Anda di halaman 1dari 6

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

FIQIH
Disusun untuk melaksanan Praktek Pengalaman Lapangan I

Dosen Pembimbing: Drs. Ichsan, M.Pd.

Disusun Oleh:

Masitoh Ratna Juwita

(11410007)

Pendidikan Agama Islam

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga

Yogyakarta

2014
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : MTs Hidayatus Shibyan

Mata Pelajaran : Fiqih

Kelas/ Semester : VII/ I

Materi Pokok : Adzan dan Iqomah

Alokasi Waktu : 1x20 menit

1. Standar Kompetensi
Memahami tata cara adzan dan iqomah
2. Kompetensi Dasar
Melaksanakan tata cara adzan dan iqomah
3. Indikator Pencapaian Kompetensi
a. Menjelaskan pengertian adzan dan iqomah
b. Menyebutkan dalil tentang adzan dan iqomah
c. Menjelaskan ketentuan adzan dan iqomah
d. Mempraktekkan adzan dan iqomah
4. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi tentang adzan dan iqomah dengan metode ceramah, tanya
jawab, diskusi dan strategi Inquiring Mind Want to Know, Index Card, Practice-
rehearsal Pairs diharapkan siswa dapat:
a. Menjelaskan pengertian adzan dan iqomah
b. Menyebutkan dalil tentang adzan dan iqomah
c. Menjelaskan ketentuan adzan dan iqomah
d. Mempraktekkan adzan dan iqomah
5. Materi Ajar
Adzan dan iqomah
Cakupan materi:
a. Pengertian adzan dan iqomah
b. Dalil tentang adzan dan iqomah
c. Ketentuan tentang adzan dan iqomah
6. Pendekatan dan Metode/ Strategi Pembelajaran
a. Pendekatan : Pendekatan pembelajaran terintegrasi.
b. Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab.
c. Strategi : Inquiring Mind Want to Know, jigsaw learning, Practice-
rehearsal Pairs
7. Kegiatan Pembelajaran
a. Pendahuluan (3 menit)
1) Memberi salam, menanyakan kabar dan memberi motivasi siswa untuk semangat
belajar.
2) Apersepsi (menanyakan materi pelajaran yang lalu)
3) Pre test (dengan memutarkan mp3 adzan, dan siswa diminta untuk menebak suara
lafadz dari mp3 tersebut)
4) Acuan (menjelaskan kompetensi dasar, indikator atau tujuan pembelajaran yang
akan dicapai, atau menyampaikan materi dan cakupan materi yang akan
dipelajari)
b. Kegiatan Inti (10 menit)
Eksplorasi
1) Guru meminta siswa untuk memberikan pengertian tentang adzan dan iqomah
2) Guru menjelaskan tentang pengertian adzan dan iqomah.
3) Siswa dibagi dalam kelompok kecil
4) Guru membagikan kartu indeks yang berisi materi tentang adzan dan iqomah
kepada masing-masing kelompok.
Elaborasi
1) Siswa mempresentasikan materi yang telah diberikan guru ke kelompok lain.
2) Satu kelompok diminta untuk mempraktikkan tatacara adzan dan iqomah dan
kelompok lain memberikan pengamatan dan penilaian. Hal ini dilakukan secara
bergantian.
Konfirmasi
1) Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang telah mempraktikkan adzan dan
iqomah.
2) Guru bersama dengan siswa menyimpulkan hasil belajar tentang adzan dan
iqomah
c. Kegiatan Akhir
1) Guru melakukan post test dengan memberikan beberapa pertanyaan terhadap
siswa.
2) Guru memberi tugas individu kepada siswa untuk mengamati muadzin di daerah
sekitar rumahnya apakah sudah sesuai dengan tatacara yang diajarkan.
3) Guru mengakhiri pembelajaran dengan do’a.
8. Penilaian
a. Teknik Penilaian
1) Tes Lisan dengan penilaian instan
2) Non Tes : Pengamatan dan Penugasan
b. Bentuk Instrumen
1) Tes Lisan
1. Perbedaan adzan dan iqomah terletak pada lafadznya. (benar atau salah)
2. Orang yang mengumandangkan adzan wajib pula mengumandangkan
iqomah(benar atau salah)
3. Adzan merupakan panggilan untuk segera menunaikan sholat (benar atau
salah)
4. Jumlah takbir dalam adzan adalah 4 kali (benar atau salah)
5. Hukum adzan adalah fardhu ain (benar atau salah)
2) Pengamatan
Pengamatan dilakukan ketika siswa melakukan diskusi dan mendemonstrasikan
hasil diskusi
No Nama Aspek yang dinilai Jumlah
siswa Perhatian Keaktifan Ketepatan Kesopanan skor
1
2

3) Penugasan
Siswa diminta untuk mengamati muadzin di daerah sekitar tempat tinggalnya
apakah sudah sesuai dengan ketentuan-ketentuan adzan dan iqomah.
9. Media dan Sumber Belajar
a. Media Pembelajaran
1) Papan tulis
2) Kartu indeks
3) Kertas plano
4) Laptop
b. Sumber Belajar
1) Drs. Ahmad Junaidi. M, S.Pd.I, Fiqh untuk Kelas VII Semester Gasal MTs,
(Klaten: Gema Nusa, 2012), hal. 35-39.
2) Zainudin bin Abdul Aziz al-Malibari al-Fanani, Fathul Mu’in, terj. KH. Moch.
Anwar (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1994), hal. 298-317.

