Bicara soal perjuangan bangsa,nama pahlawan asal Sumatra barat ini selalu dilupakan
dan disebut-sebut sebagai seorang Komunis sadis yang tanpa ampun mendalangi
revolusi yang menyebabkan Raja-Raja Islam Sumatra terkikis habis.
Sebelum kita membahas riwayat hidup revolusioner bangsa ini,ada baiknya kita
mengetahui bahwa moyang beliau juga bernama Datuk Tan Malaka,sang moyang
bersama kemenakan-kemenakannya,pada awal abad ke-19,keluar ke suatu wilayah di
Sumatra barat untuk menetap dan mendirikan sebuah desa.
Sang revolusioner memiliki nama kecil Ibrahim,di daerah (Sumatra barat) itu,biasanya
seorang anak ketika lahir diberi nama dengan nama islam dan kelak ketika besar
mendapat gelar adatnya.
Orangtua Tan Malaka sendiri adalah seorang penganut islam yang beriman,Ibrahim
belajar di sekolah kelas dua Suliki,ia murid yang cerdas,akan tetapi dikenal sedikit nakal.
Sekolah guru adalah sebuah kursus untuk guru-guru sekolah rakyat pada masa
itu,kursus itu berlangsung enam tahun lamanya.
Tan Malaka lalu menyelesaikan ujian terakhirnya setahun kemudian dan mengikuti
pelajaran praktek,yaitu melatih para murid untuk berbaris,Ibrahim akhirnya berangkat
ke Belanda,mengikuti guru asal Belandanya,Horensma,bersama beberapa puluh
Mahasiswa Indonesia.
Sayangnya,Tan Malaka akhirnya menderita radang paru yang membuatnya tidak bisa
bermain bola dan berenang,olahraga yang paling disenanginya.
Hobi Ibrahim berganti,kini ia gemar mencari dan membaca buku-buku sejarah,ia
membeli buku-buku tentang perang kemerdekaan Amerika dan 12 jilid buku tentang
Revolusi Prancis,darisitulah Ibrahim mendapat semangat REVOLUSI yang akan
mengawali perjuangan panjangnya.
Bersambung.