Anda di halaman 1dari 5

Pengertian Depresiasi atau Penyusutan

Definisi ataupun pengertian depresiasi atau penyusutan adalah suatu akumulasi biaya yang
dialokasikan untuk aset tetap selama suatu periode tertentu. Depresiasi atau penyusutan dapat
diartikan sebagai suatu hal yang dapat mengubah biaya asli dari aset tetap (fixed assets).
Contohnya seperti, gedung pabrik, alat-alat kerja dan mesin produksi yang menjadi beban
selama masa manfaat yang diharapkan dari aset tetap tersebut. Depresiasi biasanya akan
mempengaruhi nilai dari sebuah perusahaan karena akumulasi depresiasi untuk setiap aset
dapat mengurangi nilai buku pada neraca. Beban penyusutan ini akan mempengaruhi laba
bersih, karena akan dianggap sebagai beban biaya atau pengeluaran dalam format laporan
keuangan.
Terdapat beberapa metode yang biasanya digunakan dalam menghitung Penyusutan suatu
aktiva , diantaranya :
1.Penyusutan Garis Lurus / straight line method 
Merupakan sebuah metode yang paling sering digunakan untuk melakukan perhitungan
beban penyusutan. Metode ini memiliki fokus pada penyusutan menggunakan waktu bukan
dari fungsi penggunaannya.
Metode garis lurus ini memiliki rumus cara menghitung penyusutan yaitu:
Rumus Biaya Penyusutan = (Biaya Perolehan Aset – Nilai Residu) / (Masa Manfaat Aset)

2. Penyusutan Saldo Menurun Ganda.


Dibandingkan metode garis lurus, metode saldo menurun ganda lebih hati-hati dalam
menentukan estimasi, karena nominal penyusutannya sengaja dinaikkan 2 kali lipat.
Rumusnya yaitu:
Biaya Penyusutan = Biaya Perolehan Aset X (Persentase Depresiasi Ganda)
3. Penyusutan Saldo Menurun Tunggal
Meski terkesan hati-hati, metode penyusutan aktiva tetap saldo menurun berganda sering
tidak sesuai ekspektasi. Oleh karena itu sebagai pertimbangan kedua, perusahaan dapat juga
menggunakan metode penyusutan saldo menurun, dengan rumus:
Biaya Penyusutan = Biaya Perolehan Aset X (Persentase Depresiasi Tunggal)
4. Penyusutan Jumlah Angka Tahun
Metode penyusutan aktiva tetap berikutnya yang dapat digunakan oleh perusahaan adalah
metode jumlah angka tahun. Adapun rumus metode penyusutan jumlah angka tahun yaitu:
Biaya Penyusutan = [Umur Ekonomis X (Biaya Perolehan Aset - Nilai Residu)] / Jumlah
Angka Tahun
5. Penyusutan Satuan Hasil Produksi
Metode penyusutan aktiva tetap yang terakhir adalah berdasarkan satuan hasil produksi.
Dengan menggunakan cara ini, Anda bisa mengetahui nilai depresiasi aktiva berdasarkan
berapa banyak produk dibuatnya. Rumus metode penyusutan berdasarkan satuan hasil
produksi yaitu:
Biaya Penyusutan = (Jumlah Produksi / Total Produksi Usia Ekonomis) X (Biaya Perolehan -
Nilai Residu)
Kolektibilitas Kredit
Kolektibilitas kredit adalah klasifikasi status keadaan pembayaran angsuran bunga, atau
angsuran pokok dan bunga kredit oleh debitur. Status kolektibilitas dalam dunia perbankan
diklasifikasikan oleh bank sentral menjadi lima status atau lima kol dari yang tertinggi hingga
yang terendah. Berikut penjelasannya:
1. Kol-1 (LANCAR)
Kol-1 atau Kolek 1 dengan tagar (LANCAR) adalah status kolektibilitas tertinggi.
Tergolong Performing Loan (PL) dan ditandai dari riwayat pembayaran angsuran bunga atau
angsuran pokok dan bunga kredit tiap bulannya tepat, atau kurang dari tanggal jatuh tempo
pembayaran bulanannya (tanpa cela).
Kol-1 merepresentasikan karakter yang baik debitur karena kelancaran membayar
kewajibannya. Dengan kata lain apabila debitur selalu membayar pokok dan bunga tepat
waktu. Perkembangan rekening baik, tidak ada tunggakan, serta sesuai dengan persyaratan
kredit.
2. Kol-2 (DALAM PERHATIAN KHUSUS)
Kol-2 atau Kolek 2 dengan tagar (DALAM PERHATIAN KHUSUS) yang populer dalam
dunia perbankan disingkat DPK. Merupakan status kolektibilitas yang tergolong Performing
Loan (PL) dimana ditandai oleh keterlambatan membayar debitur melebihi tanggal jatuh
tempo sampai dengan sekurang-kurangnya 90 hari.
Dalam praktik perbankan, umumnya DPK oleh pihak bank sudah dianggap buruk walaupun
secara teoritis masih tergolong Performing Loan (PL). Penyelesaian kredit bermasalah
dengan status Kol-2 dapat dilakukan melalui penagihan biasa atau melaksanakan
restrukturisasi tergantung kesepakatan antara debitur dengan kreditur.
3. Kol-3 (KURANG LANCAR)
Kol-3 atau Kolek 3 dengan tagar (KURANG LANCAR) merupakan status kolektibilitas
debitur yang terlambat membayar lebih dari 90 hari sejak tanggal jatuh tempo bulanannya.
Sampai dengan sekurang-kurangnya 120 hari, atau 3-4 bulan lamanya (debitur menunggak
pembayaran pokok dan/atau bunga antara 91-120 hari).
Pada tahap status ini, bank berkewajiban mengeluarkan Surat Peringatan (SP) Pertama dan
mulai melakukan perhitungan akrual terhadap tunggakan pokok dan bunga berjalan,
tunggakan penalti berjalan, tunggakan administrasi pembukuan, dan tunggakan-tunggakan
lainnya melalui penerbitan anjak piutang.
4. Kol-4 (DIRAGUKAN)
Kol-4 atau Kolek 4 dengan tagar (DIRAGUKAN) merupakan status kolektibilitas yang
menandakan keterlambatan membayar melebihi 120 hari sejak tanggal jatuh tempo
bulanannya.
Pada tahap status kolektibilitas ini, bank sudah harus mengambil asumsi angsuran pokok dan
bunga kredit tidak terbayarkan dan bersiap mengambil kesimpulan penyelesaian kredit
bermasalah . Pada tahap ini, secara manual Kol-4 dapat digeser ke Kol-5 apabila bank telah
memperoleh keyakinan bahwa debitur tidak hanya tidak mampu membayar kewajibannya,
tetapi juga tidak memiliki itikad baik untuk menyelesaikan kewajibannya.
5. Kol-5 (MACET)
Kol-5 atau Kolek 5 dengan tagar (MACET) merupakan kolektibilitas terendah yang
tergolong Non-Performing Loan (NPL) yang merepresentasikan angsuran pokok dan bunga
kredit tidak terbayarkan oleh debitur dengan menunggak pembayaran pokok dan/atau bunga
lebih dari 180 hari.

