Anda di halaman 1dari 8

DUBAI WATERFRONT

Dubai menjelma menjadi salah satu kota dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Pada tahun 1991, Dubai masih berupa gurun dan nyaris kosong. Dubai tumbuh dengan pesat dalam jangka 10 tahun dan pertumbuhan itu merupakan yang tercepat sepanjang sejarah. Perkembangan Dubai berawal dari tahum 1959 pemerintah Dubai meminjam uang kepada Negara-negara tetangganya untuk mengeruk muara sungai agar lebar dan dalam sehingga dapat dilayari oleh kapal. Kemudian pemerintah membangun beberapa dermaga, gudang dan merencanakan jalan, sekolah serta perumahan. Pelabuhan di Dubai di desain begitu mewah dan yang paling penting yaitu bebas bea cukai. Pada tahun 1966 ditemukannya lading minyak, Dubai mulai merubah wajah perekonomiannya menjadi salah satu pusat perdagangan dunia dengan fasilitas yang serba modern. Dari jumlah cadangan minyak PEA sebesar 97,8 milyar barel (sebagian besar terdapat di Emirat Abu Dhabi), cadangan minyak Dubai hanya sebesar 4 milyar barel. Sadar akan keterbatasan sumber daya alam yang lambat laun akan habis, Dubai sejak awal berupaya untuk tidak menggantungkan sumber pendapatannya dari sektor migas.

Dubai diprediksi akan mengalami kehabisan minyak dalam waktu dekat, oleh karena itu sumber-sumber pendapatan baru harus ditemukan. Pemerintah Dubai memilih untuk berinvestasi pada industri pariwisata. Pada tahun 1989 hanya sekitar 600.000 turis berkunjung ke Dubai, dan hanya dalam waktu sepuluh tahun, jumlah ini meningkat menjadi 3 juta turis. Syeikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum berkata bahwa Dubai harus menjadi salah satu tujuan wisata paling menonjol di dunia. Hal tersebut diwujudkan dengan dibangunnya proyek Dubai Waterfront yang berada pada tepi pantai Teluk Persia. Dubai Waterfront diperkirakan akan menjadi pembangunan tepi laut terbesar buatan manusia. Proyek ini merupakan campuran antara kanal dan pulau buatan yang berada pada sisi tepi pantai. Dubai Waterfront ini lebih dikenal dengan sebutan Palm Islan atau The Palm Trilogy

yang didalamnya mencakup pembangunan 3 pulau buatan terbesar di dunia yakni, Palm Jumeirah, Palm Jebel Ali, dan Palm Deira.

Gambar 1. The Palm Trilogy


Sumber: http://1.bp.blogspot.com

Palm Island merupakan kepulauan buatan di Dubai, Uni Emirat Arab dimana infrastruktur perdagangan dan penghunian akan dibangun. Kepulauan ini menjadi proyek reklamasi tanah terbesar di dunia dan membentuk kepulauan buatan terbesar di dunia. Kesemuanya dibangun oleh Nakheel Properties, sebuah pembangun properti di Uni Emirat Arab, yang menyewa kontraktor pengerukan Belanda, Van Oord, salah satu ahli terkenal dalam reklamasi tanah. Pulau-pulau itu adalah Palm Jumeirah, Palm Jebel Ali dan Palm Deira. Kepulauan ini diciptakan oleh Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum yang bertujuan untuk meningkatkan pariwisata di Dubai. Setiap pulau akan berbentuk pohon palem, diatapi sebuah sabit, dan akan memiliki jumlah besar penghunian, kebutuhan dan pusat hiburan. Palm Islands terletak di lepas pantai Uni Emirat Arab di Teluk Persia dan akan menambah 250 km pantai kota Dubai. Dua pulau pertama akan dibangun dengan sekitar 100 juta meter kubik batu dan pasir. Palm Deira sekitar 1 miliar meter kubik batu dan pasir. Semua bahan berasal dari UEA. Di ketiga pulau tersebut akan dibangun lebih dari 100 hotel mewah, villa dan apartemen eksklusif tepi pantai, marina, taman hiburan air, restoran, pusat perbelanjaan, fasilitas olah

