Sumber: http://www.pusatkrisis.kemkes.go.id/pantauan_bencana/
Dikunjungi tanggal 28 Juni 2020
KERACUNAN PANGAN
Informasi Kejadian Keracunan Makanan pada Tahun 2020
https://www.pom.go.id/new/view/more/berita/17912/Penelusuran-KLB-
Keracunan-Pangan-oleh-Loka-POM-Banyumas.html
Kejadian Luar Biasa Keracunan Pangan (KLB KP) di Desa Pengadegan, Kecamatan
Wangon, Kab. Banyumas tanggal 7 Februari 2020
Penyebab adanya KLB KP, adanya infeksi bakteri dari sayur kluban yang dibagikan
oleh warga yang mengadakan syukuran, dikarenakan dapur tempat memasak yang
kurang bersih dan proses pengolahan satur kluban yang kurang tepat (setelah
direbus matang, ditiriskan kemudian disiram dengan menggunakan air mentah
yang diambil langsung dari sumur).
Data sementara jumlah korban yakni 150 orang dengan gejala diare, lemas, dan
pusing yang terjadi antara 8-12 jam setelah mengonsumsi pangan. Informasi
sementara yang didapat tidak ada korban meninggal dunia
KERACUNAN PANGAN
Salmonella Listeria
Clostridium E Coli
❑ Tubuh manusia
❑ Hewan peliharaan
❑ Serangga, tikus, dan hama lainnya
❑ Air, tanah, dan udara
❑ Metode kerja yang tidak benar
❑ Bahan baku, bahan pengemas, bahan tambahan
❑ Peralatan kerja
SISTEM MANAJEMEN KEAMANAN PANGAN
SMKP
SNI ISO 22000 : 2005
SISTEM HACCP
SNI CAC/RCP 1:2011
*Kompeten:
Terakreditasi oleh Badan Akreditasi (Komite Akreditasi
Nasional) untuk lingkup yang sesuai (www.bsn.go.id)
KARYAWAN [9]
▪ Persyaratan kompetensi dan distribusi tugas terkait
keamanan pangan ditetapkan
▪ Karyawan harus sehat, bersih, dan bebas dari luka
▪ Pemeriksaan kesehatan karyawan secara periodic
▪ Pengaturan terhadap karyawan yang sakit saat bekerja
▪ Karyawan menggunakan seragam dan perlengkapan kerja
proteksi
▪ Personil harus selalu membasuh tangan dimana
berpengaruh pada keamanan pangan, yaitu pada saat -
- memulai aktifitas didalam penanganan produk
- setelah dari kamar kecil
- setelah menangani material atau bahan yang dicurigai
dapat mengkontaminasi produk
▪ Tidak merokok , tidak makan & minum, tidak meludah dan
melakukan tindakan yang dapat mencemari produk
▪ Tidak menggunakan perhiasan saat bekerja (cincin, jam tangan,
anting, gelang, bindi, dll
PROSEDUR CUCI TANGAN
PENGEMAS [10]
▪ Mampu melindungi & mempertahankan mutu produk
▪ Dibuat dari bahan yang tidak larut/ melepas senyawa
▪ Tahan pada perlakuan selama pengolahan,
pengangkutan, dan peredaran
▪ Menjamin keutuhan dan keaslian produk
▪ Desain mencegah kontaminasi, kerusakan, dan
memungkinkan pelabelan yang baik
▪ Bahan pengemas atau gas untuk mengemas tidak
beracun
▪ Kemasan yang digunakan kembali harus kuat, mudah
dibersihkan & didesinfeksi
▪ Disimpan secara higienis, terpisah dari bahan baku dan
produk akhir
LABEL DAN KETERANGAN PRODUK [11]
MD P-IRT
• Mengacu pada Peraturan Pemerintah No 69 tahun 1999
tentang label dan iklan pangan
• SNI yang boleh dicantumkan hanya SNI Produk
tersertifikasi.
