Selamat hari Sabat dan Selamat datang bagi saudara-saudari sekalian. Teristimewa bagi para
tamu yang hadir di perbaktian Sekolah Sabat hari ini. Kami sangat senang berbakti bersama
saudara semua di jemaat ini.
Hari ini kita akan belajar tentang krisis yang terjadi di Eden. Keberhasilan setan memperdaya
Hawa adalah awal dari krisis yang terjadi di Eden. Hawa tersihir oleh jalan pikirannya sendiri
(Kejadian 3:6). Pohon itu indah dan pada saat giginya tertanam ke dalam sepenggal buah itu.
Hawa membayangkan bahwa ia masuk ke dalam eksistensi yang lebih tinggi. Ketika dia berbagi
pengalamannya dengan Adam, ya mata mereka terbuka, tetapi mereka menjadi malu dengan
apa yang mereka lihat. Salah satu isu utama di sini adalah penolakan terhadap Allah sebagai
Penyedia segala hal yang baik dan malahan memilih solusi buatan manusia untuk memenuhi
kebutuhan manusia itu sendiri. Dengan menyadari diri kita sebagai ciptaan Allah dan mengenal
Allah dengan benar maka kita akan merasakan bahwa kasih anugerah Allah tidak
berkesudahan.
Dengan mendengar suara Tuhan melalui Roh Kudus-Nya, kita akan disanggupakan untuk
memilih yang baik dan benar. Kiranya lewat perbaktian kita hari ini, oleh mendengar kita
memiliki hikmat. Marilah kita menikmati persekutan dalam Tuhan Yesus Kristus dan kita
berbakti dalam roh dan kebenaran.
Saya menikah Maret 2009 di usia 34 tahun. Kehidupan rumah tangga kami berjalan seperti
layaknya rumah tangga lain, penuh warna-warni romantika kehidupan berumahtangga. Bulan
berganti bulan, hingga tahun berganti, belum juga kami dikaruniai seorang anak, doa tetap
dipanjatkan, tapi kok belum juga mendapat jawaban. Hingga suatu saat di bulan November
2007, dimana seorang hamba Tuhan yang juga merupakan pembimbing rohani kami
berkunjung datang ke kota dimana kami tinggal, hamba Tuhan tersebut menyempatkan singgah
ke rumah kami dan berdoa bersama kami. Kami bersepakat untuk menaikkan doa puasa setiap
hari rabu (suami saya belum paham caranya berdoa puasa, jadi hanya saya dengan hamba
Tuhan tersebut).
Di bulan Desember 2007, saya merasakan ada yang aneh di dalam tubuh saya, sedikit mual dan
eneg. Suatu siang di pertengahan bulan Desember 2007, saya mendengar suatu suara yang
mengatakan saya hamil, saya langsung berdoa, "jika suara ini suara Tuhan saya mengucap
syukur terima kasih Tuhan dan jadilah kehendak-Mu Tuhan, jika bukan suara Tuhan, saya tolak
dalam nama Yesus." Minggu pertama bulan Januari 2008, saya merasakan tetap ada yang aneh
dalam tubuh saya dan saya sudah terlambat 2 minggu (sering saya terlambat haid karena
kelelahan bekerja), saya dan suami pergi membeli alat tes kehamilan, waktu saya tes hanya
muncul 1 garis, aahhh... belum juga waktunya pikir kami, selang 15 menit kemudian, iseng saya
buka kembali hasil tes tadi, muncul garis kedua samar-samar. Kami berdoa semoga Tuhan
menjawab doa kami kali ini, 1 minggu kemudian kami cek kembali dan kali ini muncul 2 garis
yang sama tebalnya. Keesokan hari kami pergi ke dokter spesialis kandungan, dan ternyataaa...
menurut perkiraan dokter saya hamil 3 minggu. Puji Tuhan... Halleluya!
Suara yang saya dengar itu ternyata suara Tuhan, dan saya hamil, saya berhenti bekerja dan
menjaga kehamilan saya hingga bulan Sepember 2008 lahir putri kami yang cantik, cahaya
dalam keluarga kami. Percayalah bahwa Tuhan menjawab doa kita dengan cara Tuhan sendiri,
Ia menguji kita apakah kita sabar dan tetap mencari wajah-Nya ataukah kita menggerutu dan
menyalahkan Tuhan karena belum menjawab doa kita. Kesabaran dan ketekunan membuahkan
hasil yang manis dan indah pada waktu-Nya.
