Memproses Transfer Dana Atau Transfer Debit Di Perbankan
Memproses Transfer Dana Atau Transfer Debit Di Perbankan
K.64SPP01.001.1
DAFTAR ISI
A. DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Pembayaran dalam Transaksi Ekonomi
Gambar 2 Komponen Sistem Pembayaran
Gambar 3 Sistem Pembayaran di Indonesia
Gambar 4 Ilustrasi Kegiatan Transfer Dana
Gambar 5 Ilustrasi Kegiatan Transfer Debit
Gambar 6 Ilustrasi Transfer Dana Domestik dan Crossborder
Gambar 7 Infrastruktur Sistem BI-RTGS dan SKNBI
Gambar 8 Jam Operasional SKNBI
Gambar 9 Ilustrasi Transaksi Transfer Dana Melalui SKNBI
Gambar 10 Pembuatan Batch DKE Transfer Dana pada Layanan Transfer Dana
Gambar 11 Jadwal Setelmen dalam Layanan Transfer Dana dalam SKNBI
Gambar 12 Standar Layanan Nasabah dalam Layanan Transfer Dana
Gambar 13 Transaksi Multiple Credit Transfer dalam Layanan Pembayaran
Reguler
Gambar 14 Pembuatan Batch DKE Pembayaran pada Layanan Pembayaran
Reguler
Gambar 15 Jadwal Setelmen dalam Layanan Pembayaran Reguler
Gambar 16 Kliring Penyerahan Warkat Debit Melalui SKNBI
Gambar 17 Kliring Pengembalian Warkat Debit Melalui SKNBI
Gambar 18 Pembayaran Kliring Warkat Debit Melalui SKNBI
Gambar 19 Pembuatan Batch DKE Warkat pada Layanan Kliring Warkat Debit
Gambar 20 Contoh Format Standing Instruction
Gambar 21 Pembuatan Mandat pada Layanan Penagihan Reguler
Gambar 22 Mekanisme Transaksi Penagihan Reguler
Gambar 23 Pembuatan Batch DKE Penagihan pada Layanan Penagihan Reguler
Gambar 24 Contoh Koreksi Bilyet Giro yang Dapat Dibayarkan
Gambar 25 Contoh Surat Keterangan Penolakan Melalui Kliring
Gambar 26 Contoh Surat Keterangan Penolakan Melalui Loket Bank
Gambar 27 Contoh Surat Keterangan Penahanan Warkat Debit
Gambar 28 Contoh Surat Permohonan Penagihan Warkat Debit di Luar Mekanisme
SKNBI
B. DAFTAR BOKS
BOKS 1 Contoh Mekanisme Net Settlement secara Multilateral dari Suatu
Sistem Transfer Debit atau Kliring
BOKS 2 Contoh Perhitungan Jasa, Bunga, dan Kompensasi Karena
Ketidaksesuaian Instruksi Setelmen Dana dengan Perintah Transfer
Dana
BOKS 3 Contoh Perhitungan Jasa, Bunga, dan Kompensasi Karena
Ketidaksesuaian Instruksi Setelmen Dana dengan Perintah Transfer
Dana
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan Umum
Setelah mempelajari modul ini, peserta latih diharapkan mampu melakukan
pemrosesan transaksi Transfer Dana atau transaksi Transfer Debit.
B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi “Memproses
Transaksi Transfer Dana atau Transaksi Transfer Debit” ini adalah dalam rangka
memfasilitasi peserta agar pada akhir pelatihan memiliki kemampuan dalam
melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
1. Melakukan validasi Perintah Transfer Dana atau Perintah Transfer Debit,
termasuk memeriksa kelengkapan dan kebenaran informasi Perintah Transfer
Dana keluar atau informasi Perintah Transfer Debit; dan
2. Meneruskan Perintah Transfer Dana atau Perintah Transfer Debit.
BAB II
MELAKUKAN VALIDASI PERINTAH TRANSFER DANA ATAU PERINTAH
TRANSFER DEBIT
1. Gambaran Umum
a) Mengenal Sistem Pembayaran Indonesia
Alan Greenspan, Gubernur The Fed periode 1987-2006, pernah
menyampaikan bahwa jika ingin membuat perekonomian Amerika jatuh,
maka cukup menjatuhkan sistem pembayarannya. Ungkapan tersebut
dirasa cukup menggambarkan betapa pentingnya peran sistem pembayaran
bagi perekonomian suatu negara. Sistem pembayaran ibarat urat nadi yang
melakukan sirkulasi darah dalam tubuh kita, sehingga harus dijaga
kelancaran dan keamanannya, agar bisa menopang perekonomian nasional.
