TAHFIDZUL QUR’AN
Proses Pembelajaran Tah dzul Qur’an
fi
2.Hifdz (menghafal)
3.Rabt (menggabungkan)
1. Talqin
1. Talqin (1)
Talqin adalah kegiatan guru membaca ayat untuk ditirukan oleh
muridnya.
1. Talqin (2)
Mengenalkan ayat yang akan dihafal dan mengikat ingatan dengan
hal-hal unik pada ayat-ayat tersebut:
1. Talqin (3)
Murid membaca dari mushaf dengan disimak oleh gurunya dan
diyakinkan bahwa bacaan sudah benar.
2. Hifdz (Menghafal)
2. Hifdz (Menghafal) (1)
Mengkondisikan tempat:
Ruang tertutup.
، وتارة يكون في الكتابة بالبنان، وتارة يكون في اللسان،والعلم تارة يكون في األذهان
. والرسمي يستلزمهما من غير عكس،ذهني ولفظي ورسمي
“Dan ilmu itu kadang di dalam kiran, atau di lisan dan kadang di
dalam menulis dengan jari. Fikiran, lisan dan penulisan. Dengan
menulis, ilmu didapat dengan keduanya ( kiran dan lisan) tapi
tidak sebaliknya”
-شيخ اإلسالم ابن تيمية رحمه اهلل ،في الفتاوى الكبرى ٢/٢٣٥
“Adapun belajar dengan menghafalkan Al Qur’an, itu lebih
diutamakan dari pada kebanyakan ilmu pengetahuan yang yang
oleh orang sekarang dinamakan dengan ilmu yang sebenarnya
kalau itu bukan ilmu yang batil adalah ilmu yang sedikit
manfaatnya. Dan menghafal Al Qur’an diutamakan bagi orang
yang ingin mempelajari ilmu agama baik itu yang ushul (pokok)
atau yang furu’ (cabang). Sesungguhnya bagi orang seperti ini
yang disyari’atkan pada waktu-waktu ini adalah memulai dengan Al
Qur’an, karena sesungguhnya Al Qur’an adalah dasar pokok
agama”
– Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam Al Fatawa Kubro, juz 2 hal: 235
أركان الحفظ
RUKUN
MENGHAFAL
1 2 3
1. Waktu
“Ya Allah, berikan berkah kepada ummatku di pagi hari mereka”
HR. Ibnu Majah, dishahihkan oleh Syaikh Albani
“Waktu yang paling bagus untuk menghafal adalah pada waktu
sahur, sedang yang paling bagus untuk belajar adalah waktu pagi,
untuk menulis adalah waktu siang dan untuk muroja’ah
(mengulang) serta membaca adalah malam hari”
Apabila semua ayat yang baru sudah dihafal maka harus dibaca
semua ayat yang baru dihafal tersebut semuanya berulangkali
sampai dirasa sudah lancar, tidak perlu berhenti dan ber kir saat
berpindah dari ayat ke ayat berikutnya.
fi
3. Rabt (3)
Saat murid sudah hafal dengan lancar, materi hafalan yang
disetorkan kepada guru adalah gabungan antara dua hafalan lama
dengan hafalan baru.
4. Tasmi’ (menyetorkan hafalan)
4. Tasmi’ (1)
Yaitu menyetorkan hafalan baru murid kepada gurunya.
Sebelum tasmi’, murid harus hafal betul dan meyakinkan tidak ada
kesalahan atau hafalan yang kurang lancar.
4. Tasmi’ (2)
Guru menanyakan dulu beberapa hal yang disampaikan saat talqin.
4. Tasmi’ (3)
Guru mengisi buku pantauan setoran hafalan dan memberikan nilai
untuk:
Kelancaran hafalan
Bacaan
Adab
4. Tasmi’ (4)
Macam-macam penilaian kesalahan dalam setoran:
Dalam tasmi’maksimal tanbih 3 kali dan harus tidak ada khatha’ sama
sekali. Kalau terjadi tanbih sampai 3 kali dan khatha’ sekali maka
murid diperintahkan untuk mengulang lagi hafalan dan menyetorkan
kembali. Diberi kesempatan setor di majlis saat itu atau majlis
berikutnya.
Guru memberikan pujian apabila murid selesai tasmi’ dengan
sempurna dan terus mendoakan serta memberikan motivasi agar
terus semangat dalam menghafal Al Qur’an sampai selesai