Itulah konsep yang kita harus terapkan dalam program doa 1752 dan doa TDSR. Setiap hari kita
harus menetapkan waktu yang teratur dan konsisten untuk berdoa pribadi dan ketika berdoa
prinbadi, kita membawa nama-nama sahabat kita yang kita sudah buat dalam daftar doa kita.
Tentu dua kali seminggu hari rabu pagi subuh dan hari Sabat pagi subuh, kita mendoakannya
bersama-sama dengan sahabat rohani kita yang kita kenal dengan sahabat TDSR. Ketika kita
dengan hati yang tulus melakukan doa seperti ini, dan meyakini bahwa Tuhan akan mendengar
doa kita, maka pasti ada sukacita pengalaman rohani yang kita miliki. Kemudian, ketika proses
mendoakan sahabat target pelayanan kita terus berjalan, buatlah rencana perlawatan
kepadanya bersama dengan sahabat TDSRmu. Kembangkanlah kegiatan itu untuk menolong
kerohanianmu akan semakin bertumbuh.
BERITA MISSION
“IMPIAN MENJADI KENYATAAN”
Sabat 2 / 09 Januari 2016 - Brasil
Oleh : Samantha
Sejak Samantha masih gadis kecil ia senang mendengarkan cerita-cerita menarik tentang kappal
misi Luzeiro. Ia mempunyai impian jika ia bekerja sebagai seorang misionaris di sungai Amazon
seperti Leo dan Jessie Halliwell. Setelah tamat dari SMA ia mengambil program keperawatan di
State University of West Parana di Brasil Selatan. Oleh karena dia dihadapkan pada tantangan
Sabat dalam perkuliahannya maka ia harus tamat satu tahun lebih lama. Diakhir perkuliahan dia
memiliki banyak tawaran pekerjaan tetapi hatinya tetap untuk pelayanan. Ketika datang
undangan menjadi sukarelawan di daerah Amazon , Berasil Utara, Samantha dengan serius
menerimanya. Lalu ia berdoa agar Tuhan membuka jalan baginya untuk dapat mengikuti
undangan itu. Dan doanya di jawab oleh Tuhan, dia mendapatkan uang untuk tiket perjalanan
dan orang-orang memberikan apa yang ia butuhkan dan kerinduan hatinya bertumbuh lebih
kuat.
Setibanya di Amazon di daerah pelatihan “Salva vidas,” sebuah organisasi Advent yang
mendukung dan mengajari para sukarelawan untuk bekerja di hutan melalui penginjilan
kesehatan dan memberikan pelajaran Alkitab. Setelah tiga bulan mengikuti pelatihan dan
kordinator proyek misi mendekati Samantha mengatakan kepadanya bahwa dia ditempatkan
menjadi seorang perawat di kapal Luzeiro. Samantha merasa bahagia dan impian-nya akhirnya
teruwujud. Sebagai seorang perawat kapal Luzeiro, Samantha kini bekerja sama dengan ADRA
dan bermarkas di sebuah desa di mana ia bertanggung jawab atas sebuah klinik kecil. Setiap
minggu ia pergi dengan kapal Luzeiro XXVI mengun-jungi banyak desa di sepanjang sungai
Amazon dan menyediakan perawatan kesehatan yang terbuka bagi ribuan orang di sana.
Di kapal dan di klinik desa Samantha sering menghadapi keadaan gawat darurat dan ia tahu
hanya Allah yang dapat menolongnya. Suatu petang, Samantha melihat sebuah perahu kecil yang
menuju tepi sungai. Setelah tiba, seorang pria meloncat keluar memegang tangannya yang
terbungkus dan berlumuran darah, tangan pria itu tergilas oleh pisau gilingan. Samantha dan
asistennya Gloria dengan hati-hati membersihkan tangan itu dan mengoleskan antibiotic salep.
Mereka berdoa untuk pria itu, karena ia membutuhkan pertolongan yang lebih jauh untuk
tangannya dan dalam hal ini mereka memohon pertolongan Tuhan.
