluasi dan dokumentasi asuhan keperawatan ( Post


8. 13.15 WIB
Conference )

9. 14.00 WIB Mengikuti operan dari perawat dinas pagi kepada perawat dinas sore

Catatan :Dibuat SEBELUM praktek


*) Coret yang tidakperlu Tanggal, …......
Mahasiswa

(Nurul Fajriyatul Ummah)

Mengetahui :

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

(…………………….) (……………………)
RENCANA KERJA HARIAN PELAYANAN KEPERAWATAN

(SESUAI PERAN : KARU / KATIM / PP) *

Hari I / Tanggal : Senin/26 April 2021

No. Waktu Kegiatan

1. 07.00  Operan
 Pre conference
2. 08.30
Tindakan Keperawatan :
3. 09.00
Anak Badu Dx: TETANUS

Mengidentifikasi penyebab hipertermia

Memonitor suhu tubuh pasien

Melakukan pendinginan eksternal

Berkolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena


4. 10.00
Supervisi

Tindakan Keperawatan
5. 13.00
Post conference (dokumentasi dan evaluasi )

Operan
6. 14.00

Catatan :Dibuat SEBELUM praktek


*) Coret yang tidakperlu Tanggal, ………………….
Mahasiswa

( ……………………..……)

Mengetahui :

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan


(…………………….) (……………………)

RENCANA KERJA HARIAN PELAYANAN KEPERAWATAN

(SESUAI PERAN :PP) *

Hari I / Tanggal : Senin/26 April 2021

No. Waktu Kegiatan


1. 07.00 - Operan

2. 08.30 - Pre Conference


- Tindakan keperawatan

3. 08.00 Ny.Sutyem Dx : DM
1. Monitor kadar glukosa darah
2. Monitor TTV
3. Periksa sirkulasi perifer
4. Monitor panas ,kemerahan ,nyeri atau bengkak pada
ekstermitas
Sdri. Tina marcellia Dx : Gastritis
1. Monitor mual dan muntah
2. Monitor dan pemeriksaan TTV
3. Monitor asupan gizi dan nutrisi

4. 09.00 Supervisi
Tindakan Keperawatan
5. 10.00
Post conference (dokumentasi dan evaluasi )
6. 13.00 Operan

7. 14.00

Catatan :Dibuat SEBELUM praktek


*) Coret yang tidakperlu Tanggal, ………………….
Mahasiswa

( ……………………..……)

Mengetahui :

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan


(…………………….) (……………………)

RENCANA KERJA HARIAN PELAYANAN KEPERAWATAN

(SESUAI PERAN : KARU / KATIM / PP) *

Hari I / Tanggal : Senin/26 April 2021

No. Waktu Kegiatan


1. 07.00 Operan
Pre Conference
2. 08.00 Tindakan keperawatan
Sdr. Sukir Dx : Meningitis
1. Mengidentifikasi penyebab hipertermia
2. Memonitor suhu tubuh pasien
3. Melakukan pendinginan eksternal
4. Berkolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena
3. 09.00 Supervisi
4. 10.00 Tindakan keperawatan
5. 13.00 Post Conference (dokumentasidan evaluasi)
6. 14.00 Operan

Catatan : Dibuat SEBELUM praktek


*) Coret yang tidak perlu Tanggal, 23 April 2021
Mahasiswa

( Tantri Yuliana)

Mengetahui :

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

(…………………….) (……………………)
RENCANA KERJA HARIAN PELAYANAN KEPERAWATAN

(SESUAI PERAN : KARU / KATIM / PP) *

Hari I / Tanggal :Senin/26 april 2021

No. Waktu Kegiatan


1. 07.00 Operan
Pre conference
2. 08.00 Tn.S tidak bisa melakukan aktivitas perawatan diri sehari hari
dengan baik dan normal karena mengalami hemiparese dextra
- memonitor tingkat kemandirian
- mengidentifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri,
berpakaian, berhias, dan makan
- mengidentifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
3. memonitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi

- menyiapkan keperluan pribadi


- mendampingi dalam melakukan perawatan diri sampai
mandiri
4. memfasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu
- melibatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan
5. 13.00 - menganjurkan melakukan perawatan diri secara konsisiten
sesuai kemampuan
6. 14.00 - mengajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan
post conference

operan
Catatan : Dibuat SEBELUM praktek
*) Coret yang tidak perlu
Tanggal 23 April 2021.
Mahasiswa

( AURA GARINI MAULANI)


Mengetahui :

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

(…………………….) (……………………)
RENCANA KERJA HARIAN PELAYANAN KEPERAWATAN

(SESUAI PERAN : KARU / KATIM / PP) *

Hari I / Tanggal :Minggu, 23 april 2021

No. Waktu Kegiatan


1. 07.00 Operan
Pre conference
2. 08.00 Tn.S tidak bisa melakukan aktivitas perawatan diri sehari hari
dengan baik dan normal karena mengalami hemiparese dextra
- memonitor tingkat kemandirian
- mengidentifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri,
berpakaian, berhias, dan makan
- mengidentifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
3. - memonitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi
- menyiapkan keperluan pribadi
- mendampingi dalam melakukan perawatan diri sampai
mandiri
- memfasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu
4. - melibatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan
- menganjurkan melakukan perawatan diri secara konsisiten
sesuai kemampuan
- mengajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan

Sdr. C :Thypoid
 Memonitor intake dan output cairan
 Memberikan asupan airan oral
 Memberikan cairan isotonis
 Memonitor suhu tubuh
 Melakukan pendinginan eksternal (kompres dingin pada dahi, leher,
dada, abdomen, aksila)
 Mengajarkan tirah baring
5. 13.00  Memberikan cairan dan elektrolit intravena

post conference
6. 14.00

operan
Catatan :Dibuat SEBELUM praktek
*) Coret yang tidakperlu

Tanggal 23April 2021.


Mahasiswa

( AURA GARINI MAULANI)

Mengetahui :

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

(…………………….) (……………………)
D. PENGGERAK
1. Skenario Operan (Shift Malam Ke Shift Pagi)
SKENARIO OPERAN PAGI

Kepala ruang : Aida

Ka tim pagi : Nurul

Ka tim malam : Tomi

Perawat malam 1 (PM 1) : Rara

Perawat malam 2 (PM 2) :Agil

Perawat pagi 1 (PP 1) :Vebiolla

Perawat pagi 2 (PP 2) : Tantri

Nurse Station

Karu : Assalamualaikum wr wb.

(Semua) : Waalaikumsalam wr wb.

Karu : Baik sekarang jam sudah menunjukan pukul 07.30 waktunya kita melakukan operan
kepada shift pagi ,

Katim mlm :Baik bu , mari dimulai untuk mempersingkat waktu

Karu : baik , Assalamualaikumwr.wbs ebelum memulai operan shift pagi hari ini alangkah
baiknya kita berdoa terlebih dahulu menurut agama dan kepercayaan masing-masing, berdoa dimulai.

Semua : (berdoa)

Karu : Selesai, baik untuk mengawali operan shift pada pagi hari ini mari kita dengarkan
laporan asuhan keperawaatan dari tim shift malam, pada katim shift pagi dipersilahkan

PM 1 : Baik, terimakasih. Untuk operan pagi ini ada 6 pasien.. nah dari ke 6 pasien ada 2
pasien baru dikamar 3 dan 4

Pasien Pertama

S: An.Badu (12 Tahun) Kamar 1 ,Bed 1

Dx: Tetanus
Keluhan utama panas dan kejang disertai kesadaran yang menurun .

B: Telah diberikan obat anti kejang /Penurun demam (kolaborasi )

A: Pemeriksaan TTV

GCS 10, T : 39’C

R: Lakukan pemeriksaan TTV setiap 5 jam Lakukan pemberian kompres dingin untuk menurunkan demam
jika masih terasa demam

Katim pagi : Adakah yang perlu di cek laginers? cek sputum?

PM 1 : tidak ada ners.

PP 2 : apakah masih timbul kejang setelah pemberian obat ?

PM 1 : kejang sudah tidak muncul lagi ,namun masih demam selama semalam ini

PP 2 : baik ners.

PM 2 : selanjutnya untuk pasien selanjutnya

S: Sdr. S (15 Tahun) Kamar 1,bed 2

Dx: Meningitis

Pasien mengeluh Panas terus menerus dan kejang disertai kesadaran menurun

B: pemberian cairan dan elektrolit intravena

- Cairan elektrolit infus D5 ½ Ns, 1 kolf dengan 20 tetesan /menit

A: Pemeriksaan TTV
- GCS 9 (E2V3M4)
- T : 40 oC

R : Melakukan pendinginan eksternal

- Memberikankompreshangatpadadahi, leher, dada, abdomen, danaksilapasien

Katim pagi : apakah pasien ini ada keluhan kejang ners?

PM 2 : tidak ada bu,

Katim pagi : baik terimakasih bisa dilanjut pasien berikutnya .


PM 2 :baik bu terimakasih saya lanjut untuk S : Ny.S (55 Tahun)
Kamar 2,bed 1
Dx: DIABETES MELLITUS

B : Klien mendapat injeksi insulin 3 kali sehari sebelum makan

A: Pemeriksaan TTV
Kesadaran Composmentis,

GCS = 15 (4.5.6),

Tekanan darah 170/100 mmHg.


R : CekHb
Kontrol intake & output
Kontrol TTV setiap 3 jam
Cek KGD dan perawatan kaki dan kuku

PP 1 : Baikners.

PM 2 : Untuk Pasien Keempat (pj rara)

S :Tn. S (65 Tahun)


Kamar 2 ,bed 2
Dx: Hemiparese dextra

Tidak bisa melakukan aktivitas secara normal

B: menyediakan lingkungan yang terapeutik (mis. Suasana hangat, rileks,privasi)

A : Pemeriksaan
Kedasaran composmentis,

GCS = 15 (4.5.6).

Hasil pemeriksaan terdapat hemiparese dekstra, nilai kekuatan otot kanan 3/3 dan otot kiri 5/5.

R: Cek TTV rutin dan monitor tingkat kemandirian pasien

Katimpagi : untuk pasien ini apa sudah dilakukan edukasi kepada pasien dan keluarga ?

PM 2 : sudah bu ,bagaimana untuk perawat Vebi?

