KEPERAWATAN
DENGAN APPENDICITIS
Fitri Suciana, S.Kep.Ns.,M.Kep.
disampaikan pada acara webinar manajemen asuhan keperawatan pada pasien dengan
appendicitis
Nama Lengkap : Fitri Suciana ,S.Kep.,Ns.,M.Kep
NPP : 129.166
NIDN : 0518068301
SINTA ID : 6119195
SCOPUS ID : 57210968979
CURRICULUM Tempat dan Tanggal Lahir :Yogyakarta, 18 Juni 1983
disampaikan pada acara webinar manajemen asuhan keperawatan pada pasien dengan
appendicitis
Publikasi Jumlah artikel Tahun
S3 1 2020
Curriculum S4 1 2021
vitae
S5 2 2020 dan 2022
disampaikan pada acara webinar manajemen asuhan keperawatan pada pasien dengan
appendicitis
1. Anatomi appendiks
2. Fisiologi appendiks dan patofisiologi
OUTLINE 3. Pengkajian
4. Diagnosa
5. Intervensi
6. Implementasi dan Evaluasi
disampaikan pada acara webinar manajemen asuhan keperawatan pada pasien dengan
appendicitis
Appendix adalah suatu lubang kecil yang buntu berasal dari
caecum pada pertemuan tiga ataenia coli (bagian distal
ileocaecal junction) yang merupakan bagian dari usus besar
dan bentuknya seperti cacing. Dalam Bahasa latin disebit
dengan appendix vermiformis .
Appendix ini terletak di titik Mc Bourney atau sepertiga dari
garis yang ditarik dari spina iliaca anterior superior .
Appendiks memiliki Panjang sekitar 8-10 cm , yang
berpangkal pada sekum.
ANATOMI Appendiks ditutupi seluruhnya oleh peritoneum, yang
APPENDIKS melekat pada lapisan bawah mesenterium intestinum tenue
(Right Lower Quadran)
disampaikan pada acara webinar manajemen asuhan keperawatan pada pasien dengan
appendicitis
Appendiks secara normal menghasilkan lender 1-2 ml per hari yang
dialirkan ke dalam lumen dan caecum
FISIOLOGI Gut Associated Lymphoid Tissue (GALT) menghasilkan
immunoglobulin sekretoar yang terdapat dipanjang saluran cerna
APPENDIX yaitu IgA. Immunoglobulin tersebut sangat efektif sebagai
pelindung terhadap infeksi.
Pengangkatan appendix tidak mempengaruhi system imun karena
jumlah limfe sangat kecil dibandingkan dengan jumlah jaringan
limfe di seluruh saluran cerna (Schwartz, 2000).
disampaikan pada acara webinar manajemen asuhan keperawatan pada pasien dengan
appendicitis
Appendicitis merupakan
peradangan pada appendix
vermiformis dan merupakan
penyebab abdomen akut.
Apabila terjadi inflamasi,
maka akan terdapat
PATOLOGI akumulasi eksudat purulent
dalam lumen dan terjadi
APPENDIX obstruksi.
Obstruksi akan
menyebabkan gangrene
pada awal penyakit karena
aktivitas bakteri meningkat
pada appendix yang
mengalami perforasi.
disampaikan pada acara webinar manajemen asuhan keperawatan pada pasien dengan
appendicitis
Appendicitis akut :
Adalah peradangan pada usus buntu atau umbai cacing sekaligus
nyeri perut kanan bawah secara tiba tiba
KLASIFIKASI Penyebabnya meliputi hyperplasia jaringan lymphoid, fecalit, tumor
appendix dan cacing askaris ., konstipasi, erosi mukosa appendix
APPENDICITIS karena parasit E. histolytica
• Appendicitis kronis
Adalah peradangan pada usus buntu yang sudah dirasakan selama
lebih dari 2 minggu .
Penegakan diagnosis appendicitis kronis jika riwayat nyeri perut
sebelah kanan bawah lebih dari 2 minggu, radang kronik, appendix
secara makroskopik dan mikroskopik
disampaikan pada acara webinar manajemen asuhan keperawatan pada pasien dengan
appendicitis
Nyeri abdomen yang bergelombang
(visceral)
Nyeri dirasakan mulai dari epigastrium,
MANIFESTASI atau daerah perumbilikal, pindah ke
kuadran kanan bawah.
KLINIS
Muntah
Anoreksia
Lidah kotor
Halitosis (napas berbau)
Leukositosis ringan (10.000 – 18.000)
disampaikan pada acara webinar manajemen asuhan keperawatan pada pasien dengan
appendicitis
Pembedahan (konvensional atau laparaskopi)
Berikan obat antibiotic dan cairan IV sampai tindakan
PENATALAKSANAAN pembedahan dilakukan
Pemberian analgesic
Operasi appendiktomi
disampaikan pada acara webinar manajemen asuhan keperawatan pada pasien dengan
appendicitis
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor HK.01.-
7/MENKES/1128/2022 tentang Standar akreditasi Rumah Sakit.
