PENDAHULUAN
kultural, ras, etnis dan adat kebudayaan dengan Australia. Faktor tersebut
secara geografis letak Australia berada pada lingkaran masyarakat yang berbeda,
seperti Pasifik Selatan.1 Dalam kenyataan seperti ini, posisi politik Australia
Posisi politik Australia pun mulai tampak saat Perang Dunia (PD) II,
ketika terdesaknya kekuatan pertahanan Inggris di Asia oleh tentara Jepang pada
1
Misplaced continent atau frightened country adalah istilah bagi Australia karena karakteristik
fisik penduduk Australia yang tidak memiliki kesamaan dengan karakteristik Negara-negara
tetangga dalam letak geografis yang berdekatan. Istilah tersebut menjelaskan bahwa Australia
seakan akan benua yang salah tempat, selain karakteristik fisik Australia memiliki kedekatan
dengan Negara-negara yang letak geografisnya jauh, seperti Eropa. Dalam Arah Politik Australia
Masa Kini, hal 93.
Melalui
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/197101011999031WAWAN_DARM
AWAN/arah_politik_australia.pdf diakses pada tanggal 12 Desember 2012 pukul 12.50 WIB.
1
Australia, ternyata tidak dapat menghadapi Perang Pasifik yang sedang di hadapi
dan benteng pertahanan Inggris di Singapura serta pengeboman atas Darwin oleh
untuk menjadi mitranya dalam menghadapi situasi dan kondisi di wilayah Pasifik
dalam menyelamatkan Darwin menjadi pengaruh bagi Australia untuk mulai dekat
dengan AS, sebab masalah pertahanan Australia tidak hanya diselesaikan dengan
2
Ibid, Arah Politik Australia.
2
Australia menata kehidupan politik luar negeri dengan mempertimbangkan good
Selatan.4 Memiliki dua kekuatan besar, yaitu Inggris sebagi Negara induk dan
konflik di Pasifik Selatan seperti konflik di Solomon, salah satu Negara anggota
penyebab instabilitas politik di Solomon. Kasus yang dialami Solomon adalah isu
penting bagi Australia yang masuk dalam perumusan kebijakan luar negerinya
3
Good neighbourhood merupakan kebijakan Australia dalam membangun hubungan baik dengan
Negara-negara tetangga yang letaknya berdekatan secara geografis, salah satunya adalah Negara-
negara di Pasifik Selatan.
4
http://australia.gov.au/directories/australia/defence diakses pada tanggal 19 Oktober 2013 pukul
15.40 WIB.
5
Ibid.
3
penyerangan terhadap pemerintah melalui kelompok-keompok bersenjata,
rendahnya pelayanan publik, dan korupsi yang meraja lela. Kekacauan tersebut
Solomon dapat dikatakan sebagai Negara yang memiliki ciri-ciri akan menjadi
Negara gagal.6
personil militer Australia yang ditempatkan di Solomon dan bantuan dana untuk
dua daerah yang terlibat kekacauan besar di Solomon yaitu Malaita dan
transmigrasi dari Malaita. Ketegangan pun mulai timbul ketika warga asli
6
Robert J. Art, Robert Jervis, International Politics, Enduring Concepts and Contemporary Issues,
Eighth edition, AS: Pearson Longman, 2007. Hal. 453. Serta dalam
http://www.aspi.org.au/pdf/SI_AJIA.pdf diakses pada tanggal 19 Oktober 2013 pukul 09.40 WIB
4
transmigrasi, menerapkan sistem pemerintah federal dan mengajukan ganti rugi
Army (GRA) atau Isatabu Freedom Fighter dengan nama lain Isatabu Freedom
7
Movement (IFM). Kampanye IFM tersebut mengalami perubahan dengan
7
Australian Foreing Policy and The RAMSI Intervention in Solomon Island, diakses melalui :
http://unpan1.un.org/intradoc/groups/public/documents/UN/UNPAN022611.pdf hal. 285 diakses
pada tanggal 17 Desember 2012 pukul 9.32 WIB.