PP 1 : sudah jelas sus,

PM 2 : baik jika sudah jelas, silahkan perawat rara Melanjutkan pasien selanjutnya

PM 1 : Baik sus, saya lanjutkan untuk pasein 5 (pj vebiolla)


S :Nn. T (17 Tahun)
Kamar 3
Dx: GASTRITIS

Pasien mengeluhkan mual dan muntah muntah

B:

- Identifikasi dampak mual terhadap kualitas hidup (nafsu makan,aktivitas,kinerja,tanggung jawab


peran,dan tidur)
- Identifikasi faktor penyebab mual
A : Pemeriksaan Keadaan lemas

R: Cek TTV rutin dan monitor mual serta asupan nutrisi

PP 2 : Baik ners,

PM1 : Saya lanjut untuk

pasien keenam

S :Sdr.C (20 Tahun)


Kamar 4
Dx: Thypoid

Pasien mengeluh panas

B: Mengkolaborasikan pemberiancairan dan elektrolit intravena

Respon: Infus D5 % : NS = 1:2, 20 tts/mnt

A : Pemeriksaan

Kesadaran pasien Composmentis, dengan GCS = 15 (4.5.6)


Suhu tubuh 38,5’ C
Keringat cukup banyak.
Keadaan umum masih lemah
Hasil pemeriksaan Lab : Widal (+)

R: Cek TTV rutin dan monitor mual serta asupan nutrisi

Karu : untuk pasien ke 6 bagaimana hasil labnya?

PM 1 : Hasil pemeriksaan Lab : Widal (+) Bu,bagaimana ada yang ditanyakan lagi?

PP 2 : Tidak sus ,cukup sudah dapat di pahami


PM 1 : Baik jika tidak ada lagi yang diitanyakan waktu dan tempat saya kembalikan kepada Kepala
Ruang. Terimakasih

Karu : baiklah terimakasi Perawat Rara & Agil yang telah menyampaikan operan shift malam kepada
perawat yang bertugas shift pagi dengan jelas. Lalu untuk sekarang bagaimana jika langsung saja
kepasiennya.

Katim mlm : Bolehpaklangsungsaja

Katim pagi : (kamar 1-4) selamat siang bapak,,kami akan melakukan operan shift, ini rekansaya Ners
Vebi dan Ners Tantri , yang nanti akan merawat bapak sampai jam 14.00 siang.. dan ada juga kepala
ruangan di pagi ini pak, yaitu bu aida, dan saya sendiri selaku kepala tim shift pagi.

Karu : baik,, sudah selesai operan kita pada hari ini terimakasih ya bapak ibu atas waktunya, semoga
lekas sembuh, bagi semua rekan mari kita kembali keruangan, dan menandatangani hasil operan dinas
malam

Semua : baik bu

Karu : operannya sudah selesai, pasti sudah lengkap semua. Nah bagi yang dinas pagi selamat
bertugas. Dan yang shift malam jika ingin pulang silahkan, untuk yang lain menyesuaikan. Sebelum
mengakhiri hasil operan ini,kita berdo’a terlebihdahulu menurut agama dan kepercayaan masing-masing,
supaya selamat sampai tujuan, berdo’a dimulai.. berdo’a selesai..untuk acara selanjutnya, silahkan untuk
menyesuaikannya masing-masing.. terimakasih assalamualaikum..

Semua : Walaikumsalamwrwb. Terimakasih bu .

2. Skenario Pre Conference


NAMA PERAN
Karu : Aida
Katim A : Nurul
Katim B : Tomi
PM 1 : Rara
PM 2 : Agil
PP 1 : Vebiola
PP 2 : Tantri

Karu : Assalamualaikum Wr.Wb


Semua : Waalaikumsalam Wr.Wb
Karu : Puji syukur kita ucapkan kepada Allah swt. Yang telah memberikan kesehatan kepada kita
sehingga kita masih bisa menjalankan tugas kita sebagai seorang Perawat. Baiklah untuk memulai aktivitas kita
awali dengan sama-sama membaca doa. Selanjutnya saya serahkan kepada perawat Nurul selaku ketua tim,
seperti biasanya untuk memandu pre conference kita pada pagi hari ini

Katim Nurul : “Terimakasih kepada ibu Aida selaku kepala ruangan, Assalamualikum wr. Wb. Selamat pagi
kepada rekan rekan semua, puji dan syukur kita semua masih diberi kesehatan.Ya pada kesempatan pre
conference pagi ini dengan jumlah pasien 6 orang. Baik langsung saja kepada perawat Rara dan Agil
silahkan untuk menyampaikan bagaimana pasien yang kalian tangani.

Rara : Selamat pagi, saya menangani pasien Tn. Saderun dikamar 2 bad 4 dengan penyakit
Post Stroke, 65 tahun di rawat dengan CVA trombosis, Kedasaran composmentis, GCS = 15 (4.5.6). Hasil
pemeriksaan terdapat hemiparese dekstra, nilai kekuatan otot kanan 3/3 dan otot kiri 5/5. Makan-minum dan ADL
dibantu oleh keluarga atau perawat. Saat ini pasien sedang menjalani program rehabilitasi fisik untuk menguatkan
otot-otot ekstrimitasnya. Dan pasien Sdri. Chandraloka dengan penyakit thypoid 20 tahun, Keluhan utama panas
tidak disertai kesadaran menurun. Saat ini pasien dirawat di rumah sakit dan berdasarkan hasil pengkajian
didapatkan data sbb :Kesadaran Composmentis, GCS = 15 (4.5.6), suhu tubuh 38,5 derajat C, keringat cukup
banyak.Hasil pemeriksaan Keadaan umum masih lemah, Lab : Widal (+). Pasien terpasang infus D5 % : NS = 1:2,
20 tts/mnt, terpasang kateter. Makan-minum sendiri dengan duduk di atas tempat tidur, ADL lain masih dibantu
dengan perawat atau keluarga.

Agil : Saya menangani pasien Bed 1 dengan penyakit tetanus, Anak Badu jenis kelamin laki-laki, 12
tahun, Keluhan utama panas dan kejang disertai kesadaran menurun. Saat ini pasien dirawat di rumah sakit dan
berdasarkan hasil pengkajian didapatkan data sbb : GCS = 10 (2.4.4), suhu tubuh 39 derajat C, keringat cukup
banyak, dan terjadi kejang tonik setiap ada rangsangan. Pasien terpasang infus D5 % : NS = 1:1, 20 tts/mnt,
terpasang kateter. Menurut keluarga, klien mempunyai radang telinga telinga tengah (OMP) sejak 2 tahun lalu.

KATIM Nurul : Ya, baiklah terima kasih kepada rekan-rekan yang sudah menyampaikan Riwayat pasien. Dilihat
dari hasil laporan teman-teman, semua pasien memerlukan penanganan lebih. Jadi diharapkan, untuk
kerjasama antara rekan-rekan. Baik, waktu saya kembalikan kepada ibu Aida (karu).

KARU : Untuk Katim B silahkan

KATIM Tomi : terimakasih bu, Baik langsung saja kepada perawat Vebi dan Tantri silahkan untuk
menyampaikan bagaimana pasien yang kalian tangani.

PP 1 : untuk pasien Bed 3 dengan penyakit DM, Ny. Sutyem, 55 tahun dirawat dengan keluhan sering
pusing, badan mudah lelah walaupun makan dan minum cukup banyak. Klien juga mengeluh sering buang air kecil.
Hasil pemeriksaan : Kesadaran Composmentis, GCS = 15 (4.5.6), Tekanan darah 170/100 mmHg. Makan-minum
dan ADL lain mandiri, Klien mendapat injeksi insulin 3 kali sehari sebelum makan. Klien belum bisa melakukan
sendiri injeksi insulin dan perlu pengajaran. Dan untuk pasien Bed 5 dengan penyakit gastritis, Sdri. Tina marcellia,
jenis kelamin wanita, 17 tahun, Keluhan utama waktu masuk : mual dan muntah-muntah. Saat ini kondisi pasien
sudah mulai membaik, mual & muntah (-), makan-minum secara peroral, ADL mandiri, infus sudah di lepas. Menurut
keluarga klien sangat menyukai makanan pedas (bakso, rujak), dan minum es krim.

PP 2 : saya menangani pasien Bed 2 dengan penyakit meningitis, Sdr. Sukir, jenis kelamin laki-laki,
15 tahun, Keluhan utama panas terus menerus dan kejang disertai kesadaran menurun. Saat ini pasien dirawat di
rumah sakit dan berdasarkan hasil pengkajian didapatkan data sbb : GCS = 9 (2.3.4), suhu tubuh 40 derajat C,
keringat cukup banyak, dan terjadi kejang tonik – klonik.Hasil pemeriksaan Lumbal Punctie : cairan keruh, bakteri (+),
Riwayat batuk kronis disertai dahak. Pasien terpasang infus D5 % : NS = 1:1, 20 tts/mnt, terpasang kateter.

KATIM Tomi : baik terima kasih kepada rekan-rekan yang sudah menyampaikan Riwayat pasien. Dilihat dari
hasil laporan teman-teman, semua pasien memerlukan penanganan lebih. Jadi diharapkan, untuk kerjasama
antara rekan-rekan. Baik, waktu saya kembalikan kepada ibu Aida (karu).
KARU : Trima Kasih kepada Katim dan rekan-rekan semua atas laporannya. Langsung saja kita semua
melakukan tindakan-tindakan yang sudah direncanakan. sekali lagi diharapkan, kerjasamanya dari semua
rekan-rekan sekalian. Mungkin cukup sekian jika tidak ada yang di tanyakkan, kalian bisa melakukan sesuai rencana
yang sudah di diskusikan saya akhiri wassalamualaikum Wr.Wb
Semua : Waalaikumsalam Wr.Wb

3. Skenario Middle Conference


NAMA PERAN
Karu : Aida
Katim A : Nurul
Katim B : Tomi
Perawat Pelaksana A : Rara dan agil
Perawat Pelaksana B : Vebiola dan Tantri
KONFERENSI TENGAH
Karu : Assalamu’alaikum Wr Wb
Semua : Waalaikumsalam
Karu :Alhamdulillah rekan-rekan semua kita bisa bertemu pada konferensi tengah pada shift pagi
hari ini. Langsung saja, setelah melakukan beberapa tindakan pagi hari ini, apakah ada
masalah ?
Katim A : Dari tim A, tindakan pagi ini tidak menemui kasus yang berarti. Untuk kasus tadi pagi
sudah saya diskusikan dengan pihak farmasi. Hasilnya, dari pihak farmasi sebelumnya
tidak mengetahui bahwa pasien menderita GGK. Jadi sekarang dari pihak farmasi sudah
mengganti antibiotic yang diberikan kepada pasien dengan dosis yang lebih aman. Dan hal
ini sudah di informasikan kepada dokter.
Perawat pelaksana A: Tindakan yang sudah kami lakukan adalah membantu pasien menjalani program
rehabilitasi fisik untuk menguatkan otot ekstremitasnya. Rencana tindakan yang akan
dilakukan memfasilitasi ambulasi dengan menggunakan alat, dan mengajarkan ambulasi
sederhana, dan mengajarkan kepada keluarga bagaimana cara merawat pasien dengan
benar.
Karu : Terima kasih kepada Katim A. jangan lupa dicek ulang pada resep pasien untuk direvisi
sesuai advise dokter. Selanjutnya dari B, bagaimana dengan tindakan yang sudah
dilakukan pagi ini ?
KAtim B : Untuk pasien kelolaan tim B, alhamdulillah tidak ada masalah. Semuanya lancar dan baik
- baik saja Bu.
Perawat pelaksana B : Saat ini kondisi pasien sudah mulai membaik, mual dan muntah menurun, makan
dan minum secara peroral, nafsu makan meningkat, ADL mandiri, infus sudah dilepas.
Karu : Terima kasih Katim A dan Tim B yang melaksanakan tugasnya. Kalau sudah tidak ada
yang perlu dibahas, kita akhiri konferensi tengah pada shift pagi hari ini. Selamat
menyelesaikan tugas kembali. Sampai jumpa di konferensi akhir pnanti. assalamu’alaikum
wr.wb.
Semua : waalaikum salam dr.wb.

