Anda di halaman 1dari 38

ABSTRAK

Nama: Muhammad, Lc., M.Th.I

Judul : Sumber Al-Qur’an Versi Orientalis: Studi Kritis Terhadap Pemikiran


Edouard Montet

Al-Qur’an adalah firman Allah yang diturunkan pada Nabi Muhammad melalui perantaraan
Jibril yang sampai pada tangan kita dengan cara mutawatir. Pernyataan itu adalah definisi al-
Qur’an sebagaimana yang diyakini oleh umat Islam dari masa kemasa. Dari definisi di atas
bisa dipastikan bahwa al-Qur’an bersumber dari Allah sedangkan tugas Nabi Muhammad
hanya sebagai penerima dan penyampai pada umatnya. Beda halnya definisi al-Qur’an versi
orientalis khususnya sosok yang bernama Edouard Montet yang menyatakan bahwa al-
Qur’an tidak bersumber dari Allah, melainkan al-Qur’an merupakan karya Nabi Muhammad
yang menginginkan jabatan tinggi dikalangan Arab pada saat itu. Mendalami pemikiran
Edouard Montet dalam masalah sumber alQur’an dan kritik terhadap pemikirannya
merupakan topik pembahasan dalam penelitian ini.

Rumusan Masalah, 1) Bagaimana argumentasi Edouard Montet terhadap sumber al-Qur’an?.


2) Bagaimana metode untuk mengkritisi argumentasi Edouard Montet terhadap sumber al-
Qur’an?

Metode Penelitian, 1) Penelitian kepustakaan metode ini digunakan untuk menghimpun


semua pendapat Edouard Montet dalam permasalahan sumber al-Qur’an. 2) Metode
diskriptif dan metode kritis, metode ini digunakan menuangkan semua pendapat Montet
dalam sumber al-Qur’an kemudian memberikan kritik terhadap pendapatnya. 3) Historis,
metode ini digunakan karena yang diteliti adalah al-Qur’an yang diturunkan pada masa yang
sudah lewat dan melihat pada kondisi sosial pada masa hidupnya Nabi Muhammad.

Hasil yang diperoleh oleh peneliti ialah Pertama, Edouard Montet berargumen bahwa al-
Qur’an tidak bersumber dari Allah, akan tetapi hasil karya Nabi Muhammad yang
bersumber dari tiga unsur, bersumber dari orang Yahudi dan Nashrani, bersumber dari sair-
sair Arab dan tradisi orang Arab Jahiliyah, dan bersumber dari kecerdasan yang dimiliki
Nabi Muhammad. Kedua, Jika yang dijadikan sumber al-Qur’an adalah sair-sair Arab dan
tradisi orang Arab Jahiliyah, maka hal ini jelas salah, sebab al-Qur’an tidak mengandung
sair sama sekali dan al-Qur’an banyak menyalahkan kebiasaan yang sudah berjalan pada
masa Jahiliyah. Jika yang dijadikan sumber al-Qur’an ialah kecerdasan Nabi Muhammad,
maka hal ini jelas bertentangan dengan al-Qur’an, sebab terkadang ayat al-Qur’an
diturunkan berbeda dengan keinginan dan kecondongan Nabi Muhammad.

Abstrak

Nama: Fadil

Judul: Problematika Nika Sirri dan Implikasinya dalam Kehidupan Sosial Dikalangan
Masyarakat Lingkungan Pesantran Kecamatan Sukodono, Kabupaten Jember

Agama Islam lahir di kota Makkah pada tahun 610 M. Nabi Berdakwah di kota ini selama
kurang lebih 13 tahun, namun dapat dikatakan kurang berhasil. Kemudian Nabi hijrah ke
Yasrib (Madinah). Di kota Madinah inilah Nabi dan umatnya mengalami perubahan yang
besar. Kalau di Makkah mereka sebelumnya merupakan umat yang lemah dan tertindas. Di
Madinah mereka mempunyai kedudukan yang baik dan segera menjadi umat yang kuat dan
dapat berdiri sendiri. Nabi sendiri menjadi kepala dalam masyarakat yang baru dibentuk itu
dan akhirnya merupakan satu Negara; Negara yang daerah kekuasaannya di akhir zaman
Nabi meliputi seluruh semananjung Arabia. Sesudah Nabi wafat kendali pemerintahan
dipegang oleh Abu Bakar, kemudian Umar bin Khathab. Pada zama pemerintahan Umar
inilah kekuasaan Islam tidak hanya di jazirah Arab, tetapi juga menguasahi daerah-daerah
yang dikuasahi oleh dua negara adidaya pada saat itu, yaitu Persia dan Bizantium. Kerajaan
Persia dan Bizantium adalah dua adidaya yang menguasahi dunia pada waktu itu. Mereka
memiliki persenjataan lengkap dan jumlah tentara yang banyak serta mempunyai dana besar.
Sedangkan negara Islam adalah negara yang baru tumbuh dengan persenjataan yang
sederhana dan jumlah tentara yang sedikit serta ekonomi yang lemah. Akan tetapi mengapa
negara Islam dapat tampil menjadi negara adikuasa? Penelitian ini bertujuan untuk
menjelaskan proses munculnya negara adikuasa pertama dalam Islam dengan
mengungkapkan faktor-faktor apa saja yang menyebabkan negara Islam menjadi adikuasa.

Metode penelitian: menggunakan metode studi pustaka. Sedangkan langkah-langkah dalam


penelitian ini menggunakan Heoristik, kritik, interpretasi dan Historiografi. Sedangkan
penyajiannnya menggunakan pola, informatif-diskriptif.

Hasil penelitian: negara Islam bisa menjadi negara adikuasa disebabkan karena ajaran Islam
membawa ajaran toleransi, disamping itu pemimpin-pemimpin Islam dapat menerapkannya
dalam dakwah dan pemerintahan, sehingga khilafah sebagai pemimpin negara Islam dapat
menyatukan bangsa dari berbagai ras, bangsa, dan bahasa. Dengan persatuan tersebut dapat
dibentuk militer yang tangguh sehingga dapat mengalahkan negara adikuasa Persia dan
melemahkan adikuasa Bizantium. Dengan kemenagan ini bagi Islam, terbuka sumber-
sumber ekonomi, karena banyak daerah-daerah yang subur dan strategis yang direbut Islam.

Abstrak

Nama: Akhmad Farroh Hasan

Judul: Peran Baznaz Kota Malang dalam Membangun Kemandirian Ekonomi


Keluaraga Perspektif Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan
Zakat

Berbagai prigram kemiskinan yang dijalankan oleh pemerintah masih belum mampu
mengentaskan kemiskinan secara maksimal, sehingga memerlukan peran serta aktif sub
sistem perekonomian lain. Salah satu sub sistem pengelolaan zakat sebagai pemberdayaan
perekonomian umat telah dikembangkan oleh BAZNAS kota Malang. Secara kelembagaan
Baznas telah diatur dalam peraturan perundang-undangan No. 23 tahun 2011 tentang
pengelolaan Zakat, yang bertujuan memberikan efek keadilan terhadap pengelolaan zakat.
Pengelolaan yang dimaksud meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan
pengordinasian dalam pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat.

Metode penelitian: jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan. Selain itu
penelitian ini juga menggunakan pendekatan kualitatif-deskriptif.

Hasil penelitian: peran baitul mal Baznas kota Malang dalam membangaun kemandirian
ekonomi keluarga miskin, pertama pengumpulan zakat dari muzakki yang diperuntukkan
terhadap peneriama dana Zis, kerangka 8 ashnaf. Kedua pendampingan yang berfungsi
untuk membina melatih dan memonotoring komunitasnya difokuskan pada perkembangan
usaha dan teknis mengembangkan usaha. Ketiga Baznas memberikan pemanfaatan dana
yang dikelola secara produktif oleh mustahik agar dapat hidup mandiri untuk menghidupi
dirinya dan keluarganya. Keempat, pemanfaatan dana dapat dikembangkan dengan berbasis
komunitas. Hal ini bertujuan untuk pembangunan ekonomi kolektif dan pembangunan
ekonomi persoalan. Kelima, moral dan pendekatan yang ditawarkan oleh Baznas yaitu:
kekeluargaan, kebersamaan, kejujuran dan kepercayaan. Sedangkan hambatan Baznas dalam
pengembangan ekonomi dalam membangun kemandirian ekonomi keluaraga miskin
prsepektif 23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat. a) Internal: pertama minimnya anggota
atau volumtir. Kedua, sedikit pengelola kurang maksimal dam menjalankan amanah. Ketiga,
proses auditing keuangan dibanan Baznas tidak terjadwal. b) eksternal: pertama, mustahik
tidak menjalankan intruksi dari baznas. Kedua, sedikit mustahik yang menyepelekan
pemanfaatan dana Baznas. Ketiga, kurangnya kesadaran masyarakat dalam mensuport hasil
produk-produk dari komunitas binaan Baznas.

Abstrak

Nama: Imam Sukadi

Judul: Pembentukan Provensi Madura Dalam Kerangka Otonomi Daerah di


Indonesia

Keinginan warga Madura untuk menjadi Provensi harus memenuhi beberapa persyaratan
dasar dan persyaratan adimistrasi yang sudah dibentukan oleh UU No. 23 tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah antara lain, harus terdiri minimal lima kabupaten/kota dan
disetujui oleh semua elemen, baik dari tokoh masyarakat, ulama dan kepala daerah serta
DPRD dari semua kebupaten/kota di wilayah itu.

Rumusan masalah: apa landasan pembentukan Provensi Madura dalam kerangka otomoni
daerah di Indonesia? Bagaimana konsep hukum pembentukan Provensi Madura dalam
kerangka otomoni daerah di Indonesia?

Metode penelitian: jenis penelitian ini adalah penelitian normatif dengan pendekatan
perundang-undangan. Pendekatan sejarah dan pendekatan konseptual. Bahan hukum terdiri
dari bahan hukum terdiri dari bahan hukum primer sekunder dan tersier.teknik pengumpulan
bahan hukum dilakukan dengan studi perundang-undangan dan studi kepustakaan. Teknik
analisis bahan hukum menggunakan teknik analisis isi terhadap semua bahan yang sudah
terkumpul.

Hasil penelitian: landasan pembentukan Provensi Madura dalam kerangka otomoni daerah di
Indonesia adalah dapat dilihat dari beberap segi, yaitu secara historis, sejak jaman
penjajahan Belanda Madura sudah di istimewakan oleh pemerintah kolonial, yakni Madura
dibentuk karesidenan dan HIR membedakan Jawa dan Madura, dan pada masa RIS Madura
sebagai negara bagian yakni Negara Madura. Secara sumber daya manusia Madura unggul
dengan tipikal pekerja keras tak kenal menyerah. Secara sumber daya alam Madura sangat
kaya Raya dibindang miyak dan gas. Dari aspek sosial budaya nasehat dan masukan dari
pada ulama seta tokoh masyarakat di Madura hendak menjadi pertimbangan khusus dalam
pembentukkan provinsi Madura. Konsep hukum pembentukan Provinsi Madura dalam
kerangka ekonomi daerah di Indonesia adalah bahwa menjadikan Madura sebagai sebuah
provinsi harus mengacu pada pasal 33 ayat (3) UU No. 23 tahun 2014 tentang pemerintahan
daerah yakni mengenai persyaratan dasar dan persyaratan adimistrasi. Untuk itu sebuah
komitmen dari semua elemen supaya menjadikan madura sebagai provinsi benar-benar
terwujud.