Tujuan pengkajian adalah menentukan perawatan, pengobatan
dan pelayanan yang akan memenuhi kebutuhan awal dan
PENGKAJIAN kebutuhan berkelanjutan pasien.
PADA PASIEN Pengkajian terdiri dari 3 proses utama :
a. Mengumpulkan informasi dan data terkait keadaan fisik,
psikologis, status sosial dan riwayat kesehatan pasien
b. Menganalisa data dan informasi termasuk hasil laboratorium,
pencitraan diagnostik dan pemantauan fisiologis.
c. Membuat rencana perawatan untuk memenuhi kebutuhan
pasien yang telah teridentifikasi.
disampaikan pada acara webinar manajemen asuhan keperawatan pada pasien dengan
appendicitis
Asuhan pasien di Rumah Sakit diberikan dilaksanakan
berdasarkan konsep pelayanan berfokus pada pasien
(Patient/Person Centered Care) .
Menggunakan asuhan pasien terintegrasi yang bersifat integrasi
PENGKAJIAN horizontal dan vertikal.
disampaikan pada acara webinar manajemen asuhan keperawatan pada pasien dengan
appendicitis
Isi minimal pengkajian awal antara lain :
1. Keluhan saat ini
2. Status fisik
3. Psiko-sosio-spiritual
4. Ekonomi
STANDAR 5. Riwayat Kesehatan pasien
6. Riwayat alergi
PENGKAJIAN 7. Riwayat penggunaan obat
PASIEN 8. Pengkajian nyeri
9. Resiko jatuh
10. Pengkajian fungsional
11. Resiko nutrisional
12. Kebutuhan edukasi
13. Perencanaan pemulangan pasien (Discharge Planning)
disampaikan pada acara webinar manajemen asuhan keperawatan pada pasien dengan
appendicitis
Kelompok tertentu dengan resiko jatuh, nyeri dan status nutrisi
maka dilakukan skrining sebagai bagian dari pengkajian awal dan
PENGKAJIAN dilanjutkan dengan pengkajian lanjutan.
disampaikan pada acara webinar manajemen asuhan keperawatan pada pasien dengan
appendicitis
Pengkajian awal medis dan keperawatan dilaksanakan dan
didokumentasikan dalam waktu 24 jam pertama sejak pasien
masuk rawat inap, atau lebih awal jika diperlukan sesuai dengan
kondisi pasien.
ELEMEN PP Pengkajian awal keperawatan menghasilkan diagnosis
keperawatan untuk menentukan kebutuhan asuhan keperawatan,
1.1 intervensi atau pemantauan pasien yang spesifik.
Sebelum pembedahan pada kondisi mendesak, minimal terdapat
catatan singkat dan diagnosis pra operasi yang didokumentasikan
dalam rekam medis.
disampaikan pada acara webinar manajemen asuhan keperawatan pada pasien dengan
appendicitis
Standart PP 2 : RS melakukan pengkajian ulang bagi semua pasien
dengan interval waktu yang ditentukan kemudian dibuat rencana
asuhan lanjutan
Maksud dan tujuan PP2 : Pengkajian ulang dilakukan oleh semua
PPA untuk menilai asuhan yang diberikan berjalan dengan efektif,
PENGKAJIAN pengkajian ulang dilakukan dalam jangka waktu yang didasarkan
dari kebutuhan dan rencana asuhan digunakan sebagai dasar
ULANG rencana pasien pulang sesuai dengan regulasi RS, hasil pengkajian
PASIEN ulang dicatat dalam rekam medis pasien/CPPT sebagai informasi
digunakan oleh PPA
Perawat melakukan pengkajian ulang minimal satu kali pershift
atau sesuai perkembangan pasien dan setiap hari DPJD akan
mengkoordinasi dan melakukan verifikasi ulang perawat untuk
asuhan keperawatan selanjutnya.
