Anda di halaman 1dari 7

Nama : Eka Lesmana

Nim : 27117010
Topik : Imajinasi, Kreativitas dan
Desain

Komik Sebagai Hasil dari Imajinasi dan Kreativitas

Manusia adalah makhluk yang dianugrahi oleh akal dan pikiran, manusia
memiliki kemampuan dalam memanfaatkan dan mengolah berbagai hal yang ada
disekitarnya. Hal ini dipengaruhi dengan bagaimana mereka melihat dan merasakan hal-
hal yang ada di sekitarnya dan bagaimana mereka menginterpretasikan hal-hal tersebut.
Kehidupan sosial, budaya dan cara berfikir dapat mempengaruhi bagaimana manusia
melihat dan memandang sesuatu, juga dapat mempengaruhi bagaimana manusia
bersikap, dan juga berfikir, layaknya perkataan Meister Eckhart “ When the soul wants
to experience something she throws out an image in front of her and then steps into it”.
Salah satu yang menarik dari proses yang terkait dengan sensasi dan persepsi ini adalah
proses bagaimana manusia berimajinasi dan berkreasi. Imajinasi dapat dikatakan
sebagai akal ataupun dasar pikiran yang kemudian dapat menjadi dasar dari sebuah
proses berkreasi. Manusia kemudian banyak menggunakan imajinasi mereka yang
membantu mereka dalam kehidupan dan beradaptasi juga dalam proses berkarya dan
mendesain..
Dalam bidang desain imajinasi dan juga kreativitas memiliki peranan yang
sangat penting dalam lahirnya sebuah karya. pemahaman akan objek ataupun hal-hal
yang ada di alam semesta dapat membantu kita dalam berimajinasi yang dapat
berhujung pada terlahirnya sebuah karya yang baik. Semua berkaitan antara satu dengan
yang lain. Kita dapat mengatakan bahwa sangat banyak objek ataupun karya-karya
desain di sekeliling kita yang merupakan hasil dan buah dari sebuah imajinasi dan
kreativitas manusia. Produk-produk berlomba-lomba menciptakan branding pada diri
mereka untuk menarik khalayak pada segmentasi tertentu. Dan salah satu bidang desain
yang cukup berkembang saat ini adalah komik.
Sekilas tentang komik. Komik berasal dari kata Comic yang kemudian
diadaptasikan kedalam bahasa Indonesia menjadi komik. Komik biasanya menceritakan
dan menyampaikan suatu pesan dengan beberapa gambar yang dipadukan dengan teks.
Namun tidak jarang ditemukan komik yang hanya terdiri dari gambar saja. Dari
beberapa karakteristik komik ini Scott McCloud dalam bukunya yang berjudul
Understanding Comics (2001: 20) kemudian mendefinisikan komik sebagai gambar
gambar dan lambang-lambang lain yang terjukstaposisi (berdekatan, bersebelahan)
dalam urutan tertentu yang bertujuan untuk memberikan informasi atau untuk mencapai
tanggapan estetis dari pembaca. Komik merupakan sebuah medium narasi visual
(Visual Art, 2007:28). Komik juga dikatakan sebagai sastra gambar (Boneff, 1998:7).
Dengan demikian terdapat dua hal yang menjadi unsur dasar terbentuknya komik, yaitu
gambar dan narasi atau cerita, sehingga karena sifat yang khas ini maka komik disbut
sebagai medium hibrida (Visual Art, 2007:18). Oleh karena itu unsur cerita atau sastra
menduduki unsur yang penting selain gambar. Dan dari kedua unsur tesebut dapat
dikatakan bahwa peranan bagaimana seorang komikus berimajinasi sangatlah penting.
Dengan imajinasi yang baik komikus dapat menyajikan cerita dan gambar yang unik
yang kemudian dapat membantu dan membawa pembaca dalam dunia yang dipaparkan
oleh seorang komikus.
Komik juga kemudian dapat menjadi media bentuk komunikasi yang dapat
membawa pembaca dalam ruang imajinasi baru. Melalui tokoh-tokoh yang ada dalam
komik pembaca secara tidak langsung dapat merasakan kondisi dan peristiwa yang
terjadi dalam komik tersebut. Ekspresi, ilustrasi dan unsur verbal juga membawa
pembaca dalam imajinasi yang sesuai dengan interpretasi mereka, terutama jika cerita
yang disajikan dapat bersinggung dengan kondisi dan pengalaman pembaca. Imajinasi
menjadi sebuah hal yang memberi warna khusus pada komik, baik itu bagi komikus
ketika berkarya ataupun pembaca yang membaca komik tersebut. Kesan dan kekuatan
media komik ini kembali lagi menjadikan komik sebagai wadah yang baik dalam
bercerita maupun menyampaikan pesan kepada para pembaca.
Terlepas dari itu melihat dari fenomena yang ada, masing-masing manusia juga
memiliki pandangan dalam melihat komik. Di Indonesia sendiri Citra komik dikatakan
mengalami perubahan dari masa ke masa. Pernah muncul anggapan umum bahwa
komik sarat akan nilai-nilai buruk yang berupa pornografi karena di dalam komik

