2. MOH. IRSYAD F/22220004 6. Karakter khas bangsa Indonesia: 3. FAISAL C.U./221105020048 keramahan dan sopan santun. KELAS : Ekonomi Syariah 2 7. keramahan dan sopan santun, tercermin NAMA DOSEN : Dr. Adil Siswanto, SST.Par., M.Par dalam sikap mudah menerima kehadiran orang lain. TOPIK : IDENTITAS NASIONAL BANGSA 8. Orang yang datang dianggap sebagai INDONESIA tamu yang harus dihormati. Resume 9. Sehingga banyak kalangan bangsa lain 1. Pengertian Identitas Nasional yang datang ke Indonesia merasakan Setiap negara memiliki karakter dan kenyamanan dan kehangatan tinggal di identitasnya sendiri. Indonesia. Indonesia: 10. Bangsa Indonesia adalah bangsa agraris Negara yang unik dibandingkan dengan 11. Sistem kemasyarakatan secara umum di yang lain. sebagian besar suku-suku di Indonesia Negara dengan pulau terbanyak di dunia adalah sistem Gemmeinschaaft Negara tropis yang hanya mengenal (paguyuban/masyarakat musim hujan dan musim panas, sosial/bersama). Negara dengan suku, tradisi, dan bahasa 12.IDENTITAS NASIONAL DALAM terbanyak di dunia. Inilah situasi di KONTEKS BANGSA & KONTEKS Indonesia saat ini dan bisa menjadi ciri NEGARA yang membedakannya dari negara lain. Identitas Nasional dalam konteks bangsa 2. CARA UNTUK MEMAHAMI IDENTITAS (masyarakat Indonesia) cenderung SUATU BANGSA mengacu pada kebudayaan atau kharakter Anda dapat membandingkan satu negara khas. dengan negara lain dengan mencari Sedangkan Identitas Nasional Dalam karakteristik umum dari negara-negara Konteks Negara tercermin dalam sombol- tersebut. simbol kenegaraan. Pendekatan seperti itu menghindari Kedua unsur identitas ini secara nyata coverisme, yang terlalu menekankan terangkum dalam Pancasila. keunikan, karena tidak ada negara di Pancasila dengan demikian merupakan dunia ini yang benar-benar berbeda dari identitas nasional kita dalam negara lain (Darmaputra, 1988:1). bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Bab ini membahas tentang makna Bangsa Indonesia pada dasarnya adalah identitas nasional, identitas nasional bangsa yang religius, humanis, menyukai sebagai karakter bangsa, negara dan persatuan/kekeluargaan, suka proses pembentukan negara, serta politik bermusyawarah dan lebih mementingkan identitas. kepentingan bersama. 3. IDENTITAS NASIONAL 13.IDENTITAS NASIONAL SEBAGAI Identitas nasional adalah karakter bangsa KARAKTER BANGSA atau jati diri bangsa suatu negara yang Setiap bangsa memiliki identitasnya. Dengan membedakan satu negara dengan negara memahami identitas bangsa diharapkan akan lainnya (Tim Nasional Dosen Pendidikan memahami jati diri bangsa sehingga Kewarganegaraan, 2011: 66) menumbuhkan kebanggaan sebagai bangsa. 4. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI 14.PENGERTIAN KARAKTER BANGSA IDENTITAS SUATU BANGSA Karakter berasal dari bahasa latin Keadaan geografi, “kharakter, kharassein atau kharax”, dalam Ekologi, bahasa Prancis “caractere” dalam bahasa Demografi, Inggris “character. Dalam arti luas karakter Sejarah, berarti sifat kejiwaan, akhlak, budi pekerti, Kebudayaan, tabiat, watak yang membedakan seseorang dengan orang lain (Tim Nasional Dosen Watak masyarakat. Ex: Watak masyarakat Pendidikan Kewarganegaraan, 2011: 67). di negara yang secara geografis Sehingga KARAKTER BANGSA: Tabiat atau mempunyai wilayah daratan akan watak khas bangsa Indonesia yang berbeda dengan negara kepulauan. membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa Keadaan alam sangat mempengaruhi lain. watak masyarakatnya. 15.PROSES BERBANGSA & BERNEGARA 19.POLITIK IDENTITAS BERSIFAT Keberadaan bangsa Indonesia tidak lahir POSITIF/NEGATIF begitu saja, namun lewat proses panjang Politik identitas bisa bersifat positif maupun dengan berbagai hambatan dan rintangan. negatif. Kepribadian, jati diri serta identitas Bersifat positif berarti menjadi dorongan nasioanl Indonesia dapat dilacak dari untuk mengakui dan mengakomodasi sejarah terbentuknya bangsa Indonesia adanya perbedaan, bahkan sampai pada dari zaman kerajaan Kutai, Sriwijaya serta tingkat mengakui predikat keistimewaan kerajaankerajaan lain sebelum suatu daerah terhadap daerah lain karena kolonialisme dan imperialisme masuk ke alasan yang dapat dipahami secara historis Indonesia. dan logis. Nilai-nilai Pancasila sudah ada pada Bersifat negatif ketika terjadi diskriminasi zaman itu, tidak hanya pada era kolonial antar kelompok satu dengan yang lain, atau pasca kolonial. misalnya dominasi mayoritas atas Proses terbentuknya nasionalisme yang minoritas. berakar pada budaya ini menurut Dominasi bisa lahir dari perjuangan Mohammad Yamin diistilahkan sebagai kelompok tersebut, dan lebih berbahaya fase nasionalisme lama (Kaelan, 2007: 52). apabila dilegitimasi oleh negara. Negara 16.PEMBENTUKAN NASIONALISME bersifat mengatasi setiap kelompok dengan MODERN segala kebutuhan dan kepentingannya serta Pembentukan nasionalisme modern mengatur dan membuat regulasi untuk menurut Yamin dirintis oleh para tokoh menciptakan suatu harmoni (Bagir, 2011: 20). pejuang kemerdekaan dimulai dari tahun 1908 berdirinya organisasi pergerakan Budi Utomo, kemudian dicetuskannya Sumpah Pemuda pada tahun 1928. Perjuangan terus bergulir hingga mencapai titik kulminasinya pada tanggal 17 Agustus 1945 sebagai tonggak berdirinya negara Republik Indonesia (Kaelan, 2007: 53). Indonesia adalah negara yang terdiri atas banyak pulau, suku, agama, budaya maupun bahasa, sehingga diperlukan satu pengikat untuk menyatukan keragaman tersebut. Nasionalisme menjadi syarat mutlak bagi pembentukan identitas bangsa. 17.PERISTIWA PROSES BERBANGSA Salah satu perkataan Soekarno yang sangat terkenal adalah ‘jas merah’ yang maknanya jangan sampai melupakan sejarah. Sejarah akan membuat seseorang hati-hati dan bijaksana. Dua peristiwa penting dalam proses bernegara adalah sidang-sidang Badan Penyelidik Usaha- usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan sidang-sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). 18.POLITIK IDENTITAS Politk identitas adalah nama untuk menjelaskan situasi yang ditandai dengan kebangkitan kelompok-kelompok identitas sebagai tanggapan untuk represi yang memarjinalisasikan mereka di masa lalu. Identitas berubah menjadi politik identitas ketika menjadi basis perjuangan aspirasi kelompok (Bagir, 2011: 18).