Anda di halaman 1dari 4

PENANGANAN DIABETES

MELLITUS TIPE 1
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tgl. Terbit :
Halaman :
UPTD Puskesmas
Demangan Silverina K, SKM, M.MKes
Kota Madiun NIP. 19670701 199102 2 001

1. Pengertian Diabetes Melitus Tipe 1 ( Insulin Dependent Diabetes Mellitus ) adalah


gangguan metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia akibat akibat
destruksi sel ß pancreas karena Immune-mediated atau Idiopatik dan
terjadi pada usia muda < 40 tahun

2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam melakukan penanganan DM tipe 1

3. Kebijakan Sesuai dengan SK Kapus tentang Pelayanan Klinis


4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2014 tentang Panduan
Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilisitas Kesehatan Primer
5. Alat dan Alat :
bahan
Bahan :

6.Langkah- 1. Petugas melakukan anamnesa


langkah a. Keluhan klasik
- Polifagia
- Poliuri
- Polidipsi
- Penurunan berat badan yang tidak jelas sebabnya
b. Keluhan tidak khas DM :
- Lemah
- Kesemutan (rasa baal di ujung-ujung ekstremitas)
- Gatal
- Mata kabur
- Disfungsi ereksi pada pria
- Pruritus vulvae pada wanita
- Luka yang sulit sembuh
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Fisik Patognomonis
Penurunan berat badan yang tidak jelas penyebabnya
3. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang
a. Gula Darah Puasa
b. Gula Darah 2 jam Post Prandial
c. HbA1C
4. Petugas menegakkan diagnosa
a. Gejala klasik DM (poliuria, polidipsia, polifagi) + glukosa plasma
sewaktu ≥ 200 mg/dL (11.1 mmol/L). Glukosa plasma sewaktu
merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa
memperhatikan waktu makan terakhir. ATAU
b. Gejala Klasik DM+ Kadar glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dl.
Puasa diartikan pasien tidak mendapat kalori tambahan
sedikitnya 8 jam ATAU c. Kadar glukosa plasma 2 jam pada tes
toleransi glukosa terganggu (TTGO) > 200 mg/dL (11.1
mmol/L) TTGO dilakukan dengan standard WHO, menggunakan
beban glukosa anhidrus 75 gram yang dilarutkan dalam air.
ATAU
c. HbA1C . Penentuan diagnosis DM berdasarkan HbA1C ≥ 6.5 %
belum dapat digunakan secara nasional di Indonesia,
mengingat standarisasi pemeriksaan yang masih belum baik.
5. Petugas memberikan terapi pemberian insulin
7.
Gula Darah Reguler Insulin (unit,
(mg/dL) subkutan)

<200 0

200-250 5

250-300 10

300-350 15

>350 20
melakukan konseling dan edukasi mengatur diet dan pola makan
8. Diagram alir

Melakukan Melakukan
Anamnes
pemeriksaan pemeriksaan
a
fisik penunjang

Menegakkan diagnose
klinis

Menegakkan diagnose
banding

Menegakkan komplikasi

Melakukan
Melakukan terapi dan
konseling dan
tindakan
edukasi

9. Unit terkait 1. BP Umum


2. Labolatorium
10. Dokumen
terkait

11. Rekaman No Yang dirubah Isi perubahan Tanggal mulai diberlakukan


historis
perubahan

Keterangan :

FONT : TAHOMA
FONT SIZE : 12
LINE SPACING : 1.5
MARGINS : Top 2 cm
Left 3 cm
Bottom 2 cm
Right 2 cm
Kertas : Width 21,59 cm
Height 33,02 cm
Halaman : Diketik dan disesuaikan dengan jumlah halaman yg dikerjakan.

Pemberian nomor halaman di tengah bawah nomor -1- dst.


DIAGRAM ALIR : Diagram Alir/ bagan alir (Flow Chart):

Di dalam penyusunan prosedur maupun instruksi kerja sebaiknya


dalam langkah-langkah kegiatan dilengkapi dengan diagram alir/
bagan alir untuk memudahkan dalam pemahaman langkah-
langkahnya.
Adapun bagan alir secara garis besar dibagi menjadi dua macam,
yaitu diagram alir makro dan diagram alir mikro.
1. Diagram alir makro, menunjukkan kegiatan-kegiatan secara
garis besar dari proses yang ingin kita tingkatkan, hanya
mengenal satu simbol, yaitu simbol balok:

2. Diagram alir mikro, menunjukkan rincian kegiatan-kegiatan dari


tiaptahapan diagram makro, bentuk simbol sebagai berikut:
3. Awal kegiatan :

4. Akhir kegiatan :

5. Simbol keputusan: Ya
?

Tidak

6. Penghubung :

7. Dokumen :

8. Arsip :

Anda mungkin juga menyukai