Anda di halaman 1dari 9

BAB I

TEORI

A. Fishbone

Fishbone diagram atau diagram tulang ikan merupakan diagram yang


menggambarkan hubungan antara karakteristik kualitas/Akibat dengan factor-
faktornya/penyebabnya sehingga didapatkan suatu hubungan sebab akibat
untuk mencari akar dari suatu pokok permasalahan ditinjau dari berbagai
faktor yang ada

Diagram Tulang Ikan ini dikembangkan pertama kali oleh Prof. Kaoru
Ishikawa dari Universitas Tokyo pada tahun 1950. menunjukan struktur
Fishbone. Karakteristik mutu digambarkan pada kepala ikan sedangkan faktor
yang mempengaruhinya dituliskan di bagian ekor panah-panah yang mewakili
tulang ikan yang ada di bagian kiri diagram. Untuk aktivitas pemecahan
masalah (problem solving) yang ada di kepala ikan adalah masalah yang ak
dianalisa penyebabnya, sedangkan penyebab-penyebab yang berpengaruh
terhadap timbulnya masalah dituliskan di bagian ekor panah. Faktor-faktor
yang umum digunakan dalam Fishbone yang digunakan untuk menentukan
penyebab hasil produk cacat adalah :

1. Man : Manusia
2. Material : Material
3. Methode : Cara
4. Machine : Mesin
5. Environmet : Lingkungan

Fishbone dibuat dengan cara sumbang saran (mengumpulkan


pendapat sebanyakbanyaknya dari anggota yang hadir), tidak dibuat sendiri.
Prinsip sumbang saran :

1. Jangan mengkritik pendapat orang lain


2. Jangan menghambat orang lain mengeluarkan pendapat
3. Makin banyak pendapat makin baik.
4. Karakteristik mutu (akibat) yang ada di kepala ikan sebaiknya sudah
spesifik karena bila karakteristik mutu (akibat) masih bersifat umum (masih
luas), maka faktor-faktor penyebab yang ada pada diagram juga akan
bersifat umum, sehingga Diagram sebab-akibat menjadi terlalu rumit.
Banyak factor faktor yang tidak relevan masuk dalam diagr am. Walaupun
secara teknis tidak salah, tetapi kurang efektif untuk digunakan dalam
pemecahan masalah.
B. Langkah-langkah pembuatan Fishbone
1. Menentukan karakteristik mutu (masalah yang akan diperbaiki)
2. Menulis karakteristik mutu sebelah kanan. Menggambarkan panah ke-1
(tulang belakang) dari sisi kiri ke kanan.
3. Menggambarkan panah ke-2 (tulang besar) dengan arah panah menuju
panah ke-1. Menuliskan di bagian ekor panah tersebut faktor-faktor yang
dapat menyebabkan timbulnya masalah tersebut (misalnya Man, Material,
Methode, Machine dan Environment disingkat 4M+1E). Memberi kotak
atau elips atau bentuk lainnya pada faktor-faktor tersebut.
4. Menggambarkan panah ke-3 (tulang sedang), tanyakan ”WHY” (mengapa)
terjadi masalah pada faktor ”Orang ”.
5. Mengulangi langkah ke-4 untuk tulang yang lebih kecil untuk mendapatkan
6. penyebab Yang lebih spesifik. Tany akan ”WHY” berulan g-ulan g sampai
mendapatkan penyebab yang tidak bisa diurai lagi.
7. Mengulangi langkah ketiga sampai langkah kelima untuk faktor penyebab
yang lain.
8. Menguji logika hubungan antara penyebab yang paling spesifik dengan
akibat y ang ada di kepala ikan .
C. Analisis fishbone
Kebijakan Manusia
Kurangnya Tidak Disiplin
kurangnya reward skil

