I. PENDAHALUAN …………………………………………………………………………………. 3
1. Latar Belakang ……………………………………………………………………………….. 3
2. Tujuan Penyusunan Pedoman Good Corporate Governance ………………………. 3
3. Visi & Misi, Nilai & Motto Perusahaan …………………………………………………… 4
4. Prinsip- prinsip Good Corporate Governance …………………………………………. 4
5. Dasar Hukum …………………………………………………………………………………. 5
C. DIREKSI ………………………………………………………………………………………… 15
1. Tugas, Wewenang dan Kewajiban Direksi ……………………………………………… 15
2. Hak Direksi ……………………………………………………………………………………. 17
3. Ketentuan Jabatan Direksi …………….. ..………………………………………. 17
4. Pemilihan dan Pengangkatan Direksi …………………………………………………… 21
5. Rapat Direksi ………..…………………………………………………………………….. 21
6. Rapat Dinas dan Rapat Kerja …………………………………………….………….. 22
7. Organ Pendukung Direksi ……….…………………………………………………….. 23
1
E. PENGELOLAAAN DAN KETERBUKAAN INFORMASI..............................................................31
1. Pengelolaan Informasi......................................................................................................................31
2. Keterbukaaan Informasi …………………..……………………………………………… 31
3. Kebijakan Kerahasian Informasi ……………..…………………………………………. 32
V. PENUTUP.................................................................................................................................................... 38
2
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
3
c. Menjadi acuan pengelolaan perusahaan dalam membuat keputusan dan
menjalankan tindakan dengan dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan
terhadap peraturan perundang-undangan, serta kesadaran akan adanya
tanggung jawab sosial Perusahaan terhadap Pemangku Kepentingan maupun
kelestarian lingkungan di sekitar Perusahaan;
a. Visi :
b. Misi :
c. Tata Nilai
d. Motto :
4
Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta melaksanakan
tanggung jawab sosial antara lain kepedulian terhadap masyarakat
kelestarian lingkungan terutama disekitar Perusahaan sehingga terpelihara
kesinambungan Perusahaan;
d. Ketidak-berpihakan (independent), yaitu keadaan di mana perusahaan
dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan
pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat;
e. Kewajaran dan kesetaraan (fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam
memenuhi hak-hak Pemangku Kepentingan (stakeholders) yang timbul
berdasarkan perjanjian dan peraturan perundangundangan.
5. Dasar Hukum
5
BAB II
PANDUAN BAGI PEMEGANG SAHAM
A. PEMEGANG SAHAM
1. HAK-HAK PEMEGANG SAHAM
6
d. Hasil keputusan RUPS dituangkan di dalam sebuah risalah yang
mendukung maupun yang tidak mendukung usulan yang diajukan dan
harus disimpan oleh Direksi sebagaimana mestinya.
7
5. AKUNTABILITAS PEMEGANG SAHAM
B. DEWAN KOMISARIS
8
(1) Melihat buku-buku, surat-surat serta dokumen-dokumen lainnya,
memeriksa kas untuk keperluan verifikasi dan lain-lain surat
berharga dan memeriksa kekayaan Perseroan, memasuki
pekarangan, gedung, kantor yang dipergunakan oleh Perseroan,
meminta penjelasan dari Direksi dan/atau pejabat lainnya mengenai
segala kebijakan dan tindakan yang telah dan akan dijalankan oleh
Direksi, meminta Direksi dan /atau pejabat lainnya di bawah Direksi
dengan sepengetahuan Direksi untuk menghadiri rapat Dewan
Komisaris, mengangkat dan memberhentikan Sekretaris Dewan
Komisaris jika dianggap perlu, memberhentikan sementara anggota
Direksi sesuai dengan ketentuan Anggran Dasar, membentuk komite-
komite lain selain komite Audit jika dianggap perlu dengan
memperhatikan kemampuan Perseroan, menggunakan tenaga ahli
untuk hal-hal tertentu dan dalam jangka waktu tertentu. Jika
dianggap perlu melakukan tindakan pengurusan Perseroan dalam
keadaan tertentu untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan
ketentuan Anggaran Dasar ini, menghadiri rapat Direksi dan
memberikan pandangan-pandangan terhadap hal-hal yang
dibicarakan, melaksanakan kewenangan pengawasan lainnya
sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan perundang-
undangan, Anggaran Dasar dan/atau Keputusan RUPS.
(2) Memberikan persetujuan tertulis atas perbuatan-perbuatan Direksi
sebagai berikut
Menerima atau memberikan pinjaman jangka pendek dibawah
jumlah yang ditentukan oleh RUPS.
Mengagunkan aktiva untuk keperluan kredit jangka pendek.
Melepaskan dan menghapus aktiva bergerak, menghapuskan
piutang macet dan persediaan barang mati di bawah nilai yang
ditentukan oleh RUPS.
Kerjasama operasi atau kontrak manajemen untuk jangka waktu
3 (tiga) s/d 5 (lima) tahun.
