Proposal Penelitian
Proposal Penelitian
PENDAHULUAN
1
Tabel 1.1
Daftar Hadir Pegawai Tata Usaha (TU) Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)
Bulan Presentase
Juni 70
Juli 80
Agustus 78
September 75
2
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Islam Negeri
Sunan Gunung Djati Bandung)”
3
2. Teoritis
Diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan di
bidang kepegawaian dan dapat menjadi bahan referensi bagi peneliti
lainnya yang ingin atau akan melakukan penelitian pada bidang kajian
yang sama.
4
atas tanggapan bahwa satu-satunya kepentingan pemimpin perusahaan itu
terhadap dirinya untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya
darinya dan memberi sedikit mungkin.
Semangat kerja menurut Nitisemito (2002:427) dapat diukur
melalui presensi karyawan di tempat kerja, tanggung jawabnya terhadap
pekerjaan, disiplin kerja, kerjasama dengan pimpinan atau teman sejawat
dalam organisasi serta tingkat produktivitas kerja. Untuk memahami indikator
semangat kerja berikut diuraikan penjelasan masing-masing indikator :
1. Presensi
2. Disiplin Kerja
3. Kerjasama
4. Tanggung jawab
5. Produktivitas Kerja
5
Maka dari penjelasan di atas dapat di buat kerangka pemikiran sebagai
berikut :
Gambar 1.1
Kerangka Pemikiran
1.7 Hipotesis
H 0 = Terdapat pengaruh antara penilaian kinerja terhadap semangat kerja
pegawai TU FISIP Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Bandung
H I = Tidak terdapat pengaruh antara penilaian kinerja terhadap semangat
kerja pegawai TU FISIP Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Bandung
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
menjelaskan bahwa administrasi adalah segenap rangkaian kegiatan penataan
terhadap kegiatan pokok yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam kerja
sama mencapai tujuan tertentu (Ulbert Silalahi, 2009 :9).
2.2.2 Administrasi Publik
Publik adalah sejumah manusia yang mempunyai pandangan berfikir yang
sama dan haraoan yang sama, maksudnya setiap orang mempunyai pandangan
yang sama terhadap suatu hal yang bersifat umum. Sementara istilah publik
berasal dari bahasa inggris publik yang berarti umum, masyarakat, negara.
Menurut Litjan Poltak Sinambela, dkk (2011 : 5) “kata publik sebenarnya
sudah diterima menjadi bahasa Indonesia baku menjadi publik yang berarti
umum, orang banyak, ramai”. Menurut Inu Kencana Syafiie, dkk (1999 : 18)
arti dari kata publik itu sendiri adalah “sejumlah manusia yang memiliki
kebersamaan berfikir, perasaan, harapan, sikap, dan tindakan yang benar dan
baik berdasarkan nilai-nilai norma yang mereka miliki.
Maka dapat diambil kesimpulan bahwa adminsitrasi publik adalah
kegiatan dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan tertentu dalam hal
kepentingan masyakat umum. Atau dapat pula dikatakan bahwa administrasi
publik merupakan proses sumber daya dan personel publik diorganisir dan
dikoordinasikan untuk memformulasikan, mengimplementasikan, dan
mengelola keputusan untuk kebijakan publik. Administrasi publik bertujuan
untuk memecahkan masalah-masalah publik melalui perbaikan atau
penyempurnaan terutama di bidang organisasi
2.2.3 Penilaian Kinerja
Penilaian prestasi kerja menurut Widodo dalam Sami'an (2012:1)
adalah proses untuk mengukur prestasi kerja karyawan berdasarkan peraturan
yang telah ditetapkan, dengan cara membandingkan sasaran (hasil kerjanya)
dengan persyaratan deskripsi pekerjaan yaitu standar pekerjaan yang telah
ditetapkan selama periode tertentu. Standar kerja tersebut dapat dibuat baik
secara kualitatif maupun kuantitatif. Siagian dalam Sami'an (2012:1)
menyatakan bahwa penilaian prestasi kerja adalah suatu pendekatan dalam
8
melakukan penilaian prestasi kerja para karyawan yang di dalamnya terdapat
berbagai faktor seperti :
1. Penilaian dilakukan pada manusia sehingga disamping memiliki
kemampuan tertentu juga tidak luput dari berbagai kelemahan dan
kekurangan.