belum ada acuan kurngnya SDM

nasional tentang Gaji tingkat stres kurang motivasi kurang


pengalaman

pengembangan

karir.profesi perawat Minimnya

kemampuan pemimpin

Beban kerja

kurang fasilitas kesehatan jarak rumah dan

tempat kerja

Kesenjangan Tumpang

Tindih penugasan Suasana kerja

Kurangnya

Tenaga perawat

Posedur Tempat
1. Manusia
SDM merupakan faktor-faktor penting yang mempengaruhi turunnya
kinerja perawat di rumah sakit karena kualitas Sumber Daya Manusia dapat
mempengaruhi oleh skill, motivasi, disiplin, pengalaman kerja, pelatihan dan
pendidikan.
Semakin minim pengalaman kerja seorang perawat maka akan
mempengaruhi skill seorang yang akhirnya melibatkan turunya kinerja
perawat. Pendidikan pelatihan merupakan suatu proses yang dilakukan untuk
memudahkan perawat dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
Adanya pendidikan dan pelatihan menjamin tersedianya tenaga-tenaga yang
berkualitas dan professional di bidangnya. Dan dengan adanya motivasi
yang tinggi bias terciptanya suatu pelayanan yang professional.
2. Kebijakan
Salah satu factor dalam kinerja perawat, dengan adanya kebijakan
pemberian Reward untuk perawat yang memiliki prestasi dan kinerja yang
baik akan menigkatkan motivasi perawat untuk menyelesaikan tugas-tugas
perawat dengan baik. Selain itu, Gaji adalah factor penunjang yang paling
utama, Akan tetapi belum adanya acuan Nasional tentang pengembangan
karir professional keperawatan bias menyebabkan salah satu factor kinerja
perawat menurun.
3. Prosedur
Prosedur di dalam keperawatan sangat mempengaruhi kinerja perawat,
dengan adanya fasilitas yang lengkap akan memudahkan perawat untuk
melakukan tugas-tugas yang ada akan tetapi kurangnya tenaga perawat bias
mempengaruhi kinerja sebuah layanan kesehatan. Prosedur pemberian
penugasan yang tumpang tindih, bias menyebabkan kesenjangan kinerja
anatara harapan dan kenyataan, sehingga akan menimbulkan peningkatan
beban kerja.
4. Tempat
BAB II

TEORI

A. Swot
Analisa SWOT adalah suatu metoda penyusunan strategi perusahaan atau
organisasi yang bersifat satu unit bisnis tunggal. Ruang lingkup bisnis tunggal
tersebut dapat berupa domestik maupun multinasional. SWOT itu sendiri
merupakan singkatan dari Strength (S), Weakness (W), Opportunities(O),
dan Threats (T) yang artinya kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
atau kendala, dimana yang secara sistematis dapat membantu dalam
mengidentifikasi faktor-faktor luar (O dan T) dan faktor didalam perusahaan
(S dan W). Kata-kata tersebut dipakai dalam usaha penyusunan suatu
rencana matang untuk mencapai tujuan baik untuk jangka pendek maupun
jangka panjang.
Analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis
untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisa ini didasarkan pada
hubungan atau interaksi antara unsur-unsur internal, yaitu kekuatan dan
kelemahan, terhadap unsur-unsur eksternal yaitu peluang dan ancaman”.
Petunjuk umum yang sering diberikan untuk perumusan adalah :
1. Memanfaatkan kesempatan dan kekuatan (O dan S). Analisis ini
diharapkan membuahkan rencana jangka panjang
2. Atasi atau kurangi ancaman dan kelemahan (T dan W). Analisa ini lebih
condong menghasilkan rencana jangka pendek, yaitu rencana perbaikan
(short-term improvement plan)

Tahap awal proses penetapan strategi adalah menaksir kekuatan,


kelemahan, kesempatan, dan ancaman yang dimiliki organisasi. Analisa
SWOT memungkinkan organisasi memformulasikan dan

mengimplementasikan strategi utama sebagai tahap lanjut pelaksanaan dan


tujuan organiasasi, dalam analisa SWOT informasi dikumpulkan dan
dianalisa. Hasil analisa dapat menyebabkan dilakukan perubahan pada misi,
tujuan, kebijaksanaan, atau strategi yang sedang berjalan.
Dalam penyusunan suatu rencana yang baik, perlu diketahui daya dan dana
yang dimiliki pada saat akan memulai usaha, mengetahui segala unsur
kekuatan yang dimiliki, maupun segala kelemahan yang ada. Data yang
terkumpul mengenai faktor-faktor internal tersebut merupakan potensi di
dalam melaksanakan usaha yang direncanakan. Dilain pihak perlu
diperhatikan faktor-faktor eksternal yang akan dihadapi yaitu peluang-peluang
atau kesempatan yang ada atau yang diperhatikan akan timbul dan ancaman
atau hambatan yang diperkirakan akan muncul dan mempengaruhi usaha
yang dilkaukan.