Perubahan struktur organisasi.
Memberikan ijin perjalanan Direksi ke luar negeri.
(3) Memberikan saran dan pendapat tertulis atas perbuatan-perbuatan
Direksi sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar untuk kemudian
dimintakan persetujuannya kepada RUPS meliputi :
Pengambilan atau pelepasan sebagian atau seluruh saham
perusahaan lain.
Pendirian perusahaan baru.
9
Penerimaan atau pemberian pinjaman jangka menengah atau
jangka panjang.
Pemberian pinjaman jangka pendek yang tidak bersifat
operasional yang melebihi jumlah yang telah ditetapkan RUPS.
Pelepasan dan atau penghapusan aktiva tetap.
Pengagunan aktiva tetap dalam rangka penarikan kredit jangka
panjang.
Kerjasama atau perjanjian dengan pihak lain yaitu KSO (Kerja
Sama Operasional), kontrak manajemen, kerjasama lisensi, BOT
(Build Operate and Transfer), BOO (Build Own and Operate) dan
perjanjian lain yang mempunyai dampak keuangan bagi
perusahaan.atau 3 (tiga) sampai dengan 5 (lima) tahun atau
satu siklus usaha.
Pengikatan perusahaan sebagai penjamin untuk suatu nilai yang
melebihi jumlah yang ditetapkan oleh RUPS.
Penghapusan piutang macet, persediaan barang mati melebihi
nilai yang ditetapkan RUPS.
Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan.
(4) Memberikan penilaian atas kinerja Direksi atas hasil pelaksanaan
antara lain:
Kinerja keuangan.
Kinerja operasi.
Penanganan resiko usaha.
Penerapan strategi jangka panjang perusahaan.
Implementasi prinsip-prinsip Good Corporate Governance.
Melaksanakan kewenangan pengawasan lainnya sepanjang tidak
bertentangan dengan ketentuan Anggaran Dasar untuk
kemudian dimintakan persetujuannya kepada RUPS.
10
Dewan Komisaris dan dibantu oleh staf sekretariat Dewan
Komisaris.
11
(4) Mengajukan calon Auditor Eksternal kepada RUPS disertai dengan
alasan pencalonan tersebut dan besarnya honorarium yang
diusulkan untuk Auditor Eksternal tersebut.
(1) Dewan Komisaris dipilih dan diangkat oleh RUPS. Tata Cara
pencalonan, pengangkatan, penggantian dan pemberhentian anggota
Dewan Komisaris diatur dalam Anggran Dasar atau oleh RUPS.
(2) Pengangkatan anggota Dewan Komisaris tidak bertentangan dengan
pengangkatan Anggota Direksi kecuali pengangkatan untuk pertama
kalinya pada waktu pendirian perusahaan.
(3) Lama masa jabatan anggota Dewan Komisaris untuk masa jabatan
selama 5 (lima) tahun dengan tidak mengurangi hak RUPS untuk
memberhentikan sewaktu-waktu. Komisaris dapat diangkat kembali
untuk 1 (satu) kali masa jabatan.
(4) Dalam komposisi Dewan Komisaris paling sedikitnya diatur sesuai
dalam Anggaran Dasar Perseroan atau oleh RUPS merupakan anggota
Dewan Komisaris Independen yang ditetapkan dalam keputusan
pengangkatannya.
(5) Anggota Komisaris, terkecuali dengan ijin RUPS tidak diperkenankan
merangkap jabatan lain pada usaha swasta/ milik negara lainnya yang
dapat menimbulkan perbenturan kepentingan secara langsung
maupun secara tidak langsung dengan kepentingan perusahaan dan
tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
(6) Antara anggota Komisaris dengan anggota Direksi tidak boleh ada
hubungan darah.
(7) Dalam hal terjadi kekosongan jabatan Komisaris oleh suatu sebab
maka pengisian jabatan tersebut dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan dalam Anggaran Dasar Perusahaan.
(8) Program Pengenalan dilakukan oleh Komisaris Utama atau bilamana
berhalangan digantikan oleh Direktur Utama wajib memberikan
program pengenalan perusahaan bagi anggota Komisaris yang baru
meliputi hal-hal sebagai berikut :
Pelaksanaan prinsip-prinsip Good Corporate Governance.
Gambaran lengkap mengenai perusahaan
12
Keterangan yang berkaitan dengan tugas dan kewenangan.
Keterangan mengenai sistim Audit.
Tanggung jawab Komisaris dan Direksi.
Program pengenalan tersebut dapat dilaksanakan dalam bentuk
presentasi, pertemuan, kunjungan ke unit usaha dan program lain
yang dianggap sesuai dengan Perseroan.
13
(3) Tugas dari Sekretariat Dewan Komisaris adalah untuk
melaksanakan kegiatan tata administrasi dan kesekretariat Dewan
Komisaris; menyusun mempersiapkan dan mengkoordinasikan
laporan yang dibuat dan/atau harus ditelaah Dewan Komisaris;
serta sebagai penghubung (liasion officer) Dewan Komisaris dengan
pihak lain.
