Anda di halaman 1dari 17

LEMBAR JAWABAN

LT / 3 / I / 2015

MATA KULIAH : TULISAN MILITER


POKOK BAHASAN : TULISAN EFEKTIF
SUB POKOK BAHASAN : JURNAL

ARTIKEL
OPTIMALISASI TUGAS TNI DALAM PENGAMANAN PERBATASAN (PULAU
TERLUAR) GUNA MEMPERKUAT RASA KEBANGSAAN MASYARAKAT
DALAM RANGKA MENJAGA KEDAULATAN NKRI

ABSTRAK

Indonesia merupakan negara kepulauan, Indonesia menjadi negara kepulauan


sejak ditetapkan melalui Deklarasi Juanda pada tahun 1957 dan dikukuhkan oleh
Undang-Undang Nomor 4/PrP/1960, yang kemudian diganti dengan Undang-Undang
RI nomor 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia dan secara internasional diakui
melalui Konvensi Hukum Laut PBB yaitu United Nations Convention on the Law of the
Sea (UNCLOS) 1982 yang telah diratifikasi Indonesia dalam Undang-undang No. 17
tahun 1985. Pengakuan Konvensi Hukum Laut PBB (UNCLOS 1982) kepada
Indonesia sebagai Negara Kepulauan (Archipelagic State) terbesar di dunia membawa
konsekuensi yuridis, yaitu bahwa perairan Indonesia akan menjadi suatu wilayah yang
utuh, di mana batas lautnya diukur dari titik pulau-pulau terluarnya. Belajar dari
pengalaman lepasnya pulau-pulau Ligitan dan Sipadan membuktikan bahwa
keberadaan pulau-pulau terluar sangat penting artinya bagi keutuhan wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia sebagai suatu kesatuan wilayah yang bulat dan utuh,
untuk itu pemerintah telah mengeluarkan kebijakan untuk menempatkan TNI sebagai
ujung tombak pengamananpulau-pulau tersebut maka keberadaan prajurit TNI ini
diharapkan tidak hanya dapat menjaga kedaulatan seluruh wilayah NKRI dalam arti
luas, namun juga diharapkan dapat membantu pengelolaan pulau-pulau kecil terluar
adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu untuk memanfaatkan dan
mengembangkan potensi sumber daya pulau-pulau tersebut. Untuk itu diperlukan
konsep pengamanan sekaligus pendayagunaan wilayah perbatasan laut dengan
2

memanfaatkan seluruh potensi yang terkandung didalamnya secara optimal dengan


tetap memperhatikan mengemukanya nuansa otonomi daerah guna mendorong
pembangunan daerah perbatasan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di
daerah tersebut secara terencana, terarah, menyeluruh dan terpadu yang pada
gilirannya akan dapat memperkuat rasa kebangsaan masyarakat yang berada di pulau
terluar.

Kata Kunci : Tugas TNI dalam Pengamanan perbatasan (Pulau Terluar), Perkuat
rasa kebangsaan masyarakat, Menjaga Kedaulatan NKRI

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara kepulauan, Indonesia menjadi negara kepulauan


sejak ditetapkan melalui Deklarasi Juanda pada tahun 1957 dan dikukuhkan oleh
Undang-Undang Nomor 4/PrP/1960, yang kemudian diganti dengan Undang-Undang
RI nomor 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia dan secara internasional diakui
melalui Konvensi Hukum Laut PBB yaitu United Nations Convention on the Law of the
Sea (UNCLOS) 1982 yang telah diratifikasi Indonesia dalam Undang-undang No. 17
tahun 1985. Pengakuan Konvensi Hukum Laut PBB (UNCLOS 1982) kepada
Indonesia sebagai Negara Kepulauan (Archipelagic State) terbesar di dunia membawa
konsekuensi yuridis, yaitu bahwa perairan Indonesia akan menjadi suatu wilayah yang
utuh, di mana batas lautnya diukur dari titik pulau-pulau terluarnya. Di dalamnya
terdapat belasan ribu pulau besar dan kecil, dua pertiga wilayahnya terdiri dari perairan
laut dengan garis pantai sepanjang 81.290 Km dan terletak diantara dua benua, yaitu
Australia dan Asia, serta berada di antara dua samudera, Pasifik dan Hindia. Sejak
proklamasi 17 Agustus 1945, Indonesia selanjutnya adalah Negara yang berdaulat
penuh atas wilayah darat, laut dan udara sesuai batas-batas wilayahyang telah
ditentukan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki pulau sebanyak 17.504
pulau baik pulau besar maupun pulau kecil. Pulau-pulau tersebut sebagian telah
berpenghuni dan ada juga yang belum berpenghuni. Disamping itu pulau-pulau
tersebut masih ada yang belum memiliki nama. Dari puluhan ribu pulau tersebut
terdapat 92 pulau terluar, dimana terdapat 12 pulau terluar (Pulau Rondo, P. Berhala,
P. Nipa, P. Sekatung, P. Marore, P. Miangas, P. Marampit, P. Fani, P. Fanildo, P.
Baras, P. Batek, dan P. Dana) yang berbatasan langsung dengan negara tetangga 1

