Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMANENAN HASIL HUTAN


ACARA VI
TAKSIRAN PRODUKTIVITAS TRAKTOR

Disusun oleh:
Nama : Jeffy Immanuel Gunadi
NIM : 20/455346/KT/09194
Co-Ass : Irawan Sulaksono
Shift : Rabu, pukul 15.30 WIB

LABORATORIUM PEMANENAN HASIL HUTAN


DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2022
ACARA VI
TAKSIRAN PRODUKTIVITAS TRAKTOR

I. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah:
1. mempelajari analisa beban dan tenaga kerja serta pemilihan kecepatan
traktor pada kegiatan penyaradan; dan
2. menaksir produktivitas traktor sarad.

II. DASAR TEORI


Penyaradan atau skidding merupakan salah satu bagian dari
rangkaian kegiatan pemanenan hasil hutan yang berbentuk mobilisasi kayu
dari lokasi penebangan menuju tempat pengumpulan kayu atau tepian
jalan utama. Kegiatan pra penyaradan dilakukan dengan membuat jalan
sarad dari lokasi penebangan hingga ke TPn menggunakan alat seperti
buldoser, sedangkan untuk kegiatan penyaradan sendiri biasanya dilakukan
dengan alat-alat sarad yang telah diperhitungkan menyesuaikan area
kegiatan sehingga tidak menimbulkan kerugian berlebih (Suhartana &
Yuniawati, 2019). Menurut (Gülci, Büyüksakallı, Taş, & Akay, 2018),
salah satu kegiatan pemanenan yaitu membawa log dari lokasi ekstraksi
menuju area penumpukan adalah hal yang paling sulit dan memakan
banyak waktu dalam pemanenan hasil hutan, sehingga dibutuhkan
peralatan pemanenan yang dibersamai dengan produktivitas alat atau
pekerja yang tinggi.
Kegiatan pemanenan hasil hutan kayu memiliki beberapa skala
kegiatan, mulai dari skala kecil hingga skala besar. Pengelolaan dan
pemanenan hasil hutan skala kecil berbentuk hutan rakyat yang biasa
dilakukan di lahan kecil, kosong, bukan milik negara dan model
tebangannya adalah tebang butuh (Hermudananto & Supriyatno, 2019) dan
memiliki cara penyaradan dengan tenaga manusia atau hewan. Sedangkan
pada hutan alam atau hutan tanaman industri (HTI) kegiatan penyaradan
biasa dilakukan dengan menggunakan traktor atau ekskavator untuk
dibawa menuju lokasi penumpukan kayu sementara (Fermana, Sadjati, &
Ikhwan, 2019) atau tepi jalan angkut untuk dibawa ke lokasi pengolahan
kayu selanjutnya.
Pemanenan hasil hutan merupakan kegiatan yang mahal dan berisiko
tinggi. Pada tahap perencanaan, harus diketahui rencana waktu
pemanenan, biaya yang diperlukan, analisis risiko yang kemungkinan
terjadi, serta diketahui rencana jatah tebangan dan besaran produktivitas
pemanenan. Salah satu indikator produktivitas yang efisien adalah
perhitungan dari prestasi kerja yang dilakukan oleh pekerjanya yang mana
akan menghasilkan produktivitas yang tinggi apabila pekerja yang
melakukan pekerjaan adalah pekerja yang berpengalaman dan kuat (Tindit,
Gandaseca, Nyangon, & Pazi, 2017). Selain itu, produktivitas juga dapat
dihitung dari traktor atau alat lain yang digunakan untuk melakukan
beberapa proses lain, seperti penyaradan dan pengangkutan. Penggunaan
traktor sebagai salah satu alat bantu penyaradan telah dilakukan sejak lama
karena harga yang rendah dan produktivitas yang tinggi, selain itu
beberapa jenis traktor telah dimodifikasi sehingga dapat digunakan khusus
untuk industri kehutanan (Gulci, 2020).

III. ALAT DAN BAHAN


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai
berikut:
1. microsoft excel;
2. alat tulis;
3. kalkulator;
4. laptop;
5. spesifikasi traktor;
6. grafik drawbar pull vs travel speed;
7. status kawasan hutan yang ditebang; dan
8. data acara V.

IV. CARA KERJA


Diperhatikan spesifikasi traktor yang akan digunakan untuk
1 kegiatan penyaradan, kemudian dihitung tahanan-tahanan
yang bekerja pada traktor tersebut.