5
Merasakan konflik etnik tersebut telah merugikan Negara, perdana menteri
kelompok pemberontak lain yang didukung oleh elemen polisi, yaitu Malaita
Eagle Force (AMF) dan memaksa pengunduran diri Ulafa’alu. 8Pada masa
pergantian kepemimpinan tahun 2001, perdana menteri baru Sir Allan Kamakeza,
tersebut.9 Melalui survei yang dilakukan Badan Statistik Nasional Solomon yang
dilaksanakan pada Juni 2013 menunjukan bahwa hasil dari RAMSI yang
stabil.
Melalui uraian orientasi politik luar negeri Australia di Pasifik Selatan dan
8
Ibid hal. 286.
9
Australian Concil for International Development diakses melalui :
http://def.acfid.asn.au/acfid/what-we-do/docs_what-we-do/docs_countries-regions/docs_solomon-
islands/docs_ramsi/mcmullan-and-peebles_lessons-from-ramsi_apr06.pdf hal. 4 diakses pada
tanggal 18 Desember 2012 pukul 11.22 WIB.
RAMSI adalah organisasi Kawasan Pasifik yang digalang oleh anggota Negara-negara Pasifik
beserta Australia dan New Zealand. Australia menjadi ketua dalam misi tersebut untuk
menghentikan konflik dan aksi terror di Solomon.
10
Provisions of The Technical Personnel in The Solomon Island : What We Can Lear From the
RAMSI Experience, diakses melalui : http://www.ramsi.org/solomon-islands/peoples-survey.html
diakses pada tangga 19 Oktober 2013 pukul 13.15 WIB
6
menjelaskan bahwa terdapat peran Australia di Kawasan Pasifik. Selanjutnya,
Politik luar negeri yang mencakup kebijakan di kawasan Pasifik Selatan, serta
negeri Australia.
memiliki keterkaitan bahasan dengan penelitian ini, yaitu yang mengkaji perilaku
yang menggunakan pendekatan dan pola yang sama untuk mengkaji penelitian ini.
Studi terdahulu pertama yang digunakan berasal dari jurnal milik Aleksius
politik dan keamanan Australia pasca perang dingin, khususnya setelah peristiwa
11 September dan serangan bom Bali pada tahun 2002. Perilaku politik
yang berakar pada masyarakat Eropa, namun secara geografi dan ekonomi tidak
11
Aleksius Jemadu, Jurnal Imu Sosia dan Ilmu Politik, Volume 10, no. : 2, Kebijakan Politik dan
Keamanan Australia di Kawasan Asia Pasifik, Bandung : 2006. Hal 143-163.
7
terlepas dari Asia Pasifik. Faktor tersebut menjelaskan bahwa Australia berupaya
memiliki upaya dalam membangun keamanan melailui kerja sama dengan AS dan
membangun hubungan baik dengan Asia Pasifik. Posisi penulis dalam penelitian
yang berjudul Responding to State Faiure- The Case of Austraia and Solomon
kasus Negara gagal sebagai langkah awal dalam kebijakan di Pasifik Selatan.
lain di Pasifik Selatan setelah Solomon beraih menjadi Negara gagal. Pengaruh
mengatakan bahwa respons Australia terhadap kasus Negara gagal adalah bagian
12
Elsina Wainwright, Austraian Journal of International Affairs, Voume 57, no. 3, Responding to
State Failure-The Case of Austraia and Solomons Isands, Australia : Carfax Publising, 2003.