(4) Sekretaris Dewan Komisaris wajib memastikan dokumen
penyelenggaraan kegiataan tugas Dewan Komisaris diatas
tersimpan dengan baik di Perseroan.
b. Komite Audit
c. Komite Lainnya
14
C. DIREKSI
a. Tugas Direksi
15
b. Program Pengenalan Bagi Anggota Direksi
Perseroan memberikan program pengenalan bagi Direksi yang baru
diangkat agar komisaris tersebut dapat bekerja dengan optimal untuk
kepentingan Perseroan. Sekretaris Perusahaan bertanggungjawab
terhadap penyelenggaraan program ini.
Program pengenalan yang diberikan kepada Direksi antara lain.
a. Pelaksanaan prinsip-prinsip Good Corporate Governance oleh
Perseroan.
b. Gambaran mengenai Perseroan berkaitan dengan tyujuan, sifat,
rencana jangka pendek dan jangka panjang, posisi kompetitif, resiko
dan masalah.
c. Keterangan berkaitan dengan kewenangan yang didelegasikan Audit
Internal dan Eksternal, sistem dan kebijakan pengendalian intern
termasuk komite Audit.
d. Keterangan mengenai tugas dan tanggungjawab Direksi dan hal –
hal yang tidak diperbolehkan.
e. Program pengenalan tersebut dapat dilaksanakan dalam bentuk
presentasi, pertemuan, kunjungan ke unit usaha dan program lain
yang dianggap sesuai dengan Perseroan.
c. Wewenang Direksi
d. Kewajiban Direksi
16
Kewajiban Direksi adalah untuk mengusahakan menjamin terlaksananya
usaha dan kegiatan Perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan serta
kegiatan usahanya dengan senantiasa menyiapkan rencana kerja
Perseroan serta memberikan tanggung jawab atas segala rencana yang
dijalankan kepada RUPS termasuk menyiapkan laporan-laporan mengenai
kegiatan laporan; menyiapkan laporan keuangan Perseroan menyerahkan
kepada Akuntan Publik Melaksanakan Good Corporate Governance dan
memastikan agar informasi mengenai perusahaan diberikan kepada
Komisaris secara tepat waktu dan lengkap menyampaikan hasil
penerapannya dalam Laporan Tahunan Perusahaan dengan tetap
memperhatikan azaz transparansi dan keseimbangan informasi dan
komunikasi dengan pemegang saham perseroan.
2. Hak Direksi
17
a. Setiap anggota Direksi harus orang berwatak baik dan mempunyai
kemampuan untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai
dengan jabatan yang didudukinya.
b. Komposisi Direksi harus sedemikian rupa sehingga memungkinkan
pengambilan putusan yang efektif, tepat dan cepat serta dapat bertindak
independen dalam arti tidak mempunyai kepentingan yang dapat
mengganggu kemampuannya untuk melaksanakan tugasnya secara
mandiri dan kritis.
c. Anggota Direksi tidak diperkenankan merangkap jabatan lain yang dapat
menimbulkan benturan kepentingan secara langsung ataupun tidak
langsung dengan perusahaan dan/atau yang bertentangan dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku bagi anggota Direksi antara
lain sebagai :
(1) Anggota Direksi atau Komisaris pada BUMN lainnya atau
(2) Anggota Direksi pada perusahaan swasta atau jabatan lain yang
berhubungan dengan pengelolaan perusahaan, atau
(3) Pejabat struktural dan/atau pejabat fungsional instansi/lembaga
pemerintah pusat dan/atau daerah.
d. Masa Jabatan Direksi.
(1) Anggota Direksi diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham
untuk masa jabatan selama 5 (lima) tahun. Bilamana sebelum
masa jabatan Direksi berakhir, terdapat penggantian anggota
Direksi, maka anggota baru tersebut mempunyai jabatan selama
sisa jabatan Direksi.
(2) Pengangkatan menjadi Direksi dikukuhkan melalui Perjanjian
Penunjukan sebagai anggota Direksi yang ditandatangani oleh
anggota Direksi yang bersangkutan dan kuasa pemegang
saham/pemilik modal Perjanjian penunjukkan ini memuat
persyaratan penunjukkan dan pemberhentian, termasuk peran dan
tanggung jawab.
(3) Jabatan anggota Direksi berakhir apabila masa jabatannya
berakhir, mengundurkan diri, tidak lagi memenuhi persyaratan
perundang-undangan, meninggal dunia atau diberhentikan
berdasarkan keputusan RUPS.
e. Sistem remunerasi Direksi.
Remunerasi anggota Direksi ditetapkan oleh RUPS.
f. Pembagian tugas antar Direksi ditetapkan sebagai berikut :
Direktur Utama :
18
(1) Pembuat kebijakan umum perusahaan dan pengambil keputusan strategis
perusahaan serta koordinator Direksi.