2. Penilaian yang dilakukan pada serangkaian tolak ukur tertentu yang
realistik, berkaitan langsung dengan tugas seseorang serta kriteria yang
ditetapkan dan diterapkan secara obyektif.
3. Hasil penilaian harus disampaikan kepada karyawan yang dinilai.
9
atau memperbandingkan kinerja antar karyawan yang memiliki kesamaan
tugas.
10
memungkinkan seorang karyawan untuk menghasilkan kerja yang lebih
banyak dan lebih tanpa menambah keletihan, yang menyebabkan karyawan
dengan antusias ikut serta dalam kegiatan-kegiatan dan usaha-usaha
kelompok sekerjanya, dan membuat karyawan tidak mudah kena pengaruh
dari luar, terutama dari orang-orang yang mendasarkan sasaran mereka itu
atas tanggapan bahwa satu-satunya kepentingan pemimpin perusahaan itu
terhadap dirinya untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya
darinya dan memberi sedikit mungkin.
Sedangkan Sastrohadiwiryo (2003:282) mendeskripsikan semangat kerja
sebagai suatu kondisi rohaniah, atau perilaku individu tenaga kerja dan
kelompok – kelompok yang menimbulkan kesenangan yang mendalam pada
diri tenaga kerja untuk bekerja dengan giat dan konsekuen dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan perusahaan. Menurut Nitisemito dalam Arwani
dan Ashari (2009:216) definisi dari semangat kerja adalah kondisi seseorang
yang menunjang dirinya untuk melakukan pekerjaan lebih cepat dan lebih
baik di dalam sebuah perusahaan. Semangat kerja juga merupakan suatu sikap
individu atau kelompok terhadap kesukarelaannya untuk bekerjasama agar
mencurahkan kemampuanya secara menyeluruh.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
semangat kerja adalah kemauan atau kesediaan dari setiap individu atau
kelompok untuk saling bekerjasama dengan giat, disiplin dan penuh rasa
tanggung jawab dalam melaksanakan tujuan yang telah ditetapkan oleh
perusahaan. Akan tetapi dalam hal ini, tiap individu dipengaruhi oleh
keinginan atau motif tertentu sesuai dengan kebutuhannya. Jika keinginan
atau motif tersebut tidak terpenuhi, maka dapat menurunkan semangat kerja
karyawan, dan sebaliknya jika kebutuhan terpenuhi maka dapat meningkatkan
semangat kerja karyawan.
Semangat kerja menurut Nitisemito (2002:427) dapat diukur
melalui presensi karyawan di tempat kerja, tanggung jawabnya terhadap
pekerjaan, disiplin kerja, kerjasama dengan pimpinan atau teman sejawat
11
dalam organisasi serta tingkat produktivitas kerja. Untuk memahami indikator
semangat kerja berikut diuraikan penjelasan masing-masing indikator :
6. Presensi
Presensi merupakan kehadiran karyawan yang berkenaan dengan
tugas dan kewajibannya. Pada umumnya instansi/organisasi selalu
mengharapkan karyawannya untuk datang dan pulang tepat waktu,
sehingga pekerjaan tidak tertunda sehingga instansi/organisasi dapat
mancapai tujuan secara optimal.
Presensi atau kehadiran pegawai dapat diukur melalui :
a) Kehadiran karyawan di tempat kerja
b) Ketepatan karyawan datang dan pulang
c) Kehadiran pegawai apabila mendapat undangan untuk mengikuti
kegiatan atau acara dalam instansi
7. Disiplin Kerja
Disiplin kerja menurut Wursanto dalam Wijayaningsih (2010:1)
merupakan ketaatan seseorang terhadap suatu peraturan yang berlaku
dalam organisasi yang menggabungkan diri dalam organisasi itu atas
dasar adanya kesadaran dan bukan karena adanya paksaan.
Disiplin kerja menurut Moekijat dalam Wijayaningsih (2012:1)
merupakan suatu kekuasaan yang berkembang dalam penyesuaian diri
dengan sukarela kepada ketentuan-ketentuan, peraturan-peraturan dan
nilai-nilai dari pekerja. Dari pengertian - pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa disiplin merupakan kemauan dan kepatuhan untuk
bertingkah laku sesuai dengan peraturan yang berlaku di instansi /
organisasi yang bersangkutan.