Sistem pembayaran yang lancar akan mendukung efektivitas pelaksanaan
kebijakan moneter dan mewujudkan stabilitas sistem keuangan. Sebaliknya,
jika sistem pembayaran tidak lancar akan memberikan dampak yang kurang
baik pada kestabilan perekonomian. Lalu, apakah yang dimaksud dengan
sistem pembayaran?
Pembayaran sendiri merupakan salah satu aktivitas penting pada setiap
transaksi dalam kegiatan ekonomi. Secara umum, pembayaran dapat
didefinisikan sebagai persetujuan untuk melakukan suatu transfer nilai
(perpindahan dana) antara dua pihak, misal antara pembeli dan penjual
dalam suatu transaksi.
Aliran Uang
Payer/ Payee/
Buyer Seller
Aliran Barang/Jasa
Terdapat 2 (dua) jenis Transfer Dana, yaitu Transfer Kredit dan Transfer
Debit.
1Kliring adalah proses perhitungan hak dan kewajiban para pihak yang melaksanakan perintah transfer debit yang
penyelesaian akhirnya dilakukan pada waktu tertentu
Judul Modul: Memproses Transaksi Transfer Dana atau Transaksi
Transfer Debit Halaman: 11 dari 92
Buku Informasi Versi : 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.001.1
BOKS 1 : Contoh Mekanisme Net Settlement secara Multilateral dari suatu Sistem
Transfer Debit atau Kliring
Misalnya Bank A, Bank B, Bank C dan Bank D, masing-masing menerima Transfer Debit masuk
(mempunyai kewajiban pembayaran dari Cek dan BG yang di-issue oleh masing-masing Bank
dan digunakan oleh Nasabahnya untuk membayar) dan melakukan Transfer Debit keluar
(mempunyai tagihan pembayaran), yang yang akan di-kliring-kan/di-offsetting (netting) secara
multilateral pada EOD sebagai berikut:
Tagihan Total
Kewajiban Kewajiban
Bank A Bank B Bank C Bank D
Bank A - 90 40 80 210
Bank B 70 - 0 0 70
Bank C 0 50 - 20 70
Bank D 10 30 70 - 110
Total Tagihan 80 170 110 100 460
Pada EOD, penyelenggara sistem Transfer Debit atau kliring tersebut melakukan proses
multilateral netting, yang menghasilkan angka netto untuk masing-masing Bank Peserta, di
mana angka netto minus (-) berarti total kewajiban lebih besar daripada total tagihan, dan
angka netto plus (+) berarti total tagihan lebih besar daripada total kewajiban. Angka netto
minus (-) akan mendebit rekening setelmen Bank Peserta, dan angka netto plus (+) akan
mengkredit rekening setelmen Bank Peserta.
perintah Transfer Debit di sistem dengan waktu pelaksanaan proses multilateral netting dan
settlement di sistem, dan apabila terdapat angka netto minus (-) yang tidak dapat di-cover
oleh saldo rekening setelmen Bank peserta maka penyelenggara sistem/kliring menghadapi
risiko kredit. Selain itu, kegagalan settlement atas Bank peserta yang memiliki angka netto
minus (-) tersebut dapat berpotensi menyebabkan kegagalan settlement untuk Bank-Bank
peserta yang memiliki angka netto plus (+).
Contoh:
Pelaksanaan Transfer Dana dari Nasabah A melalui Bank X kepada
Nasabah B melalui Bank Y.