Ditentukan beban maksimum yang dapat disarad oleh traktor


2 serta dipilih kecepatannya. Kemudian dihitung taksiran
produksi kegiatan penyaradan.

Pada praktikum ini, dilakukan pengukuran terhadap produktivitas traktor


berdasarkan tenaga yang dihasilkan oleh masing-masing traktor, dikurangi
oleh faktor lain-lain sehingga hasil akhir dari praktikum ini adalah nilai
beban total yang dapat dibawa oleh traktor. Langkah pertama yang
dilakukan adalah dihitung tenaga yang tersedia dari data beban operasi,
koefisien traksi, serta kelandaian medan. Kemudian dihitung tenaga yang
tersedia dengan mencari selisih dari tenaga traktor dan tenaga yang
tersedia. Langkah selanjutnya adalah menghitung beban tarik log,
kapasitas tarik, serta menghitung beban total yang dapat dibawa oleh
traktor dengan spesifikasi yang berbeda sehingga dapat dihitung nilai
kecepatan rata-rata traktor tanpa beban dan kecepatan traktor berbeban dan
taksiran produksinya.

V. HASIL
Hasil dari praktikum ini adalah perhitungan dari setiap jenis
pekerjaan pada masing-masing traktor yang diuji (Caterpillar 525B
Skidder, Ranger F67 Grapple Skidder, dan John Deere 540G Skidder)
serta penggambaran grafik drawbar pull dan travel speed. Grafik dan
perhitungan secara lengkap terlampir pada data.

Contoh perhitungan pada traktor John Deere 540G Skidder:


1. Tenaga yang tersedia
a. Tahanan kelandaian (Ws) : Berat operasi (Gd) × sin α
: 29.194 × 0,174
: 5069,485 N
b. FK alat : Berat operasi (Gd) × Koefisien
traksi (μ) × cos α
: 29.194 × 0,85 × 0,985
: 24.437,906
c. Traksi kritis (Fd) : Ws + FK alat
: 5069,485 + 24.437,906
: 29.507,391 N
d. Tenaga tersedia menarik log (T) : Tenaga traktor (N) – (Fd + Ws)
: 91.758 - (29.507,4 + 5.069,5)
: 5.181,124 N
2. Beban tarik log
a. Volume log : 2,9194
b. Massa : volume log × massa jenis (kg/m3)
: 2,9194 × 950
: 2.773,43 kg
c. Berat log : massa log × percepatan gravitasi (m/s2)
: 2.773,43 × 9,8
: 27.179,614 N
d. Beban tarik log : (berat log × cos α × μ) + (berat log × sin α)
: (27.179,614 × 0,985 × 2,9194) + (27.179,614 ×
0,174)
: 27.471,381 N
3. Kapasitas truk
T
a. Kapasitas tarik log :
Beban tarik log
5.181,124
:
27.471,381

: 2,08 N
b. Kapasitas tarik volume barang : jumlah barang (batang) × volume
log
: 2 × 2,9194
: 5,84 m3
4. Pemilihan kecepatan kerja
((beban tarik log × jumlah barang) + Ws)
a. Beban total :
percepatan gravitasi
((27.471,38 × 2) + 5.069,485)
:
9,8

: 6.123,7 N
: 6,12 × 103 kg
5. Mencari nilai rata-rata F dan R
a. Nilai F (km/jam) : F1 = 5,5; F2 = 7,9; F3 = 10
(3 × (F1 × F2 × F3)
b. F rata-rata :
(F1 × F2) + (F1 × F3) + (F2 × F3)
(3 × (5,5 × 7,9 × 10)
:
(5,5 × 7,9) + (5,5 × 10) + (7,9 × 10)

: 7,35 km/jam
: 122,43 m/menit
c. Nilai R (km/jam) : R1 = 6; R2 = 8,9; R3 = 12,8
(3 × (R1 × R2 × R3)
d. R rata-rata :
(R1 × R2) + (R1 × R3) + (R2 × R3)
(3 × (6 × 8,9 × 12,8)
:
(6 × 8,9) + (6 × 12,8) + (8,9 × 12,8)

: 8,4 km/jam
: 140 m/menit
6. Taksiran produktivitas traktor sarad (TP)
(kapasitas tarik volume barang × 60 × FK koreksi
:
((S/F) + (S/R) + CH + DCH + Z)
(5,84 × 60 × 1
:
((4,492) + (3,929) + 34 + 29 + 22)