Yogyakarta, 28 Februari 2014


Mengetahui
Dosen Pembimbing Praktikan

Drs. Ichsan, M.Pd. Masitoh Ratna Juwita


NIP. 11410007
Lampiran Materi:

Adzan dan Iqomah

I. Adzan
a. Pengertian adzan
Arti adzan menurut bahasa adalah “memberi tahu”. Sedangkan menurut istilah adzan
berarti panggilan atau seruan yang menandai masuknya shalat lima waktu dan
dilafadzkan dengan lafadz tertentu.
b. Hukum adzan
Ulama berselisih pendapat mengenai hukum adzan. Sebagian ulama mengatakan
bahwa hukum adzan adalah sunnah muakkad. Namun pendapat yang lebih kuat adalah
bahwa hukum adzan adalah fardhu kifayah untuk kaum laki-laki. Dan hukum adzan bagi
kaum wanita adalah tidak diwajibkan dan tidak pula disunnahkan.
c. Syarat adzan
1. Telah masuk waktu shalat. Kecuali untuk shalat subuh, adzan boleh dilaksanakan dua
kali, yaitu sebelum waktu shubuh tiba, dan pada saat waktu subuh tiba.
2. Berniat adzan. Hendaknya seorang berniat dalam hati untuk melaksanakan adzan
karena Allah.
3. Dikumandangkan dengan bahasa arab.
4. Lafadz adzan diucapkan dengan jelas dan benar.
5. Lafadz adzan diucapkan sesuai urutan.
6. Lafadz adzan diucapkan secara bersambung tanpa diselingi dengan perkataan.
7. Adzan yang dikumandangkan oleh muadzin hendaknya didengarkan oleh orang lain.
d. Sunnah adzan
1. Muadzin harus suci dari hadas besar dan hadas kecil dan najis.
2. Muadzin menghadap kiblat ketika mengumandangkan adzan.
3. Ketika membaca hayya ‘ala sholah, mu’adzin menghadapkan muka dan dadanya
ke sebelah kanan, kemudian ketika membaca hayya ‘alal falah,
muadzinmenghadapkan muka dan dadanya ke sebelah kiri.
4. Muadzin memasukkan dua anak jarinya ke dalam kedua telinga.
5. Muadzin hendaknya bersuara nyaring dalam melafadzkan adzan atau iqomah.
6. Ketika mengumandangkan adzan tidak boleh diselingi dengan berbicara.
Setelah mengumandangkan adzan hendaknya mu’adzin membaca do’a setelah
adzan
e. Lafadz Adzan

‫هللا اكبر هللا أكبر هللا أكبر هللا أكبر‬

‫أشهد أن ألله اال ّ هللا أشهد أن ألله االّ هللا‬

‫أشهد أنّ محمدا رسول هللا أشهد أنّ محمدا رسول هللا‬

‫ي على الصّالة‬
ّ ‫ي على الصّالة ح‬
ّ ‫ح‬

‫ي على الفالح‬
ّ ‫ي على الفالح ح‬
ّ ‫ح‬
‫هللا أكبر هللا أكبر‬

‫ألله االّ هللا‬

f. Doa setelah adzan

‫ت ُم َح َّمدًا‬ ِ ‫ آ‬،‫صالَةِ ْالقَائِ َم ِة‬َّ ‫ َوال‬،‫اَللَّ ُه َّم َربَّ َه ِذ ِه الدَّع َْوةِ التَّا َّم ِة‬
ِ َ‫ْال َو ِس ْيلَةَ َو ْالف‬
ْ ‫ َوا ْب َعثْهُ َمقَا ًما َمحْ ُم ْودًا الَّ ِذ‬،َ‫ض ْيلَة‬
،ُ ‫ي َو َعدْتَه‬
َ‫ف ْال ِم ْي َعاد‬
ُ ‫ِإنَّكَ لَ ت ُ ْخ ِل‬
Artinya :
“”Ya Allah, Rabb Pemilik panggilan yang sempurna (adzan) ini dan shalat (wajib)
yang didirikan, Berilah Al-Wasilah (derajat di Surga, yang tidak akan diberikan
selain kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam) dan fadhilah kepada Muhammad.
Dan bangkitkan beliau sehingga bisa menempati maqam terpuji yang telah Engkau
janjikan. [Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji].”

II. Iqomah
a. Pengertian Iqomah
Iqomah berarti panggilan atau seruan bahwa shalat akan segera dilaksanakan.
b. Hukum iqomah
Hukum iqomah adalah fardhu kifayah.
c. Sifat Iqomah
Orang yang melakukan adzan tianjurkan untuk mengumandangkan iqomah juga. Namun
dalam hal ini sifatnya tidak wajib.
d. Lafadz iqomah

‫هللا اكبر هللا أكبر‬

‫أشهد أن ألله اال ّ هللا أشهد أن ألله االّ هللا‬

‫أشهد أنّ محمدا رسول هللا أشهد أنّ محمدا رسول هللا‬

‫ي على الصّالة‬
ّ ‫ي على الصّالة ح‬
ّ ‫ح‬

‫ي على الفالح‬
ّ ‫ي على الفالح ح‬
ّ ‫ح‬

‫قد قامت الصالة قد قامت الصالة‬

‫هللا أكبر هللا أكبر‬

‫ألله االّ هللا‬

Anda mungkin juga menyukai