Anda di halaman 1dari 13

apa yang pernah

dalam masyaraka
Karanganyar) da
mengobservasi ak
SISTEM GOTONG ROYONG DAN JIWA 1962). Memang te
GOTONG ROYONG kepada pesta-pest
atau membantu se
O teh : koentjoraningrot atau spontan. Ora
lU nive rc it as I ndones iaf mereka terpaksa o
mereka menlumba

SOLI DARI TAS DALAM MASYARAKAT Malahan datam b


tajam tiap jasa ya
Dalam masyarakat pedesaan yang agraris, tidak hanya di Indonesia harapan keras bah
melainkan juga di banyak tempat di dunia,'sering tampak seolah-olah ada Tanpa bantuan se
suatu kecondongan untuk saling tolong menolong yang besar. Namun macam keperluan
mengenai azas dari kecondongan untuk saling tolong menolong itu sering macam aktivitet tot
ada suatu salah pengertian. Banyak orang mengira bahwa warga komuniti seperti dalam per
kecil saling tolong menolong hanya karena terdorong oleh keinginan mana orang desa m
spontan-untuk berbakti kepada sesamanya. Beberapa penelitian yang lebih tenaga tanpa meng
teliti oleh para ahli ilmu antropologi sosial atau para sarjana ilnru sosiologi
dalam berbagai masyarakat pedesaan kecil akhir-akhir. ini memberikan ISTILAH GOTONG
suatu kesadaran bahwa dalam masyarakat serupa itu tidak selalu orang
tolong menolong karena suka berbakti kepada sesamanya. Dasar dari tolong Konsep tolong
menolong itu agaknya adaiah suatu perasaan saling memerlukan yang tinggi itu, kita seb
terdapat dalam jiwa warga masyarakat. tetapi tidak amat t
Seomng sarjana antropologi, B. Malinowski, telah juga menerangkan Jawa Kuno dan le
masalah itu dengan mengambil bahan dari kehidupan masyarakat penduduk Beliau berkata bahw
Kepulauan Trobriand di sebelah Tenggara Irian, di mana ia pernah hidup Madya (Kakawin, k
sebagai peneliti untuk waktu beberapa tahun lamanya. Menurut Malinowski kesusasteraan Jawa
(1926), sistem tukar menukar kewajiban dan benda dalam banyak lapangan ada.
kehidupan masyarakat, baik penukaran jasa dan benda dalam lapangan
produksi dan ekonomi, baik sistem penukaran harta mas kawin antara dua Tidak adanya
pihak keluarga pada waktu perkawinan, maupun sistem penukaran bahwa dalam kenyat
kewajiban pada waktu upacara-upacara keagamaan, merupakan daya itu juga tidak ada.
jelas lagi. Di berba
pengikat dan daya gerak dari masyarakat. Sistem menyumbang untuk
berbeda-beda satu d
menimbulkan kewajiban membalas itu merupakan suatu prinsip dari
kehidupan masyarakat kecil yang oleh Malinowski disebut principle of dalam bentuk tulisa
juga dalam karanga
reciprocity, atau prinsip timbal balik. -
Saya sendiri menganggap pendirian Malinowski tersebut cocok dengan (terutama di Jawa T
Iulusan Wageningen.

4
c
.ua8urua8erl4 u"snlnl
ueluepad llqe e.red qalo srlnlrp Buu,( 1:nur1 e^r"f rp EuelnJal)
u?lu?Uad
"puelag rJep
lprsos qadse->1adse Buelual ue8ue:e:1-ue8ue.rel urelep e8nt
u"p l"p? unlnq 3ue1ua1 ue8ue.re>1-ue8uerel tuplep uesrlnl Inluaq uJBIBp
ledruel rl?{ Euo,{o.r Buolo8 q?lllsl .ule1 ue8uap n1e,
Eue,( snsnq{"rusuad
qelpsl-r.1"[]sl epe rp qpraep re8aqraq "peq-ep3qJeq
.fa"i *pi
"^\Bf u?p efes e,(ue11 .sp" fO
I?pF 'lsssJaq nll q"lpsl e/tABI rp €uetu I"pF u8nf n1i
qelllq lp lBfI"J BJBIu? tJ?q-tJeqas ss€q?q uee1e,{ua:1 tuelBp BAqeq
"sap-Bsep
F:€:aq unlaq nlual ue?JalsBsnsa{ rll"lsp q?lqq nlens u,(uep" lBplJ
'ePe
{?pl} ?duBdn.r-edn.l nll qulllq (.qsp ptas ?DqDg) nreg ?.$ef ueer3}s?snsel
ur"l?p uEnl 'e,(uquul{ epe :lepll Ilsed qupns [.gsp Bunpyull,tnloxj z,(pu41
u,ne1 undneu oun) u"EJels?snse{ qnJnlas ru?l?p B,rlgpq n?rlag
"^r"f
'nll leos 3ue1ua1 'JepJnurlaoz .I.d 'JoJd ,2111 ;ertoltxal uep"l?IJaq
oun; B^\ef
?s"qeq 1ge epeda4 e,(uepaq qeu:ad er(e5 .efurnun ?nl leue >1epq rde1a1
'z,ne1 zseqiq IJep Iuspraq u,(uqe11ts1 .Buo,(or Buolo8 lnqas ?1l{ .n1, iEEult
rulru Bl!{ Eue,( le4urer(seru uednprqa{ urel"p Buolouau Buo1o1 dasuoy
DNOAOA 2NOJOO HWIJSI
'uesulequad nlens uelde:eq8uau eduel e8eual
n"lu pil?q uelSueqrun(uaur uep .e1a: ue8uap nlusqueu esap Buero eueur
I"r{-leq ruelep 'uBeIBIaJe{ ne}s .ll1?s ,ue11eua1 e.rllsuad r.uBIBp !iladas
'ueluods uep BIaJ uu8uap uBlnIBIlp Suef Suolouau Buo1o1 lalt^iDlB ueJeru
ru3eqroq epe efes nlual .1"{B:e,(seu tuelsp u,{udnprq uenpadal ruecpru
le8eqraq rqnuaueu ledep ue>1e >1ep11 Suero .edueuresas u?nlueq edue;
'e1nd leda; ue8uap u"{tlBquallp ue{e n1r efuesef-esel z,nqeq se-re1 uederuq
ue8uap 'nlr efueuresas epudal ueq8uequnslp qeurad Bue,( esef derl urelel
ue8uap ueltunpq:aduau Sulras esap Suero 1eq re8eqraq ru?l?p u"qelBI I
'lJ?q u?tpnua>1 lp €ey ueSuolopad ledepuau >1n1un Buuqurn(uau B{aJau
u"p 'e{eJau upeda4 us)irJaqtp qeurad Suer( usef nlpns qalo esledral
BuaJ?{ efueuesas nluBquau uup Suequrnfqaru usap Buer6 .udluods "{aJau
nele
EiaJ BSBJ ue8uap nlslas lepll .ueluegad tu"lBp udueurusss nluBqueu n?l?