1
tersebut memuat gambar-gambar yang cukup seronok ataupun memvisualkan adegan
cinta secara berlebihan. Selain itu ditinjau dari aspek bahasa, komik di cap sebagai seni
yang non gramatis karena tidak menggunakan tuturan kata yang sarat akan kesopanan,
karena bahasa komik kadang kasar dan tidak menghiraukan kaidah-kaidah norma yang
dianut oleh masyarakat. Secara visual dalam komik kadang juga memunculkan ilustrasi
yang menampilkan adegan-adegan sadis dan berdarah-darah. (Maharsi, 2010: 9) pada
kesimpulannya komik dinilai sebagai sesuatu yang tidak memiliki unsur edukatif.
Fenomena ini pernah muncul sekitar tahun 1965 dimana pada masa itu komik Indonesia
dianggap mengalami perubahan anak nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, dimana
sebelumnya komik banyak di hias oleh nilai-nilai yang terkait dengan kebaikan menjadi
tema yang kurang menjunjung nilai tersebut. Namun pada tahun 1970-an tema-tema
komik Indonesia mulai menuju kepada tema kebudayaan lokal, dan komik dengan
tema-tema yang dirasa kurang mendidik secara moral mulai surut. Saat itu juga mulai
banyak mucul tulisan-tulisan yang mengupas tentang komik sebagai sebuah media
dalam ranah komunikasi yang disinyalir akan memiliki masa depan yang cerah.
Terlepas dari pandangan akan baik dan buruk, perbedaan-perbedaan tema dan cerita
pada komik dari masa ke masa dapat menjadi penjelasan bagaimana tiap manusia
memiliki dasar dan pola pikiran juga imajinasi yang berbeda dalam proses
menghasilkan sebuah karya yang beragam. Sebagai manifestasi kebudayaan, komik
dapat mempengaruhi pembaca dengan imajinasi-imajinasi yang diciptakan, karena
itulah dapat dikatakan bahwa komik mengemban misi kebudayaan yang luhur, yaitu
mendidik masyarakat agar senantiasa tanggap dan mampu menyesuaikan diri terhadap
perkembangan jaman.
Komik merupakan buah dari imajinasi dan kreativitas, dan ketika kita melihat
dari sisi media komik itu sendiri, komik pun biasanya dibuat dalam tujuan yang
berbeda-beda, seperti memberi informasi, pengetahuan, sebagai media curahan hati oleh
komikusnya, atau bahkan hanya untuk sekedar hiburan. Komik juga biasanya dapat
menunjukkan ciri khas dan identitas dari orang, atau kelompok yang membuatnya,
entah itu menyangkut budaya, sejarah dan lain-lain contohnya dapat kita lihat pada
komik “Vagabond” karya Takehiko Inoue yang menceritakan tentang kehidupan
Miyamoto Musashi yang memberikan kita gambaran dan seakan membawa kita
tenggelam dalam setting kehidupan Jepang di abad ke 16, komik “Alice in