4. Skenario Post Conference

SKENARIO POST CONFERENCE


Kepalaruang : Aida
KatimA :Nurul
KatimB :Tomi
Perawatmalam 1 (PM 1) :Rara
Perawatmalam 2 (PM 2) :Agil
Perawatpagi 1 (PP 1 ) : Vebiolla
Perawatpagi (PP 2) :Tantri

Karu :Assalamualaikum Wr.Wb ,Selamat Siang


Semua :Waalaikumsalam Wr.Wb , Selamat Siang Bu
Karu :Alhamdulillahirobil’alamin , puji syukur kehadirat Alloh SWT . Kita masih bisa bertemu lagi
dan berkumpul di penghujung tugas kita , seperti biasa kita akan melakukan konferensi
akhir sebelum di operkan ke shift berikutnya. Sebelum di mulai saya akan menjelaskan
tujuan konferensi akhir pada hari ini . Adapun tujuannya adalah untuk
mempertanggungjawabkan pelayanan/ asuhan keperawata satu shift dinas , evaluasi
aktivitas pelayanan pada satu shift dinas , sentralisasi informasi , memfasilitasi komunikasi
dan kordinasi antar anggota tim serta penyelesaian masalah jika ada masalah yang perlu
di selesaikan bersama . Baiklah saya persilahkan kepada Katim untuk memandu
konferensi akhir
Katim A :Baik terimakasih pak , untuk hari ini saya akan langsung mempersilahkan kepeda
anggota tim saya untuk melaporkan perkembangan pasien kelolaannya, kendala selama
asuhan keperawatan , dan rencana tindak lanjut untuk dapat di operkan pada shift
berikutnya . Bisa di mulai Ns Vebiolla
PP 1 :Baik terima kasih atas waktunya , langsung saja saya akan meaporkan perkembangan
pasien kelola saya yaitu padakamar 1 bed 1 dan bed 2 dengan diagnosa tetanusdan
meningitis , berikut uraiannya:
Bed 1 PasiendenganDiagnosa Tetanus
S: Menurut keluarga, klien mempunyai radang telinga telinga tengah (OMP) sejak 2 tahun lalu.
O:
- GCS = 10 (2.4.4)
- Suhu tubuh 39 derajat C
- keringat cukup banyak, dan terjadi kejang tonik setiap ada rangsangan.
- Pasien terpasang infus D5 % : NS = 1:1, 20 tts/mnt
- Terpasang kateter.
A: Hipertermia Belum Teratasi
P : Melanjutkan intervensi
Bed 2 PasiendenganDiagnosa Meningitis 
S :Keluargapasienmengatakanpanasterusmenerusdankejangdisertaikesadaranmenurun
O :Keadaanumumlemah
- GCS : 9 (2-3-4)
- S : 40 0C
- keringatcukupbanyak,
- kejangtonik – klonik.
- HasilpemeriksaanLumbalPunctie :cairankeruh, bakteri (+),
 - Riwayatbatukkronisdisertaidahak.
A :Hipertermiabelumteratasi 
P :Lanjutkanintervensi 3,4
3. Memberikompresdingin
4. Membericairan oral
KATIM A : Baik terima kasih atas laporannya. Selanjutnya, Ns Tantri dipersilahkan
PP 2 : baik bu terimakasih. Berikutnya saya akan menyampaikan perkembangan dari pasien
saya yaitu kamar 2 bed 1dan bed 2, berikut uraiannya :
Bed 1 PasiendenganDiagnosa Diabetes Mellitus
S: Pasien mengatakan sering pusing, badan mudah lelah walaupun makan dan minum cukup banyak, dan
sering buang air kecil
O: 
- kesadaran composmentis
- GCS: 15 (4,5,6)
- TD: 170/100 mmHg
- jumlah urine meningkat
- pasien tampak lelah
A: Perfusiperifertidakefektif belum teratasi
P: melanjutkan intervensi 

Bed 2 pasien dengan diagnosa Post Stroke


S:
- Pasien mengatakan tangan dan kakinya masih terasa lemah
- Pasien mengatakan masih membutuhkan bantuan untuk memenuhi kebutuhannya
O:
- Kesadaran composmentis
- TD : 150/90 mmHg
- Klien tampak lemah
A : Masalah belum teratasi
P : Mempertahankan intervensi
Katim A     : Baik terima kasih atas laporannya untuk Ns Tantridan Ns Vebiolla, sekarang saya
persilahkan kepada BapakTomiuntuk memimpin pelaporan pasien kelolaan Ns. Raradan
Ns. Agil
Katim B      : Baik terima kasih Ns. Nurul, baik saya persilahkan kepada Ns. Rara untuk
menyampaikan laporan terlebih dahulu
PM1 :  Baik terimakasih, berikut  laporan dari saya pada pasien kamar 3
Pasien bed 1 dengan diagnosa Gasritis
S ;Pasienmengatakansudahtidakmualmuntah
O:
S : 36,5℃
N : 60x/menit
RR : 16x//menit
TD : 150/90 mmHg
Klientampaklemah
A :Masalahbelumteratasi
P :Mempertahankanintervensi 1,2,3,4
Katim B      : Oke terima kasih kepada Ns. Rara telah menyampaikan hasilnya, selanjutnya Ns. Agil
silahkan menyampaikan hasilnya
PM 2 : terimakasih atas waktunya Pak. baik disini saya akan melaporkan pasien
Ny. Chandraloka dengan diagnosa thypoid
S :Pasien mengatakan sudah tidak demam
O:
- Kesadaran composmentis
- S : 37℃
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
Katim B      : Baiklah terima kasih atas laporan hasil asuhan keperawatan rekan-rekan, waktu dan
tempat saya kembalikan kepada Ibu Aida.
Karu           : Baik, terima kasih atas laporan perkembangan asuhan keperawatan dari masing-masing
perawat pelaksana. Selanjutnya saya akan meberikan masing-masing tim kesempatan
untuk memberikan tanggapannya terhadap tim lain. 
Katim A : sepertinya sudah cukup pak
Katim B : sudah cukup pak
Perawat PP/PM : Sepertinya sudah pak
Karu : Baik terimakasih, Alhamdulillah Proses Keperawatan yang kita lakukan berjalan dengan
lancar. baik saya hasil konferensi akhir kita hari ini, dapat saya simpulkan rencana asuhan
keperawatan berjalan dengan baik dan Tim sudah bagus, insyaAllah akan bisa mengatasi
masalah yang terjadi, asuhan keperawatan yang diberikan sudah baik.konferensi akhir kita
hari ini sudah selesai, setelah ini akan kita lanjutkan dengan kegiatan supervisi. selamat
atas kerja kerasnya dan terimakasih kepada pihak yang terlibat disini. pertahankan kinerja
baik kalian, saya percaya bahwa kalian melakukan yang terbaik untuk pasien. akhir kata
terimakasih
Wassalamualaikum Wr.Wb

E. PENGONTROLAN
Skenario Supervisi (Penilaian)
ROLE PLAY SUPERVISI PEMASANGAN KATEATER

Kepala Ruang : Aida


Perawat Pelaksana : Vebiola
Perawat Pendamping : Tantri
Narator : Nurul
Fasilitator : Agil, Rara, Tomi

Di ruang Kepala Ruangan Karu menjelaskan tujuan supervise pada perawat pelaksana

Kepala Ruang : Assalmualaikum Wr. Wb Selamat pagi, apa semuanya sudah lengkap?
Perawat Pelaksana : Waalaikumussalam Wr. Wb.Pagi bu, Alhamdulillah sudah bu
Kepala Ruang : Baik pagi ini saya akan melakukan supervisi . jadi tujuan untuk dilakukannya
supervisi adalah untuk mempelajari dan memperbaiki tindakan yang akan
dilakukan kepada pasien kita. nah pada hari ini, apakah benar dengan anak badu
Akan dipasangkan infus ?
Perawat Pelaksana : Iya benar bu, hari ini pada pasien anak badu akan dipasangkan infus
Kepala Ruang : oke kalau begitu persiapkan alat alatnya yaa
Perawat Pelaksana : Baik bu, akan saya persiapkan alat alatnya

Diruang Ners Station


Perawat Pelaksana : Ners Tantri tolong bantu saya menyiapkan alat alat untuk pemasangan infus
pada pasien anak badu yaa
Perawat Pendamping : Baik Ners
Beberapa menit setelah mempersiapkan alat
Perawat Pendamping : Sepertinya sudah ada semua ners sudah lengkap alat alatnya
Perawat pelaksana : Iya ners, makasih yaa
Perwat Pendamping : Sama-sama Ners
Setelah selesai menyiapkan alat perawat pelaksana segera mengkonfirmasi kepada Kepala Ruangan
Perawat Pelaksana : Permisi bu, saya dan rekan saya sudah selesai mempersiapkan alat alat
pemasangan infusnya
Kepala Ruangan :Oke bagus, Saya cek terlebih dahulu
Perawat Pelaksana : Baik bu
Kepala Ruangan : Bagus sekali sudah lengkap semuanya. Langsung saja kita ke ruangan pasien
ya
Kepala ruangan, Perawat pelaksana dan perawat pendamping menuju ruangan pasien, setelah tiba
keruangan pasien perawat pelaksana dan perawat pendamping langaung melakukan tindakannya yaitu
memasang infus sesuai dengan Standar Operasional Prosedur. Setelah selesai tindakan pemasangan
infus tersebut Kepala ruangan Mengajak perawat pelaksana untuk berdiskusi atau mengevaluasi tindakan
yang telah perawat pelaksana dan perawat pendamping lakukan tadi dan perawat pendamping kembali
keruangnnya
Kepala Ruangan : Tadi saya sudah melakukan penilaian terhadap hasil kerja pemasangan infus
pada hari ini.. untuk secara prosedur pemasangan infus sudah baik , tapi ada hal
yang harus kita perhatikan bersama
Perawat Pelaksana : emm apa itu ya bu?
Kepala Ruangan : dalam pemasangan tadi kurangnya interksi kepada pasien. jadi, pasiennya tadi
merasa sedikit agak takut,,. Sepertinya hal itu yg perlu kita perhatikan.
Perawat Pelaksana : Baik Bu, saya menyadari akan hal itu,, dan nanti akan kami perbaiki..
Kepala Ruangan : iya bagus sekali, interksi dan komunikasi dalam hal ini komusikasi terputik
sangat penting dilakukan apalagi pasien kita anak-anak,.. dan untuk semuanya
sangat bagus sekali apa yg kalian lakukan pada hari ini pertahankan terus, dan
sepertinya hanya itu saja, kamu boleh kembali ke ruangan kamu.
Perawat Pelaksana : Baik pak Terimakasih…
Perawat Pelaksana kembali ke ruangnnya dan Kepala Ruangan melakukan dokumentasi keperawatan
untuk hasil supervise tersebut