'e33ue1a1 Susroas qgruru r4ruqradruau nlueqtua,u nele elsad-elsarl epeda>g
ue8uequns us{rraquau 3ue:o n1l Bsap 3ueura61 .1g961
!p ll{nqJal
"^rq"q
lerSuluetufiuao)) n]l Suolouaru Buo1o1 lalr^tlIB-pll^l]IB lse,rrasqo8uaru
Jrsualut ue8uap {nlun .6S6I uep g56I urlqel urBIBp lrefue8ueru y
u"p uaunqa)) uslBias uelSuq qu8uaa e^ruf tp esap le{eJB,(seu urelzp
1e33ugt ueJnq ederaqag BuBIas B{Bs rue;e efes qeu:ad Bue[, ede
"IpaI
SISTEM GOTONG ROYONG DALAM BERCOCOK TANAM harian berupa uan
Di desa-desa
Datam kehidupan masyarakat desa di Jawa gotong .oyong merupakan tahun 1958 dan
suatu sistem pengerahan tenaga tambahan dari luar kalangan keluarga, mempunyai fungs
untuk mengisi kekurangan tenaga pada masa-masa sibuk dalam lingkaran bahwa menyewa b
aktivitet produksi bercocok tanam di sawah. Untuk keperluan itu seorang daripada menyamb
petani meminta. dengan adat sopan santun yang sudah tetap, beberapa kewajiban menjam
orang lain,sedesanya untuk membantunya, misalnya dalam hal mempeniap- Karanganyar Kebu
kan sawahnya untuk masa penanaman yang baru (memperbaiki saluran- Jawa, karCna itu b
saluran air dan pematang-pematang. menyangkul, membajak, dan meng- Walaupun ad
garu dan sebagain-va). Petani tuan rumah hanya perlu menyediakan makan Karanganyar-Kebu
siang tiap hari kepada ternan-temannya yang datang membantu itu selama tetap dilakukan ole
pekerjaan berlangsung. Kompensasi lain tidak ada. tetapi yang minta sekitar tahun I959
bantuan tadi harus mengembalikan jasa tersebut dengan membantu semu3 tahun sebelumnya.
petani yang telah diundangnya tadi. setiap saat mereka memerlukan umum di situ.
bantuannya. Dengan demikian sistem gotong royong sebagai suatu sistem
pengerahan tenaga seperti itu amat cocok dan flexibel untuk teknik bercocok LAIN AKTIVITAS
tanam yang bersifat usaha kecil dan terbatas, terutama waktu unsur uang
belum masuk ekonomi pedesaan. Tenaga tambahan dapat dikerahkan Kecuali dalam
bilamana perlu. dan segera dibubarkan lagi bila pekerjaan selesai. Di menolong juga tam
desa-desa di Jawa kerjasama tolong menolong dalam bercc,cok tanam sePerti ialah :
itu biasanya dilakukan antara para petani yang memiliki bidang-bidang
sawah yang berdekatan letaknya. (1) Aktivitet toion
Dengan masuknya uang sebagai unsur penting dalam kehidupan untuk pekerjaa
ekonomi pedesaan. yang di beberapa daerah di Jawa sudah mulai dalam seperti menggal
abad ke-19 yang talu. tetapi di beberapa daerah lain mungkin baru setengah rumah dan ata
abad yang lalu, maka sistem pengerahan tenaga seperti itu mulai dianggap bantuan tetang
menjadi kurang praktis. Memang, seorang ahli pedanian Betanda yang Karanganyar-Ke
pernair bekerja di daerah Blitar di Jawa Timur. G.H. van der Kolff. dalam dengan sambata
tahun 1920 menulis bahwa di daerah pedesaan di Blitar banyak petani mulai
(2) Aktivitet totong
meninggalkan adat gotong royong dalam produksi pertanian, dan mengang- beberapa tetang
gap lebih praktis untuk menyewa saja buruh tani yang diberi upah berupa sunat, perkawin
uang. Di. daerah Blitar, yang dalam tahun 1920 telah merupakan pada.lingkaran
daerah yang cukup,padat, menurut Van der Kolff petani sudah banyak yang kan tali pusat,
tidak memiliki'tanah lagi, sehingga penawaran buruh tani di sana tinggi dan nama, pemotong
upah bagi mereka sangat rendah. Kecuali itu, murid pesantren-pesantren Adat tolong-men
yang banyak terdapat di desa-desa di sana juga sering menawarkan jasa Karanganyar - K
mereka sebagai buruh tani. Jasa buruh tani juga banyak ditawarkan di
l. Istilah sambatan beras
daerah Blitar dalam tahun 1920-an oleh penduduk wanita di desa-desa. Itru lrcrsamru
Mereka banyak dikerahkan untuk pekerjaan memindahkan bibit padi "pekerjaan bantuan y
royong seperti itu juga
dari pesemaian untuk ditanam di sawah. Untuk itu mereka juga diberi upah oaerah pedesaan di Jer

6
)
t! ue:gqt,o eEn[ qrszru n1e1 Buer p?q" q?Bueras B4{-Erpr tr::1*t"f.iin"** ffiil'J
ed..