Peserta Sistem BI-RTGS merupakan Bank dan Lembaga Selain Bank (misal
switching company, penyelenggara setelmen di Pasar Modal, dll) sedangkan
Peserta SKNBI saat ini hanya terbatas pada Bank. Adapun hubungan
infrastruktur Sistem BI-RTGS dan SKNBI di sisi Penyelenggara (BI) dengan
Peserta diilustrasikan pada gambar berikut:
Keterangan gambar:
SSK (Sistem Sentral Kliring), yaitu infrastuktur di Bank Indonesia yang digunakan dalam
penyelenggaraan SKNBI.
SPK (Sistem Peserta Kliring), yaitu infrastruktur di Peserta SKNBI yang terhubung
dengan SSK yang digunakan oleh Peserta SKNBI dalam penyelenggaraan SKNBI.
RCN (RTGS-Central Node), yaitu infrastruktur di Bank Indonesia yang digunakan dalam
penyelenggaraan Sistem BI-RTGS. RCN menyediakan fungsi penatausahaan rekening
Setelmen Dana, pelaksanaan Setelmen Dana, dan fungsi-fungsi lain dalam rangka
penyelenggaraan Sistem BI-RTGS.
RPP (RTGS-Participant Platform), yaitu infrastruktur di Peserta Sistem BI-RTGS yang
terhubung dengan CN yang digunakan dalam penyelenggaraan Sistem BI-RTGS. PP terdiri
atas STPG (Straight Through Processing Gateway), yaitu PP yang terhubung secara straight
through dengan core Banking Peserta, dan PG (Participant Gateway), yaitu PP yang tidak
terhubung secara straight through dengan core Banking Peserta.
Jaringan Komunikasi Data (JKD) merupakan infrastruktur komunikasi yang
menghubungkan antara sistem di Penyelenggara dan Peserta.
penyelesaian di sisi Rupiah dari transaksi jual beli mata uang dolar
Amerika Serikat terhadap mata uang Rupiah antar Peserta Sistem
BI-RTGS); dan
(g) Transfer Dana dari Bank kepada Bank lain untuk Setelmen Dana
dari transaksi Surat Berharga Negara (SBN) dalam valuta asing
(transaksi multicurrency).
2) Transfer Dana dari Peserta Sistem BI-RTGS kepada Nasabah Peserta
Sistem BI-RTGS lainnya atau sebaliknya, yang meliputi:
(a) Transfer Dana dari Bank kepada Bank Indonesia, atau sebaliknya,
untuk kepentingan instansi pemerintah, lembaga keuangan
internasional, lembaga lain, atau internal Bank Indonesia; dan
(b) Transfer Dana dari Bank kepada Bank lainnya untuk kepentingan
Nasabah.
3) Transfer Dana dari Nasabah Peserta Sistem BI-RTGS kepada Nasabah
Peserta Sistem BI-RTGS lain.
Gambar 10 : Pembuatan Batch DKE Transfer Dana pada Layanan Transfer Dana
Gambar 19 : Pembuatan Batch DKE Warkat pada Layanan Kliring Warkat Debit
DKE Warkat Debit yang telah dikirim oleh Peserta harus diikuti dengan
penyampaian Warkat Debit kepada Peserta Penerima di wilayah Kliring
dimana Warkat Debit tersebut dikliringkan melalui mekanisme
pertukaran Warkat Debit.
