HP : 08128415575 e-mail : herusdl@kemenperin.go.id herusdlaksono@gmail.com
Nama : Ahmad Syarkini, S.H., M.H.
TTL : Palembang, 22 Nopember 1961 HP : 081293611588 e-mail : a-syarkini@kemenperin.go.id ahmadsyarkini61@gmail.com Pengertian Identitas Nasional Sejarah Kelahiran Faham Nasionalisme Indonesia Identitas Nasional sebagai Karakter Bangsa Mahasiswa diharapkan mampu mendeskripsikan identitas nasional dan sejarah kelahiran faham nasionalisme Indonesia Mahasiswa diharapkan mampu memiliki karakter sebagai identitas kebangsaan Secara etimologis , identitas nasional berasal dari kata “identitas” dan “ nasional”. Kata identitas berasal dari bahasa Inggris identity yang memiliki pengertian harfiah; ciri, tanda atau jati diri yang melekat pada seseorang, kelompok atau sesuatu sehingga membedakan dengan yang lain. Kata “nasional” berasal dari kata nation (Inggris) yang memiliki arti bangsa. Nasional artinya kebangsaan. Bangsa adalah sekelompok manusia yang diam di wilayah tertentu dan memiliki hasrat serta kemauan untuk bersatu, karena adanya persamaan nasib, cita-cita dan tujuan, serta ideologi bersama. Identitas Nasional (national identity) adalah kepribadian nasional atau jati diri nasional yang dimiliki suatu bangsa yang membedakan bangsa satu dengan bangsa yang lain (Tim Nasional Dosen Pendidikan Kewarganegaraan, 2011: 66). Jadi, Identitas Nasional Indonesia adalah ciri-ciri atau sifat-sifat khas bangsa Indonesia yang membedakannya dengan bangsa-bangsa lain di dunia. FAKTOR DARI DALAM FAKTOR DARI LUAR Seluruh Nusantara telah menjadi Kemenangan Jepang atas Rusia dalam kesatuan politik, hukum, perang tahun 1905 yang mampu pemerintahan, dan berada di bawah mengangkat rasa percaya diri bahwa kekuasaan kolonial Belanda bangsa berwarna bisa mengalahkan bangsa kulit putih, lahirnya Munculnya kelompok intelektual nasionalisme di kawasan Asia dan Afrika sebagai dampak sistem pendidikan yang berhasil membentuk negara-negara Barat baru. Beberapa tokoh pergerakan mampu memanfaatkan kenangan kejayaan masa lalu (Sriwijaya, Majapahit, dan Mataram) untuk dijadikan motivasi dalam bergerak dan meningkatkan rasa percaya diri rakyat di dalam berjuang menghadapi kolonialisme Barat Budi Utomo (1908) Sarekat Islam (1912) Indische Partij (1912) Muhammadiyah (1912) Perhimpunan Indonesia (1925) Partai Nasional Indonesia (1927) Sumpah Pemuda (1928) Adanya persamaan nasib Adanya keinginan bersama untuk merdeka Adanya kesatuan tempat tinggal, yaitu wilayah nusantara yang membentang dari Sabang sampai Merauke Adanya cita-cita bersama untuk mencapai kemakmuran dan keadilan sebagai suatu bangsa Setiap bangsa memiliki identitasnya. Dengan memahami identitas bangsa diharapkan akan memahami jati diri bangsa sehingga menumbuhkan kebanggaan sebagai bangsa. karakter berarti sifat kejiwaan, akhlak, budi pekerti, tabiat, watak yang membedakan seseorang dengan orang lain. karakter bangsa dapat diartikan tabiat atau watak khas bangsa Indonesia yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain Suku Bangsa Agama Bahasa Budaya Nasional Wilayah Nusantara Ideologi Pancasila 1. Identitas Fundamental, yaitu; Pancasila yang merupakan Falsafah Bangsa, Dasar Negara, Ideologi Negara. 2. Identitas Instrumental, yang berisi UUD 1945 dan Tata Perundang-undangan, Bahasa Indonesia, Lambang Negara, Bendera Negara, Lagu Kebangsaan. 3. Identitas Alamiah, yang meliputi negara kepulauan dan Pluralisme. Parameter identitas nasional berarti suatu ukuran yang digunakan untuk menyatakan bahwa identitas nasional itu menjadi ciri khas suatu bangsa. Indikator identitas nasional itu antara lain: 1. Pola perilaku yang nampak dalam kegiatan masyarakat; adat - istiadat, tata kelakuan, kebiasaan. 2. Lambang-lambang yang menjadi ciri bangsa dan negara; bendera, bahasa, lagu kebangsaan. 3. Alat perlengkapan yang digunakan untuk mencapai tujuan; bangunan, peralatan manusia, dan teknologi. 4. Tujuan yang dicapai suatu bangsa; budaya unggul, prestasi di bidang tertentu. Dari penjelasan ini dapatlah dikatakan bahwa identitas bangsa Indonesia adalah Pancasila itu sendiri, sehingga dapat pula dikatakan bahwa Pancasila adalah karakter bangsa. Nilai-nilai tersebut bersifat eksoterik (substansial), ketika terjadi proses komunikasi, relasi dan interaksi dengan bangsa-bangsa lain realitas eksoterik juga mengalami perkembangan. Kecintaan pada tanah air kerajaannya dileburkan dalam kecintaan pada Indonesia. Pemerintahan yang monarkhi berubah menjadi demokrasi. Konsep keadilan juga melintasi tembok etnik.