1
http://jazzingeography.tumblr.com/post/30725155927/pulau-pulau-terluar-indonesia
3

yaitu Australia, Malaysia, Singapura, India, Thailand, Vietnam, Fillipina, Palau, Papua
Nugini dan Timor Leste. Pulau-pulau itu tersebar di 9 (Sembilan) provinsi yang
sebagian besar terdapat di kepulauan Riau dan Maluku. Setengah dari pulau-pulau
tersebut berpenghuni dengan luas pulau antara 0,02-2000 Km².2 Belajar dari
pengalaman lepasnya pulau-pulau Ligitan dan Sipadan membuktikan bahwa faktor
okupasi penduduk setempat memegang peranan penting dalam penentuan kedaulatan
suatu Negara terhadap suatu wilayah.Permasalahannya adalah kondisi pulau-pulau
terluar saat ini mayoritas belum tersentuh pembangunan yang memadai sehingga
kondisi masyarakat setempat kebanyakan juga ikut termarjinalkan.
Keberadaan pulau-pulau terluar sangat penting artinya bagi keutuhan wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai suatu kesatuan wilayah yang bulat dan
utuh, untuk itu pemerintah telah mengeluarkan kebijakan untuk menempatkan TNI
sebagai ujung tombak pengamananpulau-pulau tersebut. Keberadaan prajurit-prajurit
TNI ini diharapkan tidak hanya dapat menjaga kedaulatan seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dalam arti luas, namun juga diharapkan dapat
membantu pengelolaan pulau-pulau kecil terluar adalah rangkaian kegiatan yang
dilakukan secara terpadu untuk memanfaatkan dan mengembangkan potensi sumber
daya pulau-pulau tersebut. Untuk itu diperlukan konsep pengamanan sekaligus
pendayagunaan wilayah perbatasan laut dengan memanfaatkan seluruh potensi yang
terkandung didalamnya secara optimal dengan tetap memperhatikan mengemukanya
nuansa otonomi daerah guna mendorong pembangunan daerah perbatasan dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut secara terencana, terarah,
menyeluruh dan terpadu yang pada gilirannya akan dapat memperkuat rasa
kebangsaan mereka.
Maksud penulisan Karya Tulis Militer Ilmiah ini adalah untuk memberikan
gambaran tentang Optimalisasi tugas TNI dalam pengamanan Perbatasan (Pulau
Terluar) guna memperkuat rasa kebangsaan masyarakat setempat dalam rangka
menjaga kedaulatan NKRI yang bertujuan untuk memberikan sumbang saran kepada
unsur pimpinan terutama pemimpin/birokrat, politisi dan intelektual dalam merumuskan
kebijakan, strategi dan upaya dalam mengoptimalkan tugas TNI dalam pengamanan
perbatasan (Pulau Terluar) di masa depan.
Belajar dari pengalaman lepasnya pulau Sipadan dan Ligitan merupakan
gambaran yang sangat jelas bahwa lepasnya sekecil apapun wilayah yurisdiksi
nasional akan berimplikasi kepada kedaulatan NKRI secara luas. Sebagai contoh
2
http://pustakahpi.kemlu.go.id/dir_dok/PP%2062%20Tahun%202010.pdf
4

pengalaman pahit bangsa Indonesia yakni kasus pulau Sipadan dan Ligitan.Lepasnya
kedua pulau ini telah kemudian memunculkan kasus baru yakni kasus ambalat.Karana
kedua pulau tersebut adalah merupakan base line (garis dasar) pengukuran wilayah
yurisdiksi nasional yang diatur dalam Unclos 82. Kasus Sipadan Ligitan merupakan
kasus panjang antara Indonesia-Malaysia (Negara tetangga) yang akhirnya setelah
Mahkamah Internasional memutuskan memenangkan pihak Malaysia telah membuat
Indonesia kehilangan kedua pulau tersebut. Kasus ini memang sangat sensitif
mengingat kasus ini menyangkut wilayah kedaulatan yang sangat kaya akan sumber
daya alam dan memiliki daya tarik di bidang pariwisata. Hal ini perlu menjadi
pengalaman seluruh komponen bangsa agar lebih memperhatikan pulau-pulau terluar
agar pengalaman ini tidak terulang di masa mendatang.

1. Kondisi Pulau-Pulau Terluar. Indonesia mempunyai 92 pulau-pulau kecil


terluar dan dari 92 pulau tersebut hanya 28 pulau yang berpenduduk dan dari pulau-
pulau tersebut 12 diantaranya membutuhkan perhatian khusus. Berikut secara umum
gambaran kondisi pulau-pulau terluar dari aspek Astagatra yaitu :
Pertama, Geografi. Pulau-pulau terluar adalah pulau-pulau yang berbatasan
dengan negara tetangga seperti India, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam,
Filipina, Republik Palau, PNG, Australia dan Timor Lorosae. Secara geografis ke-12
(dua belas) pulau terluar Indonesia yang terdiri dari Pulau Rondo, Pulau Berhala,
Pulau Nipa, Pulau Sekatung, Pulau Miangas, Pulau Marore, Pulau Marampit, Pulau
Fanildo, Pulau Fani, Pulau Brass, Pulau Batek, serta Pulau Dana 3 terletak di daerah
yang sangat strategis, karena sebagian besar berada di jalur perdagangan dunia dan
perairan lautan dengan sumber daya hayati yang melimpah dan belum terkelola
sepenuhnya. Disamping itu, batas-batas laut Pulau-Pulau Terluar dengan negara
tetangga belum terselesaikan sepenuhnya, sehingga mengandung potensi kerawanan
sebagai sumber konflik perbatasan dengan negara tetangga.
Kedua, Demografi. Secara demografi, penduduk yang mendiami pulau-pulau
terluarsangat minim dengan tingkat persebaran yang tidak merata, kesejahteraan yang
rendah/miskin, terisolir dan banyak mengandalkan hasil-hasil dari alam dengan kualitas
pendidikan yang sangat rendah. Kondisi ini menyebabkan rentang kendali pemerintah,
pengawasan dan pembinaan masyarakat Pulau-pulau terluar sulit dilakukan serta
banyak masyarakat secara tradisional lebih dekat dengan masyarakat negara tetangga