disampaikan pada acara webinar manajemen asuhan keperawatan pada pasien dengan
appendicitis
Elemen penilaian PP2 :
1. Rumah sakit melaksanakan pengkajian ulang oleh
DPJP, perawat dan PPA lainnya menentukan rencana
PENGKAJIAN asuhan lanjutan
ULANG 2. Terdapat bukti pelaksanaan pengkajian ulang medis
dilaksanakan minimal satu kali sehari, termasuk akhir
minggu/libur untuk pasien akut
3. Terdapat bukti pelaksanaan pengkajian ulang oleh
perawat minimal satu kali per shift atau sesuai
dengan perubahan kondisi pasien
4. Terdapat bukti pengkajian ulang oleh PPA lainnya
dilaksanakan dengan interval sesuai regulasi rumah
sakit
disampaikan pada acara webinar manajemen asuhan keperawatan pada pasien dengan
appendicitis
Keluhan nyeri abdomen berat
Nyeri yang dirasakan adalah lepas tekan (nyeri
tajam setelah palpasi dalam pada perut kemudian
dilepaskan)
PENGKAJIAN Nyeri dirasakan di awal pada epigastrium
PADA PASIEN Nyeri bertambah berat dan semakin sering
APPENDICITIS Klien sering menyembunyikan atau melindungi
bagian yang sakit dengan berbaring dan
menekukkan tungkai bawah
Mual sampai muntah
disampaikan pada acara webinar manajemen asuhan keperawatan pada pasien dengan
appendicitis
P (provoing incident) : mengetahui bagaimana rasa nyeri
dirasakan secara subyektif
Q (quality of pain ) : bagaimana rasa nyeri dirasakan secara
subyektif
KAJI NYERI R (region) : untuk mengidentifikasi letak nyeri
S (severity) of pain : menentukan skala nyeri yang dirasakan
T (time) : mendeteksi waktu berapa lama nyeri berlangsung
disampaikan pada acara webinar manajemen asuhan keperawatan pada pasien dengan
appendicitis
Inspeksi : Menahan nyeri , meringis kesakitan ,
adanya pembengkakan (swelling) , distensi abdomen
Palpasi :
1. Dengan palpasi Mc Burney: kaji adanya nyeri
tekan , nyeri lepas, defans muskuler local, defans
muskuler adanya rangsangan peritoneum lokal
Pemeriksaan 2. Rovsing sign : perut kiri bawah ditekan akan
terasa nyeri di perut kanan bawah
Fisik 3. Psoas sign : rangsangan muskulus psoas oleh
peradangan
4. Obturator sign : nyeri jika panggul dan lutut
difleksikan kemudian dirotasikan ke arah dalam
dan luar secara pasif.
• Perkusi : ditemukan bunyi tympani
• Auskultasi : seringnya normal
• Perubahan tanda tanda vital (TD meningkat, pola
nafas meningkat, nadi meningkat)
disampaikan pada acara webinar manajemen asuhan keperawatan pada pasien dengan
appendicitis
Laboratorium :
Leukositosis
Radiologi :
Appendicogram ,
USG , CT Scan
disampaikan pada acara webinar manajemen asuhan keperawatan pada pasien dengan
appendicitis
Melakukan analisa data :
1. Bandingkan dengan nilai normal
2. Kelompokkan data
PROSES • Identifikasi masalah :
PENEGAKAN Masalah aktual, resiko, dan/atau promosi Kesehatan
disampaikan pada acara webinar manajemen asuhan keperawatan pada pasien dengan
appendicitis
Problem : Nyeri akut
Etiologi :
1. Agen pencedera fisiologis (mis.
inflamasi, iskemia,neoplasma)
Diagnosa 2. Agen pencedera kimiawi (mis.
Terbakar, bahan kimia iritan)
Keperawatan 3. Agen pencedera fisik
(mis.abses,amputasi,terbakar,
terpotong,mengangkat
berat,prosedur
operasi,trauma,Latihan fisik
berlebih)
disampaikan pada acara webinar manajemen asuhan keperawatan pada pasien dengan
appendicitis
Gejala Mayor :
Subyektif : mengeluh nyeri
Obyektif : tampak meringis, bersikap protektif, gelisah, frekuensi
DIAGNOSA nadi meningkat, sulit tidur
KEPERAWATAN Gejala dan tanda minor :
(tanda dan Subyektif : -
gejala) Obyektif : tekanan darah meningkat, pola nafas berubah , nafsu
makan berubah, proses berpikir terganggu, menarik diri, berfokus
pada diri sendiri, diaphoresis.
disampaikan pada acara webinar manajemen asuhan keperawatan pada pasien dengan
appendicitis
KRITERIA HASIL (SDKI) :
1. Keluhan nyeri menurun
2. Meringis menurun
3. Sikap protektif menurun
4. Gelisah menurun
INTERVENSI 5. Kesulitan tidur menurun
KEPERAWATAN 6. Menarik diri menurun
7. Frekuensi nadi membaik
8. Pola nafas membaik
9. Tekanan darah membaik
10. Ketegangan otot menurun
disampaikan pada acara webinar manajemen asuhan keperawatan pada pasien dengan
appendicitis
Observasi :
Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas ,
intensitas nyeri
Identifikasi skala nyeri
Identifikasi respon nyeri non verbal
Identifikasi factor yang memperberat dan memperingan
MANAJEMEN nyeri
Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
NYERI Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
Edukasi
Ajarkan teknik non farmakologi untuk mengurangi nyeri
Jelaskan efek terapi dan efek samping obat
Kolaborasi :
Kolaborasi dalam pemberian analgetik
disampaikan pada acara webinar manajemen asuhan keperawatan pada pasien dengan
appendicitis
Problem : Resiko deficit nutrisi
Faktor resiko : Ketidakmampuan
mencerna makanan,
Diagnosa
ketidakmampuan mengabsorbsi
Keperawatan
nutrient , peningkatan kebutuhan
metabolism.
