Anda di halaman 1dari 3

 Pemerintah

Sebagai wujud implementasi normatif dari UNCLOS 1982, pemerintah Indonesia


menuangkan pengaturan mengenai pengelolaan dan pengamanan pulau terluar
Indonesia ini dalam Peraturan Presiden No 78 Tahun 2005 yaitu tentang Pengelolaan
Pulau-Pulau Kecil Terluar Indonesia. Sebagai wujud dari implementasi Perpres
tersebut telah dibentuk Tim Koordinasi yang bertugas mengkoordinasikan dan
merekomendasikan penetapan rencana dan pelaksanaan pengelolaan pulau-pulau kecil
terluar serta melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pengelolaan pulau-pulau
kecil terluar. Tim ini diketuai oleh menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan
keamanan dengan wakil ketua dari Menteri kelautan dan perikanan sebagai wakil
ketua I dan menteri dalam Negeri sebagai wakil ketua II. Menurut wawancara penulis
dengan Bapak Muhammad Yusuf, S.Hut., M.Si yang merupakan Kepala Seksi
Analisis Data dan Informasi Pulau-Pulau Kecil di Departemen Kelauatan dan
Perikanan Republik Indonesia, sebagai wujud implementasi dari Perpres tersebut telah
diadakan beberapa rapat koordinasi tim yang membahas mengenai pengelolaan dan
pengamanan pulau terluar.
Berdasarkan rapat koordinasi disepakati bahwa melihat kondisi pulau-pulau terluar
Indonesia yang potensial terjadi permasalahan-permasalahan, baik internal maupun
eksternal, maka strategi pengelolaan pulau-pulau kecil terluar, adalah antara lain
dengan:
a. Membuka simpul-simpul akses kawasan perbatasan sebagai pintu gerbang
internasional.
Dengan membuka akses pasar internasional pulau-pulau terluar, diharapkan potensi
yang ada di masing-masing pulau dapat lebih diberdayakan. Seperti misalnya pulau
Berhala, Keberadaan pulau ini di Selat Malaka yang merupakan salah satu selat yang
sangat ramai karena merupakan jalur pelayaran internasional, sehingga Pulau Berhala
juga dibuka sebagai akses dalam perdagangan internasional.
b. Meningkatkan mobilitas penduduk antar pulau terutama di pulau-pulau terluar.
Yaitu misalnya dengan membuka trayek kapal PT. Pelni ataupun jalur transportasi
lain menuju daerah pulau-pulau terluar Indonesia, sehingga akses penduduk untuk ke
daerah lain disekitarnya dapat lebih mudah.
c. Melibatkan berbagai instansi dalam pemberdayaan pulau khususnya pulau-pulau
terluar.
Pemberdayaan berbagai instansi dalam pengelolaan pulau-pulau terluar ini sangat
penting, karena pengelolaan pulau merupakan permasalahan yang kompleks, sehingga
dibutuhkan koordinasi dari masing-masing instansi/departemen. Seperti misalnya
Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP), ketika akan melakukan rehabilitasi
ekosistem yang pulau terluar, pasti membutuhkan dukungan dan informasi dari
Departemen Dalam negeri, dalam hal ini adalah Pemerintah Daerah.
d. Mensinergikan berbagai program ekonomi dan hankam di perbatasan maritim dan
kepulauan
Yaitu dengan membuat program kegiatan terkait dengan pengamanan pulau-pulau
terluar.
e. Mengundang private sector participation dalam investasi untuk pengembangan
pulau kecil (terutama di wilayah perbatasan)
Hal ini misalnya dengan membuka kawasan pulau-pulau terluar sebagai kawasan
pariwisata dan lain sebagainya. Seperti misalnya pengembangan Pulau Bidadari dan
seribu sebagai kawasan pariwisata.
f. Mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan kepulauan di perbatasan sesuai dengan
potensi dan daya dukung lingkungannya
Menghidupkan kerjasama internasional dalam berbagai sektor untuk pengembangan
kelautan.
g. Dilakukan dengan menjalin kerjasama dengan negara lain maupun Lembaga swasta
dalam konservasi hayati dan lingkungan di pulau-pulau terluar.
Pemberdayaan masyarakat yang tinggal dipulau tersebut, antara lain dengan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui bantuan sarana produksi (pemberian
bantuan kapal, jaring untuk menangkap ikan sebagai mata pencaharian) dan non
produksi (air, listrik).
1) Perbaikan (rehabilitasi sistem) dalam pengelolaan lingkungan pulau-pulau terluar
Indonesia. Misalnya dengan rehabilitasi terumbu karang, lamun, maupun manggrove.
Melihat kondisi pulau-pulau terluar Indonesia seperti yang sudah dipaparkan dalam
sub bab sebelumnya dan beberapa strategi kebijakan maupun kegiatan pengelolaan
pulau-pulau terluar Indonesia yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia tersebut,
menurut penulis akan lebih berjalan efektif jika strategi kebijakan pengelolaan pulau
lebih diarahkan pada:
1) Identifikasi masalah
Sangat penting sekali sebelum kegiatan pengelolaan pulau-pulau terluar ini dilakukan,
harus dilakukan identifikasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam
pengelolaan pulau, baik ini dari segi intern maupun ekstern.
2) Pembuatan skala prioritas
Maksud pembuatan skala prioritas disini adalah menentukan pulau mana sajakah yang
sebaiknya diprioritaskan untuk dikelola. Misalnya antara Pulau Miangas dan Pulau
Berhala, mana yang seharusnya diprioritaskan lebih dahulu dalam pengelolaannya
melihat kondisi riil masing-masing pulau tersebut, hal ini mengingat dana yang
dialokasikan untuk kegiatan pengelolaan pulau-pulau terluar ini memang kurang
optimal.
3) Kepentingan pulau
Kepentingan pulau yang dimaksudkan adalah hal-hal apa sajakah yang paling urgent
yang dibutuhkan bagi kelangsungan kehidupan masyarakat di pulau tersebut.
Misalnya, jangan sampai pemerintah mengalokasikan dana yang sangat besar untuk
membangun sarana tertentu di suatu Pulau, tetapi sebenarnya pembangunan sarana
tersebut kurang dibutuhkan masyarakat pulau tersebut.
4) Karakteristik pulau
Dalam pengelolaan pulau-pulau terluar, melihat terlebih dahulu karakteristik pulau
sangat penting sekali. Hal ini untuk mengidendifikasi rencana kegiatan apa yang akan
diterapkan di Pulau yang bersangkutan.