3
http://www.bappenas.go.id/files/8613/5229/8462/bab-7-peningkatan-kemampuan-pertahanan-
negara.pdf. diakses pada 27 Januari 2015.
5

dan bergantung kepada negara tetangga, sehingga mengandung potensi kerawanan


terhadap loyalitas kepada NKRI dan masuknya ideologi negara tetangga dikalangan
penduduk yang dapat mengurangi kesetiaannya terhadap ideologi Pancasila.
Ketiga, Sumber Kekayaan Alam (SKA). Potensi SKA di daerah pulau-pulau
terluar sangat besar meliputi hasil hutan, mineral, perikanan dan kekayaan laut lainnya,
namun belum dikelola secara optimal. Disisi lain sistem pengamanan pulau-pulau
terluar yang tidak memadai menyebabkan terjadinya pencurian dan penjarahan SKA
tersebut. Bahkan belajar dari kasus Ligitan dan Sipadan, negara lain justru melihat
kesempatan untuk menguasai wilayah-wilayah NKRI akibat kurangnya perhatian pusat
dengan melaksanakan beberapa kiat yang ternyata terbukti berhasil sehingga kedua
pulau tersebut akhirnya jatuh ke tangan Malaysia.
Keempat, Ideologi. Pembinaan ideologi Pancasila yang dilakukan pemerintah
termasuk TNI terhadap masyarakat yang setempat masih terbatas karena kurangnya
akses serta keterisoliran daerahdengan wilayah Indonesia lainnya. Kedekatan
tradisional dengan negara tetangga menyebabkan ideologi lain seperti paham komunis
dan liberal kapitalis mudah masuk dan terserap oleh masyarakat setempat sehingga
mengancam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara Indonesia.
Sementara itu, akses pemerintah baik pusat maupun daerah ke kawasan pulau-pulau
ini sangat terbatas dan pengamanan Pulau-pulau terluar yang dilaksanakan oleh TNI
masih belum dapat menjangkau seluruh pulau yang ada.
Kelima, Politik. Tatanan politik di daerah perbatasan relatif belum berkembang
dan cenderung diwarnai dengan isu-isu primordialisme (perasaan kesukuan yang
berlebihan) dan pertentangan antara kepentingan Pemerintah Pusat dan Daerah.
Kebijakan pemerintah dalam pembangunan kawasan pulau-pulau terluar bersifat
sektoral dan seringkali tidak menyentuh lapisan masyarakat setempat. Penyaluran
aspirasi masyarakat di daerah perbatasan belum berlangsung seperti yang diharapkan,
terbukti struktur pemerintahan di pulau-pulau terluar belum ada dan kunjungan pejabat
ke pulau-pulau terluar dari Pemerintah Pusat maupun Daerah sangat jarang dilakukan.
Hal yang paling mengemuka saat ini adalah tuntutan pemekaran/pembentukan
permerintah daerah baru yang sangat tidak efektif dan efisien.
Keenam, Ekonomi. Kehidupan ekonomi masyarakat pulau-pulau terluar pada
umumnya sangat rendah dan jauh tertinggal dari perekonomian negara tetangga, hal
ini disebabkan lokasinya relatif terisolir dengan tingkat aksesibilitas rendah, rendahnya
taraf sosial ekonomi masyarakat daerah perbatasan (jumlah penduduk miskin dan
6

desa tertinggal), langkanya informasi pemerintah tentang ekonomi dan pembangunan


bagi masyarakat di pulau-pulau terluar (blank spot), serta kehidupan perekonomian
yang tidak berjalan dengan sempurna di daerah-daerah ini, kegiatan masyarakat lebih
banyak bersifat mencari nafkah untuk hidup sehari-hari bukan menjalin suatu sistem
perekonomian. Mata pencaharian yang monoton dan sulit untuk dikembangkan ke arah
yang lebih baik.
Ketujuh, Sosial Budaya. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah
mengubah berbagai bidang kehidupan dan pemerintahan ke arah yang dicita-citakan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat, teknologi informasi
dan komunikasi terutama internet telah mempercepat masuk dan berkembangnya
budaya asing ke dalam kehidupan masyarakat di perbatasan. Permasalahan-
permasalahan yang dihadapi disebabkan karena adanya Faktor eksternal yaitu :(1)
Masyarakat pulau-pulau terluar cenderung lebih cepat terpengaruh oleh budaya asing,
dikarenakan intensitas hubungan lebih besar; (2) Kehidupan ekonominya masyarakat
pulau-pulau terluar masih sangat tergantung dengan negara tetangga; Faktor internal
yaitu : (1) Secara umum tingkat pendidikan masyarakat pulau-pulau terluar relatif
rendah (rata-rata di bawah pendidikan SMP), dengan tingkat kesehatan yang relatif
masih rendah; (2) Masyarakat pulau-pulau terluar umumnya belum mengetahui
bagaimana pola hidup sehat; (3) Masyarakat pulau-pulau terluar lebih
menggantungkan hidupnya dari alam; (4) Kerukunan antar etnis di pulau-pulau terluar
belum seperti yang diharapkan. Hal ini tergambar dari adanya beberapa kerusuhan
antar etnis utamanya yang terjadi di beberapa pulau sekitar perbatasan; (5)
Masyarakat setempat masih kurang dapat menerima kehadiran masyarakat pendatang
dan para pendatang kurang berbaur dengan penduduk lokal; (6) Penegakan hukum di
daerah perbatasan kurang memadai antara lain disebabkan kurangnya pos-pos
pengawasan di sepanjang perbatasan sehingga frekwensi pelanggaran hukum masih
tinggi.
Kedelapan, Pertahanan dan Keamanan. Kondisi kekuatan TNI baik TNI AD, TNI
AL maupun TNI AUdi Pulau-pulau Terluar saat ini masih kurang memadai dihadapkan
pada luas wilayah dan persebaran Pulau-pulau Terluar yang harus diamankan.
Kekuatan masing-masing Angkatan masih dalam hubungan satuan tugas yang kecil
terdiri dari Yonif Kodam setempat dan Satgas Marinir dari Pasmar-1 dan Pasmar-2
dengan jumlah personel yang terbatas. Belum lagi keterbatasan sarana dan prasarana
yang dimiliki oleh TNI sangat kurang memadai, seperti kendaraan operasional, pos-pos
7