8
dari agenda. Melalui penjelasan tersebut penulis melanjutkan dengan meneliti
Terdapat pula studi terdahlu yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
jurnal oleh Tara Kabutaulaka yang berjudul Australia Foreign Poicy and The
tersebut dapat dilihat dari kerjasama Australia bersama AS dan Inggris dalam
teror dalam menciptakan keamanan global. Sehingga isu keamanan global adalah
memiliki potensi negatif dalam pertumbuhan ekonomi dan keamanan bagi Negara
13
Tarcisius Tara Kabutaulaka, The Contemporary Pacific, Australian Foreign Policy and The
RAMSI Intervention in Solomon Islands, Volume 17, no. 2, Hawai Press , 2005. hal. 283-308.
14
Daniel Lambarch, Australian Journal of Political Science, Vol. 41, no. 3, Security,
Development, and The Australian Security Discourse about Failed State, Cologne : Routledge
Taylor & Francis Group, 2003.
9
lain. Lambarch menggunakan tiga Negara tetangga Australia yang mengalami
konflik dan menimbulkan isu sebagai Negara gagal dalam menganalisis keamanan
Australia. Hasil dari penelitian Lambarch tersebut mengatakan bahwa status atau
kawasan.
Dua penelitian yaitu penelitian dari Tarcius Tara Kabutaulaka dan Daniel
10
Kebijakan respons terhadap
Solomon merupakan langkah
awal dalam mencegah Negara
gagal lainnya.
3. Skripsi : Deskriptif Intervensi Australia di Solomon
Australian Foreign Policy Pendekatan : melalui RAMSI tidak dapat
and The RAMSI Foreign dilihat dari kasus yang terjadi di
Intervention in Solomon Policy. Solomon saja, namun terdapat
Island. Konsep : alasan keamanan global
Oleh : Tarcisius Tara Intervension. terutama dalam memerangi
Kabutulaka terorisme internasional.
4. Skripsi : Eksplanatif Negara berkonflik atau berstatus
Security, Development, Pendekatan : sebagai Negara gagal
and The Australian Regional merupakan ancaman keamanan
Security Discourse about Security. bagi Negara lain di kawasan
Failed State. (Australia). Karena Negara
Oleh : Daniel Lambach gagal mengalami instabilitas
politik yang berpengaruh
terhadap pertumbuhan ekonomi
internasional dan keamanan di
kawasan.
5. Skripsi: Intervensi Eksplanatif Instabilitas politik Solomon
Australia Terhadap Korelasionis perlu ditangani untuk
Instabilitas Politik di Teori: menciptakan keamanan
Solomon Tahun 2000- Kebijakan kawasan, karena Australia
2013. Luar Negeri dalam menjaga keamanan
Oleh: Devi Arva Rahayu dan Keamanan nasionalnya sekarang dan masa
Nasional. datang memerlukan lingkungan
yang aman. Karena alasan
tersebut Australia berkomiten
menjaga stabilitas kawasan.
11
1.5 Landasan Teori dan Konsep
menjelaskan fenomena yang dikaji secara ilmiah.15 Dengan penjelasan lain, bahwa
teori sebagai tempat menjelaskan fenomena yang akan dipelajari. Studi hubungan
Interaksi yang terjadi antar Negara tersebut memiliki tujuan yang ingin dicapai
oleh setiap Negara berdasarkan kepentingan nasional yang berasal dari dalam
“What is foreign policy? How do we make sense of all the phenomena that
transcened national borders-sending a diplomatic note, attending a summit
meeting, enunciating a doctrine, making an alliance or formulating long-range
but vague, objective such ass “peace with freedom” or a “new ideas or world
order”. They are all aspects of foreign policy: ideas for actions designed by
policy makers to solve a problem or promote some change in the policies,
attitude, or actions of another state or state , in nonstate actors (e.g., terrorist
groups)”.16
Holsti pun menjelaskan,
15
Mochtar Mas’oed, Teori dan Metodologi Hubungan Internasional, Yogyakarta : Pustaka Antar
Universitas Studi Sosial UGM, 1998, hal. 61.
16
Holsti, K.J, International Politics, A Framework for Analysis, Seventh Editions, London:
Prentice Hall, 1995, hal : 83.