Abstrak

Nama: Musleh Harry

Judul: Relevansi Pembentukan Bank Tanah (Land Banking) Dengan Perlindungan


Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) Untuk Mewujudkan Kedaulatan
Pangan di Indonesia

Penelitian ini berpusat kepada dua isu penting untuk kelangsungan keberadaan Indonesia
sebagai Negara agraris, yaktu terkait landasan konstitusional urgensi kebijakan pembentukan
Bank Tanah di Indonesia dan relevansinya degnan perlindungan hukum terhadap lahan
pertanian pangan berkelanjutan (LP2B)

Metode Penelitian: hukum normative dengan pendekatan perundang-undangan yang


bersandar kepada bahan hukum sekunder yang didapat melalui studi pustaka dan dianalisis
dengan menggunakan metode deskriptis kualitatif.

Hasil penelitian: pertama, landasan konstitusional urgensi kebijakan pembentukan Bank


Tanah berdasarkan dan mewujudkan amanat konstitusi pasal 33 ayat 3 undang-undang dasar
tahun 1945 yang menyatakan bahwa yaitu, air, dan kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Artinya kepentingan bersama rakyat Indonesia lebih utama daripada kepentingan
perseorangan. Kedua, relevansi kebijakan pembentukan bank tanah yang akan di mulai
tahun 2017 ini dengan perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan adalah, pertama
bisa dilihat dari eksistensi bank tanah ini nantinya yang akan mendukung pelaksanaan
rencana tata ruang di Indonesia, dan perlindungan lahan peranian pangan berkelanjutan
merupakan amanah yang dimuat dalam undang-undang tata ruang pasal 48 undang-undang
nomor 26 tahun 2007 tentang penataan ruang (lembaran negara Republik Indonesia tahun
2007 nomor 68, tambahan lembaran negara Republik Indonesia nomor 4725); kedua, lihat
dari fungsinya bank tanah sebagai lembaga penyedia tanah untuk kepentingan umum dan
keberadaan lahan pertanian pangan berkelanjutan merupakan salah satu varian kepentingan
umum yang keberadaannya untuk menciptakan kedaulatan, ketahanan, dan kemandirian
pangan di Indonesia.

Abstrak

Nama: Moh. Toriquddin

Judul: Prinsip-prinsip Ekonomi al-Qur’an dan Urgensinya dalam Ekonomi Modern

Penelitian ini mengangkat tentang prinsip-prinsip ekonomi al-Qur’an dan urgensinya dalam
ekonomi modern. Prinsip-prinsip dimaksud adalah dasar-dasar yang diidealkan di dalam al-
Qur’an dalam sebagai pijakan ekonomi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengeksplorasi bagaimana al-Qur’an meletakkan nilai-nilai dasar dalam menggagas prinsip
ekonomi.

Metode penelitian: jenis penelitian ini ialah penelitian kepustakaan yakni penelitian yang
menelaah data-data yang bersumber dari bahan-bahan kepustakaan, dengan menggunakan
metode tafsir tematik. Sumber data utama dalam penelitian ini adalah berupa dokumentasi
penafsiran dari pada mufassir dan dielaborasi dengan pemikiran manajemen syariah. Data
tersebut dihimpun melalui telaah kepustakaan yang diklasifikasikan atas sumber data primer
dan sumber data skunder.

Hasil penelitian: 1. Perinsip-prinsip ekonomi dalam al-Qur’an meliputi empat unsur:


kepemilikan harta, konsumsi, dan distribusi. Dari empat unsur tersebut harus memenuhi
beberapa komponen sebagai berikut: a. Prinsip harta dalam al-Qur’an adalah pemilik harta
secara hakiki adalah Allah. Manusia diberi amanah untuk mengelola harta tersebut. b.
Prinsip produksi menumpuk kekayaan pribadi. c. Prinsip konsumsi dalam al-Qur’an harus
secara wajar tidak berlebihan dan juga tidak kikir. d. Prinsip distribusi dalam al-Qur’an
harus merata untuk meratakan kekayaan agar tidak berputar di kalangan orang kaya saja. 2.
Urgensi prinsip-prinsip tersebut sangat relevan dan dibutuhkan pada ekonomi modern.
Abstrak

Nama: Khoirul Hidayah

Judul: Hakekat Makna Sengketa Pajak dalam Perspektif Hukum Administrasi Publik
dan Hukum Islam

Penggunaan istilah sengketa pajak dalam pengaturannya ternyata bukan hanya ditemukan
pada UU Pengadilan pajak, namun juga pada peraturan manteri keuangan yaitu Peraturan
Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 9/PMK.03/2013 tentang tata cara pengajuan
dan penyelesaian keberatan dan telah disempurnakan melalui PMK RI No.
202/PMK.03/2015. Pasal 13 ayat 10 peraturan menteri keuangan republik Indonesia Nomor
9/PMK.03/2013 tentang tara cara pengajuan dan penyelesaian keberatan. Sengketa yang
terjadi dalam perpajakan adalah bukan hanya terdapat di dalam proses pengadilan, namun
juga ada pada saat upaya hukum administrasi yaitu upaya keberatan yang diatur melalu UU
KUP. Istilah sengketa pajak tidak muncul di dalam UU KUP, namun mencul di dalam PMK
yang merupakan aturan pelaksana dari upaya keberatan yang terdapat di dalam UU KUP.
Perselisihan yang terjadi antara wajib pajak dan fiskus yang diselesaikan melalui upaya
keberatan tidak disebut sebagai sengketa pajak di dalam UU KUP. Perlu ada kerjelasan
konsep terhadap perselisihan antara wajib pajak dan fiskus yang terdapat di dalam UU KUP.

Metode penelitian: jnisi penelitian yang akan digunakan adalah yuridis normatif dengan
pendekatan perundang-undangan dan pendekatan konseptual dan penjelasan menurut bahasa
dan kajian dari beberapa peraturan perundang-undangan, maka sengketa pajak di Indonesia
bisa dalam bentuk sengketa TUN dan bukan sengketa TUN. Sedangkan TUN terjadi pada
saat upaya keberatan dan pengadilan pajak, sedangkan bukan sengketa TUN terdapat di
dalam proses pemeriksaan. Sengketa pajak jika ditinjau berdasarkan hukum administrasi,
maka sengketa pajak di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 2 macam yaitu, 1) sengketa
pajak yang disebabkan karena ketidak sesuaian prosedur, yang dapat dilakukan upaya
pengadilan melalui gugatan, 2) sengketa pajak yang disebabkan katena substansi, dapat
dilakukan penyelesaiannya melalui upaya hukum administrasi, dan upaya pengadilan
melalui banding. Guna memmudahkan untuk membedakan antara konsep sengketa yang
terdapat di dalam UU KUP dan UU Pengadilan Pajak, maka untuk perubahan selanjutnya
konsep sengketa pajak yang terdapat di dalam UU Pengadilan Pajak bisa disebut sebagai
“sengketa pajak formal.”
Abstrak

Nama penulis: Suwandi

Judul: Urgensi Prinsip Syariah dalam Upaya Mengawal Nilai-nilai Syariah dalam
Perjanjian Innominat

Latar Belakang:

perkembangan ekonomi di era global ini sungguh menunjukkan gagap gempitanya.


Perkembangan berjalan tanpa henti. Hukumpun terpaksa harus mengikutinya sebagai
fasilatator dalam pengaturanya. Munjulnya perjanjian Innominat yang dipicu oleh asas
kebebasan berkontrak, memberikan kemungkinan-kemungkinan terjadinya nilai-nilai
syariah lepas dari konsep maupun impelementasinya. Berangkat dari masalah di atas maka
perlu kiranya untuk menghadirkan pengkajian untuk memberikan kontribusi dalam
menyikapi keadaan yang berkembang dalam masyarakat.

Rumusan Masalah:

Untuk hal yang telah di kemukakan di atas dibutuhkan penelitian yang membahas
bagaimana asas hukum perjanjian syariah dalam merespon perkembangan perjanjian
innominat (mustahdatsah) dan bagaimana implementasi rumusan asas hukum perjanjian
syariah agar nilai-nilai syariahnya tetap tetap terakomodir di dalamnya.

Metode Penelitian:

Metode penelitian ini menggunakan penelitian hukum normatif dengan bertemakan


“Urgensi Prinsip syariah dalam Upaya Mengawal Nilai-nilai Syariah dalam perjanjian
Innominat” yang fokus kajianya menitik beratkan pada perhatian pada pembahasan
bagaimana rumusan asas hukum perjanjian syariah dalam merespon perkembangan
perjanjian innominat (mustahdatsah)

Hasil:

Hasil pembahasan akhir melahirkan rumusan asas-asas hukum perjanjian innominat atau
uqul mustahdatsah dalam bentuk kolaboratif antara asas-asas umum, asas-asas khusus, asas-
asas konstitutif dan asas-asas regulatif baik dalam perspektif hukum umum maupun hukum
Islam (syariah) serta terakomodirnya nilai-nilai syariah sepanjang berpijak pada rumusan
yang telah dihasilkan dan berpatokan pada asas hukum syariah pada pengaplikasiannya. Dari
rumusan asas-asas tersebut di harapkan menjadi pengiintegritas dari asas-asas yang telah di
paparkan di atas.

Abstrak

Nama Penulis: Musataklima

Judul: Tinjauan Doktrin Iktikad Baik dan Hukum perlindungan Konsumen Terhadap
Pembulatan Harga Barang tang Diakibatkan Penggunaan Pecahan Rupiah yang Tidak
Beredar di Toko Modern.

Latar Belakang:

Penelitian memiliki tujuan untuk mengetahui tinjauan doktrin iktikad baik dan hukum
perlindungan konsumen terhadap pembulatan harga barang di toko modern yang di
akibatkan penggunaan nominal rupiah yang sudah tidak beredar.

Rumusan Masalah:

Dalam pengkajian penelitian dapat dirumuskan beberapa hal. Iaitu: bagaimana memandang
iktikad baik dan hukum perlindungan konsumen terhadap pembulatan harga barang yang di
akibatkan penggunaan pecahan rupiah yang tidak beredar dalam toko modern.