• Sertifikasi SNI sistem misal 9001 atau HACCP tidak boleh
PENYIMPANAN [12]
▪ Ruang penyimpanan bersih, suhu sesuai,
aliran udara baik, penerangan sesuai, bebas
hama
▪ Penyimpanan tidak menyentuh lantai, tidak Penyimpanan Penyimpana
menempel dinding, dan jauh dari langit-langit Bahan Baku n Wadah &
▪ Terdapat tanda dan pemisahan antara : Kemasan
- sebelum vs sesudah diperiksa
- memenuhi syarat vs tidak memenuhi syarat
- Identitas kedatangan/ produksi untuk FIFO
▪ Sistem kartu penyimpanan bahan baku Penyimpanan Penyimpanan
▪ Sistem kartu penyimpanan produk akhir Bahan Mesin/
▪ Penyimpanan peralatan harus sudah Berbahaya Peralatan
dibersihkan sebelumnya
▪ Penyimpanan pestisida/bahan kimia terpisah
dan terlindungi
PEMELIHARAAN DAN PROGRAM SANITASI [13]
Pemeliharaan dan program sanitasi terhadap fasilitas produksi dilakukan secara
berkala untuk menjamin terhindarnya kontaminasi silang terhadap pangan yang diolah
▪ Prosedur sanitasi
▪ Detergent dan Sanitizer
▪ Metode sanitasi
▪ Tool(s)
▪ Rencana sanitasi
▪ Catatan pelaksanaan sanitasi
PENGENDALIAN HAMA
Pest Management Program (PMP) :
▪ Pemeliharaan fasilitas produksi yang baik
untuk menghindari sumber hama
▪ Identifikasi dan penutupan akses masuk
hama
▪ Penyusunan pangan selama penyimpanan
sesuai ketentuan
▪ Kegiatan pembersihan dan sanitasi yang
baik
▪ Penutupan tempat sampah dengan benar
▪ Pemusnahan sarang hama
▪ Pembasmian hama tanpa mempengaruhi
keamanan produk
PENGANGKUTAN [14]
Wadah dan alat pengangkutan :
• Tidak mencemari produk
• Mudah dibersihkan
• Memisahkan produk dari bahan non pangan selama
pengangkutan
• Melindungi produk dari kontaminasi (debu dan
kotoran)
• Mampu mempertahankan suhu, kelembaban dan
kondisi penyimpanan
• Mempermudah pengecekan suhu, kelembaban dan
kondisi lain
• Tidak mengangkut barang berbahaya
• Dibersihkan dan didesinfektan secara berkala
DOKUMENTASI DAN PENCATATAN [15]
• Bahan masuk
• Proses produksi
• Jumlah dan tanggal produksi
• Distribusi
• Inspeksi & pengujian
• Penarikan produk
• Mampu telusur bahan
• Penyimpanan PENGENDALIAN CATATAN :
▪ Susun daftar catatan yang disimpan
• Pembersihan dan sanitasi ▪ Tetapkan penanggung jawab catatan
• Pengendalian hama ▪ Tetapkan lokasi penyimpanan
• Kesehatan karyawan ▪ Beri identitas catatan unik
▪ Tetapkan masa simpan catatan
• Pelatihan
▪ Musnahkan catatan melewati masa
• Kalibrasi dan lainnya yang dianggap penting simpan, disertai Berita Acara Pemusnahan
PELATIHAN [16]
• Dasar-dasar higiene karyawan dan higiene pangan olahan
kepada petugas pengolahan
• Faktor-faktor yang menyebabkan penurunan mutu pangan
dan kerusakan pangan olahan termasuk yang mendukung
pertumbuhan jasad renik, patogen dan pembusuk
• Faktor-faktor yang menyebabkan penyakit dan keracunan
melalui pangan olahan
• Cara produksi pangan olahan yang baik termasuk
penanganan, pengolahan, penyimpanan, pengemasan dan
pengangkutan
• Prinsip-prinsip dasar pembersihan dan sanitasi
mesin/peralatan dan fasilitas lainnya
• Penanganan bahan pembersih atau kimia berbahaya bagi
petugas
PROGRAM PELATIHAN
Inspeksi
Penerapan Audit Sistem
Harian/ Improvement
GMP GMP
Berkala GMP