:o.l9-lo_t l.el!^F)l" Inlun (?lulx - u'ulq ErpI- Ir?p) ..slqulp Erei{ uzqueq ueutra 'Ju!i
?Aulua ',traqrDttq u?u"ar ?sBq?q uE-J"p e,(uqqllsr ua8uap ueeuresiad
1p 1;eI"pB {F"uahl ...u?n}u?q e1qur.. ei(u1pe 'tDquDt El?I F?p pselcq uDtoquDr rl?lltsl .I
.7utunfu
lnqasrp uaunqay - :e,(ue8ue:ey
q?Ja?p rp n11 q:adas l"q"JaT runsl BJelue Suolouau-Euo1o1 lupy
('qsp 'Ft3 uequse8uad '11e1 uuregad 1nlun lnqrueJ ueSuolouad .er.ueu
uaraqruad 'q?u?l ueEuap ileq uep eruelad {Eluo{ .1esnd rls} rre:I
-sedelaru 'u?Jlq?lal 'ualnq q.n[n1 grueq) nprarpul dnpg uerelSugl.eped
ueqtp:ad {lll-Itlp relqas ursl }Bps erBJEdn n?l8 u?uri$a1rad ,1euns
zlsad ue:1e.re33ua1a,(uau {nlun (}EIep 3ur1ed 3uu,( eEEue}a1 ederaqaq
Suepe>1-3uepE{ usp) leq?Je{ tunsl BJBlue Euolouau 8uogo1 }a}!^qly G)
woqn(n8 n1rcf 'ure1 qulllsl ue8uap lnqaqp uep ,uDpqurs ue8uap
spaqJeq 3ue,( Jeq nlens le8eqas uelrsdasuo>llp uaunqay-:u,(uzEuere;
qBJeBp lp n{ ?dnras uuef:a1ad-ueef:a>1ed eun8 e33ue1a1 u"n}u"q
Biultu Inlun lspv 'qsp 'sn{ll Brueq rrBp qeturu delu uep qeurru
up{t{rsJaqr,uaru 'qeunJ llpg turpurp l}ue83uau .Jnurns qeSSuaur F:adas
'ue8uaeled q?p qEtunr :e1l>1ai llra>l ueefta4ad-ueefralad {n}un
uelBlapraq 1e33u1r 3ue,{ eSSuulel ere}ue Suolouau 3uo1o1 la}l^g{V (I)
: qelBr
'ure1 3ue.{ le>1e:ufseu uednprqal }a}l^qls tu?lep 4eduq e8n[ Suolouau
3uo1o1 lalr^u{B 'uerueped lslnpord ruelep uonqwDs tuelep rl"nJe)
YSTO JYXWVASYW )NOTONZN )NO7OJ SYJIAIJXY NIM
^MWA
.nlls runrun
lp
uuqrilruad a,(uedruel er(u8unsSuelJaq nlle,r eped nllBd .ei[utunlaqas unqel
tedula-uEgl leual slarau nreq 3uo,{or 3uo1o8 qsllisl .nll 656I unqBl ru}t{es
BuBs !p ruelad ered uep resaq dnlnc Buef uer8eq nl?ns qalo ue4n4e1lp dela1
qrseu lnqasJal l8p3 'slDlBrd 3uurn1 deSSuerp qspns urunqay-refueSuursx
lp luelad Jeseq ue€zqas qalo uDtDqwDs lepe undne1u14
'qeJntu 1e3ues ?ues rp luel qnJnq nlt ?ual?{ .e,ne[
:p reped SulJud Euzf qeraep nl?s qsl"s ue4zdnraur uaunqa){ re,tue8uerey
qeJaep 3ueua61 'uellodarau de8Eue ?{eJau Sued nuefuau ueqrle,ral
ueEuap u?p lupp.unlu?s uudos ueSuap z88uulal Buen toqun,tuau epidrrp
srt>;e.rd qrqal qnef qetep" Euen qedn ue8uap tu?l qnJnq e,na,(uaur e^rtleq
uedeSSue BpB qspns nl! nIIBA .sBlB rp leJnral
llradas rs8ung lefunduaur
Sueuau uep 'luDtDqurrs lnqastp 3uo,{or Buo;o8'.6961 uep 9s6l unqgl
LttBlBp llllal Bf"s 3ue,{ uule;a5 uelSuq qeSuaa u^re[ lp Bsap-Bsap tO
'ft1-t 'utlq : Lt6l.Lllo) rap ue1) Suen edruag u"lreq
(3) Aktivitet spontan tanpa permintaan dan tanpa pamrih untuk mem- Mengenai goto
bantu secara spontan pada waktu seorang penduduk desa mengalami : (1) kerjabakti unt
kematian atau bencana. Adat untuk membantu secara spontan seperti para warga kornun
itu di daerah Karanganyar - Kebumen disebut tetulung layat. yang dipaksakan d
proyek semacam ya
Di antara keempat bentuk aktivitet tolong menotong tersebut di atas,
desa sendiri dan ya
yaitu sambatan, guyuban, njwung, dan tetulung layat, ada suatu perbedaan
dikerjakan bertam
dalam hal sifat spontanitet yang menjiwai keempat aktivitet itu. Sambatan
sebaliknya proyek m
dilakukan dalam suasana yang tidak spontan, melainkan dalam suasana
oleh wargar desa, d
memperhitungkan jasa dan kompensasinya secara tajam dan berdasarkan
azas-guna lzakelijkheidl. Demikian juga dengan guyuban, walaupun suasana
tidak dapat dihind
kepada orang lain d
spontan dan persaudaraan antara tetangga dekat sudah lebih tampak.
memerlukan tenaga
Adapun suasana spontan tanpa pamrih yang paling besar tampak dalam hal
atasan atau siapa sa
tetulung layat, pada waktu membantu orang lain pada peristiwa adanya
desa akan manfaat p
kematian dan bencana.
komunitas akan mera
dan sedemikian rupa
komunitas akan beke
SISTEM GOTONG ROYONG KERIA BAKTI
Di samping adat tolong menolong antara warga sesuatu masyarakat JIWA GOTANG R
desa dalam berbagai macam lapangan kehidupan sosial, ada pula aktivitet
kerjasama lain yang secara populer dalam bahasa Indonesia disebut gotong
Di atas telah k
desa agrar,is yang ra
royong, yaitu aktivitet kedasama antara sejumlah besar warga komuniti
baik dalam aktivitas
untuk menyelesaikan suatu proyek tertentu yang dianggap berguna untuk
dan didalam aktivitas
kepeatingan umum. Untuk membedakannya dari aktivitet tolong menolong
nya. Hal itu sering ju
itu, maka sebaiknya aktivitet-aktivitet sosial tersebut kita namakan bersangkutan.
kerjobakti, atau darmabaktL Dengan demikian ada aktivitet gotong royong
tolong - menolong dan aktivitet-aktivitet gotong royong kerjabakti. I Sistem
Kecuali itu rupa-
jiwa gotong royong
kerjabakti itu berasal dari zaman kerajaan-kerajaan kuno, di mana rakyat di
penelitian antropolog
desa dapat dikerahkan untuk bekerja tanpa bayagan dalam proyek-proyek
berbagai masyarakat
pembangunan bagi raja, bagi agama, atau bagi kerajaan. Dalam z,aman
yaitu jiwa individuali
penjajahan sistem kerjabakti itu dipergunakan untuk mengerahkan tenaga
serupa itu keperluan
bagi proyek-proyek pemerintah kolonial, dan dalam zaman kemerdekaan
sistem hukumnya ha
sistem itu digunakan secara leluasa dalam pembangunan. Di daerah
individtr dinilai sangat
Karanganyar-Kebumen sistem ini disebut kerigan, sedangkan di tempat- '
dipandang sebagai s€s
tempat lain di lawa ada sebutan-sebutan seperti gugur gunung, rodl
Berbagai masyara
kompenian, dll.
dominasi kehidupan m
Cooperution and Com
sarjana antropologi it
2. Para ahli hukum adat Indonesia, menurut contoh Ter Haar, juga membedakan antara pribumi dari beberapa
"gotong royong tolong menolong" dan "gotong rolong kerjabakti"_d.-engqn {ua k-onsep- Il1g
berbedi, yiitiwederEerie hulpEetoon dan onderling hulpbetoon. Lihat B. Ter Haar (1950)' ke-13 masyarakat kom

8
6
sues ueef"pnqe{ ur"lep u"{{nfunuau nlr
IIceI sB}runuo{ l?{?J?fsBru gl-a{
qBIBU?ru Ip I?duES Illlauaur Btunp rp Bnuaq
{n}un ede.raqaq ,r"p ,_nqrrd
>lnpnpuad 1e1ae,{seru gI IrBp e}"p Bsrr?u'Buaur n11 raoiodo.rlue
euelres
Buuru tp (I%I) n1doa1 a^lqtuud Buouy uorlttdtuo7 puo uol4uadooS
'p?aIAI 1a:eiren nlnq ur?lep qnlr"uJel .le4aiefseur i"dnprq"rl rs?unuop
-uau nll sllanpr^rput e.$rf eueur rp ueesapad 1e:predseu
le8eqrag
'tlndlp le8ues nlrad Bue,( Fq q?nsas
le8eqas Suepiedp.