pengamanan perbatasan untuk mendukung tugas pengamanan pulau-pulau terluar.


Keterbatasan sarana jalan penghubung di daratan dan kondisi medan semakin
mempersulit tugas TNI untuk melaksanakan patroli perbatasan. Polri sendiri di daerah-
daerah seperti daerah ini belum menempatkan personelnya sehingga tugas pembinaan
masyarakat Polri dilaksanakan oleh prajurit TNI.

2. Cakrawala pandang kebangsaan masyarakat Pulau-pulau Terluar.


Masyarakat yang berdomisili di Pulau-pulau Terluar lebih banyak berinteraksi dan
berorientasi kepada desa terdekat negara tetangga. Kesenjangan sosial ekonomi
masyarakat pulau-pulau terluar dengan masyarakat negara tetangga mempengaruhi
watak dan pola hidup masyarakat setempat sehingga berdampak negatif bagi
pengamanan daerah perbatasan dan rasa nasionalisme. Hal ini diperburuk dengan
terbatasnya sarana perhubungan antar pulau, dan perbedaan kultur dan sosial budaya
yang terlalu mencolok antara penduduk satu pulau dengan pulau lainnya. Kualitas
SDM yang relatif sangat rendah membuat kondisi demografi yang rentan yang mudah
dieksploitasi dan dimanfaatkan oleh pihak atau kelompok kepentingan tertentu yang
tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Masih banyak kantong-kantong kemiskinan
yang tersebar di pulau-pulau terluar dan banyaknya pengangguran yang diperparah
dengan maraknya konflik baik yang berlatar belakang ekonomi, politik maupun sosisal
budaya telah memperburuk rasa kebangsaan masyarakat di Pulau-pulau Terluar
tersebut. Belum lagi pengaruh Negara tetangga yang selalu memamerkan
pemerintahan yang lebih dapat mensejahterakan mereka dibanding pemerintahan RI.
Kesemua hal ini telah merubah kondisi sosial budaya masyarakat setempat sehingga
tidak lagi mendukung terwujudnya masyarakat Indonesia yang demokratis dan
terbentuknya civil society yang justru mengarah pada lunturnya ikatan-ikatan
tradisional dan nilai-nilai kekerabatan antar masyarakat Indonesia yang menyeluruh.
Demikian pula kegotong-royongan dan kebersamaan mengalami kemerosotan yang
kemudian memunculkan nilai-nilai individualistik, konsumeristik dan hedonisme yang
semakin menguat seiring tingginya tuntutan kebebasan, keterbukaan, kemajuan Iptek
dan pengaruh globalisasi yang banyak mempengaruhi peradaban umat manusia.
Ketaatan masyarakat terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan masih
rendah, serta Ideologi Pancasila dikalangan masyarakat Pulau-pulau Terluar masih
belum dijiwai karena minimnya akses sosialisasi oleh Pemerintah Pusat dan
penerapan di dalam kehidupan bermasyarakat yang masih sangat tradisional.
8

Masyarakat di Pulau-pulau Terluar sangat rentan dengan pengaruh ideologi selain


Pancasila akibat mudahnya akses masyarakat setempat dengan masyarakat Negara
lain yang berbatasan dan telah memiliki kedekatan secara tradisional. Apabila
pemerintah tidak menangani masalah ini dengan arif dikhawatirkan akan dapat
mempengaruhi terhadap tatanan kehidupan nasional serta dapat mengganggu
persatuan dan kesatuan bangsa secara umum.