raga dan spa kesehatan. Pembangunan Palm Jumeirah dimulai bulan Juni 2001. Kemudian, Palm Jebel Ali diumumkan dan reklamasi dimulai. Palm Deira, yang direncanakan seluas 46.35 meter persegi dan perusahaan pembangun, Nakheel, mengklaim luasnya melebihi Paris, konstruksi dimulai tahun 2003. Pembangunan akan selesai untuk 10-15 tahun berikutnya. Konstruksi Palm Islands adalah semenanjung buatan yang dibangun dari pasir yang dikeruk dari dasar Teluk Persia oleh perusaahan Belgia, Jan De Nul, dan perusahaan Belanda, Van Oord. Pasir itu kemudian disemprotkan oleh kapal keruk, yang dipandu oleh DGPS, menuju wilayah yang ditentukan menggunakan proses yang dikenal sebagai mempelangikan karena bentuknya ketika pasir disemprotkan. Jenis pasir yang digunakan pada proyek reklamasi ini adalah Pasir Calcareous yang memang cocok untuk reklamasi Teluk Persia. Sisi luar setiap Palm yang membentuk sabit adalah pemecah gelombang batu besar. Pemecah gelombang Palm Jumeirah menggunakan 7 ton batu. Setiap batu diletakkan oleh sebuah takal, dipandu oleh seorang penyelam dan memberikan koordinat GPS. Jan De Nul Group memulai pekerjaan terhadap Palm Jebel Ali tahun 2002 dan selesai pada akhir 2006. Proyek reklamasi Palm Jebel Ali meliputi pembentukan semenanjung sepanjang 4 km, dilindungi oleh sebuah pemecah gelombang selebar 200m dan sepanjang 17 km yang dibangun di sekitar pulau. 135.000.000 m batu, pasir dan kerikil direklamasi (sebagian berasal dari pengerukan Jebel Ali Entrance Channel). Terdapat sekitar 5.000.000 m batu dalam lembah pemecah gelombang di bawah laut. Reklamasi merupakan pekerjaan menimbun pada suatu perairan atau pesisir yang mengubah garis pantai dan atau kontur kedalam perairan. Pelaksanaan reklamasi harus melalui prosedur yang benar agar tidak terjadi efek negatif pada pengurukan muka perairan yang akhirnya akan menjadi daratan ini. Metode reklamasi yang sesuai dengan kondisi setempat, pola arus dan kondisi biota yang ada di sekitar lokasi reklamasi maupun lokasi asal material reklamasi tidak mencemari lingkungan. Dalam pelaksanaan reklamasi salah satu hal yang harus diperhatikan adalah dampak akibat adanya kegiatan tersebut seperti: a. Perubahan kelompok hidrodinamika yang diakibatkan perubahan pola arus dan gelombang pada pelaksanaan reklamasi sehingga dapat mengakibatkan turbiditas perairan. b. Perubahan kelompok transportasi sedimen yang terjadi karena terganggunya littoral transport yang mengakibatkan adanya erosi di salah satu sisi dan sedimentasi di sisi lain.

