Anda di halaman 1dari 3

TUGAS INDIVIDU NASKAH GAP AKSES

“KEGAGAPAN TEKNOLOGI APLIKASI SISRUTE PUSKESMAS”


Oleh : dr. Nabila Saribanun

Kesehatan adalah harta yang tak ternilai harganya. Begitu umumnya kita masyarakat
modern menilai kesehatan. Dengan sehat kita dapat melakukan banyak hal. Pemerintah
Republik Indonesia turut serta dalam upaya menjamin dan memfasilitasi kesehatan rakyatnya
dengan mendirikan Puskesmas di setiap desa dan mendirikan Rumah Sakit Daerah di hampir
setiap daerah tingkat I dan II.
Selain Pemerintah, pihak swasta juga terlibat dalam upaya meningkatkan kualitas
kesehatan masyarakat dengan mendirikan klinik kesehatan maupun rumah sakit. Seiring
dengan berkembangnya kebutuhan fasilitas kesehatan dan juga kebutuhan masyarakat, maka
beberapa pasien dengan kondisi dan alasan tertentu harus mendapat rujukan ke rumah sakit
dengan fasilitas lebih baik. Mengingat fasilitas satu rumah sakit dengan rumah sakit lain
berbeda, maka saat menangani pasien kadang kala rumah sakit harus merujuk pasiennya ke
rumah sakit lain yang memiliki fasilitas lebih lengkap. Pemerintah secara rinci telah
mengatur regulasi tentang Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 001
Tahun 2012 Tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan pada pasal 3
menegaskan bahwa Sistem Rujukan pelayanan kesehatan merupakan penyelenggaraan
pelayanan kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan
kesehatan secara timbal balik baik vertikal maupun horizontal. Peraturan Menteri Kesehatan
RI Nomor 001 Tahun 2012 tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan dan
diikuti dengan penerbitan Buku Pedoman Sistem Rujukan Nasional yang dikeluarkan oleh
Direktorat Jendral Bina Upaya Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Tahun
2012.
Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang ingin mendapatkan pelayanan
kesehatan tidak bisa langsung mendapatkan pelayanan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjut
(FKTL), namun melewati proses berjenjang dengan sistem rujukan. Sistem rujukan
diselenggarakan dengan tujuan memberikan pelayanan kesehatan secara bermutu, sehingga
tujuan pelayanan tercapai tanpa harus menggunakan biaya yang mahal (Setiawati & Nurrizka,
2019). Pelaksanaan rujukan berdasarkan indikasi medis sehingga puskesmas dan jaringannya
dapat melakukan filtrasi rujukan.
Saat ini, fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama, di beberapa wilayah telah
menerapkan aplikasi Sistem Rujukan Terintegrasi (SISRUTE) yang merupakan bagian sistem
informasi manajemen (SIM) BPJS kesehatan. Sistem Rujukan Terintegrasi (SISRUTE)
merupakan sebuah aplikasi untuk penyelenggaraan pelayanan kesehatan antar Fasilitas
kesehatan. Salah satu Faskes primer yang dapat menjadi bahan perhatian dalam penerapan
SIM Sistem Rujukan Terintegrasi (SISRUTE) adalah Puskesmas. Puskesmas diasumsikan
dapat melayani masyarakat dengan cepat dan lebih mudah dalam perujukan Kesehatan.
Selain itu, rujukan terhadap pasien dilakukan karena pasien membutuhkan pelayanan
kesehatan spesialistik/subspesialistik, rawat inap, peralatan diagnostik dan atau terapetik,
tambahan pelayanan atau pelayanan yang berbeda yang tidak dapat diberikan di fasilitas
pelayanan kesehatan perseorangan bersangkutan, termasuk diantaranya kasus dengan kondisi
emergensi.
Fasilitas kesehatan seperti Puskesmas yang harus menerapkan sistem informasi
manajemen BPJS kesehatan pun meningkat dan sangat dituntut dalam penggunaannya.
Kondisi ini semakin kompleks dan menyebabkan beraneka ragamnya sistem informasi
kesehatan yang diterapkan di Puskesmas. Berbagai macam sistem informasi (SI) telah
