Anda di halaman 1dari 3

UAS ETIKA PRANATA ARSITEKUR

NAMA : DIMAS PRASETYO

NIM : 03061181924010

JURASSIC PARK PULAU RINCA NTT

Pulau rinca yang terdapat di Nusa Tenggara Timur yang merupakan habitat asli komodo
dikabarkan akan mengalami revitalisasi besar besaran dengan dibangunannya taman wisata
bertema geopark yang di wacanakan oleh pemerintah dengan anggaran Rp.69,96 M. Pemerintah
menyatakan bahwa pembangunan ini bertujuan sebagai sarana peningkatan kualitas ekonomi
penduduk sekitar, serta menjadi objek wisata premium dengan konsep Jurassic park. Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus bekerja simultan menata dan
mengembangkan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Super Prioritas Labuan Bajo,
Nusa Tenggara Timur (NTT).
Selain itu, untuk meningkatkan kualitas dermaga di Pulau Rinca, dibangun sarana dan prasarana
pengaman pantai dan dermaga Loh Buaya dengan biaya Rp 56 miliar yang akan dilaksanakan oleh
Ditjen Sumber Daya Air pada tahun 2020 ini.Melalui Ditjen Cipta Karya, Kementerian PUPR
telah menganggarkan Rp 52 miliar untuk menata kawasan Pulau Rinca yang meliputi bangunan
pusat informasi, sentra souvenir, kafe, dan toilet publik.Area trekking untuk pejalan kaki dan
shelter pengunjung didesain melayang atau elevated, agar tidak mengganggu lalu lintas Komodo.
DESAKAN UNTUK PARIWISATA BERBASIS PADA KERAKYATAN
Bulan Juli kemarin, dalam Konferensi Komite Warisan Dunia, UNESCO mengatakan proyek
pembangunan tersebut membutuhkan hasil analisis dampak lingkungan (AMDAL) yang baru, yakni soal
masalah penangkapan ikan ilegal dan potensi risiko perusakan habitat komodo.
Petinggi UNESCO juga sudah meminta perkembangan baru dari analisis tersebut, tapi tidak
mendapatkan tanggapan dari Pemerintah Indonesia.Wiratno mengatakan analisis yang baru sedang
disusun dan bisa diserahkan pada bulan September mendatang.Hingga saat ini tidak ada
kejelasan proyek apa yang sedang dilakukan di Pulau Rinca tersebut.Tahun lalu, Pemerintah
Indonesia mengatakan sedang membangun "tempat wisata premium" di pulau tersebut.
Sementara itu, UNESCO menerima informasi dari pihak ketiga terkait dengan adanya indikasi
penargetan pengunjung yang mencapai 500.000 setiap tahunnya di kawasan Taman Nasional
Komodo itu. Angka itu disebut dua kali lipat lebih besar daripada jumlah pengunjung sebelum
pandemi Covid-19 melanda Indonesia.
Berkaitan dengan hal ini, UNESCO akhirnya mempertanyakan visi dari pemerintah Indonesia.
Sebelumnya pemerintah menyatakan bahwa model pariwisata yang dibangun di Taman Nasional
Komodo bukan pariwisata massal namun menggunakan pendekatan berkelanjutan.
Tidak hanya itu, Komite Warisan Dunia juga khawatir dengan pengesahan UU Cipta Kerja yang
mungkin akan mengizinkan pembangunan infrastruktur tanpa AMDAL.

DAMPAK POSITIF PEMBANGUNAN


 Menjadikan lading pendapatan bagi negara serta menngkatkan nilai ekonomi bagi warga
sekitar yang terkena dampak pembangunan.
 Meningkatnya nilai pembangunan infrastuktur negara
 Dengan adanya badan penelitian komodo yang bertempat tinggal disana berkemungkinan
bagi komodo untuk dapat terjaga kelestariannya dengan adanya penelitian dan perhatian
lebih.
 Memoderenisasi kawasan wisata dengan adanya desain bertemakan geopark, sehingga
terkesan lebih rapih dan terawatt.
 Menjadikan pulau komodo sebagai destinasi wisata yang mungkin akan banyak dikunjungi
oleh wisatwan dunia
DAMPAK NEGATIF PEMBANGUNAN
 Lebih banyak ekosistem dan habitat komodo yang rusak karena adanya betonisasi dari
pembangunan objek wisata premium pulau Rinca.
 Menghilangkan kesan naturalisasi pulau komodo dan bagaimana siklus hidup komodo
yang sesungguhnya
 Menghilangkan kebebasan komodo untuk hidup di alam bebas dan ditempatkan dalam
sangkar tontonan wisatawan, sehingga taman wisata terkesan berubah menjadi kebun
binatang.
 Merusak ekosistem dengan adanya gailan sumur dan menghilangkan sumber air asli.
 Alokasi biaya anggaran tidak tepat mengingat saat ini negara mengalami pandemi
sehingga dana yang begitu besar alangkah baiknya digunakan untuk hal yang lebih utama
dibandingkan sekedar membangunan objek wisata premium.
 Indonseia akan menjadi lading bagi investor asing
 Dan hanya akan lebih banyak memperkaya investor asing dengan pembangunan ini.
 Mengancam kelestarian dan ekosistem dari satwa langka komodo tersebut.

PERSPEKTIF DAN PENILAIAN MENGNAI PEMBANGUNAN


Menindaklanjuti pembangunan pulau komodo merupakan langkah tidak tepat yang diambil oleh
pemerintah, mengingat besarnya anggran yang disediakan oleh pemerintah untuk sekedar
menghadirkan wisata premium berbasis geopark alangkah baiknya pengalokasian dana ditujukan
untuk memulihkan stabilisasi negara pasca adanya pandemic covid-19 yang melanda negeri.
Selain itu pembangunan ini juga meuai banyak kontroversi atas ketidaksetujuannya dalam
kelanjutan pembangunan baik warga sipil bahkan organisasi bertaraf internasional setingkat PBB
menyuarakan ketidak setujuanny atas pembangunan tersebut. Pembangunan ini dinilai
mengancam ekosistem dan konservasi satwa langka yaitu komodo dengan habitat asli yang ada
di dalamnya
Selain itu pembangunan ini bertentangan dengan taman nasional komodo sebagai konservasi
sebagaimana tertuang di SK menteri kehutanan no.306 tahun 1992, pembangunan dengan
mayoritas penggunaanbahan beton dapat menghancurkan kawasan seperti tercantum dalam
Permen LHK .13P/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2020, pembangunan sumur bor akan membawa
dampak buruk karena dapat mematikansumber air alami yang ada, pembangunan ini juga hanya
akan menguntungkan investor asing, serta penghancuran ruang hidup komodo olen invansi bisnis
dan kepentingan sepihak dalam meraih bayak keuntungan.

Anda mungkin juga menyukai