12
“A major line of foreign policy is seldom chosen for a single reason or purpose.
Governments operate in highly complex external and domestic environments.
These contexts offer both opportunities and constraints, and policy makers have to
respond to them constantly by making choices, all time trying to protect or
advance their nations interests.”17
Berdasarkan dua penjabaran di atas, Holsti menjelaskan bahwa, kebijakan
suatu Negara. Kebijakan luar negeri terlaksanan karena adanya peluang bagi
waktu mendatang.
tersebut (eksternal dan internal), serta merespons akan berbagai kondisi internal
18
yang menopang tindakan tersebut. Sehingga kebijakan luar negeri tersebut
dilihat dari aspek kekuatan (power) merupakan perangkat untuk mencapai tujuan
17
Ibid, hal : 252.
18
K.J. Holsti, Politik Internasional: Suatu Kerangka Analisis, Bandung : Cipta, 1992. Hal 21,
dalam Politik Luar Negeri, oleh Yanyan Mochamad Yani, Drs., MAIR., Ph. D. diakses melalui
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/06/politik_luar_negeri.pdf pada tanggal 12
September 2014, pukul 15.27.
13
diantaranya prestice, keutuhan wilayah, semangat nasional, kekayaan alam,
luar negeri memiliki empat komponen yang meliputi orientasi kebijakan, peran
nasional, tujuan nasional, dan tindakan nasional. Dalam komponen tersebut Holsti
kebijakan luar negeri yang dikaitka dengan domestik, dan adanya perspektif
Ketentuan tipe didasarkan atau diperoleh dari keaktifan suatu Negara dalam
14
Holsti menjelaskan juga bahwa dalam keterkaitan dengan kebijakan luar
negeri terdapat tujuan dan tindakan nasional dalam pelaksanaan kebijakan luar
negeri. Menurut Holsti, tujuan dan tingkah laku politik berhubungan dengan nilai
yang menjadi target Negara dalam jangka waktu tertentu. Hal-hal yang
mencapai tujuan.
Maka bila dijabarkan, menurut Holsti kebijakan luar negeri memiliki substansi
3. Faktor Lain ( persepsi dan Perilaku), meliputi citra, nilai, doktrin, dan
ideologi.
berikut:
22
Ibid, hal. 88 & 133.Holsti : Politik Internasional.
23
Ibid.
15
Gambar 1.5.1 Substansi Kebijakan Luar Negeri
Foreign
Policy
memiliki perbedaan fisik dan budaya. Sehingga menimbulkan niat bagi Australia
tidak lepas dari kepentingan Negara yaitu menciptakan stabilitas regional. Faktor
eksternal dapat terihat dari adanya pengaruh AS dan Inggris bagi Australia dalam
16
keamanan nasional maupun kawasan. Sedangkan faktor pembuat keputusan dapat
dilihat dari adanya kepentingan yang ingin dicapai oleh pembuat keputusan.
keamanan dapat diperoleh suatu Negara jika sebah Negara tersebut melakukan
untuk menggunakan seluruh power yang dimiliki untuk mencapai posisi dalam
keamanan adalah turunan dari power. Buzan membagi kondisi keamanan menjadi
dasar konsep, yaitu kondisi keamanan yang berdiri sendiri dan kondisi keamanan
yang memiliki kaitan dengan sistem internasional.25 Jika kondisi keamanan suatu
relasional,dalam arti bersifat dinamis mengikuti pola interaksi antar Negara dalam
24
Ibid, hal : 57.