1 DKE =
Perjanjian/ DKE Penagihan Batch DKE Penagihan
beberapa
Standing Instruction (SA) (maks. 10 perjanjian/SA (maks. 10 DKE)
transaksi
2
3
Alasan 2
Alasan 1 Rekening Giro atau
Alasan Penolakan
Dana tidak Cukup Rekening Khusus
telah ditutup
Giro Kosong Bilyet Giro Kosong
Alasan 6 Dipilih alasan 6 dan Dipilih alasan 6 dan
tidak dikategorikan tidak dikategorikan
sebagai Cek dan Bilyet sebagai Cek dan
Giro Kosong Bilyet Giro Kosong
Alasan 7 Dipilih alasan 7 dan Dipilih alasan 7 dan
tidak dikategorikan tidak dikategorikan
sebagai Cek dan Bilyet sebagai Cek dan
Giro Kosong Bilyet Giro Kosong
Alasan 8 Dipilih alasan 8 dan Dipilih alasan 8 dan
tidak dikategorikan tidak dikategorikan
sebagai Cek dan Bilyet sebagai Cek dan
Giro Kosong Bilyet Giro Kosong
Alasan 9 Dipilih alasan 9 dan Dipilih alasan 9 dan
tidak dikategorikan tidak dikategorikan
sebagai Cek dan Bilyet sebagai Cek dan
Giro Kosong Bilyet Giro Kosong
Alasan 10 Dipilih alasan 10 dan Dipilih alasan 10 dan
tidak dikategorikan tidak dikategorikan
sebagai Cek dan Bilyet sebagai Cek dan
Giro Kosong Bilyet Giro Kosong
Alasan 11 Dipilih alasan 11 dan Dipilih alasan 11 dan
tidak dikategorikan tidak dikategorikan
sebagai Cek dan Bilyet sebagai Cek dan
Giro Kosong Bilyet Giro Kosong
Alasan 12 Dipilih alasan 1 dan Dipilih alasan 2 dan
dikategorikan sebagai dikategorikan sebagai
Cek dan Bilyet Giro Cek dan Bilyet Giro
Kosong Kosong
Alasan 13 Dipilih alasan 1 dan Dipilih alasan 2 dan
dikategorikan sebagai dikategorikan sebagai
Cek dan Bilyet Giro Cek dan Bilyet Giro
Kosong Kosong
Alasan 14 Dipilih alasan 1 dan Dipilih alasan 2 dan
dikategorikan sebagai dikategorikan sebagai
Cek dan Bilyet Giro Cek dan Bilyet Giro
Kosong Kosong
Alasan 15 Dipilih alasan 1 dan Dipilih alasan 2 dan
dikategorikan sebagai dikategorikan sebagai
Cek dan Bilyet Giro Cek dan Bilyet Giro
Kosong Kosong
Alasan 16 Dipilih alasan 1 dan Dipilih alasan 2 dan
dikategorikan sebagai dikategorikan sebagai
Cek dan Bilyet Giro Cek dan Bilyet Giro
Kosong Kosong
Alasan 2
Alasan 1 Rekening Giro atau
Alasan Penolakan
Dana tidak Cukup Rekening Khusus
telah ditutup
Alasan 17 Dipilih alasan 1 dan Dipilih alasan 2 dan
dikategorikan sebagai dikategorikan sebagai
Cek dan Bilyet Giro Cek dan Bilyet Giro
Kosong Kosong
Alasan 18 Dipilih alasan 1 dan Dipilih alasan 2 dan
dikategorikan sebagai dikategorikan sebagai
Cek dan Bilyet Giro Cek dan Bilyet Giro
Kosong Kosong
Alasan 19 Dipilih alasan 19 dan Dipilih alasan 19 dan
tidak dikategorikan tidak dikategorikan
sebagai Cek dan Bilyet sebagai Cek dan
Giro Kosong Bilyet Giro Kosong
Alasan 20 Dipilih alasan 20 dan Dipilih alasan 20 dan
tidak dikategorikan tidak dikategorikan
sebagai Cek dan Bilyet sebagai Cek dan
Giro Kosong Bilyet Giro Kosong
Alasan 21 Dipilih alasan 21 dan Dipilih alasan 21 dan
tidak dikategorikan tidak dikategorikan
sebagai Cek dan Bilyet sebagai Cek dan
Giro Kosong Bilyet Giro Kosong
Alasan 22 Dipilih alasan 1 dan Dipilih alasan 2 dan
dikategorikan sebagai dikategorikan sebagai
Cek dan Bilyet Giro Cek dan Bilyet Giro
Kosong Kosong
(a) Setiap penolakan Cek dan Bilyet Giro baik melalui Kliring
maupun melalui loket Bank (over the counter), harus
diinformasikan kepada Pemegang melalui Surat Keterangan
Penolakan (SKP).