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN (RESUME HARIAN)(KARU/KATIM)

Resume Asuhan Keperawatan

No. Aspek Yang Dinilai Askep 1 Askep 3 Askep 6 Juml


Skor
Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk

I Pengkajian
1. Kelengkapan data (S dan O)
2. Ketepatan data V V V
3. Ketepatan Diagnosis kep
V V V 9

V V V

II Diagnosis Keperawatan
1. Ketepatan diagnosis (sesuai
masalah / keluhan utama V V V
klien)
2. Formulasidiagnosa PES atau 6
PE
V V V

III Perencanaan :

1. Merumuskantujuankep V V V
2. Menentukanrencanaintervensi
V V V 6

IV Pelaksanaan

1. Persiapanpasien V V V

2. Persiapanalat V V V

3. Prosedurtindakantepat V V V 12

4. Keberhasilantindakan
V V V

V Evaluasi

1. Menggunakan SOAPIER
2. Berkesinambungan V V V 6

V V V

13 13 13 39
TOTAL SKOR

Beri tanda (V) pada kegiatan yang sesuai


Ya : skor 1
Tidak : skor 0
13
NILAI = x 100 = 100
Skor max (13) Malang, ………………………
Pembimbing

(…………………….)
3. Laporan KARU/KATIM
FORMAT LAPORAN KARU / KATIM

TINGKAT TINDAKAN YG TINDAKAN YG RENCANA


NO NAMA PASIEN / KETERGA DX DATA DX SUDAH BELUM TINDAK LANJUT
BED N- MEDIS FOKUS KEPERAWATAN DILAKUKAN & DILAKSANAKAN
TUNGAN HASIL
1 Anak Badu TOTAL Tetanus GCS = 9 Hipertermi 1. Mengidentifik Melakukan - Memonitor
(2.3.4),suhu berhubungan si penyebab pendinginan suhu tubuh
Bed 1 tubuh 40 dengan proses hipertermia eksternal pasien
derajat C, infeksi penyakit 2. Memonitor - Melakukan
keringat suhu tubuh pendinginan
cukup pasien eksternal
banyak, dan 3. Berkolaborasi
pemberian
terjadi
cairan dan
kejang tonik
elektrolit
intravena
4. Sdr. Sukir TOTAL Meningitis GCS= 9 Hipertermi - Mengidentifik Melakukan - Memonitor
2 (2.3.4), suhu berhubungan si penyebab pendinginan suhu tubuh
Bed 2 tubuh 40 dengan proses hipertermia eksternal pasien
derajat C, infeksi penyakit - Memonitor - Melakukan
keringagt suhu tubuh pendinginan
cukup pasien eksternal
banyak, dan - Berkolaborasi
pemberian
terjadi
cairan dan
kejang tonik-
elektrolit
intravena
klonik

5. Ny. Sutyem MANDIRI Diabetes Pemeriksaa Perfusi perifer 1. Monitor kadar - 1. Monitor TTV
Militus n fisik dan tidak efektif Glukosa darah
Bed 3 tanda-tanda 2. Monitor TTV 2. Monitor kadar
vital tidak 3. Monitor intake glukosa darah
efektif dan output
3. mengajarkan
cairan
4. Periksa pasien untuk
serkulasi melakukan suntik
perifer insulin sendiri
5. Monitor panas,
4. mengajarkan
kemerahan,
pasien untuk diet
nyeri atau
bengkak pada
ekstermitas
6. Memberikan
injeksi insulin
7. Pasang infus
RL
8. Tn. Saderun PARSIAL Post Stroke Tidak bisa Defisit perawatan 1. Memonitor Memfasilitasi 1. Memonitor
6. melakukan diri & gangguan tingkat aktivitas mobilisasi tingkat
Bed 4 aktivitas mobilitas fisik kemandirian dengan alat bantu kemandirian
perawatan 2. Mengidentifik 2. Memfasilitasi
diri sehari- asi kebutuhan aktivitas
hari dengan alat bantu, mobilisasi
baik dan kebersihan dengan alat
diri, bantu
normal
berpakaian,
karena
berhias, dan
mengalami
hemiparese makan
3. Mengidentifik
asi toleransi
fisik
melakukan
pergerakan
4. Mendampingi
dalam
melakukan
perawatan
diri sampai
mandiri

5. Sdri. Tina MANDIRI Gastritis Pola nutrisi Nausea 1. Monitor mual - Monitor TTV
Marcellia dan dan muntah
metabolik 2. Monitor dan
Bed 5 nausea pemeriksaan
TTV
3. Monitor asupan
gizi dan nutrisi

6. Sdri. PARSIAL Thypoid Pasienmeng Hipertermia 1. Memonitor - 1.


Chandraloka atakanpana intake dan Memonitorsuhutub
s, output cairan uh
kesadaran 2. Memberikan
compos asupancaira 2. Memonitor
mentis, GCS n oral intake dan output
3. Memberikan
= (4.5.6) cairanisotoni
suhutubuh s
38,5derajat 4. Memonitorsu
C, hutubuh
keringatcuku 5. Melakukanp
pbanyak, endinginane
keadaanpe ksternal
(kompresdin
meriksaanm
ginpadadahi,
lab ; widal
leher,dada,
(+),
abdomen,
pasienterpa
aksila)
sanginfus
6. Mengajarkan
D5% : NS =
tirah baring
1,2o tts/mnt,
7. Memberikan
terpasangka
cairandanelk
teter, ektrolitintrav
makanminu ena
msendiriden
gandudukdi
atastempoat
tidur, ADL
masihdibant
udenganper
awatataukel
uarga.
OPERAN(Shift Pagi ke Shift Siang)

KARU : Aida

KATIM A : Tomi

KATIM B : Nurul

PP P1 : Agil

PP P2 : Rara

PP P3 : Tantri

PP P4 : Vebi

PP S1 : Denta

PP S2 : Mely

Skenario

Karu : Assalamualaikum wr.wb

Semua : Waalaikumsalam wr.wb

Karu : Puji syukur kita panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa, karena pada kesempatan siang hari ini kita
akan melaksanakan operan atau timbang terima dari tim yang berjaga pada shift pagi ke shift siang.
Sebelum kita memulai alangkah baiknya kita berdoa terlebih dahulu (berdoa dimulai), selesai. Baik
disampaikan terima kasih kepada rekan rekan semua yang melakukan tugasnya pada shift pagi dengan
baik, dan terimakasih atas kehadirannya kepada rekan-rekan yang akan melakukan tugasnya pada shift
siang hari ini. Baik untuk mengawali operan atau timbang terima pada siang hari ini, kita akan
mendengarkan laporan asuhan keperawatan dari tim yang berjaga pada shift pagi, pada tim shift pagi
dipersilahkan.

Katim A : Baik terima kasih Bu Aida atas waktunya. pada shift pagi ini kita dari tim A akan menyampaikan
laporan asuhan keperawatan pada pagi ini. Dari laporan tim A shift pagi terdapat 3 pasien dengan tingkat
ketergantungan yang berBeda, yaitu ketergantungan total, parsial dan mandiri. Baik saya persilahkan untuk
rekan-rekan tim A untuk menyampaikan laporan asuhan keperawatannya terlebih dahulu.

Perawat Agil : Baik terima kasih untuk pasien di Kamar 1 Bed 1 atas nama An. Badu umur 12 tahun
dengan diagnosa medis Tetanus dan dx keperawatan Hipertermi b.d proses penyakit d.d suhu tubuh diatas
nilai normal. Tindakan yang sudah dilakukan yaitu memonitor suhu tubuh (hasil 38,7 C) , memonitor kadar
elektrolit (terpasang infus D5%:Ns 1:1 dan kateter), memberikan cairan oral. Masalah belum teratasi, jadi
pada An. B suhu tubuhnya belum mengalami penurunan yang signifikan sampai batas normal jadi untuk
perawat yang bertugas saya berpesan untuk selalu mengecek An. B agar tidak ada hal yang tidak
diinginkan terjadi. Untuk tindakan yang belum dilakukan yaitu mengobservasi TTV. Untuk rencana tindak
lanjutnya mengobservasi TTV, memonitor suhu, tetap memonitor kadar elektrolit dan memberikan cairan
oral.

Perawat Rara : Selanjutnya untuk pasien di Kamar 2 Bed 3 atas nama Sdri. Candraloka, jenis kelamin
wanita, 20 tahun. Keluhan utama panas. Dengan diagnosa medis thypoid. Didapatkan hasil pemeriksaan
sbb: Kesadaran Composmentis, GCS = 15 (4.5.6), keringat cukup banyak. Hasil pemeriksaan, keadaan
umum masih lemah, Lab : Widal (+). Pasien terpasang infus D5 % : NS = 1:2, 20 tts/mnt, terpasang
kateter. Makan-minum sendiri dengan duduk di atas tempat tidur, ADL lain masih dibantu dengan perawat
atau keluarga. Diagnosa keperawatan hipertermia. Tindakan yang sudah dilakukan adalah memonitor suhu
tubuh didapatkan hasil 38,5 derajat C, menyediakan lingkungan yang dingin, melonggarkan pakaian,
membasahi permukaan tubuh, dan berkolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena, kondisi pasien
masih lemah, untuk tindakan yang belum dilakukan memberikan cairan oral, lakukan pendinginan eksternal
(kompres hangat). Rencana tindak lanjut memonitor suhu tubuh dan memonitor intake dan output cairan.

Perawat Rara : Selanjutnya untuk pasien di Kamar 2 Bed 4 atas nama Ny. Sutyem umur 55 tahun,
diagnosa Diabetes Melitus dengan keluhan sering pusing. Diagnosa keperawatannya Perfusi perifer tidak
efektif berhubungan dengan peningkatan tekanan darah dibuktikan dengan pengisian kapiler >3 detik.
Untuk tindakan yang sudah dilakukan yaitu melakukan TTV didapatkan hasil S : 36,7 C,N : 88x/mnt TD :
170/100 mmHg,RR : 16x/mnt, memonitor intake dan output cairan, mengatur pola/diet makan, memonitor
kadar glukosa darah didapatkan hasil 220 mg/Dl, memonitor intake dan output cairan, memberikan injeksi
insulin, pasien sudah terpasang infus RL, periksa sirkulasi perifer, monitor panas, kemerahan, nyeri atau
bengkak pada ekstermitas . Masalah pada Ny. Sutyem teratasi sebagian. Untuk rencana tindak lanjutnya
yaitu mengajarkan pasien untuk melakukan injeksi insulin secara mandiri dan mengajarkan cara mengatur
pola/diet makan, mengatur TTV, dan mengontrol gula darah.