ue:l? {Bpll urnrun In}un gleqepa:1 Bq"sn uzp .p8ql le8uis IBIIutp np1^lpul
ef.re1 gseq .ure[e1 ?reces ueluaq4:adlp npplpq >1aq e,(urunlnq urolsrs
ruBIBp lnprypul :pq ue8uap uelq?l?)ilp u?Ia runtun uenl:ada:1
nf zdn:as
le4u.refseru ru"1eo .lelsos uednplqel Fsulufopuau .r11"np1^1po1 e,rlrf npe,(
'3uofo.r 3uolo8 e,r1f pep u?aBI eu€ru 1p ueesaped i"rtpr",S"ur le8eq.rag
runq ?InIu lp ue:l4nlunuaur Bue.{ foJodo.que uepgauad
"p? lq
-ueqlJauad "ttq€q
.leJsos uudnprqa:1
rssuluropueu n1i euoror Buolod'e,nrl
uuesapad "pV
le4aufseur Bnuas urBIEp :1epq e8ni u,{uedni-sdnJ nil rl?n}ay
*aef. e*,",muednpgqal puq e,(uuun'
Fep Bunlue'.ral eEnf tr,r"ffill:;Til
-se11ueluods Jlsu3lul nlelas repp .q{zqu[ra1 *pril" ur"pprp u?p
"s"Juednpga{"r,ues
'efuureJ lersos selprpl" ur"l"p ,uuruepj ,r11 g11" urel"p {!"q
'esap e8:e,n BJBI'B Buo-louaru 6u_o1o1 s'lr.ill{" rs€pu"re.' Buzf srre"r8; ;;"i
lele.refseru urelbp 3uo,(o.r FuoloE e,n1f e,nqeq leqll r{Blal se}" rCI
"ll{
9NO.LQV 9NOJO9 VIAII
Buaouu,>r*uac.Bue1'1Ti"ilffi ff:,"",'}#ilr1t"#*:H;jl::Hl
'p;puas e{u1afo:d geSeq'' qslo-g'Ioas n1g 4a,(o.rd usl's'rau u",JE s?lrunuo{
e8Je,tr e3Sulqas edn: ,runurn
-uegpuapes 1i"q n1, 4a,(o:d lBqu"ru uB{B
e3;e,r ue:1ur>1e,(aur ledep snreq e,(uuelnra8ui- aurr efus eders na]B u'sur' "sep
{uq1d 'selrunuo4 eEre,n :eseq uepaqes-rJBp Bru?saq eEeuai uslnlJauau
3ue,( >1afo.rd-1a,{ord unlnfuEuaru .,,eleq .uerefeq uu8uap ulel Buuro
epedal
-ryprj
?Iarau u,wg1p UBI[Is^reru urec ue8uep rlsnral Fupuyllp ledep
Sueuraru 3ue,( aupru ueqrfe,na1 re8eqas efus ue:Jrstri ;ril"p
,eare,* iplo
e,(ueun8 lueq"Jlp qep11 lle48uuas 3ued ,enpa{ ru?Jaru :laford'erfulrleqis
:"rt*rp"l 'leSueruas qnuad uep BIer leure ue8uap "-"rg"q uerlef:a1rp
'eunSraq Suef 1a,{ord le8eqas Jeuaq-J"uaq uuleselp Bue,{ uep'Flpuas Bsep
ledu uesnlnda4 ;:ep Fs"Jaq efuJenru Bua( ,eurelraO Buef -"1"-", qa,(ord
-Ffo._d eueuneSeq uelEuefeqruaur ledep Bll) .s"lB rJ"p u?{Bs{edlp
Euef
ladord-4a,(otd :1n1un. sruBsJaq eltel (z) usp .utpuas rlrunuJol e3.ren aed
e,(epe,ns nBlB Jrl"lsul
fep lnqrurl Euef lafoia->laiora ,1n1un pa"qefre1 11; :
BJ"lu" uB{Bpaqueu e1l1 efuryeqas 4:1eqe[ra>1 BuoIor-Buolo8 ruua8ua4'-'
adat istiadatnya jiwd gotong royong, jiwa penyaing, dan jiwa indi-
vidualisme.3
Ternyata bahwa lepas dari sifat terpencil atau terbuka lokasinya, lepas dari
mata pencaharian hidupnya (berburu, perikanan, pertanian, atau peternak-
an), tepas dari sifat sederhana atau komplex masyarakatnya. seperti terlihat
pada Bagan I, dari antara ke-13 masyarakat itu ada enam yang menilai
tinggi jiwa gotong royong, tiga yang mempunyai masyarakat yang serba
persaingan, sedangkan empat yang menilai tinggi individualisme.