Sepuluh menit kemudian seorang ibu, ayah dan seorang anak berusia 10 tahun muncul di depan
klinik itu. Anak itu digigit surucucu seekor ular berbisa yaitu satu dari banya ular paling berbisa
di sungai Amazon. Anak itu sudah lima jam lamanya setelah digigit oleh ular itu. Samantha
sangat kaget dan menurut ilmu medis anak itu sudah seharusnya meninggal. Anak itu segera di
tolong untuk menghentikan jalan racun menyebar ke seluruh tubuhnya. Samantha tahu bahwa
anak itu harus di bawa ke rumah sakit terdekat dengan perjalan 8 jam lamanya menggunakan
kapal biasa dan 2 jam mengunakan kapal cepat ADRA, kapal Jessie Halliwell. Mengetahui bahwa
dua kehidupan sedang dalam bahaya besar, Herber Kalbermatter, direktur Brasil ADRA untuk
wilayah Amazon mendekati utusan kantor Devisi dan menjelaskan situasi itu. Mereka akhirnya
berangkat dan dalam suasana gelap serta hujan ketika Samantha dan dua pasiennya dan ibu dari
anak laki-laki itu menaiki kapal Jessie Halliwell menuju rumah sakit terdekat.
Dengan pertolongan Tuhan akhirnya tiba di Manacapuru kota kecil terdekat anak laki-laki itu
dilarikan ke rumah sakit daerah dan pria itu di bawa ke kota besar dengan perjalanan 2 jam
lebih untuk mendapatkan perawatan khusus dokter spesialis. Akhirnya anak laki-laki itu pun
sembuh atas pertolongan Tuhan. Samantha melayani di daerah Amazon untuk satu tahun
lamanya dan setelah itu ia berencana untuk pulang ke rumah. Tetapi itu pun diserahkanya
semua kepada Tuhan dan ia berjanji akan menggu-nakan talenta dan profesinya untuk
membawa keselama-tan bagi orang-orang lain.
Dalam taman di Eden, Allah menyatakan karakter-Nya. Allah telah menciptakan Adam dan
Hawa sebagai makhluk moral dan moralitas tidak bisa ada tanpa kebebasan. Ini merupakan
ujian untuk melihat apa yang akan mereka lakukan dengan kebebasan itu. “Pohon pengetahuan
baik dan jahat telah dijadikan sabagai satu ujian penurutan serta kasih mereka kepada Tuhan.
Tuhan telah melihat bahwa tepatlah untuk menghadapkan kepada mereka hanya satu larangan
saja terhadap penggunaan segala sesuatu yang ada dalam taman itu; tetapi jikalau mereka
melanggar kehendak-Nya di dalam hal yang tertentu ini; mereka akan mendatangkan ke atas
diri mereka kesalahan dari pada pelanggaran itu.” Ellen G. White, Alfa dan Omega, Jilid 1, hal. 48.
Keberhasilan setan dalam memperdaya Hawa dan Adam dan memakan buah pohon
pengetahuan tentang yang baik dan jahat di tengah taman itu adalah awal dari krisis di Eden.
Setan telah merasuki pikiran mereka dengan mengatakan bahwa Allah tidak jujur bahkan telah
menahan sesuatu yang baik dari mereka. Hawa telah tersihir oleh pikirannya sendiri. Kini Adam
dan Hawa dihadapkan pada pilihan apakah terus memberontak atau kembali kepada Allah.
Bertanggungjawab atas kesalahan mereka adalah langkah pertama mereka untuk kembali
kepada Allah, tetapi pengakuan itu tidak cukup untuk memecahkan masalah yang disebabkan
oleh dosa.
Dalam krisis perseteruan yang terjadi di Eden antara ular dan wanita itu, Allah mengumumkan
rencana keselamatan yang membawa harapan bagi kita semua. Di dalam Kristus, kita adalah
ahli waris kekayaan Allah. Sampai kita menerima warisan kita yang sepenuhnya, kita memiliki
hak istimewa untuk menikmati ciptaan Tuhan dan melayani sebagai penatalayan dalam
melestarikan lingkungan. “Dan kehidupan yang disertai dengan kesukaran dan pergumulan itu
yang harus menjadi nasib manusia sejak saat itu, telah ditetapkan dalam kasih. Itu adalah suatu
disiplin yang diperlukan sebagai akibat dari pada dosanya, untuk menolong mengendalikan
pemanjaan nafsu dan selera makan untuk mengembangkan kebiasaan mengendalikan diri. Itu
adalah sebagian dari rencana Allah yang besar untuk memulihkan manusia dari kehancuran
serta kemerosotan yang diakibatkan oleh dosa.” Ellen G. White, Alfa dan Omega, Jilid 1, hal. 57.