Katim A : Baik terima kasih kepada rekan-rekan tim A. Apakah ada yang ingin ditanyakan rekan-rekan shift
sore?

Shift sore : sepertinya tidak ada pak

Katim A : Baik kalau begitu langsung saja waktu dan tempat saya kembalikan ke Ibu Aida

Karu : Baik terima kasih kepada tim A, selanjutnya saya persilahkan kepada tim B.

Katim B : Baik terima kasih Bu Aida atas waktunya. Dari tim B terdapat 3 pasien juga dengan
ketergantungan total, parsial dan mandiri. Untuk ketergantungan total akan disampaikan oleh perawat
Tantri dan untuk ketergantungan parsial dan mandiri akan disampaikan oleh perawat Vebi. Kepada rekan-
rekan saya persilahkan.
Perawat Tantri : Baik terima kasih. Untuk pasien di Kamar 3 Bed 2 atas nama Sdr. Sukir berusia 15 Tahun.
Diagnosa medis: Meningitis tb. Diagnosa keperawatan pasien ialah Hipertermia berhubungan dengan
proses infeksi penyakit. Pasien saat ini terpasang infus D5 ½ Ns , 1 kolfdengan 20 tetesan/menit. Untuk
tindakan yang sudah dilakukan ialah mengidentifikasi penyebab hipertermi, memeriksa ttv dengan hasil
Suhu 38 derajat C, TD 130/90 mmHg , N 99 x/menit, dan RR 23 x/menit, memonitor intake dan output
cairan, memberikan obat sedasi, antikonvulsan dan antibiotik. saat ini kesadaran pasien masih menurun
dengan GCS 13 (4,4,5). Untuk tindakan yang belum dilakukan ialah pemberian obat antipiretik untuk
menurunkan suhu dan pertahankan suhu tubuh normal pasien dan melakukan pendinginan ekternal. baik
sekian dari saya, pasien selanjutnya akan dijelaskan oleh perawat Vebi.

Perawat Vebi : Selanjutnya untuk pasien di Kamar 4 Bed 3 atas nama Tn. Saderun umur 65 tahun dengan
diagnosa medis Hemiparese dextra. Kesadaran compos mentis, pasien tidak bisa melakukan aktivitas
secara normal. Diagnosa keperawatan Gangguan mobilitas fisik b.d ganguan muskuloskeletal d.d sulit
untuk menggerakan ekstermitas, kekuatan otot menurun, rentang gerak (ROM) menurun dan deficit
perawatan diri b.d gangguan muskuloskeletal d.d tidak mampu untuk mandi, menggunakan pakaian,
makan, dan toleting. Tindakan yang sudah dilakukan yaitu Memonitor tingkat kemandirian, Mengidentifikasi
kebutuhan alat bantu, kebersihan diri, berpakaian, berhias, dan makan, Mengidentifikasi toleransi fisik
melakukan pergerakan, dan Mendampingi dalam melakukan perawatan diri sampai mandiri. Tindakan yang
belum dilakukan yaitu Memfasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu. Rencana tindak lanjut yaitu
Memonitor tingkat kemandirian dan Memfasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu.

Perawat Vebi : Untuk pasien yang terakhir yaitu Sdri. Tina keluhan utama yaitu mual muntah. Setelah
dilakukan intervensi pasien Nn T Merasa sudah mulai membaik, mual & muntah (-), makan-minum secara
peroral, ADL mandiri, infus sudah di lepas. Rencana pasien sudah bisa pulang. Namun, menunggu
konfirmasi dari dokter terlebih dahulu, tadi dari tim B sudah menanyakan kepada dokter mengenai rencana
pulang tetapi dari dokter belum ada jawaban. Mohon nanti rekan-rekan shift siang menanyakan hal
tersebut kembali kepada dokter dan sebelum pasien pulang bisa dilakukan edukasi mengenai penyakit
gastritis dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga supaya pasien tidak
makan makanan yang dapat menyebabkan penyakitnya kambuh.

Shift Siang : baik terima kasih

Katim B : Apakah ada yang ingin ditanyakan?

Shift siang : sepertinya sudah tidak ada Bu

Katim B : baik kalau begitu waktu dan tempat saya kembalikan ke Ibu Aida

Karu :Baik kalau begitu sekarang kita akan menuju ke pasien untuk melakukan operan/timbang terima.

Perawat Agil : Assalamualaikum permisi pak/bu dari An.Badu, disini kami sedang melakukan operan. Di
sini saya, perawat Agil akan digantikan oleh perawat Denta untuk berjaga mulai dari jam 14.00-20.00. Nanti
jika dari adik Badu membutuhkan bantuan, bapak/ibu bisa memanggil perawat Denta atau memencet
tombol yang ada di samping bed ya.

Perawat Rara: Assalamualaikum permisi Ny. Sutyem, disini kami sedang melakukan operan. Di sini saya,
perawat Rara akan digantikan oleh perawat Mely untuk berjaga mulai dari jam 14.00-20.00. Nanti jika Ny.
Sutyem membutuhkan bantuan, ibu bisa memanggil perawat Mely atau memencet tombol yang ada di
samping bed ya.

Perawat Rara : Assalamualaikum permisi Sdri. Candraloka, disini kami sedang melakukan operan. Di sini
saya, perawat Rara akan digantikan oleh perawat Mely untuk berjaga mulai dari jam 14.00-20.00. Nanti jika
Sdri. Candraloka membutuhkan bantuan bisa memanggil perawat Mely

PP Tantri : Assalamualaikum permisi Tn. Sukir, disini kami sedang melakukan operan. Di sini saya,
perawat Tantri akan digantikan oleh perawat Rina untuk berjaga mulai dari jam 14.00-20.00. Nanti jika Tn
Sukir membutuhkan bantuan bisa memanggil perawat Rina atau memencet tombol yang ada di samping
bed ya.

PP Vebi : Assalamualaikum permisi Sdr. Tina disini kami sedang melakukan operan. Di sini saya, perawat
Vebi akan digantikan oleh perawat Ina untuk berjaga mulai dari jam 14.00-20.00. Nanti jika Sdri. Tina
membutuhkan bantuan bisa memanggil Perawat Ina atau memencet tombol yang ada di samping bed ya.

PP Vebi : Assalamualaikum permisi Tn. Saderun disini kami sedang melakukan operan. Di sini saya,
perawat Vebiakan digantikan oleh perawat Ina untuk berjaga mulai dari jam 14.00-20.00. Nanti jika Tn.
Saderun membutuhkan bantuan bisa memanggil perawat Ina atau memencet tombol yang ada di samping
bed ya.

(Setelah dari ruangan, pasien karu, katim dan perawat kembali ke nurs station dan menutup operan pada
sore hari ini)

Karu : Baik terima kasih kepada tim A dan tim B. sepertinya operan tim shift pagi kepada tim shift siang
sudah selesai. mari kita akhiri operan pada siang hari ini. Terima kasih atas kerja kerasnya untuk tim pagi
dan selamat beristirahat. Untuk shift siang semoga bisa mengerjakan tugasnya dengan baik dan selamat
bekerja. Sekian dari saya. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Semua : Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.


LAMPIRAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

Standar Operasional Prosedur

Tindakan : Pemasangan Infus

Pemasangan infus adalah tindakan yang dilakukan pada pasien


yang memerlukan cairan atau obat yang langsung ke pembuluh
Pengertian
darah vena dalam jumlah dan waktu tertentu dengan
menggunakan infus set.
1. Pasien yang mengalami dehidrasi
2. Pasien yang akan diberikan transfusi darah
3. Pasien yang akan dilakukan tindakan operasi dan pasca
bedah
Indikasi
4. Untuk pasien yang tidak bisa atau tidak boleh makan dan
minum
5. Pasien yang mengalami pengeluaran cairan berlebih
6. Pasien yang mengalami syok
1. Menyediakan saluran terbuka untuk pemberian obat
2. Mencukupi kebutuhan tubuh akan cairan dan elektrolit
Tujuan
3. Memberi zat makanan pada pasien yang tidak dapat atau
tidak boleh makan melalui mulut
Persiapan Alat 1. Cairan sesuai kebutuhan atau kolaborasi ( misal, RL,
dextrose 5%, NaCl 0,9%, dll )
2. Jarum / wingnedle / abocath sesuai ukuran
3. Infus set steril
4. Alkohol 70%
5. Kom tertutup berisi kapas alkohol
6. Kassa steril
7. Bak instrumen steril
8. Tourniquet
9. Papan penyangga lengan bila diperlukan
10. Spalk bila diperlukan
11. Plester / hipafix
12. Perlak dan alas perlak
13. Standar infus
14. Handscoon bersih
15. Bengkok
16. Gunting
1. Beritahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan, serta
menjelaskan tujuan tindakan ( informed consent )
2. Atur posisi pasien pada lokasi yang akan dipasang infus
Persiapan Pasien dan 3. Bebaskan daerah yang akan dipasang infus dari pakaian yang
Lingkungan menutupi
4. Pastikan pencahayaan ruangan tercukupi
5. Menutup sketsel untuk menjaga privasi pasien
6. Membawa alat ke dekat pasien
Prosedur Pelaksanaan 1. Mencuci tangan
2. Memakai handscoon bersih
3. Memasang alas di bawah anggota badan yang akan dipasang
infus
4. Membuka set infus dan meletakkannya di bak instrumen
steril
5. Lepaskan penutup botol cairan
6. Lepaskan penutup ujung insersi selang dengan tidak
menyentuh ujung tersebut, kemudian masukkan ujung selang
tersebut ke dalam botol cairan
7. Tekan bilik tetesan kemudian lepaskan, biarkan terisi 1/3 –
½ bagian penuh
8. Buka pelindung jarum dan buka klem rol, alirkan cairan ke
adapter jarum, tampung pada bengkok, setelah semua selang
terisi, tutup kembali dengan klem, pastikan bagian dalam
infus bebas dari udara
9. Pastikan roller selang infus dalam keadaan menutub ( ke
arah bawah )
10. Menggantung selang infus pada standar infus
11. Buka abocath dari bungkusnya
12. Potong 3 lembar plester
13. Pilih pembuluh darah yang akan dipasang infus dengan
syarat : pembuluh berukuran besar, pembuluh darah tidak
bercabang, pembuluh darah tidak di area persendian
14. Bendung bagian proksimal / atas dari pembuluh darah yang
akan dipasang infus dengan tourniquet
15. Meminta pasien untuk menggenggam tangan, dengan ibu jari
pasien di dalam genggaman
16. Mendesinfeksi daerah yang akan dipasang infus
17. Menusukkan jarum infus ke vena dengan membentuk sudut
20-300, jika darah masuk ke jarum, menandakan jarum telah
masuk vena. Rendahkan jarum sampai hampir menentuh
kulit. Masukkkan lagi kurang + 2-3 cm kemudian tarik
stylet/mandrim sedikit secara perlahan, lanjutkan
memasukkan kateter plastik sampai pangkal kateter
18. Stabilkan kateter dengan satu tangan, lepas tourniquet, tekan
di atas ujung kateter plastik, kemudian tarik dan lepaskan
stylet/jarum mandrim.
19. Hubungkan adapter jarum infus ( selang ) ke pangkal kateter
plastik
20. Buka klem, atur aliran dengan kecepatan tertentu ( observasi
adanya ekstravasasi )
21. Fiksasi menyilang pada pangkal kateter plastik
22. Letakkan bantalan kasa steril di atas tempat insersi, fiksasi
dengan plester di atasnya
23. Lekatkan selang infus pada balutan dengan plester, untuk
fiksasi jarum bersayap, plester dilekatkan pada sayap.
24. Atur kecepatan aliran sesuai kebutuhan
25. Tuliskan tanggan dan waktu pemasangan infus pada plester
26. Rapikan pasien dan bereskan peralatan
27. Melepaskan handscoon dan mencuci tangan
28. Melakukan dokumentasi tindakan ( jenis cairan, tempat
insersi, kecepatan aliran, ukuran dan tipe kateter IV, waktu,
respon pasien setelah pemasangan
1. Aliran dantetesan infus lancar
2. Observasi infiltrasi, flebitis, dan inflamasi
3. Tidak terjadi hematoma
Evaluasi 4. Sterilitas terjaga
5. Infus terpasang dengan rapi
6. Pasien nyaman
7. Lingkungan bersih
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

