Dihindari Nabi
CNN Indonesia
Rabu, 21 Sep 2022 13:05 WIB
Arab Saudi meluncurkan enam proyek pembangunan dengan modal besar dan konsep futuristik demi
menambah pemasukan negara dengan menarik investor dan turis asing. (Foto: REUTERS/MOHAMMED
BENMANSOUR)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemimpin de facto Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (MbS), telah
mengumumkan sejumlah proyek mega pembangunan tak lama setelah naik takhta menjadi Putra
Mahkota pada 2017 lalu.
Sebagian besar proyek itu terdiri dari pembangunan kawasan industri dan pariwisata baru yang bertujuan
mengundang lebih banyak turis dan investor asing. Sebab, Saudi berencana mendiversifikasi
perekonomian negara agar tak lagi mengandalkan minyak sebagai sumber pemasukan. Rencana itu
tertuang dalam Visi 2030 Saudi.
Dalam visi tersebut, Saudi salah satunya berencana menggenjot pemasukan negara dari sektor
pariwisata hingga 10 persen total GDP pada 2030 mendatang.
Beberapa proyek pariwisata ini dinilai sangat ambisius bahkan "gila" lantaran membutuhkan modal yang
sangat besar hingga teknologi yang canggih dengan konsep yang futuristik.
NEOM
Saudi akan membangun kota futuristik Neom di Provinsi Tabuk, barat laut negara yang menghadap Mesir
di seberang Laut Merah.
MbS mengklaim Kota Neom akan dibangun seluas 26.500 kilometer di atas tanah gurun yang gersang
lengkap dengan teknologi tinggi dan memiliki kapasitas untuk 450 ribu orang pada 2026 serta sembilan
juta penduduk pada 2045. Kota futuristik ini rencananya selesai bertahap mulai 2025.
Beberapa proyek gila akan dibangun di kota ini di antaranya gedung pencakar langit The Line, kompleks
Oxagon, resort di Pulau Sindalah, dan resort ski Trojena.
The Line merupakan gedung pencakar langkit berbentuk garis memanjang dengan tinggi 500 meter,
selebar 200 meter, dan sepanjang 170 kilometer.
Sementara itu, Saudi juga berencana membangun kota berbentuk segi delapan bernama Oxagon di
Neom yang sebagian wilayahnya dibangun melayang di atas Laut Merah.
Menurut situs mega proyek Neom, Oxagon akan menjadi struktur di atas permukaan laut terbesar di
dunia. Saudi juga berencana menerapkan 100 persen sumber energi bersih di Oxagon seluas 48
kilometer persegi itu.
Amaala
Amaala adalah proyek ultra-mewah di pantai Laut Merah yang fokus membangun fasilitas kesehatan,
gaya hidup kesehatan, dan meditasi.
Proyek ini akan menawarkan fasilitas mewah di berbagai bidang seperti seni, budaya, mode, kesehatan
hingga olahraga.
Amaala akan dibangun di tanah seluas 4.155 kilometer persegi di pinggir pantai barat laut Laut Merah
dengan fasilitas 25 hotel berisikan total 3.000 kamar sampai perumahan pribadi dan apartemen, menurut
situs resminya.
Ad Diriyah Gate
Gerbang Diriyah didapuk sebagai ibu kota budaya Saudi. Ad Diriyah, kota penuh sejarah, ini terletak di
Provinsi Ar Riyad.
Kota ini akan direvitalisasi untuk menjadi pusat budaya dan sejarah otentik Saudi.
Kota Ad Diriyah telah menjadi hub kebudayaan dan sejarah lebih dari 300 tahun dengan kekayaan
warisan budaya yang beragam.
Dikutip Arab News, Saudi berencana merevitalisasi kota "tempat kelahiran Kerajaan" ini menjadi tujuan
kelas dunia dengan berbagai fasilitas restoran dan hotel termewah di dunia.
Semua struktur bangunan di kota itu akan dibangun dengan gaya arsitektur tradisional Najdi.
Al Ula
Al Ula adalah sebuah kota kuno di Medina, barat laut Saudi yang secara historis terletak di rute "dupa".
Kawasan yang sebagian diselimuti bebatuan dan gurun ini menjadi "museum hidup" yang memiliki banyak
warisan sejarah dan budaya asli Timur Tengah.
Wilayah ini mencakup lebih dari 200 ribu tahun sejarah manusia yang belum dijelajahi, termasuk Kota
Hegra di Nabatea yang menjadi situs warisan dunia UNESCO pertama Saudi.
Saudi ingin menjadikan Al Ula sebagai pusat arkeologi, pariwisata, budaya, pendidikan, hingga seni di
kawasan.
Padahal, Al Ula menjadi salah satu wilayah yang menurut riwayatnya dihindari Nabi Muhammad di masa
lalu.
Al Ula selama ini dikenal sebagai kawasan yang 'berhantu'. Banyak masyarakat Saudi percaya kawasan
itu merupakan tempat jin dan ruh jahat sehingga harus dihindari.
Saudi dilaporkan sampai menggelontorkan Rp214 triliun untuk membangun Kota Al Ula.