Anda di halaman 1dari 3

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kenanga (Cananga odorata (Lam.) Hook.f & Thoms) merupakan salah
satu tanaman yang menghasilkan minyak atsiri. Di dalam bunga kenanga
terkandung senyawa-senyawa yang memiliki aktivitas antibakteri ( flavonoid,
minyak atisiri, dan saponin). Flavonoid berfungsi sebagai antibakteri karena
merupakan senyawa fenol yang memiliki sifat sebagai koagulator protein.
Saponin memiliki kemampuan sebagai pembersih dan antiseptik. Sedangkan
minyak atsiri berperan sebagai antibakteri dengan cara mengganggu proses
terbentuknya membran atau dinding sel. Khasiat dari minyak kenanga itu
sendiri yaitu digunakan untuk penyakit kulit, anti nyamuk, obat asma,
antimikroba dan antioksidan. Minyak atsiri kenanga dapat digunakan sebagai
antibakteri karena mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH) dan karbonil
yaitu senyawa polifenol, β-kariofilen, α-terpineol, β-linalool, farnesol, metil
benzoat, germakren-D, dan benzil benzoat (Sacchetti dkk, 2006).
Pada suatu penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui aktivitas
antibakteri dari minyak atsiri bunga kenanga, diketahui bahwa pada
konsentrasi 20% minyak atisiri bunga kenanga menunjukan memiliki daya
antibakteri terhadap bakteri gram positif Staphylococcus aureus. Aktivitas
terhadap bakteri akan terus meningkat sesuai dengan banyaknya kandungan
senyawa antibakteri dari minyak atsiri bunga kenanga yang diperoleh (Anggia
dkk, 2014).
Penggunaan minyak atsiri bunga kenanga ini sebagai antibakteri dapat
dilakukan dengan berbagai macam cara, salah satu diantaranya adalah dengan
penambahan minyak atsiri ke dalam formulasi sabun mandi cair. Karena
penggunaannya yang lebih praktis, lebih mudah dibawa, disimpan, tidak
mudah rusak dan kotor, serta bentuk yang menarik dibandingkan bentuk sabun

1
Formulasi Sediaan Sabun…, Fitra Ayu Ushbatun Nisa, Fakultas Farmasi UMP, 2015
2

lain. Selain digunakan sebagai antibakteri, minyak atsiri bunga kengana juga
berfungsi sebagai pengharum pada sediaan sabun mandi cair karena minyak
atsiri memilik sifat memberikan aroma yang khas sesuai dengan tanaman
penghasilnya ( Cahaya, 2013).
Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengkaji lebih lanjut dan
melihat seberapa besar pengaruh minyak atsiri bunga kenanga terhadap
aktivitas antibakteri yang diformulasikan dalam bentuk sediaan sabun mandi
cair. Didalam formulasi sabun mandi cair ini digunakan penambahan kadar
KOH yang bervariasi diantaranya yaitu KOH 12 %, KOH 14 %, dan KOH 16
%. Tujuannya adalah agar dapat mengetahui sifat fisik sabun mandi cair
dengan penambahan kadar KOH yang berbeda. Sehingga dilakukan uji mutu
dan kualitas yang meliputi uji organoleptik, pH, viskositas, bobot jenis, dan uji
daya busa.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka diperoleh rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh basis minyak kelapa dengan variasi konsentrasi
KOH dalam formulasi sabun mandi cair minyak atsiri bunga kenanga
(Cananga odorata (LAM.) Hook.f & Thoms) terhadap sifat fisiknya?
2. Formulasi sabun mandi cair mana yang memiliki daya antibakteri
paling optimal?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan
dilakukannya penelitian ini adalah:
1. Membandingkan sifat fisik sabun mandi cair berdasarkan variasi
konsentrasi KOH.
2. Mengetahui aktivitas antibakteri minyak atsiri bunga kenanga (
Cananga odorata (LAM.) Hook.f & Thoms) pada setiap formulasi
sabun mandi cair.

2
Formulasi Sediaan Sabun…, Fitra Ayu Ushbatun Nisa, Fakultas Farmasi UMP, 2015
3

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Masyarakat dapat memanfaatkan tanaman khususnya bunga kenanga
(Cananga odorata (LAM.) Hook.f & Thoms) yang tumbuh
dilingkungan sekitar.
2. Masyarakat dapat menggunakan sabun mandi cair dari minyak atsiri
bunga kenanga (Cananga odorata (LAM.) Hook.f & Thoms) sebagai
sabun mandi yang berkhasiat sebagai antibakteri.

3
Formulasi Sediaan Sabun…, Fitra Ayu Ushbatun Nisa, Fakultas Farmasi UMP, 2015

Anda mungkin juga menyukai