3. Keberadaan prajurit TNI di Pulau-pulau Terluar. TNI melaksanakan tugas


mengamankan wilayah perbatasan adalah sesuai dengan amanah Undang-undang
konstitusi4. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai salah satu usaha untuk menjamin
tegaknya kedaulatan wilayah negera di perbatasan darat, laut dan udara dengan
negara lain dari segala bentuk ancaman dan pelanggaran, termasuk kegiatan-kegiatan
survei dan pemetaan5.
a. Dispersi Pasukan. TNI telah melaksanakan dispersi pasukan ke Pulau-
pulau Terluar dengan membangun pos-pos pengamanan. Apabila dimungkinkan
dihuni oleh manusia maka pos-pos tersebut akan diawaki secara permanen
(melalui pergantian secara periodik), atau apabila tidak memungkinkan untuk
dihuni, pos-pos pengamanan yang berada di Pulau-pulau Terluar tersebut
mendapatkan giliran pemantauan secara bertahap namun tidak didiami 365 hari
setahun.
2) Implementasi Tugas TNI. TNI sebagai komponen utama pertahanan
negara memiliki tugas pokok untuk menjaga keutuhan dan kedaulatan wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Maka dari itu dibutuhkan prajurit-prajurit
yang tangguh baik fisik dan mentalnya untuk menjaga daerah perbatasan
tersebut. Selama ini semua kegiatan pengamanan berjalan sesuai rencana
namun kebanyakan operasi berjalan secara mandiri atau dilaksanakan TNI
sendiri. Belum terpadu dengan pemerintah daerah atau instansi lain yang
mempunyai tugas di daerah yang sama. Dengan demikian maka pendekatan
yang dilakukan oleh prajurit yang bertugas di pulau-pulau tersebut lebih
dititikberatkan pada tugas sebagai komponen pertahanan sesuai perintah yang
diberikan.

4
Undang-undang nomor 34 tahun 2004 tentang TNI.
5
Perpang Nomor Perpang/14/III/2008 tanggal 27 Maret 2008 Buku Petunjuk Induk Operasi Militer
Selain Perang.
9

KESIMPULAN

Dari uraian pembahasan diatas dapat diambil beberapa kesimpulan bahwa


Wilayah Pulau-pulau Terluar mempunyai ciri-ciri geografi, demografi maupun kondisi
sosial budaya serta sumber kekayaan alam yang khas, hal ini ditunjukkan dengan
pembangunan yang masih jauh tertinggal dibanding wilayah lainnya, sebagai akibat
kurangnya perhatian dari pemerintah untuk membangun dan mendayagunakan potensi
yang ada. Potensi wilayah pulau-pulau terluar yang ada saat ini belum sepenuhnya
didayagunakan secara optimal karena keterbatasan sumber daya manusia maupun
lemahnya peraturan perundangan serta belum adanya political will dari pemerintah
pusat ”yang kongkret” yang dapat terlaksana dengan efektif. Banyak kendala yang
masih mengemuka dan belum dapat diatasi sehingga hingga saat ini kondisi pulau-
pulau terluar masih sangat terisolir.
Pemerintah baik pusat maupun daerah sebenarnya telah banyak membahas
dan bahkan mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang diarahkan untuk memberdayakan
pulau-pulau tersebut guna meningkatkan kondisi yang ada. Hampir semua kebijakan
terkendala pelaksanaannya karena masih terisolirnya daerah-daerah yang disebabkan
adanya keterbatasan sarana komunikasi dan transportasi yang tersedia saat ini serta
kedekatan secara tradisional dengan masyarakat negara tetangga.Hal tersebut telah
mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung terhadap rasa kebangsaan
masyarakat Pulau-pulau Terluar yang memiliki kecenderungan belum dapat terbentuk,
sehingga integritas kedaulatan NKRI di Pulau-pulau Terluar masih rawan terhadap
kemungkinan berbagai ancaman dari dalam maupun luar negeri.
Dalam mengatasi berbagai permasalahan dan keterbatasan terkait dengan
tugas TNI dalam pengamanan Pulau-pulau Terluar guna memperkuat rasa
kebangsaan masyarakat setempat dalam rangka menjaga kedaulatan NKRI maka
berbagai kebijakan dan strategi, serta upaya harus dapat dilaksanakan secara
konsisten dan konsekuen oleh seluruh stake holder penyelenggara negara baik di
Pusat maupun daerah termasuk unsur pimpinan TNI dengan Mewujudkan
peningkatan kondisi Pulau-pulau terluar melalui pengelolaan potensi geografi,
demografi, sumber kekayaan alam, serta Ipoleksosbud Hankam guna memperkuat
rasa kebangsaan masyarakat dalam rangka menjaga kedaulatan NKRI. Mewujudkan
peningkatan cakrawala pandang kebangsaan masyarakat Pulau-pulau Terluar melalui
peningkatan pemahaman ideologi, Pancasila, peningkatan semangat nasionalisme dan
kecintaan terhadap NKRI guna memperkuat rasa kebangsaan masyarakat dalam
10

rangka menjaga kedaulatan NKRI. Mewujudkan pembenahan Prajurit TNI dalam


mengamankan Pulau-pulau Terluar melalui peningkatan kekuatan prajurit TNI yang
bersifat Trimatra Terpadu dalam meningkatkan keamanan Pulau-pulau Terluar guna
memperkuat rasa kebangsaan masyarakat dalam rangka menjaga kedaulatan NKRI.
Melalui berbagai kebijakan, strategi dan upaya sebagaimana tersebut diatas, maka
kesadaran kebangsaan masyarakat Pulau-pulau Terluar Indonesia dapat semakin
meningkat sehingga kedaulatan NKRI dapat tetap terjaga dan terpelihara sesuai
dengan tujuan nasional yang hendak dicapai oleh bangsa Indonesia sebagaimana
tercantum dalam UUD 1945.
Demikianlah pembahasan tentang karya tulis militer ilmiah ini disusun, semoga
bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai masukan dan pertimbangan dalam
meningkatkan rasa kebangsaan masyarakat Pulau-pulau Terluar pada masa
mendatang.