(2) Bertanggung jawab atas kepengurusan perusahaan yang berkaitan
dengan pembinaan :
Kegiatan operasional dan usaha.
Kegiatan keuangan.
Kegiatan Personalia dan umum.
Kegiatan Teknik.
Kegiatan Internal Audit dan Sekretaris perusahaan.
Kegiatan operasional cabang/unit.
Kegiatan kerjasama usaha / manajemen / operasi dengan pihak
ketiga.
(3) Menetapkan peraturan-peraturan tentang pembinaan operasional dan
usaha, keuangan, personalia dan umum, teknik, Internal Audit dan
Sekretaris Perusahaan untuk dituangkan dalam keputusan Direksi.
(4) Bertanggung jawab selaku pimpinan perusahaan dan mewakili
perusahaan di dalam dan di luar pengadilan.
Direktur Medik :
Direktur Administrasi :
19
b) Pembinaan kegiatan SDM dan Tata Usaha.
c) Pembinaan kegiatan Hukum dan Umum.
d) Pembinaan perencanaan dan penggunaan peralatan Non Medis.
Direktur Pemasaran
20
(3) Keterangan mengenai sistem audit.
(4) Tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi.
(5) Pelaksanaan prinsip-prinsip Good Corporate Governance.
5 Rapat Direksi
21
sama, maka usul yang bersangkutan dianggap ditolak, setiap Direktur
berhak mengeluarkan 1 (satu) suara ditambah 1 (satu) suara untuk
direktur yang diwakilinya. Apabila jumlah suara setuju dan tidak setuju
sama, maka usul yang bersangkutan dianggap ditolak, kecuali mengenai
diri orang ditentukan dengan undian tertutup.
f. Risalah rapat yang ditandatangani oleh Ketua Rapat dan semua anggota
Direksi yang hadir haruslah :
(1) Memuat semua yang dibicarakan dan diputuskan dalam rapat,
termasuk pendapat yang berbeda (dissenting opinion).
(2) Disampaikan kepada semua anggota Direksi termasuk yang tidak
hadir dalam rapat tersebut.
(3) Disediakan waktu selama 14 (empat belas hari) sejak tanggal
pengiriman untuk mengemukakan keberatan, bila tidak ada
tanggapan berarti tidak ada keberatan dan / atau usul perbaikan.
Bila ada, usulan tersebut disampaikan kepada pimpinan rapat Direksi
tersebut untuk diperbaiki.
(4) Risalah asli harus dijilid dalam kumpulan tahunan dan disimpan oleh
Perusahaan dan harus selalu tersedia bila diperlukan.
a) Semua yang dibicarakan dan diputuskan dalam rapat, termasuk
pendapat yang berbeda (dissenting opinion) harus dituliskan
dalam risalah rapat yang ditandatangani oleh Ketua Rapat dan
semua anggota Direksi yang hadir.
b) Keputusan-keputusan yang mengikat dapat pula diambil tanpa
melalui rapat Direksi, asal saja keputusan itu disetujui secara
tertulis dan ditandatangani oleh seluruh anggota Direksi.
c) Catatan jumlah rapat Direksi dan kehadiran nama-nama anggota
Direksi dalam rapat tersebut harus dicantumkan dalam Laporan
Tahunan perusahaan.
a. RAPAT DINAS
(1) Rapat Dinas adalah rapat yang diselenggarakan untuk
mengevaluasi kinerja Cabang/ Unit dan corporate, diselenggarakan
oleh Direksi dan dihadiri oleh Kepala SPI, General Manager Rumah
Sakit/ General Manager Bapel JPKM, Manager Food and Beverage
dan staf terkait.
(2) Rapat Dinas diselenggarakan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali
dalam satu tahun pada setiap akhir semester.
22
(3) Undangan rapat dilakukan secara tertulis oleh Direksi dan memuat
agenda rapat, waktu dan tempat pelaksanaan rapat serta
disampaikan sekurang-kurangnya 3 (tiga) hari sebelum rapat
diselenggarakan.
(4) Rapat Dinas dipimpin oleh Direktur Utama, atau bila berhalangan
oleh anggota Direksi yang ditunjuk oleh Direktur Utama.
(5) Semua hasil Rapat Dinas dituangkan secara tertulis dalam risalah
rapat dan disahkan oleh Direktur Utama.
(6) Risalah asli tersebut harus disimpan perusahaan dan harus tersedia
bila diperlukan.
b. RAPAT KERJA
(1) Rapat Kerja adalah rapat yang diselenggrakan untuk
mengkoordinasikan pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan tahun yang bersangkutan, diselenggarakan oleh Direksi
dan dihadiri oleh Kepala SPI, General Manager Rumah Sakit/ General
Manager Bapel JPKM, Manager Food and Beverage dan staf terkait.
(2) Rapat Kerja diselenggarakan sekurang-kurangnya sekali dalam satu
tahun pada awal tahun anggaran.