: 3,75 m3/jam
7. Waktu sarad : TP × volume hutan (m3)
: 3,75 × 147.713,44
: 553.923,81 jam
Volume hutan
8. Waktu yang diperlukan untuk penebangan :
PK 2 (m3 /HOK)
147.713,44
: 26,25

: 5.627,19 HOK
VI. PEMBAHASAN
Proses pemindahan log kayu dari areal tebangan ke tempat
pengumpulan kayu, baik di tepi jalan maupun TPn (tempat penimbunan
sementara) melalui jalur yang sudah direncanakan. Pemindahan hasil
hutan (batang kayu) membutuhkan tenaga yang besar sehingga diperlukan
analisa beban dan tenaga. Tipe-tipe alat sarad berdasarkan tenaga manusia
dan mesin yang digunakan yaitu manual, semi mekanis, dana mekanis.
Tipe manual menggunakan komposisi tenaga manusia atau hewan 90-
100% contohnya sapi, kerbau, kuda dan manusia. Tipe semi mekanis
menggunakan komposisi tenaga manusia atau hewan 50-70% mesin 30-
50% contohnya buldoser, skidder, dan cable yarding. Tipe mekanis
menggunakan komposisi tenaga manusia 30% dan mesin 70% contohnya
forwarder.
Elemen kerja penyaradan bermuatan dan berjalan kosong
mempunyai waktu kerja yang paling tinggi dibandingkan dengan elemen
kerja lainnya dalam kegiatan penyaradan. Waktu perjalanan kosong cukup
tinggi pada petak pemanenan kayu konvensional karena saat traktor
menuju kayu yang akan di sarad, traktor harus membuat jalan sarad.
Tingginya waktu traktor berjalan kosong menuju tempat tebangan
dipengaruhi oleh jarak antara TPn dan kayu yang akan di sarad, kerapatan
tumbuhan bawah, kerapatan tegakan sepanjang jalan sarad serta
kemiringan jalan sarad yang dilalui. Apabila jarak tempuh semakin jauh,
vegetasi sepanjang jalan sarad rapat dan kemiringan jalannya naik maka
waktu yang dibutuhkan menuju ke tempat tebangan semakin besar.
Faktor-faktor yang memengaruhi pemilihan metode penyaradan antara
lain:
a. Ukuran dan karakter kayu
Ukuran kayu yang relatif kecil dapat menggunakan tenaga hewan atau
tenaga manusia, sedangkan kayu yang relatif besar lebih baik
menggunakan traktor, buldoser, kabel, atau forwarder.
b. Topografi
Pada topografi yang sangat relatif curam dan sulit untuk dijangkau
disarankan untuk menggunakan kabel, sedangkan pada topografi yang
cukup landai bisa digunakan tenaga binatang, traktor, buldoser, atau
forwarder.
c. Sistem pengelolaan atau sistem silvikultur
Mayoritas hutan yang dipanen kayunya, penyaradan dilakukan dengan
traktor, akan tetapi berdasarkan pertimbangan silvikultur dan
kebijaksanaan pengelolanya penyaradan dengan traktor dilarang
karena berpotensi mematikan anakan dan juga mempersulit regenerasi.
d. Pertimbangan iklim
Traktor hanya tepat dipakai pada waktu musim kemarau, sebab bila
dipakai di musim penghujan akan cepat merusakkan tanah. Dalam hal
ini penyaradan dengan hewan lebih fleksibel, bisa dipakai pada musim
kemarau atau pada musim penghujan.
e. Jarak ke jalan angkutan
Apabila jarak sarad dirasa sangat jauh, maka penyaradan biasanya
memakai dua sistem, mungkin traktor dengan kabel, mungkin traktor
dengan hewan dan lain sebagainya.
Faktor-faktor yang memengaruhi produktivitas traktor sarad antara
lain, jarak sarad, topografi, keadaan tanah, tumbuhan bawah, jenis kayu
dan ukuran kayu, posisi TPn kapasitas traktor, dan kelerengan. Semakin
pendek jarak sarad, maka produktivitas akan semakin tinggi. Semakin
besar kapasitas traktor, maka produktivitas juga semakin tinggi. Semakin