Marilah kita pelajari pelajaran Sekolah Sabat tentang “Krisis di Eden” di kelas diskusi kita
masing-masing untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam. Selamat berdiskusi.
Dibacakan setelah selesai diskusi oleh Pemimpin Sekolah Sabat, Aplikasi Pelajaran Sekolah
Sabat hari ini :
1. Setiap orang diharapkan dapat meninjau dan mempelajari kembali catatan Alkitab
tentang kejatuhan Adam dan Hawa ke dalam dosa.
2. Setiap orang diharapkan dapat menghargai status seseorang sebagai ahli waris
kekayaan Allah dalam Kristus.
3. Setiap orang diharapkan dapat memainkan peran dalam meringankan penderitaan di
dalam dunia ini.
1. Membangun Hubungan
Teman seprofesi, teman dalam kegiatan sosial, teman olahraga, atau mitra kerja kita adalah
orang-orang yang Tuhan tempatkan disekitar kita untuk diInjili. Binalah hubungan, mungkin
sekali-kali makan bersama sehingga ada keakraban, lalu ceritakanlah apa yang dialami dalam
kehidupan kita bersama Tuhan Yesus; Saksikan betapa Tuhan Yesus nyata dengan janjiNya,
kesetiaanNya dalam segala aspek kehidupan kita; lalu beritakan kebenaran kabar baik dari
Surga, berbicaralah tentang akar masalah penderitaan manusia dan sebagainya. “Maka
tersiarlah berita tentang Dia di seluruh Siria dan dibawalah kepada-Nya semua orang yang
buruk keadaannya, yang menderita pelbagai penyakit dan sengsara, yang kerasukan, yang sakit
ayan dan yang lumpuh, lalu Yesus menyembuhkan mereka” (Matius 4:24).
2. Bersaksi Tentang kuasaNya. Saksikan dari kehidupan pribadi lebih dahulu, bagaimana
Tuhan menolong saudara, memberkati saudara, menyembuhkan saudara,… Doa orang
benar itu berkuasa, dapat merubah suatu keadaan sebab Yesus hidup, Yesus telah bangkit dari
antara orang mati. Dia bisa memulihkan, menyembuhkan, membebaskan dan memberkati kita
yang percaya kepadaNya. “Yesuspun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-
rumah ibadat dan memberi-takan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan
kelemahan di antara bangsa itu” (Mat 4:23-25).
“Setibanya di rumah Petrus, Yesuspun melihat ibu mertua Petrus terbaring karena sakit demam.
Maka dipegang-Nya tangan perempuan itu, lalu lenyaplah demamnya. Iapun bangunlah dan
melayani Dia. Menjelang malam dibawalah kepada Yesus banyak orang yang kerasukan setan
dan dengan sepatah kata Yesus mengusir roh-roh itu dan menyembuhkan orang-orang yang
menderita sakit. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya:
"Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita." (Mat 8:14-17). “Kedua
belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: "Janganlah kamu
menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah
kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel. Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga
sudah dekat. Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta;
usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula
dengan cuma-cuma” (Mat 10:5-8). Ketahuilah bahwa suka mendoakan orang dengan sikap
penuh belas kasihan adalah bagian dari gaya hidup Tuhan Yesus.
Penuaian yang besar sedang akan terjadi, dan harus dimulai dari setiap kita umat Tuhan yang
mulai hari ini melangkah untuk menginjil, menjadi saksi Yesus. Apabila semua orang percaya
melakukan kehendak Tuhan ini maka akan terjadi sebuah movement = kegerakan rohani/KKR,
berita kesaksian tentang Yesus terdengar di mana-mana, banyak orang akhirnya bertobat dan
percaya akan Tuhan Yesus. “Dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah
Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada
akhir zaman." (Mat 28: 20). Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan
membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau" (Ibr 13:5b).
Diskusi SS di UKSS
Pencatatan Kegiatan:
Catat dengan cermat kehadiran, kegiatan kebaktian keluarga
penunggu pagi dan kebaktian malam serta kegiatan evangelisasi
sepanjang minggu yang dilakukan oleh anggota-anggota UKSS.