(3) Undangan rapat dilakukan secara tertulis oleh Direksi dan memuat
agenda rapat, waktu dan tempat pelaksanaan rapat serta
disampaikan sekurang-kurangnya 3 (tiga) hari sebelum rapat
diselenggarakan.
(4) Rapat Kerja dipimpin oleh Direktur Utama, atau bila berhalangan
oleh anggota Direksi yang ditunjuk oleh Direktur Utama.
(5) Semua hasil Rapat Kerja dituangkan secara tertulis dalam risalah
rapat dan disahkan oleh Direktur Utama.
(6) Risalah asli tersebut harus disimpan perusahaan dan harus tersedia
bila diperlukan.
a. Sekretaris Perusahaan
23
(2) Sekretaris Perusahan memiliki tugas pokok untuk memastikan
bahwa kepatuhan keterbukaan yang sejalan dengan penerapan
prinsip-prinsip Good Corporate Governance, memberikan informasi
yang dibutuhkan oleh Direksi dan Dewan Komisaris, sebagai
penghubung (liaison officer) dan menatausahakan serta menyimpan
dokumen.
24
BAB III
PANDUAN BAGI DIREKSI
A. PENILAIAN KINERJA
25
pencapaian kinerja perusahaan dan dilaporkan pada Rapat Umum
Pemegang Saham.
B. MANAJEMEN RESIKO
(1)
Direksi wajib membangun dan melaksanakan program manajemen
risiko korporasi secara terpadu yang merupakan bagian dari
pelaksanaan program GCG.
(2)
Direksi bertanggung jawab untuk menetapkan kebijakan-kebijakan dan
perangkat pelaksananya yang merupakan suatu sistem pengendalian
internal yang efektif dalam mengamankan investasi, asset dan pencapaian
sasaran usaha sesuai dengan tujuan pendirian perusahaan.
(3)
Kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan pengelolaan internal
perusahaan maupun keterkaitannya dengan pihak luar dalam melakukan
kegiatan usaha perusahaan yang antara lain adalah :
a. Kebijakan mengenai Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP)
beserta mekanisme untuk pengendalian dan pemantauan pencapaian
sasaran, maupun penyesuaian dengan perkembangan keadaan
ekonomi makro nasional maupun internasional. Termasuk dalam
kebijakan ini adalah penjelasan mengenai arahan dan gaya serta
26
filosofi manajemen yang akan digunakan dalam pencapaian sasaran
tersebut; serta penggunaan RKAP sebagai alat pengendalian.
b. Kebijakan tentang pengembangan organisasi dan pengelolaan sumber
daya manusia, yang merupakan asset yang paling berharga bagi
perusahaan. Termasuk dalam kebijakan ini antara lain kebijakan
mengenai rekrutmen, seleksi dan promosi yang berdasarkan
kompetensi dan proses yang transparan dan adil, kebijakan mengenai
pendidikan, pengembangan dan pembelajaran sumber daya manusia,
kebijakan mengenai remunerasi, kesejahteraan, tunjangan, insentif
dan bonus, kebijakan mengenai pengembangan organisasi dan lain
sebagainya (Human Resource and Organizational Development Policy).
c. Kebijakan mengenai pengkajian berbagai macam resiko usaha yang
dihadapi perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya telah
dilaksanakan, sehingga resiko tersebut telah ditemukenali, dan tatacara
untuk mengantisipasi resiko tersebut serta kemungkinan untuk
mereduksi kerugian yang akan terjadi telah dapat dipersiapkan lebih
awal (Entreprise-Wide Risk Management Policy).
d. Kebijakan mengenai pengendalian terhadap peraturan dan
perundangan yang berlaku yang berkaitan dengan keberadaan
perusahaan tersebut (Compliance Policy).
e. Kebijakan mengenai etika bisnis dan etika kerja yang berlaku untuk
semua anggota perusahaan termasuk Dewan Komisaris, Direksi,
Pimpinan dan Pekerja perusahaan. Etika ini dan harus dipahami, ditaati,
dibagikan dan ditandatangani oleh semua anggota perusahaan (Code of
Conduct).
f. Kebijakan mengenai sistem audit internal yang akan melaksanakan
sistem pengawasan dan pengendalian internal lain, khususnya
mengenai masalah audit financial, audit ketaatan dan audit operasional
guna menghindari penyimpangan maupun pemborosan dan sekaligus
untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi sistem operasi perusahaan
dan mengamankan asset serta investasi perusahaan (Audit Charter).
(4)
Direksi berkewajiban untuk memastikan bahwa sistem pengawasan melekat
dapat terlaksana secara efektif di seluruh tingkatan manajemen.
(5)
Direksi memberikan informasi hasil analisis risiko yang dilakukan kepada
Dewan Komisaris sesuai dengan tingkat kebutuhan Perseroan.
(6)
Dewan Komisaris memantau pelaksanaan pengelolaan risiko
Perseroan dan memberikan masukan untuk perbaikan Perseroan.