Menurut Fathoni (2006:127), indikator-indikator yang mempengaruhi
tingkat kedisiplinan kerja pegawai suatu organisasi ialah
a) Tujuan dan kemampuan
b) Teladan pimpinan
c) Balas jasa
d) Keadilan
12
e) Waskat
f) Sanksi hukuman
g) Ketegasan
h) Hubungan kemanusiaan
8. Kerjasama
Kerjasama diartikan oleh Westra dalam Wijayaningsih (2012:1)
sebagai suatu sikap dari individu maupun kelompok terhadap
kesukarelaannya untuk bekerjasama agar dapat mencurahkan
kemampuannya secara menyeluruh. Keberhasilan atau kegagalan suatu
organisasi tergantung pada orang-orang yang terlibat di dalamnya. Untuk
itu penting adanya kerjasama yang baik diantara semua pihak dalam
organisasi, baik dengan atasan, teman sejawat, maupun bawahan.
9. Tanggung jawab
Tanggung jawab menurut Westra dalam Wijayaningsih (2012:1)
merupakan keharusan pada seseorang yang melaksanakan kegiatan
selayaknya apa yang telah diwajibkan kepadanya. Tanggung jawab
juga merupakan kewajiban seseorang untuk melaksanakan segala.
sesuatu yang telah diwajibkan kepadanya, dan jika terjadi kesalahan
yang disebabkan karena kelalaiannya, maka seseorang dapat dituntut atau
dipersoalkan.
Menurut Tirtorahardjo (2005:8), menjelaskan bahwa tanggung jawab
terdiri dari :
a) Tanggung jawab kepada diri sendiri
b) Tanggung jawab kepada masyarakat
c) Tanggung jawab kepada tuhan
13
bahwa produktivitas kerja adalah kemampuan seseorang untuk
menghasilkan barang atau jasa dengan menggunakan berbagai sumber
produksi sesuai dengan mutu dan jangka waktu yang telah ditentukan
oleh perusahaan.
Indikasi yang menunjukkan kecenderungan umum rendahnya
semangat kerja adalah rendahnya produktivitas, tingkat absensi yang
tinggi, tingkat kerusakan yang tinggi, kegelisahan dimana-mana, tuntutan
yang sering kali terjadi, dan pemogokan. Menurut Pandji Anoraga
(2005:56-60), ada 10 faktor yang sangat diinginkan oleh para karyawan
untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan, yaitu :
a) Pekerjaan yang menarik
b) Upah yang baik
c) Keamanan dan perlindungan dalam pekerjaan
d) Etos kerja
e) Lingkungan atau sarana kerja yang baik
f) Promosi dan perkembangan diri mereka sejalan dengan perkembangan
perusahaan
g) Merasa terlibat dalam kegiatan-kegiatan organisasi
h) Pengertian dan simpati atas persoalan-persoalan pribadi
i) Kesetiaan pimpinan pada diri sipekerja
j) Disiplin kerja yang keras
14
menyadari pentingnya penilaian kinerja dan pengaruhnya pada motivasi,
loyalitas, kepuasan dan semangat kerja.
Menurut Edenborough (2005:213) Saat ini, sistem penilaian kinerja telah
mengalami banyak peningkatan, tetapi hasilnya masih menunjukkan bahwa
penilaian kinerja memiliki dampak negatif terhadap semangat kerja dan
motivasi dari karyawan jika tidak dinilai secara sistematis. Penilaian secara
tidak sistematis menghasilkan organisasi yang mengalami demoralisasi
karyawan dan juga kehilangan loyalitas karyawan tersebut, yang berdampak
pada tujuan dan sasaran organisasi, Duraisingam & Skinner (2005:4)
mengatakan bahwa penilaian kinerja juga dapat membantu manajer untuk
memutuskan apa saja faktor-faktor yang dapat digunakan untuk
meningkatkan produktivitas karyawan.
Penilaian kinerja memiliki unsur-unsur yang berbeda di dalamnya dan
semua unsur ini saling terkait, penilaian kinerja yang baik akan mencakup
semua elemen dan menggabungkannya untuk kebaikan. Jika penilaian kinerja
memberitahu karyawan tentang kinerja mereka selama periode waktu tertentu
hasilnya kurang baik maka akan memotivasi karyawan dan mereka akan
melakukan upaya untuk tampil lebih baik di masa yang akan datang untuk
mendapatkan promosi dan penghargaan.
Menurut Cascio dalam Asnawi (1999:144) salah satu tujuan penilaian
kinerja adalah sebagai feedback bagi karyawan itu sendiri. Hasil dari penilaian
kinerja dapat dikembalikan kepada masing – masing karyawan sehingga
karyawan dapat sadar bahwa apa yang dilakukan telah dicatat dan dinilai oleh
yang berwenang sehingga karyawan tidak merasa kecewa apabila nilainya
kurang dan merasa bangga apabila nilainya tinggi sehingga semakin
bersemangat dalam bekerja.
Berdasarkan teori tersebut dapat disimpulkan bahwa harapan dari
feedback penilaian kinerja bagi karyawan yang hasil penilaian kinerjanya
tinggi adalah karyawan akan menambah semangat melaksanakan
tugas dan berharap mendapat reward, sedangkan bagi yang hasil penilaian
kinerjanya belum tinggi akan memperbaiki diri dengan makin menambah
15
semangat dan inovasi untuk mengejar ketertinggalannya. Hubungan antara
penilaian kinerja karyawan dan semangat kerja karyawan adalah berbanding
lurus. Sebuah penilaian kinerja karyawan yang hasilnya positif akan
meningkatkan semangat kerja karyawan dan sebaliknya. Dalam kasus yang
sa ngat jarang terjadi, karyawan dapat semakin terpacu semangat kerjanya
karena hasil penilaian kinerja karyawannya yang negatif.
16
BAB III
METODE PENELITIAN
17
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung sebanyak 12
orang, dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 3.1
Jumlah Pegawai TU FISIP Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012 : 96). Karena jumlah populasi
dalam penelitian ini berjumlah sedikit atau kurag dari 100 orang, maka
di dalam melakukan pengumpulan data ini peneliti menggunakan teknik
pengambilan sampel jenuh, yaitu teknik penentuan sampel apabila
semua anggota populasi digunakan sebagai sampel atau penelitian yang
ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Maka
sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai TU FISIP
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
3.3 Jenis Data
18
1. Data primer, adalah data hasil kuisioner responden, hasil observasi dan
hasil wawancara
2. Data sekunder bersumber dari dokumen laporan, peraturan-peraturan yang
berkaitan dengan masalah yang diteliti dan hasil wawancara
3.4 Variabel Penelitian
Menurut Hatch dan Farhady dalam Sugiyono (2012 : 38), variabel dapat
didefinisikan sebagai atribut seseorang atau obyek yang mempunyai variasi
antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain.
Variabel juga dapat merupakan atribut dari bidang keilmuan atau kegiatan
tertentu. Pada penelitian ini yang merupakan variabel terikat (dependen)
adalah Kinerja Pegawai. Adapun yang menjadi variabel bebas (independen)
adalah semangat kerja.
Berikut adalah rincian lebih lanjut mengenai variabel-variabel dimensi,
yang dijabarkan dalam indikator-indikator sebagai berikut :
19
instansi
Disiplin Kerja 1. Tujuan dan
kemampuan
2. Teladan pimpinan
3. Balas jasa
4. Keadilan
5. Waskat
6. Sanksi hukuman
7. Ketegasan
8. Hubungan
kemanusiaan
(Fathoni, 2006:127)
Kerja sama 1. Kerjasama yang
baik dengan atasan
2. Kerjasama yang
baik dengan teman
sejawat
3. Kerjasama yang
baik dengan
bawahan
Tanggung Jawab 1. Tanggung jawab
kepada diri sendiri
2. Tanggung jawab
kepada masyarakat
3. Tanggung jawab
kepada tuhan
(Tirtorahardjo,
2005:8)
Produktivitas 1. Pekerjaan yang
Kerja menarik
20
2. Upah yang baik
3. Keamanan dan
perlindungan dalam
pekerjaan
4. Etos kerja
5. Lingkungan atau
sarana kerja yang
baik
6. Promosi dan
perkembangan diri
mereka sejalan
dengan
perkembangan
perusahaan
7. Merasa terlibat
dalam kegiatan-
kegiatan organisasi
8. Pengertian dan
simpati atas
persoalan-persoalan
pribadi
9. Kesetiaan pimpinan
pada diri sipekerja
10. Disiplin kerja yang
keras
21
Observasi, mempunyai ciri yang lebih spesifik yaitu komunikasi yang
digunakan tidak terbatas pada orang, tetapi juga objek-objek alam yang
ada. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian
berkenaan dengan prilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam
apabila dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Observasi
yang digunakan peneliti adalah observasi tidak terstruktur yaitu observasi
yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan
diobservasi
2. Angket (kuisioner)
Menurut Sugiyono (2012:142), angket merupakan teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan yang tertulis kepada responden utnuk menjawabnya. Teknik
yang digunakan dalam amgket ini adalah skala likert dimana setiap
pertanyaan diberi skor, untuk lebih lengkapnya sebagai berikut :
Tabel 3.2
Skala Likert
3. Studi Kepustakaan
Menurut suharsimi Arikunto (2009:166), studi kepustakaan adalah
metode pengumpulan data dengan cara mencari indformasi melalui buku-
buku, koran, majalah dan literatur lainnya.
22
3.6 Teknik Pengolahan Data
Untuk menganalisa data yang akan diperoleh dari penelitian, menjawab
pertanyaan-pertanyaan riset yang diajukan, perlu dilakukan uji validitas dan
uji reabilitas terhadap pengumpulan data dalam hal ini adalah kuesioner yang
disebarkan.
Teknik pengolahan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
1. Memberikan kuesioner satu persatu untuk dihitung frekuensinya dari
setiap jawaban pertanyaan
2. Penulis mengumpulkan dan mengolah data yang diperoleh dari
kuesioner dengan cara memberikan bobot penilaian dari setiap
pertanyaan berdasarkan skala likert. Skala likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok
orang tentang fenomena sosial (Sugiono, 2010 : 107)
Untuk pengolahan data, maka penelitian ini mengacu pada hasil observasi
gradisi nilai dari nilai sangat positif sampa nilai sangat negatif dan pengukuran
23
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
Dengan skala likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator
Tabel 3.2
Alternatif Jawaban Responden
f
ρ= ×100 %
n
Keterangan:
24
Dalam penjelasan skor jawaban responden, perlu dilakukan
minimum;
responden
responden
minimun
25
Secara kontinum dapat digambarkan, sebagai berikut:
Gambar 3.1
Garis Kontinum
Skor Maksimum Skor Minimum
SR R S T ST
1. Uji Validitas
(item-item dan kategori respons yang diberikan pada suatu variabel khusus)
Uji validitas pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah alat
pengukuran. Dengan demikian, data yang valid adalah data yang tidak berbeda
antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya
26
bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang
n ∑ x i y i−(∑ x i ) ( ∑ y i )
r xy=
√ {n ∑ x −( ∑ x ) } {n ∑ y
i
2
i
2
i
2 2
−( ∑ y i ) }
Keterangan:
∑ xy : Jumlah sampel
∑ x : Jumlah variabel X
∑ y : Jumlah variabel Y
1. Buka program SPSS dengan klik Start >> All Programs >> IBM
2. Pada halaman SPSS 22 yang terbuka, klik Variable View maka akan
3. Pada kolom Name baris pertama sampai kelima ketik item 1 sampai
27
5. Selanjutnya, klik Analyze >> Correlate >> Bivariate;
a. Jika rhitung ≥ rtabel (uji dua sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-
valid).
b. Jika rhitung ≤ rtabel (uji dua sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-
2. Uji Reliabilitas
alat ukur dalam mengukur konsep yang ingin diukur. Reliabitas atau
keandalan adalah ketepatan atau akurasi instrumen pengukur. Setiap alat ukur,
yang konsisten.
28
Semakin tinggi reliabilitas menunjukkan kesalahan pengukuran semakin
reliabilitas.
