2. KLHK berbagi otoritas dengan pihak lain mengelola Pulau Komodo jadi destinasi
wisata super eksklusif. Setelah gagal merelokasi warga Pulau Komodo untuk
pariwisata eksklusif medio 2019, KLHK justru berbagi otoritas dengan Kementerian
Martim dan Investasi, Kementerian Pariwisata dan Pemerintah NTT menata Pulau
Komodo jadi destinasi wisata eksklusif. Siti Nurbaya, Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan dalam rapat koordinasi pada 30 September 2019 di Jakarta,
menyebutkan, Pulau Komodo akan ditata bersama melibatkan pemerintah pusat dan
Pemprov NTT sebagai world class wisata dan investasi.
3. Atas dalih KTT negara-negara G-20 pada 2023, pemerintah juga akan merombak
penataan kawasan Loh Buaya di Pulau Rinca. Penataan ini dengan cara merobohkan
semua bangunan di Loh Buaya, ganti dengan sarana dan prasarana baru yang
mengambil model bangunan Jurassic Park. Proyek yang membuang-buang anggaran
negara sekitar Rp67 miliar ini, jelas akan sangat berdampak buruk bagi keaslian
bentang alam Loh Buaya. Ia juga mengancam ekosistem satwa yang menghuni area
itu.
4. Utak-atik zonasi Pulau Padar untuk tujuan investasi pariwisata. Dalam sistem zonasi
melalui Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam No:
65/Kpts/DJ-5/2001 tentang zonasi Taman Nasional Komodo, Pulau Padar, hanya
terdiri dari zona inti dan zona rimba. Merujuk pada aturan zonasi dalam kawasan
taman nasional, sama seperti zona inti, pada zona rimba juga tak boleh ada aktivitas
manusia kecuali wisata alam terbatas