Standar Operasional Prosedur

Tindakan : Penggantian Cairan Infus

Penggantian cairan infus adalah suatu tindakan keperawatan


yang dilakukan dengan tekhnik aseptik untuk mengganti cairan
Pengertian
infus yang telah habis dengan botol cairan infus yang baru sesuai
dengan jumlah tetesan yang dibutuhkan sesuai instruksi dokter.
Indikasi Pasien yang terpasang infus
1. Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh, elektrolit,
vitamin, protein, kalori dan nitrogen pada klien yang tidak
mampu mempertahankan masukan yang adekuat melalui
Tujuan mulut.
2. Memulihkan keseimbangan asam-basa.
3. Meningkatkan Tekanan Darah
4. Menyediakan saluran terbuka untuk pemberian obat-obatan.
1. Cairan infus (Asering, RL, Ringerfundin, Nacl 0.9%,
Dextrose 5%, Kabiven, Clinimic, dll)
Persiapan Alat 2. Jam tangan, plester K/P
3. Kapas Alkohol
4. Handscoon
1. Pastikan kebutuhan klien akan penggantian botol cairan
infus dan cek cairan infus sesuai 5 benar : > benar nama
pasien, benar cara, benar cairan, benar waktu, benar dosis
Persiapan Pasien dan 2. Beritahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan, serta
Lingkungan menjelaskan tujuan tindakan ( informed consent )
3. Pastikan pencahayaan ruangan tercukupi
4. Menutup sketsel untuk menjaga privasi pasien
5. Membawa alat ke dekat pasien
Prosedur Pelaksanaan 1. Mencuci tangan
2. Memakai handscoon bersih
3. Buka plastic botol cairan, jika ada obat yang perlu di drip
dalam cairan sekalian dimasukkan dengan spuit melalui
mulut botol, usap dengan kapas alkohol, lalu tutup kembali
4. Matikan klem infus set, ambil botol yang terpasang
5. Ambil botol yang baru, buka tutupnya, swab dengan kapas
alkohol, kemudian tusukkan alat penusuk pada infus set ke
mulut botol infus dari arah atas dengan posisi botol tegak
lurus
6. Gantung kantung/botol cairan
7. Periksa adanya udara di selang, dan pastikan bilik drip terisi
cairan
8. Atur kembali tetesan sesuai program atau instruksi dokter
9. Rapikan pasien dan bereskan peralatan
10. Melepaskan handscoon dan mencuci tangan
11. Melakukan dokumentasi tindakan ( jenis cairan, tempat
insersi, kecepatan aliran, ukuran dan tipe kateter IV, waktu,
respon pasien setelah pemasangan
1. Aliran dan tetesan infus lancar
2. Observasi infiltrasi, flebitis, dan inflamasi
3. Tidak terjadi hematoma
Evaluasi 4. Sterilitas terjaga
5. Infus terpasang dengan rapi
6. Pasien nyaman
7. Lingkungan bersih
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

Standar Operasional Prosedur

Tindakan : Pemasangan Kateter ( Laki-laki )

Pemasangan kateter adalah tindakan memasukkan selang karet


Pengertian
atau plastik melalui uretra dan masuk ke dalam kandung kemih.
1. Pasien dengan gangguan eleminasi urine
Indikasi 2. Pasien dengan pemantauan eliminasi urine
3. Pasien post operasi
1. Menghilangkan ketidaknyamanan karena distraksi kandung
kemih
2. Mendapat urine steril untuk spesement
Tujuan
3. Mengkaji residu urine
4. Mengatasi obstruksi aliran urine
5. Mengatasi retensi perkemihan
1. Handscoon steril
2. Baki
3. Kateter steril, ukuran disesuaikan dengan pasien
4. Urobag / Urine Bag
5. Kapas sublimat/kapas savlon steril dalam tempatnya
6. Kassa
7. Korentang
Persiapan Alat
8. Cairan pelumas / jelly
9. Perlak dan alasnya
10.Bengkok 2 buah (untuk kapas kotor dan penampung urine
11.Pinset anatomi atau sarung tangan steril
12.Duk steril
13.Spuit dan aquades
14.Sketsel
Persiapan Pasien dan 1. Beritahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan, serta
menjelaskan tujuan tindakan ( informed consent )
2. Pastikan pencahayaan ruangan tercukupi
Lingkungan 3. Menyiapkan pasien dalam posisi dorsal recumbent
4. Menutup sketsel untuk menjaga privasi pasien
5. Membawa alat ke dekat pasien
1. Mencuci tangan
2. Memasang perlak
3. Melepaskan pakaian bagian bawah pasien
4. Pasang duk steril
5. Gunakan sarung tangan steril
6. Tangan kiri memegang penis lalu repusium ditarik sedikit
kepangkalnya dan bersihkan dengan kapas sublimat
7. Kateter diberi minyak pelumas atau jeli pada ujungnya +
12,5 – 17,5 cm, lalu memasukkan secara perlahan + 17,5 –
20 cm dan sambil memberi instruksi pasien untuk
mengambil napas dalam untuk mengurangi rasa nyeri
Prosedur Pelaksanaan 8. Jika tertahan jangan dipaksakan
9. Setelah kateter masuk, isi balon dengan cairan aquades atau
sejenisnya untuk mengunci kateter supaya tidak lepas dan
bila intermiten tarik kembali sambil intruksikan pasien untuk
menarik napas dalam untuk mengurani rasa nyeri
10. Sambungkan kateter dengan kantung penampung dan fiksasi
ke arah atas paha atau abdomen
11. Plester kateter di atas pubis atau paha supaya tidak tertarik
12. Cuci tangan setalah melakukan prosedur
13. Rapikan pasien dan bereskan peralatan
14. Melepaskan handscoon dan mencuci tangan
15. Melakukan dokumentasi tindakan
1. Tanyakan keadaan dan kenyamanan pasien setelah tindakan.
Evaluasi
2. Observasi pengeluaran urine.
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

Standar Operasional Prosedur

Tindakan : Pemasangan Kateter ( Perempuan )

Pemasangan kateter adalah tindakan memasukkan selang karet


Pengertian
atau plastik melalui uretra dan masuk ke dalam kandung kemih.
1. Pasien dengan gangguan eleminasi urine
Indikasi 2. Pasien dengan pemantauan eliminasi urine
3. Pasien post operasi
1. Menghilangkan ketidaknyamanan karena distraksi kandung
kemih
2. Mendapat urine steril untuk spesement
Tujuan
3. Mengkaji residu urine
4. Mengatasi obstruksi aliran urine
5. Mengatasi retensi perkemihan
1. Bak instrument steril berisi: pinset anatomis, duk, kassa
2. Kateter sesuai ukuran
3. Sarung tangan steril 2 pasang
4. Desinfektan dengan tempatnya
5. Spuit 20 cc
6. Pelumas
Persiapan Alat 7. Urine bag
8. Plester dan gunting
9. Selimut mandi
10. Perlak pengalas
11. Bak berisi air hangat, waslap, sabun, dan handuk
12. Bengkok
13. Pispot
Persiapan Pasien dan 1. Beritahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan, serta
Lingkungan menjelaskan tujuan tindakan ( informed consent )
2. Pastikan pencahayaan ruangan tercukupi
3. Menyiapkan pasien dalam posisi dorsal recumbent
4. Menutup sketsel untuk menjaga privasi pasien
5. Membawa alat ke dekat pasien
1. Mencuci tangan
2. Memasang perlak
3. Melepaskan pakaian bagian bawah pasien
4. Pasang duk steril
5. Memasang pispot di bagian bawah bokong pasien
6. Mencuci tangan
7. Gunakan sarung tangan steril
8. Membuka labia minora dengan ibu jari dan telunjuk tangan
kiri, yang sebelumnya dibungkus dengan kapas savlon
9. Vulva dibersihkan dengan kapas savlon minimal 3 kali (dari
atas ke bawah, kapas kotor diletakkan dibengkok, kapas
yang terakhir dibiarkan diantara labia minora)
10. Dengan memakai sarung tangan atau dengan pinset anatomis
Prosedur Pelaksanaan mengambil kateter dan diberi pelumas pada ujungnya
11. Mencuci tangan dan mengganti handscoon steril
12. Perawat membuka labia minora dengan tangan kiri dan
kapas tadi dibuang
13. Memasukkan kateter ke dalam uretra perlahan-lahan dan
menganjurkan pasien untuk menarik nafas panjang
14. Urine yang keluar ditampung dalam bengkok atau botol
steril
15. Bila kateter dipasang tetap/permanen maka kateter dikunci
memakai spuit dan aquades steril (mengisi balon)
16. Menyambung kateter dengan urobag/urine bag
17. Pasien dirapikan dan alat-alat dibereskan
18. Melepas handscoon dan mencuci tangan
19. Melakukan dokumentasi tindakan
1. Tanyakan keadaan dan kenyamanan pasien setelah tindakan.
Evaluasi
2. Observasi pengeluaran urine.