Metode Penelitian:

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode yuridis normatif
dengan pendekatan doktrin yang bertumpu pada sumber data sekunder yang terdiri dari
bahan hokum primer, sekunder dan tersier yang di dapat melalui studi pustaka, dan di
analisis dengan menggunakan metode deskriptif analisis.

Hasil Penelian:

Adapun hasil penelitiannya adalah pertama, pembulatan harga yang diakibatkan penggunaan
pecahan rupiah yang tidak beredar yang dilakukan oleh pelaku usaha baik dengan
konfirmasi kepada konsumen maupun tidak, merupakan bentuk pelanggaran pada asas
iktikat baik yang dilakukan oleh pelaku usaha dalam menjalankan bisnisnya. Kedua, hukum
perlindunga konsumen memandang pembulatan harga yang diakibatkan penggunaan
pecahan rupiah yang tidak beredar dalam menentukan harga merupakan bentuk pelanggaran
terhadap kewajiban pelaku usaha untuk beriktikad baik dalam menjalankan bisnisnya.
Pelanggaran terhadap hal yang dilarang untyk di lakukan oleh pelaku usaha untuk tidak
memproduksi dan/atau untuk tidak memperdagangkan barang dan/atau jasa yang tidak
sesuai dengan janji yang dinyatakan dalam lebel, etiket, keterangan , iklan atau promosi
penjualan barang dan/atau jasa tersebut. Dan tidak membulatkan harga tersebut merupakan
perbuatan melawan hukum baik dalam system civil law maupu common law.

Abstrak

Nama Penulis: Ahmad Izzuddin

Judul: : Konstruksi Fatwa-Fatwa Perkawinan Kontemporer

Latar Belakang: fatwa memiliki eksistensi yang sangat penting dalam islam. Ia merupakan
salah satu bentuk tanggung jawab serang cendikia pewaris para nabi sebagai penerang dan
penjaga terhadap hukum Allah SWT. Tugas fatwa ini merupakan kewajiban yang bersifat
kifayah di mana dalam satu tempat dan waktu harus ada ulama yang mengembanya. Di sisi
lain, merupakan institusi sosial dalam masyarakat yang terus berkembang mengikuti pola
relasi masyarakat. Isu-isu terkait dengan perklawinan menjadi kebutuhan masyarakat yang
memiliki nilai kompleksitas yang tinggi. Salah satu fenomina yang menonjol terkait relasi
suami istri dalam perkawinan adalah maraknya nikah misyar dan nikah firen yang
berkembang di Arab Saudi dan negara teluk lainnya.

Rumusan masalah:

Bagaimana konstruksi fatwa yang dikeluarkan oleh ulama Arab Saudi dalam merespon
fenomina dalam merespon fenomina maraknya nikah misyar dan nikah friend serta relasi
fatwa tersebut dengan perkembangan implementasi hukum perkawinan di Arab Saudi yang
menganut sistem uncoldifined law

Metode penelitian:

Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan


kontruksi fatwa dan relasinya dalam perkembangan hukum keluarga di Arab Saudi selain itu
juga menggunakan pendekatan kualitatif dengan mendatangkan data-data kepustakaan yang
akan di analisa dari berbagai sisi baik sosial dan normatif dengan pendekatan usul fiqh.

Hasil: pertama, konstruksi landasan beristinbath ulamak Arab Saudi dalam memberikan
fatwa mengenai nikah misyar dan nikah friend terbagi menjadi dua yaitu konstuksi ulamak
dhahiriyyah yang hanya menekankan fatwanya kepada aspek pemenuhan syarata dan rukun
perkawinan. sedangkan konstruksi ulama ma’nawiyyah yang mendasarkan konstruksi
fatwanya kepada ma’ani yang ada dibalik pensyariatan pernikahan dan tidak memahaminya.
Kedua, terdapat relasi yang sangat erat antara lembaga fatwa di arab Saudi dengan
perkembangan hukum keluarga. Dalam hal tesebut, kerjaan arab Saudi menetapkan beberapa
ketentuan untuk menjembatani antara fatwa yang memebolehkan dan yang mengharamkan
nikah misyar dan nikah friend subagai nikah ‘uruf pada umumnya.

Abstrak

Nama penulis: Mujaid Kumkelo

Judul: Model Hubungan Agama dan Negara Persepektif Pancasila

Lata belakang: islam dan Negara adalah dua entitas yang sepanjang sejarah kemerdekaan
Indonesia senantiasa terlibat dalam pergumulan mengenai hubungan agama dan Negara.
Termasuk kedudukan agama dalam UUD Tahun 1945. Pasal 29 Ayat (1) dan (2).
Pergumulan tersebut dimulai saat badan penyelidik usaha-usaha kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) sampai pada persidangan konstituante yang menemui kebutuhan saat membahas
dasa Negara dan kedudukan agama dalam Negara Indonesia. Pasca refomarasi muncul
kembali gerakan-gerakan untuk menghidupkan kembali wacana negaa islam dan piagam
Jakarta pada saat siding MPR Tahun 2000. Sepeti FPI, KISDI, KAMMI, PII, HAMMAS,
DDII dan lainnya. Fenomena gerakan demikian oleh MPR merusak pilar-pilar kebangsaan
yang selama ini tebangun dan menjadi perekat bangsa Indonesia. Kemudian MPR
mengambil langkah-langkah setrategis dengan mensosialisasikan empat pilar kebangsaan
yaitu penguasaan atas pancasila UUD Tahun 1945, Negara kesatuan Indonesia dan Bhineka
Tunggal Ika.
Rumusan masalah: 1). Bagaimana model hubungan agama dan pancasila pespektif Pasal 29
Ayat (1) dan (2) UUD. 2). Apa implikasi model hubungan agama dan pancasila terhadap
pembentukan subtansi perundang- undangan

Metode Penelitian:

Penelitian ini menggunakan penelitian hukum normative dengan menggunakan pendekatan


perundangan-undangan dan pendekatan sejarah dengan beberapa teori dan konsep dan alat
analisa untuk mengganalisa aspek historisitas hubungan agama jdan Negara persepektif
pancasila dan pembentukan pasal 29 ayat 1 da 2 serta tafsir para ahli hukum.

Hasil: hubungan Agama dan Negara perspektif Pancasila: konstitusi pasal 29 ayat 1 dan 2
adalah model hubungan “tabayun” maksudnya, Agama dan Negara bersifat klarivikatif.
Dengan hal tersebut maka konsep strukturalistik ala Amien Rais dan kulturalistik ala
Gusdur, bahkan konsep pemikiran formalistik–legalistic ala habib Rizik lazim melakukan
tabayun atau klarifikasi antara nilai nilai agama dan Negara. Hubungan agama dan pancasila
dalam pembentukan perundang undangan meupakan konsep intruktif – verifikatif. Artinya
semua peraturan perundang undangan yang ada dalam tata hukum nasional harus tunduk
pada nilai nilai pancasila. Khususnya secara organic menyangkut pasal 29 ayat 1 dan 2

Abstrak

Nama Penulis: Abbas Arfan

Judul: Akad Murabahah dalam Kompilasi Syariah Persoektif Fikih Empat Mazhab

Latar belakang: Perkembangan bank syariah di indonesia sejak berdiri pada tahun 90-an
sampai sekarang menunjukkan perkembangan yang signifikan. Hal itu dibuktikan dengan
peningkatkan jumlah nasabah perbankan syariah, namun hubungan antara nasabah dengan
perbankan dalam sebuah transaksi tidak bisa lepas dari kemungkinan terjadinya sebuah
sengketa ekonemi syariah. Oleh karena itu, pemerintahan melalui UU no 21/2008 tentang
perbankan syariah telah mengatur bahwa penyelasaian sengketa perbankan syariah
dilakukan pengadilan di lingkungan pengadilan agama (PA),sedangkan diantara acuan
hukum materil di pengadilan agama dalam penyelesaian sengketa perbankan syariah adalah
Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES)

Rumusan Masalah:
Bagaimana ketentuan-ketentuan akad murabahah dalam KHES? Bnalilagaimana tinjuan
fikih empat mazhab terkait ketentuan-ketentuan akad murabahah dalam KHES?

Metode Penilitian:

Penilitian ini bersifat normative lewat kajian pustaka untuk menganalisis ketentuan-
ketentuan akad murabahah dalam KHES perspektif fikih empat mazhab.

Hasil:

Ketentuan-ketentuan akad murabahah dalam KHES yang terdapat dalam bab V (Akibat
Bai’) pada bagian bagian Bai’ murabahah dan bagian ketujuh tentang konversi akad
murabahah dengan pasal 18 pasal (Dari Pasal 116-133) adalah terkesan terlalu umum
(singkat dan kurang terinci) dan kurang sistematis (ada satu pembahasan yang terdapat pasal
lain yang berbeda subtansinya), contoh pasal 127 yang berisi tentnag bolehnya jaminan
dalam akad murabahah itu tidak lengkap. Karena hanya satu pasal tanpa rincian ayat dan
belum lagi pasalnya berada dalam bagian pembahasan tentang konversi akad murabahah.

Abstrak

Nama Penulis: Dra. Jundiani, SH., M.Hum.

Judul: Kearifan Lokal Dalam Hukum Sumber Daya Air Menurut Uud 1945 Pasca
Amandemen

Latar belakang:

Pemberlakuan kearifan lokal sebagai pendukung hak rakyat atas sumber daya air menurut
UUD 1945 pasca amandemen. Pengaturan perlindungan hak rakyat tersebut telah dimuat
dalam konstitusi sehingga hak tersebut merupakan unsur normatif dalam pengelolaan
sumber daya air nasional. Perlingdungan hak rakyat merupakan tujuan negara yang termuat
dalam pembukuan UUD 1945 yang secara fundemental menjadi alasan mengapa negara
indonesia diadakan. Pengajian adalah untuk mengetahui dan mengevaluasi pengaturan
perlingdungan hak rakyat atas sumber daya air dalam rangka pengelolahan sumber daya air
nasional. Melalui peraturan kearifan lokal dalam peraturan perundang-undangan adalah
untuk membangun peradigma pengelolaan sumber daya air. pengaturan kearifan lokal
sebagai benuk perlindungan hak rakyat atas sumber daya air.
Rumusan Masalah:

Mengapa konsepsi kearifan lokal dibutuhkan dalam membangun hukum pengelolaan sumber
daya air.

Apakah dalam peradigma hukum pengelolaan sumber daya air telah mengakomodasikin
konsepsi kearifan lokal.

Apakah adanya perlindungan hukum dengan adanya pengakuan kearifan lokal.

Metode Penilitian:

Jenis bahan hukum ketentuan normative yang termuat dalam peraturan perundangan-
undangan merupakan penelitian hukum kepustakaan.

