TEORI
A. Fishbone
Diagram Tulang Ikan ini dikembangkan pertama kali oleh Prof. Kaoru
Ishikawa dari Universitas Tokyo pada tahun 1950. menunjukan struktur
Fishbone. Karakteristik mutu digambarkan pada kepala ikan sedangkan faktor
yang mempengaruhinya dituliskan di bagian ekor panah-panah yang mewakili
tulang ikan yang ada di bagian kiri diagram. Untuk aktivitas pemecahan
masalah (problem solving) yang ada di kepala ikan adalah masalah yang ak
dianalisa penyebabnya, sedangkan penyebab-penyebab yang berpengaruh
terhadap timbulnya masalah dituliskan di bagian ekor panah. Faktor-faktor
yang umum digunakan dalam Fishbone yang digunakan untuk menentukan
penyebab hasil produk cacat adalah :
1. Man : Manusia
2. Material : Material
3. Methode : Cara
4. Machine : Mesin
5. Environmet : Lingkungan
pengembangan
kemampuan pemimpin
Beban kerja
tempat kerja
Kesenjangan Tumpang
Kurangnya
Tenaga perawat
Posedur Tempat
1. Manusia
SDM merupakan faktor-faktor penting yang mempengaruhi turunnya
kinerja perawat di rumah sakit karena kualitas Sumber Daya Manusia dapat
mempengaruhi oleh skill, motivasi, disiplin, pengalaman kerja, pelatihan dan
pendidikan.
Semakin minim pengalaman kerja seorang perawat maka akan
mempengaruhi skill seorang yang akhirnya melibatkan turunya kinerja
perawat. Pendidikan pelatihan merupakan suatu proses yang dilakukan untuk
memudahkan perawat dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
Adanya pendidikan dan pelatihan menjamin tersedianya tenaga-tenaga yang
berkualitas dan professional di bidangnya. Dan dengan adanya motivasi
yang tinggi bias terciptanya suatu pelayanan yang professional.
2. Kebijakan
Salah satu factor dalam kinerja perawat, dengan adanya kebijakan
pemberian Reward untuk perawat yang memiliki prestasi dan kinerja yang
baik akan menigkatkan motivasi perawat untuk menyelesaikan tugas-tugas
perawat dengan baik. Selain itu, Gaji adalah factor penunjang yang paling
utama, Akan tetapi belum adanya acuan Nasional tentang pengembangan
karir professional keperawatan bias menyebabkan salah satu factor kinerja
perawat menurun.
3. Prosedur
Prosedur di dalam keperawatan sangat mempengaruhi kinerja perawat,
dengan adanya fasilitas yang lengkap akan memudahkan perawat untuk
melakukan tugas-tugas yang ada akan tetapi kurangnya tenaga perawat bias
mempengaruhi kinerja sebuah layanan kesehatan. Prosedur pemberian
penugasan yang tumpang tindih, bias menyebabkan kesenjangan kinerja
anatara harapan dan kenyataan, sehingga akan menimbulkan peningkatan
beban kerja.
4. Tempat
BAB II
TEORI
A. Swot
Analisa SWOT adalah suatu metoda penyusunan strategi perusahaan atau
organisasi yang bersifat satu unit bisnis tunggal. Ruang lingkup bisnis tunggal
tersebut dapat berupa domestik maupun multinasional. SWOT itu sendiri
merupakan singkatan dari Strength (S), Weakness (W), Opportunities(O),
dan Threats (T) yang artinya kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
atau kendala, dimana yang secara sistematis dapat membantu dalam
mengidentifikasi faktor-faktor luar (O dan T) dan faktor didalam perusahaan
(S dan W). Kata-kata tersebut dipakai dalam usaha penyusunan suatu
rencana matang untuk mencapai tujuan baik untuk jangka pendek maupun
jangka panjang.
Analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis
untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisa ini didasarkan pada
hubungan atau interaksi antara unsur-unsur internal, yaitu kekuatan dan
kelemahan, terhadap unsur-unsur eksternal yaitu peluang dan ancaman”.
Petunjuk umum yang sering diberikan untuk perumusan adalah :
1. Memanfaatkan kesempatan dan kekuatan (O dan S). Analisis ini
diharapkan membuahkan rencana jangka panjang
2. Atasi atau kurangi ancaman dan kelemahan (T dan W). Analisa ini lebih
condong menghasilkan rencana jangka pendek, yaitu rencana perbaikan
(short-term improvement plan)
2. Kelemahan
a. Jumlah pasien dan tingkat ketergantungan yang tinggi sehingga
pendokumentasian belum optimal.
b. Format pengkajian yang kurang sederhana.
c. Respon pasien kurang terpantau dalam lembar evaluasi.
d. SAK dan SOP belum maksimal digunakan.
e. Pengawasan terhadap sistematika pendokumentasian belum
dilaksanakan secara optimal.
3. Kesempatan
a. Adanya program latihan.
b. Peluang perawat untuk meningkatkan pendidikan (pengembangan
SDM)
c. Mahasiswa PSIK praktik manajemen untuk mengembangkan sistem
dokumentasi PIE.
d. Kerjasama yang baik antara perawat dan mahasiswa.
e. Model MPKP yang diterapkan mahasiswa PSIK.
4. Tantangan
a. Tingkat kesadaran masyarakat (pasien dan keluarga) akan tangguang
jawab dan tanggung gugat.
b. Akreditasi rumah sakit terhadap sistem pendokumentasian