curam lereng jalan sarad, akan menyulitkan traktor sarad, maka
produktivitasnya akan menurun. Proses penyaradan juga harus
memperhatikan prinsip-prinsip dalam RIL yaitu jalur yang digunakan pada
proses penyaradan harus sependek mungkin, muatan dalam pengangkutan
sarad hutan seoptimal mungkin dan pemilihan dari metode sarad yang
digunakan harus setepat mungkin. Produktivitas dalam traktor sarad dapat
dinyatakan dengan parameter topografi yang ada, keadaan tanah, tanaman
bawah yang ada dalam kawasan, jenis kayu dan ukuran kayu yang akan di
sarad dan bahan pertimbangan lain adalah panjang jarak yang akan
ditempuh. Tenaga traktor sarad dipengaruhi oleh dua faktor seperti jenis
traktor yang akan digunakan dan kondisi tanah yang ada di kawasan lokasi
penyaradan. Tenaga yang ada dalam traktor tidak seluruhnya digunakan
untuk menggerakkan traktor tetapi juga digunakan dalam melewati faktor-
faktor penghambat seperti traksi antara roda penggerak dengan permukaan
tanah, topografi, tahanan gesek, dan tahanan gelinding.
Traktor atau alat sarad seiring dengan perkembangan industri dan
ilmu pengetahuan memiliki jenis yang beragam yang ditunjukkan melalui
spesifikasinya. Pada praktikum kali ini digunakan 3 jenis alat sarad atau
traktor sarad yaitu Caterpillar 525B Skidder, Ranger F67 Grapple
Skidder, dan John Deere 540G Skidder. Perhitungan produktivitas traktor
dilakukan dengan menganalisis kapasitas tarik traktor yang didasarkan
pada tenaga masing-masing traktor. Pada jenis Caterpillar 525B memiliki
kapasitas tenaga traktor sebesar 195 (145.470 N), jenis Ranger F67
Grapple sebesar 145 (108.170 N) dan jenis John Deere 540G sebesar 123
(91.758 N). Jarak sarad yang ditempuh sebesar 550 m dengan volume
tebangan HP sebesar 147.713,440 m3. Berdasarkan analisis perhitungan
jenis Caterpillar 525B memiliki tenaga yang tersedia untuk menarik log
sebesar 110.893,124 N, dengan kapasitas tarik log yang 4,04 m3 (hanya
dapat menarik 4 batang). Pada jenis Ranger F67 Grapple memiliki tenaga
tarik log yang sebesar 73.593,124 N dan kapasitas tarik log sebesar 2,68
m3 (dapat menarik 2 batang). Sedangkan pada jenis John Deere 540G
memiliki tenaga tarik yang tersedia untuk menarik log sebesar 57.181,124
N dengan kapasitas tarik log sebesar 2,08 m3 (dapat menarik 2 batang).
Berdasarkan hasil perhitungan taksiran produktivitas traktor sarad,
spesifikasi alat sarad yang paling besar adalah jenis Caterpillar 525B
dengan taksiran produktivitas sebesar 7,44 m3/jam. Sedangkan tipe Ranger
F67 Grapple dengan taksiran produktivitas sebesar 3,75 m3/jam dan John
Deere 540G memiliki taksiran produktivitas yaitu sebesar 3,75 m3/jam
dengan volume hutan adalah sebesar 147.713,44 m3. Waktu sarad yang
dibutuhkan untuk HP adalah 1.098.760,65 jam, pada alat Caterpillar 525B,
lalu 553.923,81 jam, dan pada alat Ranger F67 Grapple, dan 553.923,81
jam pada alat John Deere 540G. Kemudian untuk perhitungan PK1 pada
alat Caterpillar 525B, Ranger F67 Grapple dan John Deere 540G secara
berurutan adalah 7,44; 3,75; dan 3,75 m3/jam. Sedangkan pada PK2 pada
alat Caterpillar 525B, Ranger F67 dan John Deere 540G secara berurutan
adalah 52,07; 26,25; dan 26,25 m3/HOK, serta waktu yang diperlukan
untuk penebangan secara berurutan untuk penebangan dalam satuan HOK
adalah 2.836,87; 5.627,19; dan 5.627,19.