27
C. PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA
28
Direksi menetapkan proses-proses rekruitmen pekerja/pegawai
perusahaan yang bertujuan memberikan hasil yang nyata, beretika
tinggi serta mampu membangun hubungan dan kerja sama tim dalam
jangka waktu panjang. Proses rekruitmen pegawai dilakukan
berdasarkan basis kompetensi yang jelas sebagai kriterian utama.
Proses ini minimal terdiri dari:
a) Analisa beban kerja;
b) Perencanaan tenaga kerja;
c) Penetapan kebijakan dan program proses rekruitmen yag meliputi
proses rekruitmen, seleksi, penempatan pegawai serta orientasi,
tenaga ahli daya dan pemutusan hubungan kerja.
c. Penetapan Struktur Organisasi
Atas kesepakatan bersama menetapkan struktur organisasi yang efisien
dan efektif yang dapat selalu disesuaikan dengan kondisi yang dihadapi
oleh perusahaan. Perubahan struktur organisasi dapat dilakukan oleh
Direksi atas kesepakatan bersama sesuai dengan prinsip-prinsip tata
kelola perusahaan yang baik. Struktur organisasi Perusahaan diharapkan
mampu menciptakan lingkungan kerja yang berorientasi proses, tegas
dan tepat sasaran tapi fleksibel, serta mampu menghilangkan batasan
dalam hubungan kerja.
d. Pengembangan dan Pembelajaran Pekerja/Pegawai
Penetapan pengembangan dan pembelajaran pekerja/pegawai
Perusahaan Rumah Sakit yang bertujuan untuk menciptakan SDM yang
memiliki tata nilai yang mampu mendukung dan menuntun proses
pengambilan keputusan dalam operasi Perusahaaan serta mampu
meningkatkan kinerja SDM. Proses Pengembangan dan Pembelajaran
karir pegawai ini dapat berupa :
a) Proses Pengembangan Pekerja/ Pegawai.
b) Pengembangan karir pegawai dilakukan berdasarkan kompetensi
jabatan dan profil kompetensi pekerja/pegawai serta berdasarkan
jenjang karir yang dinamis bagi para pekerja/pegawai.
Pengembangan karier meliputi jalur manajerial/struktural yang
mengikuti jenjang struktur organisasi Perusahaan dan jalur tenaga
ahli/ spesialis dengan dukungan Professional Develepoment
Program.
c) Pengembangan Talent Pool Management System adalah sistem yang
dikembangkan oleh Perusahaan untuk mencari SDM terbaik yang
dimiliki oleh Perusahaan yang diharapkan untuk menjadi pemimpin
masa depan Rumah Sakit. Pengembangan Talent Pool Management
29
System ditetapkan oleh Direksi sesuai dengan prinsip-prinsip tata
kelola perusahaan yang baik.
d) Proeses Pembelajaran
Pengembangan Knowledge Management System
Sistem Knowledge Management System merupakan langkah-
langkah sistemik untuk mengelola aset pengetahuan Perusahaan
berupa mengumpulkan, menyimpan dan menyebarluaskan serta
menggunakan aset pengetahuan dalam proses bisnis Perusahaan
secara berkelanjutan.
Pengembangan sistem pendidikan dan pelatihan.
Adalah berupa program belajar dengan bekerjasama dengan
institusi pendidikan baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Sedangkan untuk pelatihan dapat berupa pengembangan
kompetensi teknik pegawai operasional.
e. Manajemen Kinerja Pekerja/ Pegawai
Direksi menetapkan sistem manajemen kinerja pegawai Perusahaan
untuk menciptakan pemahaman bersama antara perusahaan dengan
pekerja/pegawai mengenai tujuan yang harus dicapai, cara serta
optimalisasi sumber daya untuk mencapai tujuan tersebut. Tujuan dari
proses ini adalah mewujudkan sistem penilaian kinerja pekerja/pegawai
yang dapat membangun dan membina budaya pembelajar dan
berprestasi serta memotivasi pekerja/pegawai untuk meningkatkan
kompetensi dan kontribusi bagi Rumah Sakit. Perusahaan akan
melakukan pengukuran kinerja pekerja/pegawai secara transparan,
terukur dan objektis sehingga Perusahaan dapat memberikan
kompensasi dan penghargaan secara adil dan sepadan dengan kinerja
pekerja/pegawai Perusahaan.
Proses manajemen kinerja Pekerja/Pegawai meliputi hal-hal sebagai
berikut :
a) Perencanaan dan penyusunan kontrak sasaran kinerja individu;
b) Pemantauan kinerja individu;
c) Penilaian dan umpan balik kinerja individu;
d) Penghargaan kinerja individu.
f. Penghargaan Pekerja/ Pegawai
Direksi menetapkan sistem penghargaan bagi pekerja/pegawai
Perusahaan berdasarkan kinerja individu. Tujuan dari sistem
penghargaan Pekerja/Pegawai adalah untuk memberikan penghargaan
atas kompetensi, pencapaian target serta kinerja yang baik dari
Pekerja/Pegawai Perusahaan.