Hasil:

Bahwa konsepsi kearifan lokal telah dimuat dalam peraturan perundangan sebagai upaya
perlindungan hak rakyat atas sumber daya air. Berdasarkan simpulan tersebut
direkomendasikan agar pemerintahan yang berkuasa konsisten dalam menjalankan
pengelolaan sumber daya air yang didasarkan pada konsepsi kearifan lokal yang telah diatur
dalam peraturan perundangan-undangan sebagai pelaksanaan dari UUD RI 1945 Pasca
amandemen.

Abstrak

Nama Penulis: Teguh Setyobudi

Judul: Urgensi Asas Ketuhanan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang


Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan dan Implikasinya dalam Perspektif
Keberlakuan Hukum di Indonesia

Latar belakang:

Manusia memiliki berbagai macam kebutuhan dalam hidupnya. Fungsi dari kebutuhan
tersebut adalah untuk mempertahankan kelangsungkan hidupnya. Semakin kebutuhan bisa
terpenuhi, maka semakin sejahtera pula hidupnya, demikian pula sebaiknya. Dilihat dari
urgensinya, ragam kebutuhan memiliki tingkatan-tingkatan prioritas pemenuhannya dalam
kehidupan manusia. Dalam konstek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan urgensi,
bangsa indonesia mempunyai caranya sendiri untuk menentukan kebutuhan yang
dianggapnya fundamental.

Rumusan Masalah:

Bagaimana urgensi asas ketuhanan dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahnn 2011 Tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan dalam perspektif keberlakuan hukum di
Indonesia.

Bagaimana implikasi asas ketuhanan dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011


Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan dalam perspektil keberlakuan hukum
di Indonesia.

Metode Penilitian:

Yuridis Normatii‘ dengan menggunakan pendekatan konsep (conceptual approach) dan


pendekatan perundang-undangan (statue approach).

Hasil:

Asas ketuhanan merupakan asas yang mutlak dibutuhkan UndangUndang Nomor 12 Tahun
2011 Tentang Pembentukan peraturan Perundang-undangan, dengan alasan Asas Ketuhanan
menjadi jiwa yang memberikan pedoman asas-asas lainnya dalam mengarahkan materi
peraturan perundang-undangan menuju keberlakuan hukum yang baik di Indonesia, 2)
Hilangnya dasar keberlakuan hukum yang baik pada UndangUndang Nomor 12 Tahun 2011
Tentang Pembentukan peraturan Perundangundangan membawa impIikasi Iepasnya
peraturan hukum dari tujuannya yang meliputi: keadilan, kegunaan/kemanfaatan dan
kepastian hukum yang berimplikasi pada terjadinya pertentangan substansi norma dengan
cita hukum masyarakat. ketegangan antara struktur hukum dengan struktur masyarakat dan
tumpang-tindih aturan hukum baik secara internal maupun eksternal hukum. juga
perseteruan hukum secara vertikal maupun horisontal.

Rekomendasi disampaikan kepada Negara: 1) Pembahasan ulang tentang urgensi asas


Ketuhanan yang masih belum diakomodir Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011.Tentang
Pembentukan peraturan perundang-undangan menuju keberlakuan hukum yang baik di
Indonesia. 2) perlunya judicial review tentang penambahan asas Ketuhanan pada Undang-
Undang Nomor I2 Tahun 2011 Tentang Pembentukan peraturan Perundang-undangan.
Abstrak

Nama Penulis: ABD. Rozaq

Judul: Studi komparatif lafadz al-‘Adlu dan al- Qisthu dalam persepektif al-Qur’an

Latar belakang: penelian ini betujuan untuk mengetahui bebandingan lafadz al-‘Adlu dan al-
Qisthu dalam al-Qur’an dan untuk mengetahui lebih dalam, peneliti membandingkan setiap
lafadz al-‘Adlu dan al-Qisthu dalam al-Qur’an. Adapun lafadz al-‘Adlu terulang 13 kali,
sedangkan lafadz al-Qisthu terulang sebanyak 15 kali.

Rumusan Masalah:

Untuk mengetahui perbandingan lafadz al-Adlu dan al-Qisthu dalam perspektif al-Qur’an
maka diperlukanlah suatu rumusan untuk menitik beratkan pembahasan terhadap
perbandingan antara keduanya yang secara makna sama-sama mempunyai makna adil.

Metode Penelitian:

Penelitian ini tergolong penelitian library research, dengan menggunakan jenis analisi data
deskriptif kualitatif, dan teknik analisa datanya yaitu menggunakan metode komparatif.
Adapun sumbe data primer dalam penelitian ini lafadz ‘Adl dan Qist dalam al-quran,
sedangkan sekundernya adalah kitab-kitab tafsir al-qur’an.

Hasil penelitian:

Hasil penelitian ini, yang petama adalah permasalahan lafadz al-‘Adlu dan al-Qisthu yaitu
secara gelobal, ketik diterjemahkan kedalam bahas Indonesia sama sama mempunyai arti
keadilan. Tujuan dari al-adlu dan al-qisthu adalah sama sama dalam rangka menegakkan
nilai kebenaran dan sasaran untuk berlaku bi al-‘Adli dan bi al-Qisthi adalah seluruh ummat
manusia. Adapun perbedaannya, makna al-‘Adlu lebih umum dan luas dari pada kata al-
Qisthu, makna al-adlu itu berlaku adil secara menyeluruh, sedangkan al-Qisthu berarti
berlaku adil sesuai kewajaran dan kepatutan. Dan terakhir makna al-‘adlu adalah keadilan
yang tidak tampakak atau sulit diukur sedangkan al-qisthu adalah keadilan yang tampak
dan jelas ukurannya.

Yang kedua pesan lafadz al-adlu dan al-qisthu adalah dua kata yang sangat pendek akan
tetapi mempunyai makna yang bervariatif sekali tepatnya disebabkan karena adanya konteks
yang berbeda sehingga makna dasar tersebut berubah menyesuaikan alur kalimat. Walaupun
terjadi pergeseran makna tetapi tidak sampai keluar dari makna dasarnya.
ABSTRAK

Nama Penulis : Irham Bashori Hasba

Judul : GOJEK: The Invincible Service (Kajian Sosio-Legal Gojek Kota Malang)

Latar Belakang :

Tingginya mobilitas masyarakat akan kebutuhan masyarakat akan berbanding lurus dengan
kebutuhan moda transportasi angkutan umum di suatu daerah. Hal tersebut memunculkan
respon dari berbagai kalangan untuk menyediakan kebutuhan tersebut, termasuk moda
transportasi yang berbasis online seperti Gojek yang mengikuti tren berkembangnya
teknologi informasi. Hal tersebut terjadi di berbagai daerah di Indonesia, termasuk di kota
Malang. Perkembangan tersebut disatu sisi memberikan peluang bagi masyarakat pengguna
untuk lebih terbuka dalam memilih moda transportasi dan sudah pasti memberikan peluang
positif bagi transportasi berbasis jaringan. Namun perkembangan tersebut terkadang tidak
diimbangi dengan persiapan yang cukup matang sehingga moda transportasi berpengaruh
pada angkutan umum konvensional yang telah berjalan terlebih dahulu.

Rumusan Masalah :

Bagaimana pandangan peraturan perundang-undangan menyikapi beroperasinya Gojek di


Kota Malang?

Bagaimana kebijakan Pemerintah Kota Malang menyikapi konflik penolakan Gojek di Kota
Malang?

Bagaimana sikap pengguna moda transportasi umum terkait munculnya Gojek dan
fenomena penolakannya?

Metode Penelitian :

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian sosio – legal dengan model pendekatan empiris,
doctrinal dan non doctrinal dalam konteks hukumnya.

Hasil :

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaturan secara yuridis normative terhadap
penyelenggaraan Gojek sudah cukup jelas diatur melalui UU No. 22 Tahun 2009, UU No.
11 Tahun 2008, PP No. 74 Tahun 2014 dan Permenhub No. 26 Tahun 2017.
ABSTRAK

Nama Penulis : Miftahus Sholehudin

Judul : Efektifitas Peran Penyuluh Agama dalam Mendampingi Keberagaman Agama


Di Kota Malang

Latar Belakang :

Religion is a basic belief of each adherent, this was having positive implications but often
have negative implications. Both of these implications depend heavily on the understanding
that the adherents have acquired on the teachings of their religion. In realizing it the role of
religious trainers at the ideal level has a very big contribution in realizing peace and
harmony between religious followers in the same religion or between followers of religion.

Rumusan Masalah :

What is the authority and duties of religious trainers in Malang city?

How the religious trainers role to mediating the issue of religious diversity in Malang city?

Metode Penelitian :

To illustrate the role of religious trainers in the Malang city, this study uses post positivism
paradigm with qualitative approach to describe the various activities that occur in religious
extension community in Malang city.

Hasil :

The result of this study indicate that the role of extension of religion with various
innovations and programs undertaken so far still tend to be normative and wait for the ball
so that less maximal in carrying out the role of preventive over the issue of religious
diversity in Malang city, various factors that cause such lack of extension staff, training of
counseling skills and heterogeneous beneficiary characteristics so that it takes a contextual
approach in assisting the community.

ABSTRAK

Nama Penulis : Ahmad Wahidi


Judul : Relevansi Visibilitas Hilal Perspektif Muhammad Ilyas terhadap Penetapan
Awal Bulan Islam di Indonesia

Latar Belakang :

Mohammad Ilyas, Astronom Malaysia, berhasil menemukan bentuk tampakan rukyat yang
terproyeksikan ke atas muka bumi, yaitu bentuk lengkung kurva yang menjorok dari barat ke
arah timur. Hal ini ditemukan karena ide Ilyas yang tidak lagi melakukan hisab secara
tradisional, di satu tempat tertentu saja. Ilyas melakukan hisab secara global yang dilakukan
diberbagai tempat di muka bumi untuk menemukan titik titik imaknu rukyat, dalam
penelitian ini akan mengungkap relevansi gagasan tersebut dalam penetapan awal bulan
Islam di Indonesia.

Rumusan Masalah :

Bagaimana kriteria visibilitas hilal menurut Mohammad Ilyas?

Bagaimana relevansi visibilitas hilal perspektif Mohammad Ilyas terhadap penetapan awal
bulan Islam di Indonesia?

Metode Penelitian :

Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian normatif. Penelitian normatif termasuk dalam
jenis penelitian kepustakaan (library research) atau studi dokumen. Penelitian ini
menggunakan pendekatan fiqh dan astronomi atau ilmu falak dalam rangka mengungkap
relevansi visibilitas hilal persepektif Muhammad Ilyas terhadap penetapan awal bulan Islam
di Indonesia.