Kwa
Diantbra ketujuh masyarakat yang berdasarkan atas datanya olen
M. Mead dianggap tidak mempunyai jiwa gotong royong ternyata ada dua
masyarakat dari lrian, atau lebih khusus dari Papua Niugini, yaitu
masyarakat suku bangsa Arapesh yang hidup di daerah hulu sungai Sepik,
dan penduduk Pulau Manus disebelah Utara Papua Niugini. Penduduk
Papua Niugini, walaupun menunjukkan suatu aneka warna kebudayaan
yang besar diantara satu suku bangsa dan suku bangsa lainnya, dan juga
Bach
suatu aneka warna kebudayaan yang besar dengan kebudayaan-kebudayaan
penduduk lrian Jaya, namun toh ada beberapa prirsip yang sama, yaitu Bag
justru sifat individualisme ini. Hal itu saya alami sendiri ketika saya
mengadakan penelitian di daerah Sarmi di Pantai Utara Irian laya, hal
mana telah juga dilaporkan oleh beberapa ahli yang lain yang pernah
melakukan penelitian di berbagai tempat lain di lrian Jaya. 4
menjawab p'ertanyaan
(1) gotong royong seb
dan (2') gotong royo
GOTONG ROYONG DAN PEMBANGUNAN
kehidupan sosial. sen
Tidak jarang terdengar pertanyaan : "Apakah gotong royong yang kita menjiwai kebudayaan
nilai sangat tinggi itu akan hilang dengan adanya pembangunan ?" Untuk
IGlau kita berbica
itu adalah sistem tuka
Ke-.13 masvaralcat itu adalah suku bangsa Manus yang -hidup tinggal di salah satu-pulau cocok tanam, maka bo
lamirattv liands di scbelah Timurlaut lrian, dan yang dari perikanan; sukl banSsa
h,n dnceal di dactah Pegunungan Prinie Alexander hi4ggaSungaj lepik di lrian petani yang tidak me
^di;h vins f,iiup dari bcrkebun &n bcrburu; suku bangsa Maori dari New Zealand
11-'oia"h tenaga buruh tani yan
o"q Uiauo'Aifr pcrtinian, PendudukSamoadi Polinesia yang hidup dari pertanian; suku petani mengetahui bah
ilarr;; Ki;"Hrtl'di Pulau Vancouver vang bedradapan pintii Barat Kanada, yang hidup
a"ti-Dcrik""an: suku bangsa Eskirno Ammassalik ying hidup di pantai selatan Greenland mudah dan praktis d
aari lirturu; iuku bangsi Qibwa yang hidup di'daerah Rainy River sebelah _Baratdaya
O"t"tlo di Kanada vani tridrip dari pe-rtaaian; suku bangsa Dakota, suatu suku banSpa bantu dalam pekerjaa
b€rbrn iang niaup-ai-rlaerah- SungaiMissouri di l{"gqq Dakota-Selalan.Montana, dan sopan santunnya yang
W*.i"i ai-AmcrikaScrikat:suku Sangsa Pueblo Zuni di daerah huluSungaiColorado di royong dalam arti ini t
Xe'w M&co. vaoc niaup aaii pertanian ; suku bangsa Bao\iga dari Uganda Barat, Afrika
funui. nnc iiarip aari pcrtaiiau dan peternakan;-suku baogsa Bathonga yang hidup di oleh para ahli pertania
daCrati riant-ai NatAl, Afrii<aselatan,dari-pertaniaa; dan suku bangsa Ifugao di Pegunungan
llzon iengah, Filipina, yang hftIup dari pertanian. penduduknya.
Kalau kita berbica
Lihat mengenai hal itu juga buku saya (KoentjaraninSrat' 1970)' adalah sistem tolong

10
II
ur€lep e33ue1a1 nElB leq"Je{ ?J€luB Suolouaur 3uo1o1 uelqs q€lep"
u"Ipn$leru e1p1 Eue,( uep 'Suofor-8uo1o8 3ue1ua1 BJ"JIqJaq ?lpl n?1ey
'e,(u:lnpnpuad
leped 8ue,( ?^rBI lp ledural ede.raqaq Ip ualuepad gqe e.red qalo
4e[as qela1 1ul I1:B IrBI"p Euo,(or
ue4.rodegp 1elnur nl"l Euef peqe qeEuelas"pu?leg
-3uo1oE e.{u8uegqtuaru saso.rd 'Eueura;41 '}lulnJ eq:as tue,( er(uunlues uedos
uep l?p"Fsl lupe ele8es ln>IIJaq 'rueuel loJoJ.Iaq ueepa>1ad ur"lep nlu?q
-rueut {qun rue}ad ?ur?sas uellndurnSuau epedpep slqe:d u€p qepnru
q1qa1 qnaf qBIepB ua.re^feq ru€] qrunq e,tai(uaru s/$q"q tnqelaSuaur pelad
e:ed zua.re:1 Euegq uBlB nll ualqs 'q?Jnw'3uer( luul gnJng e3eua1
efuqequrepaq lzdac ue8uap e,{u1ue "IBur
'qeu"} plnuraur :1epr1 3ua,{ guelad
e,(uqzquregaq ledac ueSuap s€q1etu"J qeloq eleul 'uteuel {o3or
"lpt
"aq?q eSeual Js{nuaur-ra[nl
-Jeq lqnpord urepp 1usled er?lus uta]qs q"l?P" n]!
urqpns4eru e1g Euu,{ uep tuo,(or-tuolot 3ue1ua1 n?F)I
"J"olqraq "1fl
'eg1 ueefepnqa:1 ge4luau
3ue,t p1;u uelsls nlens leSeqas 3uo,(or 3uo1o8 (g) 'l?rsos uednprqa>1
ruel"p Suolouaru 3uo1o1 rualqs nlens ieieqas Euo.{or "Uas 3uo1o8 uep (A
'ueruepad urelep uEuual ueqeraEuad rualsrs nlens le8eqas Euo,{o.r 8uo1o8 11;
?JBluB ruefe1 erecos ue:lppaquratu sru?q ru1snf e1:1 n1 ue-e,(uupaC qe,llefueur
'ueufepnqal unrf ruuceu uErl
lnrnuaru ue4tuoloErp puehl 'l4l
qng ur?lBp es8ueq qns gl-a) : 1 ue8eg
qasdury ouLDisA s/'\q![O reSnlcng
SNVNCIAICNI VA\If oeEngl
!ro3Hl
$
s7,IlnplBm)
s7
Dalam perusaha
kehidupan sosial di desa, maka sebaiknya kita perhatikan bahwa sistem yang komplex, deng
tolong-menolong seperti itu hanya mungkin ada di antara orang-orang watga
sebagai suatu tekn
masyarakat yang hidup dan bergaul berdasarkan prinsip hubungan intensif,
efektif lagi, sedangk
yang sering berhadapan muka, yang saling kenal-mengenal hingga cukup
pekerjaan yang kasa
mendalam sebagai manusia yang kongkret, dan tidak hanya sebagai individu