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

Standar Operasional Prosedur

Tindakan : Perawatan Kateter

Perawatan kateter adalah suatu tindakan keperawatan dalam


memelihara kateter dengan antiseptik untuk membersihkan
Pengertian
ujung uretra dan selang kateter bagian luar serta
mempertahankan kepatenan posisi kateter 
Indikasi Pasien yang terpasang kateter
1. Mencegahterjadinyainfeksiakibatpemasangankateter.
2. Mendeteksiadanyakomplikasi
Tujuan
3. Mencegah aliran balik urine ( refluks )
4. Mempertahankan kepatenan (fiksasi) kateter
1. Handscoon steril
2. Kasa Setril
3. Cairan antiseptik (sublimat 1 : 1000)
4. Pinset steril
5. Perlak
Persiapan Alat
6. Bengkok
7. Handuk bawah
8. Kapas lidi
9. Korentang steril
10. Bethadine 10%
Persiapan Pasien dan 1. Beritahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan, serta
Lingkungan menjelaskan tujuan tindakan ( informed consent )
2. Pastikan pencahayaan ruangan tercukupi
3. Menyiapkan pasien dalam posisi dorsal recumbent
4. Menutup sketsel untuk menjaga privasi pasien
5. Membawa alat ke dekat pasien
1. Mencuci tangan
2. Mengatur posisi: dorsal recumbent
3. Letakan perlak di bawah bokong pasien
4. Mencuci tangan
5. Pakai handscoon steril
6. Buka daerah meatus sama seperti pemasangan kateter
7. Kaji keadaan meatus dan jaringan disekitarnya : perih,
radang, pembengkaan, adanya cairan / kotoran
Prosedur Pelaksanaan
8. Bersihkan ujung kateter dekat meatus sepanjang 10 cm
menggunakan cairan antiseptik dengan arah melingkar
keluar
9. Beri Betadhine pada daerah meatus dan ujung kateter
sepanjang 2,5 cm
10. Pasien dirapikan dan alat-alat dibereskan
11. Melepas handscoon dan mencuci tangan
12. Melakukan dokumentasi tindakan
Evaluasi Tanyakan keadaan dan kenyamanan pasien setelah tindakan.
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

Standar Operasional Prosedur

Tindakan : Injeksi Insulin

Insulin adalah suatu hormon yang diproduksi oleh sel beta dari
Pengertian
pulau-pulau langerhans kelenjar pankreas.
1. Semua orang dengan DM tipe 1 memerlukan insulin eksogen
karena produksi insulin oleh sel beta tidak ada atau hampir
tidak ada
2. Pada DM tipe 2 akan membutuhkan insulin bila terapi jenis
lain tidak dapat mencapai targetpengendalian kadar glukosa
darah, keadaan stres berat, seperti infeksi berat, tindakan
Indikasi
pembedahan, infark miokard akut atau stroke
3. DM gestasional ( diabetes yang terjadi selama kehamilan )
4. Ketoasidosis diabetic
5. Pengobatan sindroma hiperglikemi hyperosmolar non /
ketotik
6. Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
Tujuan 1. Untuk mengontrol kadar gula darah
1.    Spuit insulin / insulin pen (Actrapid Novolet).
2.    Vial insulin.
Persiapan Alat 3.    Kapas + alkohol / alcohol swab.
4.    Handscoen bersih.
5.    Daftar / formulir obat klien.
Persiapan Pasien dan 1. Mengkaji program / instruksi medik tentang rencana
Lingkungan pemberian terapi insulin dengan menggunakan prinsip 6
benar ( nama klien, obat/ jenis insulin, dosis, waktu, cara
pemberian, dan pendokumentasian )
2. Menjelaskan kepada pasien tentang persiapan dan tujuan
prosedur pemeberian terapi insulin
3. Menutup sketsel untuk menjaga privasi pasien
4. Pastikan pencahayaan ruangan tercukupi
5. Membawa alat ke dekat pasien
6. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
Prosedur Pelaksanaan 1. Mencuci tangan.
2. Memakai handscoen bersih.
3. Penyuntikan insulin
Pemakaian spuit insulin
 Megambil vial insulin dan aspirasi sebanyak dosis yang
diperlukan untuk klien (berdasarkan daftar obat
klien/instruksi medik).
 Memilih lokasi suntikan. Periksa apakah dipermukaan
kulitnya terdapat kebiruan, inflamasi, atau edema.
 Melakukan rotasi tempat/lokasi penyuntikan insulin. Lihat
catatan perawat sebelumnya.
 Mendesinfeksi area penyuntikan dengan kapas
alcohol/alcohol swab, dimulai dari bagian tengah secara
sirkuler ± 5 cm.
 Mencubit kulit tempat area penyuntikan pada klien yang
kurus dan regangkan kulit pada klien yang gemuk dengan
tangan yang tidak dominan.
 Menyuntikkan insulin secara subcutan dengan tangan yang
dominan secara lembut dan perlahan.
 Mencabut jarum dengan cepat, tidak boleh di massage,
hanya dilalukan penekanan pada area penyuntikan dengan
menggunakan kapas alkohol.
 Membuang spuit ke tempat yang telah ditentukan dalam
keadaan jarum yang sudah tertutup dengan tutupnya.
Pemakaian Insulin Pen
 Memeriksa apakah Novolet berisi tipe insulin yang sesuai
dengan kebutuhan.
 Mengganti jarum pada insulin pen dengan jarum yang baru.
 Memasang cap Novolet sehingga angka nol (0) terletak
sejajar dengan indikator dosis.
 Memegang novolet secara horizontal dan menggerakkan
insulin pen (bagian cap) sesuai dosis yang telah ditentukan
sehingga indicator dosis sejajar dengan jumlah dosis insulin
yang akan diberikan kepada klien. Skala pada cap : 0, 2, 4, 6,
8, 10, 12, 14, 16, 18 unit (setiap rasa ”klik” yang dirasakan
perawat saatb memutar cap Insulin Pen menandakan 2 unit
insulin telah tersedia).
 Memilih lokasi suntikan. Periksa apakah dipermukaan
kulitnya terdapat kebiruan, inflamasi, atau edema.
 Melakukan rotasi tempat/lokasi penyuntikan insulin. Lihat
catatan perawat sebelumnya.
 Mendesinfeksi area penyuntikan dengan kapas
alcohol/alcohol swab, dimulai dari bagian tengah secara
sirkuler ± 5 cm.
 Mencubit kulit tempat area penyuntikan pada klien yang
kurus dan regangkan kulit pada klien yang gemuk dengan
tangan yang tidak dominan.
 Menyuntikkan insulin secara subcutan dengan tangan yang
dominan secara lembut dan perlahan. Ibu jari menekan
bagian atas Insulin Pen sampai tidak terdengar lagi bunyi
‘klik’ dan tinggi Insulin Pen sudah kembali seperti semula
(tanda obat telah diberikan sesuai dengan dosis).
 Tahan jarum Insulin pen selama 5-10 detik di dalam kulit
klien sebelum dicabut supaya tidak ada sisa obat yang
terbuang.
 Mencabut jarum dengan cepat, tidak boleh di massage,
hanya dilalukan penekanan pada area penyuntikan dengan
menggunakan kapas alkohol.
4. Pasien dirapikan dan alat-alat dibereskan
5. Melepas handscoon dan mencuci tangan
6. Melakukan dokumentasi tindakan
1. Mengevaluasi respon pasien terhadap medikasi yang
diberikan 30 menit setelah pemberian terapi insulin
2. Mengobservasi tanda dan gejala adanya efek samping pada
Evaluasi
pasien
3. Mengamati kondisi tempat penyuntikan, apakah terjadi
pembengkakan atau hematoma.
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

Standar Operasional Prosedur

Tindakan : Pengukuran Tonus, Kekuatan, dan Massa Otot

Otot adalah jaringan dalam tubuh manusia yang berfungsi


sebagai alat gerak aktif yang menggerakkan tulang. Otot
Pengertian
menyebabkan adanya pergerakan suatu organisme maupun
pergerakan dari organ dalam organisme tersebut.
1. Pasien yang mengalami hambatan mobilitas fisik
Indikasi
2. Pasien yang mengalami keterbatasan rentang gerak
Untuk mengukur kenormalan fungsi tonus, kekuatan, dan massa
Tujuan
otot
1. Kertas pengkajian klien
2. Alat tulis
Persiapan Alat
3. Handcoon bersih
4. Midline
1. Menjelaskan kepada pasien tentang persiapan dan tujuan
prosedur pemeberian terapi insulin
Persiapan Pasien dan 2. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
Lingkungan 3. Menutup sketsel untuk menjaga privasi pasien
4. Pastikan pencahayaan ruangan tercukupi
5. Membawa alat ke dekat pasien
Prosedur Pelaksanaan 1. Mencuci tangan
2. Menggunakan handscoon bersih
Pengukuran Tonus Otot
 Pemeriksa menggunakan kedua tangan untuk
menggerakkansecara pasif lengan bawah sendi siku secara
berulang kali secaraperlahan kemudian secara cepat.
 Pemeriksa menggunakan kedua tangan untuk
menggerakkansecara pasif tungkai bawah sendi lutut secara
berulang kalisecara perlahan kemudian secara cepat.
 Tahanan yang terasa oleh pemeriksa sewaktu menekuk
danmeluruskan bagian anggota tubuh harus dinilai.
Skala penilaian tonus otot :
- 0 = Negatif
- +1 = Lemah
- +2 = Normal
- +3 = Meningkat
- +4 = Hiperaktif
Pengukuran Kekuatan Otot
Ada dua cara untuk mengukur kekuatan otot:
 Pemeriksa meminta klien untuk menggerakkan bagian
ekstrimitas dan pemeriksa menahan gerakan tersebut.
 Pemeriksa menggerakkan bagian ekstremitas dan minta klien
untuk menahannya.
Skala kekuatan otot:
- 5 = normal, ROM bebas, bisa menahan gravitasi, bisa
mengangkatbeban berat, bisa mengikuti perintah
- 4 = bisa menahan gravitasi, bisa mengangkat beban
ringan, adatahanan ringan, bisa mengikuti perintah
- 3 = bisa menahan gravitasi, tanpa tahanan
- 2 = tidak bisa menahan gravitasi, ada gerakan sendi dan
otot(gerakan meremas), lemas
- 1 = tidak bisa menahan gravitasi, ada gerakan otot saja
(gerakanjari)
- 0 = tidak ada gerakan
Pengukuran Massa Otot
 Mengukur lingkar paha kiri dan kanan klien
lalumembandingkan keduanya.
 Mengukur lingkar betis kanan dan kiri klien
lalumembandingkan keduanya.
 Mengukur lingkar lengan atas kanan dan kiri klien
lalumembandingkan keduanya.
Dari ketiga langkah diatas, pemeriksa harus memperhitungkan
atrofi dan hipertrofi dengan penilaian:
Menghitung selisih lingkar kanan dan kiri. Apabila selisihnya <
1, maka normal. Begitu juga sebaliknya, apabila selisihnya > 1,
maka dinyatakan hipertrofi.
3. Pasien dirapikan dan alat-alat dibereskan
4. Melepas handscoon dan mencuci tangan
5. Melakukan dokumentasi tindakan
6. Menginformasikan kepada pasien mengenai hasil
pengukuran
Evaluasi Tanyakan keadaan dan kenyamanan pasien setelah tindakan
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

Standar Operasional Prosedur

Tindakan : Range Of Motion ( ROM )