Hasil :

Visibilitas hilal berdasarkan atas pandangan dan pendapat Muhammad Ilyas adalah pada
beda tinggi hilal dengan matahari tidak kurang dari empat (4) derajat sementara beda azimut
antara matahari dengan hilal atau bulan tidak kurang dari sepuluh koma lima (10,5) derajat.
Muhammad Ilyas mengemukakan visibilitas hilal tersebut didasari oleh semangat untuk
melakukan unifikasi kalender Islam internasional. Semua teori atau gagasan tidak ada yang
sempurna sehingga walaupun Muhammad Ilyas terkesan bisa mengenai dua kriteria
visibilitas hilal yang ada di Indonesia namun tentu masih ada cela dan kekurangan dalam
dari teori dan gagasan tersebut, sehingga teori dan gagasannya tersebut tidak bebas nilai dari
kritik dan komentar dari berbagai pihak.
ABSTRAK

Nama Penulis : Erfaniah Zuhriah

Judul : Mediation Revitalization As a Means to Suppress High Divorce Rate In


Religious Courts of Malang Regency.

Latar Belakang :

Marriage is expected sakinah, mawadah, warohmah apparently because one and another
thing must be foundered in the middle of the road. Household conditions experienced
disputes, arguments and husband and wife can no longer be reconciled then Islam provides
solutions with divorce or talak. Mediasi must be enabled as alternative means to suppress the
divorce rate. The revitalization of mediation as a means to settle disputes is very important,
considering the divorce cases that go to the Religious Courts of Malang Regency almost
every year to reach thousands.

Rumusan Masalah :

The main issues that will be the object of discussion in this study are :

What is the success rate of Mediation in handling divorce issues in Religious Courts in
Malang Regency?

How to revitalize mediation as a means to suppress the high rate of divorce in the Religious
Court of Malang Regency?

Metode Penelitian :

The type of research is empirical research, with sociological juridical approach, statutory
approach (statue approach) and case approach (Casel approach).

Hasil :

From the results of the research, it can be concluded that the success rate of mediation in
handling divorce issues in Religious Courts of Malang Regency is still very low. Divorce
cases submitted to religious courts are basically a divorce case whose problem is so
complicated that it can be said that marriage between husband and wife is on the verge of
collapse. Mediation can only be held effectively if the parties have the will or desire to
resolve the dispute by consensus. For that factor the parties are the most decisive factor of
mediation success.

ABSTRAK

Nama Penulis : Khoirul Anam

Judul : Nasab dan Implikasi Hukumnya Perspektif Tafsir Klasik dan Tafsir
Kontemporer (Kajian Ayat-Ayat Nasab dan Al-Qur’an dengan Pendekatan Tahliliy
Maudhu’i)

Latar Belakang :

Akhir-akhir ini nasab yang menjadi penentu dan barometer dari setiap permasalahan Hukum
Islam khususnya al-Akhwal al-Syakhsyiyyah banyak dibicarakan dan menjadi obyek kajian,
khususnya terkait dengan nasab anak hasil perzinaan. Selain itu nasab sering dijadikan
sebagai alasan atau penyebab utama yang menimbulkan banyaknya permasalahan, baik yang
terkait dengan hukum pernikahan, perwalian, hukum waris dan hukum-hukum terkait
lainnya. Disamping itu juga pengaruhnya terhadap kedudukan sosial, seperti gender,
kesaksian dalam hukum, kepemimpinan dan sebagainya.

Rumusan Masalah :

Bagaimana konsep nasab dalam Al-Qur’an perspektif tafsir klasik dan tafsir kontemporer?

Bagaimana implikasi nasab terhadap hukum al-Akhwal al-Syakhsyiyah dalam tafsir klasik
dan tafsir kontemporer?

Metode Penelitian :

Untuk menambah pemahaman terhadap permasalahan yang komplek ini perlu dikaji dengan
perspektif yang berbeda, yaitu perspektif tafsir klasik dan tafsir kontemporer pada ayat-ayat
nasab dengan pendekatan tahlily maudhu’i

Hasil :

Hasil dari penelitian ini menunjukkan, bahwa konsep nasab menurut tafsir klasik dan tafsir
kontemporer harus mempunyai hubungan dan ikatan yaitu hubungan sedarah dengan akad
yang sah/syar’i dan ikatan seiman atau seagama. Hubungan sedarah mengikat hubungan
silaturrahim dan seagama mengikat kesamaan tauhid yang bermakna saudara seiman.
Karena itu nasab dimaknai qarabah yang berarti ada hubungan dan keterkaitan. Dan apabila
kedua unsur terpenuhi yaitu adanya hubungan sedarah melalui akad yang sah/syar’i dan
adanya ikatan keimanan atau seagama, maka menurut tafsir klasik dan tafsir kontemporer
nasab mempunyai kedudukan dan peranan yang sangat penting dan vital yang berimplikasi
terhadap hukum al-Akhwal al-Syakhsyiyyah, seperti hukum waris, pernikahan, perwalian,
dan lain sebagainya.

ABSTRAK

Nama Penulis : Dwi Fidhayanti

Judul : Penyalahgunaan Keadaan (Misbruik Van Omstandigheden) Sebagai Larangan


dalam Perjanjian Syariah

Latar Belakang :

Asas kebebasan berkontrak dapat menimbulkan permasalahan berupa adanya indikasi


penyalahgunaan keadaan (misbruik van omstandigheden) dalam perjanjian. Penyalahgunaan
keadaan (misbruik van omstandigheden) terjadi manakala seseorang di dalam suatu
perjanjian dipengaruhi oleh suatu hal yang menghalanginya untuk melakukan penilaian
(judgement) yang bebas dari pihak lainnya, sehingga ia tidak dapat mengambil keputusan
yang independen.

Rumusan Masalah :

Bagaimana konsep penyalahgunaan keadaan (misbruik van omstandigheden) dalam


perjanjian?

Apakah konsep penyalahgunaan keadaan (misbruik van omstandigheden) dapat


dikategorikan sebagai larangan dalam perjanjian syariah?

Metode Penelitian :

Penelitian ini menggunakan penelitian normatif dengan pendekatan perundang-undangan


dan pendekatan konseptual.

Hasil :

Hasil penelitian dan pembasan menunjukkan bahwa konsep penyalahgunaan keadaan


(misbruik van omstandigheden) dalam perjanjian termasuk dalam perjanjian cacat kehendak.
Salah satu pihak yang mempunyai posisi kuat untuk menekan bahwa mengancam terhadap
pihak yang mempunyai posisi lebih lemah sehingga Bargaining Position tidak seimbang.
Pihak yang punya posisi lemah tidak diberikan kebebasan untuk memberikan pendapatnya
atas isi perjanjian. Perjanjian syariah yang mengandung unsur penyalahgunaan keadaan
(misbruik van omstandigheden atau undue influence) termasuk dalam perjanjian yang
dilarang, yang disebut dengan ikrah. Berbuat ikrah berarti berbuat dzolim akibat hukumnya
yaitu, perjanjian tersebut menjadi batal demi hukum.

ABSTRAK

Nama Penulis : Noer Yasin

Judul : Tinjauan Social Justice dan Konsep Maslahah Terhadap Kebijakan


Pemerintah tentang Tax Amnesty dalam Undang-undang No. 11 Tahun 2016 (Studi
Terhadap Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 57/PUU-XIV/2016)

Latar Belakang :

Ditolaknya seluruh uji materi terhadap Undang-undang No. 11 tahun 2016 tentang Tax
Amnesty tentunya memperkuat keabsahan kebijakan tax amnesty ini, hal ini bagi penulis
menarik untuk dibahas pertimbang pertimbangan hukum yang diambil oleh Mahkamah
dalam memutuskan untuk menolak seluruh permohonan uji materil undang-undang No. 11
tahun 2016 tentang Tax Amnesty, apakah betul-betul maslahat dan mengandung keadilan
sosial bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Rumusan Masalah :

Bagaimana tinjauan konsep mashlahah terhadap Putusan Mahkamah Konstitusi No.


57/PUU-XIV/2016 yang menolak permohonan uji materil undang-undang No. 11 tahun
2016?

Bagaimana tinjauan social justice terhadap Putusan Mahkamah Konstitusi No. 57/PUU-
XIV/2016 yang menolak permohonan uji materil undang-undang No. 11 tahun 2016?

Metode Penelitian :
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian yuridis normative dengan pendekatan
perundang-undangan yang bertumpu kepada sumber data sekunder yang terdiri dari bahan
hukum primer.

Hasil :

Berdasarkan hasil pembahasan penelitian yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya,
maka penelitian dapat disimpulkan bahwa : pertama, putusan mahkamah konstitusi No.
57/PUU-XIV/2016 yang menolak permohonan uji materil undang-undang No. 11 tahun
2016 mengandung nilai-nilai mashlahah, terutan jika dilihat dari tujuan, fungsi dan manfaat
dari kebijakan tax amnesty sehingga kebijakan ini bisa dikategorikan yang sesuai
kemashlahatan, yaitu mashlahah ‘ammah (kemashlahatan publik).

Kedua, keputusan mahkamah konstitusi No. 57/PUU-XIV/2016 yang menolak permohonan


uji materil undang-undang No. 11 tahun 2016 jika telah memenuhi kriteria keadilan sosial
dari sebuah hukum, yaitu : pertama, konsisten terkait waktu dan orang; kedua, tidak bias;
ketiga, disusun sesuai data dan informasi yang akurat; keempat, correctabitity tinggi
terhadap kesalahan; kelima, resprentative; dan keenam, berdasar standar etika dan moral.

ABSTRAK

Mustafa Lutfi, S.Pd. ,SH.,MH.

Judul : Model Pembelajaran Berbasis Masalah Problem Best Learning (Pbl) Dalam
Mata Kuliah Hukum Acara Mahkamah Konstitusi

Latar belakang: penelitian ini didasari pada pentignya memahami model pembelajaran
berbasis masalah (PBL) dalam mata kuliah hukum acara mahkamah konstitusi yang secara
muatan kurikulumnya sangatlah banyak dengan beragam karakter yang khas dan wajib
dikuasai oleh penstudi hukum positif khususnya. Seiring perkembangannya MK merupakan
lembaga peradilan yang paling bergengsi. Secara komposisi 9 hakim konstitusi melalui
putusannya, dapat membatalkan UU, membubarkan parpol memutus sengketa antara
lembaga tinggi negara, serta memutus soal sengketa pemilu dan pemilukada. Oleh karena itu
model pembelajaran ini bertujuan untuk memahami mekanisme hukum acara mahkamah
konstitusi.
Metode ini bermaksud untuk menemukan, merumuskan dan mengembangkan model
pembelajaran dan pemikiran yang berkaitan dengan konsep, teori, asas hukum dan ketentuan
normatif.

Hasil yang pertama: penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat kompabilitas proses
pembelajaran untuk mampu menyelesaikan analisis masalah model-model putusan yang
dijatuhkan sebagai hasil dari penafsiran ketentuan normatif. Kedua, menitikberatkan pada
lingkungan kelas yang terbuka dan jujur, karena kelas itu sendiri merupakan tempat
pertukaran ide-ide peserta didik dalam menanggapi berbagai masalah khususnya
pendalaman terkait dengan hukum acara mahkamah konstitusi.