2
Wonderland”, atau “Snow White” yang berasal dari cerita rakyat yang dapat membawa
pembacanya ke dunia fantasi, dan lain sebagainya.
Ada banyak bagian ataupun elemen-elemen dalam komik yang juga berkaitan
erat dengan imajinasi dan juga kreativitas, mulai dari tema yang di angkat, ataupun gaya
gambar yang di pilih, Penggambaran tema dan cerita dalam komik juga biasanya dapat
membuat orang berfikir mengenai kehidupan, baik yang berhubungan dengan dirinya
sendiri maupun orang lain. Sehingga kemampuan dalam menggambarkan dan
menyajikan cerita sangat penting. Dengan menyajikan cerita yang dapat membuat
pembaca berfikir, pembaca dapat masuk dalam perasaan yang beragam, dan melihat
pemikiran baru yang penting disampaikan oleh komik itu sendiri. Sedangkan gaya
gambar banyak di pengaruhi oleh perbedaan pandangan, dan pikiran terhadap suatu hal,
salah satunya adalah perbedaan akan penggambaran tubuh manusia, perbedaan ini
kemudian memunculkan perbedaan persepsi dan mempengaruhi cara para komikus
dalam mengeksekusi komiknya. sebagai contoh Amerika dengan gaya gambarnya yang
realis, dan Jepang dengan gaya manganya, namun tak hanya di Jepang dan Amerika,
dua gaya gambar ini juga di adopsi oleh banyak komikus di berbagai belahan dunia.
Dua gaya gambar ini pun kemudian yang mendominasi perkomikan dunia ini kemudian
mempengaruhi kita sebagai pembaca dalam melihat dan memilih karya komik. Ada
pembaca yang menyukai gaya gambar Amerika, ada juga yang menyukai gaya gambar
Jepang, ataupun lainnya, karena terlepas dari itu ada banyak ragam gaya gambar yang
yang dipakai oleh para komikus, bahkan terkadang kita dapat melihat perbedaan gaya
gambar yang berbeda dari berbagai wilayah atau negara, yang kemudian menjadi ciri
khas dari wilayah atau negara tersebut. Hal ini tentu saja juga di pengaruhi oleh
bagaimana lingkungan dan tempat membentuk bagaimana mereka berproses kreasi,
bagaimana cara pandang mereka akan suatu hal seperti bagaimana gaya hidup, dan
kebudayaan membentuk cara mereka dalam menggambarkan dan merealisasikan
imajinasi mereka. Sebagai media visual, komik membebaskan komikus untuk
menggunakan gaya ilustrasi seperti apapun, baik itu seni representasional realistis untuk
menangkap keindahan dan kerumitan dunia nyata sampai kartun sederhana untuk
memerintahkan identifikasi serta keterlibatan dari para pembacanya (McCloud, 2001:
204).

3
Sebagai contoh kecil terkait dengan pengaruh gaya gambar, kita dapat melihat
di Indonesia saat ini industri komik banyak di dominasi oleh komik dengan gaya
gambar manga yang berasal dari Jepang, baik itu. Tak hanya komik impor, para
komikus dan juga penerbit lokal di Indonesia saat ini banyak memproduksi komik
dengan gaya manga. Hal ini berbeda dengan komik pada tahun-tahun sebelumnya
seperti tahun 60-an dimana gaya gambar komik banyak mengambil referensi dari gaya
gambar realistis layaknya komik-komik amerika. Yang menjadi pertanyaan adalah
mengapa gaya gambar jepang ini menjadi sesuatu yang sangat fenomenal dan
berpengaruh di Indonesia? karena seperti pemaparan sebelumnya dimana gaya gambar
sendiri dapat dilihat sebagai hasil dari sebuah perwujudan persepsi dan juga imajinasi
akan suatu hal seperti bagaimana kita melihat suatu objek dan lain-lain, sehingga
muncul pertanyaan bagaimana gaya gambar asal negri sakura ini banyak mempengaruhi
para pembaca dan juga komikus berkarya, membentuk persepsi mereka dalam
mencipta dan memilih komik. Kita ingat lagi di tahun 90-an layar kaca Indonesia
banyak dihiasi oleh film-film dari negri sakura, toko buku juga banyak dihiasi oleh
komik-komik dari Jepang, fakumnya industri komik Indonesia pada masa itu juga
menjadi salah satu faktor mengapa komik-komik dari Jepang ini mendominasi pasar
komik di Indonesia. komik dan film-film animasi ini kemudian mempengaruhi dan
memiliki dampak besar pada anak-anak di masa itu. Dan saat ini komikus Indonesia
sebagian besar merupakan mereka yang lahir ataupun mengalami tahun 90-an dimana
komik dan juga film-film animasi Jepang menjadi suatu bagian penting di masa kecil
mereka, hal ini kemudian dapat dikatakan memberikan dampak dan membentuk
persepsi mereka dalam berkarya.
Dalam komik juga terdapat elemen ilustrasi Ilustrasi adalah seni gambar yang
dipakai untuk memberi penjelasan atas suatu tujuan atau maksud tertentu secara visual
(Kusrianto, 2007:140). Ilustrasi sangat erat sekali kaitannya dengan komik, bedanya
ilustrasi hanya terdiri dari beberapa gambar yang melukiskan isi dari suatu cerita,
namun komik adalah gambar-gambar yang memvisualkan keseluruhan isi cerita
(Kusrianto, 2007:154). Ilustrasi juga dikatakan sebagai gambaran pesan yang tak
terbaca namun bisa mengurai cerita. Dengan ilustrasi ini makan pesan yang
disampaikan akan lebih berkesan karena pembaca akan lebih mudah mengingat gambar
daripada kata-kata (Kusmiati R, 1999:44). Karena itulah ilustrasi dalam komik memiliki