Pengertian Bunga Akrual


Bunga akrual merupakan pendapatannya bunga yang mana belum terbayarkan, guna
memberikan peminjaman, ataupun pembiayaan bunga yang wajib dibayar, untuk diberikan
kepada pemberi pinjaman. Bunga akrual ini mengacu pada jumlahnya bunga obligasi yang
terakumulasi saat pembayarannya telah dilakukan.
Sistem membayar bunga akrual akan dilakukan perhitungan pada hari
periode akuntansi berakhir. Bunga ini akan masukkan pada laporannya laba rugi yang artinya
bisa sebagai pendapatan ataupun beban menyesuaikan dari perusahaan.
Jenis metode akrual ini mempunyai manfaat untuk menaikkan jumlah informasinya pada
laporan akuntansi keuangan. Penggunaan akrual pada akuntan bisa menyesuaikan
pendapatannya yang telah didapat namun belum dilakukan pencatatan pada akun.
Pencatatan akrual ini haruslah ditambahkan dengan menyesuaikan jurnalnya, sehingga
nantinya pada laporan keuangan dapat mendata seluruh jumlah atas semua transaksi.  Akrual
berfungsi untuk melakukan pencatatan terhadap pendapatan dan pengeluaran  yang
bentuknya berupa angka dengan perkiraan dari penerimaan faktur.
Rumus Menghitung
Setelah melakukan pembahasan apa itu bunga akrual, terdapat rumus untuk melakukan
perhitungannya bunga tersebut. Sehingga nantinya dapat diketahui seberapa banyak jumlah
nilai yang menjadi kewajiban untuk dibayarkan kepada yang bersangkutan.
Berikut inilah rumus bunga akrual untuk yang belum dibayarkan:
Rumus bunga akrual = jumlahnya peminjaman x (Bunga setiap tahun / 356) x tenggat
waktunya bunga yang sudah terakumulasi
Atau = (hari saat pelaporan akrual) x bunga kredit setiap bulannya + tunggakan atau
tanggungan bunga (apabila ada)
Guna mengetahui sistem perhitungannya bunga akrual dapat melihat cara di bawah ini.
Sehingga kejelasannya dapat kalian dapatkan jika suatu saat membutuhkan cara dalam
menghitung apa itu bunga akrual.
Penghitungan Bunga Setiap Bulan
Contohnya Tn. Tono, terdapat bunga kredit yang masih harus dibayarkan per bulannya yaitu:
= Rp. 5.000.000 x 2 persen = Rp. 100.000
Melakukan Penentuan Jumlah Pada Hari Akrual
Mengacu pada datanya Tn. Tono, apabila posisi laporannya pada 30 Mei 2021. Maka guna
melakukan penentuan hari akrual yakni dengan mengurangi atas jumlahnya hari di bulan
laporan dilakukan pengurangan dengan tanggal atas pencairannya kredit.
Akan tetapi harus dipastikan kembali bahwasannya tanggalnya pencairan = ataupun > dari
tanggal dilakukannya pelaporan. Sehingga bunganya akrual yaitu 0, sebelum nantinya akan
ditambah lagi dengan tanggungan bunga.
= tanggal laporan – tanggal pencairan
= 30 – 1 = 29
Menghitung Bunga Akrual
Penghitungan apa itu bunga akrual menurut jumlahnya hari yang berasal dari tanggalnya
pencairan hingga tanggal pada bulan laporan terakhir. Sehingga total hari akrual akan dibagi
jumlahnya hari dilakukan laporan.
Makanya menggunakan rumus akrual yang sudah tersedia, yaitu:
= Hari akrual ataupun pelaporan x Bunga kreditnya setiap bulan + Tanggungannya
= 29 x 30 x 100.000 + 0
= 96. 667
Referensi

https://www.ocbcnisp.com/id/article/2021/06/28/penyusutan-aktiva-tetap

http://eprints.perbanas.ac.id/5250/2/Artikel%20Ilmiah.pdf

https://www.akseleran.co.id/blog/kolektibilitas-kredit/

https://www.pinterpandai.com/bunga-akrual-accrued-interest-rumus-
contoh-soal-jawaban/

Anda mungkin juga menyukai