ABSTRAK

Hersila Astari Pitaloka

19920811 20160801 2 021

Koherensi Paragraf Dalam Skripsi Mahasiswa Fakultas Syariah UIN Maulana Malik
Ibrahim Malang Tahun 2016

Latar Belakang :

Seorang sarjana harus mampu mengkaji implikasi pengembangan atau implementasi ilmu
pengetahuan teknologi yang memperhtikan dan menerapkan nilai humaniora sesuai dengan
keahliannya berdasarkan kaidah, tata cara dan etika ilmiah dalam rangka menghasilkan
solusi, gagasan, desain atau kritik seni, meyusun deskripsi saintifik hasil kajiannya dalam
bentuk skripsi lapran tugas akhir, dan mengunggahnya dalam laman perguruan tinggi.

Metode :

Jenis penelitian ini adalak deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk memaparkan bentuk dan
penyebab kesalahan koherensi dalam skripsi mahasiswa. Data dalam penelitian ini adalah
kutipan paragraf dalam skripsi mahasiswa fakultas syariah UIN MAULANA MALIK
IBRAHIM MALANG. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik baca dan catat. Analisis
data dilakukan dengan mengdaptasi teknik analisis data miles dan hubberman yaitu (1)
reduksi data, (2) analisis data, (3) penarikan kesimpulan. Instrumen pengumpulan adalah
peneliti sendiri. Kemudian, inr=trumen analisis data, menggunakan tabel kisi-kisi kesalahan
koherensi yng juga berfungsi untuk pengelompokan.
Hasil :

Hasil penelitian koherensi dalam skripsi mahasiswa fakultas syariah UIN Maulana Malik
Ibrahim Malang adalah sebagai berikut. Dari data yang telah dianalisis, ditemukan lima
bentuk kesalahan koherensi paragaraf yang mempengaruhi pemaknaan, yakni (1) kalimat
tidak efektif, (2) kalimat penjelas tidak mendukung gagasan pokok, (3) pemilihan kosa kata
tidak tepat, (4) kalimat tidak lengkap, dan (5) ide pokok ganda. Selain itu, ditemukan juga
penyebab-penyebab kesalahan koherensi yang dipengaruhi oleh hubungan, yaitu (1)
kesalahan menggunakan konjungsi, (2) kesalahan struktur kalimat, (3) penggunaan ragam
lisan dalam teks, (4) kesalahan penggunaan pronomina. Berdasarkan hasil dan pembahasan
yang dipaparkan, ditemukan bahwa kecenderungan kesalahan koherensi paragraf disebabkan
oleh ketidaktelitian dalam penyusunan kalimat.

ABSTRAK

DR. H. ROIBIN, MHI

Pergeseran Epistimologi Fikih Kepemimpinan Wanita Faham Keagamaan Islam


Radikal Perspektif Antropologi Evolutif (Kasus Di Malang, Jawa Timur)

Latar Belakang:Penelitian ilmiah yang memfoskan kajiannya tentang pergeseran


epistimologi fikih kepemimpinan wanita faham keagamaan Islam radikal di Malang, belum
banyak dilakukan oleh para pakar dan dan pemerhati hukum islam.

Sesuai dengan data yang digali, penelitian ini menggunakan paradigma definisi sosial dan
pendekatan teori antropologi evolutif. Sementara itu data yang ada dan terkumpul, akan
dianalisi dengan cara deskriptif-kualitatif–evolusionistik. Sumber data yang diperlukan
dibatasi pada model kerangka epistimologi Islam radikal, baik dari klangan akademisi,
ustad, da’i, pebisnis, santri maupun partisipan partai politik yang ada di Malang, Jawa
Timur, Indonesia.

Dalam penelitian ini ditemukan adanya pergeseran epistimologi fikih kepemimpinan wanita
faham keagamaan Islam radikal. Beberapa indikator pergerseran epistimologi tersebut
terdapat data tentang adanya perubahan sikap dari menstrem islam radikal beruba menjadi
varian-varian keagamaan islam. Yaitu islam salafi-konservatif, islam salafi-moderat, dan
islam salafi-progresif. Secara umum, munculnya pergeseran epistimologi di atas, adalah
kareana ada pendapat perbedaan-perbedaan principal, dari asepek dimana mereka
mendielektikakan antara sumber pengetahuan (cultural sistem) dengan sistem sosial atau
kemasyarakatan (activities) dan sistem budaya (artifacts) yang melingkupinya.

Ada tiga fokus rekomendasi dalam penelitian ini antara lain : 1). Hendaknya para pendidik,
mengambil kebijakan, baik dari lembaga pendidikan maupun pemerintah berusaha
memberikan media pembelajaran keagamaan secara terbuka (inklusif) 2). Hendaknya para
pendidik, pengambil kebijakan, baik di lembaga pendidikan maupun pemerintah
mengajarkan agam secara moderat atau tidak ekstrim. 3). Hendaknya para peneliti dapat
mengembangkan penelitian yang berbasis epistimologi secara berkelanjutan, mereka akan
mengetahui kelemahan dan kekuatan SDM akademik masyarakatnya secara riil di lapangan.

ABSTRAK

Nama Penulis: Iffaty nasyi’ah, M. H

Judul : Kriminalisasi LGBT Perspektif Hak Asasi Manusia dan Maqashid Syariah

Latar belakang: maraknya perilaku LGBT (Lesbian, gay, bisex, transgender) ditandai
dengan banyaknya kelompok-kelompok berbasis LGBT masyarakat menganggap kelompok
ini merupakan patologi sosial yang membawa dekadensi moral dan harus dicari solusinya.
Wacana yang muncul adalah kriminalisasi LGBT. Namun, kriminalisasi LGBT dianggap
sebagai pembatasan hak asasi mereka yang pada dasarnya dilindungi oleh UUD 1945.

Metode: jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian kali ini menggunakan hukum
normatif (normatif legal research) pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
perundang-undangan dan pendekatan konsep dan bahan hukum primer yang digunakan
adalah UUD 1945 dan Undang-Undang No. 39 tahun 1999 tentang hak asasi manusia
sedngkan bahan sekunder yang digunakan oleh peneliti adalah buku-buku artikel dan karya
ilmiah yang berkaitan dengan HAM, Hukum pidana dan Maqashid syariah.

Hasil penelitian: Hak asasi merupakan hak kodrati (natural right) yang melekat pada diri
manusia yang tidak dapat dikurangi oleh siapapun termasuk negara. Salah satu hak kodrati
ini adalah hak kemerdekaan pemikira dan hati nurani. Dari konsep hak kodrati dan apa yang
diatur dalam pasal 2 UU HAM, maka sejatinya eksistensi LGBT diakui sebagai hak yang
harus dilindungi dan dihormati, namun pemenuhannya terdapat batasan-batasan yang tegas
dan harus ditaati. Moral dan nilai agama menjadi batasan yang mutlak untuk menjadikan
suatu perbuatan menjadi tindak pidana.

Dalam hal perilaku LGBT, yang merupakan tindakan yang menyimpang (secara moral dan
agama) serta menggaunggu kemaslahatan, dan apabila tidak segera diberikan sansi bagi para
LGBT ditakutkan memberikan wabah atau penyakit terhadap masyarakat yang lebih parah.

ABSTRAK

Hj. Erik sabti rahmawati, MA, M.Ag.

Judul:Backgroud keluarga pasangan pernikahan dini dalam perspektif antropologis


dan sosiologis (Studi di KUA Lowokwaru dan KUA Klojen)

Latar belakang: dalam penelitian ini bertujuan memahami dua fokus permasalahan: pertama,
untuk mendeskripsikan dan mengidentifikasi motivasi pasangan pernikahan dini di KUA
Lowokwaru dan KUA Klojen dalam membentuk keluarga yang masih muda. Kedua, untuk
menganalisis tipologi keluarga pasangan pernikahan dini yang telah mengizinkan
terlaksananya pernikahan dini.

Jenis penelitian ini adalah empiris-sosiologis, karena penelitian ini berupaya mengungkap
makna dibalik fenomena terjadinya pernikahan dini. Pengumpulan data dilakukan dengan
metode wawancara, observasi dan dokumentasi mengenai aspek-aspek yang mendukung
fokus penelitian. Pengolahan data yang dilakukan dengan teknik pengumpulan, reduksi,
penyajian dan anlisis data.

Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa: faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya


pernikahan dini dari kebanyakan dan bahkan hampir semua pasangan disebabkan oleh
pergaulan bebas. Akibat pergaulan bebas tersewbut mereka akhirnya melakukan perbuatan
yang melanggar norma agama, yaitu melakukan hubungan intim yang menyebabkan pihak
perempuan hamil di luar nikah. Kondisi tersebut mengharuskan mereka untuk
melangsungkan pernikahan walaupun usia mereka tidak memenuhi syarat minimal untuk
melakukan pernikahan. Fakor lain adalah faktor yang menyebabkan terjainya pergaulan
bebas adalah faktor pendidikan. Kebanyakan pasangan yang melangsyungkan pernihkan
pada usia dini minim akan pengetahuan ilmu agama, dikarekan dalam lembaga pendidikan
pendidikan agama hanya diperoleh satu kali dalam seminggu. Adapun motivasi dalam
pernikahan dini dari kebanyakan pasangan untuk menghindari pergaulan bebas, memberikan
solusi akibat hamil diluar nikah dan mendapatkan dukungan dari kedua orang tuanya.

ABSTRAK

Ali Hamdan, MA., Ph.D

Studi Sosiologi Bani Israel Dalam Al-Qur’an

Latar belakang:

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan perilaku sosial setta tatanan sosial Bani israil.
Bangsa israel memiliki skil dan ketekunan dalam mengerjakan pekerjaan-pekerjaan khusus
yang tidak dimiliki oleh komunitas bangsa lain yaitu medis, farmasi, inginer dan industri
perhiasan.

Penelitian ini merupakan penelitian pustaka dengan sumber primer ayat-ayat suci al-Qur’an
yang mempublikasi bani israel dalam Al-Qur’an, dan sumber sekunder adalah kitab-kitab
tafsir yang terpercaya ditambah dengan sumber tersier berupa kitab-kitab mu’jam dan
bahasa. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan analitik dan tematik
deskripstif.

Hasil penelitian ini pertama: al-qur’an mengungkap bani israel dalam segala aspek,
diantaranya aspek akidah, keyainan, kelakuan, kekufuran, kemunafiqan, kedurhakaan, sansi
dan hukuman, kelebihan, rahmat serta kasih sayang. Sifat dan sikap positif dan negatif dari
bani israel tersebut telah diungkap oleh al-qur’an dalam latar belakang ayat dan surat yang
beragam dan sangat banyak. Kedua: perilaku sosial bani israel yang terekam berdsarkan
interpretasi tematik analitik adalah pemilik varian kelebihan tak terbatas, penerima
perlakuan etnic cleansing pertama dalam peradaban manusia, awan yang memayungi dan
pengkonsumsi menu surga, perintah untuk selalu bersikap rendah hati, polarisasi suku dalam
komunitas masyarakat, hasrat dan ekspektasi berlebih, sektarianisme dan materialisme,
pembatasan terhadap diri sendiri ditengah luasnya samudera halal serta mukjizat dan sihir.