dan yang tidak mem
yang anonim dan abstrak; dengan singkat antara orang-orang yang hidup
Kesimpulan dar
dan bergaul dalam lingkaran kelompok yang oleh ahli sosiologi c.H. cooley
sistem tolong-menolon
disebut lingkaran kelompok primer. 5 Dipandang dari sudut itu maka tolong
bertambahrrya jumla
menolong, dapat kita harapkan akan merupakan suatu gejala sosial yang
kalau kita dapat me
univesil; artinya ada dalam semua masyarakat di mana'ada kelompok- kita tetap dapat kita
kelompok primer itu di dalamnya. IGlompok-kelompok primer itu terutama Akhirnya, kala
terdapat dalam masyarakat pedesaan agraris, tidak hanya di Indonesia, dengan adanya pemb
melainkan juga di fuia pada umumnya, di Aftika, di oceania, di Anerika royong sebagai suatu
Iatin, bahlcan juga di Fropa dan di Amerika [ltara. Hznya -saja, dalam maka perlu kita ide
masyanrkat kota indushi yang komplex, di mana arti dad kelompok- royong" itu. Nilai itu
kelompok primer itu telah terdesak ke hanya beberapa lapangan kehidupan dung empat konsep,
lalg tfiusus saja, sistem bantu-membantu itu akan terdesak juga. tetapi dilingkungi olc
Dalam masyarakat kota industri orang biasanya tidak begittr perlu lagi sekitarnya. Di dalam
akan sesamanya, karena lapangan-lapangan keperluan setiap individu itu hanya sebagai suat
banyak terbagi dalam berbagai macam lembaga dan perkumpulan yang peredaran alam seme
terdiri dari orang-orang yang satu dengan lainnl'a seringkali tidak ada pada hakekatrrya ter
hubungannya secara langsung. Seorang yang hidup di kota mempunyai sesamanya; (3) karena
misalnya lingkungan teman sejawat di kantor, dan dengan mereka itu ia memelihara hubunga
menyelcsaikan urusan-urusannya yang bersangkut-paut dengan jabatannya; rata-sama rasa; dan
ia mempunyai lingkungan teman-teman berolahraga yang acapkali terdiri konform, berbuat sam
dari orang-orang lain yang bukan teman-teman sekantor, dan dengan terdorong oleh jiwa sa
mereka itutah ia rnemenuhi keperluannya untuk berolahraga dan berekreasi; Tema cara berpi
bahkan dalam masyarakat kota-kota Ero-Amerika misalnya, untuk dikubur
.alam semesta dan ma
nanti bila ia meninggal, orang tidak lagi tergantung kepada ternan-teman yaitu konsep nasib, y
sejawat atau teman-teman dengan siapa ia berekreasi, tetangga-tetangganya' manusia Indonesia pa
kenalan-kenalannya yang lain, ataupun kaum kerabatnya, karena ada kontras dengan tema
perusahaan mengubur ienazah undertaker'atau funeral house yang akan Eropa Barat dan Ame
mengurus seluruh penguburannya dengan bayaran. yang seolah-olah melih
semesta itu sebagai
pandangan hidup sep
;. Konsco kelomrok primer atdu primary group itrtdiajukan oleh C.H. Cooley dalam buku-nya
-' i;;iib;;iizittoittgZl). tempat untuk konsep
Hal yang dimaksud adalah suatu kelompok manusia yang terikat
-5gatr yang pertama membua
tifi truUungin tertentu. Ciri-ciri hubungan ltq "d.tqtt a..[. PerSaulan.dekat, kontak
ada saling peng.eriial
a"rl"i hli*Jnsi"besar, saling kenal antata warga kelogRo\ fhi..ngg" kesukaran, bencana da
."U."g"i i.ai"iauindividu kon--kret, darl tid$ hinya- sebag-ai individu ag9ni.m. yan-g abstrak
saia,-Hubuncan serupa itu biasanya ada misalnya dalam komuniti kecil, dalam kelompok Tema pertama, b
ii[.aU"l"r" fecil, 'dalam sekeiompok sahabat, dalam suatu regu tentara, dalam gantungan kita kepad
sekelompok orang yang sedang menderita satu nasib' dsb.

L2
8I
Bs?J n]"ns Bl.Dl rJeqr,ueru ,Blr{ ?ur"ses €p"da1 Elt{ uBBun}uBB
"p?dal
-Jele{ }"JIs l"ua8uaru .Bnpe{ ?tue} u?Euep er,u"sJaq .euepad
uuraa
' ueqlpasa>1' ueelr:a puad Brurreueu qepnu
r,;il;rir"*fi:J?#fffi1
dasuol ursl"p :r4d:aq Br?J ?rual ,efuqrteqag .glsaz dasuol
{nlun ledural
.pp? ue:lu >1ep11 :ldureq sirrr{eq n}ual qepns nq p:adas dnpg ueguepued
nlens ruel"(J .?rsnu?ru IB{e !r"p ?srl"u? >1afqo re8eqas nll ?}satuas
ur€lB u?p 1a:1e:efseru ldeE8ueuaru {n}un JBnl aI lsqllatu qelo_qe;oas Bue,(
uep np!^lpu1 epedal lelSuedraq Bued ,u,(qestu B{rJauy uep l"JBg udo.rg
3u_oo uednplqa>1 .u'I€p ru.oer'Buu,( .r1ildr"q u"Burp-r"r1,rol
l_e3ues nlual rur :l>pd:aq sJ?c BruaJ. .er(urunrun "t"J "-"1
eped elsauopul
dnprr{ ueEuepued .uEIBp Bunuad le8ues rpe[uaur Bue[, ,qisou daiuol "rrnu"*
nile,(
'u1e1 dasuo4 nlens 1'enlraduau u'p 'Jesaq le>1erur(seru uep elsa-ri *r1"'
epedal p18ued:aq euepad Bue,( dasuol ur?lep .rrrydraq BJBo erual
,
s?lr un )r ru' r" p ei(u e ui esas
;:;ffi ';"#::l;t;ji ",H: ," T:i fil :il:,'':
lqlsJeq",oull8unur lzdepas {nlun BqBsnJeq nlslas (t) usp lzser eures-u1ur
erues e,nrf qa10 3uoropral 'e,{ueruesas uuSuap 4req uuSunqnq B.isr{rlauleul
urlSunur ledepas Inlun sqBsnJeq nlBlas snJsq nll BuaJeI 19; :er(ueuresas
epeda4 eriuuudnplqa4 4edse eie8as urulep Bunluu8.ral "! ufrrle4aluq epud