Latihan gerak aktif-pasif atau range of motion (ROM) adalah


latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau
Pengertian
memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakkan
persendian secara normal dan lengkap
1. Pasien yang mengalami hambatan mobilitas fisik
Indikasi
2. Pasien yang mengalami keterbatasan rentang gerak
1. Untuk mengurangi kekakuan pada sendi dan kelemahan pada
otot yang dapat dilakukan secara aktif maupun pasif
tergantung dengan keadaan pasien.
Tujuan 2. Meningkatkan atau mempertahankan fleksibilitas
dankekuatan otot
3. Agar pasien mampu melakukan latihan ROM secara mandiri
4. Memperbaiki tingkat mobilitas fungsional ekstermitas pasien
1. Handscoon bersih
Persiapan Alat 2. Bantal
3. Balok drop food
1. Menjelaskan kepada pasien tentang persiapan dan tujuan
prosedur pemeberian terapi insulin
Persiapan Pasien dan
2. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
Lingkungan
3. Menutup sketsel untuk menjaga privasi pasien
4. Pastikan pencahayaan ruangan tercukupi
Prosedur Pelaksanaan 1. Mencuci tangan
2. Memakai handscoon bersih
3. Memposisikan perawat di sebelah kanan pasien
Pelaksanaan ROM Aktif dan Pasif
Leher :
 Letakkan tangan kiri perawat di bawah kepala pasien dan
tangan kanan pada pipi/wajah pasien.
 Lakukan gerakan:
- Rotasi: tundukkan kepala, putar ke kiri dan ke kanan.
- Fleksi dan ekstensi: gerakkan kepala menyentuh dada
kemudian kepala sedikit ditengadahkkan.
- Fleksi lateral: gerakkan kepala ke samping kanan dan kiri
hinggatelinga dan bahu hampir bersentuhan.
 Observasi perubahan yang terjadi.
Bahu :
 Fleksi/Ekstensi
- Letakkan satu tangan perawat di atas siku pasien dan
pegang tangan pasien dengan tangan lainnya.
- Angkat lengan pasien pada posisi awal.
- Lakukan gerakan mendekati tubuh.
- Lakukan observasi perubahan yang terjadi. Misalnya:
rentang gerak bahu dan kekakuan.
 Abduksi dan Adduksi
- Letakkan satu tangan perawat di atas siku pasien dan
pegang tangan pasien dengan tangan lainnya.
- Gerakkan lengan pasien menjauh dari tubuhnya ke arah
perawat (ke arah samping).
- Kembalikan ke posisi semula.
- Catat perubahan yang terjadi. Misal: rentang gerak bahu,
adanya kekakuan, dan adanya nyeri.
 Rotasi Bahu
- Atur posisi lengan pasien menjauhi dari tubuh (ke
samping)dengan siku menekuk.
- Letakkan satu tangan perawat di lengan atas dekat siku
pasien dan pegang tangan pasien dengan tangan lainnya.
- Lakukan rotasi bahu dengan lengan ke bawah sampai
menyentuhtempat tidur.
- Kembalikan lengan ke posisi awal.
- Gerakkan lengan bawah ke belakang sampai menyentuh
tempat tidur, telapak tangan menghadap ke atas.
- Kembalikan ke posisi awal.
- Catat perubahan yang terjadi. Misal, rentang gerak bahu,
adanya kekakuan, dan adanya nyeri.
Siku :
 Fleksi dan Ekstensi
- Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dan
telapak mengarah ke tubuh pasien.
- Letakkan tangan perawat di atas siku pasien dan pegang
tangan pasien dengan tangan lainnya
- Tekuk siku pasien sehingga tangan pasien mendekat ke
bahu.
- Lakukan dan kembalikan ke posisi sebelumnya.
- Lakukan observasi terhadap perubahan yang terjadi.
Misalnya, rentang gerak pada siku, kekakuan sendi, dan
adanya nyeri.
Lengan Bawah :
 Pronasi dan Supinasi
- Atur posisi lengan pasien dengan siku menekuk/lurus.
- Letakkan satu tangan perawat pada pergelangan tangan
pasien dan pegang tangan pasien dengan tangan lainnya.
- Putar lengan bawah pasien ke arah kanan atau kiri.
- Kembalikan ke posisi awal sebelum dilakukan pronasi
dan supinasi.
- Lakukan observasi terhadap perubahan yang terjadi.
Misal, rentang gerak lengan bawah dan kekakuan.
Pergelangan Tangan :
 Fleksi dan Ekstensi
- Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dan
siku menekuk.
- Pegang tangan pasien dengan satu tangan dan tangan
yang lain memegang pergelangan tangan pasien.
- Tekuk tangan pasien ke depan sejauh mungkin.
- Lakukan observasi terhadap perubahan yang terjadi.
Misalnya, rentang gerak pergelangan dan kekakuan
sendi.
Jari – Jari Tangan :
 Fleksi dan Ekstensi
- Pegang jari-jari tangan pasien dengan satu tangan
sementara tangan lain memegang pergelangan.
- Bengkokkan (tekuk/fleksikan) jari-jari ke bawah.
- Luruskan jari-jari (ekstensikan) kemudian dorong ke
belakang (hiperekstensikan).
- Gerakkan kesamping kiri kanan (Abduksi-adduksikan).
- Kembalikan ke posisi awal.
- Catat perubahan yang terjadi. Misal, rentang gerak, dan
adanya kekakuan sendi.
Paha :
 Rotasi
- Letakkan satu tangan perawat pada pergelangan kaki
pasien dan satu tangan yang lain di atas lutut pasien.
- Putar kaki ke arah pasien.
- Putar kaki ke arah pelaksana.
- Kembalikan ke posisi semula.
- Observasi perubahan yang terjadi.
 Abduksi dan Adduksi
- Letakkan satu tangan perawat di bawah lutut pasien dan
satu tangan pada tumit.
- Angkat kaki pasien kurang lebih 8 cm dari tempat tidur
dan pertahankan posisi tetap lurus. Gerakan kaki
menjauhi badan pasien atau ke samping ke arah perawat.
- Gerakkan kaki mendekati dan menjauhi badan pasien.
- Kembalikan ke posisi semula.
- Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
- Observasi perubahan yang terjadi. Misal, rentang gerak
dan adanya kekakuan sendi.
Lutut :
 Fleksi dan Ekstensi
- Letakkan satu tangan di bawah lutut pasien dan pegang
tumit pasien dengan tangan yang lain.
- Angkat kaki, tekuk pada lutut dan pangkal paha.
- Lanjutkan menekuk lutut ke arah dada pasien sejauh
mungkin dan semampu pasien.
- Turunkan dan luruskan lutut dengan tetap mengangkat
kaki ke atas.
- Kembalikan ke posisi semula.
- Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
- Observasi perubahan yang terjadi. Missal, rentang gerak
dan adanya kekakuan sendi.
Pergelangan Kaki :
 Fleksi dan Ekstensi
- Letakkan satu tangan pada telapak kaki pasien dan satu
tangan yang lain di atas pergelangan kaki, jaga kaki lurus
dan rileks.
- Tekuk pergelangan kaki, arahkan jari-jari kaki ke arah
dada atau ke bagian atas tubuh pasien.
- Kembalikan ke posisi awal.
- Tekuk pergelangan kaki menjauhi dada pasien. Jari dan
telapak kaki diarahkan ke bawah.
- Observasi perubahan yang terjadi. Misal, rentang gerak
dan kekakuan.
 Infersi dan Efersi
- Pegang separuh bagian atas kaki pasien dengan tangan
kita (pelaksana) dan pegang pergelangan kaki pasien
dengan tangan satunya.
- Putar kaki dengan arah ke dalam sehingga telapak
kakimenghadap ke kaki lainnya.
- Kembalikan ke posisi semula.
- Putar kaki keluar sehingga bagian telapak kaki menjauhi
kaki yang lain.
- Kembalikan ke posisi awal
- Observasi perubahan yang terjadi. Misal, rentang gerak,
dan adanya kekakuan sendi.
Jari – Jari Kaki :
 Fleksi dan Ekstensi Jari-jari
- Pegang jari-jari kaki pasien dengan satu tangan
sementara tanganlain memegang kaki.
- Bengkokkan (tekuk) jari-jari kaki ke bawah.
- Luruskan jari-jari kemudian dorong ke belakang.
- Gerakan ke samping kiri kanan (Abduksi-adduksikan).
- Kembalikan ke posisi awal.
- Observasi perubahan yang terjadi. Misal, rentang gerak,
dan adanya kekakuan sendi.
- Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
- Catat perubahan yang terjadi. Misal: rentang gerak, dan
adanya kekakuan sendi.

4. Merapikan pasien dan membereskan alat-alat


5. Melepaskan handcoon
6. Mencuci tangan
7. Melakukan dokumentasi tindakan
1. Melakukan evaluasi tindakan yang diberikan
2. Menanyakan respon, keadaan, dan kenyamanan pasien
Evaluasi
setelah dilakukan tindakan
3. Memonitor adanya cedera karena tindakan
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

Standar Operasional Prosedur

Tindakan : Kompres Dingin

Kompres dingin adalah suatu metode dalam penggunaan suhu


Pengertian rendah setempat yang dapat menimbulkan beberapa efek
fisiologis.
1. Suhu tinggi
2. Radang
Indikasi 3. Memar
4. Luka tertutup
5. Pasca transilektomi
1. Menurunkan suhu tubuh
2. Mengurangi kongesti
3. Mengurangi perdarahan
Tujuan 4. Mengurangi rasa sakit
5. Untuk kesleo pergelangan kaki, cedera pada atlet atau luka
memar
6. Membantu mengobati luka bakar dan jerawat
1. Handscoon bersih
2. Kirbat es dan sarungnya
Persiapan Alat 3. Perlak kecil dan alasnya
4. Mangkok kecil berisi potongan es
5. Garam satu sendok kecil (agar es tahan lama)
1. Menjelaskan kepada pasien tentang persiapan dan tujuan
prosedur tentang kompres dingin
Persiapan Pasien dan 2. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
Lingkungan 3. Menutup sketsel untuk menjaga privasi pasien
4. Pastikan pencahayaan ruangan tercukupi
5. Membawa alat ke dekat pasien
1. Mencuci tangan
2. Memakai handscoon bersih
3. Masukkan potongan es ke dalam air biasa untuk
menghilangkan ujung-ujung es yang runcing
4. Masukkan potongan es dalam kirbat es sampai 2/3 bagian
5. Keluarkan udara
Prosedur Pelaksanaan 6. Menutup kirbat es
7. Memeriksa terjadinya kebocoran pada kirbat es
8. Pasangkan sarung pada kirbat es
9. Merapikan pasien dan membereskan alat-alat
10. Melepaskan handcoon
11. Mencuci tangan
12. Melakukan dokumentasi tindakan
1. Melakukan evaluasi tindakan yang diberikan
Evaluasi 2. Menanyakan respon, keadaan, dan kenyamanan pasien
setelah dilakukan tindakan

Anda mungkin juga menyukai