ABSTRAK

Dwi Hidayatul Firdaus


NIP 19821225201503 1 002

Analisis Fiqh Terhadap Fintech (Financial Technology) Dalam Bisnis Kontemporer


(Study Kasus Bostunai.Com,Pinjam.Co.Id Dan Drrupiah.Com)

Latar Belakang :

Bisnis kontemporer saat ini sudah tidak mengenal batas dan waktu teknologi informasi dan
internet berkembang dan merubah gaya hidup orang. Terkhususpada bidang keuangan saat
ini berkembang fintech (financial technologi) yang merubh gaya atau model transaksi yang
manual face to face menjadi lebih mudah via internet. Untuk itu, penelitian ini berpusat
untuk mengetahui bagaimana urgensi pengaturan fintech dalam ranah hukum di Indonesia
dan bagaimana analisis fiqh terhadap keabsahan praktik fintech di bostunai.com,
pinjam.co.id dan drrupuah.com?

Metode :

Metode penelitian yang digubakan adalah field research dengan analisis normative fiqh dan
bersandar kepada bahan hukum sekunder yang didapat melalui studi pustaka dan dianalisis
dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif.

Hasil :

Penelitian ini menghasilkan bahwa, pertama regulasi atau peraturan terhadap fintech juga
harus diperhatikan oleh Pemerintah Indonesia. Peraturan pendukung yang dimandatkan
Undang-Undng kiranya dapat menyentuh hal-hal teknis terkait Fintech dengan tetap
memberikan kemudahan dan fasilitasi serta jaminan kepastian untuk mendukung
pertumbuhan dan memberi manfaat keekonomian yang lebih besar. Dan bersinergi dengan
peraturan dari Otoritas Jasa Keuangan. Kedua, keseluruhan praktik pinjam meminjam dari
ketiga fintech di atas jika ditinjau dari segi hukum perjanjian syariahnya memenuhi dari
asas, rukun dan syarat dari akad pinjam meminjam di atas maka bisa dikatakan san dan
boleh dilakukan meskipun akidani tidk bertemu langsung. Dan yang terpenting adalah
fintech yang bisa memenuhi dari unsur-unsur keabsahan perjanjian di aats adalah fintech
yang sudah harus terdaftar dan terverifikasi oleh Otoritas Jasa Keuangan. Sehingga bisa
terjaganya hak dan kewajiban sesama akidani di dalam tataran praksis.

ABSTRAK=
Mufidah, CH

Pendampingan Anak Perempuan Korban Kekerasan

This study explains the rampant cases of sexua violence againts girlss, which increasing in
both quantity and quality, including what happened in Malang Regency. The goverment of
Malang Regency has implemented laws and Goverment Regulations related to the
preotection of children by providing servuces for victims of violence, especially for girls that
established in Itegrated Service Center for Women and Children. This study aims to (1)
know and describe the girl victim of violence partnership by PT2P2A of Malang Regency:
and (2) understand and describe the problems and solutions made by P2TP2A Malang
Regency in accompanying cases of girl victim of violence.

The type of this research is empirial research, using qualitative method with phenomenology
approach. Data collected through interviews, observation and documentation, then analyzed
descriptively. Yhe results of this study are, first, the girl victims of violence by P2TP2A of
Malang Regency conducted both jurudical and non-jurudical that set in SOP. Is alsi
equipped with shelter and adequate facilities for services. Although the funds is not big, but
appropriate for client services. P2TP2A conducts partnership based on Pancasila, the 1945
Constitution and the basic participles of the Convention on the rights of the child, including
the following : right to non-discrimination, detremining the best interest of the childs, right
to life, survival and development, and respect for the views and feeliungs of the child.

ABSTRAK

Nama : Abdul Aziz, M.HI

Judul : Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Pembagian Waris Di


Masyarakat Tlagah Banyuates Sampang

Latar belakang : Tentu ironi, ketika hukum waris Islam adalah produk hukum yang harus
dijalankan, namun umat muslim justru menggunakan hukum adat yang memiliki banyak
perbedaan dengan hukum waris Islam. Hal ini tentu menyebabkan keganjilan dan
berkurangnya respect masyarakat terhadap hukum Islam. Sehingga ada kemungkinan
masyarakat setempat beranggapan bahwa hukum Islam tidak sesuai dengan situasi dan
kondisi masyarakat, serta sudah ketinggalan zaman.
Rumusan Masalah : Bagaimana pelaksanaan pembagian waris yang terjadi di masyarakat
desa Banyuates Sampang dan bagaimana pelaksaan pembagian waris tersebut jika dari
konsepsi pembagian waris berdasarkan hukum Islam.

Metode : Penelitian ini menggunakan paradigma kualitatif dengan jenis penelitian lapangan
(field research) yang kemudian dianalisis dengan pendekatan deduktif-sosiologis empiris.

Hasil : Pertama, praktek di daerah ini adalah sistem hibah, karena harta warisan dibagiakan
pada saat orang tua masih hidup. Di samping itu, dalam pembagian warisan anak perempuan
mendapat bagian yang lebih besar. Dasar praktek hibah sebagai pengganti kewarisan bagi
anak laki-laki dan anak perempuan di desa Tlagah adalah harta warisan diberikan oleh orang
tua pada saat masih hidup, untuk menghindari perpecahan dan sengketa di antara anak-
anaknya sepeninggal orang tuanya. Selain itu, ketika lanjut usia , orang tua lebih memilih
tinggal bersama anak perempuan. Masyarakat memandang bahwa anak perempuanlah yang
selalu ada (lebih banyak meluangkan waktu) di rumah dan lebih setia serta memiliki rasa
kasih sayang lebih besar kepada orang tuanya. Karena alasan inilah, kemudian memberikan
warisan lebih banyak kepada anak perempuan. Kedua, Ketentuan hukum Islam tentang
syarat warisan diberikan setelah orangtua sudah meninggal. Namun di Desa Tlagah warisan
diberikan waktu orangtua masih hidup. Untuk itu, pemberian tersebut dinamakan hibah.
Akan tetapi hibah tersebut dapat diperhitungkan sebagai warisan sesuai dengan KHI pasal
221 .Dan juga dalam Islam secara jelas menentukan bagian masing-masing ahli waris secara
pasti. Ketentuan mengenai waris ini dijelaskan secara rinci baik dalam al-Qur'an maupun
Hadis.

ABSTRAK

Nama : Faridatus Suhadak, M.HI

Judul : Pemikiran Fiqh Perempuan dalam Prespektif Tarikh Tasyri’.

Latar Belakang : Dewasa ini kajian fiqh mengalami perkembangan yang sangat signifikan,
baik dari segi konsep, pendekatan, maupun segmentasinya. Dalam hal ini, tidak dapat
dipungkiri bahwa Islam di Indonesia memiliki peran penting dan strategis dalam
berkontribusi terhadap khazanah pemikiran hukum Islam global. Hal ini disamping karena
Islam menjadi agama yang dianut oleh mayoritas masyarakat Indonesia. Kondisi ini menjadi
semakin menarik melihat fakta bahwa meski Indonesia bukan negara Islam dan tidak pula
menjadikannya sebagai agama resmi negara, namun Islam mampu berkontribusi
memberikan warna terhadap berbagai aspek kehidupan masyarakat lndonesia yang sangat
plural dari berbagai suku bangsa, agama dan budaya, baik di bidang sosial, ekonomi, politik,
dan aspek-aspek lainnya.

Rumusan Masalah : Dalam penelitian ini membahas dua permasalahan, yaitu; bagaimana
Pemikiran Fiqh Perempuan dan bagaimana Pemikiran Fiqh Perempuan Di Indonesia Dalam
Perspektif Tarikh Tasyri’.

Metode : Dalam penelitian ini menggunakan. penelitian kepustakaan (library research) yakni
penelitian dengan mengumpulkan data yang sesuai dengan obyek yang dikaji melalui bahan-
bahan kepustakaan. Bahan Hukum Primer untuk penelitian berupa buku-buku karya KH.
Husein Muhammad, antara lain: Fiqh Perempuan: Refleksi Kiai atas Wacana Agama dan
Gender; Musdah Mulia, Muslimah Reformis; Perempuan pembaru keagamaan) Fikih wanita
untuk semua, karya Nasaruddin umar, Fikih Perempuan (menghadirkan teks tandingan karya
Sabana P Kau dan sulaiman, ) Jejak Perjuangan Keulamaan Perempuan di Indonesia, Fiqh
Perempuan berwawasan Keadilan Gender.

Hasil : Pemikiran fiqh perempuan adalah pemikiran yang membahas tentang fiqh yang
berkaitan dengan perempuan, terkait dengan ibadah, munakahat, siyasah dan jinayah.
Pemikiran fiqh perempuan sudah ada sejak masa pertumbuhan dalam sejarah hukum Islam,
yaitu masa Rasulullah, akan tetapi masih belum terbagi dalam pembahasan fiqh yang
tematis, dalam konteks kelndonesiaan, fiqh perempuan sudah ada sejak masa masuknya
Islam, hal ini dibuktikan dengan banyaknya ulama perempuan, serta mulai bermunculannya
pembahasan tentang fiqh yang khusus membahas tentang permasalahan-permasalahan yang
dihadapi oleh kaum perempuan dan berwawasan kesetaraan gender.

ABSTRAK

Dr. Fakhruddin, M.HI.

Madzhab Dan Regulasi Wakaf Di Indonesia

Latar Belakang: Ada dua masalah utama yang dijawab dalam penelitian ini: pertama;
bagaimana pengaruh madzhab terhadap Undang-undang Nomor 41/2004 tentang
Pengelolaan wakaf dan Kompilasi Hukum Islam dan kedua, bagaimana perbandingan
pengaruh madzhab terhadap Undang-undag Nomor 41/2004 tentang Wakaf dan Kompilasi
Hukum Islam.

Rumusan Masalah: Pengaruh madzhab terhadap Undang-undang Nomor 41/2004 tentang


Pengelolaan wakaf dan Kompilasi Hukum Islam dan kedua, bagaimana perbandingan
pengaruh madzhab terhadap Undang-undag Nomor 41/2004 tentang Wakaf dan Kompilasi
Hukum Islam.