Kondisi klinis terkait : infeksi
disampaikan pada acara webinar manajemen asuhan keperawatan pada pasien dengan
appendicitis
Observasi :
1. Identifikasi status nutrisi
2. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
3. Identifikasi makanan yang disukai
4. Monitor asupan makanan
Terapeutik :
1. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
INTERVENSI 2. Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
disampaikan pada acara webinar manajemen asuhan keperawatan pada pasien dengan
appendicitis
Problem : Resiko Hipovolemia
DIAGNOSA Faktor resiko : kehilangan
KEPERAWATAN cairan secara aktif,
kekurangan intake cairan
disampaikan pada acara webinar manajemen asuhan keperawatan pada pasien dengan
appendicitis
Observasi :
1. Monitor status hidrasi (frekuensi nadi, kekuatan
nadi, akral, pengisian kapiler, kelembapan mukosa,
turgor kulit, tekanan darah)
2. Monitor status hemodinamik
INTERVENSI Terapeutik :
1. Catat intake-output dan hitung balance cairan
KEPERAWATAN dalam 24 jam
2. Berikan asupan cairan, sesuai kebutuhan
3. Berikan cairan intravena jika perlu
disampaikan pada acara webinar manajemen asuhan keperawatan pada pasien dengan
appendicitis
Problem : Resiko Infeksi
Diagnosa Faktor resiko : prosedur invasive,
Keperawatan ketidakadekuatan pertahanan tubuh
primer (kerusakan integritas kulit),
ketidakadekuatan pertahanan tubuh
sekunder (immunosupresi, supresi
respon inflamasi)
disampaikan pada acara webinar manajemen asuhan keperawatan pada pasien dengan
appendicitis
Observasi :
Monitor tanda dan gejala infeksi local dan sistemik
Terapeutik :
1. Batasi jumlah pengunjung
2. Berikan perawatan kulit pada area edema
3. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien
4. Pertahankan teknik aspetik pada pasien resiko tinggi
Intervensi Edukasi :
Keperawatan 1.
2.
Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
3. Ajarkan etika batuk
4. Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi
5. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
6. Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi :
Pemberian antibiotic
disampaikan pada acara webinar manajemen asuhan keperawatan pada pasien dengan
appendicitis
Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada
kebutuhn klien, faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan
keperawatan, strategi implementasi keperawatan dan kegiatan
komunikasi (Dinarti & Mulyanti, 2017)
Implementasi Perawat harus melakukan tindakan keperawatan yang ada di
dalam rencana keperawatan
Keperawatan Tindakan dan respon pasien dicatat dalam format tindakan
keperawatan
Yang didokumentasikan adalah tanggal dilakukan tindakan, waktu
implementasi, respon, paraf dan nama terang (Dinarti, dkk, 2013)
disampaikan pada acara webinar manajemen asuhan keperawatan pada pasien dengan
appendicitis
Evaluasi didokumentasikan sesuai hasil implementasi
keperawatan yang telah dilakukan
Evaluasi dilakukan dari setiap diagnose yang meliputi
subyektif, (S), obyektif (O), analisa permasalahan atau
assessment (A), serta perencanaan (P) berdasarkan analisa
data yang didapatkan.
Evaluasi Subyektif berisi data pasien yang didapat dari hasil
anamnesis setelah tindakan
Keperawatan Obyektif didapat berupa pengamatan, penilaian,
pengukuran yang dilakukan setelah tindakan
Asessment berisi analisa yang membandingkan antara
informasi ssubyektif dan obyektif dengan tujuan dan kriteria
hasil kemudian disimpulkan
Planning merupakan perencanaan yang ditetapkan untuk
mengatasi masalah keperawatan
disampaikan pada acara webinar manajemen asuhan keperawatan pada pasien dengan
appendicitis
Evaluasi terdiri dari :
1. Evaluasi formatif (evaluasi proses) :
respon yang segera timbul setelah
Evaluasi
diberikan tindakan keperawatan
Keperawatan
2. Evaluasi sumatif (evaluasi hasil)
dilakukan setelah perawat melakukan
serangkaian tindakan keperawatan
disampaikan pada acara webinar manajemen asuhan keperawatan pada pasien dengan
appendicitis
disampaikan pada acara webinar manajemen asuhan keperawatan pada pasien dengan
appendicitis