Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MANDIRI MATA PELATIHAN PEMBANGUNAN BERWAWASAN

KEPENDUDUKAN

Nama : YULANDA DATU FEBRIANI, S.KM.


NIP : 19920227 201902 2 007
Asal : Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah

Kecamatan Giriwoyo yang merupakan tempat saya bekerja adalah salah satu kecamatan
yang terdapat di Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Giriwoyo secara
geografis berada di wilayah selatan Kabupaten Wonogiri yang berbatasan langsung dengan
Provinsi Jawa Timur. Luas wilayah kecamatan Giriwoyo adalah 100.607.304 Ha yang terdiri
dari 14 desa dan 2 kelurahan.
Desa Ngancar adalah salah satu wilayah binaan saya yaitu desa yang berbatasan langsung
dengan Provinsi Jawa Timur. Desa Ngancar terdiri dari 8 Dusun dan 8 RW dengan jumlah
penduduk sebanyak 1.744 jiwa yang terdiri dari individu perempuan 889 jiwa dan individu laki-
laki 885 jiwa (sumber data PK21).
Kondisi topologis Desa Ngancar yaitu berada di wilayah pegunungan dengan mayoritas
pekerjaan penduduknya sebagai petani (59,93%). Wilayah Desa Ngancar yang sebagian
merupakan daerah bebatuan karst menyebabkan sumber air cukup sulit didapatkan di beberapa
wilayah dusun. Hal ini menyebabkan persebaran penduduk tidak merata antara dusun satu dan
dusun lainnya.
Berdasarkan data yang bersumber dari Pendataan Keluarga tahun 2021 di atas, dapat
dilihat bahwa, tingkat pendidikan penduduk Desa Ngancar didominasi tamat SD/sederajat
dengan prosentase 38,30% sedangkan tingkat Pendidikan terkecil adalah tamatan Perguruan
tinggi/akademi. Tingkat Pendidikan seseorang akan mempengaruhi kualitas pengetahuan serta
cara pandang dan sikapnya terhadap suatu program.

Data di atas merupakan data jumlah WUS menurut umur kawin pertama Desa Ngancar.
Dapat diketahui, sebanyak 29,21% WUS yang berstatus kawin dan pernah kawin dengan usia
kawin pertama di bawah 20 tahun. Tingginya angka perkawinan di bawah 20 tahun bagi wanita
dapat mempengaruhi kualitas kesehatannya, ditilik dari salah satu unsur 4T yaitu terlalu muda.
Hal ini tidak disarankan karena usia ideal menikah untuk perempuan yaitu minimal usia 21 tahun,
karena pada usia ini, sistem reproduksi sudah matang dan siap untuk mendukung kehamilan.
Apabila terjadi kehamilan di bawah usia 21 tahun dikhawatirkan akan mengalami risiko pada
kehamilan hingga kesulitan persalinan dan lebih berisiko melahirkan anak stunting.
Pada tahun 2022 di Desa Ngancar terdapat 2 kasus pernikahan anak di bawah umur
dikarenakan adanya kasus kehamilan tidak diinginkan. Hal ini merupakan salah satu
permasalahan kependudukan yang perlu mendapatkan penanganan dan pencegahan sedini
mungkin. Diperlukan adanya suatu wadah bagi para remaja untuk meningkatkan pengetahuan
mengenai Generasi Berencana, Kesehatan Reproduksi dan kesiapan pra nikah khususnya bagi
calon pengantin
Tingginya angka perkawinan di bawah usia 20 tahun tidak terlepas dari beberapa alasan
yang sudah umum di masyarakat. Tingkat perekonomian yang rendah menyebabkan tidak
tercapainya akses terhadap jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Selain itu masih adanya
persepsi orang tua yang menganggap anak perempuan tidak perlu bersekolah tinggi karena nanti
hanya akan mengurus rumah tangga. Padahal, pilar utama sebuah keluarga berada pada kualitas
ibu yang memiliki wawasan dalam mendidik dan mengasuh anak-anaknya..
Di Desa Ngancar terdapat 2 kelompok tribina BKR. Namun sayangnya, kegiatan kelompok
BKR kurang begitu aktif. Peran kelompok BKR sangat diperlukan untuk memberikan wawasan
kepada orang tua remaja dan kewaspadaan terhadap pergaulan remaja. Selain itu perlu adanya
dukungan dari pemerintah desa dan instansi terkait untuk mencegah terjadinya pernikahan usia
dini dan meningkatkan komitmen orang tua remaja untuk tidak menikahkan anaknya sebelum
berusia 21 tahun bagi wanita dan 25 tahun bagi laki-laki.
Untuk menangani permasalahan kependudukan tersebut, diperlukan beberapa langkah
pemecahan diantaranya sebagai berikut:
1. Advokasi.
Adapun sasaran advokasi dan isi pesan advokasi untuk menangani permasalahan ini
adalah:
a. Kepala Desa
Meminta dukungan kebijakan terkait pengaktian kembali kelompok BKR melalui
pembuatan SK kepengurusan BKR. Kepala Desa agar dapat memberikan
motivasi kepada warga khususnya orang tua remaja agar memiliki kesadaran
untuk memantau dan memberikan pengawasan kepada remajanya.
b. Ketua TP PKK
Meminta dukungan kegiatan pembinaan orang tua remaja melalui kelompok BKR
yang diselaraskan dengan program PKK dan pertemuan rutin PKK baik di tingkat
Desa maupun Dusun.
c. Ketua Karang Taruna
Meminta dukungan dari ketua Karang Taruna akan pentingnya merencanakan
kehidupan rumah tangga bagi remaja melalui Pendewasaan Usia Perkawinan dan
selalu menghindari Triad KRR.
2. Sasaran KIE
Sasaran KIE adalah orang tua remaja dengan tema KIE mengenai kesadaaran akan
pentingnya mendidik anak agar terhindar dari bahaya pergaulan bebas. Selain itu juga
perlu melakukan kepada remaja Desa Ngancar untuk memberikan pengetahuan
mengenai Pendewasaan Usia Perkawinan dan pentingnya memiliki kesiapan
berkeluarga bagi remaja khususnya remaja putri agar tidak berisiko melahirkan anak
stunting.
3. Media KIE
Media KIE yang dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan bahan KIE antara lain
melalui poster, leaflet, stiker, dan powerpoint/presentasi.
4. Forum yang dapat dimanfaatkan
Dalam pelaksanaan KIE, tentunya membutuhkan forum agar dapat menjangkau lebih
banyak audiens. Adapun forum yang dapat digunakan untuk melakukan KIE kepada
orang tua remaja adalah melalui pertemuan BKR ataupun bersamaan dengan
pertemuan PKK. Sedangkan forum pertemuan Karang Taruna menjadi wadah yang
sangat strategis untuk mengumpulkan remaja dan memberikan materi KIE melalui
sosialisasi atau penyuluhan.
CONTOH MEDIA KIE YANG DAPAT DIGUNAKAN UNTUK MENINGKATKAN
PENGETAHUAN REMAJA MENGENAI PUP

Anda mungkin juga menyukai