c. Perubahan kelompok air tanah yang terjadi saat penimbunan material reklamasi basah dari laut, air laut yang terperangkap dapat mencemari akuifer air tanah di pesisir. d. Perubahan kelompok tata air di kawasan daratan yang diakibatkan adanya reklamasi, maka gangguan yang terjadi berupa bertambah panjangnya lintasan pematusan air atau penurunan gradien hidraulik aliran air yang ada yang dapat menurunkan kapasitas drainese yang ada sehingga menimbulkan potensi banjir. Reklamasi dan pembangunan Palm Island ini dimulai pada tahun 2001 untuk reklamasi Palm Jumeirah kemudian dilanjutkan Palm Jebel Ali pada tahun 2002 dan yang terakhir adalah Palm Deira pada tahun 2003. Sedangakn perkiraan selesainya proyek ini secara total ada sekitar 10-15 tahun setelah awal konstruksi. 1. Palm Jumeirah Palm Jumeirah meliputi sebuah batang, sebuah mahkota dengan 17 cabang, dan pulau sabit yang mengelilinginya dan membentuk pemecah gelombang sepanjang 11 kilometer. Pulau itu sendiri memiliki luas 5 kilometer kali 5 kilometer. Pulau ini akan menambah 78 kilometer tepi pantai Dubai. Fase pertama pembangunan Palm Jumeirah adalah pembuatan 4.000 penghunian dengan campuran villa dan apartemen untuk 3 hingga 4 tahun berikutnya. Penghuni mulai berpindah ke properti Palm Jumeirah mereka pada akhir 2006, lima tahun setelah reklamasi tanah dimulai, menurut pembangun proyek Nakheel Properties. Ini menandai akhir fase pertama pembangunan, yang meliputi 1.400 villa di 11 cabang pulau dan secara kasar 2.500 apartemen tepi pantai dalam 20 bangunan di sisi timur batang. Nakheel Properties akan menandai tibanya penghuni pertama dengan membawa salah satu kapal udara terbesar di dunia ke Dubai. Nakheel mengadakan perjanjian dengan Airship Management Services Inc. untuk memindahkan sebuah kapal udara Skyship 600 sepanjang 197 kaki (60 m), dan seluas 250.000 kaki kubik (7.100 m) ke dalam Palm Jumeirah. Menurut Nakheel Properties, proses penambahan 78 kilometer pantai sedang dilakukan, sementara delapan dari 32 hotel di Palm Jumeirah telah memulai pembangunannya, termasuk Taj Exotica Resort and Spa, yang direncanakan rampung tahun 2008 atau awal 2009. Fase pertama Atlantis, The Palm, dijadwalkan selesai pada Desember 2008. "Golden Mile", sebagian tanah yang terletak di sepanjang pertengahan batang menghadap kanal, dijadwalkan selesai pada perempatan pertama 2008. Pembangunan

juga telah dimulai pada Palm Monorail, yang akan memakan tiga tahun untuk rampung dan akan melayani sebagai sistem pengangkutan antara Gateway Station di batang Palm Jumeirah dan Atlantis Station di pulau sabit. (Emirates News Agency, WAM).

Gambar 2. Citra Satelit Palm Jumeirah


Sumber: Google Earth

2. Palm Jebel Ali Palm Jebel Ali memulai pembangunannya pada Oktober 2002 dan dijadwalkan selesai pada pertengahan 2008. Palm Jebel Ali diperkirakan merumahkan 1.7 juta orang tahun 2020. Setelah selesai, pulau ini akan dilingkari oleh Dubai Waterfront. Proyek ini, yang 50 persen lebih besar dari Palm Jumeirah, akan meliputi enam marina, sebuah taman hiburan air, 'Sea Village', rumah panggung di atas air, dan trotoar yang melingkari "cabang" "palem" dan membentuk sebuah puisi Arab oleh Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum. Pada awal Oktober 2007, pembangunan pulau dilaksanakan. Pemecah gelombang selesai bulan Desember 2006, dan infrastruktur mulai dibuat pada April 2007. Pembangunan besar tidak dimulai hingga pembuatan infrastruktur selesai. Salah satu bangunan pertama di Palm Jebel Ali telah diketahui. Nakheel mengundang beberapa arsitek untuk merancang sebuah bangunan seluas 300.000 m. Pemenangnya adalah bangunan oleh Royal Haskoning, yang juga bekerja terhadap beberapa proyek lainnya di Dubai.

Tahun 2012, fase pertama dari empat taman hiburan akan dibuka di Pulau Sabit. Taman ini, yang kemudian dinamai "World of Discovery," akan dibangun dan dioperasikan oleh Busch Entertainment Corporation. Taman itu meliputi SeaWorld, Aquatica, Busch Gardens dan Discovery Cove. World of Discovery akan terletak di atas Pulau Sabit, yang akan membentuk sebuah orca (nama lain dari Shamu).