?Isnueru u"Dlruap ue3uap (Z) :nll Jesaq?q"u Buur( upauas uBlB uereparad
saso:d qalo 1n1y Suef ufus pci>1 rnsun nl"ns tn8"q*
"^\uqral
efuup uulesaJeru q lnqasral soluso{oJl"lu "ru"q
rua}$s tu?lep rq .e,fu:elqai
?lsauas ruBI" uep .efululsos
uerulllis .ufuselrunuo{ qJIo r8un:l8urpp rdepl
'tur erunp rp rJpuas dnplq 1eg1 ?rsnusl4J 1y; : n1re,( ,dasuorl ledua Bunp
-ueSuaru BrsauopuJ 3ue;o e,,(upnq-!Bllu ualsrs ru"lpp nll
IBIIN .n1l .,Buo,{oi
8uo1oE repu.. dasuo:J urefel ue8uap nrnp u'{rs'rgrruapr n1."d'
"1tr1
'e11>1 ueefupnqar re,nrfueur 3ue.,( efepnq-pllu ruelsrs nlens "rJe-
le3eqas Buo,(o.r
3uo1o8 q"r"pe u"rpns{Blu eq:J Buu,( uep 'ueun8uuqruad jrfuep" ue8uap
3ue11q ue>1e 3uo,(or 3uo1o8 qu>1edu efuupaq Blr{ nBIB{ .e,(u.r1q1y
u ed n p, qa 1 r Jil#J
u," p r aurpd 1o d ruole :1 u' "##.,:# rl".X"rt
" "Tj"l "",tJl
ll"nce{ lu1snpul us{r"sepraq Suef e1o>y 1e1ere,(seu qelunl e,ftrququrepaq
ueSuap etn[ SuernlJeq u'{s lersos uzdnp*ia4 ruelup Buolouaur-Buolof *"pti
Iil" ur"l"p 3uo,(or 8uo1o8 Barqeq qel"p" sel" tp u?leJn pep uulndtursa;E
u"lsuo{ r"rrsraq 1ep,1 Eue.( ,*t J""#tff"",{"13
::il':#il
-ueef:a:Jad pluqefta>1 uralss ue:l8uupas .pe1 j111a3a
{nlun urlSunu e,(ueq "n'i;':1,"i:fJ
u3{" {Bpll u3nf efuednr-edn.r eEeual uuguraEuad {lu)ial nlens re8eqas
Suolouaru-Suolol rualsrs.sen1 Buei( lses;uu8.lo n1"nr u"Bu"p .xa1duo1 Eue.(
rseslletsads u"p rsersueJestp nlens ue8uep .uraporu.ueequsruad uTBIECI
memang suatu
dalam dan mantap' Dalam mentalitet kita
keamanan nurani yang amat karena hanya me
kalau kita tertimpa bencana, pasti toh ada
il;;;i"t;ng pilir"'n bahwa yang akan dapat memberi, bantuan. Dalam
Apabila prinsip
sesama kita dalam ,".y"r"t"t masyarakat des
;;;;;;;angao niaup seperti itl .ham,plr
tak akan ada tempat untuk
masyarakat nag
terisJlasi dan o-erasaan sebatangk-ara'
p"i"t""" masyarakat kuta
ntlat-budaya yang boleh dikata telah
Tema cara berpikir ketiga menjadt masyarakat banj
sampai kepada tindakan dan
mendominasi kehidupan kita-' orang Indonesia' itu memang ciap
kita yang l""ii-i""ir seiari-hari dalam hubungan'kita
dengan
kelakuan hidup. Spbalikny
belakang dari misalnya sopan-santun
sesama kita. Nilai itu merupakan latar ikatan kekerabat
kita untuk memUeri punlung"n kepada tetangga dekat apabila kita
desa, maka ji*'a
atau makanan dalam jumlah yang lebih'
-"*p""y"f sesuatu tta,it UumI kita untuk memberi oleh suatu nilai-b
Nilai itu merupakan latar belakang dari sopan santun pembesar-pembes
suatu perjalanan jauh'
oleh-oleh kepada tetan;;a bila kita=baru pulang dari
aktivitet Apa yang d
dan nilai itu menjadi iitrt Ui,t"t dari segala tolong-menolong
"ng
kehidupan antara tetangga atau antar kaum bukanlah demok
dalam pertanian dan dalam
melainkan merup
kerabat dalam komunitas para petani kita di desa'
Tema ketiga dalam nitai gotong-royong tadi tentu sangat
baik dan an dalam rapat-
positif sifatnyal Ada orang yang mengatakan bahwa nilai ini juga musyawarah itu a
mempunyai iegi negatifnya-karena mencegah kita untuk-.-T"ju
secara berdasarkarr sua
setelah kita memiliki harta agak melainkan oleh s
material. Hal itu disebabkan karena segera
banyak melebihi tetangga atau kaum kerabat kita' maka segera kita berarti bahwa ba
pendirian masing-
terdorongolehtemasama-rata-sama-rasa.membagihartaataukeulttungan
agar
kita. Mu-ngkin hal itu benar, tetapi asal sifat itu dapat kita kendalikan Sebagiri suatu
maka tidak perlulah sifat.-itu menghambat ada kekuatan ata
tidak menj=adi terlampau extem,
kemajuan kita secara materiel. Pada hakekatnya semua nilai,
semua konsep' dan mengintegrasik
dan semua ide manusia, bila dilaksanakan dengan terlampau extrem. akan pendapat yang ber
menjadi negatif dan kurang baik. agar dapat saling
Berbedadengantema.tematerdahuluadalahtemakeempat'yang bahwa pendapat-p
juga sangat kualt berakar dalam alam pikiran banyak --orang dalam dalam suatu konse
Llry"r"tit kita, terutama yang hidup dalam komunitas kecil seperti desa' Kecuali musy
unsur negatif musyawarah, yang
Menurut hemat saya tema initatr yang merupakan satu.satunya
gotong-royong ya
dari nilai gotong royong. Hal iiu disebabkan karena konsep sama-tinggi-
dari rapat-rapat saja, m
sa-a-rena"t r"U-ug"i ro"tu kekuatan mencegah' bakat d an k-eistimewaan
individu untuk berkembang dan menonjol atas yang lain. "Apakah
konsep dari suatu masya
sama.tinggi.sama-rendahituuukansuatukonsepyangmenjadilandasan sebagian dari pend
aari aeriitrasi asli Indonesia ?" Hal itu memang benar dan berfungsi pendapat umum,
misalnya dalam komuniti nagari di Minangkabau atau daerah'daerah sendiri saja. Dala
uin ai sumatra, dan di seluruh Indonesia di mana kelompok-kelompok
"y"t",
dasar susunan
musyawarah biasa
pertengkaran kec
kekerabatan yang luas (keluarga-luas, klen dsb.) merupakan
komunitas desa.
