Anda di halaman 1dari 4

Nama : Rana Karuniawati

NIM : 119390022

Dosen Pengampu : Martin Muljana, S. T., M. Ars. L

Septi Maulidyah, S. T., M. T

Tugas Kajian Pengelolaan Lanskap yang Dilindungi

Taman Nasional Komodo

Taman Nasional Komodo secara letak geografisnya berada pada wilayah Kabupaten Manggarai
Barat di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang didirikan pada tahun 6 Maret tahun 1980 kemudian
di nyatakan sebagai Cagar Manusia dan Biosfer tahun 1977. Bersamaan dengan itu Taman
Nasional Komodo juga dijadikan sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO (United Nations
Educational, Scientific and Cultural Organization) pada 19 Desember tahun 1991. Kawasan
konservasi Taman Nasional Komodo mencakup Pulau besar seperti Pulau Komodo, Pulau Rinca
dan Pulau Padar serta 26 gugusan pulau kecil disekitarnya. Taman Nasional Komodo memiliki
luas wilayah total sebesar 173.000 Ha yang meliputi wilayah terrestrial maupun perairan.

Taman Nasional Komodo ini menjalankan empat fungsi yaitu sebagai tempat konservasi dan
perlindungan komunitas hewan dan tumbuhan yang beragam yang ditemukan di darat, pesisir,
dan perairan laut, sebagai tempat untuk menjamin kelangsungan hidup jangka panjang komodo
beserta kualitas habitat hidupnya, sebagai tempat perlindungan untuk berkembang biak bagi ikan
dan avertebrata yang bernilai ekonomi sehingga menciptakan sumber pengambilan demi
melengkapi daerah pengambilan ikan disekitarnya, sebagai tempat untuk kegiatan pendidikan
dan penelitian dan juga sebagai tempat untuk pengembagan wisata alam yang berkelanjutan.

Uuntuk menjamin keberhasilan pengelolaan Taman Nasional Komodo ini pemerintah perlu
melakukan koordinasi dengan masyarakat lokal lembaga swadaya masyarakat (LSM), institusi
penelitian, perangkat penegak hukum, maupun sektor swasta. Badan yang mengambil peran
terdepan di Taman Nasional Komodo adalah Balai Taman Nasional Komodo yang berada di
bawah naugan Departemen Kehutanan yang merupakan Unit Pelaksana Tugas Kementrian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. Balai Taman Nasional Komodo berada
di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Bara, Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Tujuan utama dari pengelolaan Taman Nasional Komodo adalah menjaga dan melindungi flora
dan fauna yang terdapat di lautan dan daratan di Taman Nasional Komodo, mengusahakan
kesejahterahan masyarakat lokal melalui pemanfaatan sumber daya dari dalam Taman Nasional
Komodo secara efektif dan berkelanjutan, mengembangkan dan mengelola wisata alam secara
keberlanjutan, melakukan pemantauan habitat laut dan darat serta mengembangkan rencana
penelitian untuk menjelaskan permasalahan-permasalahan kunci pengelolaan Taman Nasional
Komodo, mengembangkan fasilitas untuk pendidikan konservasi sumber daya alam dan
meningkatkan kesadaran mengenai masalah-masalah konservasi Taman Nasional Komodo,
menciptakan suatu sistem pengelolaan mandiri dan keberlanjutan dengan meningkatkan
kemampuan masyarakat lokal dalam bidang pengelolaan dan para pihak lain untuk memberikan
kontribusi yang positif terhadap pengelolaan Taman Nasional Komodo.

Masalah-masalah berkaitan dengan pemanfaatan sumber daya. Masalah utama terkait dengan
pola pemanfaatan sumber daya yang mempengaruhi keberadaan Taman Nasional Komodo
adalah “jumlah penduduk di dalam kawasan Taman Nasional Komodo yang mencapai 3.200
penduduk, namun juga dikelilingi oleh lebih dari 16.000 penduduk yang tingal disekitar daratan
Flores dan Sape, dan kebanyakan memanfaatkan sumber daya alam dari dalam kawasan untuk
kebutuhan hidupnya. Kawasan Taman Nasional Komodo tidak bisa memenuhi kebutuhan
seluruh penduduk yang terus meningkat secara tidak terbatas. Beberapa masalah kunci
sehubungan dengan pemanfaatan sumber daya terumbu karang secara berlebihan, penangkapan
yang bersifat destruktif, perburuan liar, penebangan hutan untuk kayu bakar, dan berkurangnya
pasokan air tawar” (Arnaz Metha Erdmann, 2004: 10)

Dari masalah-masalah yang timbul maka perlunya pengelolaan yang baik, untuk itu dalam
usulan pengelolaan adalah perlunya di lakukan zonasi di Taman Nasional Komodo. Zonasi
taman nasional ini adalah penetapan daerah darat dan laut bagi larangan dan penggunaan
tertentu. Zona dipilih berdasarkan ekologi suatu daerah, prinsip-prinsip eekologi dan konservasi
yang kuat, kebutuhan masyarakat lokal, dan kelayakan. Zonasi ini diperlukan bagi pengelolaan
sebuah taman nasional yang luas. Taman Nasional Komodo selain menjadi kawasan
perlindungan stabilitas ekosistem alam juga dapat berkontribusi pada nilai ekonomi melalui
pengelolaan berdasarkan zonasi pemanfaatan yang digunakan sebagai pemukiman warga dan
aktifitas pariwisata.

Pengaturan tiap zona memastikan kelangsungan hidup jangka panjang tumbuhan dan hewan
secara alami di taman, ekosistem, dan komunitas masyarakat lokal yang bergantung pada sumber
daya taman. Zona inti, adalah bagian taman nasional yang mempunyai keragaman jenis
tumbuhan dan satwa beserta sekosistemnya yang masih asli atau belum di ganggu manusia. Zona
pemanfaatan, adalah zona yang mempunyai daya tarik alam berupa tumbuhan, satwa, ekosistem
yang dapat dimanfaatkan untuk rekreasi. Zona tradisional, adalah zona yang ditetapkan untuk
kepentingan, pemanfaatan tradisional oleh masyarakat. Zona rehabilitasi alam, adalah zona yang
mengalami kerusakan sehingga perlu dilakukan rehabilitas. Zona religi, budaya dan sejarah
adalah, zona yang didalamnya terdapat situs religi, peninggalan warisan budaya. Zona khusus
adalah, zona yang terdapat sarana penunjang kehidupan seperti fasilitas transportasi, listrik
telekomunikasi dan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Erdmann, Arnaz Metha. 2004. A Natural History Guide to Komodo National Park. Bali: The
Nature Conservancy Indonesia Coastal and Marine Program

Irfan. 2018. Pemberdayaan Masyarakat Pulau Komodo Pasca Pembatasan Zona Wilayah
Perairan Taman Nasional Komodo di Kabupaten Manggarai Barat. Makassar: Universitas
Muhammadiyah Makassar

Naufal, M. Iqbal. Akses Masyarakat Terhadap Sumberdaya Pariwisata Dalam Kawasan Taman
Nasional Komodo, Kabupaten Manggarai Barat. Surabaya: Universitas Airlangga

Anda mungkin juga menyukai