Gambar 3. Citra Satelit Palm Jebel Ali


Sumber: Google Earth

3. Palm Deira Palm Deira diumumkan pembangunannya bulan Oktober 2004. Setelah selesai, akan menjadi pulau buatan manusia terbesar di dunia yang merumahkan lebih dari satu juta orang. Meskipun tanggal selesainya belum diumumkan, tetapi dijadwalkan selesai tahun 2015. Pulau ini 8 kali lebih besar dari Palm Jumeirah, dan 5 kali lebih besar dari Palm Jebel Ali. Sebenarnya, rancangan ini adalah sebuah pulau seluas 14 km (8.7 mil) kali 8.5 km (5.3 mil) dengan 41 cabang. Karena perubahan substansial dalam kedalaman Teluk Persia, pulau ini dirancang ulang pada Mei 2007. Proyek ini kemudian menjadi pulau seluas 12.5 km (7.76 mil) kali 7.5 km (4.66 mil) dengan 18 cabang besar. Di awal Oktober 2007, 20% reklamasi pulau selesai, dengan jumlah 200 juta meter kubik (7 miliar kaki kubik) pasir yang telah igunakan. Sejak pulau ini semakin besar, pembangunan ini dibagi menjadi beberapa fase. Pertama adalah pembentukan Pulau Deira. Bagian dari Palm ini akan terletak di sepanjang pantai Deira antara pintu

masuk Dubai Creek dan Pelabuhan Al Hamriya. Pulau Deira akan berperan sebagai "pintu masuk Palm Deira" dan membantu menyeimbangkan wilayah Deira.

Gambar 4. Citra Satelit Lokasi Proyek Pembangunan Palm Deira


Sumber: Google Earth

Pro dan Kontra Penyelesaian konstruksi tersebut disalahkan, karena untuk penundaan penyelesaian yang diperpanjang, tanggal yang mana telah dimundurkan berkali-kali dan telah terlambat selama dua tahun. Kontroveersi yang lain disebabkan ketika masalah ini diungkap setelah peluncuran proyek, Nakheel menambah jumlah unit perumahan (dengan pengurangan jumlah properti pribadi secara serentak) yang awalnya 4500 unit (termasuk 2000 villa dan 2500 apartemen) hingga mencapai 8000 unit tanpa mengganti rugi kepada investor yang telah membeli sebelumnya dengan perkiraan pemisahan besar di antara semua properti. Peningkatan unit perumahan ini dibebankan kepada Nakheel karena salah dalam penghitungan biaya awal konstruksi dan membutuhkan biaya dari anggaran awal, dengan berbagai isu yang melibatkan The Palm, tetapi tidak semuanya benar, Nakheel tidak pernah berkomentar kepada publik mengenai masalah ini. Hutang juga pernah dipermasalahkan mengenai kualitas konstruksi dan penyelesaian properti di pulau tersebut (masalah ini cenderung dibebankan kepada Dubai daripada The Palm secara spesifik) dan kemampuan infrastruktur yang sebenarnya pada The Palm dan daratan Dubai untuk mengatasi kekecewaan beberapa orang yang meninggalkan dan kembali ke pembangunan tersebut setiap hari setelah selesai.

Lebih jauh, terdapat beberapa kecemasan mengenai dampak lingkungan di The Palm. Sepert konstruksi yang aslinya, pemecah gelombang merupakan sebuah penghalang lanjutan, tetapi diketahui bahwa mencegah pergerakan gelombang secara alami, lautan di sekitar The Palm menjadi tidak tenang. Masalah ini dibenarkan dengan cara membuat celah pada penghalang tersebut. Seperti yang dijelaskan di dokumenter Impossible Islands di National Geographic Channel, bagian dari seri MegaStructures, pengahalang ini kemudian dimodifikasi dengan membuat celah pada sebuah sisi, sehingga pergerakan gelombang dapat memberi oksigen pada air dan mencegah ketidaktenangan air, meskipun lebih baik dan efisien apabila pemecah gelombang tidak dibuat. Sustainable Development Proyek Waterfront akan memberikan banyak inovatif dan cara mengurangi dampak lingkungan akibat pembangunan sebuah kota mandiri. Sistem transportasi yang canggih dan praktis telah dirancang untuk mengurangi perjalanan karena perjalanan dapat dilakukan dengan berjalan kaki. Selain itu kendaraan yang melayani perjalanan di Palm Island didesain memiliki emisi gas yang rendah sehingga ramah lingkungan. Irigasi juga menggunakan sistem daur ulang air dengan menggunakan sistem co-generatif yang akan mengefisiensikan penggunaan air. Penggunaan listrik juga menggunakan sistem output listrik yang ramah lingkungan melalui panas yang dipancarkan sinar matahari sebagai panel surya. Selain itu pembangunan perumahan yang ada juga telah memanfaatkan bahan bangunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai