Anda di halaman 1dari 11

MODUL AJAR SEJARAH

(Diakronik Dan Sinkronik Dalam Sejarah)

1. INFORMASI UMUM
A. Identitas Modul
Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Cihra
Nama Guru : Enuh, S.Pd.I
Tahun Disusun : 2022
Jenjang/Kelas : SMA/ X
Alokasi Waktu : 4 JP (4x45 Menit)

B. Kompetensi Awal
Sebelum mempelajari materi ini peserta didik diharapkan dapat: Menyebutkan kronologi dari suatu
peristiwa sejarah

C. Profil Pelajar Pancasila


Beriman, bertagwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia Mandiri
Bernalar kritis
Kreatif
Bergotong royong

D. Sarana dan Prasarana


Sarana : Spidol, whiteboard
Prasarana : Buku teks sejarah kelas X

E. Target Peserta Didik


Peserta didik regular/tipikal: umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami m ateri ajar
Peserta didik dengan kesulitan belajar: memiliki gaya belajar yang terbatas hanya satu gaya
misalnya dengan kinestetik. Memiliki kesulitan dengan bahasa dan pemahaman materi ajar,
kurang percaya diri,kesuIitan berkonsentrasi jangka panjang,dsb.
Peserta didik dengan pencapaian tinggi: mencerna dan memahami dengan cepat, mampu mencapai
keterampilan berfiLir araç tinggi (HOTS), dan memiliki keterampilan memimpin.

F. Model Pembelajaran
Tatap Muka
Pembelajaran Tatap Muka

2. KOMPETENSI INTI
(lihat lembaran CP bagian depan)
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan pembelajaran selesai peserta didik diharapkan:
Mampu menjelaskan diakronik (kronologi) dan sinkronik dalam sejarah
Mampu menjelaskan perbedaan kronologi dan periodisasi dalam sejarah Indonesia
B. Pemahaman Bermakna
Manfaat bagi peserta didik untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari adalah: Mampu
menjelaskan kronologis dalam suatu peristiwa sejarah
Mampu menjelaskan periodisasi dalam sejarah Indonesia.
C. Pertanyaan Pemantik
Pada pertemuan awal, tentunya kalian sudah mempelajari tentang peristiwa/ kejadian penting dalam hidup
kalian. Berbicara tentang peristiwa maka pasti ada pertanyaan kapan peristiwa itu terjadi dan bagaimana
runtutuan kejadiannya. Untuk memperjelasnya, silahkan simak materi ini dengansaksama.

D. Kegiatan Pembelajaran
2 Pertemuan (4x 45 Menit)

Tahap Aktivitas Belajar Waktu


• Guru dan peserta didik mengucapkan salam dan doa
Pendahuluan • Guru dan peserta didik mempersiapkan pembelajaran sesuai kegiatan yang hendak
dilakukan 15 Menit
• Guru melakukan apersepsi, mendiskusikan peran manusia sebagai penggerak, pelaku
dan saksi sejarah dan dimensi waktu dalam sejarah sebagai materi yang telah
dipelajari pada pertemuan sebelumnya.
• Guru menjelaskan tentang berpikir diakronik (kronologi) dan
sinkronik dalam sejarah
Inti • Peseta didik mengidentifikasi masalah yang ada pada Lembar Kerja Peserta 65 Menit
Didik (LKPD)
• Guru membimbing dan mengarahkan proses belajar peserta didik
• Guru memastikan peserta didik mengerjakan tugas dengan baik
• Peserta didik mempresentasikan hasil kerjanya
• Guru memberikan feedback/ulasan tentang presentasi siswa
• Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengajukan
pendapat atau pertanyaan
• Siswa menyampaikan kesan belajar mereka pada pertemuan ini 10 Menit
Penutup • Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan penguatan dan
pesan untuk tetap semangat belajar

A. Asesmen
1. Sİkap (Profil Pelajar Pancasila) dapat berupa: observasi, penilaian diri, penilaian teman sebaya.
Lembar Observasi Diskusi

Aspek Penilaian Rerata


No. Nama Siswa Kerjasama Inisiatif Gagasan Keaktifan Nilai
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1.
2.
3.

Keterangan Skor : Kriteria Nilai


Baik sekali = 4 A = 91 — 100 : Baik Sekali
Baik = 3 B = 81— 90 : Baik
Cukup = 2 C = 70 — 80 : Cukup
Kurang = 1 D = ś70 : Kurang

Skor perolehan
Nilai =------------------------100
Skor maksimal
Lembar Penilaian Diri
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jujur dan bertanggungjawab!

NO Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
Apakah kamu dapat menjelaskan
pengertian Diakronik
2 Apakah kamu dapat menjelaskan
pengertian Sinkronik
3 Apakah kamu dapat menyebutkan perbedaan
konsep Diakronik dan Sinkronik
4 Apakah kamu dapat menjelaskan perbedaan
kronologi dan periodisasi
• Bila ada jawaban "Tidak", maka segera lakukan review pembelajaran, terutama pada bagian yang masih
"Tidak".
• Bila semua jawaban "Ya", maka Kamu dapat melanjutkan ke pembelajaran berikutnya.
2. Performa (presentasi, pameran hasil karya, jurnal)

Aspek Penilaian Rerata


No. Nama Siswa Media yang Penguasaan Sistematika Nilai
Penampilan digunakan materi penyampaian
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1.
2.
3.

Keterangan Skor : Kriteria Nilai


Baik sekali = 4 A = 91 — 100 : Baik Sekali
Baik = 3 B = 81— 90 : Baik
Cukup = 2 C = 70 — 80 : Cukup
Kurang = 1 D = 170 : Kurang

Skor perolehan
Nilai =-----------------------100
Skor maksimal

3. Tertulis (tes objektif: essay, pilihan ganda, isian singkat, benar - salah).

B. Pengayaan dan Remedial


• Penqayaan : Diberikan kepada Peserta didik dengan capaian tinggi agar mereka dapat mengembangkan potensi
secara optimal
• Remedial : Diberikan kepada peserta didik yang membutuhkan bimbingan untuk memahami materi
atau pembelajaran mengulang.
3. LAMPIRAN
A. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 1
1. Bacalah artikel dibawah ini. Saudi
Kasus
Sejarah Bank Indonesia:
Periode Pengakuan Kedaulatan RI sampai
dengan Nasionalisasi DJB

Pada Desember 1949, Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia sebagai bagian dari Republik
Indonesia Serikat (RIS). Pada saat itu, sesuai dengan keputusan Konferensi Meja Bundar (KMB), fungsi bank
sentral tetap dipercayakan kepada De Javasche Bank (DJB). Pemerintahan RIS tidak berlangsung lama, karena
pada tanggal 17 Agustus 1950, pemerintah RIS dibubarkan dan Indonesia kembali ke bentuk Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI). Pada saat itu, kedudukan DJB tetap sebagai bank sirkulasi. Berakhirnya
kesepakatan KMB ternyata telah mengobarkan semangat kebangsaan yang terwujud melalui gerakan
nasionalisasi perekonomian Indonesia. Nasionalisasi pertama dilaksanakan terhadap DJB sebagai bank sirkulasi
yang mempunyai peranan penting dalam menggerakkan roda perekonomian Indonesia. Sejak berlakunya Undang-
undang Pokok Bank lndonesia pada tanggal 1 Juli 1953, bangsa Indonesia telah memiliki sebuah lembaga bank
sentral dengan nama Bank Indonesia.
Sebelum Bank Indonesia berdiri, segala kebijakan moneter, perbankan, dan sistem pembayaran Berada di tangan
pemerintah. Dengan menanggung beban berat perekonomian negara pascaperang, kebijakan moneter Indonesia
ditekankan pada peningkatan posisi cadangan devisa dan menahan laju inlasi. Sementara itu, pada periode ini,
pemerintah terus berusaha memperkuat sistem perbankan Indonesia melalui pendirian bank-bank baru. Sebagai
bank sirkulasi, DJB turut berperan aktif dalam mengembangkan sistem perbankan nasional terutama dalam
penyediaan dana kegiatan perbankan. Banyaknya jenis mata uang yang beredar memaksa pemerintah melakukan
penyeragaman mata uang. Maka, meski hanya untuk waktu yang singkat, pemerintah mengeluarkan uang
kertas RIS yang menggantikan Oeang Republik Indonesia dan berbagai jenis uang lainnya. Akhirnya, setelah
sekian lama berlaku sebagai acuan hukum pengedaran uang di Indonesia, Indische Muntwet 1912 diganti dengan
aturan baru yang dikenal dengan Undang-undang Mata Uang 1951.
Sumber: https://www.bi.go.id/id/tentang-bi/museum/sejarah-bi/pra-bi/Pages/prasejarahbi_7.aspx
Petunjuk kerja:
1. Berdasarkan artikel di atas, buatlah kronologi tentang sejarah Bank Indonesia terutama pada periode
Pengakuan Kedaulatan RI sampai dengan Nasionalisasi DJB.
2. Kronologi dapat berbentuk vertikal atau horisontal.
3. Kerjakan tugas secara mandiri (individu).
4. Demonstrasikan kronologi (dalam bentuk infografis) di kelas.
5. Tulislah sumber artikel di kronologi yang telah kalian buat.
Pertanyaan relektif:
1. Berdasarkan artikel tersebut, jelaskan perubahan dari pengaruh pengakuan kedaulatan Rl terhadap sistem
moneter Indonesia, khususnya uang?
2. Hal apa sajakah yang telah kalian pelajari dari tugas ini? Sebutkan minimal dua hal.

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 2

Studi Kasus
Buah “Emas” yang Diperebutkan Dunia

Ada satu benda kecil yang diburu oleh seluruh dunia. Bukan berlian maupun permata. Bangsa Eropa rela
menyeberangi samudra untuk mendapatkannya, lalu menjualnya setara emas. Benda itu bernama pala. Buah
berwarna kekuningan berbiji hitam dan berselaput merah itu menjadi tujuan pendatang dari berbagai bangsa
yang menjejakkan kaki mereka di Kepulauan Banda, Maluku, ratusan tahun IaIu. Bagaimana sejarah pala dan
Kepulauan Banda? Beginilah kisahnya.
Selamat datang di Kepulauan Banda. Mungkin jika bukan karena pala, boleh jadi pulau ini takkan pernah
terdengar namanya. Pala adalah jiwa, sejarah, dan ekonomi Kepulauan Banda. Selama berabad lamanya, inilah
salu-satunya tempat di dunia yang menghasilkan buah pala.
Namun, siapa sangka harumnya buah pala tercium hingga ke negeri seberang. Dimulai dari menjelang
abad ke-6, rempah-rempah ini harumnya sudah mencapai Byzantium, 12 ribu kilometer jauhnya
dari Banda. Pada tahun 1000 M, seorang dokter dari Persia, Ibnu Sina menulis tentang “jansi ban”,
atau “kacang dari Banda”.
Para pedagang Arab sudah begitu lama memperdagangkannya dan mengirimnya ke Venesia untuk
kemudian dikirim dan dihidangkan di meja-meja para bangsawan Eropa. Harganya fantastis. Pada abad ke14, di
Jerman disebutkan bahwa 1 pon pala, dihargai setinggi “seven fat oxen”, atau tujuh sapi jantan dewasa yang gemuk.
“Kesaktian” pala pun berlanjut sampai perburuan akan asal-usul pala ikut mendorong terbentuknya
dunia perdagangan modern. Pada 1453, Kekaisaran Turki Usmani menaklukkan Konstantinopel (kini
Istanbul) dan mengembargo perdagangan yang melewatinya. Padahal, selama ratusan tahun sebelumya, para
pedagang Arab melewati kota ini untuk mengirim pala ke Venesia. Embargo ini kemudian menghentikan suplai
pala ke Eropa.
Inilah yang membuat para pedagang dan pengembara lautan Eropa mencari sendiri asal-usul buah pala yang
selama ini sering disebut sebagai Fabled Land, atau negeri dongeng, melalui rute ke timur.
Akhirnya Christoper Columbus berlayar menyeberangi Samudra Atlantik untuk mencari jalan ke India.
Vasco de Gama mengitari Cape of Good Hope pada 1497 dan kru kapalnya turun dari kapal sambil menangis
berteriak “For Christ and spices!” (Untuk Tuhan dan rempah-rempah).
Pada 1511, Alfonso de Albuquerque menyerang pulau-pulau di kepulauan Maluku, termasuk di
dalamnya Banda. Dia membangun benteng-benteng untuk mengonsolidasikan monopoli atas
perdagangan pala hingga seabad kemudian.
Sampai pada tahun 1605, Belanda datang untuk menyingkirkan Portugis setelah menaklukkan Ambon. Untuk
memonopoli perdagangan pala dan bunga pala, Perusahaan Dagang Hindia Belanda atau Verenigde 0ost- lndische
Compagnie (VOC) membangun pos perdagangan di Banda. VOC juga membuat perjanjian dengan warga Banda
yang mengharuskan warga menjual pala dan bunga pala hanya kepada VOC. Namun, warga Banda masih boleh
menjual hasil buminya kepada pedagang dari Jawa, Makassar,
dan Inggris.
Tahun 1609, ketegangan semakin memuncak. Admiral Verhoeff dari Belanda harus meregang nyawa saat
negosiasi dengan warga Banda. VOC pun berusaha menggunakan kekuatan dan diplomasi di tahun-tahun
berikutnya untuk menguasai Banda sepenuhnya.
Bersamaan dengan itu, Inggris datang untuk mendirikan koloni di pulau-pulau terpencil yaitu Pulau Run dan Ay
pada tahun 1616. Mengetahui hal tersebut, VOC merasa terancam dan menganggap bahwa Inggris berupaya untuk
memonopoli perdagangan pala dan bunga pala serta mengusir VOC.
Lima tahun kemudian, VOC berhasil menguasai Banda setelah mengirim 2.000 tentara lebih dari Batavia (kini
Jakarta). Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen memimpin pasukan itu untuk membunuh ribuan warga
Banda. Kekejaman dan perbudakan pertama di Nusantara pun terjadi. Belasan ribu orang meregang nyawa akibat
ulah Belanda yang datang dan ingin berkuasa.
Di satu sisi, Belanda dan Inggris terus terlibat dalam pertempuran hingga 50 tahun ke depan. Belanda ingin
sepenuhnya menguasai Kepulauan Banda, tetapi masih ada Inggris di Pulau Run dan Ay. Akhirnya, keduanya
sepakat untuk berkompromi dan tukar guling dalam Perjanjian Breda pada 1667. Inggris bersedia memberikan
Pulau Run ke Belanda, sebagai gantinya Belanda menyerahkan Pulau Manhattan di New York. Perjanjian ini
memuluskan monopoli VOC atas perdagangan pala global.
Tak butuh waktu lama bagi VOC untuk menjelma menjadi perusahaan ter besar di dunia. Pada tahun 1669,
VOC membayar divi den tahunan 40%, dengan 50.000 karyawan, 10.000 tentara, dan 200 kapal besar, sebagian besar
adalah kapal perang. Belanda mengamankan monopoli perdagangan pala dengan merahasiakan lokasi Pulau Banda,
bahkan dengan memandulkan biji-biji pala yang dijual.
Petaka datang bagi VOC pada 1769 ketika seorang ahli holtikultura berkebangsaan Prancis, Pierre Poivre,
berhasil mencapai Pulau Banda dan menyelundupkan buah pala dan bibit-bibit pohon pala. Prancis
kemudian menanam biji dan bibit pohon pala di koloni mereka di Mauritius. ltulah awal kehancuran monopoli pala
oleh Belanda.
Setelah itu, Inggris berhasil menguasai Banda pada 1796—1802, dan mengembangkan perkebunan pala
di Penang dan Singapura serta daerah-daerah jajahan lain. Pulau Grenada di Karibia, salah satu jajahan Inggris, pada
akhirnya menjadi daerah pengekspor pala terbesar di dunia.
Terlepas dari kelamnya sejarah buah bernama latin Myristica fragans ini, tanaman pala merupakan
pohon hutan yang kecil, tinggi sekitar 18 m dan termasuk dalam family Myristicaceae yang mempunyai sekitar 200
spesies. Tanaman ini tumbuh baik di bawah keteduhan pohon tinggi lainnya dan menjadi rempah-rempah paling
langka di zamannya. (K-YN)
Sumber: https://indonesia.go.id/ragam/kuIiner/ekonomi/buahemas-yang-diperebutkan-dunia

Petunjuk kerja:
1. Kalian dapat mencari dari berbagai sumber lain dan artikel ini untuk mengerjakan tugas di bawah ini.
2. Tugas dikerjakan secara berkelompok.
3. Presentasikan temuan kalian di kelas.
Tugas:
1. Analisislah Sumber Daya Alam (SDA) Kepulauan Banda pada abad ke 6 yang menjadi daya tarik
berbagai bangsa datang ke kepulauan itu? Jelaskan pula manfaatnya bagi kehidupan sehari-hari kalian?
2. Kegiatan ekonomi apa yang menonjol di Kepulauan Banda? Jelaskan!
3. Jelaskan bagaimana reaksi rakyat Banda menyikapi berbagai bangsa Eropa yang datang ke
Kepulauan Banda?
4. Jelaskan hubungan antara Pulau Run (salah satu pulau di Kepulauan Banda) dan Manhattan, New York,
pada tahun 1667?
Pertanyaan relektif:
Dari tugas ini, hal baru apa yang telah kalian ketahui dan ketrampilan baru apa yang telah kalian dapatkan?
B. Bahan Bacaan Guru dan Peserta Didik
Buku Guru dan buku Paket Sejarah Kelas X kurikulum Sekolah Penggerak; Buku Sejarah Indonesia
kelas X; sejarah peminatan kelas X; buku sejarah lainnya yang relevan.
C. Glosarium
Sinkronik : Sinkronik ini mempunyai arti meluas di dalam ruang namun juga memiliki
batasan di dalam waktu, biasanya metode sinkronik ini selalu digunakan
terhadap ilmu-ilmu sosial. Kata Sinkronik ini sendiri berasal dari bahasa
Yunani yakni dari kata “Syn” yang artinya adalah “Dengan”, serta
“Chronoss” yang memiliki arti “Waktu”. Metode sinkronik ini lebih
menekankan kepada struktur, yang maksudnya meluas dalam ruang.
Diakronik : suatu konsep berpikir dengan secara runtut/kronologis di dalam menganalisa/
meneliti sesuatu hal tertentu. Maksud dari kronologis ini ialah suatu catatan
mengenai peristiwa/kejadian itu dengan secara runtut dengan berdasarkan
dengan waktu kejadian peristiwa yang di catat tersebut.
Kronologis : Berasal dari Bahasa Yunani yaitu Chronoss dan Logos. Chronoss berarti waktu,
dan Logos berarti ilmu. Jadi kronologis artinya ilmu tentang waktu. Dalam ilmu
sejarah, kronologi adalah ilmu untuk menentukan waktu terjadinya peristiwa
secara tepat berdasarkan urutan waktu
D. Daftar Pustaka
Sari Oktafiana, dkk. 2021. Buku Kelompok IPS: untuk S/UA/ MA Kelas X.Jakarta:
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia

Cihara, Juli 2022


Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

H. Jaka, S.Pd, M.Pd


NIP. 19670410199002 1 002 Enuh, S.Pd.I
NI PPPK: 198406202022211012
Materi Ajar
Diakronik Dan Sinkronik Dalam Sejarah

A. Konsep Berfikir Diakronik ( Xrono/ogis )


1. Pengertian Diakronik
Istilah dari kata diakronik ini sendiri sebenarnya adalah dari istilah bahasa Yunani, istilah itu ialah Dia serta
Chronoss. Dimana makna Dia sendiri mempunyai arti ialah sebagai melampaui, melalui, atau juga melintas.
Sedangkan untuk kata Chronoss mempunyai arti sebagai waktu. Jadi bisa atau dapat diartikan apabila diakronik ini
merupakan suatu hal yang melalui, melampaui, dan juga melintas batasan waktu tertentu.
Diakronik ini merupakan suatu cara untuk berpikir dengan secara runtut/ kronologis di dalam menganalisa/
meneliti sesuatu hal tertentu. Maksud dari kronologis ini ialah suatu catatan mengenai peristiwa/ kejadian itu dengan
secara runtut dengan berdasarkan dengan waktu kejadian peristiwa yang di catat tersebut (dari waktu A sampai waktu
B).
Contohnya:
- Perkembangan serikat islam di solo (1911 — 1920)
- Terjadinya perang diponegoro (1925 — 1930)
Proses terjadinya proklamasi kemerdekaan RI (1943 — 1945)
Dari hal ini bisa atau dapat kita ambil kesimpulan bahwa sejarah tersebut mengajarkan kepada kita untuk
melakukan pemikiran yang kronologis dan juga beraturan.

2. Ciri-ciri Diakronik
Diakronik ini mempunyai beberapa ciri-ciri diantaranya sebagai berikut : Memanjang,
berdimensi waktu
- Terus bergerak, hubungan kuasalitas
Sifatnya itu naratif, berproses serta bertransformasi
- Sifatnya itu dinamis
Lebih menekankan pada proses durasi
- Digunakan di dalam ilmu sejarah

3. Konsep diakronik dalam sejarah


Berpikir diakronik adalah cara berpikir kronologis (urutan) di dalam menganalisis sesuatu. Sehingga dalam konsep
Diakronis sebuah peristiwa sejarah diuraikan dengan prinsip memanjang dalam waktu, namun menyempit dalam ruang
dalam arti dalam konsep diakronik tidak terlalu mementingkan pembahasan yang mendalam terhadap suatu aspek dalam
peristiwa tersebut, akan tetapi sebuah peristiwa lebih difokuskan pada urutan peristiwa sejak awal sampai akhir.
Hal ini sejalan dengan konsep kronologis yang juga merupakan sebuah catatan kejadian-kejadian yang diurutkan itu
sesuai dengan waktu kejadiannya. Kronologi di dalam peristiwa atau kejadian sejarah dapat membantu didalam
merekonstruksi kembali suatu peristiwa atau kejadian itu dengan berdasarkan urutan waktu secara tepat, selain itu juga dapat
membantu untuk dapat membandingkan kejadian sejarah itu di dalam waktu yang sanna pada tempat berbeda yang terkait
mengenai peristiwanya.
Sejarah adalah ilmu diakronis, yang artinya ialah lebih mementingkan proses, sejarah akan membicarakan suatu
kejadian atau peristiwa tertentu yang terjadi di suatu tempat tertentu itu sesuai dengan urutan waktu kejadiannya. Melalui
pendekatan diakronis tersebut, sejarah berupaya untuk menganalisis evolusi/ perubahan sesuatu hal itu dari waktu ke waktu,
yang memungkinkan untuk seseorang dapat menilai bahwa perubahan tersebut terjadi sepanjang masa. Sejarawan akan
menggunakan sebuah pendekatan ini untuk dapat atau bisa menganalisis mengenai dampak dari perubahan variabel pada
sesuatu kejadian, sehingga akan memungkinkan sejarawan untuk dapat
mendalikan mengapa keadaan tertentu itu lahir dari keadaan sebelumnya atau juga mengapa keadaan tertentu itu
berkembang atau juga berkelanjutan.

B. Kronologi
1. Pengertian kronologi
Sebagai ilmu diakronis, menurut Zed (2018), ilmu sejarah menjelaskan perubahan dalam lintasan waktu yang
disampaikan secara berurutan dari waktu yang paling awal hingga yang paling akhir. Artinya, ilmu sejarah diakronis
disampaikan secara kronologis. Kronologi dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Yunani yaitu “chronos” yang
berarti waktu. Merujuk pada kamus Merriam-webster, kronologi adalah pengaturan atau pengorganisasian setiap
peristiwa dalam urutan kejadian.
Kronik artinya catatan tahun terjadinya suatu peristiwa sejarah.
Kronologi menurut KBBI adalah urutan waktu dari sejumlah kejadian atau peristiwa
Kronologis menurut kbbi adalah berkenaan dengan kronologi; menurut urutan waktu (dalam penyusunan
sejumlah kejadian atau peristiwa).
Contoh dari kronologi, sebagai berikut:
• Kronologi jatuhnya pemerintahan orde baru
- 1 mei 1998, presiden menyatakan reformasi setelah tahun 2003
- 2 mei 1998, reaksi mahasiswa
- 9 mei 1998, presiden bertolak ke Kairo 12 mei
1998, tragedi trisakti
- 18 mei 1998, mahasiswa menuntut presiden Soeharto mundur
- 21 mei 1998, presiden Soeharto mengundurkan diri
• Kronologi perjuangan kemerdekaan Indonesia
- 6 agustus 1945, pemboman kota Hirosima oleh sekutu
- 7 agustus 1945, pembentukan PPKI
9 agustus 1945, pemboman kota Nagasaki oleh sekutu
- 14 agustus 1945, Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu 15 agustus
1945, rapat golongan muda di gedung Bakteriologi 16 agustus 1945,
peristiwa Rengasdeklok
- 17 agustus 1945, peristiwa kemerdekaan Indonesia

2. Tujuan dari kronologi


Tujuan dari kronologi yaitu:
- Untuk menempatkan skenario peristiwa sejarah dalam seting waktu agar memudahkan setiap orang yang
ingin mengetahui peristiwa sejarah sehingga dapat mempelajarinya secara berurutan dan sistematis
Agar penyususnan berbagai peristiwa sejarah dalam periodisasi tertentu tidak tumpang tindih atau rancu
dengan metode yang lain.

C. Periodisasi
1. Pengertian periodisasi
Periodisasi adalah salah satu strukturisasi waktu dalam sejarah dengan pembagian atas beberapa babak, zaman atau periode.
Periodisasi adalah pembabakan waktu dalam sejarah dengan cara menghubungkan berbagai peristiwa sesuai dengan
masanya dalam satu periode.
Contoh dari periodisasi, sebagai berikut:
Periodisasi sejarah bangsa Indonesia menurut Moh. Yamin Zaman Praaksara
(sebelum 4 M)
- Zaman Hindu Budha (4 M — 15 M)
Zaman perkembangan Islam (7 M — 16 M)
- Zaman penjajahan Belanda (6 M — 1942)
- Zaman penjajahan Jepang (1942 — 1945) Zaman
Kemerdekaan (tahun 1945)

2. Tujuan dari periodisasi


Tujuan dari periodisasi atau pembabakan waktu, yaitu: Memudahkan pengertian
- Melakukan penyederhanaan
- Mengetahui peristiwa sejarah secara kronologis
- Untuk memenuhi persyaratan sistematika ilmu pengetahuan Memudahkan
klasifiksasi dalam ilmu sejarah

D. Konsep Berpikir Sinkronik


1. Pengertian sinkronik
Berpikir sinkronis yaitu menyertakan cara berpikir ilmu-ilmu sosial yaitu melebar dalam ruang, serta mementingkan struktur
dalam satu peristiwa. Sinkronik ini mempunyai arti meluas di dalam ruang namun juga memiliki batasan di dalam waktu, biasanya
metode sinkronik ini selalu digunakan terhadap ilmu-ilmu sosial. Kata Sinkronik ini sendiri berasal dari bahasa Yunani yakni dari
kata “Syn” yang artinya adalah “Dengan”, serta “Chronoss” yang memiliki arti “Waktu”. Metode sinkronik ini lebih
menekankan kepada struktur, yang maksudnya meluas dalam ruang. Sinkronik ini dapat atau bisa menganalisa sesuatu hal di
saat tertentu, jadi tidak berusaha untuk bisa atau dapat menarik kesimpulan mengenai suatu perkembangan kejadian atau
peristiwa yang berpengaruh di kondisi saat ini, tapi hanya untuk menganalisa suatu kondisi saat itu.
Dengan berdasarkan etimologi diatas, bisa juga dikatakan bahwa pengertian sinkronik ini ialah Sebagai segala sesuatu yang
berkaitan atau bersangkutan dengan peristiwa atau kejadian yang terjadi pada suatu masa.
Di dalam ilmu sejarah, pengertian sinkronik ini ialah mempelajari peristiwa sejarah dengan seluruh aspek yang terkait di masa
atau juga waktu tertentu itu dengan lebih mendalam. Jadi pengertian sinkronik ini merupakan cara berfikir di dalam mempelajari
struktur pada suatu peristiwa sejarah, itu dalam kurun waktu tertentu. Atau juga bisa atau dapat diartikan yakni mempelajari segala
sesuatu yang berhubungan dengan suatu kejadian atau peristiwa yang terjadi pada suatu masa.

2. Makna sinkronik
Makna dari sinkronik sebagai metode kajian sejarah ialah apabila kita menggunakan metode sinkronik ini,
maka kita tidak memperhatikan perkembangan sejarah atau juga perkembangan peristiwa tersebut. Sejarah tidak semata
mata bertujuan untuk menceritakan uruttan kejadian, tetapi bermaksud menerangkan kejadian itu dengan mengkaji
sebab sebabnya, kondisi lingkungannya, kondisi sosial budayanya secara lebih mendalam.

3. Ciri-ciri sinkronik
Dibawah ini merupakan beberapa ciri sinkronik di dalam mempelajari suatu kejadian atau peristiwa sejarah,
diantaranya:
- Mempelajari peristiwa atau kejadian yang terjadi saat masa tertentu.
Di dalam mempelajari peristiwa atau kejadian selalu memfokuskan terhadap adanya pola-pola, gejala-gejala
serta juga karakter.
- Tidak memiliki konsep perbandingan.
- Mempunyai jangkauan yang lebih sempit.
Mempelajari dengan secara mendalam.
Kajiannya juga yang sistematis.
- Sifatnya adalah horizontal.
Maksudnya dari sifat horizontal ialah memanjang pada ruang serta juga terbatas didalam waktu, jadi umumnya
menjelaskan mengenai kejadia atau peristiwa hanya intinya saja.

4. Konsep berpikir sinkronik dalam sejarah


Berpikir sejarah dengan secara sinkronis ini merupakan cara berpikir meluas itu di dalam ruang tetapi terbatas di dalam
waktu. Pendekatan sinkronik ini biasa digunakan di dalam ilmu-ilmu sosial. Sinkronik ini lebih menekankan pada struktur,
artinya adalah meluas dalam ruang. Pendekatan sinkronis ini menganalisa sesuatu hal tersebut pada saat tertentu, titik
tetap pada waktunya. Hal tersebut arti tidak berusaha untuk membuat sebuah kesimpulan mengenai suatu perkembangan dari
peristiwa yang berkontribusi di kondisi saat ini, namun hanya menganalisis pada suatu kondisi seperti itu. Istilah dari memanjang
dalam waktu itu melingkupi juga gejala sejarah yang terdapat didalam waktu yang panjang itu.

E. Perbedaan konsep berpikir diakronik dan sinkronik dalam sejarah


1. Cara berpikir diakronik:
- Konsep berpikir diakronik mempelajari ilmu sosial secara memanjang berdimensi waktu
Konep berpikir diakronik memandang masyarakat sebagai sesuatu yang terus bergerak dan memiliki
hubungan kausalitas atau sebab —akibat.
- Menguraikan proses transformasi yang terus berlangsung dari waktu ke waktu kehidupan masyarakat
secara berkesinambungan.
Menguraikan kehidupan masyarakat secara dinamis
- Digunakan dalam ilmu sejarah
2. Cara berpikir sinkronik:
- Kerangka berpikir sinkronik mengamati kehidupan sosial secara meluas berdimensi ruang Konsep berpikir
sinkronik memandang kehidupan masyarakat sebagai sebuah sistem yang terstruktur dan saling bekaitan
antara satu unit yang satu dengan unit yang lainnya.
Menguraikan kehidupan masyarakat secara deskriptif dengan menjelaskan bagian demi bagian
- Menjelaskan struktur dan fungsi dari masing-masing unit dalam kondisi statis.
- Digunakan oleh ilmu-ilmu sosial seperti geografi, sosiologi, politik, ekonomi, antropologi, dan
arkeologi.

Anda mungkin juga menyukai