30
D. TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI
31
a. Laporan manajemen yakni Laporan Manejemen Triwulan, Tahunan.
Laporan Keuangan perusahaan dan laporan lain yang harus
diungkapkan oleh Perusahaan yang bersifat insedental maupun
sektoral yang dimintakan oleh regulator, pemegang saham, maupun
pihak-pihak lain yang memiliki hak sesuai peraturan perundang-
undangan;
b. Tujuan, sasaran usaha, dan strategi perusahaan;
c. Kepemilikan saham silang dan jaminan utang secara silang;
d. Penilaian terhadap perusahaan oleh eksternal auditor, lembaga
pemeringkat kredit dan lembaga pemeringkat lainnya;
e. Riwayat hidup anggota Komisaris, Direksi, dan eksekutif kunci
perusahaan;
f. Sistem penggajian dan pemberian tunjangan untuk anggota Komisaris,
Direksi, dan eksekutif kunci perusahaan;
g. Sistem pemberian honorarium untuk eksternal auditor perusahaan;
h. Faktor resiko material yang dapat diantisipasi, termasuk penilaian
manajemen atas iklim berusaha dan faktor resiko;
i. Informasi material mengenai karyawan perusahaan dan stakeholders;
j. Klaim material yang diajukan oleh dan/atau terhadap perusahaan, dan
perkara yang ada di badan peradilan atau badan arbitrase yang
melibatkan perusahaan;
k. Benturan kepentingan yang mungkin akan terjadi dan/atau yang
sedang berlangsung;
l. Pelaksanaan pedoman good corporate governance.
32
c. Penyampaian informasi yang bersifat rahasia hanya dapat dilakukan oleh
pihak yang ditunjuk oleh Direksi:
d. Alternatif 1 :
Sesuai dengan fungsi dan wewenang yang dimililki, sekretaris
Perusahaan menyampaikan informasi yang bersifat rahasia.
Alternatif 2 :
Setiap fungsi atau unit kerja Perusahaan memiliki tanggung jawab untuk
mengelola informasi yang bersifat rahasia.
BAB IV
PANDUAN BAGI KORPORAT
33
c. Menumbuhkan citra/ Image yang positif bagi perushaaan di mata
masyarakat sekitar dan pemegang saham;
d. Ikut menciptakan kondisi sosial yang baik sehingga dapat
menumbuhkan sikap masyarakat yang partisipasif dan mandiri;
e. Mewujudkan penerapan prinsip responsibilitas.
34
(2) Keselamatan Kerja
PT. Rumah Sakit Pelabuhan menetapkan standar keselamatan kerja
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Menjamin ketersediaan perlengkapan keselamatan kerja yang
dibutuhkan sesuai dengan standar keselamatan kerja yang
disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan.;
b. Melakukan penyesuaian dan perbaikan yang terus menerus terhadap
perkembangan teknologi keselamatan kerja.
c. Mengutamakan tindakan yang bersifat promotif dan preventif untuk
mengantisipasi situasi dilingkungan kerja PT. Rumah Sakit
Pelabuhan.
d. Melakukan pemeriksaan, inspeksi dan evaluasi secara berkala
terhadap semua sarana termasuk persyaratan-persyaratan sumber
daya manusia, peralatan dan sistem proteksi pada gedung/bangunan
untuk mencegah meminimalisir potensi bahaya keselamatan kerja.
e. Melaksanakan program pelatihan dan keahlian yang diperlukan
dalam melaksanakan tugas yang dilakukan.
35
Perusahaan menetapkan peran aktif dari setiap Pekerja/Pegawai
Perusahaan dalam upaya menjaga kesehatan pekerja/pegawai PT. Rumah
Sakit Pelabuhan dan kesehatan lingkungan kerja salah satunya
melakukan pemantauan dan pengukuran kesehatan lingkungan kerja.
36
Memfokuskan semua usaha untuk kemajuan dan perkembangan
perusahaan;
Menghindari perilaku Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) yang
tidak sehat dan merugikan perusahaan;
Berani mengambil keputusan dan bertindak serta siap menerima
resiko atas keputusan tersebut;
Saling mengingatkan sesama Pekerja, Direksi dan Komisaris
akan tekad ini
Berbesar hati apabila menerima kritik.
c. Pimpinan dan seluruh Pekerja perusahaan sadar bahwa keberhasilan
perusahaan ditentukan oleh sikap profesional setiap pemangku
jabatan, oleh karena itu penempatan Pekerja di PT.Rumah Sakit
Pelabuhan, selalu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Suatu jabatan dibentuk karena adanya kebutuhan riil organisasi
Setiap jabatan menuntut moral yang tinggi serta kompetensi
yang sesuai untuk jabatan tersebut
Setiap penunjukan jabatan selalu didasari oleh kriteria yang jelas
dan proses seleksi yang fair dan transparan
Setiap jabatan menuntut peningkatan kompetensi melalui
pembelajaran yang berkesinambungan
d. Pimpinan dan seluruh Pekerja perusahaan sadar bahwa
kelangsungan hidup perusahaan sangat ditentukan oleh kesetiaan
pelanggan dan untuk menjadi perusahaan yang terpercaya bagi
pelanggan memerlukan:
Sikap mental yang baik dan pantang menyerah, siap melayani
secara prima sampai pada tingkat kepuasan pelanggan.