4
peranan yang sangat penting, ia adalah salah satu realisasi dari imajinasi sang komikus,
juga dapat membawa kita makin terlena dengan cerita yang dipaparkan.
Komik pada dasarnya merupakan cerita bersambung yang tersaji melalui gambar
ilustrasi. Kepekaan ilustrator dalam menangkap kondisi sosial tiap tokohnya
menyebabkan ekspresi yang muncul dari tokoh-tokoh tersebut mampu tercipta dengan
baik(Kusmiati R, 1999:57). Dengan demikian nilai ilustrasi dalam komik menduduki
kedudukan penting disamping cerita yang disuguhkan kepada para pembaca. Dengan
ilustrasi, pembaca semakin mengenali karakter tokohnya, pembaca juga semakin
mampu membuat pola imajinasi yang sesuai dengan visualisasi adegan yang tergambar
dalam panel komik tersebut. Dengan ilustrasi pula runtutan adegan yang membentuk
alur cerita semakin mudah dipahami oleh pembaca. Ia menjadi suatu unsur pendukung
yang membantu cerita dapat tersampaikan dengan baik kepada pembaca
Selain dari yang di sebutkan di atas, kemudian dapat ditarik sebuah kesimpulan dimana
pada intinya dilihat dari sudut medianya itu sendiri, sangat banyak elemen-elemen
komik yang sangat terkait dengan proses berkreasi dan berimajinasi, pemahaman akan
berbagai hal seperti kehidupan dan juga perasaan manusia juga tentang objek-objek
yang ada disekitar akan sangat membantu komikus dalam berimajinasi untuk
menghasilkan sebuah karya yang dapat berpengaruh terhadap audience, seperti
membantu komikus dalam membawakan sebuah cerita dan menciptakan karakter
sebagai pembawa cerita dan lain-lain. elemen-elemen yang ada dalam komik ini jika di
olah dengan baik akan menghasilkan karya yang baik pula, menciptakan sebuah ikatan
antara komik dan juga audience, baik itu ikatan yang berasal dari hal yang bersifat fisik
terkait dengan visual maupun yang bersifat non fisik atau biasa di sebut Ikatan
emosional. Komik yang berhasil menggugah pembaca dalam dua aspek ini akan
memiliki dampak besar bagi pembaca, tak hanya sebagai hiburan namun juga dapat
merubah dan membentuk persepsi mereka terhadap hal-hal yang ada di sekitarnya.
Komik saat ini juga sudah menjadi media komoditi dan lahan profesi, kaitan komik
sebagai buah dari sebuah imajinasi dan kreatifitas sangatlah erat, terkait satu dengan
yang lain. Baik itu dilihat dari elemen-elemen yang menyusun komik itu sendiri,
ataupun dilihat dari hal-hal yang mendapat pengaruh dari komik, seperti audience dan
lain-lain. Komik juga sudah mulai berkembang dari sekedar media hiburan menjadi
media yang dipakai untuk promosi ataupun edukasi. Komik juga menjadi media yang

5
menggambarkan perkembangan dan fenomena yang terjadi saat ini. Karena itulah
komik dapat dilihat sebagai sebuah media yang dapat memberikan informasi,
menghibur ataupun mempengaruhi dengan daya pikatnya yang unik.memberikan
nuansa baru dalam sebuah proses komunikasi dalam kehidupan modern. Komik akan
terus berubah dan berkembang seiring dengan jaman dan fenomena yang terjadi,
fenomena, budaya dan akan sesuatu mempengaruhi bagaimana pembaca memilih komik
dan juga mempengaruhi para komikus dalam proses mereka berkarya dan berkreasi,
komik itu sendiri kemudian dapat didefinisikan menjadi sebuah dunia kreatif tanpa
batas yang memberi keleluasaan pada komikus dalam berimajinasi dan juga berkreasi
melalui eksplorasi cerita, penokohan dan sebagainya.

Referensi
Bonneff, Marcell. (1998), Les Bandes Dessiness Indonesiennes atau Komik Indonesia,
terjemahan Rahayu S. Hidayat, 1988, KPG, Jakarta.
Kusmiati, Artini R. (1999), Teori Dasar Disain Komunikasi Visual, Djambatan, Jakarta.
Kusrianto, Adi (2007), Pengantar Desain Komunikasi Visual, Penerbit Andi,
Yogyakarta.
Maharsi, Indiria. (2011). Komik Dunia Kreatif Tanpa Batas. Kata Buku, Yogyakarta
Komik dan Lukisan: Letupan Serbaneka Gaya, Majalah Seni Rupa Visual Art, Edisi 16,
(Desember2006/Januari 2007), Percetakan Buana Printing, Jakarta.
McCloud, Scott. (2001). Understanding Comics. Kepustakan Populer Gramedia,
Jakarta.
The Book Of Symbols Reflections on Archetypal Images, (2010). Taschen, China

Anda mungkin juga menyukai