Demokrasiaslilndonesiadidalammasyarakatdesaitusebenarnya 6. Lihat tentang hat

t4
9I
('Z6I) '[.g u?EuBr?I u"p (516I) JssH ral .g u"BuEre)l
"E"H nl! l?rl Eu?lual l?qrl .9
'ef,u1epe runlnq sBzB rrrBJ"p .r"rr'ffi
-ue.rul3uapad uulqucaur,au
4eduel u"O
IBq r.uBIBp uelleues{eJrper(uuserq qeru,nedsnur
apl nil qe:enefsnu uarrLreq 3ue,( le>1e:efszur
efuueulpued uerJausqureur ]oloSuaur
,f";q". ur"leo .ufus l.rrpuas
uep .runurn
_1up11 _ru3e ludepuad
'Jl'{apu3ur :1epp 3u11ed n'ls 'roJor lqaep':e8^e
uu:lsedaleur pep uer8uqas
snJ€rr qe:e.trefsnru "rul"a'"p,r"a
Buer
e3.re,n 'lelsos "ral
ie{uie,{s".,1 nlens r.ep
uednplqa:1 qnJnlas ..,elep "^,irrg
?lu'lruel u?{ur?laru .efes
ul?l"p efueq ryplJ 'sele Ip 'ue{Br'Jrqrp q'Ial luder-1ede.r
elltf J.rep rsuelxa nlens u",ledrua.' eres Bue.{ Buofor-BuoloE
l'ureq lnJnuau Buef .qe:zmefsnur
enlf dasuol e8n[ upu 'lederoq eJpJ nlens ru8eias
.asaluts nluns q"r"^",crn- rrunJa;tr
e88urqas rt.teq Buer( rsdesuol nlens tuBIBp
Epaq-ppaqraq
a1 efuqnrnlas rnqeJlp nlrJnqr,url Buef' ledepuaa_i"dupuad paqpq
ll'"Jaq ue4lserSelurSuaur uelSuepas ipelapusru 1u4ap 3u11us
Sulseur-Sup'ru 'q?gorrp >Jufuzq n"r" ludep reSe
trrip* nll Bpeq_Bpaqraq Buef ludupuad
-ledzpuad lfe^raq us{{orocuar{'lnlr
"arr{Bq ledupuad uu>'sur'alur'uaur uep
u?{rlococuaru saso.rd Buoropuaur ledep Buei qolor-qolol
m.req e,(uednr qe.reau.(snur .nluauat 3ue,(
n"r" u"r"nrta{ BpB
lede.req'ureJ nlBns lg8eqa5
r'ue.,n'uau,"*r"'.''Jn;:;,:*,t"H:J'::,i,iil'J"rill;T;T,:fi
nluel IUJ 'u'p"q nles reEuqas q'Io_r{ploes- ,1uder
qn.n1r,
;'.,;:**
q"1o u"r1ur"1"*
'nluaual uzurpuad nlens lnuu8uau iuef talpo,teu
nl"n, uBIJBsEpJaq
rep$ ledur rupt?p [qruelp Bue,( ucsnrnda4 emquq qu:emer(snru
lnqas IUH Suef lude:aq Jnpasord
il"p;-;;
"lpl
-m1nde>1 (g.ssep i"i"r_r"a". usl"p uP
Jlqure3uau :npasord reua8uaur ualsrs nlens ualednJau ug{urelatu
'q"puaJ-Bues-€Bul1-erues dasuo>J uDlJBsBpJaq Buer(
rse.r>1ouap qelu"{nq
rp
"^r"f ueesepad lulerefseu uplsp lseJ)touep lnqe$p Buu,( rdy
'qsp Jotuas Eue-ro .,BBu1t
lel'uedraq Buer( :esequad-resaqurad
e{ 'sB}B a{ l"{rua^ lseluelJoJaq Bue,( iulru n11u,( .u;e1 e,fepnq-ge1gu
u'rll"tulp uep nlpns qato
rSuedrunlrp nlr q"pu"i-e*"s-€auil-euu; .ssep
llluntuo{ luut"p Bultuad ueueted ie.,(undu ";,i ",reru
;i': p{ ;^"' il #.:; il# jiil# ,l "J,ll#: Ti:ffi"on,? .lff
ffi
ueSuedul >Jefueq ur'I"p e-sep rs?r{or.uai ,l;
ue>llura'Bueur
-'uul"ras ledep Bueuau n1r
q"pueJ'pu"s-p3uJ1-eurzs dasuo>1
B{'ru 7p
r'g to[uoq.1e>Jure{seur
uep4r drsuud-d1su1.rd- nele ."qli ,i"i"g
urel?polpop
o?tout usl?{! dlsupd'_ne1u .nuqeqtusulhl lp'wnl 1e>lurefseur
IuBlBpur"Jep
nrns u'l'{r drsuJ-rd-drsurrd erules;ur lp rtohpi 1e1ere,(seur
tual"p senl JsSuryraq nll uuluqpra)fe{ lradas ,?sap r'{au{seur
'u'l"quJe{e{ rnl{nJls $l'q-s?l"q yulelt dlsuud_dlsuud epqedy
ruul'p ue_dnprqa4 r"ur'aur-- niuBq ?uaJ?{
'efudnlEurl Buenr u"p ,#ury ,"t"qlil-auuf
rser>Jourap nlens Bue.ua..,
mengalahkan atau
yang lebih bersifat meirdamaikan semua pihak daripada
'_"ri"n"rrgran satu pihak (van vollenhoven 1g17). Contoh-contoh nyata dari
p"rur.'un""""prinsipmusyawarahdalamhukumadatdib€berapatempatdi
indonesia dapat iicari. dalam karangan-karangan
yang dipakai sebagai
acara perdata di PER
referensi dalam buku B. Ter Haar mengenai hukum adat
Indonesia (fer Haar 1915).
DALAM
Dari uraian di atas telah kita lihat bahwa nilai gotong royong
mengandung tema-tema berpikir yang melemahkan mentalitet
kita untuk
terhadap {
yaiiu pitiran yang terlamnarl te.rorie.ltasi
-"*-"t"ngrtrr" secara gigih, bersifat
nasib, i"o pikiran" yaig ,"l"lo beruJaha untuk konform.
Sebal'iknya, pitioo yahg"selalu benrsaha untuk
bersikap baik terhadap
dalam jiwa musyawarah,
sesama kita dan sifat titer"tt yang terkandung PENDAHULUAN
dalam mentalitet kita.
menunrt hemat saya merupakan iuatu kekuatan
;;;; mengetahui hat itu, sebenarnya robah' dan nilai manasendiri
kita dapat menentukan-
yang Aktivitas yang
t"ii "p" dai nilai gotong-royong perlu kita sama, rupanya diang
dapat kita Pertahankan. '
dalam masyarakat G
DAFTAR KARANGAN YANG DIPERGUNAK'.N
lalu, ialah kctika
unsur-unsur pengar
' C.H.
Cooley,
Son' dengan baik. Masa
1923 Sociat Organization. New York' Charles Scriber's
tentara Jepang di d
Haga, B.J.
N'V' De Ster' daerah Gayo (Afdeel
i924 Indonesische en Indische Detnocratie' Lciden' Den Haag'
wilayah daerah Ac
Koentjaraningrat menjalankan pemeri
Royong Activities in Two
1962 sociill Anthropologica! Observation of Gotong
Vittages fn Siuth-Central Jaya' lthae' N-Y" Cornell Modern Indonesia (Ismuha, 1975 : 3
Project. dengan berbagai per
dalam.norma-norma
|gTtKeserasamandanAnekaWarnaMasyaralatlrianBarat.Jakarta,Lembaga
llmu Pengetahuan lndonesia' Bahwa sifat tolo
lalu itu, antara lain
Van der Kolff, G.H.
.LgsTDeHistorischeontwikketingvandeArbeidsverhoudingenBijdeRijstcultuur pepatah adat yang hi
afg.f"g'n St"tt op- J"""' Volksoedietwezen' Hlm' '
3 72' '
Alang tulung bErE
in
""r, dito!ong'). BEuh sa
Irlalinowski" B.
1926 Crime and Costum in Savage Society' London' Kegan Paul' tinggal - tidak perg
Mead, M.
tirus sara g4las. R{m
|961CooperationandCompetftionAmonghimitivePeoples.Boston'Beacon mengandung harapan
Press. anggota suatu kelom
Ter Haar, B. anggota masyarakat
lgLS Het Adatproces der Inlanders' Amsterdari' A'H'
Kruyt'
ungkapan-ungkapan
Jakarta, J-8. Wolters'
lgSO Beginselen en Stelse! van het Adatrecht. Groningen, atau kerjasama dalam
Van Vollenhoven, C. Aktivitas-aktivitas
L9|THetonbaatzuchtigeinRechtenstaat.Leiden.(Pidatopengukuhansebagai diamati dalam kegiat
Rektor Universitas Leiden)'

L6

Anda mungkin juga menyukai