VII. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Penaksiran produktivitas traktor dilakukan dnegan dasar analisa beban
dan tenaga kerja serta pemilihan kecepatan traktor. Untuk
mendapatkan hasil-hasil tersebut diperlukan pengetahuan atau data
tentang alat sarad, faktor yang mempengaruhi produktivitas traktor
sarad, serta faktor penghambatnya. Dari data yang sudah ada,
dilakukan perhitungan secara kompleks, meliputi perhitungan untuk
mengetahui tenaga traktor yang tersedia, beban tarik log, kapasitas
tarik log, pemilihan kecepatan kerja, nilai R dan F, taksiran
produktivitas traktor sarad, dan waktu yang diperlukan untuk
melakukan penebangan dengan berbagai jenis traktor sarad.
2. Dari hasil perhitungan dan analisis yang telah dilakukan terhadap tiga
jenis traktor dengan merek yang berbeda yaitu Caterpillar 525B
Skidder, Ranger F67 Grapple Skidder, dan John Deere 540G Skidder,
di dapatkan hasil taksiran produktivitas sebagai berikut:
a. Caterpillar 525B : 7,44 m3/jam
b. Ranger F67 Grapple : 3,75 m3/jam
c. John Deere 540G : 3,75 m3/jam
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa traktor Caterpillar 525B
Skidder memiliki nilai produktivitas penyaradan tertinggi sehingga
bisa dianggap menjadi jenis traktor yang paling layak digukan pada
kegiatan penyaradan karena mendukung produktivitas dan efektivitas
penyaradan yang tinggi.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Fermana, J. S., Sadjati, E., & Ikhwan, M. (2019). Analisis Biaya
Pemanenan dan Produktivitas Produksi Kayu Ekaliptus (Studi
Kasus: HPHTI PT.PSPI Distrik Petapahan). Wahana Forestra:
Jurnal Kehutanan, 14(2), 38-55.
Gulci, S. (2020). Productivity of a Farm Tractor with Single Drum Winch
During Whole-Tree Timber Extraction. Izvorni znanstveni članci -
Original scientific Papers, 1(2), 35-43.
Gülci, S., Büyüksakallı, H., Taş, İ., & Akay, A. (2018). Productivity
Analysis of Timber Skidding Operation with Farm Tractor.
European Journal of Forest Engineering, 4(1), 26-32.
Hermudananto, & Supriyatno, N. (2019). Evaluasi Produktivitas Kayu
dalam Pengelolaan Hutan Rakyat Lestari Skema Forest
Stewardship Council di Jawa Timur. Jurnal Silva Tropika, 3(31),
175-184.
Suhartana, S., & Yuniawati. (2019). Teknik Penyaradan RIL Guna
Meningkatkan Produktivitas serta Meminimalkan Biaya Produksi
dan Kerusakan Lingkungan (Studi Kasus di PT INHUTANI II
Malinau). Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, 8(2), 113-123.
Tindit, A., Gandaseca, S., Nyangon, L., & Pazi, A. (2017). Productivity
and Cost Analysis of Forest Harvesting Operation in Matang
Mangrove Forest, Peak Malaysia. Forest and Society, 1(1), 60-67.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil tangkapan layar halaman judul dan bagian yang disitasi dari
jurnal Analisis Biaya Pemanenan dan Produktivitas Produksi Kayu
Ekaliptus (Studi Kasus: HPHTI PT.PSPI Distrik Petapahan)

Lampiran 2. Hasil tangkapan layar halaman judul dan bagian yang disitasi dari
jurnal Productivity of a Farm Tractor with Single Drum Winch
During Whole-Tree Timber Extraction.
Lampiran 3. Hasil tangkapan layar halaman judul dan bagian yang disitasi dari
jurnal Productivity Analysis of Timber Skidding Operation with
Farm Tractor.

Lampiran 4. Hasil tangkapan layar halaman judul dan bagian yang disitasi dari
jurnal Evaluasi Produktivitas Kayu dalam Pengelolaan Hutan Rakyat
Lestari Skema Forest Stewardship Council di Jawa Timur.
Lampiran 5. Hasil tangkapan layar halaman judul dan bagian yang disitasi dari
jurnal Teknik Penyaradan RIL Guna Meningkatkan Produktivitas
serta Meminimalkan Biaya Produksi dan Kerusakan Lingkungan
(Studi Kasus di PT INHUTANI II Malinau).

Lampiran 6. Hasil tangkapan layar halaman judul dan bagian yang disitasi dari
jurnal Productivity and Cost Analysis of Forest Harvesting
Operation in Matang Mangrove Forest, Peak Malaysia.

Anda mungkin juga menyukai