Metode Penelitian: Penelitian ini adalah penelitian pustaka atau library research. Dalam
melakukan kajian terhadap obyek penelitian ini, dilakukan dengan langkah dan analisa
sebagai berikut: Pertama, penelusuran kepustakaan untuk mendapat bahan primer dari kitab-
kitab dan buku-buku yang membahas tentang wakaf. Kemudian juga mencari sumber
skunder dan pendukung dari berbagai referensi yang ada kaitannya dengan obyek penelitian
ini. Kedua, melakukan analisis secara komparatif terhadap data yang telah terkumpul yang
berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti. Analisi data dilakukan dengan metode
analisis kuantitatif dengan menggunakan rumus:

P= f/ N x 100%

Hasil: Temuan penelitian ini adalah: pertama, Pengaruh Madzhab Hanafi, Maliki, Syafi’i,
dan Hanbali terhadap Undang-Undang Nomor 41 tahun 2004 tentang wakaf adalah bahwa
pengaruh madzhab Hanafi sebanyak 78%, madzhab Maliki sebantak 100%, madzhab Syafi’i
sebanyak 100%, dan madzhab Hanbali sebanyak 85% dari 11 pasal yang dijadikan objek
penelitian ini. Sedangkan pengaruh madzhab Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hanbali terhadap
Kompilasi Hukum Islam adalah bahwa pengaruh madzhab Hanafi sebanyak 85% untuk
madzhab Hanafi, madzhab Maliki sebanyak 100%, madzhab Syafi’i sebanyak 100%, dan
madzhab Hanbali sebanyak 100% dari 5 pasal yang dijadikan objek penelitian ini.

Kesimpulan kedua, Perbandingan pengaruh madzhab yang empat antara Undang-Undang


Nomor 41 tahun 2004 tantang Wakaf dan Kompilasi Hukum Islam yaitu madzhab maliki
dan syafi’i lebih banyak mempengaruhi Undang-undang tersebut sebanyak 100% sedangkan
KHI lebih banyak dipengaruhi oleh madzhab Maliki, Syafi’i, dan Hanbali sebanyak masing-
masing 100%.

ABSTRAK
Dr. H. Badruddin, M.HI.

An-Nafs Wa Tajalliyatuha (Studi Tentang Manifestasi-Manifestasi Nafsu Menurut


Imam Al-Ghazali)

Latar Belakang: An-nafs dalam kaitannya dengan taqarrub ilallahi memp[unyai kriteria-
kriteria tersendiri dalam kajian ilmu tasawwuf. Pertama adalah yang menggabungkan
kakuatan marah dan nafsu syahwat pada manusia. Kedua, dalam konteks Tajalli sebagai
metode taqarrub ilallahi adalah proses pembersihan diri dari cengkeraman hawa nafsu.

Rumusan Masalah: Untuk mengetahui konsep an-nafs menurut AL-Ghazali dan


manifestasinya dalam kaitannya dengan lembaga ruhani lainnya.

Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian pustaka, yang bertumpu kepada data
sekunder terdiri dari bahan-bahan pustaka yang didapat melalui studi pustaka dan dianalisis
dengan menggunakan deskriptip kualitatif.

Hasil: Al-Ghazali mendefinisikan an-nafs adalah pertama; an-nafs yang menggabungkan


kekuatan marah dan nafsu syahwat pada manusia. Istilah an-nafs yang pertama ini menurut
ahli tasawuf adalah nafsu, yang merupakan pokok yang menghimpun sifat-sifat tercela dari
manusia, sehingga mereka mengatakan bahwa harus melawan nafsu (hawa nafsu) dan
memecahkannya. Kedua: an-nafs. Pengertian kedua dari nafs adalah lathifah (halus). Kedua,
Al-Ghazali telah memberikan ruang lingkup dalam ihya’ ulumuddin tentang definisi an-nafs
yaitu jiwa. An-nafs yang menggabungkan kekuatan marah dan nafsu syahwat pada manusia.
Inilah hakikat manusia yang membedakannya dari an-nafs. Sehingga mengelompokkan
istilah an-nafs dalam tiga kategori/tingkatan yaitu 1) an-nafs al-ammarah, adalah nafsu yang
mendorong pada kejahatan; 2) an-nafs al-lawwamah, adalah jiwa yang telah mempunyai
rasa insaf sesudah melakukan pelanggaran; dan 3) an-nafs al-muthmainnah, adalah jiwa
manusia yang membawa keselamatan adalah jiwa yang kembali kepada Allah.

ABSTRAK

Nama : Khairul Umam, S.H.I., M.H.I

Judul : Kritik Hadis Tentang Larangan Ambisius Menjadi Pemimpin

Latar Belakang : Peneliti memberikan batasan penelitian ini pada takhrij dan kritik (naqd)
sanad hadits. Bagi peneliti, absah dan tidaknya sebuah berita yang disampaikan oleh
seseorang. Kritik sanad hadits adalah hal yang sangat penting menurut para ulama. Bahkan
kritik terhadap matan baru dianggap penting setelah melakukan kritik terhadap sanad suatu
hadits. Berdasarkan sebuah alasan bahwa bagaimanapun juga suatu matan hadits tidak akan
pernah dinyatakan berasal dari Rasulullah jika tanpa melalui sanad Sehingga peneliti akan
melakukan kajian terhadap sanad hadits terlebih dahulu dalam penelitian ini.

Rumusan Masalah : Bagaimana takhrij hadis tentang larangan ambisius jadi pemimpin dan
bagaimana kritik sanad hadis tentang larangan ambisius menjadi pemimpin.

Metode : Penelitian ini merupakan penelitian pustaka (library Research) dengan pendekatan
kualitatif Sedangkan metode pemaparan menggunakan metode diskriptif. Sumber data yang
digunakan meliputi buku-buku, kitabkitab, kamus, dan lain sebagainya.

Hasil : Dari penelitian ini diperoleh sebuah kesimpulan bahwa hadits riwayat Abdur Rahman
Bin Samurah ini adalah hadits yang memiliki tingkat kepopuleran yang tinggi walaupun
diriwayatkan dengan berbagai jalur sanad yang berbeda. Hal ini dibuktikan dengan
banyaknya para penghimpun hadits yang memasukkan hadits tentang larangan meminta
jabatan ini dalam kitab-kitab yang mereka tulis. Kitab-kitab hadits yang dimaksud disini
setelah peneliti melakukan takhrij terhadap sanad dan matan hadits melalui kamus hadits Al-
Mu’jam AI-Mufahras Li-Alfadz Al-Hadits adalah sebagai berikut: Shahih Al-Bukhari,
Shahih Muslim, Sunan Abi Dawud, Sunan Al-Darimi, Sunan Al-Nasa‘l, Musnad Ahmad
Bin Hanbal. Dalam penelitian ini, peneliti fokus menganalisis hadits yang di takhrij dari
kitab Sunan Al-Nasa'l dengan spesifikasi kajian analisis sanad. Adapun jalur sanadnya
adalah sebagai berikut Mujahid Bin Musa, Ismail, Yunus, al-Hasan, dan Abdur Rahman Bin
Samurah. Dari sini peneliti berkesimpulan bahwa sanad hadits tentang larangan ambisius
dalam meminta jabatan ini tidak mencapai derajat shahih tapi tidak juga menjadi hadits
dhaif.

ABSTRAK

Nama : Dr. Zaenul Mahmudi, MA

Judul : Dialektika Formulasi Sistem Kewarisan Syiah dan Sistem Kewarisan Perdata.

Latar Belakang : Hukum Perdata Indonesia yang berasal dari Burgerlijk Wetboek Belanda
yang disadur dari Code Civil Perancis disinyalir ada pengaruh hukum Islam dalam
formulasinya. Penelitian ini bermaksud melihat kedekatan keduanya, khususnya dalam
permasalahan hukum kewarisan. Fokus penelitian ini adalah 1) Bagaimana dialektika dan
persinggungan dalam formulasi sistem kewarisan Shiah dan sistem kewarisan Perdata, dan 2)
Bagaimana formulasi kedua sistem tersebut dalam perspektif keadilan distributif.

Rumusan Masalah : bagaimana dialektika dan persiggungan dalam formulasi sistem


kewarisan syiah dan sistem kewarisan perdata serta bagaimana formulasi kedua sistem
kewarisan tersebut dalam prespektif keadilan distributif.

Metode : Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan dengan menggunakan pendekatan


historis. Data-data yang telah diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis hermeneutik
dengan menggunakan teori keadilan distributif sebagai alat analisisnya.

Hasil : a) Dialektika dan titik temu antara sistem kewarisan Shiah dan sistem kewarisan
Perdata adalah terletak pada sikap kedua sistem ini terhadap persamaan ahli waris perempuan
dan para ahli waris laki-laki termasuk para ahli waris yang berasal dari jalur laki-laki dan
jalur perempuan. Titik temu kedua sistem ini juga terletak pada model pengelompokan ahli
waris yang didasarkan kepada kedekatan ahli waris yang tegas, meskipun di antara keduanya
terdapat perbedaan dalam sikapnya terhadap kedudukan suami dan isteri, b) Berdasarkan
prinsip keadilan distributif, kedua sistem ini sama-sama sejalan dengan prinsip keadilan ini
ketika dilihat dari latar belakang formulasi kedua sistem kewarisan tersebut. Dalam aspek
persamaan ahli waris laki-laki dan perempuan, sistem kewarisan Shiah mendasarkan kepada
surat al-Nisa’ ayat 7 yang menegaskan kesamaan kesempatan laki-laki dan perempuan dalam
mendapatkan warisan, sementara mengenai bagian warisan, di mana secara garis besar bagian
warisan perempuan lebih kecil daripada bagian warisan laki-laki, karena dalam hidupnya
perempuan tidak memiliki berbagai kewajiban agama yang dibebankan kepada laki-laki.

Abstrak

Nama: Suud Fuadi

Judul: Peningkatan Mutu Penelitian Dosen pada Pendidikan Tinggi

Negara Indonesia adalah negara demokrasi yang bertumpuh pada ekonomi kerakyatan dan
kebersamaan. Oleh karena itu, koprasi adalah soko guru ekonomi nasional. Dewasa ini,
sering dengan kuatnya ekonomi syariah di masyarakat, telah mendorong banyak koprasi
yang sebelumnya menggunakan sistem konvensional mulai berubah menjadi koprasi
syariah.

Metode penelitian: menggunakan pendekatan kualitatif dengan pengambilan smpling


menggunakan purposive smpiling dengan metode analisis deskriptif.

Hasil penelitian: menghasilkan satu rumusan tentang model konfersi dan penerapan prinsip
syariah di KSPPS TAM Syariah sebagai berikut: 1) TAM Syariah menerapkan konfersi pada
4 hal yaitu, Konfersi lembaga, pengelola, sistem, dan anggota. 2) TAM Syariah telah
melakukan upaya pelatihan pemantabah pemahaman syariah, magang di BMT dan KSPPS
yang telah lebih dahulu, grakan keagamaan dan yang terakhir dilakukan dengan membentuk
tim da’i dari internal.

Anda mungkin juga menyukai