REKOMENDASI DAN IMPLIKASI

1. Rekomendasi. Keberadaan prajurit TNI ditengah-tengah masyarakat Pulau-


pulau terluar disamping secara langsung memberikan efek penangkalan dan
terjaganya kedaulatan NKRI.Untuk itu, personel yang mendapatkan tugas
pengamanan Pulau-pulau terluar seyogyanya dipilih dari prajurit terbaik yang dimiliki
TNI dan diberikan konsekuensi kesejahteraan dan moril yang memadai. Sehingga
diharapkan mampu mewujudkan kesamaan cara pandang kebangsaan dikalangan
warga masyarakat yang dilandasi semangat nasionalisme dan kecintaan terhadap
NKRI.
a. Tugas TNI dalam pengamanan Pulau-pulau Terluar yang dapat
terlaksana secara maksimal merupakan salah faktor yang dapat menunjang
keberhasilan dalam mengamankan integritas kedaulatan NKRI dari berbagai
kemungkinan ancaman yang datang dari dalam maupun luar negeri. Disamping
itu, keberhasilan tugas TNI dalam Pengamanan Pulau-pulau Terluar juga dapat
memberikan kontribusi positif dalam memperkuat rasa kebangsaan masyarakat
Pulau-pulau Terluar. Untuk mewujudkan peningkatan kondisi Pulau-pulau terluar
melalui pengelolaan potensi geografi, demografi, sumber kekayaan alam, serta
Ipoleksosbud Hankam guna memperkuat rasa kebangsaan masyarakat dalam
rangka menjaga kedaulatan NKRI.
11

b. TNI dalam pengamanan Pulau-pulau Terluar yang terlaksana secara


optimal dengan berkembangnya kondisi Pulau-pulau Terluar, cakrawala
pandang kebangsaan masyarakat yang meningkat serta keberadaan prajurit
TNI yang berdayaguna dalam melaksanakan pendekatan keamanan dan
kesejahteraan dapa memberikan kontribusi positif terhadap rasa kebangsaan
masyarakat setempat dan kedaulatan NKRI.
1) Perkembangan pembangunan geografi, demografi, sumber
kekayaan alam dan kondisi sosial di Pulau-pulau Terluar berjalan
dengan lancar ditunjang dapat meningkatkan rasa kebangsaan
dikalangan masyarakat Pulau-pulau Terluar sehingga dapat menjamin
tetap terpeliharanya integritas kedaulatan NKRI sebagai negara yang
merdeka dan berdaulat.
a) Peningkatkan pengelolaan geografi. Presiden, DPR RI,
Panglima TNI, Kemendiknas, kemenkominfo, kemenkes,
Kemenhub, kemenpekerjaan Umum, Kepala Daerah dan instansi
lain yang terkait dengan sosialisasi, revitalisasi dan restrukturisasi,
internalisasi, regulasi dan deregulasi, untuk membangun dan
menyediakan sarana prasarana dasar dengan Menyediakan
sarana dan prasarana guna mendukungkebutuhan pulau-pulau
terluar sebagai beranda depan negara untuk kegiatan ekonomidan
investasi seperti ketersediaan sistem jaringan listrik,
telekomunikasi, air, transportasi, pelabuhan, pasar. Pembangunan
sarana dan prasarana sosialyang berkualitas, seperti sekolah dan
pusat kesehatan,terutama di wilayah pulau-pulau terluar yang
perbatasan dengan negara tetangga yang ekonominyarelatif lebih
baik dari Indonesia. Pembangunan sarana dan prasarana
pemerintahan diperbatasan yang memadai dan representatif,
untuk menjamin efektivitas pelayanan administrasi pemerintahan
dan pembangunan, termasuk pembangunan unitfasilitas
pendukung (support facilities unit) yang dapat mendukung pos
lintas batas(PLB) dan fasilitas CIQS-nya (Customs, Imigration,
Quarantine, dan Security). Serta memanfaatkan dan melibatkan
anggota TNI yang tengah melaksanakan tugas pengamanan di
pulau-pulau terluar untuk ikut dalam pembangunan sarana
12

prasarana sosial, ekonomi dan pemerintah serta sarana trasportasi


dan komunikasi dan mengoptimalkan peran anggota TNI yang
tengah melaksanakan tugas pengamanan di pulau-pulau terluar
untuk menjalin kemitraan dengan pemerintah daerah, tokoh
masyarakat, tokoh pemuda dan Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM) dalam menjaga keamananan saran dan prasarana yang
telah dibangun melalui pemberdayaan dan partisipasi masyarakat
setempat. Sedangan Pemerintah Pusat bersama Pemerintah
Daerah melaksanakan reklamasi pulau terluar yang terancam
hilang, prioritas pada pulau Nipah dan membangun mercusuar di
pulau-pulau terluar NKRI dengan prioritas utama pada dua 12
pulau terluar Indonesia.
b) Peningkatan pengelolaan demografi. Presiden, DPR RI,
Panglima TNI, Dinas Kependudukan, Kepala Daerah dan instansi
lain yang terkait dengan menggunakan metoda edukasi, regulasi
dan deregulasi menyangkut pengaturan kompisisi penduduk di
Pulau-pulau Terluar dengan melaksanakan pendataan dan
inventarisir terhadap kondisi aktual penduduk yang ada di ke-12
Pulau Terluar Indonesia menyangkut usia produktif, tingkat
pendidikan, status sosial serta sejauhmana tingkat militansi yang
dimilikinya, mengusulkan kepada pemerintah Pusat dan
pemerintah daerah untuk menggalakkan kembali program
Transmigrasi dalam rangka pemerataan penduduk.
c) Peningkatan pengelolaan sumber kekayaan alam. Presiden,
DPR RI, Panglima TNI, Kemendiknas, Kepala Daerah dan instansi
lain yang terkait dengan menggunakan metoda edukasi, regulasi
dan deregulasi, meningkatkan kemampuan para pemimpin untuk
memahami dan mampu menggali potensi daerahnya dengan
mendorong para pemimpin meningkatkan kualitas pendidikannya
baik formal maupun non formal dan informal, agar memiliki
kapabilitas dan kompetensi yang tinggi di bidangnya masing-
masing, termasuk anggota TNI khususnya yang tengah maupun
akan bertugas di wilayah pulau terluar. Menerbitkan peraturan
tentang persyaratan-persyaratan batas minimal pendidikan untuk
13

jabatan-jabatan tertentu terutama di lingkungan pemerintahan.