25
Lihat Coulombis dan Wolfe dalam Pengantar Hubungan Internasional, Bandung, Abardin, 1990,
hal : 86-89
17
kebijakan luar negeri dengan memperhatikan beberapa dimensi, yaitu militer,
Kedua, keamanan bersifat relatif, dalam artian setiap Negara merasa tidak aman
dengan ancaman yang terjadi di Negara lain, sehingga setiap Negara berupaya
terjadi ketika ada interaksi antara dua subjek atau lebih. Keempat, keamanan
secara inheren memiliki nilai, tujuan, dan kepentingan Negara yang hendak
kepentingan nasional dan sumber-sumber ancaman dari Negara lain yang dapat
26
Barry Buzan, People, State, and Fear, An Agenda For International Security Studies In The
Post-Cold War Era, Second Edition, Inggris : Harvester Wheatsheaf, 1991, hal : 116-134.
18
kepentingan nasional yang berhubungan dan keamanan yang bersifat relasional
pada lingkungan internal dan eksternal Australia yang memandang bahwa segala
macam bentuk kekerasan seperti anarki dan teror adalah tindakan yang perlu
dependen atau analisis karena merupakan akibat dari adanya istabilitas politik di
variabel independen dalam penelitian ini sejajar dengan variabel dependen yaitu
instabilitas politik Solomon dilakukan oleh Australia (negara) dan ditujukan untuk
19
kepentingan Negara pula sehingga dua variabel tersebut memiliki tingkat analisis
adalah penelitian korelasionis, karena variabel unit analisanya sejajar dengan unit
eksplanasinya.
digunakan untuk menganalisis dua variabel atau lebih dengan menguji teori.
seperti data dari media cetak, yaitu buku, juga melalui media elektronik berupa
informasi yang diakses melalui internet. Melalui sejumlah studi pustaka dengan
tema terkait tersebut, kemudian digunakan sebagai dasar kajian penelitian ini.
ini.
tetap konsisten pada tema permasalahan. Berawal dari keputusan Australia untuk
20
menangani instabilitas politik di Solomon pada tahun 2003 hingga Juni tahun
2013.
1.8 Hipotesa
gagal Solomon agar tidak menjadi tempat berkembangnya tindakan teror karena
BAB ISI
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Penelitian Terdahulu
1.5 Landasan Teori dan Konsep
1.5.1 Kebijakan Luar Negeri
1.5.2 Keamanan Nasional
1.6 Metodologi Penelitian
21
1.6.1 Level Analisis
1.6.2 Tipe Penelitian
1.6.3 Teknik Pengumpulan Data
1.6.4 Teknik Analisis Data
1.7 Ruang Lingkup Penelitian
1.7.1 Batasan Penelitian
1.7.2 Batasan Waktu
1.8 Hipotesa
1.9 Sistematika Penulisan
II INSTABILITAS POLITIK SOLOMON DAN INTERVENSI
AUSTRALIA
2.1 Gambaran Umum Solomon
2.2 Kondisi Instabilitas Solomon
2.2.1 Kondisi Solomon Tahun 1998 – 2003 : Instabilitas
Politik Solomon
2.2.2 Kondisi Solomon Tahun 2003-2013 : Masa Intervensi
Australia di Solomon
III FAKTOR INTERVENSI AUSTRALIA TERHADAP
INSTABILITAS POLITIK DI SOLOMON
3.1 Faktor Eksternal
3.1.1 Sistem politik dan ekonomi internasional : Great Power
& Globalisasi.
3.1.2 Tujuan dan Kebijakan Negara Lain : Permohonan
intervensi Australia oleh PIF.
3.1.3 Masalah Global / Regional dari Aktifitas Perorangan:
Tindakan Terorisme di Solomon.
3.2 Faktor Internal
3.2.1 Kebutuhan Keamanan Australia di Kawasan
3.2.2 Karakter Geografis Australia : Tetangga Dekat Solomon
3.2.2 Atribut Nasional
3.2.3 Pemerintahan Australia : Pengaruh Partai Politik di Australia
3.2.4 Opini Publik
3.3 Perspektif Australia dalam Menciptakan Citra, Nilai, dan Ideologi
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
IV 4.2 Saran
22