(1) SKP atas penolakan Cek dan Bilyet Giro yang dilakukan
melalui Kliring dibuat oleh Bank Penagih dengan tata
cara sebagai berikut:
a. Surat Keterangan Penolakan (SKP) dibuat
berdasarkan incoming Data Keuangan Elektronik
(DKE) yang dikirim oleh oleh Bank Tertarik pada
Kliring Pengembalian.
b. Surat Keterangan Penolakan (SKP) dicetak dalam
rangkap 2 (dua), yaitu:
(b) Dalam hal Warkat Debit ditolak karena diduga terkait suatu
tindak pidana sesuai dengan surat keterangan dari pihak
yang berwenang, maka Penyelenggara Penerima harus
menahan Warkat Debit dan membuat surat keterangan
1) Bank Penagih
(a) Memastikan syarat format pada Cek dan/atau Bilyet Giro telah
terpenuhi
(b) Membuat surat permohonan panagihan Warkat Debit kepada Bank
Tertarik,
Adapun contoh surat permohonan penagihan Warkat Debit adalah
sebagaimana gambar 28.
2) Bank Tertagih
BAB III
MENERUSKAN PERINTAH TRANSFER DANA ATAU PERINTAH
TRANSFER DEBIT
DAFTAR PUSTAKA
A. Dasar Perundang-Undangan
1. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang atau Wetboel van Koophandel voor Indonesie
Staatblad 1847-23 Tahun 1847 sebagaimana diubah dengan Undang-undang Nomor
4 Tahun 1971 tentang Perubahan dan Penambahan atas Ketentuan Pasal 54 Kitab
Undang-Undang Hukum Dagang terkait dengan Cek.
2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2011 tentang Transfer Dana.
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, dan/atau
perubahannya yang berlaku.
4. Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/23/PBI/2012 tanggal 26 Desember 2012
tentang Transfer Dana, dan/atau perubahannya yang berlaku.
5. Peraturan Bank Indonesia Nomor 16/1/PBI/2014 tanggal 21 Januari 2014 tentang
Perlindungan Konsumen Jasa Sistem Pembayaran, dan/atau perubahannya yang
berlaku.
6. Peraturan Bank Indonesia Nomor 17/9/PBI/2015 tanggal 29 Mei 2015 sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 21/8/PBI/2019
tanggal 24 Mei 2019 tentang Penyelenggaraan Transfer Dana dan Kliring Berjadwal
Oleh Bank Indonesia.
7. Peraturan Bank Indonesia Nomor 17/18/PBI/2015 tanggal 12 November 2015
sebagaimana diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 18/6/PBI/2016
tanggal 28 April 2016 tentang Penyelenggaraan Transaksi, Penatausahaan Surat
Berharga, dan Setelmen Dana Seketika, dan/atau perubahannya yang berlaku.
8. Peraturan Bank Indonesia Nomor 18/18/PBI/2016 tanggal 15 September 2016
tentang Transaksi Valuta Asing terhadap Rupiah Antara Bank dengan Pihak
Domestik, dan/atau perubahannya yang berlaku.
9. Peraturan Bank Indonesia Nomor 18/19/PBI/2016 tanggal 15 September 2016
tentang Transaksi Valuta Asing terhadap Rupiah Antara Bank dengan Pihak Asing,
dan/atau perubahannya yang berlaku.
10. Peraturan Bank Indonesia Nomor 18/41/PBI/2016 tanggal 29 November 2016
tentang Bilyet Giro, dan/atau perubahannya yang berlaku.
11. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/23/DASP tanggal 27 Juni 2013 tentang
Penyelenggaraan Transfer Dana, dan/atau perubahannya yang berlaku.
12. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 16/16/DKSP tanggal 30 September 2014 perihal
Tata Cara Pelaksanaan Perlindungan Konsumen Jasa Sistem Pembayaran, dan/atau
perubahannya yang berlaku.
13. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 17/14/DPSP tanggal 5 Juni 2015 sebagaimana
diubah dengan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 18/9/DPSP tanggal 2 Mei 2016
perihal Perlindungan Nasabah dalam Penyelenggaraan Transfer Dana dan Kliring
Berjadwal melalui Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia, dan/atau perubahannya
yang berlaku.
14. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 17/30/DPSP tanggal 13 November 2015
sebagaimana diubah terakhir dengan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor
18/37/DPSP tanggal 16 Desember 2016 perihal Penyelenggaraan Setelmen Dana
Seketika melalui Sistem Bank Indonesia-Real Time Gross Settlement, dan/atau
perubahannya yang berlaku.
15. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 17/33/DPSP tanggal 13 November 2015 perihal
Tata Cara Penggunaan Fasilitas Likuiditas Intrahari, dan/atau perubahannya yang
berlaku.
16. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 17/34/DPSP tanggal 13 November 2015
sebagaimana diubah dengan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 18/10/DPSP
tanggal 2 Mei 2016 perihal Perlindungan Nasabah Dalam Pelaksanaan Transfer Dana
Sistem.
17. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 17/35/DPSP tanggal 13 November 2015 perihal
Batas Nilai Nominal Transfer Dana Melalui Sistem Bank Indonesia-Real Time Gross
Settlement dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia, dan/atau perubahannya yang
berlaku.
18. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 18/7/DPSP tanggal 2 Mei 2016 sebagaimana
diubah dengan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 18/40/DPSP tanggal 30
Desember 2016 perihal Penyelenggaraan Transfer Dana dan Kliring Berjadwal oleh
Bank Indonesia, dan/atau perubahannya yang berlaku.
19. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 18/32/DPSP tanggal 7 Desember 2016 perihal
B. Buku Referensi
1. -
1. –
D. Referensi Lainnya
1. -
A. Daftar Peralatan/Mesin
B. Daftar Bahan
LAMPIRAN 1
DAFTAR ISTILAH
10. DKE Warkat DKE yang dibuat berdasarkan perintah PBI SKNBI
Debit Transfer Debit dan digunakan sebagai
No.21/8/PBI/2019
dasar perhitungan dalam Layanan
Kliring Warkat Debit
26. Pengirim Asal Pihak yang pertama kali mengeluarkan UU No.3 Tahun 2011
(originator) Perintah Transfer Dana. tentang Transfer
Dana
27. Penerima Pihak yang disebut dalam Perintah UU No.3 Tahun 2011
(beneficiary) Tranfer Dana untuk menerima Dana tentang Transfer
hasil transfer. Dana
28. Perintah Perintah tidak bersyarat dari Nasabah UU No.3 Tahun 2011
Transfer Dana Pengirim kepada Bank atau lembaga tentang Transfer
selain Bank untuk membayarkan Dana
sejumlah dana tertentu kepada Nasabah
Penerima.
29. Perintah Perintah tidak bersyarat dari Pengirim UU No.3 Tahun 2011
Transfer Debit Transfer Debit kepada Bank/lembaga tentang Transfer
penagih untuk melakukan penagihan Dana
sejumlah dana tertentu kepada Bank
pembayar Transfer Debit agar
dibayarkan kepada Nasabah Penerima.
33. Prefund Kredit Prefund yang disediakan untuk Layanan PBI SKNBI
Transfer Dana dan Layanan No.21/8/PBI/2019
Pembayaran Reguler.
34. Prefund Debit Prefund yang disediakan untuk Layanan PBI SKNBI
Kliring Warkat Debit dan Layanan No.21/8/PBI/2019
Penagihan Reguler.
44. Surat Surat Utang Negara dan Surat Berharga PBI RTGS
Berharga Syariah Negara No.17/18/PBI/2015
Negara (SBN)
45. Transfer Dana Rangkaian kegiatan yang dimulai UU No.3 Tahun 2011
dengan perintah dari Pengirim Asal tentang Transfer
yang bertujuan memindahkan sejumlah Dana
Dana kepada Penerima yang disebutkan
dalam Perintah Transfer Dana sampai
dengan diterimanya Dana oleh
Penerima.
LAMPIRAN 2
DAFTAR SINGKATAN
7. DC Data Center