0,07 dapat diterima dan ≥ 0,08 adalah baik.(Dwi Priyanto, 2014 : 51) Teknik
( )( )
2
k ∑ σb
α= 1− 2
k−1 σt
Keterangan:
2
σt : Varians total
Tabel 3.3
Kriteria Standar Validitas dan Reliabilitas
Standar Reliabilitas Validitas
Good (baik) 0,8 0,4
Acceptable (cukup baik) 0,7 0,3
Marginal 0,6 0,2
Poor (tidak baik) 0,5 0,1
29
Berikut ini langkah-langkah SPSS 22 dalam uji reliabilitas dengan teknik
Cronbach Alpha:
1. Buka program SPSS dengan klik Start >> All Programs >> IBM
2. Pada halaman SPSS 22 yang terbuka, klik Variable View maka akan
30
3. Pada kolom Name baris pertama sampai kelima ketik item 1 sampai
perubahan keadaan, jika terdapat dua atau lebih variabel bebas yang
sebagai berikut:
Y =a+b1 X 1 +b 2 X 2 + b3X3
Keterangan:
Y : Variabel terikat
X : Variabel bebas
α : Nilai intercept
sebagai berikut:
31
1. Buka program SPSS dengan klik Start >> All Programs >> IBM
2. Pada halaman SPSS 22 yang terbuka, klik Variable View maka akan
kolom Name baris kedua ketik X1; pada Label ketik Pengetahuan
(Knowledge). Pada kolom Name baris ketiga ketik X2; pada Label
ketik Keterampilan (Skill); dan Pada kolom Name baris ketiga ketik
dialog;
32
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier
kausal antara satu varibel independen dan satu variabel dependen atau
Y =β 0 + β1 x i
Keterangan:
independen
33
Adapun langkah-langkah analisis regresi linier bergandda pada SPSS 22,
sebagai berikut:
1. Buka program SPSS dengan klik Start >> All Programs >> IBM
2. Pada halaman SPSS 22 yang terbuka, klik Variable View maka akan
kolom Name baris kedua ketik X1; pada Label ketik Pengetahuan
(Knowledge). Pada kolom Name baris ketiga ketik X2; pada Label
ketik Keterampilan (Skill); dan Pada kolom Name baris ketiga ketik
dialog;
34
9. Klik Ok, maka output akan keluar.
2
KD=r xy ×100%
Keterangan:
KD : Koefisien determinasi
2
r xy : Koefisien korelasi product moment
Tabel 3.4
Pedoman Interpretasi Koefisien Determinasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
≤ 4% Rendah sekali
5% - 16% Rendah tetapi pasti
17% - 49% Cukup berarti
50% - 80% Tinggi atau kuat
≥ 81% Tinggi sekali
Untuk memperoleh unsur ketelitian dan kepraktisan, pengolahan data
35
langkahnya yaitu dengan melihat tabel Model Summary pada kolom output
6. Uji Hipotesis
Uji parsial atau biasa dikenal uji t adalah pengujian yang dilakukan untuk
mengetahui variabel bebas dan variabel terikat secara terpisah atau masing-
berikut:
r √ n−2
t=
√1−r 2
Keterangan:
t : Koefisien korelasi
digunakan adalah 95% atau α = 5%. Untuk menguji hipotesis yang diajukan
Adapun prosedur uji parsial (Uji t) pada SPSS 22, sebagai berikut:
1
Ibid., Hal 214.
36
2. Dengan melihat hasil print out computer yaitu tabel Coefficient dari
output analisis regresi melalui program SPSS 22, diketahui nilai thitung
4. Kriteria pengujian H0 diterima jika -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel dan H0 ditolak jika
R2
F=
( )
K
1−R2
n−K −1
Keterangan:
R2 : Koefisien Determinasi
37
K : Jumlah variabel bebas
n : Jumlah sampel
38
DAFTAR PUSTAKA
Aksara.
Alfabeta.
39
Tirtarahardja, Umar dan S. L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta : PT.
Rineka Cipta
Wirawan. 2009. Evaluasi Kinerja Sumber daya Manusia Teori Aplikasi dan
Penelitian. Jakarta: Salemba Empat.
Jurnal
40