 Masyarakat dan individu


Mengingat ancaman – ancaman yang mungkin terjadi di wilayah
perbatasan, yang dapat mengganggu kedaulatan negara Indonesia
dibutuhkan langkah tegas tanpa pandang bulu oleh semua aparatur
pemerintah, maupun aparat keamanan. Serta dibutuhkan juga partisipasi
masyarakat dan pemuda dalam membantu mengatasi konflik perbatasan.
Jika mengetahui terjadinya kegiatan yang menjadi ancaman bagi negara,
dapat menyalurkan ke media setempat, sehinga berita menyebar dengan
cepat dan luas, atau dapat melapor kepada dinas – dinas terkait atau
pemerintah kota melalui oraganisasi – organisasi yang ada di daerah.
Sebagai masyarakat dan pemuda yang sadar hukum, kita harus tahu batas
antar negara paling tidak hukumnya, jangan melakukan pelanggaran yang
dapat merugikan negara kita sendiri dan menguntungkan negara orang
lain. Dukung pemerintah menyelesaikan masalah dengan melalui jalur
perundingan, merupakan pilihan bijaksana. Karena pilihan yang kita
tempuh adalah jalur perundingan, maka sepatutnya pula bangsa Indonesia
mempersiapkan reasoning yang kuat untuk membuktikan kepada pihak lain
(dunia internasional) . Pemerintah harus berhati – hati dalam mengambil
tindakan, yang tidak mengancam keselamatan warga negara Indonesia.
Selain itu dibutuhkan upaya yang nyata, seperti menempatkan prajurit TNI
di pulau – pulau terluar untuk mengawasi perbatasan terluar guna
menghindari terulangnya kasus Sipadan dan Ligitan yang lepas dari
Indonesia, segera tuntaskan penamaan seluruh pulau kecil dan
penempatan simbol – simbol kepemilikan dan kedaulatan (bangunan atau
tanda – tanda tertentu) di pulau – pulau terluar, tuntaskan batas wilayah
dengan koordinasi dan bekerjasama dengan semangat tetap menjaga
hubungan bilateral. Mencari solusi yang paling tepat untuk mengatasi
masalah.

Anda mungkin juga menyukai