Sedangkan di lingkungan organisasi politik dan organisasi
kemasyarakatan dihimbau untuk mengikutinya. Presiden, DPR RI,
Panglima TNI, Kementerian, Kepala Daerah dan instansi lain yang
terkait dengan menggunakan metoda edukasi, regulasi dan
deregulasi, meningkatkan pengelolaan potensi kekayaan alam,
khususnya di daerah pulau-pulau luar yang ditujukan untuk
kesejahteraan masyarakat dengan mensinergikan antara
kewenangan (pusat, provinsi, dan kabupaten/kota) yang
direfleksikan dalam norma, standard, prosedur, dan kriteria
tertentu terkait pengelolaan potensi kekayaan alam,
mengoptimalkan peran Badan Nasional Pengelola Perbatasan
(BNPP), baik di tingkat pusat maupun provinsi dan kabupaten/kota
dan melibatkan anggiota TNI untuk meningkatkan partisipasi
masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat setempat untuk
bersama dengan TNI menjaga keamanan potensi kekayaan alam
dari gangguan intenal maupun eksternal.
2) Meningkatnya cakrawala kebangsaan ditengah-tengah masyarakat
yang ditunjukkan dengan peningkatan pemahaman ideologi Pancasila,
nasionalisme, kecintaan terhadap NKRI yang tinggi sehingga dapat
menjadi pilar yang memperkuat bangunan persatuan dan kesatuan
bangsa sebagai wujud kedaulatan NKRI.
a) Peningkatan pemahaman Ideologi Pancasila. Presiden,
DPR RI, Panglima TNI, Kemendiknas, Kepala Daerah dan instansi
lain yang terkait dengan menggunakan metoda edukasi,
sosialisasi, dan revitalisasi, Menjabarkan nilai-nilai Pancasila
secara utuh dan menyeluruh serta terpadu sehingga didalam
pelaksanaannya dapat diarahkan pada tercapainya kesejahteraan
dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, didukung
sarana dan prasarana yang memadai. Menjabarkan nilai-nilai
dasar Pancasila kedalam nilai-nilai instrumental dan nilai-nilai
praksis secara optimal agar nilai-nilai Pancasila menjiwai dan
menjadi pedoman hidup bangsa Indonesia, didukung sarana dan
prasarana yang memadai.
14

b) Peningkatan semangat nasionalisme dan kecintaan


terhadap NKRI. Presiden, DPR RI, Panglima TNI, Kemendiknas,
Kepala Daerah dan instansi lain yang terkait dengan
menggunakan metoda edukasi, sosialisasi, koordinasi, revitalisasi
dan keteladanan, untuk menjaga konsistensi pemimpin terhadap
kesepakatan nasional tentang Empat Pilar Bangsa Indonesia yaitu
Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika, tidak
hanya diucapkan tetapi benar-benar terkristalisasi dalam sikap dan
tindakannya, didukung sarana dan prasarana yang memadai.
Membuat program-program kemasyarakatan guna lebih
mendekatkan masyarakat pulau-pulau terluar dengan masyarakat
Indonesia lainnya.
3) Meningkatnya pengawasan yang dilakukan TNI terhadap Pulau-
pulau Terluar yang tersebar secara efektif untuk mewujudkan stabilitas
keamanan yang aman dan terkendali, dapat menunjang keberhasilan
pencapaian tujuan nasional bangsa Indonesia sebagai negara yang
berdaulat dalam melindungi sumber kekayaan alam di darat maupun
perairan yang terdapat di seluruh Pulau-pulau Terluar Indonesia.
Mewujudkan pembenahan Prajurit TNI dalam mengamankan Pulau-pulau
Terluar melalui peningkatan kekuatan prajuritTNI yang bersifat Trimatra
Terpadu dalam meningkatkan keamanan Pulau-pulau Terluar guna
memperkuat rasa kebangsaan masyarakat dalam rangka menjaga
kedaulatan NKRI. Pemerintah melalui Kemenhan merumuskan kebijakan
mewujudkan kekuatan TNI yang bersifat Trimatra Terpadu di wilayah
Pulau-pulau terluar yang diakomodir kedalam Postur Pertahanan dan
Renstra Pertahanaan, Postur TNI dan Renstra TNI. Mabes TNI bersama-
sama dengan Mabes Angkatan melaksanakan penambahan kekuatan
masing-masing Angkatan dalam melaksanakan kegiatan pengamanan
pulau-pulau terluar, pengaturan komposisi kekuatan masing-masing
Angkatan dalam Satuan Gabungan Trimatra Terpadu secara proporsional
baik Satpur TNI AD, TNI AL maupun TNI AU termasuk Satbanpur dan
Banmin.
15