Sikap wira usaha yang innovatif dan kreatif;
Menghilangkan perilaku birokrat yang arogan;
Penyelesaian masalah diutamakan secara musyawarah dan
saling menguntungkan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
e. Pimpinan dan Pekerja perusahaan sadar bahwa efektivitas dan
efisiensi di segala bidang kegiatan sangat menentukan hasil usaha
perusahaan. Untuk itu dalam mengelola perusahaan diperlukan :
Kemampuan menetapkan skala prioritas yang paling
menguntungkan bagi perusahaan dan bukan golongan dan/atau
pribadi;
Sikap untuk tidak melakukan pemborosan sumber daya
perusahaan terutama dana, waktu dan tenaga.
f. Pimpinan dan seluruh Pekerja perusahaan menghindari setiap
perilaku yang tidak terpuji, termasuk :
37
Korupsi, kolusi dan nepotisme;
Benturan kepentingan antara kepentingan perusahaan dan
kepentingan pribadi;
Menerima hadiah dan pemberian dari siapapun yang patut
diduga dapat mempengaruhi kemandirian dalam pengambilan
keputusan;
Pelanggaran norma kesusilaan
(7). Donasi
a. Dalam batas kepatutan, donasi untuk tujuan amal dapat dibenarkan.
b. Donasi untuk tujuan lain hanya boleh dilakukan bila sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c. Perusahaan tidak diperkenankan memberikan dana, asset, atau
keuntungan perusahaan untuk kepentingan donasi politik kepada
seorang atau lebih calon anggota/anggota Badan Legislatif kecuali
dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
BAB V
PENUTUP
Pedoman ini disusun untuk dijadikan acuan penerapan prinsip-prinsip Good Corporate
Governance di lingkungan PT Rumah Sakit Pelabuhan.
MENGETAHUI,
Jakarta, 10 Juni 2016
DEWAN KOMISARIS PT RS
DIREKSI PT RS
PELABUHAN KOMISARIS
PELABUHAN DIREKTUR
UTAMA
38
ISTILAH DAN PENGERTIAN
Anak Perusahaan :
Adalah suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ perusahaan untuk
meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna
mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap
memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan
perundangan dan nilai-nilai etika.
Daftar Khusus :
Adalah daftar yang berisi catatan kepemilikan saham anggota Direksi beserta
keluarganya dan anggota Komisaris beserta keluarganya dan anggota Komisaris
beserta keluarganya dalam perusahaan dan / atau perusahaan lain dan tanggal
saham tersebut diperoleh.
Daftar Pemegang Saham :
39
2. Jumlah, nomor dan tanggal perolehan saham yang dimiliki para pemegang
saham;
3. Jumlah yang disetor atas setiap saham;
4. Nama dan almaat dari orang atau badan hukum yang mempunyai hak gadai
atas saham dan tanggal atas perolehan hak gadai tersebut;
5. Keterangan penyetoran saham dalam bentuk lain selain uang; dan
6. Keterangan lain yang dianggap perlu oleh Direksi.
Dissenting opinion :
Adalah sekumpulan norma atau nilai yang diyakini oleh suatu kelompok sebagai
suatu standar perilaku kelompok tersebut.
Hubungan darah :
Adalah hubungan kekerabatan menurut garis lurus ke atas, ayah / ibu, kakek /
nenek atau ke bawah anak, cucu atau ke samping kakak, adik, sepupu, atau
hubungan kekerabatan semenda, menantu, ipar, dlsb.
Korupsi :
40
tahun, dan menentukan rencana peruntukan lahan darat dan perairan. Rencana
induk Rumah Sakit ini minimum memuat aspek-aspek :
1) Ketentuan Rumah Sakit yang ditentukan DEPKES;
2) Keamanan dan keselamatan pelayanan kesehatan;
3) Rencana tata guna bangunan;
4) Rencana kegiatan operasional rumah sakit jangka pendek, jangka menengah
dan jangka panjang;
5) Kelayakan teknis, ekonomi dan lingkungan.
Masterplan ini juga harus ditinjau secara berkala sesuai dengan
perkembangan ekonomi makro.
Organ :
41
RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan) :
1. Rencana kerja yang dirinci atas misi perusahaan, sasaran usaha, strategi
usaha, kebijakan perusahaan dan program kerja / kegiatan;
2. Anggaran perusahaan yang dirinci ata setiap anggaran program kegiatan;
3. Proyeksi keuangan perusahaan dan anak perusahaannya;
4. Hal-hal yang memerlukan keputusan RUPS / pemegang saham.
Stakeholders :
42