Dapat disimpulkan bahwa analisis SWOT adalah perkembangan hubungan


atau interaksi antar unsur-unsur internal, yaitu kekuatan dan kelemahan
terhadap unsur-unsur eksternal yaitu peluang dan ancaman. Didalam
penelitian SWOT kita ingin memproleh hasil berupa kesimpulan-kesimpulan
berdasarkan ke-4 faktor dimuka yang sebelumnya telah dianalisa :

1. Strategi Kekuatan-Kesempatan (S dan O atau Maxi-maxi)


Strategi yang dihasilkan pada kombinasi ini adalah memanfaatkan
kekuatan atas peluang yang telah diidentifikasi. Misalnya bila kekuatan
perusahaan adalah pada keunggulan teknologinya, maka keunggulan ini
dapat dimanfaatkan untuk mengisi segmen pasar yang membutuhkan
tingkat teknologi dan kualitas yang lebih maju, yang keberadaanya dan
kebutuhannya telah diidentifikasi pada analisis kesempatan.
2. Strategi Kelemahan-Kesempatan (W dan O atau Mini-maxi)
Kesempatan yang dapat diidentifikasi tidak mungkin dimanfaatkan
karena kelemahan perusahaan. Misalnya jaringan distribusi ke pasar
tersebut tidak dipunyai oleh perusahaan. Salah satu strategi yang dapat
ditempuh adalah bekerjasama dengan perusahaan yang mempunyai
kemampuan menggarap pasar tersebut. Pilihan strategi lain adalah
mengatasi kelemahan agar dapat memanfaatkan kesempatan.
3. Strategi Kekuatan-Ancaman (S atau T atau Maxi-min)
Dalam analisa ancaman ditemukan kebutuhan untuk mengatasinya.
Strategi ini mencoba mencari kekuatan yang dimiliki perusahaan yang
dapat mengurangi atau menangkal ancaman tersebut. Misalnya ancaman
perang harga.
4. Strategi Kelemahan-Ancaman (W dan T atau Mini-mini)
Dalam situasi menghadapi ancaman dan sekaligus kelemahan
intern, strategi yang umumnya dilakukan adalah “keluar” dari situasi yang
terjepit tersebut. Keputusan yang diambil adalah “mencairkan” sumber
daya yang terikat pada situasi yang mengancam tersebut, dan
mengalihkannya pada usaha lain yang lebih cerah. Siasat lainnya adalah
mengadakan kerjasama dengan satu perusahaan yang lebih kuat, dengan
harapan ancaman di suatu saat akan hilang.
Dengan mengetahui situasi yang akan dihadapi, anak perusahaan
dapat mengambil langkah-langkah yang perlu dan bertindak dengan
mengambil kebijakan-kebijakan yang terarah dan mantap, dengan kata
lain perusahaan dapat menerapkan strategi yang tepat.
B. Analisis Swot

Analisa swot pada kasus dokumentasi keperawatan :


1. Kekuatan :
a. Tersedianya sarana dan prasarana untuk tenaga kesehatan (sarana
administrasi penunjang).
b. Sudah ada sistem pendokumentasian SOR.
c. Dokumentasi keperawatan.
1) Pengkajian menggunakan sistem head toe toe dan pola fungsi
kesehatan (Gordon).
2) Diagnosa keperawatan sampai dengan evaluasi menggunakan
SOAP.
3) Sistem pendokumentasian komputerisasi
4) Adanya kemauan perawat untuk melaksanakan pendokumentasian
5) Adanya kemauan perawat untuk melaksanakan pendokumentasian

2. Kelemahan
a. Jumlah pasien dan tingkat ketergantungan yang tinggi sehingga
pendokumentasian belum optimal.
b. Format pengkajian yang kurang sederhana.
c. Respon pasien kurang terpantau dalam lembar evaluasi.
d. SAK dan SOP belum maksimal digunakan.
e. Pengawasan terhadap sistematika pendokumentasian belum
dilaksanakan secara optimal.
3. Kesempatan
a. Adanya program latihan.
b. Peluang perawat untuk meningkatkan pendidikan (pengembangan
SDM)
c. Mahasiswa PSIK praktik manajemen untuk mengembangkan sistem
dokumentasi PIE.
d. Kerjasama yang baik antara perawat dan mahasiswa.
e. Model MPKP yang diterapkan mahasiswa PSIK.
4. Tantangan
a. Tingkat kesadaran masyarakat (pasien dan keluarga) akan tangguang
jawab dan tanggung gugat.
b. Akreditasi rumah sakit terhadap sistem pendokumentasian

Anda mungkin juga menyukai