Anda di halaman 1dari 3

Rangkuman Gabriela Theofilia Siahaan – 705210031 – Kelas H

Perbedaan asesmen psikologis dan tes psikologis

1. Psikotes mengungkap potensi yang ada serta meramalkan kecenderungan perilaku yang akan
muncul kemudian. Psikotes juga dapat mengungkap dan mencari tahu sebab dan alasan munculnya
perilaku tersebut. Hal ini dikarenakan sifat beberapa alat tes dapat bersifat proyeksi atau bersifat
klinis. Jadi ini keuntungan dari jasa psikotes, selain mengungkap potensi, meramalkan, juga
mengetahui alasannya.

2. Assessment mengungkap kompetensi, yaitu memotret perilaku yang muncul secara langsung. Hal
ini terjadi karena assessment test biasanya menggunakan simulasi-simulasi dibandingkan paper test
sebagaimana psikotest. Dibandingkan psikotes, assessment cenderung bersifat straight atau melihat
langsung perilaku yang muncul tanpa perlu mengungkap apa yang mendasari seseorang berperilaku
tertentu. ramalannya pun bersifat on sight, artinya apa yang tersurat saja.

Karakteristik tes psikologis

- Prosedur standar
- Sampel perilaku
- Skor dan kategori
- Norma dan standar
- Prediksi atas perilaku non-tes

Jenis tes

1. Group test: Pengukuran biasanya berupa pencil and paper yang digunakan untuk menguji
sekelompok orang dalam jumlah besar pada waktu yang bersamaan.
2. Individual test: Pemeriksa dapat membangkitkan level motivasi subjek dan meng-asses
relevansi factor lain terhadap hasil tes. Didesain untuk perorangan.
- Intelligence test: Mengukur kemampuan individu secara relative global bidang-bidang
seperti pemahaman verbal, organisasi perseptual, atau penalaran dan dengan demikian
membantu menentukan potensi pekerjaan tertentu.
- Aptitude test: Mengukur kemampuan untuk tugas atau jenis keterampilan yang relative
spesifik, tes bakat pada dasarnya merupakan bentuk tes kemampuan yang sempit.
- Achievement test: Mengukur tingkat pembelajaran, keberhasilan, pencapaian seseorang
dalam suatu mata pelajaran atau tugas.
- Creativity test: Menilai pemikiran baru, orisinal, dan kapasitas untuk menemukan solusi yang
tidak biasa atau tidak terduga, terutama untuk masalah yang didefinisikan secara samar.
- Personality test: Mengukur sifat, kualitas, atau perilaku yang menentukan individualitas
seseorang, tes tersebut meliputi daftar periksa, inventaris, dan teknis proyektif.
- Interest Inventories: Mengukur prferensi individu untuk kegiatan atau topik tertentu dan
dengan demikian membantu menentukan pilihan pekerjaan.
- Behavioural Procedures: Secara obyektif menggambarkan dan meghitung frekuensi perilaku,
mengidentifikasi anteseden dan konsekuensi dari perilaku.
- Neuropsychological test: Mengukur kognitif, sensorik, persepsi, dan kinerja motorik untuk
menentukan tingkat, lokus, dan konsekuensi perilaku dari kerusakan otak.

Kegunaannya

1. Klasifikasi
-Placement: Pemilihan orang ke dalam program yang berbeda sesuai dengan kebutuhan
atau keterampilan mereka.
-Screening:Mengacu pada tes atau prosedur yang cepat dan sederhana untuk
mengidentifikasi orang-orang yang mungkin memiliki kelainan khusus karakteristik atau
kebutuhan.
-Certification: Sertifikasi dan seleksi keduanya memiliki kualitas lulus atau gagal. Lulus ujian
sertifikasi memberikan hak istimewa.
2. Diagnosis
3. Self Knowledge
4. Evaluation
5. Research

Standarisasi tes

1. Harus valid: Validitas suatu tes adalah tarap sejauh mana tes itu mengukur apa yang
seharusnya diukurnya, jadi makin tinggi validitas suatu tes, maka tes itu makin mengenai
sasarannya, makin menunjukkan apa yang seharusnya ditunjukkannya.
2. Test itu harus reliable: Reliabelitas suatu tes adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran
dapat dipercaya. Hasil pengukuran dipercaya bila beberapa kali pelaksanaan pengukuran
terhadap kelompok diperoleh relative sama.
3. Test itu harus obyektif: Yang obyektif itu adalah penilaiannya. Tes yang obyektif akan
memberikan hasil yang sama kalau dinilai oleh tester yang berlainan.
4. Test itu harus diskriminatif: Dapat mengungkapkan gejala tertentu dan menunjukkan
perbedaan-perbedaan (diskriminasi) gejala tersebut pada individu yang satu dan individu
yang lain.
5. Test itu harus comprehensive: Dapat sekaligus mengungkap (menyelidiki) banyak hal.
6. Test itu harus mudah digunakan.

Administrasi tes

- Dalam tes individual pemeriksa harus sangat familiar dengan material tes yang digunakan.
Tes harus diingat sehingga pemeriksa mengantisipasi respon yang tepat untuk kejadian yang
muncul selama proses testing.
- Dalam testing yang valid sensitivitas terhadap ketidakmampuan dari terperiksa. Jika
ketidakmampuan tidak dikenali, maka interpretasi tes yang keliru akan muncul, misalnya
yang cacat pendengaran dapat didiagnosis keliru sebagai cacat mental.
- Pemeriksa administrasi tes kelompok, pemeriksa harus menggunakan instruksi oral yang
ketat dan mengetahui limit waktu. Sebagai tambahan kondisi fisik testing harus memadai,
misalnya pencahayaan yang baik dan kebisingan minimal.

Pihak-pihak yang terlibat dalam asesmen

- Pemimpin atau penguji asesmen (assessor)

- Subjek atau orang yang melakukan test asesmen

Anda mungkin juga menyukai