dimplementasikan dan ini menjadi tantangan bagi pengguna dan pelaksana JKN. Salah satu
contoh pelaksanaan SI di Puskesmas yaitu Sistem Informasi Manajemen Puskesmas
(SIMPUS) yang pada akhirnya mengalami hambatan dan tidak semua laporan dapat dipenuhi
oleh SIMPUS. Berikut uraian singkat tentang sisrute
 Apa yang dimaksud SISRUTE?
SISRUTE adalah aplikasi rujukan online untuk merujuk pasien dari tipe rumah sakit yang
lebih rendah ke tipe yang lebih tinggi atau sederajat (Horizontal ataupun vertikal).
Apa saja fungsi SISRUTE?
Fungsi utama SISRUTE adalah menunjang rujukan pelayanan kesehatan. Yang lebih jelasnya
bisa dijelaskan sebagai berikut;
a. Menginformasikan rujukan terkait kejelasan pasien yang diterima
b. Menginformasikan data medik pasien untuk memudahkan tindakan selanjutnya.
c. Keselamatan pasien dapat terus ditingkatkan.
d. Konsultasi rujukan dapat membantu penanganan pasien lebih terarah
e. Visualisasi pasien antara IGD, IGD ke ambulance, IGD ke DPJP dapat membantu
penangan sesuai kondisi.
Bagaimana alur SISRUTE?
a. Dokter perujuk memeriksa dan mendiagnosis pasien kemudian memutuskan bahwa
pasien membutuhkan rujukan ke RS yang lebih kompeten.
b. Dokter perujuk menginformasikan dan memberikan edukasi kepada pasien dan
keluarga pasien tentangkondisi pasien saat ini, dan memerlukan perujukan dengan
menggunakan aplikasi SISRUTE. Yang dapat di akses oleh tenaga kesehatan dengan
membuka website dan login dihttps://sisrute.kemkes.go.id/baru.
c. Dokter atau tenaga kesehatan yang kompeten lalu mencari informasi dan
berkomunikasi dengan RS penerima rujukan sesuai dengan kebutuhan pasien melalui
SISRUTE.
Istilah “kesenjangan digital” telah didefinisikan sebagai kesenjangan dalam
mengakses atau menggunakan perangkat internet. Di masa sekarang ini, kebanyakan
masyarakat Indonesia tidak lagi dapat melepaskan diri dari kegiatan komunikasi berbasis
internet. Sejak pemerintah Indonesia mengembangkan infrastruktur internet pada tahun 1980-
an, jumlah pengguna internet terus meningkat, hingga tahun 2013 terdapat 71.19 juta
pengguna internet di Indonesia. Dengan jumlah tersebut, penetrasi internet di Indonesia tahun
2013 adalah sebesar 28%, walaupun angkat penetrasi terus mengalami peningkatan, namun
pengguna internet di Indonesia tidak merata secara geografis.
Pengguna internet di Indonesia paling banyak ada di Indonesia bagian Barat, yakni di
pulau Jawa (terutama di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya), Bali dan Sumatera.
Menurut hasil survey APJII mayoritas pengguna internet di Indonesia hidup di wilayah barat
Indonesia, khususnya pulau Jawa. Ketimpangan digital ini selanjutnya menjadi penentu
utama pemerintah dalam melaksanakan pemerataan pembangunan di Indonesia, yang semula
hanya bisa dinikmati oleh wilayah-wilayah pusat pemerintahan. Gambaran ketimpangan
digital diatas juga merefleksikan ketidakmerataan kesejahteraan warga negara di Indonesia
secara keseluruhan baik di wilayah pusat pemerintahan maupun di wilayah pinggiran (rural).
Mengingat pentingnya sistem rujukan dan akses teknologi yang memadai maka
diperlukan pemerataan pengembangan infrastruktur di indonesia agar tidak terjadi
kesenjangan teknologi , gap akses. Solusi dari kesejangan teknologi tentang aplikasi sistem
rujukan puskesmas ini, apabila ada kendala sistem rujukan secara online, puskesmas bisa
melakukan prosedur rujukan secara manual. Manual yang dimaksud yakni petugas
puskesmas bisa menghubungi atau berkoordinasi langsung k RS yang dituju seperti RSUD.
Jadi tidak harus menunggu sistem rujukan terkoneksi atau direspon pihak yang dituju agar
pasien dapat ditangani dengan cepat.

Anda mungkin juga menyukai