2. Implikasi. Trend yang berkembang saat ini adalah seluruh negara mulai
membuat kebijakan khusus masalah perbatasan laut (utamanya) dengan
menghadirkan angkatan bersenjatanya secara aktif demi menjaga sekaligus
menyatakan kepada dunia luar klaim mereka terhadap suatu daerah dengan
manghadirkan kepanjangan tangan pemerintah ke daerah-daerah tersebut. Demikian
halnya dengan Indonesia, tugas pengamanan pulau terluar saat ini dibebankan ke TNI6
dan hal ini telah diantisipasi TNI dengan menggelar pasukannya di wilayah-wilayah ini.
a. Beragam permasalahan menyangkut tugas TNI dalam pengamanan
Pulau-pulau Terluar yang dihadapi menyangkut kondisi obyektif Pulau-pulau
Terluar, cakrawala pandang kebangsaan masyarakat dan keberadaan prajurit-
prajurit TNI di Pulau-pulau Terluar telah menimbulkan implikasi-implikasi
terhadap usaha untuk memperkuat rasa kebangsaan masyarakat sebagai
berikut :
1) Belum terjamahnya seluruh Pulau-pulau Terluar oleh roda
pembangunan dengan pengelolaan sumber kekayaan alam yang minim,
keterbatasan aksesibilitas, infrastruktur wilayah, keterisoliran, kemiskinan,
kebodohan dikalangan masyarakat tidak dapat dihindari sehingga
kedekatan secara tradisional dengan negara tetangga memunculkan
kerawanan pada kuatnya pengaruh dan ideologi negara tetangga, akan
semakin melunturkan rasa kebangsaan dikalangan masyarakat Pulau-
pulau Terluar
2) Belum terbinanya cakrawala kebangsaan di kalangan masyarakat
menyangkut pemahaman terhadap ideologi Pancasila, nasionalisme dan
kecintaan terhadap NKRI, sehingga masyarakat Pulau-pulau Terluar
memiliki kecenderungan tidak mengenal dan mengamalkan Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari serta kurang memiliki kepedulian terhadap
keberlangsungan eksistensi NKRI.

3) Belum dapat terpantau dan terawasinya seluruh Pulau-pulau


Terluar oleh TNI, sehingga kecenderungan tindakan kejahatan di Pulau-
pulau Terluar berupa pencurian hasil kekayaan alam, penguasaan
sebagian Pulau oleh negara tetangga, dimanfaatkannya Pulau-pulau
Terluar sebagai daerah basis kelompok separatis maupun terorisme
sampai dengan ancaman lepasnya Pulau-pulau Terluar ketangan negara
6
Undang-Undang nomor 34 tahun 2004 tentang TNI
16

tetangga akan semakin besar yang dapat menghancurkan bangunan


Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b. Sebagai komponen utama pertahanan negara, TNI adalah pengawal
tegak berdirinya NKRI. Bagi TNI, keutuhan wilayah NKRI yang ada saat ini
adalah harga mati yang harus tetap dipertahankan hingga titik darah
penghabisan. Keberadaan TNI sebagai salah satu kepanjangan tangan dari
pemerintah resmi di daerah, secara kongkrit mendeklarasikan keberadaan
pemerintah di daerah. Dengan demikian hal ini secara de facto merupakan
salah satu tindakan dalam upaya menjaga kedaulatan NKRI. Kenyataan yang
menunjukkan bahwa implementasi tugas TNI dalam pengamanan Pulau-pulau
Terluar yang masih menghadapi beberapa permasalahan dan keterbatasan
dapat menimbulkan implikasi negatif terhadap usaha memperkuat rasa
kebangsaan masyarakat dan kedaulatan NKRI sebagai berikut:
1) Perkembangan pembangunan Pulau-pulau Terluar akan berjalan
lamban dengan kerawanan kuatnya pengaruh dan ideologi negara
tetangga dikalangan masyarakat dapat melunturkan rasa kebangsaan
dikalangan masyarakat Pulau-pulau Terluar sehingga dapat mengancam
NKRI sebagai negara yang merdeka dan berdaulat.
2) Cakrawala kebangsaan menyangkut pemahaman ideologi
Pancasila, nasionalisme, kecintaan terhadap NKRI yang rendah
dikalangan masyarakat akan dapat mengancam bangunan persatuan
dan kesatuan bangsa sebagai wujud kedaulatan NKRI.
3) Lemahnya pengawasan yang dilakukan TNI terhadap Pulau-pulau
Terluar yang tersebar secara luas dapat membuka peluang terjadinya
berbagai tindakan kejahatan oleh oknum dari dalam maupun luar negeri,
sehingga dapat mengancam pencapaian tujuan nasional bangsa
Indonesia sebagai negara yang berdaulat dalam melindungi sumber
kekayaan alam di darat maupun perairan yang terdapat di seluruh Pulau-
pulau Terluar Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

1. http://jazzingeography.tumblr.com/post/30725155927/pulau-pulau-terluar-
indonesia
2. http://pustakahpi.kemlu.go.id/dir_dok/PP%2062%20Tahun%202010.pdf
17

3. http://www.bappenas.go.id/files/8613/5229/8462/bab-7-peningkatan-
kemampuan-pertahanan-negara.pdf.
4. http://www.geomatika.its.ac.id, Pulau-pulau Terluar dan Batas NKRI.
5. http://www.ditpolkom.bappenas.go.id, Perbatasan Negara
6. Perpang Nomor Perpang/14/III/2008 tanggal 27 Maret 2008 Buku Petunjuk
Induk Operasi Militer Selain Perang.
7. Undang-undang nomor 34 tahun 2004 tentang TNI.

Anda mungkin juga menyukai